BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung sebagai salah satu kota yang perkembangannya sangat pesat dihadapkan pada berbagai kebutuhan dalam memenuhi kehidupan perkotaan. Semakin pesatnya pertumbuhan penduduk Kota Bandung ini menyebabkan kebutuhan akan sarana dan prasarana perkotaan bertambah pula. Salah satu sektor yang sangat penting dalam menunjang kehidupan perkotaan adalah perumahan. Keberadaan sarana dan prasarana dalam lingkungan suatu perumahan merupakan sesuatu hal yang sangat penting guna mendukung kualitas kehidupan dan mobilitas dari penghuni dalam perumahan tersebut. Kualitas suatu perumahan yang baik tentu saja perlu ditunjang pula oleh kualitas sarana dan prasarana perumahan yang menunjang kehidupan perumahan tersebut, seperti ketersediaan fasilitas sosial. Rata-rata penyediaan fasilitas lingkungan perumahan di Indonesia, hanya menyediakan fasilitas lingkungan berdasarkan standar menurut developer tanpa melihat aspek preferensi penghuni. Oleh karena itu, dalam upaya menciptakan perumahan dengan ketersediaan fasilitas lingkungan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan penghuni, dibutuhkan acuan atau arahan penyediaan fasilitas lingkungan perumahan yang didasarkan pada preferensi atau kebutuhan penghuni. Dalam Permendagri Nomor 1 Tahun 1987 tentang Penyerahan Prasarana Lingkungan Utilitas Umum dijelaskan bahwa tipe perumahan yang ada saat ini terdiri atas 2 (dua) kategori. Pertama adalah perumahan yang lengkap, artinya pada saat rumah tersebut dibeli oleh seseorang, maka calon penghuni atau pemiliknya sudah mendapatkan perumahan yang siap pakai yang disertai dengan fasilitas yang lengkap termasuk pengadaan fasilitas lingkungannya. Sebagai contoh adalah perumahan Bumi Adipura yang berada dalam wilayah pengembangan Gedebage di Kota Bandung. Kedua adalah perumahan yang tidak lengkap, artinya dalam tipe perumahan ini pada saat rumah tersebut dibeli, pemiliknya belum mendapatkan fasilitas secara lengkap. 1

2 2 Permasalahan dirasakan mulai muncul pada perumahan tipe pertama ketika penghuni secara tidak langsung menerima segala fasilitas perumahan yang ada secara sepihak tanpa mengetahui apa sebenarnya keinginan penghuni terhadap fasilitas yang dibutuhkan. Fasilitas yang ada di lingkungan tersebut belum tentu merupakan fasilitas yang diinginkan atau dibutuhkan oleh penghuni. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kemungkinan beberapa fasilitas lingkungan yang lebih diinginkan keberadaannya oleh penghuni tetapi kenyataannya tidak berada dalam perumahan tersebut. Dalam Petunjuk Pembangunan Kawasan Perumahan Kota disebutkan bahwa ada 5 (lima) jenis fasilitas sosial yang diarahkan penyediaannya dalam lingkungan perumahan yaitu: fasilitas pendidikan, perdagangan, kesehatan, peribadatan, dan olahraga / ruang terbuka.dengan spesifikasi : 1) Fasilitas Pendidikan : TK, SD, SLTP, dan SLTA 2) Fasilitas Perdagangan : warung, pertokoan, toko swalayan dan pasar. 3) Fasilitas Kesehatan : praktik dokter, apotik, toko obat, balai pengobatan dan puskesmas 4) Fasilitas Peribadatan 5) Fasilitas Olahraga dan Ruang Terbuka : lapangan olahraga dan taman. Dalam Standar Perencanaan Kebutuhan Sarana Kota (Soefaat, Neighborhood Planning) dijelaskan bahwa penyediaan fasilitas lingkungan perumahan harus disesuaikan dengan standar ukuran fasilitas tersebut. Penting untuk menempatkan sebuah fasilitas yang efektif dari segi jarak jangkauan penghuni terhadap keberadaan fasilitas, serta efisien dari segi biaya penyediaannya. Konsep perencanaan lingkungan yang sehat (Barton, 2000) sangat erat kaitannya dengan akses terhadap fasilitas lingkungan. Fasilitas lingkungan sehat yang tersedia dalam suatu lingkungan perumahan, setidaknya ada 3 aspek yang menunjang yaitu jarak jangkau yang sehat terhadap keberadaan fasilitas sosial, tersedianya akses yang baik terhadap pelayanan, serta peningkatan intensitas berjalan kaki dibandingkan intensitas berkendaraan dalam melakukan perjalanan terhadap fasilitas pelayanan.

3 3 Dalam kasus perumahan Bumi Adipura Kota Bandung (proses pembangunan baru memasuki tahap ke-4 dari 13 tahapan pembangunan yang direncanakan), penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui preferensi penghuni terhadap penyediaan fasilitas di lingkungan perumahan. Hasil penelitian ini akan sangat berguna sebagai dasar pertimbangan untuk arahan dalam penyediaan fasilitas lingkungan di perumahan Bumi Adipura selanjutnya berdasarkan preferensi penghuni serta sesuai standar ukuran daya tampung dan jarak jangkauan yang sehat. Karena itu, studi arahan penyediaan fasilitas lingkungan berdasarkan preferensi penghuni di perumahan Bumi Adipura ini penting untuk dilakukan. 1.2 Rumusan Permasalahan Permasalahan muncul ketika fasilitas-fasilitas yang terdapat dalam lingkungan perumahan yang telah terbangun dan ditempati pemilik rumah, kenyataannya tidak sesuai dengan keinginan atau kebutuhan penghuni. Oleh karena itu dibutuhkan suatu kajian berkaitan dengan arahan penyediaan fasilitas lingkungan perumahan berdasarkan preferensi penghuni. Untuk menjawab permasalahan tersebut, penelitian ini penting dilakukan untuk dijadikan sebagai dasar pertimbangan untuk arahan dalam penyediaan fasilitas lingkungan di perumahan Bumi Adipura yang sesuai dengan keinginan serta mampu memenuhi kebutuhan penghuninya. 1.3 Tujuan dan Sasaran Studi Tujuan studi ini adalah untuk merumuskan arahan penyediaan fasilitas lingkungan perumahan Bumi adipura berdasarkan preferensi penghuni. Untuk mencapai tujuan studi tersebut maka sasaran dari studi ini adalah:. 1. Mengidentifikasi pola pemanfaatan fasilitas sosial penghuni di wilayah studi. 2. Mengidentifikasi preferensi penghuni terhadap penyediaan fasilitas lingkungan perumahan 3. Menganalisis tingkat kebutuhan fasilitas lingkungan perumahan berdasarkan standar kebutuhan pelayanan di wilayah studi.

4 4 4. Merumuskan arahan penyediaan fasilitas lingkungan perumahan 1.4 Ruang Lingkup Studi Ruang lingkup studi yang dilakukan terbagi menjadi 2 (dua) bagian penjelasan yaitu ruang lingkup wilayah studi yang menggambarkan alasan pemilihan dan kondisi wilayah studi, serta ruang lingkup analisis yang menjelaskan mengenai jenis dan kedalaman analisis yang dilakukan Ruang Lingkup Wilayah Studi Untuk memenuhi tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka lokasi yang dipilih sebagai wilayah studi ini adalah perumahan Bumi Adipura yang terletak di Kecamatan Rancasari, Kelurahan Derwati, Wilayah Pengembangan Gedebage, Kota Bandung. Pertimbangan pemilihan lokasi perumahan ini adalah sebagai berikut: 1. Perumahan Bumi Adipura merupakan perumahan yang terletak di wilayah pinggiran Kota Bandung. Fasilitas sosial yang terkonsentrasi di pusat kota, menyebabkan sulitnya akses untuk menjangkau keberadaan fasilitas-fasilitas tersebut. Oleh karena itu perumahan Bumi Adipura diharapkan mampu menyediakan fasilitas lingkungan yang mampu melayani kebutuhan penghuninya. 2. Perumahan Bumi Adipura termasuk kategori tipe perumahan yang lengkap (Permendagri No.1 Tahun 1987), di mana penghuni perumahan memperoleh kepemilikan rumah yang disertai keberadaan fasilitas lingkungannya. Namun keberadaan fasilitas lingkungan yang disediakan perumahan ini, belum tentu merupakan fasilitas yang diinginkan maupun dibutuhkan oleh penghuninya. 3. Perumahan Bumi Adipura, merupakan salah satu perumahan terbesar yang direncanakan (150 Ha) di Kota Bandung terutama di wilayah pengembangan Gedebage. 4. Perumahan Bumi Adipura dibangun dengan pembagian skala 3 (tiga) tipe rumah yaitu Sederhana, Menengah dan Mewah; sehingga cocok dipergunakan untuk studi kasus dalam penelitian ini.

5 5 Standar klasifikasi tipe rumah mengacu pada standar developer Bumi Adipura, yang mengklasifikasikan tipe rumah menjadi 3 (tiga) tipe rumah berdasarkan jenis dan luas rumah yang dibangun. Klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Rumah Sederhana Rumah yang sasarannya adalah golongan masyarakat yang berpenghasilan menengah Rumah dengan lingkungan yang dibangun dengan standar developer yaitu bangunan rumah tipe 21, tipe 28 dan tipe 32 dengan luas tanah antara 54 m 2 sampai 60 m Rumah Menengah Rumah yang sasarannya adalah golongan masyarakat yang berpenghasilan menengah ke atas Rumah dengan lingkungan yang dibangun dengan standar developer yaitu bangunan rumah tipe 36, tipe 40, tipe 46, tipe 48, tipe 56 dan tipe 62 dengan luas tanah antara 84 m 2 sampai 120 m Rumah Mewah Rumah yang sasarannya adalah golongan masyarakat yang berpenghasilan tinggi Rumah dengan lingkungan yang dibangun dengan standar developer yaitu bangunan rumah tipe 66 dan diatas tipe 70 dengan luas tanah antara 120 m 2 sampai 200 m Ruang Lingkup Analisis Dalam studi ini, lingkup pembahasannya bersifat merumuskan arahan penyediaan fasilitas lingkungan perumahan berdasarkan preferensi penghuni serta sesuai dengan standar kebutuhan pelayanan dan standar jarak yang sehat. Penelitian ini bersifat studi kasus, bukan merupakan generalisasi dari seluruh perumahan yang ada di Kota Bandung, sehingga hanya dapat dijadikan informasi atau referensi dalam penyediaan fasilitas lingkungan perumahan Bumi Adipura.

6 6 Sesuai dengan tujuan dari studi ini yaitu merumuskan arahan penyediaan fasilitas lingkungan perumahan berdasarkan preferensi penghuni, maka ruang lingkup analisis yang dilakukan dalam studi ini adalah untuk menjawab 4 (empat) hal, yaitu: 1. Pola pemanfaatan fasilitas sosial penghuni di wilayah studi. 2. Preferensi penghuni terhadap penyediaan fasilitas lingkungan perumahan Bumi Adipura. 3. Tingkat kebutuhan fasilitas lingkungan perumahan berdasarkan standar kebutuhan pelayanan di wilayah studi. 4. Rumusan arahan penyediaan fasilitas lingkungan perumahan Bumi Adipura Pada studi ini yang dimaksud dengan fasilitas lingkungan perumahan adalah fasilitas yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan penghuni perumahan atau fasilitas-fasilitas sosial yang dibutuhkan masyarakat dalam lingkungan perumahan. Dalam Petunjuk Pembangunan Kawasan Perumahan Kota disebutkan bahwa ada 5 (lima) jenis fasilitas sosial yaitu: fasilitas pendidikan, perdagangan, kesehatan, peribadatan, dan olahraga/ruang terbuka. Maka dalam studi ini, ruang lingkup fasilitas sosial yang akan diteliti yaitu : 1. Fasilitas Pendidikan, dibatasi pada tingkat pendidikan: TK, SD, SMP, dan SMA 2. Fasilitas Perdagangan, dibatasi pada warung, pertokoan, toko swalayan dan pasar. 3. Fasilitas Kesehatan, dibatasi pada tempat praktik dokter, apotik, toko obat, balai pengobatan dan puskesmas 4. Fasilitas Peribadatan, dibatasi pada Mesjid atau Gereja. 5. Fasilitas Olahraga dan Ruang Terbuka dibatasi pada lapangan olahraga dan taman.

7 7 1.5 Metode Penelitian Sub bab ini menjelaskan dan menguraikan mengenai tahap analisis yang digunakan dalam penelitian serta teknik pengumpulan data yang terdiri atas survey data primer dan survey data sekunder Tahap Analisis Tahap analisis yang dilakukan meliputi: 1. Identifikasi Pola Pemanfaatan Fasilitas Sosial Penghuni Untuk mengidentifikasi pola pemanfaatan fasilitas sosial menurut tipe rumah, maka faktor yang dikaji adalah spesifikasi fasilitas sosial, lokasi dan alasan memilih lokasi fasilitas sosial yang digunakan oleh penghuni perumahan. - Pengkajian spesifikasi fasilitas sosial yang digunakan adalah untuk mengetahui jenis fasilitas sosial yang dimanfaatkan. - Pengkajian lokasi pemanfaatan fasilitas sosial adalah untuk mengetahui lokasi pemilihan penghuni dalam memanfaatkan fasilitas sosial. - Alasan pemilihan fasilitas sosial dimaksudkan untuk mengetahui hal-hal yang mendasari penghuni memilih fasilitas sosial tertentu dibanding fasilitas lainnya, seperti alasan kedekatan, kualitas, kelengkapan, faktor harga dan sebagainya, untuk kemudian dipertimbangkan dalam arahan penyediaan fasilitas lingkungan perumahan. Data yang dipergunakan dalam analisis ini diperoleh melalui survei data primer yaitu dengan menyebarkan kuesioner mengenai pola pemanfaatan fasilitas sosial. 2. Identifikasi Preferensi Penghuni terhadap Penyediaan Fasilitas di Lingkungan Perumahan Untuk mengetahui preferensi penghuni terhadap penyediaan fasilitas di lingkungan perumahan Bumi Adipura, dilakukan dengan menggunakan metode penelitian pembobotan atau penskoran terhadap penghuni berdasarkan tipe rumah. Data yang dipergunakan dalam analisis ini diperoleh melalui survei data primer mengenai peringkat tingkat kebutuhan penghuni dalam memilih fasilitas sosial di lingkungan perumahan melalui penyebaran

8 8 kuesioner. Kuesioner ini bersifat tertutup yaitu dengan menyediakan alternatif jawaban dalam bentuk peringkat prioritas. 3. Analisis Tingkat Kebutuhan Fasilitas Lingkungan Perumahan Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui tingkat kebutuhan fasilitas lingkungan perumahan berdasarkan acuan jumlah penduduk (Kepmen P.U. No. 378/KPTS/1987), Standar Perencanaan Kebutuhan Sarana Kota (Soefaat: Neighborhood Planning) mengenai standar ukuran fasilitas serta berdasarkan standar acuan jarak sehat (Barton, 2000). Tingkat kebutuhan ini diukur dengan melakukan estimasi jumlah penduduk perumahan Bumi Adipura berdasarkan kebutuhan pelayanan di wilayah studi. Luas ukuran fasilitas lingkungan dihitung berdasarkan standar dengan memperhatikan aspek penduduk yang dilayani dan daya tampung. 4. Rumusan Arahan Penyediaan Fasilitas di Lingkungan Perumahan Memberikan rumusan arahan penyediaan fasilitas lingkungan perumahan, berdasarkan hasil preferensi, ukuran yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan dan daya tampung, serta sesuai dengan arahan jarak sehat Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam studi ini, dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu survey data primer dan survey data sekunder. 1. Survey data primer Survey data primer ini dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi mengenai penyediaan jumlah dan kondisi eksisting fasilitas lingkungan perumahan di wilayah studi, pola pemanfaatan fasilitas sosial penghuni berdasarkan tipe rumah serta preferensi penghuni terhadap penyediaan fasilitas lingkungan perumahan. Survei data primer ini dilakukan dengan 3 (tiga) cara yaitu : a. Wawancara, proses ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dari tokoh-tokoh masyarakat di wilayah studi ini serta pihak pengembang. Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara ini terutama kondisi

9 9 eksisting fasilitas sosial yang ada, pengelolaan fasilitas dan mekanisme penyediaan fasilitas lingkungan tersebut. b. Observasi atau pengamatan lapangan, proses pengambilan data ini dilakukan untuk mengamati lokasi atau objek penelitian. Objek yang diamati dan dilihat dalam observasi ini mencakup mengenai ketersediaan fasilitas sosial, jumlah fasilitas sosial yang ada, kondisi fasilitas sosial, dan karakteristik warga di lokasi studi. c. Penyebaran kuesioner, proses ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner terhadap warga. Kuesioner ini mencakup pertanyaan yang bertujuan untuk mengetahui data-data yang menyangkut identitas, yang terdiri atas umur, pendidikan, pekerjaan, lama tinggal, data mengenai pendapatan dan pengeluaran rutin per bulan, pola pemanfaatan fasilitas sosial penghuni serta preferensi penghuni terhadap fasilitas lingkungan perumahan. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga di Perumahan Bumi Adipura yang termasuk dalam wilayah Kelurahan Derwati Kecamatan Rancasari Kota Bandung. Saat ini perumahan telah dihuni oleh 1066 kepala keluarga (KK) dengan 4223 jiwa. Objek penelitian yaitu fasilitas sosial perumahan. Mengingat jumlah populasi yang relatif banyak, maka dilakukan penarikan sampel dengan teknik sampling proporsional. Penentuan ukuran sampel menggunakan rumus Slovin (Rakhmat, 1997:2). Perhitungan ini digunakan karena sudah diketahui jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu KK di Perumahan Bumi Adipura. Perhitungan ukuran sampel adalah sebagai berikut: N n = Ne Keterangan : n = ukuran sampel N = jumlah populasi e = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persentase kelonggaran ketelitian karena pengambilan sampel populasi) batas kesalahan ditentukan sebesar 10%.

10 n = = 91,42 Berdasarkan perhitungan dengan rumus di atas, maka dapat diperoleh ukuran sampel minimal sebanyak 92 sampel. Namun untuk lebih memudahkan penilaian menurut penghuni berdasarkan 3 (tiga) tipe rumah, setiap tipe rumah diambil sampel sebanyak 33 responden, sehingga pengambilan sampel untuk tiga tipe rumah berjumlah 99 responden yang sudah memenuhi kriteria minimal jumlah sampel sebanyak 92 responden. Responden dalam penelitian ini adalah Kepala keluarga Survei data sekunder Survei data sekunder dilakukan untuk mendapatkan informasi-informasi yang berkaitan dengan studi ini dari pemerintah daerah, pihak pengembang, kantor kelurahan, RT setempat, serta studi literatur mencakup mengenai konsep ruang Neigborhood Unit, tinjauan mengenai fasilitas sosial, konsep dan standar penyediaan fasilitas lingkungan perumahan, serta konsep Healthy Neighborhood Planning yang terkait dengan studi ini.

11 11 Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran Umumnya penyediaan fasilitas lingkungan perumahan hanya menurut standar developer Permendagri No. 1 Tahun 1987 Tentang Penyerahan Prasarana Lingkungan Utilitas Umum: Perumahan Tipe Lengkap Perumahan Tipe Tidak Lengkap Permasalahan : Perumahan tipe lengkap Developer membangun perumahan lengkap beserta fasilitasnya Konsumen membeli rumah beserta fasilitasnya Pembangunan fasilitas hanya sesuai standar tanpa melihat aspek preferensi penghuni Adanya kemungkinan fasilitas lingkungan yang lebih diinginkan keberadaannya oleh penghuni tetapi kenyataannya tidak berada dalam perumahan tersebut Perlunya rumusan arahan penyediaan fasilitas di lingkungan perumahan berdasarkan preferensi penghuni Studi kasus Perumahan Bumi Adipura Kota Bandung Penghuni rumah tipe sederhana Penghuni rumah tipe menengah Penghuni rumah tipe mewah Identifikasi Pola Pemanfaatan Fasilitas Sosial Penghuni Identifikasi preferensi penghuni terhadap penyediaan fasilitas lingkungan perumahan Preferensi penghuni perumahan Bumi Adipura terhadap penyediaan fasilitas lingkungan perumahan Analisis Tingkat Kebutuhan Fasilitas Lingkungan Perumahan Kepmen PU 378/KPTS/ 1987 : Standar jumlah penduduk Konsep healthy Neighborhood Planning mengenai arahan jarak sehat (Hugh.Barton, 2000) Standar Perencanaan Kebutuhan Sarana Kota (Soefaat: Neighborhood Planning) : Luasan fasilitas Kebutuhan fasilitas lingkungan perumahan Bumi Adipura Rumusan arahan penyediaan fasilitas lingkungan perumahan Bumi Adipura

12 Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : BAB 1 Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang, rumusan permasalahan, maksud, tujuan dan sasaran studi, ruang lingkup studi, metodologi penelitian dan sistematika pembahasan. BAB 2 Landasan Teori Bab ini berisikan konsep yang mendasari studi ini konsep ruang Neigborhood Unit, tinjauan umum mengenai fasilitas sosial, konsep dan standar penyediaan fasilitas lingkungan perumahan serta konsep Healthy Neighborhood Planning. BAB 3 Gambaran Wilayah Studi Bab ini berisikan gambaran umum wilayah studi mengenai kondisi internal wilayah studi, kondisi eksternal wilayah studi, dan karakteristik penghuni perumahan Bumi Adipura. BAB 4 Analisis Bab ini berisikan analisis yang dibutuhkan dalam studi ini, yang terdiri dari identifikasi pola pemanfaatan fasilitas sosial di wilayah studi, identifikasi preferensi penghuni terhadap penyediaan fasilitas lingkungan perumahan, analisis tingkat kebutuhan fasilitas lingkungan berdasarkan standar kebutuhan pelayanan, serta arahan penyediaan fasilitas lingkungan perumahan Bumi Adipura BAB 5 Kesimpulan Pada bab ini dipaparkan beberapa temuan studi, kesimpulan dan rekomendasi mengenai arahan penyediaan fasilitas lingkungan perumahan Bumi Adipura sebagai hasil akhir penelitian. Selain itu juga disebutkan kelemahan studi yang akan mendasari usulan studi lanjutan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan bagian akhir dari penelitian yang merupakan kesimpulan studi. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai temuan studi, kesimpulan, rekomendasi, kelemahan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 3.1 Gambaran Umum Perumahan Bumi Adipura Secara umum Perumahan Bumi Adipura berada pada wilayah pengembangan bagian Timur Kota Bandung, tepatnya di wilayah pengembangan

Lebih terperinci

FASILITAS SOSIAL, TANGGUNG JAWAB SIAPA?

FASILITAS SOSIAL, TANGGUNG JAWAB SIAPA? FASILITAS SOSIAL, TANGGUNG JAWAB SIAPA? Seringkali kita mendengar istilah fasilitas sosial fasilitas umum (fasos fasum) untuk menggambarkan fasilitas yang bisa digunakan publik. Dalam peraturan tentang

Lebih terperinci

ARAHAN PENYEDIAAN FASILITAS LINGKUNGAN BERDASARKAN PREFERENSI PENGHUNI DI PERUMAHAN BUMI ADIPURA KOTA BANDUNG

ARAHAN PENYEDIAAN FASILITAS LINGKUNGAN BERDASARKAN PREFERENSI PENGHUNI DI PERUMAHAN BUMI ADIPURA KOTA BANDUNG ARAHAN PENYEDIAAN FASILITAS LINGKUNGAN BERDASARKAN PREFERENSI PENGHUNI DI PERUMAHAN BUMI ADIPURA KOTA BANDUNG TUGAS AKHIR Oleh: MOCH. RAMDHANI P. P. NIM. 15402063 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN

Lebih terperinci

KAJIAN TINGKAT PELAYANAN FASILITAS SOSIAL BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT DI PERKOTAAN SUBANG

KAJIAN TINGKAT PELAYANAN FASILITAS SOSIAL BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT DI PERKOTAAN SUBANG KAJIAN TINGKAT PELAYANAN FASILITAS SOSIAL BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT DI PERKOTAAN SUBANG Oleh : Meyliana Lisanti 1, Reza M. Surdia 2 1 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Pasundan

Lebih terperinci

Wahyu Imam Santoso (1), Iwan Kustiwan, (2) Abstrak

Wahyu Imam Santoso (1), Iwan Kustiwan, (2) Abstrak Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB Kajian Penggunaan Fasilitas Lingkungan Rusunami di Kawasan Pinggiran Kota dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Berdasarkan Preferensi Penghuni

Lebih terperinci

PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN

PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN POSITIVISTIK Merupakan pendekatan penelitian yang bersumber pada fakta dan berlandaskan teori untuk menganalisis obyek spesifik di lapangan. KAUSAL

Lebih terperinci

Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat

Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Babbie, Earl The Practice of Social Research. California: Wadsworth. Publishing Company.

DAFTAR PUSTAKA. Babbie, Earl The Practice of Social Research. California: Wadsworth. Publishing Company. DAFTAR PUSTAKA Kelompok Buku Teks Babbie, Earl. 1983. The Practice of Social Research. California: Wadsworth. Publishing Company. Barton, Tsourou. 2000. Healthy Urban Planning. London.:World Health Organization.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR FASILITAS SOSIAL DI KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO SULAWESI UTARA.

IDENTIFIKASI KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR FASILITAS SOSIAL DI KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO SULAWESI UTARA. IDENTIFIKSI KETERSEDIN INFRSTRUKTUR FSILITS SOSIL DI KECMTN MLLYNG KOT MNDO SULWESI UTR. Onya rlita. Dansa, Surijadi Supardjo, ST, MSi, manda Sembel, ST, MT,MSi Fakultas Teknik, Program Studi Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan pesatnya perkembangan kota, membutuhkan sarana dan prasarana untuk menunjang berbagai aktivitas masyarakat kota. Meningkatnya aktivitas

Lebih terperinci

STUDI KETERSEDIAAN SARANA PRASARANA BERDASARKAN STANDAR DAN PENILAIAN PENGHUNI PERUMNAS BUKIT BERINGIN LESTARI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

STUDI KETERSEDIAAN SARANA PRASARANA BERDASARKAN STANDAR DAN PENILAIAN PENGHUNI PERUMNAS BUKIT BERINGIN LESTARI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR STUDI KETERSEDIAAN SARANA PRASARANA BERDASARKAN STANDAR DAN PENILAIAN PENGHUNI PERUMNAS BUKIT BERINGIN LESTARI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: ADHITYA PERMANA L2D 605 180 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN

Lebih terperinci

Unisba.Repository.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Unisba.Repository.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 mengenai Pemerintahan Daerah, mulailah era baru dalam sistem pembangunan di daerah. Pada intinya otonomi daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan suatu wilayah/kota berdampak pada perubahan sosial, ekonomi, geografi, lingkungan dan budaya sehingga diperlukan fasilitas penunjang untuk melayani kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang merupakan bagian dari pelayanan sosial yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat kota, karena sarana merupakan pendukung kegiatan/aktivitas masyarakat kota

Lebih terperinci

Gambar 5 Peta administrasi kota Tangerang Selatan

Gambar 5 Peta administrasi kota Tangerang Selatan METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah Kota Tangerang Selatan yang merupakan hasil pemekaran dari kabupaten Tangerang propinsi Banten. Kota Tangerang Selatan mempunyai luas wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota menurut Alan S. Burger The City yang diterjemahkan oleh (Dyayadi, 2008) dalam bukunya Tata Kota menurut Islam adalah suatu permukiman yang menetap (permanen) dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosio-ekonomi dan budaya serta interaksi dengan kota kota lain di sekitarnya. Secara

BAB I PENDAHULUAN. sosio-ekonomi dan budaya serta interaksi dengan kota kota lain di sekitarnya. Secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penduduk merupakan subjek sekaligus objek pembangunan, sebagai subjek pembangunan penduduk perlu ditingkatkan kualitasnya dan sebagai objek pembangunan penduduk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data III. METODE PENELITIAN A. Penelitian Kepustakaan Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder dan teori-teori yang mendukung rencana penulisan yang terkait.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk kota kota di Indonesia baik sebagai akibat pertumbuhan penduduk maupun akibat urbanisasi telah memberikan indikasi adanya masalah perkotaan yang

Lebih terperinci

BAB IV DASAR PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH

BAB IV DASAR PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH BAB IV DASAR PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH 4.1 Umum Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan sistem distribusi air bersih yaitu berupa informasi mengenai kebutuhan air bersih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan perumahan, yang merupakan kebutuhan dasar bagi setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan perumahan, yang merupakan kebutuhan dasar bagi setiap warga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 salah satu cita-cita perjuangan bangsa Indonesia adalah terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur, seiring

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 99 BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Temuan Studi Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini, terdapat beberapa hal sebagai temuan studi yaitu sebagai berikut : 1. Karakteristik

Lebih terperinci

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi 23 PROFIL DESA Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil lokasi penelitian, yang pertama mengenai profil Kelurahan Loji dan yang kedua mengenai profil Kelurahan Situ Gede. Penjelasan profil masingmasing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perkotaan yang signifikan merupakan wujud nyata pembangunan dalam perkembangan kawasan perkotaan. Perkembangan kawasan perkotaan tidak dapat dipungkiri

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian Pengaruh faktor bermukim masyarakat terhadap pola persebaran adalah pendekatan penelitian deduktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan penduduk dapat ditampung dalam ruang-ruang sarana sosial dan ekonomi, tetapi tidak akan berjalan dengan baik tanpa didukung oleh pelayanan infrastruktur yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada Bab ini akan dibahas kajian teoritis mengenai konsep ruang Neighborhood Unit, tinjauan mengenai fasilitas sosial, konsep dan standar penyediaan fasilitas lingkungan perumahan

Lebih terperinci

STUDIO 3 PERENCANAAN & PENGEMBANGAN WILAYAH KELURAHAN GANDUS 1

STUDIO 3 PERENCANAAN & PENGEMBANGAN WILAYAH KELURAHAN GANDUS 1 STUDIO 3 PERENCANAAN & PENGEMBANGAN WILAYAH Raghanu Yudhaji 2014280001 Retno Kartika Sari 2014280003 Resty Juwita 2014280021 Antya Franika 2014280013 Aprido Pratama 2014280024 Khoirurozi Ramadhan G 2014280005

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB PENGEMBANG MEMILIH LOKASI PERUMAHAN DI KECAMATAN SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR INTISARI

FAKTOR PENYEBAB PENGEMBANG MEMILIH LOKASI PERUMAHAN DI KECAMATAN SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR INTISARI JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 4 No 1 Januari 2017 Halaman 19-26 e-issn : 2356-5225 http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jpg FAKTOR PENYEBAB PENGEMBANG MEMILIH LOKASI PERUMAHAN DI KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH Bab ini berisikan gambaran umum wilayah yaitu Kelurahan Purwawinangun Kecamatan Kuningan yang meliputi kondisi geografis, kependudukan, kondisi perekonomian, kondisi fasilitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN PENDEKATAN PENELITIAN TAHAPAN PENELITIAN METODE PENGUMPULAN DATA METODE ANALISA VARIABEL PENELITIAN METODE SAMPLING BAB III METODE PENELITIAN 10 PENDEKATAN PENELITIAN Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA 2016 B A D A N P U S AT S TAT I S T I K KO TA B I T U N G Statistik Kecamatan Lembeh Utara 2016 Statistik Kecamatan Lembeh Utara 2016 No. Publikasi : 7172.1616 Katalog

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan sejarahnya Desa Karta Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan sejarahnya Desa Karta Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Desa Karta. Berdasarkan sejarahnya Desa Karta Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten Tulang Bawang Barat adalah nama sebuah Desa yang terletak

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

pembangunan (misalnya dalam Musrenbang). Oleh sebab itu, pemerintah tidak mengetahui secara tepat apa yang sebenarnya menjadi preferensi lokal

pembangunan (misalnya dalam Musrenbang). Oleh sebab itu, pemerintah tidak mengetahui secara tepat apa yang sebenarnya menjadi preferensi lokal 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan desentralisasi pembangunan di Indonesia pada era otonomi daerah tidak dapat terpisahkan dari upaya perwujudan demokrasi dalam pembangunan. Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB II PROFIL WILAYAH. acuan untuk menentukan program kerja yang akan dilaksanakan selama KKN

BAB II PROFIL WILAYAH. acuan untuk menentukan program kerja yang akan dilaksanakan selama KKN BAB II PROFIL WILAYAH A. Kondisi Wilayah Survei sangat perlu dilakukan sebelum penerjunan ke lokasi KKN sebagai acuan untuk menentukan program kerja yang akan dilaksanakan selama KKN belangsung, sehingga

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO 4. 1. Kondisi Geografis 4.1.1. Batas Administrasi Desa Polobogo termasuk dalam wilayah administrasi kecamatan Getasan, kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Wilayah

Lebih terperinci

Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis (Membership)

Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis (Membership) Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis (Membership) Peningkatan jumlah penduduk dan perubahan kualitas lingkungan permukiman di kota depok (studi kasus kelurahan bhaktijaya, kecamatan sukmajaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan daerah perkotaan pada dasarnya ditentukan oleh tiga faktor, yaitu faktor manusia, faktor aktivitas manusia, dan faktor pergerakan manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang BAB III METODE PERANCANGAN Dalam perancangan Rumah Susun Sederhana Sewa, telah dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang bertujuan untuk menunjang proses perancangan selanjutnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Bandung, merupakan sebuah kota metropolitan dimana didalamnya terdapat beragam aktivitas kehidupan masyarakat. Perkembangan kota Bandung sebagai kota metropolitan

Lebih terperinci

Identifikasi Ketersediaan dan Kualitas Sarana Prasarana Lingkungan di Urban Fringe Area Kelurahan Pudakpayung

Identifikasi Ketersediaan dan Kualitas Sarana Prasarana Lingkungan di Urban Fringe Area Kelurahan Pudakpayung JURNAL WILAYAH DAN LINGKUNGAN Volume 2 Nomor 3, Desember 2014, 197-208 Identifikasi Ketersediaan dan Kualitas Sarana Prasarana Lingkungan di Urban Fringe Area Kelurahan Pudakpayung Ajeng Dwi Handayani

Lebih terperinci

(Studi Kasus: Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta) TUGAS AKHIR

(Studi Kasus: Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta) TUGAS AKHIR KAJIAN TINGKAT PERTUMBUHAN DAN TINGKAT PERKEMBANGAN KECAMATAN UMBULHARJO (Studi Kasus: Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta) TUGAS AKHIR Oleh: TESTY TRIANI KARTIKASARI L2D 002 437 JURUSAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 1 PENDAHULUAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah susun ini dirancang di Kelurahan Lebak Siliwangi atau Jalan Tamansari (lihat Gambar 1 dan 2) karena menurut tahapan pengembangan prasarana perumahan dan permukiman

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Berdasarkan Data Potensi Desa/ Kelurahan (2007), Desa Tlekung secara administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Desa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Profil Kelurahan Mulyaharja 4.1.1. Keadaan Umum Kelurahan Mulyaharja Kelurahan Mulyaharja terletak di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia, seperti kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal

I. PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia, seperti kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan seutuhnya yaitu tercapainya kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan tersebut dapat tercapai bila seluruh kebutuhan

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA SEWA RUMAH SUSUN BERDASARKAN ANALISA WTP (WILLINGNESS TO PAY) DI KECAMATAN SIDOARJO

PENENTUAN HARGA SEWA RUMAH SUSUN BERDASARKAN ANALISA WTP (WILLINGNESS TO PAY) DI KECAMATAN SIDOARJO PENENTUAN HARGA SEWA RUMAH SUSUN BERDASARKAN ANALISA WTP (WILLINGNESS TO PAY) DI KECAMATAN SIDOARJO Dyah Purnamasari Mahasiswa Magister Manajemen Aset FTSP ITS Email : dyahpurnamasari@yahoo.com Retno Indryani

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BALARAJA 2015 Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang Katalog BPS : 1101002.3603.130 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BALARAJA TAHUN 2015 Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang

Lebih terperinci

Perencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi Kasus : Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar

Perencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi Kasus : Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar TEMU ILMIAH IPLBI 203 Perencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi Kasus : Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar Umi Kalsum (), Syahriana Syam (2) () Prodi Pengembangan Wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Jakarta sebagai ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan kota megapolitan yang memiliki peran sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, bisnis, industri,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR: 39 TAHUN : 2000 SERI : D.29 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 5 TAHUN 1997

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR: 39 TAHUN : 2000 SERI : D.29 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 5 TAHUN 1997 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR: 39 TAHUN : 2000 SERI : D.29 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 5 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA LELEA KABUPATEN DAERAH

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERMUKIMAN GOLONGAN MASYARAKAT PENDAPATAN MENENGAH BAWAH DI KECAMATAN DRIYOREJO, KABUPATEN GRESIK

PENGEMBANGAN PERMUKIMAN GOLONGAN MASYARAKAT PENDAPATAN MENENGAH BAWAH DI KECAMATAN DRIYOREJO, KABUPATEN GRESIK PENGEMBANGAN PERMUKIMAN GOLONGAN MASYARAKAT PENDAPATAN MENENGAH BAWAH DI KECAMATAN DRIYOREJO, KABUPATEN GRESIK OLEH PALUPI SRI NARISYWARI SIDANG TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Taman Lansia berlokasi di Kecamatan Bandung Wetan, Wilayah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Taman Lansia berlokasi di Kecamatan Bandung Wetan, Wilayah BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Taman Lansia berlokasi di Kecamatan Bandung Wetan, Wilayah Pengembangan Cibeunying, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. Taman ini secara umum berada pada

Lebih terperinci

BAB V TINGKAT PERKEMBANGAN DESA

BAB V TINGKAT PERKEMBANGAN DESA 52 BAB V TINGKAT PERKEMBANGAN DESA Tingkat perkembangan desa-desa di kawasan transmigrasi Kaliorang yang meliputi desa-desa di Kecamatan kaliorang dan Kaubun dianalisis dengan metode skalogram. Dalam metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I merupakan pendahuluan yang merupakan framework dari penyusunan laporan ini. Pada bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran. Dibahas pula ruang lingkupnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan desa diarahkan untuk mendorong tumbuhnya prakarsa dan swadaya dari masyarakat perdesaaan agar mampu lebih berperan secara aktif dalam pembangunan desa.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii LEMBAR KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lokasi yang paling efisien dan efektif untuk kegiatan-kegiatan produktif sehubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana.

BAB I PENDAHULUAN. lokasi yang paling efisien dan efektif untuk kegiatan-kegiatan produktif sehubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana. BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini berisi mengenai latar belakang yang digunakan sebagai dasar penelitian, perumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, kebutuhan data, teknik pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan meningkatnya pula kebutuhan akan papan. Papan atau rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang mendesak. Manusia

Lebih terperinci

PEMILIHAN LOKASI PERUMAHAN

PEMILIHAN LOKASI PERUMAHAN PEMILIHAN LOKASI PERUMAHAN Pemilihan lokasi perumahan oleh penghuni, pengembang, dan pemerintah dianalisis berdasarkan hasil kuesioner dengan teknik analisis komponen utama menggunakan sofware SPSS for

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki 65 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wialayah Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan yang berlokasi pada dua Desa yaitu Desa Bumi Restu dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan dari Kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Kuantan Singingi.

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan dari Kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Kuantan Singingi. BAB III METODE PENELITIAN 3. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Benai yang merupakan salah satu Kecamatan dari Kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Kuantan Singingi. 3.2 Jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan pertumbuhan kota sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh berbagai macam faktor-faktor perubahan yang menyangkut segi-segi sosial, ekonomi, politik

Lebih terperinci

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU Parada Afkiki Eko Saputra 1 dan Yohannes Lulie 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Universitas Atma Jaya Yogyakarta Email: Paradaafkiki@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang terus membenahi dirinya melalui pembangunan di segala bidang agar dapat menjadi negara yang makmur setara dengan negara-negara maju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hayati sebagai sumber bahan pangan dan obat-obatan (Kinho et al., 2011, h. 1).

BAB I PENDAHULUAN. hayati sebagai sumber bahan pangan dan obat-obatan (Kinho et al., 2011, h. 1). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan hutan tropis terkaya di dunia setelah Brazil dan masih menyimpan banyak potensi sumber daya alam hayati sebagai

Lebih terperinci

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya Di Kelurahan Tambak Wedi

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya Di Kelurahan Tambak Wedi Sidang Tugas Akhir Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya Di Kelurahan Tambak Wedi Mia Ermawati (3610100035) Dosen Pembimbing: Ema Umilia, ST., MT Hertiari Idajati, ST. MSc Isi Presentasi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 17 TAHUN 2006 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA HAURGEULIS KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 17 TAHUN 2006 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA HAURGEULIS KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 17 TAHUN 2006 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA HAURGEULIS KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2004-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KELURAHAN GEDAWANG

BAB II DESKRIPSI KELURAHAN GEDAWANG BAB II DESKRIPSI KELURAHAN GEDAWANG. Kondisi Alam Kelurahan Gedawang merupakan kelurahan yang berada di dalam wilayah administratif Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. Kondisi daratan Kelurahan Gedawang

Lebih terperinci

W O R K S H O P PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIS ANGGOTA BKPRD

W O R K S H O P PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIS ANGGOTA BKPRD W O R K S H O P IV - 1 DINAS PENGAIRAN DAN PERMUKIMAN P R O V I N S I L A M P U N G W O R K S H O P PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIS ANGGOTA BKPRD KABUPATEN/ KOTA SE- PROVINSI LAMPUNG 22-25 April 2013 M O

Lebih terperinci

Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya.

Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya. Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya. Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang

Lebih terperinci

PELAYANAN SARANA PENDIDIKAN DI KAWASAN PERBATASAN SEMARANG-DEMAK TUGAS AKHIR

PELAYANAN SARANA PENDIDIKAN DI KAWASAN PERBATASAN SEMARANG-DEMAK TUGAS AKHIR PELAYANAN SARANA PENDIDIKAN DI KAWASAN PERBATASAN SEMARANG-DEMAK TUGAS AKHIR Oleh : ANJAR UTOMO BRAHMANTIYO L2D 002 386 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

BAB III PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM

BAB III PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM BAB III PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM III.1 Umum Dalam suatu perencanaan instalasi pengolahan air minum perlu ditentukan kebutuhan air minum di wilayah perencanaan tersebut. Kebutuhan air minum dipengaruhi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini adalah wilayah penelitian Kota Bandar Lampung dengan wilayah. arah tersedianya pemenuhan kebutuhan masyarakat.

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini adalah wilayah penelitian Kota Bandar Lampung dengan wilayah. arah tersedianya pemenuhan kebutuhan masyarakat. 43 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep dasar dan Defenisi Operasional Konsep dasar dan defenisi operasional dalam penelitian ini mencakup semua pengertian yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisa

Lebih terperinci

VI. HASIL PEMILIHAN LOKASI PERUMAHAN

VI. HASIL PEMILIHAN LOKASI PERUMAHAN VI. HASIL PEMILIHAN LOKASI PERUMAHAN Pemilihan lokasi perumahan oleh penghuni, pengembang, dan pemerintah dianalisis berdasarkan hasil kuesioner dengan menggunakan sofware SPSS for windows. Penentuan faktor-faktor

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA PEMANFAATAN FASILITAS SOSIAL DI LINGKUNGAN PERUMAHAN TERENCANA

IDENTIFIKASI POLA PEMANFAATAN FASILITAS SOSIAL DI LINGKUNGAN PERUMAHAN TERENCANA IDENTIFIKASI POLA PEMANFAATAN FASILITAS SOSIAL DI LINGKUNGAN PERUMAHAN TERENCANA Dian Fivit Fitria Jurusan Teknik Planologi, Universitas Esa Unggul Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta 11510

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas masyarakat. Setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Seiring dengan tumbuhnya sebuah kota,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai sumber daya yang tersebar secara luas di bumi ini walaupun dalam jumlah yang berbeda, air terdapat dimana saja dan memegang peranan penting dalam kehidupan

Lebih terperinci

EVALUASI PELAYANAN PUSAT PRIMER ALUN-ALUN KOTA BANDUNG

EVALUASI PELAYANAN PUSAT PRIMER ALUN-ALUN KOTA BANDUNG EVALUASI PELAYANAN PUSAT PRIMER ALUN-ALUN KOTA BANDUNG TUGAS AKHIR Oleh : ANIARANI ANDITA 15403045 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui lokasi sesungguhnya dari Kelurahan Pandeyan. Hasil survei ini

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui lokasi sesungguhnya dari Kelurahan Pandeyan. Hasil survei ini BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI WILAYAH Hasil survei ini merupakan pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui lokasi sesungguhnya dari Kelurahan Pandeyan. Hasil survei ini juga diperoleh dengan mengacu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar. Jumlah penduduk dunia pada tahun 2010 menurut IDB (International

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar. Jumlah penduduk dunia pada tahun 2010 menurut IDB (International 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pertambahan penduduk dunia semakin menunjukkan angka yang lebih besar. Jumlah penduduk dunia pada tahun 2010 menurut IDB (International Data Base)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, umumnya seragam, yaitu kota-kota mengalami tahap pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, umumnya seragam, yaitu kota-kota mengalami tahap pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Permasalahan yang terjadi di semua negara berkembang, termasuk di Indonesia, umumnya seragam, yaitu kota-kota mengalami tahap pertumbuhan urbanisasi yang tinggi akibat laju pertumbuhan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR: 42 TAHUN : 2000 SERI : D.32 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 26 TAHUN 1998

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR: 42 TAHUN : 2000 SERI : D.32 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 26 TAHUN 1998 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR: 42 TAHUN : 2000 SERI : D.32 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 26 TAHUN 1998 TENTANG RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA CIKEDUNG KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 133 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dari studi penelitian dan rekomendasi yang bisa di ambil dalam studi. Selain itu akan dibahas mengenai kelemahan studi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A Tinjauan Pustaka Kajian penelitian terdahulu dimaksudkan untuk dijadikan perbandingan dengan penelitian yang dilakukan dan untuk menentukan variabel penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Letak kota Palembang adalah antara 101º-105º Bujur Timur dan antara 1,5º-2º Lintang Selatan atau terletak pada bagian timur propinsi Sumatera Selatan, dipinggir kanan

Lebih terperinci

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA Katalog BPS : 1101002.6271012 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2014 ISSN : 2089-1725 No. Publikasi : 62710.1415 Katalog BPS : 1101002.6271012 Ukuran Buku

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir dan Hipotesis Bencana gempa bumi yang melanda Yogyakarta dan sekitarnya pada tanggal 27 Mei 2006 telah menyebabkan kerusakan infrastruktur dan psikologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan(PLP2K-BK) 1 Buku Panduan Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan(PLP2K-BK) 1 Buku Panduan Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis BAB I PENDAHULUAN 1.4. Latar Belakang Permukiman kumuh merupakan permasalahan klasik yang sejak lama telah berkembang di kota-kota besar. Walaupun demikian, permasalahan permukiman kumuh tetap menjadi

Lebih terperinci

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI A. LINGKUNGAN 1. Jaringan Jalan dan Drainase Banyak rumah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pemenuhannya masih sulit dijangkau terutama bagi penduduk berpendapatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pemenuhannya masih sulit dijangkau terutama bagi penduduk berpendapatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Perumahan merupakan kebutuhan masyarakat yang paling mendasar, dan dalam pemenuhannya masih sulit dijangkau terutama bagi penduduk berpendapatan rendah

Lebih terperinci

V. HASIL ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN

V. HASIL ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN 63 V. HASIL ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN A. Luas Perubahan Lahan Perkebunan Karet yang Menjadi Permukiman di Desa Batumarta I Kecamatan Lubuk Raja Kabupaten OKU Tahun 2005-2010 Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

pekanbarukota.bps.go.id

pekanbarukota.bps.go.id Katalog BPS : 1101002.1471.010 2014 Statistik Daerah Kecamatan Tampan Tahun 2014 i STATISTIK DAERAH KECAMATAN TAMPAN TAHUN 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TAMPAN TAHUN 2014 Katalog BPS : 1101002.1471.1

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional dengan

BAB II METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional dengan 14 BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional model untuk mempelajari hubungan antara tingkat pendidikan ibu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu kota di Provinsi Banten yang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu kota di Provinsi Banten yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu kota di Provinsi Banten yang sejak tahun 2008 telah memisahkan diri dari Kabupaten Tangerang. Kota Tangerang Selatan merupakan

Lebih terperinci