LEMBAR BERITA. Apa persyaratan mendasar dari kemasan pangan? Apa saja fungsi kemasan pangan?
|
|
- Sukarno Budiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ISSN: VOLUME XIV, No. 1, 2008 LEMBAR BERITA Apa persyaratan mendasar dari kemasan pangan? Kemasan pangan harus mampu melindungi dan mempertahankan mutu pangan serta tidak boleh dipengaruhi maupun mempengaruhi biaya baik selama pengangkutan maupun dalam masa penyimpanan. Apa saja fungsi kemasan pangan? Secara umum kemasan pangan mempunyai fungsi sebagai berikut yaitu : Melindungi produk terhadap pengaruh fisik, seperti pengaruh mekanik, dan cahaya Melindungi produk terhadap pengaruh kimiawi (permiasi gas, kelembaban udara/uap air) Melindungi produk terhadap pengaruh biologik (bakteri, kapang) Mempertahankan keawetan dan mutu produk Memudahkan penanganan (penyimpanan, transportasi, penumpukan, pindah tempat) Sebagai media informasi produk dan media promosi Memberikan informasi konsumen misalnya: penggunaan dan penyimpanan Memberikan bentuk dan daya tarik produk. Apa saja peraturan tentang kemasan pangan? a. UU No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan disebutkan perlunya pengaturan kemasan pangan terutama bahan yang dinyatakan terlarang dan/atau yang dapat melepaskan cemaran yang merugikan atau membahayakan kesehatan manusia. 1 b. UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dinyatakan bahwa Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan ketentuan peraturan perundang-undangan. c. PP No. 28 Tahun 2004 tentang Kemanan, Mutu dan Gizi Pangan diatur tentang bahan kemasan yang dilarang dan bahan yang diijinkan. d. Peraturan Kepala Badan POM RI No. HK tentang Bahan Kemasan Pangan, yang memuat bahan yang diizinkan dan yang dilarang untuk digunakan sebagai bahan kemasan pangan. Apa saja kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam memilih kemasan pangan? 1. Stabilitas dari pangan misalnya penguraian secara kimia, biokimia, reaksi mikrobiologi yang dapat terjadi Kondisi lingkungan dari pangan selama proses distribusi dan penyimpanan seperti temperatur sekitar/ambien dan kelembaban yang merupakan 2 faktor lingkungan yang sangat penting, karena faktor ini akan menentukan sifat penghalang yang diperlukan untuk kemasan 2. Cara atau metode pengawetan pangan yang dipilih, sebagai contoh proses panas sesudah dikemas, kemasan pangan harus mampu mengatasi temperatur panas serta tahan terhadap temperatur freezer pada saat proses penyimpanan pangan. 3. Karakteristik, komposisi, bahaya dari bahan kemasan pangan serta keamanan pangan yang dikemas sebagai konsekuensi dari migrasi komponen dari bahan pengemas ke dalam
2 Apa saja jenis-jenis kemasan pangan? Kemasan Pangan Kertas Apa keunggulan dan kelemahan kemasan pangan kertas? Kemasan pangan kertas jenis ini mempunyai keunggulan antara lain: ringan, relatif murah dan hemat tempat sedangkan kelemahannya adalah mudah robek dan terbakar, tidak dapat mengemas cairan dan tidak dapat dipanaskan. Beberapa kertas non kemasan (kertas, koran dan majalah) yang sering digunakan untuk membungkus pangan, terdeteksi mengandung timbal (Pb) melebihi batas yang ditentukan. Timbal dapat terakumulasi dalam tubuh dan dapat menyebabkan kerusakan syaraf; kerusakan ginjal; gangguan reproduksi, termasuk keguguran, berat lahir rendah dan kelahiran prematur; gangguan pendengaran dan dapat menurunkan kecerdasan anak. Banyak makanan jajanan seperti gorengan dibungkus dengan koran karena pengetahuan yang kurang, padahal bahan yang panas dan berlemak mempermudah berpindahnya timbal ke makanan tersebut. Kemasan Pangan Kaleng Kemasan pangan kertas merupakan jenis kemasan yang paling sering digunakan untuk membungkus pangan. Apa keunggulan dan kelemahan kemasan pangan kaleng? Kemasan pangan kaleng merupakan jenis kemasan pangan yang sering digunakan terutama untuk pangan olahan/siap saji. Keunggulan kemasan pangan kaleng, antara lain: mempunyai kekuatan mekanik besar, penghalang (barrier) tinggi terhadap kontaminan karena kedap udara (hermetis), toksisitas rendah, tahan kondisi ekstrim dan permukaan ideal untuk pelabelan. Namun jenis kemasan ini mempunyai beberapa kelemahan antara lain: produk makanan yang dikemas dalam kaleng akan kehilangan cita rasa segarnya, mengalami penurunan nilai gizi akibat pengolahan dengan suhu tinggi dan timbul rasa logam/taint kaleng atau rasa seperti besi akibat coating kaleng tidak sempurna. Kemasan pangan gelas merupakan kemasan pangan yang sering digunakan di rumah tangga, karena kemasan pangan gelas mempunyai keunggulan antara lain: inert yaitu tidak bereaksi dengan bahan yang dikemas, tahan asam dan basa, dan tahan lingkungan, gelas dapat tembus pandang/transparan atau gelap dan selama pemakaian bentuknya tetap, tidak berpengaruh terhadap bahan yang dikemas (tidak ada migrasi) dan kemasan pangan gelas merupakan penghalang (barrier) yang baik terhadap uap air, air dan gas gas lain. Kemasan Pangan Plastik Apa keunggulan dan kelemahan kemasan pangan plastik? Kemasan pangan plastik mempunyai keunggulan antara lain adalah bahan jauh lebih ringan, tidak mudah pecah, mudah dibentuk, kekuatannya dapat ditingkatkan, bahan dasarnya banyak pilihan, mudah diproduksi secara masal, harga relatif murah dan mudah dipasang label serta dibuat dengan aneka warna. Pada saat ini kemasan pangan yang paling banyak digunakan adalah kemasan pangan plastik. Tetapi kemasan pangan plastik ini juga mempunyai kelemahan antara lain tidak tahan panas, dapat mencemari produk akibat migrasi komponen monomer pada pangan dan menimbulkan bahaya pada kesehatan, bahan kemasan pangan plastik juga bermasalah pada lingkungan karena merupakan bahan tidak dapat dihancurkan dengan cepat dan alami (non biodegradable), sehingga dapat mencemari lingkungan dan dapat memenuhi tempat pembuangan. Oleh sebab itu perlu digalakkan daur ulang (recycling) plastik untuk mengatasi hal tersebut. Apa bahaya yang ditimbulkan dari kemasan pangan plastik? Bahaya migrasi dari komponen yang ditimbulkan dari kemasan pangan plastik antara lain: berasal dari residu monomer vinil klorida (unit penyusun PVC) yang bersifat karsinogenik; logam berat sebagai stabilisator panas dalam pembuatan PVC bersifat toksik seperti kadmium dan timbal; dioktilftalat sebagai plasticizer bersifat endocrin disruptor dan di (2-etilheksil) ftalat juga sebagai plasticizer bersifat karsinogenik grup 2B menurut International Agency for Research on Cancer (IARC); monomer stiren bersifat karsinogenik grup 2B dan akrilonitril yang merupakan unit penyusun polistiren atau stiren 2
3 akrilonitril bersifat karsinogenik grup 2A serta formaldehid yang merupakan produk degradasi melamin-formaldehid bersifat toksik dan karsinogenik grup 1 (menyebabkan kanker pada manusia). Faktor-faktor apa yang mempengaruhi migrasi bahan kimia dari kemasan pangan ke dalam pangan? Berada atau terletak di bagian dasar Berbentuk segitiga Di dalam segitiga akan terdapat angka Serta nama jenis plastik di bawah segitiga 4. T: Apa yang dimaksud dengan Jenis 1? Jumlah bahan kimia yang bermigrasi dari pengemas ke dalam pangan tergantung pada: Struktur polimer Kerapatan plastik Konsentrasi bahan tambahan dalam proses pembuatan plastik Waktu kontak plastik dengan pangan di dalamnya Struktur pangan Suhu Karakteristik fisiko-kimia lainnya Sumber: Buletin Keamanan Pangan BPOM Vol. 12/tahun VI/2007 TANYA JAWAB TENTANG JENIS BAHAN KEMASAN PLASTIK 1. T: Bagaimana mengetahui jenis bahan kemasan plastik? J: Jenis bahan kemasan plastik dapat diketahui melalui tanda pengenal bahan kemasan plastik berupa kode internasional yang dikeluarkan oleh The Society of Plastic Industry pada tahun 1933 di Amerika Serikat. J: a. Jenis bahan kemasan ini adalah jenis 1 yaitu PETE atau PET (polyethylene terephthalate). digunakan pada botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya. 5. T: Apa yang dimaksud dengan Jenis 2? J: a. Jenis bahan kemasan ini adalah jenis 2 yaitu HDPE (high density polyethylene). sering digunakan pada botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, dan lainlain. 6. T: Apa yang dimaksud dengan Jenis 3? 2. T: Ada berapa jenis tanda pengenal bahan kemasan plastik? J: Ada 7 jenis tanda pengenal bahan kemasan plastik, yaitu: Jenis 1: PETE atau PET Jenis 2: HDPE Jenis 3: V Jenis 4: LDPE Jenis 5: PP Jenis 6: PS Jenis 7: OTHER; untuk jenis 7 other ini ada 4 jenis, yaitu: SAN (Styrene acrolynitrile), ABS (Acrylonitrile butadiene syrene), PC (Polycarbonate), dan Nylon. 3. T: Apa yang harus diperhatikan dari tanda pengenal bahan kemasan plastik tersebut? J: Secara umum tanda pengenal plastik tersebut : 3 J: a. Jenis bahan kemasan ini adalah jenis 3 yaitu V (Polyvinil chloride) b. Jenis bahan kemasan plastik tersebut digunakan pada plastik pembungkus (cling wrap) dan botolbotol. 7. T: Apa yang dimaksud dengan Jenis 4? J: a. Jenis bahan kemasan ini adalah jenis 4 yaitu LDPE (low density polyethylene) digunakan untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek
4 8. T: Apa yang dimaksud dengan Jenis 5? J: a. Jenis bahan kemasan ini adalah jenis 5 yaitu PP (Polypropylene) digunakan tempat makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum, dan terpenting botol minum untuk bayi. 9. T: Apa yang dimaksud dengan Jenis 6? J: a. Jenis bahan kemasan ini adalah jenis 6 yaitu PS (Polystyrene) b. Jenis bahan kemasan plastik ini harus dihindari karena berbahaya untuk kesehatan dan sulit didaur ulang. c. Jenis bahan kemasan plastik ini dapat dikenali dengan kode angka 6, namun bila tidak tertera kode angka tersebut, maka bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar. d. Jenis bahan kemasan plastik tersebut digunakan sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. J: 1. Kode 1, 2, 3,6, dan 7 (PC) memiliki bahaya secara kimiawi, bila sering dipakai, apalagi dalam kondisi panas, dapat bereaksi dengan makanan atau minuman sehingga gunakan hanya sekali pakai. 2. Kode 4, 5, dan 7 (SAN atau ABS) baik digunakan sebagai wadah makanan dan minuman 3. Bagi para orang tua yang masih memerlukan botol susu untuk putraputrinya pilihlah botol susu bayi berbahan kaca, stainless steel atau plastik jenis 4 atau 5, jangan gunakan jenis 7 PC. Untuk dot, gunakanlah yang berbahan silikon. 4. Hindari menggunakan botol plastik untuk menyimpan air minum (biasa digunakan untuk tempat air putih di dalam kulkas) terutama jenis 1 dan jenis 2 gunakanlah hanya sekali pakai dan segera dihabiskan. Jika perlu, gantilah dengan botol stainless steeel atau gelas/kaca. 5. Cegah memanaskan makanan yang dikemas dalam plastik, khususnya pada microwave oven. 6. Cegah menggunakan kemasan plastik untuk mengemas makanan berminyak atau berlemak. 7. Cegah penggunaan piring dan alat makan plastik untuk masakan. Gunakanlah alat makan berbahan stainless steel, kaca, keramik, dan kayu. Sumber: Buletin Keamanan Pangan BPOM Vol. 14/tahun VII/ T: Apa yang dimaksud dengan Jenis 7? a. Jenis bahan kemasan ini adalah jenis 7 b. Jenis bahan kemasan plastik SAN dan ABS merupakan salah satu bahan plastik yang baik untuk digunakan dalam kemasan makanan atau minuman c. Jenis bahan kemasan plastik PC dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak batita, botol minum polikarbonat, dan kaleng kemasn makan dan minuman, termasuk kaleng susu formula. 11. T: Apa yang perlu diperhatikan dari jenis bahan kemasan plastik berkaitan dengan keamanan pangan? Rujukan WHO/NCHS secara luas telah digunakan di seluruh dunia sejak 1976 sebagai dasar untuk menilai status pertumbuhan anak maupun untuk menilai status gizi anak. Di Indonesia rujukan WHO/NCHS dijadikan dasar untuk pembuatan Kartu Menuju Sehat (KMS) bagi balita dan juga untuk penilaian status gizi di masyarakat. Dari hasil review WHO tahun 1993 disimpulkan bahwa rujukan WHO/NCHS belum adekuat untuk memberikan gambaran pertumbuhan anak. Maka pada sidang Dewan Kesehatan Dunia (World Health Assembly) tahun 1994 direkomendasikan untuk mengembangkan kurva pertumbuhan yang baru bagi anak. Berdasarkan rekomendasi tersebut WHO mengadakan Multicentre Growth Reference Study (MGRS) yang diselenggarakan tahun 1997 sampai 2003 dengan tujuan membuat kurva baru pertumbuhan dan perkembangan untuk anak di seluruh dunia. MGRS dirancang untuk membuat standar dengan memilih anak sehat yang hidup di lingkungan yang memungkinkan untuk mencapai pertumbuhan sesuai dengan potensi genetiknya. 4
5 Hasil dari kegiatan MGRS yang berupa standar pertumbuhan balita WHO 2005 telah diedarkan secara resmi sejak 27 April 2006 ke seluruh dunia mencakup beberapa indeks antropometri yaitu BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB atau BB/TB, dan IMT/U. Sebagai tindak lanjut diadakan sosialisasi di Bangkok Thailand pada tanggal 7-9 Agustus Dalam sosialisasi ini diharapkan negaranegara di kawasan Asia Pasifik menggunakan standar pertumbuhan balita WHO 2005 tersebut. Setelah pertemuan pakar di Bangkok, proses adopsi penggunaan standar baru pertumbuhan balita 2005 di Indonesia, telah melalui beberapa tahap pertemuan pakar diantaranya : Pertemuan di Yogyakarta yang digelar pada tanggal Juli 2006 yang bertujuan : Mendiseminasikan hasil pertemuan Bangkok Mereview metode ilmiah dan anlisis statistik dengan menggunakan standar WHO Mengidentifikasi studi yang pernah dilakukan di Indonesia Analisis ulang data Indonesia dengan menggunakan standar baru untuk membandingkan prevalensinya. Pertemuan ini menyimpulkan beberapa hal berikut : Tidak ada faktor konversi untuk estimasi prevalensi dari standar lama ke standar baru Peserta akan melakukan analisis ulang data yang ada di masing-masing institusi dengan menggunakan standar baru Akan dilakukan pertemuan lanjutan di Makassar Pada tanggal 1-2 September 2006 telah dilakukan pertemuan lanjutan di Makassar yang menghasilkan beberapa kesimpulan berikut : Pertumbuhan bayi-bayi di Indonesia yang mendapatkan ASI mengikuti kurva standar baru 2005 Secara umum, prevalensi gizi kurang di Indonesia lebih rendah Namun prevalensi gizi buruk relatif lebih tinggi Perlu dibuat KMS baru sesuai dengan standar baru dan dilakukan uji coba lapangan sebelumnya Mengadakan workshop nasional untuk mendiseminasikan standar baru kepada stake holder yang lebih luas Beberapa pertemuan kecil yang dilaksanakan dalam rangka menuju Workshop Nasional sebagai berikut: 1. Diskusi kelompok kecil untuk merancang KMS baru yang telah dilaksanakan sebanyak 2 kali pada bulan Oktober 2006 dan KMS ini telah di uji coba di lapangan 5 2. Diskusi kelompok kecil untuk menulis paper hasil analisis ulang data yang telah dilaksanakan sebanyak 3 kali pada bulan September-Nopember Pertemuan teknis pada tanggal Nopember 2006 untuk mempersiapkan Workshop Nasional Peserta Workshop Nasional standar baru pertumbuhan balita WHO 2005 pada tanggal Nopember 2006, yang terdiri dari organisasi profesi, pakar, badan nasional, dan Departemen Kesehatan telah mencapai kesepakatan untuk menerima standar baru pertumbuhan balita WHO 2005 untuk digunakan di Indonesia. Kesepakatan tersebut diambil dengan beberapa pertimbangan berikut : 1. Standar WHO 2005 merupakan hasil penelitian yang dilakukan di 6 negara yaitu Brazilia, Ghana, India, Norwegia, Oman, dan AS, untuk membuktikan adakah perbedaan genetik berdasarkan kelompok etnis, dengan total sample sebesar 8440 anak. Kelebihan utama dari penelitian ini adalah digunakannya kriteria bagaimana seharusnya seorang anak tumbuh sebagai norma dalam menentukan sample penelitian. Bayi/anak yg dipilih adalah mereka yang pola pemberian makanannya mengikuti pedoman yg direkomendasikan oleh WHO (WHO Global Strategy for Infant and Young Child Feeding), termasuk pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Selain itu, persyaratan penting lainnya adalah, anak-anak tersebut harus hidup di lingkungan yang mendukung potensi pertumbuhan anak secara genetik, termasuk pengasuhan anak yang baik, penanganan penyakit infeksi secara adekuat, serta ibunya tidak merokok selama kehamilan dan setelah persalinan. Dengan demikian, tidak seperti standar WHO/NCHS yang hanya dapat digunakan untuk perbandingan tetapi tidak dapat digunakan untuk evaluasi maupun menilai hasil pengukuran, standar WHO 2005 akan dapat digunakan untuk menilai apakah seorang anak tumbuh dengan seharusnya. Penelitian ini dilakukan dengan metoda dan pelaksanaan yang sangat ketat termasuk dengan pengukuran yang mempunyai presisi dan akurasi
6 yang tinggi. Kurva pertumbuhan dibuat dengan menggunakan metoda statistik yang terbaik saat ini. Kurva pertumbuhan ini membuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antar Negara. Hal ini berarti bahwa, dengan pola pengasuhan dan pemberian makanan yang sama baiknya serta lingkungan yang sama-sama mendukung pertumbuhan optimal, semua bayi/anak-anak tersebut akan tumbuh tidak berbeda, walaupun berasal dari etnik yang berbeda. Berdasarkan penjelasan di atas, maka standar WHO 2005 dianggap lebih mempresentasikan pertumbuhan bayi/anak-anak. 2. Kajian dengan menggunakan data Indonesia yang tersedia, baik data dari studi longitudinal maupun crosssectional, yang menunjukkan bahwa data-data tersebut fit dengan kurva standar pertumbuhan anak WHO Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak Indonesia mempunyai potensi untuk mencapai standar pertumbuhan WHO 2005 Di Indonesia, telah dilakukan telaah dengan menggunakan data antropometri dari berbagai penelitian yang ada dengan menggunakan standar WHO 2005 dan membandingkan dengan standar WHO/NCHS, untuk lebih jauh mendukung apakah standar WHO sesuai untuk setting Indonesia. Terdapat beberapa tahapan yang dilakukan. Pertama adalah apakah pola pertumbuhan anak-anak dari penelitian tersebut sesuai dengan standar WHO, dan yang kedua adalah dengan membandingkan antara pola pertumbuhan bayi yang diberi ASI eksklusif dengan yang tidak. Beberapa pertimbangan mendapatkan perhatian dalam proses telaah ini. Pertama adalah, posisi status gizi bayi pada 0 bulan. Kedua adalah bahwa pola pertumbuhan bayi, dimanapun mulainya status gizi pada 0 bulan, akan sejajar dengan kurva WHO Hasil telaah menunjukkan bahwa pola pertumbuhan bayi secara umum sejajar dengan kurva WHO pada 2 bulan pertama, sedangkan selanjutnya terjadi deviasi secara negatif. Tampaknya pada usia 2 bulan bayi sudah mulai diberi makanan/minuman tambahan, walaupun sedikit dan tidak dilaporkan oleh responden pada saat pelaksanaan penelitian, sehingga terjadi deviasi pertumbuhan. Namun deviasi pada usia 2 bulan tersebut lebih nyata pada yang tidak diberi ASI dibandingkan dengan yang diberi ASI. Sementara itu, pola tersebut tidak konsisten bila dibandingkan dengan standar WHO/NCHS. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa standar WHO 2005 lebih sesuai untuk Indonesia dibandingkan dengan standar WHO/NCHS. Selain itu, penggunaan standar WHO 2005 juga menunjukkan perbedaan pertumbuhan bayi yang diberi makanan lain selain ASI. Standar pertumbuhan WHO 2005 ini digunakan sebagai alat untuk pelayanan kesehatan dan gizi anak Indonesia sejak dini. Para pihak mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mensosialisasikan dan melakukan advokasi serta fasilitasi, sesuai dengan ruang lingkup tugas dan fungsi masing-masing. Kesepakatan Bogor 27 s/d 29 Nopember 2006: 1. Organisasi profesi (PERSAGI, Pergizi Pangan, IDAI, Perinasia, PDGMI, PDGKI, IAKMI, IBI, PPNI, IDI, AsDI) 2. Perwakilan pakar dan Universitas: a. Fakultas Kesehatan Masyrakat (Universitas Indonesia, Universitas Hasanuddin, Universitas Indonusa Esa Unggul) b. Fakultas Kedokteran (Universitas Indonesia, Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah Mada, Universitas Hasanuddin) c. SEAMEO TROPMED RCCN-UI d. Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor e. Poltekes Jakarta II f. Akademi Gizi, Surabaya 3. Organisasi Nasional (BKPP-ASI, Sentra Laktasi/SELASI) 4. Depkes RI Layout by Siswono Forum Koordinasi Jaringan Informasi Pangan dan Gizi info@gizi.net Web Site: 6 Sekretariat : Dit. Bina Gizi Masyarakat Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat Jl. HR. Rasuna Said, Blok X5 Kav. 4-9, Jakarta Telp. (021) : , F (021)
PEMILIHAN KEMASAN DAN PERALATAN MAKAN BERBAHAN PLASTIK YANG AMAN BAGI KESEHATAN
Pendahuluan PEMILIHAN KEMASAN DAN PERALATAN MAKAN BERBAHAN PLASTIK YANG AMAN BAGI KESEHATAN Oleh: Siti Marwati, M. Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY siti_marwati@uny.ac.id Dalam kehidupan sehari-hari
Lebih terperinciPertanyaan yang sering ditanyakan. Bagaimana cara menyusui yang yang baik dan benar agar produksi ASI bisa lancar dan banyak?
Pertanyaan yang sering ditanyakan Bagaimana cara menyusui yang yang baik dan benar agar produksi ASI bisa lancar dan banyak? 1 2 Bagaimana ASI diproduksi? Ibaratnya pabrik: 1. Pabrik 2. Jalur distribusi
Lebih terperinciBOTOL PLASTIK. Gisca Agustia Citara Gusti Riri Arnold Constantine
BOTOL PLASTIK Gisca Agustia Citara Gusti Riri Arnold Constantine Botol Plastik wadah untuk benda cair, yg berleher sempit dan terbuat dari plastik. Jenis-jenis botol plastik 1. PETE atau PET (polyethylene
Lebih terperinciBotol Plastik. Sustainable Design Monica Tjenardi Putri Anastasia Sonia Olivia Sylvia Bellani
Botol Plastik Sustainable Design Monica Tjenardi Putri 10120210198 Anastasia Sonia 10120210208 Olivia Sylvia Bellani 10120210320 Definisi Definisi, Material, Proses Pembuatan, Sistem Segel Sebuah wadah
Lebih terperinciSegitiga pada Plastik. 5 April 2013 Linda Windia Sundarti
Segitiga pada Plastik 5 April 2013 Mutu Kemasan Industri Kemasan Daya saing Pasar Global Pilar Industri Pangan interaksi kontaminasi Kemasan produk Memahami kemasan solusi Kebijakan penggunaan kemasan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Saat ini, plastik banyak digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, plastik banyak digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman. Ada berbagai alasan sehingga orang menggunakan kemasan plastik sebagai pembungkus pada makanan
Lebih terperinciIlmu Bahan. Bahan Polimer
Ilmu Bahan Bahan Polimer Bahan Polimer Polimer disebut juga makromolekul merupakan molekul besar yang dibentuk dengan pengulangan molekul sederhana yang disebut monomer. Polimer berasal dari dua kata :
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Sistem pengolahan limbah botol diharapkan dapat dimanfaatkan kembali sebagai suatu bahan baru. Dengan suatu teknologi pembuatan, hasil pemanfaatan sampah secara
Lebih terperinci1. PET Polyethylene Terephthalate
Perlu kita ketahui bersama bahwa secara internasional telah diatur kode untuk kemasan plastik, yang mungkin bagi kita yang awam sangat perlu untuk diketahui, karena tanda tersebut berkaitan dengan jenis
Lebih terperinciBALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2012
BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2012 FUNGSI KEMASAN WADAH PERLINDUNGAN FISIK PERLINDUNGAN BARRIER KOMUNIKASI KEAMANAN KENYAMANAN Identifikasi dan informasi produk Isi Ukuran Keamanan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS PERMASALAHAN
54 BAB 4 ANALISIS PERMASALAHAN 4.1 Permasalahan Yang Dihadapai Konsumen Akibat Penggunaan Produk Plastik Sebagai Kemasan Pangan Plastik merupakan kemasan pangan yang banyak digunakan oleh pelaku usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan, salah satunya adalah pengamanan makanan dan minuman. Upaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan menyebutkan bahwa peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan diselenggarakan melalui 15 macam kegiatan, salah satunya
Lebih terperinciANALISIS PEMILIHAN MATERIAL POLIMER PLASTIK UNTUK WADAH PENYIMPANAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG AMAN OLEH : MUCHTAR IBRAHIM
ANALISIS PEMILIHAN MATERIAL POLIMER PLASTIK UNTUK WADAH PENYIMPANAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG AMAN OLEH : MUCHTAR IBRAHIM Pendahuluan Perkembangan polimer saat ini sangatlah pesat. Bahan-bahan polimer lebih
Lebih terperinciPENCEMARAN TANAH LELY RIAWATI, ST., MT.
1 PENCEMARAN TANAH LELY RIAWATI, ST., MT. 2 Regulasi terkait Pencemaran Tanah Undang-undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah PP No. 150 th. 2000 ( Kerusakan tanah untuk produksi
Lebih terperinciPENGEMASAN DAN PENYIMPANAN PRODUK INDUSTRI RUMAH TANGGA PANGAN (IRTP)
PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN PRODUK INDUSTRI RUMAH TANGGA PANGAN (IRTP) BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Aspek Perlindungan dan
Lebih terperinciAYO KENALI TANDA PENGENAL PLASTIK ( SUDAH ADA LHO! ) KALAU ANDA PEDULI HIDUP SELAMAT
AYO KENALI TANDA PENGENAL PLASTIK ( SUDAH ADA LHO! ) KALAU ANDA PEDULI HIDUP SELAMAT Ayo bergabung di Warga Indonesia Siesta Peduli Lingkungan Dengan mengirimkan sms ke 9123 dan atau emailkan ke sapanusantara@matoa.org
Lebih terperinciPLASTIK SEBAGAI KEMASAN PANGAN
PLASTIK SEBAGAI KEMASAN PANGAN Dalam kehidupan sehari-hari, pangan merupakan salah satu. kebutuhan primer manusia. Seiring dengan perkembangan teknologi, produk pangan pun mengalami perkembangan, antara
Lebih terperinciPLASTIK SEBAGAI BAHAN KEMASAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN (oleh: Bambang S. Ariadi)
PLASTIK SEBAGAI BAHAN KEMASAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN (oleh: Bambang S. Ariadi) 1. PENDAHULUAN Pengembangan industri plastik mempunyai peranan yang besar dalam menunjang cabang industri lainnya, mulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat Indonesia. Keamanan pangan bukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keamanan pangan merupakan syarat penting yang harus melekat pada pangan yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat Indonesia. Keamanan pangan bukan hanya
Lebih terperinciMengurangi plastik penting dan baik untuk kesehatan dan lingkungan kita
Seiring dengan hebohnya kandungan kimia di botol bayi yang katanya berbahaya (yang bikin jadi ngeliat-liat botol susu kemana-mana pergi...--dasar pengen belanja terus ajah heuheuhe) Jadi dikutiplah beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sampah merupakan suatu pokok permasalahan yang banyak di perbincangkan oleh orang-orang, seperti yang kita ketahui jumlah sampah di Indonesia setiap tahunnya mengalami
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Penggunaan plastik sebagai pengemas telah mengalami perkembangan
I. PENDAHULUAN Penggunaan plastik sebagai pengemas telah mengalami perkembangan yang pesat sejak tahun 1970. Hal ini dikarenakan plastik memiliki massa jenis yang rendah sehingga lebih ringan dan dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Sutrisno Koswara, Bahaya di balik Kemasan Plastik, <ebookpangan.com> 2 Ibid.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Plastik merupakan bahan kemasan pangan yang paling populer digunakan. Banyak pelaku usaha yang memilih plastik sebagai kemasan bagi produk mereka. Hal ini karena
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Logo Tara. Kode. Kemasan Pangan.
No.92, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Logo Tara. Kode. Kemasan Pangan. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/M-IND/PER/2/2010 TENTANG PENCANTUMAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari pembuangan kemasan plastik. Dengan keleluasaan yang diberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya pertumbuhan perekonomian dan industri plastik di Indonesia khususnya area Surabaya, menjadi modal penting yang dapat dimanfaatkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beras kencur dikenal sebagai minuman tradisional khas Indonesia yang terbuat dari bahan-bahan herbal segar. Komposisi utamanya ialah beras dan rimpang kencur yang memiliki
Lebih terperinciBAB III DATA A. KEMASAN
BAB III DATA A. KEMASAN Kemasan dapat didefinisikan sebagai seluruh kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus atau kemasan suatu produk. Kemasan meliputi tiga hal, yaitu: 1. Merek, Merek adalah
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
52 Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN SISWA KELAS X TERHADAP PENGGUNAAN PLASTIK SEBAGAI TEMPAT PENYIMPANAN ATAU PENGEMAS MAKANAN DAN MINUMAN Nomor : A.KARAKTERISTIK RESPONDEN
Lebih terperinciSTUDI TERHADAP TIMBULAN SAMPAH PLASTIK HDPE DAN LDPE SERTA UPAYA REDUKSI YANG DAPAT DITERAPKAN DI KECAMATAN SUKOLILO KOTA SURABAYA
STUDI TERHADAP TIMBULAN SAMPAH PLASTIK HDPE DAN LDPE SERTA UPAYA REDUKSI YANG DAPAT DITERAPKAN DI KECAMATAN SUKOLILO KOTA SURABAYA STUDY ON HDPE AND LDPE PLASTIC WASTE GENERATION WITH IT S REDUCTION EFFORTS
Lebih terperinciPolyvinyl chloride (PVC) merupakan termasuk salah jenis plastik yang paling
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hampir dapat dipastikan bahwa abad 21 merupakan abad polimer. Plastik, serat, elastomer, bahan perekat (adhesive), protein, sellulosa semuanya merupakan istilah umum
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Berat Badan Lahir Cukup (BBLC) a. Definisi Berat badan lahir adalah berat badan yang didapat dalam rentang waktu 1 jam setelah lahir (Kosim et al., 2014). BBLC
Lebih terperinciterhadap lingkungan (Khomsan, 2003). Kemasan polistirena foam atau Styrofoam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia selain sandang dan papan yang sangat dibutuhkan bagi keberlangsungan hidup manusia. Pangan yang dimaksud dapat
Lebih terperinciOleh : Endang Warsiki
PENJAMINAN PANGAN AMAN MELALUI Bogor Agricultural University (IPB) PEMILIHAN BAHAN, PROSES DAN KEMASAN Oleh : Endang Warsiki Disampaikan pada Workshop Standar Food Safety Untuk Bisnis Makanan, Jakarta
Lebih terperinciIdentitas Responden. Lampiran 2: Kuesioner Penelitian
Lampiran 2: Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Mahasiswa Dalam Menggunakan Plastik dan Styrofoam Sebagai Kemasan Makanan Di Fakultas Kesehatan Masrakat, Universitas Sumatera Utara Tahun 2012 No. Responden
Lebih terperinciPenyimpangan mutu adalah penyusunan kualitatif dimana bahan mengalami penurunan mutu sehingga menjadi tidak layak dikonsumsi manusia.
Penyimpangan mutu adalah penyusunan kualitatif dimana bahan mengalami penurunan mutu sehingga menjadi tidak layak dikonsumsi manusia. Bahan pangan yang rusak mengalami perubahan cita rasa, penurunan nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri, konsumsi akan barang-barang berbahan plastik semakin meningkat. Menurut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring bertambahnya jumlah penduduk dunia dan kemajuan akan suatu industri, konsumsi akan barang-barang berbahan plastik semakin meningkat. Menurut data statistik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga kerap diistilahkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat Indonesia. Keamanan pangan bukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keamanan pangan merupakan syarat penting yang harus melekat pada pangan yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat Indonesia. Keamanan pangan bukan hanya merupakan
Lebih terperinciBAB VI PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN
BAB VI PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN 6.1. Bahan Pengemas Dan Metode Pengemasan Menurut Suyitno (1990), pengemasan adalah penempatan produk didalam suatu kemasan untuk memberikan proteksi atau perlindungan
Lebih terperinciRoadmap Pengawasan Kemasan Pangan. Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya 2015
Roadmap Pengawasan Kemasan Pangan Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya 2015 Latar Belakang Merupakan salah satu prioritas harmonisasi standar dalam Asean Economic Comunity (AEC) Sangat dinamis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari kedelai yang melalui proses fermentasi. Berdasarkan data dari BPS, produksi
Produksi kedelai (ton) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tempe merupakan salah satu makanan tradisional di Indonesia yang terbuat dari kedelai yang melalui proses fermentasi. Berdasarkan data dari BPS,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam dunia industri pirolisis plastik sudah banyak dan tersebar dimanamana. Untuk penelitiannya sendiri juga sudah banyak, akan tetapi dalam
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Survei Konsumsi Pangan Hal yang diharapkan dari survei konsumsi pangan ini adalah data konsumsi pangan yang digunakan untuk menghitung estimasi besarnya paparan bisphenol-a
Lebih terperinciPERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN
DESAIN KEMASAN SEBAGAI ALAT MENINGKATKAN DAYA SAING PRODUK PUJIANTO, A.Md DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 PENGERTIAN Definisi pengemasan secara sederhana adalah sarana yang membawa
Lebih terperinciKAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)
KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA) Oleh : Shinta Dewi Astari 3308 202 006 Dosen Pembimbing : I.D.A.A Warmadewanthi, ST., MT., Ph.D. PROGRAM
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa bayi berlangsung selama dua tahun pertama kehidupan setelah periode bayi baru lahir selama dua minggu. Masa bayi adalah masa dasar yang sesungguhnya untuk proses
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Plastik Polyethylene Terephthalate (PET) Pada botol plastik yang transparan dan tembus pandang seperti botol air mineral, botol minuman sari buah, minyak goreng, kecap, sambal,
Lebih terperinciPERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN
DESAIN KEMASAN SEBAGAI ALAT MENINGKATKAN DAYA SAING PRODUK PUJIANTO, A.Md DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 PENGERTIAN Definisi pengemasan secara sederhana adalah sarana yang membawa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 2. Latar Belakang Perancangan
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI 1. Penjelasan Tema/ Ide/ Judul Perancangan Pada judul laporan Desain Sofa Ruang Tamu Menggunakan Material Daur Ulang, dengan konsep Go-Green. Pemanfaatan
Lebih terperinciKEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT. keterkaitannya dengan penyakit akibat pangan di mana masalah keamanan pangan di suatu
KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) menekankan tentang tantangan dan peluang terkait Keamanan Pangan. Keamanan pangan sangat penting karena keterkaitannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berubah; dan harganya yang sangat murah (InSWA). Keunggulan yang dimiliki
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plastik berasal dari gas alam dan minyak bumi yang dibuat melalui proses polimerisasi. Plastik mempunyai beberapa sifat istimewa yaitu mudah dibentuk sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, mendefenisikan Makanan dan minuman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan bahan yang dapat dimakan baik secara alamiah maupun melalui proses buatan manusia untuk mempertahankan hidup dan kesehatan tubuh. Departemen Kesehatan
Lebih terperinciTEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN KEMASAN KERTAS DAN PLASTIK
TEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN KEMASAN KERTAS DAN PLASTIK Kertas Kasar Kertas Lunak Daya kedap terhadap air, gas, dan kelembaban rendah Dilapisi alufo Dilaminasi plastik Kemasan Primer Diresapi lilin,
Lebih terperinciLampiran 1. Angket Penelitian
Lampiran 1. Angket Penelitian GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN POSISI TAWAR KONSUMEN TENTANG PENGGUNAAN KEMASAN STYROFOAM SEBAGAI WADAH MAKANAN DI AMALIUN FOODCOURT TAHUN 2015 No. Responden :. I.
Lebih terperinciPERATURAN KEMASAN DAN PEDOMAN UMUM PELABELAN. 31 Oktober
PERATURAN KEMASAN DAN PEDOMAN UMUM PELABELAN 31 Oktober 2014 1 OUTLINE Aturan Kemasan Pangan STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) Aturan Jepang Aturan Amerika Aturan Uni Eropa Label Makanan Tindakan Administratif
Lebih terperinciKURVA PERTUMBUHAN ANAK SEHAT USIA 3-18 BULAN DARI KELUARGA EKONOMI MENENGAH KE ATAS: Bagaimana Posisinya terhadap Standar Antropometri WHO-2005?
KURVA PERTUMBUHAN ANAK SEHAT USIA 3-18 BULAN DARI KELUARGA EKONOMI MENENGAH KE ATAS: Bagaimana Posisinya terhadap Standar Antropometri WHO-2005? ABSTRACT Abas Basuni Jahari dan Jajah K. Husaini Pusat Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemui diantaranya adalah sampah plastik, baik itu jenis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan hasil aktivitas manusia yang tidak dapat dimanfaatkan. Namun pandangan tersebut sudah berubah seiring berkembangnya jaman. Saat ini sampah dipandang
Lebih terperinciMenimbang : Mengingat :
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.00.5.1.2569 TENTANG KRITERIA DAN TATA LAKSANA PENILAIAN PRODUK PANGAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang : Mengingat
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN SAMBUNGAN GANDA PADA KALENG
LAPORAN PRAKTIKUM PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN SAMBUNGAN GANDA PADA KALENG Oleh: Kelompok 8 Gita Kumala (0911205002) Kadek Thiar Prahitadani (0911205003) Fitri Aprilia Pratiwi (0911205006) Ida Ayu Adi Widari
Lebih terperinciPERATURAN-PERATURAN DALAM KEMASAN PANGAN
PERATURAN-PERATURAN DALAM KEMASAN PANGAN Kemasan produk pangan selain berfungsi untuk melindungi produk, juga berfungsi sebagai penyimpanan, informasi dan promosi produk serta pelayanan kepada konsumen.
Lebih terperinciQUIZ PENGENALAN MATA KULIAH
TEKNOLOGI PENGEMASAN Tujuan Insruksional Umum : selesai mengikuti matakuliah ini, mahasiswa semester 7 (tujuh) Program Studi THP Fakultas Pertanian USU diharapkan mampu menjelaskan metode-metode pengemasan
Lebih terperinciKLASIFIKASI LIMBAH. Oleh: Tim pengampu mata kuliah Sanitasi dan Pengolahan Limbah
KLASIFIKASI LIMBAH Oleh: Tim pengampu mata kuliah Sanitasi dan Pengolahan Limbah 1 Pengertian Limbah Limbah: "Zat atau bahan yang dibuang atau dimaksudkan untuk dibuang atau diperlukan untuk dibuang oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. poly chloro dibenzzodioxins dan lain lainnya (Ermawati, 2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama ini penanganan sampah kota di negara-negara berkembang seperti Indonesia hanya menimbun dan membakar langsung sampah di udara terbuka pada TPA (Tempat Pembuangan
Lebih terperinciBAB II PENGGUNAAN KANTONG PLASTIK DAN DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN. kekristalan lebih rendah daripada serat, dan dapat dilunakkan atau
BAB II PENGGUNAAN KANTONG PLASTIK DAN DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN 2.1 Plastik Nama plastik mewakili ribuan bahan berbeda yang bersifat fisis, mekanis, dan kimia. Plastik adalah bahan yang mempunyai derajat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. oleh aktivitas organisme pembusuk. Organisme pembusuk itu salah satunya
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Sampah adalah barang sisa suatu kegiatan/aktivitas manusia atau alam. Sampah dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: 2.1.1 Sampah Organik Yaitu sampah yang mudah membusuk atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang No.23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menyebutkan bahwa Pemerintah wajib memenuhi hak-hak anak, yaitu kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangannya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. B. PENILAIAN STATUS GIZI Ukuran ukuran tubuh antropometri merupakan refleksi darik pengaruh 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. STATUS GIZI Status gizi anak pada dasarnya ditentukan oleh dua hal yaitu makanan yang dikonsumsi dan kesehatan anak itu sendiri. Kualitas dan kuantitas bahan makanan yang dikonsumsi
Lebih terperinciINTRODUCTION TO POLYMER. Oleh : LILIK MIFTAHUL KHOIROH, M.Si
INTRODUCTION TO POLYMER Oleh : LILIK MIFTAHUL KHOIROH, M.Si The term of polymer was first used by chemists from Sweden, Berzelius (1833) History of Polymer Polimer alam Polymer is combination from several
Lebih terperinciTEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN Interaksi Bahan dan Teknologi Pengemasan
TEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN Interaksi Bahan dan Teknologi Pengemasan Interaksi Bahan dan Kemasan Pertukaran Udara dan Panas Kelembaban Udara Pengaruh Cahaya Aspek Biologi Penyimpanan Migrasi Zat
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.03.1.5.12.11.09955 TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang
Lebih terperinci2016, No Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Ikl
No.1144, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPOM. Pangan Steril Komersial. Persyaratan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN PANGAN
Lebih terperinciKEMASAN SAYURAN SEGAR
KEMASAN SAYURAN SEGAR Souvia Rahimah Jatinangor, 19 April 2010 KEMASAN SAYURAN SEGAR Kemasan plastik dengan lubang lubang ventilasi Gabungan antara baki / kotak styrofoam dan clingwrap Kantung plastik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini pemanfaatan polimer telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Sebagai contoh yang sering kita jumpai sehari-hari adalah plastik
Lebih terperinciWaspada Keracunan Akibat Produk Pangan Ilegal
Waspada Keracunan Akibat Produk Pangan Ilegal Latar Belakang Derasnya arus globalisasi memberikan warna dan nuansa pada pola perdagangan nasional maupun internasional. Perkembangan sistem perdagangan dunia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman lain. ASI Eksklusif dianjurkan sampai 6 bulan pertama kehidupan (Depkes RI, 2005). Manfaat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya alam, dan sebagainya sedang merebak di seluruh dunia. Menurut Green
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam beberapa tahun ini, isu mengenai pencemaran alam, kekurangan sumber daya alam, dan sebagainya sedang merebak di seluruh dunia. Menurut Green Peace, di sebelah
Lebih terperinciDr. EVELINE P.N, Sp.A, IBCLC SATGAS ASI PP IDAI
Dr. EVELINE P.N, Sp.A, IBCLC SATGAS ASI PP IDAI Latar belakang Ibu seringkali berhenti menyusui atau mulai memberikan tambahan sebelum 6 bulan, ketika mereka kembali bekerja setelah melahirkan. Banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut UU Kesehatan No. 36 tahun 2009, kesehatan adalah keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut UU Kesehatan No. 36 tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap oranguntuk hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu rekayasa material menjadi suatu kajian yang sangat diminati akhir - akhir ini. Pemanfaatan material yang lebih dikembangkan saat ini adalah polimer. Polimer
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Perilaku Dari sudut pandang biologis, perilaku adalah suatu tindakan atau aktivitas makhluk hidup yang memiliki bentangan yang sangat luas, yaitu: berjalan, berbicara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Makanan merupakan kebutuhan dasar (pokok) yang sangat penting bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan dasar (pokok) yang sangat penting bagi kehidupan manusia baik secara fisiologis, psikologis, sosial maupun antropologis. Pangan selalu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pemerintah No 18 tahun 1999).
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Limbah a. Definisi Limbah Limbah adalah sisa suatu usaha dalam/ atau kegiatan (Peraturan Pemerintah No 18 tahun 1999). Limbah adalah bahan atau sisa buangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan di sekolah menyita waktu terbesar dari aktifitas keseluruhan anak sehari hari, termasuk aktifitas makan. Makanan jajanan di sekolah
Lebih terperinciMenteri Perindllstrian Reptlblik Indonesia
Menteri Perindllstrian Reptlblik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/M-IND/PER/2/2010 TENTANG PENCANTUMAN LOGO TARA PANGAN DAN KODE DAUR ULANG PADA KEMASAN PANGAN DARI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi di Indonesia secara umum meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan penduduk, pertumbuhan perekonomian maupun perkembangan teknologi. Pemakaian energi
Lebih terperinciTim Dosen Pengampu TPPHP FTP UB /05/2013 1
Tim Dosen Pengampu TPPHP FTP UB 2013 27/05/2013 1 TUHAN YME telah menyajikan kemasan: Jagung dibungkus seludang Buah-buahan dibungkus kulitnya Buah kelapa dilindungi sabut dan tempurungnya Kacang-kacangan
Lebih terperinciBab 5. Dasar Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif
Bab 5 Dasar Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif Inisiasi Menyusu Dini dan Pemberian ASI secara Eksklusif Ditinjau dari Aspek Hukum dan Kebijakan Kesehatan merupakan modal penting dalam
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI I. PENJELASAN UMUM Kesepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals (MDGs) yang terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plastik banyak digunakan untuk berbagai hal, di antaranya sebagai pembungkus makanan, alas makan dan minum, untuk keperluan sekolah, kantor, automotif dan berbagai
Lebih terperinciPROSES PEMBUATAN CAPS SUNSILK 60 ml MENGGUNAKAN INJECTION MOLDING PADA PT. DYNAPLAST.TBK : DWI CAHYO PRABOWO NPM :
NAMA PROSES PEMBUATAN CAPS SUNSILK 60 ml MENGGUNAKAN INJECTION MOLDING PADA PT. DYNAPLAST.TBK : DWI CAHYO PRABOWO NPM : 22410181 JURUSAN : TEKNIK MESIN PENDAHULUAN Dewasa ini, pemakaian barang-barang yang
Lebih terperinciMATERI III : ANALISIS BAHAYA
MATERI III : ANALISIS BAHAYA (Prinsip HACCP I) Tahap-tahap Aplikasi HACCP 1 1. Pembentukan Tim HACCP 2. Deskripsi Produk 3. Indentifikasi Konsumen Pengguna 4. Penyusunan Bagan alir proses 5. Pemeriksaan
Lebih terperinciPokok Bahasan. Ruang Lingkup. Gizi Bagi Pekerja. Kebutuhan Gizi Pekerja. ASI di Tempat Kerja 31/03/2014 2
Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Pendidikan Dokter UNIVERSITAS JAMBI 31/03/2014
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka
BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Limbah merupakan material sisa bahan buangan yang tidak digunakan lagi dari hasil suatu kegiatan yang terjadi dimasyarakat. Limbah dapat berupa tumpukan barang bekas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah plastik menjadi masalah lingkungan berskala global. Plastik banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari, karena mempunyai keunggulan-keunggulan seperti kuat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang sangat kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar memakai konsep
Lebih terperinciKEMASAN ASEPTIS DAN SISTEM STERILISASI PRODUK
KEMASAN ASEPTIS DAN SISTEM STERILISASI PRODUK PENGEMASAN ASEPTIS DALAM ARTI SEMPIT BERARTI PENGISIAN BAHAN PANGAN DINGIN YANG TELAH DISTERILISASI DAN STERIL KE DALAM KEMASAN YANG TELAH DISTERILISASI DAN
Lebih terperinciPemilihan Peralatan Makan Berbahan Melamin yang Aman Bagi Kesehatan
1 Pendahuluan Pemilihan Peralatan Makan Berbahan Melamin yang Aman Bagi Kesehatan Oleh: Siti Marwati, M. Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY siti_marwati@uny.ac.id Kebutuhan makan bagi makhluk hidup
Lebih terperinciPengemasa Makanan. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc
Pengemasa Makanan Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc SEJARAH SEJARAH Kemasan Tradisional Indonesia SEJARAH Kemasan Tradisional Indonesia DEFINISI kemasan/ke mas an/ n 1 hasil mengemas; 2 bungkus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada lima puluh tahun terakhir, produk-produk yang dibuat dari bahan plastik telah menjadi kebutuhan sehari-hari. Bahan plastik ini mempunyai keunggulan
Lebih terperinciLembaran Data Keselamatan Bahan
Lembaran Data Keselamatan Bahan Halaman: 1/5 1. Zat/bahan olahan dan nama perusahaan Covi-ox T-50 C Penggunaan: antioksidan, dietary supplement, bahan kosmetik Perusahaan: PT BASF Indonesia Plaza GRI,
Lebih terperinci