Pengaruh Cahaya dan Tempat Penyimpanan Bibit Kentang di Gudang terhadap Pertunasan dan Serangan Hama Penyakit Gudang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengaruh Cahaya dan Tempat Penyimpanan Bibit Kentang di Gudang terhadap Pertunasan dan Serangan Hama Penyakit Gudang"

Transkripsi

1 J. Hort. 16(2): , 2006 Pengaruh Cahaya dan Tempat Penyimpanan Bibit Kentang di Gudang terhadap Pertunasan dan Serangan Hama Penyakit Gudang Gunawan, O. S. Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tangkuban Parahu 517 Lembang, Bandung Naskah diterima tanggal 18 Mei 2005 dan disetujui untuk diterbitkan tanggal 21 Pebruari 2006 ABSTRAK. Selama ini sebagian besar petani kentang masih menggunakan gudang tanpa cahaya dan tempat penyimpanan bibit yang tidak terkontrol sehingga sering menghasilkan bibit kentang yang bertunas panjang, lemah, pucat dan mudah patah, di samping banyak bibit rusak karena serangan hama gudang dan penyakit yang disebabkan oleh bakteri ataupun cendawan patogen. Penerapan teknik gudang yang diberi cahaya dan tempat penyimpanan bibit yang tepat, diharapkan dapat membantu petani dalam usaha membuat bibit sehat dan bertunas kuat. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh cahaya dalam gudang dikombinasikan dengan tempat penyimpanan umbi terhadap pertumbuhan tunas, jenis hama dan penyakit selama di gudang. Penelitian dilaksanakan di gudang bibit kentang petani pada bulan Mei-Agustus 2000 di Pangalengan, menggunakan rancangan petak terpisah dengan 3 ulangan. Petak utama adalah ruang penyimpanan ruang gelap dan terang. Anak petak/tempat penyimpanan berupa tolok bambu, rak kayu, dan di hampar alas kayu, berupa tolok bambu tutup goni, rak kayu tutup goni, dan dihampar alas kayu tutup goni. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan umbi bibit kentang di gudang terang (Diffuse light storage) menghasilkan tunas yang pendek dan kekar (1,103 dan 99,653 mm pada 1 dan 4 bulan penyimpanan), dibandingkan dengan tunas di gudang gelap yang kurang kekar (2,675 dan 11,969 mm pada 1 dan 4 bulan penyimpanan), selama 1 dan 4 bulan di gudang. Umbi kentang yang disimpan pada rak kayu di gudang terang menghasilkan tunas yang lebih pendek yaitu 1,548 mm dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Dalam ruang terang, warna tunas bibit hijau ungu yang menarik sedangkan di gudang gelap tunas berwarna pucat. Persentase umbi kentang sakit yang disimpan di gudang gelap lebih tinggi (21,589%) daripada di gudang terang (11,447%). Perlakuan gudang terang mampu mengurangi persentase umbi terserang penyakit sebesar 46,59%. Hama dan penyakit yang tercatat selama 4 bulan adalah penggerek umbi (Phthorimaea operculella), orong-orong (Gryllotalpa spp.), nematoda (Meloidgyne spp.) bakteri layu (Ralstonia solanacearum), bakteri busuk lunak (Erwinia carotovora), bakteri kudis (Streptomyces scabies), dan cendawan busuk kering (Fusarium oxysporum). Kata kunci: Kentang; Wadah bibit; Ruang terang; Ruang gelap; Hama dan penyakit gudang ABSTRACT. Gunawan, O. S Effect of diffuse light storage and seed potato containers to pests, diseases, and sprouting of seed potato. Most potato farmers used uncontrolled dark storage chamber and seed potato containers which resulted in poor quality seed potato as indicated by long, weak, pale, breakable sprout, and storaged pest and diseases damaged. Application of diffuse light storage for potato seed will help farmers in producing good quality seed. The aim of this experiment was to find out the effect of diffuse light and kinds of seed containers on the growth of sprout and pests and diseases storaged. The experiment was conducted at Pangalengan subdistrict, Bandung district, West Java on May-August A split plot design with 3 replications was set up in the storage. Main plot was storage, viz dark storage and diffuse light storage. Subplot was containers, viz bamboo container, wood rack, wood floor, bamboo container covered by sack, wood rack covered by sack, and wood floor covered by sack. The results revealed that shorter and stronger sprout were produced from diffuse light storage (DLS) (1.103 and mm at 1 and 4 months of storage respectively). While in dark storage produced longer and weaker sprout (2.675 and mm at 1 and 4 months of storage respectively). Shorter sprout was produced in wood rack container (1.548 mm) compared with other containers. Green purple color of sprout were predominatly happened in DLS and pale color of sprout in dark storage. Percentage of infected tuber in dark storage was higher (21.589%) than in DLS (11.447%). Diffuse light storage could reduce the persentage of infected tuber caused by pests and diseases of about %. Pest and diseases recorded in 4 months storage were tuber moth (Phthorimaea operculella), (Gryllotalpa spp.), nematode (Meloidogyne spp.), bacterial wilt (Ralstonia solanacearum), soft rot bacteria (Erwinia carotovora), Streptomyces scabies wart disease, and dry rot Fusarium oxysporum. Keywords: Potato; Seed containers; Diffuse light storage; Dark storage; Storage pest and diseases Kendala utama terhadap produksi kentang di beberapa daerah tropika adalah ketersediaan bibit sehat. Hal ini disebabkan cara menyimpan bibit di gudang yang kurang baik sehingga mengakibatkan banyak bibit kentang rusak terserang hama dan penyakit selama proses pertunasan. Penyimpanan bibit kentang di gudang pada umumnya menggunakan karung net plastik atau rak kayu dalam kondisi gudang gelap seperti yang dilakukan 142 petani di Filipina (Potts et al. 1983; Rhoades et al. 1983). Selama penyimpanan bibit di gudang,

2 Gunawan, O.S.: Pengaruh cahaya dan tempat penyimpanan bibit kentang di gudang... bibit kentang sering terserang berbagai hama dan penyakit seperti Phthorimaea operculella Zell, penyakit busuk kering (Fusarium spp.), busuk lunak (Erwinia carotovora), dan busuk mata (Ralstonia solanacearum), terutama di gudanggudang kentang yang sangat sederhana karena kurang cahaya atau gelap dan lingkungan yang lembab. Kondisi ini sering ditemukan di sebagian besar petani kentang. Kadang-kadang bibit sering ditutupi karung goni dengan alasan untuk mempercepat pertumbuhan tunas. Sedangkan di negara maju penyimpanan bibit kentang sudah menggunakan cahaya (diffuse light), di mana cahaya dan temperatur sangat mempengaruhi proses pertunasan, yaitu menghambat pertumbuhan tunas, menghasilkan tunas berwarna hijau, sehingga meningkatkan kualitas bibit melalui dormansi secara alami. Hasil penelitian Sihombing (1987), bahwa ruang dan tempat penyimpanan yang tidak sesuai dengan volume bibit, sangat mempengaruhi pertumbuhan tunas serta merangsang perkembangan hama dan penyakit. Potts et al. (1983) dan Potts (1983b) menyatakan bahwa penyimpanan bibit kentang di gudang terang (diffuse light storage = DLS) menghasilkan tunas yang lebih baik yaitu pendek dan kekar bila dibandingkan dengan tunas bibit kentang di ruang gelap (dark storage) yang tunasnya lebih panjang, ramping dan kurang kekar, serta berwarna pucat. Teknologi baru terhadap sistem penggudangan telah dikembangkan di beberapa negara berkembang dan secara bertahap telah mengubah sistem konvensional. Pengetahuan tentang pascapanen kentang sebagian besar telah diadopsi petani dengan cepat, karena dengan menggunakan cara DLS telah mengurangi kerusakan umbi di gudang kentang (Rhoades et al. 1983). Teknologi DLS sekarang sudah diadopsi Balai Benih Induk (BBI) di Kecamatan Pangalengan dan beberapa petani besar yang berperan sebagi penjual bibit khususnya di sentra produksi di Jawa Barat, Indonesia. Hasil penelitian Sihombing et al. (1987) penyimpanan bibit di gudang terang menghasilkan tunas kekar, gemuk, pendek, tumbuh banyak akar lateral serta berwarna cerah dan menarik, yaitu hijau tua dan keunguan dan tidak mudah patah sedangkan bila di tempat gelap warna tunas pucat, kurus, lebih panjang, dan mudah patah. Pengendalian hama penggerek umbi (P. operculella) di gudang telah berhasil menggunakan insektisida mikroba granulosis virus yang diaplikasikan pada umbi kentang sebelum disimpan di gudang dan insektisida tersebut mampu menekan hama penggerek umbi antara % di samping menggunakan sex feromon (Setiawati dan Tobing 1996). Sedangkan untuk mengendalikan sampai saat ini hanya dengan cara sortasi, interval waktu 1 bulan selama 4 bulan sampai 1 bulan sebelum tanam. Mengingat sampai saat ini belum banyak petani yang menggunakan gudang terang untuk menyimpan bibit, maka akan diteliti bagaimana pengaruh pemberian cahaya dikombinasikan dengan jenis tempat penyimpanan bibit. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan jenis penyimpanan bibit yang tepat dengan menggunakan gudang terang terhadap pertumbuhan tunas serta untuk mengurangi jenis hama dan penyakit yang menyerang di gudang. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang lengkap mengenai cara penyimpanan bibit kentang di gudang terang dengan tempat penyimpanan bibit yang tepat dalam usaha meningkatkan kualitas bibit. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Pangalengan di gudang kentang petani pada bulan Mei Agustus 2000, menggunakan bibit kentang varietas Granola generasi keempat. Percobaan menggunakan rancangan petak terpisah, 3 ulangan dengan petak utama adalah ruang penyimpanan yang terdiri atas ruang gelap (A1) dan ruang terang (A2). Anak petak adalah 6 tempat penyimpanan tolok bambu (B1), rak kayu (B2), dihampar alas kayu (B3), tolok bambu tutup goni (B4), rak kayu tutup goni (B5), dan dihampar alas kayu tutup goni (B6). Jumlah bibit kentang per perlakuan sebanyak 30 kg (1.000 umbi) dengan 12 kombinasi perlakuan yaitu 1. Tolok bambu dalam gudang gelap 2. Rak kayu dalam gudang gelap 3. Dihampar alas kayu dalam gudang gelap 4. Tolok bambu tutup goni dalam gudang gelap 5. Rak kayu tutup goni dalam gudang gelap 6. Dihampar tutup goni dalam gudang terang 143

3 7. Tolok bambu dalam gudang terang 8. Rak kayu dalam gudang terang 9. Dihampar alas kayu dalam gudang terang 10. Tolok bambu tutup goni dalam gudang terang 11. Rak kayu tutup goni dalam gudang terang 12. Dihampar tutup goni dalam gudang terang Peubah yang diukur meliputi panjang dan dia-meter tunas, warna tunas, serta jenis hama dan penyakit selama di gudang. Penghitungan persentase (P) umbi yang terserang hama dan penyakit menggunakan rumus: Keterangan: P = Persentase umbi terserang a = Jumlah umbi terserang b = Jumlah umbi sehat P = a Uji pembeda b x 100% menggunakan DMRT 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sidik ragam pada P 0,05 mengungkapkan tidak terjadi interaksi antara jenis gudang dan jenis tempat penyimpanan umbi kentang terhadap panjang tunas, diameter tunas, dan persentase penyakit selama 1 bulan di gudang terang dan gudang gelap (Tabel 1), serta persentase hama dan penyakit, dan panjang tunas selama di gudang (Tabel 2). Tetapi terjadi interaksi terhadap persentase penyakit layu bakteri R. solanacearum, E. carotovora, dan cendawan patogen F. oxysporum selama di gudang (Tabel 3, 4, dan 5) dan persentase kerusakan umbi bibit (Tabel 6). Panjang dan diameter tunas bibit kentang Hasil analisis statistik pengaruh penyimpanan bibit 1 bulan di gudang gelap (A1) tidak menunjukkan perbedaan nyata panjang tunas dengan di gudang terang (A2) yaitu masing-masing 2,675 dan 1,103 mm, dengan diameter tunas umbi kentang yang disimpan di gudang terang (A2) (1,038 mm) menunjukkan perbedaan nyata dengan di gudang gelap (A1) yaitu 0,614 mm, Namun demikian bila dilihat secara visual panjang tunas yang disimpan di gudang terang lebih pendek dan kekar yaitu 1,103 mm, hal ini disebabkan dengan adanya cahaya, proses fisiologi umbi di gudang terang mampu melancarkan aktivitas hormon umbi kentang untuk pertumbuhan tunas ( Sihombing dan Sinaga 1983; CIP 1981; Potts 1983, 1983b). Tabel 1. Pengaruh cahaya dan tempat penyimpanan bibit kentang terhadap panjang dan diameter tunas bibit 1 bulan di gudang (Effect of light and potatoes seed containers to sprouts length and diameter of seed 1 month in storage) 144

4 Gunawan, O.S.: Pengaruh cahaya dan tempat penyimpanan bibit kentang di gudang... Pada Tabel 1 terlihat bahwa jenis tempat penyimpanan bibit terhadap panjang dan diameter tunas tidak menunjukkan perbedaan nyata antarperlakuan. Di mana panjang tunas umbi kentang berkisar antara 1,548-3,383 mm dengan diameter tunas antara 0,801-0,882 mm. Secara visual perlakuan dihampar alas kayu tutup goni menghasilkan panjang tunas lebih tinggi daripada yang lainnya, yaitu 3,383 mm di mana perlakuan lainnya berkisar antara 1,548 1,742 mm. Tampaknya perlakuan alas kayu tutup goni telah membuat lingkungan tanpa cahaya sehingga hormon yang ada pada umbi terganggu aktivitasnya. Pada Tabel 2, panjang tunas setelah 4 bulan di gudang secara visual terlihat adanya perbedaan walaupun secara statistik tidak berbeda nyata. Panjang tunas umbi kentang di ruang gelap lebih panjang dibandingkan di ruang terang, ini menunjukkan bahwa secara fisiologi, tumbuhan kurang cahaya sehingga aktivitas hormon terganggu. Dalam proses fisiologi pertunasan peranan cahaya sangat penting untuk proses pertumbuhan tunas. Sesuai pendapat Sihombing (1987), Sihombing dan Sinaga (1983), cahaya yang cukup di gudang bibit, akan memperlancar proses fisiologi dalam merangsang aktivitas hormon pertunasan dan akan menghasilkan tunas kekar dan warna tunas hijau ungu bila dibandingkan dengan pertumbuhan tunas di gudang gelap yang menghasilkan tunas lebih panjang, kurus, dan berwarna pucat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian The Internatinal Potato Center (CIP) dalam Sihombing dan Sinaga (1983); Sihombing dan Sinaga 1987; Potts et al. (1983) dan Potts (1983b), bahwa ruang gelap selain menghasilkan temperatur yang lebih rendah, juga telah mereduksi aktivitas pertunasan karena tidak ada cahaya. Persentase hama dan penyakit di gudang selama 4 bulan Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan gudang terang (A2) berbeda nyata dengan perlakuan di gudang gelap (A1) terhadap persentase kerusakan umbi yang terserang penyakit. Persentase kerusakan umbi sakit lebih tinggi pada umbi kentang yang disimpan di gudang gelap (21,589%) daripada di gudang terang (11,447%), hal ini disebabkan oleh kondisi gudang gelap, menyebabkan lingkungan menjadi lembab dan dingin sehingga mengakibatkan temperatur gudang lebih rendah daripada di luar gudang, keadaan ini sangat cocok bagi perkembangan patogen. Sesuai dengan pendapat Sihombing dan Sinaga (1987); Potts et al. (1983), Potts (1983b) bahwa ruang gelap selain menghasilkan temperatur yang rendah, juga mereduksi aktivitas pertunasan karena tidak ada rangsangan dari cahaya terhadap hormon pada umbi kentang. Penyimpanan bibit di gudang terang mampu mereduksi persentase umbi terserang penyakit sebesar 46,598% dan menghasilkan tunas lebih pendek, kekar, dan warna tunas hijau ungu bila dibandingkan dengan bibit yang disimpan di gudang gelap (lebih panjang, kurang kuat, warna pucat, dan mudah patah). Sedangkan wadah tempat penyimpanan bibit antara satu dengan lainnya tidak berbeda nyata terhadap persentase umbi terserang penyakit dan panjang tunas setelah 4 bulan di gudang. Tercatat bahwa persentase penyakit pada perlakuan tempat penyimpanan berkisar antara 15,900 16,817%, dan panjang tunas sebesar 10,729 11,175 mm (Tabel 2). Penyimpanan bibit menghasilkan panjang tunas yang berbeda nyata dengan antara gudang gelap (A1) dan gudang terang (A2), yaitu masing-masing 11,969 dan 9,653 mm (Tabel 2). Hal ini sesuai dengan pendapat Potts et al. (1983) dan Sihombing et al. (1987) bahwa umbi yang disimpan di ruang terang akan menghasilkan tunas yang kekar, pendek dan gemuk, tumbuh banyak akar lateral serta berwarna cerah dan menarik yaitu hijau tua dan keunguan, tidak mudah patah dan tidak mudah terserang penyakit dibandingkan dengan penyimpanan di gudang gelap, yang menunjukkan warna tunas pucat, kurus, panjang, dan mudah patah. Persentase umbi terserang bakteri R. solanacearum di gudang selama 4 bulan Hasil analisis statistik dari pengaruh cahaya dan tempat penyimpanan bibit kentang terhadap persentase kerusakan umbi bibit yang disebabkan oleh bakteri R. solanacearum selama 4 bulan di gudang menunjukkan perbedaan nyata selama 1-3 bulan di gudang, sedangkan pada umur 4 bulan menunjukkan bahwa semua bibit sehat. Hal ini karena selama 3 bulan dilakukan sortasi dan seleksi terhadap kerusakan yang disebabkan oleh bakteri tersebut, sehingga bibit yang tersisa di gudang semua sehat. Persentase kerusakan pada perlakuan penyimpanan bibit dalam tolok bambu (B1) dan dihampar tutup goni (B6) disimpan di gudang gelap (A1) 145

5 Tabel 2. Pengaruh cahaya dan tempat penyimpanan bibit kentang terhadap panjang tunas dan penyakit pada umbi kentang selama 4 bulan di gudang (Effect of light and containers of potatoes seed to the tuber damage caused by diseases, 4 months in the storage) masing-masing 8,46 dan 8,50%, dibandingkan dengan di gudang terang (A2) sebesar 2,00 dan 0,80%), dengan perbedaan persentase kerusakan mencapai 6,46 dan 1,20% sedangkan pada perlakuan kontainer B1 menunjukkan persentase terserang bakteri paling tinggi sebesar 2,00% dan yang paling rendah pada perlakuan dihampar (B3) sebesar 0,80%. Lama penyimpanan bibit 2 bulan menunjukkan bahwa bibit yang disimpan di gudang terang (A2) persentase kerusakan yang tertinggi adalah pada perlakuan B2 (rak kayu) sebesar 9,96% dan perlakuan B5 (dihampar tutup karung goni) sebesar 10,00 % pada ruang gelap, sedangkan di ruang terang (A2) adalah perlakuan B2 (3,50%). Persentase kerusakan bibit kentang tertinggi tercatat di gudang gelap (A1) selama 3 bulan, pada perlakuan B6 (5,03%) dan B5 (5,56%) di gudang terang (A2). Perbedaan persentase kerusakan disebabkan oleh infeksi bakteri sebelum bibit masuk gudang, namun tidak terdeteksi karena umbi tampak sehat, sehingga lolos dari seleksi. Hal ini sesuai dengan pendapat Kelman (1953; 1954), Hayward (1964), dan Sequeira dan Graham (1977) bahwa penyakit bakteri yang paling berbahaya adalah R. solanacearum yang terserang pada fase awal yang tidak dapat dideteksi dengan mata telanjang. Mengingat gejala yang tidak tampak, tapi sudah terserang maka diperlukan metode khusus seperti menggunakan ELISA NCM ataupun dengan media agar selektif seperti media TZC Kelman (Tabel 3). Persentase umbi terserang bakteri Erwinia carotovora di gudang setelah disimpan selama 4 bulan Pada Tabel 4, persentase serangan tertinggi pada umbi yang disimpan dalam gudang gelap selama 1 bulan terjadi pada perlakuan B5 yaitu 5,50%. Sedangkan pada 2 bulan di gudang perlakuan B4 di gudang gelap (A1) menunjukkan persentase kerusakan sebesar 5,20% dan pada perlakuan B2 di gudang terang sebesar 5,96%. Persentase kerusakan umbi terserang E.carotovora pada perlakuan B4 di gudang gelap, menunjukkan nilai tinggi 6,00% dan perlakuan B6 di gudang terang sebesar 5,46%. Sedangkan persentase kerusakan umbi yang terendah pada perlakuan B3 gudang gelap (0,3%), B5 gudang gelap (2,00%), B1 gudang gelap (2,96%), dan perlakuan B3 gudang terang (2,00%), perlakuan B3 gudang terang (2,00%) dan B1 gudang terang (1,00%). Perbedaan persentase pada tiap 146

6 Gunawan, O.S.: Pengaruh cahaya dan tempat penyimpanan bibit kentang di gudang... Tabel 3. Interaksi pengaruh cahaya dan tempat penyimpanan bibit kentang terhadap kerusakan umbi disebabkan oleh bakteri R. solanacearum) selama 4 bulan di gudang (Interaction of the light effect and potatoes seed container to the tuber damage caused R. solanacearum bacteria during 4 months in the store) perlakuan ini disebabkan perkembangan bakteri E.carotovora juga dipengaruhi oleh kelembaban ruangan. Biasanya perkembangan bakteri lebih cepat bila kondisi ruangan lebih panas termasuk gudang terang ( A2) ( Aleck dan Harrison 1978). Hasil pengujian menunjukkan bahwa bibit yang diinkubasikan pada temperatur antara o C mampu mempercepat perkembangan infeksi bakteri Erwinia spp. pada umbi kentang daripada 15 o C dengan metode suntik pada umbi (Perombelon 1972, 1976). Persentase umbi terserang cendawan F. oxysporum setelah disimpan di gudang selama 4 bulan Interaksi jenis gudang (A) dengan tempat penyimpanan (B) berpengaruh nyata terhadap persentase cendawan patogen Fusarium spp (Tabel 5). Persentase penyakit Fusarium spp yang paling tinggi terdapat pada perlakuan B4 (tolok bambu tutup goni) di gudang gelap (A1) sebesar 13,00% dan digudang terang (A2) sebesar 5,63 % sedangkan kerusakan paling kecil adalah pada perlakuan B1 A1 dan B2 A2 masing-masing sebesar 5,63 dan 2,03% selama 1 bulan di gudang. Sedangkan pada waktu penyimpanan 2 bulan, persentase kerusakan yang tinggi pada perlakuan B3A1 12,50% dan perlakuan B1A2 dan B4 A2 sebesar 4,50%. Persentase terendah pada perlakuan B6 A1 sebesar 5,50% dan B3 A2 sebesar 2,50%. Pada penyimpanan 3 bulan di gudang, persentase tertinggi pada perlakuan B1 A1 sebesar 6,50%, dan B3 A2 sebesar 5,01%, sedangkan yang terendah adalah pada perlakuan B6 A1 sebesar 3,50% dan B1 A2 sebesar 2,00%. Selanjutnya pada penyimpanan 4 bulan di gudang menunjukkan persentase tertinggi pada perlakuan B6A1 sebesar 6,00% dan B2 A2 dan B5 A2 masing-masing sebesar 6,50% dan terendah pada perlakuan B1A1 dan B1 A2 sebesar 3,00% dan 3,50%. Pada Tabel 6 tampak bahwa persentase kerusakan umbi yang disebabkan oleh bakteri R. solanacearum adalah umbi yang disimpan pada perlakuan B1A1 dan B1 A2, sedangkan terendah pada perlakuan B3 A1 dan perlakuan B5 A2. Persentase E. carotovora tertinggi pada perlakuan B1A1 dan perlakuan B1A2, sedangkan terendah adalah perlakuan B3 A1 dan perlakuan B4 A1. Persentase kerusakan umbi oleh cendawan F. oxysporum paling tinggi adalah perlakuan B4 A1, B6 A2 dan terendah adalah perlakuan B2A1 dan perlakuan B1A2. Secara menyeluruh persentase kerusakan oleh serangan hama dan penyakit, tidak terlalu merugikan karena nilainya tidak ekonomis yaitu antara 0,10 0,65% atau kurang dari 1%. Sedangkan nematoda Meloidogyne spp., 147

7 Tabel 4. Interaksi pengaruh cahaya dan tempat penyimpanan bibit kentang terhadap kerusakan umbi yang disebabkan oleh bakteri E. carotovora di gudang selama 4 bulan (Interaction of light effect and potatoes seed container to the tuber damaged caused Erwinia carotovora during 4 months in the storage) Tabel 5. Interaksi pengaruh cahaya dan tempat penyimpanan bibit kentang terhadap kerusakan umbi bibit yang disebabkan oleh cendawan F. oxysporum di gudang selama 4 bulan (Interaction of light effect and potato seed containers to the tuber damaged caused F. oxysporum fungy 4 months in the storage) Gryllotalpa spp., dan S. scabies walaupun bukan termasuk hama gudang, namun dalam penelitian ini ditemukan juga pada waktu seleksi awal, hal ini terjadi karena terbawa dari lapangan waktu seleksi pertama masuk gudang namun persentase kerusakannya sangat kecil. KESIMPULAN 148

8 Gunawan, O.S.: Pengaruh cahaya dan tempat penyimpanan bibit kentang di gudang... Tabel 6. Interaksi pengaruh cahaya dan tempat penyimpanan bibit kentang terhadap kerusakan umbi bibit yang disebabkan oleh hama dan penyakit di gudang selama 4 bulan (Interaction of light effect and potatoes seed containers to the tuber damaged caused by pest and disease, 4 months in the store) 1. Perlakuan cahaya di gudang (gudang terang), menghasilkan panjang tunas bibit pendek dan kekar yaitu 1,103 dan 9,653 mm, dibandingkan dengan panjang tunas di gudang gelap, kurang kekar sebesar 2,675 mm dan 11,969 mm selama 1 dan 4 bulan penyimpanan. 2. Panjang tunas umbi yang disimpan dalam rak kayu di gudang terang menghasilkan panjang tunas lebih pendek yaitu 1,548 mm dibandingkan dengan perlakuan lainnya. 3. Tunas bibit kentang yang disimpan di gudang terang berwarna hijau ungu sedangkan yang disimpan di gudang gelap, berwarna pucat tidak berklorofil. 4. Persentase umbi kentang sakit yang disimpan di gudang gelap lebih tinggi (21,589%) daripada di gudang terang (11,447%). 5. Perlakuan gudang terang mampu menurunkan persentase umbi terserang penyakit sebesar 46,598%. PUSTAKA 1. Aleck, J.R. and Harrison, M.D The influence of inoculum density and environment on the development of potato backleg. Amer. Potato J. 55: Hayward, A.C Characteristics of Pseudomonas solanacearum. J. Appl. Bacteriol. 27: Kelman, A The bacterial wilt caused by Pseudomonas solanacearum North Carolina Ag. Exp. Sta. Techn. Bull. 99. p The relationship of pathogenicity in Pseudonmonas solanacearum to colony appearance on tetrazolium medium. Phytopath. 64: Perombelon, M.C.M A reliable and rapid method for detecting contamination of potato tuber by Erwinia carotovora. Pl. Dis.Repr. 56: Effect of environmental factor during the growing season on the level of potato tuber contamination by Erwinia carotovora. Phytopath. Z. 85: Potts, M.J.Albert, W.V.D., Rutaab, F.R., Saano, E.O., Mariano, P., and Booth, R.H An agronomic assesment of seed potato storage technologies in the Philippines. Amer. Potato J. 60: b. Diffuse Light Storage: an example of technology transfer. Amer. Potato J. 60: Rhoades, R.E. H., Booth and Michael, J.Potts Farmers acceptance of improved potato storage in developing 149

9 countries. Agric. 12: Sequeira, L. and T.L.Graham Agglutination of avirulent strains of Pseudomonas solanacearum by potato lectin. Physiol. Plant. Pathol. 11: Sihombing, P dan R.M.Sinaga Penyimpanan umbi kentang di ruang terang. Bul. Penel. Hort. 10(3): Tuber seed storage in Diffuse Light on seed quality and potato yield. In Mid elevation Potato Seminar Proceeding. Lembang Indonesia. Hlm Setiawati, W dan M.C. Tobing Penggunaan feromonoid seks dan insektisida Imodaklorpid 200 SC terhadap populasi Phthorimaea operculella Zell & kehilangan hasil kentang pada musim hujan dan musim kemarau. J. Hort. 7(4):

PEMBAHASAN Hikmah Farm Produksi Kentang Bibit

PEMBAHASAN Hikmah Farm Produksi Kentang Bibit 45 PEMBAHASAN Hikmah Farm Hikmah Farm merupakan perusahaan yang dikelola oleh keluarga dimana jabatan-jabatan penting di perusahaan dipegang oleh anggota keluarga. Anggota keluarga tersebut memegang jabatan

Lebih terperinci

Penanganan Penyimpanan Kentang Bibit (Solanum tuberosum L.) di Bandung. Storage Handling of Potato Tuber as Seed (Solanum tuberosum L.

Penanganan Penyimpanan Kentang Bibit (Solanum tuberosum L.) di Bandung. Storage Handling of Potato Tuber as Seed (Solanum tuberosum L. Bul. Agrohorti 3(1):65-70 (2015) Penanganan Penyimpanan Kentang Bibit (Solanum tuberosum L.) di Bandung Storage Handling of Potato Tuber as Seed (Solanum tuberosum L.) in Bandung Afifah Farida Jufri, Megayani

Lebih terperinci

Produksi Benih Kentang ( Solanum tuberosum L.)

Produksi Benih Kentang ( Solanum tuberosum L.) No. 009, Maret 2016 (Tanggal diunggah 11 Maret 2016) Penyunting : Tonny K. Moekasan, Laksminiwati Prabaningrum, Nikar di Gunadi, dan Asih K. Karjadi Redaksi Pelaksana : Abdi Hudayya, Fauzi Haidar Produksi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Di seluruh dunia, produksi kentang sebanding dengan produksi gandum,

PENDAHULUAN. Di seluruh dunia, produksi kentang sebanding dengan produksi gandum, PENDAHULUAN Latar Belakang Di seluruh dunia, produksi kentang sebanding dengan produksi gandum, jagung, dan beras. Di banyak negara, kentang berfungsi sebagai makanan pokok karena gizi yang sangat baik

Lebih terperinci

Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit

Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit J. Hort. 18(2):155-159, 2008 Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit Sutapradja, H. Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tangkuban

Lebih terperinci

HAMA DAN PENYAKIT BENIH Oleh: Eny Widajati

HAMA DAN PENYAKIT BENIH Oleh: Eny Widajati HAMA DAN PENYAKIT BENIH Oleh: Eny Widajati SERANGGA HAMA Di lapang Di gudang Menyerang benih dengan kadar air masih tinggi Mampu menyerang benih berkadar air rendah Serangga hama di penyimpanan dibedakan

Lebih terperinci

TEKNIK PERBANYAKAN CEPAT TANAMAN KENTANG (Solanum tubeosum L)

TEKNIK PERBANYAKAN CEPAT TANAMAN KENTANG (Solanum tubeosum L) No. 014, Juni 2017 (Tanggal diunggah 6 Juni 2017) Penyunting : Tonny K. Moekasan, Laksminiwati Prabaningrum, Nikardi Gunadi, dan Asih K. Karjadi Redaksi Pelaksana : Abdi Hudayya, Fauzi Haidar TEKNIK PERBANYAKAN

Lebih terperinci

Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang

Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang 1 Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang Kelompok penyakit tanaman adalah organisme pengganggu tumbuhan yang penyebabnya tidak dapat dilihat dengan mata telanjang seperti : cendawan, bakteri,

Lebih terperinci

No. 03 Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2010

No. 03 Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2010 No. 03 Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2010 Perakitan Varietas Kentang Berdaya Hasil Tinggi (> 30 ton/ha), Kualitas Olahan (Specific Gravity > 1.067), Adaptif di Dataran Medium (500 m dpl), dan Toleran

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH : MARIA MASELA S. SITANGGANG/ AGROEKOTEKNOLOGI

SKRIPSI OLEH : MARIA MASELA S. SITANGGANG/ AGROEKOTEKNOLOGI RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BIBIT KENTANG (Solanum tuberosum L.) DENGAN PERBEDAAN BOBOT BIBIT (G1) DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR DI RUMAH KASSA SKRIPSI OLEH : MARIA MASELA S. SITANGGANG/ 090301196

Lebih terperinci

Penyiapan Benih G0 untuk Benih generasi G1 sampai G4

Penyiapan Benih G0 untuk Benih generasi G1 sampai G4 Penyiapan Benih G0 untuk Benih generasi G1 sampai G4 1. Benih Kentang terdiri dari : (a) Benih dari biji (TPS) (b) Stek mikro (dalam botol kultur) (c) Umbi mikro (umbi kecil dalam botol kultur) (d) Stek

Lebih terperinci

UJI KETAHANAN BEBERAPA NOMER KENTANG (Solanum tuberosum Linn.) TERHADAP SERANGAN NEMATODA SISTA KENTANG (Globodera rostochiensis Woll.

UJI KETAHANAN BEBERAPA NOMER KENTANG (Solanum tuberosum Linn.) TERHADAP SERANGAN NEMATODA SISTA KENTANG (Globodera rostochiensis Woll. UJI KETAHANAN BEBERAPA NOMER KENTANG (Solanum tuberosum Linn.) TERHADAP SERANGAN NEMATODA SISTA KENTANG (Globodera rostochiensis Woll.) SKRIPSI Oleh Rudal Agung Wahyudi NIM. 051510401063 JURUSAN HAMA DAN

Lebih terperinci

Penyakit Karena Bakteri

Penyakit Karena Bakteri Penyakit Karena Bakteri BAHAN KULIAH DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN Link : http://www.apsnet.org/edcenter/intropp/pathogengroups/pages/bacteria.aspx PENYAKIT KARENA BAKTERI PATOGEN Bakteri adalah sekelompok

Lebih terperinci

Agrotekma. Available online

Agrotekma. Available online Agrotekma, 2 (1) Desember 2017 p-issn: 2548-7841 e-issn: 2614-011X Agrotekma Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrotekma Efektivitas Penggunaan Biofumigan Limbah Brassica Terhadap Penyakit

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kondisi Umum Tanaman Phalaenopsis pada setiap botol tidak digunakan seluruhnya, hanya 3-7 tanaman (disesuaikan dengan keadaan tanaman). Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan tanaman

Lebih terperinci

PERCEPATAN KETERSEDIAAN BENIH KENTANG BERMUTU DI INDONESIA MELALUI KEPMENTAN NOMOR : 20/Kpts/SR.130/IV/2014

PERCEPATAN KETERSEDIAAN BENIH KENTANG BERMUTU DI INDONESIA MELALUI KEPMENTAN NOMOR : 20/Kpts/SR.130/IV/2014 PERCEPATAN KETERSEDIAAN BENIH KENTANG BERMUTU DI INDONESIA MELALUI KEPMENTAN NOMOR : 20/Kpts/SR.130/IV/2014 Kentang merupakan unggulan kelima besar dari komoditas sayuran utama yang dikembangkan di Indonesia,

Lebih terperinci

DAFTAR PUBLIKASI INTERNASIONAL. Nama Publikasi/Jurnal/Prosiding. Prosiding CIP-RIV (Penulis Utama)

DAFTAR PUBLIKASI INTERNASIONAL. Nama Publikasi/Jurnal/Prosiding. Prosiding CIP-RIV (Penulis Utama) Nama Lengkap : Dr. Ir. Ali Asgar, MP NIP : 19570301 198903 1 001 Tempat/ Tgl. lahir : Subang/1 Maret 1957 Pangkat/ Golongan : Pembina Utama Muda /IVd Bidang Keahlian : Pasca Jabatan Fungsional : Peneliti

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH Nurbaiti Pendahuluan Produktifitas cabai di Aceh masih rendah 10.3 ton/ha (BPS, 2014) apabila dibandingkan dengan potensi produksi yang

Lebih terperinci

Penyakit Layu Bakteri pada Kentang

Penyakit Layu Bakteri pada Kentang Penyakit Layu Bakteri pada Kentang Penyakit layu bakteri dapat mengurangi kehilangan hasil pada tanaman kentang, terutama pada fase pembibitan. Penyakit layu bakteri disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum

Lebih terperinci

WAKTU PANEN DAN PENYIMPANAN PASCA PANEN UNTUK MEMPERTAHANKAN MUTU UMBI KENTANG OLAHAN

WAKTU PANEN DAN PENYIMPANAN PASCA PANEN UNTUK MEMPERTAHANKAN MUTU UMBI KENTANG OLAHAN Ilmu Pertanian Vol. 11 No.1, 2004 : 51-62 WAKTU PANEN DAN PENYIMPANAN PASCA PANEN UNTUK MEMPERTAHANKAN MUTU UMBI KENTANG OLAHAN HARVESTING DATE AND POSTHARVEST STORAGE IN ORDER TO MAINTAIN THE PROCESSING

Lebih terperinci

DAN CABANG PADA ENAM KLON KARET ABSTRACT

DAN CABANG PADA ENAM KLON KARET ABSTRACT INFEKSI Fusarium sp. PENYEBAB PENYAKIT LAPUK BATANG DAN CABANG PADA ENAM KLON KARET Eko Heri Purwanto, A. Mazid dan Nurhayati J urusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kentang

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kentang 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kentang Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) dikenal sebagai The King of Vegetable dan produksinya menempati urutan keempat dunia setelah beras, gandum dan jagung (The International

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Panen

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Panen 4 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Kentang (Solanum tuberosum L.) berasal dari wilayah pegunungan Andes di Peru dan Bolivia. Tanaman kentang liar dan yang dibudidayakan mampu bertahan di habitat tumbuhnya

Lebih terperinci

PENGARUH PUPUK ANORGANIK DAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA (LACTUCA SATIVA) VARIETAS IMPERIAL

PENGARUH PUPUK ANORGANIK DAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA (LACTUCA SATIVA) VARIETAS IMPERIAL PENGARUH PUPUK ANORGANIK DAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA (LACTUCA SATIVA) VARIETAS IMPERIAL THE EFFECT OF ANORGANIC AND ORGANIC FERTILIZER ON GROWTH AND YIELD OF IMPERIAL VARIETY

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Lahan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Lahan HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Lahan Kecamatan Pangalengan berada pada ketinggian sekitar 1500 m di atas permukaan laut (dpl). Keadaan iklim di lokasi ini adalah sebagai berikut meliputi curah hujan rata-rata

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit darah (blood disease) merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman pisang di Indonesia (Supriadi 2005). Penyakit ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1920-an

Lebih terperinci

PENGARUH KEMASAN DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP KEMAMPUAN BERKECAMBAH BENIH MENTIMUN. U. Sumpena

PENGARUH KEMASAN DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP KEMAMPUAN BERKECAMBAH BENIH MENTIMUN. U. Sumpena PENGARUH KEMASAN DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP KEMAMPUAN BERKECAMBAH BENIH MENTIMUN U. Sumpena Peneliti Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tangkuban Perahu 7 Lembang Bandung E-mail; sumpenauum @gmile.com

Lebih terperinci

Evaluasi Daya Hasil 7 Genotip Kentang pada Lahan Kering Bekas Sawah Dataran Tinggi Ciwidey

Evaluasi Daya Hasil 7 Genotip Kentang pada Lahan Kering Bekas Sawah Dataran Tinggi Ciwidey J. Hort. Vol. 15 No. 4, 2005 J. Hort. 15(4):248-253, 2005 Evaluasi Daya Hasil 7 Genotip Kentang pada Lahan Kering Bekas Sawah Dataran Tinggi Ciwidey Basuki, R.S dan Kusmana Balai Penelitian Tanaman Sayuran

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara

Lebih terperinci

PASCA PANEN BAWANG MERAH

PASCA PANEN BAWANG MERAH PASCA PANEN BAWANG MERAH Oleh : Juwariyah BP3K Garum Indikator Keberhasilan : Setelah selesai mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu : a. Menjelaskan kembali pelayuan dan pengeringan bawang merah

Lebih terperinci

PERBEDAAN LAMA PENYIMPANAN DAN MEDIA SIMPAN TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

PERBEDAAN LAMA PENYIMPANAN DAN MEDIA SIMPAN TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) SKRIPSI PERBEDAAN LAMA PENYIMPANAN DAN MEDIA SIMPAN TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) UIN SUSKA RIAU Oleh: Cici Sriwahyuni 11082202882 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

Lebih terperinci

KAJIAN PANJANG TUNAS DAN BOBOT UMBI BIBIT TERHADAP PRODUKSI TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) VARIETAS GRANOLA

KAJIAN PANJANG TUNAS DAN BOBOT UMBI BIBIT TERHADAP PRODUKSI TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) VARIETAS GRANOLA KAJIAN PANJANG TUNAS DAN BOBOT UMBI BIBIT TERHADAP PRODUKSI TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) VARIETAS GRANOLA STUDY OF SHOOT LENGTH AND SEED TUBER WEIGHT ON INCREASE YIELD POTATO PLANTS (Solanum

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH TERTULIS (SKRIPSI)

KARYA ILMIAH TERTULIS (SKRIPSI) PENGARUH MEDIA PERTUMBUHAN DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS Beauveria bassiana (Bals.) Vuill. KARYA ILMIAH TERTULIS (SKRIPSI) Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK Growth and yield of shallot on Different Soil Tillage and Giving NPK fertilizer Romayarni Saragih 1*,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Aspek teknis

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Aspek teknis 20 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek teknis Aspek teknis yang dilakukan dalam budidaya kentang oleh Hikmah Farm meliputi: pembibitan, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, panen, pasca panen dan pemasaran.

Lebih terperinci

Virulensi dan Ras Ralstonia solanacearum pada Pertanaman Kentang di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat

Virulensi dan Ras Ralstonia solanacearum pada Pertanaman Kentang di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat Gunawan, O.S.: Virulensi dan ras Ralstonia solanacearum pada pertanaman kentang... J. Hort. 16(3):211-218, 2006 Virulensi dan Ras Ralstonia solanacearum pada Pertanaman Kentang di Kecamatan Pangalengan,

Lebih terperinci

SERANGAN PENYAKIT BUSUK DAUN (Phytophtora infestans Mont de Barry) PADA 14 KLON/VARIETAS UNGGUL KENTANG DI ALAHAN PANJANG SUMATERA BARAT

SERANGAN PENYAKIT BUSUK DAUN (Phytophtora infestans Mont de Barry) PADA 14 KLON/VARIETAS UNGGUL KENTANG DI ALAHAN PANJANG SUMATERA BARAT SERANGAN PENYAKIT BUSUK DAUN (Phytophtora infestans Mont de Barry) PADA 14 KLON/VARIETAS UNGGUL KENTANG DI ALAHAN PANJANG SUMATERA BARAT Yulimasni Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat Jl.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyiapan tanaman uji

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyiapan tanaman uji BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2010 Maret 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

A. LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. LAPORAN HASIL PENELITIAN A. LAPORAN HASIL PENELITIAN B. DRAF ARTIKEL ILMIAH C. LAMPIRAN RINGKASAN DAN SUMMARY RINGKASAN Pembibitan Mangrove secara Ex Situ dengan Air Tawar Telah dilakukan penelitian pembibitan Bruguiera gymnorrhiza,

Lebih terperinci

UJI DAYA TUMBUH BIBIT TEBU YANG TERSERANG HAMA PENGGEREK BATANG BERGARIS (Chilo sacchariphagus Bojer.)

UJI DAYA TUMBUH BIBIT TEBU YANG TERSERANG HAMA PENGGEREK BATANG BERGARIS (Chilo sacchariphagus Bojer.) UJI DAYA TUMBUH BIBIT TEBU YANG TERSERANG HAMA PENGGEREK BATANG BERGARIS (Chilo sacchariphagus Bojer.) SKRIPSI OLEH : IIN SUWITA 070302020 HPT DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SERTIFIKASI BENIH KENTANG DI INDONESIA

SERTIFIKASI BENIH KENTANG DI INDONESIA SERTIFIKASI BENIH KENTANG DI INDONESIA BALAI PENGAWASAN DAN SERTIFIKASI BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI JAWA BARAT 1 SERTIFIKASI: Proses pemberian sertifikat

Lebih terperinci

No. 02 Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2010

No. 02 Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2010 No. 02 Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2010 Perakitan Varietas dan Teknologi Perbanyakan Benih secara Massal (dari 10 menjadi 1000 kali) serta Peningkatan Produktivitas Bawang merah (Umbi dan TSS) (12

Lebih terperinci

BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING

BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING Oleh:Heri Suyitno THL-TBPP BP3K Wonotirto 1. Pendahuluan Bawang Merah (Allium Ascalonicum) merupakan komoditas hortikultura yang memiliki banyak manfaat dan bernilai

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA

LAPORAN AKHIR INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA KODE JUDUL : X.171 LAPORAN AKHIR INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA EVALUASI SEBARAN PENYAKIT BUSUK CINCIN (Clavibacter michiganensis subsp. sepedonicus) DI SENTRA PRODUKSI KENTANG

Lebih terperinci

AGROVIGOR VOLUME 8 NO. 2 SEPTEMBER 2015 ISSN

AGROVIGOR VOLUME 8 NO. 2 SEPTEMBER 2015 ISSN AGROVIGOR VOLUME 8 NO. 2 SEPTEMBER 2015 ISSN 1979 5777 1 PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH ASAL UMBI TSS VARIETAS TUK TUK PADA UKURAN DAN JARAK TANAM YANG BERBEDA Wika Anrya Darma 1 *, Anas Dinurrohman

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN POPULASI SIPUT SETENGAH CANGKANG (Parmarion sp.) DAN UMUR TANAMAN TERHADAP KERUSAKAN DAN PRODUKSI KUBIS BUNGA

PERKEMBANGAN POPULASI SIPUT SETENGAH CANGKANG (Parmarion sp.) DAN UMUR TANAMAN TERHADAP KERUSAKAN DAN PRODUKSI KUBIS BUNGA 1 PERKEMBANGAN POPULASI SIPUT SETENGAH CANGKANG (Parmarion sp.) DAN UMUR TANAMAN TERHADAP KERUSAKAN DAN PRODUKSI KUBIS BUNGA SKRIPSI OLEH: DHIKY AGUNG ENDIKA 060302029 HPT DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Rahadian Pribadi NIM

SKRIPSI. Oleh Rahadian Pribadi NIM PENGARUH APLIKASI EKSTRAK KOMPOS SAMPAH SAYUR TERHADAP POPULASI MIKROBIA DALAM MEDIA TANAM DAN PERTUMBUHAN TANAMAN TEMBAKAU YANG DIINOKULASI CUCUMBER MOSAIC VIRUS (CMV) SKRIPSI Oleh Rahadian Pribadi NIM.

Lebih terperinci

Karakterisasi dan Seleksi 139 Galur Kentang

Karakterisasi dan Seleksi 139 Galur Kentang Karakterisasi dan Seleksi 139 Galur Kentang Redy Gaswanto dan Kusmana Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang ABSTRACT Characterization and Selection of 139 Potato Lines. One of the ways of increasing

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA AKSESI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) LOKAL HUMBANG HASUNDUTAN PADA BERBAGAI DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA AKSESI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) LOKAL HUMBANG HASUNDUTAN PADA BERBAGAI DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA AKSESI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) LOKAL HUMBANG HASUNDUTAN PADA BERBAGAI DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA SKRIPSI OLEH : SARWITA LESTARI PANJAITAN 110301064/BUDIDAYA

Lebih terperinci

M. Syarief, Aplikasi Pestisida Berdasarkan Monitoring Dan Penggunaan Kelambu Kasa Plastik Pada Budidaya Bawang Merah

M. Syarief, Aplikasi Pestisida Berdasarkan Monitoring Dan Penggunaan Kelambu Kasa Plastik Pada Budidaya Bawang Merah M. Syarief, Aplikasi Pestisida Berdasarkan Monitoring Dan Penggunaan Kelambu Kasa Plastik Pada Budidaya APLIKASI PESTISIDA BERDASARKAN MONITORING DAN PENGGUNAAN KELAMBU KASA PLASTIK PADA BUDIDAYA BAWANG

Lebih terperinci

METODE PENYIMPANAN BENIH MERBAU (Intsia bijuga O. Ktze) Method of Seeds Storage of Merbau (Intsia bijuga O. Ktze) ABSTRACT PENDAHULUAN

METODE PENYIMPANAN BENIH MERBAU (Intsia bijuga O. Ktze) Method of Seeds Storage of Merbau (Intsia bijuga O. Ktze) ABSTRACT PENDAHULUAN Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. VIII No. 2 : 89-95 (2002) Komunikasi (Communication) METODE PENYIMPANAN BENIH MERBAU (Intsia bijuga O. Ktze) Method of Seeds Storage of Merbau (Intsia bijuga O. Ktze)

Lebih terperinci

UJI KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE TANAMAN KARET TERHADAP PENYAKIT Corynespora cassiicola DAN Colletotrichum gloeosporioides DI KEBUN ENTRES SEI PUTIH

UJI KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE TANAMAN KARET TERHADAP PENYAKIT Corynespora cassiicola DAN Colletotrichum gloeosporioides DI KEBUN ENTRES SEI PUTIH UJI KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE TANAMAN KARET TERHADAP PENYAKIT Corynespora cassiicola DAN Colletotrichum gloeosporioides DI KEBUN ENTRES SEI PUTIH SKRIPSI OLEH : INTAN PURNAMASARI 090301178 AGROEKOTEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pra-pengamatan atau survei

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pra-pengamatan atau survei BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Pusat Kajian Buah-Buahan Tropika IPB (PKBT-IPB) Pasir Kuda, Desa Ciomas, Bogor, dan Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan,

Lebih terperinci

CARA APLIKASI Trichoderma spp. UNTUK MENEKAN INFEKSI BUSUK PANGKAL BATANG (Athelia rolfsii (Curzi)) PADA BEBERAPA VARIETAS KEDELAI DI RUMAH KASSA

CARA APLIKASI Trichoderma spp. UNTUK MENEKAN INFEKSI BUSUK PANGKAL BATANG (Athelia rolfsii (Curzi)) PADA BEBERAPA VARIETAS KEDELAI DI RUMAH KASSA CARA APLIKASI Trichoderma spp. UNTUK MENEKAN INFEKSI BUSUK PANGKAL BATANG (Athelia rolfsii (Curzi)) PADA BEBERAPA VARIETAS KEDELAI DI RUMAH KASSA SKRIPSI OLEH: RAFIKA HUSNA 110301021/AGROEKOTEKNOLOGI PROGRAM

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN KOMPOS TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT BUSUK HATI (Phytophthora sp.) PADA TANAMAN NANAS (Ananas comosus) ABSTRACT

PENGARUH PEMBERIAN KOMPOS TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT BUSUK HATI (Phytophthora sp.) PADA TANAMAN NANAS (Ananas comosus) ABSTRACT Jurnal HPT Volume 2 Nomor 4 Desember 2014 ISSN : 2338-4336 PENGARUH PEMBERIAN KOMPOS TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT BUSUK HATI (Phytophthora sp.) PADA TANAMAN NANAS (Ananas comosus) Ganestya Indina Sari,

Lebih terperinci

Bul. Agron. (36) (2) (2008) Awang Maharijaya 1*, Muhammad Mahmud 2 dan Agus Purwito 1. Diterima 3 Maret 2008/Disetujui 24 Juli 2008 ABSTRACT

Bul. Agron. (36) (2) (2008) Awang Maharijaya 1*, Muhammad Mahmud 2 dan Agus Purwito 1. Diterima 3 Maret 2008/Disetujui 24 Juli 2008 ABSTRACT Uji Ketahanan in Vitro Klon-klon Kentang Hasil Persilangan Kentang Kultivar Atlantic dan Granola terhadap Penyakit Layu Bakteri (Ralstonia solanacearum) dan Busuk Lunak (Erwinia carotovora) In Vitro Test

Lebih terperinci

Penyakit Busuk Daun Kentang

Penyakit Busuk Daun Kentang Penyakit Busuk Daun Kentang Patogen penyakit tanah yang banyak menginfeksi pada tanaman kentang, antara lain : Phytopthora infestans, Alternaria solani, Fusarium solani, Rhizoctonia solani, Streptomyces

Lebih terperinci

PENGARUH BERBAGAI MACAM BOBOT UMBI BIBIT BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG BERASAL DARI GENERASI KE SATU TERHADAP PRODUKSI

PENGARUH BERBAGAI MACAM BOBOT UMBI BIBIT BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG BERASAL DARI GENERASI KE SATU TERHADAP PRODUKSI PENGARUH BERBAGAI MACAM BOBOT UMBI BIBIT BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG BERASAL DARI GENERASI KE SATU TERHADAP PRODUKSI Effects of Various Weight of Shallot Bulb Derived from First Generation

Lebih terperinci

AKTIVITAS PENGHAMBATAN SENYAWA ANTIMIKROB Streptomyces spp. TERHADAP MIKROB PATOGEN TULAR TANAH SECARA IN VITRO DAN IN PLANTA NURMAYA PAPUANGAN

AKTIVITAS PENGHAMBATAN SENYAWA ANTIMIKROB Streptomyces spp. TERHADAP MIKROB PATOGEN TULAR TANAH SECARA IN VITRO DAN IN PLANTA NURMAYA PAPUANGAN AKTIVITAS PENGHAMBATAN SENYAWA ANTIMIKROB Streptomyces spp. TERHADAP MIKROB PATOGEN TULAR TANAH SECARA IN VITRO DAN IN PLANTA NURMAYA PAPUANGAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

Uji Adaptasi Lima Varietas Bawang Merah Asal Dataran Tinggi dan Medium pada Ekosistem Dataran Rendah Brebes

Uji Adaptasi Lima Varietas Bawang Merah Asal Dataran Tinggi dan Medium pada Ekosistem Dataran Rendah Brebes Kusmana et al.: Uji Adaptasi Lima Varietas Bawang Merah Asal Dataran Tinggi... J. Hort. 19(3):281-286, 2009 Uji Adaptasi Lima Varietas Bawang Merah Asal Dataran Tinggi dan Medium pada Ekosistem Dataran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai nilai ekonomis tinggi serta mempunyai peluang pasar yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai nilai ekonomis tinggi serta mempunyai peluang pasar yang baik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang mempunyai nilai ekonomis tinggi serta mempunyai peluang pasar yang baik. Buahnya dikenal sebagai

Lebih terperinci

PRAKATA. penelitian yang berjudul Persentase Penyakit pada Tanaman Cabai Rawit. (Capsicum frutescens L.) Akibat Patogen Cendawan di Desa Majasih

PRAKATA. penelitian yang berjudul Persentase Penyakit pada Tanaman Cabai Rawit. (Capsicum frutescens L.) Akibat Patogen Cendawan di Desa Majasih PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang merupakan laporan penelitian yang berjudul Persentase Penyakit

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERSEDIAAN PAKAN MELALUI INTRODUKSI JAGUNG VARIETAS UNGGUL SEBAGAI BORDER TANAMAN KENTANG

MENINGKATKAN KETERSEDIAAN PAKAN MELALUI INTRODUKSI JAGUNG VARIETAS UNGGUL SEBAGAI BORDER TANAMAN KENTANG Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 21 MENINGKATKAN KETERSEDIAAN PAKAN MELALUI INTRODUKSI JAGUNG VARIETAS UNGGUL SEBAGAI BORDER TANAMAN KENTANG (Introduction of New Maize Varieties, as

Lebih terperinci

Agency (JICA), telah menghasilkan produk benih. kebutuhan benih berkualitas di Jawa Barat terus meningkat. Pada tahun 2007 stok benih kentang G 4

Agency (JICA), telah menghasilkan produk benih. kebutuhan benih berkualitas di Jawa Barat terus meningkat. Pada tahun 2007 stok benih kentang G 4 Ì»µ²± ±¹ ß» ± ±² µ Ì» ±¾± ² л ¾ ² µ ² Ý» Þ»² Õ»² ²¹ Sektor perbenihan merupakan salah satu pendukung utama dalam program pembangunan pertanian yang diarahkan pada peningkatan ketahanan pangan, nilai tambah,

Lebih terperinci

Pengaruh Kerapatan Tanaman dan Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh terhadap Produksi Umbi Bibit Bawang Merah Asal Biji Kultivar Bima

Pengaruh Kerapatan Tanaman dan Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh terhadap Produksi Umbi Bibit Bawang Merah Asal Biji Kultivar Bima J. Hort. 15(3):208-214, 2005 Pengaruh Kerapatan Tanaman dan Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh terhadap Produksi Umbi Bibit Bawang Merah Asal Biji Kultivar Bima Sumarni, N., E. Sumiati, dan Suwandi Balai Penelitian

Lebih terperinci

SKRIPSI KELIMPAHAN POPULASI WERENG BATANG COKLAT PADA BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN PEMBERIAN ZEOLIT DAN PENERAPAN KONSEP PHT

SKRIPSI KELIMPAHAN POPULASI WERENG BATANG COKLAT PADA BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN PEMBERIAN ZEOLIT DAN PENERAPAN KONSEP PHT SKRIPSI KELIMPAHAN POPULASI WERENG BATANG COKLAT PADA BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN PEMBERIAN ZEOLIT DAN PENERAPAN KONSEP PHT Oleh Ndaru Priasmoro H0709078 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

KAJIAN PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK UMBI KENTANG DI GUDANG PENYIMPANAN BIBIT (Dengan Jamur Beauveria bassiana dan Daun Tagetes erecta)

KAJIAN PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK UMBI KENTANG DI GUDANG PENYIMPANAN BIBIT (Dengan Jamur Beauveria bassiana dan Daun Tagetes erecta) Agros Vol.15, No.1, Januari 2013: 28-35 ISSN 1411-0172 ABSTRACT KAJIAN PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK UMBI KENTANG DI GUDANG PENYIMPANAN BIBIT (Dengan Jamur Beauveria bassiana dan Daun Tagetes erecta) STUDY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beras, jagung dan gandum (Samadi, 1997). Mengacu pada program pemerintah akan

BAB I PENDAHULUAN. beras, jagung dan gandum (Samadi, 1997). Mengacu pada program pemerintah akan 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Kentang merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang bernilai ekonomis tinggi. Sebagai sumber karbohidrat, kentang merupakan sumber bahan pangan yang dapat

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN STUMP KARET PADA BERBAGAI KEDALAMAN DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM SKRIPSI OLEH : JENNI SAGITA SINAGA/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

PERTUMBUHAN STUMP KARET PADA BERBAGAI KEDALAMAN DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM SKRIPSI OLEH : JENNI SAGITA SINAGA/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP PERTUMBUHAN STUMP KARET PADA BERBAGAI KEDALAMAN DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM SKRIPSI OLEH : JENNI SAGITA SINAGA/100301085 AGROEKOTEKNOLOGI-BPP PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 hari

Lampiran 1. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 hari Lampiran 1. Deskripsi Varietas TM 999 F1 Golongan Bentuk tanaman Tinggi tanaman Umur tanaman : hibrida : tegak : 110-140 cm : mulai berbunga 65 hari mulai panen 90 hari Bentuk kanopi : bulat Warna batang

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT TEKNIK BUDIDAYA TOMAT 1. Syarat Tumbuh Budidaya tomat dapat dilakukan dari ketinggian 0 1.250 mdpl, dan tumbuh optimal di dataran tinggi >750 mdpl, sesuai dengan jenis/varietas yang diusahakan dg suhu

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh : Adwin Baraji Nugraha

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh : Adwin Baraji Nugraha PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK GULMA DENGAN BERBAGAI FREKUENSI APLIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) DI DAERAH ENDEMIK NEMATODA SISTA KUNING SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tomat merupakan salah satu tanaman hortikultura yang penting di dunia.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tomat merupakan salah satu tanaman hortikultura yang penting di dunia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tomat merupakan salah satu tanaman hortikultura yang penting di dunia. Tanaman ini mempunyai daya adaptasi yang baik pada berbagai kondisi lingkungan. Luas lahan pertanaman

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEMULIAAN SAYURAN TAHAN CEKAMAN BIOTIK. Balitsa

PERKEMBANGAN PEMULIAAN SAYURAN TAHAN CEKAMAN BIOTIK. Balitsa PERKEMBANGAN PEMULIAAN SAYURAN TAHAN CEKAMAN BIOTIK TUPOKSI BALITSA 1. melaksanakan penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan dan pemanfaatan plasma nutfah tanaman sayuran 2. melaksanakan penelitian morfologi,

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus

Lebih terperinci

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN Perbaikan mutu benih (fisik, fisiologis, dan mutu genetik) untuk menghasilkan benih bermutu tinggi tetap dilakukan selama penanganan pasca panen. Menjaga mutu fisik dan

Lebih terperinci

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT AREN ( Arenga pinnata Merr.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR SKRIPSI OLEH : MANAHAN BDP Pemuliaan Tanaman

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT AREN ( Arenga pinnata Merr.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR SKRIPSI OLEH : MANAHAN BDP Pemuliaan Tanaman RESPON PERTUMBUHAN BIBIT AREN ( Arenga pinnata Merr.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR SKRIPSI OLEH : MANAHAN 080307056 BDP Pemuliaan Tanaman PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.3, Juni (595) :

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.3, Juni (595) : Potensi Serangan Hama Kepik Hijau Nezara viridula L. (Hemiptera: Pentatomidae) dan Hama Kepik Coklat Riptortus linearis L. (Hemiptera: Alydidae) pada Tanaman Kedelai di Rumah Kassa Potential Attack of

Lebih terperinci

PENGARUH APLIKASI STARTER SOLUTION PADA TIGA GENOTIPE CABAI (Capsicum annuum L.) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SERTA KEJADIAN PENYAKIT PENTING CABAI

PENGARUH APLIKASI STARTER SOLUTION PADA TIGA GENOTIPE CABAI (Capsicum annuum L.) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SERTA KEJADIAN PENYAKIT PENTING CABAI PENGARUH APLIKASI STARTER SOLUTION PADA TIGA GENOTIPE CABAI (Capsicum annuum L.) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SERTA KEJADIAN PENYAKIT PENTING CABAI Triyani Dumaria DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Tanaman Jengkol Klasifikasi tanaman jengkol dalam ilmu tumbuh-tumbuhan dimasukkan dalam klasifikasi sebagai berikut (Pitojo,1992). Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledonae

Lebih terperinci

Respons Tanaman Bawang Merah Asal Biji True Shallot Seeds terhadap Kerapatan Tanaman pada Musim Hujan

Respons Tanaman Bawang Merah Asal Biji True Shallot Seeds terhadap Kerapatan Tanaman pada Musim Hujan Sumarni, N et al.: Respons Tanaman Bawang Merah Asal Biji True Shallot J. Hort. Seeds 22(1):23 28, terhadap 2012... Respons Tanaman Bawang Merah Asal Biji True Shallot Seeds terhadap Kerapatan Tanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karo) sejak sebelum perang dunia kedua yang disebut eigenheimer, kentang ini

BAB I PENDAHULUAN. Karo) sejak sebelum perang dunia kedua yang disebut eigenheimer, kentang ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu komoditi hortikultura penting di Indonesia yang diusahakan secara komersial terutama di daerah dataran tinggi. Kentang

Lebih terperinci

Sumber Pustaka Hilman. Y. A. Hidayat, dan Suwandi Budidaya Bawang Putih Di Dataran Tinggi. Puslitbang Hortikultura. Jakarta.

Sumber Pustaka Hilman. Y. A. Hidayat, dan Suwandi Budidaya Bawang Putih Di Dataran Tinggi. Puslitbang Hortikultura. Jakarta. PANEN BAWANG PUTIH Tujuan : Setelah berlatih peserta terampil dalam menentukan umur panen untuk benih bawang putih serta ciri-ciri tanaman bawang putih siap untuk dipanen 1. Siapkan tanaman bawang putih

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Kentang

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Kentang TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Kentang Kentang merupakan tanaman yang termasuk dalam kelas dikotil yang ditanam untuk diambil umbinya. Tanaman kentang diperbanyak secara aseksual dari umbinya. Kentang memiliki

Lebih terperinci

Memperbaiki Sifat Fisik, Kimia Tanah I Nengah Karnata 77

Memperbaiki Sifat Fisik, Kimia Tanah I Nengah Karnata 77 MEMPERBAIKI SIFAT FISIK, KIMIA TANAH DAN KUALITAS UMBI KENTANG DENGAN PENGATURAN WAKTU TANAM DAN PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK DI LAHAN KERING BERIKLIM BASAH (Improve Physical Character, Soil Chemistry And

Lebih terperinci

PRODUKSI BENIH PISANG DARI RUMPUN IN SITU

PRODUKSI BENIH PISANG DARI RUMPUN IN SITU PRODUKSI BENIH PISANG DARI RUMPUN IN SITU PENDAHULUAN Pisang merupakan tanaman buah utama bagi sebagian besar masyarakat Indonesia dengan menempati peringkat teratas konsumsi buah secara nasional. Sifatnya

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBENTUKAN JUMLAH ANAKAN PADA BAWANG MERAH GENERASI KE 3 YANG BERASAL DARI UMBI TSS. Oleh: Sartono Putrasamedja

PENGARUH PEMBENTUKAN JUMLAH ANAKAN PADA BAWANG MERAH GENERASI KE 3 YANG BERASAL DARI UMBI TSS. Oleh: Sartono Putrasamedja PENGARUH PEMBENTUKAN JUMLAH ANAKAN PADA BAWANG MERAH GENERASI KE 3 YANG BERASAL DARI UMBI TSS Oleh: Sartono Putrasamedja Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang ABSTRAK Tujuan percobaan ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

Pertumbuhan dan Hasil 20 Progeni Kentang Asal Biji Botani di Dataran Tinggi Pangalengan, Jawa Barat

Pertumbuhan dan Hasil 20 Progeni Kentang Asal Biji Botani di Dataran Tinggi Pangalengan, Jawa Barat J. Hort. 16(2):108-118, 2006 Pertumbuhan dan Hasil 20 Progeni Kentang Asal Biji Botani di Dataran Tinggi Pangalengan, Jawa Barat Gunadi, N. Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Jl. Tangkuban Parahu 517, Lembang,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Solanum tuberosum L. atau yang dikenal dengan kentang merupakan salah satu dari lima makanan pokok dunia sebagai sumber karbohidrat. Kelima makanan pokok tersebut adalah

Lebih terperinci

SINERGI ANTARA NEMATODA

SINERGI ANTARA NEMATODA SINERGI ANTARA NEMATODA Radopholus similis DENGAN JAMUR Fusarium oxysporum f.sp. cubense TERHADAP LAJU SERANGAN LAYU FUSARIUM PADA BEBERAPA KULTIVAR PISANG (Musa sp ) DI LAPANGAN SKRIPSI OLEH : M. ALAM

Lebih terperinci

PENGARUH CURAH HUJAN TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI PADA BIBIT TANAMAN Acacia crassicarpa

PENGARUH CURAH HUJAN TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI PADA BIBIT TANAMAN Acacia crassicarpa 142 PENGARUH CURAH HUJAN TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI PADA BIBIT TANAMAN Acacia crassicarpa EFFECT OF RAINFALL ON DEVELOPMENT OF BACTERIAL LEAF BLIGHT DISEASE ON Acacia crassicarpa

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar,

Lebih terperinci

UJI KETAHANAN 7 KLON TANAMAN KENTANG (Solanum Tuberosum L.) TERHADAP PENYAKIT HAWAR DAUN (Phytopthora Infestans (Mont.) de Barry)

UJI KETAHANAN 7 KLON TANAMAN KENTANG (Solanum Tuberosum L.) TERHADAP PENYAKIT HAWAR DAUN (Phytopthora Infestans (Mont.) de Barry) 540 JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 6 JANUARI-2014 ISSN: 2338-3976 UJI KETAHANAN 7 TANAMAN KENTANG (Solanum Tuberosum L.) TERHADAP PENYAKIT HAWAR DAUN (Phytopthora Infestans (Mont.) de Barry) RESISTANCE

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

Lebih terperinci

INSIDENSI PENYAKIT LAYU BAKTERI PADA TANAMAN KENTANG. (Solanum tuberosum L) DI KECAMATAN MODOINDING

INSIDENSI PENYAKIT LAYU BAKTERI PADA TANAMAN KENTANG. (Solanum tuberosum L) DI KECAMATAN MODOINDING INSIDENSI PENYAKIT LAYU BAKTERI PADA TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L) DI KECAMATAN MODOINDING (The Incidence Of Baterial Wilt Disease In Potato Plants (Solanum tuberosum L) In District Of Modoinding)

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA DAN LAMA PENYIMPANAN STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI UBI JALAR DI DATARAN RENDAH PAPUA

PENGARUH MEDIA DAN LAMA PENYIMPANAN STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI UBI JALAR DI DATARAN RENDAH PAPUA PENGARUH MEDIA DAN LAMA PENYIMPANAN STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI UBI JALAR DI DATARAN RENDAH PAPUA F. Djufry, M.S. Lestari, dan A. Kasim Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua ABSTRAK Komoditas

Lebih terperinci

Pengaruh Kemasan terhadap Daya Simpan Umbi Bibit, Pertumbuhan, dan Hasil Bawang Putih

Pengaruh Kemasan terhadap Daya Simpan Umbi Bibit, Pertumbuhan, dan Hasil Bawang Putih J. Hort. 16(4):283-289, 2006 Pengaruh Kemasan terhadap Daya Simpan Umbi Bibit, Pertumbuhan, dan Hasil Bawang Putih Soedomo, R.P. Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tangkuban Parahu No. 517, Lembang,

Lebih terperinci

UJI METODE INOKULASI DAN PATOGENISITAS BLOOD DISEASE BACTERIUM (BDB) PADA BUAH PISANG (Musa Sp.) ABSTRACT

UJI METODE INOKULASI DAN PATOGENISITAS BLOOD DISEASE BACTERIUM (BDB) PADA BUAH PISANG (Musa Sp.) ABSTRACT 40 UJI METODE INOKULASI DAN PATOGENISITAS BLOOD DISEASE BACTERIUM (BDB) PADA BUAH PISANG (Musa Sp.) Ratri Kusuma Devi, Luqman Qurata Aini, Abdul Latief Abadi Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas

Lebih terperinci