A. Hasil hasil wawancara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "A. Hasil hasil wawancara"

Transkripsi

1 A. Hasil hasil wawancara 1. Hasil wawancara Kreditur Kreditur membenarkan bahwa telah terjadi kredit macet di KUD Getasan Kredit macet terjadi karena Kegagalan peternakan sapi yang dikarenakan sapi tersebut sakit-sakitan dan bahkan mati. Para peternak sapi perah atau debitur mengatakan bahwa banyaknya sapi yang sakit bahkan sampai ada yang mati. Halini membuat para debitur tidak bisa mengangsur kredit sapi karena debitur tersebut tidak punya susu sebagai angsurannya. Tindakan yang diambil dari pihak KUD Getasan selaku kreditur hanya bisa melakukan penagihan kepada pihak debitur dengan cara mengambil sapi yang masih dimiliki oleh pihak debitur, akan tetapi apabila sapi tersebut masih ada karena ada kemungkinan sapi sudah dijual oleh pihak debitur tanpa persetujuan kreditur sehingga pihak kreditur mengalami kerugian dengan hal tersebut. Alasan dari nasabah yang mengalami kredit macet diantaranya adanya sapi yang sakit bahkan ada beralasan sapi mengalami kematian dan kegagalan peternakan yang disebabkan harga pakan sapi yang terlalu tinggi pada musim kemarau dan tidak mampunya peternak dalam membayar gaji para pegawai serta harga beli susu KUD pemberi kredit yang rendah. Langkah-langkah yang diambil pihak KUD terhadap kredit macet tersebut hanya bisa menagih dengan mendatangi rumah dari pihak debitur apabila ada sapinya diambil tetapi untuk sementara didiamkan. Rata-rata kredit macet yang terjadi sejak tahun belum terselesaikan

2 2. Hasil wawancara Debitur Debitur membenarkan bahwa telah mengambil kredit sapi perah di KUD Getasan. Debitur mengambil kredit sapi perah di KUD Getasan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam artian dengan mengharapkan hasil dari penjualan susu yang dapt digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari setelah dikurangi modal atau angsuran kredit, pakan, peralatan, dan untuk meningkatkan taraf hidup sebagai kegiatan sampingan diluar pertanian Debitur memahami mekanisme pembayaran kredit yang sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati dengan cara produksi susu dari penghasilan sapi perah harus disetor atau dijual kepada KUD pemberi kredit, akan tetapi harga beli produksi dari KUD pemberi kredit lebih rendah atau lebih kecil dibanding dari instansi atau lembaga lain yang sama sama bergerak di bidang persusuan hal itu tidak sebanding dengan yang diharapkan debitur karena harus menanggung biaya pemeliharaan sapi.

3 3. Hasil wawancara Pengawas Sistem kredit yang dilakukan adalah KUD mendapat suntikan dana dari GKSI yang terletak di Boyolali yang kemudian pihak KUD menyalurkan pinjaman dana tersebut kepada calon kreditur yang membutuhkan Dalam hal ini KUD Getasan selaku pemberi kredit tidak bisa melakukan banyak hal untuk mengani kredit tersebut karena kredit tersebut terkendala masalah jaminan Kendala dalam pelaksanaan kredit adalah kewajiban pembayaran dengan susu tidak dipenuh pihak debitir dengan alasan bahwa harga beli susu pihak KUD terlalu rendah. Tindakan yang diambil dari pihak KUD Getasan selaku kreditur hanya bisa melakukan penagihan kepada pihak debitur dengan cara mengambil sapi yang masih dimiliki oleh pihak debitur, akan tetapi apabila sapi tersebut masih ada karena ada kemungkinan sapi sudah dijual oleh pihak debitur tanpa persetujuan kreditur sehingga pihak kreditur mengalami kerugian dengan hal tersebut. Bagi nasabah yang melanggar perjanjian sementara ini tidak dikenakan sanksi apapun Belum ada sistem pengawasan dan pengendalian terhadap debitur dari pihak KUD selaku pemberi kredit.

4 4. Kesimpulan dari hasil wawancara Kreditur, Debitur, Pengawas adalah : Harga beli susu dari pihak KUD pemberi kredit menjadi faktor pertimbangan utama dalam memilih tempat penjualan susu. Para debitur merasa rugi dengan harga beli KUD yang relatif rendah karena para debitur harus merawat sapi dengan memenuhi kebutuhan pakan sapi sehari hari serta kebutuhan hidup peternak itu sendiri. Sehingga petani tersebut merasa merugi. Dari hasil wawancara tersebut maka ditemukan bahwa harga beli susu menjadi faktor utama penyebab kredit macet pada KUD Getasan.

5 B. TRIANGULASI SUMBER DATA Sumberdata : 1. Kreditur 2. Debitur 3. Pengawas kredit Keberadaan kredit macet : Kredit macet terjadi dalam beberapa kasus dan terjadi dalam berbagai waktu.ada sekitar 25% nasabah yang tidak tertib dalam membayar kredit mereka kepada KUD Getasan.Halini bisa diketahui setelah peneliti melakukan penelitian dari hasil wawancara yang telah peneliti lakukan terdapat kuranglebih 37 kasus kredit macet yang terdapat di KUD Getasan.Dari 37 kasus tersebut terjadi diwilayah KUD Getasan yang berada di Kecamatan Getasan dan tersebar di berbagai dusun yang terletak diwilayah Getasan dan sekitarnya. Gabungan Koperasi Seluruh Indonesia (GKSI) yang berada di Boyolali melalui KUD Getasan memberikan kredit sapi perah (KSP) dengan tujuan pemberian kredit tersebut adalah guna mensejahterakan masyarakat Getasan dan sekitarnya dan untuk menambah produksi susu KUD Getasan. Dalam pemberian kredit pihak KUD mengajukan beberapa syarat dari para debitur calon penerima kredit sapi dan adanya perjanjian antara pihak calon debitur dengan pihak KUD Getasan bahwa hasil susu harus disetorkan kepada KUD pemberi kredit serta hasil pembayaran susu dipotong angsuran sapi. Awalnya para debitur yang tak lain adalah masyarakat Getasan dan sekitarnya menyetujui dengan persyaratan dan perjanjian tersebut. Kredit sapi tersebut diberlakukan dan para debitur penerima kredit sapi sudah menerima sapi dari pihak KUD. Debitur tersebut awalnya mengangsur dengan tertib sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati akan tetapi setelah berjalan beberapa bulan banyak debitur yang mengalami kredit macet berbagai alasan. Penyebab kredit macet : Ada beberapapenyebabkreditmacet, diantaranya : dengan o Kegagalan peternakan karena sapi sakit-sakitan dan bahkan mati. Para peternak sapi perah atau debitur mengatakan bahwa banyaknya sapi yang sakit bahkan sampai ada yang mati. Halini membuat para debitur tidak bisa mengangsur kredit

6 sapi karena debitur tersebut tidak punya susu sebagai angsurannya. Seharusnya debitur penerima kredit sapi perah bisa juga mengangsur dengan uang akan tetapi para debitur memilih untuk tidak mengangsur dengan alasan uangnya untuk berobat sapi atau karena kegagalan beternak akaibat sapi nyamati. o Sistem seleksi yang tidak sesuai dengan ketentuan yang dibuktikan dengan adanya pemberian kredit kepada orang-orang yang dekat dengan pengurus saja. Kredit sapi perah KUD Getasan yang mengalami kemacetan ternyatabukan hanya para debitur sendiri sebagai penyebabnya. Sistem seleksi dari KUD Getasan sendiri juga mengalami masalah karena tidak sesuai dengan ketentuan yang ada. Seharusnya menurut ketentuan yang ada kredit sapi perah bisa diberikan kepada para calon debitur yang sudah mempunyai sapi. Ternyata dalam prakteknya pihak KUD sebagai pemberi kredit melakukan kesalahanya itu denagan memberikan kredit sapi perah tersebut hanya dengan orang-orang yang dekat dengan pengurus dan tidak memandang orang tersebut mempunyai sapi atau tidak dirumahnya. o Adanya pembangkangan yang dilakukan oleh peternak karena harga beli susu sapi oleh KUD Getasan dibawah pembeli susu sapi yang lain. Para debitur penerima kredit sapi perah juga mengungkapkan alasan mengapa para debitur tersebut tidak menyetorkan hasil produk susunya ke KUD pemberi kredit dengan alasan karena harga beli produk susu di KUD pemberi kredit lebih rendah dibandingkan dengan instansi atau lembaga lain yang sama-sama bergerak dibidang persusuan. Sebagai manusia yang mempunyai kebutuhan sehari-hari sedangkan harga kebutuhan semakin meningkat para debitur tertsebut lebih memilih menjual hasil produk susunya kepada instansi atau lembaga lain yang sama-sama bergerak dibidang persusuan. Penanganan kredit macet : Penanganan kredit macet terbatas pada penagihan terhadap debitur oleh pihak KUD Getasan.Karena tidak ada barang bukti, maka tindakan penyitaan dilakukan terhadap barang yang dikreditkan yang berupa sapi.sebagai pihak yang sudah dirugikan atas terjadinya kredit macet yang terjadi di KUD Getasan.Pihak KUD Getasan sudah berupaya melakukan berbagai cara sebagai penanganan kreditmacet yang sudah terjadi. KUD Getasan sebagai pihak pemberi kredit juga sudah berupaya melakukan penarikan sapi terhadap para debitur yang mengalami kredit macet tersebut. Akan tetapi pihak KUD dalam melakukan penarikan sapi tersebut tidak berjalan dengan mudah karena tidak adanya barang bukti yang bisa menguatkan pihak KUD dalam melakukan penarikan sapi karena semua jenis sapi perah hampir sama.

7 Sanksi kredit macet : Sanksi yang diberikan kepada debitur adalah ditariknya sapi yang menjadi objek kredit dari debitur oleh pihak KUD Getasan.Sebagai pemberi kredit sapi perah pihak KUD Getasan sudah berupaya memberikan sanksi dengan menarik sapi dari para debitur yang mengalami masalah kredit sapi perah. Dalam prakteknya pihak KUD Getasan kesulitan dalam melakukan penarikan sapi karena sapi yang dikreditkan sudah dijual atau mati karena sakit dan pihak KUD tidak bisa berbuat apa-apa selain menagih dan terus menagih kepada pihak debitur yang mengalami kredit macet tersebut.

8 C. Daftar Penerima Kredit Sapi Perah KUD Getasan yang Mengalami Kredit Macet No Nama Alamat Jumlah Kredit Sapi 1 HR Nogosaren 2 2 JD Nogosaren 1 3 JN Nogosaren 1 4 ML Nogosaren 1 5 JM Nogosaren 1 6 WK Nogosaren 1 7 JE Nogosaren 1 8 KS Nogosaren 1 9 SG Nogosaren 1 10 DR Nogosaren 1 11 SW Nogosaren 1 12 MR Ngrawan 2 13 SB Ngrawan 2 14 JH Ngrawan 1 15 SJ Jogonayan 6 16 SG Mangihan 1 17 JM Cengklok 1 18 SL Kenteng 1 19 NG Pringapus 1 20 NL Pringapus 1 21 NS Pringapus 1 22 SY Pringapus 1 23 RS Piji 2 24 JN Piji 2 25 PM Piji 2 26 WR Pendingan 1 27 SK Pendingan 1

9 28 JH Sumogawe 3 29 SR Sumogawe 1 30 MR Sumogawe 1 31 HR Sumogawe 1 32 JD Ngemplak 2 33 MS Ngemplak 1 34 SM Ndangklik 1 35 SP Sturun 1 36 EP Ndares 1 37 JP Wates 1

10 D. Daftar Kuisioner FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DEBITUR PENERIMA KREDIT SAPI PERAH KUD GETASAN TAHUN DALAM MEMILIH TEMPAT PENJUALAN SUSU I. Pengantar Dengan Hormat, Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan Pendidikan S1 di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, saya bermaksud mengadakan penelitian mengenai faktor-faktor yang dipertimbangkan debitur dalam memilih tempat penjualan susu. Oleh karena itu, saya membutuhkan sejumlah data yang hanya dapat saya peroleh dengan adanya kerjasama Anda dalam mengisi kuesioner ini. Tujuan kuesioner ini adalah untuk mengumpulkan bahan-bahan penelitian tentang faktor-faktor yang dipertimbangkan debitur dalam memilih tempat penjualan susu. Yang diharapkanakan berguna bagi perkembangan koperasi dan meningkatkan taraf hidup anggotanya. Saya berharap, saudara atau saudari dapat mengisi kuesioner ini dengan sejujur-jujurnya dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Kerahasiaan jawaban dan identitas saudara atau saudari sekalian akan saya jamin sepenuhnya. Akhir kata, saya selaku peneliti mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dan kerjasamanya yang telah diberikan kepada saya. Peneliti MahendraTaji MS

11 II. Petunjuk cara pengisian Isilah kuisioner dibawah ini dengan memberikan tanda centang ( ) menurut jawaban yang anda jawab. Contoh pengisiannya adalah sebagai berikut : Pertanyaan Ya Tidak 1. Apakah anda adalah seorang anggota koperasis KUD Getasan Tabel 3.2 Daftar Kuisioner Pertanyaan Ya Tidak 1) Apakah harga susu dilembaga yang lain lebih menguntungkan anda? 2) Apakah harga susu dilembaga lain lebih bisa memenuhi kebutuhan anda? 3) Apakah harga pembayaran produksi susu adalah penyebab anda memilih tempat penjualan susu? 4) Apakah harga ditempat atau KUD yang lain lebih tinggi? 5) Apakah kualitas susu berpengaruh terhadap harga susu? 6) Apakah harga pakan mempengaruhi penghasilan anda? 7) Apakah harga pakan berpengaruh terhadap kwalitas dan produksi susu? 8) Apakah harga pakan sapi yang semakin tinggi menyebabkan

12 anda dalam memilih tempat penjualan? 9) Apakah pakan sapi tersebut dipasok dari KUD yang anda pilih? 10) Apakah harga pakan dari KUD yang anda pilih lebih terjakau? 11) Apakah harga kebutuhan yang semakin tinggi mempengaruhi anda dalam memilih tempat penjualan susu? 12) Apakah kebutuhan anda lebih terpenuhi dengan menjual susu ke lembaga lain tersebut? 13) Apakah hasil pembayaran KUD yang anda pilih dapat memenuhi kebutuhan sehari- hari lebih banyak? 14) Apakah KUD yang anda pilih lebih bonafit (menguntungkan)? 15) Apakah Koperasi dalam KUD yang anda pilih menyediakan kebutuhan pokok yang harganya lebih terjakau? 16) Apakah harga peralatan mempengaruhi anda dalam memilih tempat penjualan susu? 17) Apakah peralatan dapat mempengaruhi dalam produksi susu? 18) Apakah harga peralatan mempengaruhi penghasilan anda? 19) Apakah peralatan dapat mempengaruhi kwalitas susu? 20) Apakah KUD yang anda pilih menyediakan peralatan yang harganya lebih terjangkau dari pada KUD pemberi kredit?

13 lampir an

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah seluruh debitur se-kecamatan Getasan yang bernaung dibawah KUD Getasan yang beralamat di Jl. Raya

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DEBITUR PENERIMA KREDIT SAPI PERAH KUD GETASAN TAHUN DALAM MEMILIH TEMPAT PENJUALAN SUSU

FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DEBITUR PENERIMA KREDIT SAPI PERAH KUD GETASAN TAHUN DALAM MEMILIH TEMPAT PENJUALAN SUSU FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DEBITUR PENERIMA KREDIT SAPI PERAH KUD GETASAN TAHUN 2000-2011 DALAM MEMILIH TEMPAT PENJUALAN SUSU SKRIPSI Disusun dan diajukan kepada Program Studi Pendidikan Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Koperasi Secara Umum. 1. Pengertian Koperasi. Pengertian koperasi secara umum, yang dimaksud dengan kopersi adalah

BAB II KAJIAN TEORI. A. Koperasi Secara Umum. 1. Pengertian Koperasi. Pengertian koperasi secara umum, yang dimaksud dengan kopersi adalah BAB II KAJIAN TEORI A. Koperasi Secara Umum 1. Pengertian Koperasi Pengertian koperasi secara umum, yang dimaksud dengan kopersi adalah Koperasi adalah suatu badan usaha yang merupakan organisasi ekonomi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 47 III. METODE PEELITIA A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory (penjelasan), sedangkan teknik pelaksanaan penelitian ini menggunakan teknik

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. tersebut bisa dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Terlampir

BAB IV GAMBARAN UMUM. tersebut bisa dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Terlampir BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Koperasi di Kabupaten Bantul dari tahun 2011 2015 perkembangannya cenderung berfluktuatif dari segi jumlah, modal sendiri, modal luar, volume usaha

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam suatu penelitian perlu ditentukan guna menjawab persoalan penelitian, oleh sebab itu hendaknya metode penulisan dipilih dengan memperhatikan kesesuaian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pedoman Kuesioner

Lampiran 1. Pedoman Kuesioner Lampiran 1 Pedoman Kuesioner Memenuhi sebagian persyaratan dalam penyelesaian pendidikan pada program studi Pendidikan Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, sebagai bahan penulisan skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang ekonomi merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang ekonomi merupakan bagian dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang ekonomi merupakan bagian dari pembangunan nasional, untuk mewujudkan hal tersebut salah satunya melalui lembaga perbankan, lembaga tersebut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sipil. Ada juga beberapa orang yang bekerja di perusahaan-perusahaan sebagai

I. PENDAHULUAN. Sipil. Ada juga beberapa orang yang bekerja di perusahaan-perusahaan sebagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya, setiap manusia memiliki hasrat untuk memperoleh kehidupan yang layak dan berkecukupan. Dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan perekonomian, setiap orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang Undang Nomor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari pembayaran uang. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu sosialisasi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu sosialisasi yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan kehidupannya, manusia sudah pasti berhubungan dengan manusia yang lain, baik dalam hubungan sosial maupun dalam hubungan bisnis atau perdagangan.

Lebih terperinci

Kuesioner Variabel Independen (Variabel X) (Peranan Analisis Kredit)

Kuesioner Variabel Independen (Variabel X) (Peranan Analisis Kredit) Kuesioner Variabel Independen (Variabel X) (Peranan Analisis Kredit) Indikator Pertanyaan Ya Tidak 1. Sumber Daya Manusia Kualitas Pendidikan SDM 1. Apakah orang-orang yang berada di analisis kredit adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian berbasis peternakan merupakan bagian pembangunan nasional yang sangat penting, karena salah satu tujuan pembangunan peternakan adalah meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Mengingat pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Mengingat pentingnya digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Mengingat pentingnya peranan sektor pertanian

Lebih terperinci

kesediaannya untuk mengisi pertanyaan pertanyaan sesuai dengan petunjuk dan kerjasamanya dalam mengisi kuisioner ini, saya ucapkan terima kasih.

kesediaannya untuk mengisi pertanyaan pertanyaan sesuai dengan petunjuk dan kerjasamanya dalam mengisi kuisioner ini, saya ucapkan terima kasih. LAMPIRAN 1 Kuisioner Penelitian Pengantar Tujuan dari kuisioner ini adalah untuk memperoleh data tentang pengendalian risiko kredit pada BPR, sehubungan dengan hal diatas, kami mengharap bantuan anda sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan transaksi dalam kehidupan sehari-hari. Pada awalnya manusia

BAB I PENDAHULUAN. melakukan transaksi dalam kehidupan sehari-hari. Pada awalnya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi sekarang ini dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesatnya, sehingga mendesak kebutuhan manusia akan adanya sesuatu alat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pembiayaan Syariah Al-Anshari di Kota Bukittinggi. Penelitian dilakukan dengan

BAB V PENUTUP. Pembiayaan Syariah Al-Anshari di Kota Bukittinggi. Penelitian dilakukan dengan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kredit macet dengan menggunakan empat variabel yaitu margin, jangka waktu pinjaman, stabilitas penjualan, dan komitmen

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. peternak, khususnya bagi yang berminat meningkatkan skala usahanya. Salah satu

PENDAHULUAN. peternak, khususnya bagi yang berminat meningkatkan skala usahanya. Salah satu I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pemberian kredit pada saat ini telah banyak dilakukan oleh berbagai lembaga keuangan yang ada di Indonesia. Jenis kredit yang diberikan pun sudah menyesuaikan dengan berbagai

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.24, 2016 KEUANGAN OJK. BPR. Badan Kredit Desa. Transformasi. Status. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5847) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN KREDIT (STUDI KASUS PADA KSP TABITA KOTA SALATIGA) SKRIPSI

SISTEM PENGENDALIAN KREDIT (STUDI KASUS PADA KSP TABITA KOTA SALATIGA) SKRIPSI SISTEM PENGENDALIAN KREDIT (STUDI KASUS PADA KSP TABITA KOTA SALATIGA) SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk melengkapi syarat-syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi sosial negara sedang berkembang dengan membantu membangun struktur ekonomi dan sosial yang kuat (Partomo,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Basic.NET 2003 dan Microsoft SQL Server Menurut Anoraga (1995:8), koperasi berasal dari kata co dan operation,

BAB III LANDASAN TEORI. Basic.NET 2003 dan Microsoft SQL Server Menurut Anoraga (1995:8), koperasi berasal dari kata co dan operation, BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan panduan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Pada bab ini akan dikemukakan landasan teori yang terkait dengan permasalahan yaitu

Lebih terperinci

Wawancara I Wawancara dengan manajer pusat Koperasi Anugerah Parakan

Wawancara I Wawancara dengan manajer pusat Koperasi Anugerah Parakan 1 Wawancara I Wawancara dengan manajer pusat Koperasi Anugerah Parakan 1. Bagaimana perkembangan KSP Anugerah? 2. Apakah koperasi mengadakan rapat/pertemuan selain Rapat Anggota Tahunan? Jika ya, dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang dengan cepat, sumber-sumber dana diperlukan untuk membiayai usaha tersebut. Salah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Satuan pengamatan dan Satuan analisis. Sedangkan yang menjadi satuan analisis adalah sistem pengendalian kredit.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Satuan pengamatan dan Satuan analisis. Sedangkan yang menjadi satuan analisis adalah sistem pengendalian kredit. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Berdasarkan desainnya, penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Metode penelitian digunakan untuk menjawab masalah penelitian yang dijabarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : Permberian prestasi oleh

Lebih terperinci

Kuisioner Penelitian untuk Debitur ANALISIS MANAJEMEN RISIKO KREDIT PRODUK KREDIT MASYARAKAT DESA KOMERSIL DI BANK X BOGOR

Kuisioner Penelitian untuk Debitur ANALISIS MANAJEMEN RISIKO KREDIT PRODUK KREDIT MASYARAKAT DESA KOMERSIL DI BANK X BOGOR LAMPIRAN 65 66 Lampiran 1. Kuisioner penelitian Kuisioner Penelitian untuk Debitur ANALISIS MANAJEMEN RISIKO KREDIT PRODUK KREDIT MASYARAKAT DESA KOMERSIL DI BANK X BOGOR Gambaran Ringkas Penelitian Sektor

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal SebagaiFaktorProduksiUsahatani

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal SebagaiFaktorProduksiUsahatani 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal SebagaiFaktorProduksiUsahatani Sumber modal salahsatunyadaripinjamanataukredit, baikkreditdari bank ataupundaripelepasuangatautetanggadan lain-lain.kredit yang merupakanmilik

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Kredit UMKM Bank X merupakan kredit dengan jumlah nasabah terbanyak dibandingkan dengan jenis kredit lainnya. Jasa layanan kredit usaha pada Bank ini diantaranya meliputi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembiayaan atau pembayaran baik dalam menghimpun dana maupun lembaga. yang melancarkan arus uang dari masyarakat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembiayaan atau pembayaran baik dalam menghimpun dana maupun lembaga. yang melancarkan arus uang dari masyarakat. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Sebagai lembaga keuangan yang dipercaya masyarakat,bak merupakan perusahaan yang sangat penting yang dapat menunjang keseluruhan program pembiayaan

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan badan usaha yang memiliki kegiatan pokok menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV Hasil Dan Pembahasan

BAB IV Hasil Dan Pembahasan 4.1. Hasil Penelitian BAB IV Hasil Dan Pembahasan 4.1.1. Peternakan Sapi Pedaging di Dusun Getasan Kecamatan Getasan merupakan salah satu kecamatan dari sembilan belas kecamatan yang ada di Kabupaten Semarang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segar sampai produk-produk olahan yang berbahan baku susu sapi.

BAB I PENDAHULUAN. segar sampai produk-produk olahan yang berbahan baku susu sapi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Susu sapi merupakan salah satu sumber pangan yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan manusia akan susu sapi tidak lepas dari tingginya nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya seperti modal untuk membangun usaha, untuk. membesarkan usaha, untuk membangun rumah atau untuk mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya seperti modal untuk membangun usaha, untuk. membesarkan usaha, untuk membangun rumah atau untuk mencukupi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Seiring berkembangnya perekonomian suatu negara, maka akan semakin banyak lembaga keuangan yang berdiri. Lembaga keuangan ini sangat berpengaruh besar terhadap

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN LAMPIRAN LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Yogyakarta, Februari 2017 Kepada Yth. Saudara/i Responden di tempat Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Wiga Eryzha Fajarwati Prayudha

Lebih terperinci

KAJIAN YURIDIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) ARTHA JAYA MAKMUR SURAKARTA

KAJIAN YURIDIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) ARTHA JAYA MAKMUR SURAKARTA KAJIAN YURIDIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) ARTHA JAYA MAKMUR SURAKARTA SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Lebih terperinci

Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBYEK PENELITIAN

Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBYEK PENELITIAN Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBYEK PENELITIAN Bapak/Ibu/Sdr/i Yth. Saya sedang meneliti tentang Gambaran simtom depresif pada pasien pasca stroke dengan menggunakan skala penilaian beck depression

Lebih terperinci

BAB I. KETENTUAN UMUM

BAB I. KETENTUAN UMUM BAB I. KETENTUAN UMUM 1 1 Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga yang independen yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Peternakan Sapi Perah di Kecamatan Getasan. belas desa dengan jumlah penduduk sekitar jiwa.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Peternakan Sapi Perah di Kecamatan Getasan. belas desa dengan jumlah penduduk sekitar jiwa. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Peternakan Sapi Perah di Kecamatan Getasan Kecamatan Getasan merupakan salah satu kecamatan dari sembilan belas kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini tingkat persaingan bisnis di Indonesia semakin meningkat ditandai dengan adanya globalisasi bisnis yang menyebabkan perusahaan banyak membutuhkan

Lebih terperinci

SURAT PERSETUJUAN PENELITIAN

SURAT PERSETUJUAN PENELITIAN SURAT PERSETUJUAN PENELITIAN Kepada, Yth, Calon Narasumber Bapak Ardhiansyah Kurniawan, S.E. Unit Manager PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk Cabang Panjang Di Tempat. Narasumber yang saya hormati, Saya yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sedikit jumlahnya, begitu pula halnya dengan Negara Indonesia saat ini, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sedikit jumlahnya, begitu pula halnya dengan Negara Indonesia saat ini, yaitu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Setiap proses pembangunan yang di laksanakan oleh suatu Negara memerlukan biaya yang tidak sedikit jumlahnya, begitu pula halnya dengan Negara Indonesia saat ini, yaitu

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT BANK DI BPR BKK Capem BATURETNO Kab. WONOGIRI

TINJAUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT BANK DI BPR BKK Capem BATURETNO Kab. WONOGIRI 0 TINJAUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT BANK DI BPR BKK Capem BATURETNO Kab. WONOGIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Jurusan Ilmu Hukum Oleh : I

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. bagi mereka yang membuatnya. Perjanjian Kredit. Danamon Indonesia Unit Pasar Delitua dengan Toko Emas M.

BAB I. PENDAHULUAN. bagi mereka yang membuatnya. Perjanjian Kredit. Danamon Indonesia Unit Pasar Delitua dengan Toko Emas M. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjanjian Kredit merupakan suatu perjanjian yang tidak diatur dalam KUHPerdata sehingga disebut perjanjian tidak bernama. Pasal 1338 KUHPerdata berbunyi semua perjanjian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN DEBITUR PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ANKASA KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN DEBITUR PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ANKASA KABUPATEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS KELAYAKAN DEBITUR PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ANKASA KABUPATEN PEKALONGAN A. Kondisi Analisis Kelayakan Debitur Pada Pembiayaan Murabahah Di BMT ANKASA Kabupaten Pekalongan Dalam pemberian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH A. Strategi Pencegahan Pembiayaan Mura>bah}ah Multiguna Bermasalah Bank BNI Syariah Cabang Surabaya Resiko

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Koperasi Simpan Pinjam Nur Asri berawal tahun 2006 di Kendari (Sulawesi

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Koperasi Simpan Pinjam Nur Asri berawal tahun 2006 di Kendari (Sulawesi BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 3.1.1 Sejarah Koperasi Koperasi Simpan Pinjam Nur Asri berawal tahun 2006 di Kendari (Sulawesi Tenggara ) awal mula Bapak Muzain

Lebih terperinci

DAFTAR WAWANCARA Jawab

DAFTAR WAWANCARA Jawab 89 DAFTAR WAWANCARA 1. Bagaimana Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Pemberian Kredit dengan Jaminan Hak Tanggungan pada Bank Prekreditan Rakyat Jawab a. Bagi pihak pemberi kredit/kreditur (bank) Pemberian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. A. Proses Penyaluran Dana Bergulir BPLM Di Kabupaten Kulon Progo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. A. Proses Penyaluran Dana Bergulir BPLM Di Kabupaten Kulon Progo BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Proses Penyaluran Dana Bergulir BPLM Di Kabupaten Kulon Progo Para calon penerima dana bergulir yang ingin mendapatkan fasilitas kredit dana bergulir dari Dinas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi sebagai bagian integral dari pembangunan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank merupakan tempat untuk meminjam

BAB I PENDAHULUAN. simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank merupakan tempat untuk meminjam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank merupakan tempat untuk meminjam uang (kredit)

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup orang banyak, serta mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan

BAB I. PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup orang banyak, serta mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga perbankan adalah salah satu lembaga keuangan yang mempunyai nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Dalam hal ini lembaga perbankan berperan

Lebih terperinci

BAB III BADAN HUKUM SEBAGAI JAMINAN TAMBAHAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI BPR ALTO MAKMUR SLEMAN

BAB III BADAN HUKUM SEBAGAI JAMINAN TAMBAHAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI BPR ALTO MAKMUR SLEMAN BAB III BADAN HUKUM SEBAGAI JAMINAN TAMBAHAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI BPR ALTO MAKMUR SLEMAN A. Pelaksanaan Penanggungan dalam Perjanjian Kredit di BPR Alto Makmur Bank Perkreditan Rakyat adalah bank

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan Koperasi Simpan Pinjam Bina Maju Abadi (KSP BMA) adalah koperasi yang kegiatan utama koperasi ini adalah memberikan jasa peminjaman

Lebih terperinci

KARYA A ILMIAH PELUANG BISNIS Usaha Ternak Sapi Perah

KARYA A ILMIAH PELUANG BISNIS Usaha Ternak Sapi Perah KARYA A ILMIAH PELUANG BISNIS Usaha Ternak Sapi Perah Nama Kelas :Ardi Susanto : 11.S1 TI.03 NIM : 11.11.4824 STMIK AMIKOM YOGYAKARTAA ABSTRAKSI Susu merupakan kebutuhan yang sangat vital, walaupun seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan, alat penggerak pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari pembangunan. Bank sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank sebagai salah satu badan usaha keuangan merupakan lembaga perantara

BAB I PENDAHULUAN. Bank sebagai salah satu badan usaha keuangan merupakan lembaga perantara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank sebagai salah satu badan usaha keuangan merupakan lembaga perantara antara pihak yang kelebihan dana (deposan) dan pihak yang kekurangan dana. Menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. didalam membangun atau mengembangkan suatu usaha dibutuhkan modal awal. menyediakan sejumlah dana untuk keperluan modal.

BAB 1 PENDAHULUAN. didalam membangun atau mengembangkan suatu usaha dibutuhkan modal awal. menyediakan sejumlah dana untuk keperluan modal. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya banyak hal yang dilakukan masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup agar menjadi lebih baik lagi salah satunya dengan membangun usaha ataupun mengembangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya pembangunan ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi diperlukan peran serta lembaga keuangan untuk membiayai,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia termasuk salah satu Negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Sektor pertanian menjadi salah satu sektor dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyimpan uang, melakukan pembayaran atau penagihan dan masih banyak

BAB I PENDAHULUAN. menyimpan uang, melakukan pembayaran atau penagihan dan masih banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bank dianggap sebagai penggerak roda perekonomian suatu negara. Fungsi bank sebagai lembaga keuangan sangat vital, misalnya dalam penciptaan dari peredaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. of founds) dengan pihak yang mengalami kekurangan dana. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. of founds) dengan pihak yang mengalami kekurangan dana. Sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara tentang kesejahteraan tidak akan lepas dengan lembaga keuangan. Lembaga keuangan telah berperan sangat besar dalam pengembangan dan pertumbuhan masyarakat

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Kredit Usaha. Pembibitan Sapi. Pelaksanaan. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Kredit Usaha. Pembibitan Sapi. Pelaksanaan. Pencabutan. No.304, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Kredit Usaha. Pembibitan Sapi. Pelaksanaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR :40/Permentan/PD.400/9/2009 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

Angket Kuesioner Penelitian

Angket Kuesioner Penelitian Lampiran 1 Angket Kuesioner Penelitian Hubungan antara tindakan personal hygiene perawat terhadap kepuasan pasien imobilisasi dengan stroke di ruang neurologi di RSUD Haulussy Ambon Disusun oleh : Filjosofiana

Lebih terperinci

MANAJEMEN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI CV. CAPITA FARM, DESA SUMOGAWE, KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH (ASPEK : KETENAGAKERJAAN)

MANAJEMEN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI CV. CAPITA FARM, DESA SUMOGAWE, KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH (ASPEK : KETENAGAKERJAAN) MANAJEMEN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI CV. CAPITA FARM, DESA SUMOGAWE, KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH (ASPEK : KETENAGAKERJAAN) TUGAS AKHIR Oleh : NISA PURNAMASARI NURHASAN PROGRAM

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan 107 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian Kredit Guna Menunjang Efektivitas Pemberian Kredit (Studi Kasus pada PT. BPR KERTAMULIA,

Lebih terperinci

g. Permohonan baru untuk mendapat suatu jenis fasilitas. h. Permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan.

g. Permohonan baru untuk mendapat suatu jenis fasilitas. h. Permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan. WAWANCARA 1) Bagaimana pelaksanaan pemberian kredit? Pelaksanaan pemberian kredit yakni : 7. Permohonan Kredit. f. Permohonan fasilitas kredit g. Permohonan baru untuk mendapat suatu jenis fasilitas. h.

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN KREDIT USAHA PEMBIBITAN SAPI

PEDOMAN PELAKSANAAN KREDIT USAHA PEMBIBITAN SAPI PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 40/Permentan/PD.400/9/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KREDIT USAHA PEMBIBITAN SAPI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa usaha

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Cijeruk Cabang Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

A B S T R A K S I. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Negara Republik Indonesia ditujukan bagi seluruh

A B S T R A K S I. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Negara Republik Indonesia ditujukan bagi seluruh 1 A B S T R A K S I A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Negara Republik Indonesia ditujukan bagi seluruh Bangsa Indonesia dan juga pembangunan harus dapat dirasakan oleh setiap warga negara, maka sebagai

Lebih terperinci

BAGIAN III PERMODALAN

BAGIAN III PERMODALAN BAGIAN III PERMODALAN PENGERTIAN Yang dimaksud dengan modal BMT adalah: Dana atau sejumlah uang yang diperlukan untuk berdirinya/beroperasinya usaha simpan pinjam, yaitu: Modal awal untuk beroperasinya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sampailah pada hasil kesimpulan dari penulisan Tugas Akhir ini dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sampailah pada hasil kesimpulan dari penulisan Tugas Akhir ini dengan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan dari empat bab yang telah diuraikan sebelumnya, maka sampailah pada hasil kesimpulan dari penulisan Tugas Akhir ini dengan judul Prosedur pemberian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Medan, Januari 2012 Hormat Saya, dr. Dessy Mawar Zalia. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Medan, Januari 2012 Hormat Saya, dr. Dessy Mawar Zalia. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN UNTUK PENELITIAN GAMBARAN GEJALA KECEMASAN DAN DEPRESI PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DI SMF PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI RSUP H. ADAM MALIK

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. polis asuransi jiwa di PT Asuransi Jiwasraya Cabang Yogyakarta ini

BAB V PENUTUP. polis asuransi jiwa di PT Asuransi Jiwasraya Cabang Yogyakarta ini 94 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pembebanan objek jaminan pada perjanjian kredit dengan jaminan polis asuransi jiwa di PT Asuransi Jiwasraya Cabang Yogyakarta ini menggunakan lembaga jaminan gadai. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan jantung perekonomian di suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan jantung perekonomian di suatu Negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan jantung perekonomian di suatu Negara. Kemajuan suatu bank di suatu negara dapat pula dijadikan ukuran kemajuan negara yang bersangkutan. Semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah antara lain, bertambah atau berkurangnya penduduk, dan penemuanpenemuan

BAB I PENDAHULUAN. adalah antara lain, bertambah atau berkurangnya penduduk, dan penemuanpenemuan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu contoh negara yang berada dalam tahap membangun dan berkembang. Seiring dengan berjalannya pembangunan nasional, maka kehidupan masyarakatpun

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR (REVOLVING) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian Persepsi dan Tingkat Pemahaman Masyarakat Kota Medan Terhadap Produk-Produk Perbankan (Financial Inclusion)

Kuesioner Penelitian Persepsi dan Tingkat Pemahaman Masyarakat Kota Medan Terhadap Produk-Produk Perbankan (Financial Inclusion) Kuesioner Penelitian Persepsi dan Tingkat Pemahaman Masyarakat Kota Medan Terhadap Produk-Produk Perbankan (Financial Inclusion) Assamualaikum Wr Wb. Salam sejahtera Dalam rangka menunjang kegiatan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil kajian penulis selama kegiatan Kuliah Kerja

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil kajian penulis selama kegiatan Kuliah Kerja BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil kajian penulis selama kegiatan Kuliah Kerja Praktek berlangsung, baik hasil kajian dari data primer yang merupakan hasil wawancara, maupun dari

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Yogyakarta, April 2016 Kepada Yth. Saudara/i Responden Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit 2.1.1 Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti kepercayaan, atau credo yang berarti saya percaya (Firdaus dan Ariyanti, 2009).

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi kolektibilitas kredit di Bank X Cabang Y dapat dibagi menjadi 2 (dua) sumber

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. Muhammadiyah Yogyakarta sudah sesuai dengan undang-undang nomor 25 tahun 2009?

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. Muhammadiyah Yogyakarta sudah sesuai dengan undang-undang nomor 25 tahun 2009? DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA 1. Apakah pelayanan publik dalam pelaksanaan pelayanan kesehat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta sudah sesuai dengan undang-undang nomor 25 tahun 2009? 2. Faktor-faktor

Lebih terperinci

RINGKASAN SKRIPSI ABSTRAK

RINGKASAN SKRIPSI ABSTRAK RINGKASAN SKRIPSI ABSTRAK Bank syariah menjadi salah satu alternatif masyarakat untuk melakukan transaksi perbankan dan transaksi bisnis para pengusaha, hal ini dapat kita lihat dengan semakin pesatnya

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB PENANGGUNG DALAM PERJANJIAN KREDIT NURMAN HIDAYAT / D

TANGGUNG JAWAB PENANGGUNG DALAM PERJANJIAN KREDIT NURMAN HIDAYAT / D TANGGUNG JAWAB PENANGGUNG DALAM PERJANJIAN KREDIT NURMAN HIDAYAT / D101 07 022 ABSTRAK Perjanjian kredit merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam pemberian kredit. Tanpa perjanjian kredit yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk menanggung pembayaran kembali suatu hutang, oleh karena itu

I. PENDAHULUAN. untuk menanggung pembayaran kembali suatu hutang, oleh karena itu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jaminan dalam perjanjian kredit secara umum dapat diartikan sebagai penyerahan kekayaan dan pernyataan kesanggupan seseorang atau badan untuk menanggung pembayaran kembali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan kehidupan sehari-hari atau untuk memenuhi keperluan dana

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan kehidupan sehari-hari atau untuk memenuhi keperluan dana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pinjam meminjam uang telah dilakukan sejak lama dalam kehidupan masyarakat yang telah mengenal uang sebagai alat pembayaran. Secara umum dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian suatu negara bisa dilihat dari minimalnya dua sisi, yaitu ciri perekonomian negara tersebut, seperti pertanian atau industri dengan sektor perbankan.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Koperasi Al Mawaddah. Berdasarkan analisis data penelitian dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Koperasi Al Mawaddah. Berdasarkan analisis data penelitian dan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini fokus pada peran modal sosial dalam pengembangan Koperasi Al Mawaddah. Berdasarkan analisis data penelitian dan berdasarkan temuan-temuan di lapangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Faktor Penyebab Pembiayaan Ijarah Bermasalah di BMT Amanah Mulia Magelang Setelah melakukan realisasi pembiayaan ijarah, BMT Amanah Mulia menghadapi beberapa resiko

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Koperasi 3.1.1. Pengertian Koperasi Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang perkoperasian menyatakan bahwa koperasi adalah badan usaha

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Suatu penelitian kaitan antara landasan teori dan fakta empirik sangat penting. Menghindari kesalahan pengertian dalam pemahaman dan untuk memperoleh kesatuan pandangan terhadap beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini tingkat persaingan bisnis di Indonesia semakin meningkat di tandai denagan adanya globalisasi bisnis yang menyebabkan perusahaan banyak membutuhkan para

Lebih terperinci

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang BAB II Kajian Pustaka 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Dunia keuangan khususnya perbankan dari tahun ketahun telah mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan ini ditunjukkan dari jumlah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk

PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk menciptakan keadaan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang Undang

Lebih terperinci

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Peserta JamKesMas di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Peserta JamKesMas di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Hubungan Dukungan Keluarga dengan Lama Hari Rawat Pasien Gangguan Jiwa Peserta JamKesMas di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan Saya adalah mahasiswa Fakultas

Lebih terperinci

Analisis Pemberian Kredit Dengan Metode Sliding Rate Dan Flat Rate Pada Bank Rakyat Indonesia

Analisis Pemberian Kredit Dengan Metode Sliding Rate Dan Flat Rate Pada Bank Rakyat Indonesia Analisis Pemberian Kredit Dengan Metode Sliding Rate Dan Flat Rate Pada Bank Rakyat Indonesia Siti Fatimah (27212052) FE. AKUNTANSI LATAR BELAKANG Kata kredit bukan merupakan kata yang asing lagi bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya pembangunan ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi diperlukan peran serta lembaga keuangan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan memiliki lembaga keuangan yang kuat dan modern. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. dengan memiliki lembaga keuangan yang kuat dan modern. Dimana BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam suatu Negara, lembaga keuangan berperan aktif dalam membantu pertumbuhan ekonomi. Salah satu hal yang menunjukkan bahwa sebuah Negara telah memiliki kemajuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Prosedur Pemberian Kredit..., Astrid Qisti Maharani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. Prosedur Pemberian Kredit..., Astrid Qisti Maharani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman yang semakin pesat ini kita dituntut untuk melakukan pembangunan disegala bidang, begitu juga di bidang perekonomian. Dalam bidang perekonomian Bank sangat

Lebih terperinci