BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Jagung Menurut sejarahnya, tanaman jagung berasal dari Amerika [31]. Sedangkan di Indnesia, jagung pertama kali dikenal masyarakat sekitar 400 tahun lalu, saat itu dibawa leh rang-rang Prtugis dan Spanyl. Pada awalnya, daerah yang menjadi penghasil jagung adalah daerah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura. Tanaman jagung lambat laun meluas dan luas areal tanam tanaman jagung menyeluruh semua prvinsi di Indnesia dengan luas areal tanam yang beragam [32]. Klasifikasi dan sistematika tanaman jagung menurut Rukmana (2005) sebagai berikut. Kingdm : Plantae Divisi : Spermatphyta Subdivisi : Angispermae Kelas : Mnctyledneae Ord : Pales Famili : Paceae (Graminae) Genus : Zea Spesies : Zea mays L. Tanaman jagung termasuk memiliki akar yang serabut, menyebar ke samping dan ke bawah sepanjang 25 cm [33]. Tanaman jagung memiliki bagianbagian seperti daun, buah, batang dan akar. Batang tanaman jagung bulat silindris dan tidak berlubang seperti batang padi, berisi padat dan mengandung berkasberkas pembuluh sehingga makin memperkuat batang untuk berdiri. Demikian juga jaringan kulit yang tipis dan keras yang terdapat pada bagian luar batang jagung [31]. Batang tanaman jagung beruas-ruas dan pada bagian pangkal batang beruas pendek dengan jumlah sekitar 8-20 ruas. Jumlah ruas tersebut tergantung pada jenis jagung yang ditanam dan juga umur tanaman. Pada umumnya ndia (buku) setiap tanaman jagung jumlahnya berkisar 8-48 ndia. Demikian juga 7

2 tinggi tanaman jagung yang beragam, tergantung pada jenis yang ditanam dan tingkat kesuburan tanah [31]. Fungsi batang jagung yang berisi berkas-berkas pembuluh adalah sebagai media pengangkut zat-zat makanan dari atas ke bawah atau sebaliknya. Unsur hara yang diserap leh akar tanaman jagung diangkat ke atas melalui berkasberkas pembuluh menuju daun tanaman untuk kemudian dilah dengan bantuan sinar matahari dan gas CO 2 [31]. Keadaan iklim yang cck untuk tanaman jagung adalah daerah beriklim sedang hingga beriklim subtrpis/trpis yang basah. Jagung juga tumbuh di daerah antara 0-50 Lintang Utara hingga 0-40 Lintang Selatan. Dalam pertumbuhannya, tanaman jagung dapat hidup baik pada suhu antara 26,5-29,5 C. Bila suhu di tanam di atas 29,5 C maka air tanah cepat menguap sehingga dapat mengganggu penyerapan unsur hara leh akar tanaman, sedangkan apabila suhu di bawah 16,5 C akan bisa mengurangi kegiatan respirasi [34]. Tanaman jagung dapat tumbuh mulai dataran rendah sampai tinggi (daerah pegunungan) dengan ketinggian meter atau lebih di atas permukaan laut (dpl). Jagung yang ditanam di daerah ketinggian kurang dari 800 meter dari permukaan air laut dapat memberikan hasil panen yang tinggi [31]. Jumlah ppulasi tanaman per hektar merupakan faktr penting untuk mendapatkan hasil maksimal. Prduksi yang maksimal dapat dicapai apabila menggunakan jarak tanam yang sesuai. Jenis jagung yang umurnya beragam mempunyai ptimum ppulasi yang berbeda-beda. Jenis jagung yang berumur dalam ± 100 hari, ppulasi ptimum adalah ± tanaman/hektar, ditanam dengan jarak tanaman 75 x 25 cm dengan satu tanaman per lubang. Jenis jagung berumur tengah (80-90 hari) ptimum ppulasi adalah ± tanaman/hektar, ditanam dengan jarak tanam 75 x 25 cm. Jenis jagung yang berumur singkat (70-80 hari) dengan ppulasi ptimum mencapai tanaman/hektar dengan jarak tanam 75 x 10 cm [35]. 2.2 Pencemaran Lgam Berat Plusi atau pencemaran air dan udara adalah masuk dan dimasukkannya makhluk hidup,zat, energi dan atau kmpnen lain ke dalam air atau udara dan 8

3 atau berubahnya tatanan (kmpsisi) air atau udara leh kegiatan manusia atau prses alam, sehingga kualitas air atau udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air atau udara menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya [7]. Bahan-bahan pencemar atau plutan adalah material atau energi yang dibuang ke lingkungan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan baik abitik maupun bitik [6]. Berdasarkan sumbernya, pencemaran dapat dibagi menjadi dua kelmpk, yakni [8]: a. Dari laut, misalnya tumpahan minyak baik dari sumbernya langsung maupun hasil pembuangan kegiatan pertambangan di laut, sampah dan air tumpahan minyak dari kapal tanker. b. Kegiatan di darat melalui udara dan terbawa leh arus sungai yang akhirnya bermuara ke laut. Berdasarkan sifatnya, pencemaran dibagi menjadi zat yang mudah terurai (bidegradable). Cnth dari zat yang mudah terlarut adalah seperti sampah rganik sedangkan zat yang sukar terurai (nn bidegradable) cnthnya adalah minyakdan lgam berat [9]. Pencemaran leh lgam berat atau (heavy metal) terhadap lingkungan perairan terjadi karena adanya suatu prses yang melibatkan lgam sebagi zat yang digunakan. Secara umum sumber utama limbah lgam berat berasal dari kegiatan pertambangan, cairan limbah rumah tangga, limbah dan buangan industri dan limbah pertanian [10]. Lgam berat termasuk sebagai zat pencemar karena sifatnya yang tidak dapat diuraikan secara bilgis dan sifatnya yang stabil, sehingga dapat tersebar jauh dari tempatnya semula. Selanjutnya dikatakan bahwa ada dua hal yang menyebabkan lgam berat diglngkan sebagai pencemar yang berbahaya, yaitu tidak bisa diurai leh mikrrganisme yang hidup di lingkungan dan terakumulasi dalam kmpnen-kmpnen lingkungan, terutama air dengan membentuk senyawa kmpleks bersama bahan rganik dan anrganik secara adsrpsi dan kmbinasi [11]. 9

4 2.3 Lgam Berat Definisi Lgam Berat Lgam berat sebenarnya digunakan dalam berbagai perpustakaan ilmiah dan secara luas dalam industri-industri penglahan. Lgam berat memiliki karakteristik yaitu memiliki gravitas spesifik yang sangat besar yaitu lebih dari 4 dan mempunyai nmr atm sebesar dan serta unsur-unsur lantanida juga mempunyai efek bikimia yang khusus pada makhluk hidup [12]. Lgam berat juga termasuk ke dalam kriteria lgam-lgam biasa lainnya hanya saja sifat tksit dan bahaya yang ditimbulkan apabila berada di lingkungan dengan knsentrasi tinggi atau di atas ambang batas yang ditentukan. Sebagai cnth lgam besi (Fe) bila masuk kedalam tubuh dalam jumlah yang berlebihan tapi tidak menimbulkan pengaruh yang buruk terhadap tubuh karena lgam besi dibutuhkan dalam darah untuk meningkatkan kapasitas ksigen [12]. Menrut Darmn (1995), ada 4 glngan lgam berat berdasarkan sifat racunnya yaitu : a. Sangat beracun, yaitu dapat mengakibatkan kematian ataupun gangguan kesehatan yang pulih dalam waktu yang singkat. Lgam-lgam tersebut adalah g, Pb, Cd, Cr dan As. b. Mderat, yaitu mengakibatkan gangguan kesehatan baik yang pulih maupun tidak dalam waktu yang relatif lama. Lgam-lgam tersebut adalah Ba, Be, Cu, Au, Li, Mn, Se, Te, C dan Rb. c. Kurang beracun, yaitubila dalam jumlah besar menimbulkan gangguan kesehatan. Lgam-lgam tersebut adalah Al, Bi, C, Fe, Ca, Mg, Ni, K, Ag, Ti dan Zn. d. Tidak beracun, yaitu tidak menimbulkan gangguan kesehatan. Lgam-lgam tersebut adalah Na, Al, Sr dan Ca. Berdasarkan densitasnya, glngan lgam dapat dibagi menjadi dua glngan yaitu glngan lgam ringan dan glngan lgam berat. Glngan ringan (light metal) mempunyai densitas <5 g/cm 3, sedangkan lgam berat mempunyai densitas 5g/cm 3. Berdasarkan manfaatnya bagi rganisme, lgam dibagi menjdai dua bagian yaitu lgam esensial dan lgam nnesensial. 10

5 Lgam esensial adalah lgam yang sangat membantu prses fisilgi makhluk hidup dengan membantu kinerja enzim dan pembentukan rgan, misalnya lgam Ca, P, K, Na, Cl, S, Mg, Fe, Cu, Zn, Mn, C, m, I dan Se. Lgam Ca, P dan Mg merupakan lgam ringan yang berguna untuk pembentukan kutikula/sisik pada ikan dan udang sedangkan lgam Cu, Zn dan Mn merupakan jenis lgam berat yang berguna dalam pembentukan hemsianin dalam sistem darah dan enzimatik pada hewan air. Lgam nn esensial adalah lgam yang peranannya dalam tubuh rganisme belum diketahui, kandungannya dalam jaringan tubuh jumlahnya sangat sedikit [13] Sumber dan Bentuk Lgam Berat Menurut libes (1992), bahwa lgam berat masuk ke perairan laut melalui run ff air sungai, prses hidrtermal, difusi dari sedimen dan kegiatan antrpgenik. 1. Sungai Sungai adalah sumber utama pemask lgam berat baik dalam bentuk partikel maupun terlarut yang berasal dari pelapukan batuan granit dan basalt. 2. Paskan Atmsfer Beberapa lgam berat seperti Pb dan As yang didepsit di permukaan laut berasal dari debu yang terbawa leh angin. 3. Prses idrtermal Prses hidrtermal yang berassiasi dengan prses tektnik akan semakin menambah knsentrasi lgam berat dalam air laut. Knsentrasi lgam berat akan meningkat saat air laut yang suhunya panas mengalami kntak dengan magma yang berada beberapa kilmeter di bawah permukaan bumi. Kemudian larutan yang panas ini akan melepaskan lgam dari batuan basalt. 4. Aktivitas Antrpgenik Pada umumnya limbah antrpgenik berasal dari pupuk atau pestisida dari kegiatan pertanian yang terbuang ke perairan sungai. Jalur-jalur tersebut akanberinteraksi membentuk suatu pla yang disebut dengan siklus bigekimia lgam berat yang ditampilkan secara skematis. 11

6 Dalam perairan, lgam berat dapat ditemukan dalam bentuk terlarut dan tidak terlarut. Lgam berat terlarut adalah lgam yang membentuk kmpleks dengan senyawa rganik dan anrganik sedangkan lgam berat yang tidak terlarut merupakan partikel yang berbentuk klid dan kelmpk senyawa lgam yang teradsrpsi pada partikel-partikel tersuspensi [15]. 2.4 Lgam Tembaga (Cu) Lgam tembaga (Cu) merupakan lgam yang penting dalam industri dewasa ini. Tembaga dengan sifat karatnya yang rendah dan mudah bercampur dengan lgam-lgam lain. Selain itu tembaga merupakan knduktr yang baik. Lgam tembaga merupakan lgam transisi dalam tabel peridik unsur dengan massa atm sebesar 63,54 Daltn dengan dua istp berupa 63 Cu dan 65 Cu dengan jumlah 69,2% dan 30,8% berturut-turut berada di alam. Di alam, tembaga secara umum ditemukan dalam 4 jenis yaitu: tembaga (0), tembaga (1), tembaga (3) dan tembga (4). Walaupun tembaga (3) sangat jarang berada di alam, biasanya terikat dalam emas dan perak.tembaga yang bercampur dalam emas dan perak termasuk dalam lgam mulia. Lgam mulia ini dapat ditemukan dalam bentuk elemen [16]. Sumber utama lgam Cu berasal dari ersi berbagai batuan mineral yang umumnya terjadi di sungai sedangkan sumber yang berasal dari aktivitas manusia bersifat lkal dan sangat bervariasi [17]. Tembaga masuk ke dalam laut melalui prses batuan mineral dan kegiatan manusia serta sampah kta. Unsur Cu bersifat racun terhadap invertebrata dan bersifat sinergis bila berada bersama-sama dengan Zn [18]. Lgam Cu juga banyak digunakan pada pabrik yang memprduksi alatalat listrik, gelas, dan zat warna yang biasanya bercampur dengan lgam lain sebagai ally dengan perak (Ag), kadmium (Cd), timah (Sn) dan seng (Zn). Garam tembaga banyak digunakan dalam bidang pertanian misalnya larutan Brdeaux yang mengandung 1-3% tembaga sulfat (CuSO 4 ) digunakan untuk membasmi jamur pada batang phn buah-buahan [19]. Keberadaan tembaga dalam jumlah kecil sangat berguna bagi makhluk hidup karena merupakan lgam esensial, tapi dalam jumlah besar dapat mengakibatkan berbagai masalah 12

7 kesehatan karena sifatnya yang beracun. In tembaga dapat terakumulasi di tak, jaringan kulit, hati dan pankreas [20]. Pencemaran perairan leh Cu umumnya hanya bersifat lkal yaitu pada daerah pantai, teluk, estuari dan tempat pembuangan limbah. Sifat racunnya tidak terlalu membahayakan bila dibandingkan dengan Pb dan Cd. Dalam air laut, kandungan unsur lgam tembaga yang nrmal adalah 2 ppb [21]. Keberadaan lgam Cu di lingkungan perlu mendapat perhatian mengingat begitu kecilnya ambang batas yang diperblehkan. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara KL Kep.02/Men-KL/1998 tentang Penetapan Baku Mutu Lingkungan, keberadaan lgam Cu dalam lingkungan diharapkan nihil, sedangkan batas maksimal yang diperblehkan adalah 1 ppm [22]. In lgam Cu dapat berubah menjadi stabil dalam tanah setelah mengalami reaksi hidrlisis, pembentukan senyawa kmpleks anrganik dan rganik. In lgam Cu lebih terikat kuat pada bahan rganik bila dibandingkan dengan in lgam mikr seperti in Zn dan Mn [23]. 2.5 Adsrpsi Adsrpsi adalah prses yang terjadi pada permukaan suatu zat padat yang berkntak dengan suatu larutan dimana terjadi akumulasi mlekul-mlekul larutan pada permukaan zat padat tersebut. Zat-zat rganik dalam larutan yang memiliki kelarutan yang rendah di dalam air, makin mudah pula untuk diadsrpsi dari larutannya. al yang sama, makin kurang plar suatu senyawa rganik makin baik teradsrpsi dari larutan yang bersifat plar ke permukaan yang nn plar [22] Mekanisme Adsrpsi Adsrpsi secara umum adalah prses penggumpalan substansi terlarut yang ada dalam larutan, leh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatuikatan kimia-fisika antara substansi terlarut (adsrbat) dengan penyerapnya (adsrben). Prses interaksi dapat saja terjadi antara cairan dan gas, padatan atau cairan lain. Adsrpsi fisika terjadi karena adanya ikatan Van der waals, dan bila ikatan tarik antar mlekul adsrbat dengan adsrben lebih besar dari ikatan antara mlekul zat terlarut dengan pelarutnya maka zat terlarut akan dapat diadsrpsi 13

8 Permukaan Batang Jagung [23]. Sedangkan adsrpsi kimia merupakan hasil dari reaksi kimia antara mlekul adsrbat dan adsrben dimana terjadi pertukaran elektrn [24]. Adsrpsi terhadap air buangan mempunyai tahapan prses seperti berikut [23]: 1. Transfer mlekul-mlekul adsrbat menuju lapisan film yang mengelilingi adsrben. 2. Difusi adsrbat melalui lapisan film (film diffusin). 3. Difusi adsrbat melalui kapiler atau pri-pri dalam adsrben (prses pre diffusin) 4. Adsrbsi adsrbat pada permukaan adsrben. Mekanisme adsrpsi dapat digambarkan pada gambar di bawah ini. Gambar 2.1 menunjukkan adsrbat berinteraksi dengan permukaan pada prsprs adsrben. Gambar 2.1 Ilustrasi Prses Adsrpsi Adsrben Batang Jagung [43] Dengan bantuan pengadukan, lgam Cu masuk ke pri-pri adsrben batang jagung sampai ke dasar pri-pri batang jagung dan sulit untuk terlepas. Selain itu, lgam Cu juga masih ada yang di ujung luar pri-pri batang jagung dan karena pengaruh pengadukan juga memungkinkan dapat terlepas kembali. Berikut ini adalah ilustrasi yang menggambarkan mekanisme interaksi batang jagung dengan in lgam Cu

9 Cu Fe Larutan Cu Fe Permukaan Batang Jagung Gambar 2.2 Interaksi Adsrben Batang Jagung dengan In Lgam Cu 2+ [40] Gambar 2.2 menjelaskan bahwa pada prses adsrpsi, ada dua bagian interaksi antara adsrben dan in lgam, yaitu innersphere dan utersphere. Inner sphere adalah interaksi antara adsrben dan in lgam Cu 2+ dimana atm Cu 2+ kehilangan satu gugus dan langsung berikatan dengan functinal grup batang jagung. Sedangkan uter sphere adalah interaksi antara adsrben dan in lgam Cu 2+ dimana salah satu gugus O pada atm Cu 2+ berikatan dengan functinal grup batang jagung Faktr-faktr yang Mempengaruhi Adsrpsi Faktr-faktr yang mempengaruhi mekanisme adsrpsi adalah agitasi, karakteristik adsrbat, ukuran mlekul adsrbat, p larutan, temperatur dan waktu kntak [23]. 1. Agitasi Jika agitasi yang terjadi antara partikel karbn dengan cairan relatif kecil, permukaan film dari liquid sekitar partikel akan menjadi tebal dan difusi film akan terbatas. 2. Karakteristik Adsrben Ukuran partikel dan luas permukaan merupakan karakteristik terpenting dari adsrben. Ukuran partikel adsrben mempengaruhi tingkat adsrpsi yang 15

10 terjadi, tingkat adsrpsi meningkat seiring mengecilnya ukuran partikel. Ttal kapasitas adsrpsi tergantung pada ttal luas permukaan dimana ukuran partikel adsrben tidak berpengaruh besar pada ttal luas permukaan adsrben. 3. Ukuran Mlekul Adsrbat Ukuran mlekul merupakan bagian yang penting dalam adsrpsi karena mlekul harus memasuki micrpre dari partikel adsrben untuk diadsrpsi. Tingkat adsrpsi biasanya meningkat seiring dengan semakin besarnya ukuran mlekul dariadsrbat. Kebanyakan limbah terdiri dari bahan-bahan campuran sehingga ukuran mlekulnya berbeda-beda. Pada situasi ini akan memperburuk penyaringan mlekul karena mlekul yang lebih besar akan menutup pri sehingga mencegah jalan masuknya mlekul yang lebih kecil. 4. Waktu Kntak Waktu yang diperlukan untuk mencapai keadaan setimbang pada prses penyerapan in lgam leh adsrben hanya beberapa menit saja [25]. Jumlah zat yang diadsrpsi pada permukaan adsrben merupakan prses untuk mencapai kesetimbangan karena laju adsrpsi juga diikuti dengan prses desrpsi. Pada saat mula-mula reaksi, prses adsrpsi lebih dminan daripada prses desrpsi sehingga prses adsrpsi berlangsung cepat. Pada akhir-akhir mencapai keadaan setimbang, peristiwa adsrpsi juga cendrung mengalami perlambatan prses penyerapan pada keadaan setimbang namun hal ini tidak terlihat secara makrskpis. Pada setiap jenis adsrben yang digunakan, waktu untuk mencapai saat setimbang berbeda-beda. Perbedaan waktu untuk mencapai keadaan setimbang dikarenakan jenis interaksi yang terjadi antara adsrben dan adsrbat. Secara umum, waktu untuk mencapai kesetimbangan melalaui mekanisme secara fisika (physisrptin) lebih cepat bila dibandingkan dengan mekanisme secara kimia (chemisrptin) [26]. Adsrpsi secara fisika, interaksi antara adsrben dan adsrbat terjadi melalui pembentukan ikatan yang lebih kuat bila dibandingkan dengan mekanisme secara kimia. Mekanisme secara kimia diawali dahulu dengan mekanise fisika, yaitu pada partikel-partikel adsrbat mendekat ke permukaan adsrben melalui gaya Van der waals atau juga melalui ikatan hidrgen, kemudian diikuti mekanisme secara kimia dengan menimbulkan ikatan yang lebih 16

11 kuat yaitu ikatan kvalen dengan energi yang dilepaskan relatif tinggi, sekitar 100 kj/ml [27]. 5. Keasaman (p) Tingkat keasaman atau p mempunyai pengaruh dalam prses adsrpsi. Untuk mencapai p ptimum dalam prses adsrpsi ditandai dengan jumlah maksimum yang dapat diserap adsrben adalah ditetapkan melalui uji labratrium. Keasaman (p) akan mempengaruhi sisi aktif bimassa serta berpengaruh pada mekanisme adsrpsi in lgam. Pada p yang rendah, prses adsrpsi in lgam juga semakin rendah atau lambat. al ini dikarenakan pada kndisi asam, gugus fungsi yang terdapat pada adsrben terprtnasi sehingga terjadi pengikatan in hidrgen ( + ) dan in hidrnium [27]. Sementara itu inin lgam dalam larutan sebelum teradsrpsi leh adsrben terlebih dahulu mengalami hidrlisis dan menghasilkan prtn [28]. Dalam kndisi p rendah (<7) permukaan adsrben akan bermuatan psitif sehingga mengalami tlakan antara pemukaan adsrben dengan in lgam akibatnya prses adsrpsi menjadi lambat dan rendah. Sementara itu pada p tinggi (>7), maka prses adsrpsi relatif tinggi, hal ini dikarenakan kmplek hidrks lgam (MO + ) yang akan terbentuk di dalam larutan lebih banyak, demikian juga permukaan adsrben akan bermuatan negatif sehingga melepaskan prtn sehingga melalui gaya elektrstatik akan terjadi tarik menarik yang menyebabkan peningkatan adsrpsi [29] Kapasitas Adsrpsi Prinsip prses adsrpsi sangat sesuai dalam menjerap untuk memisahkan suatu bahan dengan knsentrasi yang rendah dari campuran yang mengandung bahan dengan knsentrasi tinggi. Dalam prses adsrpsi, knsentrasi dalam larutan begitu berpengaruh pada pengambilan spesifik in lgam dan dengan adanya variasi knsentrasi larutan maka dapat ditentukan kapasitas adsrpsi dengan menggunakan metde istermal adsrpsi. Prses adsrpsi larutan juga diikuti pengamatan istermal adsrpsi yaitu hubungan antara banyaknya zat yang teradsrpsi persatuan berat adsrden dengan knsentrasi zat terlarut pada temperatur tertentu. 17

12 Permukaan zat padat dapat mengadsrpsi zat terlarut dari larutannya, hal ini dikarenakan adanya pengumpulan mlekul-mlekul suatu zat pada permukaan zat lain sebagai akibat ketidakseimbangan gaya-gaya pada permukaan tersebut. Kemampuan interaksi antara adsrbat dengan adsrben dipengaruhi dari sifat masing-masing adsrbat dan adsrbennya. Salah satu cara untuk menentukan kmpnen mana yang diadsrpsi lebih kuat adalah dengan menentukan keplaran dari adsrbat dan adsrbennya. Apabila adsrbennya bersifat plar, maka kmpnen yang memiliki sifat plar akan terikat lebih kuat dibandingkan dengan kmpnen yang kurang plar. Sifat keras dan lunaknya dari adsrbat maupun adsrben akan mempengaruhi kekuatan interaksi. Sifat keras pada katin yaitu kemampuan suatu katin untuk memplarisasi anin dalam suatu ikatan (plarizing pwer catin). Katin yang mempunyai kekuatan yang besar untuk memplarisasi anin yang cendrung bersifat keras. Kemampuan yang besar suatu katin untuk memplarisasi anin dimiliki leh in-in lgam dengan ukuran (jari-jari) kecil dan muatan yang besar. Sebaliknya, kemampuan yang kecil suatu katin untuk memplarisasi anin dimiliki leh lgam-lgam dengan ukuran besar namun muatannya kecil, sehingga diklasifikasikan sebagai in lunak. Sedangkan pengertian keras untuk anin yaitu kemampuan suatu anin untuk mengalami plarisasi (plarisabilitas anin) akibat medan listrik dari katin. Anin yang bersifat keras adalah anin yang berukuran kecil, muatannya besar dan elektrnegativitas tinggi, sebaliknya anin lunak dimiliki leh anin dengan ukuran besar, muatannya kecil dan elektrnegativitas yang rendah. In lgam keras berikatan kuat dengan anin keras dan in lgam lunak berikatan kuat dengan anin lunak [26]. Prsitas adsrben juga mempengaruhi daya adsrpsi suatu adsrpsi. Adsrben dengan prsitas yang besar mempunyai kemampuan menjerap yang lebih tinggi bila dibandingkn dengan adsrben yang memiliki prsitas kecil. Untuk meningkatkan prsitas adsrben bisa dengan cara mengaktivasi secara fisika seperti mengalirkan uap air panas ke dalam pri-pri adsrben atau dengan mengaktivasi secara kimia yaitu dengan aktivasi selulsa melalui penggantian gugus O pada selulsa dengan gugus SO - 3 melalui prses sulfnasi [30]. 18

13 Reaksi yang melibatkan pengambilan beberapa kmpnen dari larutan yang mengadung mineral disebut penyerapan (srptin), absrpsi atau adsrpsi. Pada reaksi absrpsi, kmpnen kimia dihilangkan dari larutan dan menembus pripri padatan. Istilah adsrpsi digunakan jika kmpnen yang diambil dari larutan dan terikat pada permukaan antarmuka mineral. Dengan kata lain, adsrbat (kmpnen kimia yang diserap) tetap dalam bentuk 2D antarmuka larutan mineral, yang berbeda dengan padatan kimia yang ada dalam bentuk larutan 3D atau padatan yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Penyerapan Adsrpsi Absrpsi Presipitasi Padatan larutan Padatan larutan Padatan larutan Gambar 2.3 Skema yang Menggambarkan Adsrpsi, Absrpsi dan Presipitasi Zn Pada Permukaan Besi Oksida [40] Jika mekanisme pengambilan kmpnen kimia dari larutan tidak diketahui, istilah penyerapan umum bisa dipakai untuk menjelaskannya. Pada adsrpsi fisika, adsrbat terikat pada permukaan leh ikatan yag relatif lemah yaitu ikatan van der waals. Pada adsrpsi kimia, ikatan kimia inik atau kvalen yang lebih kuat terbentuk antara adsrbat dan permukaan adsrben. istilah adsrpsi yang umum seringkali ditujukan kepada adsrpsi fisika, sementara adsrpsi kimia mengacu kepada adsrpsi khusus [40]. 19

14 2.6 Adsrben Adsrben merupakan zat padat yang dapat menyerap kmpnen tertentu dari suatu fase fluida. Kebanyakan adsrben adalah bahan bahan yang sangat berpri dan adsrpsi berlangsung terutama pada dinding dinding pri atau pada letak letak tertentu didalam partikel [42]. Penyerap bisrban seperti lumut, sekam padi, eceng gndk, genjer, lignin kayu Ailanthus altissima, limbah pulp dan alga telah banyak dikembangkan dalam menyerap in-in lgam. Bahan penyerap nn bisrben juga sudah dikembangkan seperti perlit, tanah gambut dan lumpur aktif [5]. 2.7 Analisa Eknmi Sumber bahan baku (batang jagung) tersedia cukup banyak. al ini terlihat dari hasil statistik dari Badan Pusat Statistik dan Kementerian Pertanian tahun 2013 yang menunjukkan bahwa tanaman jagung cukup banyak tersedai sehingga ketersediaan limbah batang jagung kheren dengan tanaman batang jagung. Data tahun 2013 menunjukkan ada Tn prduksi tanaman jagung di Indnesia. Besarnya kebutuhan dalam negeri akan kmsumsi masyarakat Indnesia dan juga sebagai rangsum pakan ternak akan diperkirakan terus naik tiap tahunnya. Melihat pada Rencana Strategis Ditjen Pangan Tahun 2014, untuk tahun 2013 rencana prduktivitas jagung dalam negeri mencapai 53,92 Ku/a dan target prduksi mencapai Tn jagung. Dengan terus bertambahnya perluasan area tanaman jagung juga diikuti bertambahnya jumlah batang jagung yang dihasilkan maka ini menjadi peluang untuk meningkatkan nilai eknminya bila dilah menjadi bahan yang bermanfaat, pemanfaatan ini juga dapat mengurangi ptensi pencemaran lingkungan. Untuk itu perlu dilakukan kajian ptensi eknmi adsrben dari limbah batang jagung. Namun, dalam tulisan ini hanya akan dikaji ptensi eknmi secara sederhana. Sebelum melakukan kajian tersebut, perlu diketahui harga bahan baku yang digunakan, baiaya prduksi, biaya kebutuhan listrik dan harga 20

15 jual adsrben. Perhitungan analisisi eknmi dapat dilihat pada tabel 2.1 dan 2.2 di bawah ini: Tabel 2.1 Perhitungan Biaya Bahan Baku N Bahan Baku arga (Rp) Satuan Biaya 1 Batang Jagung gram - N Alat Tabel 2.2 Perhitungan Biaya Kebutuhan Listrik arga/kwh Kebutuhan (kw) Waktu (Jam) Biaya (Rp) 1 Blender Rp , ,48 Ttal Rp ,48 - Ttal biaya prduksi = biaya penyediaan bahan baku + kebutuhan listrik = Rp. 0 + Rp ,48 = Rp. 1200,48/200 gr - arga jual adsrben dari batang jagung = Rp. 1200,48/200 gr Sehingga dapat diestimasi harga jual adsrben batang jagung seharga Rp. 1200,48/200 gr atau Rp ,4/kg. Sedangkan harga jual adsrben dipasaran sebagai berikut. Berikut merupakan harga masing-masing jenis adsrben di pasaran [41] : 1. Karbn Aktif Lkal = Rp /kg 2. Karbn Aktif aycarb = Rp /kg 3. Manganese = Rp /kg 4. Silika (Pasir Kuarsa) = Rp 3.000/kg 5. Zelit = Rp 7.000/kg 6. Pasir Aktif = Rp /kg Sebagai perbandingan, maka diambil cnth perhitungan estimasi biaya bahan baku adsrben zelit sebagai berikut : Zelit = 1 kg x Rp 7.000,00 = Rp 7.000,00 21

16 Jika dibandingkan harga jual zelit di pasaran, harga jual adsrben dari prses ini lebih murah dengan selisih Rp 1.000,00/kg. Maka adsrben batang jagung memiliki nilai jual sehingga dan memiliki keuntungan apabila dipasarkan. 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 JAGUNG (Zea Mays) Tanaman jagung dalam bahasa latin disebut Zea mays L, salah satu jenis tanaman biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan (Gramineae) yang sudah ppuler diseluruh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah merupakan salah satu unsur alam yang sama pentingnya dengan air dan udara. Tanah adalah suatu benda alami, bagian dari permukaan bumi yang dapat ditumbuhi oleh

Lebih terperinci

BAB 6 LARUTAN ELEKTROLIT DAN KONSEP REDOKS

BAB 6 LARUTAN ELEKTROLIT DAN KONSEP REDOKS www.qmia.c.nr www.nuklir.c.nr BAB 6 LARUTAN ELEKTROLIT DAN KONSEP REDOKS 1) Larutan Elektrlit dan Nn Elektrlit Larutan elektrlit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutan elektrlit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logam Berat Istilah "logam berat" didefinisikan secara umum bagi logam yang memiliki berat spesifik lebih dari 5g/cm 3. Logam berat dimasukkan dalam kategori pencemar lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia Sehat 2010 yang telah dicanangkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia yang penduduknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Sebagian besar bumi terdiri atas air karena luas daratan lebih kecil dibandingkan

Lebih terperinci

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 BAB I MATERI Materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa. Materi dapat berupa benda padat, cair, maupun gas. A. Penggolongan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Proses adsorpsi antar partikel tersuspensi dalam kolom air terjadi karena adanya muatan listrik pada permukaan partikel tersebut. Butir lanau, lempung dan koloid asam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang terpenting bagi semua makhluk hidup di bumi. Air digunakan hampir di setiap aktivitas makhluk hidup. Bagi manusia, air

Lebih terperinci

PENYERAPAN UNSUR HARA OLEH AKAR DAN DAUN

PENYERAPAN UNSUR HARA OLEH AKAR DAN DAUN PENYERAPAN UNSUR HARA OLEH AKAR DAN DAUN Unsur hara yang diperuntukkan untuk tanaman terdiri atas 3 kategori. Tersedia dari udara itu sendiri, antara lain karbon, karbondioksida, oksigen. Ketersediaan

Lebih terperinci

BAB II ZAT DAN WUJUDNYA

BAB II ZAT DAN WUJUDNYA BAB II ZAT DAN WUJUDNYA Zat adalah : Sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Wujud zat ada 3 macam : padat, cair, dan gas 1. MASSA JENIS ZAT ( ) Yaitu perbandingan antara massa dan volume zat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengaplikasikan sifat-sifat alami proses naturalisasi limbah (self purification).

BAB I PENDAHULUAN. mengaplikasikan sifat-sifat alami proses naturalisasi limbah (self purification). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, proses pengolahan limbah terutama limbah cair sering mengaplikasikan sifat-sifat alami proses naturalisasi limbah (self purification). Salah satu cara yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. laut, walaupun jumlahnya sangat terbatas. Dalam kondisi normal, beberapa macam

PENDAHULUAN. laut, walaupun jumlahnya sangat terbatas. Dalam kondisi normal, beberapa macam PENDAHULUAN Latar Belakang Logam dan mineral lainnya hampir selalu ditemukan dalam air tawar dan air laut, walaupun jumlahnya sangat terbatas. Dalam kondisi normal, beberapa macam logam baik logam ringan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengembangan (swelling) tanah lempung tanpa elektrokinetik Hasil pengujian pengembangan tanah lempung tanpa elektrokinetik dapat dilihat pada Lampiran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tipe Estuari dan Debit Sungai. Tipe estuari biasanya dipengaruhi oleh kondisi pasang surut. Pada saat pasang, salinitas perairan akan didominasi oleh salinitas air laut karena

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.

Lebih terperinci

TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) SUB KIMIA FISIK. 16 Mei Waktu : 120menit

TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) SUB KIMIA FISIK. 16 Mei Waktu : 120menit OLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) BIDANG KIMIA SUB KIMIA FISIK 16 Mei 2017 Waktu : 120menit Petunjuk Pengerjaan H 1. Tes ini terdiri atas

Lebih terperinci

PENCEMARAN LINGKUNGAN. Purwanti Widhy H, M.Pd

PENCEMARAN LINGKUNGAN. Purwanti Widhy H, M.Pd PENCEMARAN LINGKUNGAN Purwanti Widhy H, M.Pd Pengertian pencemaran lingkungan Proses terjadinya pencemaran lingkungan Jenis-jenis pencemaran lingkungan PENGERTIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN Berdasarkan UU Pokok

Lebih terperinci

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 19 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Sifat Fisik Tanah 5.1.1. Bobot Isi dan Porositas Total Penambahan bahan organik rumput signal pada lahan Kathryn belum menunjukkan pengaruh baik terhadap bobot isi (Tabel

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam berat merupakan komponen alami yang terdapat di kulit bumi yang tidak dapat didegradasi atau dihancurkan (Agustina, 2010). Logam dapat membahayakan bagi kehidupan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. 1. Pengembangan Tanah (Swelling) Lempung Ekspansif tanpa Metode Elektrokinetik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. 1. Pengembangan Tanah (Swelling) Lempung Ekspansif tanpa Metode Elektrokinetik BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengembangan Tanah (Swelling) Lempung Ekspansif tanpa Metode Elektrokinetik Hasil pengujian berikut dilakukan sebagai pembanding bagaimana nilai pengembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan menunjukkan dampak positif terhadap kenaikan produksi padi nasional. Produksi padi nasional yang

Lebih terperinci

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Jambu Biji Merah Nama ilmiah jambu biji adalah Psidium guajava. Psidium berasal dari bahasa yunani yaitu psidium yang berarti delima, guajava

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas kehidupan yang sangat tinggi yang dilakukan oleh manusia ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan manusia dan tatanan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi menimbulkan permasalahan bagi kelestarian lingkungan hidup. Aktivitas manusia dengan berbagai fasilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah memicu berbagai pertumbuhan di berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya.

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN TEORI KEJURUAN

KISI-KISI UJIAN TEORI KEJURUAN KISI-KISI UJIAN TEORI KEJURUAN Jenis Seklah Kmpetensi Keahlian Kde Kurikulum Alkasi waktu Jumlah dan Bentuk Sal Tahun Ajaran : Seklah Menengah Kejuruan : Kimia Industri : 7294 : K13 : 120 menit : Pilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran terhadap lingkungan hidup akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian pemerintah, khususnya pihak akademisi, terutama terhadap kehadiran polutan beracun

Lebih terperinci

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat Polusi Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. udara, air dan tanah berupa kegiatan industri dan pertambangan.

BAB I PENDAHULUAN. udara, air dan tanah berupa kegiatan industri dan pertambangan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, pencemaran logam berat cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya proses industrialisasi. Lajunya pembangunan dan penggunaan berbagai bahan baku

Lebih terperinci

BAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang

BAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang beratnya lebih dari 5g, untuk setiap cm 3 -nya. Delapan puluh jenis dari 109 unsur kimia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman gelagah (Phragmites karka) merupakan tanaman yang dapat tumbuh di berbagai lingkungan baik di daaerah tropis maupun non tropis. Gelagah dapat berkembang

Lebih terperinci

OAL TES SEMESTER I. I. Pilihlah huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang tepat!

OAL TES SEMESTER I. I. Pilihlah huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang tepat! KIMIA XII SMA 157 S AL TES SEMESTER I I. Pilihlah huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang tepat! 1. Pada suhu 20 C tekanan uap air = 17,5 mmhg. Tekanan uap larutan 72 gram gluksa dalam 360 gram air

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan,

Lebih terperinci

PERANGKAT UJI PUPUK ORGANIK (PUPO) (ORGANICFERTILIZER TEST KIT )

PERANGKAT UJI PUPUK ORGANIK (PUPO) (ORGANICFERTILIZER TEST KIT ) PERANGKAT UJI PUPUK ORGANIK (PUPO) (ORGANICFERTILIZER TEST KIT ) Pendahuluan Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan dan/atau limbah organik lainnya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Kimia Abu Terbang PLTU Suralaya Abu terbang segar yang baru diambil dari ESP (Electrostatic Precipitator) memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tabel 1 Lokasi, jenis industri dan limbah yang mungkin dihasilkan

PENDAHULUAN. Tabel 1 Lokasi, jenis industri dan limbah yang mungkin dihasilkan 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Batam sebagai salah satu daerah industri yang cukup strategis, membuat keberadaan industri berkembang cukup pesat. Perkembangan industri ini di dominasi oleh industri berat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Anda (2010) abu vulkanik mengandung mineral yang dibutuhkan oleh tanah dan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Anda (2010) abu vulkanik mengandung mineral yang dibutuhkan oleh tanah dan 4 TINJAUAN PUSTAKA Debu Vulkanik Gunung Sinabung Abu vulkanik merupakan bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara pada saat terjadi letusan.secara umum komposisi abu vulkanik terdiri atas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Waduk adalah genangan air besar yang sengaja dibuat dengan membendung aliran sungai, sehingga dasar sungai tersebut yang menjadi bagian terdalam dari sebuah waduk. Waduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan hidup pokok karena tidak satupun kehidupan yang ada di dunia ini dapat berlangsung tanpa tersedianya air yang cukup baik kualitas maupun kuantitasnya.

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 AREN (Arenga pinnata) Pohon aren (Arenga pinnata) merupakan pohon yang belum banyak dikenal. Banyak bagian yang bisa dimanfaatkan dari pohon ini, misalnya akar untuk obat tradisional

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Fisika Kimia Abu Terbang Abu terbang adalah bagian dari sisa pembakaran batubara berupa bubuk halus dan ringan yang diambil dari tungku pembakaran yang mempergunakan bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan komoditas sayuran bernilai ekonomi yang banyak diusahakan petani setelah cabai dan bawang merah. Kentang selain digunakan sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya. Momentum pembangunan

I. PENDAHULUAN. berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya. Momentum pembangunan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang melaksanakan pembangunan di berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya. Momentum pembangunan dicapai dengan kerusakan

Lebih terperinci

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. BAB I PENDAHULUAN I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. Sumber pencemaran lingkungan diantaranya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sampah Sampah dapat didefinisikan sebagai semua buangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia dan hewan yang berupa padatan, yang dibuang karena sudah tidak berguna atau diperlukan

Lebih terperinci

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112)

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112) TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI112) NAMA : Tanda Tangan N I M : JURUSAN :... BERBAGAI DATA. Tetapan gas R = 0,082 L atm mol 1 K 1 = 1,987 kal mol 1 K 1 = 8,314 J mol 1 K 1 Tetapan Avogadro = 6,023 x 10

Lebih terperinci

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM L A M P I R A N 268 BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM PARAMETER KADAR MAKSIMUM BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (gram/ton) TSS 20 0,40 Sianida Total (CN) tersisa 0,2 0,004 Krom Total (Cr) 0,5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi Indonesia yang terus meningkat dan keterbatasan persediaan energi yang tak terbarukan menyebabkan pemanfaatan energi yang tak terbarukan harus diimbangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya akar sebagai penopang tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan baik udara, tanah, ataupun air banyak terjadi akibat dari aktivitas manusia. Menurut UU No.32 tahun 2009, yang dimaksud dengan pencemaran adalah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian. Pengambilan Sampel Rhizophora apiculata. Dekstruksi Basah

Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian. Pengambilan Sampel Rhizophora apiculata. Dekstruksi Basah Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian Pengambilan Sampel Rhizophora apiculata Dekstruksi Basah Lampiran 1. Lanjutan Penyaringan Sampel Air Sampel Setelah Diarangkan (Dekstruksi Kering) Lampiran 1. Lanjutan

Lebih terperinci

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4. LIMBAH Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.B3 PENGERTIAN Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 18/1999 Jo.PP 85/1999

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kacang Tanah Tanaman kacang tanah memiliki perakaran yang banyak, dalam, dan berbintil. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun majemuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan pembangunan termasuk industri tidak hanya mampu menyerap tenaga kerja, namun turut pula menyebabkan dampak negatif apabila tidak dikelola secara benar. Salah

Lebih terperinci

Pilihlah a, b, c atau d pada jawaban yang paling benar dengan cara memberi tanda silang!

Pilihlah a, b, c atau d pada jawaban yang paling benar dengan cara memberi tanda silang! Soal latihan UTS Ganjil IPA kelas VII Semester 1 Pada kumpulansoalulangan.blogspot.com Nama : Tanggal : Pilihlah a, b, c atau d pada jawaban yang paling benar dengan cara memberi tanda silang! 1. Alat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jagung (Zea Mays) Tanaman jagung dalam bahasa latin disebut Zea mays L, salah satu jenis tanaman biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan (Gramineae) yang sudah populer diseluruh

Lebih terperinci

MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI

MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI Materi ( zat ) adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Batu, kayu, daun, padi, nasi, air, udara merupakan beberapa contoh materi. Sifat Ekstensif

Lebih terperinci

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4 KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN Sel Volta (Bagian I) Pada sesi 3 sebelumnya, kita telah mempelajari reaksi redoks. Kita telah memahami bahwa reaksi redoks adalah gabungan dari reaksi

Lebih terperinci

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar POLUSI Standart Kompetensi : Memahami polusi dan dampaknya pada manusia dan lingkungan Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi jenis polusi pada lingkungan kerja 2. Polusi Air Polusi Air Terjadinya polusi

Lebih terperinci

dari tumpahan minyak-minyak kapal.akibatnya, populasi ikan yang merupakan salah satu primadona mata pencaharian masyarakat akan semakin langka (Medan

dari tumpahan minyak-minyak kapal.akibatnya, populasi ikan yang merupakan salah satu primadona mata pencaharian masyarakat akan semakin langka (Medan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah Republik Indonesia berupa perairan laut yang letaknya sangat strategis. Perairan laut Indonesia dimanfaatkan sebagai sarana perhubungan lokal maupun Internasional.

Lebih terperinci

Lembaran Pengesahan KINETIKA ADSORBSI OLEH: KELOMPOK II. Darussalam, 03 Desember 2015 Mengetahui Asisten. (Asisten)

Lembaran Pengesahan KINETIKA ADSORBSI OLEH: KELOMPOK II. Darussalam, 03 Desember 2015 Mengetahui Asisten. (Asisten) Lembaran Pengesahan KINETIKA ADSORBSI OLEH: KELOMPOK II Darussalam, 03 Desember 2015 Mengetahui Asisten (Asisten) ABSTRAK Telah dilakukan percobaan dengan judul Kinetika Adsorbsi yang bertujuan untuk mempelajari

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sekilas Tentang Tanah Andisol. lapisan organik dengan sifat-sifat tanah andik, mana saja yang lebih

TINJAUAN PUSTAKA. Sekilas Tentang Tanah Andisol. lapisan organik dengan sifat-sifat tanah andik, mana saja yang lebih TINJAUAN PUSTAKA Sekilas Tentang Tanah Andisol Andisol merupakan tanah yang mempunyai sifat tanah andik pada 60% atau lebih dari ketebalannya, sebagaimana menurut Soil Survey Staff (2010) : 1. Didalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berskala besar seperti limbah industri rokok, industri kertas, dan industri

BAB I PENDAHULUAN. yang berskala besar seperti limbah industri rokok, industri kertas, dan industri BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Semakin meningkatnya sektor industri di Indonesia diharapkan dapat meningkatkan perekonomian dan taraf hidup penduduk Indonesia, akan tetapi dengan munculnya berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gas seperti sulfur dioksida vulkanik, hidrogen sulfida, dan karbon monoksida selalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gas seperti sulfur dioksida vulkanik, hidrogen sulfida, dan karbon monoksida selalu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Udara Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Udara di alam tidak pernah ditemukan bersih tanpa polutan sama sekali. Beberapa gas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun gas dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. maupun gas dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Lingkungan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses industrialisasi tidak dapat melepaskan diri dari efek negatif yang ditimbulkannya. Adanya bahan sisa industri baik yang berbentuk padat, cair, maupun gas dapat

Lebih terperinci

tanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan

tanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah merupakan bagian dari siklus logam berat. Pembuangan limbah ke tanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan mengakibatkan pencemaran tanah.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan dan kemudian ditimbang. Penimbangan dilakukan sampai diperoleh bobot konstan. Rumus untuk perhitungan TSS adalah sebagai berikut: TSS = bobot residu pada kertas saring volume contoh Pengukuran absorbans

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. Perairan Teluk Jakarta secara geografis terletak pada 5º56 15 LS-6º55 30

2. TINJAUAN PUSTAKA. Perairan Teluk Jakarta secara geografis terletak pada 5º56 15 LS-6º55 30 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Geografis Teluk Jakarta Perairan Teluk Jakarta secara geografis terletak pada 5º56 15 LS-6º55 30 LS dan 106º43 00 BT-106º59 30 BT dan terletak di sebelah utara ibukota

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Pemberian dan Terhadap Sifat sifat Kimia Tanah Penelitian ini mengevaluasi pengaruh pemberian amelioran bahan humat dan abu terbang terhadap kandungan hara tanah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ketanah atau tajuk tanaman dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal

Lebih terperinci

TANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme :

TANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme : TANAH Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah Hubungan tanah dan organisme : Bagian atas lapisan kerak bumi yang mengalami penghawaan dan dipengaruhi oleh tumbuhan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kondisi Umum Saat Ini Faktor Fisik Lingkungan Tanah, Air, dan Vegetasi di Kabupaten Kutai Kartanegara Kondisi umum saat ini pada kawasan pasca tambang batubara adalah terjadi

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA Disusun oleh : Faiz Afnan N 07 / XII IPA 4 SMA NEGERI 1 KLATEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 I. Praktikum ke : II ( Kedua ) II. Judul Praktikum : Beda

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Jagung Manis Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea mays saccarata L. Menurut Rukmana ( 2009), secara sistematika para ahli botani mengklasifikasikan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelestarian

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Nama Seklah : SMA... mata Pelajaran : KIMIA Kelas/Semester : X/1 Standar Kmpetensi : 1. Memahami struktur atm, sifat-sifat peridik unsur, ikatan kimia Alkasi waktu : 16 JP (UH 2 JP)

Lebih terperinci

Karakteristik Air. Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017

Karakteristik Air. Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017 Karakteristik Air Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017 Fakta Tentang Air Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi dengan volume sekitar 1.368 juta km

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Alat dan Bahan Penelitian DO Meter ph Meter Termometer Refraktometer Kertas Label Botol Sampel Lampiran 1. Lanjutan Pisau Cutter Plastik Sampel Pipa Paralon Lampiran 2. Pengukuran

Lebih terperinci

Bab V Hasil dan Pembahasan

Bab V Hasil dan Pembahasan terukur yang melebihi 0,1 mg/l tersebut dikarenakan sifat ortofosfat yang cenderung mengendap dan membentuk sedimen, sehingga pada saat pengambilan sampel air di bagian dasar ada kemungkinan sebagian material

Lebih terperinci

FOSFOR A. KELIMPAHAN FOSFOR

FOSFOR A. KELIMPAHAN FOSFOR FOSFOR A. KELIMPAHAN FOSFOR Fosfor termasuk unsur bukan logam yang cukup reaktif, sehingga tidak ditemukan di alam dalamkeadaan bebas. Fosfor berasal dari bahasa Yunani, phosphoros, yang berarti memiliki

Lebih terperinci

SILABUS. - Mengidentifikasikan besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari lalu mengelompokkannya dalam besaran pokok dan turunan.

SILABUS. - Mengidentifikasikan besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari lalu mengelompokkannya dalam besaran pokok dan turunan. Sekolah : SMP... Kelas : VII (Tujuh) Semester : 1 (Satu) Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam SILABUS Standar Kompetensi : 1. Memahami ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu faktor yang sangat berperan penting dalam bidang

I. PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu faktor yang sangat berperan penting dalam bidang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanah merupakan salah satu faktor yang sangat berperan penting dalam bidang pertanian, sebab tanah merupakan media tumbuh dan penyedia unsur hara bagi tanaman.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. akibatnya air mengalami penurunan akan kualitasnya. maka batas pencemaran untuk berbagai jenis air juga berbeda-beda.

I. PENDAHULUAN. akibatnya air mengalami penurunan akan kualitasnya. maka batas pencemaran untuk berbagai jenis air juga berbeda-beda. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencemaran air dapat diartikan sebagai masuknya suatu mahluk hidup, zat cair atau zat padat, suatu energi atau komponen lain ke dalam air. Sehingga kualitas air menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik

BAB I PENDAHULUAN. Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik di darat, perairan maupun udara. Logam berat yang sering mencemari lingkungan terutama adalah merkuri

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung Manis. Tanaman jagung manis diklasifikasikan ke dalam Kingdom Plantae (Tumbuhan),

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung Manis. Tanaman jagung manis diklasifikasikan ke dalam Kingdom Plantae (Tumbuhan), II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis diklasifikasikan ke dalam Kingdom Plantae (Tumbuhan), Divisi Spermatophyta (Tumbuhan berbiji), Subdivisi Angiospermae

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id II. TELAAH PUSTAKA

bio.unsoed.ac.id II. TELAAH PUSTAKA II. TELAAH PUSTAKA Limbah cair tekstil merupakan limbah yang dihasilkan dari tahap pengkanjian, penghilangan kanji, penggelantangan, pemasakan, merserisasi, pewarnaan, pencetakan dan proses penyempurnaan.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan Pupuk adalah penyubur tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Air Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat di daratan, perairan lepas pantai (off shore water) dan perairan laut. Ekosistem air yang terdapat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan

PENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan PENDAHULUAN Latar Belakang Aktivitas kehidupan manusia yang sangat tinggi telah menimbulkan banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan pembangunan, terutama di sektor industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran logam berat merupakan salah satu masalah penting yang sering terjadi di perairan Indonesia, khususnya di perairan yang berada dekat dengan kawasan industri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap hari tumbuhan membutuhkan nutrisi berupa mineral dan air. Nutrisi yang

BAB I PENDAHULUAN. setiap hari tumbuhan membutuhkan nutrisi berupa mineral dan air. Nutrisi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pupuk merupakan salah satu sumber nutrisi utama yang diberikan pada tumbuhan. Dalam proses pertumbuhan, perkembangan dan proses reproduksi setiap hari tumbuhan membutuhkan

Lebih terperinci

Company LOGO ILMU TANAH. Dr. Ir. Mohammad Mahmudi, MS Arief Darmawan, S.Si., M.Sc

Company LOGO ILMU TANAH. Dr. Ir. Mohammad Mahmudi, MS Arief Darmawan, S.Si., M.Sc Company LOGO ILMU TANAH Dr. Ir. Mohammad Mahmudi, MS Arief Darmawan, S.Si., M.Sc Topik: Konsepsi Tanah Isi: 13 23 3 4 Pendahuluan Pengertian Tanah Susunan Tanah Fungsi Tanah 1. PENDAHULUAN Gambar 1 Gambar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Jagung Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada malai dan bunga betina terletak pada tongkol di pertengahan batang secara terpisah tapi

Lebih terperinci

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi Satriananda *) ABSTRAK Air yang mengandung Besi (Fe) dapat mengganggu kesehatan, sehingga ion-ion Fe berlebihan dalam air harus disisihkan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Efek Ftlistrik Pada tahun 1899 J.J Thmsn menemukan bahwa pada beberapa kndisi elektrn terpancar dari permukaan lgam ketika diberikan radiasi elektrmagnetik. Gejala ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi Chlorella SP 1. Klasifikasi Penamaan Chlorella sp karena memiliki kandungan klorofil yang tinggi dan juga merupakan produsen primer dalam rantai makanan (Sidabutar, 1999).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kepulauan Bangka Belitung ditetapkan sebagai provinsi baru sesuai Undang - Undang No. 27 tahun 2000 tanggal 4 Desember 2000. Wilayah provinsi ini meliputi Pulau Bangka,

Lebih terperinci