ANALISIS STATIK STRUKTUR MESIN PEMADAT LOG JAMUR TIRAM BERKAPASITAS 300 LOG/JAM DENGAN MENGGUNAKAN COSMOSWORKS 2004 TM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS STATIK STRUKTUR MESIN PEMADAT LOG JAMUR TIRAM BERKAPASITAS 300 LOG/JAM DENGAN MENGGUNAKAN COSMOSWORKS 2004 TM"

Transkripsi

1 Rekaasa dan Aplikasi Mesin di Industri Kampus ITENAS - Bandung, 9-10 November 010 ANALISIS STATIK STRUKTUR PEMADAT LOG JAMUR TIRAM BERKAPASITAS 300 LOG/JAM DENGAN MENGGUNAKAN COSMOSWORKS 004 TM Encu Saefudin dan Tito Shantika Jurusan Mesin, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Jl. PKH. Mustapha No. 3, Bandung 4014 encu@itenas.ac.id, tshantika@itenas.ac.id Abstract Dengan bertambah pesatna perkembangan pertanian jamur terutama jamur tiram di daerah Lembang, maka dibutuhkan mesin ang dapat membantu proses produksi jamur tiram salah satuna mesin pemadat log jamur tiram. Agar mesin pemadat log jamur dapat dihasilkan dengan faktor keamanan ang optimal dan masih dalam batas-batas kelaakan teknik ang baik, maka sebelum melakukan proses pembuatan atau bahkan sebelum melakukan pemasaran, mesin tersebut harus melalui tahap-tahap pengujian atau analisis terlebih dahulu dengan menggunakan software komputer. Keuntungan ang didapat dari cara ini adalah membantu produsen dalam menghemat biaa dan waktu produksi, sehingga dapat mengurangi harga jual di pasaran, selain itu juga untuk meningkatkan hasil produksi baik kualitas maupun kuantitasna. Dengan menggunakan software Autocad Mechanical Desktop 006 dan SolidWorks 005 untuk mendapatkan geometri model komponen mesin ang selanjutna akan dianalisis menggunakan software CosmosWorks. Dengan software CosmosWorks untuk medapatkan tegangan, regangan, defleksi serta faktor keamanan ang terjadi pada komponen mesin. Setelah melakukan pemodelan dan, analisis statik terhadap mesin pemadat log jamur tiram, maka diperoleh hasil bahwa sebagian besar komponen memiliki faktor keamanan lebih dari satu ang artina bahwa komponen dikategorikan aman. Ke words : pemodelan, analisis, tegangan, regangan, perpindahan dan faktor keamanan 1. PENDAHULUAN Pada era globalisasi sekarang, banak terjadi kemajuan di berbagai bidang, mulai dari sektor non industri hingga menjangkau ke berbagai sektor khususna sektor industri. Tingkat kemajuan industri ditandai dengan berbagai macam penemuan terutama ang berkaitan dengan bidang konstruksi. Konstruksi sangat diperlukan untuk menunjang perkembangan industri. Adapun industri ang berhubungan dengan konstruksi salah satuna adalah industri rumah tangga. Pada industri rumah tangga, perancangan dalam bidang konstruksi mesin sangat penting dan akan berdampak vital apabila diabaikan. Mulai dari konstruksi rangka mesin hingga konstruksi poros ang akan digunakan untuk memindahkan daa atau torsi, semuana memerlukan perhitungan dan data ang detail. Dengan bertambah pesatna perkembangan teknologi terutama di bidang komputer, baik dalam hal perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunakna (software), maka tidak dapat dipungkiri bahwa hampir tidak ada bagian dalam kehidupan manusia pada aman sekarang ang tidak dihubungkan dengan teknologi komputer ini. Manusia semakin lama semakin bergantung terhadap teknologi, dari hana mengerjakan tugas perkantoran sampai dalam bidang kesehatan, perbankan, perancangan sistem kontrol, serta hal-hal lain ang menangkut kebutuhan manusia itu sendiri, semua tidak lepas dari peranan komputer dan pencapaianna. Agar suatu produk dapat dihasilkan dengan faktor keamanan ang optimal dan masih dalam batas-batas kelaakan teknik ang baik, maka sebelum memasarkan produk atau bahkan sebelum melakukan proses produksi, suatu produk harus melalui tahap-tahap pengujian atau analisis terlebih dahulu dengan menggunakan komputer. Keuntungan ang didapat dari cara ini adalah membantu TPPP - 1

2 Rekaasa dan Aplikasi Mesin di Industri Kampus ITENAS - Bandung, 9-10 November 010 produsen dalam menghemat biaa dan waktu produksi, sehingga dapat mengurangi harga jual di pasaran, selain itu juga untuk meningkatkan hasil produksi baik kualitas maupun kuantitasna. Dalam penelitian ini bertujuan membuat pemodelan dengan elemen solid (tiga dimensi) dari hasil perancangan, dengan menggunakan software SolidWorks 005 ang terintegrasi langsung dengan COSMOSWorks 004 TM. Juga melakukan analisis statik tiap-tiap komponen hasil perancangan dengan metode elemen hingga (Finite Element Method) menggunakan software COSMOSWorks 004 TM. Dalam penelitian ini dibatasi permasalahan pada pembuatan pemodelan, analisis kekuatan struktur secara statik meliputi analisis tegangan (stress), regangan (strain), perpindahan (displacement) dan mengetahui besarna faktor keamanan (Safet of Factor). Seluruh proses diatas menggunakan software COSMOSWorks 004 TM.. DASAR TEORI Persamaan tegangan (stress) pada bidang tiga dimensi merupakan persamaan linear homogen dalam hubunganna dengan l, m, dan n. Satu-satuna pemecahan dapat diperoleh dengan membuat determinan koefisien l, m, dan n menjadi sama dengan nol, sebaagai berikut : = 0 Pemecahan determinan terebut menghasilkan persamaan pangkat tiga dalam. 3 ( + + ) + ( + + ( + τ τ τ τ τ + τ ) = 0 Ketiga akar persamaan merupakan ketiga tegangan utama 1,, dan 3. + τ ) Regangan (strain) didefinisikan secara umum sebagai perbandingan perubahan panjang terhadap panjang awal, aitu : ΔL L L = δ = = L L L o (.1) (.) o ε (.3) o o dimanaε adalah regangan linear rata-rata dan δ adalah deformasi Perpindahan (Displacement) di setiap titik pada sumbu,, benda tiga dimensi dapat dinatakan dalam bentuk vektor (u, v, w), dapat ditulis dengan : da = T dr (.4) { } { } e dimana {da} adalah vektor dengan komponen (du, dv, dw) dan {dr} adalah vektor dengan komponen (d, d, d), dan Tc didefinisikan sebagai : u u u v v v T e = (.5) w w w TPPP -

3 Rekaasa dan Aplikasi Mesin di Industri Kampus ITENAS - Bandung, 9-10 November 010 Menurut teori Kriteria Tegangan Von Mises Maksimum, tegangan utama (,, ) dapat dinatakan dengan : Von Mises ( ) + ( ) + ( ) = (.6) VM ijin Sehingga faktor keamanan (Safet of Factor) dapat dihitung : FOS ijin = (.7) Von Mises Metode Elemen Hingga (Finite Element Method) Bila dua elemen digabungkan menjadi satu konstruksi, dapat digunakan prinsip superposisi untuk menentukan kekakuan struktur dua elemen tadi. Gaa ang bekerja adalah : P1 k11 k1 0 u1 P = k1 k + k k3 u (.8) P3 0 k3 k33 u3 Elemen tersebut kemudian dirakit membentuk matriks kekakuan [K] untuk seluruh konstruksi. { P } = [ K ]{} u (.9) Pergeseran (u) tidak diketahui dan diselesaikan dengan persamaan (.9) untuk menghitung pergeseran semua nodal. Bila pergeseran ini dikalikan dengan matriks koordinat posisi nodal [B] dan matriks konstanta elastik [D], maka diketahui tegangan pada setiap titik nodal. = D B u (.10) { } [ ][ ]{ } 3. PEMODELAN Struktur analisis program COSMOSWORKS 004 TM, meliputi : 1. Penentuan Jenis Stud Sebelum proses analisis dilakukan, harus menentukan nama permasalahan (stud), jenis analisis ang dibutuhkan (analsis tpe) serta tipe mesh (mesh tpe). Jenis analisis ang dibutuhkan antara lain static, frequenc, buckling, thermal dan optimiation, dalam hal ini dipilih jenis static karena seluruh komponen diasumsikan dalam keadaan statis. Tipe mesh ang tersedia ada tiga jenis, aitu solid mesh, shell mesh using mid-surfaces dan shell mesh using surfaces. Karena pemodelan ang dibuat dalam bentuk tiga dimensi, maka solid mesh merupakan tipe meshing ang dianjurkan.. Penentuan Jenis Material Jenis material ang digunakan adalah jenis material dari pemodelan ang akan dianalisis. Pada program COSMOSWorks, dapat dipilih jenis material ang telah tersedia dengan cara memilih list from librar atau memasukkan data dari material ang diinginkan melalui pilihan custom defined. Satuan ang dapat digunakan adalah satuan SI, English (IPS) dan Metric (MKS). 3. Pembentukan Jaring-Jaring Elemen dan Titik Nodal ( Meshing ) Proses ini dilakukan secara otomatis oleh komputer. Sebelum melakukan meshing, dilakukan penentuan kualitas dengan cara menentukan bentuk elemenna, karena bentuk elemen akan menentukan jumlah nodalna. Bentuk elemen ang digunakan oleh progam COSMOSWorks ada dua, aitu elemen linear tetrahedral ang umum digunakan pada analisis statik dan elemen parabolic tetrahedral. Untuk mengatur kualitas mesh, dapat dilakukan dengan mengatur slide bar ang menunjukkan hasil meshing ang kasar (coarse) atau halus (fine). Ukuran elemen ang kecil akan menghasilkan kualitas mesh ang tinggi, dan akan membuat analisis lebih akurat. Setelah melakukan proses meshing, titik nodal dengan sendirina akan terbentuk dan titik koordinat setiap nodal pun dapat diketahui. Koordinat ang digunakan merupakan rectangular (X,Y,Z) pada titik nol (0,0,0) atau titik origin. TPPP - 3

4 Rekaasa dan Aplikasi Mesin di Industri Kampus ITENAS - Bandung, 9-10 November Penentuan Jenis Tumpuan ( Restraint ) Setelah proses meshing selesai dilakukan, langkah selanjutna adalah memberikan tumpuan (restraint) pada pemodelan sesuai dengan Diagram Benda Bebas (DBB) dari perancangan. Jenis tumpuan (restraint) ang ada pada COSMOSWorks adalah fied, immovable (non translation), reference plane or ais, on flat face, on clindrical face, dan on spherical face. Tumpuan tersebut dapat diterapkan pada permukaan bidang ( face ) dan rusuk atau garis pada bidang (edge). Posisi penerapan tumpuan tersebut akan terlihat pada icon selected reference. 5. Pemberian Beban ( Load ) Setelah pemberian tumpuan (restraint) dilakukan maka langkah selanjutna adalah pemberian beban (load). Jenis, besar dan arah beban dapat diterapkan pada pemodelan sesuai dengan DBB dari hasil perancangan. Tipe beban (tpe load) pada COSMOSWorks adalah appl force / moment, appl normal force dan appl torque. 6. Tahap Analisis Untuk melakukan proses analisis statik diperlukan masukan (input) berupa model ang telah dilakukan proses diskritisasi (meshing), identifikasi sambungan (contact), sifat-sifat mekanik material (material properties), tumpuan (constrain) dan beban (load). Kemudian analisis statik akan menghasilkan keluaran (output) berupa tegangan (stress), regangan (strain), perpindahan (displacement) dan faktor keamanan (factor of safet). 4. CONTOH PEMODELAN Dalam makalah ini akan disajikan contoh pemodelan dari satu komponen utama mesin pemadat log jamur tiram aitu poros utama berupa poros engkol. Komponen tersebut dimodelkan sebagai poros pejal ang dimensina bervariasi mulai dari diameter 3mm sampai 40mm dengan panjang total 300mm, seperti ang ditunjukkan pada gambar 4.. E H D I J Keterangan : E adalah puli engkol D adalah puli penggerak poros engkol H, I bertutrut-turut adalah bantalan 1 dan bantalan J adalah roda gigi kerucut ( bevel gear ) Gambar 4.1 Diagram Benda Bebas Poros Engkol 1. Penentuan Jenis Permasalahan ( Stud ) Sebelum proses analisis dilakukan terlebih dahulu menentukan nama permasalahan (stud name): Analisis Statik, jenis analisis ang dibutuhkan (analsis tpe): Static, serta tipe mesh (mesh tpe) : Solid Mesh.. Penentuan Jenis Material Dari hasil perancangan, jenis material poros engkol adalah ST Pembentukan Meshing Dari hasil meshing didapatkan bahwa terdapat nodal dan 875 elemen, dengan ukuran elemen 7,00537 mm dan toleransi antar elemen 0,35068 mm. TPPP - 4

5 Rekaasa dan Aplikasi Mesin di Industri Kampus ITENAS - Bandung, 9-10 November 010 Gambar 4.3 dibawah ini merupakan pemodelan poros engkol setelah dilakukan proses meshing. Gambar 4. Model Poros Engkol Gambar 4.3 Poros Engkol Setelah Proses Meshing 4. Pemberian Tumpuan ( restraint ) Pemberian tumpuan pada poros utama ini terdapat pada dua lokasi aitu masing-masing pada bantalan dengan asumsi sebagai tumpuan immovable (non translation), pada gambar Penerapan Beban (load) Gaa-gaa ang terjadi pada poros engkol terdapat pada alur pasak puli penggerak poros, roda gigi kerucut dan alur pasak puli engkol. Pada alur pasak puli penggerak terdapat gaa F D = 1447,10 kg dan F D = 138,54 kg. Sedangkan pada roda gigi kerucut terdapat gaa F TJ = 1087,1 kg dalam arah tangensial, F RJ = 79,79 kg dalam arah radial dan F AJ = 79,79 kg dalam arah normal. Pada alur pasak puli engkol terdapat gaa F E = 1,47 kg dan F E = 7, kg. Torsi ang terjadi pada poros engkol T D = 70,113 kg.cm pada alur pasak puli penggerak searah jarum jam ( CW ), T J = 7066,67 kg.cm pada alur pasak roda gigi kerucut berlawanan arah jarum jam ( CCW ) dan T E = 135,846 kg.cm pada alur pasak puli engkol berlawanan arah jarum jam ( CCW ). Sedangkan beban struktur didapat dari penerapan jenis material komponen dengan memasukkan percepatan gravitasi (9,81 m/s ) pada gravit. Pemodelan poros engkol ang telah diberi pembebanan dapat dilihat pada gambar 4.5. Gambar 4.4 Poros Engkol Setelah Diberi Tumpuan Gambar 4.5 Poros Engkol Setelah Diberi Beban TPPP - 5

6 Rekaasa dan Aplikasi Mesin di Industri Kampus ITENAS - Bandung, 9-10 November ANALISIS STATIK Hasil dari analisis statik meliputi tegangan, regangan, perpindahan dan faktor keamanan dari suatu struktur. Dalam makalah ini akan disajikan contoh hasil analisis statik dari satu komponen utama mesin pemadat log jamur tiram aitu poros utama berupa poros engkol, sebagai berikut : Tegangan ( stress ) Tegangan maksimum ang terjadi sebesar 6845,46 kgf/cm terdapat pada nodal 163, aitu pada bagian poros dekat bantalan dua. Hal ini terjadi karena pada bagian poros dekat bantalan dua mengalami pembebanan/momen lentur ang paling besar. Tegangan minimum terjadi pada bagian poros ang tidak menerima beban, aitu pada nodal 9873 sebesar 0,40598 kgf/cm, karena pada bagian poros tersebut tidak menerima pembebanan. Lokasi titik koordinat dapat dilihat pada tabel 5.1. Tabel 5.1 Titik Koordinat Tegangan Maksimum dan Minimum Poros Utama Regangan ( strain ) Gambar 5.1 Tegangan ang Terjadi pada Gambar 5. Regangan ang Terjadi pada Poros Engkol Poros Engkol Regangan maksimum ang terjadi sebesar, terdapat pada elemen 7397, aitu pada bagian poros dekat bantalan dua. Hal ini terjadi karena pada bagian poros dekat bantalan satu terdapat tegangan ang paling besar. Regangan minimum terjadi pada bagian poros ang tidak menerima beban aitu pada elemen 4553 sebesar 1, , karena tegangan ang terjadi pada bagian poros tersebut lebih kecil. Hal ini dapat terjadi karena hubungan antara tegangan dan regangan adalah berbanding lurus. Lokasi titik koordinat dapat dilihat pada tabel 5. di bawah ini. Tabel 5. Titik Koordinat Regangan Maksimum dan Minimum Poros Engkol Perpindahan ( displacement ) Perpindahan atau defleksi maksimum ang terjadi sebesar 0, mm terdapat pada nodal 137, aitu pada alur pasak roda gigi kerucut, karena pada bagian tersebut menerima pembebanan/gaa paling besar dari roda gigi kerucut, faktor penebabna adalah gaa paling besar terjadi dari roda gigi kerucut dan dimensi poros bertingkat sehingga terjadi penampang diameter poros engkol ang kecil. Perpindahan minimum terjadi pada dudukan bantalan sebelah kanan ( bearing ), aitu pada nodal 1 sebesar 0 mm, karena defleksi ang terjadi pada tumpuan sangat kecil. Lokasi titik koordinat dapat dilihat pada tabel 5.3. TPPP - 6

7 Rekaasa dan Aplikasi Mesin di Industri Kampus ITENAS - Bandung, 9-10 November 010 Tabel 5.3 Titik Koordinat Perpindahan Maksimum dan Minimum Poros Engkol Faktor Keamanan ( Safet of Factor ) Gambar 5.3 Perpindahan ang Terjadi pada Poros Engkol Gambar 5.4 Faktor Keamanan pada Poros Engkol Faktor keamanan maksimum ang terjadi sebesar 100 terdapat pada bagian ang berwarna biru. Sedangkan faktor keamanan minimum terdapat pada bagian ang berwarna merah sebesar 1,. Hal ini terjadi karena pada daerah ang berwarna merah terdapat tegangan ang terjadi paling besar sehingga faktor keamananna kecil, sedangkan pada bagian ang berwarna biru tegangan ang terjadi kecil sehingga memiliki faktor keamanan ang besar. Faktor keamanan disini berdasarkan kriteria tegangan Von-Mises Maksimum, aitu : ield vonmises = SF ; ( SF 1 ) 894,8 6845,46 kgf kgf / cm / cm = 1, Dimana : ield = 894,8 kgf/cm vonmises = 6845,46 kgf/cm Setelah melakukan analisis statik terhadap beberapa komponen utama mesin pemadat log jamur tiram, maka diperoleh harga-harga dari hasil analisis tersebut seperti ditunjukkan pada tabel 5.4. TPPP - 7

8 Rekaasa dan Aplikasi Mesin di Industri Kampus ITENAS - Bandung, 9-10 November 010 No Tabel 5.4 Hasil Analisis Statik Komponen Utama Komponen Tegangan (kg/cm ) Regangan Perpindahan (mm) Safet Factor Maks Min Maks Min Maks Min Maks Min 1 Poros Engkol 6845,46 0,41, , , , Roda Gigi Kerucut 7594,89 0,148, , , ,1 3 Poros Geneva Penggerak 9170,5 0, , , , ,9 4 Geneva Penggerak 70,85 3, , , , ,5 5 Geneva ang Digerakkan 13686,3 7, , , , ,61 6 Poros Output 8985,76 0, , , , ,9 6. KESIMPULAN Setelah melakukan pemodelan dan analisis statik terhadap mesin pemadat log jamur tiram, maka dapat disimpulkan beberapa hal, aitu : 1. Hasil dari analisis statik struktur meliputi tegangan (stresss), regangan (strain), perpindahan (displacement) dan faktor keamanan (safet of factor).. Tegangan terbesar dialami oleh komponen geneva ang digerakkan sebesar 13686,3 kgf/cm, dan tegangan terkecil dialami oleh komponen geneva penggerak sebesar 70,85 kgf/cm. 3. Regangan terbesar dialami oleh oleh komponen poros engkol sebesar, , dan ang terkecil dialami oleh komponen geneva penggerak sebesar, Perpindahan atau defleksi terbesar dialami oleh komponen geneva ang digerakkan sebesar 0, mm, dan ang terkecil dialami oleh komponen geneva penggerak sebesar 0,0445 mm. 5. Faktor keamanan minimum terbesar dialami oleh komponen geneva penggerak sebesar 4,5 dan ang terkecil dialami oleh komponen geneva ang digerakkan sebesar 0, Sebagian komponen mengalami tegangan Von-Mises dibawah tegangan ield dari material, sehingga memiliki nilai faktor keamanan > 1( aman ), kecuali komponen poros geneva penggerak, poros output dan geneva ang digerakkan memiliki nilai faktor keamanan < 1 ( tidak aman ). DAFTAR PUSTAKA [1] Popov, E. P Mechanics of Material. New Jerse : Prentice Hall. [] Mitchell, Shigle Mechanical Engineering Design. Michigan : McGraw-Hill. [3] Callister, William. D Materials Science and Engineering An Introduction. New York : John Wile & Sons. [4] Dieter, George. E Mchanical of Metalurg. New Jerse : Prentice Hall. [5] Cook, Robert D Konsep dan Aplikasi Metode Elemen Hingga. Alih bahasa oleh Bambang Suroatmono. Bandung : Eresco. [6] Krishnamoorth, C. S Finite Element Analsis Theor and Programing Second Edition. Madras : Indian Institute of Technolog. [7] Wiratmaja IGN dan Djoeli Satrijo Metode Elemen Hingga. Bandung : Institut Teknologi Bandung. [8] CosmosWorks Software. CosmosWorks Librar. TPPP - 8

Analisis Statik Struktur Mesin Pencetak Batu Bata Merah Berkapasitas 8 Buah per Menit Dengan Menggunakan Cosmosworks 2004 tm

Analisis Statik Struktur Mesin Pencetak Batu Bata Merah Berkapasitas 8 Buah per Menit Dengan Menggunakan Cosmosworks 2004 tm Rekaasa dan Aplikasi Mesin di Industri Kampus ITENAS - Bandung, 4-5 November 009 Analisis Statik Struktur Mesin Pencetak Batu Bata Merah Berkapasitas 8 Buah per Menit Dengan Menggunakan Cosmosworks 004

Lebih terperinci

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA Jatmoko Awali, Asroni Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar Dewantara No. 116 Kota Metro E-mail : asroni49@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS KEKUATAN STRUKTUR RANGKA TURBIN HELIKS TIPE L C500 DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI COSMOSWORKS 2007

ANALISIS KEKUATAN STRUKTUR RANGKA TURBIN HELIKS TIPE L C500 DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI COSMOSWORKS 2007 Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 ANALISIS KEKUATAN STRUKTUR RANGKA TURBIN HELIKS TIPE L C500 DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI COSMOSWORKS 2007 1 Aidil Haryanto, 2 Novrinaldi,

Lebih terperinci

Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut

Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-168 Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut Musfirotul Ula, Irfan Syarief Arief, Tony Bambang

Lebih terperinci

SUSTAINABLE PRODUCT DEVELOPMENT FOR SHIP DESIGN USING FINITE ELEMENT APLICATION AND PUGH S CONCEPT SELECTION METHOD

SUSTAINABLE PRODUCT DEVELOPMENT FOR SHIP DESIGN USING FINITE ELEMENT APLICATION AND PUGH S CONCEPT SELECTION METHOD SUSTAINABLE PRODUCT DEVELOPMENT FOR SHIP DESIGN USING FINITE ELEMENT APLICATION AND PUGH S CONCEPT SELECTION METHOD Case study: Deciding the Optimum Ship Bow Design Willyanto Anggono 1), La Ode M. Gafaruddin

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan konstruksi mesin pengupas serabut kelapa ini terlihat pada Gambar 3.1. Mulai Survei alat yang sudah ada dipasaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 HASIL PERHITUNGAN DENGAN SUDUT KEMIRINGAN KEARAH DEPAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 HASIL PERHITUNGAN DENGAN SUDUT KEMIRINGAN KEARAH DEPAN 30 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 HASIL PERHITUNGAN DENGAN SUDUT KEMIRINGAN KEARAH DEPAN Tabel 4.2 Kapasitas beban angkat dengan variasi kemiringan sudut ke arah depan. Kemiringan Linde H25D No Sudut ke

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONSTRUKSI PADA SEGWAY

PERANCANGAN KONSTRUKSI PADA SEGWAY PERANCANGAN KONSTRUKSI PADA SEGWAY Alvin Soesilo 1), Agustinus Purna Irawan 1) dan Frans Jusuf Daywin 2) 1) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara, Jakarta 2) Teknik Pertanian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROGRAM ANALISIS STRUKTUR BERBASIS INTERNET UNTUK PEMBELAJARAN DAN PENELITIAN METODE ELEMEN HINGGA

PENGEMBANGAN PROGRAM ANALISIS STRUKTUR BERBASIS INTERNET UNTUK PEMBELAJARAN DAN PENELITIAN METODE ELEMEN HINGGA PENGEMBANGAN PROGRAM ANALISIS STRUKTUR BERBASIS INTERNET UNTUK PEMBELAJARAN DAN PENELITIAN METODE ELEMEN HINGGA Welly Pontjoharyo 1, Danny Wijaya 2, Wong Foek Tjong 3, Liliana 4 ABSTRAK : Seiring dengan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Tabel A-1 Angka Praktis Plat Datar

LAMPIRAN A. Tabel A-1 Angka Praktis Plat Datar LAMPIRAN A Tabel A-1 Angka Praktis Plat Datar LAMPIRAN B Tabel B-1 Analisa Rangkaian Lintas Datar 80 70 60 50 40 30 20 10 F lokomotif F gerbong v = 60 v = 60 1 8825.959 12462.954 16764.636 22223.702 29825.540

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENEPUNG RUMPUT LAUT SKALA LABORATORIUM. Jl. PKH. Mustapha No. 23. Bandung, 40124

PERANCANGAN MESIN PENEPUNG RUMPUT LAUT SKALA LABORATORIUM. Jl. PKH. Mustapha No. 23. Bandung, 40124 PERANCANGAN MESIN PENEPUNG RUMPUT LAUT SKALA LABORATORIUM Encu Saefudin 1, Marsono 2, Wahyu 3 1,2,3 Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional Jl. PKH. Mustapha No. 23. Bandung,

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI ELEMEN HINGGA KEKUATAN CRANE HOOK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS SUMBER TERBUKA

ANALISIS SIMULASI ELEMEN HINGGA KEKUATAN CRANE HOOK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS SUMBER TERBUKA ANALISIS SIMULASI ELEMEN HINGGA KEKUATAN CRANE HOOK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS SUMBER TERBUKA SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik GUNAWAN NIM.

Lebih terperinci

BEARING STRESS PADA BASEPLATE DENGAN CARA TEORITIS DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SIMULASI ANSYS

BEARING STRESS PADA BASEPLATE DENGAN CARA TEORITIS DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SIMULASI ANSYS BEARING STRESS PADA BASEPLATE DENGAN CARA TEORITIS DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SIMULASI ANSYS TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas tugas dan melengkapi syarat untuk menempuh Ujian Sarjana Teknik

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam SIDANG TUGAS AKHIR TM091476 Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam Oleh: AGENG PREMANA 2108 100 603 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

Pertemuan 13 ANALISIS P- DELTA

Pertemuan 13 ANALISIS P- DELTA Halaman 1 dari Pertemuan 13 Pertemuan 13 ANALISIS P- DELTA 13.1 Pengertian Efek P-Delta (P-Δ) P X B P Y 1 2x A H A = P x V A = P y (a) (b) Gambar 13.1 Model Struktur yang mengalami Efek P-Delta M A2 =

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISIS PEMBEBANAN GERGAJI RADIAL 4 ARAH

PERANCANGAN DAN ANALISIS PEMBEBANAN GERGAJI RADIAL 4 ARAH PERANCANGAN DAN ANALISIS PEMBEBANAN GERGAJI RADIAL 4 ARAH Michael Wijaya, Didi Widya Utama dan Agus Halim Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara, Jakarta e-mail: mchwijaya@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skema Dan Prinsip Kerja Alat Prinsip kerja mesin pencacah rumput ini adalah sumber tenaga motor listrik di transmisikan ke poros melalui pulley dan v-belt. Sehingga pisau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Poros Poros merupakan suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat, dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol,

Lebih terperinci

PENENTUAN PERBANDINGAN DIAMETER NOZZLE TERHADAP DIAMETER SHELL MAKSIMUM PADA AIR RECEIVER TANK HORISONTAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

PENENTUAN PERBANDINGAN DIAMETER NOZZLE TERHADAP DIAMETER SHELL MAKSIMUM PADA AIR RECEIVER TANK HORISONTAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA PENENTUAN PERBANDINGAN DIAMETER NOZZLE TERHADAP DIAMETER SHELL MAKSIMUM PADA AIR RECEIVER TANK HORISONTAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Willyanto Anggono 1), Hariyanto Gunawan 2), Ian Hardianto

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN TEGANGAN DAN SIMULASI SOFTWARE

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN TEGANGAN DAN SIMULASI SOFTWARE BAB IV ANALISA PERHITUNGAN TEGANGAN DAN SIMULASI SOFTWARE 4.1 Momen Lentur Akibat Ledakan Dalam Ruang Bakar Sebuah poros engkol motor bakar yang sedang melakukan kerja akan mendapatkan pembebanan berupa

Lebih terperinci

SIMULASI BEBAN STATIS PADA RANGKA MOBIL GOKART LISTRIK TMUG 03 DENGAN MENGGUNAKAN SOLIDWORKS 2014

SIMULASI BEBAN STATIS PADA RANGKA MOBIL GOKART LISTRIK TMUG 03 DENGAN MENGGUNAKAN SOLIDWORKS 2014 SIMULASI BEBAN STATIS PADA RANGKA MOBIL GOKART LISTRIK TMUG 03 DENGAN MENGGUNAKAN SOLIDWORKS 2014 Agus Supriatna 20412401 Teknik Mesin Pembimbing: Dr. RR. Sri Poernomo Sari, ST., MT. LATAR BELAKANG Energi

Lebih terperinci

Jl. Banyumas Wonosobo

Jl. Banyumas Wonosobo Perhitungan Struktur Plat dan Pondasi Gorong-Gorong Jl. Banyumas Wonosobo Oleh : Nasyiin Faqih, ST. MT. Engineering CIVIL Design Juli 2016 Juli 2016 Perhitungan Struktur Plat dan Pondasi Gorong-gorong

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skema Dan Prinsip Kerja Alat Prinsip kerja mesin pemotong krupuk rambak kulit ini adalah sumber tenaga motor listrik ditransmisikan kepulley 2 dan memutar pulley 3 dengan

Lebih terperinci

Analisis Kekuatan Struktur Konstruksi Tower untuk Catwalk dan Chain Conveyor pada Silo (Studi Kasus di PT. Srikaya Putra Mas)

Analisis Kekuatan Struktur Konstruksi Tower untuk Catwalk dan Chain Conveyor pada Silo (Studi Kasus di PT. Srikaya Putra Mas) Analisis Kekuatan Struktur Konstruksi Tower untuk Catwalk dan Chain Conveyor pada Silo (Studi Kasus di PT. Srikaya Putra Mas) Nur Azizah 1*, Muhamad Ari 2, Ruddianto 3 1 Program Studi Teknik Desain dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN ADUK BERBASIS MESIN BOR Jefri Adera Bukit. Fakultas Industri, jurusan Teknik Mesin.

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN ADUK BERBASIS MESIN BOR Jefri Adera Bukit. Fakultas Industri, jurusan Teknik Mesin. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN ADUK BERBASIS MESIN BOR Jefri Adera Bukit. Fakultas Industri, jurusan Teknik Mesin. jefribukit@yahoo.com ABSTRAKSI Pembuatan mesin pengaduk merupakan salah satu upaya yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN MEKANISME ALAT ANGKUT KAPASITAS 10 TON TESIS

PERANCANGAN MEKANISME ALAT ANGKUT KAPASITAS 10 TON TESIS PERANCANGAN MEKANISME ALAT ANGKUT KAPASITAS 10 TON TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Universitas Pasundan Bandung AGUS SALEH NPM :128712004 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : ANALISIS SIMULASI PENGARUH SUDUT CETAKAN TERHADAP GAYA DAN TEGANGAN PADA PROSES PENARIKAN KAWAT TEMBAGA MENGGUNAKAN PROGRAM ANSYS 8.0 I Komang Astana Widi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin ABSTRAKSI

Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin ABSTRAKSI PENGARUH BEBAN DAN TEKANAN UDARA PADA DISTRIBUSI TEGANGAN VELG JENIS LENSO AGUS EFENDI Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin ABSTRAKSI Velg merupakan komponen utama dalam sebuah kendaraan.

Lebih terperinci

30 Rosa, Firlya; Perhitungan Diameter Poros Penunjang Hub Pada Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan

30 Rosa, Firlya; Perhitungan Diameter Poros Penunjang Hub Pada Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan PERHITUNGAN DIAMETER POROS PENUNJANG HUB PADA MOBIL LISTRIK TARSIUS X3 BERDASARKAN ANALISA TEGANGAN GESER DAN FAKTOR KEAMANAN Firlya Rosa, S.S.T., M.T. Staff Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam penelitian, sehingga pelaksanaan dan hasil penelitian bisa untuk dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh

METODE PENELITIAN. Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh III. METODE PENELITIAN Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh rumah tangga yaitu tabung gas 3 kg, dengan data: Tabung 3 kg 1. Temperature -40 sd 60 o C 2. Volume 7.3

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS

BAB 4 HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS BAB 4 HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS 4.1. Desain Mesin 4.1.1. Tahap Klarifikasi Tujuan Pada Tahap ini diberikan penjelasan tujuan atas pertimbangan yang dilakukan dalam proses perancangan serta

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik KURNIAWAN

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Dalam bab ini akan dijabarkan langkah langkah yang diambil dalam melaksanakan penelitian. Berikut adalah tahapan tahapan yang dijalankan dalam penelitian

Lebih terperinci

Laporan Praktikum MODUL C UJI PUNTIR

Laporan Praktikum MODUL C UJI PUNTIR Laporan Praktikum MODUL C UJI PUNTIR Oleh : Nama : SOMAWARDI NIM : 23107012 Kelompok : 13 Tanggal Praktikum : November 2007 Nama Asisten (Nim) : Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen, Penelitian ini menggunakan baja sebagai bahan utama dalam penelitian. Dalam penelitian ini profil baja

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin modifikasi camshaft ditunjukkan pada diagram alur pada Gambar 3.1: Mulai Pengamatan dan pengumpulan data Perencanaan

Lebih terperinci

ANALISIS DESAIN MOBILE STAND VOLVO FH16-SST45 MENGGUNAKAN CATIA V5

ANALISIS DESAIN MOBILE STAND VOLVO FH16-SST45 MENGGUNAKAN CATIA V5 ANALISIS DESAIN MOBILE STAND VOLVO FH16-SST45 MENGGUNAKAN CATIA V5 Akhmad Faizin, Dipl.Ing.HTL, M.T. Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Malang E-mail: faizin_poltek@yahoo.com ABSTRAK Mobile Stand

Lebih terperinci

I.1 Latar Belakang I-1

I.1 Latar Belakang I-1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Berbagai jenis struktur, seperti terowongan, struktur atap stadion, struktur lepas pantai, maupun jembatan banyak dibentuk dengan menggunakan struktur shell silindris.

Lebih terperinci

Perancangan Mesin Pengaduk Media Tumbuhnya Jamur Tiram Dengan Kapasitas 150 kg per Proses

Perancangan Mesin Pengaduk Media Tumbuhnya Jamur Tiram Dengan Kapasitas 150 kg per Proses Rekayasa dan Aplikasi Mesin di Industri Perancangan Mesin Pengaduk Media Tumbuhnya Jamur Tiram Dengan Kapasitas 150 kg per Proses Tito Shantika dan Encu Saefudin Jurusan mesin, Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

Lebih terperinci

ANALISIS DESAIN MOBILE STAND VOLVO FH16-SST45 MENGGUNAKAN CATIA V5

ANALISIS DESAIN MOBILE STAND VOLVO FH16-SST45 MENGGUNAKAN CATIA V5 ANALISIS DESAIN MOBILE STAND VOLVO FH16-SST45 MENGGUNAKAN CATIA V5 Akhmad Faizin, Dipl.Ing.HTL, M.T. Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Malang E-mail: faizin_poltek@yahoo.com ABSTRAK Mobile Stand

Lebih terperinci

III. METODELOGI. satunya adalah menggunakan metode elemen hingga (Finite Elemen Methods,

III. METODELOGI. satunya adalah menggunakan metode elemen hingga (Finite Elemen Methods, III. METODELOGI Terdapat banyak metode untuk melakukan analisis tegangan yang terjadi, salah satunya adalah menggunakan metode elemen hingga (Finite Elemen Methods, FEM). Metode elemen hingga adalah prosedur

Lebih terperinci

ANALISA POROS ALAT UJI KEAUSAN UNTUK SISTEM KONTAKTWO- DISC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA POROS ALAT UJI KEAUSAN UNTUK SISTEM KONTAKTWO- DISC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA ANALISA POROS ALAT UJI KEAUSAN UNTUK SISTEM KONTAKTWO- DISC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Anang Hadi Saputro Program StudiTeknik Mesin, FakultasTeknik UniversitasMuria Kudus Email: ananghadisaputro7@gmail.com

Lebih terperinci

TEGANGAN MAKSIMUM DUDUKAN STANG SEPEDA: ANALISIS DAN MODIFIKASI PERANCANGAN

TEGANGAN MAKSIMUM DUDUKAN STANG SEPEDA: ANALISIS DAN MODIFIKASI PERANCANGAN TEGANGAN MAKSIMUM DUDUKAN STANG SEPEDA: ANALISIS DAN MODIFIKASI PERANCANGAN Ridwan Saidi 1, Cokorda Prapti Mahandari 2 1 Pusat Studi Otomotif Universitas Gunadarma Jl. Akses UI Cimanggis Depok. 2 Fakultas

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PEMODELAN BENDA UJI BALOK BETON UNTUK MENENTUKAN KUAT LENTUR DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE KOMPUTER

STUDI ANALISIS PEMODELAN BENDA UJI BALOK BETON UNTUK MENENTUKAN KUAT LENTUR DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE KOMPUTER STUDI ANALISIS PEMODELAN BENDA UJI BALOK BETON UNTUK MENENTUKAN KUAT LENTUR DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE KOMPUTER KOMARA SETIAWAN NRP. 0421042 Pembimbing : Anang Kristanto, ST., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemodelan Benda Uji pada Program AutoCAD 1. Penamaan Benda Uji Variasi yang terdapat pada benda uji meliputi diameter lubang,jarak antar lubang, dan panjang bentang.

Lebih terperinci

PUNTIRAN. A. pengertian

PUNTIRAN. A. pengertian PUNTIRAN A. pengertian Puntiran adalah suatu pembebanan yang penting. Sebagai contoh, kekuatan puntir menjadi permasalahan pada poros-poros, karena elemen deformasi plastik secara teori adalah slip (geseran)

Lebih terperinci

Jurnal Teknika Atw 1

Jurnal Teknika Atw 1 PENGARUH BENTUK PENAMPANG BATANG STRUKTUR TERHADAP TEGANGAN DAN DEFLEKSI OLEH BEBAN BENDING Agung Supriyanto, Joko Yunianto P Program Studi Teknik Mesin,Akademi Teknologi Warga Surakarta ABSTRAK Dalam

Lebih terperinci

Studi Kekuatan Spur Gear Dengan Profil Gigi Cycloid dan Involute

Studi Kekuatan Spur Gear Dengan Profil Gigi Cycloid dan Involute JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Studi Kekuatan Spur Gear Dengan Profil Gigi Cycloid dan Involute Novreza Aditya Taufan dan Agus Sigit Pramono Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

Pertemuan XV X. Tegangan Gabungan

Pertemuan XV X. Tegangan Gabungan Pertemuan XV X. Tegangan Gabungan 0. Beban Gabungan Pada kebanakan struktur, elemenna harus mampu menahan lebih dari satu jenis beban, misalna suatu balok dapat mengalami aksi simultan momen lentur dan

Lebih terperinci

ANALISIS CANTILEVER BEAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOLUSI NUMERIK TUGAS KULIAH

ANALISIS CANTILEVER BEAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOLUSI NUMERIK TUGAS KULIAH ANALISIS CANTILEVER BEAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOLUSI NUMERIK TUGAS KULIAH Disusun sebagai salah satu syarat untuk lulus kuliah MS 4011 Metode Elemen Hingga Oleh Wisnu Ikbar Wiranto 13111074 Ridho

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.

Lebih terperinci

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis 4. 1 Perancangan Mekanisme Sistem Penggerak Arah Deklinasi Komponen penggerak yang dipilih yaitu ball, karena dapat mengkonversi gerakan putaran (rotasi) yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENGHALUSAN JARING ELEMEN SEGITIGA REGANGAN KONSTAN SECARA ADAPTIF

PENGEMBANGAN PENGHALUSAN JARING ELEMEN SEGITIGA REGANGAN KONSTAN SECARA ADAPTIF PENGEMBANGAN PENGHALUSAN JARING ELEMEN SEGITIGA REGANGAN KONSTAN SECARA ADAPTIF Kevin Tjoanda 1, Wong Foek Tjong 2, Pamuda Pudjisuryadi 3 ABSTRAK : Penelitian ini menghasilkan program matlab yang mampu

Lebih terperinci

STRESS ANALYSIS PADA STAND SHOCK ABSORBERS SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE INVENTOR 2015

STRESS ANALYSIS PADA STAND SHOCK ABSORBERS SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE INVENTOR 2015 STRESS ANALYSIS PADA STAND SHOCK ABSORBERS SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE INVENTOR 2015 Asroni Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Metro Lampung Jl.Ki Hajar Dewantara No.166 Kota Metro

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR A III PERENCANAAN DAN GAMAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Diagram alir adalah suatu gambaran utama yang dipergunakan untuk dasar dalam bertindak. Seperti halnya pada perancangan diperlukan suatu

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran:

Tujuan Pembelajaran: P.O.R.O.S Tujuan Pembelajaran: 1. Mahasiswa dapat memahami pengertian poros dan fungsinya 2. Mahasiswa dapat memahami macam-macam poros 3. Mahasiswa dapat memahami hal-hal penting dalam merancang poros

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN BAB III METODOLOGI PERENCANAAN Penulisan ini didasarkan atas survey literatur, serta didukung dengan data perencanaan dengan berdasarkan pertimbangan effisiensi waktu pengerjaan dengan tahapan kegiatan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemodelan Benda Uji pada Program AutoCAD 1. Penamaan Benda Uji Variasi yang terdapat pada benda uji meliputi diameter lubang, sudut lubang, jarak antar lubang, dan panjang

Lebih terperinci

ANALISA DESAIN STRUKTUR DAN KESTABILAN SUSPENSI PASSIVE PADA SMART PERSONAL VEHICLE 2 RODA

ANALISA DESAIN STRUKTUR DAN KESTABILAN SUSPENSI PASSIVE PADA SMART PERSONAL VEHICLE 2 RODA SIDANG TUGAS AKHIR ANALISA DESAIN STRUKTUR DAN KESTABILAN SUSPENSI PASSIVE PADA SMART PERSONAL VEHICLE 2 RODA Disusun oleh Yonathan A. Kapugu (2106100019) Dosen pembimbing Prof. Ir. IN Sutantra, M.Sc.,

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul A Uji Tarik

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul A Uji Tarik Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul A Uji Tarik oleh : Nama : Catia Julie Aulia NIM : Kelompok : 7 Anggota (NIM) : 1. Conrad Cleave Bonar (13714008) 2. Catia Julie Aulia () 3. Hutomo

Lebih terperinci

Mesin atau peralatan serta komponenkomponenya pasti menerima beban operasional dan beban lingkungan dalam melakukan fungsinya.

Mesin atau peralatan serta komponenkomponenya pasti menerima beban operasional dan beban lingkungan dalam melakukan fungsinya. Beban yang terjadi pada Elemen Mesin Mesin atau peralatan serta komponenkomponenya pasti menerima beban operasional dan beban lingkungan dalam melakukan fungsinya. Beban dapat dalam bentuk gaya, momen,

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Tipikal struktur mekanika (a) struktur batang (b) struktur bertingkat [2]

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Tipikal struktur mekanika (a) struktur batang (b) struktur bertingkat [2] BAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Elemen Hingga Analisa kekuatan sebuah struktur telah menjadi bagian penting dalam alur kerja pengembangan desain dan produk. Pada awalnya analisa kekuatan dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA 3.1 Perancangan awal Perencanaan yang paling penting dalam suatu tahap pembuatan hovercraft adalah perancangan awal. Disini dipilih tipe penggerak tunggal untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar BAB II TEORI DASAR Perencanaan elemen mesin yang digunakan dalam peralatan pembuat minyak jarak pagar dihitung berdasarkan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dan buku-buku literatur yang ada.

Lebih terperinci

11 Firlya Rosa, dkk;perhitungan Diameter Minimum Dan Maksimum Poros Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan

11 Firlya Rosa, dkk;perhitungan Diameter Minimum Dan Maksimum Poros Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan Machine; Jurnal Teknik Mesin Vol. No. 1, Januari 2017 ISSN : 2502-2040 PERHITUNGAN DIAMETER MINIMUM DAN MAKSIMUM POROS MOBIL LISTRIK TARSIUS X BERDASARKAN ANALISA TEGANGAN GESER DAN FAKTOR KEAMANAN Firlya

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul D Uji Lentur dan Kekakuan

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul D Uji Lentur dan Kekakuan Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul D Uji Lentur dan Kekakuan oleh : Nama : Catia Julie Aulia NIM : Kelompok : 7 Anggota (NIM) : 1. Conrad Cleave Bonar (13714008) 2. Catia Julie Aulia

Lebih terperinci

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin. BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN A. Desain Mesin Desain konstruksi Mesin pengaduk reaktor biogas untuk mencampurkan material biogas dengan air sehingga dapat bercampur secara maksimal. Dalam proses

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PEMODELAN BENDA UJI KUBUS DAN SILINDER UNTUK MENETUKAN KUAT TEKAN BETON DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE KOMPUTER

STUDI ANALISIS PEMODELAN BENDA UJI KUBUS DAN SILINDER UNTUK MENETUKAN KUAT TEKAN BETON DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE KOMPUTER STUDI ANALISIS PEMODELAN BENDA UJI KUBUS DAN SILINDER UNTUK MENETUKAN KUAT TEKAN BETON DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE KOMPUTER HEBER SEMBIRING NRP. 0221023 Pembimbing : Anang Kristanto, ST., MT. UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Disusun oleh: Nama: Eko Warsito Nrp :

Disusun oleh: Nama: Eko Warsito Nrp : Disusun oleh: Nama: Eko Warsito Nrp :4211106008 PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA OUTLINE METODOLOGI ANALISA DATA & PEMBAHASAN KESIMPULAN & SARAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN Perindustrian diera sekarang semakin

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah : BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH BENTUK PROFIL PADA RANGKA KENDARAAN RINGAN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA PENGARUH BENTUK PROFIL PADA RANGKA KENDARAAN RINGAN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA ANALISA PENGARUH BENTUK PROFIL PADA RANGKA KENDARAAN RINGAN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA Didi Widya Utama dan Roby Department of Mechanical Engineering, Universitas Tarumanagara e-mail: didi_wu@hotmail.com

Lebih terperinci

PLASTISITAS. Pendahuluan. Dalam analisis maupun perancangan struktur (design) dapat digunakan metoda ELASTIS atau Metoda PLASTIS (in elastis)

PLASTISITAS. Pendahuluan. Dalam analisis maupun perancangan struktur (design) dapat digunakan metoda ELASTIS atau Metoda PLASTIS (in elastis) PLASTISITAS Pendahuluan. Dalam analisis maupun perancangan struktur (design) dapat digunakan metoda ELASTIS atau etoda PLASTIS (in elastis) 1. Analisis Elastis Analisis struktur secara elastis memakai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN BAB IV HASIL & PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Rancangan Pada akhir proses perancangan secara 3D pada software SolidWorks, dapat diketahui beberapa penting seperti luas, volume, massa dan hal-hal lainnya yang

Lebih terperinci

ANALISA POROS ALAT UJI KEAUSAN UNTUK SISTEM KONTAK TWO-DISC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA POROS ALAT UJI KEAUSAN UNTUK SISTEM KONTAK TWO-DISC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA SKRIPSI ANALISA POROS ALAT UJI KEAUSAN UNTUK SISTEM KONTAK TWO-DISC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA ANANG HADI SAPUTRO NIM. 201254007 DOSEN PEMBIMBING Taufiq Hidayat, ST., MT. Qomaruddin, ST.,

Lebih terperinci

Pengembangan Penyangga Box Mobil Pick Up Multiguna Pedesaan

Pengembangan Penyangga Box Mobil Pick Up Multiguna Pedesaan 1 Pengembangan Penyangga Box Mobil Pick Up Multiguna Pedesaan Hulfi Mirza Hulam Ahmad dan Prof. Dr. Ing. Ir. I Made Londen Batan, M.Eng Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengumpulan Data Data dan asumsi ang digunakan pada penelitian ini adalah: a. Dimensi pelat lantai Dimensi pelat lantai ang dianalisa disajikan pada Tabel 4.1 berikut

Lebih terperinci

Perancangan Mesin Pengaduk (mixer) Bahan Batu Bata Merah

Perancangan Mesin Pengaduk (mixer) Bahan Batu Bata Merah Rekayasa dan Aplikasi Mesin di Industri Perancangan Mesin Pengaduk (mixer) Bahan Batu Bata Merah Tito Shantika dan Encu Saefudin Jurusan mesin, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Jl.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PENCEKAM BENDA KERJA SEMI-OTOMATIS MESIN PILIN

RANCANG BANGUN ALAT PENCEKAM BENDA KERJA SEMI-OTOMATIS MESIN PILIN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN ALAT PENCEKAM BENDA KERJA SEMI-OTOMATIS MESIN PILIN Disusun Oleh: HARUN ARROSYID NIM : D200030217 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Maret

Lebih terperinci

Perbandingan Model Pertemuan Element Frame dengan Shell

Perbandingan Model Pertemuan Element Frame dengan Shell Perbandingan Model Pertemuan Element Frame dengan Shell Pemodelan struktural hubungan antara element frame dan sehll terkadang ditemui seperti hubunganan balok lintel dengan dinding geser, efisiensi model

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PEMODELAN TULANGAN BAJA VANADIUM DAN TEMPCORE DENGAN SOFTWARE KOMPUTER

STUDI ANALISIS PEMODELAN TULANGAN BAJA VANADIUM DAN TEMPCORE DENGAN SOFTWARE KOMPUTER STUDI ANALISIS PEMODELAN TULANGAN BAJA VANADIUM DAN TEMPCORE DENGAN SOFTWARE KOMPUTER TOMMY HASUDUNGAN SARAGIH NRP: 0121068 Pembimbing: Olga Pattipawaej, PhD UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

PERENCANAAN ALAT BANTU PENGANGKAT DAN PEMINDAH KERTAS GULUNG

PERENCANAAN ALAT BANTU PENGANGKAT DAN PEMINDAH KERTAS GULUNG PERENCANAAN ALAT BANTU PENGANGKAT DAN PEMINDAH KERTAS GULUNG Anthony Angwin Lumanto 1), Suwandi Sugondo 2) Program Studi Teknik Mesin Universitas Kristen Petra 1,2) Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236.

Lebih terperinci

INFO TEKNIK Volume 1 No. 1, Desember 2000 (6-12) Pengaruh Tegangan Sisa Akibat Fabrikasi Terhadap Balok Baja Dengan Profil I

INFO TEKNIK Volume 1 No. 1, Desember 2000 (6-12) Pengaruh Tegangan Sisa Akibat Fabrikasi Terhadap Balok Baja Dengan Profil I INFO TEKNIK Volume 1 No. 1, Desember 2000 ( - 12) Pengaruh Tegangan Sisa Akibat Fabrikasi Terhadap Balok Baja Dengan Profil I Ida Barkiah 1 Abstrak Suatu struktur ang terdiri dari balok ang menggunakan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Mesin CNC turning

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Mesin CNC turning 45 BAB II DASAR TEORI 2.1 Mesin CNC Mesin CNC adalah mesin perkakas otomatis yang dapat diprogram secara numerik melalui komputer yang kemudian disimpan pada media penyimpanan. Mesin CNC terdiri dari beberapa

Lebih terperinci

PERANCANGAN TEMPAT TIDUR PASIEN BERBAHAN ALUMUNIUM MENGGUNAKAN CAD. Jl. Grafika No.2, Yogyakarta

PERANCANGAN TEMPAT TIDUR PASIEN BERBAHAN ALUMUNIUM MENGGUNAKAN CAD. Jl. Grafika No.2, Yogyakarta PERANCANGAN TEMPAT TIDUR PASIEN BERBAHAN ALUMUNIUM MENGGUNAKAN CAD Fitroh Anugrah Kusuma Yudha 1*, Suyitno 2 1 Program Pascasarjana Jurusan Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada Bener Tr IV No79 Rt/Rw 06/02,

Lebih terperinci

Tugas Akhir ANALISA PENGARUH TEBAL DAN GEOMETRI SPOKE BERBENTUK SQUARE BAN TANPA ANGIN TERHADAP KEKAKUAN RADIAL DAN LATERAL

Tugas Akhir ANALISA PENGARUH TEBAL DAN GEOMETRI SPOKE BERBENTUK SQUARE BAN TANPA ANGIN TERHADAP KEKAKUAN RADIAL DAN LATERAL Tugas Akhir ANALISA PENGARUH TEBAL DAN GEOMETRI SPOKE BERBENTUK SQUARE BAN TANPA ANGIN TERHADAP KEKAKUAN RADIAL DAN LATERAL» Oleh : Rahmad Hidayat 2107100136» Dosen Pembimbing : Dr.Ir.Agus Sigit Pramono,DEA

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Transmisi Untuk Penerapan Energi Laut

Perancangan Sistem Transmisi Untuk Penerapan Energi Laut Perancangan Sistem Transmisi Untuk Penerapan Energi Laut Zeno (1) dan Irfan Syarif Arief, ST.MT (2) (1) Mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan ITS, (2),(3) Staff Pengajar Teknik Sistem Perkapalan ITS, Fakultas

Lebih terperinci

Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan

Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan Latar Belakang Dalam mencapai kemakmuran suatu negara maritim penguasaan terhadap laut merupakan prioritas utama. Dengan perkembangnya

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

ANALISA DISTRIBUSI TEGANGAN DAN DEFLEKSI CONNECTING ROD SEPEDA MOTOR 100 CC MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA DISTRIBUSI TEGANGAN DAN DEFLEKSI CONNECTING ROD SEPEDA MOTOR 100 CC MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA ANALISA DISTRIBUSI TEGANGAN DAN DEFLEKSI CONNECTING ROD SEPEDA MOTOR 100 CC MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Zainal Abidin, Berthan Ridho Rama ini_edo_lho@fastmail.fm Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Lebih terperinci

MODUL KULIAH. Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan MEKANIKA TEKNIK III. Slamet Widodo, S.T., M.T.

MODUL KULIAH. Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan MEKANIKA TEKNIK III. Slamet Widodo, S.T., M.T. MODUL KULIAH Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan MEKANIKA TEKNIK III Slamet Widodo, S.T., M.T. DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS TEKNIK 2006 Pengantar Modul

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH KONSTANTA PEGAS TANAH TERHADAP RESPON TEGANGAN DAN PENURUNAN PADA PONDASI PELAT (MAT FOUNDATION) ABSTRAK

STUDI PENGARUH KONSTANTA PEGAS TANAH TERHADAP RESPON TEGANGAN DAN PENURUNAN PADA PONDASI PELAT (MAT FOUNDATION) ABSTRAK STUDI PENGARUH KONSTANTA PEGAS TANAH TERHADAP RESPON TEGANGAN DAN PENURUNAN PADA PONDASI PELAT (MAT FOUNDATION) Andreas Nugraha NRP: 0621011 Pembimbing: Ir. Herianto Wibowo, M.Sc. ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

Analisis Kekuatan Konstruksi Underframe Pada Prototype Light Rail Transit (LRT)

Analisis Kekuatan Konstruksi Underframe Pada Prototype Light Rail Transit (LRT) Analisis Kekuatan Konstruksi Underframe Pada Prototype Light Rail Transit (LRT) Roby Tri Hardianto 1*, Wahyudi 2, dan Dhika Aditya P. 3 ¹Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur, Jurusan Teknik Permesinan

Lebih terperinci

APLIKASI METODE ELEMEN HINGGA UNTUK ANALISA STRUKTUR STATIK LINIER DENGAN PROGRAM MSC/NASTRAN

APLIKASI METODE ELEMEN HINGGA UNTUK ANALISA STRUKTUR STATIK LINIER DENGAN PROGRAM MSC/NASTRAN APLIKASI METODE ELEMEN HINGGA UNTUK ANALISA STRUKTUR STATIK LINIER DENGAN PROGRAM MSC/NASTRAN Heru Suryanto * Pendahuluan Dalam suatu desain struktur, kekuatan struktur merupakan hal yang paling diperhatikan

Lebih terperinci

ANALISIS TEGANGAN PADA RANGKA MOBIL BOOGIE

ANALISIS TEGANGAN PADA RANGKA MOBIL BOOGIE Proceeding, Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 008) Auditorium Universitas Gunadarma, Depok, 0-1 Agustus 008 ISSN : 1411-686 ANALISIS TEGANGAN PADA RANGKA MOBIL BOOGIE 1 Mohamad

Lebih terperinci

ANALISIS LINIER STRUKTUR CANGKANG PADA SILO SEMEN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISIS LINIER STRUKTUR CANGKANG PADA SILO SEMEN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA ANALISIS LINIER STRUKTUR CANGKANG PADA SILO SEMEN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA Andina Prima Putri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 andina.putri@uta45jakarta.ac.id Cantya

Lebih terperinci

DASAR DASAR PENGGUNAAN SAP2000

DASAR DASAR PENGGUNAAN SAP2000 Halaman 1 dari Bab 1 Bab 1 DASAR DASAR PENGGUNAAN SAP2000 1. KEMAMPUAN SAP2000 Program SAP merupakan salah satu software yang telah dikenal luas dalam dunia teknik sipil, terutama dalam bidang analisis

Lebih terperinci

DATAR PUSTAKA 1. Ashby, Michael., Materials Selection in Mechanical Design: Third Edition. Butterworth Heinemann, Oxford. 2005. 2. Budiarko, Andriadi, "Pengembangan Desain dan Material Komposit Partikulat

Lebih terperinci