BAB I PENDAHULUAN. industri, konsumsi akan barang-barang berbahan plastik semakin meningkat. Menurut

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring bertambahnya jumlah penduduk dunia dan kemajuan akan suatu industri, konsumsi akan barang-barang berbahan plastik semakin meningkat. Menurut data statistik, kebutuhan plastik di Eropa Barat 100 kg per orang per tahun (APME, 2004). Sedangkan di Jepang, jumlah limbah plastik mencapai lebih dari 10 juta ton per tahun (Nishino, et. al., 2003). Kemajuan teknologi dan industri membuat aktivitas produksi plastik terus meningkat. Seperti diketahui, plastik merupakan bahan kebutuhan yang banyak dipergunakan dalam kehidupan manusia modern. Akan tetapi sisa sampah dari plastik bisa menjadi permasalahan tersendiri bagi lingkungan. Karena sampah plastik merupakan limbah rumah tangga yang sangat sulit untuk diuraikan (berbeda dengan sampah organik yang bisa cepat terurai). Untuk menguraikan sampah plastik diperlukan waktu yang sangat lama bisa berpuluh-puluh tahun, sedangkan sampah organik bisa diurai dan diubah menjadi kompos hanya dalam waktu beberapa hari saja. Hampir semua produk menggunakan plastik baik sebagai kemasan atau bahan dasar. Material plastik banyak digunakan karena memiliki kelebihan dalam sifatnya yang ringan, transparan, tahan air, serta harganya relatif murah dan terjangkau oleh semua kalangan masyarakat. Segala keunggulan ini membuat plastik digemari dan 1

2 2 banyak digunakan dalam hampir setiap aspek kehidupan manusia. Akibatnya, jumlah produksi plastik yang akan menjadi sampah pun terus bertambah. Dikarenakan banyaknya penggunaan berbahan plastik, maka sampah plastik pun bisa dikatakan meningkat pula. Sampah plastik memiliki karakteristik yang berbeda dari sampah-sampah lainnya karena sampah plastik merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan kimia berbahaya, tidak dapat membusuk, tidak dapat menyerap air, maupun tidak dapat berkarat, dan pada akhirnya sulit untuk diuraikan/didegradasi dalam tanah sehingga menimbulkan masalah bagi lingkungan. Karena untuk menguraikan sampah plastik itu sendiri membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna. Limbah plastik yang ada pada saat ini pada umumnya hanya dibuang (landfill), dibakar atau didaur ulang (recycle). Sedangkan untuk dibakar dapat menambah polusi udara dan mengandung senyawa yang berbahaya yaitu karsinogen seperti poly chloro dibenzodioxins dan poly chloro dibenzofurans. Oleh karena, itu dapat dikatakan penggunaan bahan plastik membawa dampak negatif bagi lingkungan jika digunakan secara berlebihan. Didalam kehidupan sehari-hari khususnya di Indonesia, penggunaan bahan plastik seringkali kita jumpai di seluruh aktivitas sehari-hari. Segala kelebihan yang ada dalam plastik memudahkan segala aktivitas atau bahkan sebagai penunjang aktivitas bisnis kita. Oleh karena itu, penggunaannya pun meningkat seiring waktu. Seiring meningkatnya penggunaan plastik, maka sampah plastik pun meningkat. Tetapi meningkatnya sampah plastik menjadi suatu kesempatan bagi kalangan entrepreneur untuk memanfaatkan kondisi tersebut, dimana sampah plastik tersebut

3 3 dapat didaur ulang (recycle) menjadi sesuatu yang lebih berguna. Pemanfaatan limbah plastik merupakan salah satu upaya untuk menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Menurut Gugun Gunawan (2007: 17-18) plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisik, mekanik, dan kimianya. Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua kelompok besar, yakni plastik yang bersifat thermoplastic dan bersifat thermoset. Thermoplastic dapat dibentuk kembali dengan mudah dan diproses menjadi bentuk lain, sedangkan jenis thermoset bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali. Plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bentuk thermoplastic. Saat ini plastik diklasifikasikan menjadi tujuh kelompok. Ciri masing-masing kelompok plastik dibedakan atas nama populernya, rumus molekul, kegunaan, dan bisa didaur-ulang atau tidak. Pengelompokan plastik itu adalah: 1. PET (Polyethylene Terephthalate) Merupakan resin polyester yang tahan lama, kuat, ringan dan mudah dibentuk ketika panas. Kepekatannya adalah sekitar 1,35-1,38 gram/cc dan hal ini membuatnya sangat kokoh. Contoh produk dari PET dapat ditemukan pada botol air, botol soda, botol jus, botol minyak goreng, kemasan makanan, dan lain-lain. Ciri-ciri PET berwarna jernih, kadang hijau. PET sendiri juga dapat didaur ulang menjadi produk baru seperti bahan kain, sepatu, koper, karpet, rak, panel pintu, dan lain-lain.

4 4 2. HDPE (High Density Polyethylene) Merupakan resin yang liat, kuat dan kaku yang berasal dari minyak bumi, yang sering dibentuk dengan cara meniupnya. Contoh produk HDPE dapat ditemukan dalam bentuk cerek susu, botol detergen, botol obat, botol oli mesin, botol shampoo, kemasan juice, botol sabun cair, kemasan kopi dan botol sabun bayi. HDPE biasanya berwarna pekat, tidak tembus pandang, dan dapat muncul dengan berbagai warna (biasanya berwarna putih). HDPE dapat digunakan kembali dengan cara memanfaatkannya sebagai berbagai macam benda seperti pipa pembuangan, botol detergen, palet, botol oli, pena, bangku dan sebagainya. 3. PVC (Polyvinyl Chloride) Merupakan resin yang liat dan keras yang tidak terpengaruh oleh zat kimia lain. Produk PVC dapat ditemui pada botol pembersih kaca, mainan, pipa air, kemasan kerut. PVC tidak dapat didaur ulang, dan yang terbaik adalah menghindari produk yang menggunakan plastik jenis ini sebagai kemasan. 4. LDPE (Low Density Polyethylene) Merupakan resin yang keras, kuat dan tidak bereaksi terhadap zat kimia lainnya. Kemungkinan merupakan plastik yang paling tinggi mutunya. Plastik ini mudah dibentuk ketika panas dan terbuat dari minyak bumi. Produk LDPE dapat dilihat pada tas plastik, botol, kotak penyimpanan, mainan, perangkat komputer dan wadah yang dicetak. LDPE bisa tembus cahaya ataupun pekat, dan sangat kuat, sangat lentur, kedap air dan tidak dapat dihancurkan seperti plastic lain yang lebih keras.

5 5 5. PP (Polypropylene) Merupakan plastik polymer yang mudah dibentuk ketika panas. Polypropylene dapat dijumpai pada wadah makanan, kemasan, pot tanaman, tutup botol obat, tube margarin, tutup lainnya, sedotan, mainan, tali, pakaian dan berbagai bentuk yang bukan botol. 6. PS (Polystyrene) Merupakan plastik polymer yang mudah dibentuk bila dipanaskan. Polystyrene bersifat sangat amorphous dan tembus cahaya, mempunyai indeks refraksi tinggi, sukar ditembus oleh gas kecuali uap air. Polimer ini mudah rapuh, sehingga banyak dikopolimerisasikan dengan batu diena atau akrilonitril. Produk polystyrene dapat ditemukan pada perkakas dari plastik, kotak CD, gelas plastik, wadah makanan dan nampan. Polystyrene tidak mudah didaur ulang. 7. Others Terkadang produk suatu benda menggunakan plastik lebih dari satu jenis atau bisa disebut campuran. 1.2 Permasalahan Sampah merupakan masalah yang dari dulu, sekarang dan yang akan datang akan selalu terjadi jika tidak ada solusi penyelesaian mengenai permasalahan tersebut terutama di kota-kota besar Indonesia. Seperti diketahui bahwa sifat plastik merupakan bahan yang sangat sulit terurai dalam tanah, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah bukanlah solusi yang cukup bijak dalam pengelolaan sampah plastik

6 6 ini. Karena itu dapat dikatakan bahwa peranan para pemulung mempunyai dampak yang cukup baik dalam mengurangi timbunan sampah plastik, walau dapat dikatakan cara tersebut tidak berfungsi maksimal. Berat timbunan sampah di Indonesia secara nasional mencapai 200 ribu ton per hari atau setara dengan 73 juta ton per tahun. Hasil hitungan tersebut menggunakan asumsi sampah yang dihasilkan per invidu setiap harinya sebesar 0,8 kilogram. Menurut dia lagi, jumlah timbunan sampah rata-rata harian di kota metropolitan, di mana jumlah penduduknya lebih dari 1 juta jiwa dan kota besar yang jumlah penduduknya 500 ribu sampai 1 juta jiwa, masing-masingnya adalah ton dan 480 ton. Selain berasal dari sampah rumah tangga, jenis sampah yang ada juga dihasilkan dari sampah plastik sebesar 14 persen, kertas sebesar 9 persen, sisanya terdiri dari logam, karet, kain, kaca dan lain-lain. Sementara dari sisi sumbernya, yang paling dominan rumah tangga sebanyak 48 persen, pasar tradisional 24 persen, dan kawasan komersial sebesar 9 persen. Sisanya dari fasilitas publik, sekolah, kantor, jalan, dan sebagainya (Liputan6.com, 2014). Produksi sampah plastik di Indonesia menduduki peringkat kedua penghasil sampah domestik yaitu sebesar 5,4 juta ton per tahun (AntaraNews.com, 2014) Langkah awal mengatasi sampah: Lakukan 3R (Reduce, Reuse, Recycle). - Reduce sendiri yaitu mengurangi sampah seperti botol plastik, dengan mengubah pola hidup tanpa botol plastik melainkan membawa minum dengan tempat minum sendiri yang dapat diisi ulang. - Reuse yaitu menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya.

7 7 - Recycle yaitu mendaur ulang sampah, saat ini recycle menjadi penanganan sampah terbanyak. Karena dengan recycle volume sampah berkurang, income juga dapat bertambah. Contohnya seperti membuat tas dari bungkus kopi. Dengan peningkatan industri dan petumbuhan ekonomi, penggunaan bahan baku plastik pastinya semakin meningkat. Dengan begitu maka efek dari peningkatan penggunaan plastik muncul permasalahan, terutama sampah plastik yang dihasilkan karena sulit terurai dalam tanah, maka diperlukan jalan keluar untuk mengatasi masalah seperti ini yaitu dengan cara melakukan daur ulang. Karena dengan daur ulang sampah, selain mengurangi sampah tetapi juga membawa keuntungan sendiri. Sampah bukan lagi menjadi suatu persoalan melainkan bisa menjadi suatu pendapatan jika kita dapat mengolahnya. Reduce, Reuse, dan Recycle sebenarnya sederhana dapat dilakukan oleh siapa saja, di mana saja, dan kapan saja serta tidak membutuhkan biaya yang besar. Namun dari 3R yang sederhana ini bisa memberikan dampak yang signifikan bagi penanganan sampah yang sering menjadi permasalahan di sekitar kita. 1.3 Tujuan dan Manfaat Dengan dibuatnya thesis mengenai daur ulang plastik ini, maka dibagian Business Model Creation akan dijelaskan mengenai tujuan perusahaan ini diciptakan, mengirimkan value proposition kepada pelanggan, sehingga pelanggan ingin membeli barang yang kita hasilkan dan nantinya akan menjadi revenue streams bagi perusahaan daur ulang plastik ini.

8 8 Tujuan Mengurangi permasalahan sampah terutama sampah plastik yang menganggu, merusak alam dan mengubahnya menjadi suatu hal yang menguntungkan yaitu dengan proses recycle. Manfaat 1. Mengurangi kerusakan lingkungan Dengan mengolah dan mendaur ulang sampah plastik, maka dapat dikatakan kita baru saja berkontribusi dalam mengurangi kerusakan lingkungan, karena seperti yang kita tahu bahwa plastik tidak mudah diuraikan dalam tanah dan butuh waktu lama untuk membuat plastik terurai secara sempura. Dengan demikian, kita baru saja membantu mengurangi kerusakan lingkungan yang diakibatkan sampah plastik. 2. Mengubah sampah menjadi suatu berkah Dibanding bisnis-bisnis lain, perusahaan lain mengambil sesuatu dari alam dan memprosesnya dari barang mentah ke barang jadi, beda halnya dengan perusahaan pengolahan limbah plastik dimana kita menggunakan sampah pembuangan dari sisa konsumsi masyarakat atau sisa industri dan mendaur ulang sampah tersebut menjadi sesuatu yang lebih berguna. 3. Bagi shareholder Bagi para shareholder yang membangun bisnis ini, layaknya perusahaan-perusahaan lain. Manfaat yang didapat adalah profit semaksimal

9 9 mungkin dari bisnis ini dan membantu membangun lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. 1.4 Ruang Lingkup Target pasar yang ingin dicapai oleh perusahaan ini adalah perusahaan yang memproduksi barang-barang yang terbuat dari biji plastik, dimana perusahaan ini menggunakan biji plastik sebagai bahan baku untuk pembuatan produknya. Ruang lingkup dalam proses bisnis ini berawal dari sampah yang berasal dari lapak (supplier), kemudian PT Plastic Relife lakukan proses daur ulang (cacah plastik), proses daur ulang itu sendiri dari beberapa bagian yang nantinya akan dijelaskan dibagian operasional, setelah proses cacah plastik selesai, maka hasil cacah plastik itu akan diolah kembali menjadi biji plastik. Walaupun produk biji plastik yang dihasilkan merupakan produk daur ulang, tetapi kita tetap menargetkan high-end market dimana kita akan memberikan kualitas biji plastik yang lebih bersih dan kualitas biji plastik yang lebih baik. Selain itu produk daur ulang yang dihasilkan juga tidak untuk pasar lokal saja melainkan juga menargetkan pasar luar international sebagai customer kita. 1.5 Struktur Penulisan Bab 1 Pendahuluan Bagian ini akan menjelaskan tentang latar belakang apa itu sampah plastik, dari mana asalnya, dan kenapa harus diolah kembali sampai dimana manfaat yang

10 10 dapat diperoleh dari pengolahan limbah plastik. Selain itu, bagian ini juga menjelaskan tentang ruang lingkup penulisan yang akan dibahas. Bab 2 Model Bisnis Bagian ini menjelaskan tentang konsep bisnis secara keseluruhan yang dapat dilihat dari bentuk 9 building blocks. Konsep 9 building blocks ini dibuat untuk mengetahui faktor-faktor dasar yang diperlukan dari suatu bisnis yang nantinya mengarah kepada revenue streams dan strategi yang dilakukan supaya bisnis bisa sustain, growth dan profitable. Model bisnis juga menggambarkan pemikiran tentang bagaimana sebuah organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai-nilai. Baik itu ekonomi, sosial, ataupun bentuk-bentuk nilai lainnya. Istilah model bisnis, dipakai untuk ruang lingkup luas dalam konteks formal dan informal untuk menunjukkan aspek inti suatu bisnis, termasuk mencakup maksud dan tujuan, apayang-ditawarkan, strategi, infrastruktur, struktur organisasi, praktik-praktik niaga, serta kebijakan-kebijaan dan proses-proses operasional. Bab 3 Final Design Bagian ini akan menjelaskan tentang analisis pasar dimana analisis ini akan digunakan sebagai bahan acuan dan pertimbangan untuk menetapkan strategi dan development timeline secara bertahap. Bab 4 Business Plan Bagian ini akan menjelaskan tentang rencana pembuatan bisnis dari pertama dibangun sampai kepada tahap detail tentang marketing, operational, financing.

11 11 Dengan pembahasan detail tentang bagian ini, maka diharapkan implementasi yang dilakukan dapat berjalan lancar dan sesuai dengan rencana. Bab 5 Kesimpulan Bagian ini merupakan evaluasi dan rangkuman secara keseluruhan atas penulisan yang dilakukan. Sehingga dari bagian kesimpulan ini, dapat dipertimbangkan apakah bisnis yang akan dijalankan menarik atau tidak untuk dijalankan. Selain itu dengan adanya kesimpulan ini, penulis juga akan menyertakan keterbatasan yang dimiliki dalam penulisan ini.