HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN DENGAN STATUS GIZI DAN PRESTASI SISWA SMA N 1 PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR ROTUA YULIANTI SIMARMATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN DENGAN STATUS GIZI DAN PRESTASI SISWA SMA N 1 PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR ROTUA YULIANTI SIMARMATA"

Transkripsi

1 HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN DENGAN STATUS GIZI DAN PRESTASI SISWA SMA N 1 PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR ROTUA YULIANTI SIMARMATA DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

2

3 PERNYATAAN MENGENAI KARYA TULIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Kebiasaan Sarapan dengan Status Gizi dan Prestasi Siswa SMA N 1 Pangururan Kabupaten Samosir adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Desember 2014 Rotua Yulianti Simarmata NIM I

4

5 HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN DENGAN STATUS GIZI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 1 PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR (Relationship between breakfast habit and nutritional status and academic performance of student in SMA Negeri 1 Pangururan, Samosir regency) Rotua Yulianti Simarmata 1, Hadi Riyadi 2 1 Mahasiswa Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, simarmatarotua@gmail.com 2 Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, ABSTRACT The aim of this study was to analyze the correlation of student s breakfast habit to nutritional satus and academic performance. A cross sectional study was conducted in this study. Subjects were 35 female student and 35 male student. The result showed that male student (77.14%) and female student (85.71%) have normal nutritional status. The level of nutrition knowledge of male student (82.86) and female student (82.86%) were classified good. Breakfast frequency of female student (65.71%) more regular than male student (51.43%). Most of subjects were don t have enough time to breakfast. Energy and protein adequacy were 25.25% and 18.26% from breakfast. Subjects academic level (58.57%) were classified as good category. Spearman rank correlation showed a not significantly correlation between nutrition knowledge and nutritional status (p>0.05). However, there was a significant correlation between breakfast and academic performance (p<0.05) Keywords: Academic performance, breakfast, nutrition knowledge, nutritional status ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kebiasaan sarapan siswa terhadap status gizi dan prestasi akademik. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional study. Contoh dalam penelitian ini adalah 70 siswa yang terdiri dari 35 siswa perempuan dan 35 siswa laki-laki. Status gizi contoh laki-laki (77.14%) dan contoh perempuan (85.71%) memiliki status gizi normal. Pengetahuan gizi contoh laki-laki (82.86%) dan perempuan (82.86%) memiliki tingkat pengetahuan gizi yang tergolong baik. Frekuensi sarapan perempuan (65.71%) memiliki kebiasaan yang lebih teratur daripada laki-laki (51.43). Sebagian besar contoh memiliki alasan tidak cukup waktu untuk melakukan sarapan di rumah. Tingkat kecukupan energi dan protein yang diperoleh dari sarapan contoh adalah 25.25% dan 18.26%. Prestasi belajar contoh (58.57%) tergolong ke dalam kategori baik. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi dan status gizi (p>0.05). Namun terdapat hubungan yang signifikan antara sarapan dengan prestasi belajar (p< 0.05). Kata kunci: Pengetahuan gizi, prestasi belajar, sarapan, status gizi

6

7 HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN DENGAN STATUS GIZI DAN PRESTASI SISWA SMA N 1 PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR ROTUA YULIANTI SIMARMATA Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi pada Program Studi Ilmu Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

8

9 Judul Skripsi : Hubungan Kebiasaan Sarapan dengan Status Gizi dan Prestasi Siswa SMA N 1 Pangururan Kabupaten Samosir Nama : Rotua Yulianti Simarmata NIM : I Disetujui oleh Dr Ir Hadi Riyadi, MS Pembimbing Diketahui oleh Dr Rimbawan Ketua Departemen Tanggal Lulus:

10

11 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang MahaKuasa atas segala karunia-nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2014 ini ialah sarapan, dengan judul Hubungan Kebiasaan Sarapan dengan Status Gizi dan Prestasi Siswa SMA N 1 Pangururan Kabupaten Samosir. Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Tidak lupa penulis ucapkan kepada : 1. Dr. Ir. Hadi Riyadi, MS selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan. 2. Dr. Ir. Ikeu Tanziha, MS selaku dosen pemandu seminar dan penguji siding skripsi. 3. Keluarga tersayang : Ibu (Megawati Lubis), Ayah (Maringan Simarmata), serta adik-adik (Yosi Olivia Simarmata, Lidya Idesma Simarmata, Sari Namarito Simarmata, Jojor Delima Simarmata, Golda Theresia Simarmata, Yulien Simarmata) dan seluruh keluarga atas segala doa, dukungan moril, dan kasih sayangnya. 4. Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, para guru dan staf yang telah memberi dukungan selama penelitian berlangsung 5. Siswa-siswi SMA Negeri 1 Pangururan yang telah bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini. 6. Teman-teman Gizi Masyarakat 47 yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu atas segala perhatian, dukungan, semangat, dan motivasi yang diberikan kepada penulis. Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua. Bogor, Desember 2014 Rotua Yulianti Simarmata

12

13 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2 KERANGKA PEMIKIRAN 2 METODE PENELITIAN 3 Desain, Tempat, dan Waktu 3 Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh 4 Jenis dan Cara Pengumpulan Data 4 Pengolahan dan Analisis Data 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 8 Keadaan Umum Lokasi Penelitian 8 Karakteristik contoh 9 Karakteristik sosial ekonomi keluarga 10 Status gizi 11 Pengetahuan gizi 12 Sarapan 13 Hubungan antar variabel 18 SIMPULAN DAN SARAN 20 Simpulan 20 Saran 20 DAFTAR PUSTAKA 21 RIWAYAT HIDUP 25

14 DAFTAR TABEL 1 Cara pengumpulan data penelitian 6 2 Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin dan usia 9 3 Sebaran contoh berdasarkan uang saku 9 4 Sebaran contoh berdasarkan besar keluarga 10 5 Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan orangtua 10 6 Sebaran contoh berdasarkan pendapatan orangtua 11 7 Sebaran contoh berdasarkan status gizi 11 8 Sebaran contoh berdasarkan pengetahuan gizi 12 9 Sebaran contoh berdasarkan tingkat pengetahuan gizi Sebaran contoh berdasarkan kebiasaan sarapan di rumah Sebaran contoh berdasarkan frekuensi sarapan Sebaran contoh berdasarkan alasan tidak sarapan Sebaran contoh berdasarkan waktu sarapan Sebaran contoh berdasarkan jenis menu sarapan Asupan dan kontribusi sarapan contoh Sebaran contoh berdasarkan kategori tingkat kecukupan energi dan protein Sebaran contoh berdasarkan data prestasi belajar 18 DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran hubungan kebiasaan sarapan dengan status gizi dan prestasi belajar siswa 3

15 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu kesepakatan yang ingin dicapai dalam Millenium Development Goals (MDGs) yang dicanangkan oleh PBB yaitu mencapai kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Modal awal dalam pencapaian kesepakatan tersebut adalah dengan adanya sumber daya manusia yang cerdas dan berkompeten. Salah satu sumber daya manusia adalah remaja. Remaja merupakan aset yang akan menjadi generasi penerus pembangunan bangsa. Prestasi belajar remaja dapat dijadikan sebagai salah satu indikator sumber daya manusia yang berkualitas. Prestasi belajar dapat diukur melalui skor prestasi belajar dari beberapa mata pelajaran. Menurut Judarwanto (2004) skor prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai siswa pada mata pelajaran tertentu yang diwujudkan dalam bentuk angka. Prestasi yang memuaskan dapat dicapai dengan memperhatikan pola makanan dan aktifitas fisik. Sarapan menjadi salah satu hal penting yang mendukung proses pembelajaran di sekolah. Berdasarkan hasil penelitian Mhurchu et al.(2010) tentang kebiasaan menunda sarapan ternyata berdampak negatif pada kemampuan kognitif, prestasi akademik, kehadiran sekolah, fungsi psikologi dan perasaan anak atau remaja. Dengan kata lain, sarapan memiliki dampak positif terhadap kegiatan akademik siswa di sekolah. Hasil analisa Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, menyatakan bahwa masih banyak Anak Usia Sekolah (AUS) yang tidak terbiasa sarapan sehat, yaitu sekitar Anak Usia Sekolah yang hanya sarapan dengan minuman dan asupan energi sarapan kurang dari AKG energi. Sarapan sehat terdiri dari makanan dan minuman yang mengikuti Pedoman Gizi Seimbang (PGS) (Pergizi 2014). Dalam pemilihan menu sarapan terkadang para remaja belum terlalu memperhatikan menu makanan. Tidak disediakannya sarapan dirumah menjadi kendala remaja tidak menyempatkan sarapan di rumah dan lebih memilih untuk jajan di sekolah sebagai pengganti sarapan. Menurut penelitian Hermina et al. (2000) di Desa Ciheuleut, menyebutkan ada sebagian siswa (35%) membeli sendiri makanan jajanan di sekolah dan dikonsumsi sebelum masuk kelas (pukul ), jenis makanan yang dikonsumsi berupa bubur nasi, nasi uduk, buras/lontong dan gorengan. Namun bagi siswa yang tidak tahu memilih makanan jajanan untuk sarapannya, makanan yang meraka pilih memiliki kandungan energi yang sangat rendah dan kurang baik bagi kesehatan. Kurangnya pengetahuan mengenai sarapan menjadi salah satu faktor remaja memiliki kebiasaan sarapan yang kurang baik. Menurut penelitian Kleinman et al (2002), sarapan juga dapat meningkatkan dan memperbaiki asupan zat gizi sejalan dengan peningkatan prestasi akademik maupun fungsi psikologis serta dapat menurunkan rasa lapar. Oleh karena itu dilakukan penelitian mengenai kebiasaan sarapan serta hubungannya terhadap status gizi dan prestasi belajar siswa.

16 2 Tujuan Penelitian Tujuan Umum Menganalisis kebiasaan sarapan dengan status gizi dan prestasi siswa SMA N 1 Pangururan Kabupaten Samosir. Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi karakteristik contoh yang terdiri dari umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, status gizi, uang jajan, dan pengetahuan gizi 2. Mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi orangtua contoh 3. Mengidentifikasi kebiasaan sarapan siswa SMA N 1 Pangururan 4. Mengidentifikasi prestasi siswa di SMA N 1 Pangururan 5. Mengidentifikasi asupan zat gizi siswa SMA N 1 Pangururan 6. Menganalisis hubungan pengetahuan gizi, kebiasaan sarapan, status gizi dengan prestasi siswa SMA N 1 Pangururan Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran hubungan kebiasaan sarapan terhadap status gizi serta prestasi siswa di SMA N 1 Pangururan. Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada siswa maupun pihak sekolah yang bersangkutan mengenai sarapan. Bagi siswa diharapkan dapat mengetahui pentingnya mengkonsumsi sarapan yang beragam dan berimbang agar dapat berkorelasi positif terhadap kegiatan belajar mengajar di sekolah. KERANGKA PEMIKIRAN Sarapan pagi adalah suatu kegiatan yang penting sebelum melakukan aktifitas fisik pada hari itu. Sarapan sehat seyogyanya mengandung unsur empat sehat lima sempurna (Khomsan 2002). Menurut Pergizi (2014), sarapan yang sehat terdiri dari makanan dan minuman yang mengikuti Pedoman Gizi Seimbang (PGS) yaitu terdiri dari karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayuran dan buah-buahan. Kebiasaan sarapan remaja dapat dilihat dari beberapa aspek, diantaranya frekuensi sarapan, watu sarapan, alasan tidak sarapan, serta menu yang dikonsumsi saat sarapan. Anak atau remaja yang menunda sarapan cenderung memiliki intake yang lebih rendah dibanding anak atau remaja yang sarapan. Sehingga secara tidak langsung sarapan dapat mempengaruhi status gizi anak dan remaja (Desmukh 2010). Selain sarapan, status gizi juga dipengaruhi oleh konsumsi pangan ynag dapat menunjukkan tingkat kecukupan gizi apakah sudah memenuhi kategori normal atau defisit. Sarapan juga menjadi salah satu hal penting yang mendukung proses pembelajaran sekolah. Berdasarkan hasil penelitian Mhurchu et al. (2010), tentang kebiasaan menunda sarapan ternyata memiliki dampak negatif pada

17 kemampuan kognitif, prestasi akademik kehadiran sekolah, fungsi psikologi dan psikologi anak atau remaja. 3 Karakteristik Contoh - Jenis kelamin - Usia - Berat badan - Tinggi badan - Uang saku Karakteristik sosial ekonomi keluarga - Besar keluarga - Pekerjaan orangtua - Pendapatan orangtua Pengetahuan gizi Kebiasaan sarapan - Frekuensi sarapan - Waktu sarapan - Alasan tidak sarapan - Menu sarapan Konsumsi pangan Status gizi Prestasi belajar Gambar 1 Kerangka pemikiran Kebiasaan Sarapan dengan Status Gizi dan Prestasi Belajar Siswa SMA N 1 Pangururan METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross-sectional study. Penelitian ini dilakukan di SMA N 1 Pangururan. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

18 4 (sengaja) dengan alasan SMA N 1 Pangururan merupakan salah satu SMA terbaik di Kabupaten Samosir. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli Agustus Penelitian ini mengkaji kebiasaan sarapan, kebiasaan jajanan, status gizi serta prestasi siswa SMA N 1 Pangururan. Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA N 1. Pertimbangan pemilihan SMA N 1 Pangururan sebagai sampel karena SMA tersebut merupakan salah satu SMA terbaik di Kabupaten Samosir. Contoh dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA. Pemilihan kelas dilakukan secara purposive yaitu semua kelas XII IPA dengan kriteria inklusi siswa yang memiliki 1) status aktif sebagai siswa di SMA N 1 Pangururan jurusan IPA, 2) bersedia menjadi contoh dalam penelitian, 3) bersedia diukur, dan 4) tidak dalam keadaan sakit selama penelitian berlangsung. Pemilihan kelas XII IPA dilakukan karena hanya melihat prestasi belajar contoh pada mata pelajaran bidang IPA yaitu fisika, kimia, dan biologi. Besar contoh dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus Slovin (Singarimbun & Effendi 1995) sebagai berikut. n = N 1 + N(d 2 ) Keterangan: n = Jumlah contoh N = Jumlah populasi d = Tingkat kesalahan yang dapat ditolerir (10%) Berdasarkan rumus diatas didapatkan jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 69 contoh dari jumlah populasi sebanyak 230 orang. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis dan data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui kuisioner yang diisi oleh contoh (siswa SMA) setelah mendapat penjelasan dari peneliti. Data sekunder diperoleh dari sekolah. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini adalah jumlah siswa, lokasi, keadaan umum sekolah, serta data prestasi contoh. Jenis data primer yang dikumpulkan yaitu karakteristik contoh, berat badan dan tinggi badan, status gizi, data pengetahuan gizi siswa, serta kebiasaan sarapan. Data karakterisitk contoh meliputi nama, berat badan, tinggi badan, usia, uang saku, status gizi, pengetahuan gizi serta konsumsi pangan siswa. Data jenis kelamin, usia serta uang saku contoh diperoleh dengan cara mengisi kuesioner yang dipansu peneliti. Data berat badan dan tinggi badan diperoleh melalui pengukuran secara langsung (berat badan diukur dengan timbangan sedangkan tinggi badan diukur dengan menggunakan stature). Sedangkan data kebiasaan sarapan meliputi frekuensi sarapan, waktu sarapan, jenis makanan sarapan, dan alasan tidak sarapan diperoleh dengan mengisi kuesioner yang terdapat pertanyaan mengenai kebiasaan sarapan. Data status gizi diperoleh dengan menggunakan

19 antropometri dengan menimbang berat badan contoh menggunakan alat timbangan berat badan sedangkan data tinggi badan diperoleh dengan cara mengukur tinggi badan dengan menggunakan alat pengukur tinggi badan. Data pengetahuan siswa tentang kebiasaan sarapan diperoleh dengan menggunakan kuisioner tentang kebiasaan sarapan pagi yang berisi 10 pertanyaan mengenai kebersihan individu dan makanan, kriteria makanan yang dijual di sekolah, sarapan yang sehat dan bergizi, jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh, alasan perlunya sarapan, serta yang terjadi jika tidak sarapan. Data praktik kebiasaan sarapan siswa diperoleh dengan menggunakan kuisioner tentang kebiasaan sarapan yang berisi 4 pertanyaan yaitu kebiasaan sarapan setiap hari, frekuensi sarapan dalam seminggu, alasan tidak sarapan dan jenis sarapan yang sering dikonsumsi. Data sekunder lain yang dikumpulkan adalah data prestasi siswa. Prestasi belajar meliputi nilai Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester yaitu ratarata dari 5 mata pelajaran, yaitu Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (Biologi, Kimia, serta Fisika). 5 Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel 2007 dan program SPSS versi 16.0 for windows dengan analisa deskriptif dan inferensia. Proses pengolahan meliputi editing, coding, cleaning, dan analyze. Rincian pengelompokan data disajikan pada Tabel 1. Data karakteristik contoh meliputi jenis kelamin dibagi ke dalam 2 kategori yaitu lakilaki dan perempuan. Data umur dikelompokkan berdasarkan sebaran contoh. Data uang saku dihitung dikategorikan berdasarkan sebaran uang saku contoh yang diolah dengan cara statistik dengan mencari nilai rata-rata, minimum, dan maksimum. Data status gizi dihitung dengan menggunakan metode antropometri melalui perhitungan indeks masa tubuh dibandingkan dengan umur (IMT/U). Klasifikasi status gizi yang digunakan adalah menurut Kemenkes RI (2010) yang mengkategorikan status gizi menjadi 5 kategori yaitu : sangat kurus (<- 3SD),kurus (-3 SD < -2), normal (-2 SD <+1), gemuk (1 SD <2) dan obesitas (> +2 SD). Data karakteristik sosial ekonomi keluarga yang disajikan meliputi besar keluarga, pekerjaan orangtua, serta pendapatan orangtua contoh. Data besar keluarga contoh dikelompokkan menjadi 3 kelompok berdasarkan BKKBN (1998) yaitu <4 orang, 5-7 orang, serta >8 orang dalam satu rumah tangga. Data pekerjaan orangtua dikelompokkan berdasarkan sebaran pekerjaan orangtua contoh. Data pendapatan orangtua contoh yang diperoleh diubah menjadi pendapatan perkapita per bulan. Pendapatan perkapita dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu <Rp per bulan (miskin) dan >Rp per bulan (tidak miskin). Data pengetahuan gizi siswa tentang kebiasaan sarapan diukur dengan penilaian masing-masing pertanyaan akan diberi skor 1 jika tepat dan skor 0 jika tidak tepat. Selanjutnya total nilai pengetahuan gizi tentang kebiasaan sarapan akan dikategorikan menjadi pengetahuan kurang jika skor <60%, pengetahuan

20 6 sedang jika skor 60%-80%, dan pengetahuan baik jika skor >80% (Khomsan 2000). Recall konsumsi makanan dilakukan untuk mengetahui kebiasaan sarapan siswa dalam satu hari. Dilakukan recall 2 x 24 jam pada hari libur dan hari sekolah. Data yang diperoleh akan diolah dari jenis makanan yang dikonsumsi oleh responden. Jumlah makanan dalam bentuk gram/urt kemudian dikonversi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan. Data asupan zat gizi diolah dengan menggunakan Microsoft Excel Selanjutnya dilakukan perhitungan tingkat kecukupan zat gizi untuk membandingkan konsumsi aktual siswa dengan angka kecukupan gizi berdasarkan WNPG tahun Rumus umum untuk menghitung konsumsi adalah : KGij = ((Bj/100) x (Gij) x (BDDj/100)) Keterangan : KGij : Kandungan zat gizi-i dalam bahan makanan-j yang dikonsumsi (g) Bj : Berat bahan makanan-j yang dikonsumsi (g) Gij : Kandungan zat gizi dalam 100 gram BDD bahan makanan-j BDDj : Persen bahan makanan-j yang dapat dimakan (%BDD) Tingkat Kebutuhan Gizi dapat ditentukan dengan menggunakan rumus : TKG = (Konsumsi/AKGi) x 100% Keterangan : TKG : Tingkat Kecukupan Gizi AKGi : Angka Kecukupan zat gizi yang dianjurkan Tingkat kecukupan energi dan protein berdasarkan Depkes (1996) dikategorikan ke dalam 5 kategori yaitu defisit tingkat berat (<70%), defisit tingkat sedang (70-79%), defisit tingkat ringan (80-89%), normal (90-119%), dan kelebihan (>120%). Data prestasi belajar diperoleh dari nilai UTS (Ujian Tengah Semester) dan UAS (Ujian Akhir Semester) yang kemudian diperoleh rata-rata dari kedua nilai tersebut. Adapun mata pelajaran yang diikutkan adalah nilai dari mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Data prestasi siswa diolah secara statistik untuk memperoleh nilai rata-rata, minimum, dan maksimum. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS versi 16,0 for windows. Uji satistik yang dilakukan adalah uji korelasi Pearson dan rank Spearman untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kebiasaan sarapan jajanan dengan status gizi serta prestasi siswa. Tabel 1 Cara pengolahan data penelitian Aspek Variabel Pengelompokan Acuan Karakteristik contoh Usia remaja 1. Remaja (15-18 tahun) Brown (2005) Status gizi 1. Sangat kurus (z-score < -3) 2. Kurus (-3 < z-score < -2) 3. Normal (-2 < z-score < +1) 4. Gemuk (+1 < z-score < +2) 5. Obesitas (z-score U +2) Uang saku 1. < Rp Rp Rp >Rp Kemenkes RI (2010) Ketentuan peneliti

21 7 Tabel 1 Cara pengumpulan data penelitian (lanjutan) Karakteristik sosial ekonomi keluarga Kebiasaan sarapan Tingkat kecukupan Ukuran rumah tangga Pekerjaan orangtua Pendapatan orangtua Pengetahuan gizi Frekuensi sarapan Alasan tidak sarapan Waktu sarapan Menu sarapan TKE dan TKP 1. Kecil (<4 orang) 2. Sedang (5-7 orang) 3. Besar (> 8 orang) 1. Petani 2. Wiraswasta 3. PNS 4. Pegawai swasta 5. Tidak bekerja 1. Miskin (< Rp ) 2. Tidak miskin (Rp ) 1. Kurang (< 60) 2. Sedang ( 60-80) 3. Baik (>80) 1. Teratur ( > 4x/minggu) 2. Tidak teratur ( < 4x/minggu) 1. Tidak disediakan dirumah 2. Tidak nafsu makan 3. Tidak sempat 1. < > Makanan pokok + lauk hewani 2. Makanan pokok + lauk hewani + lauk nabati 3. Makanan pokok + lauk hewani + sayur 4. Roti + susu 5. Buah 6. Jajanan 1. Defisit berat (< 70% AKG) 2. Defisit sedang ( 70-79% AKG) 3. Defisit ringan ( 80-89% AKG) 4. Normal (90-119% AKG) 5. Kelebihan (> 120% AKG) Prestasi Nilai rapor 1. Kurang (< 60) 2. Cukup (60 70) 3. Lebih dari cukup (71-80) 4. Baik ( > 80) BKKBN (1998) Ketentuan peneliti BPS Samosir (2013) Khomsan (2000) Yang et. al (2006) Ketentuan peneliti Ketentuan peneliti Ketentuan peneliti Depkes (1996) Ketentuan peneliti Defenisi Operasional Contoh adalah siswa kelas XII IPA SMA N 1 Pangururan Kabupaten Samosir Karakteristik Contoh adalah ciri khas yang dimiliki siswa berupa umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, besaran uang saku.

22 8 Karakteristik sosial ekonomi keluarga adalah ciri khas yang dimiliki keluarga berupa pekerjaan orang tua, pendapatan orangtua dan besar keluarga. Pendapatan orangtua adalah jumlah pendapatan orangtua (ayah dan ibu) yang diperoleh dari pekerjaan utama maupun pekerjaan tambahan dalam bentuk uang dalam sebulan. Besar keluarga adalah banyaknya orang yang tinggal dirumah dan tercantum dalam kartu keluarga. Besar keluarga dikategorikan menjadi tiga yaitu kecil ( 4 orang), keluarga sedang (5-7 orang), dan keluarga besar ( 8 orang). Pengetahuan kebiasaan sarapan adalah pemahaman siswa tentang kebersihan individu dan makanan, pengertian makanan bergizi, jenis dan fungsi zat gizi, pengertian sarapan, fungsi sarapan, alasan tidak sarapan, dampak tidak sarapan bagi tubuh, yang diukur dari skor jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner. Sarapan adalah kegiatan mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang dan memenuhi 25%-30% dari kebutuhan energi total dalam sehari yang dilakukan pada pagi hari oleh siswa sebelum kegiatan belajar disekolah. Prestasi Belajar adalah hasil belajar siswa yang diukur dengan menggunakan nilai rata-rata ulangan harian, Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester. Status gizi yaitu keadaan tubuh contoh yang ditentukan berdasarkan perhitungan Indeks Masa Tubuh menurut Umur (IMT/U), mengacu pada Kemenkes RI (2010) yang diklasifikasikan menjadi 5 kategori, yaitu sangat kurus (<-3 SD), kurus (-3 SD <-2 ), normal (-2 SD <+1), overweight (1 SD<+2) dan obese (>+2 SD). HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penelitian SMA N 1 Pangururan terletak di jalan dr. Hadrianus Sinaga, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir. Sekolah Menengah Atas ini dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang cukup memadai. Sekolah ini sedang dalam tahap pembangunan renovasi sekolah yang berlangsung sejak tahun 2011 hingga saat ini, sehingga banyak ruangan kelas yang direnovasi. Namun, renovasi tersebut tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar siswa. Sekolah Menengah Atas ini memiliki ruangan kelas sebanyak kurang lebih 24 kelas dengan sarana penunjang laboratorium kimia, laboratorium fisika, ruang komputer serta ruang perpustakaan. Selain ruangan penunjang kegiatan belajar, terdapat lahan terbuka di dalam sekolah yang digunakan untuk lapangan sepak bola, lapangan upacara serta lahan parkir. SMA Negeri 1 Pangururan dikepalai oleh bapak Marhuasas Simbolon, ST, MM. Sekolah ini memiliki guru pengajar tetap dan guru honorer. Jumlah siswa yang mengemban studi di SMA Negeri 1 Pangururan lebih dari 900 siswa. SMA Negeri 1 Pangururan memiliki kelas unggulan yang merupakan program dari

23 kabupaten Samosir untuk siswa yang berprestasi. Kelas unggulan tersebut diterapkan pada siswa kelas XI IPA dan kelas XII IPA. Kegiatan pendidikan di sekolah ini tidak hanya terpaku pada kegiatan belajar mengajar di kelas, terdapat beberapa kegiatan ekstrakurikuler di luar jam kegiatan belajar mengajar sekolah yang dapat mengembangkan potensi diri siswa lebih baik. Sekolah ini tidak mengenakan biaya iuran per bulan kepada siswa. Karakteristik contoh Jenis kelamin dan Usia Jumlah contoh dalam penelitian ini berjumlah 70 orang terdiri dari 35 lakilaki dan 35 perempuan. Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin dan usia dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin dan usia Usia Laki-laki Perempuan Total n % n % n % Total Rata- rata + SD Usia contoh dalam penelitian ini berada pada rentang usia 15 hingga 18 tahun. Menurut Brown (2005), rentang usia 15 tahun hingga 18 tahun merupakan usia remaja pertengahan. Berdasarkan Tabel 2, persentase terbesar pada contoh laki-laki (65.71%) dan perempuan (68.57%) berada pada usia 17 tahun. Pada contoh perempuan terdapat beberapa contoh yang berusia 18 tahun. Uang saku Uang saku merupakan uang yang diterima siswa setiap bulan atau per hari dari orangtua sebagai pegangan untuk keperluan pribadi. Uang saku contoh dibagi menjadi 3 kategori yaitu <Rp25984, Rp25984 Rp86827 dan >Rp86827 per minggu. Besaran uang saku pada contoh disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Sebaran contoh berdasarkan uang saku Uang saku Laki-laki Perempuan Total n % n % n % < Rp Rp Rp >Rp Total Rata-rata + SD Berdasarkan Tabel 3, sebagian besar contoh laki-laki (80.00%) dan contoh perempuan (71.43%) memiliki uang saku yang berada pada kisaran Rp Rp Menurut Mardayanti (2008), semakin besar uang saku yang diterima 9

24 10 tidak mempengaruhi konsumsi energi dan tingkat gizi, karena alasan uang saku yang dikeluarkan bukan sebagian besar untuk membeli makanan, tetapi untuk transportasi, membeli hadiah, buku, dan pakaian. Menurut penelitian yang dilakukan Prabandari (2010) disimpulkan bahwa semakin besar pendapatan keluarga maka semakin besar uang saku yang diterima. Karakteristik sosial ekonomi keluarga Besar keluarga Besar keluarga menggambarkan keseluruhan jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah dan tercatat dalam satu kartu keluarga. Besar keluarga terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu besar keluarga dengan jumlah anggota > 4 orang, 5-7 orang, dan lebih dari atau sama dengan 8 orang. Sebaran contoh berdasarkan besar keluarga dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Sebaran contoh berdasarkan besar keluarga Besar keluarga Laki-laki Perempuan Total n % n % n % <4 orang orang >8 orang Total Rata-rata + SD Berdasarkan Tabel 4, sebagian besar contoh laki-laki (62.86%) dan contoh perempuan (60.00%) memiliki besar anggota keluarga 5 sampai 7 orang. Terdapat contoh laki-laki (28.57%) dan contoh perempuan (28.57%) yang memiliki besar anggota keluarga >8 orang. Hanya sebagian kecil contoh yang memiliki jumlah anggota keluarga kurang dari 4 orang. Menurut Syahriil (2003) dinyatakan bahwa semakin besar jumlah anggota keluarga dalam satu rumah tangga maka akan semakin kecil pula pengeluaran rumah tangga tersebut untuk konsumsi pangannya. Pekerjaan orangtua Pekerjaan orangtua dibagi menjadi 5 kelompok yaitu, petani, wiraswasta, PNS (Pegawai Negeri Sipil), pegawai swasta, serta tidak bekerja. Sebaran contoh berdasarkan bekerjaan orangtua dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan orangtua Pekerjaan Ayah Ibu n % n % Petani Wiraswasta PNS Pegawai Swasta Tidak Bekerja Total

25 Berdasarkan Tabel 5, sebagian besar orangtua contoh bekerja sebagai petani baik ayah maupun ibu. Sebagian besar ayah contoh bekerja sebagai petani (52.85%), sedangkan ibu contoh sebagian besar bekerja sebagai petani (47.14%). Sebanyak 22.85% ayah contoh bekerja sebagai wiraswasta, sedangkan sebanyak 24.28% ibu yang bekerja sebagai wiraswasta. Ayah dan ibu yang bekerja sebagai PNS hanya sebanyak 15.17% dan 20.00%. Hanya sebagian kecil orangtua yang bekerja sebagai pegawai swasta bahkan yang tidak bekerja. Pendapatan orangtua Pendapatan orangtua merupakan penghasilan yang didapatkan orangtua per bulan untuk menghidupi kebutuhan keluarga baik pangan maupun non pangan. Pendapatan orangtua yang didapat selama sebulan diubah menjadi pendapatan perkapita per bulan. Pendapatan orangtua dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu miskin jika pendapatan perkapita per bulan < Rp , dan tidak miskin jika pendapatan perkapita per bulan > RP (BPS Samosir 2013). Tabel 6 Sebaran contoh berdasarkan pendapatan orangtua Penghasilan Laki-laki Perempuan Total n % n % n % Miskin ( < Rp ) Tidak miskin (>Rp ) Total Rata-rata + SD Berdasarkan Tabel 6, didapat bahwa sebagian besar pendapatan orangtua contoh berada dalam kategori tidak miskin (78.57%). Sebanyak 21.43% pendapatan orangtua contoh berada dalam kategori miskin. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Prabandari (2010) disimpulkan bahwa semakin besar pendapatan keluarga maka semakin besar uang saku yang diterima. Status gizi Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi (Almatsier 2006). Pengukuran IMT pada remaja sangat berhubungan dengan usianya, karena dengan perubahan umur terjadi perubahan komposisi dan densitas tubuh. Oleh karena itu, penilaian status gizi contoh dihitung dengan menggunakan IMT/U karena usia contoh masih berada pada rentang usia tahun. Sebaran status gizi contoh secara lengkap disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 Sebaran contoh berdasarkan status gizi Status Gizi Laki-laki Perempuan Total n % n % n % Sangat Kurus Kurus Normal Gemuk

26 12 Tabel 7 Sebaran contoh berdasarkan status gizi (lanjutan) Obesitas Total Rata- rata + SD Sebagian besar contoh laki-laki (77.14%) dan perempuan (85.71%) memiliki status gizi normal. Namun, pada sebagian kecil contoh laki-laki masih ada yang memiliki status gizi kurus (11.43%) bahkan terdapat 1 contoh laki-laki yang memiliki status gizi sangat kurus (2.86%). Pada contoh perempuan, sebagian besar memiliki status gizi normal (85.71%), sebagian kecil memiliki status gizi gemuk (14.29%). Dapat dilihat bahwa status gizi laki-laki lebih cenderung kurus daripada perempuan. Perempuan lebih cenderung memiliki status gizi gemuk. Berdasarkan data RISKESDAS (2010), bahwa prevalensi status gizi laki-laki kurus (9.5%) lebih besar daripada perempuan (4.4%) sementara prevalensi status gizi gemuk pada perempuan (1.5%) lebih tinggi daripada laki-laki (1.3%). Pengetahuan gizi Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan tentang makanan dan zat gizi, sumber-sumber zat gizi pada makanan, makanan yang aman dikonsumsi sehingga tidak menimbulkan penyakit dan cara mengolah makanan yang baik agar zat gizi dalam makanan tidak hilang serta bagaimana cara hidup sehat (Notoatmojo 2003). Pengetahuan gizi contoh diukur dengan menggunakan alat ukur kuesioner yang terdiri atas 10 pertanyaan mengenai pengetahuan gizi umum dan sarapan. Tabel 8 Sebaran contoh berdasarkan pengetahuan gizi No Pertanyaan Laki-laki Perempuan n % n % 1 Kebiasaan mencuci tangan yang benar Kriteria makanan yang dijual di sekolah Sarapan yang sehat dan bergizi Makanan dan minuman yang tesrcemar Efek makanan dan minuman yang tercemar Makanan yang bergizi Jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh Alasan perlu sarapan Yang terjadi jika tidak sarapan Kebiasaan sarapan yang baik Berdasarkan Tabel 8, dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh responden dapat menjawab dengan benar pertanyaan yang diberikan. Semua responden dapat menjawab dengan benar pertanyaan mengenai efek makanan dan minuman yang tercemar, alasan perlunya sarapan, serta akibat yang terjadi jika tidak sarapan.

27 13 Tabel 9 Sebaran contoh berdasarkan tingkat pengetahuan gizi Kategori Laki-laki Perempuan Total n % n % n % Kurang (< 60%) Sedang (60-80%) Baik (>80%) Total Menurut Khomsan (2000), tingkat pengetahuan gizi contoh dapat dikategorikan menjadi pengetahuan kurang (<60%), pengetahuan sedang (60% - 80%), dan pengetahuan baik (>80%). Pada Tabel 9, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar contoh memiliki tingkat pengetahuan gizi yang baik. Tingkat pengetahuan contoh laki-laki (82.86%) dan contoh perempuan (82.86%) tergolong dalam tingkat pengetahuan yang baik. Hanya sebagian kecil contoh yang memiliki tingkat pengetahuan yang sedang maupun kecil. Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam meilih makanan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada keadaan gizi seseorang. Semakin tinggi tingkat pengetahuan gizi seseorang, diharapkan semakin baik pula keadaan gizinya (Khomsan et al. 2007). Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan Ruka et.al (2005), dinyatakan bahwa pengetahuan gizi yang baik dapat mempengaruhi pemilihan makanan yang baik pada remaja. Sarapan Kebiasaan sarapan Sarapan pagi adalah suatu kegiatan yang penting sebelum melakukan aktivitas fisik pada hari itu. Ini berarti kita benar-benar telah mempersiapkan diri untuk menghadapi segala aktivitas dengan amunisi yang lengkap (Khomsan, 2002). Pada tabel berikut akan disajikan contoh yang menyempatkan diri untuk sarapan di rumah dan yang tidak menyempatkan sarapan di rumah. Tabel 10 Sebaran contoh berdasarkan kebiasaan sarapan di rumah Kebiasaan sarapan Laki-laki Perempuan Total n % n % n % Selalu Kadang-kadang Tidak pernah Total Berdasarkan Tabel 10, sebagian besar contoh laki-laki (68.57%) tidak selalu setiap hari melakukan sarapan sebelum berangkat sekolah, namun terdapat 31.43% contoh laki-laki yang selalu melakukan sarapan sebelum berangkat sekolah. Sementara itu pada sebagian besar contoh perempuan (77.14%) tidak setiap hari sarapan di rumah, dan terdapat 22.86% contoh perempuan yang melakukan sarapan di rumah sebelum berangkat menuju sekolah.

28 14 Frekuensi sarapan Frekuensi sarapan merupakan kebiasaan individu untuk melakukan sarapan setiap hari. Menurut Yang et.al (2006) menyatakan bahwa sarapan dikatakan teratur apabila > 4 kali, dan dikatakan tidak teratur apabila hanya melakukan sarapan sebanyak 3 kali. Data frekuensi sarapan yang diperoleh berkisar 1 hingga 7 kali. Berikut disajikan tabel sebaran contoh berdasarkan frekuensi sarapan. Tabel 11 Sebaran contoh berdasarkan frekuensi sarapan Frekuensi sarapan Laki-laki Perempuan Total n % n % n % < 4 kali/minggu ,43 > 4 kali/minggu Total Sebagian besar contoh laki-laki (60%) melakukan sarapan > 4 kali dalam seminggu, sama halnya dengan contoh perempuan, sebagian besar (65.71%) melakukan sarapan > 4 kali dalam seminggu. Namun terdapat 48.57% contoh laki-laki dan 34.29% contoh perempuan yang sarapan kurang dari 4 kali dalam seminggu. Terdapat berbagai alasan siswa sehingga tidak sempat melakukan sarapan. Menurut Khomsan (2005), alasan tidak sarapan, yaitu tidak sempat atau terburu-buru, merasa waktu sangat terbatas karena jarak sekolah cukup jauh, terlambat bangun pagi, tidak ada selera makan, maupun ingin diet supaya berat badan cepat turun. Giovannini et al. (2010) menyatakan bahwa sarapan yang teratur dapat mempengaruhi pemilihan diet dan pemilihan menu makanan yang lebih baik setiap hari. Tabel 12 Sebaran contoh berdasarkan alasan tidak sarapan Alasan tidak sarapan Laki-laki Perempuan n % n % Tidak disediakan di rumah Tidak nafsu makan Tidak sempat Total Alasan tidak sarapan contoh diperoleh berdasarkan pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, sehingga diperoleh tiga alasan yang paling banyak dijawab oleh contoh, yaitu tidak disediakan di rumah, tidak selera makan, serta tidak sempat. Sebagian besar contoh laki-laki (60.00%) dan perempuan (65.71%) menyatakan tidak sempat sebagai alasan tidak sarapan. Sebanyak 31.43% contoh laki-laki dan 34.29% contoh persen contoh perempuan tidak mempunyai selera makan untuk sarapan pada pagi hari. Dan sebagian kecil contoh menyatakan tidak sempat sarapan karena tidak disediakan di rumah, hal tersebut dikarenakan sebagian contoh tidak tinggal di rumah bersama orang tua (kos). Nicklas et.al (2004) menyatakan bahwa anak yang suka melewatkan sarapan meningkatkan resiko kekurangan zat gizi. Dalam penelitian Murphy (2007) seseorang yang suka melewatkan sarapan lebih sering menunjukkan gejala kekurangan zat besi (anemia).

29 15 Waktu sarapan Sarapan pagi adalah suatu kegiatan yang penting sebelum melakukan aktifitas fisik pada pagi hari (Khomsan 2002). Pada penelitian ini waktu sarapan dikategorikan ke dalam 4 bagian, yaitu sebelum pukul 06.00, pukul ,pukul serta diatas pukul pagi. Tabel 13 Sebaran contoh berdasarkan waktu sarapan Waktu sarapan Laki-laki Perempuan Total n % n % n % < > Total Berdasarkan Tabel 13, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar waktu sarapan contoh laki-laki (71.43%) dan perempuan (85.71%) melakukan sarapan antara pukul hingga pukul Sebagian besar contoh telah melakukan sarapan sesuai dengan waktu yang dianjurkan yaitu antara pukul sampai dengan pukul pagi (Khomsan 2002). Jenis sarapan Jenis sarapan pada penelitian ini di kategorikan menjadi 6 kelompok yaitu, makanan pokok + lauk hewani, makanan pokok + lauk hewani + sayur, makanan pokok + lauk hewani + lauk nabati, roti + susu, buah, serta jajanan. Jenis menu sarapan akan lebih baik apabila terdiri dari makanan sumber zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur. Menurut Khomsan (2002), sarapan dengan aneka ragam pangan yang terdiri dari nasi, lauk pauk, buah dan susu dapat memenuhi kenutuhan akan vitamin dan mineral. Dalam Tabel 14 disajikan jenis menu sarapan yang dikonsumsi contoh. Tabel 14 Sebaran contoh berdasarkan jenis menu sarapan Jenis sarapan Laki-laki Perempuan Total Makanan pokok + lauk hewani makanan pokok + lauk hewani + lauk nabati makanan pokok + lauk hewani + sayur roti + susu buah jajanan Total Berdasarkan Tabel 14 sebagian besar contoh (30.00%) mengonsumsi makanan pokok + lauk hewani sebagai menu sarapan. Sebanyak 22.86% mengonsumsi makanan pokok + lauk hewani + lauk nabati sebagai menu sarapan, dan tidak sedikit contoh (14.29%) yang mengonsumsi jajanan sebagai menu sarapan. Sebanyak 28.57% contoh laki-laki mengkonsumsi jajanan sebagai

30 16 sarapan. Tidak ada contoh perempuan yang mengkonsumsi jajanan sebagai sarapan. Jajanan yang dikonsumsi sebagai menu sarapan dapat dipengaruhi oleh waktu sarapan dimana contoh sudah berada di sekolah saat melakukan sarapan. Dalam penelitian Matthys et al. (2006) contoh yang diberi perlakuan konsumsi sarapan yang berkualitas memiliki asupan yang lebih baik daripada contoh yang diberi perlakukan sarapan dengan kualitas yang kurang. Florence et al. (2008) menyatakan bahwa ada kaitan antara pemilihan menu makanan dan diet dengan prestasi akademik siswa. Menurut Florence et al. (2008) sarapan sebaiknya tidak mengonsumsi satu jenis zat gizi (single nutrient) melainkan dengan mengombinasikan makanan dengan aneka ragam zat gizi. Asupan dan kontribusi makanan sarapan Menurut Hardinsyah (2012), sarapan merupakanan makan di awal hari biasanya dilakukan di pagi hari berupa makanan dan minuman. Makanan dan minuman yang dikonsumsi di pagi hari menyediakan energi dan zat gizi yang cukup agar perasaan, berpikir, dan bekerja atau stamina yang lebih baik. Sarapan sebaiknya menyediakan 15-25% kebutuhan gizi sehari. Tabel 15 Asupan dan kontribusi sarapan contoh Energi Laki-laki Perempuan Total Asupan kontribusi sarapan (kkal/hari) Kontribusi terhadap asupan sehari (%) Kontribusi terhadap kecukupan gizi (%) Protein Asupan kontribusi sarapan (g/hari) Kontribusi terhadap asupan sehari (%) Kontribusi terhadap kecukupan gizi (%) Pada Tabel 15, asupan energi dari sarapan pada contoh laki-laki (280 kkal) lebih besar daripada asupan energi perempuan (249 kkal). Kontribusi sarapan terhadap asupan energi sehari pada laki-laki sebesar 27.32% lebih besar daripada perempuan sebesar 24.00%. Pada asupan protein dari sarapan pada contoh lakilaki sebesar 9.6 gram lebih besar daripada perempuan sebesar 7.9 gram. Berdasarkan tabel 15, sarapan yang dikonsumsi contoh memberikan asupan kkal/hari. Menurut Hardinsyah (2012), konsumsi makanan sarapan sebaiknya memenuhi kkal/hari. Sarapan yang dikonsumsi memberikan kontribusi energi (25.25%) terhadap asupan total sehari. Kontribusi sarapan yang dikonsumsi memberikan kontribusi energi (11.68) terhadap kecukupan gizi. Rata-rata asupan protein yang dikonsumsi contoh dari sarapan ( g/hari). Asupan protein dalam sarapan sebaiknya memenuhi 6-10 g/hari (Hardinsyah 2012). Sarapan yang dikonsumsi memberikan kontribusi (18.26%) terhadap asupan total sehari dan memberikan kontribusi protein (16.21%) terhadap kecukupan gizi. Dalam hasil penelitian Murphy (2007) disebutkan bahwa seseorang yang melewatkan sarapan memiliki kekurangan intake zat gizi terutama vitamin dan mineral. Matthys et al. (2006) juga menunjukkan bahwa melewatkan sarapan menyebabkan lapar di pagi hari dan cenderung lebih banyak mengkonsumsi

31 jajanan, sementara jajanan yang dikonsumsi memiliki kandungan gula dan lemak yang tinggi dan rendah vitamin dan mineral. Dalam penelitian C. Matthys et al. (2006) juga disebutkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada contoh yang diberi sarapan yang berkualitas dan yang tidak berkualitas. Konsumsi pangan dan kecukupan gizi Konsumsi pangan merupakan informasi tentang jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi seseorang atau sekelompok orang pada waktu tertentu (Kusharto & Sa adiyah 2006). Sebaran contoh berdasarkan kategori tingkat kecukupan energi dan protein disajikan pada tabel 16. Tabel 16 Sebaran contoh berdasarkan kategori tingkat kecukupan energi dan protein Tingkat kecukupan TKE TKP Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total n % n % n % n % n % n % Defisit berat Defisit sedang Defisit ringan Normal Lebih Total Sebagian besar contoh memiliki tingkat kecukupan gizi yang tergolong defisit berat. Sebanyak 85.71% contoh memiliki tingkat kecukupan energi yang tergolong defisit berat. Terdapat 7.14 % contoh berada pada kategori defisit sedang, sebanyak 1.43% berada pada kategori defisit ringan. Hanya sebagian kecil contoh (4.29%) berada pada kategori normal. Pangan yang menghasilkan energi yang paling sering dikonsumsi contoh adalah nasi dan mie. Selain nasi dan mie, contoh juga sering mengkonsumsi ikan mujahir, ikan mas, dan ikan teri sebagai lauk hewani. Sawi, kangkung dan buncis sebagai sayur yang paling sering dikonsumsi. Porsi yang kurang tentunya berpengaruh terhadap tingkat kecukupan energi contoh. Menurut Soekirman (2000), kekurangan konsumsi energi dari kecukupan yang diperlukan dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehatan dan bila terus berkelanjutan dapat mengakibatkan seseorang menjadi kurus. Tingkat kecukupan protein sebagian besar contoh (42.86%) tergolong dalam kategori defisit berat. Terdapat sebanyak 25.71% contoh yang tergolong dalam kategori normal untuk tingkat kecukupan protein. Namun sebanyak 11.43% contoh berada dalam kategori lebih untuk tingkat kecukupan protein. Sebagian besar contoh mengkonsumsi pangan golongan ikan seperti ikan mujahir, ikan mas, dan ikan teri sebagai sumber penghasil protein. Selain ikan, contoh juga mengkonsumsi daging ayam dan telur ayam sebagai penghasil protein. Prestasi belajar Menurut Atkinson et.al (2000), prestasi belajar adalah hasil pendidik terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini, prestai belajar siswa diperoleh dari nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, 17

32 18 Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi. Nilai diperoleh dengan merata-ratakan ke enam mata pelajaran. Data prestasi contoh disajikan pada Tabel 17. Tabel 17 Sebaran contoh berdasarkan data prestasi belajar Prestasi belajar Laki-laki Perempuan Total n % n % n % Kurang (<60) Cukup (60-70) Lebih dari cukup (71-80) Baik (> 80) Total Rata-rata + SD Berdasarkan Tabel 17, sebagian besar contoh (58.57%) memiliki prestasi belajar dengan kriteria nilai yang baik. Terdapat contoh (41.42%) yang memiliki kriteria lebih dari cukup terhadap prestasi belajar. Pada Tabel 17, dapat disimpulkan bahwa contoh perempuan memiliki prestasi belajar yang lebih baik dinyatakan dengan nilai rata- rata lebih tinggi daripada contoh laki-laki dengan nilai Sebagian besar contoh perempuan memiliki nilai prestasi belajar yang tergolong baik (80.00%), berbanding terbalik dengan laki-laki yang sebagian besar memiliki prestasi belajar yang tergolong lebih dari cukup (60.00%). Hubungan antar variabel Hubungan pengetahuan gizi dengan status gizi dan sarapan Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan gizi dengan status gizi siswa (p=0.710; r= 0.044). Semakin baik pengetahuan gizi seseorang tidak menjamin seseorang memiliki status gizi yang semakin baik. Sedangkan hasil uji korelas Pearson menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan gizi dengan kebiasaan sarapan (p=0.499 ; r=-0.082). Dalam penelitian (2008) menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi dan status gizi. Hubungan yang tidak signifikan dapat disebabkan karena hampir seluruh hasil pengetahuan gizi contoh tergolong baik. Homogennya hasil pengetahuan gizi dapat menunjukkan hasil yang signifikan jika menggunakan analisis statistik. Menurut Rohayati (2003) pengetahuan gizi yang baik belum tentu mempunyai kebiasaan makan yang baik. Kebiasaan lingkungan terdekat dapat memiliki pengaruh yang bermakna terhadap kebiasaan sarapan maupun kebiasaan makan anak atau remaja. Hubungan sarapan dengan status gizi Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara sarapan dengan status gizi siswa (p=0.786; r=0.033). Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik seseorang sarapan tidak menjamin bahwa status gizi seseorang semakin baik pula. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi status gizi. Hal ini sejalan dengan penelitian Mariza et al. (2013) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara kebiasaan sarapan dengan status gizi. Faktor yang mempengaruhi antara lain asupan makanan dan infeksi (Riyadi 2001). Namun dalam studi yang dilakukan oleh Gleason et

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 = 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang dilakukan di perguruan tinggi penyelenggara Beastudi Etos wilayah Jawa Barat yaitu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, dilakukan di SDN 09 Pagi Pademangan Barat Jakarta Utara. Pemilihan lokasi sekolah dasar dilakukan secara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Cross sectional study yaitu rancangan yang digunakan pada penelitian dengan variabel sebab

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang bertujuan mempelajari hubungan pengetahuan gizi ibu dan kebiasaan jajan siswa serta kaitannya dengan status

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini bersifat deskriptif dan menggunakan metode survey dengan desain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 6 Bogor. Penentuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kelas Populasi (N) Contoh (n) Kelas Kelas Total 81 40

METODE PENELITIAN. Kelas Populasi (N) Contoh (n) Kelas Kelas Total 81 40 15 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah metode survei dengan teknik wawancara. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Babakan, Kota Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross-sectional study. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kebon Kopi 2 Bogor. Penentuan lokasi SDN Kebon Kopi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study yaitu seluruh variabel diamati pada saat yang bersamaan ketika penelitian berlangsung. Penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 16 METODOLOGI PENELITIAN Desain Waktu dan Tempat Penelitian Desain penelitian ini adalah Cross sectional study yaitu rancangan yang digunakan pada penelitian dengan variabel sebab atau faktor resiko dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross Sectional. Pemilihan lokasi SMA dilakukan secara purposive dengan pertimbangan

Lebih terperinci

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study (sebab akibat diteliti dalam satu waktu). Pemilihan PAUD dilakukan secara purposive, dengan kriteria memiliki

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu yang tidak berkelanjutan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh

METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian ini menggunakan data yang berasal dari penelitian payung Ajinomoto IPB Nutrition Program

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study karena pengambilan data dilakukan pada suatu waktu. Penelitian dilaksanakan di Pesantren di

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah crosssectional study dimana seluruh paparan dan outcome diamati pada saat bersamaan dan pengumpulan data dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross sectional study. Penelitian ini merupakan bagian dari Penelitian Aspek Sosio-ekonomi dan Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2011 di SMP/SMA Ragunan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan terhadap paparan dan outcome

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI

ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian. Kota Medan. 21 Kecamatan. 2 Kecamatan. Kec. Medan Kota Kelurahan Sitirejo (60 RT)

METODE PENELITIAN. penelitian. Kota Medan. 21 Kecamatan. 2 Kecamatan. Kec. Medan Kota Kelurahan Sitirejo (60 RT) 22 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah Cross Sectional Study. Lokasi Penelitian dilakukan di Kecamatan Medan Kota (1 kelurahan)

Lebih terperinci

METODE. Zα 2 x p x (1-p)

METODE. Zα 2 x p x (1-p) 16 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Pemilihan tempat dilakukan secara purposif dengan pertimbangan kemudahan akses dan perolehan izin. Penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 22 METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang menggambarkan hubungan antara asupan makanan dan komposisi lemak tubuh terhadap kapasitas daya tahan tubuh

Lebih terperinci

METODE. n = Z 2 P (1- P)

METODE. n = Z 2 P (1- P) 18 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Lokasi penelitian adalah TKA Plus Ihsan Mulya Cibinong.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study yaitu seluruh variabel diamati pada saat yang bersamaan pada waktu penelitian berlangsung. Pemilihan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni 2012 di Cipayung, Bogor. Pemilihan tempat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 29 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Desember 2011 di SMA Ragunan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 15 METODOLOGI PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain crossecsional study, semua data yang dibutuhkan dikumpulkan dalam satu waktu (Singarimbun & Effendi 2006).

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan bulan Agustus-September 2011 di SMA Negeri 6

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2011. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian proyek intevensi cookies muli gizi IPB, data yang diambil adalah data baseline penelitian. Penelitian ini merupakan

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study dimana seluruh pengumpulan data dilakukan pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Malangsari

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = n/n(d) 2 + 1

METODE PENELITIAN. n = n/n(d) 2 + 1 20 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross sectional study dengan metode survey observational. Tempat penelitian dipilih dengan metode purposive yaitu di UPT

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = z 2 α/2.p(1-p) = (1,96) 2. 0,15 (1-0,15) = 48,9 49 d 2 0,1 2

METODE PENELITIAN. n = z 2 α/2.p(1-p) = (1,96) 2. 0,15 (1-0,15) = 48,9 49 d 2 0,1 2 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini desain population survey, yaitu dengan mensurvei sebagian dari populasi balita yang ada di lokasi penelitian selama periode waktu tertentu.

Lebih terperinci

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita 22 KERANGKA PEMIKIRAN Status gizi yang baik, terutama pada anak merupakan salah satu aset penting untuk pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Sistematika pengambilan contoh. Pemilihan SDN Kebon Kopi 2 Bogor. Purposive. siswa kelas 5 & 6. Siswa laki-laki (n=27)

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Sistematika pengambilan contoh. Pemilihan SDN Kebon Kopi 2 Bogor. Purposive. siswa kelas 5 & 6. Siswa laki-laki (n=27) METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah case study. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kebon Kopi 2, Kota Bogor. Penentuan lokasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 25 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran umum sekolah SDN Kebon Kopi 2 adalah sekolah yang berada di jalan Kebon Kopi Rt.04/09 kelurahan Kebon Kelapa terletak di Kota Bogor Kecamatan Bogor Tengah. Berdiri pada

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian mengenai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) biskuit yang disubstitusi tepung Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) pada balita gizi kurang dan gizi buruk

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh: Karakteristik contoh: Pengetahuan gizi seimbang. Jenis kelamin Umur Uang saku

KERANGKA PEMIKIRAN. Karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh: Karakteristik contoh: Pengetahuan gizi seimbang. Jenis kelamin Umur Uang saku 126 KERANGKA PEMIKIRAN Ada beberapa faktor yang mempengaruhi praktek gizi seimbang yang selanjutnya diterapkan dalam konsumsi energi dan zat gizi. Faktor tersebut diantaranya adalah pengetahuan,sikap,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, bertempat di Pabrik Hot Strip Mill (HSM) PT. Krakatau Steel Cilegon, Propinsi Banten. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI. n = Z 2 (1-α/2) x σ 2 ε 2 x φ 2 n = x x n = 79 mahasiswi

METODOLOGI. n = Z 2 (1-α/2) x σ 2 ε 2 x φ 2 n = x x n = 79 mahasiswi METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai Analisis Hubungan Persepsi tentang Kegemukan dengan Pola Konsumsi Pangan dan Aktivitas Fisik Mahasiswi Tingkat Persiapan Bersama Institut

Lebih terperinci

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian Cross Sectional Study yang dilakukan pada siswa sekolah dasar di SD Negeri Empang 1 Bogor. Pengambilan data dilakukan

Lebih terperinci

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK GIZI SERTA TINGKAT KONSUMSI IBU HAMIL DI KELURAHAN KRAMAT JATI DAN KELURAHAN RAGUNAN PROPINSI DKI JAKARTA

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK GIZI SERTA TINGKAT KONSUMSI IBU HAMIL DI KELURAHAN KRAMAT JATI DAN KELURAHAN RAGUNAN PROPINSI DKI JAKARTA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK GIZI SERTA TINGKAT KONSUMSI IBU HAMIL DI KELURAHAN KRAMAT JATI DAN KELURAHAN RAGUNAN PROPINSI DKI JAKARTA NADIYA MAWADDAH PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI 1 KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI Oleh: FRISKA AMELIA PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Penelitian mengenai studi karakteristik pertumbuhan anak usia sekolah di Provinsi Jawa Barat dilaksanakan dari bulan Mei-Juli 2011 dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 26 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah crosectional study. Penelitian dilakukan menggunakan data sekunder dari Program Perbaikan Anemia Gizi Besi di Sekolah

Lebih terperinci

PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI SNACK DAN PANGAN LAINNYA PADA MURID SEKOLAH DASAR DI BOGOR YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK

PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI SNACK DAN PANGAN LAINNYA PADA MURID SEKOLAH DASAR DI BOGOR YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI SNACK DAN PANGAN LAINNYA PADA MURID SEKOLAH DASAR DI BOGOR YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK (Nutrition Knowledge, Physical Activity, Snack Consumption and

Lebih terperinci

Karakteristik Sosial Ekonomi - Jenis kelamin - Umur - Besar keluarga - Pendidikan - Pekerjaan - Pendapatan

Karakteristik Sosial Ekonomi - Jenis kelamin - Umur - Besar keluarga - Pendidikan - Pekerjaan - Pendapatan KERANGKA PEMIKIRAN Konsumsi pangan karyawan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan yaitu karakteristik sosial ekonomi yang meliputi jenis kelamin, umur dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Jenis dan Cara Pengambilan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Jenis dan Cara Pengambilan Data 15 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional study. Lokasi penelitian bertempat di Desa Sukajadi, Sukaresmi, Sukaluyu, dan Sukajaya, Kecamatan Taman

Lebih terperinci

POLA KONSUMSI SARAPAN PAGI MURID SEKOLAH DASAR DI SDN KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2015 ABSTRACT

POLA KONSUMSI SARAPAN PAGI MURID SEKOLAH DASAR DI SDN KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2015 ABSTRACT 1 POLA KONSUMSI SARAPAN PAGI MURID SEKOLAH DASAR DI SDN 060921 KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2015 Ratna Juwita Sari 1, Zulhaida Lubis 2, Jumirah 2 1 Mahasiswa Fakultas Kesehatan Gizi Masyarakat 2 Dosen

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Yayasan Yasmina Bogor (Purposive) N= 65. Kabupaten Bogor (N = 54) Populasi sumber (N=50) Contoh penelitian (n= 30)

METODE PENELITIAN. Yayasan Yasmina Bogor (Purposive) N= 65. Kabupaten Bogor (N = 54) Populasi sumber (N=50) Contoh penelitian (n= 30) 25 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah dengan cross sectional study. Pemilihan tempat tersebut dilakukan secara purposive, yaitu di Bogor pada peserta Program

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian mengenai konsumsi pangan, aktivitas fisik, status gizi dan status kesehatan lansia menggunakan desain cross sectional. Desain ini merupakan pengamatan yang

Lebih terperinci

Gambar 1. Kerangka pemikiran tingkat kecukupan energi zat gizi anak usia sekolah Keterangan : = Variabel yang diteliti = Hubungan yang diteliti

Gambar 1. Kerangka pemikiran tingkat kecukupan energi zat gizi anak usia sekolah Keterangan : = Variabel yang diteliti = Hubungan yang diteliti KERANGKA PEMIKIRAN Usia sekolah adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa nantinya. Kebutuhan gizi pada masa anak-anak harus dipenuhi agar proses pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

Gambar 1 Bagan kerangka pemikiran analisis kontribusi konsumsi ikan terhadap kecukupan zat gizi ibu hamil

Gambar 1 Bagan kerangka pemikiran analisis kontribusi konsumsi ikan terhadap kecukupan zat gizi ibu hamil 13 KERANGKA PEMIKIRAN Masa kehamilan merupakan masa yang sangat menentukan kualitas anak yang akan dilahirkan. Menurut Sediaoetama (1996), pemenuhan kebutuhan akan zat gizi merupakan faktor utama untuk

Lebih terperinci

KEBIASAAN SARAPAN PADA MAHASISWA TPB IPB DENGAN STATUS GIZI NORMAL DAN OBES IFDAL

KEBIASAAN SARAPAN PADA MAHASISWA TPB IPB DENGAN STATUS GIZI NORMAL DAN OBES IFDAL KEBIASAAN SARAPAN PADA MAHASISWA TPB IPB DENGAN STATUS GIZI NORMAL DAN OBES IFDAL DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI KARYA TULIS

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh 8 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai hubungan konsumsi susu dan kebiasaan olahraga dengan status gizi dan densitas tulang remaja di TPB IPB dilakukan dengan menggunakan desain

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 1 N

METODE PENELITIAN 1 N 32 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini merupakan bagian dari data baseline pada kajian Studi Ketahanan Pangan dan Coping Mechanism Rumah Tangga di Daerah Kumuh yang dilakukan Departemen

Lebih terperinci

PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI SNACK DAN PANGAN LAINNYA, PADA MURID SD BINA INSANI BOGOR YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK

PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI SNACK DAN PANGAN LAINNYA, PADA MURID SD BINA INSANI BOGOR YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK i PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI SNACK DAN PANGAN LAINNYA, PADA MURID SD BINA INSANI BOGOR YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK DENI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan setiap pagi hari atau suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 23 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Contoh Karakteristik contoh meliputi usia, pendidikan, status pekerjaan, jenis pekerjaan, riwayat kehamilan serta pengeluaran/bulan untuk susu. Karakteristik contoh

Lebih terperinci

Gambar 1 Hubungan pola asuh makan dan kesehatan dengan status gizi anak balita

Gambar 1 Hubungan pola asuh makan dan kesehatan dengan status gizi anak balita 17 KERANGKA PEMIKIRAN Masa balita merupakan periode emas, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan otak yang optimal, terlebih lagi pada periode dua tahun pertama kehidupan seorang anak.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain survei melalui pendekatan Cross-sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan pada suatu waktu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kabupaten Sukabumi. Puskesmas Kadudampit Puskesmas Cikidang Puskesmas Citarik. Peserta program pemberian makanan biskuit fungsional

METODE PENELITIAN. Kabupaten Sukabumi. Puskesmas Kadudampit Puskesmas Cikidang Puskesmas Citarik. Peserta program pemberian makanan biskuit fungsional 37 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Penelitian ini merupakan penelitian survey yang dilakukan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Lokasi penelitian ini terdiri dari 3 Puskesmas yaitu Kadudampit,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Lokasi penelitian di Desa Paberasan Kabupaten Sumenep. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 Mulinatus Saadah 1. Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional ~t~tdy dengan menggunakan metode survey. Penelitian dilakukan di SD Bina Insani Bogor, dengan pertimbangan

Lebih terperinci

Bagan Kerangka Pemikiran "##

Bagan Kerangka Pemikiran ## KERANGKA PEMIKIRAN Olahraga pendakian gunung termasuk dalam kategori aktivitas yang sangat berat (Soerjodibroto 1984). Untuk itu diperlukan kesegaran jasmani, daya tahan tubuh yang prima, dan keseimbangan

Lebih terperinci

METODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek

METODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek METODE Disain, Tempat dan Waktu Penelitian ini menggunakan data dasar hasil penelitian Kebiasaan Minum dan Status Hidrasi pada Remaja dan Dewasa di Dua Wilayah Ekologi Berbeda yang dilaksanakan oleh tim

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG Correlation Of Satisfaction Level Of Food Quality With Energy And Macronutrient

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sekolah merupakan generasi penerus dan modal pembangunan. Oleh karena itu, tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan. Salah satu upaya kesehatan tersebut

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subjek

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subjek 18 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan dengan mengolah data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan kualitas SDM dimulai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan

Lebih terperinci

DAYA TERIMA MAKANAN DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI-PROTEIN PASIEN RAWAT INAP PENDERITA PENYAKIT DALAM DI RUMAH SAKIT DR.H.MARZOEKI MAHDI MUTMAINNAH

DAYA TERIMA MAKANAN DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI-PROTEIN PASIEN RAWAT INAP PENDERITA PENYAKIT DALAM DI RUMAH SAKIT DR.H.MARZOEKI MAHDI MUTMAINNAH DAYA TERIMA MAKANAN DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI-PROTEIN PASIEN RAWAT INAP PENDERITA PENYAKIT DALAM DI RUMAH SAKIT DR.H.MARZOEKI MAHDI MUTMAINNAH PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu yang tidak berkelanjutan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN GIZI, KESESUAIAN DIET DAN STATUS GIZI ANGGOTA UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) SEPAKBOLA INSTITUT PERTANIAN BOGOR B A S I R

TINGKAT PENGETAHUAN GIZI, KESESUAIAN DIET DAN STATUS GIZI ANGGOTA UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) SEPAKBOLA INSTITUT PERTANIAN BOGOR B A S I R TINGKAT PENGETAHUAN GIZI, KESESUAIAN DIET DAN STATUS GIZI ANGGOTA UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) SEPAKBOLA INSTITUT PERTANIAN BOGOR B A S I R PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS

Lebih terperinci

Karakteristik Sampel: Usia Jenis Kelamin Berat Badan Tinggi Badan. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi. Status Gizi

Karakteristik Sampel: Usia Jenis Kelamin Berat Badan Tinggi Badan. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi. Status Gizi 20 KERANGKA PEMIKIRAN Status gizi merupakan hasil masukan zat gizi dan pemanfaatannya dalam tubuh. Untuk mencapai status gizi yang baik diperlukan pangan yang mengandung cukup zat gizi, aman untuk dikonsumsi

Lebih terperinci

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 17 METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2011 di lingkungan Kampus (IPB)

Lebih terperinci

ANALISIS DENSITAS ASUPAN ZAT GIZI DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI SISWA SEKOLAH DASAR DI KOTA BOGOR AHMAD FAUZI

ANALISIS DENSITAS ASUPAN ZAT GIZI DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI SISWA SEKOLAH DASAR DI KOTA BOGOR AHMAD FAUZI ANALISIS DENSITAS ASUPAN ZAT GIZI DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI SISWA SEKOLAH DASAR DI KOTA BOGOR AHMAD FAUZI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Lebih terperinci

Konsumsi Pangan (makanan dan minuman) Intake energi. Persentase tingkat konsumsi cairan. Kecenderungan dehidrasi

Konsumsi Pangan (makanan dan minuman) Intake energi. Persentase tingkat konsumsi cairan. Kecenderungan dehidrasi KERANGKA PEMIKIRAN Kebiasaan didefinisikan sebagai pola perilaku yang diperoleh dari pola praktek yang terjadi berulang-ulang. Kebiasaan makan dapat didefinisikan sebagai seringnya (kerap kalinya) makanan

Lebih terperinci

PENERAPAN HASIL BELAJAR NUTRISI PADA PERILAKU GIZI SISWA SMK SANDHY PUTRA BANDUNG

PENERAPAN HASIL BELAJAR NUTRISI PADA PERILAKU GIZI SISWA SMK SANDHY PUTRA BANDUNG 12 PENERAPAN HASIL BELAJAR NUTRISI PADA PERILAKU GIZI SISWA SMK SANDHY PUTRA BANDUNG Ai Martin Sopiah¹ ), Ai Nurhayati² ), Rita Patriasih² ) Abstrak: Siswa SMK berada dalam usia remaja pada masa ini rentan

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 16 METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik yang menggambarkan sistem penyelenggaraan makan dan preferensi para atlet terhadap menu makanan yang disajikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang dibutuhkan setiap hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan atau kelebihan dalam

Lebih terperinci

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh 35 METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Desain studi yang digunakan pada penelitian ini adalah studi observasional cross sectional, yaitu studi epidemiologi yang mempelajari prevalensi. distribusi.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 0 METODOLOGI PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survey yang dilakukan di lingkungan SMPN 5 Bogor yang berlokasi di Jalan Dadali no 10A Kota Bogor. Pemilihan

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT 65 LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT FILE : AllData Sheet 1 CoverInd

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18 tahun, sarapan berfungsi sumber energi dan zat gizi agar dapat berpikir, belajar dan melakukan aktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang di nyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang maupun gizi lebih pada dasarnya disebabkan oleh pola makan yang tidak seimbang. Sementara

Lebih terperinci

konsumsi merupakan salahsatu indikator pengukuran tingkat ketahanan pangan. Dengan demikian, bila tingkat konsumsi rumahtangga sudah terpenuhi maka

konsumsi merupakan salahsatu indikator pengukuran tingkat ketahanan pangan. Dengan demikian, bila tingkat konsumsi rumahtangga sudah terpenuhi maka 21 KERANGKA PEMIKIRAN Ketahanan pangan rumahtangga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah karakteristik rumahtangga (meliputi ukuran rumahtangga, pendidikan kepala dan ibu rumahtangga, dan

Lebih terperinci

HEALTHY EATING INDEX REMAJA DI KOTA YOGYAKARTA DAN PADANG YOGA HENDRIYANTO

HEALTHY EATING INDEX REMAJA DI KOTA YOGYAKARTA DAN PADANG YOGA HENDRIYANTO HEALTHY EATING INDEX REMAJA DI KOTA YOGYAKARTA DAN PADANG YOGA HENDRIYANTO DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n =

METODE PENELITIAN. n = 24 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study karena pengumpulan variabel independen dan dependen dilakukan pada satu waktu yang tidak

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Tempat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dan

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Tempat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dan METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dan prospective study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2003 (antara musim

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No.3 Karangasem, Laweyan, Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta memiliki

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 13 METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian tentang hubungan tingkat konsumsi dan aktivitas fisik terhadap tekanan darah dan kolesterol ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. Gambar 2Cara Penarikan Contoh 16 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian ini menggunakan metode survey dengan desain cross sectional study dimana pengumpulan data dilakukan pada satu waktu untuk menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan makan dan zat gizi yang digunakan oleh tubuh. Ketidakseimbangan asupan makan tersebut meliputi kelebihan

Lebih terperinci

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo.

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo. 102 KERANGKA PEMIKIRAN Orang dewasa 15 tahun seiring dengan bertambahnya umur rentan menjadi gemuk. Kerja hormon menurun seiring dengan bertambahnya umur, yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan metabolisme

Lebih terperinci

Lampiran 1. Variabel penelitian beserta kategorinya tahun < Rp 5000,OO Rp 5.000,OO - Rp ,OO. > Persentil ke-95 = Ovenveighr (CDC 2000)

Lampiran 1. Variabel penelitian beserta kategorinya tahun < Rp 5000,OO Rp 5.000,OO - Rp ,OO. > Persentil ke-95 = Ovenveighr (CDC 2000) Lampiran 1. Variabel penelitian beserta kategorinya Variabel 1 Kategori Karakteristik contoh : Umur anak Uang saku per hari Sosial ekonomi keluarga Pendidikan orang tua (Ayah dan Ibu) 9-1 1 tahun < Rp

Lebih terperinci