Standar untuk Perdagangan Internasional Benih Kentang. Dr John Kerr. SASA Crown Copyright
|
|
- Handoko Halim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Standar untuk Perdagangan Internasional Benih Kentang Dr John Kerr
2 UNECE STANDARD S-1 concerning the marketing and commercial quality control of SEED POTATOES 2010 EDITION UNITED NATIONS New York and Geneva, 2010
3 UNECE Unit Pertanian Fungsi Utama menyusun STANDARDS Melalui pengembangan aturan dan toleransi TUJUAN: - Melindungi keinginan pelanggan - Memfasilitasi perdagangan internasional - Mencegah hambatan teknis dalam perdagangan Peran Standar UNECE 1. Menentukan kesamaan bahasa dalam perdagangan 2. Menentukan kualitas komersial
4 Standar Benih Kentang UNECE (versi pertama th 1963) Tujuan:- 1. Mengembangkan standar global 2. Membuat sistim sertifikasi yang harmonis 3. Menentukan kualitas benih kentang yang dibutuhkan secara harmonis Mencakup:1. Identitas dan kemurnian varietas 2. Keturunan dan ketelusuran 3. Hama dan penyakit 4. kualitas eksternal dan physiology 5. Ukuran dan label Issues considered may fall under WTO-TBT and WTO-SPS agreements
5 Sertifikasi berdasarkan kategori Dibagi menjadi beberapa klas Ada 3 standar yg disusun untuk produksi dan perdagangan benih, Prebasic, Basic and Certified. Kategori ini disediakan untuk: 1. Kelas benih awal perbanyakan dg kualitas tinggi (Pre-basic); 2. Kelas benih hasil perbanyakan (Basic); dan 3. Kelas benih untuk diperdagangkan (Certified). Kategori ini selanjutnya dibagi menjadi Kelas internasional yg harmoni di dalam Standar PBB thn Keuntungan: Menyediakan terminologi yang seragam Menyediakan standar minimal yg transparan untuk tiap kelas Memberikan pilihan benih kentang berkualitas kepada pembeli
6 Skema Klasifikasi PBB Kategori Pre-basic Basic Certified Class Pre-basic TC Pre-basic Basic Class I Basic Class II Certified Class I Certified Class II Kultur jaringan Dibawah perlindungan Ditanam dilapang
7 Skema klasifikasi PBB Benih kentang dari suatu varietas diproduksi berdasarkan Standar yg ada Lot benih diperdagangkan sesuai kategori yg tertera di label Kategori Warna label Pre-basic Putih dg garis diagonal ungu Basic Putih Bersertifikat Biru Untuk tiap kelas dalam kategori, standar disusun dengan batas minimum toleransi Batas toleransi terdapat dalam Annex II, III and IV. Kualitas diverifikasi melalui pemeriksaan umbi berdasarkan penilaian gejala secara visual Toleransi berhubungan dengan pertanaman, umbi yg dipanen dan keturunan langsung dari benih kentang
8 Batas toleransi pada tanaman 2010 (PBB) Toleransi tanaman Pre-Basic Basic Certified (Annex II part A) PB TC Pre-basic Basic I Basic II Certified I Certified II CVL dan off types Blackleg Virus (severe) (0.2) 0.8 (0.4) 2 (1) 10 (2) Toleransi pada tanaman didasarkan pada gejala visual saat pemeriksaan oleh pengawas benih Faults are defined in Annex VII (Definition of Terms Applicable to the Standard): Blackleg Mild virus diseases, Severe virus diseases and Severe mosaic Part B of Annex II menyediakan petunjuk pelaksanaan pemeriksaan lapang
9 Batas toleransi pada Lot 2010 (PBB) Lot Tolerances Pre-Basic Basic Certified (Annex III) PB TC Pre-basic Basic I Basic II Certified I Certified II Dry and wet rot Low temperature injury New Scab (common and netted)* 0 5 (33.3) 5 (33.3) 5 (33.3) 5 (33.3) 5 (33.3) Powdery scab)* 0 1 (10) 3 (10) 3 (10) 3 (10) 3 (10) Rhizoctonia* 0 1 (10) 5 (10) 5 (10) 5 (10) 5 (10) External defects Shrivelled tubers** Tuber moth damage *** New 0 4 (20) 4 (20) 4 (20) 4 (20) 4 (20) Earth & extraneous matter (%) Total tolerances *The figure in brackets is the allowable % surface area covered: a tuber is deemed to be affected by the disease only if surface area affected exceeds the coverage tolerance. **Includes deterioration caused by silver scurf. ***The figure in brackets is the allowable % cut cross section area hollowed out by tuber moth (galleries), there is a nil tolerance for live tuber moth. New New for 2010
10 Batas toleransi untuk penyakit pada umbi (PBB) 1. Penilaian berdasarkan gejala visual, contoh scabs, scurfs. 2. Keparahan penyakit ditunjukan sebagai : % pada permukaan yg diperbolehkan. Umbi dengan penutupan tipis pada permukaan tidak dihitung. 3. Diagram disediakan sbg petunjuk unt pengawas benih (Annex VIII) 4. Umbi dapat dihitung bila permukaan tertutup penyakit melebihi yg dibolehkan 5. Toleransi ditetapkan dari % umbi yg dihitung (mis. Berat umbi yg dapat dihitung sbg % berat sample). 6. Batas toleransi pada lot sama untuk for kelas benih basic dan certified. Pemeriksaan untuk kelas Pre-basic lebih ketat. 7. Note that rots exclude symptoms caused by nil tolerance diseases.
11 UN Progeny Tolerances 2010 Progeny Tolerances Pre-Basic Basic Certified (Annex IV part A) PB TC Pre-basic Basic I Basic II Certified I Certified II CVL dan off type Virus (severe) (1) 4 (2) 10 (5) 10 Toleransi CVL didasarkan pada adanya gejala visual saat pemeriksaan Part B of Annex IV menyediakan petunjuk bagaimana menetapkan suatu lot lulus dalam batas toleransi CVL Standar juga menyediakan informasi statistik untuk membantu petugas dalam rencana sampling untuk test virus
12 Toleransi Nol 2010 (PBB) Nil Tolerances Lapang Globedera rostochiensis Globedera pallida Pertanaman dan lot Synchytrium endobioticum Clavibacter michiganensis Ralastonia Solenacearum Tomato Stolbur Potato spindle tuber viroid Lot Meloidogyne chitwoodi and fallax Ditylenchus destructor Phthorimaea operculella Standar tidak memperhitungkan organisme karantina. Tetapi standar termasuk nol toleransi untuk hama dan penyakit penting dunia yang sangat berbahaya untuk produksi kentang Hama dan penyakit di luar daftar ini tidak akan diberlakukan toleransi nol. Masing-masing dapat menetapkan organisme lain untuk toleransi nol setelah dinilai secara objective.
13 Penerapan Standar Negara pengimpor menerima benih kentang bersertifikat dan berlabel sesuai standar UNECE, dapat mengajukan tambahan informasi tentang hama dan penyakit bila - Sesuai keperluan standar yg diterapkan di dalam negeri DAN - Keperluan ini adalah untuk mencegah penyebaran hama penyakit yg tidak ada di negaranya atau sangat berbahaya untuk tanaman di bagian wilayahnya
14 Penggunaan Standar Rancangan standar awal tahun 1960 an diadopsi oleh negara Uni Eropa sebagai landasan untuk mengharmonikan aturan dalam perdagangan benih kentang di negara Uni Eropa. Dampaknya untuk Standar UNECE digunakan dalam perdagangan internasional oleh 27 negara. Terjadi sedikit perubahan pada Aturan Uni Eropa, dan standar UNECE terbuka untuk perubahan melalui diskusi tahunan di Genewa yg diorganisir oleh Seksi Benih Kentang UNECE. Semua negara anggota PBB dipersilahkan untuk menghadirinya.
15 Penggunaan Standard Perubahan terakhir menyangku kondisi dan toleransi untuk benih kelas pre-basic, toleransi pertanaman, pilihan penggunaan generasi lapang. Toleransi pada Lot sdh dimulai untuk powdery scab, shrivelled tubers, luka abibat suhu rendah dan tuber moth. Ketentuan sudah dibuat untuk pemeriksaan tanaman, evaluasi saat pasca panen, sengketa internasional Uni Eropa saat ini sedang mengharmonikan dengan standar UNECE 2010.
16 Informasi tentang UNECE Mr Serguei Malanitchev Agricultural Quality Standards Unit Trade and Timber Division UNECE Palais des Nations CH-1211 Geneva 10, Switzerland Tel: Fax: Dr John Kerr Potato Branch SASA, Scottish Government Roddinglaw Road Edinburgh UK Tel:
SERTIFIKASI BENIH KENTANG DI BELANDA. Henk van de Haar Dutch General Inspection Service for Agricultural Seed and Seed Potatoes
SERTIFIKASI BENIH KENTANG DI BELANDA Henk van de Haar Dutch General Inspection Service for Agricultural Seed and Seed Potatoes Produksi Benih Kentang Iklim sedang air cukup tersedia Biasanya sedikit gangguan
Lebih terperinciStandar UNECE dalam Kerangka Perjanjian dan Standar Internasional
UNECE INTERNATIONAL WORKSHOP ON SEED POTATOES Standar UNECE dalam Kerangka Perjanjian dan Standar Internasional PIER GIACOMO BIANCHI ITALY Chairman of the UNECE Specialized Section on Standardization of
Lebih terperinciPERATURAN KARANTINA TUMBUHAN UNTUK KENTANG DAN BENIH KENTANG DI INDONESIA
PERATURAN KARANTINA TUMBUHAN UNTUK KENTANG DAN BENIH KENTANG DI INDONESIA Regional Workshop on Seed Potatoes for Asian Countries Bandung (West Java), 19 21 October 2010 PRODUKSI KENTANG DI INDONESIA 1997
Lebih terperinciSERTIFIKASI BENIH KENTANG DI INDONESIA
SERTIFIKASI BENIH KENTANG DI INDONESIA BALAI PENGAWASAN DAN SERTIFIKASI BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI JAWA BARAT 1 SERTIFIKASI: Proses pemberian sertifikat
Lebih terperinciPenyiapan Benih G0 untuk Benih generasi G1 sampai G4
Penyiapan Benih G0 untuk Benih generasi G1 sampai G4 1. Benih Kentang terdiri dari : (a) Benih dari biji (TPS) (b) Stek mikro (dalam botol kultur) (c) Umbi mikro (umbi kecil dalam botol kultur) (d) Stek
Lebih terperinciPengembangan Kentang di Negara Asia (Ringkasan Jawaban terhadap Kuisioner UNECE )
Pengembangan Kentang di Negara Asia (Ringkasan Jawaban terhadap Kuisioner UNECE ) Gregory Wolff Director, Horticulture Division Canadian Food Inspection Agency Outline Pengumpulan data Lokasi survei Produksi
Lebih terperinciPERCEPATAN KETERSEDIAAN BENIH KENTANG BERMUTU DI INDONESIA MELALUI KEPMENTAN NOMOR : 20/Kpts/SR.130/IV/2014
PERCEPATAN KETERSEDIAAN BENIH KENTANG BERMUTU DI INDONESIA MELALUI KEPMENTAN NOMOR : 20/Kpts/SR.130/IV/2014 Kentang merupakan unggulan kelima besar dari komoditas sayuran utama yang dikembangkan di Indonesia,
Lebih terperinciPEMULIAAN TANAMAN. Tatap Muka Minggu ke- 13 ( metode e-learning ) Semester Genap 2015 Oleh : Tyastuti Purwani, Ir. MP
PEMULIAAN TANAMAN Tatap Muka Minggu ke- 13 ( metode e-learning ) Semester Genap 2015 Oleh : Tyastuti Purwani, Ir. MP PRODUKSI DAN DISTRIBUSI BENIH Varietas baru suatu tanaman yang telah dihasilkan oleh
Lebih terperinciBenih panili (Vanilla planifolia Andrews)
Standar Nasional Indonesia Benih panili (Vanilla planifolia Andrews) ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3
Lebih terperinciBenih panili (Vanilla planifolia Andrews)
Standar Nasional Indonesia Benih panili (Vanilla planifolia Andrews) ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3
Lebih terperinciBenih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana)
SNI 01-7158-2006 Standar Nasional Indonesia Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana) ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah
Lebih terperinciChain of Custody of Forest Based Products Specifications for the IFCC claim
IFCC Standard / Standar IFCC IFCC ST 2002-1 2013-10-30 Chain of Custody of Forest Based Products Specifications for the IFCC claim Lacak Balak untuk Produk-produk Hasil Hutan Ketentuan-ketentuan untuk
Lebih terperinciProduksi Benih Kentang ( Solanum tuberosum L.)
No. 009, Maret 2016 (Tanggal diunggah 11 Maret 2016) Penyunting : Tonny K. Moekasan, Laksminiwati Prabaningrum, Nikar di Gunadi, dan Asih K. Karjadi Redaksi Pelaksana : Abdi Hudayya, Fauzi Haidar Produksi
Lebih terperinciBenih lada (Piper nigrum L)
Standar Nasional Indonesia Benih lada (Piper nigrum L) ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Syarat mutu...
Lebih terperinciI. PENGUJIAN BENIH UNTUK SERTIFIKASI BENIH
I. PENGUJIAN BENIH UNTUK SERTIFIKASI BENIH Satriyas Ilyas 1.1. Program Sertifikasi Produksi benih memerrlukan jaminan dari pihak ketiga sehingga lahirlah program sertifikasi benih. Sertifikasi benih adalah
Lebih terperinciTahapan di Pertanaman. Tahapan Pasca Panen. Permohonan oleh Penangkar Benih 10 hari sebelum tanam. Pengawasan Pengolahan Benih.
Tahapan di Pertanaman Permohonan oleh Penangkar Benih 10 hari sebelum tanam Tahapan Pasca Panen Pengawasan Pengolahan Benih 5-7 hari Pemeriksaan Dokumen 1 hari Pembuatan Kelompok Benih Pengawas Benih dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Solanum tuberosum L. atau yang dikenal dengan kentang merupakan salah satu dari lima makanan pokok dunia sebagai sumber karbohidrat. Kelima makanan pokok tersebut adalah
Lebih terperinciSISTEM SERTIFIKASI EKSPOR KARANTINA TUMBUHAN PETUNJUK OPERASIONAL PELAKSANAAN IN LINE INSPECTION
SISTEM SERTIFIKASI EKSPOR KARANTINA TUMBUHAN PETUNJUK OPERASIONAL PELAKSANAAN IN LINE INSPECTION PUSAT KARANTINA TUMBUHAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TAHUN 2010 Pedoman In Line Inspection 0 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia setelah padi, gandum, dan jagung (Wattimena, 2000 dalam Suwarno, 2008).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu pangan utama dunia setelah padi, gandum, dan jagung (Wattimena, 2000 dalam Suwarno, 2008). Kentang juga merupakan
Lebih terperinciSTANDARISASI LINGKUNGAN (ISO AN)
STANDARISASI LINGKUNGAN (ISO 14000-AN) SEJARAH PERKEMBANGAN STANDARISASI LINGKUNGAN Th 1972: Conference of Human Settlement and Environment oleh PBB di Brussel, menghasilkan: Perkembangan industri yg tidak
Lebih terperinciPEMBAHASAN Hikmah Farm Produksi Kentang Bibit
45 PEMBAHASAN Hikmah Farm Hikmah Farm merupakan perusahaan yang dikelola oleh keluarga dimana jabatan-jabatan penting di perusahaan dipegang oleh anggota keluarga. Anggota keluarga tersebut memegang jabatan
Lebih terperinciSNI 3165:2009. Standar Nasional Indonesia. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI Pertanian.
Standar Nasional Indonesia Jeruk keprok ICS 67.080.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Ketentuan
Lebih terperinciPengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang
1 Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang Kelompok penyakit tanaman adalah organisme pengganggu tumbuhan yang penyebabnya tidak dapat dilihat dengan mata telanjang seperti : cendawan, bakteri,
Lebih terperinciPROSEDUR PEMULIAAN KACANG PANJANG
PROSEDUR PEMULIAAN KACANG PANJANG Varietas Brawijaya 1 Varietas Brawijaya 3 Varietas Brawijaya 4 Varietas Bagong 2 Varietas Bagong 3 Oleh; Kuswanto FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Prosedur pemuliaan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.842, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Keamanan Pangan. Pengawasan Pemasukan. Pangan Segar. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88/Permentan/PP.340/12/2011
Lebih terperinciSNI 4482:2013 Standar Nasional Indonesia Durian ICS Badan Standardisasi Nasional
Standar Nasional Indonesia Durian ICS 67.080.10 Badan Standardisasi Nasional BSN 2013 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan
Lebih terperinciSISTEM PERBENIHAN SERTIFIKASI BENIH. Disampaikan Pada :
SISTEM PERBENIHAN SERTIFIKASI BENIH Disampaikan Pada : PELATIHAN AGRIBISNIS KEDELAI BERBASIS KAWASAN Di Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan, 25-31 Maret 2008 PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR DINAS PERTANIAN
Lebih terperinci1. Berdo alah menurut agama dan kepercayaan masing masing, sebelum mengerjakan
Bidang Lomba : Budidaya Tanaman Tema Lomba : Produksi Benih Tanaman Pangan Dan Hortikultura Bersertifikat Tanggal : 007 Waktu : 10 Menit PETUNJUK MENGERJAKAN SOAL : 1. Berdo alah menurut agama dan kepercayaan
Lebih terperinci2017, No menetapkan Peraturan Menteri Pertanian tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/SR.120/8/2012 ten
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1315, 2017 KEMENTAN. Benih Hortikultura. Produksi, Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran. Perubahan Kedua. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34/PERMENTAN/HR.060/9/2017
Lebih terperinciSosialisasi PENYUSUNAN SOP SAYURAN dan TANAMAN OBAT. oleh: Tim Fakultas Pertanian UNPAD, Bandung, 14 Maret 2012
Sosialisasi PENYUSUNAN SOP SAYURAN dan TANAMAN OBAT oleh: Tim Fakultas Pertanian UNPAD, Bandung, 14 Maret 2012 Issue : Kemampuan petani didalam menjamin mutu dan keamanan pangan segar yg dihasilkan relatif
Lebih terperinciBreeding. Pre BS (Original Seed) BS. Benih Inti (Nucleus Seed) Produksi Benih Awal. Produksi Benih Komersial. 2 Pemeliharaan Varietas
Produksi Benih Komersial Breeding 1 Benih Inti (Nucleus Seed) Produksi Benih Awal Pre BS (Original Seed) BS 3 2 Pemeliharaan Varietas FS SS ES 1 Tujuannya adalah tersedianya bahan perbanyakan benih BS
Lebih terperinciTEKNIK PERBANYAKAN CEPAT TANAMAN KENTANG (Solanum tubeosum L)
No. 014, Juni 2017 (Tanggal diunggah 6 Juni 2017) Penyunting : Tonny K. Moekasan, Laksminiwati Prabaningrum, Nikardi Gunadi, dan Asih K. Karjadi Redaksi Pelaksana : Abdi Hudayya, Fauzi Haidar TEKNIK PERBANYAKAN
Lebih terperinciNo. 007, April 2015 (Tanggal diunggah 15 April 2015)
No. 007, April 2015 (Tanggal diunggah 15 April 2015) Penyunting : Tonny K. Moekasan, Laksminiwati Prabaningrum, Nikar di Gunadi, dan Asih K. Karjadi Redaksi Pelaksana : Abdi Hudayya, Fauzi Haidar PENERAPAN
Lebih terperinciPROSEDUR PEMULIAAN KACANG PANJANG
PROSEDUR PEMULIAAN KACANG PANJANG Varietas Brawijaya 1 Varietas Brawijaya 3 Varietas Brawijaya 4 Varietas Bagong 2 Varietas Bagong 3 Oleh; Kuswanto FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Prosedur pemuliaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
122 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan di dalam bab-bab sebelumnya mengenai pengaturan pengaturan technical barrier to trade sebagai salah satu perjanjian
Lebih terperinci2011, No Pedoman Standardisasi Nasional tentang panduan keberterimaan regulasi teknis, standar dan prosedur penilaian kesesuaian untuk produk pe
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.106, 2011 BADAN STANDARDISASI NASIONAL. Pedoman Standardinasi Nasional. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Virus pada Pertanaman Mentimun
16 HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Virus pada Pertanaman Mentimun Bogor dikenal sebagai salah satu daerah sentra pertanian khususnya tanaman hortikultura seperti buah-buahan, cabai, tomat, kacang panjang,
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PEMBEDA VARIETAS KENTANG MENGGUNAKAN PENANDA MORFOLOGI
No. 006, Januari 2015 (Tanggal diunggah 27 Januari 2015) Penyunting : Tonny K. Moekasan, Laksminiwati Prabaningrum, Nikar di Gunadi, dan Asih K. Karjadi Redaksi Pelaksana : Abdi Hudayya, Fauzi Haidar IDENTIFIKASI
Lebih terperinciGood Agricultural Practices
Good Agricultural Practices 1. Pengertian Good Agriculture Practice Standar pekerjaan dalam setiap usaha pertanian agar produksi yang dihaslikan memenuhi standar internasional. Standar ini harus dibuat
Lebih terperinciMencari Peluang Agribisnis Melalui Usaha Kentang G 4
Jurnal Matematika, Sains dan Teknologi, Vol. 5 No. 1, Maret 2004 Mencari Peluang Agribisnis Melalui Usaha Kentang G 4 Sertifikat Anton Gunarto Abstract The article discusses the application of potato cultivation
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA
KODE JUDUL : X.171 LAPORAN AKHIR INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA EVALUASI SEBARAN PENYAKIT BUSUK CINCIN (Clavibacter michiganensis subsp. sepedonicus) DI SENTRA PRODUKSI KENTANG
Lebih terperinciKULIAH 1. ILMU PENYAKIT TUMBUHAN DASAR. Definisi Penyakit Tumbuhan Konsep Penyakit Tumbuhan Arti Penting Penyakit Tumbuhan
KULIAH 1. ILMU PENYAKIT TUMBUHAN DASAR Definisi Penyakit Tumbuhan Konsep Penyakit Tumbuhan Arti Penting Penyakit Tumbuhan What is plant pathology? Ilmu penyakit tumbuhan (FITOPATOLOGI) adalah hilmu yang
Lebih terperinciBenih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica)
Standar Nasional Indonesia Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica) ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi...
Lebih terperinciSERTIFIKASI BENIH DI SUSUN O L E H NAMA : ELRADHIE NOUR AMBIYA NPM : A
SERTIFIKASI BENIH DI SUSUN O L E H NAMA : ELRADHIE NOUR AMBIYA NPM : A. 082003 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN YAYASAN PENDIDIKAN POLITEKNIK AGROINDUSTRI SUKAMANDI-SUBANG 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 88/Permentan/PP.340/12/2011 TENTANG
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 88/Permentan/PP.340/12/2011 TENTANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN TERHADAP PEMASUKAN DAN PENGELUARAN PANGAN SEGAR ASAL TUMBUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Gejala Penyakit. (a) Gambar 7 Tanaman kentang di Dataran Tinggi Dieng tahun 2012 (a) terinfeksi NSK, (b) sehat.
HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Penyakit Gejala pada tajuk (bagian di atas permukaan tanah) Gejala penyakit yang ditimbulkan oleh NSK sangat khas. Tanaman akan mengalami kerusakan akar yang menyebabkan berkurangnya
Lebih terperinciVII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN. 1. Baik pada daerah dataran rendah maupun dataran tinggi, rendahnya
VII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Baik pada daerah dataran rendah maupun
Lebih terperinciInvestasi Industri Perbenihan Kentang Menguntungkan (naskah ini disalin sesuai aslinya untuk kemudahan navigasi)
Investasi Industri Perbenihan Kentang Menguntungkan (naskah ini disalin sesuai aslinya untuk kemudahan navigasi) (sumber : SINAR TANI Edisi 14-20 Juni 2006) Keuntungan produksi benih kentang varietas granola
Lebih terperincib. pelaksanaan pelayanan dalam bidang perbenihan meliputi penyediaan, pengujian, pengawasan dan pengendalian benih/bibit bermutu, sertifikasi dan pela
BAB XXXVII BALAI PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN PADA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI BANTEN Pasal 168 Susunan Organisasi Balai Perbenihan dan Proteksi Tanaman Kehutanan
Lebih terperinciIsu Prioritas - Standar (SNI)
1 Isu Prioritas - Standar (SNI) Melindungi hak konsumen dan memaksimalkan kepuasan pelanggan adalah bagian dari tujuan utama perusahaanperusahaan di seluruh dunia. Untuk mencapai tujuan tersebut, Indonesia
Lebih terperinci2 Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5015); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan (Lembaran Negara Tahu
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1166, 2014 KEMENTAN. Karantina Hewan. Pemasukan. Pengeluaran. Benih Hewan. Tindakan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104/Permentan/OT.140/8/2014
Lebih terperinciAKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 2. Dr. Bandi, M.Si., Ak
AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 2 Dr. Bandi, M.Si., Ak Sesi 2 UTANG LANCAR DAN KONTIJENSI Chapter 13: Current Liabilities and Contingencies Setelah mempelajari bab ini anda diharapkan dapat melakukuan hal-hal
Lebih terperinciAER SAMPLING SDN BHD Masai, Malaysia
AERHQWW-17025-id Revision 0, Page 1 of 6 Asosiasi Akreditasi Laboratorium Amerika (A2LA) Laboratorium Terakreditasi A2LA telah memberikan akreditasi kepada AER SAMPLING SDN BHD Masai, Malaysia Untuk kompetensi
Lebih terperinciPengaruh Cahaya dan Tempat Penyimpanan Bibit Kentang di Gudang terhadap Pertunasan dan Serangan Hama Penyakit Gudang
J. Hort. 16(2):142-150, 2006 Pengaruh Cahaya dan Tempat Penyimpanan Bibit Kentang di Gudang terhadap Pertunasan dan Serangan Hama Penyakit Gudang Gunawan, O. S. Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tangkuban
Lebih terperinciPROSES PENYAKIT TUMBUHAN
PROSES PENYAKIT TUMBUHAN Perkembangan Penyakit pada Tumbuhan Patogen: Jamur Bakteri Virus Nematoda Inang: Tingkat ketahanan Lingkungan: Suhu Kelembapan Angin Light intensity, light quality, soil ph, fertility
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat sekarang ini pertanian tidak lagi menjadi aktivitas yang sederhana, tidak sekedar bercocok tanam, tetapi menjadi suatu kegiatan bisnis yang kompleks. Pasar
Lebih terperinciPRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK (Good Agricultural Practices) PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK (Good Agricultural Practices) PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Good Agricultural Practices (GAP) GAP menjamin keamanan dan kualitas pangan viabilitas
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL
DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL PERATURAN JAKARTA DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL Nomor : P. 04 /V-PTH/2007 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinciPETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI
PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 10 PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI A. DEFINISI Benih
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109/Permentan/OT.140/9/2014 TENTANG
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109/Permentan/OT.140/9/2014 TENTANG KUALIFIKASI KEAHLIAN DAN KEMAMPUAN TERTENTU SUMBER DAYA MANUSIA DI BIDANG HORTIKULTURA DARI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPENYIAPAN BENIH TANAMAN PADI
PETUNJUK LAPANGAN Oleh : M Mundir BP3K Nglegok PENYIAPAN BENIH TANAMAN PADI 1 PENYIAPAN BENIH UNTUK PERBENIHAN PADI I. LATAR BELAKANG Benih padi bermutu tinggi sangat penting dalam suatu usahatani, karena
Lebih terperinciHAMA DAN PENYAKIT BENIH Oleh: Eny Widajati
HAMA DAN PENYAKIT BENIH Oleh: Eny Widajati SERANGGA HAMA Di lapang Di gudang Menyerang benih dengan kadar air masih tinggi Mampu menyerang benih berkadar air rendah Serangga hama di penyimpanan dibedakan
Lebih terperinciSIAPA YANG DIUNTUNGKAN DALAM PERJANJIAN PERDAGANGAN BEBAS?
SIAPA YANG DIUNTUNGKAN DALAM PERJANJIAN PERDAGANGAN BEBAS? Oleh: Ahmad Syariful Jamil, S.E., M.Si Calon Widyaiswara Ahli Pertama Belum selesai proses penarikan diri Inggris dari keanggotaan Uni Eropa,
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA Hartus, T Usaha Pembibitan Kentang Bebas Virus. Jakarta: Penebar Swadaya. Semangun, H
penyiraman yang kurang tepat dan faktor lingkungan yaitu kelembaban yang terlalu tinggi. Tindakan perbaikan yang dapat dilakukan yaitu pengawasan dan pendampingan berkala selama proses produksi, menyemprotkan
Lebih terperinciPERAN KARANTINA PERTANIAN DI KANTOR POS
tangguhterpercaya Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok PERAN KARANTINA PERTANIAN DI KANTOR POS BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN TANJUNG PRIOK Disampaikan dalam acara Sosialisasi di wilker Kantor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Kondisi perusahaan-perusahaan di Indonesia saat ini dihadapkan pada persaingan yang sangat ketat. Hal ini dikarenakan banyaknya perusahaanperusahaan baru bermunculan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perdagangan global, tidak dapat dipungkiri bahwa lalu lintas barang semakin terbuka, sehingga memungkinkan tidak adanya batasan negara dalam lalu lintas
Lebih terperinciSertifikasi Benih. Paper Halaqoh Disusun pada tanggal 04 Nopember 2015 Pengasuh Prof. Dr. Kyai H. Ahmad Mudlor, SH
Sertifikasi Benih Paper Halaqoh Disusun pada tanggal 04 Nopember 2015 Pengasuh Prof. Dr. Kyai H. Ahmad Mudlor, SH Oleh M. Kholil Mahasiswa Semester 7 Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi
Lebih terperinciPEMBAHASAN. Posisi PPKS sebagai Sumber Benih di Indonesia
57 PEMBAHASAN Posisi PPKS sebagai Sumber Benih di Indonesia Hasil pertemuan yang dilakukan pengusaha sumber benih kelapa sawit yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Perkebunan pada tanggal 12 Februari 2010,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas yang mendapat
PENDAHULUAN Latar belakang Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas yang mendapat prioritas tinggi di bidang penelitian dan pengembangan sayuran di Indonesia. Berdasarkan volume, kentang adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena PR mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu instansi tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Public Relation (PR) saat ini maju dengan pesatnya. Setiap instansi dipastikan membutuhkan praktisi PR. Keberadaannya sangat dibutuhkan karena
Lebih terperinciPENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Penentuan Objek Penelitian PT REKABAJA MANDIRI memproduksi ratusan item produk yang berasal dari puluhan group produk. Mengingat begitu
Lebih terperinciVariabel selain variabel dalam eksperimen (IV dan DV) yang bisa berpengaruh pada pemberian perlakuan pada subyek
basic of experiments Terminologi dalam rancangan eksperimen Treatment Group Control Group Variable Extraneous variables Factor Level Randomness, Random assignment Ex post facto Variance internal validity
Lebih terperinciPUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN
RKT (Rencana Kinerja Tahunan) TA 2015 PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam hal peningkatan
Lebih terperinci2016, No Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanama
No.468, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMTAN. Sanitary and Phytosanitary. Perjanjian. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PERMENTAN/KR.100/3/2016 TENTANG PELAKSANAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranannya dalam memenuhi kebutuhan manusia dan pembangunan. perekonomian Indonesia. Akan tetapi, meskipun mampu menyerap tenaga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang paling penting peranannya dalam memenuhi kebutuhan manusia dan pembangunan perekonomian Indonesia. Akan tetapi, meskipun
Lebih terperinciBenih tebu SNI 7312:2008. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
Standar Nasional Indonesia Benih tebu ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Persyaratan mutu bibit... 3 4
Lebih terperinciPERAN SERTIFIKASI INTERNASIONAL DALAM BUDIDAYA YANG BERTANGGUNG JAWAB : SERTIFIKASI BEST AQUACULTURE PRACTICE (BAP) DAN AQUACULTURE STEWARDSHIP
PERAN SERTIFIKASI INTERNASIONAL DALAM BUDIDAYA YANG BERTANGGUNG JAWAB : SERTIFIKASI BEST AQUACULTURE PRACTICE (BAP) DAN AQUACULTURE STEWARDSHIP COUNCIL (ASC) Sertifikasi Dilakukan Untuk Membedakan Produk
Lebih terperinciKAJIAN PENGUJIAN MUTU BENIH BUDSET TEBU G2 PADA MEDIA PASIR
KAJIAN PENGUJIAN MUTU BENIH BUDSET TEBU G2 PADA MEDIA PASIR Oleh :EkoPurdyaningsih, SP (PBT AhliMadya) BalaiBesarPerbenihan Dan ProteksiTanaman Perkebunan Surabaya I. PENDAHULUAN Berdasarkan Permentan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil pengukuran yang diberikan oleh beberapa alat sejenis tidak selalu menunjukkan hasil yang sama, meskipun alat tersebut mempunyai tipe yang sama. Perbedaan ini
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2014
RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2014 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN AMBON KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2014
Lebih terperinciPERATURAN-PERATURAN DALAM KEMASAN PANGAN
PERATURAN-PERATURAN DALAM KEMASAN PANGAN Kemasan produk pangan selain berfungsi untuk melindungi produk, juga berfungsi sebagai penyimpanan, informasi dan promosi produk serta pelayanan kepada konsumen.
Lebih terperinciPROGRAM UNGGULAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN (BKIPM)
PROGRAM UNGGULAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN (BKIPM) BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN (BKIPM) KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Lebih terperinciMULTILATERAL TRADE (WTO), FREE TRADE AREA DI TINGKAT REGIONAL (AFTA) ATAU FREE TRADE AGREEMENT BILATERAL
MULTILATERAL TRADE (WTO), FREE TRADE AREA DI TINGKAT REGIONAL (AFTA) ATAU FREE TRADE AGREEMENT BILATERAL INDONESIA DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL (SERI 1) 24 JULI 2003 PROF. DAVID K. LINNAN UNIVERSITY OF
Lebih terperinciPENGUJIAN, KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN
PENGUJIAN, KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN disampaikan pada : WORKSHOP VALIDASI DATA ASPAK DINKES PROPINSI SUL-SEL Makassar, 20 Perbruari 2018 herwin.bpfkmks@gmail.com Peraturan Terkait UU NO. 36 TAHUN 2009
Lebih terperinciBagian Kelima Bidang Produksi Pasal 12 (1) Bidang Produksi mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi
Bagian Kelima Bidang Produksi Pasal 12 (1) Bidang Produksi mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi produksi. pada ayat (1), Bidang Produksi mempunyai fungsi
Lebih terperinciPENGUJIAN DAN SERTIFIKASI TEKSTIL DI SELURUH DUNIA DENGAN KEHANDALAN SWISS
PENGUJIAN DAN SERTIFIKASI TEKSTIL DI SELURUH DUNIA DENGAN KEHANDALAN SWISS PENGUJIAN, ANALISA, SERTIFIKASI SISTEMATIS, TEPAT DAN EFISIEN KUALITAS, TANGGUNG JAWAB SOSIAL, BERTINDAK SECARA BERKELANJUTAN:
Lebih terperinciTEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PADI SPESIFIK BENGKULU
TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PADI SPESIFIK BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN
Lebih terperinciPetunjuk/Teknik Pemrograman Visual (VB) Konvensi Penamaan Identifier
Lecture-03b ------- Universitas Ahmad Dahlan ---- Petunjuk/Teknik Pemrograman Visual (VB) Konvensi Penamaan Identifier, Tipe Data, Operator, Struktur Keputusan, Sub Program, Komentar Program, Membuat Aplikasi
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang Strata Satu ( S1 )
TUGAS AKHIR Pelaksanaan Akreditasi ISO 17025:2008 untuk Peningkatan Kualitas Hasil Pengujian Pada Laboratorium Pengembangan Analisa (LPA) DI PT. XY Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap negara lainnya merupakan salah satu faktor penyebab semakin maraknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya permintaan akan suatu barang dan jasa oleh suatu negara terhadap negara lainnya merupakan salah satu faktor penyebab semakin maraknya perdagangan di kancah
Lebih terperinciROGUING DAN SORTASI PADA PROSES PRODUKSI BENIH RINGKASAN
ROGUING DAN SORTASI PADA PROSES PRODUKSI BENIH Suhartina, Gatut Wahyu Anggoro Susanto, dan Novita Nugrahaeni Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi E-mail: t_ina_suhartina@yahoo.com; nnugrahaeni@gmail.com
Lebih terperinciFORMULIR DESKRIPSI VARIETAS BARU
FORMULIR DESKRIPSI VARIETAS BARU Kepada Yth.: Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Gd. E, Lt. 3 Jl. Harsono RM No. 3, Ragunan, Jakarta
Lebih terperinciPenggunaan terbesar herbal. Fitofarmaka. supplement. kosmetik
Penggunaan terbesar herbal Fitofarmaka supplement kosmetik Pasar herbal Pasar dunia 10 M USD Nilai export indonesia 100 Triliun Kualitas Produksi herbal GAP GMP GDP GAP ON FARM Iklim Tanah Ketinggian bibit
Lebih terperinciProses untuk Mengelola Mutu di dalam Rantai Nilai Australia Processes for Managing Quality within the Australian Value. AGIC Indonesia 16 Mei 2017
Proses untuk Mengelola Mutu di dalam Rantai Nilai Australia Processes for Managing Quality within the Australian Value AGIC Indonesia 16 Mei 2017 Ø Melibatkan para pembiak, penanam, penyedia penyimpanan,
Lebih terperinciDirektorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Republik Indonesia
Oleh Nana Laksana Ranu Direktur Perbenihan dan Sarana Produksi Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Republik Indonesia http://www.hortikultura.go.id ATURAN PERBENIHAN DI INDONESIA Undang-Undang
Lebih terperinci(1), Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dinas, berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah; b. perumus
BAB XII DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 224 Susunan Organisasi Dinas Pertanian dan Peternakan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian
Lebih terperinciAKUNTANSI INTERNASIONAL
AKUNTANSI INTERNASIONAL A. Definisi Akuntansi Internasional 1. Accounting for foreign subsidiary, akuntansi internasional hanya menyangkut proses penyusunan laporan konsolidasi dari perusahaan induk dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari kebutuhan manusia yang tidak terpuaskan, sehingga selalu terikat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan merupakan salah satu faktor sentral, bagi negara berkembang maupun negara maju untuk memusatkan kekuatan ekonominya, hal ini tidak lepas dari tingginya tuntutan
Lebih terperinciKERANGKA PROGRAM. Lokasi : Kab. Kuningan, Kab. Indramayu, Kab. Ciamis. Periode Waktu :
KERANGKA PROGRAM Peningkatan Hutan Rakyat dan Industri Kayu Kecil dan Menengah yang Terverifikasi Legal dalam Meningkatkan Pasokan Kayu dan Produk Kayu Sesuai Lisensi FLEGT (di Wilayah Provinsi Jawa Barat)
Lebih terperinci