HUBUNGAN ANTARA STROKE TUNGKAI DAN LENGAN TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA CRAWL 50 METER SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA STROKE TUNGKAI DAN LENGAN TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA CRAWL 50 METER SKRIPSI"

Transkripsi

1 i HUBUNGAN ANTARA STROKE TUNGKAI DAN LENGAN TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA CRAWL 50 METER SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Nurul Huda Bakhtiar PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011

2 ii PERSETUJUAN Skripsi dengan judul Hubungan antara Stroke Tungkai dan Lengan terhadap Kecepatan Renang Gaya Crawl 50 Meter ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan. Yogyakarta, 9 Juli 2011 Dosen Pembimbing Skripsi Dr. FX. Sugiyanto M.Pd. NIP ii

3 iii iii

4 iv SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini saya: Nama : Nurul Huda Bakhtiar NIM : Prodi/Jurusan Fakultas Judul Skripsi : Pendidikan Kepelatihan Olahraga/PKL : Ilmu Keolahragaan : Hubungan antara Stroke Tungkai dan Lengan terhadap Kecepatan Renang Gaya Crawl 50 Meter Menyatakan bahwa Karya Ilmiah ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya, tidak berisi materi yang dipublikasikan atau tertulis oleh orang lain atau telah digunakan sebagai persyaratan penyelesaian studi di Perguruan Tinggi lain kecuali pada bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan. Apabila ternyata terbukti pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya. Yogyakarta, 9 Juli 2011 Yang Menyatakan, Nurul Huda Bakhtiar NIM iv

5 v MOTTO Berdo a dan selalu berusaha merupakan kunci dari suatu kesuksesan Percaya dan yakin dengan apa yang telah dilakukan Indahnya hidup bila selalu berfikir optimis vi

6 vi PERSEMBAHAN Tugas Akhir/skripsi ini saya persembahkan untuk: 1. Kedua Orang Tuaku: Bapak dan Mama yang selalu memberikan dukungan, semangat dan Doa (maaf Nurul baru bisa menyelesaikannya sekarang) 2. Kakakku: Mas Asep dan mas Zain (akhirnya Nurul jadi sarjana juga nih) 3. Keluarga besar Simbah Samsi dan Simbah Prapto (Terima kasih atas semuanya, salam hormat dan sayang). 4. Semua Sahabatku dari TK, SD, MTS dan MAN sukra terima kasih ya. 5. Teman-teman FIK Universitas Negeri Yogyakarta terutama Prodi PKO 06, terimakasih atas persahabatan yang terjalin sampai saat ini. 6. Teman-teman UKM Renang dan Mahasiswa PKO Renang (Terima kasih atas bantuannya). vii

7 vii HUBUNGAN ANTARA STROKE TUNGKAI DAN LENGAN TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA CRAWL 50 METER Oleh: Nurul Huda Bakhtiar ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stroke tungkai dan lengan terhadap kecepatan renang gaya crawl 50 meter. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey yang pengambilan datanya dilakukan dengan tes dan pengukuran. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa PKO konsentrasi renang dari angkatan FIK UNY. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 15 orang. Instrumen yang digunakan adalah tes renang 50 meter dengan papan pelampung, tes renang 50 meter dengan pelampung kaki, dan tes sprint 50 meter gaya crawl. Analisis data yang digunakan adalah uji validitas, uji reliabilitas, uji linieritas, uji normalitas, dan uji korelasi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara stroke tungkai dan stroke lengan terhadap kecepatan renang gaya crawl 50 meter (F h = 7,439 > F t = 3,885). Hasil pengujian antara stroke tungkai dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan (r h = 0,227 < r t = 0,441). Sedangkan pengujian antara stroke lengan dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan (r h = 0,733 > r t = 0,441).. Sumbangan Efektif stroke tungkai dan stroke lengan terhadap kecepatan renang gaya crawl 50 meter sebesar 55,512% dan sisanya sebesar 44,488% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Variabel stroke tungkai memberikan sumbangan sebesar 1,779% dan stroke lengan sebesar 53,733%. viii

8 viii KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah swt, atas segala limpahan kasih dan karunia Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul Hubungan antara Stroke Tungkai dan Lengan terhadap Kecepatan Renang Gaya Crawl 50 Meter. Tujuannya untuk mengetahui hubungan antara stroke tungkai dan stroke lengan terhadap kecepatan renang gaya crawl 50 meter. Skripsi ini dapat terwujud dengan baik karena ada uluran tangan dari berbagai pihak, khususnya pembimbing. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Ketua Jurusan PKL, Fakultas Ilmu Keolahragaan yang telah memberikan kemudahan dan fasilitas selama penulis menjalani proses belajar di Universitas Negeri Yogyakarta. 4. Bpk. Dr. FX. Sugiyanto, M.Pd, selaku Dosen pembimbing dan selaku Penasehat Akademik yang telah memberikan bimbingan, arahan, saran, waktunya sehingga penulisan skripsi ini bisa terselesaikan dan nasehat selama kuliah di Universitas Negeri Yogyakarta. 5. Kedua orangtua saya, Bapak dan Mama terima kasih untuk semua dorongan, semangat, pengertian, perhatian dan kasih sayangnya. 6. Teman-teman Universitas Negeri Yogyakarta, Program Studi Pendidikan Kepelatiahan Olahraga angkatan Fakultas Ilmu Keolahragaan, ix

9 ix yang telah memberikan persahabatan dan bantuan selama kuliah sampai penulisan skripsi selesai. 7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu, yang telah ikut membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari sepenuh hati, bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan sarannya sangat dibutuhkan untuk perbaikan. Semoga skripsi ini bermanfaat. Yogyakarta, 9 Juli 2011 Penulis, Nurul Huda Bakhtiar x

10 x DAFTAR ISI Halaman JUDUL... i PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii SURAT PERNYATAAN... iv MOTTO... v PEMBAHASAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 9 C. Pembatasan Masalah... 9 D. Perumusan Masalah E. Tujuan Penelitian F. Kegunaan Penelitian BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori Hakekat Pukulan Tungkai Hakekat Pukulan Lengan Teknik Renang Gaya Crawl B. Penelitian yang Relevan C. Kerangka Berfikir D. Hipotesis BAB III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian B. Definisi Operasional Variabel Penelitian C. Populasi dan Sampel Penelitian D. Instrumentasi dan Teknik Pengumpulan Data E. Teknik Analisis Data F. Uji Coba Instrumen... 37

11 xi BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian B. Deskripsi Data Penelitian C. Hasil Uji Prasyarat Uji Normalitas Uji Linieritas D. Hasil Analisis Data E. Pembahasan BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Implikasi Hasil Penelitian C. Keterbatasan Penelitian D. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

12 xii DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Data Hasil Penelitian Tabel 2. Stroke Tungkai Tabel 3. Stroke Lengan Tabel 4. Kecepatan Renang Gaya Crawl Tabel 5. Rangkuman Uji Normalitas Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Linieritas Hubungan Tabel 7. Hasil Uji Hubungan Korelasi Sederhana Tabel 8. Koefisien Korelasi Ganda Tabel 9. Hasil Uji Korelasi Tabel 10. Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif xii

13 xiii DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Macam-Macam Variasi Gerakan Lengan... 4 Gambar 2. Masuknya ujung jari tangan kanan dilihat dari bawah perrmukaan air... 5 Gambar 3. Bentuk tarikan elip... 6 Gambar 4. Mekanika Gerakan Tungkai Gaya Crawl Gambar 5. Menunjukkan suatu rangkaian gambar recovery lengan dari Don Schollander dengan siku yang tinggi dan kecepatan masuk air yang normal Gambar 6. Rangkaian gerakan keseluruhan gaya crawl Gambar 7. Desain Penelitian Gambar 8. Diagram Batang Stroke Tungkai Gambar 9. Histogram Stroke lengan Gambar 10. Histogram Kecepatan Renang Gaya Crawl xiii

14 xiv DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Surat Ijin Uji Coba Penelitian Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian Lampiran 3. Surat Peminjaman Alat Lampiran 4. Keterangan Hasil Pengujian Balai Metrologi Lampiran 5. Instrumen Penelitian Lampiran 6. Hasil Penghitungan Validitas dan Reliabilitas Instrumen Lampiran 7. Uji Normalitas Lampiran 8. Uji Linearitas Lampiran 9. Analisis Regresi Lampiran 10.Nilai Tabel F Lampiran 11.Dokumentasi Penelitian xiv

15 i

16 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Renang merupakan olahraga yang eksklusif, sehingga tidak semua orang dapat melakukan gerakan renang seperti kebanyakan orang melakukan gerakan jalan, lari, lompat dan lain-lain. Berdasarkan sejarah dikatakan bahwa renang pertama kalinya dilakukan oleh bangsa Yunani, dengan ditemukannya rumah-rumah mandi air panas, dingin atau air yang mengandung bahan- bahan yang dapat menyembuhkan (belerang, yodium, mangaan, magnesium dan sebagainya). Renang adalah salah satu aktifitas olahraga yang sering dipertandingkan baik tingkat lokal maupun regional. Dalam aktifitas renang sangat jarang sekali terjadi kecelakaan, tapi renang sangat berbahaya apabila dilakukan pada orang yang belum menguasainya. Di samping itu renang juga merupakan aktivitas olahraga yang melibatkan seluruh bagian tubuh untuk tetap bergerak dan berat badan ditahan oleh air sehingga sangat cocok untuk menjaga kesegaran dan kebugaran tubuh. Ditinjau dari manfaatnya, renang mempunyai beberapa kegunaan di antaranya: renang digunakan sebagian orang untuk meningkatkan rasa percaya diri, renang juga digunakan sebagian orang untuk tujuan rekreasi, renang bagi setiap orang yang sakit bisa digunakan untuk terapi dan yang tak kalah pentingnya yaitu renang untuk tujuan pencapaian prestasi. Menurut Dadeng Kurnia yang dikutip Soejoko Hendromartono (199: 49) pembahasan renang gaya bebas itu pada dasarnya dapat di tinjau dari: posisi tubuh, gerakan kaki, 1

17 2 pernapasan, koordinasi gerakan kaki dan pernapasan, rotasi tangan dan seterusnya (Soejoko Hendromartono, 1992: 49). Kecepatan adalah kemampuan untuk berjalan, berlari atau bergerak dengan sangat kencang seperti kemampuan biomotorik lain. Pengembangan kecepatan berarti juga meliputi pengembangan skill, sehingga teknik itu dilakukan dengan kecepatan yang tinggi. Untuk mengembangkan kecepatan maka skill ini harus dipraktekkan secara teratur dengan keceparan gerak, maksimum atau mendekati maksimum. Skill untuk bergerak dengan kecepatan tinggi harus dipraktekkan sebelum siatlet menjadi kelelahan. Dengan alasan tersebut maka waktu pemulihan antara pengulangan latihan dan set-set latihan harus cukup lama agar pulih segar kembali dari semua kelelahan (Rusli Lutan, dkk. 2000: 74). Ada tiga jenis hambatan air: (1) Hambatan dari depan, (2) Gesekan kulit, dan (3) Hambatan ekor. 1) Hambatan dari depan ialah hambatan terhadap gerakan maju yang di timbulkan oleh air yang langsung ada didepan perenang atau di depan setiap bagian badannya. Hambatan ini sangat penting dalam mempertimbangkan mekanika gaya. 2) Gesekan kulit ialah hambatan air yang langsung di sisi badannya. Tetapi dalam berenang hanya mempunyai pengaruh yang kecil. 3) Hambatan ekor atau pusaran air adalah hambatan yang di sebabkan oleh air yang tidak mampu mengisi bagian belakang badan yang tidak mendatar, sehingga badan harus menarik sejumlah molekul-molekul air.

18 3 Namun demikian posisi badan dalam air dapat di ubah agar lebih mendatar, dan demikian akan mengurangi hambatan depan dan hambatan ekor. Bentuk semacam ini disebut bentuk streamline (Soekarno, 1984/1985: 3). Berikut ini merupakan tahapan-tahapan dalam melakukan gerakan renang gaya crawl: (1) Posisi badan, (2) Gerakan lengan, (3) Gerakan tungkai, dan (4) Gerakan mengambil napas. 1. Posisi badan, seperti halnya dalam semua gaya, badan harus streamline atau sedatar mungkin dan masih memungkinkan lengan dan tungkai melakukan fungsinya menimbulkan dorongan. 2. Gerakan lengan merupakan faktor yang utama dalam melakukan renang gaya crawl. Gerakan maju perenang gaya crawl, lebih banyak ditentukan oleh pukulan lengan dari pada pukulan kakinya. Oleh sebab itu kegagalan melakukan teknik gerakan renang dengan baik, akan berpengaruh sangat besar terhadap laju ke depan seorang perenang (FX. Sugiyanto, 1986: 7). Fase gerakan lengan: (1) Variasi gerakan lengan gaya crawl, (2) Fase menarik, (3) Fase mendorong, dan (4) Fase istirahat. 1) Variasi gerakan lengan gaya crawl, menurut Cecil Colwin (4: 8) ada 3 macam gerakan lengan gaya crawl yaitu: (1) Ketepatan gerakan lengan dengan tipe sudut siku-siku. Gerakan ini paling umum digunakan. Ketika salah satu lengan masuk, lengan yang lain sedang melalui setengah jalan.

19 4 Gambar 1. Macam-Macam Variasi Gerakan Lengan (FX. Sugiyanto, 1986: 7) (2) Gambar menunjukkan suatu ketepatan gerak yang mana lengan mencapai posisi sudut yang benar. Tipe ini pada umumnya banyak digunakan oleh perenang-perenang dengan sifat mengapung alamiah, gerakan tungkai kuat dan tipe bangunan tubuh yang rata-rata air sehingga memberi perenang kemudahan meluncur dalam air. Gambar. Macam-Macam Variasi Gerakan Lengan (FX. Sugiyanto, 1986: 8) (3) Variasi yang ketiga dilakukan ketika satu lengan masuk, lengan yang berlawanan telah melewati titik tengah tarikan. Gerakan ini cocok dengan perenang yang menggunakan pernapasan timbal balik (dua belah pihak) dan dua pukulan gerakan tungkai, kadang-kadang di sertai juga dengan kecepatan tinggi dari pergantian gerakan lengan. Gambar. Macam-Macam Variasi Gerakan Lengan (FX. Sugiyanto, 1986: 8)

20 5 2) Fase menarik, terdiri dari: (1) Masuknya tangan dalam air, (2) Masuknya ujung jari tangan, (3) Tarikan di bawah air, (4) Permulaan tarikan lengan, dan (5) Lamanya tarikan siku bengkok. a. Tangan masuk dalam air dengan segera sebelum siku di ulurkan sepenuhnya. b. Masuknya ujung jari tangan, tangan diruncingkan sehingga telapak tangan menghadap ke arah luar diagonal. Jika masuknya tangan dalam air tetap mendatar dalam posisi horizontal, hal itu akan menimbulkan tahanan gelembung udara di bawah air. Banyak terjebak gelembung udara akan mengurangi efisiensi tarikan dan hal ini harus dihindari. Posisi tangan pada waktu masuk ke dalam air dengan telapak tangan kira-kira membentuk sudut 45 o kepermukaan dengan ibu jari tangan masuk pertama, tangan dapat masuk di bawah permukaan air tanpa banyak tahanan udara. Gambar 2. Masuknya ujung jari tangan kanan dilihat dari bawah permukaan air (FX. Sugiyanto, 1986: 10) c. Tarikan di bawah air. Dalam membicarakan proses tarikan, perlu menghilangkan konsep umum yang salah, bahwa tangan dan lengan

21 6 akan menarik dalam garis lurus di sebelah bawah badan. Para perenang banyak menggunakan keanekaragaman dari pola tarikan elip, perenang tidak pernah menarik dalam pola garis lurus. Banyak perenang mempergunakan variasi dari pola ini yang boleh dianggap satu pola bentuk S (es). Keluasan gerak dari pola ini juga sedikit berubah-ubah dari perenang satu ke yang lain, barangkali disebabkan variasi dalam kekuatan, kelentukan atau faktor-faktor lain yang tidak diketahui. Kesalahan pada umumnya bahwa siku akan dipertahankan lurus selama menarik. Mulai tarikan dengan siku lurus atau hampir lurus, tetapi selama fase menarik siku dibengkokkan. Gambar 3. Bentuk tarikan elip (FX. Sugiyanto, 1986: 10) d. Permulaan tarikan lengan. Ketika satu tangan dan lengan sama sekali telah berada di bawah permukaan air, telapak tangan di putar dari posisi diagonal dengan putaran lengan ke bawah, terjadinya gerakan ini antara tulang radius dan tulang ulna. Setelah perenang mulai

22 7 menarik lurus memusatkan pikirannya dengan segera untuk membengkokkan siku. Kedudukan telapak tangan dalam posisi yang menguntungkan untuk mendorong air ke belakang pada waktu flexi pergelangan tangan, sudut yang terbaik jika pergelangan tangan tetap satu garis lurus dengan lengan bawah. e. Lamanya tarikan siku bengkok. Ketika lengan ke belakang, dalam membengkokan siku sampai mencapai bengkok maksimum di mana tangan tetap di bawah badan dan lengan atas pada sudut 90 o dengan badan. 3) Fase Mendorong. Dimulai ketika tangan di bawah badan dan lengan atas pada sudut 90 o dengan badan. Selanjutnya dari titik ini ke belakang tangan di dorongkan dengan perluasan siku sampai dorongan berakhir di mana siku hampir mencapai perluasan seluruhnya. 4) Fase Istirahat. Dalam istirahat yang perlu diperhatikan bahwa istirahat lengan di mulai ketika tangan dan lengan bawah masih dalam air. Masih banyak yang percaya bahwa tangan didorongkan ke belakang pada waktu seluruh tangan di bawah air. 3. Teknik gerakan tungkai. Sebuah fakta, bahwa gerakan tungkai itu digunakan sebagai alat stabilisator dan netralisator, dan bukannya sebagai kekuatan pendorong dalam gaya crawl, janganlah latihan tungkai tidak mendapat perhatian. Gerakan dari tungkai sangat penting dan kadangkadang sangat kuat. Bila tungkai tidak dilatih dengan baik, tungkai akan

23 8 menjadi cepat lelah dan menjadi kurang efektif dalam peranan sebagai alat stabilisator, dan mengakibatkan pinggul dan tungkai turun terlalu rendah dan dapat bergerak menyamping, menimbulkan tahanan yang lebih besar. Jika gerakan tungkai itu jelek dan tidak menggerakkan perenang secara efektif pada saat memakai papan renang, maka ketika berenang tungkai akan melakukan kerjanya secara kurang efisien dan mungkin akan menimbulkan hambatan tambahan. Ada perbedaan antara menggerakan tungkai dengan memegang papan peluncur dan menggerakkan tungkai pada waktu berenang. Menggerakkan tungkai dengan menggunakan papan, secara relative badan tetap datar, sedangkan pada waktu renang badan berguling. Sering kali perenang menggerakkan tungkainya terlalu keras dan terlalu tinggi dalam air. Cenderung menekuk lututnya terlalu banyak dan terlalu sedikit menggerakkan bagian atas tungkainya. Ketika latihan tungkai dengan menggunakan papan, perenang harus menjaga agar gerakan goyangan bahu sedikit mungkin. Kaki tidak boleh keluar terlalu tinggi di atas air, tetapi harus mengaduk air ketika bergerak ke atas dan naik dekat dengan permukaan air. Jarak antara kedua kaki (amplitido) antara 25 cm sampai 40 cm. 4. Gerakan mengambil napas. Pemutaran kepala untuk pengambilan napas ini dimulai pada akhir tarikan lengan, segera mengambil napas dan dimasukkan kembali ke dalam air sebelum pemulihan renang dimulai (Soekarno, 1984/1985: 38).

24 9 B. Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Dalam renang gaya crawl posisi badan harus sedatar mungkin agar mengurangi hambatan depan dan hambatan ekor. 2. Stroke tungkai sebagai alat netralisator. 3. Melakukan teknik gerakan lengan yang baik akan berpengaruh pada laju ke depan. 4. Kecepatan renang dipengaruhi oleh faktor keterlatihan Ada beberapa masalah yang dapat diteliti, namun peneliti hanya meneliti masalah: Hubungan Antara Stroke Tungkai dan Lengan Terhadap Kecepatan Renang Gaya Crawl 50 Meter. C. Pembatasan masalah 1. Pembatasan Persoalan Agar permasalahan penelitian ini tidak menjadi luas dan tidak terjadi salah penafsiran, maka perlu adanya batasan masalah sehingga ruang lingkup penelitian manjadi jelas. Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu hubungan antara stroke tungkai dan lengan terhadap kecepatan renang gaya crawl a. Hubungan: hubungan dalam penelitian ini adalah korelasi, menurut Sutrisno Hadi (2002: 306) mengetahui korelasi berarti hubungan timbal balik.

25 10 b. Gerakan lengan dapat dijumpai beberapa variasi. Ada gerakan lengan yang didayungkan terus lurus sampai belakang (crawl Australia dan Eropa), dan ada juga gerakan lengan yang di dayungkan hanya sampai bawah bahu dan sesudah itu dengan siku diatas, lengan di keluarkan dari air (Ong Sioe Tjiang, 1962: 49). c. Gerakan Tungkai: terutama berfungsi sebagai alat keseimbangan dan alat untuk menjaga agar kaki tetap tinggi dalam posisi mendatar, disamping untuk menetralkan pengaruh dari pemulihan lengan mengganggu lurusnya badan (Soekarno, 1984/1985: 19). d. Kecepatan: perbandingan antara jarak dan waktu atau kemampuan untuk bergerak dalam waktu singkat. Elemen kecepatan meliputi: waktu reaksi, frekuensi gerak per satuan waktu dan kecepatan gerak melewati jarak (Djoko Pekik Irianto, 2002: 73). D. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas dapat diambil beberapa rumusan masalah, antara lain: 1. Adakah hubungan antara stroke tungkai dengan kecepatan renang gaya crawl? 2. Adakah hubungan antara stroke lengan dengan kecepatan renang gaya crawl? 3. Adakah hubungan antara gabungan kedua variabel bebas (stroke tungkai dan lengan) terhadap kecepatan renang gaya crawl?

26 11 E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara stroke tungkai dengan kecepatan renang gaya crawl. 2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara stroke lengan dengan kecepatan renang gaya crawl. 3. Untuk mengetahui ada tidaknya sumbangan yang diberikan oleh gabungan kedua variabel bebas (stroke tungkai dan lengan) terhadap kecepatan renang gaya crawl. F. Kegunaan Penelitian 1. Mengetahui teknik-teknik yang penting dalam renang sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam berlatih renang gaya crawl. 2. Dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan referensi untuk penelitian yang akan datang.

27 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakekat Pukulan Tungkai Gerakan kaki yang banyak digunakan oleh perenang terkemuka ialah flutter kick atau gerakan kaki menggelepar di mana tungkai-tungkai bergerak bergantian dalam gerakan vertikal ke atas dan ke bawah, mulamula mendorong ke atas, dan kemudian ke bawah belakang. Gerakan keatas terutama dilakukan oleh ekstensi panggul dengan lutut lurus dan pergelangan kaki lemas. Sebaliknya, gerakan kebawah dilakukan dengan fleksi panggul, bersama dengan fleksi dan ekstensi mikro. Gerakan tungkai bertujuan untuk membantu mendorong badan ke depan di samping juga untuk keseimbangan badan. Counsilman (5: ) membagi pukulan menjadi tiga macam yaitu dua pukulan kaki menyilang, dua pukulan kaki lurus, dan enam pukulan kaki. Sedang Ernest W. Maglischo (6: 79-87) membedakan empat macam pukulan kaki, seperti tersebut di atas ditambah dengan empat pukulan kaki (FX. Sugiyanto, 1986: 16). a. Dua Pukulan Kaki Menyilang Dua pukulan ini paling banyak digunakan oleh perenang lakilaki, dua pukulan kaki lurus paling menonjol di antara perenang wanita. Dalam pukulan ini setiap tarikan lengan diberikan satu pukulan kaki. Untuk setiap seluruh putaran lengan diberikan dua pukulan. Selama bagian dari fase pukulan satu tungkai menyilang di atas 12

28 13 tungkai yang lain. Selama pukulan berikutnya posisi di antara dua tungkai dibalik (FX. Sugiyanto, 1986: 16). b. Dua Pukulan Kaki Lurus Perenang menggunakan dua pukulan kaki lurus juga hanya menggunakan dua pukulan kaki untuk setiap putaran lengan (setiap lengan satu pukulan). Dalam hal ini tungkai tidak menyilang di atas tungkai yang lain, tetapi pukulan ke atas dan ke bawah hampir lurus. Beberapa pelatih berspekulasi bahwa dua pukulan kaki lurus lebih unggul dari pada dua pukulan kaki menyilang. Sebab gerakan menyilang membuang-buang gerakan. Mungkin gerakan menyilang dari tungkai bertujuan menghilang reaksi akibat istirahat lengan dan sedikit banyak memelihara posisi badan di air (FX. Sugiyanto, 1986: 17). Faktanya sedikit laki-laki menggunakan dua pukulan kaki lurus dan sedikit wanita menggunakan pukulan kaki menyilang, secara tidak langsung tanggung jawab dari perbedaan anatomi atau peran dari beberapa variasi seperti mengapung, kelentukan, atau kekuatan. Kedua tendangan mengandung waktu istirahat nyata ketika tidak ada gerakan dari tungkai. Pada waktu titik istirahat nampak akan menyebabkan bertambahnya tahanan sehingga mengganggu (FX. Sugiyanto, 1986: 17).

29 14 c. Enam Pukulan Kaki Dalam teknik ini, setiap tungkai secara komplit melakukan tiga tendangan, untuk keseluruhan enam tendangan perputaran lengan. Nampaknya metode ini banyak digunakan oleh sprinter. Namun beberapa sprinter kelas dunia juga menggunakan bentuk dari dua pukulan kaki (Shirley Babashof, Michael Wenden). Ketepatan dari tendangan ke dalam pukulan lengan juga terjadi dengan otomatis, perenang tidak memikirkan tentang itu. Kenyataannya, irama amat tepat dan terjadi amat cepat sehingga hampir tidak mungkin perenang berfikir tentang itu serta cukup memberi reaksi dengan cepat untuk mengkoordinasi gerakan dengan sadar (FX. Sugiyanto, 1986: 17). d. Empat Pukulan Kaki Irama dari empat pukulan kaki nampaknya juga dikompromi. Pukulan ini terutama digunakan, tetapi tidak semat-mata oleh perenang laki-laki, untuk menghemat tenaga sambil mempertahankan posisi samping dan horizontal. Paling sedikit ada dua pola dari empat pukulan kakiyang umum digunakan. Pertama adalah Cangkokan (hybrid). Ini merupakan kombinasi dari pola enam pukulan dan dua pukulan. Adalah sesungguhnya suatu irama enam pukulan dengan menganggap memberi tekanan pada dua pukulan. Kedua dari irama pukulan adalah dalam kenyataannya, suatu modifikasi dari enam pukulan kaki.

30 15 Gambar 4. Mekanika Gerakan Tungkai Gaya Crawl (Soekarno, 1984/1985: 24) 2. Hakekat Pukulan Lengan Gerakan lengan terdiri dari dua tahap, yaitu tahap tarikan yang dimulai pada saat telapak tangan masuk ke dalam air dan berakhir pada saat keluar dari air, dan tahap istirahat/recovery yaitu pada saat tangan keluar dari air dan bergerak ke depan dalam persiapan untuk tahap tarikan berikutnya. Tahap tarikan terdiri dari tiga bagian yaitu tekanan awal (initial press), dayungan ke dalam(inward scull) dan dayungan ke luar (outward scull). a. Tekanan awal adalah pada waktu tangan bergerak kearah depan dan bawah. Dalam bagian tahap tarikan ini, gaya resultante yang dihasilkan oleh air pada telapak tangan arahnya ke depan dan ke atas, dan komponen angkat dari gaya ini bekerja untuk mendorong perenang ke arah depan. b. Dayungan ke dalam adalah pada waktu tangan bergerak medial ke arah garis tengah tubuh dan sedikit ke belakang. Dalam bagian tahap ini, yang resultante pada telapak tangan bekerja ke arah depan, komponenkomponen angkat dan hambat membantu dorongan ke depan.

31 16 c. Dayungan ke luar adalah pada waktu telapak tangan bergerak lateral menjauhi garis tengah tubuh dan sedikit ke belakang. Dalam bagian tahap tarikan ini, gaya resultante pada tangan ke depan, bawah dan sering medial. Baik komponen angkat maupun komponen hambat dapat membantu dorongan ke depan, tetapi sumbangan komponen angkat lebih besar. Masuknya tangan ke dalam air, siku harus agak menekuk ketika tangan masuk ke dalam air, tangan harus masuk ke dalam air sebelum sisa lengan masuk. Tapak tangan harus menghadap ke bawah secara diagonal ketika masuk ke air. Tipe pemasukan ini disebut pemasukan yang normal. Memang benar bahwa siku harus hampir sepenuhnya direntangkan segera setelah tangan masuk air, tetapi tidak boleh ada pengangkatan bahu dengan memutar atau menggerakan belikat dan tulang selangka ke atas. Gerakan yang tidak perlu ini akan mengganggu kelurusan bagian samping badan perenang dan memperlemah tarikannya. Perenang harus membuat tarikan dan dorongan yang kuat sedini mungkin, yaitu sekali mulai menarik tangannya ke bawah dan belakang, harus coba merasakan tekanan pada tangannya mencapai titik di mana menarik dirinya maju secara efektif. Kalau tarikannya kurang kuat akibatnya tangannya tidak mengembangkan kecepatan untuk secara efektif mendorong air ke belakang. Macam tarikan lengan: (1) tarikan lengan pola S, (2) tarikan lengan dengan pola tanda tanya terbalik, dan (3) tarikan lengan dengan

32 17 garis lurus yang telah diubah. Dari ketiga pola tersebut, yang paling baik adalah pola bentuk S yang berat bawah atau pola tanda tanya terbalik (Soekarno, 1984/1985: 34). Rotasi pada saat lengan melakukan tarikan dan dorongan ke belakang di dalam air harus dengan sudut yang menguntungkan. Untuk melakukan ini lengan bagian atas memutar ke tengah selama melakukan tarikan. Rotasi medial ini ditambah dengan membengkokan siku sampai permulaan mendorong. Gerakan rotasi medial dari lengan atas berbeda dengan gerakan rotasi lengan bawah. Rotasi lengan bawah hanyalah membalik telapak tangan, sedangkan rotasi lengan atas menimbulkan penambahan kekuatan tarikan dan dorongan dengan menambahkan kekuatan dari otot-otot pemutar lengan, terutama otot depresor lengan (Soekarno, 1984/1985: 35). 3. Teknik Renang Gaya Crawl Renang gaya crawl merupakan cara berenang yang paling alamiah, di mana lengan digerakkan bergantian untuk mendayung, sedang tungkai digerakkan keatas dan kebawah bergantian seperti layaknya orang yang sedang berjalan (FX. Sugiyanto, 1989: 6). Renang merupakan olahraga yang dilakukan di air dan bisa dilakukan berbagai usia, baik laki-laki maupun perempuan. Dalam perlombaan, renang gaya crawl selalu dapat diperoleh kecepatan yang lebih baik dari pada gaya lain dengan strategi dan teknik yang baik. Untuk mencapai prestasi yang maksimal seorang perenang perlu menguasai teknik-teknik dasar dalam renang, seperti teknik

33 18 meluncur, apungan, ayunan tungkai, ayunan lengan, pernafasan dan koordinasi gerak. Menurut Soejoko Hendromartono (1992: 42) latihan sprint menambah kekuatan otot, karena dengan kecepatan tinggi pada sprint menyebabkan tahanan atau hambatan air (water resistance) bertambah. Untuk itu harus di pergunakan lebih banyak kekuatan otot. Oleh karena itu otot pun menjadi lebih kuat dan lebih besar (hypertropy). Dalam renang gaya Crawl teknik yang perlu diketahui menurut Soekarno (1984/1985: 19) sebagai berikut: (a) Posisi badan, (b) Gerakan tungkai, (c) Gerakan lengan, dan (d) Pernapasan dan pengangkatan kepala. a) Posisi badan, Seperti halnya semua gaya, badan harus se streamline mungkin atau sehorisontal mungkin dan masih memungkinkan lengan dan tungkai melakukan fugsinya menimbulkan dorongan. b) Gerakan tungkai dalam gaya crawl gerakan lengan merupakan sumber dorongan maju utama, dan dalam kasus sebagian besar perenang, merupakan satu-satunya sumber dorongan maju. Gerakan tungkai terutama berfungsi sebagai alat keseimbangan dan alat untuk menjaga agar kaki tetap tinggi dalam posisi mendatar, di samping untuk menetralkan pengaruh dari pemulihan lengan mengganggu lurusnya badan. Di dalam gerakan tungkai gaya crawl ini di kenal bermacam- macam sepakan (beats): (1) Dua sepakan ( 2 beats stroke) artinya 2 kali gerakan lengan 2 kali gerakan tungkai, (2) Empat sepakan (4 beats stroke) artinya 2 kali gerakan lengan 4 kali gerakan tungkai, (3) Enam sepakan (6 beats stroke) artinya 2 kali gerakan lengan 6 kali

34 19 gerakan tungkai, dan (4) Delapan sepakan (8 beats stroke) artinya 2 kali gerakan lengan 8 kali gerakan tungkai. Dengan demikian makin banyak beats strokenya, makin banyak pula frekuensi sepakannya, sedangkan amplitudonya makin kecil. c) Gerakan lengan gaya crawl dapat dibagi menjadi 3 fase, yaitu menarik (pull), mendorong (push) dan pemulihan atau istirahat (recovery). Adapun gerakannya: menarik dimulai setelah telapak tangan masuk ke dalam air di depan kepala sampai lengan mencapai bidang vertical. Sesudah itu dilanjutkan dengan telapak tangan mendorong ke belakang sampai dengan lurus ke belakang. Kemudian dilanjutkan dengan pemulihan (recovery) yaitu mengangkat siku ke luar dari air dengan diikuti lengan bawah dan jari-jari secara rileks digeser ke muka dekat badan di luar permukaan air. Setelah siku melewati kepala, jari dimasukkan kedalam air di sebelah muka dan kepala. Siku harus bisa melalui lubang yang dimasuki oleh jari-jari itu (Soekarno, 1984/1985: 26). Gambar 5. Menunjukkan suatu rangkaian gambar recovery lengan dari Don Schollander dengan siku yang tinggi dan kecepatan masuk air yang normal (Soekarno, 1984/1985: 26). d) Pernapasan dan pengangkatan kepala. Pengambilan napas dapat dilakukan ke kanan atau ke kiri tergantung pada setiap individu

35 20 (perorangan) yaitu dengan jalan memutar kepala menurut sumbu panjang badan. Pemutaran kepala ini cukup sampai pada seluruh mulut atau sebagian mulut ke luar dari permukaan air. Kepala harus dalam posisi dengan sedikit tekukan posterior dari leher. Bila kepala dalam posisi ini, maka akan menimbulkan suatu gelombang kantong yang akan membentuk suatu tempat yang rendah atau lekukan dalam air pada sisi kepala. Dalam keadaan ini, perenang akan dapat bernapas tanpa harus berputar terlalu banyak atau mengangkat kepala terlalu tinggi. Jika perenang telah menemukan tempat yang betul untuk kepalanya, akan dapat bernapas di bawah permukaan normal air. Mulut perenang harus ditarik ke arah sisi bernapas dari mukanya dengan otot-otot muka (Soekarno, 1984/1985: 37). Serangkaian gambar-gambar ini menunjukan perenang sedang melakukan gaya crawl dengan gerakan tungkai enam gerakan irama, dengan gerakan lengan yang terus menerus. Gambar 6. Rangkaian gerakan keseluruhan gaya crawl (Soekarno, 1984/1985: 38) 1) Pada saat tangan kanan masuk air selebar bahu dengan tapak tangan menghadap ke bawah, lengan yang lain telah menyelesaikan

36 21 tarikannya. Udara dikeluarkan dari mulut dan hidung dalam suatu aliran yang tetap, menunjukkan suatu pola pernapasan ritmis. Gambar. Rangkaian gerakan keseluruhan gaya crawl (Soekarno, 1984/1985: 38) 2) Momentum ke bawah yang di timbulkan oleh lengan selama pemulihan menyebabkan tangan kanan tenggelam ke bawah. Lengan yang lain mulai melakukan dorongan ke belakang dengan telapak tangan menghadap ke belakang. Gambar. Rangkaian gerakan keseluruhan gaya crawl (Soekarno, 1984/1985: 39) 3) Tangan kanan terus bergerak ke bawah berlahan-lahan ketika lengan yang mendorong mulai kembali ke garis tengah badan. Gambar. Rangkaian gerakan keseluruhan gaya crawl (Soekarno, 1984/1985: 39) 4) Otot-otot depressor lengan sekarang mulai berkontraksi secara aktif dan menekan lengan kanan ke bawah.

37 22 Gambar. Rangkaian gerakan keseluruhan gaya crawl (Soekarno, 1984/1985: 39) 5) Lengan kiri hampir menyelesaikan dorongannya dan sekarang perenang menggunakan tenaga pada kedua tangan. Tenaga dari tangan kanan masih belum cukup diarahkan ke belakang untuk bisa menimbulkan dorongan ke depan pada badan. Gambar. Rangkaian gerakan keseluruhan gaya crawl (Soekarno, 1984/1985: 39) 6) Ketika lengan kiri menyelesaikan dorogannya tungkai kiri meyepak ke bawah dengan kuat. Gerakan ini membatalkan efek gerakan ke atas dari lengan yang menekan pinggul perenang. Gambar. Rangkaian gerakan keseluruhan gaya crawl (Soekarno, 1984/1985: 40) 7) Ketika tangan kanan menekan ke bawah, siku mulai menekuk. Gambar. Rangkaian gerakan keseluruhan gaya crawl (Soekarno, 1984/1985: 40)

38 23 8) Posisi siku tinggi dari lengan kanan yang menarik dan proses pemulihan lengan kiri nampak dengan jelas. Gambar. Rangkaian gerakan keseluruhan gaya crawl (Soekarno, 1984/1985: 40) 9) Lengan kanan mulai menyelesaikan tarikannya, dan tangan kiri mulai memutar pada sumbu longitudinalnya. Jumlah udara yang di keluarkan mulai bertambah. Gambar. Rangkaian gerakan keseluruhan gaya crawl (Soekarno, 1984/1985: 40) 10) Lengan kanan telah menyelesaikan tarikannya dan kepala mulai memutar pada sumbu longitudinalnya. Jumlah udara yang di keluarkan mulai bertambah. Gambar. Rangkaian gerakan keseluruhan gaya crawl (Soekarno, 1984/1985: 40) 11) Kepala terus memutar ke samping ketika dagu Nampak mengikuti gerakan siku pada saat siku bergerak ke belakang. Tangan yang

39 24 menarik mulai memutar dan terus mendorong kembali ke garis tengah badan. Gambar. Rangkaian gerakan keseluruhan gaya crawl (Soekarno, 1984/1985: 41) 12) Mulut perenang lebih membuka ketika volume udara yang ke luar bertambah. Gambar. Rangkaian gerakan keseluruhan gaya crawl (Soekarno, 1984/1985: 41) 13) Tangan yang mendorong tidak lagi menghadap langsung ke belakang, tetapi kira-kira bersudut 45. Posisi jari ke luar pada saat itu. Gambar. Rangkaian gerakan keseluruhan gaya crawl (Soekarno, 1984/1985: 41) 14) Sepakan ke bawah oleh kaki kanan di mulai ketika lengan kanan menyelesaikan dorongannya. Mulut ke luar dari permukaan air dan pengambilan napas hampir di mulai. Gambar. Rangkaian gerakan keseluruhan gaya crawl (Soekarno, 1984/1985: 41)

40 25 15) Tepat sebelum tangan kanan ke luar dari permukaan air, tangan itu di putar sehingga telapak tangan menghadap ke dalam ke arah badan. Perenang mulai mengambil napas. Gambar. Rangkaian gerakan keseluruhan gaya crawl (Soekarno, 1984/1985: 42) 16) Sepakan ke bawah kaki kanan berakhir ketika perenang mulai memulihkan lengan kanannya ke depan. Pengambilan napas hampir selesai. Gambar. Rangkaian gerakan keseluruhan gaya crawl (Soekarno, 1984/1985: 42) 17) Kepala mulai masuk kembali ke dalam air pada saat proses pemulihan lengan kanan mengayun ke depan. Gambar. Rangkaian gerakan keseluruhan gaya crawl (Soekarno, 1984/1985: 42) 18) Perenang mulai mengelurkan udara ketika muka hampir semuanya masuk air. Tangan kiri hampir masuk ke dalam air dan selesailah siklus dari satu gerakan lengan dan tungkai gaya crawl.

41 26 B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan merupakan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Sodikin dari Fakultas Ilmu Keolahragaan dengan judul Sumbangan Panjang Lengan dan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Kemampuan Renang Gaya Crawl 50 Meter pada mahasiswa PJKR 2007 yang dinyatakan lulus dalam mata kuliah dasar gerak renang semester 3. Untuk cara pengambilan data menggunakan tes, dengan jumlah 40 orang. Pada panjang lengan terdapat sumbangan signifikan terhadap kemampuan renang gaya crawl 50 meter, dengan nilai korelasi sederhana sebesar 0,409 dan korelasi parsial sebesar 0,341. Variabel panjang lengan memberikan sumbangan sebesar 13,29%. Pada kekuatan otot terdapat sumbangan signifikan terhadap kemampuan renang gaya crawl 50 meter, dengan nilai korelasi sederhana yang diperoleh sebesar 0,319, dan korelasi parsial sebesar 0,218. Variabel kekuatan otot lengan memberikan sumbangan sebesar 7,37%. Secara bersama-sama terdapat sumbangan yang signifikan antara panjang lengan dan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan renang gaya crawl 50 meter, dengan nilai korelasi ganda sebesar 0,455. Adapun sumbangan yang diberikan secara keseluruhan adalah 20,7%. C. Kerangka Befikir 1. Hubungan antara stroke tungkai dengan renang gaya crawl Panjang tungkai adalah ukuran panjang tungkai seseorang mulai dari alas kaki sampai dengan Trochantor Mayor, kira-kira pada bagian

42 27 tulang yang terlebar di sebelah luar paha dan bila paha digerakkan Trochantor Mayor dapat diraba dibagian atas dari tulang paha yang bergerak. Sedangkan menurut Tim Anatomi FIK UNY (2003: 14) berpendapat: (a) Panjang tungkai merupakan jarak spina iliaca dan titik tibial. Titik tibial merupakan titik tengah dari garis mendatar di bagian lutut, lebih tepat lagi di bagian atas dan batas tengah dari condylus tibialis, terletak di permukaan apex patella inferior. Sering untuk menentukan titik ini pertama-tama membengkokan tungkai dan kemudian melebarkan lutut. Tungkai atas juga dapat diukur antara titik tibial dan batas atas trochantor mayor. (b) panjang tungkai bawah adalah merupakan jarak antara titik tibial dan malleolar, atau titik tibial sampai dengan titik terendah dari malleolus medialis. 2. Hubungan antara stroke lengan dengan renang gaya crawl Menurut Tim Anatomi UNY bila ditinjau secara anatomis, panjang lengan terdiri dari tulang os. Humerus, os. Radius, os. Ulnae dan os. Methapalangea. Tulang-tulang tersebut berorigo dan insersio pada bagian atas dan bagian bawah tulang. Bertambah usia seseorang maka akan bertambah panjang tulang dan diikuti oleh pemanjangan dan pembesaran otot. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa panjang lengan adalah jarak antara humerus sampai titik styloid pada ulna yang di ukur dari titik acromion sampai titik styloid pada ulna. Gerakan lengan merupakan faktor yang utama dalam melakukan renang gaya crawl. Gerak maju perenang gaya crawl, lebih banyak

43 28 ditentukan pukulan lengan dari pada pukulan kaki. Oleh sebab itu kegagalan melakukan teknik gerakan lengan dengan baik, akan berpengaruh sangat besar terhadap laju ke depan seorang perenang (FX. Sugiyanto, 1986: 7). 3. Gabungan Stroke Tungkai dan Lengan Gaya Crawl Gaya bebas modern memberikan lebih banyak keleluasaan untuk memilih pola koordinasi tangan kaki dari pada gaya bebas klasik Amerika 6 hitungan atau gaya bebas Australia 4 hitungan yang lebih kuno itu. Ayunan kaki gaya bebas semakin berkurang pentingnya bila mengingat bahwa ayunan kaki gaya bebas memerlukan tenaga yang cukup banyak padahal daya dorong yang dihasilkannya sedikit. Ada berbagai variasi dalam pola koordinasi yang sering digunakan oleh perenang kelas dunia. Ada yang menggunakan pola klasik 6 hitungan, terutama para perenang cepat. Ada yang menggunakan pola 4 atau 2 hitungan, terutama perenang jarak jauh, dan ada juga yang menggunakan ayunan kaki hanya sebagai penjaga keseimbangan. D. Hipotesis 1. Ada hubungan antara stroke tungkai terhadap kecepatan renang gaya crawl. 2. Ada hubungan antara stroke lengan terhadap kecepatan renang gaya crawl. 3. Ada hubungan antara gabungan kedua variabel bebas (stroke tungkai dan lengan) terhadap kecepatan renang gaya crawl.

44 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini dibuat agar peneliti mampu menjawab pertanyaan penelitian dengan valid, objektif dan sehemat mungkin. Desain penelitian disusun dan dilaksanakan dengan penuh perhitungan agar dapat menghasilkan petunjuk empirik yang kuat hubungannya dengan masalah penelitian. Adapun stroke tungkai (X1), dan stroke lengan (X2) merupakan variabel bebas, sedangkan kecepatan renang gaya crawl merupakan variabel terikat. Adapun desain penelitian ini adalah: Gambar 7: Desain Penelitian Keterangan: X1 = Stroke tungkai X2 = Stroke lengan Y = Kecepatan Renang Gaya Crawl 29

45 30 B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Stroke Tungkai Dalam penelitian ini stroke tungkai adalah menggerakkan tungkai dengan memegang papan, perenang menjaga agar gerakan goyangan bahu sedikit mungkin. Kaki tidak boleh ke luar terlalu tinggi di atas air, tetapi harus menyepak air ketika bergerak ke atas dan naik dekat dengan permukaan air. Jarak antara kedua kaki antara 25 cm sampai 40 cm. Di hitung menggunakan hand counter. 2. Stroke Lengan Dalam penelitian ini stroke lengan adalah menarik dimulai setelah telapak tangan masuk kedalam air di depan kepala sampai lengan mencapai bidang vertical. Sesudah itu dilanjutkan dengan telapak tangan mendorong ke belakang sampai lengan lurus ke belakang. Kemudian dilanjutkan dengan pemulihan (recovery) yaitu mengangkat siku ke luar dari air dengan diikuti lengan bawah dari jari-jari secara rileks digeser kemuka dekat badan di luar permukaan air. Setelah siku melewati kepala, jari-jari dimasukkan di dalam air di sebelah muka dan kepala. Di hitung menggunakan hand counter. 3. Kecepatan Renang Gaya Crawl. Renang gaya crawl adalah merupakan cara berenang yang paling alamiah, di mana lengan digerakkan bergantian untuk mendayung sedang tungkai digerakkan ke atas dan ke bawah dengan awal gerakan dari pangkal paha sehingga tungkai bawah mengikuti gerakan tungkai atas.

46 31 Pada saat gerakan tungkai, kaki ikut bergerak sehingga terjadi lecutan kaki. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kecepatan adalah kemampuan untuk bergerak dalam waktu singkat dalam renang gaya crawl pada jarak 50 meter. Di ukur berapa waktunya dengan menggunakan stop watch. C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi adalah seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek yang diteliti itu (Sugiyono, 2010: 61). Populasi adalah semua nilai baik hasil penghitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif, dari pada karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas (Husaini Usman dan Purnomo, 2006: 181). Populasi juga diartikan sebagai keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2002: 130). Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah 27 mahasiswa PKO konsentrasi renang FIK UNY. 2. Teknik dan Pengambilan sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2002: 131). Teknik pengambilan sampel yang di gunakan pada penelitian ini adalah pruposive sampling, purposive sampling adalah bahwa sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitiannya (Husaini Usman dan Purnomo, 2006: 186). Sampel

47 32 dari penelitian ini adalah 15 mahasiswa dari 27 mahasiswa PKO FIK UNY konsentrasi renang dari angkatan FIK, dengan kriterianya: (a) Mahasiswa PKO konsentrasi renang, (b) Mampu berenang gaya crawl dengan teknik baik, (3) Mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah dasar gerak renang, dan (4) Mahasiswa yang masih berstatus aktif dalam kuliah. D. Instrumentasi dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara menyeluruh (Ibnu Hajar, 1999: 160). a. Tes Stroke Tungkai Tes stroke tungkai di sini perenang berenang dengan menggunakan papan pelampung dengan jarak 50 meter dan dihitung berapa kali gerakan tungkai dengan menggunakan hand counter kemudian dicatat. Tes dilakukan satu kali. b. Tes Stroke Lengan Tes stroke lengan di sini, tungkai perenang menggunakan pelampung kaki (pull buoy) dan berenang dengan jarak 50 meter dan dihitung berapa kali gerakan lengan dengan menggunakan hand counter kemudian dicatat. Tes dilakukan satu kali.

48 33 c. Tes Kecepatan Renang Gaya Crawl Untuk mengetahui kecepatan renang gaya crawl pada penelitian ini, yaitu dengan cara melakukan sprint renang gaya crawl dengan jarak 50 meter, kemudian di ukur berapa waktunya dengan menggunakan stop watch dengan satuan detik. Tes dilakukan dua kali. 2. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data adalah dengan metode survey dengan teknik tes. Peneliti memberikan latihan kepada tenaga pelaksana dalam melaksanakan tugasnya. Demikian juga kepada testi, peneliti memberikan petunjuk pelaksanaan tes agar pengumpulan data dapat sesuai dengan apa yang diharapkan dan untuk menghindari terjadinya kesalahan. E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data adalah suatu cara yang digunakan untuk mengolah data hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Untuk memperoleh suatu kesimpulan dari penelitian yang dilakukan, maka analisis data merupakan suatu langkah yang sangat penting. Dalam penelitian ini data yang terkumpul diolah dengan menggunakan analisis statistik, hal ini sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi (2002: 251), yang menyatakan cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan data dengan menganalisa data penyelidikan yang berwujud angka-angka adalah dengan teknik statistik.

49 34 Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah: (a) Uji Validitas, (b) Uji Reliabilitas, (c) Uji Linieritas, (d) Uji Normalitas Data, dan (e) Uji Korelasi. a) Uji Validitas Validitas mengacu pada pegertian seberapa jauh instrumen yang dibuat dapat mengukur apa yang dimaksud untuk diukur (Ibnu Hajar, 1999: 166). Pada penelitian ini untuk mengetahui validitas instrumen tes menggunakan validitas logis. Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 145) dikatakan Validitas logis karena validitas ini diperoleh dengan suatu usaha hati-hati melalui cara-cara yang benar sehingga menurut logika akan dicapai suatu tingkat validitas yang dikehendaki. Karena menggunakan validitas logika maka tidak perlu menggunakan perhitungan statistik. Untuk itu maka alat tersebut dibawa ke Balai Metrologi untuk diterakan (2 keterangan pengujian ada dalam lampiran 4 halaman 59) dan alat tersebut siap untuk digunakan. b) Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas yang dimaksud bukan untuk menguji reliabilitas instrument. Instrumen yang digunakan sudah reliabel (Stop Wacth dan Hand counter), yang sedang di uji adalah konsistensi atau reliabilitas antar testor 1 dan testor 2. Pengujian dilakukan dengan rumus Alpha Cronbach, karena data yang diuji berbentuk data rasio.

50 35 M x α = 1 M 1 y Keterangan : M = Jumlah tes δx = Variansi butir- butir δy = Variansi total c) Uji Linieritas Uji linieritas digunakan untuk mengetahui sifat hubungan linier atau tidak antara variabel bebas dan variabel terikat. Untuk keperluan uji linieritas dengan uji F. Adapun rumusnya adalah: 2 ST C F = 2 Se Keterangan : ST²C : tuna cocok Se² : kekeliruan (Sudjana, 2002: 332). Selanjutnya harga F dikonsultasikan dengan harga tabel pada taraf signifikansi 5%. Dikatakan linier apabila harga F observasi lebih kecil dari F tabel dan sebaliknya. d) Uji Normalitas Data Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sebaran masing- masing variabel bebas maupun terikat mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Chi Kwadrat. 2 x = 2 ( fo fh) fh Keterangan: 2 x : chi kwadrat fo : frekuensi yang diperoleh dari sampel

51 36 fh :frekuensi yang diharapkan dalam sampel sebagai pencerminan dari frekuensi yang diharapkan dalam populasi (Sugiyono, 2010: 107). Selanjutnya harga Chi Kwadrat perhitungan taraf signifikansi 5%, apabila harga Chi Kwadrat hitung lebih kecil dari Chi Kwadrat tabel maka datanya normal dan sebaliknya apabila Chi Kwadrat hitung lebih besar daripada Chi Kwadrat tabel maka datanya tidak normal. e) Uji Korelasi Uji korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat menggunakan rumus person product moment. rxy = N. XY X Y N. X X N. Y Y Keterangan: Ry(1,2) : koefisien korelasi antara Y dengan X1 dan X2 a1 : koefisien prediktor X1 a2 : koefisien prediktor X2 X1 Y : jumlah produk antara X1 dengan Y X 2 Y : jumlah produk antara X3 dengan Y Untuk menguji apakah harga R tersebut signifikan atau tidak dilakukan uji F (Sutrisno Hadi, 2002: 26) dengan rumus: 2 R N m 1 F = 2 m 1 R Keterangan : F : harga F N : cacah kasus M : cacah prediktor R : koefisien korelasi antar kriterium dengan prediktor-prediktor. 2

52 37 Harga F tersebut kemudian dikonsultasikan dengan harga F tabel dengan derajat kebebasan N-m-1 pada taraf signifikansi 5%. Apabila harga F hitung lebih besar atau sama dengan harga F tabel, maka ada hubungan yang signifikan antara variabel terikat dengan masing-masing variabel bebasnya. F. Uji Coba Instrumen Uji coba instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan benar-benar merupakan instrumen yang baik, untuk itulah sebelum instrumen dipergunakan dalam penelitian yang sebenarnya maka instrumen tersebut perlu diujicobakan terlebih dahulu. Baik-buruknya instrumen akan berpengaruh terhadap benar-tidaknya data yang diperoleh. Sedangkan mutu hasil penelitian sangat ditentukan oleh benar tidaknya data dan juga tenaga pelaksana di lapangan. Pada penelitian ini uji coba instrumen dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen, sehingga diketahui layak tidaknya instrumen yang dipergunakan. Di samping itu berguna pula untuk melatih tenaga pelaksana pada penggunaan alat dan cara kerjanya. Hal ini disebabkan karena baik buruknya instrumen ditunjukkan oleh tingkat validitas (kesahihan) dan reliabilitas (keandalan) instrumen tersebut. Uji coba instrumen dilakukan pada 26 Maret 2011 dengan sampel sebagian dari mahasiswa PKO konsentrasi renang sebanyak 11 mahasiswa FIK UNY.

53 38 A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Penghitungan Validitas Instrumen Validitas penelitian ini menggunakan contrac validity atau validitas konstrak. Validitas dicari dengan menggunakan korelasi product moment dari karl pearson. Hasil penghitungan menunjukkan bahwa instrumen X1 adalah valid dengan koefisien validitas sebesar 0,990. X2 adalah valid dengan koefisien validitas sebesar r = 1,00. Y adalah valid dengan koefisien validitas sebesar 1,00. Analisis selengkapnya ada pada lampiran 6 halaman Penghitungan Reliabilitas Instrumen Reliabilitas penelitian ini menggunakan teknik test retest, yaitu mengkorelasikan pengukuran kedua. Hasil penghitungan menunjukkan bahwa instrumen X1 adalah reliabel dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,982. X2 adalah reliabel dengan koefisien reliabilitas sebesar 1,00. Y adalah reliabel dengan koefisien reliabilitas sebesar 1,00. Analisis selengkapnya ada pada lampiran 6 halaman Penghitungan Objektivitas Objektivitas penelitian ini menggunakan teknik korelasi, yaitu mengkorelasikan hasil pengukuran judge pertama dan judge kedua. Hasil penghitungan menunjukkan bahwa koefisien objektivitas mencapai 1,00. Analisis selengkapnya ada pada lampiran 6 halaman

54 39 B. Deskripsi Data Penelitian Dalam penelitian ini data yang dimaksud adalah data yang diperoleh dengan menggunakan metode survai dengan teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran. Data dalam penelitian ini terdiri atas stroke tungkai (X1), stroke lengan (X2), dan kecepatan renang gaya crawl (Y). Data hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Data Hasil Penelitian No X1 X2 Y Keterangan: X1 X2 Y : Stroke tungkai : Stroke lengan : Kecepatan renang gaya crawl

55 40 Secara terperinci deskripsi tiap-tiap variabel adalah sebagai berikut: 1. Stroke Tungkai Hasil penghitungan data stroke tungkai menghasilkan rerata sebesar 260,93, median 262,50, modus 272,50, dan standar deviasi 11,47. Adapun nilai terkecil sebesar 231,00 dan terbesar sebesar 274,00. Tabel distribusi stroke tungkai adalah sebagai berikut: Tabel 2. Stroke Tungkai No Interval Frekuensi Persentase 1 265,41 274, , ,81 265, , ,20 258, , ,61 248,20 1 6, ,00 239,60 1 6,67 Jumlah Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar responden memiliki stroke tungkai pada interval 265,41 274,00 dengan persentase 40,00%. Apabila ditampilkan dalam bentuk diagram batang, maka data stroke tungkai tampak sebagai berikut: Gambar 8. Diagram Batang Stroke Tungkai

56 41 2. Stroke Lengan Hasil penghitungan data stroke lengan menghasilkan rerata sebesar 60,13, median 61,00, modus 61,00, dan standar deviasi 5,26. Nilai terkecil yang diperoleh sebesar 52,00 dan nilai terbesar sebesar 70,00. Tabel distribusi stroke lengan adalah sebagai berikut: Tabel 3. Distribusi Frekuensi Stroke Lengan No Interval Frekuensi Persentase 1 66,41 70, ,81 66, ,20 62, ,61 59, ,00 55, Jumlah Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa rerata stroke lengan responden sebesar 60,13 berada pada interval 59,20 62,80. Apabila ditampilkan dalam bentuk diagram batang, maka data stroke tungkai tampak sebagai berikut: Gambar 9. Histogram Stroke Lengan

57 Frekuensi Kecepatan Renang Gaya Crawl Hasil penghitungan data kecepatan renang gaya crawl menghasilkan rerata sebesar 38,41, median 38,40, modus 38,82, dan standar deviasi 3,81. Nilai terkecil yang diperoleh sebesar 31,52 dan nilai terbesar sebesar 46,11. Tabel distribusi kecepatan renang gaya crawl sebagai berikut: Tabel 4. Kecepatan renang gaya crawl No Interval Frekuensi Persentase 1 43,20 46, ,28 43, ,37 40, ,45 37, ,52 34, Jumlah Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar responden memiliki kecepatan renang gaya crawl pada interval 37,37 40,27 detik dengan persentase 46,67%. Apabila ditampilkan dalam bentuk diagram batang, maka data kecepatan renang gaya crawl tampak sebagai berikut: ,20 46,11 40,28 43, Interval 37,37 40,27 34,45 37,36 31,52 34,44 Gambar 10. Histogram Kecepatan Renang Gaya Crawl

58 43 C. Hasil Uji Prasyarat Analisis data untuk menguji hipotesis memerlukan beberapa uji persyaratan yang harus dipenuhi agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Uji persyaratan analisis meliputi: Uji Normalitas dan Uji Linearitas. 1. Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari tiap-tiap variabel yang dianalisis sebenarnya mengikuti pola sebaran normal atau tidak. Uji normalitas variabel dilakukan dengan menggunakan rumus kai kuadrat ( 2 ), yaitu suatu cara untuk menguji normalitas variabel dengan membandingkan antara distribusi frekuensi observasi yang diperoleh dan distribusi yang diharapkan. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui normal tidaknya suatu sebaran adalah jika 2 obsevasi < 2 tabel, sebaran dinyatakan normal dan jika 2 obsevasi > 2 tabel sebaran dikatakan tidak normal. Rangkuman hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Kai Kuadrat ( 2 ) Variabel Keterangan observasi Db Tabel Stroke tungkai 11, ,919 Normal Stroke lengan 5, ,919 Normal Kecepatan renang gaya 9 16,919 5,820 Normal crawl Dari tabel di atas, terlihat bahwa nilai 2 obsevasi ketiga variabel adalah lebih kecil dari 2 tabel. Jadi, data tentang stroke tungkai, stroke

59 44 lengan, dan kecepatan renang gaya crawl berdistribusi normal. Analisis selengkapnya ada pada lampiran 7 halaman Uji Linearitas Pengujian linieritas hubungan dilakukan melalui uji statistik F. Hubungan antara variabel stroke tungkai (x 1 ) dan variabel stroke lengan (x 2 ) dengan variabel kecepatan renang gaya crawl (y) dinyatakan linier apabila nilai F hitung < F tabel dengan db = m; N-m-1 pada taraf signifikansi 5%. Hasil uji linieritas dapat dilihat dalam tabel 6. Tabel 6. Ringkasan Hasil Uji Linieritas Hubungan Hubungan Fungsional Stroke tungkai (x1) dengan kecepatan (y) Stroke lengan (x2) dengan kecepatan(y) F hitung Db Table 0,032 1:12 4,451 1,476 1:12 4,451 Kesimpulan Linier Linier Dari tabel di atas, nilai F hitung kedua variabel bebas dengan variabel terikat adalah lebih kecil dari F tabel. Jadi, hubungan Stroke tungkai (x 1 ) dengan kecepatan renang gaya crawl(y), Stroke lengan (x 2 ) dengan kecepatan renang gaya crawl (y) dinyatakan linier. Analisis selengkapnya ada pada lampiran 8 halaman 77. D. Hasil Analisis Data Analisis data penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis terdiri atas analisis korelasi sederhana dan korelasi ganda. Untuk memperjelas hubungan antara variabel bebas dengan terikat maka dilakukan analisis regresi

60 45 yang bertujuan untuk mengetahui persamaan regresi dan sumbangan tiap variabel bebas. 1. Uji Hubungan Korelasi Sederhana Uji korelasi antara satu variabel bebas dengan variabel terikat yaitu stroke tungkai terhadap kecepatan renang gaya crawl dan stroke lengan terhadap kecepatan renang gaya crawl, dengan menggunakan korelasi product moment atau uji r. Uji r akan digunakan untuk menguji hipotesis pertama dan kedua, apakah ada hubungan antara satu variabel bebas dengan variabel terikat. Kriteria menerima dan menolak hipotesis yaitu membandingkan harga r hitung dengan harga r tabel dengan taraf signifikansi 5% atau tingkat kepercayaan 95% dan derajad bebas 13 sebesar 0,441. Dengan demikian menerima hipotesis nihil (H 0 ) dan menolak hipotesis alternatif (H 1 ) apabila harga r hitung kurang dari r tabel. Menolak hipotesis nihil (H 0 ) dan menerima hipotesis alternatif (H 1 ) apabila harga r hitung lebih dari r tabel. Tabel 7. Hasil Uji Hubungan Korelasi Sederhana Korelasi r hitung r tabel (0,05;13) Keterangan X1.y 0,227 0,441 Tidak Signifikan X2.y 0,733 0,441 Signifikan Dari hasil data di atas diperoleh harga r hitung bernilai positif, artinya makin besar nilai yang mempengaruhi maka semakin besar nilai hasilnya. Harga r hitung stroke tungkai (X1) dengan kecepatan renang gaya crawl (Y) sebesar 0,227 sedangkan harga r tabel dengan taraf

61 46 signifikansi sebesar 5% dan derajad kebebasan 13 sebesar 0,441. Dengan demikian hipotesis nihil (H 0 ) diterima dan hipotesis alternatif (H 1 ) ditolak, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara stroke tungkai dengan kecepatan renang gaya crawl. Karenang stroke tungkai hanya memberikan sumbangan yang sedikit pada renang gaya crawl. Harga r hitung kekuatan stroke lengan (X2) dengan kecepatan renang gaya crawl (Y) sebesar 0,733 sedangkan harga r tabel dengan taraf signifikansi sebesar 5% dan derajad kebebasan 13 sebesar 0,441. Dengan demikian hipotesis nihil (H 0 ) ditolak dan hipotesis alternatif (H 1 ) diterima, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara stroke lengan terhadap kecepatan renang gaya crawl. Dari hasil korelasi antara satu variabel bebas dengan variabel terikat dapat disimpulkan bahwa stroke tungkai (x 1 ) dengan kecepatan renang gaya crawl (y) tidak memiliki hubungan yang signifikan. Variabel stroke lengan (x 2 ) dengan kecepatan renang gaya crawl (y) memiliki hubungan yang signifikan. 2. Koefisien Korelasi Ganda Dua Variabel Bebas Korelasi ganda adalah hubungan antara variabel variabel bebas bersama sama terhadap variabel terikat. Hasil dari perhitungan korelasi ganda dengan dua variabel bebas diperoleh koefisiensi korelasi pada tabel 8.

62 47 Tabel 8. Koefisiensi Korelasi Ganda Hubungan Koefisien Fhitung Ftabel Keterangan antar Variabel Korelasi (R) (0,05;2/12) X1.X2.Y 0,745 7,439 3,885 Signifikan Dari tabel 8 dapat diperoleh koefisiensi korelasi ganda antara stroke tungkai, stroke lengan dan terhadap kecepatan renang gaya crawl sebesar 0,745. Selanjutnya untuk mengetahui berarti atau tidaknya korelasi ganda terebut maka dilakukan uji F atau uji varians. Jadi dalam uji F akan menguji hipotesis apakah ada hubungan antara stroke tungkai dan stroke lengan secara bersama-sama terhadap kecepatan renang gaya crawl. Kriteria menerima dan menolak hipotesis nihil (Ho) dengan membandingkan harga F hitung dengan harga F tabel dengan taraf signifikansi (0.05) atau tingkat kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan v 1 :2, v 2 :13, menerima hipotesis nihil (Ho) dan menolak hipotesis alternatif (H 1 ) apabila harga F hitung kurang dari F tabel. Menolak hipotesis nihil (Ho) dan menerima hipotesis alternatif (H 1 ) apabila harga F hitung lebih dari F tabel. Dari tabel 8 di atas diperoleh harga F hitung antara stroke tungkai (X1) dan stroke lengan (X2) terhadap kecepatan renang gaya crawl (Y) sebesar 7,439, sedangkan harga F tabel dengan taraf signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan v1:2, v2:13 sebesar 3,885. Harga F hitung lebih besar dari F tabel maka H 0 ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat ditarik

63 48 kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara stroke tungkai dan stroke lengan terhadap kecepatan renang gaya crawl. 3. Sumbangan Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat Setelah diketahui hubungan tiap variabel bebas terhadap variabel terikat baik secara sederhana maupun bersama-sama, maka selanjutnya dilakukan analisis regresi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui persamaan regresi dan sumbangan tiap variabel bebas. Rangkuman hasil analisis regresi berganda dengan dua prediktor adalah sebagai berikut: Tabel 9. Hasil Uji Korelasi X Beta SB T P 0 16, ,051 0,064-0,790 0, ,583 0,139 4,180 0,001 Penghitungan regresi berganda dua prediktor dapat diketahui dari persamaan garis regresi yang dinyatakan dengan persamaan: Y = a +b1x1+b2x2 Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa harga koefisien untuk stroke tungkai (b1) = -0,051, harga koefisien untuk stroke lengan (b2) 0,538, dan harga konstanta = 16,558. Dengan demikian persamaan garis regresi linearnya adalah sebagai berikut: Y = 16, ,051x1+ 0,538x2 Besarnya konstribusi tiap-tiap variabel bebas terhadap variabel terikat digambarkan sebagai berikut:

64 49 Tabel 10. Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif Variabel Korelasi r Korelasi r Bobot Sumbangan xy par xy Relatif SR% Efektif SE% X1 0,227-0,197 3,239 1,779 X2 0,733 0,729 96,761 53,733 Total 100,00 55,512 Keterangan: X1 : stroke tungkai X2 : stroke lengan Untuk sisa sumbangan efektif sebesar 44,488% berasal dari variabel lain yang tidak termasuk dalam variabel penelitian ini. Variabel tersebut di antaranya daya tahan, koordinasi, teknik, mental, dan lain-lain, yang tidak diteliti dalam penelitian ini. E. Pembahasan Dari perhitungan analisis korelasi ganda memperoleh koefisien korelasi R12= 0,745. Sedangkan Uji F menunjukkan konsultasi antara F. Hitung = 7,493 > dari F tabel db = 3,885 pada taraf signifikansi 5%. Dengan demikian bahwa kedua variabel bebas yaitu stroke tungkai dan stroke lengan mempunyai hubungan yang signifikan dengan kecepatan renang gaya crawl. Selanjutnya besarnya kontribusi stroke tungkai dan stroke lengan disesuaikan dengan peranannya pada saat melakukan renang gaya crawl. Meskipun secara bersama-sama antara stroke tungkai dan stroke lengan memiliki hubungan yang signifikan dalam mempengaruhi kecepatan renang gaya crawl, namun jika dianalisis secara parsial, ternyata keduanya

65 50 tidak seluruhnya signifikan. Variabel stroke tungkai tidak berhubungan signifikan dengan kecepatan renang gaya crawl. Artinya kecepatan renang gaya crawl ternyata tidak ditentukan oleh banyaknya stroke tungkai. Sebaliknya pada stroke lengan ternyata memiliki hubungan positif dan signifikan. Posisitf artinya makin banyak stroke lengan maka makin cepat renang gaya crawl yang dilakukan. Sebaliknya makin kurang stroke lengannya maka makin kurang pula kecepatannya. Adapun signifikan berarti baik tidaknya kecepatan renang gaya crawl ternyata juga ditentukan dengan baik tidaknya stroke lengan. Variabel stroke tungkai memberikan sumbangan yang efektif 1,779%. Adapun sumbangan variabel stroke lengan memberikan sumbangan 53,733%. Sumbangan yang diberikan stroke tungkai sangat kecil dan sebaliknya sumbangan dari stroke lengan sangat besar. Artinya sumbangan tersebut disesuaikan dengan peranannya pada saat melakukan renang gaya crawl. Saat melakukan renang gaya crawl, seseorang lebih dominan menggunakan gaya yang berasal dari lengan. Adapun peranan gaya yang berasal dari lecutan tungkai hanya sebagai penyokong dan penyeimbang gerakan. Bahkan pada stroke tungkai yang terlalu banyak sumbangannyapun tidak terlalu besar terhadap kecepatan. Adapun stroke lengan yang banyak dan diikuti oleh teknik yang benar maka akan memberikan daya dorong yang lebih kuat, sehingga kecepatannyapun bertambah. Berdasarkan hasil analisis kontribusi yang diberikan oleh variabel bebas (stroke tungkai dan stroke lengan) terhadap kecepatan renang gaya

66 51 crawl adalah sebesar 55,512%. Sedangkan sisanya sebesar 44,488% berasal dari variabel lain yang tidak termasuk dalam variabel penelitian ini. Variabel lain tersebut diantaranya daya tahan, koordinasi, teknik dan kematangan mental, dan lain-lain, yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Percobaan juga dilakukan untuk menentukan jumlah optimal dari pukulan per putaran lengan penuh. Dalam percobaan yang pernah dilakukan Thrall yang dikutip oleh Iames G. Hav (1993: 363), ia membandingkan performance tiga perenang tingkat perguruan tinggi ketika menggunakan gaya normal dengan enam pukulan tungkai, dan ketika menggunakan gaya dengan dua pukulan tungkai. Dia menemukan bahwa rata-rata kecepatan tiga subjek tersebut meningkat dengan 0.18 m/detik, 0.24 m/detik, 0.21 m/detik ketika menggunakan enam pukulan tungkai dibanding yang hanya menggunakan lengan. Ketika menggunakan dua pukulan tungkai, perubahan yang sesuai dalam kecepatan sebesar 0.03 m/detik, 0.03 m/detik, dan 0.0 m/detik. Dengan ini Thrall menyimpulkan, setidaknya untuk frekuensi pukulan yang digunakan dalam studi ini (1 putaran), enam pukulan tungkai membuat sumbangan yang lebih besar untuk meningkatkan kecepatan dibandingkan dua pukulan tungkai.

67 52 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, deskripsi, pengujian hasil penelitian, dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Tidak ada hubungan yang signifikan antara stroke tungkai terhadap kecepatan renang gaya crawl 50 meter. 2. Ada hubungan antara stroke lengan terhadap kecepatan renang gaya crawl 50 meter. 3. Ada hubungan antara gabungan kedua variabel bebas (stroke tungkai dan stroke lengan) terhadap kecepatan renang gaya crawl 50 meter. B. Implikasi Hasil Penelitian Berdasarkan kesimpulan di atas, penelitian memiliki implikasi, yaitu bagi perenang yang akan meningkatkan kecepatan renang gaya crawl hendaknya memperhatikan salah satu faktor sumbangan terbesar yang mempengaruhi kecepatan, yaitu stroke lengan. Bentuk perhatian dapat berwujud mematangkan teknik atau gerakan lengan. Stroke tungkai hanya memberikan sumbangan dorongan maju yang sedikit, stroke tungkai juga sebagai keseimbangan badan. C. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini dilakukan sebaik mungkin, namun tidak terlepas dari keterbatasan yang ada. Keterbatasan selama penelitian yaitu: (1) peneliti tidak 52

68 53 dapat mengontrol faktor lain yang dapat mempengaruhi kecepatan, seperti koordinasi, teknik, kekuatan otot, daya tahan otot, dan lain-lain. Karena peneliti hanya meneliti dua variabel bebas (stroke tungkai dan lengan) dan variabel terikat (kecepatan renang gaya crawl), (2) sampel yang di ambil waktu prestasinya di bawah standar atlet, untuk nomer 50 gaya bebas, sehingga mempengaruhi hasil penelitian hubungan antara stroke tungkai terhadap kecepatan renang gaya crawl. D. Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, ada beberapa saran yang dapat disampaikan yaitu: 1. Bagi pelatih renang, hendaknya memperhatikan faktor kayuhan lengan yang lebih banyak mempengaruhi kecepatan renang gaya crawl, karena stroke lengan memberi sumbangan yang lebih besar dari pada stroke tungkai. 2. Bagi atlet renang agar menambah latihan-latihan lain yang mendukung stroke lengan dan tungkai seperti melatih daya tahan otot lengan, kekuatan otot lengan, koordinasi antara lengan dengan tungkai, dan lain-lain. 3. Peneliti berikutnya, dapat melakukan penelitian dengan menggunakan testee yang lebih baik. 4. Dapat melakukan penelitian terhadap kecepatan renang gaya crawl dengan menambah variabel-variabel yang lain.

69 54 DAFTAR PUSTAKA Ahmad Sodiqin. (2009). Sumbangan Panjang Lengan dan Kekuatan Otot Lengan terhadap Kemampuan Renang Gaya Crawl 50 Meter. Yogyakarta: FIK UNY. Djoko Pekik Irianto. (2002). Dasar Kepelatihan. Yogyakarta: FIK UNY. David G Thomas. (1996). Renang Tingkat Mahir. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. FX. Sugiyanto. (1986). Beberapa Pola Teknik dan Kesalahan Umum Di Dalam Renang Gaya Crawl. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. FX. Sugiyanto dan Agus Supriyanto. (2005). Dasar Gerak Renang. Yogyakarta: UNY. Herman Subardjah. (2000). Psikologi Olahraga. Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah. Husaini Umar dan Purnomo Setiady. (2006). Pengantar Statistika. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hav. Iames G. (1993). The Biomechanics Of Sports Techniques. Prentice Hall Ibnu Hajar. (1999). Dasar dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif Dalam Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. M. Sajoto. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta: Depdikbud. Ong Sioe Tjiang. (1962) Renang. Jakarta: Keng po. Rusli Lutan, dkk. (2000). Dasar-Dasar Kepelatihan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Soejoko Hendromartono. (1992). Olahraga Pilihan Renang. Departemen Pendidikan. Soekarno. (1984/1985) Renang Dasar. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. Sudjana. (2002). Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. (2010). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: PT Alfabeta.

70 55 Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sutrisna Hadi. (2002). Statistik Jilid II. Yogyakarta: Andi Offet. Tim Anatomi. (2003). Diktat Anatomi Fungsional. Yogyakarta: FIK UNY.

71 LAMPIRAN 56

72 Lampiran 1. Surat Ijin Uji Coba Penelitian 58

73 Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian 59

74 Lampiran 3. Surat Peminjaman Alat 60

75 Lampiran 4. Keterangan Hasil Pengujian Balai Metrologi 61

76 62

77 63

78 64 Lampiran 5. Instrumen Penelitian Dilaksanakan pada, Hari / tgl : Sabtu /16 April Pukul : WIB Tempat : Kolam renang UNY I. Pelaksanaan Tes Stroke Tungkai (50 M Renang Gaya Crawl tanpa Pukulan Lengan) A. Tujuan : untuk mengetahui berapa stroke tungkai testee. B. Perlengkapan : 1 Papan pelampung 2 Alat penghitung 3 Alat tulis 4 Peluit C,.Petugas : 1 Penghitung 2 orang 2 Pencatat 1 orang D. Pelaksanaan tes : 1. Posisi start dimulai dari bawah 2. Testee melakukan start dari bawah dengan menggunakan papan pelampung. 3. Testee melakukan tolakan pada dinding saat melakukan start. 4. Setelah diberi aba aba dengan menggunakan peluit, maka testee melakukan renang gaya crawl tanpa lengan dengan jarak tempuh 50 meter.

79 65 5. Gerakan tungkai testee dihitung sampai papan menyentuh dinding kolang/finish. 6. Testee saat melakukan finish harus menyentuhkan papan ke dinding kolam. E. Laporan Kerja Pengambilan Data No Nama Testee Stroke Tungkai 50 Meter Judge 1 Judge 2 1 Jaki 2 Avita 3 Mayang 4 Antosi 5 Fajar 6 Bota 7 Adam 8 Dani 9 Romadi 10 Atika 11 Yuli 12 Irvana 13 Baharudin 14 Cindy 15 Hanna

80 66 II. Pelaksanaan Tes Stroke Lengan (50 M Renang Gaya Crawl tanpa Pukulan Tungkai) A. Tujuan : untuk mengetahui berapa kali gerakan lengan testee. B. Perlengkapan : 1. Pull buoy 2. Alat penghitung 3. Alat tulis 4. Peluit C,.Petugas : 1. Penghitung 2 orang 2. Pencatat 1 orang D. Pelaksanaan tes : 1. Posisi start dimulai dari bawah 2. Testee melakukan start dari bawah dengan menggunakan Pull buoy. 3. Testee melakukan tolakan pada dinding saat melakukan start. 4. Setelah diberi aba aba dengan menggunakan peluit, maka testee melakukan renang gaya crawl tanpa menggunakan gerakan tungkai dengan jarak tempuh 50 meter. 5. Gerakan lengan testee dihitung sampai menyentuh dinding kolang/finish. 6. Testee saat melakukan finish harus menyentuhkan ke dinding kolam.

81 67 E. Laporan Kerja Pengambilan Data No Nama Testee Stroke Lengan 50 Meter Judge 1 Judge

82 68 III. Pelaksanaan Tes Kecepatan Renang Gaya Crawl 50 Meter A. Tujuan : untuk mengetahui berapa kecepatan renang testee. B. Perlengkapan : 1. Stop watch 2. Alat tulis 3. Peluit C,.Petugas : 1. Pengukur 2 orang 2. Pencatat 1 orang D. Pelaksanaan tes : 1. Posisi start dimulai dari bawah 2. Testee melakukan start dari bawah. 3. Testee melakukan tolakan pada dinding saat melakukan start. 4. Setelah diberi aba aba dengan menggunakan peluit, maka testee melakukan renang gaya crawl dengan jarak tempuh 50 meter. 5. Testee saat melakukan finish harus menyentuhkan ke dinding kolam. 6. Setelah itu hasilnya dicatat, dan ditulis dalam satuan sekon.

83 69 E. Laporan Kerja Pengambilan Data No Nama Testee Kecepatan Renang Gaya Crawl 50 Meter (detik) Judge 1 Judge 2 Judge 1 Judge

84 70 Data Tes Uji Coba (Sabtu, 26 Maret 2011) Nama Testee Tes Pukulan Tungkai 50 M Jml Rata2 Tes Pukulan Lengan 50 M Jml Rata2 Renang Gaya Crawl 50 M (detik) Jml Rata2 Judge 1 Judge 2 Judge 1 Judge 2 Judge 1 Judge 2 Vivin Okta Dwi Nurul Akbar Mario Saputra Sri Murjoko Nurhadi Slamet Dzihan Hilmi Intan Imawati Suhendar Riski Panji Yanuar

85 71 Lampiran 6. Hasil Penghitungan Validitas dan Reliabilitas Instrumen Stroke Tungkai (X1) Reliability Scale: ALL VARIABLES Cases Case Processing Summary Valid Excluded a Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. N % Reliability Statistics Cronbach's Alpha Part 1 Part 2 Correlation Between Forms Spearman-Brown Coeff icient Total N of Items Equal Length Unequal Length Guttman Split-Half Coef ficient Value N of Items Value N of Items a. b 1 c a. The items are: Tes I, Tes II. b. The value is negative due to a negative average cov ariance among items. This v iolates reliability model assumptions. You may want to check item codings. c. The item is: Terbaik Inter-Item Correlation Matrix Tes I Tes II Terbaik Tes I Tes II Terbaik

86 72 Stroke Lengan (X2) Reliability Scale: ALL VARIABLES Cases Case Processing Summary Valid Excluded a Total a. Listwise deletion based on all v ariables in the procedure. N % Reliability Statistics Cronbach's Alpha Part 1 Part 2 Correlation Between Forms Spearman-Brown Coeff icient Total N of Items Equal Length Unequal Length Guttman Split-Half Coef ficient Value N of Items Value N of Items a. b 1 c a. The items are: Tes I, Tes II. b. The value is negative due to a negative average cov ariance among items. This v iolates reliability model assumptions. You may want to check item codings. c. The item is: Terbaik Inter-Item Correlation Matrix Tes I Tes II Terbaik Tes I Tes II Terbaik

87 73 Kecepatan Gaya Crawl (Y) Reliability Scale: ALL VARIABLES Cases Case Processing Summary Valid Excluded a Total a. Listwise deletion based on all v ariables in the procedure. N % Reliability Statistics Cronbach's Alpha Part 1 Part 2 Correlation Between Forms Spearman-Brown Coeff icient Total N of Items Equal Length Unequal Length Guttman Split-Half Coef ficient Value N of Items Value N of Items a. b 1 c a. The items are: Tes I, Tes II. b. The value is negative due to a negative average cov ariance among items. This v iolates reliability model assumptions. You may want to check item codings. c. The item is: Terbaik Inter-Item Correlation Matrix Tes I Tes II Terbaik Tes I Tes II Terbaik

88 74 DATA TES (Sabtu, 16 April 2011) Stroke Tungkai Stroke Lengan Kecepatan Renang Gaya Crawl 50 M (detik) 50 M 50 M No Jml Rata2 Jml Rata2 Set 1 Set2 Terbaik Judge Judge Judge Judge Judge Judge Rata2 Judge1 Judge2 Rata

89 75 Lampiran 7. Uji Normalitas Paket : Seri Program Statistik (SPS) Modul : Uji Asumsi / Prasyarat Program : UJI NORMALITAS SEBARAN Edisi : Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih Nama Lembaga : Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta - Indonesia V e r s i : 2005-BL; Hak Cipta (c) 2005, Dilindungi UU Nama Pemilik : Budi Purnomo, S.Or. Nama Lembaga : G E O D A T A A l a m a t : Samirono CT VI / 49 HP : Nama Peneliti : Huda Nama Lembaga : FIK - UNY Tanggal Analisis : Nama Berkas : huda Nama Dokumen : hasil Nama Variabel Tergantung1 : Stroke tungkai Nama Variabel Tergantung2 : Stroke lengan Nama Variabel Tergantung3 : Kecepatan renang gaya crawl Variabel Tergantung1 = Variabel Nomor 1 Variabel Tergantung2 = Variabel Nomor 2 Variabel Tergantung3 = Variabel Nomor 3 Jumlah Kasus Semula : 15 Jumlah Data Hilang : 0 Jumlah Kasus Jalan : 15

90 76 ** TABEL RANGKUMAN - VARIABEL X1 (fo-fh)² Klas fo fh fo-fh (fo-fh)² fh Total Rerata = S.B. = Kai Kuadrat = db = 9 p = ** KECOCOKAN KURVE : VARIABEL X1 Klas fo fh : * : * : * : ooooooooooooooooooo*ooooooooooooo : ooooooooooooooooooooooooooo*ooooooooooooo : oooooooooooooooooooooooo * : oooooooo * : oooooooo * : * : o*ooooooo ooo = sebaran empiris. * = sebaran normal. Kai Kuadrat = db = 9 p = *** Sebarannya : normal *** ** TABEL RANGKUMAN - VARIABEL X2

91 77 (fo-fh)² Klas fo fh fo-fh (fo-fh)² fh Total Rerata = S.B. = Kai Kuadrat = db = 9 p = ** KECOCOKAN KURVE : VARIABEL X2 Klas fo fh : * : ooo*ooooo : * : ooooooooooooooooooo*ooooooooooooo : oooooooooooooooooooooooo * : oooooooooooooooo * : ooooooooooooooooooo*ooooooooooooo : oooooooo * : * : * ooo = sebaran empiris. * = sebaran normal. Kai Kuadrat = db = 9 p = *** Sebarannya : normal ***

92 78 ** TABEL RANGKUMAN - VARIABEL Y (fo-fh)² Klas fo fh fo-fh (fo-fh)² fh Total Rerata = S.B. = Kai Kuadrat = db = 9 p = ** KECOCOKAN KURVE : VARIABEL X3 Klas fo fh : * : ooo*ooooo : * : oooooooooooooooo * : ooooooooooooooooooooooooooo*ooooooooooooooooooooo : oooooooooooooooo * : oooooooooooooooo * : oooooooo * : ooo*ooooo : * ooo = sebaran empiris. * = sebaran normal. Kai Kuadrat = db = 9 p = *** Sebarannya : normal ***

93 79 Lampiran 8. Uji Linearitas Paket : Seri Program Statistik (SPS) Modul : Uji Asumsi / Prasyarat Program : UJI LINIERITAS Edisi : Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih Nama Lembaga : Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta - Indonesia V e r s i : 2005-BL, Hak Cipta (c) 2005, Dilindungi UU Nama Pemilik : Budi Purnomo, S.Or. Nama Lembaga : G E O D A T A A l a m a t : Samirono CT VI / 49 HP : Nama Peneliti : Huda Nama Lembaga : FIK - UNY Tanggal Analisis : Nama Berkas : huda Nama Dokumen : hasil Nama Variabel Bebas X1 : Stroke tungkai Nama Variabel Bebas X2 : Stroke lengan Nama Variabel Bebas X3 : Panjang lengan Badan Nama Variabel Tergantung Y : Kecepatan renang gaya crawl Variabel Bebas X1 = Variabel Nomor : 1 Variabel Bebas X2 = Variabel Nomor : 2 Variabel Bebas X3 = Variabel Nomor : 3 Variabel Tergantung Y = Variabel Nomor : 4 Jumlah Kasus Semula : 15 Jumlah Data Hilang : 0 Jumlah Kasus Jalan : 15 ** TABEL RANGKUMAN ANALISIS LINIERITAS : X1 dengan Y Sumber Derajat R² db Variannsi F p Regresi Ke Residu Regresi Ke Beda Ke2-Ke Residu Korelasinya Linier

94 80 ** TABEL RANGKUMAN ANALISIS LINIERITAS : X2 dengan X4 Sumber Derajat R² db Variannsi F p Regresi Ke Residu Regresi Ke Beda Ke2-Ke Residu Korelasinya Linier ** TABEL RANGKUMAN ANALISIS LINIERITAS : X3 dengan Y Sumber Derajat R² db Variannsi F p Regresi Ke Residu Regresi Ke Beda Ke2-Ke Residu Korelasinya Linier

95 81 Lampiran 9. Analisis Regresi Paket : Seri Program Statistik (SPS) Modul : Analisis Regresi (Anareg) Program : MODEL ANALISIS REGRESI LINIER (MARL) Edisi : Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih Nama Lembaga : Universitas Gadjah Mada V e r s i : 2005-BL; Hak Cipta (c) 2005, Dilindungi UU Nama Pemilik : Budi Purnomo, S.Or. Nama Lembaga : G E O D A T A A l a m a t : Samirono CT VI / 49 HP : Nama Lembaga : Huda Nama Lembaga : FIK - UNY Tanggal Analisis : Nama Berkas : huda Nama Dokumen : hasil Nama Variabel Bebas X1 : Stroke tungkai Nama Variabel Bebas X2 : Stroke lengan Nama Variabel Tergantung Y : Kecepatan renang gaya crawl Variabel Bebas X1 = Variabel Nomor : 1 Variabel Bebas X2 = Variabel Nomor : 2 Variabel Tergantung Y = Variabel Nomor : 4 Jumlah Kasus Semula : 15 Jumlah Kasus Hilang : 0 Jumlah Kasus Jalan : 15

96 82 ** MATRIKS INTERKORELASI r x1 x2 y x p x p y p p = satu-ekor. X Beta (ß) SB (ß) r-parsial t p p = satu-ekor. Galat Baku Estimasi = Korelasi R = Koef. Determinasi R² = Peluang Kesalahan p = ** TABEL RANGKUMAN ANALISIS REGRESI - MODEL PENUH Sumber Variasi Jumlah Kuadrat db Rerata Kuadrat F R² p Regresi Penuh Variabel X Variabel X Residu Penuh Total ** PERBANDINGAN BOBOT PREDIKTOR - MODEL PENUH

97 83 Variabel Korelasi Lugas Korelasi Parsial Sumbangan Koef. Det. (R²) X r xy p rpar-xy p Relatif % Efektif % Total p = satu-ekor. *Tabulasi Data Penelitian Kasus X1 X2 Y

98 84 Tabel r pada α 5% Df r df R df R df R

99 85 Lampiran 10. Nilai Tabel F Tabel distribusi F untuk alpha 5% v2/v

100 86 v2/v ,030 3,179 2,786 2,553 2,397 2,283 2,195 2,126 2,069 2, ,027 3,175 2,783 2,550 2,393 2,279 2,192 2,122 2,066 2, ,023 3,172 2,779 2,546 2,389 2,275 2,188 2,119 2,062 2, ,020 3,168 2,776 2,543 2,386 2,272 2,185 2,115 2,059 2, ,016 3,165 2,773 2,540 2,383 2,269 2,181 2,112 2,055 2, ,013 3,162 2,769 2,537 2,380 2,266 2,178 2,109 2,052 2, ,010 3,159 2,766 2,534 2,377 2,263 2,175 2,106 2,049 2, ,007 3,156 2,764 2,531 2,374 2,260 2,172 2,103 2,046 1, ,004 3,153 2,761 2,528 2,371 2,257 2,169 2,100 2,043 1, ,001 3,150 2,758 2,525 2,368 2,254 2,167 2,097 2,040 1, ,998 3,148 2,755 2,523 2,366 2,251 2,164 2,094 2,037 1, ,996 3,145 2,753 2,520 2,363 2,249 2,161 2,092 2,035 1, ,993 3,143 2,751 2,518 2,361 2,246 2,159 2,089 2,032 1, ,991 3,140 2,748 2,515 2,358 2,244 2,156 2,087 2,030 1, ,989 3,138 2,746 2,513 2,356 2,242 2,154 2,084 2,027 1, ,986 3,136 2,744 2,511 2,354 2,239 2,152 2,082 2,025 1, ,984 3,134 2,742 2,509 2,352 2,237 2,150 2,080 2,023 1, ,982 3,132 2,740 2,507 2,350 2,235 2,148 2,078 2,021 1, ,980 3,130 2,737 2,505 2,348 2,233 2,145 2,076 2,019 1, ,978 3,128 2,736 2,503 2,346 2,231 2,143 2,074 2,017 1, ,976 3,126 2,734 2,501 2,344 2,229 2,142 2,072 2,015 1, ,974 3,124 2,732 2,499 2,342 2,227 2,140 2,070 2,013 1, ,972 3,122 2,730 2,497 2,340 2,226 2,138 2,068 2,011 1, ,970 3,120 2,728 2,495 2,338 2,224 2,136 2,066 2,009 1, ,968 3,119 2,727 2,494 2,337 2,222 2,134 2,064 2,007 1, ,967 3,117 2,725 2,492 2,335 2,220 2,133 2,063 2,006 1, ,965 3,115 2,723 2,490 2,333 2,219 2,131 2,061 2,004 1, ,963 3,114 2,722 2,489 2,332 2,217 2,129 2,059 2,002 1, ,962 3,112 2,720 2,487 2,330 2,216 2,128 2,058 2,001 1, ,960 3,111 2,719 2,486 2,329 2,214 2,126 2,056 1,999 1, ,959 3,109 2,717 2,484 2,327 2,213 2,125 2,055 1,998 1, ,957 3,108 2,716 2,483 2,326 2,211 2,123 2,053 1,996 1, ,956 3,107 2,715 2,482 2,324 2,210 2,122 2,052 1,995 1, ,955 3,105 2,713 2,480 2,323 2,209 2,121 2,051 1,993 1, ,953 3,104 2,712 2,479 2,322 2,207 2,119 2,049 1,992 1, ,952 3,103 2,711 2,478 2,321 2,206 2,118 2,048 1,991 1,943

101 87 v2/v ,951 3,101 2,709 2,476 2,319 2,205 2,117 2,047 1,989 1, ,949 3,100 2,708 2,475 2,318 2,203 2,115 2,045 1,988 1, ,948 3,099 2,707 2,474 2,317 2,202 2,114 2,044 1,987 1, ,947 3,098 2,706 2,473 2,316 2,201 2,113 2,043 1,986 1, ,946 3,097 2,705 2,472 2,315 2,200 2,112 2,042 1,984 1, ,945 3,095 2,704 2,471 2,313 2,199 2,111 2,041 1,983 1,935

102 Lampiran 11. Dokumentasi Penelitian Photo Pengambilan Data 88

BAB I PENDAHULUAN. gerakan jalan, lari, lompat dan lain-lain. Berdasarkan sejarah dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. gerakan jalan, lari, lompat dan lain-lain. Berdasarkan sejarah dikemukakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Renang merupakan olahraga yang eksklusif, sehingga tidak semua orang dapat melakukan gerakan renang seperti kebanyakan orang melakukan gerakan jalan, lari, lompat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STROKE TUNGKAI, STROKE LENGAN DAN TEKNIK TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA PUNGGUNG 50 METER (STUDY KASUS ATLET RENANG PPLPD JAWA TENGAH)

HUBUNGAN ANTARA STROKE TUNGKAI, STROKE LENGAN DAN TEKNIK TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA PUNGGUNG 50 METER (STUDY KASUS ATLET RENANG PPLPD JAWA TENGAH) HUBUNGAN ANTARA STROKE TUNGKAI, STROKE LENGAN DAN TEKNIK TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA PUNGGUNG 50 METER (STUDY KASUS ATLET RENANG PPLPD JAWA TENGAH) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gaya punggung menyerupai gerakan tungkai gaya crawl dengan bersumber

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gaya punggung menyerupai gerakan tungkai gaya crawl dengan bersumber BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Stroke Tungkai Stroke tungkai atau gerakan tungkai merupakan gerakan tungkai ke atas dan bawah secara bergantian dan terus menerus. Gerakan tungkai gaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumbangan antara panjang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumbangan antara panjang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumbangan antara panjang tungkai (X 1 ), kekuatan otot perut (X 2 ) dan kekuatan otot tungkai (X 3 ) terhadap hasil

Lebih terperinci

RENANG GAYA DADA. Oleh: Agus Supriyanto.

RENANG GAYA DADA. Oleh: Agus Supriyanto. RENANG GAYA DADA Oleh: Agus Supriyanto Email: Agus_Supriyanto@uny.ac.id Sejarah renang gaya Dada Gaya dada merupakan gaya renang yang paling kuno dan merupakan salah satu dari gaya-gaya renang yang tertua

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Lempar Lembing Lempar lembing merupakan salah satu nomor pada cabang olahraga atletik yang diperlombakan dalam perlombaan nasional maupun internasional, baik untuk putra

Lebih terperinci

Oleh: Agus Supriyanto

Oleh: Agus Supriyanto Oleh: Agus Supriyanto Email: Agus_Supriyanto@uny.ac.id Gaya kupu- kupu (butterfly) adalah suatu variasi dari gaya katak (gaya dada ortodox) Menurut S.P.J. Borsten, Penulis buku De Zwemsport, pada tahun

Lebih terperinci

SUMBANGAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN BERMAIN TENIS MEJA PESERTA UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) TENIS MEJA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SKRIPSI

SUMBANGAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN BERMAIN TENIS MEJA PESERTA UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) TENIS MEJA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SKRIPSI SUMBANGAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN BERMAIN TENIS MEJA PESERTA UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) TENIS MEJA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK BAB VIII RENANG 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Olahraga renang merupakan alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya mempelajari manusia bergerak. Pilih salah satu gaya

Lebih terperinci

Oleh: Agus Supriyanto.

Oleh: Agus Supriyanto. Oleh: Agus Supriyanto Email:Agus_Supriyanto@uny.ac.id Gaya ini diambil dari gaya cara berenang seekor binatang. Oleh sebab itu gaya ini juga disebut gaya Crawl, yang berarti merangkak, nama lain gaya ini

Lebih terperinci

SUMBANGAN KOORDINASI MATA-TANGAN, FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN, KEKUATAN OTOT LENGAN TRICEPS DAN POWER

SUMBANGAN KOORDINASI MATA-TANGAN, FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN, KEKUATAN OTOT LENGAN TRICEPS DAN POWER SUMBANGAN KOORDINASI MATA-TANGAN, FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN, KEKUATAN OTOT LENGAN TRICEPS DAN POWER TUNGKAI TERHADAP TEMBAKAN JUMP SHOOT PADA PEMAIN UKM BOLA BASKET UNY SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat ijin penelitian

Lampiran 1. Surat ijin penelitian LAMPIRAN 59 Lampiran 1. Surat ijin penelitian 60 61 62 63 64 65 66 67 Lampiran 2. Sertifikat Uji Tera 68 69 70 71 Lampiran 3 INSTRUMEN PENELITIAN A. Pengukuran panjang tungkai Tujuan Alat : Untuk mengukur

Lebih terperinci

105 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang dilakukan, penelitian ini memberikan

105 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang dilakukan, penelitian ini memberikan 105 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang dilakukan, penelitian ini memberikan simpulan bahwa komponen kondisi fisik dan komponen anthropometrik

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional, yaitu studi yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto (2002: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto (2002: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan 34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Arikunto (00: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Muh Badawi Anwar

SKRIPSI. Oleh: Muh Badawi Anwar HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN DENGAN KETEPATAN SERVIS ATAS PESERTA EKSTRAKULIKULER BOLA VOLI SMK N 1 PURWOSARI GUNUNG KIDUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Anwar Ansori

SKRIPSI. Oleh : Anwar Ansori HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 GEMBONG KECAMATAN BOJONGSARIKABUPATEN PURBALINGGA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

untuk mengetahui hubungan antara kelincahan dan kekuatan power tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai

untuk mengetahui hubungan antara kelincahan dan kekuatan power tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian korelasi, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kelincahan dan kekuatan power tungkai dengan kemampuan

Lebih terperinci

TINGKAT KETERAMPILAN RENANG GAYA CRAWL PESERTA EKSTRAKURIKULER RENANG DI SDIT YAA BUNAYYA SLEMAN SKRIPSI

TINGKAT KETERAMPILAN RENANG GAYA CRAWL PESERTA EKSTRAKURIKULER RENANG DI SDIT YAA BUNAYYA SLEMAN SKRIPSI TINGKAT KETERAMPILAN RENANG GAYA CRAWL PESERTA EKSTRAKURIKULER RENANG DI SDIT YAA BUNAYYA SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

Oleh: Agus Supriyanto

Oleh: Agus Supriyanto Oleh: Agus Supriyanto Email: Agus_Supriyanto@uny.ac.id A. Prinsip Tahanan Dorongan: Kekuatan yang cenderung menahannya, ini disebut tahanan atau hambatan yang disebabkan oleh air yang harus didesaknya

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP SEHAT TINGKAT KESEGARAN JASMANI DAN INTELEGENSI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 DEPOK SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP SEHAT TINGKAT KESEGARAN JASMANI DAN INTELEGENSI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 DEPOK SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP SEHAT TINGKAT KESEGARAN JASMANI DAN INTELEGENSI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 DEPOK SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh KUKUH WIJAYANTO

SKRIPSI. Oleh KUKUH WIJAYANTO HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN HASIL TOLAK PELURU SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER ATLETIK SD NEGERI 1 CIPAKU KECAMATAN MREBET KABUPATEN PURBALINGGA SKRIPSI Diajukan kepada

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto Suharsimi (2006:160) Metodologi penelitian adalah cara

METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto Suharsimi (2006:160) Metodologi penelitian adalah cara III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, karena metode merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan suatu penelitian.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Anung Humami NIM

SKRIPSI. Oleh Anung Humami NIM HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI, POWER TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA PUTRA KELAS X SMA N 1 KARANGANYAR KABUPATEN KEBUMEN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

HUBUNGAN POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI DAN POWER LENGAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BANTUL.

HUBUNGAN POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI DAN POWER LENGAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BANTUL. HUBUNGAN POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI DAN POWER LENGAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BANTUL Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Hanom Yogasworo

SKRIPSI. Oleh Hanom Yogasworo HUBUNGAN ANTARA TINGGI BADAN, PANJANG LENGAN, DAN KEKUATAN OTOT PUNGGUNG TERHADAP JARAK TOLAKAN TOLAK PELURU PADA SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 4 NGAGLIK SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN 29 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Proses suatu penelitian hendaknya dapat ditentukan suatu metode penelitian yang akan digunakan, hal ini berdasarkan pada suatu pemahaman bahwa metode

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI AK SMK NEGERI 7 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Anto FAKULTAS

SKRIPSI. Oleh Anto FAKULTAS HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LARI SPRINT 60 METER SISWA PUTRA KELAS V SD NEGERI 1 KALIBENING BANJARNEGARA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER MARCHING BAND

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER MARCHING BAND HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER MARCHING BAND DENGAN SIKAP TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA SD DI KELAS SE-GUGUS KALITIRTO KECAMATAN BERBAH KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Pujo Santoso NIM

SKRIPSI. Oleh Pujo Santoso NIM HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN, DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KETEPATAN SERVIS ATAS BOLAVOLI SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SDN 4 KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh: Alfianto Ari Nugroho

SKRIPSI. Disusun Oleh: Alfianto Ari Nugroho HUBUNGAN ANTARA TINGGI BADAN, KELINCAHAN, DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BOLABASKET SISWA SMP NEGERI 2 PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLABASKET SKRIPSI

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA KELAS VIII TERHADAP MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 3 GODEAN SKRIPSI

PERSEPSI SISWA KELAS VIII TERHADAP MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 3 GODEAN SKRIPSI PERSEPSI SISWA KELAS VIII TERHADAP MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 3 GODEAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Menenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2002: 108). Sedangkan menurut (Sudjana, 1996: 6) populasi adalah totalitas

BAB III METODE PENELITIAN. 2002: 108). Sedangkan menurut (Sudjana, 1996: 6) populasi adalah totalitas BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah populasi bersyarat yaitu atlet putra berprestasi klub renang METAL SC Metro 013 yang berjumlah 8 atlet.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, MINAT BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KALASAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN JUMP SHOOT

KEEFEKTIFAN JUMP SHOOT KEEFEKTIFAN JUMP SHOOT POSISI 0 0 DARI SISI KANAN DAN SISI KIRI RING BASKET PADA JARAK 4,572 METER PADA SISWA PUTRA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER BOLABASKET SMA NEGERI 2 WATES SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

KONTRIBUSI POLA ASUH DEMOKRATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD GUGUS I KECAMATAN SRUMBUNG KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2011/2012

KONTRIBUSI POLA ASUH DEMOKRATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD GUGUS I KECAMATAN SRUMBUNG KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2011/2012 KONTRIBUSI POLA ASUH DEMOKRATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD GUGUS I KECAMATAN SRUMBUNG KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan PENGARUH CARA BELAJAR DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 BANTUL TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh : ANANG CAHYA UTAMA ( )

SKRIPSI. Disusun Oleh : ANANG CAHYA UTAMA ( ) HUBUNGAN PENGALAMAN KKN-PPL DAN NILAI PEMBELAJARAN MIKRO DENGAN KESIAPAN MAHASISWA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN HUKUM FISE UNY UNTUK MENJADI GURU PROFESIONAL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN BERCERITA SISWA KELAS V SD NEGERI SE-KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL SKRIPSI

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN BERCERITA SISWA KELAS V SD NEGERI SE-KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL SKRIPSI HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN BERCERITA SISWA KELAS V SD NEGERI SE-KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang akan digunakan dalam proses penelitiannya, sebab metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang akan digunakan dalam proses penelitiannya, sebab metode penelitian 39 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian seseorang peneliti harus menentukan metode yang akan digunakan dalam proses penelitiannya, sebab metode penelitian merupakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA WAKTU BELAJAR EFEKTIF DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII

HUBUNGAN ANTARA WAKTU BELAJAR EFEKTIF DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII HUBUNGAN ANTARA WAKTU BELAJAR EFEKTIF DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs AL-UTSMANI KAJEN KAB. PEKALONGAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna

Lebih terperinci

PENGARUH CARA MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 3 BANTUL TAHUN AJARAN 2011/2012

PENGARUH CARA MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 3 BANTUL TAHUN AJARAN 2011/2012 PENGARUH CARA MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 3 BANTUL TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Bandar Lampung, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

III. METODELOGI PENELITIAN. Bandar Lampung, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah 28 III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui kontribusi kelentukan dengan kemampuan kayang pada siswa kelas VII SMP Al Azhar 3 Bandar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN BAB II A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Saat ini banyak sekali jenis-jenis olahraga yang ada di dunia ini, salah satunya adalah olahraga renang. Seperti yang telah diketahui, renang termasuk salahsatu cabang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : SIGIT PUNTO PRASONGKO K PROGRAM PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SKRIPSI. Oleh : SIGIT PUNTO PRASONGKO K PROGRAM PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN HUBUNGAN ANTARA RASIO RENTANG LENGAN TINGGI BADAN, RASIO PANJANG TUNGKAI TINGGI BADAN DAN VO 2 MAX TERHADAP PRESTASI RENANG GAYA BEBAS 50 METER PADA MAHASISWA PEMBINAAN PRESTASI RENANG JPOK FKIP UNS TAHUN

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI DENGAN PRESTASI BELAJAR PENJAS SISWA KELAS IV

HUBUNGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI DENGAN PRESTASI BELAJAR PENJAS SISWA KELAS IV HUBUNGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI DENGAN PRESTASI BELAJAR PENJAS SISWA KELAS IV dan V SD NEGERI PASARANOM KECAMATAN GRABAG KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN, TINGGI BADAN, DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LAY UP SHOOT

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN, TINGGI BADAN, DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LAY UP SHOOT HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN, TINGGI BADAN, DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LAY UP SHOOT PADA SISWA SMP N 1 GODEAN SLEMAN YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLABASKET SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN KAPASITAS AEROBIK MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN BERMAIN BOLA BASKET PUTRA SMA NEGERI I BANJARNEGARA SKRIPSI

HUBUNGAN KAPASITAS AEROBIK MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN BERMAIN BOLA BASKET PUTRA SMA NEGERI I BANJARNEGARA SKRIPSI HUBUNGAN KAPASITAS AEROBIK MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN BERMAIN BOLA BASKET PUTRA SMA NEGERI I BANJARNEGARA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Stadion Manahan Solo. Berdasarkan beberapa pertimbangan terkait waktu, tempat, dan biaya maka penelitian ini

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Hal ini sesuai

METODOLOGI PENELITIAN. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Hal ini sesuai III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan power tungkai, panjang tungkai, lingka paha, dan kecepatan lari dengan hasil lompat

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA PROGRAM STUDI PJKR DALAM MEMILIH MATAKULIAH OLAHRAGA PILIHAN BOLATANGAN SKRIPSI

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA PROGRAM STUDI PJKR DALAM MEMILIH MATAKULIAH OLAHRAGA PILIHAN BOLATANGAN SKRIPSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA PROGRAM STUDI PJKR DALAM MEMILIH MATAKULIAH OLAHRAGA PILIHAN BOLATANGAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PERSETUJUAN. Skripsi yang berjudul Perbedaan Ketepatan Shooting Menggunakan Punggung

PERSETUJUAN. Skripsi yang berjudul Perbedaan Ketepatan Shooting Menggunakan Punggung PERSETUJUAN Skripsi yang berjudul Perbedaan Ketepatan Shooting Menggunakan Punggung Kaki Antara Pemain Depan Dengan Pemain Tengah Pada Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Sepakbola di SMA Negeri Wilayah

Lebih terperinci

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan menjadi instrumen

Lebih terperinci

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI AWALAN DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI 1 PANUNGGALAN PENGADEGAN PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

MOTIVASI SISWA KELAS X PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 SEDAYU TAHUN AJARAN 2010/ 2011

MOTIVASI SISWA KELAS X PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 SEDAYU TAHUN AJARAN 2010/ 2011 MOTIVASI SISWA KELAS X PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 SEDAYU TAHUN AJARAN 2010/ 2011 Oleh Yudi Kuswanto 05601241074 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian melainkan hanya menggunakan fakta pada diri responden.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian melainkan hanya menggunakan fakta pada diri responden. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini ditinjau dari jenis data dan analisisnya termasuk penelitian kuantitatif. Penelitian ini tidak ada perlakuan kepada variabel penelitian melainkan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Abdul Rohman MS NIM

SKRIPSI. Oleh Abdul Rohman MS NIM HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI GUGUS V KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar Lampiran 4 No. Panduan Senam Bugar Lansia (SBL) Langkah Gerakan SBL Bag. 1 Gerakan Pemanasan Gambar Latihan Pernapasan 1. Meluruskan badan dengan kedua tangan lurus ke bawah sejajar dengan kedua sisi tubuh.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian korelasional. Penelitian korelasional adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada-tidaknya hubungan antara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi aktivitas manusia berupa sikap, tindakan dan karya yang diberi bentuk, isi, dan arah untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Rose Mareta

SKRIPSI. Oleh Rose Mareta PENGARUH PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI MEDIA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA (Studi Kasus Pada Mahasiswa Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan jasmaniah

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN METODE KONTINYU DAN METODE INTERVAL TERHADAP KEMAMPUAN PASSING

PENGARUH LATIHAN METODE KONTINYU DAN METODE INTERVAL TERHADAP KEMAMPUAN PASSING PENGARUH LATIHAN METODE KONTINYU DAN METODE INTERVAL TERHADAP KEMAMPUAN PASSING ATAS BOLA VOLI PESERTA EKSTRAKULIKULER SISWA KELAS VII SMP N 3 PAKIS MAGELANG TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010 : 16). Metode penelitian merupakan hal yang

METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010 : 16). Metode penelitian merupakan hal yang 33 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan dara dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010 : 16). Metode penelitian merupakan hal yang

Lebih terperinci

TES UNJUK KERJA TEKNIK LAY-UP CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET SKRIPSI

TES UNJUK KERJA TEKNIK LAY-UP CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET SKRIPSI TES UNJUK KERJA TEKNIK LAY-UP CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

MINAT MAHASISWA PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA KONSENTRASI SEPAKBOLA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MENJADI WASIT SEPAKBOLA

MINAT MAHASISWA PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA KONSENTRASI SEPAKBOLA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MENJADI WASIT SEPAKBOLA MINAT MAHASISWA PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA KONSENTRASI SEPAKBOLA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MENJADI WASIT SEPAKBOLA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan

Lebih terperinci

Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. Diajukan Oleh: PUTRI WIDYANINGRUM A

Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. Diajukan Oleh: PUTRI WIDYANINGRUM A MOTIVASI SISWA MELANJUTKAN STUDI PERGURUAN TINGGI DITINJAU DARI SOSIAL EKONOMI ORANGTUA DAN PELUANG KESEMPATAN KERJA PADA SISWA KELAS XII IPS SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2014/2015 Skripsi Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara. pada ketepatan dalam penggunaan metode.

BAB III METODE PENELITIAN. mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara. pada ketepatan dalam penggunaan metode. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penggunaan metode penelitian dalam penelitian harus tepat sasaran dan mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah agar

Lebih terperinci

SKRIPSI. Memenuhi Gelar

SKRIPSI. Memenuhi Gelar HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, DAN KECEPATAN LARI, DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA PUTERA KELAS IV DAN V SDN TANGKISANN MREBET PURBALINGGA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk membantu mengungkapkan permasalahan yang akan diteliti, karena metode penelitian mempunyai

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT BELAJAR RENANG PADA SISWA KELAS XI DI SMK N 1 DEPOK SKRIPSI

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT BELAJAR RENANG PADA SISWA KELAS XI DI SMK N 1 DEPOK SKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT BELAJAR RENANG PADA SISWA KELAS XI DI SMK N 1 DEPOK SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 53 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Tujuan penelitian dapat dicapai dengan mengumpulkan data dari masing-masing variabel penelitian. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel merupakan obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel merupakan obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Identifikasi Variabel dan Desain Penelitian 3.1.1. Variabel penelitian Variabel penelitian adalah sesuatu yang hendak diselidiki atau objek yang menjadi sasaran penyelidikan.

Lebih terperinci

ATAS DAN SERVIS ATAS TERHADAP KEMAMPUAN BERMAIN BOLAVOLI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLAVOLISMP NEGERI 1 KARANGKOBAR TAHUN

ATAS DAN SERVIS ATAS TERHADAP KEMAMPUAN BERMAIN BOLAVOLI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLAVOLISMP NEGERI 1 KARANGKOBAR TAHUN SUMBANGAN PASSING BAWAH, PASSING ATAS DAN SERVIS ATAS TERHADAP KEMAMPUAN BERMAIN BOLAVOLI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLAVOLISMP NEGERI 1 KARANGKOBAR TAHUN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

SKRIPSI. Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga HUBUNGAN BERAT BADAN DAN TINGGI BADAN TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA CRAWL 50 METER PADA ATLET PUTRI USIA 10 SAMPAI 15 TAHUN KLUB SPECTRUM SEMARANG TAHUN 2011 SKRIPSI Disajikan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Mojolaban. Adapun alasan pemilihan tempat tersebut sebagai lokasi penelitian karena tingkat

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS IV, V SD NEGERI BOJONG 1-2 MUNGKID MAGELANG

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS IV, V SD NEGERI BOJONG 1-2 MUNGKID MAGELANG PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS IV, V SD NEGERI BOJONG 1-2 MUNGKID MAGELANG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. perlakuan (treatment), seperti pendapat Thomas dan Nelson (1997:352).

METODE PENELITIAN. perlakuan (treatment), seperti pendapat Thomas dan Nelson (1997:352). 0 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen, karena adanna perlakuan (treatment), seperti pendapat Thomas dan Nelson (1997:35). Bertujuan

Lebih terperinci

: MOCH. SEPTIAN IMAN ARIFFIN K

: MOCH. SEPTIAN IMAN ARIFFIN K HUBUNGAN KOORDINASI MATA-TANGAN, KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DAN POWER LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS TINGGI PADA ATLET PEMULA PERSATUAN BULUTANGKIS PURNAMA SOLO TAHUN 2016 SKRIPSI Oleh : MOCH. SEPTIAN

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Pada bab I telah dikemukakan bahwa masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah hubungan antara power tungkai, power lengan, dan kapasitas aerobik (VO2

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP PROFESIONALISME GURU SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP PROFESIONALISME GURU SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP PROFESIONALISME GURU SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SEWON TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SEWON TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI PENGARUH PENGARUH PERSEPSI PERSEPSI SISWA TENTANG SISWA TENTANG MATA PELAJARAN MATA PELAJARAN AKUNTANSI DAN PEMBERIAN AKUNTANSI PEKERJAAN DAN RUMAH PEMBERIAN TERHADAP PEKERJAAN PRESTASI RUMAH BELAJAR AKUNTANSI

Lebih terperinci

: SRI HARTANTI A

: SRI HARTANTI A PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN GURU DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWAPADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 KARTASURA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini, yaitu kemampuan renang gaya crawl untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini, yaitu kemampuan renang gaya crawl untuk BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Hasil Penelitian Data dalam penelitian ini, yaitu kemampuan renang gaya crawl untuk menempuh jarak 25 meter dengan satuan detik.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Untuk memperoleh data atau keterangan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan penelitian ini, penelitian ini dilaksanakan di Kampus

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS VIII G SMP NEGERI 1 MINGGIR KABUPATEN SLEMAN

IDENTIFIKASI KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS VIII G SMP NEGERI 1 MINGGIR KABUPATEN SLEMAN IDENTIFIKASI KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS VIII G SMP NEGERI 1 MINGGIR KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas NegeriYogyakarta untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LARI JARAK PENDEK (SPRINT) 100 METER SISWA SMK N 1 KLATEN JURUSAN AKUNTANSI SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LARI JARAK PENDEK (SPRINT) 100 METER SISWA SMK N 1 KLATEN JURUSAN AKUNTANSI SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LARI JARAK PENDEK (SPRINT) 100 METER SISWA SMK N 1 KLATEN JURUSAN AKUNTANSI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta KETERAMPILAN DASAR ATLETIK Lempar (Throw) Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta LEMPAR (THROW) Lempar Lembing (Javelin Throw) Tolak Peluru (Shot Put) Lempar

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang didapat selanjutnya diolah dan digambarkan dalam

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang didapat selanjutnya diolah dan digambarkan dalam IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang didapat selanjutnya diolah dan digambarkan dalam deskripsi data. Deskripsi data dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang penyebaran

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA SMP NEGERI 2 SRANDAKAN SKRIPSI

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA SMP NEGERI 2 SRANDAKAN SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA SMP NEGERI 2 SRANDAKAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan salah satu dari tindakan yang dapat dikatakan sebagai tindakan dalam mencari kebenaran dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh : Agus Farmawanto

SKRIPSI. Disusun Oleh : Agus Farmawanto PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP N 2 PATUK TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang harus di tempuh peneliti untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

PERTEMUAN 1 s/d 3 MENGINJAK AIR

PERTEMUAN 1 s/d 3 MENGINJAK AIR PERTEMUAN 1 s/d 3 MENGINJAK AIR A. Judul Bahan Ajar : Pengenalan air (Menginjak air) B. Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu melakukan pengenalan air dengan baik dan benar C. Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Penelitian ini

III. METODOLOGI PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Penelitian ini 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Arikunto (2010:160) Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, baik sebagai hiburan, mulai dari latihan peningkatan kondisi tubuh atau sebagai prestasi untuk

Lebih terperinci

DESY NUR ROHMAWATI A

DESY NUR ROHMAWATI A PENGARUH FREKUENSI BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR KELAS VSD NEGERI 01 POTRONAYAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci