T O K S I K O L O G I KEAMANAN, UNSUR DAN BIDANG-BIDANG TOKSIKOLOGI. Dr. Mansyur, DAKK Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
|
|
- Benny Tedjo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 T O K S I K O L O G I KEAMANAN, UNSUR DAN BIDANG-BIDANG TOKSIKOLOGI Dr. Mansyur, DAKK Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Pendahuluan : Toksikologi merupakan ilmu yang sangat luas yang mencakup berbagai disiplin ilmu yang sudah ada seperti ilmu kimia, Farmakologi, Biokimia, Forensik Medicine dan lain-lain. Disamping itu ilmu ini terus berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu-ilmu lainnya, dan ini semua pada gilirannya akan menyulitkan kita dalam membuat definisi yang singkat dan tepat mengenai TOKSIKOLOGI. Sebagai contoh : menurut Ahli Kimia : TOKSIKOLOGI adalah ilmu yang bersangkutan paut dengan effek-effek dan mekanisme kerja yang merugikan dari agent-agent Kimia terhadap binatang dan manusia. Sedangkan dari para ahli FARMAKOLOGI : TOKSIKOLOGI merupakan cabang FARMAKOLOGI yang berhubungan dengan effek samping zat kimia didalam sistem biologik. Dengan keluasan Toksikologi maka sejumlah besar hali-ahli dibidangnya masing-masing turut terlibat dalam Toksikologi dalam bidang yang sesuai dengan keahliannya. Dari contoh definisi-definisi diatas, nyata terlihat ada beberapa unsur didalam TOKSIKOLOGI yang saling berinteraksi untuk menghasilkan unsur sentral yakni AMAN. Tulisan ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan mengenai mana aman, unsur-unsur Toksikologi dan bidang-bidang Toksikologi. Bahaya Dan Keamanan : Dalam peristiwa-peristiwa yang sebenarnya terjadi, faktor yang dikhawatirkan bukanlah sifat racun yang ada didalam zat itu sendiri melainkan bahaya yang mengiringi pemakaiannya. Bahaya (= Risk) adalah kemungkinan satu zat menghasilkan hal yang merugikan dibawah keadaan-keadaan yang telah ditentukan. Keamanan (= Safety) adalah kebalikan dari risk (= bahaya), adalah kemungkinan bahwa hal yang merugikan itu tidak akan terjadi dibawah keadaan-keadaan yang telah ditentukan. Tergantung pada keadaan-keadaan penggunaannya, bahan kimia yang toksis bisa kurang berbahaya dari satu bahan yang relatif non toksis. Perkiraan mengenai bahaya diambil dari perhitungan effek-effek yang merugikan terjadi atas individu-individu dan atas masyarakat dari penggunaan satu bahan dalam jumlah dan dalam cara yang diusulkan. Perkiraan ini penting untuk mempertimbangkan pengaruh-pengaruh yang merugikan pada lingkungan sebagaimana effek-effek yang lebih langsung pada kesehatan manusia. Pertanyaan mengenai apa yang menentukan suatu bahaya dapat diterima merupakan suatu keputusan kira-kira. Keputusan-keputusan demikian mempunyai banyak segi dan rumit dan melibatkan dan satu keseimbangan antara resiko dan keuntungan digitized by USU digital library 1
2 Resiko tinggi boleh jadi dapat diterima dalam penggunaan obat-obatan yang menyelamatkan kehidupan, tetapi tidak dapat diterima untuk additif-additif makanan. Beberapa faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam hal penetapan suatu resiko yang dapat diterima adalah : 1. Kebutuhan yang ditemukan dengan bahan itu 2. Ketepatan dan dapat diperolehnya zat-zat pengganti untuk mendapatkan kebutuhan yang ditentukan 3. Mendahului meluasnya pemakaian oleh umum 4. Pengerahan pertimbangan-pertimbangan 5. Perimbangan ekonomis 6. Pengaruh-pengaruh pada kwalitas lingkungan 7. Mempertahankan sumber-sumber alam. Mengenai cara-cara pengambilan keputusan yang berdasarkan pertimbanganpertimbangan diatas dibicarakan dalam Reguatory toxicology mengenai bahaya. ANEKA WARNA DOSIS TOKSIS : Orang dapat menentukan (mendefinisikan) satu racun sebagai setiap agent sanggup menghasilkan satu jawaban yang merusak dalam system biologi, gangguan fungsi yang serius atau menghasilkan kematian. Bagaimanapun, ketentuan diatas bukanlah satu definisi yang berguna untuk diterapkan dengan alasan yang sangat sederhana bahwa setiap zat kimia yang dikenal memiliki kekuatan untuk menghasilkan kerusakan atau kematian jika berada dalam satu jumlah yang cukup. PARACELSUS ( ) mengutarakan ini dengan cukup baik melalui pernyataannya sebagai berikut : SEMUA ZAT-ZAT ADALAH RACUN, DISANA TIDAK ADA YANG BUKAN RACUN. DOSIS YANG TEPAT YANG MEMBEDAKAN SATU RACUN DENGAN SATU OBAT. Diantara zat-zat kimia disana ada satu aneka warna (= spectrum) yang lebar mengenai dosis yang diperlukan untuk menghasilkan effek-effek yang merugikan, luka yang serius ataupun kematian. Ini ditunjukkan oleh TABEL (2-1) yang memperlihatkan dosis bahan kimia yang diperlukan untuk menghasilkan kematian dalam 50% dari binatang-binatang yang diberi dosis tersebut. TABEL (2-1) : LD50 AKUT dari bermacam-macam agent-agent kimia yang dipilih. AGENT LD50 (mg/kg) Ethyl alcohol 10,000 Sodium chloride 4,000 Ferrous Sulfate 1,500 Morphine Sulfate 900 Phenobarbital Sodium 150 DDT 100 Picrotoxin 5 Strychnine Sulfate 2 Nicotine 1 d-tubocurrarine 0,5 Hemicholinium-3 0,2 Tetrodotoxin 0,10 Dioxin (TCDD) 0,001 Botulinus toxim 0,00001 Beberapa zat kimia akan menghasilkan kematian dalam dosis MIKROGRAM dan biasa disebut sebagai SANGAT BERACUN digitized by USU digital library 2
3 Bahan kimia lain boleh jadi secara relatif kurang berbahaya mengikuti kelebihan dosis beberapa gram. Tingkatan-tingkatan daya racun telah dirancang berdasarkan lebarnya perobahan dalam dosis zat kimai yang diperlukan untuk menghasilkan kematian. Satu contoh penggolongan-penggolongan demikian ditunjukkan dalam TABEL (2-2) yang menyediakan penilaian atau penggolongan daya racun yang didasarkan atas dosis per oral yang mungkin untuk manusia. Penggolongan-penggolongan demikian hanya kwalitatif tetapi mereka melayani satu tujuan yang berguna dan praktis, terutama bagi seorang toxicologist yang ditanyai oleh seseorang dari disiplin ilmu yang lain, Bagaimana sifat racun bahan kimia ini? UNSUR-UNSUR TOKSIKOLGI : Pada bagian PENDAHULUAN sudah dijelaskan bahwa untuk menyusun Toksikologi yang sederhana, tepat, dan lengkap adalah cukup sulit. Bagaimanapun, pada definisi itu terdapat sejumlah unsur-unsur yang biasa untuk Toksikologi moderen. Orang dengan segera dapat menentukan 3 unsur-unsur yang saling berhubungan yang diperlukan. 1. Disana harus ada agent kimia atau fisika yang sanggup menghasilkan respon (= tanggapan). 2. Orang harus mengenali satu system biologis yang dapat bekerja sama dengan agent untuk menghasilkan respon. 3. Disana harus ada satu respon yang dapat difikirkan menjadi perusak si system biologi tersebut. Melalui pembicaraan tersebut. Jelas disana juga harus ada Cara-cara yang digunakan oleh agent dan system biologi untuk saling bekerja sama. Melalui pembicaraan tersebut, jelas bahwa unsur pusat dari Toksikologi adalah rencana mengenai penggunaan yang aman dari bahan kimia. Pemakaian istilah Racun (= Poisons) sendiri adalah tidak tepat, karena setiap zat kimia yang berguna adalah racun. Kata-kata itu juga sudah digunakan untuk tujuan-tujuan sah yang terbatas. Selanjutnya, sebagai satu bagian besar dari ilmunya, ahli toksikologi mempunyai satu sumbangan untuk membuat pengenalan dari bahaya yang ditentukan sebagai kemungkinan akan dihasilkan luka atau kerusakan oleh satu zat kimia dibawah kondisi-kondisi khusus, dan menegakkan batas-batas keamanan yang ditetapkan sebagai ketentuan secara praktis bahwa kerusakan tidak akan dihasilkan dari pemakaian suatu zat dibawah kondisi-kondisi khusus dari jumlah dan cara pemakaian kimia tersebut. Sumbangan-sumbangan ini dapat dibuat dalam berbagai cara-cara yang kebanyakan menampilkan ukuran-ukuran dari sifat racunnya yang ditentukan sebagai kekuatan suatu zat untuk menghasilkan kerusakan. Dalam masa perkembangan Toksikologi sebagai suatu ilmu, untuk lain yang penting bahkan utama, adalah mengapa mengenai jawaban toksis. Penelitian dasar dibutuhkan untuk menentukan system biologis dan sampai pada satu tempat kerja dan menentukan peristiwa-peristiwa molekul yang mendasari perubahan-perubahan yang terjadi. Perlu diulangi bahwa ilmu toksikologi cepat berkembang meskipun secara nyata dapat ditemukan gambaran-gambaran yang stabil. Dikarenakan perkembangannya yang cepat, orang dapat mengharapkan perobahan-perobahan selanjutnya dalam bagian-bagian dari padanya dan dalam peran-peran yang dapat dimainkan oleh para ahli toksikologi digitized by USU digital library 3
4 Jelas bahwa bidang studi ini dimasa-masa yang akan datang semakin menarik. BIDANG-BIDANG TOKSIKOLOGI : Berdasarkan keahliannya, kegiatan-kegiatan para ahli toksikologi terbagi atas 3 (tiga) golongan : Descriptive, mechanistic, dan regulatory toksikologist. DESCRIPTIVE TOXICOLOGIST : Descriptive Toxicologist secara langsung berhubungan dengan pengujianpengujian sifat racun. Pengujian-pengujian racun yang tepat dalam binatangbinatang percobaan ditemukan menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk menilai bahaya yang ditujukan ke manusia dan lingkungan oleh pemaparan ke bahan-bahan kimia tertentu. Hubungan itu bisa dibatasi ke effek-effek pada manusia seperti dalam hal obatobatan atau tumbuh-tumbuhan tambahan pada makanan. Bagaimanapun ahli-ahli toksikologi di industri kimia mesti berhubungan tidak saja dengan bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh perusahaan kimia tersebut (insektisida, herbisida, pelarut-pelarut dan lain-lain) kemanusiannya sendiri, tetapi juga dengan pengaruh-pengaruhnya yang kuat terhadap ikan-ikan, burung-burung, tanaman-tanaman dan faktor-faktor lain yang mungkin menganggu keseimbangan ekosistem. MECHANISTIK TOKSIKOLOGIST : Machanistik toksikologist aktifitasnya berhubungan dengan penguraian mekanisme yang dipergunakan oleh zat-zat kimia dalam mengembangkan effekeffek toksis mereka pada organisme-organisme hidup. Hasil pemahaman-pemahaman ini sering mengarah ke pengujian-pengujian yang merupakan ramalan yang sensitive yang berguna dalam memperoleh informasi untuk menaksir bahaya, untuk membantu berkembangnya bahan-bahan kimia yang lebih aman atau menyarankan pengobatan yang masuk akal untuk gejalagejala keracunan. Sebagai tambahan, pemahaman atas sifat-sifat racun dari fluoro organic alcoholalkohol dan asam-asam memberi sumbangan ke pengetahuan mengenai metabolisme karbohidrat dan lipid; pengetahuan dari pengaturan perbedaan ion dalam membran-membran axon syaraf telah sangat terbantu oleh pemahamanpemahaman racun-racun alam dan sintesis seperti tetrodo toxin dan DDT. Mechanistic Toxicologist aktif di universitas, dalam institut-institut penelitian yang didukung oleh pemerintah ataupun pihak-pihak swasta, dan didalam industri obat-obatan dan kimia. REGULATORY TOXICOLOGIST : Bidang ini memiliki tanggung jawab langsung memutuskan atas dasar data yang disediakan oleh descriptive toxicology apakah satu obat atau zat kimia mempunyai bahaya yang cukup rendah untuk dipasarkan bagi penggunaan yang dijelaskan. F.D.A (= Food and Drug Adminsitration) bertanggung jawab untuk pengakuan terhadap obat-obatan, kosmetika bahan additif pada makanan-makanan yang dipasarkan. E.P.A (= Environmental Protection Agency) bertanggung jawab untuk pengaturan banyak zat-zat kimia yang lain. Regulatory Toxicologist juga terlibat dalam penegakkan standard-standar untuk jumlah bahan-bahan kimia yang diizinkan dalam udara sekitar, dalam air minum, dalam atmosfir industri. Dua bidang-bidang lain yang dikhususkan dari Toxicologi ditunjukkan sebagai : Forensic dan Clinical Toxicologi. FORENSIC TOXICOLOGI : 2002 digitized by USU digital library 4
5 Adalah satu bentuk campuran dari kimia analisa dan asas-asas dasar toksikologi. Dia terutama berhubungan dengan aspek-aspek medicolegal (=keabsahan secara kedokteran) dari effek yang merugikan dari zat-zat kimia pada manusia dan binatang. Keahlian para ahli Toksikologi Forensic utamanya dimohonkan untuk membantu penetapan penyebab kematian dan pengungkapan kejadian itu dalam satu penyelidikan post mortem. CLINICAL TOXICOLOGY : menunjukkan bahwa didalam ilmu kedokteran ada satu bidang keahlian yang dengan tegas berhubungan dengan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh atau disertai secara khusus, zat-zat toksis. Dalam bidang ini usaha-usaha dilakukan yang ditujukan pada pengobatan patienpetien yang keracunan dengan obat-obatan atau zat-zat kimia lain dan pada perkembangan dari tehnik baru utuk mengobati keracunan ini. KESIMPULAN : Dari uraian-uraian diatas, dapatlah kita menarik kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut : 1. Untuk trjadinya suatu injury dalam suatu organisme diperlukan kerjasama diantara beberapa unsur. 2. Terbukanya peluang untuk kerjasama diantara beberapa disiplin ilmu untuk mengembangkan Toskikologi ini. 3. Pentingnya makna Dosis bagi keamanan agent toksis digitized by USU digital library 5
6 KEPUSTAKAAN : 1. john Doull, MD,PhD : TOXICOLOGY : The Basic Science of Poisons Second Edition, Mac millan Publishing Co, Inc, New York B.G.katzung : FARMAKOLOGI DASAR DAN KLINIK ALIH BAHASA : Dr. Binawati H.K.dkk : ECG Gilbert W. Castellan : PHYSICAL CHEMISTRY. Second Edition University of Maryland. Addison Wesley Publishing Company Lloyd N Ferguson : TEXBOOK of ORGANIC CHEMISTRY HOWARD UNIVERSITY 2 nd Edition. Van nostrand reinhold company digitized by USU digital library 6
T O K S I K O L O G I AGENT-AGENT TOKSIS & PEMAPARAN. DR. MANYUR, DAKK Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
T O K S I K O L O G I AGENT-AGENT TOKSIS & PEMAPARAN DR. MANYUR, DAKK Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Pendahuluan : Toksikologi adalah pemahaman mengenai pengaruh-pengaruh bahan kimia yang
Lebih terperinciTOXICOLOGY PREDICTIVE TOXICOLOGY MEMBRAN CELL. DR. MANSYUR, DAKK Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
TOXICOLOGY PREDICTIVE TOXICOLOGY MEMBRAN CELL DR. MANSYUR, DAKK Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN : Toksikologi adalah pemahaman mengenai pengaruh-pengaruh bahan kimia yang merugikan
Lebih terperinciPrinsip Toksikologi: Studi tentang Keracunan
Prinsip Toksikologi: Studi tentang Keracunan Ref. Elizabeth Casarez Department of Pharmacology and Toxicology University of Arizona 1 Mempelajari efek toksin pada organisme hidup Efek ada perubahan dari
Lebih terperinciT O K S I K O L O G Y EFFEK-EFFEK YANG TIDAK DIINGINKAN. DR. MANSYUR, DAKK Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
T O K S I K O L O G Y EFFEK-EFFEK YANG TIDAK DIINGINKAN DR. MANSYUR, DAKK Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN : Toksikologi adalah pemahaman-pemahaman mengenai effek-effek bahan
Lebih terperinciT O X I C O L O G Y SELECTIVE TOXICITY DAN TEST. DR. MANSUR, DAKK Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
T O X I C O L O G Y SELECTIVE TOXICITY DAN TEST DR. MANSUR, DAKK Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN : Toxicology adalah pemahaman-pemahaman mengenai effek-effek bahan kimia yang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Toksikologi : ilmu tentang racun-racun
PENDAHULUAN Toksikologi : ilmu tentang racun-racun Toksikologi industri : ilmu tentang racunracun yang dipergunakan, diolah, dihasilkan atau diproduksi dalam perusahaan Racun : bahan kimia yang dalam jumlah
Lebih terperinciPerkembangan pengujian toksisitas akut oral
Perkembangan pengujian toksisitas akut oral Oleh : Katharina Oginawati 1) dan Toro Adriantoro 2) 1) Institut Teknologi Bandung 2) Pusat Penelitian dan Pengembangan Laboratorium Kualitas Lingkungan PP 101
Lebih terperinciKepada Yth. MENTERI PERTANIAN u.p.direktorat JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN Jl. HARSONO R.M. No. 3 JAKARTA
LAMPIRAN X PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 24/Permentan/SR.140/4/2011 TANGGAL : 8 April 2011 FORMULIR PERMOHONAN PENDAFTARAN BAHAN TEKNIS PESTISIDA Kepada Yth. MENTERI PERTANIAN u.p.direktorat JENDERAL
Lebih terperinciPengantar Toksikologi Forensik. I M. A. Gelgel Wirasuta
Pengantar Toksikologi Forensik I M. A. Gelgel Wirasuta LMIS (1979) berdasarkan aplikasinya toksikologi dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yakni: Farmakologi Immunologi Biologi Patologi Kimia Toksikologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Misalnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring meningkatnya taraf hidup manusia dewasa ini, maka kebutuhan akan berbagai hal juga mengalami peningkatan seperti kebutuhan akan sandang, papan, pangan, kesehatan,
Lebih terperincimenghilangkan kesadaran. Berdasarkan kerja farmakologinya, analgesik dibagi dalam dua kelompok besar yaitu analgesik narkotik dan analgesik non
BAB 1 PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat memberikan dampak terhadap peradaban manusia. Hal ini, menuntut manusia untuk bisa beradaptasi dengan perkembangan tersebut
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I. NO.KEP. 187/MEN/1999 TENTANG PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI TEMPAT KERJA MENTERI TENAGA KERJA R.I.
KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I. NO.KEP. 187/MEN/1999 TENTANG PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI TEMPAT KERJA MENTERI TENAGA KERJA R.I. Menimbang a. bahwa kegiatan industri yang mengolah, menyimpan,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. - carboxyphenyl) diethylamino xanthenylidene] -
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Rhodamine B Rhodamine B adalah pewarna sintetik penghasil warna merah. Bentuk Rhodamine B adalah kris tal dengan warna merah, cokelat, atau hijau. Rumus Empirisnya adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini, banyak penyakit yang membutuhkan pengobatan jangka panjang, bahkan seumur hidup, dengan obat dosis tinggi yang dapat menimbulkan berbagai efek samping.
Lebih terperinciII. KERJA BAHAN TOKSIK DALAM TUBUH ORGANISMS
II. KERJA BAHAN TOKSIK DALAM TUBUH ORGANISMS A. Interaksi Senyawa Kimia dengan Organisme Ilmu yang mempelajari tentang interaksi senyawa kimia dengan organisme hidup disebut farmakologi, dengan demikian
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I. NOMOR : KEP. 187 / MEN /1999 T E N T A N G PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI TEMPAT KERJA
MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I. NOMOR : KEP. 187 / MEN /1999 T E N T A N G PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI TEMPAT KERJA MENTERI TENAGA KERJA R.I. Menimbang
Lebih terperinciMENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I. NOMOR : KEP. 187 / MEN /1999 T E N T A N G
MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I. NOMOR : KEP. 187 / MEN /1999 T E N T A N G PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI TEMPAT KERJA MENTERI TENAGA KERJA R.I. Menimbang
Lebih terperinciMaterial Safety Data Sheet (MSDS)
Material Safety Data Sheet (MSDS) Bagian 1 IDENTITAS BAHAN DAN PERUSAHAAN (Chemical Product and Company Identification) NAMA PRODUK / NAMA DAGANG PEST SOLUT-ION (Bahan Adjuvant) SINONIM PEST SOLUT-ION
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciOBAT-OBATAN DI MASYARAKAT
OBAT-OBATAN DI MASYARAKAT Pendahuluan Obat adalah zat yang dapat memberikan perubahan dalam fungsi-fungsi biologis melalui aksi kimiawinya. Pada umumnya molekul-molekul obat berinteraksi dengan molekul
Lebih terperinciTOKSIKOMETRIK. Studi yang mempelajari dosis dan respon yang dihasilkan. Efek toksik. lethal dosis 50
TOKSIKOMETRIK TOKSIKOMETRIK Toksikologi erat hubungannya dengan penilaian kuantitatif tentang berat dan kekerapan efek toksik sehubungan dengan terpaparnya mahluk hidup. Sifat spesifik dan efek suatu paparan
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) TOKSIKOLOGI DASAR. Oleh: Dra, Nurlaila, MSi., Apt Purwantiningsih, MSi, Apt
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) TOKSIKOLOGI DASAR Oleh: Dra, Nurlaila, MSi., Apt Purwantiningsih, MSi, Apt FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2008 A.IDENTITAS MATA
Lebih terperinciBagian Pertama PENDAHULUAN UMUM
Bagian Pertama PENDAHULUAN UMUM Bioanalisis merupakan salah satu ilmu terapan yang bermanfaat dan memberikan dukungan yang cukup besar terhadap kemajuan berbagai aspek ilmu yang lain, diantaranya untuk
Lebih terperinciToksisitas yang berhubungan dengan pemberian obat akut atau kronis Kerusakan genetik Pertumbuhan tumor Kejadian cacat waktu lahir.
Uji Pra-Klinik Uji Pra-Klinik dimaksudkan untuk mengetahui apakah obat menimbulkan efek toksik pada dosis pengobatan ataukah tetap aman dipakai. Karena itulah penelitian toksisitas merupakan cara potensial
Lebih terperinciEnvironmental Health Risk Assessment
Environmental Health Risk Assessment Aria Gusti Study Programme of Public Health Sciences, Medical Faculty, Andalas University Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) Aria Gusti Program Studi Ilmu
Lebih terperinciLEMBAR DATA KESELAMATAN
LEMBAR DATA KESELAMATAN BAGIAN 1 IDENTIFIKASI PRODUK KIMIA DAN PERUSAHAAN Nama Produk : Glufosinate ammonium 150 g/l Pengidentifikasi Produk / Nama Dagang : Kenbast 150 SL Nama Kimia : ammonium 4-(hydroxyl(methyl)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran terhadap lingkungan hidup akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian pemerintah, khususnya pihak akademisi, terutama terhadap kehadiran polutan beracun
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciSIFAT TERMODINAMIK SISTEM BINER METANOL-AIR*) Oleh: Isana SYL**)
SIFAT TERMODINAMIK SISTEM BINER METANOL-AIR*) Oleh: Isana SYL**) isana_supiah @uny.ac.id ABSTRAK Sifat-sifat fisik suatu sistem dapat dipelajari dengan menentukan besaran termodinamik sistem itu. Campuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat tradisional merupakan bahan atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan tersebut yang secara
Lebih terperinciPENDAHULUAN KIMIA MEDISINAL
PEDAHULUA KIMIA MEDISIAL Oleh: Siswandono Laboratorium Kimia Medisinal Kimia Medisinal (Burger, 1970) : ilmu pengetahuan yang merupakan cabang dari ilmu kimia dan biologi, digunakan untuk memahami dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Interaksi Obat Interaksi obat adalah peristiwa dimana aksi suatu obat di ubah atau dipengaruhi oleh obat lain yang di berikan bersamaan. Interaksi obat terjadi jika suatu obat
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB III KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM. Dra. Ely Rudyatmi, M.
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB III KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM Dra. Ely Rudyatmi, M.Si Dra. Endah Peniati, M.Si Dr. Ning Setiati,M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PERBURUAN BURUNG, IKAN DAN SATWA LIAR LAINNYA
SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PERBURUAN BURUNG, IKAN DAN SATWA LIAR LAINNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a.
Lebih terperinciSIFAT TERMODINAMIK SISTEM BINER 1-PROPANOL-AIR*) Oleh: Isana SYL**)
SIFAT TERMODINAMIK SISTEM BINER 1-PROPANOL-AIR*) Oleh: Isana SYL**) isana_supiah @uny.ac.id ABSTRAK Sifat-sifat fisik suatu sistem dapat dipelajari dengan menentukan besaran termodinamik sistem itu. Besaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka berkembang pula dengan pesat bidang industri yang berdampak positif guna untuk peningkatan kesejahteraan
Lebih terperinciSIFAT TERMODINAMIK SISTEM BINER ETANOL-AIR*) Oleh: Isana SYL**)
SIFAT TERMODINAMIK SISTEM BINER ETANOL-AIR*) Oleh: Isana SYL**) ABSTRAK Sifat-sifat fisik suatu sistem dapat dipelajari dengan menentukan besaran termodinamik sistem itu. Campuran dapat bersifat ideal
Lebih terperinciMengendalikan Gulma pada Tanaman Padi secara Tuntas
Mengendalikan Gulma pada Tanaman Padi secara Tuntas RAMBASAN 400 SL merupakan herbisida sistemik purna tumbuh yang diformulasi dalam bentuk larutan yang mudah larut dalam air dan dapat ditranslokasikan
Lebih terperinciMaterial Safety Data Sheet (MSDS)
Material Safety Data Sheet (MSDS) NAMA PRODUK / NAMA DAGANG Weed SOLUT-ION (Bahan Adjuvant) SOLUT-ION ini merupakan bahan SINONIM adjuvant atau trigger atau pembawa bahan aktif herbisida yang dibuat dari
Lebih terperinciANALISIS INSTRUKSIONAL GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) KONTRAK PERKULIAHAN MATA KULIAH KIMIA UMUM TIM DOSEN KIMIA UMUM
ANALISIS INSTRUKSIONAL GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) KONTRAK PERKULIAHAN MATA KULIAH KIMIA UMUM TIM DOSEN KIMIA UMUM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2004/2005 Mata Kuliah : Kimia Umum Kredit : 3(3-0)
Lebih terperinciObat tradisional 11/1/2011
Disampaikan oleh: Nita Pujianti, S.Farm.,Apt.,MPH Obat tradisional Bahan atau ramuan bahan yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan galenik (sarian) atau campuran bahan-bahan tersebut yang secara
Lebih terperinciPENGEMBANGAN OBAT BARU
PENGEMBANGAN OBAT BARU Pengembangan dan penemuan obat baru diperlukan untuk menjawab tantangan pelayanan kesehatan, baik untuk tujuan promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Obat modern dikembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program pembangunan Indonesia yang dewasa ini sedang berkembang diwarnai dengan pertambahan penduduk dan kebutuhan pangan yang terus meningkat. Sumberdaya perairan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai
TINJAUAN PUSTAKA Pencemaran Pencemaran lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain kedalam lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1995 TENTANG PERLINDUNGAN TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1995 TENTANG PERLINDUNGAN TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa tingkat produksi budidaya tanaman yang mantap sangat menentukan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 1992 TENTANG OBAT HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 1992 TENTANG OBAT HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Mengingat: a. bahwa untuk lebih meningkatkan kesehatan dan produksi peternakan diperlukan tersedianya
Lebih terperinciKAJIAN PENGGUNAAN PESTISIDA ENDOSULFAN PADA TAMBAK UDANG DI KELURAHAN KEPUTIH SURABAYA
E-7-1 KAJIAN PENGGUNAAN PESTISIDA ENDOSULFAN PADA TAMBAK UDANG DI KELURAHAN KEPUTIH SURABAYA Masrullita, Yulinah Trihadiningrum.* * Teknik Lingkungan, FTSP-ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan kimia yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan.
Lebih terperinci2016, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbaha
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 287, 2016 KEMEN-LHK. Limbah. Bahan Berbahaya dan Beracun. Uji Karateristik. Tata Cara. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.55/Menlhk-Setjen/2015
Lebih terperinciRESUME PENGAWASAN K3 LINGKUNGAN KERJA MATA KULIAH: STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. Ditulis oleh: Yudy Surya Irawan
RESUME PENGAWASAN K3 LINGKUNGAN KERJA MATA KULIAH: STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Ditulis oleh: Yudy Surya Irawan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang Judul Resume
Lebih terperinci: Kimia Farmasetika Umum. Status Matakuliah
Nama Matakuliah Kode / sks Prasyarat Status Matakuliah : Radio Farmasi : FAK 3531 / 2 SIES : Kimia Farmasetika Umum : Wajib Dieskripsi Singkat Matakuliah. Matakuliah Radio Farmasi terutama mempelajari
Lebih terperinciPERSEPSI WANITA MENGENAI PENGELOLAAN SAMPAH DI LINGKUNGAN KAMPUS IPB DARMAGA, KABUPATEN BOGOR. RAHMAWATY, S. Hut., MSi.
PERSEPSI WANITA MENGENAI PENGELOLAAN SAMPAH DI LINGKUNGAN KAMPUS IPB DARMAGA, KABUPATEN BOGOR. RAHMAWATY, S. Hut., MSi. Program Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara A. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB 1: ILMU KEFARMASIAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 FARMASI BAB 1: ILMU KEFARMASIAN Nora Susanti, M.Sc, Apk KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016 BAB I ILMU KEFARMASIAN
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. pestisida. Pengunaan agrokimia diperkenalkan secara besar-besaran untuk
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Petani merupakan kelompok tenaga kerja terbesar di Indonesia. Meski ada kecendrungan semakin menurun, angkatan kerja yang bekerja pada sektor pertanian masih berjumlah
Lebih terperinciPeta Konsep. Tujuan Pembelajaran. gulma biologi hama predator. 148 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Tikus. Hama. Ulat. Kutu loncat. Lalat. Cacing.
Peta Konsep Hama Tikus Mengidentifikasi hama dan penyakit pada tumbuhan Penyakit Ulat Kutu loncat Lalat Cacing Wereng Burung Virus Bakteri Jamur Pengendalian Hama Gulma Biologis Mekanis Kimia Pola tertentu
Lebih terperinciPT. Kao Indonesia Chemicals
PT. Kao Indonesia Chemicals RANGKUMAN KESELAMATAN STRATEGI PRODUK GLOBAL EMAL 10P HD Dokumen ini adalah rangkuman komprehensif yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran kepada publik secara umum tentang
Lebih terperinciThe World of Chemicals
Chemicals Awareness The World of Chemicals Universe of Chemicals > 5 Million Industrial Inventories ~ 55,000 Regulated Occupationally ~ 600 2 Toxicology Poisons - the adverse effects (efek merugikan) of
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PEDAHULUA 1.1. Latar Belakang Lingkungan hidup Indonesia yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan karunia dan rahmat-ya yang wajib dilestarikan dan dikembangkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berbagai hal yang menyusahkan, bahkan membahayakan jiwa. Namun di era
BAB 1 PENDAHULUAN 1.I. LATAR BELAKANG Penyakit hipertensi termasuk penyakit yang banyak diderita orang tanpa mereka sendiri mengetahuinya. Penyakit hipertensi dapat mengakibatkan berbagai hal yang menyusahkan,
Lebih terperinciBIOLOGI UMUM MA303 3 SKS TUJUAN MATA KULIAH
BIOLOGI UMUM MA303 3 SKS OLEH : AMMI SYULASMI, DKK TUJUAN MATA KULIAH Mahasiswa dapat memahami dan mengkomunikasikan konsep-konsep dan Prinsip - prinsip dasar biologi secara menyeluruh SUMBER Baker,J.B.W
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran lingkungan yang diakibatkan dari kegiatan pertanian merupakan salah satu masalah lingkungan yang telah ada sejak berdirinya konsep Revolusi Hijau. Bahan kimia
Lebih terperinciRANGKUMAN KESELAMATAN STRATEGI PRODUK GLOBAL EMAL 10G
Kao Corporation RANGKUMAN KESELAMATAN STRATEGI PRODUK GLOBAL EMAL 10G Dokumen ini adalah rangkuman komprehensif yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran kepada publik secara umum tentang keselamatan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERCOBAAN KE 2 PEMISAHAN PROTEIN PUTIH TELUR DENGAN FRAKSINASI (NH 4 ) 2 SO 4
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERCOBAAN KE 2 PEMISAHAN PROTEIN PUTIH TELUR DENGAN FRAKSINASI (NH 4 ) 2 SO 4 Disusun oleh : Ulan Darulan - 10511046 Kelompok 1 Asisten Praktikum : R. Roro Rika Damayanti (10510065)
Lebih terperinciOBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH
OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH OBAT : setiap molekul yang bisa merubah fungsi tubuh secara molekuler. NASIB OBAT DALAM TUBUH Obat Absorbsi (1) Distribusi (2) Respon farmakologis Interaksi dg reseptor
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur, sifat, perubahan, dinamika
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ilmu dan teknologi yang semakin berkembang, membuat banyaknya. peralatan listrik modernyang menggunakan gelombang elektromagnetik
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu dan teknologi yang semakin berkembang, membuat banyaknya peralatan listrik modernyang menggunakan gelombang elektromagnetik dalam kehidupan sehari-hari. Kemajuan ini
Lebih terperinciDiGregorio, 1990). Hal ini dapat terjadi ketika enzim hati yang mengkatalisis reaksi konjugasi normal mengalami kejenuhan dan menyebabkan senyawa
BAB 1 PENDAHULUAN Dewasa ini, pengembangan obat obat baru terus dilakukan dengan upaya untuk meningkatkan potensi obat obatan yang ada. Adanya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang demikian pesatnya,
Lebih terperinciPESTISIDA 1. Pengertian 2. Dinamika Pestisida di lingkungan Permasalahan
PESTISIDA 1. Pengertian Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1973, tentang Pengawasan atas Peredaran dan Penggunaan Pestisida yang dimaksud dengan Pestisida adalah sebagai berikut: Semua zat kimia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan keadaan kesehatan yang lebih baik dari sebelumnya. Derajat kesehatan yang setinggitingginya
Lebih terperinciMaterial Safety Data Sheet MAXFORCE Forte Gel0,05 20X(4X30GR) BOX 4 Nopember 2012
1. Identifikasi produk dan perusahaan Nama Produk: Maxforce Forte Gel0,05 Alamat Perusahaan: Environmental Science Division Mid Plaza I lt. 14 Jl. Jend. Sudirman Kav.10-11, Jakarta 10220 P.O. Box 2507
Lebih terperinciRuang Lingkup. Penerapan konsep, teori dan metode sains dalam bidang kedokteran atau perawatan kesehatan. Bidang:
Ruang Lingkup Penerapan konsep, teori dan metode sains dalam bidang kedokteran atau perawatan kesehatan. Bidang: Fisika medik, Kimia medik, Biologi medik, Fisika Medik Aplikasi konsep, prinsip, hukum-hukum,
Lebih terperinciMaterial Safety Data Sheet Alpha-Pinene
Material Safety Data Sheet Alpha-Pinene Bagian 1: Produk Kimia dan Identifikasi Perusahaan Nama Produk : Alpha-Pinene Formula Kimia Alamat : C10H16 : Tradeasia International PTE LTD 133 Cecil Street #
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlebihan khususnya yang lama dan berkelanjutan dengan dosis relatif kecil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan penggunaan teknologi modern, pemakaian zat radioaktif atau sumber radiasi lainnya semakin meluas di Indonesia. Pemakaian zat
Lebih terperinciTOKSIKOLOGI LINGKUNGAN
PENDAHULUAN TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN Interaksi manusia dan lingkungan Bahan kimia baru dibuat Limbah dibuang Kualitas lingkungan? Meningkatkan kesejahteraan manusia? Toksikologi lingkungan Pengaruh racun
Lebih terperinciTOKSIKOLOGI SEJARAH DAN JANGKAUANNYA. Dr. MANSYUR, DAKK. Fakultas Kedokteran Bagian Kimia Kedokteran Universitas Sumatera Utara
TOKSIKOLOGI SEJARAH DAN JANGKAUANNYA Dr. MANSYUR, DAKK Fakultas Kedokteran Bagian Kimia Kedokteran Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Manusia berada dalam hubungan yang terus menerus dengan agent-agent
Lebih terperinciJURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II Teknik Isolasi Kafein dari Biji Kopi
JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II Teknik Isolasi Kafein dari Biji Kopi Jum at, 30 Mei 2014 Disusun Oleh : Huda Rahmawati 1112016200044 Kelompok 3 dan 4: Nur Hikmah Amelia Desiria Lilik Jalaludin PROGRAM
Lebih terperinciUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PERAN CHITOSAN SEBAGAI PENGAWET ALAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROTEIN SERTA ORGANOLEPTIK PADA BAKSO DAGING SAPI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi
Lebih terperinciPENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN SECARA TERPADU
PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN SECARA TERPADU Oleh : Awaluddin (Widyaiswara) I. LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Program peningkatan produksi dan produktivitas tanaman masih banyak kendala yang
Lebih terperinciKimia Lingkungan (M. Situmorang) Halaman i
Kimia Lingkungan (M. Situmorang) Halaman i Kimia Lingkungan (M. Situmorang) Halaman ii ISBN: 978-979-16240-1-5 KIMIA LINGKUNGAN Manihar Situmorang Penerbit: FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Lebih terperinciBIOLOGICAL HAZARD. Hazard : Bahaya atau resiko Tidak semua toksik hazard Terdiri dari bentuk-bentuk yang bervariasi dari energi dan sumbersumber
BIOLOGICAL HAZARD Toksisitas (daya racun) : Sifat dari bahan sifat biologis, sifat fisik, ekstrinsik Fungsi sejumlah material (bahan) Kemampuan dari bahan untuk melukai (injury) organisme hidup lainnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, jagung (Zea mays L.) merupakan sumber bahan pangan penting setelah beras. Peranan jagung tidak hanya sebagai bahan makanan pokok, namun juga merupakan bahan
Lebih terperinciPENGANTAR FARMAKOLOGI
PENGANTAR FARMAKOLOGI FARMAKOLOGI : PENGGUNAAN OBAT - PREVENTIV - DIAGNOSIS - PENGOBATAN GEJALA PENYAKIT FARMAKOTERAPI : CABANG ILMU PENGGUNAAN OBAT - PREVENTIV - PENGOBATAN FARMAKOLOGI KLINIK : CABANG
Lebih terperinciPengertian Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia yang memiliki sifat reaktif dan atau sensitif terhadap
Pengertian Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia yang memiliki sifat reaktif dan atau sensitif terhadap perubahan/kondisi lingkungan yang dengan sifatnya tersebut dapat
Lebih terperinciMENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL
MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL Pendahuluan Parasetamol adalah golongan obat analgesik non opioid yang dijual secara bebas. Indikasi parasetamol adalah untuk sakit kepala, nyeri otot sementara, sakit menjelang
Lebih terperinciObat Diabetes Farmakologi. Hipoglikemik Oral
Obat Diabetes Farmakologi Terapi Insulin dan Hipoglikemik Oral Obat Diabetes Farmakologi Terapi Insulin dan Hipoglikemik Oral. Pengertian farmakologi sendiri adalah ilmu mengenai pengaruh senyawa terhadap
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1964 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK TENAGA ATOM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1964 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK TENAGA ATOM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa penggunaan dan perkembangan tenaga atom di lapangan ilmu
Lebih terperinciNama : Irritant. Lambang : Xi. Contoh : NaOH, C 6 H 5 OH, Cl 2. Nama : Harmful. Lambang : Xn
Seperti yang telah kita ketahui, bahan-bahan kimia yang biasa terdapat di laboratorium kimia banyak yang bersifat berbahaya bagi manusia maupun bagi lingkungan sekitar. Ada yang bersifat mudah terbakar,
Lebih terperinci1. Pengertian Makanan
PENYEHATAN MAKANAN 1. Pengertian Makanan Makanan merupakan satu hal yang sangat penting di dalam kehidupan manusia, makanan yang kita makan bukan saja harus memenuhi gizi dan mempunyai bentuk yang menarik,
Lebih terperinciK I M I A P E R T A N I A N
Hubungan Kimia dan Pertanian Teori Maltus : Populasi dan pangan Tumbuhan : fotosintesis pangan Hara MAKRO : N, P, K Hara MIKRO : B, Cu, Fe, Mn, Mo, Zn, Cl Hara sekunder : Mg, Ca, S Teori MALTUS (1830)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beragam jenis dan harganya, dari obat generik yang murah sampai dengan. obat bermerek yang mahal harganya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat adalah bahan atau paduan bahan-bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
Lebih terperinciLEMBAR DATA KESELAMATAN
LEMBAR DATA KESELAMATAN BAGIAN 1 IDENTIFIKASI PRODUK KIMIA DAN PERUSAHAAN Nama Produk : Imidacloprid 10% Pengidentifikasi Produk / Nama Dagang : Kimida 10 WP Nama Kimia : (E)-1-(6-chloro-3-pyridylmethyl)-N-nitroimidazolidin-2-
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anti nyamuk merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi kita. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi gigitan nyamuk. Jenis formula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Forensik adalah cabang ilmu kedokteran yang memberikan bantuan kepada penyidik untuk mendapatkan salah satu alat bukti baik untuk perkara pidana maupun perkara perdata
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Badan Standarisasi Nasional Roti (SNI ). Jakarta: Daftar Standarisasi Nasional Indonesia.
BAB V Kesimpulan a. Langkah-langkah perencanaan dalam pengawasan mutu bahan baku roti kasur adalah menentukan terlebih dahulu kriteria penerimaan bahan baku, kemudian melakukan uji terhadap bahan baku
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi racun Racun (toxicant atau toxic) didefinisikan sebagai semua substansi bahan kimia yang menyebabkan efek berbahaya apabila diberikan kepada organisme. Hal ini dibedakan
Lebih terperinciKISI KISI ULANGAN AKHIR SEMESTER 1
KISI KISI ULANGAN AKHIR SEMESTER 1 KELAS 7 KTSP 1 1.1. Mendeskripsikan besaran Besaran pokok, satuan dan alat ukurnya, pokok dan besaran turunan konversi satuan besaran turunan menjadi SI, beserta satuannya
Lebih terperinci1 Asimilasi nitrogen dan sulfur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan tingkat tinggi merupakan organisme autotrof dapat mensintesa komponen molekular organik yang dibutuhkannya, selain juga membutuhkan hara dalam bentuk anorganik
Lebih terperinciUJI TOKSISITAS AKUT (LD50)
UJI TOKSISITAS AKUT (LD50) 1. Tujuan percobaan Adapun tujuan yang diharapkan dalam praktikum ini adalah : a. Untuk mengetahui dosis suatu obat yang menimbulkan kematian 50% dari hewan percobaan. b. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Boraks pada saat ini sering sekali diberitakan melalui media cetak maupun elektronik karena penyalahgunaannya dalam bahan tambahan makanan. Berdasarkan dari
Lebih terperinciSilabus Olimpiade BOF XI Soal SMP
Silabus Olimpiade BOF XI Soal SMP No Materi pokok Lingkup materi 1 Makhluk Hidup a. Asal usul makhluk hidup b. Ciri-ciri makhluk hidup c. Perbedaan makhluk hidup dan benda mati d. Pengukuran Pada makhluk
Lebih terperinci