BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasannya. Hasil penelitian dan pembahasan merupakan jawaban atas tujuan yang telah disebutkan dalam bab satu. Pada bab ini yang akan diuraikan berkaitan dengan deskripsi profil SMP Negeri 2 Tuntang, manajemen sarana dan prasarana serta pembahasannya berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian yang telah dilaksanakan. 4.1 Hasil Penelitian Profil Sekolah Secara geografis, SMP Negeri2 Tuntang Kabupaten Semarang terletak di daerah pedesaan, dekat dengan Rawapening tepatnya di desa Candirejo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang (± 20 KM ke arah selatan dari pusat kota Ungaran). Meskipun demikian, lokasinya cukup strategis dan mudah dijangkau, baik menggunakan angkutan umum maupun kendaraan pribadi. Dilihat darisisi akademik dan nonakademik, prestasi yang diraih oleh SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang bisa dikatakan belum memenuhi harapan masyarakat sebagai stakeholder pendidikan. Dari sisi akademik perolehan nilai rata-rata Ujian Nasional dan prosentase kelulusan pada tahun pelajaran 2010/2011 mencapai prosentase kelulusan 100 %, namun rata-rata kelulusan masih belum sesuai harapan, dan masih ada nilai di bawah standar untuk mapel Matematika (2,75) dan Bahasa Inggris (2,50). Kemudian di tahun pelajaran 2011/2012 kelulusan juga mencapai 100%, untuk mapel bahasa Indonesia mengalami 39

2 kenaikan yang cukup signifikan dengan rata-rata 8,01 tetapi terjadi penurunan di 3 mapel yang lain, yaitu Bahasa Inggris (4,59), Matematika (5,11) dan IPA (5,35). Demikian juga masih terdapat nilai di bawah standar untuk mapel Bahasa Inggris 2,6, Matematika 2,5 dan IPA 2,0. Pada tahun 2012/2013 kelulusan juga mencapai 100 %, namun rata-rata untuk 3 mapel masih belum menggembirakan karena Matematika dan IPA mengalami penurunan ( Matematika 4,41 sedangkan IPA 4,69 ). Untuk itu, semua komponen pendidikan (sekolah dan komite sekolah) di SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang sudah memiliki komitmen bersama untuk meningkatkan prestasi akademik dan non akademik dari tahun ke tahun. Untuk mencapai tujuan tersebut, kami mengadakan pelajaran tambahan untuk 4 mata pelajaran yang di UN kan, dimulai sejak bulan September 2013 yang bertujuan untuk mempersiapkan diri sejak dini dalam menghadapi Ujian Nasional, sehingga perolehan nilai rata-rata Ujian Nasional pada tahun pelajaran 2014 / 2014 dan tahun-tahun berikutnya dapat meningkat, serta dapat mempertahankan prosentase kelulusan 100%. Berikut profil SMPN 2 Tuntang yang ditunjukkan dengan tabel : Tabel 1. Profil Sekolah Nama Sekolah No Statistik Sekolah Tipe Sekolah Alamat Sekolah SMP NEGERI 2 TUNTANG Telepon/ HP / Fax (0298) Status Sekolah Negeri Nilai Akreditasi A A/ A1/ A2/ B/ B1/ B2/ C/ C1/ C2 Jl. Mertokusumo - Ds Candirejo, Kec. Tuntang, Kab. Semarang, Prop. Jawa Tengah 40

3 A. Visi Sekolah Mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk jenjang Pendidikan Dasar sebagaimana termaktub dalam PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (pasal 26), maka tujuan pendidikan di SMP/MTs adalah untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Sejalan dengan tujuan pendidikan dasar tersebut, maka visi sekolah di SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang dirumuskan sebagai berikut : Terselenggaranya Pendidikan bermutu yang ditandai dengan meningkatnya prestasi dan budi pekerti luhur Indikator Visi : 1. Terwujudnya pengembangan kurikulum yang adaptif; 2. Terwujudnya pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan; 3. Terwujudnya penyelenggaraan proses pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan; 4. Terwujudnya peningkatan fasilitas pendidikan; 5. Terwujudnya peningkatan kompetensi kelulusan; 6. Terwujudnya peningkatan mutu kelembagaan dan manajemen; 7. Terwujudnya pengembangan pembiayaan pendidikan yang memadai, wajar, dan adil; 8. Terwujudnya pengembangan penilaian. 9. Terwujudnya pendidikan karakter dan imtaq yang terintegrasi dengan semua mata pelajaran dengan baik 41

4 B. Misi Sekolah a. Mewujudkan pengembangan kurikulum yang adaptif; b. Meningkatkan pengembangan tenaga pendidikan dan kependidikan; c. Mengupayakan penyelenggaraan proses pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan; d. Mewujudkan peningkatan fasilitas pendidikan; e. Mewujudkan peningkatan kompetensi lulusan; f. Mewujudkan manajemen bebasis sekolah yang tanguh; g. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam peningkatan pembiayaan, pendidikan yang memadai, wajar, dan adil; h. Meningkatkan pengembangan penilaian; i. Mewujudkan pendidikan karaker dan imtaq yang erintegrasi dengan semua mata pelajaran dengan baik Manajemen Sarana dan Prasarana di SMPN 2 Tuntang Manajemen sarana prasarabna yang ada di SMPN 2 Tuntang mencakup lima hal penting yaitu penentuan kebutuhan, proses pengadaan, penggunaan, pengurusan dan pencatatan dan pertanggung jawaban. 1. Penentuan Kebutuhan Penentuan kebutuhan sarana prasarana merupakan langkah awal yang harus disusun oleh sekolah sebagai upaya untuk menambah sarana prasarana yang akan dientukan atas dasar kebutuhan secara nyata. Sebelum melaksanakan kegiatan pengadaan barang rutin, SMPN 2 Tuntang melakukan kegiatan penentuan kebutuhan terlebih dahulu. 42

5 Penentuan kebutuhanyang dilakukan selama ini terdiri dari 3 hal yakni program analisis kebutuhan yang dilaksanakan oleh masing-masing guru dan juga setiap penanggung jawab atau kepala ruang. Daftar kebutuhan tersebut berupa catatan sederhana yang berisi tentang kebutuhan sarana prasarana yang dapat menunjang proses pembelajaran di sekolah. Tahapan selanjutnya adalah penyampaian kebutuhan dalam kegiatan rapat pada awal tahun, yang melibatkan kepala sekolah, guru dan karyawan di SMPN 2 Tuntang. Seluruh kebutuhan yang diajukan akan ditampung, akan tetapi tidak dapat disetujui atau diadakan begitu saja. Namun sekolah telah memberlakukan kebijakan dimana permohonan kebutuhan akan diseleksi oleh kepala sekolah bersama pihak yang berkepentingan dalam rapat koordiansi terlebih dahulu sebelum disusun dalam rencana kebutuhan. Penyeleksian tersebut akan dipertimbangkan berdasarkan kepentingan pendidikan, yakni sesuai dengan program pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pemilihan kebutuhan dipertimbangkan atas mana yang sangat penting, mana yang belum penting dan mana yang tdak penting. Selain itu, pertimbangan lain adalah mengenai anggaran yang dimiliki oleh SMPN 2 Tuntang. Hasil akhirnya akan menjadi dasar bagi sekolah dalam melaksanakan pengadaan, yakni beruapa daftar kebutuhan apa saja yang dapa dipenuhi pada tahun ini. Program penentuan kebutuhan sarana prasarana di SMPN 2 Tuntang bukan semata-mata hanya menjadi tanggung jawab kepala sekolah atau pengelola sarana prasarana saja, namun melibatkan seluruh anggota sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, guru, penanggung jawab setiap ruang, dan karyawan tata usaha. 43

6 2. Proses Pengadaan Proses pengadaan adalah kegiatan pelaksanaan atas kebutuhan yang telah direncanakan sebelumnya dalam rapat awal tahun. Dalam proses pengadaan, SMPN 2 Tuntang selalu menyesuaikan dengan rencana yang telah disusun. Pengadaan semua sarana prasarana selama ini dengan menggunanakan dana dari Pemerintah, baik daerah maupun pusat. SMPN 2 Tuntang menyadarai bahwa dana tersebut juga terbatas, namun sesuai dengan peraturan bahwa sekolah tidak boleh menerima dana dari pihak manapun untuk proses pembelajaran. Hal ini yang menyebabkan keadaan sarana prasarana belum memadai. Pengadaan sarana prasarana juga tidak terlepas dari pembuatan proposal. Penyusunan proposal berbeda-beda, hal tersebut akan disesuaikan oleh dana atau anggaran yang dterima dan ditujukan untuk kegiatan tertentu, namun kepastian proposal selalu ditujukan kepada Pemerintah karena dana yang diperoleh hanya dari Pemerintah. Pengadaan sarana prasarana di SMPN 2 Tuntang juga melakukan pelaporan kepada Dinas yang berkaitan dengan laporan pertanggung jawaban atas anggaran yang diperoleh. Salah sau kenyataan yang ditemukan adalah tentang masalah yang berhubungan degan pengadaan gedung di SMPN 2.Sesuai dengan hasil yang telah disampaikan diatas, pelaksanaan pemenuhan kebutuhan akan disesuaikan dengan rencana. Kaitan dengan gedung, juga dilaksanakan sesuai dengan kondisi nyata yang menunjukkan jika sekolah memang membutuhkan ruang tambahan. Saat ini ruang kelas yang dimiliki oleh sekolah tidak sebanding dengan jumlah rombongan belajar yang ada. SMPN 2 Tuntang mempunyai jumlah 20 rombongan belajar, 44

7 tetapi sekolah hanya memiliki 18 kelas sebagai tempat belajar sehari-hari. Sehingga rombongan belajar yang belum memiliki kelas harus menempati ruang media dan lab IPA untuk sementara. Kekurangan kelas ini terjadi karena pada tahun ajaran 2013/2014 sekolah menerima murid dalam jumlah lebih, artinya tidak sesuai dengan kelas yang dimiliki. Hal ini dilakukan SMPN 2 Tuntang dengan maksud untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat mengenai pendidikan. Kesadaran pendidikan masyarakat di rasa semakin meningkat, sehingga minat mereka untuk mengikuti pendidikan juga meningkat. Sebelum memutuskan untuk menerima siswa dengan jumlah lebih, SMPN 2 Tuntang sudah melaporkannya kepada Dinas tentang hal ini. Hasil dari laporan tersebut mendapatkan persetujuan dari Dinas atas beberepa pertimbangan, salah satunya adalah jarak antara SMPN 2 Tuntang dengan SMP lainnya. Persetujuan tersebut disertai dengan kesanggupan Dinas untuk membantu dalam pengusulan kelas baru untuk SMPN 2 Tuntang. Syaratnya adalah pengajuan proposal sesuai dengan kondisi nyata saat ini. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa SMPN 2 Tuntang memang kekurangan kelas yang ditunjukkan melalui foto. Pengajuan proposal telah dilakukan, namun sampai saat ini belum ada kejelasan tentang anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan kelas baru. Sehingga SMPN 2 Tuntang hanya bisa menunggu dana turun, baru dapat melaksanakan kegiatan pembangunan untuk kelas baru. 3. Penggunaan Salah satu hal penting yang ada di dalam kegiatan manajemen sarana prasarana adalah pengelolaan atas penggunaan. Seluruh pihak yanag ada di 45

8 sekolah memiliki tanggung jawab untuk merawat dan menjaga sarana prasarana yang dimilki sekolah, namun tanggung jawab khusus juga diterapkan di SMPN 2 Tuntang dengan sistem tertentu. Pengelolaan dalam pemakaian sarana dengan sistem tertentu sesuai dengan jenis barang, yakni sebagai berikut : 1. Bahan Habis Pakai Pemakaian bahan habis pakai disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing guru. Kebutuhan tersebut telah diajukan oleh guru pada awal tahun ajaran yang disetujui oleh kepala sekolah. Nantinya akan di belanjakan oleh tim pembelanjaan. Pengelolaan bahan habis pakai di SMPN 2 Tuntang menggunakan sistem pendistribusian langung, artinya barang-barang yang sudah diterima oleh pihak penerima barang akan langsung disalurkan kepada pihak yang membutuhkan tanpa melalui proses penyimpanan terlebih dahulu. 2. Bahan Tidak Habis Pakai Pemakaian bahan tidak habis pakai di SMPN 2 Tuntang selalu ada pengawasan dari pihak pengelola sarana dan prasarana. Pengelolaan pemakaian bahan tidak habis pakai diberlakukan sistem pinjam. Dimana peminjaman akan dilakukan oleh pihak yang membutuhkan kepada penanggung jawab barang tersebut. Penanggung jawab disini sesuai dengan jenis dan lokasi barang tersebut tersimpan. Misalnya laptop ada di ruang guru, maka tanggung jawab ada pada salah satu guru di kantor tersebut. Contoh lain bahan tidak habis pakai adalah LCD, kendaraan roda dua, kamera dll. Sistem peminjaman bahan tidak habis pakai juga akan 46

9 dilakukan pencatatan, pencatatan berupa tanggal pinjam dan kembali yang disertai tanda tangan pihak yang meminjam. 4. Pengurusan Pengurusan sarana prasarana di SMPN 2 Tuntang telah melibatkan semua anggota sekolah antara lain guru, karyawan dan siswa. Hal ini merupakan bentuk daripengaturan sarana prasarana. Pengaturan secara khusus dillaksanakan oleh penanggung jawab tertinggi yakni pihak pengurus sarpras, selain itu melibatkan tata usaha, kepala perpustakaan, dan kepala laboratorium untuk mengatur terkait dengan inventarisasi sarana prasarana yang ada, prosedur penggunaan, serta pemeliharaannya. Pemelihaarn yang dilakukan sebagai contoh aalah pengecatan tembok yang dilakukan setiap tahunnya. Guru dan seluruh karyawan maupun siswa juga ikut andil dalam pemeliharan atau menjaga sarana prasarana yang ada di sekolah. Dalam pengurusan semua sarana dan prasarana telah disertai denganpencatatan secara periodik. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah untuk mewujudkan efisiensi dalam pengelolaan sarana dan prasarana. Pencataan tersebut dilakukan oleh pihak pengelola sarana prasarana bagian pencatatan, sebagai salah satu bentuk pertanggung jawaban aatas pengelolaan yang dilaksanakan. Kegiatan yang dilakukan oleh SMPN 2 Tuntang terkait sarana prasarana adalah inventarisasi. Inventarisasi sarana prasarana di SMP 2 Tuntang meliputi seluruh sarana prasarana yng dimiliki. Pencatatan atau alat administrasi yang dimliki antara lain buku inventarisasi, buku pembelian dan kartu barang. Tetapi kepemilikan tiga instrumen tersebut, tidak dimanfaatkan oleh SMPN 2 Tuntang 47

10 sebagai alat/tempat untuk mencatat. Kenyataannya adalah bahwa saat ini pencatatan yang dilakukan hanya berupa inventaris sekolah secara komputerisasi. 5. Pertanggungjawaban Penggunaan barang-barang inventaris di SMPN 2 Tuntang akan dipertanggung jawabkan dengan jalan membuat laporan secara rutin.pembuatan laporan dilakukan oleh pihak pengelola sarana prasarana, yakni bagian pencatatan. Laporan penggunaan dan kepemilikan barang-barang tersebut ditujukan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang. Laporan ini dilakukan pertahun, yakni dua kali dalam setahun. Pembuatan laporan ini adalah tugas pihak pengelola sarana prasarana, sesuai dengan hasil dokumentasi ada beberapa komponen yang masuk dalam laporan. Komponennya sebagai berikut : 1. Kartu inventaris barang a. Tanah No, jenis/nama barang, nomor (kode barang dan register), luas M 2, tahun perolehan, status tanah yang terdiri dari hak dan sertifikat (tanggal dan nomor), penggunaan, asal-usul, harga serta keterangan. b. Peralatan dan mesin No, jenis/nama barang, nomor (kode barang dan register), merk/tipe, ukuran/cc, bahan, tahun perolehan, nomor (rangka pabrik, mesin, polisi, bpkb), asal-usul, harga serta keterangan 48

11 c. Gedung dan bangunan No, jenis/nama barang, nomor (kode barang dan register), konstruksi(tingkat/beton), luas lantai M 2, letak atau alamat lokasi, dokumen gedung (tanggal, nomor, luas M 2) dan status tanah (luas, status, kode), asal-usul, harga, kondisi (baik, kurang baik, rusak berat) serta keterangan. d. Jalan, irigasi dan jaringan No, jenis/nama barang, nomor (kode barang dan register), konstruksi, panjang KM, lebar M, letak lokasi, dokumen gedung (tanggal, nomor, status, kode), asal-usul, harga, kondisi (baik, kurang baik, rusak berat) serta keterangan. e. Aset tetap lainnya No, kode barang, jenis barang/nama barang, nomor registrasi, merk, tipe, bahan, tahun pembelian/perolehan, nomor pabrik, ukuran, jumlah, asal-usul/cara peroleh, harga, keterangan. f. Konstruksi dalam pengerjaan Laporan ini akan terisi apabila SMPN 2 Tuntang sedang melaksanakan kegiatan pembangunan gedung. Laporan terdiri dari kolom No, jenis barang/nama barang, bangunan, konstruksi bangunan (tingkat, beton), luas lantai, letak/alamat, dokumen gedung (tanggal, nomor), tanggal mulai kerja, tanah (status, kode), asal-usul, harga, keterangan. 49

12 2. Buku inventaris ekstracomtable Daftar atau laporan inventaris ekstracomtable merupakan barang-barang yang mengisi atau dimiliki oleh lab IPA. Laporan didalamnya antara lain No, nomor (kode baranag dan register), jenis barang/nama barang, konstruksi (tingkat, beton), luas lantai M 2, letak atau alamat lokasi, dokumen gedung (tanggal, nomor, luas M 2, status tanah (luas, status, kode), asal-usul, harga, kondisi (baik, kurang baik, rusak berat), keterangan. 3. Bantuan yang menambah nilai aset APBD I SMPN 2 Tuntang Kelengkapan laporan ini terdiri dari no, uraian, merk, type, bahan, kuitansi/bukti (tanggal, nomor), tahun, jumlah (satuan, harga, nilai aset), sumber dana, keterangan. 4. Bantuan yang menambah nilai aset APBD II SMPN 2Tuntang Laporan terdiri dari no, uraian, merk, type, bahan, kuitansi/bukti (tanggal, nomor), tahun, jumlah (satuan, harga, nilai aset), sumber dana, keterangan. 4.2 Pembahasan Manajemen Sarana Prasarana di SMPN 2 Tuntang Manajemen sarana dan prasarana diterapkan di SMPN 2 Tuntang dengan maksud agar dapat mempermudah berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pengurusan sarana prasarana agar tujuan sekolah dapat tercapai. Arikunto (2012: 3) menjelaskan bahwa manajemen selalu menyangkut adanya 3 hal yakni usaha kerjasama, oleh dua orang atau lebih, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan manajemen menurut Daryanto, ada 5 kegiatan, antara lain penentuan kebutuhan, proses 50

13 pengadaan, penggunaan, pengurusan dan pencatatan, serta pertanggungjawaban. Pembahasan dari hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1. Penentuan Kebutuhan Penentuan kebutuhan sarana prasarana merupakan langkah awal yang harus disusun oleh sekolah sebagai upaya untuk menambah sarana prasarana yang akan ditentukan atas dasar kebutuhan secara nyata. Penentuan kebutuhanyang dilakukan selama ini terdiri dari 3 hal yakni program analisis kebutuhan yang dilaksanakan oleh masing-masing guru dan juga setiap penanggung jawab atau kepala ruang. Daftar kebutuhan tersebut berupa catatan sederhana yang berisi tentang kebutuhan sarana prasarana yang dapat menunjang proses pembelajaran di sekolah. Tahapan selanjutnya adalah penyampaian kebutuhan dalam kegiatan rapat pada awal tahun, yang melibatkan kepala sekolah, guru dan karyawan di SMPN 2 Tuntang. Seluruh kebutuhan yang diajukan akan ditampung, akan tetapi tidak dapat disetujui atau diadakan begitu saja. Namun sekolah telah memberlakukan kebijakan dimana permohonan kebutuhan akan diseleksi oleh kepala sekolah bersama pihak yang berkepentingan dalam rapat koordiansi terlebih dahulu sebelum disusun dalam rencana kebutuhan. Hal ini di dukung oleh Barnawi (2012: 51) yang menjelaskan bahwa perencanaansaranadanprasaranapendidikanmerupakan proses perancanganupayapembelian, penyewaan, peminjaman, penukaran, daurulang, rekondisi/rehabilitasi, distribusiataupembuatanperalatandanperlengkapan yang sesuaidengankebutuhansekolah. Penyeleksian tersebut akan dipertimbangkan 51

14 berdasarkan kepentingan pendidikan, yakni sesuai dengan program pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pemilihan kebutuhan dipertimbangkan atas mana yang sangat penting, mana yang belum penting dan mana yang tdak penting. Selain itu, pertimbangan lain adalah mengenai anggaran yang dimiliki oleh SMPN 2 Tuntang. Beberapa kegiatan di SMPN 2 Tuntang mengenai perencanaan kebutuhan di dalam proses penentuan kebutuhan, di dukung oleh Bafadal (2003: 27), perencanaansaranadanprasaranasekolahharusmemenuhiprinsip-prinsip: a. Perencanaan sarana dan prasarana sekolah harus betul-betul merupakan proses intelektual. b. Perencanaan didasarkan pada analisis kebutuhan. c. Perencanaan sarana dan prasarana sekolah harus realistis, sesuai dengan kenyataan anggaran. d. Visualisasi hasil perencanaan sarana dan prasarana sekolah harus jelas dan rinci, baik jumlah, jenis, merek, dan harganya. Hasil akhirnya akan menjadi dasar bagi sekolah dalam melaksanakan pengadaan, yakni berupa daftar kebutuhan apa saja yang dapa dipenuhi pada tahun ini. Program penentuan kebutuhan sarana prasarana di SMPN 2 Tuntang bukan semata-mata hanya menjadi tanggung jawab kepala sekolah atau pengelola sarana prasarana saja, namun melibatkan seluruh anggota sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, guru, penanggung jawab setiap ruang, dan karyawan tata usaha. 2. Proses Pengadaan Proses pengadaan adalah kegiatan pelaksanaan atas kebutuhan yang telah direncanakan sebelumnya dalam rapat awal tahun. Dalam proses 52

15 pengadaan, SMPN 2 Tuntang selalu menyesuaikan dengan rencana yang telah disusun. Hal ini sesuai dengan (Daryanto, 2013: 112) bahwa pengadaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan upaya merealisasi rencana kebutuhan pengadaan perlengkapan yang telah disusun sebelumnya Pengadaan semua sarana prasarana selama ini dengan menggunakan dana dari Pemerintah, baik daerah maupun pusat. Jadi semua sarana prasarana sekolah diuapayakan dengan pembelian sesuai dengan Barnawi (2012: 60) yang menyebutkan bahwa Pembelian, adalah pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara sekolah menyerahkan sejumlah uang kepada penjual untuk memperoleh sarana dan prasarana sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Pembelian dapat dilakukan jika kondisi keuangan sekolah memang memungkinkan. Sehingga pengadaan sarana prasarana juga tidak terlepas dari pembuatan proposal. Penyusunan proposal berbeda-beda, hal tersebut akan disesuaikan oleh dana atau anggaran yang dterima dan ditujukan untuk kegiatan tertentu, namun kepastian proposal selalu ditujukan kepada Pemerintah karena dana yang diperoleh hanya dari Pemerintah. Salah satu kenyataan yang ditemukan adalah tentang masalah yang berhubungan degan pengadaan gedung di SMPN 2.Sesuai dengan hasil yang telah disampaikan diatas, pelaksanaan pemenuhan kebutuhan akan disesuaikan dengan rencana. Kaitan dengan gedung, juga dilaksanakan sesuai dengan kondisi nyata yang menunjukkan jika sekolah memang membutuhkan ruang tambahan. Saat ini ruang kelas yang dimiliki oleh sekolah tidak 53

16 sebanding dengan jumlah rombongan belajar yang ada. SMPN 2 Tuntang mempunyai jumlah 20 rombongan belajar, tetapi sekolah hanya memiliki 18 kelas sebagai tempat belajar sehari-hari. Sehingga rombongan belajar yang belum memiliki kelas harus menempati ruang media dan lab IPA untuk sementara. Kekurangan kelas ini terjadi karena pada tahun ajaran 2013/2014 sekolah menerima murid dalam jumlah lebih, artinya tidak sesuai dengan kelas yang dimiliki. Kegiatan ini tidak mendukung teori Menurut (Daryanto. 2013: 109) yang menjelaskan bahwa Menghitung kebutuhan ruang belajar harus memperhatikan tambahan jumlah siswa yang diperkirakan akan ditampung pada tahun yang akan datang. Perkiraan tambahan jumlah siswa didasarkan pada anak usia sekolah yang akan ditampung dan arus lulusan yang akan memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi ditingkat propinsi/kabupaten.selanjutnya, perhitungan kebutuhan raung belajar dapat diformulasikan sebagai berikut : - Jumlah siswa - Kebutuhan yang diperkirakan sekarang - Tambahan ruang belajar - Jumlah siswa - Rata-rata per kelas 3. Penggunaan Salah satu hal penting yang ada di dalam kegiatan manajemen sarana prasarana adalah pengelolaan atas penggunaan. Seluruh pihak yanag ada di sekolah memiliki tanggung jawab untuk merawat dan menjaga sarana prasarana yang dimilki sekolah, namun tanggung jawab khusus juga diterapkan di SMPN 2 Tuntang dengan sistem tertentu. Pengelolaan dalam 54

17 pemakaian sarana dengan sistem tertentu sesuai dengan jenis barang, yakni sebagai berikut : a. Bahan Habis Pakai Penggunaan/ pemakaian bahan habis pakai disesuaikan dengan kebutuhan di SMPN 2 Tuntang. Menggunakan sistem pendistribusian langung, berarti barang-barang yang sudah diterima dan di inventarisasikan langsung disalurkan pada bagian-bagian yang membutuhkan tanpa melalui proses penyimpanan terlebih dahulu. Sehingga SMPN 2 Tuntang telah menetapkan prinsip efektivitas, kegiatan tersebut mendukung teori Daryanto (2013: 112) bahwa Prinsip efektfitas berarti semua pemakaian perlengkapan pendidikan di sekolah harus ditujukan semata-mata dalam memperlancar pencapaian tujuan pendidikan sekolah, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Selain itu, teori lain juga mendukung bahwa hal ini dilakukan sekolah karena bahan habis pakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat (Daryanto, 2013: 106). Oleh karenanya SMPN 2 Tuntang tidak melakukan penyimpanan atas barang habis pakai. b. Bahan Tidak Habis Pakai Pemakaian bahan tidak habis pakai di SMPN 2 Tuntang berada dibawah pengawasan pengelola sarana dan prasarana. Pengelolaan pemakaian bahan tidak habis pakai diberlakukan sistem pinjam. Sesuai pendapat Arikunto (2013: 107) yang menjelaskan bahwa barang tidak 55

18 habis pakai juga dapat dikategorikan sarana pendidikan tahan lama, adalah keselutuhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus menerus dan dalam waktu yang relatif lama. Oleh karena itu, SMPN 2 Tuntang mengelolanya dengan penyimpanan sesuai jenis barang dan lokasi penyimpanan. Barang-barang tersebut telah dikelola dengan sistem peminjaman. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Daryanto (2013: 112) tentang prinsip efisiensi yakni pemakaian semua perlengkapan pendidikan secara hemat dan hati-hati sehingga semua perlengkapan yang ada tidak mudah habis, rusak, atau hilang. 4. Pengurusan Pengurusan sarana prasarana di SMPN 2 Tuntang telah melibatkan semua anggota sekolah terkait sarana prasarana yang ada. Dalam pengurusan semua sarana dan prasarana telah disertai dengan pencatatan secara periodik. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah untuk mewujudkan efisiensi dalam pengelolaan sarana dan prasarana. Pencataan tersebut dilakukan oleh pihak pengelola sarana prasarana bagian pencatatan, sebagai salah satu bentuk pertanggung jawaban aatas pengelolaan yang dilaksanakan. Kegiatan yang dilakukan oleh SMPN 2 Tuntang terkait sarana prasarana adalah inventarisasi. Bafadal( 2003: 61)mengemukakan pengertian inventarisasi, yakni pencatatan dan penyusunan daftar barang milik Negara secara sistematis, tertib, dan teratur berdasarkan ketentuan-ketentuan atau pedoman-pedoman yang berlaku. Inventarisasi sarana prasarana di SMP 2 Tuntang meliputi seluruh 56

19 sarana prasarana yng dimiliki.pencatatan atau alat administrasi yang dimliki antara lain buku inventarisasi, buku pembelian dan kartu barang. Tetapi kepemilikan tiga instrumen tersebut, tidak dimanfaatkan oleh SMPN 2 Tuntang sebagai alat/tempat untuk mencatat. Kenyataannya adalah bahwa saat ini pencatatan yang dilakukan hanya berupa inventaris sekolah secara komputerisasi. 5. Pertanggungjawaban Penggunaan barang-barang inventaris SMPN 2 Tuntang telah dipertanggung jawabkan dengan jalan membuat laporan pengadaan dan penggunaan sarana prasarana. Hal ini juga sesuai dengan (Bafadal, 2003:61). yang menjelaskan bahwa Semua perlengkapan pendidikan di sekolah atau barang inventaris sekolah harus dilaporkan, termasuk perlengkapan baru kepada pemerintah, yaitu departemennya, sekolah swasta wajib melaporkannya kepada yayasannya Sekolah negeri melaporkan sarana dan prasarana yang dimilikinya kepada pemerintah, sedangkan sekolah swasta melaporkan sarana dan prasarana yang dimilikinya kepada yayasan. Laporan tersebut yang ditujukan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang. Hal tersebut sejalan dengan teori Daryanto (2013: 126) yang menyebutkan bahwa kegiatan inventarisasi perlengkapan pendidikan adalah kegiatan yangberhubungan dengan pembuatan laporan. Laporan tersebut dilakukan dua kali dalam setahun, yakni satu semester (bulan 1 sampai bulan 6) dan satu tahun (bulan 1 sampai bulan 57

20 12).Pembuatan laporan ini merupakan salah satu tugas dari pihak pengelola sarana prasarana, sesuai dengan hasil dokumentasi ada beberapa komponen yang masuk dalam laporan adalah kartu inventaris barang, Buku inventaris ekstracomtable, Bantuan yang menambah nilai aset APBD I SMPN 2 Tuntang, Bantuan yang menambah nilai aset APBD II SMPN 2 Tuntang Diantara beberapa komponen dalam laporan tersebut, sejalan dengan teori dari Koesmadji dkk (2004) dalam Daryanto (2013: 126) yang meyebutkan bahwa hal-hal umum yang diperlukan pada inventaris mencakup : kode alat/ bahan, nama alat/bahan, spesifikasi alat/bahan (merk, tipe, dan pabrik pembuatan alat, sumber pemberi alat dan tahun pengadaan, tahun penggunaan, jumlah dan kuantitas, kondisi alat (baik atau rusak). 58

BAB II LANDASAN TEORI. kerangka rasional untuk melakukan analisis data penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI. kerangka rasional untuk melakukan analisis data penelitian. BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan dikaji teori-teori yang relevan guna memberi kerangka rasional untuk melakukan analisis data penelitian. 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen (Usman,

Lebih terperinci

PROPOSAL USULAN PEMBANGUNAN DAN RUANGAN SEKOLAH SMP NEGERI 1 PASIR BELENGKONG TAHUN ANGGARAN 2018

PROPOSAL USULAN PEMBANGUNAN DAN RUANGAN SEKOLAH SMP NEGERI 1 PASIR BELENGKONG TAHUN ANGGARAN 2018 PROPOSAL USULAN PEMBANGUNAN DAN RUANGAN SEKOLAH SMP NEGERI 1 PASIR BELENGKONG TAHUN ANGGARAN 2018 PEMERINTAH KABUPATEN PASER DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SMPN 1 PASIR BELENGKONG TAHUN 2018 PEMERINTAH

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA TAHUNAN SMP NEGERI 05 BATU TAHUN

LAPORAN KERJA TAHUNAN SMP NEGERI 05 BATU TAHUN LAPORAN KERJA TAHUNAN SMP NEGERI 05 BATU TAHUN 2015 2016 OLEH: KEPALA SEKOLAH SMPN 05 BATU DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 05 BATU (STATE JUNIOR HIGH SCHOOL) Jl. Lapangan Lemah

Lebih terperinci

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia Panduan EDS Kepala Sekolah Dokumen ini diperuntukkan bagi PTK dan Siswa KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 40 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN VERIFIKASI DAN PENILAIAN BARANG MILIK DAERAH

LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 40 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN VERIFIKASI DAN PENILAIAN BARANG MILIK DAERAH LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 0 TAHUN 0 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN VERIFIKASI DAN PENILAIAN BARANG MILIK DAERAH I. FORMAT VERIFIKASI BARANG MILIK DAERAH BERITA ACARA VERIFIKASI

Lebih terperinci

FORM EDS KEPALA SEKOLAH

FORM EDS KEPALA SEKOLAH FORM EDS KEPALA SEKOLAH NAMA : Nuptk : 1. KS.1.1 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada tingkat kabupaten/kota pada satu tahun terakhir adalah... 2. KS.1.2 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Lembaga pendidikan merupakan salah satu wadah bagi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Lembaga pendidikan merupakan salah satu wadah bagi sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lembaga pendidikan merupakan salah satu wadah bagi sumber daya manusia untuk menggali dan mengembangkan kemampuan, baik dalam bidang akademik maupun non

Lebih terperinci

SOAL EDS ONLINE UNTUK KS.

SOAL EDS ONLINE UNTUK KS. SOAL EDS ONLINE UNTUK KS. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KS.1.1 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada tingkat kabupaten/kota pada satu tahun terakhir adalah... KS.1.2 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah

Lebih terperinci

2015 ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

2015 ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan alat yang efektif untuk

Lebih terperinci

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Tuntutan itu sangat wajar dan masuk akal serta bukan termasuk isu

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Tuntutan itu sangat wajar dan masuk akal serta bukan termasuk isu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tantangan dan perkembangan pendidikan di Indonesia pada masa yang akan datang semakin besar dan kompleks. Hal ini disebabkan adanya perubahan tuntutan masyarakat

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN OBJEK PENELITIAN

BAB III KAJIAN OBJEK PENELITIAN BAB III KAJIAN OBJEK PENELITIAN A. Sejarah dan Perkembangan SMP 28 Semarang SMP 28 Semarang berdiri tahun 1985 dengan lokasi sekolah berada di ujung barat wilayah Kota Semarang, tepatnya di kelurahan Mangkangkulon

Lebih terperinci

INDIKATOR DAN TOLAK UKUR KINERJA BELANJA LANGSUNG

INDIKATOR DAN TOLAK UKUR KINERJA BELANJA LANGSUNG I. PROGRAM DAN KEGIATAN Program : Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Aset Daerah. Kegiatan : 1. Penyusunan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah 2. Peningkatan Manajemen Aset / Barang Daerah

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORM DAN PEMANFAATAN DATA SARANA-PRASARANA SEKOLAH UNTUK PEMELIHARAAN

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORM DAN PEMANFAATAN DATA SARANA-PRASARANA SEKOLAH UNTUK PEMELIHARAAN PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORM DAN PEMANFAATAN DATA SARANA-PRASARANA SEKOLAH UNTUK PEMELIHARAAN User Manual Petunjuk Penggunaan Juli 2010 DECENTRALIZED BASIC EDUCATION (DBE-1) USAID PETUNJUK PENGISIAN

Lebih terperinci

Heri Wanto G

Heri Wanto G MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SMK MUHAMMADIYAH 4 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012 Karya Ilmiah Ini Disusun untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mendapatkan

Lebih terperinci

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 I. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) huruf A, B, C, atau D pada lembar jawaban! 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) SMP STANDAR NASIONAL 2010/2011

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) SMP STANDAR NASIONAL 2010/2011 FEMY RIYANTI, S.Pd RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SEKOLAH () SMP STANDAR NASIONAL 2010/2011 NGAWI ALAMAT : JL. RAYA KENDUNG-POJOK KWADUNGAN NGAWI TELP. (0351) 771 9686 PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG IZIN PENDIRIAN LEMBAGA SATUAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN 3.1 Tentang Sekolah 3.1.1 Sejarah Sekolah Sekolah Menengah Kejuruan Malaka berdiri sejak Tahun 1985 yang berada di bawah naungan Yayasan Budi Utomo. Sekolah ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasayarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 9 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Berdasarkan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 TRAGAH BANGKALAN. A. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Tragah Bangkalan.

BAB III GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 TRAGAH BANGKALAN. A. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Tragah Bangkalan. BAB III GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 TRAGAH BANGKALAN A. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Tragah Bangkalan. Sebelum dikemukakan sejarah berdirinya SMP N 1 Tragah Bangkalan, terlebih dahulu penulis kemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Nama dan Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Nama dan Sejarah Perusahaan 1 I PENDHULUN 1.1 Nama dan Sejarah Perusahaan SD Indriasana Palembang yang beralamat di jalan angau No 1271 Palembang didirikan pada tanggal 19 gustus 1973 dengan jumlah murid pertama kali sebanyak 24

Lebih terperinci

Dr. Ahmad Yusuf Sobri, S.Sos., M.Pd Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

Dr. Ahmad Yusuf Sobri, S.Sos., M.Pd Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA Dr. Ahmad Yusuf Sobri, S.Sos., M.Pd Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENGERTIAN MANAJEMEN SARPRAS Pengaturan sarpras pendidikan dengan melibatkan SDM, guna menunjang berlangsungnya

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. bangunan ini didirikan pada tahun 1949 dengan alamatnya jl. WR. Supratman

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. bangunan ini didirikan pada tahun 1949 dengan alamatnya jl. WR. Supratman 39 BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan Sejarah Sekolah Menengah Pertama Negri 22 Bandung pada awalnya bangunan ini didirikan pada tahun 1949 dengan alamatnya jl. WR. Supratman No.24

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada bulan Mei tahun 2013 sampai bulan Juli tahun 2013.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada bulan Mei tahun 2013 sampai bulan Juli tahun 2013. 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tentang pengelolaan sekolah standar nasional di SMP Negeri 8 Kota Gorontalo diawali dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian SMP-RSBI RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) adalah sekolah yang melaksanakan atau menyelenggarakan pendidikan bertaraf internasional, dimana baru sampai

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN PEMBAHASAN PENELITIAN Pengelolaan sarana dan prasarana sangat penting karena dengan adanya pengelolaan sarana dan prasarana lembaga pendidikan akan terpelihara dan jelas

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KODEFIKASI LOKASI DAN BARANG MILIK DAERAH WALIKOTA SURABAYA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KODEFIKASI LOKASI DAN BARANG MILIK DAERAH WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KODEFIKASI LOKASI DAN BARANG MILIK DAERAH WALIKOTA SURABAYA Menimbang : a. bahwa untuk mengamankan dan memberikan kejelasan

Lebih terperinci

BAB III KONDISI OBJEK PENELITIAN. A. Selintas Tentang SMA Muhammadiyah 1 Palembang. 1. Sejarah Singkat SMA Muhammadiyah 1 Palembang

BAB III KONDISI OBJEK PENELITIAN. A. Selintas Tentang SMA Muhammadiyah 1 Palembang. 1. Sejarah Singkat SMA Muhammadiyah 1 Palembang BAB III KONDISI OBJEK PENELITIAN A. Selintas Tentang SMA Muhammadiyah 1 Palembang 1. Sejarah Singkat SMA Muhammadiyah 1 Palembang Berdirinya SMA Muhammadiyah 1 Palembang pada Bulan Juli tahun 1956, Pendiri

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG Disusun oleh : Nama : Yermia Yuda Prayitno NIM : 4201409025 Program studi : Pendidikan Fisika FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

BAB IV MANAJENEN SARANA DAN PRASARANA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 2 PENAWANGAN GROBOGAN

BAB IV MANAJENEN SARANA DAN PRASARANA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 2 PENAWANGAN GROBOGAN BAB IV MANAJENEN SARANA DAN PRASARANA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 2 PENAWANGAN GROBOGAN A. Deskripsi Data Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada hari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA. dalam pengadaan sumber belajar di MA Al-Fatah Palembang.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA. dalam pengadaan sumber belajar di MA Al-Fatah Palembang. 72 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA Pada bab ini penulis akan mengemukakan uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan. Adapun data yang dimaksud yaitu data yang berkaitan dengan keadaan

Lebih terperinci

SD NEGERI BALEWANGI 01 UPTD PENDIDIKAN DASAR KEC. CISURUPAN KABUPATEN GARUT PROVINSI JAWA BARAT Tlp. (0262)

SD NEGERI BALEWANGI 01 UPTD PENDIDIKAN DASAR KEC. CISURUPAN KABUPATEN GARUT PROVINSI JAWA BARAT Tlp. (0262) PROPOSAL PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU DAN RUANG PERLENGKAPAN LAINNYA (RUANG PERPUSTAKAAN, IPA) SD NEGERI BALEWANGI 01 UPTD PENDIDIKAN DASAR KEC. CISURUPAN KABUPATEN GARUT PROVINSI JAWA BARAT Tlp. (0262)

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENATAUSAHAAN DAN PENGAMANAN BARANG MILIK DAERAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berfungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi di Indonesia ialah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM SMP ASA CENDIKIA SEDATI. A. Sejarah Singkat SMP Asa Cendikia Sedati Sidoarjo

BAB IV GAMBARAN UMUM SMP ASA CENDIKIA SEDATI. A. Sejarah Singkat SMP Asa Cendikia Sedati Sidoarjo BAB IV GAMBARAN UMUM SMP ASA CENDIKIA SEDATI Gambaran umum obyek penelitian ini meliputi Sejarah singkat SMP Asa Cendikia Sedati Sidoarjo, tujuan pendidikan, visi dan misi SMP Asa Cendikia Sedati Sidoarjo,

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA 2.1 Visi Dalam rangka mewujudkan cita-cita mencerdaskan bangsa dan sejalan dengan visi pendidikan nasional, maka visi pembangunan pendidikan di Kabupaten Sumbawa

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SMA NEGERI 1 GADINGREJO NSS: 301120614011 NPSN: 10805045 NIS: 300110 Jalan Tegalsari No.001 Kec. Gadingrejo, Kab. Pringsewu Prop. Lampung 35372

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

RESPONDEN KEPALA SEKOLAH

RESPONDEN KEPALA SEKOLAH Bapak/Ibu/Sdr Kepala Sekolah yang terhormat, RESPONDEN KEPALA SEKOLAH Dengan ini pekenankanlah saya Wisnu Subagyo mahasiswa Pasca Sarjana Magister Manajemen Pedidikan UKSW mohon kebaikan hati Bapak/Ibu

Lebih terperinci

PROFIL UPTD PAUD DAN SD KECAMATAN KARAWANG TIMUR

PROFIL UPTD PAUD DAN SD KECAMATAN KARAWANG TIMUR PROFIL UPTD PAUD DAN SD KECAMATAN KARAWANG TIMUR SEJARAH UPTD PAUD dan SD Kecamatan Karawang Timur terletak di Kecamatan Karawang Timur di Kabupaten Karawang dengan alamat Jl Surotokunto No15 Desa Warungbambu

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Berdirinya SMP Islam Al Azhar 3 Bintaro SMP Islam Al Azhar 3 didirikan tahun 1992 dengan menempati gedung SD Islam Al Azhar 4 Kebayoran Lama sebagai

Lebih terperinci

STATUS SEKOLAH: NEGERI TERAKREDITASI: A NILAI : 94

STATUS SEKOLAH: NEGERI TERAKREDITASI: A NILAI : 94 STATUS SEKOLAH: NEGERI TERAKREDITASI: A NILAI : 94 unggul dalam prestasi berlandaskan imtaq dan iptek Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa dapat berkembang secara

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 36 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Indikator Kinerja Dinas Pendidikan Kota Pontianak yang mendukung visi, misi, tujuan dan sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto,

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto, SOAL PILIHAN GANDA 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah menyebutkan bahwa dimensi kompetensi supervisi meliputi... a. Mengidentifikasi permasalahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dana Pendidikan 2.1.1 Pengertian Dana Pendidikan Menurut Mulyasa (2011:167) menyatakan bahwa dana merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektivitas dan

Lebih terperinci

: Babakan Ciomas RT. 2/3 ds. Parakan Kec. Ciomas Kab. Bogor

: Babakan Ciomas RT. 2/3 ds. Parakan Kec. Ciomas Kab. Bogor Penyusun: Tim Pengembang Madrasah Nama Madrasah Alamat : MTs Al Inayah : Babakan Ciomas RT. 2/3 ds. Parakan Kec. Ciomas Kab. Bogor Program Prioritas MTs. Al Inayah STANDAR ISI 0 MENENTUKAN PROGRAM PRIORITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) memiliki bobot 3 SKS dan merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa UNY yang mengambil jurusan kependidikan. Program

Lebih terperinci

BAB IV MANAJEMEN KEUANGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI SMK SYAFI I AKROM PEKALONGAN

BAB IV MANAJEMEN KEUANGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI SMK SYAFI I AKROM PEKALONGAN BAB IV MANAJEMEN KEUANGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI SMK SYAFI I AKROM PEKALONGAN A. Deskripsi Data 1. Penganggaran Keuangan di SMK Syafi i Akrom Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan SMK

Lebih terperinci

PROFIL / KEADAAN SEKOLAH UPTD SMAN 1 KARANGREJO - TULUNGAGUNG. 1. Nama Sekolah : UPTD SMA Negeri 1 Karangrejo

PROFIL / KEADAAN SEKOLAH UPTD SMAN 1 KARANGREJO - TULUNGAGUNG. 1. Nama Sekolah : UPTD SMA Negeri 1 Karangrejo LAMPIRAN II PROFIL / KEADAAN SEKOLAH UPTD SMAN 1 KARANGREJO - TULUNGAGUNG A. Data Sekolah 1. Nama Sekolah : UPTD SMA Negeri 1 Karangrejo Status : Negeri 2. Alamat Sekolah : Jalan Raya Karangrejo Sendang

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG KODEFIKASI LOKASI DAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG KODEFIKASI LOKASI DAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG KODEFIKASI LOKASI DAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. b. Mengingat : 1. 2. 3.

Lebih terperinci

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 1.

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 1. PENGELOLAAN KEUANGAN DANA ALOKASI KHUSUS PENDIDIKAN KEGIATAN PEMENUHAN PRASARANA SEKOLAH BAGI SD DAN SMP BERDASARKAN KETENTUAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR NOMOR 144/C/KP/2015 http://binpers.com/wp-content/uploads/2015/10/dak.jpg

Lebih terperinci

BUPATI GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ASET MILIK DESA

BUPATI GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ASET MILIK DESA BUPATI GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ASET MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI GUNUNGKIDUL, Menimbang

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sehingga memerlukan penyesuaian, peningkatan sarana dan prasarana yang. diperlukan untuk mendukung terselenggaranya roda pemerintahan.

I. PENDAHULUAN. sehingga memerlukan penyesuaian, peningkatan sarana dan prasarana yang. diperlukan untuk mendukung terselenggaranya roda pemerintahan. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Kuantan Singingi merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Indragiri Hulu. Kabupaten Kuantan Singingi terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 53 Tahun

Lebih terperinci

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN e-pemantauan dan Evaluasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN Nama

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2018 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2018 TENTANG PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan peserta didik, baik secara mental maupun intelektual, digembleng agar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan peserta didik, baik secara mental maupun intelektual, digembleng agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah merupakan suatu organisasi yang bergerak di bidang pendidikan, dan merupakan salah satu faktor penentu mutu sumber daya manusia. Melalui pendidikan peserta

Lebih terperinci

LAMPIRAN 2 BPLU FKIP UMT

LAMPIRAN 2 BPLU FKIP UMT LAMPIRAN 2 BPLU FKIP UMT GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Profil Perusahaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang merupakan bagian dari Fakultas Universitas Muhammadiyah Tangerang

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 36TAHUN 2010 TENTANG KODEFIKASI LOKASI DAN BARANG MILIK DAERAH WALIKOTA SURABAYA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 36TAHUN 2010 TENTANG KODEFIKASI LOKASI DAN BARANG MILIK DAERAH WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 36TAHUN 2010 TENTANG KODEFIKASI LOKASI DAN BARANG MILIK DAERAH WALIKOTA SURABAYA Menimbang : a. bahwa untuk mengamankan dan memberikan kejelasan status

Lebih terperinci

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG, : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 ayat (1) Peraturan

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG, : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 ayat (1) Peraturan WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 1380 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) SMP STANDAR NASIONAL 2010/2011

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) SMP STANDAR NASIONAL 2010/2011 UMAR SAID, S.Pd RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SEKOLAH () SMP STANDAR NASIONAL 2010/2011 NGAWI ALAMAT : JL. RAYA KENDUNG-POJOK KWADUNGAN NGAWI TELP. (0351) 771 9686 PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PADA DINAS KESEHATAN YANG MENERAPKAN

Lebih terperinci

BAB VII STANDAR PENGELOLAAN

BAB VII STANDAR PENGELOLAAN BAB VII STANDAR PENGELOLAAN Bagian Kesatu Tata Kelola Pasal 34 Pengelolaan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo menerapkan otonomi perguruan tinggi yang dalam batas-batas yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PRINGSEWU DINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

PEMERINTAH KABUPATEN PRINGSEWU DINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PEMERINTAH KABUPATEN PRINGSEWU DINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA SMA NEGERI 1 GADINGREJO Jalan Tegalsari No.001 Kec. Gadingrejo, Kab. Pringsewu Prop. Lampung ( 0721 ) 94858 E-mail : sman1gadingrejo@yahoo.com,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I

BAB I PENDAHULUAN BAB I BAB I BAB I 1 A Latar Belakang Lahirnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) merupakan perwujudan dari tekad melakukan reformasi pendidikan untuk menjawab tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk kegiatan pemerintahan. Aset tetap tersebut merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk kegiatan pemerintahan. Aset tetap tersebut merupakan salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program pemerintah semakin gencar terhadap pembangunan Indonesia yang sesuai dengan cita-cita bersama, yaitu bangsa Indonesia yang makmur dan sejahtera. Hal ini menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan bangsa. Sebagaimana dinyatakan para ahli, bahwa keberhasilan pembangunan negara-negara berkembang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

Tabel Pedoman Wawancara. pendidikan. Realisasi atas penentuan kebutuhan Dana pengadaan Pengadaan : -alat pembelajaran, bangunan, tanah

Tabel Pedoman Wawancara. pendidikan. Realisasi atas penentuan kebutuhan Dana pengadaan Pengadaan : -alat pembelajaran, bangunan, tanah Lampiran 1 NO UNSUR MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA Tabel Pedoman Wawancara SUB INDIKATOR RESPONDEN 1 Penentuan kebutuhan Koreksi kekayaan kepala sekolah, mementingkan kebutuhan pengelola sarana pendidikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam Bab IV, maka secara umum berikut ini disajikan kesimpulan-kesimpulan yang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMPN 2 WATES Alamat : Jl. KH Wahid Hasyim, Bendungan, Wates, Kulon progo

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMPN 2 WATES Alamat : Jl. KH Wahid Hasyim, Bendungan, Wates, Kulon progo BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Analisis dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh informasi tentang situasi di SMP Negeri 2 Wates. Hal ini penting dilakukan karena dapat digunakan sebagai acuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian ini variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Organisasi 3.1.1 Sejarah Singkat Organisasi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Darma Satria Persada berdiri pada tahun 1981 oleh ketua yayasan bernama

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SENSUS BARANG DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS

- 1 - BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SENSUS BARANG DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS - 1 - BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SENSUS BARANG DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka tertib administrasi

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN SMPN 24 Bandung. 2.1 Sejarah SMPN 24 Bandung

BAB II. TINJAUAN SMPN 24 Bandung. 2.1 Sejarah SMPN 24 Bandung BAB II TINJAUAN SMPN 24 Bandung 2.1 Sejarah SMPN 24 Bandung Sejarah Sekolah Menengah Pertama Negeri 24 Bandung tidak terlepas dari sejarah SKPPN III yang beralamat di Jl. Cibadak No. 202 Bandung dan didirikan

Lebih terperinci

2. Keadaan Fisik Sekolah

2. Keadaan Fisik Sekolah BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), merupakan suatu bentuk usaha peningkatan efisiensi dan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran yang merupakan bentuk pembelajaran mahasiswa UNY

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN BARANG MILIK DAERAH

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN BARANG MILIK DAERAH BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT, Menimbang : a Bahwa Barang

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3 A Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENGGABUNGAN SEKOLAH DASAR NEGERI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

TUPOKSI BIRO UMUM DAN PERLENGKAPAN SEKRETARIAT PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA

TUPOKSI BIRO UMUM DAN PERLENGKAPAN SEKRETARIAT PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA TUPOKSI BIRO UMUM DAN PERLENGKAPAN SEKRETARIAT PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA Biro Umum Dan Perlengkapan Sekretariat Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara merupakan salah satu perangkat daerah yang

Lebih terperinci

Merk/Type Jumlah Jumlah Biaya NO. Nama/Jenis Barang Harga Satuan (Rp) Ukuran Barang (Rp)

Merk/Type Jumlah Jumlah Biaya NO. Nama/Jenis Barang Harga Satuan (Rp) Ukuran Barang (Rp) UNIT KERJA KABUPATEN PROVINSI : KANTOR CAMAT ANREAPI : POLEWALI MANDAR : SULAWESI BARAT UNIT KERJA KABUPATEN PROVINSI : KANTOR CAMAT ANREAPI : POLEWALI MANDAR : SULAWESI BARAT DAFTAR RENCANA KEBUTUHAN

Lebih terperinci

APLIKASI PROGRAM SELEKSI MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH PERCONTOHAN (UNGGULAN) TAHUN 2014

APLIKASI PROGRAM SELEKSI MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH PERCONTOHAN (UNGGULAN) TAHUN 2014 SUBDIT MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH DIREKTORAT PENDIDIKAN DINIYAH DAN PONDOK PESANTREN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA APLIKASI PROGRAM SELEKSI MADRASAH DINIYAH

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Sekolah Manajemen pendidikan di tingkat sekolah merupakan suatu sistem yang setiap komponen didalamnya mempunyai kewenangan melaksanakan tugas pokok dan fungsinya untuk

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 15 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan menengah di wilayah kota Jakarta Barat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMAN 10 TANGERANG Sejarah Berdirinya SMAN 10 Tangerang Seiring dengan otonomi daerah yang digulirkan pemerintah pusat maka

BAB II DESKRIPSI SMAN 10 TANGERANG Sejarah Berdirinya SMAN 10 Tangerang Seiring dengan otonomi daerah yang digulirkan pemerintah pusat maka 20 BAB II DESKRIPSI SMAN 10 TANGERANG 2.1. Sejarah Berdirinya SMAN 10 Tangerang Seiring dengan otonomi daerah yang digulirkan pemerintah pusat maka kota Tangerang berbenah terutama dalam bidang pendidikan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 10 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan menengah di wilayah kota Jakarta Barat berdasarkan

Lebih terperinci

Lampiran I PEDOMAN WAWANCARA

Lampiran I PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 76 Lampiran I PEDOMAN WAWANCARA A. KETERSEDIAAN 1. Apakah ketersediaan sarana prasarana di SMA ini sudah dirasa cukup? 2. Apakah sarana prasarana yang tersedia sudah sesuai dengan standar minimum?

Lebih terperinci

PROPOSAL PERMOHONAN PENGURUKAN HALAMAN SEKOLAH TAHUN ANGGARAN 2018

PROPOSAL PERMOHONAN PENGURUKAN HALAMAN SEKOLAH TAHUN ANGGARAN 2018 PROPOSA PERMOHONAN PENGURUKAN HAAMAN SEKOAH TAHUN ANGGARAN 2018 PEMERINTAH KABUPATEN PASER DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SDN 020 PASIR BEENGKONG TAHUN 2018 PEMERINTAH KABUPATEN PASER DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SOP BIDANG SARANA, PRASARANA DAN ADMINISTRASI UMUM

SOP BIDANG SARANA, PRASARANA DAN ADMINISTRASI UMUM SOP BIDANG SARANA, PRASARANA DAN ADMINISTRASI UMUM SOP BIDANG SARANA, PRASARANA DAN ADMINISTRASI UMUM 1. Prosedur pengajuan peminjaman kendaraan untuk keperluan kegiatan Dosen dan Tenaga Kependidikan 2.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS NOMOR KEP.57/LATTAS/IV/2014 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS NOMOR KEP.57/LATTAS/IV/2014 TENTANG KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jalan Jenderal Gatot Subroto Kavling 51 Lt. VI A. Telp. : 021-52901142 Fax. 021-52900925 Jakarta

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN 3.1 Profil Responden 3.1.1 Sejarah Singkat SMP Negeri 127 Jakarta terletak di Jl. Raya Kebon Jeruk No. 126 A, Kecamatan Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat, Propinsi DKI Jakarta.

Lebih terperinci

Tugas, Pokok dan Fungsi Jurusan Biologi dan UJM Jurusan Biologi, Fakultas MIPA Universitas Brawijaya

Tugas, Pokok dan Fungsi Jurusan Biologi dan UJM Jurusan Biologi, Fakultas MIPA Universitas Brawijaya Tugas, Pokok dan Fungsi Jurusan Biologi dan UJM Jurusan Biologi, Fakultas MIPA Universitas Brawijaya Tanggal : 21 Juli 2010 Diajukan oleh : Ketua Unit Jaminan Mutu, JB-UB Ttd Disetujui oleh Ir. Retno Mastuti,

Lebih terperinci