HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KOMITMEN PEGAWAI DI HR DEVELOPMENT PT MULTI GARMENJAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KOMITMEN PEGAWAI DI HR DEVELOPMENT PT MULTI GARMENJAYA"

Transkripsi

1 93 HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KOMITMEN PEGAWAI DI HR DEVELOPMENT PT MULTI GARMENJAYA Oleh : Jelena Octavia jelenaoctavia@gmail.com Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Katolik Parahyangan ABSTRACT One of effort which can be done by organization to adapt in environment is to build a strong organizational culture to bind the organization into one solid union.organizational culture can foster a commitment to the members of the organization if it s suitable and in turn can have a positive impact for the sustainability of the organization. In this study the author used descriptive research analysis to identify and explain the characteristics of the studied variables in a situation. The author conducted a survey, with questionnaire consisted of 61 statements and distributed to 12 employees HR Development PT MULTI GARMENJAYA. Quantitative data were analyzed using descriptive statistics, calculating the average value and percentage. Based on the calculations and the classification of each dimension s mean for every variables, there is 66.67% of high Power Distance Index, 58.34% of high UAI (Uncertainty Avoidance Index), 58.34% of high MAS (Masculinity Index), 66.67% of high IDV (Individualism Index), and 58.34% of high LTO (Long Term Orientation Index) in HR Development PT MULTI GARMENJAYA. With organizational culture which tends to high index, there is 75% of continuance commitment, 50% of affective commitment, and 58.34% of normative commitment. The author provides suggestions for improving affective commitment by socialize actively and do informal activities outside of work to strengthen relationships with co-workers and employees also managers. In addition, company need to ensure that cultural values have been understood by all employees. Keywords: Research Descriptive Analysis, Organizational Culture, Employee Commitment

2 94 A. PENDAHULUAN Suatu organisasi memiliki interaksi secara langsung dan tidak langsung kepada lingkungan, baik yang bersifat eksternal maupun internal. Namun kondisi lingkungan terhadap organisasi terus berubah dikarenakan faktor zaman. Karena itulah organisasi perlu menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan yang tidak stabil tersebut agar dapat mempertahankan dan menjamin keberlangsungan organisasi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan organisasi yaitu dengan membangun suatu budaya organisasi yang kuat untuk mengikat organisasi menjadi suatu kesatuan yang utuh dan tidak terpecahkan. Budaya organisasi adalah sesuatu yang harus dimiliki organisasi untuk dapat mempengaruhi keseluruhan kegiatan organisasi secara efektif dan efisien dan mengarahkan perilaku setiap anggota organisasi ke arah pencapaian tujuan (Hariandja, 2007:304). Budaya organisasi mempunyai peran sebagai pendorong untuk meningkatkan kinerja organisasi dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang. Hal lain selain budaya organisasi adalah bagaimana caranya untuk sebuah organisasi menumbuhkan suatu komtimen pada diri anggota organisasi terhadap organisasi agar dapat berkonstribusi sebesar dan seefektif mungkin bagi kepentingan organisasi. Hal ini bertujuan agar suatu organisasi mendapatkan dorongan penuh dari manusia-manusia yang ada di dalamnya sekaligus untuk mempertahankannya sebagai asset utama dari produktivitas organisasi. Komtimen organisasi merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam peningkatan kinerja. Komitmen organsiasi diartika sebagai suatu ikatan psikologis pegawai pada organisasi untuk pencapaian kinerja yang diharapkan. Pegawai yang berkomitmen tinggi pada organisasi akan menimbulkan kinerja organisasi yang tinggi, tingkat observasi berkurang dan loyalitas karyawan (Sopiah, 2008:166). Dan upaya yang dapat membangun sebuah komtimen adalah dengan cara menggabungkan tujuan organisasi dengan tujuan pegawai agar pegawai dapat menjadikan tujuan organisasi sebagai tujuan pribadi.

3 95 Pegawai dengan kemauan yang tinggi mau rela berbagi dan berkorban bagi perusahaan agar dapat mempertahankan pelayanan yang terbaik untuk kepuasan konsumen. Pegawai yang sungguh menunjukkan komitmennya pada tujuan-tujuan dan nilai-nilai organisasi, akan berpartisipasi lebih banyak demi kemajuan dan terwujudnya visi dan misi PT MULTI GARMENJAYA. Komitmen organsiasi akan membuat pegawai merasa mempunyai tanggung jawab serta bersedia memberikan segala kemampuannya sehingga timbulnya rasa untuk tetap dalam organisasi tempat dia bekerja. Dengan adanya rasa memiliki yang kuat ini akan membuat pegawai bekerja maksimal dan menghindari perilaku yang kurang produktif seperti tidak fokus terhadap pekerjaan yang diberikan oleh atasan dan tidak memberikan kontribusi yang baik terhadap pekerjaannya Tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui gambaran budaya organisasi yang ada. 2. Untuk mengetahui seberapa besar komitmen pegawai terhadap organisasi. 3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan dari budaya organisasi dengan komitmen pegawai. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang bersifat positif bagi pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu: a. Bagi penulis Dengan dilakukannya penelitian ini penulis dapat meningkatkan ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia dan ilmu Perilaku Organisasi, terutama dalam topik budaya organisasi dan komitmen pegawai. Penulis juga berharap agar melalui penelitian ini, penulis dapat mengetahui sejauh mana hubungan dari budaya organisasi dengan komitmen pegawai. b. Bagi pihak luar Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi suatu organisasi untuk memetakan budaya organisasi yang ada, mengetahui masalah mengenai komitmen pegawai terhadap organisasi, dan hubungan antara keduanya.

4 96 B. KERANGKA TEORI Mengacu pada teori Hofstede yang dimuat dalam bukunya yang berjudul Cultures and Consequences (2000:79-360) terdapat 5 dimensi budaya kerja, yaitu: 1. Power distance Menurut Hofstede, power distance adalah suatu tingkat kepercayaan atau penerimaan dari suatu power yang tidak seimbang diantara orang. Budaya dengan power distance yang tinggi, dianggap oleh sebagian orang lebih superior dibandingkan dengan yang lainnya, dengan beberapa faktor seperti status sosial, gender, ras, umur, pendidikan, latar belakang dan beberapa faktor lainnya. Pada organisasi yang memiliki power distance yang tinggi, individu menerima hubungan kekuasaan yang lebih autokratik. Sementara itu budaya dengan yang rendah cenderung untuk melihat persamaan di antara orang dan lebih fokus kepada status yang dicapai daripada yang disandang oleh seseorang. 2. Individualism and Collectivism Individualisme adalah tingkatan dimana individu lebih suka bertindak sebagai individu daripada sebagai anggota suatu kelompok dan menjunjung tinggi hak-hak individual. Kolektivisme menekankan kerangka sosial yang kuat dimana individu mengharap individu lain dalam kelompok mereka untuk menjaga dan melindungi mereka. 3. Masculinity and Feminity Kebudayaan maskulin menekankan keaktifan, ambisi, dan kompetisi. Beberapa hal yang perlu diketahui dalam kebudayaan maskulin: Terdapat nilai-nilai persaingan, ambisi, dan obsesi pada kekayaan dan kekuasaan. Adanya perbedaan dan diskriminasi antar gender yang mencolok (pria diharapkan lebih asertif, dan berkonsentrasi pada kesuksesan material, sedangkan wanita diharapkan lebih rendah hati, dan memperhatikan mutu kehidupan).

5 97 Kebudayaan Feminin menekankan kompromi dan negoisasi. Beberapa hal yang perlu diketahui dalam kebudayaan feminin: Menekankan pada nilai kebersamaan dan kekeluargaan Peran kedua gender harus disamakan (baik pria maupun wanita seharusnya rendah hati, penuh kasih, dan peduli akan mutu kehidupan). 4. Uncertainty avoidance Pada individu-individu dari organisasi yang mempunyai uncertainty avoidance yang besar, cenderung menjunjung tinggi kenyamanan dan keamanan, menghindari risiko dan mengandalkan peraturan formal. Pada individu-individu di organisasi dengan uncertainty avoidance yang rendah, atau memiliki toleransi yang lebih tinggi untuk ketidakpastian, cenderung dapat menerima risiko, memecahkan masalah, memiliki struktur organisasi yang flat dan mempunyai toleransi terhadap ambiguitas. 5. Long Term Short Orientation Dalam long term orientation, dijelaskan bahwa individu membangun sifat-sifat pada saat sekarang dengan berorientasi pada masa depan. Apa yang ia lakukan pada saat ini berdasarkan pada tujuan yang bersifat jangka panjang. Pada long term orientation, hasil yang didapat dari usaha individu bersifat perlahan dan merata. Sebaliknya untuk short term orientation, individu hanya berorientasi pada saat ini saja. Individu pada short term orientation lebih mengprioritaskan hasil yang cepat dari suatu usaha. Porter dan Smith dalam Steers (1985: ) mendefinisikan komitmen sebagai sifat hubungan individu dengan organisasi yang memungkinkan seseorang mempunyai komitmen tinggi memperlihatkan: 1. Keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi yang bersangkutan 2. Kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi tersebut 3. Kepercayaan dan penerimaan yang kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi

6 98 Menurut Allen dan Meyer seperti yang dikutip oleh Luthans (1998:149) membedakan komitmen organisasi atas tiga komponen, yaitu : 1. Affective commitment adalah keterlibatan emosional individu pada organisasi yang memicu kemauan untuk bertahan dan membina hubungan sosial serta menghargai nilai hubungan dengan organisasi sebagai anggota organisasi. 2. Continuance commitment adalah persepsi seseorang atas resiko untuk meninggalkan organisasi karena kebutuhan untuk bertahan dengan pertimbangan biaya apabila meninggalkan organisasi dan penghargaan yang berkenaan dengan partisipasi di dalam organisasi. 3. Normative commitment adalah dimensi moral yang ada di dalam individu yang mengharuskan untuk bertahan dalam organisasi dikarenakan kewajiban dan tanggung jawab terhadap organisasi yang didasari atas pertimbangan norma, nilai dan keyakinan karyawan. Setiap komitmen yang ada di dalam diri karyawan berbeda-beda karena didasari oleh pola dasar dan tingkah laku. Karyawan yang memiliki komitmen organisasi dengan dasar affective memiliki tingkah laku berbeda dengan karyawan yang berdasarkan continuance. Karyawan yang ingin menjadi anggota akan memiliki keinginan maksimal untuk menggunakan usaha yang sesuai dengan tujuan organisasi. C. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif analisis. Penelitian deskriptif digunakan untukmengetahui dan menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi (Uma Sekaran, 2006:158). Dalam penelitian ini, variabel - variabel yang diteliti oleh penulis adalah budaya organisasi, komitmen pegawai, dan bagaimana hubungan antara kedua variabel tersebut. Dalam penelitian ini, penulis melakukan survey ke HR Development PT Multi Garmenjaya unit Mohammad Toha kota Bandung agar mendapatkan

7 99 gambaran tentang budaya organisasi yang ada di HR Development, jenis komitmen pegawai, dan hubungan kedua variabel tersebut. Pengumpulan data yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui wawancara, kuesioner, dan studi dokumentasi. Kuesioner tersebut terdiri dari 61 pernyataan, di mana pernyataan tersebut dibagi ke dalam 6 bagian yaitu bagian 1 terdiri dari 10 pernyataan untuk variabel budaya organisasi power distance, bagian kedua terdiri dari 10 pernyataan untuk variabel budaya organisasi uncertainty avoidance, bagian ketiga terdiri dari 18 pernyataan untuk variabel budaya organisasi individualism vs collectivism, bagian keempat terdiri dari 11 pernyataan untuk variabel budaya organisasi masculinity versus feminity, bagian kelima terdiri dari 3 pernyataan untuk variabel budaya organisasi long-short term orientation. Bagian keenam terdiri dari 3 pernyataan untuk variabel komitmen pegawai affective commitment, 3 pernyataan untuk variabel komitmen pegawai normative commitment, dan3 pernyataan untuk variabel komitmen pegawai continuance commitment. Pada masing-masing pertanyaan terdapat lima alternatif jawaban yang mengacu pada teknik skala Likert, yaitu: Sangat Setuju (SS) = 5 Setuju (S) = 4 Kurang Setuju (KS) = 3 Tidak Setuju (TS) = 2 Sangat Tidak Setuju (STS) = 1 Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah populasi umum, yaitu keseluruhan dari objek penelitian di bagian HR DevelopmentPT. MULTI GARMEN JAYA unit Mohammad Toha Kota Bandung. Karena karyawan yang ada di bagian tersebut berjumlah 12 orang, maka peneliti mengambil keseluruhan karyawan menjadi populasi dan juga sampel untuk penelitian. Keseluruhan populasi dan sampel akan mengisi kuesioner yang berisi indikator-indikator dari dimensi-dimensi yang ada dari setiap variabel.

8 100 Analisa hasil data yang telah dikumpulkan dari wawancara informan dan kuesioner, dengan mencari nilai rata-rata dari setiap indikator dari dimensi yang ada di variabel budaya organisasi dan variabel komitmen karyawan. Setiap indikator yang akan dituang dalam kuesioner akan memiliki skala dan dari setiap skala indikator dari variabel-variabel akan disambungkan satu sama lain dan dengan hasil wawancara kepada informan. D. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 1. Hubungan Budaya Organisasi dengan Komitmen Pegawai Penulis dapat mengatakan bahwa high PDI (Power Distance Index), yang berarti pegawai menilai bahwa terdapat suatu jarak yang membuat hubungan pegawai dengan rekan kerja dan juga pemimpin bersifat formal dan pegawai kurang merasakan rasa kekeluargaan atau rasa pertemanan di lingkungan kerja sehari-hari sehingga membuat pegawai sungkan untuk menciptakan suatu kondisi lingkungan kerja yang non-formal apabila masih terdapat jarak tersebut. Lingkungan kerja dengan jarak kuasa tinggi antara pegawai dengan rekan kerja termasuk manajer dapat didasari oleh ketatnya aturan formal yang berlaku dalam perusahaan, atau faktor lain seperti misalnya sifat alamiah dari sebagian pegawai yang memang menyukai suasana formal dalam lingkungan kerja, dan faktor lainnya adalah lamanya seorang pegawai bekerja sehingga tercipta kondisi senioritas.

9 101 Pegawai juga menilai manajer sebagai seorang individu yang tegas dalam mengambil keputusan sehingga ketika dalam diskusi atau untuk pengambilan keputusan, pegawai merasa segan untuk memberikan pendapatnya karena adanya intimidasi dari manajer. Manajer sangat mematuhi aturan formal yang ada dalam perusahaan, dan juga mengharapkan adanya sikap hormat dari bawahan kepada diri manajer sendiri. Ikatan sosial dengan formalitas sangat terasa dapat memicu karyawan tidak memiliki komitmen afektif, yaitu keterlibatan pegawai secara emosi, keinginan mengenal dan terlibat dalam organisasi. Pegawai dengan affective commitment yang tinggi memiliki keterlibatan psikologis yang erat terhadap organisasi, yang berarti bahwa pegawai memiliki keinginan dan motivasi untuk berkontribusi bagi organisasi Apabila lingkungan kerja dengan ikatan formal sesama rekan kerja tidak mendukung, pegawai dapat merasakan tekanan dan tidak memiliki rasa tanggung jawab untuk kelangsungan perusahaan. Komitmen afektif yang menunjukkan adanya keterlibatan emosi dapat mendorong adanya komitmen normatif. Normative commitment berkaitan dimensi moral yang ada di dalam individu yang memilih untuk bertahan dalam organisasi dikarenakan kewajiban dan tanggung jawab terhadap organisasi yang didasari atas pertimbangan norma, nilai dan keyakinan pegawai. Kondisi lingkungan dengan adanya suasana formal dan ikatan yang terjalin tidak bersifat erat dan personal, membuat budaya maskulintas menguat. Karena dalam budaya maskulin yang terdapat nilai-nilai persaingan, ambisi, dan obsesi pada kekuasaan, didasarkan oleh perbedaan status kekuasaan antar rekan kerja dan karena renggangnya ikatan sosial yang terjalin sesama rekan kerja mendorong pegawai-pegawai untuk berebut posisi karena hal tersebut dianggap dapat menguatkan posisi pegawai di antara rekan-rekan kerja. Budaya maskulin menganggap penting kompetisi dan ketegasan, tidak heran pegawai berambisi penuh untuk mencapai posisi yang berkualitas dan dianggap paling tinggi di antara rekan-rekan kerja pegawai. Hal ini untuk membuktikan

10 102 bahwa pegawai lebih hebat dari rekan kerjanya dan untuk menjelaskan dan menguatkan status kekuasaan pegawai dengan rekan-rekan kerjanya. Pegawai dengan budaya maskulin juga menganggap bahwa nilai-nilai persaingan merupakan sebuah tantangan yang pegawai harus raih. Nilai persaingan dan ambisi dalam budaya maskulin dapat menghasilkan continuance commitment, yaitu penilaian pegawai terhadap keuntungan dan kerugian apabila pegawai meninggalkan organisasi. Komitmen berkesinambungan membuat pegawai bertahan dalam perusahaan tersebut karena didasari adanya kebutuhan untuk terus bekerja dalam perusahaan. Budaya maskulin yang lebih mementingkan nilai-nilai persaingan dan adanya ketegasan tidak dapat menghasilkan affective commitment, yaitu keterlibatan pegawai secara emosi, keinginan mengenal dan terlibat dalam organisasi, karena ikatan yang terjalin cenderung tidak non-formal atau layaknya seperti keluarga atau teman, pegawai tidak dapat menanamkan komitmen afektif apabila hubungan sosial yang terjalin tidak mendukung. Karena adanya ambisi dalam pekerjaan yang didorong oleh adanya ikatan formal sesama rekan kerja, pegawai lebih memilih untuk individualis dibanding kolektivis. Sikap individualisme berkembang dalam lingkungan kerja apabila ikatan antar individunya tidak terlalu akrab atau yang tadi disebutkan adalah high PDI (Power Distance Index). Pegawai dengan budaya individualistic menganggap dirinya sebagai seorang individu yang istimewa karenanya pegawai mengutamakan kesuksesan untuk diri pegawai sendiri, dan pegawai tak sungkan bersaing dengan rekan kerja dalam memperebutkan posisi bergengsi dalam perusahaan. Pegawai individualis menyenangi kebebasan, dalam artian pegawai tidak terlalu menyenangi adanya aturan formal yang mengikat dan lebih memilih mengikuti aturan yang telah dibuatnya sendiri. Budaya individiualis sama dengan budaya maskulin, di mana pegawai menyukai adanya tantangan dalam pekerjaan. Pegawai kurang menyukai apabila pegawai diperintah untuk bekerja sama dalam group dengan rekan kerja pegawai, karena adanya rasa tidak nyaman sesama rekan kerja, dan pegawai tidak memiliki kepercayaan untuk bergantung

11 103 pada rekan kerja apabila dalam group, karena dalam lingkungan kerja yang high PDI (Power Distance Index) dan high MAS (Masculinity Index), semua mempunyai ambisi yang dapat membantu pegawai menguatkan kedudukan dan khawatir orang lain menjatuhkan pegawai. Budaya kolektivis dapat membangun normative commitment, yaitu komitmen yang didasari oleh nilai dan norma pegawai, yang mencipatakan rasa tanggung jawab kepada organisasi untuk mencapai tujuan. Asalkan, terdapat affective commitment yang cukup besar dalam diri pegawai dengan menciptakan jarak kuasa yang renggang atau menciptakan hubungan sosial yang non formal. Affective commitment adalah bagaimana suatu perasaan individu terhadap organisasi yang membinanya. Pegawai menilai bahwa pegawai memiliki rasa kekeluargaan terhadap organisasi dan perasaannya untuk bertahan karena pegawai memang menyukai dan menganggap organisasi yang menaungi pegawai adalah tempat untuk hidup, membina dan menghargai hubungan sosial yang ada. Namun dalam kondisi budaya individualis dengan adanya high UAI (Uncertainty Avoidance Index) dalam HR Development PT MULTI GARMENJAYA, pegawai cenderung tidak mentolerir adanya perubahan dalam bentuk dan dalam kondisi apapun. Menurut pegawai dengan high UAI, adanya perubahan dapat memicu gagalnya ambisi untuk menguatkan posisi pegawai di antara rekan-rekan kerja. Apabila terdapat perubahan, pegawai cenderung takut untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut, dan cenderung berpikir bahwa apa yang pegawai telah kerjakan akan terbuang percuma apabila suatu perubahan datang tiba-tiba. Suatu kepastian sangat diincar oleh pegawai individualis, karena kondisi yang cenderung dalam posisi aman tersebut, dapat membantu mereka untuk mewujudkan keinginan pegawai untuk menekankan status dan posisi mereka dalam lingkungan kerja. Suatu kepastian akan selalu diincar dengan cara mempertahankan pendapat pegawai akan suatu hal dan apabila terjadi perubahan pegawai akan jatuh dan merasa apa yang telah pegawai selesaikan terbuang percuma karena pegawai harus beradaptasi dari awal kembali. Untuk pegawai di HR Development PT MULTI GARMENJAYA, dengan adanya budaya indvidualis dan didorong oleh adanya high PDI (Power Distance

12 104 Index), high MAS (Masculintiy Index) dan toleransi akan kepastian yang besar, pegawai mampu berpikir untuk jangka panjang. Hal ini berkebalikan dari adanya high UAI (Uncertainty Avoidance Index) yang menunjukkan bahwa pegawai cenderung tidak mampu beradaptasi dalam kondisi lingkungan yang berubah. Adanya pemikiran untuk jangka panjang, dapat didasari oleh dorongan akan tugas dan pekerjaan yang diberikan dari atasan atau perusahaan secara langsung terhadapnya. Karena PT MULTI GARMENJAYA menerapkan long term orientation kepada setiap pegawai untuk perkembangannya dalam mencapai visi dan misi yang sudah tersusun. Budaya organisasi yang memiliki kecenderungan jarak kuasa yang tinggi, budaya maskulinitas yang menunjukkan nilai-nilai persaingan dan ambisi kemudian mendorong pegawai untuk bersikap individualis dan tidak mentolerir ketidakpastian namun dapat berpikir untuk jangka panjang, ternyata mampu menanamkan komitmen afektif dalam diri pegawai namun komitmen afektif tersebut tidak kuat (50%). Berdasarkan nilai rata-rata yang sudah dihitung yaitu sebesar 50%, yang berarti mengindikasikan pegawai masih ragu apabila ia merasakan adanya affective commitment. Di satu sisi ia merasakan keterlibatan emosional individu pada organisasi yang memicu kemauan untuk bertahan dan membina hubungan sosial, namun di satu sisi ia tidak merasakan keterlibatan emosi tersebut. Pegawai yang cenderung memiliki komitmen afektif tidak kuat dapat didasari oleh faktorfaktor seperti misalnya pegawai tidak menyukai pekerjaan yang diberikan kepadanya dan mengharapkan pekerjaan yang lain, atau kurang adanya keinginan untuk memajukan organisasi. Kurangnya keinginan tersebut dapat didasari oleh adanya high PDI (Power Distance Index) dan high MAS (Masculinity Index). Normative commitment dalam HR Development PT MULTI GARMENJAYA sebesar %, yang berarti mengindikasikan bahwa budaya dengan high PDI ( Power Distance Index), high MAS (Masculintity Index),high IDV (Individualism Index), high UAI (Uncertainty Avoidance Index), dan high LTO (Long Term Orientation Index) dapat menanamkan norma dan nilai dalam

13 105 diri pegawai untuk memiliki rasa tanggung jawab dan kewajiban untuk membantu organisasi dalam mencapai visi dan misinya. Peta budaya yang sudah tergambar dengan nila rata-rata cenderung tinggi (>50%) ternyata memicu continuance commitment yang tinggi dalam diri pegawai di HR Development PT MULTI GARMENJAYA. Anggota organisasi dengan continuance commitment yang tinggi akan terus menjadi anggota dalam organisasi karena mereka memiliki kebutuhan untuk menjadi anggota organisasi tersebut (Allen & Meyer). Kebutuhan tersebut muncul dalam diri pegawai karena pegawai memikirkan untuk jangka panjang keberlangsungan masa depannya, dengan membandingkan keuntungan yang didapat apabila pegawai bertahan dalam organisasi, kerugian yang pegawai dapat ketika memutuskan untuk meninggalkan organisasi, Begitu pula sebaliknya, keuntungan yang pegawai dapat ketika meninggalkan organisasi dan bergabung dengan organisasi baru, dan kerugian apabila pegawai terus memilih untuk bertahan dalam organisasi. Hal ini berpengaruh dari pola pikir pegawai individualis yang cenderung memikirkan untuk kepentingan diri pegawai sendiri dan cenderung berpikir rasional maupun dalam lingkungan kerja. Pegawai dengan sikap individualis berpikir keuntungan dan kerugian apabila pegawai bertahan dalam perusahaan dan apabila pegawai keluar dari perusahaan, dan membandingkan mana yang lebih menguntungkan untuk diri pegawai E. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan mengenai hubungan budaya organisasi dengan komitmen pegawai di HR Development PT MULTI GARMENJAYA dapat ditarik kesimpulan Penulis menyimpulkan bahwa dengan adanya High PDI (Power Distance Index), High MAS (Masculinity Index), dan High IDV (Individualism and Collectivism Index) tidak dapat menghasilkan affective commitment yang signifikankarena adanya lingkungan kerja dengan formalitas tinggi. Penulis juga menyimpulkan bahwa High MAS (Masculinity Index) dan High LTO (Long - Short Term Orientation) dapat menghasilkan

14 106 continuance commitment, karena adanya keinginan untuk bertahan dalam organisasi untuk mendapatkan posisi yang dapat memperkuat status kekuasaan pegawai. Berdasarkan hasil dan pembahasan yang penulis telah lakukan, terdapat hubungan yang kuat antara budaya organisasi dengan komitmen pegawai, maka penulis ingin memberikan saran yang mungkin bermafaat bagi perkembangan HR Development PT MULTI GARMENJAYA, antara lain: 1. Untuk menjalani budaya organisasi yang ada sekarang, manajer dapat terus melakukan pembinaan dan pengarahan kepada pegawai secara teratur agar budaya organisasi yang ada sekarang dapat mendorong karyawan menciptakan sikap dan perilaku yang mengarah pada disiplin dan keberpihakan pada organisasi, serta berperan aktif dalam kegiatan dan bertanggung jawab untuk mewujudkan tujuan dari perusahaan. 2. Penulis menyarankan agar manajemen HR Development terus mempertahankan kebiasaan untuk melakukan evaluasi terhadap pegawai dan juga mengadakan pertemuan antara pimpinan dan bawahan. Kebiasaan tersebut nantinya akan dapat mengetahui keinginan pegawai dari perusahaan dan begitu pula sebaliknya. 3. Penulis menyarankan agar manajemen puncak dari HR Department dapat melakukan kegiatan evaluasi dan pelatihan rutin terhadap pemimpin setiap unit dalam HR Department untuk memastikan bahwa nilai-nilai budaya yang diinginkan dalam organisasi yaitu IPOD (Innovation, People, Result Oriented, Detail) dipahami oleh setiap pemimpin unit sehingga nilai-nilai budaya tersebut dapat diturunkan kepada pegawai-pegawai. 4. Perusahaan perlu menerapkan suatu manajemen perubahan berdasarkan konteks budaya power distance, individualism and collectivism, masculinity and feminity, uncertainty avoidance, dan long - short term orientation. Perlu diperhatikan oleh perusahaan bahwa mungkin ada pegawai yang tidak dapat memahami perbedaan nilai budaya organisasi dalam situasi formal dan situasi non formal.

15 Dari hasil wawancara yang telah dilakukan kepada senior HRD PT MULTI GARMENJAYA, beliau mengatakan bahwa rasa kekeluargaan sangat terasa dalam rasa kekeluargaan kental dan hal itu diturunkan dari owner PT MULTI GARMENJAYA yang rendah hati sehingga menciptakan lingkungan kerja dengan rasa kekeluargaan. Namun pada bagian HR Development power distance terbilang tinggi, yang berarti antara pegawai dengan rekan kerja dan manajer bersifat formal. Untuk mengurangi high power distance index yang dapat meningkatkan affective commitment, penulis memberikan saran untuk manajer dapat bersosialisasi secara aktif dengan pegawai, mendengarkan kritik dan saran dari pegawai dan melakukan suatu kegiatan informal di luar lingkup kerja untuk mempererat hubungan manajer dengan pegawai dan hubungan pegawai dengan rekan kerja pegawai. 6. Untuk meningkatkan komitmen pegawai, perusahaan perlu memastikan bahwa pegawai memiliki kepercayaan dan menerima tujuan dan nilai organisasi, berusaha untuk mencapai tujuan organisasi dan memiliki keinginan yang kuat untuk bertahan sebagai anggota organisasi. Untuk melakukan hal-hal tersebut, perlu menciptakan budaya organisasi yang nyaman dan menyenangkan bagi para anggota agar anggota secara tidak sadar memiliki komitmen yang kuat bagi organisasi. 7. Untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan dengan menggunakan jumlah responden yang lebih besar, sehingga dapat dihitung berdasarkan statistik seberapat kuat hubungan antara variabel budaya organisasi dan komitmen pegawai. Selain itu, penulis juga menyarakan melakukan penelitian terlebih dahulu mengenai karakteristik dan sifat dari pegawai, sehingga hasil penelitian tersebut dapat mendorong dan memperkuat hasil analisis dalam penelitian.

16 108 DAFTAR PUSTAKA Allen, N. J. & Meyer, J. P Organizational commitment: Evidence of career stage effects? Journal of Business Research, 26, Hariandja, Marihot Tua Effendi Perilaku Organisasi. Bandung: Unpar Press Allen, N. J. & Meyer, J. P Organizational commitment: Evidence of career stage effects? Journal of Business Research, 26, Hofstede, G Cultures and Organizations : Intercultural Cooperation and Its Importance for Survival. London: Harper Collins Publishers. Hofstede, G Culture s Consequences: Comparing values, Behaviors, Institutions, and Organizations Across Nations: Second Edition. London: Sage Publications. Robbins, S.P Perilaku Organisasi: jilid 2. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia. Sopiah Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Andi Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Steers, Richard M, 1984, Organization Effectiveness: A Behavior View, diterjemahkan: Magdalena Jamin, Efektivitas Organisasi: Kaidah Perilaku, Cetakan Kedua, Erlangga: Jakarta Steers, Richard M.Lyman W Porter Motivation and Work Behavior, Fifth Edition: McGraw-Hill.

BAB I PENDAHULUAN. karyawan ataupun pekerjaan yang dapat mempengaruhi kehidupan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. karyawan ataupun pekerjaan yang dapat mempengaruhi kehidupan keluarga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu adanya konflik dalam keluarga yang dapat mempengaruhi pekerjaan karyawan ataupun pekerjaan yang dapat mempengaruhi kehidupan keluarga mereka yang lebih dikenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Salah satu tujuan utama yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan faktor penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan faktor penting yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan faktor penting yang memengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan. Peran sumber daya manusia menjadi penting

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan Antara..., Adinda Dwiastuti, F.PSI UI, 2008

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan Antara..., Adinda Dwiastuti, F.PSI UI, 2008 1. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Permasalahan Kehidupan merupakan sesuatu yang bersifat kontinyu. Hal tersebut berarti segala sesuatu akan berubah dan tidak ada yang abadi. Hal ini menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komitmen organisasi 1. Pengertian Komitmen merupakan perilaku seseorang terhadap organisasi atau perusahaan dimana individu tersebut bisa bersikap tegas dan berpegang teguh pada

Lebih terperinci

ANALISA KOMITMEN ORGANISASI KARYAWAN CASTELLO CAFÉ & LOUNGE. Mikhael Surya, Rendy Manajemen Perhotelan, Universitas Kristen Petra, Surabaya, indonesia

ANALISA KOMITMEN ORGANISASI KARYAWAN CASTELLO CAFÉ & LOUNGE. Mikhael Surya, Rendy Manajemen Perhotelan, Universitas Kristen Petra, Surabaya, indonesia ANALISA KOMITMEN ORGANISASI KARYAWAN CASTELLO CAFÉ & LOUNGE Mikhael Surya, Rendy Manajemen Perhotelan, Universitas Kristen Petra, Surabaya, indonesia Abstrak : Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013) 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Komitmen Organisasional 2.1.1. Pengertian Komitmen Organisasional Komitmen organisasional adalah tingkat sampai dimana karyawan yakin dan menerima tujuan organisasional, serta

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Mathis dan Jackson (2006:3), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah rancangan sistem-sistem formal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997) BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijabarkan teori-teori yang menjadi kerangka berfikir dalam melaksanakan penelitian ini. Beberapa teori yang dipakai adalah teori yang berkaitan dengan komitmen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kejelasan Sasaran Anggaran Menurut Halim & Syam Kusufi (2012) mengatakan bahwa anggaran memiliki peranan penting dalam organisasi sektor publik, terutama organisasi pemerintahan.

Lebih terperinci

VALUES, ATTITUDES, AND JOB SATISFACTION

VALUES, ATTITUDES, AND JOB SATISFACTION VALUES, ATTITUDES, AND JOB SATISFACTION 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. ORGANIZATIONAL BEHAVIOR S T E P H E N P. R O B B I N S E L E V E N T H E D I T I O N W W W. P R E N H A L L. C O M /

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini berada pada pasar berkembang Asia. Hal ini dapat dilihat dengan masuknya pasar AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan MEA (Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ini berdiri pada tahun 1973 sebagai sebuah home industry yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ini berdiri pada tahun 1973 sebagai sebuah home industry yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT. Multi Garmenjaya sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di industri produk jadi tekstil (garmen), merupakan salah satu dari beberapa perusahaan garmen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Komitmen Organisasi Porter (1998:27) oleh Zainuddin (2002) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai kekuatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pemilihan Tanah Abang sebagai lokasi penelitian karena sekitar 80% pedagang yang memiliki

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. a. Komitmen Organisasi paling sering didefinisikan yaitu:

BAB II URAIAN TEORITIS. a. Komitmen Organisasi paling sering didefinisikan yaitu: BAB II URAIAN TEORITIS A. Komitmen Organisasi 1. Pengertian Komitmen a. Komitmen Organisasi paling sering didefinisikan yaitu: 1. Keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu; 2. Keinginan

Lebih terperinci

6. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

6. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 66 6. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Pada bab ini akan disimpulkan mengenai hasil penelitian yang telah disampaikan pada bab sebelumnya. Pada bab ini juga akan dijelaskan diskusi yang menyatakan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel Tergantung : Organizational Citizenship Behavior. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel Tergantung : Organizational Citizenship Behavior. B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel Bebas : Komitmen Organisasi Variabel Tergantung : Organizational Citizenship Behavior B. Definisi Operasional 1. Organizational Citizenship Behavior

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuannya adalah tersedianya karyawan/sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. tujuannya adalah tersedianya karyawan/sumber daya manusia (SDM) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu faktor penentu keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya adalah tersedianya karyawan/sumber daya manusia (SDM) yang qualified dan capable dalam

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. penting yang dibutuhkan dalam menjaga kepercayaan individu dan organisasi.

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. penting yang dibutuhkan dalam menjaga kepercayaan individu dan organisasi. BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Pada sebuah organisasi tentu kinerja pegawai sangat berpengaruh bagi kemajuan organisasi/perusahaan. Hal ini dikarenakan sebuah organisasi/perusahaan tidak akan bergerak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komitmen organisasi 1. Pengertian Komitmen merupakan perilaku seseorang terhadap organisasi atau perusahaan dimana individu tersebut bisa bersikap tegas dan berpegang teguh pada

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Studi empiris pada perusahaan asuransi di Semarang)

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Studi empiris pada perusahaan asuransi di Semarang) KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Studi empiris pada perusahaan asuransi di Semarang) DATA RESPONDEN Perusahaan : Nama : Jenis Kelamin :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembagian karyawan menjadi karyawan tetap dan karyawan kontrak, baik perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pembagian karyawan menjadi karyawan tetap dan karyawan kontrak, baik perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, banyak perusahaan yang telah menetapkan pembagian karyawan menjadi karyawan tetap dan karyawan kontrak, baik perusahaan swasta maupun

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : insentif, kepuasan kerja, komitmen organisasional dan motivasi kerja. ABSTRACT

ABSTRAK. Kata kunci : insentif, kepuasan kerja, komitmen organisasional dan motivasi kerja. ABSTRACT 1 ABSTRAK Istilah insentif yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejauh mana insentif dapat memotivasi anggota organisasi (karyawan) untuk mencapai tujuan organisasi (perusahaan). Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dasar pembangunan nasional. Dengan kata lain manusia adalah unsur kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dasar pembangunan nasional. Dengan kata lain manusia adalah unsur kerja 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Potensi sumber daya manusia pada hakekatnya merupakan salah satu modal dasar pembangunan nasional. Dengan kata lain manusia adalah unsur kerja yang terpenting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komitmen Organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komitmen Organisasi 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komitmen Organisasi 1. Pengertian Komitmen Organisasi Komitmen organisasi adalah keadaan dimana individu mempertimbangkan sejauh mana nilai dan tujuan pribadinya sesuai dengan

Lebih terperinci

KUESIONER UJI COBA. Lampiran 1

KUESIONER UJI COBA. Lampiran 1 Lampiran 1 KUESIONER UJI COBA Kepada Yth. Para Responden Saya adalah mahasiswa dari Universitas Bina Nusantara yang sedang melakukan penelitian mengenai Variabel-Variabel Anteseden Organizational Citizenship

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Kerja Kepuasan kerja adalah tingkat rasa puas individu bahwa mereka mendapat imbalan yang setimpal dari bermacam-macam aspek situasi pekerjaan dari organisasi tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Budaya Organisasi Geert Hofstede menyatakan bahwa budaya terdiri dari mental program bersama yang mensyaratkan respon individual pada lingkungannya. Definisi tersebut

Lebih terperinci

ARTIKEL. Hubungan Motivasi dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai BKKBN Provinsi Jawa Tengah

ARTIKEL. Hubungan Motivasi dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai BKKBN Provinsi Jawa Tengah ARTIKEL Hubungan Motivasi dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai BKKBN Provinsi Jawa Tengah Oleh : Ruri Dwi Nindias, Ari Subowo, Rihandoyo Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Lebih terperinci

Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan: Studi Empiris Pada Karyawan Non Medis Rumah Sakit

Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan: Studi Empiris Pada Karyawan Non Medis Rumah Sakit Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan: Studi Empiris Pada Karyawan Non Medis Rumah Sakit Kristanty Nadapdap 1, Winarto 2 1,2 Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Methodist Indonesia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi

BAB II LANDASAN TEORI. dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Komitmen Organisasional Menurut Robbins (2008), komitmen karyawan terhadap organisasi yaitu sampai tingkat mana seorang pegawai memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Iklim Organisasi 2.1.1. Definisi Iklim Organisasi Awalnya, iklim organisasi adalah istilah yang digunakan merujuk kepada berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang sangat cepat pada berbagai aspek. Organisasi dituntut untuk lebih responsif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang sangat cepat pada berbagai aspek. Organisasi dituntut untuk lebih responsif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi yang sukses mampu mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Di satu sisi, perkembangan zaman menuntut organisasi untuk mengikuti perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penanganan terhadap kualitas Sumberdaya Manusia, khususnya pada. tingkatan organisasi. Sumberdaya Manusia yang besar apabila dapat

BAB I PENDAHULUAN. penanganan terhadap kualitas Sumberdaya Manusia, khususnya pada. tingkatan organisasi. Sumberdaya Manusia yang besar apabila dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu masalah dunia pendidikan saat ini adalah rendahnya penanganan terhadap kualitas Sumberdaya Manusia, khususnya pada tingkatan organisasi. Sumberdaya

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kewirausahaan telah lama menjadi perhatian penting dalam mengembangkan pertumbuhan sosioekonomi suatu negara (Zahra dalam Peterson & Lee, 2000). Dalam hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sumber daya tersebut. Sebagai institusi pendidikan, sekolah

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sumber daya tersebut. Sebagai institusi pendidikan, sekolah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Pendidikan juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

6/8/2010 CULTURE 2 TIPE POWER

6/8/2010 CULTURE 2 TIPE POWER POWER, POLITIC, AND CULTURE 1 2 TIPE POWER Social power :Kemampuan seseorang untuk memanfaatkan sumber daya manusia, informasi, material untuk menyelesaikan suatu tugas. Personalized power : kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai salah satu komponen dari pendidikan yang eksistensinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai salah satu komponen dari pendidikan yang eksistensinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai salah satu komponen dari pendidikan yang eksistensinya tidak dapat diabaikan, karena sekolah merupakan wadah penyelenggara pendidikan dalam bidang

Lebih terperinci

Nilai, Sikap, dan Kepuasan Kerja

Nilai, Sikap, dan Kepuasan Kerja BAB III Nilai, Sikap,dan Kepuasan Kerja 2003 Prentice Hall Inc. All rights reserved. PERILAKU KEORGANISASIAN S T E P H E N P. R O B B I N S W W W. P R E N H A L L. C O M / R O B B I N S E D I S I K E S

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sehingga semua organisasi atau perusahaan yang bergerak di

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sehingga semua organisasi atau perusahaan yang bergerak di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia perekonomian dewasa ini tumbuh dan berkembang secara dinamis, sehingga semua organisasi atau perusahaan yang bergerak di dalamnya agar selalu mampu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Komitmen karyawan terhadap organisasi merupakan suatu hubungan antara

BAB II LANDASAN TEORI. Komitmen karyawan terhadap organisasi merupakan suatu hubungan antara BAB II LANDASAN TEORI A. KOMITMEN KARYAWAN TERHADAP ORGANISASI 1. Defenisi Komitmen Karyawan terhadap Organisasi Komitmen karyawan terhadap organisasi merupakan suatu hubungan antara individu karyawan

Lebih terperinci

Kepada Yth. Bapak / Ibu / Sdr / i SMA Kesatrian 1 Semarang

Kepada Yth. Bapak / Ibu / Sdr / i SMA Kesatrian 1 Semarang Kepada Yth. Bapak / Ibu / Sdr / i SMA Kesatrian 1 Semarang Dengan hormat, Di tengah-tengah kesibukan sebagai Guru SMA Kesatrian 1 Semarang, saya memohon Bapak / Ibu / Sdr / i untuk meluangkan sedikit waktu

Lebih terperinci

Makna dan Dimensi Budaya \

Makna dan Dimensi Budaya \ peran budaya: Makna dan Dimensi Budaya \ Krisna Pratama Sania Indila MAKNA DAN DIMENSI BUDAYA Kata Budaya berasal dari bahasa latin cultura,yang dalam artis luas berarti mengacu pada interaksi manusia.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa Multiple Regresi (Regresi Ganda).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa Multiple Regresi (Regresi Ganda). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian Kuantitatif dengan pendekatan korelasional yang menggunakan teknik analisa Multiple Regresi (Regresi Ganda). Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA PERUSAHAAN TERHADAP MOTIVASI KERJA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi pada PT. Syngenta Seed Indonesia, Pasuruan Site)

PENGARUH BUDAYA PERUSAHAAN TERHADAP MOTIVASI KERJA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi pada PT. Syngenta Seed Indonesia, Pasuruan Site) PENGARUH BUDAYA PERUSAHAAN TERHADAP MOTIVASI KERJA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi pada PT. Syngenta Seed Indonesia, Pasuruan Site) Adin Galang Daniswara Mochammad Al Musadieq Mohammad

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. niversitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. niversitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Industri keuangan syariah di tanah air semakin mendapat tempat di masyarakat. Sejak beroperasi di tahun 1999, sejumlah bank syariah memperlihatkan prestasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kekuatan untuk menghadapi persaingan (Cusway, 2002). terus menerus untuk mencapai tujuan (Robbins, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kekuatan untuk menghadapi persaingan (Cusway, 2002). terus menerus untuk mencapai tujuan (Robbins, 2006). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sumber daya manusia merupakan hal yang sangat penting dalam suatu organisasi, karena efektifitas dan keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada kualitas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah belum optimal.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah belum optimal. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah merupakan salah satu organisasi pelayanan publik yang sering dianggap belum produktif dan efisien dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Sebagai penyelenggara

Lebih terperinci

Analisis Desain Website Terhadap Budaya Pendekatan Teori Hofstede

Analisis Desain Website Terhadap Budaya Pendekatan Teori Hofstede Analisis Desain Website Terhadap Budaya Pendekatan Teori Hofstede Amelia Fauziah Husna Pendidikan Teknik Mekatronika Universitas Negeri Yogyakarta Amelia.fauziah.husna@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP INTENSI KELUAR KARYAWAN PADA PT. PURNA GRAHA ABADI TASIKMALAYA. Oleh: Reza Rizky Aditya

HUBUNGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP INTENSI KELUAR KARYAWAN PADA PT. PURNA GRAHA ABADI TASIKMALAYA. Oleh: Reza Rizky Aditya HUBUNGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP INTENSI KELUAR KARYAWAN PADA PT. PURNA GRAHA ABADI TASIKMALAYA Oleh: Reza Rizky Aditya Abstrak Sumber daya manusia salah satu sumber daya perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya organisasi berpengaruh terhadap keefektifan dan efisiensi organisasi merupakan sesuatu yang nyata karena adanya perilaku yang diperlihatkan para anggota organisasi

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia merupakan salah satu unsur terpenting di dalam suatu organisasi karena merupakan unsur yang mengendalikan organisasi serta mempertahankan dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organizational Citizenship Behavior 2.1.1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational citizenship behavior

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Suatu organisasi atau perusahaan, baik swasta nasional maupun swasta asing berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan berisi penjelasan mengeai teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu teori komitmen profesi, komitmen organisasi, dan guru, serta hubungan antara komitmen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pandangan karyawan ketika mereka telah diperlakukan dengan baik oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pandangan karyawan ketika mereka telah diperlakukan dengan baik oleh BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Pertukaran Sosial Fung et al. (2012) menyatakan bahwa teori pertukaran sosial merupakan pandangan karyawan ketika mereka telah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. KOMITMEN AFEKTIF 1. Pengertian Komitmen Afektif Sheldon (dalam Meyer & Allen, 1997) mendefinisikan komitmen afektif sebagai suatu attitude atau orientasi terhadap organisasi dimana

Lebih terperinci

MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN LINGKUNGAN PSIKOLOGIS TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BANK BJB CABANG MAJALENGKA Oleh : DUDUNG ABDULLAH *) e-mail : abdullah.dudung@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada jalur formal di Indonesia terbagi menjadi empat jenjang, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada jalur formal di Indonesia terbagi menjadi empat jenjang, yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada jalur formal di Indonesia terbagi menjadi empat jenjang, yaitu pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada dasarnya hubungan antara perusahaan dengan karyawan adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada dasarnya hubungan antara perusahaan dengan karyawan adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya hubungan antara perusahaan dengan karyawan adalah hubungan yang saling menguntungkan. Di satu sisi perusahaan ingin mendapatkan keuntungan yang besar,

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Komitmen Organisasi pada Karyawan bagian Mekanik AUTO 2000 Cabang Cibiru di Kota Bandung. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aset tidak nyata yang menghasilkan produk karya jasa intelektual

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aset tidak nyata yang menghasilkan produk karya jasa intelektual BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia adalah salah satu aset usaha berharga dan merupakan aset tidak nyata yang menghasilkan produk karya jasa intelektual (Darmawan, 2013).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. datanya berwujud bilangan (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi). Di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. datanya berwujud bilangan (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi). Di BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu metode penelitian yang bekerja dengan angka, datanya berwujud bilangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berbeda. Cara pertama diajukan oleh Mowday, Porter, dan Steers, 1982;

BAB II LANDASAN TEORI. berbeda. Cara pertama diajukan oleh Mowday, Porter, dan Steers, 1982; BAB II LANDASAN TEORI A. Komitmen Organisasi 1. Pengertian Komitmen Organisasi Komitmen organisasi dapat didefenisikan dengan dua cara yang amat berbeda. Cara pertama diajukan oleh Mowday, Porter, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh berbagai hal, diantaranya komitmen, profesionalisme, dan tingkat kompetensi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kinerja Kinerja menurut Soetjipto (1997) merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Dalam sebuah organisasi, khususnya organisasi perbankan, semestinya

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Dalam sebuah organisasi, khususnya organisasi perbankan, semestinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sebuah organisasi, khususnya organisasi perbankan, semestinya menyadari satu hal bahwa, kepuasan kerja merupakan faktor yang vital dalam manajemen sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memproduksi barang-barang yang berkualitas demi meningkatkan daya

BAB I PENDAHULUAN. untuk memproduksi barang-barang yang berkualitas demi meningkatkan daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan atau organisasi di Indonesia semakin lama semakin pesat, terutama pada era globalisasi saat ini. Hal ini menuntut setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap organisasi pasti menginginkan untuk memiliki sumber daya manusia (SDM) yang baik untuk organisasinya tak terkecuali di Indonesia. Ironisnya, untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Komitmen Organisasi 1.1 Definisi Komitmen Organisasi Kata komitmen berasal dari kata latin yang berarti to connect. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan dan perusahaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan.

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan dan perusahaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karyawan dan perusahaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Karyawan memegang peran utama dalam menjalankan roda kehidupan perusahaan dan pelaku aktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah agar dapat memenuhi kebutuhan sehari hari. Tetapi pada jaman ini,

BAB I PENDAHULUAN. adalah agar dapat memenuhi kebutuhan sehari hari. Tetapi pada jaman ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada jaman yang semakin maju ini membuat persepsi orang akan pekerjaan menjadi berubah. Di mana pada jaman dahulu alasan seseorang bekerja adalah agar dapat

Lebih terperinci

PENILAIAN BUDAYA ORGANISASI PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN VALUES SURVEY MODULE 2013 HOFSTEDE DI UNIVERSITAS TELKOM BANDUNG

PENILAIAN BUDAYA ORGANISASI PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN VALUES SURVEY MODULE 2013 HOFSTEDE DI UNIVERSITAS TELKOM BANDUNG Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 1 November 2016 PENILAIAN BUDAYA ORGANISASI PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN VALUES SURVEY MODULE 2013 HOFSTEDE DI UNIVERSITAS TELKOM BANDUNG Laura Nopianti Siregar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusianya. PT. Trisapta Eka Maju telah menetapkan sasarannya menjadi

BAB I PENDAHULUAN. manusianya. PT. Trisapta Eka Maju telah menetapkan sasarannya menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kunci sukses pertumbuhan setiap organisasi adalah kemampuannya dalam merekrut, mengembangkan dan mempertahankan talenta sumber daya manusianya. PT. Trisapta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi dibentuk sebagai wadah bagi sekumpulan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi dibentuk sebagai wadah bagi sekumpulan individu untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi dibentuk sebagai wadah bagi sekumpulan individu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Wibowo, 2007:25). Efektifnya organisasi tergantung kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. identitas sebuah organisasi maupun perusahaan dikarenakan masing-masing. memberikan dampak yang buruk terhadap organisasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. identitas sebuah organisasi maupun perusahaan dikarenakan masing-masing. memberikan dampak yang buruk terhadap organisasi tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar organisasi maupun perusahaan yang telah berdiri akan mempunyai budaya organisasi yang berbeda tergantung dari lingkungan perusahaan dan jenis perusahaan

Lebih terperinci

Hubungan Individualisme Kolektivisme dengan Sikap terhadap Perubahan pada Karyawan PT Z Cabang Belmera - Medan

Hubungan Individualisme Kolektivisme dengan Sikap terhadap Perubahan pada Karyawan PT Z Cabang Belmera - Medan Hubungan Individualisme Kolektivisme dengan Sikap terhadap Perubahan pada Karyawan PT Z Cabang Belmera - Medan ( Correlation between Individualism Collectivism and Attitudes toward Changes among employees

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pusat Koperasi Syariah (Puskopsyah) Alkamil Jawa Timur sebagai salah satu lembaga keuangan syariah nonbank yang berbadan hukum koperasi, memiliki kegiatan menyimpan

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA BANDUNG DRAFT SKRIPSI

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA BANDUNG DRAFT SKRIPSI PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA BANDUNG DRAFT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Skripsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komitmen Organisasi. Komitmen organisasi menurut Allen dan Meyer (1990), adalah keadaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komitmen Organisasi. Komitmen organisasi menurut Allen dan Meyer (1990), adalah keadaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komitmen Organisasi 1. Pengertian Komitmen Organisasi Komitmen organisasi menurut Allen dan Meyer (1990), adalah keadaan psikologis yang mengikat karyawan di dalam sebuah organisasi,

Lebih terperinci

Ananda Eka Puteri Hamidah Nayati Utami Ika Ruhana Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Ananda Eka Puteri Hamidah Nayati Utami Ika Ruhana Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang PENGARUH ORGANIZATIONAL STRESSOR TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan Pt Telkom Indonesia Tbk Witel Jatim Selatan Malang) Ananda Eka Puteri Hamidah Nayati Utami Ika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi/korporat (corporate social responsibilities ), workforce diversities,

BAB I PENDAHULUAN. organisasi/korporat (corporate social responsibilities ), workforce diversities, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumberdaya manusia merupakan salah satu aspek krusial yang menentukan keberhasilan misi dan visi suatu perusahaan, oleh karena itu keberadaannya mutlak dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.A. Komitmen Organisasi II.A.1. Definisi Komitmen Organisasi Streers dan Porter (1991) mengemukakan bahwa komitmen merupakan suatu keadaan individu dimana individu menjadi sangat

Lebih terperinci

Prosiding Psikologi ISSN:

Prosiding Psikologi ISSN: Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Kontribusi Komitmen Organisasi Terhadap Disiplin Kerja Karyawan Produksi di PT. X Contribution Study of Organizational Commitment to Work Discipline on Production

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan tersebut begitu terasa dan terus meningkat ke arah yang semakin maju. Untuk mengantisipasinya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) Organizational Citizenship Behavior (OCB) pertama kali dipopulerkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) Organizational Citizenship Behavior (OCB) pertama kali dipopulerkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 1. Definisi Organizational Citizenship Behavior (OCB) Organizational Citizenship Behavior (OCB) pertama kali dipopulerkan oleh Organ

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat globalisasi dan pasar bebas mulai merambah Indonesia, terjadilah

BAB I PENDAHULUAN. Saat globalisasi dan pasar bebas mulai merambah Indonesia, terjadilah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat globalisasi dan pasar bebas mulai merambah Indonesia, terjadilah persaingan ekonomi dan teknologi untuk menjadi yang terbaik. Hal ini terutama terlihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk karyawan untuk berfikir, bersikap dan berperilaku. Budaya organisasi

BAB I PENDAHULUAN. membentuk karyawan untuk berfikir, bersikap dan berperilaku. Budaya organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Budaya dapat membantu organisasi agar dapat terus bertahan dengan menyediakan standar yang tepat. Secara tidak langsung budaya organisasi dapat membentuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. KOMITMEN ORGANISASI 1. Definisi Komitmen Organisasi Komitmen organisasi menurut Robbins (2003) ialah suatu keadaan dimana karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuantujuannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hamzah, Nyorong, 2013). Sebagai instansi yang berorientasi pada pelanggan (consumeroriented),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hamzah, Nyorong, 2013). Sebagai instansi yang berorientasi pada pelanggan (consumeroriented), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan konsep pelayanan dalam suatu rumah sakit sebagai instansi yang bergerak di bidang jasa pelayanan kesehatan masyarakat, salah satunya adalah pergeseran

Lebih terperinci

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR. 1. Validitas dan Reliabilitas Dimensi Jarak Kekuasaan

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR. 1. Validitas dan Reliabilitas Dimensi Jarak Kekuasaan LAMPIRAN A HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR 1. Validitas dan Reliabilitas Dimensi Jarak Kekuasaan No. Item Validitas Keterangan 1 0.649 Diterima 6 0.545 Diterima 11 0.097 Ditolak 16 0.459

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki peritiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut

Lebih terperinci

KOMITMEN ORGANISASI MUSYRIF-MUSYRIFAH DI PUSAT MA HAD AL JAMI AH UIN MALIKI MALANG

KOMITMEN ORGANISASI MUSYRIF-MUSYRIFAH DI PUSAT MA HAD AL JAMI AH UIN MALIKI MALANG KOMITMEN ORGANISASI MUSYRIF-MUSYRIFAH DI PUSAT MA HAD AL JAMI AH UIN MALIKI MALANG A. PENDAHULUAN Komitmen organisasi dalam dunia perusahaan maupun lembaga, merupakan suatu komponen yang penting dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teori itu dipakai adalah karena teori tersebut relevan dengan variabel yang dipakai serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teori itu dipakai adalah karena teori tersebut relevan dengan variabel yang dipakai serta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alasan Pemilihan Teori Teori yang digunakan adalah teori yang berkaitan dengan variabel yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini yaitu iklim kerja dan komitmen kerja. Alasan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 20 karyawan divisi HC (Human Capital) yang mempersepsi budaya perusahaan di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 20 karyawan divisi HC (Human Capital) yang mempersepsi budaya perusahaan di BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui pengolahan data terhadap 20 karyawan divisi HC (Human Capital) yang mempersepsi budaya perusahaan di Bank

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. WENANG PERMAI SENTOSA Oleh : Anfferney Dallen Mewoh Riane Johnly Pio Sontje Sumayku

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. WENANG PERMAI SENTOSA Oleh : Anfferney Dallen Mewoh Riane Johnly Pio Sontje Sumayku PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. WENANG PERMAI SENTOSA Oleh : Anfferney Dallen Mewoh Riane Johnly Pio Sontje Sumayku Abstract PT. Wenang Permai Sentosa continues to create

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Budaya Organisasi 1. Pengertian Budaya Organisasi Organisasi didefinisikan sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok individu (orang), yang saling berinteraksi menurut suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi pegawai dimana perusahaan atau organisasi sekarang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. bagi pegawai dimana perusahaan atau organisasi sekarang berusaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini banyak perusahaan atau organisasi berlomba-lomba untuk menjadi sebuah perusahaan atau organisasi yang menjadi pilihan bagi pegawai dimana perusahaan atau

Lebih terperinci