BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, maju dan berkembangnya suatu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, maju dan berkembangnya suatu"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Manajemen Operasional Pengertian Manajemen Operasional Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, maju dan berkembangnya suatu perusahaan tergantung dari manajemen dari perusahaan tersebut. Salah satu cabang atau divisi dalam manajemen adalah manajemen operasional. Semua jenis perusahaan dalam menjalankan kegiatan produksinya tidak terlepas dari kontribusi ilmu manajemen operasional. Dalam membuat suatu barang atau jasa, seluruh organisasi atau perusahaan mempunyai tiga fungsi. Fungsi-fungsi tersebut sangatlah diperlukan untuk kelangsungan organisasi atau perusahaan. Salah satu fungsi tersebut adalah operasi atau sering kita sebut dengan produksi. Render dan Heizer (2001: 5) mengatakan bahwa tiga fungsi yang harus dijalankan oleh setiap organisasi adalah: 1. Pemasaran, yang membuat adanya permintaan atau paling tidak mendapatkan pesanan untuk pembuatan barang dan jasa (tidak ada yang terjadi sampai adanya penjualan). 2. Produk/operasi, yang menghasilkan produk. 3. Keuangan/akuntansi, yang memantau apakah perusahaan berjalan dengan baik, membayar seluruh tagihan, dan mengumpulkan uang. Manajemen produksi atau operasi terdiri dari kata manajemen dan operasi. Suyadi Prawirosentono (2000:5) juga berpendapat bahwa Manajemen adalah mengelola yang mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut: merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengangkat pegawai dan mengawasi. 20

2 21 Sedangkan Malayu Hasibuan (2004:1) menyatakan bahwa Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumbersumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Adapun definisi produksi menurut Suyadi Prawirosentono (2000:5) adalah secara umum dapat diartikan sebagai membuat atau menghasilkan suatu barang dari berbagai bahan lain. Kemudian, Heizer dan Render (2005:4) menuturkan bahwa Produksi (production) adalah proses penciptaan barang dan jasa. Fogarty (dalam Eddy Herjanto, 2007:2) mendefinisikan manajemen operasi sebagai suatu proses yang secara berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi-fungsi manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan. Eddy Herjanto (2007:2) menyebutkan bahwa, Unsur-unsur pokok definisi itu dapat dijelaskan lebih lanjut yakni kontinyu yang berarti manajemen operasi bukanlah suatu kegiatan yang berdiri sendiri, keputusan manajemen bukan merupakan suatu tindakan sesaat melainkan tindakan yang berkelanjutan atau suatu proses yang kontinyu. Efektif, berarti segala pekerjaan harus dapat dilakukan secara tepat dan sebaik-baiknya serta mencapai hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Sejalan dengan Fogarty, Schroeder (1994:17) memberikan penekanan terhadap definisi kegiatan operasi pada tiga hal, yaitu pengelolaan fungsi organisasi dalam menghasilkan barang dan jasa, adanya sistem transformasi yang menghasilkan barang dan jasa, serta adanya pengambilan keputusan sebagai elemen penting dari manajemen operasi. Sementara itu, Heizer (2004) lebih menitik beratkan manajemen operasi sebagai suatu sistem yang bertujuan

3 22 menciptakan barang dan atau menciptakan jasa. Secara umum, Eddy Herjanto (2007:2) menyimpulkan bahwa manajemen operasi merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan barang, jasa, atau kombinasinya, melalui proses transformasi dari sumber daya produksi menjadi keluaran yang diinginkan. Dengan berkembangnya teknik dan metode manajemen produksi, maka penerapan manajemen operasi tidak hanya berlaku pada kegiatan pembuatan barang-barang yang berwujud saja, melainkan juga bisa digunakan untuk mengoperasikan fungsi manajemen perusahaan dalam menghasilkan barangbarang tak berwujud atau jasa. Pada awalnya, manajemen produksi di lingkungan jasa disebut dengan istilah manajemen operasi. Namun, istilah operasi sesungguhnya juga dipakai dalam perusahaan manufaktur, yaitu dalam pengertian kegiatan mengoperasikan sumber daya produksi untuk untuk menghasilkan barang. Istilah manajemen operasi mengandung pengertian yang lebih luas. Oleh karena itu, dalam perkembangannya kemudian digunakan istilah manajemen operasi saja, yang mencakup kedua jenis kegiatan baik untuk menghasilkan barang maupun jasa. Sedangkan menurut Pangestu Subagyo (2000:1) mengatakan Operasi merupakan salah satu dari fungsi-fungsi yang ada dalam suatu lembaga. Fungsi lain selain operasi adalah keuangan, personalia, pemasaran, dan lain-lain. Pengertian manajemen operasional merupakan terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan operasional/produksi yang masing-masing memiliki arti tersendiri akan tetapi dapat memiliki pengertian yang lebih apabila digabungkan kedua kata

4 23 tersebut. Manajemen operasional juga tidak terlepas dari pengertian manajemen pada umumnya dan operasional atau produksi pada khususnya. Banyak sekali pendapat yang dikeluarkan oleh para ahli manajemen mengenai pengertian menejemen itu sendiri diantaranya menurut Maman Ukas (2004:6) berpendapat bahwa Manajemen adalah segenap aktivitas manusia dalam organisasi dengan menggunakan bantuan sumber-sumber daya dan fasilitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Menurut Dervitsiotis (1984) yang dikutip dari buku Murdifin Haming dan Mahfud Nurnajamuddin berjudul Manajemen Produksi Modern: Operasi Manufaktur dan Jasa, (2007:7) berpendapat bahwa: Istilah proses manajemen berkaitan dengan sejumlah aktivitas yang perlu diambil dalam usaha menentukan: (a) system nilai dan tujuan, (b) struktur organisasi, (c) desain, (d) perencanaan, (e) pengendalian atas operasi sebuah organisasi, baik organisasi bisnis maupun organisasi nirlaba. Pangestu Subagyo (2000:1) mengatakan Manajemen adalah tindakan untuk mencapai tujuan yang dilakukan dengan mengkoordinasi kegiatan orang lain. Sedangkan menurut Eddy Herjanto, (2007:2) berpendapat bahwa: Pengertian manajemen operasi tidak terlepas dari pengertian manajemen pada umumnya, yaitu mengandung unsur adanya kegiatan yang dilakukan dengan mengkoordinasikan berbagai kegiatan dan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Untuk pengertian operasi Pangestu Subagyo (2000:1) berpendapat bahwa: Operasi atau operations adalah kegiatan untuk mengubah masukan (yang berupa faktor-faktor produksi/operasi) menjadi keluaran sehingga lebih bermanfaat daripada bentuk aslinya. Dengan kata lain, operasi adalah kegiatan mengubah bentuk untuk menambah manfaat atau menciptakan manfaat baru dari suatu barang atau jasa.

5 24 Menurut Rosenberg (1993) yang dikutip dari buku Murdifin Haming dan Mahfud Nurnajamuddin berjudul Manajemen Produksi Modern: Operasi Manufaktur dan Jasa, (2007:17) bahwa: Operation yang kemudian diterjemahkan operasi atau operasional merupakan suatu proses atau tindakan tertentu yang menjadi unsure dari sejumlah kegiatan untuk membuat suatu produk. Operations (jamak dari operation) menunjukkan jumlah semua kegiatan atau proses yang diperlukan untuk memproduksi barang atau jasa tertentu. Kemudian Russel dan Taylor (2000), yang juga dikutip dari buku Murdifin Haming dan Mahfud Nurnajamuddin, yang berjudul Manajemen Produksi Modern: Operasi Manufaktur dan Jasa (2007:17), menyamakan makna operations dengan proses pengubahan (transformation process) dan diartikan sebagai fungsi atau sistem yang melakukan kegiatan proses pengolahan masukan menjadi keluaran dengan nilai tambah yang lebih besar. Murdifin Haming dan Mahfud Nurnajamuddin (2007:17) mengemukakan pendapatnya, bahwa: Manajemen Operasional dapat diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, pengkoordinasian, penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa yang berhubungan dengan proses pengolahan masukan menjadi keluaran dengan nilai tambah yang lebih besar. Pangestu Subagyo (2000:2) juga mengatakan bahwa Manajemen operasi adalah penerapan ilmu manajemen untuk mengatur kegiatan produksi atau operasi agar dapat dilakukan secara efisien. Seperti yang dikatakan oleh Barry Render dan Jay Heizer (2001:2) dalam bukunya yang berjudul Prinsip-prinsip Manajemen Operasi mengatakan bahwa

6 25 Manajemen operasi adalah serangkaian kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran. Kegiatan membuat barang dan jasa terjadi di semua sektor organisasi. Akan tetapi dalam buku Operation Management yang terbaru (edisi ketujuh), Heizer dan Render (2005:4) mengatakan dengan maksud yang sama, bahwa Manajemen Operasi (operation management--om) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Sedangkan menurut Suyadi Prawirosentono (2000:1) dalam bukunya Manajemen Operasi (Analisis dan Studi Kasus) menyatakan: Manajemen produksi (operasi) adalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan dari urutan berbagai kegiatan (set of activities) untuk membuat barang (produk) yang berasal dari bahan baku dan bahan penolong lain. Proses kegiatan yang mengubah bahan baku menjadi barang lain yang mempunyai nilai tambah lebih tinggi disebut proses produksi. Heizer dan Render (2005:5) menyebutkan bahwa manajemen operasi (MO) dipelajari karena empat alasan: 1. MO adalah satu dari tiga fungsi utama sebuah organisasi, dan secara utuh berhubungan dengan semua fungsi bisnis yang lainnya. Semua organisasi memasarkan, membiayai dan memproduksi, maka sangat penting untuk mengetahui bagaimana aktivitas MO berjalan. Karena itu pula kita mempelajri bagaimana orang mengorganisasikan diri mereka untuk mendapatkan perusahaan yang produktif.

7 26 2. MO dipelajari karena untuk mengetahui bagaimana barang dan jasa diproduksi. Fungsi produksi adalah bagian dari masyarakat yang meciptakan produk yang kita gunakan. 3. MO dipelajari untuk memahami apa yang dikerjakan oleh manajer operasi. Dengan memahami apa saja yang dilakukan oelh manajer ini, kita dapat membangun keahlian yang dibutuhkan untuk menjadi manajer seperti itu. Hal ini membantu kita untuk menjelajahi kesempatan kerja yang banyak dan menggiurkan di bidang MO. 4. MO dipelajari karena bagian ini merupakan bagian yang paling banyak mengeluarkan biaya dalam sebuah organisasi. Sebagian besar pengeluaran perusahaan terletak pada fungsi MO. Meski demikian, MO memberikan peluang untuk meningkatkan keuntungan dan pelayanan terhadap masyarakat. Banyak sekali para ahli mendefinisikan mengenai manajemen operasional akan tetapi yang dapat peneliti ambil benang merahnya yaitu, suatu rangkaian kegiatan dalam mengubah atau mentransformasikan semua masukan (input) perusahaan menjadi keluaran (output) perusahaan yang sering kita artikan sebagai suatu produktivitas atau kegiatan menghasilkan sesuatu produk.

8 27 Masukan Keluaran Manusia Mesin Material Modal Metode Energi Proses Transformasi Barang atau Jasa Umpan Balik Sumber: Eddy Herjanto (2006:5) Gambar 2. 1 Skema Proses Transformasi Kegiatan umpan balik dilihat dari skema tersebut dilakukan dengan melakukan pengecekan pada beberapa titik kunci dan membandingkannya dengan standar atau acuan yang telah ditetapkan. Apabila terjadi perbedaan antara hasil (keluaran) dengan standar, dilakukan tindakan koreksi, yang dapat berupa perbaikan dalam komponen masukan atau penyempurnaan dalam proses produksi sehingga keluarannya dapat sesuai dengan yang diharapkan. Pernyataan tersebut dikutip oleh peneliti dari buku Eddy Herjanto, (2006:5). Umpan balik merupakan sebuah informasi, informasi itu dapat berupa data kesesuaian hasil produksi dengan spesifikasi, data kesesuaian biaya rata-rata dengan proyeksi anggaran, kesesuaian waktu penyelesaian dengan target yang telah ditentukan, produktivitas tenaga kerja, dan sebagainya. Dengan demikian umpan balik atau sistem informasi produksi ini menjadi media pengendalian pihak manajemen atas fungsi atau sistem produksi. Dikutip dari buku Murdifin Haming dan Mahfud Nurnajamuddin, (2007:4-5) berjudul Manajemen Produksi Modern: Operasi Manufaktur dan Jasa.

9 28 Murdifin Haming dan Mahfud Nurnajamuddin (2007:19) mengutarakan bahwa Manajemen Produksi terdapat lima tujuan, yaitu: 1. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk menghasilkan keluaran sesuai yang diharapkan oleh pasar, 2. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk dapat menghasilkan keluaran secara efisien, 3. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk mampu menghasilkan nilai tambah atau manfaat yang semakin besar, 4. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk dapat menjadi pemenang dalam setiap kegiatan persaingan, dan 5. Mengarahkan organisasi atau perusahaan agar keluaran yang dihasilkan atau disediakan semakin digandrungi oleh pelanggan. Menurut Suyadi Prawirosentono (2000:5) manajemen produksi mempunyai ruang lingkup merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengangkat petugas, dan mengawasi kegiatan produksi, agar diperoleh produk yang direncanakan. Secara singkat, ruang lingkup manajemen produksi adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Produksi (PP) atau dalam bahasa inggrisnya adalah Production Planning (PP). b. Pelaksanaan Produksi c. Pengendalian Produksi (Production Control) Perkembangan Manajemen Operasional Dalam perkembangannya, ilmu manajemen operasional memang terbilang masih muda dibandingkan dengan ilmu-ilmu yang lainnya yang ada di dalam ekonomi. Meskipun masih terbilang muda, akan tetapi sejarah perkembangannya sangat menarik. Berikut akan peneliti coba ceritakan tentang perkembangan yang menarik dari manajemen operasional yang dikutip dari buku Barry Render dan Jay Heizer (2001:3).

10 29 Eli Whitney (1800) dikenal karena mempopulerkan bagian yang dapat dibongkar pasang, yang dicapainya melalui standarisasi dan pengendalian mutu pada pembuatan produk. Melalui kontrak yang ia tanda tangani dengan pemerintah Amerika untuk pucuk senjata, ia berhasil mendapatkan laba yang baik karena produk dijadikan bagian yang dapat dibongkar pasang. Frederick W. Taylor (1881), yang dikenal sebagai bapak ilmu manajemen, menyumbangkan seleksi personel, perencanaan dan penjadwalan, studi gerakan, dan bidang factor-faktor manusia yang sekarang popular. Salah satu sumbangsih yang ia berikan ialah bahwa manajemen semestinya lebih panjang akal dan agresif dalam membuat metode kerja. Taylor dan rekannya, Henry L.Gantt and Frank, dan Lilian Gilbert, termasuk yang pertama kali membuat sistematika cara memproduksi yang terbaik. Pada tahun 1913, Henry Ford dan Charles Sorensen menggabungkan apa yang mereka tahu tentang standarisasi suku cadang dengan lini perakitan dan pengepakan makanan industri mail-order, ditambah konsep lini perakitan (assembly line) di mana para pekerja hanya berdiri di satu tempat dan bahan yang bergerak. Charles Sorensen adalah orang yang menarik sasis mobil dengan seutas tambang di pabrik Ford, sementara yang lain menambahkan suku cadang. Pengendalian mutu, adalah sumbangsih berharga lain di bidang manajemen operasional. Walter Shewhart (1924) menggabungkan pengetahuan yang dimilikinya tentang statistik dengan pentingnya suatu pengendalian mutu, dan membuat suatu peta kendali mutu dari produk yang diambil sebagai sample. W. Edwards Deming (1950) dan Frederick Taylor percaya bahwa manajemen

11 30 harus berbuat lebih banyak untuk meningkatkan proses dan lingkungan kerja agar mutu dapat lebih ditingkatkan. Setelah melihat peristiwa-peristiwa tersebut di atas, dapat kita simpulkan bahwa perkembangan Manajemen Operasional sangatlah pesat. Perkembangan dari Manajemen Operasional itu sendiri dapat kita lihat dari beberapa peristiwaperistiwa yang terjadi di dunia industri atau manufaktur. Elemen-elemen yang mendasari manajemen operasi secara umum dapat dijelaskan dengan menggunakan Gambar 2.2 berikut: Konsep dasar manajemen produksi Disiplin ilmu lain MANAJEMEN OPERASI Organisasi dan manajemen Penemuan teknologi Sumber: Eddy Herjanto (2006:6) Gambar 2. 2 Elemen Dasar Manajemen Operasi Konsep dasar manajemen produksi, yang membedakannya dari disiplin ilmu yang lain, misalnya konsep perencanaan tata letak, perencanaan kapasitas, perencanaan kebutuhan material, persediaan, penjadwalan, dan pengendalian mutu. Teknik dan konsep yang dikembangkan melalui teori organisasi dan manajemen. Teknik dan konsep tersebut banyak digunakan terutama dalam perencanaan kerja, pengorganisasian sumber daya, dan pengendalian proses.

12 31 Penerapan pengetahuan atau praktek yang dikembangkan dari disiplin ilmu lain, seperti ekonomi, keuangan, dan matematika. Sebagai contoh, penentuan tingkat produksi didasarkan atas pendekatan permintaan-penawaran dari teori ekonomi, analisis kinerja operasi dengan menggunakan rasio-rasio keuangan, penggunaan metode kuantitatif atau matematik dalam pengambilan keputusan (misalnya pemrograman linear atau metode penguasaan), dan sebagainya. Penemuan-penemuan teknologi. Komputer dan laser merupakan contoh dari penemuan teknologi terakhir yang sangat berpengaruh dalam sistem produksi, yang antara lain menyebabkan perubahan dalam tata letak, jenis mesin/peralatan, maupun proses produksi Tugas Manajemen Operasi Setiap lembaga tentu saja dalam menjalankan kegiatannya selalu diusahakan secara efisien. Apabila perusahaan yang mencari laba biasanya selalu berusaha memaksimumkan labanya. Oleh karena itu, setiap pemecahan masalah produksi atau operasi yang ada harus mendukung usaha ini. Menurut Pangestu Subagyo (2000:12) ada tiga macam masalah yang dihadapi oleh suatu lembaga, yaitu masalah positioning atau masalah penentuan posisi lembaga, masalah design, dan masalah operasional. Masalah-masalah tersebut akan dijelaskan berikut ini yang dikutip dari buku Manajemen Operasi, Pangestu Subagyo (2000:12-13), yaitu sebagai berikut:

13 32 Penentuan Posisi Lembaga Penentuan posisi pada lembaga dalam masyarakat bertujuan agar keberadaan suatu lembaga serta aktivitas yang dilakukannya tidak asal jalan saja. Untuk menyelesaikan masalah ini, dilakukan pengambilan keputusanpada bidang penentuan posisi atau sering disebut dengan positioning decision. Keputusan ini antara lain pemilihan strategi berproduksi, menentukan produk (barang/jasa) apa yang akan dihasilkan, dan menentukan kualitas termasuk keunggulan yang dimiliki oleh hasil kegiatan lembaga itu. Masalah Desain Masalah kedua adalah masalah desain, yaitu perencanaan fasilitasfasilitas produksi atau operasi yang akan digunakan. Pengatasan masalah ini dilakukan dengan pengambilan keputusan dibidang rancang bangun atau design decision. Contoh lain dari keputusan ini adalah perencanaan letak pabrik, macam proses operasi dan teknologi yang akan digunakan, merencanakan kapasitas mesin yang akan dipasang, perencanaan bangunan, perencanaan tata ruang (layout), dan perencanaan lingkungan kerja. Masalah Operasional Masalah ketiga adalah masalah operasional, yang timbul pada saat proses produksi sudah berjalan. Untuk mengatasi masalah ini, dilakukan dengan mengambil keputusan di bidang operasional atau sering disebut operting decision. Contoh dari masalah ini adalah menentukan berapa banyakanya persediaan bahan baku, barang setengah jadi, bagaimana menjadwal kerja para karyawan, pengawasan kualitas, pembagian pekerjaan harian, dan pengawasan biaya produksi Strategi Operasi Pengertian Strategi Operasi Kebutuhan dan keinginan pelanggan sangat beragam, dari produk-produk berwujud hingga produk estetika dan psikologis. Perusahaan dapat memuaskan semua kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan mengembangkan serta mencapai misi dan strategi, yang bisa jadi berbeda sesuai dengan pelanggan yang dilayani. Strategi setiap perusahaan sudah pasti berbeda-beda. Strategi dibangun di bawah bayang-bayang tantangan dan peluang dalam lingkungan, dan kekuatan kelemahan organisasi. Akhirnya, setiap strategi adalah sebuah upaya untuk

14 33 menjawab pertanyaan penting bagi seluruh perusahaan yaitu Bagaimana caranya memuaskan pelanggan?. Perusahaan selalu bersaing untuk memenangkan konsumen dan ia merancang strategis kompetitif demi memenuhi kebutuhan konsumen dan keinginan pasar secara lebih efektif dan efisien dibandingkan pesaing. Strategi diartikan sebagai petunjuk umum dimana suatu organisasi merencanakan untuk mencapai tujuannya. Menurut Keneth R. Andrews yang dikutip oleh peneliti dari ( [ ]), menyatakan bahwa: Strategi adalah suatu proses evaluasi kekuatan dan kelemahan yang ada dalam perusahaan yang dilakukan oleh eksekutif puncak serta melihat kesempatan dan ancaman pada saat ini dan memutuskan strategi pemasaran produk yang cocok dengan kesempatan yang ada pada lingkungannya. Russel dan Taylor (2000) mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian strategi yang dikutip dari buku Murdifin Haming dan Mahfud Nurnajamuddin berjudul Manajemen Produksi Modern: Operasi Manufaktur dan Jasa (2007:37), bahwa Strategi adalah visi umum yang menyatukan organisasi, menyediakan acuan konsistensi dalam pembuatan keputusan, dan akan tetap menjaga agar perusahaan bergerak pada arah yang benar. Selanjutnya Chase, Aquilano, dan Jacobs (2001) menjelaskan bahwa, strategi berhubungan dengan proses jangka panjang yang harus memperhatikan perubahan di masa datang yang pasti terjadi. Pernyataan tersebut dikutip dari buku Murdifin Haming dan Mahfud Nurnajamuddin berjudul Manajemen Produksi Modern: Operasi Manufaktur dan Jasa, (2007:37).

15 34 Strategi adalah rencana aksi organisasi untuk mencapai misi, Barry Render dan Jay Heizer (2001:28). Misi itu sendiri didefinisikan sebagai batasan dan fokus untuk organisasi dan konsep yang akan menjadi landasan organisasi untuk bergerak. Setiap bidang fungsional memiliki strategi untuk mencapai misinya dan untuk membantu organisasi untuk mencapai seluruh misinya. Michael Porter yang dikutip dari Barry Render dan Jay Heizer (2001:28) menegaskan bahwa perusahaan mencapai misi dalam tiga cara konseptual: Diferensiasi, kepeloporan biaya, respons yang cepat. Atau dengan kata lain, pelanggan menginginkan barang dan jasa yang: (1) lebih baik, atau setidaknya berbeda, (2) lebih murah, dan (3) lebih cepat. Manajer-manajer operasi menterjemahkan konsep-konsep stratejik itu menjadi tugas-tugas berwujud yang harus dituntaskan. Salah satu atau kombinasi dari ketiga konsep stratejik itu bisa menghasilkan sebuah sistem yang memiliki keunggulan unik atas perusahaan-perusahaan pesaingnya. Biaya lebih rendah Diferensiasi Cakupan persaingan Sasaran yang luas Sasaran yang sempit 1. Keunggulan biaya 3a. Fokus pada biaya 2. Diferensiasi 3b. Fokus pada diferensiasi Sumber: Murdifin dan Mahfud (2007:45) Gambar 2. 3 Strategi Generik Perusahaan Matriks dalam Gambar 2.3 menunjukkan, pilihan strategi generik ditentukan oleh dua faktor, yaitu cakupan persaingan (wilayah pemasaran yang luas atau sempit) serta target keunggulan stretegis perusahaan. Jika target adalah

16 35 diferensiasi dan cakupan persaingan sempit atau terbatas, sebaiknya memilih fokus pada diferensiasi, artinya memilih atribut tertentu untuk dapat membedakan produk dengan produk saingan dalam industri. Tetapi apabila cakupan persaingan luas dan ingin unggul dalam soal harga, maka perusahaan harus memilih strategi keunggulan biaya menyeluruh, itu yang dikatakan oleh Murdifin Haming dan Mahfud Nurnajamuddin (2007:45-46) Tujuan Strategi Operasi Strategi operasi sebagai jabaran dari strategi perusahaan berfungsi untuk turut mewujudkan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena strategi perusahaan dirumuskan dengan memperhatikan sumber daya yang dimiliki (termasuk kekuatan dan kelemahan perusahaan) serta aspek lingkungan (struktur industri, termasuk intensitas persaingan) dan industri pendukung (termasuk pembekal), maka strategi operasi otomatis memperhatikan pula aspek lingkungan dimaksud. Murdifin Haming dan Mahfud Nurnajamuddin (2007:46).

17 36 Sumber: Murdifin Haming dan Mahfud Nurnajamuddin (2007:47) Gambar 2. 4 Kerangka Kerja Strategi Operasi Tujuan dari perusahaan membuat strategi tidak lain adalah untuk menciptakan keunggulan bersaing (competitive advantage) bagi perusahaan. Render dan Heizer (2001:32) menuturkan bahwa keunggulan bersaing menunjukkan penciptaan sistem yang memiliki keunggulan unik atas pesaing. Dalam mewujudkan competitive advantage tersebut, perusahaan berusaha untuk meningkatkan produktivitasnya demi memenuhi permintaan dari para konsumen. Dalam membuat strategi agar dapat menciptakan competitive advantage. Maka, manajer operasi harus bisa membuat keputusan yang efektif. Render dan Heizer (2001:32-33) mengatakan bahwa terdapat sepuluh keputusan-keputusan operasi berdasarkan sepuluh bidang pengaruh. Sepuluh keputusan manajemen operasi yang mendukung misi dan menerapkan strategi adalah:

18 37 1. Mutu. Harapan mutu pelanggan harus ditentukan dan kebijakan dan prosedur dibangun untuk mengidentifikasi serta mencapai mutu yang ditetapkan. 2. Desain barang dan jasa. Merancang barang dan jasa mendefinisikan sebagian besar proses transformasi. Keputusan mutu, biaya dan sumber daya manusia sangat berinteraksi dengan desain. Desain sering kali menetapkan batas bawah biaya dan batas atas mutu. 3. Desain proses dan kapasitas. Pilihan proses tersedia untuk produk dan jasa. Keputusan proses mengikat manajemen pada teknologi, mutu, pemanfaatan sumber daya manusia, dan pemeliharaan yang spesifik. Komitmen biaya dan modal ini akan menentukan struktur biaya dasar perusahaan. 4. Seleksi lokasi. Keputusan lokasi fasilitas baik untuk perusahaan manufaktur maupun jasa bias menentukan keberhasilan perusahaan. Kesalahan yang dibuat pada saat ini dapat menghambat efisiensi. 5. Desain tata letak. Kebutuhan kapasitas, tingkat personel, keputusan pembelian, dan kebutuhan persediaan mempengaruhi tata letak. Selain itu, proses dan bahan baku harus ditempatkan dengan memperhatikan keterkaitan satu sama lain. 6. Manusia dan system kerja. Manusia adalah bagian integral dan mahal dari desain system total. Oleh karena itu, kehidupan mutu kerja yang disediakan, bakat dan keahlian yang dibutuhkan, dan biayanya harus ditentukan.

19 38 7. Manajemen dan rantai pasokan. Keputusan ini menentukan apa yang akan dibuat dan apa yang perlu dibeli. Pertimbangan juga diperlukan untuk mutu, pengiriman, dan inovasi, dengan harga memuaskan. Suasana saling menghormati antara pembeli dan pemasok dibutuhkan untuk pembelian yang efektif. 8. Persediaan. Keputusan persediaan bias dioptimalkan hanya bila keputusan pelanggan, pemasok, jadwal produksi, dan perencanaan sumber daya manusia dipertimbangkan. 9. Penjadwalan. Jadwal produksi yang layak dan efisien harus dikembangkan, permintaan terhadap sumber daya manusia dan fasilitas harus ditentukan dan dikendalikan. 10. Pemeliharaan. Keputusan harus dibuat berkaitan dengan tingkat pemeliharaan yang diinginkan. Rencana untuk implementasi dan pengawasan sistem pemeliharaan adalah perlu. Di antara sepuluh keputusan manajemen operasi yang disebut dengan strategi operasi terdapat pemeliharaan. Dalam hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa pemeliharaan merupakan hal yang penting dalam menjalankan bisnis perusahaan. Hal-hal tersebut diatas merupakan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan strategi yang akan dijalankan oleh manajer operasional.

20 Pemeliharaan Peranan dan Pengertian Pemeliharaan Peranan pemeliharaan dalam manajemen operasi dapat dilihat dari keputusan manajemen operasi yang telah dikemukakan sebelumnya. Kegiatan pemeliharaan yang berada di fungsi perencanaan terbagi menjadi dua yaitu perencanaan jangka panjang dan perencanaan jangka pendek. Kegiatan perencanaan pemeliharaan jangka panjang meliputi kegiatan pemeliharaan bangunan, gedung, dan fasilitas lainnya. Sedangkan kegiatan perencanaan pemeliharaan jangka pendek meliputi pemeliharaan mesin-mesin dan peralatan produksi. Dengan demikian kegiatan pemeliharaan merupakan suatu hal yang mutlak yang harus dilaksanakan secara terencana agar semua faktor produksi selalu dalam keadaan siap untuk selalu beroperasi setiap saat. Pemeliharaan yang merupakan kegiatan yang ditujukan agar seluruh peralatan atau fasilitas produksi dapat digunakan kapanpun produksi itu dilakukan dan agar peralatan dan fasilitas dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Karena kegiatan ini menjadi salah satu bagian penting di dalam manajemen operasi dan produksi. Karena apabila kegiatan tersebut diabaikan, maka akan berpengaruh pada kelancaran kegiatan produksi akan terhambat. Berikut adalah pengertian pemeliharaan menurut Sofjan Assauri (2004:95) menuturkan bahwa pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian/penggantian yang diperlukan agar supaya terdapat suatu keadaan

21 40 operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan. Sedangkan menurut Hani T. Handoko (2000:108) Pemeliharaan adalah suatu kegiatan untuk menjaga mesin-mesin dan peralatan serta fasilitas lainnya dan mengadakan perbaikan dan penggantian yang diperlukan agar pada suatu kegiatan operasi produksi dapat berjalan dengan baik dan lancar. Render dan Heizer (2001:622) juga manambahkan bahwa pemeliharaan meliputi segala aktivitas yang terlibat dalam penjagaan peralatan sistem dalam aturan kerja. Dari beberapa pengertian tersebut diatas dapatlah diambil suatu kesimpulan bahwa pemeliharaan adalah suatu aktivitas untuk memelihara agar peralatan atau fasilitas produksi dapat bekerja dengan baik, untuk menjaga kelangsungan proses produksi. Tetapi pemeliharaan yang baik adalah pemeliharaan yang dilaksanakan dalam usaha untuk mencegah terjadinya kerusakan selama proses produksi atau kegiatan operasional perusahaan berlangsung Arti Penting Pemeliharaan Dalam hal pemeliharaan ini, perlu diperhatikan bahwa sering terlihat di dalam suatu perusahaan kurang memperhatikan bidang pemeliharaan sehingga terjadi kegiatan pemeliharaan yang tidak teratur. Peranan yang penting dari kegiatan pemeliharaan baru diingat setelah mesin-mesin mengalami kerusakan. Hendaknya kegiatan pemeliharaan harus dapat menjamin bahwa proses produksi bisa berlangsung tanpa adanya kemacetan yang disebabkan oleh mesin-mesin atau

22 41 fasilitas lainnya. Tetapi pada umumnya jika terjadi kerusakan akibat pemeliharaan yang kurang baik, maka baru dirasakan betapa pentingnya pemeliharaan tersebut. Agus Ahyari (2002:349) berpendapat bahwa: Apabila suatu perusahaan tidak melaksanakan pemeliharaan dengan baik maka perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan-kesulitan pada waktu yang akan datang. Di samping itu peralatan fasilitas produksi yang seharusnya masih dapat berfungsi dengan baik akan cepat rusak serta cepat menurunkan tingkat kegunaannya. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah kerusakan yang terduga dan menemukan kondisi (keadaan) yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi. Anshari (1996:159) menambahkan. Saling ketergantungan operator, mesin dan mekanik adalah kunci utama strategi pemeliharaan yang berhasil. Secara ringkas konsep pemeliharaan digambarkan sebagai berikut: Keterlibatan karyawan: 1. Pembagian informasi 2. Pelatihan keahlian 3. Sistem imbalan 4. Pembagian kekuasaan Hasil: 1. Mengurangi persediaan 2. Memperbaiki mutu 3. Memperbaiki kapasitas 4. Reputasi mutu 5. Perbaikan terus-menerus Prosedur Karyawan : 1. Bersihkan dan lumasi 2. Monitor dan sesuaikan 3. Perbaikan ringan 4. Catatan terkomputerisasi Sumber: Heizer dan Render (2001:542). Gambar 2. 5 Konsep Strategi Pemeliharaan Yang Baik Akan Membutuhkan Karyawan dan Prosedur Yang Baik

23 42 Menurut Anshari (1996:169) Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan sehingga fasilitas atau peralatan tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik. Sangat jelas bahwa pemeliharaan penting dalam menjaga agar proses produksi tetap berjalan lancar dan dalam kondisi baik. Apabila peralatan dibiarkan tanpa tindakan pemeliharaan dan perawatan, akan mengakibatkan peralatan tersebut cepat rusak dan akan dibutuhkan biaya yang tinggi untuk perbaikannya serta dampaknya akan menurunkan kualitas dan kuantitas produksi Fungsi dan Kegunaan Pemeliharaan Pemeliharaan merupakan fungsi yang penting dalam suatu perusahaan untuk menjamin kelancaran proses produksi. Maka dapat dikatakan bahwa lancar tidaknya proses produksi secara langsung dipengaruhi oleh baik buruknya mesin atau peralatan lainnya. Dengan demikian kedudukan pemeliharaan tidak bisa dianggap ringan. Peranan bagian pemeliharaan tidak hanya menjaga agar pabrik tetap dapat bekerja dan produk dapat diproduksi dan diserahkan kepada langganan tepat pada waktunya, tetapi untuk menjaga agar pabrik dapat bekerja secara efisien dengan menekan/mengurangi kemacetan-kemacetan menjadi sekecil mungkin. Pemeliharaan mempunyai fungsi yang sangat menentukan dalam kegiatan produksi dari suatu perusahaan yang menyangkut kelancaran atau kemacetan produksi, hasil produksi dan efisien produksi.

24 43 Menurut Agus Ahyari (2002:349) beberapa keuntungan yang diperoleh dengan adanya pemeliharaan yang baik antara lain: a. Mesin atau peralatan produksi yang ada di dalam perusahaan yang bersangkutan akan dapat dipergunakan di dalam jangka waktu yang relatif panjang. b. Proses produksi dengan peralatan tersebut dapat berjalan dengan lancar (selama tidak ada sebab-sebab lain) oleh karena dengan adanya pemeliharaan yang baik maka peralatan produksi ini juga berjalan dengan baik dan jarang timbul segala kemacetan peralatan fasilitas produksi. c. Dapat menghindarkan diri atau paling tidak menekan sekecil mungkin dari adanya kemungkinan dari adanya kemungkinan kerusakankerusakan yang berat dari peralatan atau fasilitas-fasilitas produksi. Hal ini dikarenakan setiap adanya kerusakan segera diperbaiki sehingga tidak menimbulkan kerusakan yang berat. d. Oleh karena mesin-mesin, peralatan atau fasilitas produksi dapat berjalan dengan baik dan stabil, maka pengendalian kualitas proses akan berjalan dengan baik sehingga kualitas produksi akhir dapat dipertahankan dalam tingkat yang tinggi. e. Dengan dapat dihindarkan kerusakan total dan peralatan produksi maka berarti perusahaan tidak menekan biaya pemeliharaan, oleh karena penggantian/perbaikan kecil-kecilan ini biayanya lebih murah daripada kerusakan fatal. f. Apabila peralatan berjalan dengan baik maka penyerapan bahan baku juga berjalan dengan lancar dan normal. Hal ini berarti dengan adanya pemeliharaan yang baik maka penyimpangan penyerapan bahan baku dapat ditekan seminimal mungkin. g. Dengan adanya kelancaran penggunaan mesin dan peralatan produksi yang ada di dalam perusahaan, maka pembebanan mesin dan peralatan produksi yang ada akan semakin berkurang. Hal ini disebabkan karena perencanaan beban bagi masing-masing mesin dan peralatan produksi yang ada dalam perusahaan dapat direalisasikan dengan sebaikbaiknya. Render dan Heizer (2001:544) juga menggambarkan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan apabila melaksanakan pemeliharaan, dilihat dari segi biaya. Secara ringkas keuntungan pemeliharaan dilihat dari segi biaya digambarkan sebagai berikut:

25 44 cost total cost preventive maintenance cost breakdown maintenance cost M maintenance commitment M : Optimal point (lowest-cost maintenance policy) Sumber: Heizer dan Render (2001:544). Gambar 2. 6 Keuntungan Pemeliharaan Dari Segi Biaya Maksud dan Tujuan Pemeliharaan Pelaksanaan pemeliharaan pada suatu perusahaan dimaksudkan agar fasilitas atau peralatan pabrik dapat digunakan untuk produksi sesuai dengan rencana dan tidak mengalami kerusakan selama fasilitas atau peralatan tersebut dipergunakan untuk proses produksi atau sebelum jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai, sehingga diharapkan proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan terjalmin. Di dalam melakukan segala sesuatu maka kita harus menerangkan tujuan yang hendak dicapai dengan jelas. Adapun tujuan dari pemeliharaan menurut Suyadi Prawirosentono (2000:320) adalah: a. Melaksanakan rencana kerja pemeliharaan yang meliputi: 1) Membagi kegiatan perawatan mesin pada setiap jenjang operasi perusahaan dalam satu tahun dalam periode yang lebih lanjut. 2) Menyelenggarakan keseimbangan antara kegiatan perawatan dengan seluruh kegiatan operasi proses produksi. b. Merencanakan seluruh kegiatan pemeliharaan mesin pada berbagai kegiatan produksi untuk saat ini ataupun periode pada masa yang akan datang. Penyajian menyeluruh dan rinci dari kegiatan pemeliharaan sejak awal sampai dengan pasca produksi dapat digunakan untuk mendesain perencanaan kegiatan pemeliharaan mesin per minggu bahkan per hari.

26 45 Pemeliharaan serta segala pelengkapannya dalam tatanan kerja yang baik sangat penting untuk mencapai tingkat kualitas dan keandalan tertentu serta kerja yang efisien. Kemudian menurut Sofjan Assauri (2004:95) mengatakan bahwa tujuan pemeliharaan adalah, sebagai berikut: 1) Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi. 2) Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu. 3) Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai invesatasi tersebut. 4) Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien keseluruhannya. 5) Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan keselamatan kerja para pekerja. 6) Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan, yaitu tingkat keuntungan atau return of investment yang sebaik mungkin dan total biaya yang terendah.

27 46 Sedangkan menurut Agus Ahyari (2002:351) kegiatan pemeliharaan untuk mesin dan peralatan produksi yang dilakukan di dalam suatu perusahaan adalah bertujuan untuk memperpanjang umur ekonomis, dari mesin dan peralatan produksi yang ada serta mengusahakan agar mesin dan peralatan produksi tersebut selalu dalam keadaan optimal dan siap pakai untuk pelaksanaan proses produksi. Selain itu menurut Jay Heizer dan Barry Render (2001:542), salah satu peran utama diadakannya kegiatan pemeliharaan adalah, tujuan pemeliharaan adalah untuk memelihara kemampuan sistem dan mengendalikan biaya. Hanni T. Handoko (2000:165) juga berpendapat bahwa tujuan pemeliharaan adalah untuk memelihara realibitas sistem pengoperasian pada tingkat yang dapat diterima dan tetap memaksimumkan laba atau meminimumkan biaya. Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pemeliharaan adalah menjaga peralatan dan mesin itu sendiri serta memperhatikan efisien dengan mengadakan kerjasama dengan fungsi yang lain dalam rangka mencapai tingkat keuntungan sebaik mungkin dan total biaya yang rendah Jenis-Jenis Pemeliharaan Sofjan Assauri (2004:96) berpendapat bahwa Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dalam suatu perusahaan dibedakan menjadi dua macam, yaitu: a) Preventive maintenance (perawatan) Preventive maintenance adalah suatu kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang menyebabkan fasilitas

28 47 produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi. Dengan demikian semua fasilitas produksi yang mendapat preventif maintenance akan terjamin kelancarannya dalam bekerja dan selalu diusahakan dalam kondisi siap digunakan setiap saat, sehingga perlulah dibuat suatu rencana dan schedule pemeliharaan yang cermat dan rencana produksi yang tepat. Dalam prakteknya preventive maintenance yang dilakukan perusahaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) Routine Maintenance Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin misalnya setiap hari. Contohnya: kegiatan pembersihan, pelumasan atau pengecekan oli serta pengecekan isi bahan bakar, dan sebagainya. 2) Periodik Maintenance Periodik maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara periodik/jangka waktu tertentu misalnya sebulan sekali, seratus jam sekali atau setahun sekali. Kegiatan ini jauh lebih berat daripada routine maintenance. Dalam preventive maintenance terdapat beberapa langkah pelaksanaannya yang disebut FITCAL (Feel, Inspection, Tighten, Clean, Adjustment, Lucrication), yaitu: 1) Feel (Merasakan) Suatu tindakan yang dilakukan dengan cara melihat, mendengar, meraba, dan mencium pada mesin yang sedang dijalankan terhadap

29 48 kemungkinan adanya kelainan-kelainan sebagai gejala akan adanya kerusakan. 2) Inspection (Memeriksa) Tindakan yang dilakukan dengan cara mengawasi dan mengamati keadaan mesin-mesin yang beroperasi, bentuk penanggulangan atas hasil pemeriksaan dapat berupa tindakan pengencangan, pembongkaran atau penggantian. 3) Tighten (mengencangkan) Suatu tindakan yang dilakukan bilamana tampak bagian-bagian mesin yang longgar akibat getaran pada saat mesin beroperasi atau pemasangan bagian-bagian yang longgar akibat ketidaktelitian petugas terdahulu. 4) Clean (Membersihkan) Suatu tinakan yang dilakukan dalam upaya membersihkan bagianbagian mesin yang kotor akibat terkena debu, pasir, sisa pelumas, atau kotoran lainnya, serta termasuk didalamnya proses pengecatan ulang dalam upaya menjaga kebersihan mesin atau peralatan produksi. 5) Adjustment (Penyesuaian) Penyesuaian dilakukan untuk mendapatkan kondisi atau keadaan yang sesuai dengan standar yang sudah ditentukan. Biasanya tindakan ini dilakukan setelah pemasangan salah satu bagian yang baru diperbaiki.

30 49 6) Lubrication (Pelumasan) Suatu tindakan yang dilakukan dalam usaha mencegah gesekan antara dua logam untuk mencegah keausan atau kerusakan. Oleh karena itu pelumasan harus dilaksanakan secara teratur dan teliti. b) Corrective/breakdown maintenance Corrective/breakdown maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelakuan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelalaian pada fasilitas atau perawatan sehingga dapat berfungsi dengan baik. Perbaikan yang dilakukan karena kerusakan tersebut biasanya merupakan suatu akibat dari tidak dilakukannya atau kurang optimalnya kegiatan preventive maintenance Aktivitas Pemeliharaan Proses pemeliharaan untuk mesin atau peralatan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari perusahaan dimana mesin atau peralatan tersebut dibuat. Secara garis besar aktivitas pemeliharaan menurut Sofjan Assauri (2004:99) dapat digolongkan dalam 5 tugas pokok sebagai berikut: a. Inspeksi (Inspection) b. Kegiatan teknik (engineering) c. Kegiatan produksi (production) d. Pekerjaan administrasi (clerical work) e. Pemeliharaan bangunan (housekeeping) Dari kelima tugas pokok tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

31 50 a. Inspeksi (inspection) Kegiatan inspeksi ini meliputi kegiatan pengecekan atau pemeliharaan secara berkala terhadap bangunan dan peralatan pabrik sesuai dengan rencana serta kegiatan pengecekan atau pemeriksaan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dan membuat laporanlaporan dari hasil pengecekan atau pemeriksaan tersebut. Adapun maksud dari kegiatan inspeksi ini adalah untuk mengetahui apakah perusahaan selalu mempunyai peralatan/fasilitas yang baik untuk menjamin kelancaran proses produksi. Jika seandainya terjadi kerusakan, maka dapat segera diadakan perbaikan sesuai dengan laporan hasil inspeksi dan berusaha untuk mencegah sebab-sebab kerusakan yang diperoleh dari hasil inspeksi. b. Kegiatan teknik (engineering) Kegiatan teknik ini meliputi kegiatan percobaan atas peralatan yang baru dibeli dengan kegiatan-kegiatan pengembangan peralatan atau komponen peralatan yang perlu diganti, serta melakukan penelitian terhadap kemungkinan pengembangan tersebut. Dalam kegiatan inilah terlihat kemampuan untuk mengadakan perubahanperubahan bagi perluasan dan kemajuan dari bangunan dan peralatan pabrik. Oleh karena itu kegiatan teknik ini sangat diperlukan, terutama apabila dalam perbaikan mesin-mesin yang rusak tidak diperoleh komponen yang sama dengan yang dibutuhkan. Dalam hal ini perlu diadakan perubahan-perubahan atau perbaikan-perbaikan tertentu

32 51 terhadap komponen dan mesin-mesin yang bersangkutan, agar mesin dapat bekerja kembali. Dalam kegiatan teknik ini, termasuk pula kegiatan penyelidikan sebab terjadinya kerusakan pada peralatan tertentu dan cara-cara atau usaha-usaha untuk mengatasi yang sangat diperlukan dalam kegiatan produksi. Dengan mengetahui sebab-sebab ini, maka dengan kegiatan teknik dapat dibuat alat-alat penjaga atau pencegah terjadinya kerusakan pada masa-masa yang akan datang. Di samping itu dalam kegiatan ini dipelajari spesifikasi mesin dan usaha-usaha agar mesin dapat bekerja lebih efektif. c. Kegiatan produksi (production) Kegiatan produksi ini merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya, yaitu memperbaiki dan mereparasi mesin-mesin dan peralatan. Pada dasarnya kegiatan ini melaksanakan pekerjaan yang disarankan atau diusulkan dalam kegiatan inspeksi dan kegiatan teknik. Dengan melaksanakan kegiatan ini semua, maka proses produksi dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. d. Pekerjaan administrasi (clerical work) Pekerjaan administrasi ini khusus dalam pencatatan mengenai kegiatan pemeliharaan antara lain pencatatan mengenai biaya-biaya yang berhubungan dengan pemeliharaan, komponen atau spare part yang dibutuhkan untuk inspeksi dan perbaikan. Jadi kegiatan

33 52 administrasi di sini termasuk penyusunan planning dan schedulling yaitu rencana kapan masih harus dicek/diperiksa, diminyaki/diservis dan direparasi. e. Pemeliharaan bangunan (housekeeping) Kegiatan ini menjaga agar bangunan atau gedung tetap terpelihara dan terjamin kebersihannya. Jadi kegiatan ini meliputi pembersihan dan pengecatan gedung, pembersihan halaman dan kegiatan pemeliharaan peralatan lain yang tidak termasuk dalam kegiatan teknik dan produksi dari bagian pemeliharaan. Lain halnya menurut Suyadi Prawirosentono (2000:318) kegiatan pemeliharaan dibagi dalam, lima kegiatan pokok: a. Mechanical maintenance (pemeliharaan mesin) b. Electrical maintenance (pemeliharaan jaringan listrik) c. Instrument maintenance (pemeliharaan instrumen) d. Electrical Power maintenance (pemeliharaan pembangkit listrik) e. Workshop (bengkel pemeliharaan) Organisasi Pemeliharaan Pemeliharaan merupakan fungsi yang sangat penting dalam suatu perusahaan sehingga perlu mendapat perhatian untuk menjamin kelancaran proses produksinya, karena kegiatan pemeliharaan ini sangat kompleks sifatnya yang menyangkut semua peralatan-peralatan yang ada dalam pabrik. Besar kecilnya bagian pemeliharaan tergantung besar kecilnya perusahaan dan otomatis tidaknya mesin-mesin yang digunakan. Perusahaan yang besar mempunyai struktur organisasi yang lebih rumit dari perusahaan kecil. Sedangkan

34 53 pada perusahaan kecil mungkin hanya mempunyai tenaga kerja beberapa orang saja di bagian pemeliharaan Pelaksanaan Kegiatan Pemeliharaan Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan perusahaan kadang-kadang berbeda dengan perusahaan lainnya. Pelaksanaan kebijaksanaan dari kegiatan pemeliharaan biasanya ditentukan oleh pimpinan puncak perusahaan. Syarat untuk melaksanakan kegiatan pemeliharaan menurut Sofjan Assauri (2004:102) yaitu: a. Harus ada data mengenai mesin dan peralatan yang dimiliki perusahaan. b. Harus ada planning dan scheduling c. Harus ada surat perintah yang tertulis d. Harus ada persediaan alat-alat/spare parts (storage control) e. Harus ada catatan (records) f. Harus ada laporan, pengawasan dan analisa (report,control and analysis). Dari keenam prasyarat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Data mengenai mesin dan peralatan yang dimiliki perusahaan Yaitu merupakan data keseluruhan mengenai mesin dan peralatan seperti nomor, jenis, umur dan tahun pembuatan, keadaan atau kondisinya. Pembebanan dalam operasi produksi direncanakan per jam atau kapasitas dan bagaimana operator menjalankan mesin tersebut, berapa jumlah maintenance crew dan sebagainya. b. Planning dan Scheduling Dalam hal ini disusun perencanaan dan jadwal pemeliharaan untuk jangka pendek dan jangka panjang seperti preventive maintenance maupun reparasi kerusakan. Perlu pula direncanakan banyaknya tenaga pemeliharaan

35 54 yang harus ada agar pekerjaan pemeliharaan dapat berjalan efektif dan efisien. c. Surat perintah yang tertulis Surat perintah ini haruslah memberitahukan atau menyatakan tentang: 1) Apa yang dikerjakan 2) Siapa yang mengerjakan dan yang bertanggung jawab 3) Dimana dikerjakan, apakah ke luar atau di dalam pabrik. 4) Berapa tenaga dan bahan/alat-alat yang dibutuhkan dan macamnya. 5) Waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut dan waktu selesainya. d. Persediaan alat-alat/ spare parts (storage control) Dalam hal ini, oleh karena pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dibutuhkan adanya spare parts (alat-alat) dan material, maka spare part dan material ini harus disediakan dan diawasi. Maka manajer bagian pemeliharaan harus selalu berusaha agar spare part dan material tetap ada pada saat dibutuhkan. e. Catatan (records) Yaitu berupa catatan tentang kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dan apa yang perlu untuk kegiatan pemeliharaan tersebut. Jadi perlu adanya catatan/gambaran yang menunjukkan jumlah dan macam serta letak peralatan/mesin serta catatan tentang inspeksi serta biaya pemeliharaan. Di

36 55 samping itu pula perlu dibuat catatan mengenai jam produksi, waktu berhenti dan jumlah produksi. f. Laporan, pengawasan dan analisa (report, control and analysis) Laporan yang dimaksud disini adalah laporan tentang pembetulan yang telah diadakan serta pengawasannya. Disamping itu juga perlu dilakukannya penganalisaan tentang kegagalan yang pernah terjadi. Analisa ini penting untuk dapat digunakan dalam pengambilan keputusan akan kegiatan atau kebijaksanaan pemeliharaan Metode-Metode Pemeliharaan Menurut Hanni T. Handoko (2000:162) untuk mengevaluasi biaya-biaya yang harus dikeluarkan ada dua metode yang dapat digunakan untuk menghitung biaya pemeliharaan yaitu: 1) Preventive Maintenance, merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan sebelum terjadi kerusakan. Untuk mencari biaya perbaikannya terlebih dahulu dihitung ekspektasi jumlah kerusakan mesin dengan rumus sebagai berikut: Bn n = N Pn + i B P B P B P B1P ( x 1) 1 ( x 2) 2 ( x 3) 3 ( x 1) Keterangan: Bn = Ekspektasi jumlah kerusakan mesin dalam n bulan. N = Jumlah mesin. Pn = Probabilitas mesin rusak dalam periode n.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Manajemen Produksi Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang menggunakan berbagai jenis barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan tentu saja barangbarang dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi 2.1.1 Pengertian Manajemen Suatu perusahaan terdiridari banyakfungsi,yaitu produksi operasional,keuangan, pemasaran, dansumberdayamanusia.untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha masyarakat banyak mengalami kesulitan, tidak sedikit diantaranya kegiatan usaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha masyarakat banyak mengalami kesulitan, tidak sedikit diantaranya kegiatan usaha yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi yang masih mengalami krisis berkepanjangan ini membuat kegiatan usaha masyarakat banyak mengalami kesulitan, tidak sedikit diantaranya kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Peranan Pemeliharaan Pemeliharaan merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan pabrik yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini

Lebih terperinci

Manajemen Operasi & Produktivitas. Dosen : Dhyah Wulansari, SE., MM.

Manajemen Operasi & Produktivitas. Dosen : Dhyah Wulansari, SE., MM. Manajemen Operasi & Produktivitas Dosen : Dhyah Wulansari, SE., MM. Pengertian Manajemen Operasi Jay Heizer dan Barry Render: manajemen operasi adalah serangkaian kegiatan yang menghasilkan nilai dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. Pengertian Pemeliharaan Menurut Agus Ahyari (99) pemeliharaan merupakan suatu kegiatan mutlak yang diperlukan dalam perusahaan yang saling berkaitan dengan proses produksi, sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Operasional Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang menggunakan berbagai jenis barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan tentu saja barangbarang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Produksi/Operasi 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage, yang artinya mengelola atau mengatur. Manajemen merupakan proses dalam mengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia usaha dihadapkan pada era globalisasi dimana pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia usaha dihadapkan pada era globalisasi dimana pasar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini dunia usaha dihadapkan pada era globalisasi dimana pasar tidak lagi hanya dimasuki oleh pesaing domestik saja tetapi juga didatangi oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Manajemen operasi merupakan salah satu bidang yang berpengaruh sangat besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam menjalankan operasionalnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan berbagai jenis barang dan jasa seperti komunikasi untuk kebutuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan berbagai jenis barang dan jasa seperti komunikasi untuk kebutuhan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Operasional Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang ataupun setiap perusahaan menggunakan berbagai jenis barang dan jasa seperti komunikasi untuk kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. secara efektif dan efisien. Dalam rangka ini dikembangkan pemikiran-pemikiran dan

BAB II LANDASAN TEORI. secara efektif dan efisien. Dalam rangka ini dikembangkan pemikiran-pemikiran dan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Produksi dan Operasi Pada dewasa ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dan semakin maju cara-cara yang dikembangkan untuk mencapai tujuan dan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI

MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI MATERI 1. Konsep dasar operasi dan produktivitas 2. Strategi Operasi 3. Perencanaan pengendalian operasi, Perencanaan dan 4. persediaan 5. Perencanaan Kebutuhan Bahan (MRP)

Lebih terperinci

Apa Yg dimaksud dengan Manajemen Operasi?

Apa Yg dimaksud dengan Manajemen Operasi? MATERI 1 Apa Yg dimaksud dengan Manajemen Operasi? Produksi Manajemen Operasi Untuk membuat barang dan jasa, seluruh organisasi melakukan tiga fungsi : 1. Pemasaran, 2. Produksi/Operasi, 3. Keuangan/akuntansi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Barry Render dan Jay Heizer (2001) dalam bukunya Prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Barry Render dan Jay Heizer (2001) dalam bukunya Prinsip-prinsip BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Barry Render dan Jay Heizer (2001) dalam bukunya Prinsip-prinsip Manajemen Operasi mengemukakan beberapa alasan utama mengenai pentingnya suatu perusahaan menerapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA & KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA & KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA & KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Manajemen operasi telah mengalami perubahan yang cukup drastis sejalan dengan perkembangan inovasi teknologi yang tumbuh sangat cepat.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Perawatan (Maintenance) Perawatan di suatu industri merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung suatu proses produksi yang mempunyai daya saing di pasaran.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Operasi 2.1.1. Pengertian Manajemen Operasi Dalam melakukan proses produksi diperlukan sekali manajemen yang baik, hal ini bertujuan untuk melakukan pengaturan ataupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kegiatan perekonomian berkembang begitu pesatnya, sehingga tercipta lingkungan yang kompetitif dalam segala bidang usaha, persaingan di bidang industri semakin

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pengertian Manajemen Produksi Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang menggunakan berbagai jenis barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan tentu saja barangbarang

Lebih terperinci

DEFINISI MANAJEMEN OPERASI. Oleh : Ibrahim Al Chanif, S.Kom.

DEFINISI MANAJEMEN OPERASI. Oleh : Ibrahim Al Chanif, S.Kom. DEFINISI MANAJEMEN OPERASI Oleh : Ibrahim Al Chanif, S.Kom. PROGRAM STUDI MANAJEMEN ANGKATAN XXII.A PROGRAM PASCASARJANA (M.Si.) UNIVERSITAS ISLAM BATIK SURAKARTA 2016 A. Pendahuluan Manajemen operasi

Lebih terperinci

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah dirancang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Suatu perusahaan (organisasi) selalu diperlukan pengelolaan dengan suatu sistem manajemen, agar tujuan perusahaan dapat diwujudkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada beberapa tahun belakangan ini semakin banyak perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada beberapa tahun belakangan ini semakin banyak perusahaanperusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada beberapa tahun belakangan ini semakin banyak perusahaanperusahaan yang tumbuh dan berkembang seiring semakin pesatnya perkembangan ekonomi di Indonesia.

Lebih terperinci

OPERASI DAN PRODUKTIVITAS

OPERASI DAN PRODUKTIVITAS OPERASI DAN PRODUKTIVITAS SEJARAH LAHIRNYA KONSEP MANAJEMEN OPERASIONAL Secara singkat, beberapa contoh sumbangan para pemikir yang antara lain adalah: Ely Whitney (1800) adalah ahli manajemen yang mempopulerkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Produksi 2.1.1 Pengertian Manajemen Kata manajemen sudah sangat dikenal di masyarakat. Manajemen juga mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan sistem produksi yaitu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 MANAJEMEN PERAWATAN Manajemen perawatan adalah salah satu elemen penting dalam suatu perusahaan terutama dalam perusahaan manufaktur. Sehingga sangat dibutuhkan perawatan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi dan semakin cepatnya informasi maka semakin cepat pula perkembangan hidup manusia saat ini. Perkembangan dunia industri maupun teknologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Kantor Perkembangan teknologi yang luar biasa dewasa ini, pekerjaan perkantoran dapat dikatakan mengalami perubahan corak dan sifat. Kalau zaman dahulu perlengkapannya.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Serangkaian kegiatan yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi

Lebih terperinci

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Darsini Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, Jl.

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI Modul ke: 05 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI Endang Duparman Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA PRODUKSI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:7) manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Manajemen 3.1.1 Definisi Manajemen Definisi manajemen sangat luas, sehingga pada faktanya tidak ada defenisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang. Adapun bebrapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin-mesin Kantor Mesin kantor merupakan salah satu alat penunjang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan efesien. Mesin-mesin kantor adalah sebuah alat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Transportasi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan Manusia karena transportasi berkontribusi besar pada kehidupan dalam kaitannya Dengan aktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Ada beberapa pengertian manajemen yang dikemukakan oleh para ahli, sebagai berikut : Pengertian manajemen menurut Sofjan Assauri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 latar Belakang. Industri manufaktur merupakan industri yang memproduksi bahan baku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 latar Belakang. Industri manufaktur merupakan industri yang memproduksi bahan baku BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang Industri manufaktur merupakan industri yang memproduksi bahan baku menjadi barang jadi atau industri yang memproduksi bahan baku menjadi barang setengah jadi. Tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Daya saing dalam era globalisasi pada perusahaan dan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Daya saing dalam era globalisasi pada perusahaan dan industri yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daya saing dalam era globalisasi pada perusahaan dan industri yang semakin maju, industri konveksi pun semakin berkembang pesat mengikuti irama pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut dapat berfungsi dengan baik dalam kondisi siap pakai.

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut dapat berfungsi dengan baik dalam kondisi siap pakai. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemeliharaan Menurut Sudrajat (2011), Pemeliharaan atau yang lebih di kenal dengan kata maintenace dapat didefinisikan sebagai suatu aktivitas yang di perlukan untuk menjaga atau

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Kualitas Berdasarkan perspektif TQM (Total Quality Management), kualitas dipandang secara lebih komprehensif atau Holistik, dimana bukan hanya aspek hasil saja yang ditekankan,

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL MINGGU KEDUA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM

MANAJEMEN OPERASIONAL MINGGU KEDUA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM STRATEGI OPERASI MANAJEMEN OPERASIONAL MINGGU KEDUA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM POKOK BAHASAN PERUMUSAN STRATEGI DIMENSI DAYA SAING KERANGKA DASAR STRATEGI OPERASI PADA USAHA

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Tujuan Pembelajaran:

Bab I PENDAHULUAN. Tujuan Pembelajaran: Bab I PENDAHULUAN Tujuan Pembelajaran: 1. Mendeskripsikan lingkungan operasi global 2. Menjelaskan pengertian Misi dan Strategi Operasi 3. Menjelaskan pilihan strategi operasi global PENGERTIAN PRODUKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Barry Render dan Jay Heizer (Render& Heizer, 2001) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. Barry Render dan Jay Heizer (Render& Heizer, 2001) mengemukakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Barry Render dan Jay Heizer (Render& Heizer, 2001) mengemukakan beberapa alasan utama mengenai pentingnya suatu perusahaan menerapkan manajemen operasi,

Lebih terperinci

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VIII No. 1 Tahun 2009 Hal MANAJEMEN PEMELIHARAAN UNTUK OPTIMALISASI LABA PERUSAHAAN

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VIII No. 1 Tahun 2009 Hal MANAJEMEN PEMELIHARAAN UNTUK OPTIMALISASI LABA PERUSAHAAN JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VIII No. 1 Tahun 2009 Hal 35-43 MANAJEMEN PEMELIHARAAN UNTUK OPTIMALISASI LABA PERUSAHAAN Oleh Muhammad Zaky Zaim Muhtadi 1 Abstrak Sejalan dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Manajemen Operasi 2.1.1 Definisi Manajemen Operasi Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan produksi barang dan jasa. Proses menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Kantor 2.1.1 Pengertian Mesin Kantor Menurut The Liang Gie (2007:229) mesin perkantoran (office machine) adalah Segenap alat yang dipergunakan untuk mencatat, mengirim,

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN PEMELIHARAAN MESIN DALAM RANGKA MEMINIMUMKAN BIAYA PEMELIHARAAN PADA PT PARAMOUNT BED INDONESIA

ANALISIS KEBIJAKAN PEMELIHARAAN MESIN DALAM RANGKA MEMINIMUMKAN BIAYA PEMELIHARAAN PADA PT PARAMOUNT BED INDONESIA ANALISIS KEBIJAKAN PEMELIHARAAN MESIN DALAM RANGKA MEMINIMUMKAN BIAYA PEMELIHARAAN PADA PT PARAMOUNT BED INDONESIA Tutus Rully *) dan Carolina Feronika Putri **) Abstrak Penelitian ini ditujukan untuk

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya dapat digunakan untuk tujuan pelaporan kepada pihak internal dan tujuan eksternal perusahaan. Untuk tujuan internal perusahaan dapat digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Produksi dan Operasi Produksi dalam suatu perusahaan industri merupakan kegiatan yang sangat penting. Hambatan yang terjadi dalam proses produksi akan menghambat seluruh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi dan Kewirausahaan 2.1.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Sebelum menjelaskan mengenai pengertian Manajemen Produksi dan Operasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka A.1. Teori A.1.1 Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Haming (2011:24) Manajemen Operasional dapat diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah membuat bisnis di Indonesia sangat berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan sebuah solusi yang tepat agar dapat bertahan

Lebih terperinci

BAB 9 MANAJEMEN OPERASIONAL SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT)

BAB 9 MANAJEMEN OPERASIONAL SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT) BAB 9 MANAJEMEN OPERASIONAL SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT) A. Pengertian Just In Time (JIT) Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi

Lebih terperinci

Trainer Agri Group Tier-2

Trainer Agri Group Tier-2 No HP : 082183802878 PERAWATAN / MAINTENANCE kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan mesin kegiatan pemeliharaan, perbaikan penyesuaian, maupun penggantian sebagian peralatan yang

Lebih terperinci

PREVENTIVE MAINTENANCE

PREVENTIVE MAINTENANCE PREVENTIVE MAINTENANCE ABSTRAK Gangguan yang terjadi selama proses produksi atau aktivitas rutin lain akibat dari terjadinya kerusakan pada mesin atau fasilitas kerja lainnya, harus dicegah sedini mungkin.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi / Produksi 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Sikula yang dikutip oleh Hasibuan (2011:2), menyatakan bahwa pengertian manajemen adalah sebagai berikut: Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun berada dalam kondisi perekonomian yang cenderung tidak stabil. Hal tersebut memberikan dampak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan tujuan rancang fasilitas Wignjosoebroto (2009; p. 67) menjelaskan, Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Perancangan tata letak pabrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kegiatan perekonomian berkembang begitu pesatnya, sehingga tercipta lingkungan yang kompetitif dalam segala bidang usaha. Persaingan di bidang industri semakin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Pengertian Proses Dalam Operations Management for Competitive Advantage, Tenth Edition, Chase, Jacobs, Aquilano (2004, pp 102) memberikan pengertian bahwa proses adalah bagian

Lebih terperinci

AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN

AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN Menekan Input 1.03-Planning & Budgeting-R0 1/18 MAINTENANCE PLANNING Maintenance Plan diperlukan untuk melakukan penyesuaian dengan Production

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Anggaran Perusahaan Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari suatu perusahaan bersifat profit oriented, yaitu mencapai laba yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak terhadap persaingan bisnis yang semakin tinggi dan tajam baik di pasar domestik maupun pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya. Pengaruh Audit..., Prasasti, Fakultas Ekonomi 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya. Pengaruh Audit..., Prasasti, Fakultas Ekonomi 2015 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi bergerak sangat pesat ditandai dengan munculnya begitu banyak perusahaan lokal, nasional maupun multinasional. Hal ini menyebabkan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang semakin pesat. Dampaknya adalah persaingan antar industri semakin ketat, terutama industri

Lebih terperinci

SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM

SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) II YULIATI, SE, MM PRINSIP DASAR JUST IN TIME ( JIT ) 3. Mengurangi pemborosan (Eliminate Waste) Pemborosan (waste) harus dieliminasi dalam setiap

Lebih terperinci

Proses pengolahan merupakan metode yang digunakan untuk pengolahan masukan

Proses pengolahan merupakan metode yang digunakan untuk pengolahan masukan BAB I PENDAHULUAN Produksi dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan untuk mengolah atau membuat bahan mentah atau bahan setengah jadi menjadi barang jadi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, perlu memahami biaya kualitas Mulyadi (2010:73 ). Menurut Hansen dan

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, perlu memahami biaya kualitas Mulyadi (2010:73 ). Menurut Hansen dan BAB II LANDASAN TEORI A. Biaya Kualitas 1. Pengertian Biaya Kualitas Untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan tentang kualitas produk, manajemen perlu

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan, pengambilan keputusan yang tepat dan akurat memerlukan pemahaman tentang konsep biaya

Lebih terperinci

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #5 Ganjil 2015/2016 STRATEGI OPERASI. EMA302 Manajemen Operasional

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #5 Ganjil 2015/2016 STRATEGI OPERASI. EMA302 Manajemen Operasional STRATEGI OPERASI Materi #5 EMA302 Manajemen Operasional Strategi Operasi 2 Adalah rencana kegiatan organisasi (perusahaan) untuk mencapai misi. Setiap bidang fungsional memiliki strategi untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laju perekonomian yang semakin meningkat dan tingkat persaingan yang semakin tajam, suatu perusahaan harus lebih giat dalam mencapai tujuan. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PROSES MANUFAKTUR

BAB I PROSES MANUFAKTUR Buku Tugas Proses Manufaktur I 1 BAB I 1.1 Pengertian Proses Manufaktur Manufacturing atau Manufaktur berasal dari bahasa Latin, manus ( tangan ) dan factus ( membuat ) sehingga dapat diartikan membuat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Dewanti (2008:230), manajemen yakni proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang semakin pesat memacu industri-industri terus berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkannya. Dalam bidang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian manajemen pemasaran menurut Adi (2006:6) adalah suatu analisis, perencana, pelaksanaan serta kontrol program-program yang telah direncanakan

Lebih terperinci

Penentapan Perencanaan Produksi guna Menentukan Besaran Produksi yang Tepat pada PT Goodyear Indonesia Tbk

Penentapan Perencanaan Produksi guna Menentukan Besaran Produksi yang Tepat pada PT Goodyear Indonesia Tbk PENETAPAN PERENCANAAN PRODUKSI GUNA MENENTUKAN BESARAN PRODUKSI YANG TEPAT PADA PT GOODYEAR INDONESIA TBK Dewi Taurusyanti Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Wawan Hermawan Mahasiswa Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan tekhnologi yang semakin meningkat sangat mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan tekhnologi yang semakin meningkat sangat mempengaruhi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan tekhnologi yang semakin meningkat sangat mempengaruhi perekonomian di Indonesia. Terlebih sektor di bidang dunia usaha, sektor ini merupakan sektor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Informasi Akuntansi Pertanggung Jawaban Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) Informasi adalah data yang berguna untuk diolah sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Line Balancing Line Balancing adalah suatu analisis yang mencoba melakukan suatu perhitungan keseimbangan hasil produksi dengan membagi beban antar proses secara berimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangPenelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangPenelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangPenelitian Perkembangan teknologi akhir-akhir ini berjalan dengan pesat.hal ini dapat dirasakan diberbagai kegiatan dan bidang kehidupan, khususnya bidang industrijasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki era perdagangan bebas, saat ini persaingan dunia usaha dan perdagangan semakin kompleks dan ketat. Hal tersebut tantangan bagi Indonesia yang sedang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Total Productive Maintenance Total Productive Maintenance (TPM) adalah teknik silang fungsional yang melibatkan beberapa bagian fungsional perusahaan bukan hanya pada Bagian

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC) Produk Kue Astor untuk Meminimumkan Produk Rusak Pada PT. Prima Jaya A.M.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Karakteristik Anggaran Anggaran atau yang lebih sering disebut budget didefinisikan oleh para ahli dengan definisi yang beraneka ragam. Hal ini dikarenakan adanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan Teknologi dalam kehidupannya. Semakin pesatnya pertumbuhan teknologi, maka saat ini tercipta banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-20, terjadi perubahan dan perkembangan perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-20, terjadi perubahan dan perkembangan perekonomian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki abad ke-20, terjadi perubahan dan perkembangan perekonomian yang semakin kompleks dan global. Perubahan dan perkembangan perekonomian ini menyebabkan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN. bermotor. Produk-produk yang dihasilkan dipasarkan

BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN. bermotor. Produk-produk yang dihasilkan dipasarkan BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan perorangan Speed Power Racing adalah perusahaan yang bergerak dalam industri pembuatan spare parts (perlengkapan) kendaraan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Preventive Maintenance Preventive maintenance adalah suatu pengamatan secara sistematik disertai analisis teknis-ekonomis untuk menjamin berfungsinya suatu peralatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan pengendalian persediaan. Render dan Heizer (2001:314) merencanakan untuk persediaan bahan baku pada perusa haan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan pengendalian persediaan. Render dan Heizer (2001:314) merencanakan untuk persediaan bahan baku pada perusa haan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aset yang paling mahal dibanyak perusahaan. Semua organisasi memiliki beberapa jenis sistem perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sekarang ini sedang menghadapi persaingan di pasar bebas. Di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sekarang ini sedang menghadapi persaingan di pasar bebas. Di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia sekarang ini sedang menghadapi persaingan di pasar bebas. Di dalam pasar bebas ini sudah tidak ada lagi batas-batas atau juga ketentuanketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan suatu perencanaan untuk menciptakan masa depan usahanya melalui

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan suatu perencanaan untuk menciptakan masa depan usahanya melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia industri semakin maju, hal itu terbukti dengan banyaknya industri-industri baru yang mengelola berbagai macam produk. Maka dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman di era globalisasi yang kian pesat dengan ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman di era globalisasi yang kian pesat dengan ditandai oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman di era globalisasi yang kian pesat dengan ditandai oleh kemajuan teknologi dan peningkatan sumber daya manusia serta indikator lainnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat dirasakan sekali pengaruhnya disegala bidang, salah satunya terjadi pada bidang ekonomi. Dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

3. BAB III LANDASAN TEORI

3. BAB III LANDASAN TEORI 3. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Perawatan (Maintenance) 3.1.1 Definisi Perawatan (Maintenance) Definisi Perawatan menurut Jay Heizer dan Barry Render (2001), adalah segala kegiatan yang di dalamnya adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan akhir-akhir ini tidak lagi terbatas secara lokal,

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan akhir-akhir ini tidak lagi terbatas secara lokal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan akhir-akhir ini tidak lagi terbatas secara lokal, tetapi mencakup kawasan regional dan global. Oleh karena itu, setiap perusahaan

Lebih terperinci