BAB I PENDAHULUAN. yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat Indonesia. Keamanan pangan bukan
|
|
- Hendri Makmur
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keamanan pangan merupakan syarat penting yang harus melekat pada pangan yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat Indonesia. Keamanan pangan bukan hanya merupakan isu dunia tapi juga menyangkut kepedulian individu. Berdasarkan Undang-undang no.7 tahun 1996 tentang pangan, keamanan pangan adalah kondisi dan upaya untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang mengganggu, merugikan, dan membahayakan. Jaminan akan keamanan pangan adalah hak asasi konsumen (Hermawan, 2005). Pencemaran makanan adalah suatu keadaan atau kondisi terdapatnya bahanbahan asing yang keberadaannya tidak diinginkan dalam makanan. Proses pencemaran makanan dapat terjadi pada tahap sebelum pengolahan, pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, dan penyajian makanan. Upaya pencegahan pencemaran makanan dilakukan pada setiap tahapan pengelolaan makanan (Hermawan, 2005). Tahap penyajian makanan memiliki banyak celah yang memungkinkan terjadinya pencemaran makanan, misalnya melalui tempat dan alat penyajian, kemasan yang digunakan untuk penyajian, dan penyaji makanan. Menurut Hermawan (2005), Proses memasak yang baik saja tidak cukup untuk menjamin makanan aman untuk dikonsumsi, tetapi harus menyajikannya dengan cara yang baik juga seperti, pemilihan kemasan dan wadah yang aman karena pemilihan kemasan dan wadah
2 yang salah dapat menyebabkan terjadinya pencemaran makanan yang berasal dari kemasan dan wadah yang dapat membahayakan kesehatan. Kemasan makanan merupakan bagian dari makanan yang sehari-hari kita konsumsi. Bagi sebagian besar orang, kemasan makanan hanya sekadar bungkus makanan dan cenderung dianggap sebagai pelindung makanan. Pengemasan bahan pangan memegang peranan penting dalam pengendalian dari kemungkinan terjadinya pencemaran, baik pencemaran oleh mikroorganisme, lingkungan, dan kimia (Supardi, 2005). Oleh karena itu, kemasan harus dapat mempertahankan makanan agar bersih dan memberikan perlindungan pada makanan terhadap kotoran dan pencemaran lainnya. Ada banyak bahan yang digunakan sebagai pengemas primer pada makanan, yaitu kemasan yang bersentuhan langsung dengan makanan. Beberapa jenis kemasan dan wadah yang sering digunakan adalah plastik, kaleng, styrofoam, kertas, dan melamin, tetapi tidak semua bahan ini aman bagi makanan yang dikemasnya (Yuliarti, 2007). Misalnya, kemasan plastik dan kertas, terutama kertas koran dan majalah bekas, tidak baik digunakan sebagai kemasan atau wadah pada makanan yang berminyak dan panas seperti, gorengan karena dapat mempercepat perpindahan zat kimia berbahaya dari plastik dan kertas koran ke makanan. Biasanya para penjual makanan gorengan pinggir jalan menyajikan gorengan mereka di dalam sebuah lemari kaca dan dialasi dengan kertas koran atau majalah. Penjual juga menggunakan kertas koran dan majalah bekas ini sebagai alas gorengan bagi konsumen yang ingin membawa pulang atau ingin menikmati gorengan di tempat lain. Makanan-makanan yang digoreng tersebut umumnya disajikan dalam keadaan yang masih panas. Selain itu, setelah digoreng gorengan tersebut diangkat
3 dan diletakkan di sebuah wadah yang juga dialasi oleh kertas koran untuk meniriskan minyak. Tindakan ini dapat merugikan kesehatan konsumen karena kertas koran atau majalah yang sering digunakan sebagai kemasan dalam penyajian gorengan ternyata mengandung timbal (Pb) yang berasal dari tinta pada tulisan-tulisan di kertas koran dan majalah tersebut. Menurut Astawan (2008), bahan yang panas dan berlemak akan mempermudah perpindahan timbal (Pb) ke dalam makanan. Kemudian, di dalam tubuh manusia timbal (Pb) masuk melalui saluran pencernaan menuju sistem peredaran darah dan menyebar ke berbagai jaringan lain seperti ginjal, hati, otak, saraf, dan tulang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh BPOM Medan pada tahun 2011, membuktikan bahwa gorengan yang dikemas dengan kertas koran mengandung timbal. BPOM meminta masyarakat agar tidak mengunakan kertas koran bekas sebagai kemasan gorengan ataupun sebagai kemasan gorengan. Oleh karena itu, penyuluhan tentang bahaya penggunaan kertas koran sebagai kemasan gorengan perlu dilakukan kepada semua lapisan masyarakat. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Suraya (2007), dikatakan bahwa ada peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu tentang pola pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) pada anak 6-24 bulan setelah diberikan penyuluhan dengan menggunakan metode Ceramah dan media leaflet. Selain itu, penelitian Sri Susanti (2010), juga membuktikan bahwa penyuluhan gizi mengenai penyediaan menu seimbang untuk balita juga meningkatkan perilaku ibu. Gorengan adalah jenis jajanan yang banyak disukai oleh semua lapisan masyarakat. Hal ini disebabkan karena rasanya yang enak dan harganya yang murah.
4 Bukan hal yang sulit untuk bisa menikmati gorengan yang enak dan murah, ini disebabkan karena pedagang gorengan yang menjamur di berbagai daerah. Namun, yang menjadi perhatian adalah apakah gorengan yang di jual tersebut aman untuk dikonsumsi atau tidak. Daerah Asrama Haji merupakan salah satu daerah yang berada di Kota Medan yang terdapat banyak pedagang gorengan yang menyajikan gorengannya di dalam sebuah lemari kaca yang dialasi dengan kertas koran bekas. Selain itu, pedagang gorengan tersebut juga menggunakan kertas koran sebagai kemasan apabila ada konsumen yang membeli gorengannya untuk dibawa pulang, kemudian dikemas kembali dalam sebuah kantong plastik. Oleh sebab itu, penulis ingin mengetahui bagaimana pengetahuan, sikap dan tindakan pedagang tentang bahaya penggunaan kertas koran sebagai kemasan gorengan dan pengaruh penyuluhan terhadap perubahan perilaku pedagang. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka dilakukan serangkaian kegiatan untuk mendukung kelancaran penelitian ini. Salah satu kegiatan tersebut adalah memberikan penyuluhan dengan metode pendekatan perorangan dan pemberian leaflet. Alasan pemilihan metode pendekatan perorangan ini adalah karena metode ini cocok digunakan pada masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi maupun rendah. Leaflet dipilih sebagai media karena mudah disimpan, ekonomis, dan dapat dibaca kembali oleh responden atau keluarga responden. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan pedagang sebelum dan sesudah penyuluhan, penulis menggunakan kuesioner. Kuesioner tersebut terdiri dari 24 pertanyaan, yaitu delapan
5 pertanyaan untuk mengukur tingkat pengetahuan, delapan pertanyaan untuk mengukur sikap, dan delapan pertanyaan untuk mengukur tindakan. Diharapkan setelah mendapatkan penyuluhan, terjadi perubahan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan pedagang ke arah yang lebih baik sehingga pedagang dapat mengganti kertas koran bekas dengan kemasan yang lebih aman seperti, daun pisang, anyaman bambu, atau kertas yang belum ditulis dan dapat menyerap minyak Perumusan Masalah Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian ini yaitu bagaimana pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan pedagang gorengan tentang bahaya penggunaan kertas koran sebagai alas gorengan di daerah Asrama Haji Medan Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan pedagang gorengan tentang bahaya penggunaan kertas sebagai kemasan gorengan di daerah Asrama Haji Medan Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan pedagang gorengan menggunakan kertas koran sebagai kemasan gorengannya.
6 2. Untuk mengetahui sarana dan prasarana yang dimiliki oleh pedagang yang dapat mendukung terjadinya perubahan perilaku Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan masukan bagi petugas pengawasan/keamanan pangan dan tenaga kesehatan termasuk tenaga gizi kesehatan masyarakat di Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), dinas kesehatan dan perguruan tinggi agar memperhatikan pentingnya pemberian informasi tentang bahaya penggunaan kertas koran bekas sebagai kemasan gorengan dan pemilihan kemasan yang tepat untuk meningkatkan kesadaran pedagang gorengan agar berperilaku baik dalam mengemas makanan gorengan sesuai dengan yang sepatutnya. 2. Sebagai sumber referensi bagi penelitian lanjutan agar dapat mengkaji hal-hal yang lebih mendalam tentang penggunaan kertas koran bekas sebagai kemasan gorengan dan bahaya lainnya, seperti bahaya bahan-bahan yang tidak seharusnya diolah bersama makanan gorengan serta dapat menggunakan model lain untuk teknik penyebarluasan informasi.
Purnawati Nainggolan 1,Jumirah,Apt²,Albiner Siagian²
PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PERILAKU PEDAGANG GORENGAN TENTANG BAHAYA PENGGUNAAN KERTAS KORAN BEKAS SEBAGAI KEMASAN GORENGAN DI DAERAH ASRAMA HAJI MEDAN (The influence of extention on the behavior of
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat Indonesia. Keamanan pangan bukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keamanan pangan merupakan syarat penting yang harus melekat pada pangan yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat Indonesia. Keamanan pangan bukan hanya merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Makanan merupakan kebutuhan dasar (pokok) yang sangat penting bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan dasar (pokok) yang sangat penting bagi kehidupan manusia baik secara fisiologis, psikologis, sosial maupun antropologis. Pangan selalu
Lebih terperinciLampiran 1. Angket Penelitian
Lampiran 1. Angket Penelitian GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN POSISI TAWAR KONSUMEN TENTANG PENGGUNAAN KEMASAN STYROFOAM SEBAGAI WADAH MAKANAN DI AMALIUN FOODCOURT TAHUN 2015 No. Responden :. I.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan, salah satunya adalah pengamanan makanan dan minuman. Upaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan menyebutkan bahwa peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan diselenggarakan melalui 15 macam kegiatan, salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah menjadi pelengkap kebutuhan pangan manusia yang mempunyai banyak variasi rasa, warna, dan serat yang bermanfaat untuk kesehatan. Selain dikonsumsi secara langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, mendefenisikan Makanan dan minuman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan bahan yang dapat dimakan baik secara alamiah maupun melalui proses buatan manusia untuk mempertahankan hidup dan kesehatan tubuh. Departemen Kesehatan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS PERMASALAHAN
54 BAB 4 ANALISIS PERMASALAHAN 4.1 Permasalahan Yang Dihadapai Konsumen Akibat Penggunaan Produk Plastik Sebagai Kemasan Pangan Plastik merupakan kemasan pangan yang banyak digunakan oleh pelaku usaha
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Saat ini, plastik banyak digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, plastik banyak digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman. Ada berbagai alasan sehingga orang menggunakan kemasan plastik sebagai pembungkus pada makanan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN
LAMPIRAN 58 LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN KARAKTERISTIK SAMPEL Responden adalah penjamah makanan di rumah makan Jumlah responden adalah seluruh penjamah makanan di rumah makan Lembar
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
52 Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN SISWA KELAS X TERHADAP PENGGUNAAN PLASTIK SEBAGAI TEMPAT PENYIMPANAN ATAU PENGEMAS MAKANAN DAN MINUMAN Nomor : A.KARAKTERISTIK RESPONDEN
Lebih terperinciKEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT. keterkaitannya dengan penyakit akibat pangan di mana masalah keamanan pangan di suatu
KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) menekankan tentang tantangan dan peluang terkait Keamanan Pangan. Keamanan pangan sangat penting karena keterkaitannya
Lebih terperinciProsiding Ilmu Hukum ISSN: X
Prosiding Ilmu Hukum ISSN: 2460-643X Fungsi Pengawasan BPOM terhadap Kertas Bekas Sebagai Pembungkus Makanan Jajanan Dikaitkan dengan Peraturan Presiden No 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh Kedudukan,
Lebih terperinciterhadap lingkungan (Khomsan, 2003). Kemasan polistirena foam atau Styrofoam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia selain sandang dan papan yang sangat dibutuhkan bagi keberlangsungan hidup manusia. Pangan yang dimaksud dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi
15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang penting. Semakin maju suatu bangsa, tuntutan dan perhatian terhadap kualitas pangan yang akan dikonsumsi
Lebih terperinciKeamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah
Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah Berdasarkan PP no.28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan Pangan dapat di kategorikan : PANGAN SEGAR Pangan yang belum mengalami pengolahan yang dapat
Lebih terperinciDAFTAR PERTANYAAN UNTUK DEPTH INTERVIEW WAWANCARA MENDALAM. 1. Daftar wawancara Kepala Lembaga Pembinaan dan Perlindungan
Lampiran 1 DAFTAR PERTANYAAN UNTUK DEPTH INTERVIEW WAWANCARA MENDALAM 1. Daftar wawancara Kepala Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) Kota Semarang 1. Apakah lembaga LP2K ini khusus melayani
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 942/Menkes/SK/VII/2003 Tentang Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan, pada pasal 1 menyebutkan
Lebih terperinciGIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes
GIZI DAUR HIDUP Rizqie Auliana, M.Kes rizqie_auliana@uny.ac.id Pengantar United Nations (Januari, 2000) memfokuskan usaha perbaikan gizi dalam kaitannya dengan upaya peningkatan SDM pada seluruh kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komposisi senyawanya terdiri dari 40% protein, 18% lemak, dan 17%
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai di Indonesia dilakukan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini jenis pangan jajanan kian beragam dan berkembang pesat di Kota Bandung. Pengertian jajan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah membeli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Makanan pinggir jalan adalah salah satu contoh bahan yang beresiko
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan pinggir jalan adalah salah satu contoh bahan yang beresiko tercemar kadmium, tembaga dan timbal.makanan dapat menimbulkan berbagai penyakit apabila salah dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya
2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kita hidup di dunia ini dilengkapi dengan lima indra yaitu penglihatan,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita hidup di dunia ini dilengkapi dengan lima indra yaitu penglihatan, pendengaran, sentuhan, perasa dan pembau. Dunia visual menggunakan indra penglihatan yang biasanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia sebagai alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media penggorengan sangat penting
Lebih terperinciANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) PADA JAJANAN PINGGIRAN JALAN KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO. Oleh Zulyaningsih Tuloly NIM :
ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) PADA JAJANAN PINGGIRAN JALAN KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO Oleh Zulyaningsih Tuloly NIM : 811 409 019 ABSTRAK Zulyaningsih Tuloly. 2013. Analisis Kandungan Timbal
Lebih terperinciCERDAS PILiH MAKANAN
CERDAS PILiH MAKANAN Mari kita mengenal 5 kunci keamanan makanan. 5 kunci keamanan pangan terdiri dari : 1 Kenali pangan yang aman 1. Aman dari pencemaran biologis 2. Aman dari pencemaran kimia 3. Aman
Lebih terperinciIdentitas Responden. Lampiran 2: Kuesioner Penelitian
Lampiran 2: Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Mahasiswa Dalam Menggunakan Plastik dan Styrofoam Sebagai Kemasan Makanan Di Fakultas Kesehatan Masrakat, Universitas Sumatera Utara Tahun 2012 No. Responden
Lebih terperinciTUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS BISNIS JAMUR CRISPY. Disusun Oleh : : Siti Faizzatul Aslamiyah. No Mahasiswa :
TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS BISNIS JAMUR CRISPY Disusun Oleh : Nama : Siti Faizzatul Aslamiyah No Mahasiswa : 11.12.5948 Kelas : 11-S1SI-09 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri. Faktor-faktor yang menentukan kualitas makanan baik, dapat ditinjau dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kesehatan masyarakat. Seluruh anggota masyarakat tanpa kecuali adalah konsumen makanan itu sendiri. Faktor-faktor
Lebih terperinciMATERI PEDULI OBAT DAN PANGAN AMAN EDUKASI TENTANG 2015 ANAK-ANAK
MATERI EDUKASI TENTANG PEDULI OBAT DAN PANGAN AMAN 2015 ANAK-ANAK 1 Term on condition Dilarang mengubah konten dan isi tanpa seizin Badan POM. Pelaku usaha, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan kimia yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan merata. Maksudnya bahwa dalam pembangunan kesehatan setiap orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu isi dari dasar-dasar pembangunan kesehatan di Indonesia adalah adil dan merata. Maksudnya bahwa dalam pembangunan kesehatan setiap orang mempunyai hak yang
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Jenis makanan basah ataupun kering memiliki perbedaan dalam hal umur simpan
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Parameter sensori sangat penting pada tahap penelitian dan pengembangan produk pangan baru. Produk baru yang dihasilkan harus memiliki penanganan yang tepat agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi dan diupayakan agar lebih tersedia dalam kualitas dan kuantitas secara memadai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, makanan harus baik, dan aman untuk dikonsumsi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyediaan makanan yang sehat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan derajat kesehatan. Agar dapat berfungsi dengan baik maka diperlukan berbagai
Lebih terperinciKuesioner Penelitian
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian PENGARUH PENYULUHAN DENGAN METODE CERAMAH DAN POSTER TERHADAP PERILAKU KONSUMSI MAKANAN JAJANAN MURID DI SD KELURAHAN PINCURAN KERAMBIL KECAMATAN SIBOLGA SAMBAS KOTA SIBOLGA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat pemerintah telah melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya alam, dan sebagainya sedang merebak di seluruh dunia. Menurut Green
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam beberapa tahun ini, isu mengenai pencemaran alam, kekurangan sumber daya alam, dan sebagainya sedang merebak di seluruh dunia. Menurut Green Peace, di sebelah
Lebih terperinciGUBERNUR SULAWESI TENGAH
GUBERNUR SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN SEGAR TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI TENGAH,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam makanan. Kurangnya perhatian terhadap hal ini telah sering
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan harga yang murah, menarik dan bervariasi. Menurut FAO (Food
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi dan diupayakan agar lebih tersedia dalam kualitas dan kuantitas secara memadai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal diselenggarakan. makanan dan minuman (UU RI No.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun social yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keamanan pangan memegang peranan yang sangat strategis. Terjaminnya kondisi keamanan pangan di Indonesia berarti telah memenuhi hak-hak masyarakat Indonesia untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penjual makanan di tempat penjualan dan disajikan sebagai makanan siap santap untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Kota Medan, pada tahun 2010 terdapat 28.501 TPUM (Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan), salah satunya adalah pusat makanan jajanan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupannya, makhluk hidup membutuhkan makanan, karena dari makanan manusia mendapatkan berbagai zat yang diperlukan oleh tubuh untuk dapat bekerja dengan optimal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi untuk dapat memenuhi fungsinya dan aman dikomsumsi karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari makanan. Sebagai kebutuhan dasar makanan tersebut harus mengandung
Lebih terperinciKuesioner Penelitian
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN GURU SEKOLAH DASAR TENTANG MAKANAN YANG MENGANDUNG BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN MABAR KECAMATAN MEDAN DELITAHUN
Lebih terperinciTanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI
Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2012 DAFTAR ISI 1. Apa Kandungan gizi dalam Daging ayam? 2. Bagaimana ciri-ciri
Lebih terperinci2016, No Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Ikl
No.1144, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPOM. Pangan Steril Komersial. Persyaratan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN PANGAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sedang istirahat di sekolah. Hal tersebut terjadi karena jarangnya orang tua
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak-anak dan jajanan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Anak-anak pada umumnya akan membeli aneka jajan terutama saat mereka sedang istirahat di sekolah.
Lebih terperinciGUBERNUR SUMATERA BARAT
GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PANGAN SEGAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPENGOLAHAN KEDELAI MENJADI TEMPE KEJO SECARA SEDERHANA
PENGOLAHAN KEDELAI MENJADI TEMPE KEJO SECARA SEDERHANA DI UNIT PENGOLAHAN HASIL BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI Oleh : Kemas Muhammad Erwansyah, S.TP NIP. 19820916200901 1010 I. PENDAHULUAN Kedelai mempunyai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Sutrisno Koswara, Bahaya di balik Kemasan Plastik, <ebookpangan.com> 2 Ibid.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Plastik merupakan bahan kemasan pangan yang paling populer digunakan. Banyak pelaku usaha yang memilih plastik sebagai kemasan bagi produk mereka. Hal ini karena
Lebih terperinciTeknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk
Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Penanganan pascapanen sangat berperan dalam mempertahankan kualitas dan daya simpan buah-buahan. Penanganan pascapanen yang kurang hati-hati dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian makanan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Upaya peningkatan status kesehatan dan gizi bayi usia 6-12 bulan melalui perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian makanan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang sangat kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar memakai konsep
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ikan laut yang dicampur dengan bahan-bahan, seperti cabe kering yang dihaluskan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otak-otak merupakan makanan khas Kota Tanjungpinang yang terbuat dari ikan laut yang dicampur dengan bahan-bahan, seperti cabe kering yang dihaluskan kemudian dicampur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi penerus bangsa. Kualitas anak-anak akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan generasi penerus bangsa. Kualitas anak-anak akan menentukan kemajuan suatu bangsa di masa depan. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus
Lebih terperinci2016, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Ne
No.1220, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPOM. Kategori Pangan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG KATEGORI PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPENGEMASAN DAN PENYIMPANAN PRODUK INDUSTRI RUMAH TANGGA PANGAN (IRTP)
PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN PRODUK INDUSTRI RUMAH TANGGA PANGAN (IRTP) BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Aspek Perlindungan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pangan atau makanan merupakan kebutuhan primer setiap. manusia.keamanan serta kebersihan makanan tersebut menjadi faktor yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pangan atau makanan merupakan kebutuhan primer setiap manusia.keamanan serta kebersihan makanan tersebut menjadi faktor yang penting untuk diperhatikan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan harga mutlak bagi setiap orang. Menurut Undangundang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan harga mutlak bagi setiap orang. Menurut Undangundang Kesehatan No 36 tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang
13 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat pemerintah telah melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan kualitas sumber daya manusia (Dinkes Propsu, 2006).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Berdasarkan visi pembangunan nasional melalui pembangunan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo diawali dengan berkembangnya aspirasi masyarakat terutama dari
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Gambaran Umum Kecamatan Kota Tengah Kecamatan Kota Tengah merupakan pemekaran dari Kecamatan Kota Utara, yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor
Lebih terperinciDra.Ida Marlinda Loenggana, Apt Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia
Keamanan Produk Makanan Yang Beredar oleh Dra.Ida Marlinda Loenggana, Apt Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Dibawakan di acara,, Ancaman Kualitas Makanan terhadap Kesehatan menyambut Rakernas Majelis
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULUNGAGUNG, Menimbang : a. bahwa ketahanan
Lebih terperinciKEAMANAN PANGAN PRODUK PETERNAKAN DITINJAU DARI ASPEK PASCA PANEN: PERMASALAHAN DAN SOLUSI (ULASAN)
KEAMANAN PANGAN PRODUK PETERNAKAN DITINJAU DARI ASPEK PASCA PANEN: PERMASALAHAN DAN SOLUSI (ULASAN) TANTAN R. WIRADARYA Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor ABSTRAK Pangan produk peternakan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan tradisional Indonesia mempunyai kekayaan ragam yang luar biasa. Baik macam, bentuk, warna, serta aroma sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia. Meningkatnya
Lebih terperinciPENGUATAN USAHA PRODUKSI KEMBANG GOYANG DI NGAMPIN AMBARAWA
PENGUATAN USAHA PRODUKSI KEMBANG GOYANG DI NGAMPIN AMBARAWA Suwardiyono 1*, Indah Hartati 1, Helmy Purwanto 2 1 Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 1 Jurusan Teknik Mesin
Lebih terperinciDAFTAR RIWAYAT HIDUP. Pas Photo. 3x4 cm. Tempat / Tanggal Lahir : Johor, Malaysia / 3 July : No. 4, Jalan Dr Mansyur, Medan.
Lampiran 1: DAFTAR RIWAYAT HIDUP Pas Photo 3x4 cm Nama : Lau Wei Lin Tempat / Tanggal Lahir : Johor, Malaysia / 3 July 1990 Agama Alamat Riwayat Pendidikan : Buddha : No. 4, Jalan Dr Mansyur, Medan. :
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENJAMINAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN SEGAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA
Lebih terperinciTotal. Warung/ Kios. Pedagang Kaki Lima
1 bahan tambahan perlu diatur, baik jenis maupun jumlahnya yang digunakan pada pengolahan makanan. Hanya bahan yang telah diuji keamanannya yang diizinkan untuk digunakan, dan mutunya harus memenuhi standar
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN PANGAN STERIL KOMERSIAL
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN PANGAN STERIL KOMERSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi pengolahan pangan, industri produksi pangan semakin berkembang. Industri skala kecil, sedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Makanan selalu dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Cara penyajian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan selalu dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Cara penyajian makanan merupakan hal yang paling penting, bahkan lebih penting daripada rasa makanan. Penyajian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan kata-kata, atau yang disampaikan dengan bahasa tubuh, gaya maupun
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi, gagasan dan perasaan. Proses ini meliputi informasi yang disampaikan baik secara lisan maupun tertulis dengan kata-kata,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1996 TENTANG PANGAN [LN 1996/99, TLN 3656]
UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1996 TENTANG PANGAN [LN 1996/99, TLN 3656] BAB X KETENTUAN PIDANA Pasal 55 Barangsiapa dengan sengaja: a. menyelenggarakan kegiatan atau proses produksi, penyimpanan, pengangkutan,
Lebih terperinciWALIKOTA PAYAKUMBUH PROVINSI SUMATERA BARAT PANGAN SEHAT DAN BEBAS BAHAN BERBAHAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAYAKUMBUH,
WALIKOTA PAYAKUMBUH PROVINSI SUMATERA BARAT \ PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR : 1 TAHUN 2014 T... TENTANG PANGAN SEHAT DAN BEBAS BAHAN BERBAHAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAYAKUMBUH,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging adalah salah satu hasil ternak yang hampir tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan manusia. Selain penganekaragaman sumber pangan, daging juga dapat menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terciptanya struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh yang meliputi aspek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor industri secara nasional diarahkan untuk mendorong terciptanya struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh yang meliputi aspek perubahan ekonomi. Tingkat
Lebih terperinciPada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan
Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan tepat untuk mengurangi terbawanya bahan atau tanah
Lebih terperinci2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 131,
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1221, 2016 BPOM. Pangan Perisa. Bahan Tambahan. Penggunaan. Persyaratan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permen merupakan suatu produk makanan yang dibuat dari campuran gula dan air bersama dengan bahan pewarna dan pemberi rasa (Buckle, K.A,2007). Permen sangat diminati
Lebih terperinciKUISIONER PENELITIAN. A. KARAKTERISTIK RESPONDEN Nama :... Sekolah/Kelas :... Jenis Kelamin : L / P Umur :... Pekerjaan Orang tua :...
NO. RESPONDEN KUISIONER PENELITIAN A. KARAKTERISTIK RESPONDEN Nama :.... Sekolah/Kelas :.... Jenis Kelamin : L / P Umur :.... Pekerjaan Orang tua :.... 4. Apakah adik-adik sarapan sebelum berangkat ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makan dan minuman menjadi salah satu syarat mutlak manusia untuk bisa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menjalankan segala kegiatan sehari-hari, manusia memerlukan energi yang diperoleh dari asupan makanan dan minuman, selain itu asupan makan dan minuman menjadi
Lebih terperinciMODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN
MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah ikan teri asin kering yang berkualitas dan higienis. Indikator Keberhasilan: Mutu ikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi makanan beranekaragam yang dapat memberikan sumber zat gizi yang cukup bagi tubuh, dengan adanya program
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA,
-1- PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM CEMARAN LOGAM BERAT DALAM PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Gambar 1. Grafik Perkembangan Produksi Susu Provinsi Jawa Barat Tahun (Ton) Sumber: Direktorat Jendral Peternakan, 2010
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor peternakan telah mengalami peningkatan kinerja dari tahun ke tahun. Salah satu acuan dalam melihat kinerja suatu sektor adalah Produk Domestik Bruto (PDB). Pada
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. sebuah informasi produk agar mudah dipahami oleh konsumen. Label
PENDAHULUAN Latar Belakang Label merupakan salah satu alat komunikasi untuk menyampaikan sebuah informasi produk agar mudah dipahami oleh konsumen. Label yang disusun secara baik akan memudahkan konsumen
Lebih terperinciIII.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas
SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik : Perawatan Masa Nifas Hari Tanggal : Waktu : Sasaran : Ibu nifas Tempat : I. Latar belakang Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang secara normal ada dalam saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah panas. E. coli termasuk
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negar
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1712, 2017 BPOM. Pangan Olahan. Batas Maksimum Cemaran Logam Berat. PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM CEMARAN LOGAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan satu faktor yang cukup besar pengaruhnya terhadap derajat kesehatan masyarakat. Makanan dan minuman harus aman dalam arti tidak mengandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisa melaksanakan rutinitasnya setiap hari(depkesri,2004).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan adalah produk pangan yang siap hidang atau yang langsung dapat dimakan, biasanya dihasilkan dari bahan pangan setelah terlebih dahulu diolah atau di masak.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak sekali makanan dan minuman yang beredar di masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini banyak sekali makanan dan minuman yang beredar di masyarakat yang dalam proses pembuatannya telah dicampur dengan bahan kimia. Bahan kimia tersebut beraneka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan tuna (Thunnus sp.) merupakan salah satu jenis ikan olahan yang dikemas dalam kaleng. Ikan tuna memiliki kualitas daging yang sangat baik, lembut, dan lezat, serta
Lebih terperinci