TOKSIKOLOGI SEJARAH DAN JANGKAUANNYA. Dr. MANSYUR, DAKK. Fakultas Kedokteran Bagian Kimia Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TOKSIKOLOGI SEJARAH DAN JANGKAUANNYA. Dr. MANSYUR, DAKK. Fakultas Kedokteran Bagian Kimia Kedokteran Universitas Sumatera Utara"

Transkripsi

1 TOKSIKOLOGI SEJARAH DAN JANGKAUANNYA Dr. MANSYUR, DAKK Fakultas Kedokteran Bagian Kimia Kedokteran Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Manusia berada dalam hubungan yang terus menerus dengan agent-agent toksis. Agent-agent toksis ini bisa dijumpai dalam makanan yang dimakan, air diminum ataupun udara yang dihirup. Tergantung pada sifat-sifat fisika dan kimia dari agent-agent toksis ini, mereka bisa diserap oleh saluran larnbung usus, paruparu dan atau kulit. Untungnya badan mempunyai kemampuan untuk metabolisir dan mengeluarkan senyawa-senyawa ini kedalam urine, empedu dan udara. Namun demikian, apabila kecepatan penyerapan melabihi kecepatan ekskresinya senyawa toksis itu akan menumpuk kesatu konsentrasi kritis didalam badan yang mengakibatkan akan terlihat effek toksis dari agent tersebut. Dari kenyataan diatas, muncul satu cabang ilmu yang dikenal sebagai TOKSIKOLOGI. Pada saat ini Toksikologi telah berkembang baik untuk kepentingan laboratorium maupun klinik, namun apabila ditanyakan apa itu toksikologi, orang masih sulit untuk menjawab dengan tepat. Masing-masing orang mendefinisikan Toksikologi berdasarkan ilmu yang dimilikinya selama ini. Sebagai contoh : seorang ahli Farmakologi memandang Toksikologi sebagai salah satu bidang studi mengenai obat-obatan; seorang ahli kimia memandang Toksikologi ini dari sudut pandang secara kimia maupun secara analisa kimianya dan kalau perhatian ditujukan terhadap system ataupun organ yang terlibat akan muncul definisi berbeda.tulisan ini dimaksudkan untuk membicarakan mengenai : apa itu Toksikologi, sejarahnya serta unsur-unsurnya. I. Apa ltu Toksikologi? Pertanyaan ini sederhana, tetapi amat sulit untuk menjawabnya. Berbagai definisi mengenai toksikologi telah dimajukan oleh para ahli dari berbagai bidang ilmu seperti :! bidang kimia membuat definisi Toksikologi sebagai berikut : Toksikologi adalah ilmu yang bersangkut pant dengan Effek-effek dan Mekanisme Kerja yang merugikan dari agent-agent Kimia pada binatang dan manusla.! bidang farmakologi mendefinisikannya sebagai berikut : Toksikologi merupakan cabang farmakologi yang berhubungan dengan Effek samping zat kimia didalam system biologik. Toksikologi merupakan bidang studi yang jauh lebih luas dibandingkan definisi-definisi sempit yang dimajukan diatas. Dia melebihi dari sekedar ilmu mengenai racun-racun. Selanjutnya, disiplin ilmu Toksikologi ini tengah berkembang dan meluas jangkauannya oleh karena itu satu definisi yang tepat haruslah memasukkan mengenai keluasannya ini dan kemungkinan perkembangannya dimasa yang akan datang Digitized by USU digital library 1

2 Guna memahami mengenai apa itu toksikologi bisa dilakukan dengan mempertimbangkan siapa-siapa pelakunya, apa yang mereka kerjakan dan bagaimana mereka mengerjakan ini banyak memberi penjelasan. Disana ada sejumlah besar ilmuwan-ilmuwan yang menyatakan diri mereka sebagai ahli-ahli toksikologi, namun ada juga orang-orang yang tidak menyatakan menyatakan demikian tetapi sebenamya mereka terlibat dalam kegiatan-kegiatan dan mempunyai pandangan-pandangan yang sejajar dengan yang dimiliki oleh ahli-ahli toksikologi. Secara singkat, disana ada satu bidang studi yang disebut sebagai Toksikologi yang menumbuhkan sejumlah ahli-ahli yang menyatakan diri mereka sebagai ahli-ahli toksikologi, satu kepustakaan mengenai toksokologi, satu kepustakaan mengenai toksikologi dan satu galur persetujuan dasar mengenai apaapa yang dikerjakan oleh ahli toksikologi. : Kegiatan dan sumbangan-sumbangan para ahli toksikologi bermacam-macam! Dalam bidang biomedis : ahli-ahli toksikologi berurusan dengan keracunan obat- obatan dan bahan kimia dan menunjukkan mengenai keamanan dan bahaya-bahayanya sebelum obat-obatan/bahan kimia itu masuk pasar.! Kerja besar yang lain dari toksikologi adalah pengenalan, penentuan, dan pengukuran jumlah bahaya-bahaya pada pemaparan kebahan-bahan toksis ditempat kerja atau dilingkungan masyarakat. Ini sangat erat hubungannya sebagai rasa tanggung jawab pribadi atau pemerintah untuk menjamin keselamatan pekerja-pekerja dan masyarakat umum dalam kontak mereka dengan produk-produk industri atanpun produk dagang, dalam menjamin kemurnian air dan udara, demikian juga keselamatan makanan, obat-obatan dan kosmetika.! Perkembangan racun-mcun dengan kerja racun yang bersifat pemilih pada tumbuh-tumbuhan liar, serangga. dan lain-lain organisme yang tidak diinginkan, demikian juga penilaian tentang bahaya-bahaya mereka adalah merupakan wewenang toksikologi. Para ahli toksikologi, apakah mereka bekerja secara akademis, dagang, industri, atau di pemerintahan, kesemuanya dituntut untuk membuat ramalanramalan. Untuk membuat ramalan-ramalan yang masuk akal mengenai bahaya dan effek yang merugikan terhadap hunian manusia dan lingkungannya para ahli toksikologi dimuati dengan data yang cukup atas daya racun bahan-bahan dan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai mekanisme yang digunakan untuk menimbulkan effek yang tidak diinginkan. Penilaian yang masuk akal mengenai bahaya-bahaya dan terjadinya effek-effek dimasyarakat merupakan fungsi-fungsi dari toksikologi sehingga definisi pengganti bisa menjadi "ilmu yang menentukan batas-batas keselamatan agent-agent kimia" Dengan pengamatan yang lebih mendalam mengenai perkembangan dan jangkauan toksikologi dan mengenai peran-perannya pandangan-pandangan dan kegiatan-kegiatan dari para ahli toksikologi, kita dapat meneliti mengenai perkembangan sejarah dari toksikologi. II. Sejarah Toksikologi Zaman Purbakala : Toksikologi, dalam bentuknya yang khusus dan sederhana, telah menjadi satu bagian yang bersangkutan paut dengan sejarah manusia (Gambar 1-1). Gambar 1-1 : Titik-titik rujukan besar dalam evolusi toksikologi sebagai satu ilmu 2003 Digitized by USU digital library 2

3 Manusia-manusia purbakala dahulu sadar benar mengenai bahaya keracunan dari bisa-bisa binatang dan tumbuh-tumbuhan beracun. Pengetahuan-pengetahuannya digunakan untuk berburu, untuk lebih effektif berperang dan mungkin untuk menyingkirkan kelompok-kelompok kecil yang tidak diinginkan dari masyrakat yang masih sederhana.! Papyrus Eber barangkali merupakan medical record yang pertama (1500 S.M) yang berisi informasi yang meluas sampai berabad-abad kebelakang. Lebih dari 800 resep yang diberikan, beberapa diantaranya mengenai racun yang dikenal. Untuk contoh, orang menjumpai mengenai beracun yang belakangan dikenal sebagai racun dari Greek, Aconite, suatu racun anak panah dari Cina purbakala, Opium. dipakai sebagai racun dan anti dotum dan logam-logam seperti timah. tembaga antimony. Disana juga ada satu petunjuk mengenai tumbuh-tumbuhan yang mengandung zat-zat yang dikenal serumpun dengan digitalis dan alkaloid Belladonna.! Hippocrates, ketika memperkenalkan pengobatan yang layak sekitar 400 SM menambahkan sejumlah racun-racun. Selanjutnya dia menuliskan pelajaranpelajaran yang bisa dipertimbangkan sebagai dasar-dasar sederhana dari Toksikologi, dalam bentuk usaha-usaha untuk mengawasi absorpsi bahanbahan beracun dalam pengobatan dan dosis berlebihan.! Dalam Dongeng dan Kepustakaan Greek Kuno, orang mendapati beberapa rujukan-rujukan mengenai racun dan pemakaianny, dan selama periode ini mulai timbul perlakuan professional pertama. Untuk contoh : Theophratus ( S.M), seorang murid Aristoteles memasukkan sejumlah besar rujukan-rujukan mengenai tumbuh-tumbuhan beracun dalam De Historia Plantarum.! Dioscorides, seorang ahli fisika Greek di kekaisaran Nero membuat usaha pertama menggolongkan racun-racun yang disertai oleh uraian-uraian dan gambaran-gambarannya. Pemisahan kedalam raun-racun tumbuh-tumbuhan, 2003 Digitized by USU digital library 3

4 binatang dan mineral yang dia gunakan, tidak Baja menjadi standard selama 16 abad, tetapi sampai sekarang masih merupakan penggolongan yang cocok. Dioscorides juga menggunakan penceburan-penceburan dalam pengobatan, mengenali penggunaan emetika dalam keracunan dan menggunakan bahan pembakar atau mangkok gelas dalam hal digigit ular. Keracunan dengan toxin tumbuh-tumbuhan dan hewan adalah hal yang sangat biasa. Barangkali penerima racun yang cukup baik diketahui adalah digunakan sebagai satu cara eksekusi Socrates ( ) meskipun dia termasuk kalangan terhormat. Bunuh diri yang tepat atas dasar sukarela juga menggunakan pengetahuan toksikologi. Demosthenes ( SM.) yang menyembunyikan racun dalam penanya, merupakan satu dari beberapa contoh-contoh. Cleopatra (69-30 SM), dia mengizinkan penggunaan pengetahuan toksikologi sederhana dan alamiah sebagai cara yang lebih beradab untuk pengganti ular beracun.! Orang-orang Romawi juga banyak menggunakan racun-racun, sering terkait dengan masalah politik. Banyak dongeng-dongeng yang muncul mengenai kepintaran-kepintaran ahli-ahli racun bahaya-bahaya pekerjaan yang terkait dengan politik. Dongeng seperti itu menceritakan mengenai King Mithridates VI dari Pontus dengan sejumlah percobaan-percobaannya atas narapidananarapidana akhirnya menemukan satu anti datum untuk setiap bisa reptil dan setiap-setiap zat-zat beracun (Guthrie, 1964). Dia sendiri sebenarnya begitu takut terhadap racun-racun sehingga dia secara teratur memakan suatu campuran 36 ramu-ramuan sebagai perlindungan terhadap usaha pembunuhan (Laporan Galen 54). Pada saat dia akan ditangkap oleh musuhmusuhnya, dia segera berusaha bunuh diri dengan racun tetapi gagal, sebab keberhaislan ramu-ramuan yang dimakan sebelumnya, dan akhirnya dia dipaksa bunuh diri dengan menggunakan pedang yang dipegang oleh seorang pelayan. Dari cerita ini muncul istilah Mithridatik yang merujuk ke suatu anti datum atau campuran pelindung. Lain-lain istilah dari greek, Theriac juga telah menjadi sinonim untuk anti dotum Ileskipun kata-kata ini berasal dari satu risalat puisi oleh Nicander dari Colophn M) dengan judul Theriaca yang berkaitan dengan binatang-binatang beracun. Sajak yang lain " Alexi Phannaca" adalah mengenai anti dotum. Pencarian mengenai takaran-takaran antidotum atau bahan-bahan kimianya tetap merupakan satu keasyikan selama berabad-abad. Sebagai tambahan keistilahistilah yang diberikan di atas, istilah lain juga diterapkan seperti Alexteria Dan Bezo Ardika, yang belakangan merujuk ke batu-batu yang didapati dalam kandung empedu kambing. Praktek kedokteran sebagian besar berdasarkan atas satu anti diting dari penyakit dan uraian-uraian dari agent-agent pengobatan juga digolongkan demikian. Untuk contoh, satu pelopor permulaan yang termasyur mengenai Farmakologi modern adalah Anti Dotarum of Nicholaus. Tidak sampai abad 17 satu komisi yang diangkat oleh Pope ke matthiolus membuka cakrawala ke pencarian anti dota specifica. Di Roma, keracunan terlihat mengambil tanda khas epidemi, yang menyusahkan masyrakat pada abad ke 4 SM seperti yang diterangkan oleh Livy. Skala besar keracunan ini berlanjut terus sampai 82 SM ketika Sulla mengeluarkan Lex Cornelia. Ini tampil sebagai hokum pertama mengenai racun dan belakangan menjadi undangan-undang yang ditujukan kepada penyalur obat-obat yang kurang hati-hati. Sejarah dari racun-racun dan penggunaannya adalah dasar dari diagnosis pada jaman dulu yang menghibur orang seperti yang diterangkan oleh Meek dalam karangannya berjudul The Gentle Art of Poisoning dan dalam satu buku oleh Thomson berjudul Poison and Poisoners (1931). Meskipun kebanyakan racun-racun yang dipakai waktu itu berasal dari sayur-sayuraran, sulfida dari ARSEN dan asam 2003 Digitized by USU digital library 4

5 ARSENIK diketahui sudah digunakan. Telah dipastikan bahwa Arsen adalah racun yang digunakan oleh Claudius untuk membunuh Agrippina guna menjadikan Nero sebagai penguasa Roma. Kepastian ini didukung oleh pemakaian yang belakangan dari bahan yang sama oleh Nero untuk meracuni Britannicus, anak Claudius. Perbuatan pengecut itu dilaksanakan atas arahan Locusta, ahli racun yang terkait keluarga. Campuran antara kenyataan dan dongeng sekitar pembunuhan itu menggambarkan kejadian-kejadiannya dari waktu ke waktu. Mula-mula usaha untuk meracuni Britanicus gagal, tetapi penderitaan yang dilaporkan membuktikan semua sistim-sistim dari keracunan Arsen. Kegagalan ini menimbulkan kecurigaan ahli pencicip yang disewa. Kemudian usaha itu melibatkan lebih banyak kalangan dan berhasil. Caranya. Arsen itu ditempatkan dalam air dingin dan Britannicus dilayani secara berlebihan dengan sop panas. Ahli pengecap mendemontrasikan keamanan sop, tetapi dia tidak mengulangi pengujian sesudah sop itu ditambah air dingin untuk mendinginkannya. Disini dongeng dan takhyul membumbui cerita itu. Nero menyatakan bahwa Britannicus telah mati karena Epilepsi dan memerintahkan mempercepat penguburan untuk mencegah yang lain-lainya melihat penghitaman tubuhnya yang diyakini akibat keracunan. Seperti kelanjutan dongeng, jenazah dicat dengan kosmetik untuk menyembunyikan perbuatan pengecut itu, tetapi satu angin topan mengamuk sehingga kosmetik-kosmetika itu tercuci, dan terbongkarlah penghianatan Nero. Abad Pertengahan : Sebelum masa Renaissance dan meluas sampai periode itu, orang-orang ltalia dengan faham pragmatismenya (memandang sesuatu berdasarkan gunanya) telah membawa seni meracun ke puncaknya. Pada masa ini tukang racun telah menjadi satu bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, sedikitnya sebagai alat politik. Catatan-catatan dari dewan seperti Florence, dan terutama dewan 10 dari Venice, yang bernama buruk. berisi banyak kesaksian mengenai pemakaian racun secara politik. Korban-korban disebut namanya, harga-harga dibuat, kontrak dicatat, dan apabila pembunuhan telah selesai, pembayaran dilaksakanakan. Catatan "Factum" sering terlihat sesudah masuk kedalam arsip-arsip, menunjukkan keberhasilan penyelesaian dari jual beli tersebut. Dengan cara-cara yang kurang terorganisir tetapi lebih bermacam-macam, warga Italia juga mempraktekkan seni peracunan ini. Figur yang terkenal pada saat itu adalah seorang wanita bernama Toffana yang menjajakan kosmetik yang dipersiapkan secara khusus mengandung Arsen (Aqua Toffana). Mengiringi produk itu ada instruksi yang tepat mengenai penggunaannya. Toffana berhasil berkat bantuan seorang pemalsu yang genius dalam berorganisasi, Hyronima Spara, yang menyediakan satu perangsang baru melalui pengarahan kegiatannya ke sasaransasaran perkawinan tertentu dan sasaran moneter. Satu club local dibentuk yang terdiri dari wanita-wanita rumah tangga, kaya dan muda, yang segera menjadi satu klub anak muda yang memenuhi syarat, janda-janda kaya, berbentuk kenangkenangan mengenai kelompok-kelompok keibuan beberapa abad sebelumnya. Diantara kelaurga-keluarga yang menonjol dalam penggunaan racun, yang terkenal adalah Borgias. Meskipun tidak keraguan bahwa mereka adalah diantara pengusaha terkemuka dibidang ini, mereka mungkin memperoleh kredit melebihi hak mereka. Beberapa kematian yang dikaitkan dengan keracunan, sekarang dikenali akibat penyakit-penyakit infeksi seperti malaria, yang cukup buruk sehingga membuat Roma tak dapat didiami selama musim panas. Bagaimanapun, jelas bahwa Alexander 2003 Digitized by USU digital library 5

6 Vi, anak Cesare dan Lucretia sangat aktif. Disamping sebab-sebab pribadi, penerapan trampil dari racun-racun ke kalangan tinggi gereja, membesarkan perolehan-perolehan Papacy yang merupakan pewaris utama. Satu kumpulan keluarga dari pihak ibu yang jadi suri tauladan pada saat itu adalah Catherine De Medici. Catherine, meskipun tidak begitu didongengkan secara keseluruhan sebagaimana keluarga-keluarga Borgia dan nenek-nenek moyangnya, selaras dengan waktuya, merupakan seorang pelaku dari seni penerapan toksikologi. Dia juga menciptakan suatu ekspor yang besar dari Italia ke Prancis. Seperti terlihat semua menjadi biasa dalam peride ini, sasaran wanita-wanita adalah suamisuaminya. Bagaimanapun, tidak seperti yang lain-lainya pada periode sebelumnya, kumpulan yang ditampilkan oleh Catherine bergantung pada bukti langsung untuk sampai pada senyawa-senyawa yang sangat berguna ketujuan mereka. Dengan menyamar memberikan makanan untuk orang sakit dan orang miskin, Catherine mencoba campuran toksis, mencatat dengan hati-hati tanggapan terhadap racun (timbulnya aksi) kegunaan persenyawaan (kekuatan), tingkat tanggapan bagian tubuh (specifitas, tempat kerja) dan keluhan-keluhan dan sasaran sytom and Sign). Jelas Catherine pantas diberi penghargaan sebagai ahli toksikologi yang pertama yang tidak terlatih secara eksperiment. Puncak dari praktek di Perancis ditampilkan oleh komersialisasi dari pelayanan oleh Catherine Deshayes yang memperoleh julukan La Voisine. Perusahaannya dibubarkan akibat penghukuman matinya. Percobaannya adalah satu dari yang sangat terkenal dari yang dipegang oleh Chamber Ardente, suatu komisi hukum yang khusus yang ditetapkan oleh Louis untuk mencoba kasus-kasus demikian tanpa memperdulikan umur, sex atau asal bangsanya. La Voisine dihukum dari beberapa peracunan-peracunan, meliputi lebih 2000 bayi-bayi diantara sasarannya. Selama abad pertengahan sampai Tenaissance, peracunan terlihat telah diterima sebagai satu bahaya dari kehidupan normal. Dia memiliki beberapa unsur olah raga,dengan satu sandi, aturan tak tertulis rnengenai penghargaan dan satu sikap yang menyerahkan kepada nasib dari sebagian sasaran yang dipilih. Alat-alat dan cara-cara peracunan berkembang biak pada satu kecepatan yang rnembahayakan. Chamber Ardente yang didirikan di Perancis adalah alat pencegah agar membuat praktek tersebut lebih berbahaya bagi peracun-peracun, namun dia tertinggal akibat kemunculan cara-cara yang lebih canggih. Orang lain yang sumbangannya ketoksikologi telah aman melalui tahun-tahun itu adalah Moses bin Maimon atau Maimonides ( ). Sebagai tambahan menjadi ahli fisika yang mampu dan cukup dihormati, maimonides adalah juga seorang penulis yang produktif. Bukunya yang berjudul racun-racun dan antidotumdotumnya berisi satu petunjuk pertolongan ke pengobatan keracunan-keracunan kecelakaan dan disengaja dan gigitan-gigitan serangga, ular dan anjing gila. Maimonides menyarankan pengisapan diterapkan ke sengatan serangga atau gigitan binatang sebagai satu cara pengeluaran racun, dan menyarankan penerapan satu pengikatan yang ketat diatas satu luka pada satu anggota gerak. Dia juga mencatat bahwa penyerapan toksin-toksin dari lambung dapat ditunda oleh pemberian bahanbahan berminyak seperti susu, keju atau krem. Sebagai pengamat-pengamat yang kritis dan hati-hati, Maimonides menolak sejumlah obat-obat yang terkenal pada waktu itu sesudah mendapati bahwa mereka tidak effektif dan menyebutkan terhadap kemanjuran yang lain. Abad Terang : Pada akhir abad pertengahan, orang yang terkenal dalam ilmu dan kedokteran adalah P.A.T.B von Hohenheim-Paracelcus ( ). Diantara masa 2003 Digitized by USU digital library 6

7 Aristoteles dan Paracelcus hanya sedikit perubahan dalam ilmu-ilmu biomedis. Dalam abad ke 16 terjadi pemberontakan terhadap kekuasaan gereja diikuti oleh serangan atas kekuasaan yang sejajar dengan Tuhan, yang dilakukan oleh pengikut-pengikut Hipocrates dan Galen. Paracelcus secara pribadi dan professional mewujudkan mutumutu yang banyak mendorong perubahan-perubahan dalam periode ini. Dia dan zamannya sangat penting karena berdiri diantara filosofi dan sihir kuno klassik dan falsafat dan ilmu yang diinginkan untuk kita oleh orang-orang dari abad ke 17 dan 18. Orang dapat dengan jelas memastikan cara pendekatan Paracelcus, titik pandangnya, dan luasnya minat kedisiplin ilmu yang sekarang dikenal sebagai Toksikologi. Paracelcus kemudian merumuskan pandangan-pandangan yang revolusioner yang tetap merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari struktur toksikologi yang ada. Dia mengangkat fokus mengenai " toksikon" yang merupakan zat kimia yang sungguh-sungguh ada. Satu pandangan yang diberikan oleh Paracelcus yang menjadi sumbangan yang djunjung tinggi adalah : - percobaan merupakan hal yang penting dalam pemeriksaan respon-respon terhadap zat kimia. - orang harus membedakan mengenai sifat-sifat pengobatan dan sifat-sifat racun dari suatu zat kimia. - sifat-sifat ini kadang-kadang, tetapi tidak selalu, sukar dibedakan kecuali oleh Dosis. - orang harus menegaskan tentang tingkat kespesifikan dari zat-zat kimia dan effek pengobatan dan effek toksisnya. Pandangan yang belakangan merupakan pengenalan dari "peluru sihir' dari Paul Ehrlich dan indeks therapy. Selanjutnya, memberikan pengertian yang jelas mengenai hubungan dosis-respon yang merupakan pertahanan toksikologi (Pacher 1961). Sumbangan penting lainnya adalah bukunya yang berjudul Bergsucht yang berisikan penjelasan mengenai penyakit-penyakit akibat kerja dari penambangpenambang. Buku ini berisikan mengenai pengamatan klinik dari keracunan Arsen krosnis dan merkuri dan rincian serangan-serangan asthma clan simstom gastro intestinal dari penyakit-penyakit penambang. Toksikologi Modern : Sering disebut sebagai penemu toksikologi adalah Mattieu Yoseph Bonaventura Orlila ( ), seorang dokter Spanyol, yang bertugas sebagai dokter pribadi Louis XVIII dari Prancis dan salah seorang pimpinan Universitas Paris. Orfilla adalah orang pertama yang berusaha menghubungkan secara sistematis diantara informasi kimia dan biologis dari racun. Banyak sumbangansumbanganmya berdasarkan pengamatan pribadi mengenai pengaruh racun-racun dalam beberapa ribu anjing-anjing. Dia juga menetapkan toksikologi sebagai suatu disiplin ilmu dan menetapkan toksikologi sebagai satu pelajaran mengenai racunracun. Orfilla juga mengajukan hubungan kimia dengan ilmu hukum. Dia menunjukkan perlunya analisa kimia dalam pembuktian hokum dari keracunan yang mematikan dan dia menemukan cara-cara untuk menemukan racun-racun, yang beberapa diantaranya masih dipergunakan sampai sekarang. Satu hasil besar dari aktifitasnya adalah timbulnya bahan otopsi untuk tujuan penemuan dari keracunan kecelakaan dan keracunan-keracunan yang disengaja. Pengenalan mengenai pendekatan ini hidup terus dalam toksikologi modern sebagai satu bidang khusus yakni Forensic Toxicologi. Masa dari toksikologi modern ditandai oleh Orfilla dengan dimulainya sejumlah perkembangan-perkembangan analisa yang membuat peracunan dapat ditemukan. Hubungan yang erat diantara racun-racun dan yang 2003 Digitized by USU digital library 7

8 gaib yang berkembang sebelumnya mulai ditinggalkan dengan kedatangan test-test untuk menentukan apakah telah terjadi satu pembunuhan. Untuk contoh. test untuk Arsen oleh Marsh, 1836, telah menyingkirkan satu hal yang tidak diketahui dan tidak ditemukan mengenai zat-zat yang banyak digunakan untuk pembunuhan. Minat ke zat-zat racun merupakan hal yang biasa diantara beberapa ahli-ahli fisiologi yang terkemuka dari abad-abad 18 dan 19. Farancois Magendi ( ) menghabiskan sebagian waktunya dalam memahami mengenai mekanisme kerja dari emetin dan strikhnin. Dia juga tertarik dengan racun-racun anak panah yang digunakan suku-suku primitif dan memulai pemahaman kerja mereka (lihat Olmsted. 1944) Magendi mengalihkan minatnya ini kepada muridnya yang juga terkenal yang bernama Calude Bernard ( ). Dia melanjutkan pemahaman mengenai racun-racun anak panah dan melaporkan satu percobaan klasik yang menentukan tempat kerja Curare yang menyongkong laporan sebelumnya dari Kolliker pada Wurtzburg (Bernard 1850). Bernard meyakini dan meyebarkan pandangan bahwa "analisa fisiologis dari sistim organic dapat dikerjakan dengan bantuan agent-agent toksis". Bernard tekun menerapkan azas ini, menggunakan agent-agent lain disamping currage, termasuk strychnine dengan Haemoglobin. (Bernard, dialih bahasa oleh Greene, 1949). Louis Lewin ( ) merupakan seorang yang luar biasa dalam Toksikologi. Dia banyak menerbitkan tulisan-tulisan mengenai toksikologi metil alcohol) etil alcohol, dan alkohol-alkohol yang lebih tinggi, kloroform, penggunaan opiat kronis dan bahan-bahan hallucinogen yang dikandung dalam tumbuh-tumbuhan. Diantara penerbitan-penerbitannya antara lain adalah : -A Toxicologist's View of World Histry -A Text book of Toxicology Yang mempelajari toxikologi orfilla dan menghasilkan satu karya besar atas racunracun (184.5). Rudolf Kobert ( ), seorang murid Oswald Schmiedberg dan Lewin juga menghasilkan satu texbook dari toksikologi (1893). Dalam abad ke 20 : perkembangan toksikologi terjadi cepat. Pada satu pihak, disana ada beberapa mengenai agent-agent toksik dan agent terapi yang bertindak sebagai titik awal untuk pemahaman-pemahaman dasar dari mekanisme, misalnya perkembangan oleh Rudolf Peter dkk (1945) mengenai Dimercaprol (DAL) sebagai satu antidotum ke Arsen yang dikandung gas-gas perang dan pemahamanpemahaman mengenai mekanisme kerja BAL atas Arsen-arsen organic oleh Carl Voegtlin dkk (1923). Dipihak lain, disana ada perkembangan-perkembangan yang mengarah ke penemuan dan pemahaman zat-zat toksik untuk penggunaan oleh manusia, seperti penemuan dan pemahaman DDT oleh Paul Muller dan penemuan dan pemahaman dari senyawa-senyawa insektisida organo fosfat oleh Willy lange dan Germard Schrader. Toksikologi berkembang cepat mengikuti semakin halusnya tehnik-tehnik analisa ini. Peran-peran Toksikologi : Toksikologi modern menunjukkan perkembangan yang lebih luas dari perkembangan sederhana dizamannya orfilla. Ini terlihat dari minat dan aktifitas yang hebat dalam menguraikan Toksikologi. Racun-racun yang ekonomis dan strukturnya rumit yang ada sekarang merupakan hasil ketekunan ahli kimia, ahli pertanian, ahli botani dan ahli entomologi. Racun-racun ini juga menimbulkan tantangan-tantangan dalam bidang keseimbangan ekologi melalui pengamatan lingkungan, maupun perlindungan terhadap kesehatan manusia Digitized by USU digital library 8

9 Pada pengolahan makanan-makanan sering ditambahkan bahan additif guna pengawetannya maupun kesegarannya dan kelezatannya. Dalam hal ini toksikologi berperan penting dalam menjamin keamanan dari bahan yang ditambahkan. Pada obat-obatan yang digunakan dimana rumusnya semakin rumit, kekuatan semakin besar, jenisnya semakin bermacam-macam, disini toksikologi berperan sekali mengenai masalah keanlanan penggunaan obat-obatan ini. Pada kasus-kasus pengobatan yang terkait dengan masalah huku maupun social, maka disini juga ahliahli toksikologi turut berperan. Dalam industri-industri banyak pemaparan-pemaparan toksis yang dihadapi oleh para karyawan maupun masyarakat lingkungannya berasal dari proses industrinya maupun pencemaran terhadap lingkungannya. Untuk mencegah dan mengatasi bahaya-bahaya industri ini, toksikologi juga penting peranannya. Misalnya di Amerika, untuk menanggulangi bahaya industri ini ada undang-undangnya. yakni Tosca (Toxic Substance Control ACT) dan badan yang mengurusnya yakni EPA (Environmental Potential Agency). Para ahli Toksikologi di EPA inilah yang akan menentukan apakah suatu hasil produksi aman atau tidak bagi kesehatan manusia. KESIMPULAN : 1. Dengan mengetahui apa itu toksikologi, sejarah maupun jangkauannya, akan tertarik perhatian kita mengenai betapa luasnya bidang ilmu ini. Ilmu ini merupakan penerapan ilmu-ilmu yang sudah ada dan akan terus berkembang. KEPUSTAKAAN : 1. John Doull, MD, PhD : Toxicology: The Basic Science of Poisons. Second Edition, Macmillan Publishing Co, Inc, New York, B.G. Katzung : FARMAKOLOGI DASAR DAN KLINIK Alih bahasa : dr.binawati H.K. dkk : ECG Gilbert W Castellan : Physical Chemistry University of Maryland. Second Edition. Addison Wesley Publishing Company Lloyd N Ferguson: Textbook of Organic Chemistry Howard University 2nd Edition van nostrand reinhold Company 2003 Digitized by USU digital library 9

T O K S I K O L O G I KEAMANAN, UNSUR DAN BIDANG-BIDANG TOKSIKOLOGI. Dr. Mansyur, DAKK Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

T O K S I K O L O G I KEAMANAN, UNSUR DAN BIDANG-BIDANG TOKSIKOLOGI. Dr. Mansyur, DAKK Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara T O K S I K O L O G I KEAMANAN, UNSUR DAN BIDANG-BIDANG TOKSIKOLOGI Dr. Mansyur, DAKK Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Pendahuluan : Toksikologi merupakan ilmu yang sangat luas yang mencakup

Lebih terperinci

T O K S I K O L O G I AGENT-AGENT TOKSIS & PEMAPARAN. DR. MANYUR, DAKK Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

T O K S I K O L O G I AGENT-AGENT TOKSIS & PEMAPARAN. DR. MANYUR, DAKK Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara T O K S I K O L O G I AGENT-AGENT TOKSIS & PEMAPARAN DR. MANYUR, DAKK Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Pendahuluan : Toksikologi adalah pemahaman mengenai pengaruh-pengaruh bahan kimia yang

Lebih terperinci

BAB 1: ILMU KEFARMASIAN

BAB 1: ILMU KEFARMASIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 FARMASI BAB 1: ILMU KEFARMASIAN Nora Susanti, M.Sc, Apk KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016 BAB I ILMU KEFARMASIAN

Lebih terperinci

Bahasan PENDAHULUAN DAN RUANG LINGKUP TOKSIKOLOGI

Bahasan PENDAHULUAN DAN RUANG LINGKUP TOKSIKOLOGI Bahasan PENDAHULUAN DAN RUANG LINGKUP TOKSIKOLOGI I M.A. Gelgel Wirasuta Perkembangan Awal Toksikologi Cakupan dan Subdisiplin Toksikologi Perkembangan Mutahir Toksikologi 1 2 Secara tradisi Makanan Bermanfaat

Lebih terperinci

TOXICOLOGY PREDICTIVE TOXICOLOGY MEMBRAN CELL. DR. MANSYUR, DAKK Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

TOXICOLOGY PREDICTIVE TOXICOLOGY MEMBRAN CELL. DR. MANSYUR, DAKK Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara TOXICOLOGY PREDICTIVE TOXICOLOGY MEMBRAN CELL DR. MANSYUR, DAKK Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN : Toksikologi adalah pemahaman mengenai pengaruh-pengaruh bahan kimia yang merugikan

Lebih terperinci

PENCEGAHAN KERACUNAN SECARA UMUM

PENCEGAHAN KERACUNAN SECARA UMUM PENCEGAHAN KERACUNAN SECARA UMUM Peredaran bahan kimia semakin hari semakin pesat, hal ini disamping memberikan manfaat yang besar juga dapat menimbulkan masalah yang tak kalah besar terhadap manusia terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran terhadap lingkungan hidup akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian pemerintah, khususnya pihak akademisi, terutama terhadap kehadiran polutan beracun

Lebih terperinci

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4. LIMBAH Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.B3 PENGERTIAN Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 18/1999 Jo.PP 85/1999

Lebih terperinci

Kode/SKS : FAK Prasyarat : Toksikologi (FAK 3701) Deskripsi Matakuliah

Kode/SKS : FAK Prasyarat : Toksikologi (FAK 3701) Deskripsi Matakuliah Nama Matakuliah : Toksikologi Klinik Kode/SKS : FAK 3731 Prasyarat : Toksikologi (FAK 3701) Status Matakuliah : Wajib Program Studi Deskripsi Matakuliah Mata kuliah toksikologi klinik ini termasuk mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini. Udara berfungsi juga sebagai pendingin benda-benda yang panas, penghantar bunyi-bunyian,

BAB I PENDAHULUAN. ini. Udara berfungsi juga sebagai pendingin benda-benda yang panas, penghantar bunyi-bunyian, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara merupakan salah satu unsur atau zat yang sangat penting setelah air. Seluruh makhluk hidup membutuhkan udara sebagai oksigen demi kelangsungan hidupnya di muka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah daerah beriklim tropis sehingga menjadi tempat yang cocok untuk perkembangbiakan nyamuk yang dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi masyarakat.

Lebih terperinci

KEDARURATAN LINGKUNGAN

KEDARURATAN LINGKUNGAN Materi 14 KEDARURATAN LINGKUNGAN Oleh : Agus Triyono, M.Kes a. Paparan Panas Panas dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh. Umumnya ada 3 macam gangguan yang terjadi td&penc. kebakaran/agust.doc 2 a. 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan barangkali merupakan istilah yang tepat, namun tidak populer dan tidak menarik bagi perokok. Banyak orang sakit akibat merokok, tetapi orang

Lebih terperinci

TEORI JOHN GORDON CHAPTER: CHEMICAL AGENTS. Oleh: SURATMAN, S.KM, M.Kes Staf Pengajar Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed)

TEORI JOHN GORDON CHAPTER: CHEMICAL AGENTS. Oleh: SURATMAN, S.KM, M.Kes Staf Pengajar Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) TEORI JOHN GORDON CHAPTER: CHEMICAL AGENTS Oleh: SURATMAN, S.KM, M.Kes Staf Pengajar Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Keterangan: A = Agen (Agent) P = Pejamu (Host) L = Lingkungan

Lebih terperinci

Tinjauan Pustaka. A. Pengertian Tumbuhan Obat

Tinjauan Pustaka. A. Pengertian Tumbuhan Obat II. Tinjauan Pustaka A. Pengertian Tumbuhan Obat Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang baik beberapa bagian atau keseluruhan dari bagiannya memiliki khasiat obat yang digunakan sebagai obat dalam penyembuhan

Lebih terperinci

MATA KULIAH TOKSIKOLOGI KLINIK

MATA KULIAH TOKSIKOLOGI KLINIK RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER MATA KULIAH TOKSIKOLOGI KLINIK Oleh : Dra Nurlaila, M.Si., Apt FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2008 A. PERENCANAAN PEMBELAJARAN 1. Nama mata kuliah

Lebih terperinci

merupakan campuran dari beragam senyawa kimia, beberapa terbuat dari sumbersumber alami dan kebanyakan dari bahan sintetis (BPOM RI, 2003).

merupakan campuran dari beragam senyawa kimia, beberapa terbuat dari sumbersumber alami dan kebanyakan dari bahan sintetis (BPOM RI, 2003). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau

Lebih terperinci

Pengantar Toksikologi Forensik. I M. A. Gelgel Wirasuta

Pengantar Toksikologi Forensik. I M. A. Gelgel Wirasuta Pengantar Toksikologi Forensik I M. A. Gelgel Wirasuta LMIS (1979) berdasarkan aplikasinya toksikologi dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yakni: Farmakologi Immunologi Biologi Patologi Kimia Toksikologi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kesadaran Menurut Hasibuan (2012:193), kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Menurut

Lebih terperinci

Pemantauan Limbah Cair, Gas dan Padat

Pemantauan Limbah Cair, Gas dan Padat Pemantauan Limbah Cair, Gas dan Padat Paryanto, Ir.,MS Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Sebelas Maret Bimbingan Teknis Pengendalian B3 Pusat Pelatihan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 1992 TENTANG OBAT HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 1992 TENTANG OBAT HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 1992 TENTANG OBAT HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Mengingat: a. bahwa untuk lebih meningkatkan kesehatan dan produksi peternakan diperlukan tersedianya

Lebih terperinci

BERKENALAN DENGAN ILMU KIMIA

BERKENALAN DENGAN ILMU KIMIA BERKENALAN DENGAN ILMU KIMIA A Definisi : Ruang Lingkup Ilmu Kimia 2. 3. 4. 5. Secara singkat, Ilmu Kimia adalah ilmu rekayasa materi yaitu mengubah suatu materi menjadi materi yang lain. Secara lengkap,

Lebih terperinci

HIDUP DI SINI DAN SEKARANG: Dasar yang Kokoh, 21 Maret 2015

HIDUP DI SINI DAN SEKARANG: Dasar yang Kokoh, 21 Maret 2015 Pelajaran 12 HIDUP DI SINI DAN SEKARANG Dasar yang Kokoh Pilihan kedua 21 Maret 2015 1. Persiapan HIDUP DI SINI DAN SEKARANG: Dasar yang Kokoh, 21 Maret 2015 A. Sumber Matius 7:13, 14 Mazmur 19:7-9 Mazmur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keracunan adalah suatu kejadian apabila substansi. yang berasal dari alam ataupun buatan yang pada dosis

BAB I PENDAHULUAN. Keracunan adalah suatu kejadian apabila substansi. yang berasal dari alam ataupun buatan yang pada dosis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keracunan adalah suatu kejadian apabila substansi yang berasal dari alam ataupun buatan yang pada dosis tertentu dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan hidup yang

Lebih terperinci

Geografi PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUN BERKELANJUTAN I. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013. A. Kerusakan Lingkungan Hidup

Geografi PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUN BERKELANJUTAN I. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013. A. Kerusakan Lingkungan Hidup xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013 Geografi K e l a s XI PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUN BERKELANJUTAN I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.

Lebih terperinci

Nama : Achmad Sofwan Yusuf Kelas : 3 ID02 NPM :

Nama : Achmad Sofwan Yusuf Kelas : 3 ID02 NPM : Nama : Achmad Sofwan Yusuf Kelas : 3 ID02 NPM : 30408016 SOAL : 1. Jelaskan alasan perlunya etika profesi dalam bidang keteknikan! Apa yang akan terjadi bilamana profesi keteknikan tanpa etika? 2. Beri

Lebih terperinci

Sejarah Perkembangan Pertanian

Sejarah Perkembangan Pertanian 1.Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan kaitan pertanian dengan kebudayaan manusia serta perkembangan pertanian Sejarah Perkembangan Pertanian Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa diharapkan mampu

Lebih terperinci

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Menimbang Mengingat BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan produksi pertanian.

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan produksi pertanian. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap hasil pertanian berupa buah dan sayur semakin tinggi sejalan dengan pertambahan penduduk. Untuk mengantisipasi kebutuhan tersebut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keberuntungan tersendiri bagi masyarakat lokalnya. Tanah yang subur

I. PENDAHULUAN. keberuntungan tersendiri bagi masyarakat lokalnya. Tanah yang subur 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memberikan sebuah keberuntungan tersendiri bagi masyarakat lokalnya. Tanah yang subur memberikan kehidupan dengan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PADJADJARAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN BIOLOGI DASAR Bab 1 PENDAHULUAN TIM DOSEN BIOLOGI DASAR JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PADJADJARAN 1 Definisi biologi Biologi (bios hidup + logos ilmu): ilmu

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Pelanggaran Etika Bisnis dan Hukum PT Freeport di Papua

Pelanggaran Etika Bisnis dan Hukum PT Freeport di Papua Pelanggaran Etika Bisnis dan Hukum PT Freeport di Papua RORO HETTY ROHMANINGRUM ILHAM SUGIRI HAMZAH KARIM AMRULLAH ARIE TINO YULISTYO KHAERUL ALIF PRATOMO Landasan Teori Etika Suatu pedoman yang mengatur

Lebih terperinci

11/9/2011 TOKSIKOLOGI. Alfi Yasmina BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Sola dosis facit venenum

11/9/2011 TOKSIKOLOGI. Alfi Yasmina BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Sola dosis facit venenum TOKSIKOLOGI Alfi Yasmina BEBERAPA ISTILAH Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik Sola dosis facit venenum 1 KLASIFIKASI Berdasarkan cara: Self-poisoning Attempted poisoning Accidental poisoning

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN BAB I KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai campuran bensin. Fungsi timbal di sini bertujuan untuk mengontrol

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai campuran bensin. Fungsi timbal di sini bertujuan untuk mengontrol BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Timbal atau timah hitam merupakan senyawa kimia yang digunakan sebagai campuran bensin. Fungsi timbal di sini bertujuan untuk mengontrol bilangan oktan pada bahan bakar,

Lebih terperinci

UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK TANAMAN PUTRI MALU (Mimosa pudica) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella dysentriae

UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK TANAMAN PUTRI MALU (Mimosa pudica) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella dysentriae UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK TANAMAN PUTRI MALU (Mimosa pudica) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella dysentriae SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Prodi Pendidikan Biologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1993). Yang dimaksud dengan hama ialah semua binatang yang mengganggu dan

BAB I PENDAHULUAN. 1993). Yang dimaksud dengan hama ialah semua binatang yang mengganggu dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kerusakan tanaman akibat serangan hama menjadi bagian budidaya pertanian sejak manusia mengusahakan pertanian ribuan tahun yang lalu. Mula-mula manusia membunuh

Lebih terperinci

ANDA BERTANYA, APOTEKER MENJAWAB. Diasuh oleh para Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Andalas. Apakah Pantangan Makanan Ibu Hamil?

ANDA BERTANYA, APOTEKER MENJAWAB. Diasuh oleh para Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Andalas. Apakah Pantangan Makanan Ibu Hamil? ANDA BERTANYA, APOTEKER MENJAWAB Diasuh oleh para Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Andalas Apakah Pantangan Makanan Ibu Hamil? Pertanyaan: Malam. Maaf mengganggu. Saya Linda orang Padang tinggal di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, produk kosmetik khususnya. yakni di pusat perbelanjaan, maupun di klinik kecantikan.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, produk kosmetik khususnya. yakni di pusat perbelanjaan, maupun di klinik kecantikan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, produk kosmetik khususnya kosmetik wanita memberikan suatu peluang bisnis. Mempunyai kulit wajah dan tubuh serta memiliki

Lebih terperinci

Berikut ini beberapa manfaat dan dampak positif perkembangan ilmu biologi :

Berikut ini beberapa manfaat dan dampak positif perkembangan ilmu biologi : Manfaat dan Bahaya Ilmu Biologi Manfaat Ilmu Biologi Berikut ini manfaat yang disumbangkan oleh biologi, antara lain : 1. Memberikan pemahaman lebih mendalam kepada diri seseorang yang dapat diterapkan

Lebih terperinci

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TUJUAN Memelihara lingkungan kerja yang sehat. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu bekerja. Mencegah dan mengobati

Lebih terperinci

PESTISIDA 1. Pengertian 2. Dinamika Pestisida di lingkungan Permasalahan

PESTISIDA 1. Pengertian 2. Dinamika Pestisida di lingkungan Permasalahan PESTISIDA 1. Pengertian Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1973, tentang Pengawasan atas Peredaran dan Penggunaan Pestisida yang dimaksud dengan Pestisida adalah sebagai berikut: Semua zat kimia

Lebih terperinci

Jenis Bahaya Dan Cara Penanganan Kecelakaan Yang Terjadi Laboratorium Biologi

Jenis Bahaya Dan Cara Penanganan Kecelakaan Yang Terjadi Laboratorium Biologi Jenis Bahaya Dan Cara Penanganan Kecelakaan Yang Terjadi Laboratorium Biologi Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Biasanya kecelakaan menyebabkan, kerugian material

Lebih terperinci

PROSEDUR PENANGANAN BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA. Pengertian. Tujuan. 1. Bahan Beracun dan Berbahaya

PROSEDUR PENANGANAN BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA. Pengertian. Tujuan. 1. Bahan Beracun dan Berbahaya Pengertian 1. Bahan Beracun dan Berbahaya Adalah semua bahan kimia yang mempunyai efek mengakibatkan kerugian terhadap orang dan lingkungan sekitarnya seperti: korosif, oksidasi, bersifat racun, meledak

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 )

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 ) PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 ) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI 23/2/2017 MATERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan keadaan kesehatan yang lebih baik dari sebelumnya. Derajat kesehatan yang setinggitingginya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara mega biodiversity dengan jumlah tanaman obat sekitar 40.000 jenis, namun baru sekitar 2,5% yang telah dieksplorasi

Lebih terperinci

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan. 1. Sejarah Perkembangan Timbulnya Pencemaran Kemajuan industri dan teknologi dimanfaatkan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sudah terbukti bahwa industri dan teknologi yang maju identik

Lebih terperinci

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum TOKSIKOLOGI Alfi Yasmina BEBERAPA ISTILAH Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik Sola dosis facit venenum 1 KLASIFIKASI Berdasarkan cara: Self-poisoning Attempted poisoning Accidental poisoning

Lebih terperinci

02/03/2015. Sumber daya Alam hayati SUMBER DAYA ALAM JENIS-JENIS SDA SUMBERDAYA HAYATI. Kepunahan jenis erat kaitannya dengan kegiatan manusia

02/03/2015. Sumber daya Alam hayati SUMBER DAYA ALAM JENIS-JENIS SDA SUMBERDAYA HAYATI. Kepunahan jenis erat kaitannya dengan kegiatan manusia SUMBER DAYA ALAM (SDA) Kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran dan kemaslahatan manusia SUMBER DAYA ALAM TIM ILMU LINGKUNGAN FMIPA UNSYIAH JENIS-JENIS SDA Sumber daya alam yang dapat diperbaharui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersifat kuantitatif. Sedangkan pengertian tumbuh itu sendiri yaitu proses

BAB I PENDAHULUAN. bersifat kuantitatif. Sedangkan pengertian tumbuh itu sendiri yaitu proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses tumbuh kembang terjadi secara bertahap dan berlangsung lama tidak terjadi sekaligus. Untuk itu perlunya pemantauan berkala dan teratur, sehingga bayi dapat tumbuh

Lebih terperinci

BAB I Biologi Dasar. Mengapa mempelajari BIOLOGI?

BAB I Biologi Dasar. Mengapa mempelajari BIOLOGI? BIOLOGI BAB I Biologi Dasar Mengapa mempelajari BIOLOGI? Mp oleh pengeth. ttg segi lain kehidupan Karier yg produktif & b manfaat Biologi Penerapan bidang-bidang praktis (Kedokteran, KesMas) Biologi ilmu

Lebih terperinci

Kuliah Pendahuluan. Obat-obatan dalam Masyarakat

Kuliah Pendahuluan. Obat-obatan dalam Masyarakat Kuliah Pendahuluan Obat-obatan dalam Masyarakat Farmakologi= Penggunaan bahan-bahan tertentu untuk mengobati penyakit sejak zaman purba. Bahan herbal dibuat dari tumbuhan dan mineral tertentu yang secara

Lebih terperinci

BAB III PEMERIKSAAN LABORATORIUM PENUNJANG

BAB III PEMERIKSAAN LABORATORIUM PENUNJANG BAB III PEMERIKSAAN LABORATORIUM PENUNJANG A. Tujuan pembelajaran Tujuan instruksional umum: mahasiswa mampu memahami penanganan sampel untuk pemeriksaan penunjang Mampu mengelola sampel untuk pemeriksaan

Lebih terperinci

Peran Pendidikan Tinggi dalam Program Pengembangan SDM Ketenaganukliran. Oleh. Prayoto. Universitas Gadjah Mada. Energi Sebagai Penunjang Peradaban

Peran Pendidikan Tinggi dalam Program Pengembangan SDM Ketenaganukliran. Oleh. Prayoto. Universitas Gadjah Mada. Energi Sebagai Penunjang Peradaban 1 Peran Pendidikan Tinggi dalam Program Pengembangan SDM Ketenaganukliran Oleh Prayoto Universitas Gadjah Mada Energi Sebagai Penunjang Peradaban Peradaban manusia sejak awal perkembangannya telah bertumpu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebersihan makanan dan minuman sangatlah penting karena berkaitan dengan kondisi tubuh manusia. Apabila makanan dan minuman yang dikonsumsi tidak terjaga kebersihannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman

BAB I PENDAHULUAN. mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kubis merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak dikonsumsi karena berbagai manfaat yang terdapat di dalam kubis. Kubis dikenal sebagai sumber vitamin A, B, dan

Lebih terperinci

PAPARAN PESTISIDA DI LINGKUNGAN KITA

PAPARAN PESTISIDA DI LINGKUNGAN KITA PAPARAN PESTISIDA DI LINGKUNGAN KITA Penjelasan gambar Zat aktif + pencampur Pestisida Sebagian besar pestisida digunakan di pertanian,perkebunan tetapi bisa digunakan di rumah tangga Kegunaan : - Mencegah

Lebih terperinci

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) pada dekade terakhir menjadi masalah kesehatan global, ditandai dengan meningkatnya kasus DBD di dunia. World Health Organization (WHO)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi kronis menular yang masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World Health

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. empat masa yaitu: masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja dan masa lanjut usia.

BAB I PENDAHULUAN. empat masa yaitu: masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja dan masa lanjut usia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lingkaran kehidupan manusia dilihat dari penggolongan umur terdiri dari empat masa yaitu: masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja dan masa lanjut usia. Khususnya

Lebih terperinci

Petunjuk Keselamatan Umum Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro Pedoman berikut dibuat untuk meminimalkan atau menghilangkan bahaya di

Petunjuk Keselamatan Umum Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro Pedoman berikut dibuat untuk meminimalkan atau menghilangkan bahaya di Petunjuk Keselamatan Umum Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro Pedoman berikut dibuat untuk meminimalkan atau menghilangkan bahaya di Laboratorium Terpadu. Pedoman ini juga disediakan untuk menjaga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakann penyakit yang. berkaitan erat dengan kenaikan populasi vektor Aedes aegypty.

I. PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakann penyakit yang. berkaitan erat dengan kenaikan populasi vektor Aedes aegypty. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakann penyakit yang berkaitan erat dengan kenaikan populasi vektor Aedes aegypty. Menurut Wijana, (1982) Ae. aegypty adalah satu-satunya

Lebih terperinci

Paparan Pestisida. Dan Keselamatan Kerja

Paparan Pestisida. Dan Keselamatan Kerja Paparan Pestisida Peranan CropLife Indonesia Dalam Meminimalkan Pemalsuan Pestisida Dan Keselamatan Kerja CROPLIFE INDONESIA - vegimpact Deddy Djuniadi Executive Director CropLife Indonesia 19 Juni 2012

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Toksikologi : ilmu tentang racun-racun

PENDAHULUAN. Toksikologi : ilmu tentang racun-racun PENDAHULUAN Toksikologi : ilmu tentang racun-racun Toksikologi industri : ilmu tentang racunracun yang dipergunakan, diolah, dihasilkan atau diproduksi dalam perusahaan Racun : bahan kimia yang dalam jumlah

Lebih terperinci

CARA MENGATASI GIGITAN ULAR

CARA MENGATASI GIGITAN ULAR CARA MENGATASI GIGITAN ULAR Waingapu, 18 Pebruari 2016 SAMPOERNA RESCUE 1 PEMBAHASAN Cara Mengatasi Gigitan Ular Berbisa Cara Mengatasi Gigitan Ular Tidak Berbisa Memahami Ular dan Gigitannya 2 MENGENAL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat Keterp aparan 1. La BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dijelaskan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dijelaskan BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: 1. Proses pengolahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Misalnya

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Misalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring meningkatnya taraf hidup manusia dewasa ini, maka kebutuhan akan berbagai hal juga mengalami peningkatan seperti kebutuhan akan sandang, papan, pangan, kesehatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang

Lebih terperinci

Pengertian Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia yang memiliki sifat reaktif dan atau sensitif terhadap

Pengertian Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia yang memiliki sifat reaktif dan atau sensitif terhadap Pengertian Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia yang memiliki sifat reaktif dan atau sensitif terhadap perubahan/kondisi lingkungan yang dengan sifatnya tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian upaya-upaya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perlindungan tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian upaya-upaya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perlindungan tenaga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Intensitas pembangunan yang semakin meningkat, seiring oleh pemanfaatan ilmu dan teknologi di berbagai bidang yang lebih maju, telah mendorong pesatnya laju pertumbuhan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Eksplorasi adalah kegiatan pelacakan atau penjelajahan guna mencari,

TINJAUAN PUSTAKA. Eksplorasi adalah kegiatan pelacakan atau penjelajahan guna mencari, TINJAUAN PUSTAKA Eksplorasi adalah kegiatan pelacakan atau penjelajahan guna mencari, mengumpulkan, dan meneliti jenis plasma nutfah tertentu untuk mengamankan dari kepunahan. Langkah pertama pengeksplorasian

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1964 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK TENAGA ATOM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1964 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK TENAGA ATOM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1964 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK TENAGA ATOM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa penggunaan dan perkembangan tenaga atom di lapangan ilmu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai jenis kulit, warna kulit, iklim, cuaca, waktu penggunaan, umur dan jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai jenis kulit, warna kulit, iklim, cuaca, waktu penggunaan, umur dan jumlah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kosmetika dikenal sebagai penunjang penampilan agar tampak lebih menarik. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, beragam kosmetika muncul di pasaran.

Lebih terperinci

Nama : Irritant. Lambang : Xi. Contoh : NaOH, C 6 H 5 OH, Cl 2. Nama : Harmful. Lambang : Xn

Nama : Irritant. Lambang : Xi. Contoh : NaOH, C 6 H 5 OH, Cl 2. Nama : Harmful. Lambang : Xn Seperti yang telah kita ketahui, bahan-bahan kimia yang biasa terdapat di laboratorium kimia banyak yang bersifat berbahaya bagi manusia maupun bagi lingkungan sekitar. Ada yang bersifat mudah terbakar,

Lebih terperinci

2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit

2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI LINGKUNGAN HIDUP. Perikanan. Hasil. Jaminan Mutu. Keamanan. Sistem. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 181). PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Demam berdarah dengue (DBD), merupakan penyakit yang masih sering

I. PENDAHULUAN. Demam berdarah dengue (DBD), merupakan penyakit yang masih sering I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demam berdarah dengue (DBD), merupakan penyakit yang masih sering terjadi di berbagai daerah. Hal ini dikarenakan nyamuk penular dan virus penyebab penyakit ini

Lebih terperinci

Sebelum membaca postingan ini, apa yang kalian ketahui tentang ilmu Kimia? Dan apa itu Kimia?Oke, let s learn it!

Sebelum membaca postingan ini, apa yang kalian ketahui tentang ilmu Kimia? Dan apa itu Kimia?Oke, let s learn it! Yuk, Belajar Kimia! Yuk, Belajar Kimia! Sebelum membaca postingan ini, apa yang kalian ketahui tentang ilmu Kimia? Dan apa itu Kimia?Oke, let s learn it! Setiap orang mempunyai pandangan tersendiri terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua terbesar setelah penyakit infeksi. Pada tahun-tahun terakhir ini tampak adanya peningkatan kasus kanker disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia sebagai negara berkembang memiliki berbagai masalah kesehatan antara lain masih banyak dijumpai penyakit-penyakit infeksi. Salah satu penyakit infeksi yang

Lebih terperinci

UJI TOKSISITAS AKUT (LD50)

UJI TOKSISITAS AKUT (LD50) UJI TOKSISITAS AKUT (LD50) 1. Tujuan percobaan Adapun tujuan yang diharapkan dalam praktikum ini adalah : a. Untuk mengetahui dosis suatu obat yang menimbulkan kematian 50% dari hewan percobaan. b. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya alam di antaranya sumber daya alam hayati. Kondisi alamindonesia yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. daya alam di antaranya sumber daya alam hayati. Kondisi alamindonesia yang cukup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mempunyai cukup sumber daya alam di antaranya sumber daya alam hayati. Kondisi alamindonesia yang cukup suburdisebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketentuan perundang-undangan. Izin menurut definisi yaitu perkenan atau

BAB I PENDAHULUAN. ketentuan perundang-undangan. Izin menurut definisi yaitu perkenan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Izin merupakan perbuatan Hukum Administrasi Negara bersegi satu yang diaplikasikan dalam peraturan berdasarkan persyaratan dan prosedur sebagaimana ketentuan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 Ditetapkan bahwa Setiap warga

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 Ditetapkan bahwa Setiap warga BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 Ditetapkan bahwa Setiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusian. Pekerjaan dan

Lebih terperinci

Peta Konsep. Tujuan Pembelajaran. gulma biologi hama predator. 148 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Tikus. Hama. Ulat. Kutu loncat. Lalat. Cacing.

Peta Konsep. Tujuan Pembelajaran. gulma biologi hama predator. 148 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Tikus. Hama. Ulat. Kutu loncat. Lalat. Cacing. Peta Konsep Hama Tikus Mengidentifikasi hama dan penyakit pada tumbuhan Penyakit Ulat Kutu loncat Lalat Cacing Wereng Burung Virus Bakteri Jamur Pengendalian Hama Gulma Biologis Mekanis Kimia Pola tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh hamahama

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh hamahama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh hamahama tanaman. Penggunaannya yang sesuai aturan dan dengan cara yang tepat adalah hal mutlak yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lingkungan hidup didefinisikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi

Lebih terperinci

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja Modul ke: 14 Mahasiswa memahani mengenai : 1. Tujuan dari kesehatan dan keselamatan kerja 2. Peraturan keseelamatan dan kesehtan kerja 3. Resiko-resiko yang dihadapi dan

Lebih terperinci

PENCEMARAN LINGKUNGAN

PENCEMARAN LINGKUNGAN KONSEP PENCEMARAN PENCEMARAN LINGKUNGAN Pencemaran : - Masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN RABIES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN RABIES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN RABIES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, Menimbang: bahwa untuk melindungi masyarakat terhadap rabies

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu yang baru keluar dari kelenjar mamae melalui proses pemerahan merupakan suatu sumber bahan pangan yang murni, segar, higienis, bergizi, serta mengandung sejumlah

Lebih terperinci

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN LEMBAR DATA KESELAMATAN BAGIAN 1 IDENTIFIKASI PRODUK KIMIA DAN PERUSAHAAN Nama Produk : Imidacloprid 10% Pengidentifikasi Produk / Nama Dagang : Kimida 10 WP Nama Kimia : (E)-1-(6-chloro-3-pyridylmethyl)-N-nitroimidazolidin-2-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam timbal atau Pb adalah jenis logam lunak berwarna coklat kehitaman dan mudah dimurnikan. Logam Pb lebih tersebar luas dibanding kebanyakan logam toksik lainnya

Lebih terperinci

KERACUNAN DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH BAHAN PENGAWET KAYU

KERACUNAN DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH BAHAN PENGAWET KAYU KERACUNAN DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH BAHAN PENGAWET KAYU 8 Untuk mengawetkan kayu di samping dengan cara-cara tradisional yang tidak menggunakan racun seperti perendaman dalam air dan pengeringan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman penduduk serta tempat-tempat umum lainnya. Pada saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman penduduk serta tempat-tempat umum lainnya. Pada saat ini telah 1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Lingkungan mempunyai pengaruh serta kepentingan yang relatif besar dalam hal peranannya sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR : PER.01/MEN/1981 TENTANG KEWAJIBAN MELAPOR PENYAKIT AKIBAT KERJA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR : PER.01/MEN/1981 TENTANG KEWAJIBAN MELAPOR PENYAKIT AKIBAT KERJA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR : PER.01/MEN/1981 TENTANG KEWAJIBAN MELAPOR PENYAKIT AKIBAT KERJA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI Menimbang : a. bahwa penyakit akibat kerja

Lebih terperinci