BAB II DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka"

Transkripsi

1 BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Limbah merupakan material sisa bahan buangan yang tidak digunakan lagi dari hasil suatu kegiatan yang terjadi dimasyarakat. Limbah dapat berupa tumpukan barang bekas, sisa kotoran hewan, tanaman atau sayuran. Hampir semua kegiatan manusia akan menghasilkan limbah dan jumlahnya semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk. Berdasarkan jenisnya, limbah dapat dibedakan menurut sumbernya, jenis senyawanya, dan wujudnya. 1. Pengelompokkan limbah berdasarkan sumbernya: a. Limbah domestik (rumah tangga) Limbah domestik adalah limbah yang berasal dari kegiatan permukiman penduduk (rumah tangga) dan kegiatan usaha. b. Limbah industri Limbah industri merupakan sisa atau buangan dari hasil proses industri. c. Limbah pertanian Limbah pertanian berasal dari daerah atau kegiatan pertanian maupun perkebunan. d. Limbah pertambangan Limbah pertambangan berasal dari kegiatan pertambangan. Jenis limbah yang dihasilkan merupakan material hasil tambang seperti logam dan batuan. e. Limbah pariwisata Limbah pariwisata dihasilkan dari sarana transportasi yang membuang limbahnya ke udara, dan adanya tumpahan minyak atau oli yang dibuang oleh kapal atau perahu motor didaerah wisata bahari. 5

2 6 f. Limbah medis Limbah medis merupakan hasil buangan dari suatu aktivitas medis. Limbah medis harus segera diolah setelah dihasilkan atau dapat disimpan terlebih dahulu jika tidak dapat langsung diolah. Penyimpanan limbah medis tidak boleh tercampur dengan limbah non-medis. 2. Pengelompokkan limbah berdasarkan jenis senyawanya: a. Limbah organik Limbah organik merupakan limbah yang berasal dari makhluk hidup dan bersifat mudah membusuk/terurai. b. Limbah anorganik Limbah anorganik adalah segala macam limbah yang sifatnya tidak dapat atau sulit terurai. c. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Limbah B3 merupakan limbah yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan, membahayakan lingkungan, kesehatan dan kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. 3. Pengelompokkan limbah berdasarkan wujudnya: a. Limbah padat Limbah padat atau bisa disebut sampah merupakan limbah yang berupa barang-barang atau bahan-bahan buangan rumah tangga atau pabrik yang tidak terpakai dalam bentuk padat. b. Limbah cair Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair. c. Limbah gas Limbah gas yang berada di udara terdiri dari macam-macam senyawa kimia. Misalnya karbonmonoksida, karbondioksida, nitrogen oksida, sulfur dioksida, asam klorida, amonia, metan dan klorin.

3 7 Annisa Marcelina telah membuat alat pirolisis limbah plastik jenis LDPE untuk menghasilkan bahan bakar cair dengan kapasitas 3 kg/batch. Alat terdiri dari kolom pirolisis, furnace, dan kondensor. Alat tersebut dapat beroperasi mencapai suhu o C selama 3-4 jam untuk menghasilkan bahan bakar cair sampai tidak keluar lagi dengan berat sampah 3 kg dengan bahan bakar dari sampah daun kering. Produk yang dihasilkan dari proses pirolisis limbah plastik LDPE adalah mendekati jenis minyak pertasol CB (Marcelina, Annisa, 2013). Alat pirolisis yang telah dibuat seperti gambar 2.1 berikut: Gambar 2.1 Alat Pirolisis Limbah Plastik Jenis LDPE (Marcelina, Annisa, 2013) Keterangan alat: 1. Furnace (tungku) 2. Tabung reaktor 3. Tangki kondensor Untuk pirolisis sampah plastik LDPE dan PP, Joko Santoso telah meneliti tentang uji sifat minyak pirolisis dan uji reformasi kompor berbahan bakar minyak pirolisis plastik dari sampah plastik. Dari penelitian tersebut dihasilkan data penelitian pirolisis pada plastik LDPE bahwa jumlah cairan tertinggi pada saat

4 8 suhu reaktor sebesar 450 o C dan terendah pada suhu 300 o C, masing-masing sebesar 66% dan 34%. Jumlah gas yang dihasilkan mencapai prosentase terendah pada suhu 300 o C dan mencapai prosentase tertinggi pada 400 o C. Sedangkan padatan yang dihasilkan tertinggi pada saat suhu reaktor 300 o C dan terendah pada suhu 400 o C dan 450 o C masing-masing sebesar 40% dan 6%. Semakin tinggi suhu dinding reaktor maka minyak yang dihasilkan juga semakin meningkat. Sedangkan jumlah padatan yang tersisa hasil pirolisis semakin menurun dengan meningkatnya suhu dinding tabung reaktor (Santoso, Joko, 2010). Skema alat pirolisis yang digunakan dapat dilihat gambar 2.2. Gambar 2.2 Skema Alat Pirolisis (Santoso, Joko, 2010) Keterangan : 1. Tabung gas 6. Tempat penampung minyak pirolisis 2. Selang kompor gas 7. Fan (kipas) 3. Reaktor pirolisis 8. Pompa air 4. Pipa minyak pirolisis 9. Pipa penyalur air 5. Unit pendingin 10. Bak penampung air

5 9 Hubungan suhu reaktor dan prosentase yang dicapai pada saat proses pirolisis dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut. Gambar 2.3 Hasil Pirolisis Plastik LDPE (Santoso, Joko, 2010) Prof.Dr.Ing Harwin Saptoadi, MSE, 2013 telah melakukan pengujian limbah plastik menjadi minyak pirolisis. Dari hasil pembakaran 1 kg limbah plastik tersebut dihasilkan minyak pirolisis sebanyak kurang lebih 0,4 liter. Hasil dari minyak pirolisis ini tergantung dari jenis dan komposisi limbah plastik yang digunakan dan temperatur pembakaran. (Metro TV, 2015) 2.2 Plastik Plastik mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan bahan lainnya. Plastik bersifat tidak tembus air, ringan, tidak mudah pecah dan isolator terhadap panas maupun dingin. Plastik dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu thermoplasticdan thermosetting. Thermoplastic adalah bahan plastik yang jika dipanaskan sampai temperatur tertentu, akan mencair dan dapat dibentuk kembali menjadi bentuk yang diinginkan. Sementara thermosetting adalah plastik yang jika telah dibuat dalam bentuk padat, tidak dapat dicairkan kembali dengan cara

6 10 dipanaskan. Berdasarkan sifat kedua kelompok plastik tersebut, thermoplastic adalah jenis plastik yang memungkinkan untuk didaur ulang. Jenis plastik yang dapat didaur ulang diberi kode berupa nomor untuk memudahkan dalam mengidentifikasi dan penggunaannya. Gambar 2.4 Nomor Kode Plastik (Sumber : UNEP, 2009 dalam Surono, Untoro Budi, 2013) Tabel 2.1 Jenis Plastik dan Kegunaanya Kode Jenis Kegunaan 1 Polyester thermoplastic (PETE) Botol minuman, botol kecap 2 High Density Polyethylene Botol shampoo, bahan mainan, (HDPE) botol obat 3 Polyvynil Chloride (PVC) Botol minyak goreng, selang, lapisan kabel 4 Low Density Polyethylene (LDPE) Kantong roti, kantong kresek 5 Polypropylene (PP) Pembungkus makanan ringan, sedotan, kotak makanan 6 Polystyrene (PS) Styrofoam, Cup kopi sekali pakai 7 Other, misalnya: polikarbonat Galon air mineral (Sumber : Pareira, B.C, 2009 dalam Santoso, Joko,2010)

7 11 Dari tabel 2.1 diatas dapat diuraikan penjelasan mengenai jenis-jenis plastik, antara lain: 1. Polyester thermoplastic (PETE) Pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo dengan angka 1 ditengah segitiga dan tulisan PETE atau PET (polyethylene terephthalate). Jenis plastik ini biasanya dipakai untuk botol air mineral, botol kecap, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya. Contoh jenis plastik PETE dapa dilihat pada gambar 2.5 berikut: Gambar 2.5 Contoh Jenis Plastik PETE (Lobster, 2015) Botol jenis PETE ini direkomendasikan hanya sekali pakai karena apabila botol digunakan untuk air hangat atau air panas lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik. Sifat dan karakteristik plastik jenis PETE antara lain: a. Transparan, bersih dan jernih b. Tidak tahan terhadap asam kuat, fenol dan benzil alkohol c. Kuat dan tidak mudah sobek d. Melunak pada suhu 80ºC

8 12 2. High Density Polyethylene (HDPE) Umumnya pada bagian bawah kemasan botol plastik tertera logo daur ulang dengan angka 2 ditengah segitiga, serta terdapat tulisan HDPE (high density polyethylene) dan biasanya dipakai untuk botol obat, botol susu yang berwarna putih, wadah makanan, galon air minuman, bahan mainan dan lainlain. Contoh jenis plastik HDPE dapat dilihat pada gambar 2.6 berikut: Gambar 2.6 Contoh Jenis Plastik HDPE (Gumay, Armula, 2012) Jenis plastik HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena mempunyai kemampuan mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya. Sifat dan karakteristinya antara lain: a. Kuat b. Keras c. Berwarna buram d. Mudah dicetak e. Melunak pada suhu 75ºC

9 13 3. Polyvynil Chloride (PVC) Kemasan dengan jenis PVC ini mempunyai kode angka 3 ditengah segitiga pada bawah kemasan. Plastik ini dapat dijumpai pada kabel listrik, botol pembersih kaca, selang dan lapisan kabel. Kandungan dari PVC yaitu DEHA yang terdapat pada pembungkus dapat bocor dan masuk ke makanan berminyak bila dipanaskan. Contoh jenis plastik PVC dapat dilihat pada gambar 2.7 berikut: Gambar 2.7 Contoh Jenis Plastik PVC (Junior, Kholis, 2015) Jenis plastik ini merupakan plastik yang paling sulit didaur ulang. Sifat dan karakteristik plastik jenis PVC antara lain: a. Kuat b. Keras c. Jernih d. Bentuk dapat diubah menggunakan pelarut e. Melunak pada suhu 80º C 4. Low Density Polyethylene (LDPE) Jenis plastik LDPE mempunyai kode kemasan berlabel angka 4 pada bawah kemasan. Plastik ini sering digunakan untuk tutup plastik, kantong/tas kresek dan plastik tipis lainnya. Barang berbahan LDPE sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit beraksi secara kimiawi dengan

10 14 makanan yang dikemas dengan bahan ini. Contoh jenis plastik LDPE dapat dilihat pada gambar 2.8 berikut: Gambar 2.8 ContohJenis Plastik LDPE (Elita, Dira, 2016) Jenis plastik LDPE mempunyai sifat dan karakteristiknya sebagai berikut: a. Bentuk dan kenampakan bervariasi, tergantung pada proses pembuatan dan jenis resin b. Fleksibel atau mudah dibentuk c. Tahan terhadap asam, basa, dan bahan kimia d. Kedap terhadap air, uap, dan gas e. Dapat digunakan untuk penyimpanan beku hingga suhu 50 º C f. Tidak cocok untuk pengemasan bahan beraroma karena transimisi gas yang tinggi g. Tidak cocok untuk bahan pangan berlemak h. Melunak pada suhu 70 º C 5. Polypropylene (PP) Jenis plastik PP mempunyai kode kemasan berlabel angka 5 pada bawah kemasan. Jenis plastik ini merupakan pilihan bahan plastik terbaik untuk sedotan, tempat makanan dan minuman seperti botol minum untuk bayi karena tahan terhadap suhu tinggi sehingga dapat dipakai berkali-kali. Contoh jenis plastik PP dapat dilihat pada gambar 2.9 berikut:

11 15 Gambar 2.9 Contoh Jenis Plastik PP (Dwi, Krisna, 2013) Sifat dan karakteristik jenis plastik PP antara lain: a. Keras b. Fleksibel c. Ringan d. Mudah dibentuk e. Kuat f. Permukaan berlilin g. Tahan terhadap bahan kimia dan minyak h. Tahan terhadap suhu tinggi hingga 120 º C i. Melunak pada suhu 140 º C 6. Polystyrene (PS) Jenis plastik ini diberi kode 6 ditengah logo segitiga pada bawah kemasan. Plastik berjenis PS biasa dipakai sebagai bahan untuk tempat makan dari styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain lain. Jenis plastik PS merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan dengan bahan ini. Bahan ini sebaiknya dihindari karena berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita dan mengganggu pertumbuhan dan sistem saraf. Contoh jenis plastik PS dapat dilihat pada gambar 2.10 berikut:

12 16 Gambar 2.10 Contoh Jenis Plastik PS (Titov, Hermawanov, 2008) Sifat dan karakteristik jenis plastik PS antara lain: a. Berbentuk busa b. Getas c. Ringan d. Kaku e. Umumnya berwarna putih f. Permukaan licin, jernih dan mengkilap g. Mudah dicetak h. Melunak pada suhu 90 º C 7. Other Jenis plastik ini ditandai logo daur ulang dengan angka 7 pada bawah kemasannya dan terdiri dari 4 jenis yaitu PC (polycarbonate), SAN (styrene acrylonitrile), ABS (acrylonitrile butadine styrene), dan Nylon. Other dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum polycarbonate, suku cadang mobil, alat-alat elektronik, gelas anak balita dan plastik kemasan. Contoh jenis plastik other dapat dilihat pada gambar berikut 2.11 berikut:

13 17 Gambar 2.11 Contoh Jenis Plastik Other(M, Zainal, 2014) PC tidak dianjurkan untuk dipergunakan sebagai tempat makanan dan minuman karena dapat mengeluarkan bahan utama pembentuknya yaitu Bisphenol A ke dalam makanan atau minuman yang berpotensi merusak sistem hormon, kormosom pada ovarium, penurunan produksi sperma danmengubah fungsi imunitas.sedangkan, SAN dan ABS merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan dalam kemasan makanan ataupun minuman. Sebab kedua bahan tersebut memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan. Biasanya SAN terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi, dan sikat gigi. Sementara ABS biasa digunakan untuk bahan mainan lego dan pipa. 2.3 LimbahKantong Plastik Plastik merupakan produk non biodegradableyakni tidak dapat diproses secara biologi dengan bantuan mikroorganisme dan berpotensi membuat kerusakan parah bagi lingkungan. Pencemaran sampah plastik dapat diartikan sebagai penumpukan dari berbagai jenis bahan plastik baik di darat maupun di air. Selama pembuatan plastik, bahan kimia berbahaya yang dipancarkan yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia serta binatang. Etylene benzena, xylene, dan benzene adalah beberapa racun kimia yang terdapat di dalam plastik yang dapat memberikan efek buruk terhadap lingkungan. Kantong plastik membutuhkan

14 18 waktu antara 100 hingga 500 tahun untuk dapat terurai. Hal tersebut akan memberikan dampak antara lain: 1. Tercemarnya tanah, air tanah dan makhluk bawah tanah. 2. Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh hewan-hewan pengurai didalam tanah seperti cacing. 3. PCB (polychlorinated biphenyl) yaitu salah satu bahan pembuat plasik tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang. 4. Sampah kantong plastik akan mengganggu jalur air yang meresap ke dalam tanah. 5. Menurunkan kesuburan tanah karena plastik akan menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah dan membatasi ruang gerak makhluk bawah tanah. 6. Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan menyebabkan pendangkalan sungai dan dapat mengakibatkan banjir. Kantong Plastik yang sering digunakan oleh masyarakat adalah jenis plastik LDPE (low density polyethylene)yang merupakan termoplastik yang terbuat dari minyak bumi. Penggunaan kantong plastik yang berlebihan akan menimbulkan dampak yang serius terhadap lingkungan. Hal tersebut karena plastik bersifat tidak dapat diurai. Oleh karena itu berbagai macam penelitian dilakukan untuk dapat meminimalisir dampak dari penggunaaan kantong plastik. Salah satunya dengan mendaur ulang limbah plastik. Mengolah sampah kantong plastik menjadi kantong plastik lagi atau produk plastik lower grade lainnya merupakan salah satu upaya untuk menanggulangi masalah sampah plastik. Proses pengolahan botol plastik menjadi produk plastik lower grade dapat pada gambar 2.12 berikut:

15 19 Gambar 2.12 Life-Cycle Botol Plastik (Macklin, B.P, 2009 dalam Santoso, Joko, 2010) 2.4 Pengelolaan Limbah Plastik Untuk mengatasi dampak dari penggunaan plastik diperlukan beberapa metode pengelolaan limbah plastik. Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan limbah plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu. Hal ini dapat dilakukan dengan daur ulang (recycle) dan mengubah limbah plastik menjadi sumber energi. 1. Pengelolaan Limbah Plastik dengan Metode Recycle (Daur Ulang) Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan oleh industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu limbah plastik

16 20 dapat diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus dalam bentuk tertentu sesuai kebutuhan (biji, pellet, serbuk, pecahan), limbah harus homogen, tidak terkontaminasi serta diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana, yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian dan penghilangan zat-zat seperti besi dan sebagainya. Pemanfaatan limbah plastik telah berkembang pesat. Hampir seluruh jenis limbah plastik (80 %) dapat diproses kembai menjadi barang semula meskipun harus dilakukan pencampuran dengan bahan baku baru dan adiktif untuk meningkatkan kualitas. Mata rantai pekerjaan daur ulang plastik pada umumnya bermula dari: 1. Pemulung 2. Pengepul 3. Penggilingan bahan daur ulang plastik 4. Pembuatan pellet/biji plastik 5. Industri pembuatan peralatan/perabotan 2. Limbah Plastik Menjadi Sumber Energi Kandungan yang terdapat dalam plastik mempunyai energi yang tinggi, maka potensi pemanfaatan sebagai salah satu sumber energi cukup memiliki prospek yang bagus dimasa mendatang. Selain dapat mengurangi masalah mengenai sampah plastik juga dapat menghasilkan energi yang bisa digunakan guna mengurangi ketergantungan pada sumber energi konvensional. Beberapa teknologi yang bisa digunakan untuk mengkonversi sampah plastik menjadi bahan bakar antara lain: a. Konversi ke bahan bakar padat Dilakukan dengan mencacah sampah plastik dan kemudian membriketnya untuk dijadikan bahan bakar padat berupa briket. Bahan bakar ini bisa digunakan untuk pembakaran di tungku-tungku. Briket hasil dari konversi sampah plastik dapat dilihat pada gambar 2.13 berikut:

17 21 Gambar 2.13 Briket dari Sampah Plastik (Republic, Green Life, 2008) b. Konversi ke bahan bakar cair Konversi limbah kantong plastik menjadi bahan bakar cair dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip pirolisis yaitu proses penguraian bahan organik melalui proses pemanasan/pembakaran tanpa adanya udara atau dengan sedikit udara dimana material mentah akan mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas. Hasil konversi sampah plastik ke bahan bakar cair dapat dilihat pada gambar 2.14 berikut: Gambar 2.14 Minyak Cair dari Sampah Plastik (Wangi, Muara, 2016) 2.5 Pirolisis Pirolisis merupakan proses dekomposisi suatu bahan pada suhu tinggi tanpa udara atau dengan udara yang terbatas. Produk utama dari pirolisis yang dapat dihasilkan adalah arang (char), minyak, dan gas. Arang yang dihasilkan dapat digunakan untuk karbon aktif. Minyak yang dihasilkan dapat digunakan sebagai zat additif atau camouran bahan bakar. Sedangkan gas yang terbentuk dapat

18 22 dibakar secara langsung (A.S Chaurasia., B.V Babu, 2005 dalam Santoso, Joko, 2010). Pirolisis berasal dari bahasa yunani pyr berarti api dan lysis artinya memisahkan. Proses pirolisis dimulai pada temperatur sekitar 230º C, ketika komponen yang tidak stabil secara termal dan volatile matters pada sampah akan pecah dan menguap bersamaan dengan komponen lainnya. Produk cair yang menguap mengandung tar dan polyacromatic hidrokarbon (Ramadhan dan Ali : 45 dalam Haryadi, Sigit, 2015). Pada proses pirolisis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain suhu, waktu, berat partikel dan ukuran partikel. 1. Waktu Pirolisis Waktu yang dihasilkan dari pembakaran sampah kantong plastik pada proses pirolisis berbanding lurus dengan suhu pembakaran yang terjadi. Semakin tinggi suhu yang dihasilkan maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan. Semakin lama waktu pembakaran, proses pirolisis semakin maksimal. Minyak yang dihasilkan semakin banyak sehingga hanya tersisa residu atau tarnya saja. 2. Suhu Pirolisis Suhu pirolisis berpengaruh terhadap konstanta kecepatan reaksi.suhu yang tinggi pada tungku pembakaran akan memengaruhi suhu pembakaran pada tangki sehingga plastik dapat meleleh dengan cepat dan menguap sampai habis. 3. Berat Partikel Semakin banyak bahan yang dimasukkan menyebabkan hasil bahan bakar cair (tar) dan arang meningkat. 4. Ukuran Partikel Ukuran partikel berpengaruh terhadap hasil. Semakin besar ukuran partikel, luas permukaan persatuan berat semakin kecil, sehinggaakan berlangsung lambat.

19 23 Menurut kondisi operasinya, pirolisis dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis kategori yaitu slow, fast, dan flash pirolisis. Tabel 2.2 berikut adalah tabel mengenai parameter operasi proses pirolisis. Tabel 2.2 Parameter Operasi Proses Pirolisis Proses Waktu tinggal (dt) Ukuran partikel Suhu (K) pirolisis (mm) Slow Fast 0,5-10 < Flash <0,5 <0, (Sumber : Jahirul dkk, 2012:4956 dalam Haryadi, Sigit, 2015) 2.6 Mekanisme Kerja Alat Pirolisis Proses pirolisis ini digunakan untuk membakar sampah kantong plastik yang bertujuan untuk mengurangi sampah plastik yang ada di lingkungan. Sampah kantong plastik dipanaskan didalam tabung reaktor hingga meleleh dan menghasilkan uap. Uap hasil pembakaran sampah kantong plastik kemudian didinginkan dengan dialiri air pada pipa saluran uap berbentuk lurus dan spiral yang terdapat didalam tabung pendingin sehingga uap tersebut berubah menjadi cairan. Proses kondensasi uap plastik jenis LDPE disarankan menggunakan tipe arah alirah air pendingin berlawanan arah (counter flow), karena pada tipe ini masih mungkin terjadi bahwa temperatur fluida yang menerima kalor saat keluar penukar kalor lebih tinggi dibanding temperatur fluida yang memberikan kalor saat meninggalkan penukar kalor. Dengan teori seperti ini jenis penukar kalor berlawanan arah merupakan penukar kalor yang paling efektif. (Haryadi, Sigit 2015)

BOTOL PLASTIK. Gisca Agustia Citara Gusti Riri Arnold Constantine

BOTOL PLASTIK. Gisca Agustia Citara Gusti Riri Arnold Constantine BOTOL PLASTIK Gisca Agustia Citara Gusti Riri Arnold Constantine Botol Plastik wadah untuk benda cair, yg berleher sempit dan terbuat dari plastik. Jenis-jenis botol plastik 1. PETE atau PET (polyethylene

Lebih terperinci

Botol Plastik. Sustainable Design Monica Tjenardi Putri Anastasia Sonia Olivia Sylvia Bellani

Botol Plastik. Sustainable Design Monica Tjenardi Putri Anastasia Sonia Olivia Sylvia Bellani Botol Plastik Sustainable Design Monica Tjenardi Putri 10120210198 Anastasia Sonia 10120210208 Olivia Sylvia Bellani 10120210320 Definisi Definisi, Material, Proses Pembuatan, Sistem Segel Sebuah wadah

Lebih terperinci

PEMILIHAN KEMASAN DAN PERALATAN MAKAN BERBAHAN PLASTIK YANG AMAN BAGI KESEHATAN

PEMILIHAN KEMASAN DAN PERALATAN MAKAN BERBAHAN PLASTIK YANG AMAN BAGI KESEHATAN Pendahuluan PEMILIHAN KEMASAN DAN PERALATAN MAKAN BERBAHAN PLASTIK YANG AMAN BAGI KESEHATAN Oleh: Siti Marwati, M. Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY siti_marwati@uny.ac.id Dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Sistem pengolahan limbah botol diharapkan dapat dimanfaatkan kembali sebagai suatu bahan baru. Dengan suatu teknologi pembuatan, hasil pemanfaatan sampah secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Konversi Sampah Plastik Menjadi Bahan Bakar Minyak Salah satu penanganan efektif mengurangi timbulan sampah plastik adalah mengolahnya

Lebih terperinci

Ilmu Bahan. Bahan Polimer

Ilmu Bahan. Bahan Polimer Ilmu Bahan Bahan Polimer Bahan Polimer Polimer disebut juga makromolekul merupakan molekul besar yang dibentuk dengan pengulangan molekul sederhana yang disebut monomer. Polimer berasal dari dua kata :

Lebih terperinci

Segitiga pada Plastik. 5 April 2013 Linda Windia Sundarti

Segitiga pada Plastik. 5 April 2013 Linda Windia Sundarti Segitiga pada Plastik 5 April 2013 Mutu Kemasan Industri Kemasan Daya saing Pasar Global Pilar Industri Pangan interaksi kontaminasi Kemasan produk Memahami kemasan solusi Kebijakan penggunaan kemasan

Lebih terperinci

Pertanyaan yang sering ditanyakan. Bagaimana cara menyusui yang yang baik dan benar agar produksi ASI bisa lancar dan banyak?

Pertanyaan yang sering ditanyakan. Bagaimana cara menyusui yang yang baik dan benar agar produksi ASI bisa lancar dan banyak? Pertanyaan yang sering ditanyakan Bagaimana cara menyusui yang yang baik dan benar agar produksi ASI bisa lancar dan banyak? 1 2 Bagaimana ASI diproduksi? Ibaratnya pabrik: 1. Pabrik 2. Jalur distribusi

Lebih terperinci

PENCEMARAN TANAH LELY RIAWATI, ST., MT.

PENCEMARAN TANAH LELY RIAWATI, ST., MT. 1 PENCEMARAN TANAH LELY RIAWATI, ST., MT. 2 Regulasi terkait Pencemaran Tanah Undang-undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah PP No. 150 th. 2000 ( Kerusakan tanah untuk produksi

Lebih terperinci

1. PET Polyethylene Terephthalate

1. PET Polyethylene Terephthalate Perlu kita ketahui bersama bahwa secara internasional telah diatur kode untuk kemasan plastik, yang mungkin bagi kita yang awam sangat perlu untuk diketahui, karena tanda tersebut berkaitan dengan jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemui diantaranya adalah sampah plastik, baik itu jenis

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemui diantaranya adalah sampah plastik, baik itu jenis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan hasil aktivitas manusia yang tidak dapat dimanfaatkan. Namun pandangan tersebut sudah berubah seiring berkembangnya jaman. Saat ini sampah dipandang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. oleh aktivitas organisme pembusuk. Organisme pembusuk itu salah satunya

BAB II LANDASAN TEORI. oleh aktivitas organisme pembusuk. Organisme pembusuk itu salah satunya BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Sampah adalah barang sisa suatu kegiatan/aktivitas manusia atau alam. Sampah dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: 2.1.1 Sampah Organik Yaitu sampah yang mudah membusuk atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri, konsumsi akan barang-barang berbahan plastik semakin meningkat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. industri, konsumsi akan barang-barang berbahan plastik semakin meningkat. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring bertambahnya jumlah penduduk dunia dan kemajuan akan suatu industri, konsumsi akan barang-barang berbahan plastik semakin meningkat. Menurut data statistik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi plastik dalam kehidupan sehari-hari semakin meningkat selama

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi plastik dalam kehidupan sehari-hari semakin meningkat selama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi plastik dalam kehidupan sehari-hari semakin meningkat selama tiga dekade terakhir. Sifat plastik yang ringan, transparan, mudah diwarnai, tahan terhadap korosi

Lebih terperinci

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI Sampah?? semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga, perdagangan, industri dan kegiatan pertanian. Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN MATERIAL POLIMER PLASTIK UNTUK WADAH PENYIMPANAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG AMAN OLEH : MUCHTAR IBRAHIM

ANALISIS PEMILIHAN MATERIAL POLIMER PLASTIK UNTUK WADAH PENYIMPANAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG AMAN OLEH : MUCHTAR IBRAHIM ANALISIS PEMILIHAN MATERIAL POLIMER PLASTIK UNTUK WADAH PENYIMPANAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG AMAN OLEH : MUCHTAR IBRAHIM Pendahuluan Perkembangan polimer saat ini sangatlah pesat. Bahan-bahan polimer lebih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Perancangan Reaktor Pirolisis Pada reaktor pirolisis alat ini dibuat menggunakan 2 tabung freon bekas yang tidak terpakai karena menggunakan tabung yang sudah

Lebih terperinci

bahkan lebih bagus lagi jika kita dapat mendaur ulang plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle). Bayangkan saja jika kita berbelanja

bahkan lebih bagus lagi jika kita dapat mendaur ulang plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle). Bayangkan saja jika kita berbelanja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastik terus meningkat. Data BPS tahun 1999 menunjukkan bahwa volume perdagangan plastik impor Indonesia, terutama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam dunia industri pirolisis plastik sudah banyak dan tersebar dimanamana. Untuk penelitiannya sendiri juga sudah banyak, akan tetapi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perencanaan Alat Alat pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi bahan bakar minyak sebagai pengganti minyak bumi. Pada dasarnya sebelum melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang sangat kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar memakai konsep

Lebih terperinci

PLASTIK SEBAGAI KEMASAN PANGAN

PLASTIK SEBAGAI KEMASAN PANGAN PLASTIK SEBAGAI KEMASAN PANGAN Dalam kehidupan sehari-hari, pangan merupakan salah satu. kebutuhan primer manusia. Seiring dengan perkembangan teknologi, produk pangan pun mengalami perkembangan, antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 MERUBAH SAMPAH PLASTIK MENJADI BAHAN BAKAR MINYAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 MERUBAH SAMPAH PLASTIK MENJADI BAHAN BAKAR MINYAK 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 MERUBAH SAMPAH PLASTIK MENJADI BAHAN BAKAR MINYAK Merubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak termasuk daur ulang tersier dapat dilakukan dengan proses cracking (perekahan).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. poly chloro dibenzzodioxins dan lain lainnya (Ermawati, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. poly chloro dibenzzodioxins dan lain lainnya (Ermawati, 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama ini penanganan sampah kota di negara-negara berkembang seperti Indonesia hanya menimbun dan membakar langsung sampah di udara terbuka pada TPA (Tempat Pembuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. plastik relatif murah, praktis dan fleksibel. Plastik memiliki daya kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. plastik relatif murah, praktis dan fleksibel. Plastik memiliki daya kelebihan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plastik merupakan jenis limbah padat yang susah terurai dan volumenya terus meningkat. Peningkatan jumlah sampah plastik karena plastik relatif murah, praktis dan

Lebih terperinci

TEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN KEMASAN KERTAS DAN PLASTIK

TEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN KEMASAN KERTAS DAN PLASTIK TEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN KEMASAN KERTAS DAN PLASTIK Kertas Kasar Kertas Lunak Daya kedap terhadap air, gas, dan kelembaban rendah Dilapisi alufo Dilaminasi plastik Kemasan Primer Diresapi lilin,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Pengujian Variasi sudut kondensor dalam penelitian ini yaitu : sudut 0 0, 15 0, dan 30 0 serta aliran air dalam kondensor yaitu aliran air searah dengan laju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sampah merupakan suatu pokok permasalahan yang banyak di perbincangkan oleh orang-orang, seperti yang kita ketahui jumlah sampah di Indonesia setiap tahunnya mengalami

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Plastik Polyethylene Terephthalate (PET) Pada botol plastik yang transparan dan tembus pandang seperti botol air mineral, botol minuman sari buah, minyak goreng, kecap, sambal,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Saat ini, plastik banyak digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman.

I. PENDAHULUAN. Saat ini, plastik banyak digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, plastik banyak digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman. Ada berbagai alasan sehingga orang menggunakan kemasan plastik sebagai pembungkus pada makanan

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Produksi plastik di dunia tahun 2012 dalam Million tones (PEMRG, 2013)

Gambar 1.1 Produksi plastik di dunia tahun 2012 dalam Million tones (PEMRG, 2013) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia saat ini banyak menggunakan peralatan sehari-hari yang terbuat dari plastik. Plastik dipilih karena memiliki banyak keunggulan yaitu kuat, ringan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat Indonesia dalam membuang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DI KABUPATEN BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

AYO KENALI TANDA PENGENAL PLASTIK ( SUDAH ADA LHO! ) KALAU ANDA PEDULI HIDUP SELAMAT

AYO KENALI TANDA PENGENAL PLASTIK ( SUDAH ADA LHO! ) KALAU ANDA PEDULI HIDUP SELAMAT AYO KENALI TANDA PENGENAL PLASTIK ( SUDAH ADA LHO! ) KALAU ANDA PEDULI HIDUP SELAMAT Ayo bergabung di Warga Indonesia Siesta Peduli Lingkungan Dengan mengirimkan sms ke 9123 dan atau emailkan ke sapanusantara@matoa.org

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 AREN (Arenga pinnata) Pohon aren (Arenga pinnata) merupakan pohon yang belum banyak dikenal. Banyak bagian yang bisa dimanfaatkan dari pohon ini, misalnya akar untuk obat tradisional

Lebih terperinci

Jenis-jenis polimer. Berdasarkan jenis monomernya Polimer yang tersusun dari satu jenis monomer.

Jenis-jenis polimer. Berdasarkan jenis monomernya Polimer yang tersusun dari satu jenis monomer. Polimer Apakah Polimer? Polimer adalah suatu material yang tersusun dari suatu rantai molekul secara berulang. Polimer tersusun dari unit-unit yang disebut dengan monomer Contoh-contoh polimer yang sering

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di sebelah halaman sebelah timur Laboratorium Bahan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan Pirolisis Bahan yang di gunakan dalam pirolisis ini adalah kantong plastik es bening yang masuk dalam kategori LDPE (Low Density Polyethylene). Polietilena (PE)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari pembuangan kemasan plastik. Dengan keleluasaan yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. dari pembuangan kemasan plastik. Dengan keleluasaan yang diberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya pertumbuhan perekonomian dan industri plastik di Indonesia khususnya area Surabaya, menjadi modal penting yang dapat dimanfaatkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi di Indonesia secara umum meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan penduduk, pertumbuhan perekonomian maupun perkembangan teknologi. Pemakaian energi

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Asap cair merupakan suatu hasil kondensasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan-bahan yang banyak mengandung lignin, selulosa,

Lebih terperinci

DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK

DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK Oleh : DILLA FADHILAH BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sampah adalah suatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah tidak

Lebih terperinci

No Properties Value 1 Density kg/m 3 2 Viscosity 5.27 m. Poise 3 Flash Point 22 o C 4 Fire Point 29 o C 5 Calorific Value

No Properties Value 1 Density kg/m 3 2 Viscosity 5.27 m. Poise 3 Flash Point 22 o C 4 Fire Point 29 o C 5 Calorific Value BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pirolisis sudah banyak diteliti oleh peneliti pendahulu. Variabel dan alat yang digunakan dalam penelitiannya juga sudah bervariasi. Akan tetapi

Lebih terperinci

Sebuah tempat yang fleksibel, seperti kertas, plastik, atau kulit, yang digunakan untuk membawa atau menyimpan barang-barang.

Sebuah tempat yang fleksibel, seperti kertas, plastik, atau kulit, yang digunakan untuk membawa atau menyimpan barang-barang. Bag Sebuah tempat yang fleksibel, seperti kertas, plastik, atau kulit, yang digunakan untuk membawa atau menyimpan barang-barang. Film Lembaran yang tipis, fleksibel, transparan, seperti plastik yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berubah; dan harganya yang sangat murah (InSWA). Keunggulan yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. berubah; dan harganya yang sangat murah (InSWA). Keunggulan yang dimiliki 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plastik berasal dari gas alam dan minyak bumi yang dibuat melalui proses polimerisasi. Plastik mempunyai beberapa sifat istimewa yaitu mudah dibentuk sesuai dengan

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI COBA TEMA SAMPAH DAN PENANGGULANGANNYA (TES PENGUASAAN KONSEP)

KISI-KISI SOAL UJI COBA TEMA SAMPAH DAN PENANGGULANGANNYA (TES PENGUASAAN KONSEP) KISI-KISI SOAL UJI COBA TEMA SAMPAH DAN PENANGGULANGANNYA (TES PENGUASAAN KONSEP) Nama Sekolah : SMP Bakti Nusantara 666 Mata Pelajaran : IPA Kelas/ Semester : VII/II Kompetensi Inti : 3. Memahami pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Pengujian Variasi sudut kondensor dalam penelitian ini yaitu : 0 0, 15 0, dan 30 0 serta aliran air dalam kondensor yaitu aliran air searah dengan laju uap (parallel

Lebih terperinci

PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN PRODUK INDUSTRI RUMAH TANGGA PANGAN (IRTP)

PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN PRODUK INDUSTRI RUMAH TANGGA PANGAN (IRTP) PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN PRODUK INDUSTRI RUMAH TANGGA PANGAN (IRTP) BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Aspek Perlindungan dan

Lebih terperinci

Oleh : Endang Warsiki

Oleh : Endang Warsiki PENJAMINAN PANGAN AMAN MELALUI Bogor Agricultural University (IPB) PEMILIHAN BAHAN, PROSES DAN KEMASAN Oleh : Endang Warsiki Disampaikan pada Workshop Standar Food Safety Untuk Bisnis Makanan, Jakarta

Lebih terperinci

Identitas Responden. Lampiran 2: Kuesioner Penelitian

Identitas Responden. Lampiran 2: Kuesioner Penelitian Lampiran 2: Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Mahasiswa Dalam Menggunakan Plastik dan Styrofoam Sebagai Kemasan Makanan Di Fakultas Kesehatan Masrakat, Universitas Sumatera Utara Tahun 2012 No. Responden

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di dekat Gedung 5 Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian sampah Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika dikelola

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Sampah dikategorikan menjadi dua golongan, yang pertama adalah sampah organik yang berupa makanan sisa, sayuran, dan lain-lain dapat dihancurkan oleh mikroorganisme

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pemerintah No 18 tahun 1999).

BAB II LANDASAN TEORI. Pemerintah No 18 tahun 1999). BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Limbah a. Definisi Limbah Limbah adalah sisa suatu usaha dalam/ atau kegiatan (Peraturan Pemerintah No 18 tahun 1999). Limbah adalah bahan atau sisa buangan

Lebih terperinci

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar POLUSI Standart Kompetensi : Memahami polusi dan dampaknya pada manusia dan lingkungan Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi jenis polusi pada lingkungan kerja 2. Polusi Air Polusi Air Terjadinya polusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Ketersediaan Minyak Bumi Di Indonesia. Cadangan (proven+posibble) Produksi per tahun Ketersediaan (tanpa eksplorasi)

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Ketersediaan Minyak Bumi Di Indonesia. Cadangan (proven+posibble) Produksi per tahun Ketersediaan (tanpa eksplorasi) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan bakar fosil merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan manusia,tidak terkecuali di Indonesia. Hampir seluruh aktivitas manusia berkaitan dengan

Lebih terperinci

Gambar 1.1. Penggunaan plastik di dunia tahun 2007dalam Million tones

Gambar 1.1. Penggunaan plastik di dunia tahun 2007dalam Million tones BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Limbah plastik merupakan permasalahan serius karena sifatnya nonbiodegradable tidak terurai secara alami oleh mikro organisme serta unsurunsur kimia yang terkandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pertumbuhan penduduk sangat pesat. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk sehingga muncul banyak kendaraan-kendaraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian sampah Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika dikelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Populasi dunia meningkat dan dengan perkiraan terbaru akan

BAB I PENDAHULUAN. Populasi dunia meningkat dan dengan perkiraan terbaru akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Populasi dunia meningkat dan dengan perkiraan terbaru akan mencapai 10,4 miliar di tahun 2100 (Andrady, 2003). Meningkatnya populasi menuntut peningkatan kebutuhan

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian pirolisis dilakukan pada bulan Juli 2017. 3.1.2 Tempat Penelitian Pengujian pirolisis, viskositas, densitas,

Lebih terperinci

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4. LIMBAH Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.B3 PENGERTIAN Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 18/1999 Jo.PP 85/1999

Lebih terperinci

INTRODUCTION TO POLYMER. Oleh : LILIK MIFTAHUL KHOIROH, M.Si

INTRODUCTION TO POLYMER. Oleh : LILIK MIFTAHUL KHOIROH, M.Si INTRODUCTION TO POLYMER Oleh : LILIK MIFTAHUL KHOIROH, M.Si The term of polymer was first used by chemists from Sweden, Berzelius (1833) History of Polymer Polimer alam Polymer is combination from several

Lebih terperinci

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA 4.2 HASIL MODIFIKASI ALAT REAKTOR PIROLISIS

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA 4.2 HASIL MODIFIKASI ALAT REAKTOR PIROLISIS 40 BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA 4.1 PENDAHULUAN Hasil penelitian dan eksperimen akan ditampilkan di BAB IV ini. Hasil penelitian akan didiskusikan untuk mengetahui kinerja alat konversi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDAHULUAN 31 BAB III METODOLOGI 3.1 PENDAHULUAN Patent review merupakan ulasan atau rangkuman dari berbagai macam penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti lain yang sudah dipatenkan, dan yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di negeri kita yang tercinta ini, sampah menjadi masalah yang serius.

BAB I PENDAHULUAN. Di negeri kita yang tercinta ini, sampah menjadi masalah yang serius. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di negeri kita yang tercinta ini, sampah menjadi masalah yang serius. Bahkan di wilayah yang seharusnya belum menjadi masalah telah menjadi masalah. Yang lebih

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN PENGADUKAN DAN RASIO MINYAK/METANOL PADA PEMURNIAN MINYAK PIROLISIS DARI LIMBAH PLASTIK POLYETHYLENE

PENGARUH KECEPATAN PENGADUKAN DAN RASIO MINYAK/METANOL PADA PEMURNIAN MINYAK PIROLISIS DARI LIMBAH PLASTIK POLYETHYLENE Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT)3 2015 ISSN: 2339-028X PENGARUH KECEPATAN PENGADUKAN DAN RASIO MINYAK/METANOL PADA PEMURNIAN MINYAK PIROLISIS DARI LIMBAH PLASTIK POLYETHYLENE Herry Purnama 1*,

Lebih terperinci

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013 Sejarah Biogas BIOGAS (1770) Ilmuwan di eropa menemukan gas di rawa-rawa. (1875) Avogadro biogas merupakan produk proses anaerobik atau proses fermentasi. (1884) Pasteur penelitian biogas menggunakan kotoran

Lebih terperinci

Mengurangi plastik penting dan baik untuk kesehatan dan lingkungan kita

Mengurangi plastik penting dan baik untuk kesehatan dan lingkungan kita Seiring dengan hebohnya kandungan kimia di botol bayi yang katanya berbahaya (yang bikin jadi ngeliat-liat botol susu kemana-mana pergi...--dasar pengen belanja terus ajah heuheuhe) Jadi dikutiplah beberapa

Lebih terperinci

KLASIFIKASI LIMBAH. Oleh: Tim pengampu mata kuliah Sanitasi dan Pengolahan Limbah

KLASIFIKASI LIMBAH. Oleh: Tim pengampu mata kuliah Sanitasi dan Pengolahan Limbah KLASIFIKASI LIMBAH Oleh: Tim pengampu mata kuliah Sanitasi dan Pengolahan Limbah 1 Pengertian Limbah Limbah: "Zat atau bahan yang dibuang atau dimaksudkan untuk dibuang atau diperlukan untuk dibuang oleh

Lebih terperinci

BAB VI PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN

BAB VI PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN BAB VI PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN 6.1. Bahan Pengemas Dan Metode Pengemasan Menurut Suyitno (1990), pengemasan adalah penempatan produk didalam suatu kemasan untuk memberikan proteksi atau perlindungan

Lebih terperinci

Arang Tempurung Kelapa

Arang Tempurung Kelapa Arang Tempurung Kelapa Mengapa harus arang tempurung? Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), terutama minyak tanah, membuat masyarakat mencari alternatif lain untuk keperluan memasak. Salah satu yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga dapat menjelaskan dan membahas permasalahan

Lebih terperinci

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan. 1. Sejarah Perkembangan Timbulnya Pencemaran Kemajuan industri dan teknologi dimanfaatkan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sudah terbukti bahwa industri dan teknologi yang maju identik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I-l. Bab I. Pendahuluan. I.1. Latar Belakang. Nama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, rrrekanis dan

BAB I PENDAHULUAN. I-l. Bab I. Pendahuluan. I.1. Latar Belakang. Nama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, rrrekanis dan I-l BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Nama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, rrrekanis dan kimia. Secara garis besar, plastik dapat digolongkan menjadi dua, yakni plastik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi polimer pada saat ini telah memudahkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya akan bahan yang dapat didaur ulang (recycle), salah satu produk polimer

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 2. Latar Belakang Perancangan

I. PENDAHULUAN. 2. Latar Belakang Perancangan I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI 1. Penjelasan Tema/ Ide/ Judul Perancangan Pada judul laporan Desain Sofa Ruang Tamu Menggunakan Material Daur Ulang, dengan konsep Go-Green. Pemanfaatan

Lebih terperinci

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS Nedi Sunaedi nedi_pdil@yahoo.com PENGERTIAN SAMPAH Suatu bahan yang terbuang dari sumber aktivitas manusia dan/atau alam yang tidak

Lebih terperinci

BAB II PENANGANAN SAMPAH PLASTIK KOTA BANDUNG

BAB II PENANGANAN SAMPAH PLASTIK KOTA BANDUNG BAB II PENANGANAN SAMPAH PLASTIK KOTA BANDUNG 2.1. Sampah Plastik Sampah menurut SNI 19-2454-1991 tentang Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan didefinisikan sebagai limbah yang bersifat padat

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Penelitian pemisahan plastik dengan jig dilakukan dalam skala laboratorium untuk mengetahui sifat fisik sampel plastik, dan pengamatan proses jig dalam reaktor batch untuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. atau dibuat dari bahan asal batu bara, batu kapur, udara, air dan juga dari binatang

TINJAUAN PUSTAKA. atau dibuat dari bahan asal batu bara, batu kapur, udara, air dan juga dari binatang TINJAUAN PUSTAKA Limbah Plastik Plastik adalah bahan sintetis yang berasal dari minyak mineral, gas alam, atau dibuat dari bahan asal batu bara, batu kapur, udara, air dan juga dari binatang dan tumbuh-tumbuhan.

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN 52 Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN SISWA KELAS X TERHADAP PENGGUNAAN PLASTIK SEBAGAI TEMPAT PENYIMPANAN ATAU PENGEMAS MAKANAN DAN MINUMAN Nomor : A.KARAKTERISTIK RESPONDEN

Lebih terperinci

PENCEMARAN LINGKUNGAN. Purwanti Widhy H, M.Pd

PENCEMARAN LINGKUNGAN. Purwanti Widhy H, M.Pd PENCEMARAN LINGKUNGAN Purwanti Widhy H, M.Pd Pengertian pencemaran lingkungan Proses terjadinya pencemaran lingkungan Jenis-jenis pencemaran lingkungan PENGERTIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN Berdasarkan UU Pokok

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penggunaan minyak bumi terus-menerus sebagai bahan bakar dalam dunia

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penggunaan minyak bumi terus-menerus sebagai bahan bakar dalam dunia I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan minyak bumi terus-menerus sebagai bahan bakar dalam dunia industri dapat menyebabkan persediaan minyak bumi akan semakin habis karena minyak bumi merupakan sumber

Lebih terperinci

BANTAL UNIK DARI SAMPAH PLASTIK

BANTAL UNIK DARI SAMPAH PLASTIK BANTAL UNIK DARI SAMPAH PLASTIK SUROSO, S.Pd.SD SD Negeri 1 Datarajan, Kec. Ulubelu, Kab. Tanggamus, Lampung PENGANTAR Lingkungan sekolah yang indah, bersih dan sehat adalah impian setiap warga sekolah.

Lebih terperinci

PLASTIK SEBAGAI BAHAN KEMASAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN (oleh: Bambang S. Ariadi)

PLASTIK SEBAGAI BAHAN KEMASAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN (oleh: Bambang S. Ariadi) PLASTIK SEBAGAI BAHAN KEMASAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN (oleh: Bambang S. Ariadi) 1. PENDAHULUAN Pengembangan industri plastik mempunyai peranan yang besar dalam menunjang cabang industri lainnya, mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpenting di dalam menunjang kehidupan manusia. Aktivitas sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. terpenting di dalam menunjang kehidupan manusia. Aktivitas sehari-hari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin menipisnya sumber daya alam yang berasal dari sisa fosil berupa minyak bumi diakibatkan karena kebutuhan manusia yang semakin meningkat dalam penggunaan energi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aspal didefinisikan sebagai suatu cairan yang lekat atau berbentuk padat, yang terdiri dari hydrocarbons atau turunannya, terlarut dalam trichloro-ethylene dan bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu unsur penting dalam kehidupan manusia untuk berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat konsumsi air minum dalam kemasan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada lima puluh tahun terakhir, produk-produk yang dibuat dari bahan plastik telah menjadi kebutuhan sehari-hari. Bahan plastik ini mempunyai keunggulan

Lebih terperinci

Oleh: ANA KUSUMAWATI

Oleh: ANA KUSUMAWATI Oleh: ANA KUSUMAWATI PETA KONSEP Pencemaran lingkungan Pencemaran air Pencemaran tanah Pencemaran udara Pencemaran suara Polutannya Dampaknya Peran manusia Manusia mempunyai peranan dalam pembentukan dan

Lebih terperinci

yang terbuat dari lembaran atau potongan potongan kecil kayu yang direkat bersama-sama (Maloney,1996). Mengacu pada pengertian ini, komposit serbuk

yang terbuat dari lembaran atau potongan potongan kecil kayu yang direkat bersama-sama (Maloney,1996). Mengacu pada pengertian ini, komposit serbuk TINJAUAN PUSTAKA Pemanfaatan Limbah Kayu dan Plastik Sebagai Papan Plastik Komposit Komposit kayu merupakan istilah untuk menggambarkan setiap produk yang terbuat dari lembaran atau potongan potongan kecil

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT DESTILASI MINYAK DARI LIMBAH SAMPAH PLASTIK. : Judhid Adi Mursito. : I Gusti Ketut Sukadana, ST. MT.

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT DESTILASI MINYAK DARI LIMBAH SAMPAH PLASTIK. : Judhid Adi Mursito. : I Gusti Ketut Sukadana, ST. MT. PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT DESTILASI MINYAK DARI LIMBAH SAMPAH PLASTIK Oleh Dosen Pembimbing : Judhid Adi Mursito : I Gusti Ketut Sukadana, ST. MT. : I Gusti Ngurah Putu Tenaya, ST. MT ABSTRAK Destilasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plastik banyak digunakan untuk berbagai hal, di antaranya sebagai pembungkus makanan, alas makan dan minum, untuk keperluan sekolah, kantor, automotif dan berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini pemanfaatan polimer telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Sebagai contoh yang sering kita jumpai sehari-hari adalah plastik

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PEMBAKARAN PIROLISIS DAN KARBONISASI PADA BIOMASSA KULIT DURIAN TERHADAP NILAI KALORI

PERBANDINGAN PEMBAKARAN PIROLISIS DAN KARBONISASI PADA BIOMASSA KULIT DURIAN TERHADAP NILAI KALORI TURBO Vol. 5 No. 1. 2016 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo PERBANDINGAN PEMBAKARAN PIROLISIS DAN KARBONISASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi Indonesia yang terus meningkat dan keterbatasan persediaan energi yang tak terbarukan menyebabkan pemanfaatan energi yang tak terbarukan harus diimbangi

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.1

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.1 SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.1 1. Cara mengurangi pencemaran lingkungan akibat rumah tangga adalah... Membakar sampah plastik dan kertas satu minggu

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20

PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20 TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20 Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2012

BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2012 BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2012 FUNGSI KEMASAN WADAH PERLINDUNGAN FISIK PERLINDUNGAN BARRIER KOMUNIKASI KEAMANAN KENYAMANAN Identifikasi dan informasi produk Isi Ukuran Keamanan

Lebih terperinci