STUDI TERHADAP TIMBULAN SAMPAH PLASTIK HDPE DAN LDPE SERTA UPAYA REDUKSI YANG DAPAT DITERAPKAN DI KECAMATAN SUKOLILO KOTA SURABAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI TERHADAP TIMBULAN SAMPAH PLASTIK HDPE DAN LDPE SERTA UPAYA REDUKSI YANG DAPAT DITERAPKAN DI KECAMATAN SUKOLILO KOTA SURABAYA"

Transkripsi

1 STUDI TERHADAP TIMBULAN SAMPAH PLASTIK HDPE DAN LDPE SERTA UPAYA REDUKSI YANG DAPAT DITERAPKAN DI KECAMATAN SUKOLILO KOTA SURABAYA STUDY ON HDPE AND LDPE PLASTIC WASTE GENERATION WITH IT S REDUCTION EFFORTS THAT CAN BE IMPLEMENTED IN SUKOLILO DISTRICT, SURABAYA ENDI PRIMA SETIA PUTRA dan YULINAH TRIHADININGRUM Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya prima.endi@yahoo.com Abstrak Plastik HDPE dan LDPE banyak sekali dimanfaatkan untuk kemasan produk-produk serta alat-alat permukiman terutama untuk tas plastik sehingga permukiman menghasilkan sampah plastik HDPE dan LDPE yang cukup tinggi. Hal ini menyebabkan sampah plastik HDPE dan LDPE ini masih banyak ditemukan di LPA. Dalam penelitian ini telah dilakukan studi terhadap timbulan sampah plastik HDPE dan LDPE di Kecamatan Sukolilo agar dapat memberikan rekomendasi strategi menurunkan timbulan sampah plastik HDPE dan LDPE, sehingga mengurangi jumlah sampah yang dibawa menuju LPA. Penelitian ini dimulai dari analisis timbulan dan komposisi sampah permukiman dan LPS Kelurahan Keputih, Kelurahan Medokan Semampir, dan Kelurahan Nginden Jangkungan kemudian di LPA Benowo terutama untuk sampah plastik HDPE dan LDPE. Pengambilan sampel dilakukan di kawasan permukiman dan LPS masing-masing selama 8 hari dan di LPA Benowo selama 1 hari. Berdasarkan hasil sampling dari permukiman dan LPS Kelurahan di Kecamatan Sukolilo, rata-rata komposisi sampah di permukiman Kecamatan Sukolilo adalah 5,6% untuk HDPE dan 4,19% untuk LDPE sedangkan rata-rata komposisi sampah di LPS Kecamatan Sukolilo adalah 4,01% untuk HDPE dan 2,7% untuk LDPE. Kemudian untuk rata-rata komposisi sampah di LPA Benowo adalah 5,882% untuk HDPE dan 2,092% untuk LDPE. Kata Kunci: Reduksi, Pemilahan, Komposisi. Abstract HDPE and LDPE plastics are used for packaging many products and settlement tools, especially for plastic bags so that the settlement produces high enough plastic waste HDPE and LDPE. Therefore the plastic waste HDPE and LDPE are still commonly found in LPA. This final project was carried out a study about plastic waste HDPE and LDPE generation in Sukolilo District so that improved plastik waste HDPE and LDPE reduction, thereby reducing the amount of solid waste brought into the LPA. This study started from an analysis generation and composition of solid waste in settlement and LPS at Keputih Subdistrict, Medokan Semampir Subdistrict, and Nginden Jangkungan Subdistrict and then LPA Benowo especially for plastic waste HDPE and LDPE. Sampling was conducted in areas of settlement and LPS respectively for 8 days and LPA Benowo for 1 day. 1

2 2 Based on a sampling of the settlement and LPS Subdistrict in Sukolilo District, average composition of solid waste in the settlement at Sukolilo District is 5,6% for HDPE and 4,19% for LDPE, then the average composition of solid waste in the LPS at Sukolilo District is 4,01% for HDPE and 2,7% LDPE. Then for the average composition of solid waste in LPA Benowo is 5,882% for HDPE and 2,092 for LDPE. Key Words: Reduce, Sorting, Composition 1. Pendahuluan Latar Belakang Kondisi pengelolaan sampah di Indonesia pada umumnya masih menggunakan LPA (Lahan Pembuangan Akhir) sebagai sarana untuk menampung semua sampah yang tidak terolah dan akhirnya menjadi residu (material sampah yang tidak terolah/tidak dimanfaatkan). Tidak terkecuali dengan sistem pengolahan sampah di Kota Surabaya juga masih menganut sistem LPA ini, sehingga apabila tidak dilakukan perbaikan di sektor pengelolaannya maka sampah di LPA akan terus menumpuk hingga penuh. Jika LPA tersebut penuh maka otomatis pemerintah Kota Surabaya harus mencari lahan untuk menggantikan fungsi LPA sebelumnya. Padahal lahan kosong di wilayah Kota Surabaya sendiri sudah sangat jarang, dan apabila memang ada pasti lahan tersebut sudah dekat dengan area permukiman penduduk. Sehingga lahan kosong tersebut tidak akan layak apabila dijadikan sebagai LPA. Salah satu jenis sampah yang berkontribusi dalam menambah beban di LPA adalah sampah plastik. Sampah plastik dibuat dari bahan sintetis, umumnya menggunakan minyak bumi sebagai bahan dasar, ditambah bahan-bahan tambahan yang umumnya merupakan logam berat (kadnium, timbal, nikel) atau bahan beracun lainnya seperti Chlor. Racun dari plastik ini terlepas pada saat terurai atau terbakar (Milyandra, 2009). Plastik menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari kita sejak diperkenalkan lebih dari 100 tahun yang lalu. Plastik memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam aplikasi dan juga membawa masalah dalam pembuangannya sehingga plastik menjadi bahan perbincangan dalam isu-isu lingkungan. Oleh karena itu harus dilakukan daur ulang limbah plastik untuk mengatasi masalah tersebut (Dalen dan Nasir, 2009) Sampah plastik memiliki beraneka ragam jenis yang dikategorikan berdasarkan komponen penyusunnya seperti HDPE (High Density Polyethylene), LDPE (Low Density Polyethylene), PETE/PET (Polyethylene Terephthalate), V atau PVC (Polyvinyl Chloride), PP (Polypropylene), PS (Polystyrene), dan Lain-lain (Other). Dari ke 7 jenis sampah plastik tersebut, HDPE dan LDPE memiliki potensi penyebab kekumuhan yang paling besar dikarenakan HDPE dan LDPE banyak sekali dimanfaatkan untuk botol susu, botol shampo, botol sabun cair, kantong plastik, botol kosmetik, kursi lipat, jerigen, botol pelumas (oli), botol obat, dan botol minuman. Hal ini disebabkan oleh sifat dari HDPE dan LDPE yang tahan panas dan tahan terhadap bahan kimia sehingga HDPE dan LDPE memiliki aplikasi yang sangat luas (Nurminah, 2002). Sampah plastik HDPE dan LDPE jumlahnya sangat banyak sehingga dapat mencemari lingkungan, akan tetapi kenyataannya reduksi sampah plastik jenis ini masih kurang. Dalam proses produksi plastik, dibutuhkan sumber daya alam berupa bahan bakar fosil yang sangat besar jumlahnya baik sebagai bahan baku maupun sebagai energi untuk proses manufakturing. Untuk produksi setiap ton plastik jenis polyethylene dibutuhkan 1,8 ton minyak bumi. Setiap tahunnya sekitar 4% produksi minyak bumi dunia digunakan sebagai bahan baku plastik, dan -4% digunakan untuk sumber energi dalam proses manufacturing plastik (Trihadiningrum, 2007). Oleh karena itu untuk memaksimalkan skema pola potensi recovery factor dan recycle sampah plastik jenis HDPE dan LDPE agar semakin sedikit yang menjadi residu ke LPA maka

3 diperlukan suatu studi mengenai timbulan sampah plastik HDPE dan LDPE dan upaya reduksi yang dapat diterapkan, dalam hal ini mengambil case study di Kecamatan Sukolilo Surabaya. Dengan studi ini nantinya diharapkan dapat mengurangi residu sampah plastik jenis HDPE dan LDPE di Kecamatan Sukolilo. Karena studi ini akan menghasilkan data-data mengenai skema daur hidup dari sampah plastik jenis HDPE dan LDPE sehingga nantinya dapat diketahui bagaimana cara untuk memaksimalkan skema pola daur ulang sampah plastik di Kecamatan Sukolilo. Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang permasalahan yang diuraikan, maka dapat disimpulkan beberapa permasalahannya, yaitu: 1. Seberapa besar timbulan sampah plastik jenis HDPE dan LDPE yang dibuang oleh rumah tangga Kecamatan Sukolilo? 2. Seberapa besar komposisi sampah plastik jenis HDPE dan LDPE di rumah tangga dan LPS Kecamatan Sukolilo dan juga dari LPA Benowo?. Seberapa besar potensi recovery factor sampah plastik jenis HDPE dan LDPE yang berasal dari rumah tangga, LPS dan LPA? 4. Upaya reduksi apa yang sudah diterapkan dan yang dapat diterapkan untuk memaksimalkan pemanfaatan sampah plastik HDPE dan LDPE di Kecamatan Sukolilo? Tujuan Tujuan dari Penelitian ini adalah: 1. Menganalisis jumlah timbulan sampah plastik jenis HDPE dan LDPE di Kecamatan Sukolilo yang berasal dari rumah tangga. 2. Menganalisis komposisi sampah plastik jenis HDPE dan LDPE di rumah tangga dan LPS Kecamatan Sukolilo dan juga dari LPA Benowo.. Menganalisis potensi recovery factor sampah plastik jenis HDPE dan LDPE yang berasal dari rumah tangga, LPS dan LPA. 4. Menganalisis upaya reduksi yang sudah diterapkan dan yang dapat diterapkan dalam memaksimalkan pemanfaatan sampah plastik HDPE dan LDPE di Kecamatan Sukolilo. Landasan Teori Sampah sering kali menjadi sebuah permasalahan yang cukup serius di kota-kota besar di Indonesia. Menurut SNI , sampah harus dikelolah agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Untuk dapat mengelolah sampah dengan baik maka diperlukan pengenalan lebih jauh mengenai definisi sampah dan tata cara pengelolaan sampah yang baik. Perkiraan timbulan sampah diperlukan untuk menentukan jumlah sampah yang harus dikelola. Kajian terhadap data mengenai timbulan sampah merupakan langkah awal yang dilakukan dalam pengelolaan persampahan (Tchobanoglous, Theisen, and Vigil, 199). Menurut Wardani (2009), jenis plastik dibagi menjadi 7, yaitu: a. PETE/PET (Polyethylene Terephthalate) PETE atau PET (polyethylene terephthalate) biasa dipakai untuk botol plastik tembus pandang/transparan seperti botol air mineral, botol minuman, botol jus, botol minyak goreng, botol kecap, botol sambal, botol obat, dan botol kosmetik dan hampir semua botol minuman lainnya. b. HDPE (High Density Polyethylene) HDPE (high density polyethylene) memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. HDPE biasa dipakai untuk botol kosmestik, botol obat, botol minuman, botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air

4 4 minum, kursi lipat, dan jerigen, pelumas, dan lain-lain. Bahan HDPE bila ditekan tidak kembali ke bentuk semula. c. V atau PVC (Polyvinyl Chloride) PVC (polyvinyl chloride), yaitu jenis plastik yang paling sulit didaur ulang. Jenis plastik PVC ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), untuk mainan, selang, pipa bangunan, taplak meja plastik, botol kecap, botol sambal dan botol sampo. d. LDPE (Low Density Polyethylene) LDPE (low density polyethylene) yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastic/dibuat dari minyak bumi), biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek. LDPE dipakai untuk tutup plastik, kantong / tas kresek dan plastik tipis lainnya. Walaupun baik untuk tempat makanan, barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan. e. PP (Polypropylene) Plastik jenis PP (polypropylene) ini adalah pilihan bahan plastik yang cukup baik, terutama untuk tempat makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, tutup botol, cup plastik, mainan anak, botol minum dan pembuatan botol minum untuk bayi. Bahan yang terbuat dari PP memiliki sifat yang elastis, yaitu apabila ditekan akan kembali ke bentuk semula. f. PS (Polystyrene) PS (polystyrene) ditemukan tahun 189, oleh Eduard Simon, seorang apoteker dari Jerman, secara tidak sengaja. PS biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. g. Lain-lain (Other) Jenis plastik Other ini ada 4 jenis, yaitu : SAN (styrene acrylonitrile), ABS (acrylonitrile butadiene styrene), PC (polycarbonate), dan Nylon. SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan sehingga merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan dalam kemasan makanan ataupun minuman. Biasanya terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi, dan sikat gigi, sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa. PC atau Polycarbonate dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak batita, botol minum polikarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan minuman, termasuk kaleng susu formula. Penerapan sistem R atau reduce, reuse, dan recycle menjadi salah satu solusi pengelolaan sampah di samping mengolah sampah menjadi kompos atau memanfaatkan sampah menjadi sumber energi. Pengelolaan sampah dengan sistem R (reduce, reuse, recycle) ini sangat aplikatif karena dapat dilakukan oleh setiap orang dalam kegiatan sehari-hari. 2. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian penelitian studi terhadap timbulan sampah plastik HDPE dan LDPE di Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya serta upaya reduksi yang dapat diterapkan ini karena didalamnya berisi tahapan-tahapan mengenai proses penelitian. Dengan metodologi penelitian ini diharapkan nantinya dapat mempermudah dalam melaksanakan penelitian. Metodologi penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1.

5 Gambar 1 Metodologi Penelitian. Analisa dan Pembahasan Wilayah penelitian penelitian ini berada di Kecamatan Sukolilo. Kecamatan Sukolilo secara geografis berada di wilayah Surabaya Timur, dengan ketinggian meter diatas permukaan laut. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Mulyorejo. Sebelah Timur Sebelah selatan : berbatasan dengan Selat Madura. : berbatasan dengan Kecamatan Rungkut dan Kecamatan Tenggilis Mejoyo. Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Gubeng. Peta wilayah Kecamatan Sukolilo dapat dilihat pada Gambar 2. 5

6 6 Gambar 2 Peta Wilayah Kecamatan Sukolilo Analisis Sampah Permukiman Untuk menentukan upaya reduksi timbulan sampah plastik HDPE dan LDPE di Kecamatan Sukolilo maka terlebih dahulu dilakukan sampling di kawasan permukiman di Kecamatan Sukolilo. Tiga kawasan permukiman yang dijadikan titik sampling terdiri dari strata ekonomi yaitu bawah, menengah, dan atas. Volume Timbulan Sampah Kecamatan Sukolilo Dari perhitungan mengenai volume timbulan sampah di wilayah permukiman dengan strata ekonomi bawah, menengah, dan atas maka dapat diketahui rata-rata volume timbulan sampah Kecamatan Sukolilo. Karena menurut SNI hasil sampling volume timbulan sampah strata ekonomi tadi sudah dapat mewakili volume timbulan untuk suatu permukiman, dalam hal ini adalah permukiman di wilayah Kecamatan Sukolilo. Dengan diketahuinya volume timbulan sampah Kecamatan Sukolilo ini maka dapat diketahui seberapa besar sampah yang dikontribusi oleh masyarakat Kecamatan Sukolilo ini. Perhitungan rata-rata volume timbulan sampah Kecamatan Sukolilo: Vol. Timbulan Sampah: Vol.Timbulan Sampah=(Strata Bawah+ Strata Menengah+Strata Atas). Vol. Timbulan HDPE=2,2+2,7+ Vol. Timbulan HDPE = 2,6 liter/orang.hari

7 Volume Timbulan Sampah HDPE dan LDPE Kecamatan Sukolilo Seperti halnya menghitung volume timbulan sampah Kecamatan Sukolilo, untuk menghitung volume timbulan sampah HDPE dan LDPE Kecamatan Sukolilo juga berdasarkan ratarata volume timbulan dari strata ekonomi. Tetapi untuk menghitung volume timbulan sampah plastik HDPE dan LDPE Kecamatan Sukolilo menggunakan hasil perhitungan volume timbulan sampah HDPE dan LDPE nya bukan menggunakan hasil perhitungan volume timbulan sampah total. Dengan diketahuinya volume timbulan sampah HDPE dan LDPE Kecamatan Sukolilo ini maka dapat diketahui seberapa besar sampah HDPE dan LDPE yang dikontribusi oleh masyarakat Kecamatan Sukolilo ini. Perhitungan rata-rata volume timbulan sampah HDPE Kecamatan Sukolilo: Vol. Timbulan HDPE: Vol. Timbulan HDPE=Strata Bawah+ Strata Menengah+ Strata Atas Vol. Timbulan HDPE=0,4+0,56+0,76 Vol. Timbulan HDPE = 0,57 liter/orang.hari Perhitungan rata-rata volume timbulan sampah LDPE Kecamatan Sukolilo: Vol. Timbulan LDPE: Vol. Timbulan LDPE=Strata Bawah+ Strata Menengah+ Strata Atas Vol. Timbulan LDPE=0,9+0,47+0,56 Vol. Timbulan LDPE = 0,47 liter/orang.hari Analisis Sampah HDPE dan LDPE di LPS Sebagai lanjutan upaya untuk menentukan upaya reduksi timbulan sampah plastik HDPE dan LDPE di Kecamatan Sukolilo maka kemudian dilakukan sampling lanjutan di LPS kawasan permukiman. Tiga LPS yang dilakukan sampling adalah LPS yang melayani kawasan permukiman yang sebelumnya dilakukan sampling. Tiga kawasan permukiman yang dijadikan titik sampling terdiri dari strata ekonomi yaitu bawah, menengah, dan atas. Perbandingan Persentase Komposisi HDPE dan LDPE Di Permukiman, LPS, dan LPA Dari hasil pemilahan yang dilakukan maka didapatkan komposisi HDPE dan LDPE baik di permukiman, LPS, maupun LPA. HDPE dan LDPE yang didapatkan kemudian ditimbang dan beratnya dibandingkan dengan total berat sampah masing-masing, baik di permukiman, LPS, maupun LPA. Sehingga dengan proses perbandingan komposisi tersebut dapat diketahui besar persentase penurunan komposisi HDPE dan LDPE dari permukiman menuju LPS kemudian menuju LPA. Didaerah permukiman persentase HDPE dan LDPE cukup tinggi, hal ini disebabkan oleh belum adanya upaya reduksi sampah HDPE dan LDPE untuk kawasan permukiman. Persentase komposisi sampah HDPE dan LDPE di wilayah permukiman berdasarkan strata ekonomi dapat dilihat di Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel. 7

8 8 Tabel 1 Hasil Perhitungan Persentase Komposisi Sampah HDPE dan LDPE di Strata Ekonomi Bawah Berat Sampah (kg) hari ke- Rata-rata Komposisi Jenis Sampah (kg) (%) HDPE 1,1 1,8 1,5 2 1,4 1,75 1,9 2,6 1,76 4,81 LDPE 0,6 1,5 1,2 1 1,7 2,2 1,7 2,2 1,52 4,15 Sampah Lainnya 1,90 29,5 4,70 9,54 29,50 5,99 1,25,69,26 91,04 Total Seluruh Sampah 6,54 100,00 Tabel 2 Hasil Perhitungan Persentase Komposisi Sampah HDPE dan LDPE di Strata Ekonomi Menengah Jenis Sampah Berat Sampah (kg) hari ke- Rata-rata Komposisi Sampah Lainnya (kg) (%) HDPE,2 2,52 1,54 1,7 2,74 2,5 2,1 1,8 2,26 5,5 LDPE 2,5 1,8 1,44 1, 1,6 1,8 1,8 1,5 1,72 4,19 4,99 5,11 7,91 9,0 8,52,50 9,41 7,00 6,97 90,28 Total Seluruh Sampah 40,95 100,00 Tabel Hasil Perhitungan Persentase Komposisi Sampah HDPE dan LDPE di Strata Ekonomi Atas Jenis Sampah Berat Sampah (kg) hari ke- Rata-rata Komposisi (kg) (%) HDPE,4 2,8,8 2,2 2,5 2,7 1,22 2,70 5,75 LDPE 2,72 2, 1,7 1,75 1,6 2, 2,25 1, 1,99 4,24 Sampah Lainnya 49,58 46,10 7,70 9,90 42,80 9,40 7,90 44,78 42,27 90,01 Total Seluruh Sampah 46,96 100,00 Komposisi sampah plastik HDPE dan LDPE di strata ekonomi menengah mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan strata ekonomi bawah dan komposisi sampah plastik HDPE dan LDPE di strata ekonomi atas juga mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan strata ekonomi menengah. Hal ini disebabkan karena daya beli di strata ekonomi ini yang berbeda sehingga pola konsumsinya pun berbeda. Strata ekonomi atas memiliki kemampuan daya beli yang lebih baik ketimbang strata ekonomi menengah dan strata ekonomi menengah memiliki kemampuan daya beli yang lebih baik ketimbang strata ekonomi bawah. Oleh karena dari hasil sampling yang ditampilkan pada tabel diatas didapatkan hasil bahwa strata ekonomi atas memiliki kontribusi timbulan sampah plastik HDPE dan LDPE yang paling besar. Dari tabel diatas kemudian didapatkan persentase rata-rata komposisi sampah HDPE dan LDPE permukiman strata ekonomi tersebut. Perhitungan persentase rata-rata komposisi sampah HDPE dan LDPE di permukiman Kecamatan Sukolilo strata ekonomi: Persentase HDPE: Persentase HDPE = Strata Bawah+ Strata Menengah+ Strata Atas

9 Persentase HDPE = 4,81+5,5+5,75 Persentase HDPE = 5,6 % Persentase LDPE Persentase LDPE = Strata Bawah+ Strata Menengah+ Strata Atas Persentase LDPE = 4,15+4,19+4,24 Persentase LDPE = 4,19 % Dari perhitungan persentase HDPE dan LDPE permukiman strata ekonomi diatas maka dapat diketahui perbandingan sampah HDPE dan LDPE terhadap sampah lainnya. Persentase sampah HDPE dan LDPE ini akan mewakili persentase komposisi sampah HDPE dan LDPE di permukiman wilayah Kecamatan Sukolilo. Gambar perbandingan persentase komposisi sampah HDPE dan LDPE di permukiman Kecamatan Sukolilo akan ditampilkan pada Gambar. Gambar Perbandingan Persentase Komposisi Sampah HDPE dan LDPE di Permukiman Kecamatan Sukolilo Selanjutnya dilakukan pula perhitungan yang sama terhadap komposisi sampah HDPE dan LDPE di LPS yang melayani wilayah permukiman dengan strata ekonomi yang berbeda guna untuk membandingkan komposisi sampah HDPE dan LDPE di permukiman dengan komposisi sampah HDPE dan LDPE di LPS untuk dilihat penurunan atau kenaikannya. Persentase komposisi sampah HDPE dan LDPE di LPS yang melayani wilayah permukiman dengan strata ekonomi yang berbeda dapat dilihat di Tabel 4, Tabel 5, dan Tabel 6. Tabel 4 Hasil Perhitungan Persentase Komposisi Sampah HDPE dan LDPE di LPS Strata Ekonomi Bawah Jenis Sampah Berat Sampah (kg) hari ke- Rata-rata Komposisi (kg) (%) HDPE 2,25,6,68 2,1 4,46 2,5,24,75,20,20 LDPE 1,1 2,65,25 1,6,4 0,8 2,2 2, 2,16 2,16 Sampah Lainnya 96,65 9,75 9,07 96,0 92,14 96,70 94,56 9,95 94,64 94,64 Total Seluruh Sampah 100,00 100,00 9

10 10 Tabel 5 Hasil Perhitungan Persentase Komposisi Sampah HDPE dan LDPE di LPS Strata Ekonomi Menengah Jenis Sampah Berat Sampah (kg) hari ke- Rata-rata Komposisi (kg) (%) HDPE 4,60 5,25 4,20,20 6,80 2,50,40,87 4,2 4,2 LDPE 2,78,15,10 2,80 2,5 1,80,75 1,90 2,70 2,70 Sampah Lainnya 92,62 91,60 92,70 94,00 90,85 95,70 92,85 94,2 9,07 9,07 Total Seluruh Sampah 100,00 100,00 Tabel 6 Hasil Perhitungan Persentase Komposisi Sampah HDPE dan LDPE di LPS Strata Ekonomi Atas Berat Sampah (kg) hari ke- Rata-rata Komposisi Jenis Sampah (kg) (%) HDPE 5,7,2 5,2,45 5,5 5,15 4,4 4,25 4,61 4,61 LDPE 4,45,5 2,6 1,7,5 2,7 4,2,1,22,22 Sampah Lainnya 89,85 9,0 92,20 94,85 91,00 92,15 91,40 92,65 92,18 92,18 Total Seluruh Sampah 100,00 100,00 Dari tabel diatas kemudian didapatkan persentase rata-rata komposisi sampah HDPE dan LDPE di LPS strata ekonomi tersebut. Perhitungan persentase rata-rata komposisi sampah HDPE dan LDPE di LPS strata ekonomi: Persentase HDPE: Persentase HDPE = Strata Bawah+ Strata Menengah+ Strata Atas Persentase HDPE =,2+4,2+4,61 Persentase HDPE = 4,01 % Persentase LDPE Persentase LDPE = Strata Bawah+ Strata Menengah+ Strata Atas Persentase LDPE = 2,16+2,7+,22 Persentase LDPE = 2,7 % Dari perhitungan persentase HDPE dan LDPE di LPS strata ekonomi diatas maka dapat diketahui perbandingan sampah HDPE dan LDPE terhadap sampah lainnya. Persentase sampah HDPE dan LDPE ini akan mewakili persentase komposisi sampah HDPE dan LDPE di LPS wilayah Kecamatan Sukolilo. Gambar perbandingan persentase komposisi sampah HDPE dan LDPE di LPS Kecamatan Sukolilo akan ditampilkan pada Gambar 4.

11 Gambar 4 Perbandingan Persentase Komposisi Sampah HDPE dan LDPE di LPS Kecamatan Sukolilo Pada tingkat LPS terjadi penurunan komposisi sampah HDPE dan LDPE, hal ini dikarenakan sampah HDPE dan LDPE tersebut sebagian ada yang diambil oleh pemulung dan sebagian lagi diambil oleh petugas LPS untuk dijual kembali ke pengepul. Akan tetapi karena faktor ketelitian dan kemampuan mereka dalam mengambil ada sebagian sampah HDPE dan LDPE yang tidak terambil sehingga terbuang ke container di LPS. Setelah perhitungan di LPS kemudian dilanjutkan dengan perhitungan persentase komposisi HDPE dan LDPE di LPA Benowo. Hasil dari persentase komposisi HDPE dan LDPE di LPA Benowo akan dibandingkan dengan rata-rata persentase komposisi HDPE dan LDPE di LPS untuk dibandingkan dan dilihat penurunan atau kenaikannya. Persentase komposisi sampah HDPE dan LDPE di LPS Benowo dapat dilihat di Tabel 7. Tabel 7 Hasil Perhitungan Persentase Komposisi Sampah HDPE dan LDPE di LPA Benowo Jenis Sampah Berat Sampah (kg) hari ke- Rata-rata (%) HDPE 4,9 7,2 6,57 5,47 5,21 5,882 LDPE 1,86 1,59,21 1,97 1,8 2,092 Sampah Lainnya 9,21 91,18 90,22 92,56 92,96 92,0 Total Seluruh Sampah 100 Dari Tabel 7 diatas dapat diketahui bahwa rata-rata persentase komposisi sampah HDPE adalah 5,882 % dan untuk LDPE adalah 2,092%. Hasil dari perbandingan persentase sampah HDPE dan LDPE dengan sampah lainnya telah ditampilkan pada Gambar 5.14 mengenai Persentase HDPE dan LDPE di LPA Benowo sebelumnya. Pada komposisi sampah HDPE di LPA Benowo terjadi kenaikan, hal ini disebabkan oleh LPA Benowo tidak hanya menerima sampah dari permukiman saja, akan tetapi sampah HDPE yang berasal dari fasilitas umum seperti pertokoan dan pasar juga menuju ke LPA Benowo. Meskipun sebelumnya sudah ada pemulung yang mengambil tetapi tidak sepadan dengan jumlah sampah HDPE yang masuk ke LPA Benowo. Lain halnya dengan komposisi sampah LDPE di LPA Benowo. Untuk LDPE terjadi penurunan komposisi, hal ini dikarenakan harga LDPE yang cukup mahal sehingga dengan sugesti sampah LDPE yang memiliki nilai ekonomi yang lebih baik maka para pemulung akan lebih berminat untuk mengumpulkan sampah LDPE ini. Maka dari itu untuk pengolahan sampah di masa depan orientasi nilai ekonomi ini harus lebih dipikirkan. Karena dari hasil perbandingan komposisi 11

12 12 sampah diatas LDPE memiliki tingkat reduksi yang lebih baik ketimbang HDPE karena nilai ekonomis LDPE lebih baik dibanding HDPE, sehingga masyarakat baik pemulung maupun non pemulung akan mendapatkan keuntungan yang lebih dari LDPE. Karena keuntungan yang lebih maka masyarakat akan berlomba-lomba untuk mengumpulkan LDPE ini sehingga tingkat reduksinya pun akan meningkat. Perbandingan rata-rata persentase komposisi sampah HDPE dan LDPE di permukiman, LPS dan LPA dapat dilihat di Gambar 5 dan Gambar 6. Gambar 5 Perbandingan Rata-Rata Persentase Komposisi Sampah HDPE di Permukiman, LPS, dan LPA Gambar 6 Perbandingan Rata-Rata Persentase Komposisi Sampah LDPE di Permukiman, LPS, dan LPA Dari Gambar 5 dan Gambar 6 diatas dapat dilihat bahwa untuk sampah HDPE terjadi penurunan komposisi HDPE sebanyak 1,5 % untuk di LPS dan kemudian di LPA komposisi tersebut mengalami kenaikan sebesar 1,872 %. Untuk LDPE terjadi penurunan komposisi sebesar 1,49 % dan kemudian di LPA komposisi tersebut turun kembali sebesar 0,608 %. Dari trendline pada Gambar 5 dan Gambar 6 diatas maka dapat diketahui bahwa tingkat reduksi yang dilakukan untuk sampah plastik jenis LDPE sudah cukup baik karena persentase LDPE terus menurun hingga ke LPA. Sedangkan untuk sampah plastik jenis HDPE meskipun sudah ada penurunan persentase komposisi ketika di LPS namun persentase komposisi tersebut naik kembali ketika di LPA. Hal ini disebabkan oleh nilai ekonomis LDPE lebih tinggi ketimbang HDPE. Sehingga masyarakat lebih gemar untuk mengumpulkan sampah plastik LDPE untuk dijual kembali.

13 Potensi Recovery Factor Sampah HDPE&LDPE Rata-Rata Dari perhitungan mengenai potensi recovery factor sampah plastik HDPE dan LDPE baik di permukiman, LPS, maupun LPA sebelumnya maka dapat diketahui potensi recovery factor rataratanya. Hasil perhitungan potensi recovery factor sampah plastik HDPE dan LDPE rata-rata baik di permukiman, LPS, dan LPA dapat dilihat pada Tabel 8 dan Tabel 9. Tabel 8 Hasil Perhitungan Potensi Recovery Factor Sampah Plastik HDPE Rata-Rata Lokasi Recovery Factor HDPE di Strata Ekonomi (%) Bawah Menengah Atas Recovery Factor Rata-rata Perkukiman LPS , ,58 LPA 94,25 94,25 Tabel 9 Hasil Perhitungan Potensi Recovery Factor Sampah Plastik LDPE Rata-Rata Lokasi Recovery Factor LDPE di Strata Ekonomi (%) Bawah Menengah Atas Recovery Factor Rata-rata Perkukiman 100 9, ,86 LPS ,42 99,26 99,56 LPA 9,06 9,06 Dari Tabel 8 dan Tabel 9 diatas maka dapat diketahui bahwa potensi recovery factor di wilayah permukiman adalah 100% untuk HDPE dan 97,86% untuk LDPE, kemudian untuk di wilayah LPS adalah 99,58% untuk HDPE dan 99,56% untuk LDPE, sedangkan untuk di LPA adalah 94,25% untuk HDPE dan 9,06% untuk LDPE. Rekomendasi Strategi Upaya Reduksi Sampah Plastik HDPE dan LDPE Sampah plastik HDPE dan LDPE yang dibuang ke LPS sebenarnya sudah ada upaya reduksi tetapi pada saat sampling di LPS menunjukkan bahwa komposisi HDPE dan LDPE masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh faktor ketelitian baik dari pemulung maupun dari petugas LPS yang terbiasa mengumpulkan sampah HDPE dan LDPE untuk dijual kembali. Dikarenakan jumlah sampah yang terlalu besar yang tidak sebanding dengan jumlah petugas LPS yang mereduksi sampah. Dengan keadaan tersebut faktor ketelitian dari petugas untuk mereduksi sampah plastik HDPE dan LDPE pun menjadi tidak maksimal sehingga masih banyak sampah HDPE dan LDPE ini yang terlewat dan akhirnya tertimbun di LPA. Karena itu strategi untuk menyiasati hal ini adalah dengan menambah pekerja untuk memilah sampah di LPS guna untuk mengimbangi besarnya jumlah sampah plastik HDPE dan LDPE ini, sehingga faktor ketelitian dalam mereduksinya pun akan meningkat. Tetapi sebenarnya cara yang paling baik adalah dengan melakukan reduksi di sumber. Karena dengan melakukan reduksi di sumber maka jumlah sampah akan berkurang sehingga seimbang dengan jumlah petugas pemilah yang ada. Solusi ini dapat ditempuh dengan cara pemerintah membuat peraturan untuk membatasi penggunaan plastik khususnya HDPE dan LDPE. Dalam hal ini pemerintah harus membatasi dan mengawasi produksi plastik dan distribusi plastik yang ada. Diharapkan dengan membatasi penggunaan plastik ini nantinya akan timbul semangat dan ide-ide untuk mengganti plastik dengan bahan yang lebih ramah lingkungan. Dengan mengurangi penggunaan sampah plastik HDPE dan LDPE ini maka kita juga dapat menghemat minyak bumi yang digunakan dalam proses pembuatan plastik. Karena plastik berbahan dasar minyak bumi maka kini ada teknologi yang dapat mengubah plastik menjadi minyak mentah kembali di Jepang, tetapi untuk penerapannya perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk disesuaikan dengan karakteristik plastik yang ada di Indonesia. 1

14 14 Solusi yang lain adalah dengan menerapkan MRF (Material Recovery Facility) di LPA. Dikarenakan di wilayah Kecamatan Sukolilo ini sudah tidak tersedia lagi lahan untuk mendirikan MRF maka fasilitas MRF akan dibangun di LPA. Sampah yang masuk ke MRF ini didapatkan dari LPS di Kota Surabaya. Truk sampah yang biasanya akan mengangkut sampah dari LPS kemudian membuangnya di LPA kini truk sampah tersebut akan membawanya menuju fasilitas MRF di LPA terlebih dahulu, kemudian di MRF ini dilakukan pemilahan sampah sehingga sampah yang akan dibuang ke LPA nantinya hanyalah sampah yang benar-benar sudah tidak dapat dimanfaatkan saja. Sampah yang dapat dimanfaatkan akan dijual kembali untuk di recycle. Kemudian keuntungan dari hasil penjualan selain digunakan untuk menggaji pegawai juga dapat digunakan untuk pemeliharaan fasilitas MRF. Dengan MRF ini selain dapat memberikan keuntungan bagi pengelolanya dan mengurangi timbulan sampah tetapi juga dapat dijadikan sebagai pembelajaran bagi warga Kota Surabaya untuk pengelolaan sampah yang baik dan benar. Strategi yang telah dijelaskan diatas dapat digabung dengan penerapan bank sampah. Bank sampah merupakan suatu fasilitas tempat yang dapat menerima sampah yang dapat didaur ulang, seperti plastik. Disini masyarakat dapat memberikan sampah mereka untuk ditukar dengan uang. Masyarakat yang menukarkan sampahnya pada bank sampah ini akan menabungkan sampah di bank sampah ini, kemudian jika masyarakat tersebut ingin mengambil hasil tabungan sampah mereka maka akan ditukar dengan sejumlah uang. Bank sampah ini bisa diterapkan untuk skala RW di Kecamatan Sukolilo. Jadi setiap RW memiliki satu fasilitas bank sampah. Masyarakat di setiap RW di Kecamatan Sukolilo ini secara sukarela bertugas untuk mengumpulkan semua jenis sampah plastik yang mereka konsumsi ketika membeli makanan atau minuman baik disekolah ataupun tempat bekerja mereka. Mereka juga dapat mengumpulkan sampah-sampah plastik yang tercecer dijalan. Lalu sampah plastik yang telah mereka kumpulkan tadi akan dibawa ke bank sampah untuk dipilah. Pemilahan dilakukan dengan memanggil pemulung untuk memilah sampah tersebut, tetapi dalam proses pemulung nantinya harus ada petugas dari bank sampah ini untuk mengawasi pemulung tersebut karena khawatir sampah tersebut sebagian akan diambil oleh pemulung. Kemudian sampah hasil pemilahan ditimbang dan hasil timbangan akan dicatat untuk setiap masyarakat yang mengumpulkan sampah plastik tersebut. Setelah itu hasil timbangan tadi akan dihargai dengan rupiah, dan rupiah ini akan dicatat di buku tabungan para nasabah bank sampah tersebut. Nilai rupiah yang tercatat tersebut nantinya dapat ditabung atau bisa langsung diambil para nasabah bank sampah tersebut. Dengan solusi ini maka masyarakat tidak akan terbebani karena kapanpun dan dimanapun mereka dapat ikut membantu upaya reduksi di Kecamatan Sukolilo ini. 4. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan yang didapat dari laporan penelitian ini adalah: 1. Timbulan sampah plastik jenis HDPE dan LDPE di Kecamatan Sukolilo yang berasal dari rumah tangga adalah sebesar 0,57 liter/orang.hari untuk HDPE dan 0,47 liter/orang.hari untuk LDPE. Titik sampling permukiman strata ekonomi bawah sudah ada kegiatan reduksi oleh warganya sendiri sehingga memberikan kontribusi timbulan sampah plastik HDPE dan LDPE yang paling kecil. 2. Dari hasil sampling dari permukiman dan LPS Kelurahan di Kecamatan Sukolilo, rata-rata komposisi sampah di permukiman Kecamatan Sukolilo adalah 5,6% untuk HDPE dan 4,19% untuk LDPE sedangkan rata-rata komposisi sampah di LPS Kecamatan Sukolilo adalah 4,01% untuk HDPE dan 2,7% untuk LDPE. Kemudian untuk rata-rata komposisi sampah di LPA Benowo adalah 5,882% untuk HDPE dan 2,092% untuk LDPE.. Potensi recovery factor sampah plastik jenis HDPE dan LDPE yang berasal dari rumah tangga adalah 100% untuk HDPE dan 100% untuk LDPE, dari LPS adalah

15 99,6% untuk HDPE dan 99,56 % untuk LDPE dan dari LPA adalah 94,25% untuk HDPE dan 9,06% untuk LDPE. 4. Upaya reduksi yang sudah diterapkan di Kecamatan Sukolilo ini adalah reduksi dari pemulung dan petugas LPS, juga ada sebagian masyarakatnya yang mengumpulkan sampah HDPE dan LDPE yang mereka konsumsi untuk dijual kembali. Saran dari penelitian ini adalah dibutuhkan penelitian lanjutan untuk merencanakan MRF (Material Recovery Facility) di LPA dan sistem pengangkutan sampah dari LPS menuju MRF kemudian pengangkutan residunya ke LPA. Juga harus dilakukan penelitian berapa seharusnya pekerja yang dibutuhkan di LPS untuk memilah sampah karena proses pemilahan sangat membutuhkan ketelitian sehingga dengan jumlah pekerja yang sesuai dengan jumlah timbulan sampah yang dihasilkan maka dapat mengefektifkan reduksi sampah. 5. Daftar Pustaka Anonim, Metode Pegambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan. SNI Anonim, Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan. SNI Anonim, Pengelolaan Sampah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Anonim, Sukolilo Dalam Angka BPS Propinsi Jawa Timur. Dalen, M.B. dan Nasir, T., Plastic Waste Recycling. Science World Jurnal Vol. 4, No. 1 : 7-10 Luthfiah, W., Bahaya Sampah Plastik, ( bahaya-sampah-plastik). 17 Agustus 2008 jam Margareta, A.M Perencanaan Material Recovery Facility (MRF) Untuk Area Wisata Kebun Binatang Surabaya dan Kecamatan Wonokromo Milyandra., Sampah, ( 28 Februari 2009 jam 1.5 Morgan, S., Daur Ulang Sampah. Diterjemahkan oleh : Utami, I. Tiga Serangkai, Solo Nurminah, M., Penelitian Sifat Berbagai Bahan Kemasan Plastik dan Kertas Serta Pengaruhnya Terhadap Bahan yang Dikemas, FakultasPertanian Jurusan Teknologi Pertanian Universitas Sumatera Utara Suarna, I.S Model Penanggulangan Masalah Sampah Perkotaan dan Perdesaan. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Udayana Tchobanoglous, G., Theisen, H. dan Vigil, S Integrated Solid Waste Management: Engineering Principles ang Management Issues. McGraw-Hill, Inc. Singapore Vesilind, P. A., Worrell, W., dan Reinhart, D Solid Waste Engineering. Thomson Learning Academic Resource Center Trihadiningrum, Y., Perkembangan Paradigma Dalam Penanganan Sampah Kota dan Kontribusinya Terhadap Pencapaian Milennium Development Goals. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITS Nopember Surabaya Wardani, R., Bahaya Penggunaan Plastik. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Palangkaraya 15

BOTOL PLASTIK. Gisca Agustia Citara Gusti Riri Arnold Constantine

BOTOL PLASTIK. Gisca Agustia Citara Gusti Riri Arnold Constantine BOTOL PLASTIK Gisca Agustia Citara Gusti Riri Arnold Constantine Botol Plastik wadah untuk benda cair, yg berleher sempit dan terbuat dari plastik. Jenis-jenis botol plastik 1. PETE atau PET (polyethylene

Lebih terperinci

Botol Plastik. Sustainable Design Monica Tjenardi Putri Anastasia Sonia Olivia Sylvia Bellani

Botol Plastik. Sustainable Design Monica Tjenardi Putri Anastasia Sonia Olivia Sylvia Bellani Botol Plastik Sustainable Design Monica Tjenardi Putri 10120210198 Anastasia Sonia 10120210208 Olivia Sylvia Bellani 10120210320 Definisi Definisi, Material, Proses Pembuatan, Sistem Segel Sebuah wadah

Lebih terperinci

Segitiga pada Plastik. 5 April 2013 Linda Windia Sundarti

Segitiga pada Plastik. 5 April 2013 Linda Windia Sundarti Segitiga pada Plastik 5 April 2013 Mutu Kemasan Industri Kemasan Daya saing Pasar Global Pilar Industri Pangan interaksi kontaminasi Kemasan produk Memahami kemasan solusi Kebijakan penggunaan kemasan

Lebih terperinci

PEMILIHAN KEMASAN DAN PERALATAN MAKAN BERBAHAN PLASTIK YANG AMAN BAGI KESEHATAN

PEMILIHAN KEMASAN DAN PERALATAN MAKAN BERBAHAN PLASTIK YANG AMAN BAGI KESEHATAN Pendahuluan PEMILIHAN KEMASAN DAN PERALATAN MAKAN BERBAHAN PLASTIK YANG AMAN BAGI KESEHATAN Oleh: Siti Marwati, M. Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY siti_marwati@uny.ac.id Dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

PENCEMARAN TANAH LELY RIAWATI, ST., MT.

PENCEMARAN TANAH LELY RIAWATI, ST., MT. 1 PENCEMARAN TANAH LELY RIAWATI, ST., MT. 2 Regulasi terkait Pencemaran Tanah Undang-undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah PP No. 150 th. 2000 ( Kerusakan tanah untuk produksi

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA) KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA) Oleh : Shinta Dewi Astari 3308 202 006 Dosen Pembimbing : I.D.A.A Warmadewanthi, ST., MT., Ph.D. PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Sistem pengolahan limbah botol diharapkan dapat dimanfaatkan kembali sebagai suatu bahan baru. Dengan suatu teknologi pembuatan, hasil pemanfaatan sampah secara

Lebih terperinci

1. PET Polyethylene Terephthalate

1. PET Polyethylene Terephthalate Perlu kita ketahui bersama bahwa secara internasional telah diatur kode untuk kemasan plastik, yang mungkin bagi kita yang awam sangat perlu untuk diketahui, karena tanda tersebut berkaitan dengan jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari pembuangan kemasan plastik. Dengan keleluasaan yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. dari pembuangan kemasan plastik. Dengan keleluasaan yang diberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya pertumbuhan perekonomian dan industri plastik di Indonesia khususnya area Surabaya, menjadi modal penting yang dapat dimanfaatkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri, konsumsi akan barang-barang berbahan plastik semakin meningkat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. industri, konsumsi akan barang-barang berbahan plastik semakin meningkat. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring bertambahnya jumlah penduduk dunia dan kemajuan akan suatu industri, konsumsi akan barang-barang berbahan plastik semakin meningkat. Menurut data statistik,

Lebih terperinci

Pertanyaan yang sering ditanyakan. Bagaimana cara menyusui yang yang baik dan benar agar produksi ASI bisa lancar dan banyak?

Pertanyaan yang sering ditanyakan. Bagaimana cara menyusui yang yang baik dan benar agar produksi ASI bisa lancar dan banyak? Pertanyaan yang sering ditanyakan Bagaimana cara menyusui yang yang baik dan benar agar produksi ASI bisa lancar dan banyak? 1 2 Bagaimana ASI diproduksi? Ibaratnya pabrik: 1. Pabrik 2. Jalur distribusi

Lebih terperinci

Ilmu Bahan. Bahan Polimer

Ilmu Bahan. Bahan Polimer Ilmu Bahan Bahan Polimer Bahan Polimer Polimer disebut juga makromolekul merupakan molekul besar yang dibentuk dengan pengulangan molekul sederhana yang disebut monomer. Polimer berasal dari dua kata :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sampah merupakan suatu pokok permasalahan yang banyak di perbincangkan oleh orang-orang, seperti yang kita ketahui jumlah sampah di Indonesia setiap tahunnya mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemui diantaranya adalah sampah plastik, baik itu jenis

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemui diantaranya adalah sampah plastik, baik itu jenis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan hasil aktivitas manusia yang tidak dapat dimanfaatkan. Namun pandangan tersebut sudah berubah seiring berkembangnya jaman. Saat ini sampah dipandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang sangat kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar memakai konsep

Lebih terperinci

STUDI TERHADAP TIMBULAN SAMPAH PLASTIK MULTILAYER SERTA UPAYA REDUKSI YANG DAPAT DITERAPKAN DI KECAMATAN JAMBANGAN SURABAYA

STUDI TERHADAP TIMBULAN SAMPAH PLASTIK MULTILAYER SERTA UPAYA REDUKSI YANG DAPAT DITERAPKAN DI KECAMATAN JAMBANGAN SURABAYA STUDI TERHADAP TIMBULAN SAMPAH PLASTIK MULTILAYER SERTA UPAYA REDUKSI YANG DAPAT DITERAPKAN DI KECAMATAN JAMBANGAN SURABAYA STUDY ON MULTILAYER PLASTIC WASTE GENERATION AND IT S REDUCTION EFFORTS IN JAMBANGAN

Lebih terperinci

PLANNING OF MATERIAL RECOVERY FACILITY (MRF) FOR SURABAYA ZOO AND RESIDENTIAL AREA IN WONOKROMO DISTRICT AT SURABAYA CITY

PLANNING OF MATERIAL RECOVERY FACILITY (MRF) FOR SURABAYA ZOO AND RESIDENTIAL AREA IN WONOKROMO DISTRICT AT SURABAYA CITY PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY (MRF) UNTUK KAWASAN WISATA KEBUN BINATANG SURABAYA (KBS) DAN PERMUKIMAN PENDUDUK KECAMATAN WONOKROMO DI KOTA SURABAYA PLANNING OF MATERIAL RECOVERY FACILITY (MRF)

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN MATERIAL POLIMER PLASTIK UNTUK WADAH PENYIMPANAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG AMAN OLEH : MUCHTAR IBRAHIM

ANALISIS PEMILIHAN MATERIAL POLIMER PLASTIK UNTUK WADAH PENYIMPANAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG AMAN OLEH : MUCHTAR IBRAHIM ANALISIS PEMILIHAN MATERIAL POLIMER PLASTIK UNTUK WADAH PENYIMPANAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG AMAN OLEH : MUCHTAR IBRAHIM Pendahuluan Perkembangan polimer saat ini sangatlah pesat. Bahan-bahan polimer lebih

Lebih terperinci

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY SECARA MANUAL DI TPA BULUSAN BANYUWANGI

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY SECARA MANUAL DI TPA BULUSAN BANYUWANGI Spectra Nomor 18 Volume IX Juli 2011: 26-35 PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY SECARA MANUAL DI TPA BULUSAN BANYUWANGI Filosovia Titis Sari Hardianto Teknik Lingkungan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Sistem

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Saat ini, plastik banyak digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman.

I. PENDAHULUAN. Saat ini, plastik banyak digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, plastik banyak digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman. Ada berbagai alasan sehingga orang menggunakan kemasan plastik sebagai pembungkus pada makanan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL )

PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL ) PRESENTASI TESIS PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL ) DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. YULINAH TRIHADININGRUM, MApp.Sc OLEH : MALIK EFENDI (3310202708)

Lebih terperinci

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY KECAMATAN ARJASA, KABUPATEN JEMBER MATERIAL RECOVERY FACILITY DESIGN FOR ARJASA DISTRICT, JEMBER REGENCY

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY KECAMATAN ARJASA, KABUPATEN JEMBER MATERIAL RECOVERY FACILITY DESIGN FOR ARJASA DISTRICT, JEMBER REGENCY PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY KECAMATAN ARJASA, KABUPATEN JEMBER MATERIAL RECOVERY FACILITY DESIGN FOR ARJASA DISTRICT, JEMBER REGENCY Nama Mahasiswa Pembimbing : Fajar Dwinugroho : Ir. Didik

Lebih terperinci

Pengaruh Stasiun Peralihan Antara Terhadap Pengelolaan Sampah Permukiman di Kecamatan Tambaksari, Surabaya

Pengaruh Stasiun Peralihan Antara Terhadap Pengelolaan Sampah Permukiman di Kecamatan Tambaksari, Surabaya Tugas Akhir 091324 Diajukan Oleh: Nurul Setiadewi 3310100017 Dosen Pembimbing: Welly Herumurti, S.T., M.Sc Pengaruh Stasiun Peralihan Antara Terhadap Pengelolaan Sampah Permukiman di Kecamatan Tambaksari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. poly chloro dibenzzodioxins dan lain lainnya (Ermawati, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. poly chloro dibenzzodioxins dan lain lainnya (Ermawati, 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama ini penanganan sampah kota di negara-negara berkembang seperti Indonesia hanya menimbun dan membakar langsung sampah di udara terbuka pada TPA (Tempat Pembuangan

Lebih terperinci

AYO KENALI TANDA PENGENAL PLASTIK ( SUDAH ADA LHO! ) KALAU ANDA PEDULI HIDUP SELAMAT

AYO KENALI TANDA PENGENAL PLASTIK ( SUDAH ADA LHO! ) KALAU ANDA PEDULI HIDUP SELAMAT AYO KENALI TANDA PENGENAL PLASTIK ( SUDAH ADA LHO! ) KALAU ANDA PEDULI HIDUP SELAMAT Ayo bergabung di Warga Indonesia Siesta Peduli Lingkungan Dengan mengirimkan sms ke 9123 dan atau emailkan ke sapanusantara@matoa.org

Lebih terperinci

Kata kunci : Sampah, Reduksi, daur ulang, kawasan komersial dan Malioboro

Kata kunci : Sampah, Reduksi, daur ulang, kawasan komersial dan Malioboro ANALISIS POTENSI REDUKSI SAMPAH DI KAWASAN KOMERSIAL MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA Cesaria Eka Yulianti Sri Hastuti dan Susi Agustina Wilujeng Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP-ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat Indonesia dalam membuang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Limbah merupakan material sisa bahan buangan yang tidak digunakan lagi dari hasil suatu kegiatan yang terjadi dimasyarakat. Limbah dapat berupa tumpukan barang bekas,

Lebih terperinci

Perencanaan Material Recovery Facility Di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang

Perencanaan Material Recovery Facility Di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang Perencanaan Material Recovery Facility Di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang Oleh : Dorry Jaya W (3306 100 053) Dosen Pembimbing : Ir. Didik Bambang S., MT JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

KAJIAN PENGADAAN DAN PENERAPAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) DI TPA km.14 KOTA PALANGKA RAYA

KAJIAN PENGADAAN DAN PENERAPAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) DI TPA km.14 KOTA PALANGKA RAYA KAJIAN PENGADAAN DAN PENERAPAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) DI TPA km.14 KOTA PALANGKA RAYA Teguh Jaya Permana dan Yulinah Trihadiningrum Program Magister Teknik Prasarana Lingkungan Permukiman

Lebih terperinci

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATAN SUKOLILO- SURABAYA

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATAN SUKOLILO- SURABAYA Seminar tugas akhir PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATAN SUKOLILO- SURABAYA OLEH LINA PRATIWI R (3306100045) DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Yulinah T., MApps,Sc 1 L A T A R B E L A K A N G PENDAHULUAN

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK Joko Widodo dan Yulinah Trihadiningrum Program Pasca Sarjana Jurusan Teknik Lingkungan FTSP - ITS Surabaya ABSTRAK Pembuangan akhir sampah yang

Lebih terperinci

Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang

Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang Sudiro 1), Arief Setyawan 2), Lukman Nulhakim 3) 1),3 ) Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Nasional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumberdaya alam (SDA) dan lingkungan merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dan merupakan tempat hidup mahluk hidup untuk aktivitas kehidupannya. Selain itu,

Lebih terperinci

BAB II PENGGUNAAN KANTONG PLASTIK DAN DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN. kekristalan lebih rendah daripada serat, dan dapat dilunakkan atau

BAB II PENGGUNAAN KANTONG PLASTIK DAN DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN. kekristalan lebih rendah daripada serat, dan dapat dilunakkan atau BAB II PENGGUNAAN KANTONG PLASTIK DAN DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN 2.1 Plastik Nama plastik mewakili ribuan bahan berbeda yang bersifat fisis, mekanis, dan kimia. Plastik adalah bahan yang mempunyai derajat

Lebih terperinci

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN 1 Sampah merupakan konsekuensi langsung dari kehidupan, sehingga dikatakan sampah timbul sejak adanya kehidupan manusia. Timbulnya

Lebih terperinci

NILAI EKONOMI SAMPAH INSTITUSI (STUDI KASUS SAMPAH KAMPUS ITS SUKOLILO, SURABAYA)

NILAI EKONOMI SAMPAH INSTITUSI (STUDI KASUS SAMPAH KAMPUS ITS SUKOLILO, SURABAYA) E-2-1 NILAI EKONOMI SAMPAH INSTITUSI (STUDI KASUS SAMPAH KAMPUS ITS SUKOLILO, SURABAYA) Yulinah Trihadiningrum, Catur Arik Kurniawati, Dian Alfa Mardhiani dan Didik Bambang Sugeng Jurusan Teknik Lingkungan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah plastik menjadi masalah lingkungan berskala global. Plastik banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari, karena mempunyai keunggulan-keunggulan seperti kuat,

Lebih terperinci

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN KECAMATAN SUKOLILO, SURABAYA STUDY ON HOUSEHOLD HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT IN SUKOLILO DISTRICT, SURABAYA

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN KECAMATAN SUKOLILO, SURABAYA STUDY ON HOUSEHOLD HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT IN SUKOLILO DISTRICT, SURABAYA STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN KECAMATAN SUKOLILO, SURABAYA STUDY ON HOUSEHOLD HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT IN SUKOLILO DISTRICT, SURABAYA ALIA RIANDANI dan Prof.DR. YULINAH TRIHADININGRUM, MAppSc

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. plastik relatif murah, praktis dan fleksibel. Plastik memiliki daya kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. plastik relatif murah, praktis dan fleksibel. Plastik memiliki daya kelebihan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plastik merupakan jenis limbah padat yang susah terurai dan volumenya terus meningkat. Peningkatan jumlah sampah plastik karena plastik relatif murah, praktis dan

Lebih terperinci

Kajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung

Kajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung Kajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung BUNGA DWIHAPSARI, SITI AINUN, KANCITRA PHARMAWATI Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

PLASTIK SEBAGAI BAHAN KEMASAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN (oleh: Bambang S. Ariadi)

PLASTIK SEBAGAI BAHAN KEMASAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN (oleh: Bambang S. Ariadi) PLASTIK SEBAGAI BAHAN KEMASAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN (oleh: Bambang S. Ariadi) 1. PENDAHULUAN Pengembangan industri plastik mempunyai peranan yang besar dalam menunjang cabang industri lainnya, mulai

Lebih terperinci

BAB II PENANGANAN SAMPAH PLASTIK KOTA BANDUNG

BAB II PENANGANAN SAMPAH PLASTIK KOTA BANDUNG BAB II PENANGANAN SAMPAH PLASTIK KOTA BANDUNG 2.1. Sampah Plastik Sampah menurut SNI 19-2454-1991 tentang Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan didefinisikan sebagai limbah yang bersifat padat

Lebih terperinci

EVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG

EVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG EVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG Delfianto dan Ellina S. Pandebesie Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Mengurangi plastik penting dan baik untuk kesehatan dan lingkungan kita

Mengurangi plastik penting dan baik untuk kesehatan dan lingkungan kita Seiring dengan hebohnya kandungan kimia di botol bayi yang katanya berbahaya (yang bikin jadi ngeliat-liat botol susu kemana-mana pergi...--dasar pengen belanja terus ajah heuheuhe) Jadi dikutiplah beberapa

Lebih terperinci

Pengelolaan Sampah Mandiri Berbasis Masyarakat. Oleh: Siti Marwati, M. Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY

Pengelolaan Sampah Mandiri Berbasis Masyarakat. Oleh: Siti Marwati, M. Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY Pengelolaan Sampah Mandiri Berbasis Masyarakat Pendahuluan Oleh: Siti Marwati, M. Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY siti_marwati@uny.ac.id Sampah merupakan suatu barang yang dihasilkan dari aktivitas

Lebih terperinci

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU LAHUNDAPE KECAMATAN KENDARI BARAT KOTA KENDARI

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU LAHUNDAPE KECAMATAN KENDARI BARAT KOTA KENDARI KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU LAHUNDAPE KECAMATAN KENDARI BARAT KOTA KENDARI Ishak Bafadal dan Yulinah Trihadiningrum 2 Program Pasca Sarjana Teknik Lingkungan Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATAN SUKOLILO, KOTA SURABAYA DESIGN MATERIAL RECOVERY FACILITY IN SUKOLILO DISTRICT, SURABAYA CITY

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATAN SUKOLILO, KOTA SURABAYA DESIGN MATERIAL RECOVERY FACILITY IN SUKOLILO DISTRICT, SURABAYA CITY PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATAN SUKOLILO, KOTA SURABAYA DESIGN MATERIAL RECOVERY FACILITY IN SUKOLILO DISTRICT, SURABAYA CITY LINA PRATIWI RAHMADEWI dan YULINAH TRIHADININGRUM Jurusan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SAMPAH DI KAWASAN PURA BESAKIH, KECAMATAN RENDANG, KABUPATEN KARANGASEM DENGAN SISTEM TPST (TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU)

PENGELOLAAN SAMPAH DI KAWASAN PURA BESAKIH, KECAMATAN RENDANG, KABUPATEN KARANGASEM DENGAN SISTEM TPST (TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU) PENGELOLAAN SAMPAH DI KAWASAN PURA BESAKIH, KECAMATAN RENDANG, KABUPATEN KARANGASEM DENGAN SISTEM TPST (TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU) I Gusti Ayu Nyoman Sugianti dan Yulinah Trihadiningrum Jurusan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. kapasitas atau jumlah tonnasenya. Plastik adalah bahan non-biodegradable atau tidak

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. kapasitas atau jumlah tonnasenya. Plastik adalah bahan non-biodegradable atau tidak 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Plastik adalah material sintetis yang berupa senyawa polimer yang unsur utamanya adalah karbon dan hidrogen atau hidrokarbon. Sejak ditemukan material plastik maka

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA Shinta Dewi Astari dan IDAA Warmadewanthi Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP Program Pascasarjana, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil survey serta perhitungan di lapangan dan dari hasil perencanaan MRF TPS Bendul Merisi. Maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. a. Komposisi

Lebih terperinci

KERJA SAMA BISNIS PENDIRIAN BANK SAMPAH MODEL BARU

KERJA SAMA BISNIS PENDIRIAN BANK SAMPAH MODEL BARU KERJA SAMA BISNIS PENDIRIAN BANK SAMPAH MODEL BARU A. LATAR BELAKANG Satu RW berpenduduk 1.600 jiwa menghasilkan sampah sekitar 800 kg/hari, 70 % (420 kg) berupa sampah organik, 30 % (jika dilakukan pemilahan

Lebih terperinci

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN GAYUNGAN SURABAYA STUDY ON HOUSEHOLD HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT IN GAYUNGAN DISTRICT, SURABAYA

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN GAYUNGAN SURABAYA STUDY ON HOUSEHOLD HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT IN GAYUNGAN DISTRICT, SURABAYA STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN GAYUNGAN SURABAYA STUDY ON HOUSEHOLD HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT IN GAYUNGAN DISTRICT, SURABAYA Yulinah Trihadiningrum*, Bagoes Ario Sukanto Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ADLN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. 13 tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan reduce, reuse, dan recycle melalui

ADLN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. 13 tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan reduce, reuse, dan recycle melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surabaya merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia yang memiliki permasalahan kompleks, salah satunya adalah permasalahan sampah. Sebagai kota terbesar ke dua

Lebih terperinci

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ 3306 100 086 Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN FASILITAS PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN KELAPA DUA KABUPATEN TANGERANG

PENGEMBANGAN FASILITAS PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN KELAPA DUA KABUPATEN TANGERANG PRESENTASI TESIS 1 PENGEMBANGAN FASILITAS PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN KELAPA DUA KABUPATEN TANGERANG M. AGUS RAMDHAN (3310202701) PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN TEKNIK PRASARANA LINGKUNGAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

Studi Timbulan Komposisi Dan Karakteristik Sampah Domestik Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru

Studi Timbulan Komposisi Dan Karakteristik Sampah Domestik Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru Studi Timbulan Komposisi Dan Karakteristik Sampah Domestik Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru Khalika Jaspi 1), Elvi Yenie 2), Shinta Elystia 2) 1) Mahasiswa Teknik Lingkungan, 2) Dosen Teknik lingkungan

Lebih terperinci

SONNY SAPUTRA PEMBIMBING Ir Didik Bambang S.MT

SONNY SAPUTRA PEMBIMBING Ir Didik Bambang S.MT SONNY SAPUTRA 3305100076 PEMBIMBING Ir Didik Bambang S.MT Latar Belakang Kecamatan Gedangan yang berlokasi di Sidoarjo Jawa Timur merupakan kecamatan yang padat penduduknya. dengan penduduk lebih dari

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PELAPIS (UPHOLSTERY) PADA PRODUK INTERIOR

PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PELAPIS (UPHOLSTERY) PADA PRODUK INTERIOR PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PELAPIS (UPHOLSTERY) PADA PRODUK INTERIOR Yunida Sofiana Jurusan Desain Interior, Fakultas Komunikasi dan Multimedia, Bina Nusantara University, Jln.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari penjelasan pada bab-bab sebelumnya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil analisa terhadap 22 Kelurahan di

Lebih terperinci

OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN

OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN E-3-1 OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN Achmad Safei, Joni Hermana, Idaa Warmadewanthi Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS Kampus ITS Sukolilo ABSTRAK Penyebab utama permasalahan sampah

Lebih terperinci

Karakteristik dan Komposisi Sampah di TPA Buku Deru-Deru, Takome Kota Ternate dan Alternatif Pengelolaannya

Karakteristik dan Komposisi Sampah di TPA Buku Deru-Deru, Takome Kota Ternate dan Alternatif Pengelolaannya Karakteristik dan Komposisi Sampah di TPA Buku Deru-Deru, Takome Kota Ternate dan Alternatif Pengelolaannya Muhammad Nurlete, Gabriel S.B.Andari, Irma Gusniani Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas

Lebih terperinci

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA STUDY ON HOUSEHOLD HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT AT WONOKROMO DISTRICT SURABAYA

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA STUDY ON HOUSEHOLD HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT AT WONOKROMO DISTRICT SURABAYA STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA STUDY ON HOUSEHOLD HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT AT WONOKROMO DISTRICT SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ dan YULINAH TRIHADININGRUM Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota akan selalu berhubungan erat dengan perkembangan lahan baik dalam kota itu sendiri maupun pada daerah yang berbatasan atau daerah sekitarnya. Selain itu lahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah persampahan kota hampir selalu timbul sebagai akibat dari tingkat kemampuan pengelolaan sampah yang lebih rendah dibandingkan jumlah sampah yang harus dikelola.

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP 3R MELALUI BANK SAMPAH DALAM MENUNJANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KELURAHAN RAWAJATI, JAKARTA SELATAN

PENERAPAN KONSEP 3R MELALUI BANK SAMPAH DALAM MENUNJANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KELURAHAN RAWAJATI, JAKARTA SELATAN Penerapan Konsep er melalui Bank Sampah dalam Menunjang Pengelolaan Sampah di Kelurahan, Jakarta Selatan, B. Revani, et.al., JTL Vol. 7 No. 3 Juni 2016, 107-115 PENERAPAN KONSEP 3R MELALUI BANK SAMPAH

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 2. Latar Belakang Perancangan

I. PENDAHULUAN. 2. Latar Belakang Perancangan I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI 1. Penjelasan Tema/ Ide/ Judul Perancangan Pada judul laporan Desain Sofa Ruang Tamu Menggunakan Material Daur Ulang, dengan konsep Go-Green. Pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya alam, dan sebagainya sedang merebak di seluruh dunia. Menurut Green

BAB I PENDAHULUAN. daya alam, dan sebagainya sedang merebak di seluruh dunia. Menurut Green BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam beberapa tahun ini, isu mengenai pencemaran alam, kekurangan sumber daya alam, dan sebagainya sedang merebak di seluruh dunia. Menurut Green Peace, di sebelah

Lebih terperinci

POTENSI PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU ZERO WASTE YANG BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG ABSTRAK

POTENSI PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU ZERO WASTE YANG BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG ABSTRAK POTENSI PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU ZERO WASTE YANG BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG Nama Mahasiswa : Sriliani Surbakti NRP : 3308.201.007 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Wahyono Hadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Ketersediaan Minyak Bumi Di Indonesia. Cadangan (proven+posibble) Produksi per tahun Ketersediaan (tanpa eksplorasi)

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Ketersediaan Minyak Bumi Di Indonesia. Cadangan (proven+posibble) Produksi per tahun Ketersediaan (tanpa eksplorasi) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan bakar fosil merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan manusia,tidak terkecuali di Indonesia. Hampir seluruh aktivitas manusia berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupannya sehari-hari, manusia tidak bisa dilepaskan dari suatu benda. Benda ini ada yang dapat digunakan seutuhnya, namun ada juga yang menghasilkan sisa

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Upaya kesehatan lingkungan berdasarkan Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030 pada sasaran ke enam ditujukan untuk mewujudkan ketersediaan dan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Perancangan Reaktor Pirolisis Pada reaktor pirolisis alat ini dibuat menggunakan 2 tabung freon bekas yang tidak terpakai karena menggunakan tabung yang sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan plastik dalam pemanfaatannya di kehidupan manusia memang tak dapat dielakkan, sebagian besar penduduk di dunia memanfaatkan plastik dalam menjalankan aktivitasnya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Plastik Polyethylene Terephthalate (PET) Pada botol plastik yang transparan dan tembus pandang seperti botol air mineral, botol minuman sari buah, minyak goreng, kecap, sambal,

Lebih terperinci

Pengelolaan Limbah Plastik Sebagai Upaya Pengurangan Pencemaran Lingkungan Melalui Transformasi Yang Memiliki Nilai Tambah Ekonomi

Pengelolaan Limbah Plastik Sebagai Upaya Pengurangan Pencemaran Lingkungan Melalui Transformasi Yang Memiliki Nilai Tambah Ekonomi Pengelolaan Limbah Plastik Sebagai Upaya Pengurangan Pencemaran Lingkungan Melalui Transformasi Yang Memiliki Nilai Tambah Ekonomi Syaifuddin Yana* 1, Badaruddin 2 1 Fakultas Teknik, Universitas Serambi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berubah; dan harganya yang sangat murah (InSWA). Keunggulan yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. berubah; dan harganya yang sangat murah (InSWA). Keunggulan yang dimiliki 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plastik berasal dari gas alam dan minyak bumi yang dibuat melalui proses polimerisasi. Plastik mempunyai beberapa sifat istimewa yaitu mudah dibentuk sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan beberapa penelitian tentang mesin pencacah plastik, definisi sampah plastik, jenis-jenis sampah plastik, cara penanggulangan sampah

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SAMPAH KERTAS DI INDONESIA

PENGELOLAAN SAMPAH KERTAS DI INDONESIA PENGELOLAAN SAMPAH DI INDONESIA Oleh : Sri Wahyono *) Abstract Paper waste is one type of municipal solid wastes that is not properly manage yet. It contributes about ten percent of MSW. Indonesia paper

Lebih terperinci

KONSEP PENANGANAN SAMPAH TL 3104

KONSEP PENANGANAN SAMPAH TL 3104 KONSEP PENANGANAN SAMPAH TL 3104 Environmental Engineering ITB - 2010 KELOMPOK 2 Dian Christy Destiana 15308012 Vega Annisa H. 15308014 Ratri Endah Putri 15308018 M. Fajar Firdaus 15308020 Listra Endenta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang dipandang tidak mempunyai

Lebih terperinci

PROPOSAL PROYEK AKHIR. Yayuk Tri Wahyuni NRP Dosen Pembimbing Endang Sri Sukaptini, ST. MT

PROPOSAL PROYEK AKHIR. Yayuk Tri Wahyuni NRP Dosen Pembimbing Endang Sri Sukaptini, ST. MT PROPOSAL PROYEK AKHIR STUDI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA SANGATTA KABUPATEN KUTAI TIMUR STUDY ON SOLID WASTE COLLECTION AND TRANSPORT IN SANGATTA CITY,EAST KUTAI Yayuk Tri Wahyuni NRP 311

Lebih terperinci

KAJIAN DAMPAK PENGGUNAAN PLASTIK PVC TERHADAP LINGKUNGAN DAN ALTERNATIFNYA DI INDONESIA

KAJIAN DAMPAK PENGGUNAAN PLASTIK PVC TERHADAP LINGKUNGAN DAN ALTERNATIFNYA DI INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA KAJIAN DAMPAK PENGGUNAAN PLASTIK PVC TERHADAP LINGKUNGAN DAN ALTERNATIFNYA DI INDONESIA With a Summary in English Impact Assessment of PVC Plastic Usage To Environment and its Alternative

Lebih terperinci

1.2 Tujuan Penelitian

1.2 Tujuan Penelitian Karakteristik dan Potensi Daur Ulang Sampah Di Lingkungan Kampus Universitas Indonesia (Studi Kasus: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Teknik) Cut Keumala Banaget, Gabriel

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 54 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DAN ZAT KIMIA PENGOPERASIAN PESAWAT UDARA DAN BANDAR UDARA DENGAN

Lebih terperinci

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI Sampah?? semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga, perdagangan, industri dan kegiatan pertanian. Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga

Lebih terperinci

KAJIAN PENINGKATAN UMUR PAKAI TPA TANAH GROGOT DAN PEMANFAATAN SAMPAH DI KECAMATAN TANAH GROGOT KABUPATEN PASER PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

KAJIAN PENINGKATAN UMUR PAKAI TPA TANAH GROGOT DAN PEMANFAATAN SAMPAH DI KECAMATAN TANAH GROGOT KABUPATEN PASER PROPINSI KALIMANTAN TIMUR KAJIAN PENINGKATAN UMUR PAKAI TPA TANAH GROGOT DAN PEMANFAATAN SAMPAH DI KECAMATAN TANAH GROGOT KABUPATEN PASER PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Muhammad Zul aiddin, I D A A Warmadewanti Jurusan Teknik Lingkungan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di sebelah halaman sebelah timur Laboratorium Bahan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

Pengelolaan Emisi Gas pada Penutupan TPA Gunung Tugel di Kabupaten Banyumas. Puji Setiyowati dan Yulinah Trihadiningrum

Pengelolaan Emisi Gas pada Penutupan TPA Gunung Tugel di Kabupaten Banyumas. Puji Setiyowati dan Yulinah Trihadiningrum Pengelolaan Emisi Gas pada Penutupan TPA Gunung Tugel di Kabupaten Banyumas Puji Setiyowati dan Yulinah Trihadiningrum Jurusan Teknik Lingkungan FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya * email:

Lebih terperinci

POTENSI PENERAPAN PRINSIP 3R DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA NGENEP KECAMATAN KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG

POTENSI PENERAPAN PRINSIP 3R DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA NGENEP KECAMATAN KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG Spectra Nomor 22 Volume XI Juli 2013: 24-31 POTENSI PENERAPAN PRINSIP 3R DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA NGENEP KECAMATAN KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG Puji Ariyanti Sudiro Program Studi Teknik Lingkungan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang PERANSERTA MASYARAKAT DALAM USAHA MEMPERPANJANG MASA PAKAI TPA KEBON KONGOK KOTA MATARAM Imam Azhary, Ellina S. Pandebesie Program Pascasarjana Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS Email: imam_dpu@yahoo.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Pesatnya pertambahan penduduk menyebabkan meningkatnya berbagai aktivitas sosial ekonomi masyarakat, pembangunan fasilitas kota seperti pusat bisnis, komersial dan industri,

Lebih terperinci

BANK SAMPAH RANGGA MEKAR : BERKAT SAMPAH MENUAI BERKAH. Oleh : Budi Budiman, S.Hut, M.Sc Penyuluh Kehutanan Pusat

BANK SAMPAH RANGGA MEKAR : BERKAT SAMPAH MENUAI BERKAH. Oleh : Budi Budiman, S.Hut, M.Sc Penyuluh Kehutanan Pusat BANK SAMPAH RANGGA MEKAR : BERKAT SAMPAH MENUAI BERKAH Oleh : Budi Budiman, S.Hut, M.Sc Penyuluh Kehutanan Pusat Permasalahan sampah Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber aktivitas

Lebih terperinci

STUDI EMISI KARBON DARI SAMPAH PEMUKIMAN DENGAN PENDEKATAN METODE US-EPA DAN IPCC DI KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA PUSAT

STUDI EMISI KARBON DARI SAMPAH PEMUKIMAN DENGAN PENDEKATAN METODE US-EPA DAN IPCC DI KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA PUSAT STUDI EMISI KARBON DARI SAMPAH PEMUKIMAN DENGAN PENDEKATAN METODE US-EPA DAN IPCC DI KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA PUSAT Oleh: Fidhia Nailani Mubarokah 3308100061 Dosen Pembimbing: Susi A. Wilujeng, ST.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Populasi dunia meningkat dan dengan perkiraan terbaru akan

BAB I PENDAHULUAN. Populasi dunia meningkat dan dengan perkiraan terbaru akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Populasi dunia meningkat dan dengan perkiraan terbaru akan mencapai 10,4 miliar di tahun 2100 (Andrady, 2003). Meningkatnya populasi menuntut peningkatan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. oleh aktivitas organisme pembusuk. Organisme pembusuk itu salah satunya

BAB II LANDASAN TEORI. oleh aktivitas organisme pembusuk. Organisme pembusuk itu salah satunya BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Sampah adalah barang sisa suatu kegiatan/aktivitas manusia atau alam. Sampah dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: 2.1.1 Sampah Organik Yaitu sampah yang mudah membusuk atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian sampah Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika dikelola

Lebih terperinci

Polyvinyl chloride (PVC) merupakan termasuk salah jenis plastik yang paling

Polyvinyl chloride (PVC) merupakan termasuk salah jenis plastik yang paling 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hampir dapat dipastikan bahwa abad 21 merupakan abad polimer. Plastik, serat, elastomer, bahan perekat (adhesive), protein, sellulosa semuanya merupakan istilah umum

Lebih terperinci

Timbulan dan Pengurangan Sampah di Kecamatan Klojen Kota Malang

Timbulan dan Pengurangan Sampah di Kecamatan Klojen Kota Malang JURNAL TEKNIK ITS Vol. x, No. x, (2017) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-xxxx Print) F-468 Timbulan dan Pengurangan di Kecamatan Klojen Kota Malang Rizqi Meuthia Widyaningsih dan Welly Herumurti Departemen Teknik

Lebih terperinci