BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Operasi Pengertian Manajemen Operasi Dalam melakukan proses produksi diperlukan sekali manajemen yang baik, hal ini bertujuan untuk melakukan pengaturan ataupun pengawasan proses produksi agar sesuai dengan standar yang telah dibuat, baik kesesuaian standar proses produksi maupun kesesuaian standar dari produk yang telah dihasilkan. Proses produksi ini merupakan suatu proses perubahan atau tranformasi dari input menjadi output, dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki. Hal ini kemudian dikenal sebagai manajemen produksi atau manajemen operasional. Pengertian manajemen operasi menurut Chase, Aquilano, Jacobs (2004:6), menyatakan bahwa manajemen operasional adalah : Manajemen operasional (MO) didefinisikan sebagai suatu desain, operasi dan perbaikan sistem produksi dalam membuat produk atau jasa utama perusahaan. Menurut Sofyan Assauri (2008:19), yaitu : Merupakan suatu kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber daya yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alat, dan sumber daya dana serta bahan baku secara efektif dan efisien untuk menciptakan dan menambah keguaan (utility) suatu barang dan jasa. Dari semua definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen operasi adalah suatu desain, operasi, dan perbaikan sistem produksi serta perubahan dari sumber daya yang dimiliki perusahaan (meliputi tanah, tenaga kerja, modal, dan input manajemen) menjadi output berupa barang atau jasa yang diinginkan. 10

2 Mesin Pengertian Mesin Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia. Biasanya membutuhkan sebuah masukan sebagai pelatuk, mengirim energi yang telah diatur sedemikian rupa. Mesin telah mengembangkan kemampuan manusia sejak sebelum adanya catatan tertulis. Istilah mesin biasanya menunjukan ke bagian yang bekerja untuk melakukan kerja. Biasanya alat-alat ini mengurangi intensitas gaya yang dilakukan, mengubah arah gaya, atau mengubah suatu bentuk gerak atau energi ke bentuk lainnya. Pengertian mesin menurut Sofyan Assauri (2008:111) adalah : Mesin adalah suatu peralatan yang digerakan oleh suatu kekuatan atau tenaga yang dipergunakan untuk membantu manusia dalam mengerjakan produk atau bagian-bagian produk tertentu Jenis-jenis Mesin Menurut Sofyan Assauri (2008:112), walaupun pada kenyataannya jenisjenis mesin yang ada banyak sekali variasinya tetapi pada prinsipnya mesin-mesin ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : 1. Mesin-mesin yang bersifat umum/serba guna (general purpose machines). Mesin yang serba guna merupakan suatu mesin yang dibuat untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu untuk berbagai jenis

3 3 barang/produk atau bagian dari produk (parts). Ciri-ciri mesin yang serba guna, yaitu : a. Mesin ini dibuat dengan bentuk standar dan selalu atas dasar pasar dan bukan atas dasar pesanan. b. Mesin ini memproduksi dengan jumlah yang cukup besar sehingga harga dari mesin tersebut juga relatif lebih murah. Maka dari itu tidak jarang beberapa investor tertarik untuk berinvestasi di bidang ini karena cukup murah dan terjangkau. c. Penggunaan mesin tersebut sangat fleksibel dan memiliki banyak variasi atau jenis. d. Diperlukan kegiatan pemeriksaan atau inspeksi atas apa yang dikerjakan pada mesin serba guna ini. e. Biaya operasi produk tersebut lebih mahal. f. Biaya pemeliharaan mesin serba guna ini lebih murah, karena bentuknya yang standar. g. Mesin ini tidak mudah ketinggalan zaman. 2. Mesin yang bersifat khusus (special purpose machine). Mesin tersebut direncanakan dan dibuat untuk mengerjakan satu atau beberapa jenis kegiatan yang sama. Adapun beberapa ciri dari mesin yang bersifat khusus yaitu : a. Mesin tersebut dibuat atas dasar pesanan dan dalam jumlah yang sedikit atau kecil. Oleh karena itu, harga mesin-mesin tersebut biasanya mahal, sehingga investasi dalam mesin ini menjadi mahal.

4 4 b. Mesin bersifat khusus ini biasanya otomatis, sehingga pekerjaannya lebih cepat dan biasanya dipergunakan dalam pabrik yang menghasilkan produknya dalam jumlah yang besar. c. Biaya pemeliharaan dari mesin ini lebih mahal dari pada mesin serba guna. d. Biaya produksi per unit relatif lebih rendah. e. Mesin ini mudah ketinggalan zaman Maintenance (Pemeliharaan) Pengertian Maintenance Secara umum pengertian pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang telah dilakukan untuk menjaga suatu barang/alat atau memperbaikinya sampai pada suatu kombinasi yang dapat diterima. Pemeliharaan merupakan satu fungsi dalam suatu proses operasi perusahaan yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Setiap perusahaan yang menggunakan mesin tentu serta fasilitas lainnya dalam proses produksi tentunya tidak menginginkan adanya waktu yang terbuang karena adanya peralatan yang mengalami kerusakan sehingga kontinuitas dalam proses produksi, maka diperlukan kegiatan perbaikan pada mesin yang ada serta penyesuaian atau penggantian sparepart atau penggantian komponen yang mengalami kerusakan, hal ini dilakukan karena umur peralatan yang sudah tidak ekonomis atau bertambahnya tingkat pemakaian diluar kapasitas yang ada. Berikut definisi yang dikemukakan oleh beberapa para ahli tentang pengertian pemeliharaan, yaitu : Menurut Sofyan Assauri (2008:134), bahwa :

5 5 Maintenance adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian atau penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan. Menurut Jay Heyzer & Barry Reinder (2006:642), bahwa : Pemeliharaan (maintenance) adalah seluruh aktivitas yang didalamnya adalah untuk menjaga sistem peralatan agar pekerjaan dapat sesuai dengan pesanan. Jadi dapat disimpulkan, bahwa pemeliharaan dilaksanakan untuk merawat atau memperbaiki peralatan pabrik atau fasilitas lainnya, agar tetap berada dalam kondisi siap pakai, sehingga dapat tercapai kondisi proses produksi yang memuaskan dan sesuai dengan rencana Fungsi Maintenance Pentingnya fungsi pemeliharaan dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang tidak dapat terbantahkan. Walaupun fungsi ini sering terabaikan tetapi tidak dapat dipungkiri juga bahwa kegiatan operasional akan mengalami banyak kendala jika fungsi pemeliharaan (maintenance) tidak dijalankan dengan baik, seperti kegiatan operasional yang tidak aman, kecelakaan kerja, kerugian daya, dan lain sebagainya. Selain itu, kebutuhan akan produktivitas yang lebih tinggi dan meningkatnya jenis keluaran mesin pada beberapa tahun ini membuat mesinmesin operasional menjadi modern dan bersifat otomatis daripada sebelumnya. Oleh karena itu, diperlukan sebuah kerja sama yang baik antara bagian fungsi dalam perusahaan sehingga terutama di bagian pemeliharaan (maintenance) untuk menciptakan sebuah pemeliharaan yang efektif dan efisien.

6 6 Sasaran utama fungsi maintenance menurut Tampubolon (2004:250) sebagai berikut : 1. Menjaga kemampuan dan stabilitas produksi di dalam mendukung proses konversi. 2. Mempertahankan kualitas produksi pada tingkat tertentu. 3. Mengurangi pemakaian dan penyimpangan di luar batas yang di tentukan, serta menjaga modal yang diinvestasikan pada peralatan serta mesin, selama waktu tertentu dapat terjamin dan produktif. 4. Mengusahakan tingkat biaya maintenance yang rendah, dengan harapan maintenance yang dilakukan dapat berjalan efektif dan efisien. 5. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan keselamatan karyawan. 6. Mengadakan kerja sama dengan semua fungsi utama dalam perusahaan agar dapat tercapai tujuan utama perusahaan (Return Of Investment) yang baik, dengan biaya yang rendah. Jadi kesimpulannya pemeliharaan dilaksanakan untuk merawat atau memperbaiki peralatan pabrik atau fasilitas lainnya agar tetap berada dalam kondisi siap pakai, sehingga dapat tercapai kondisi proses produksi yang memuaskan dan sesuai dengan rencana Tujuan Maintenance Menurut Sofyan Assauri (2008:134), mengatakan bahwa tujuan pemeliharaan adalah sebagai berikut :

7 7 1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi. 2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu. 3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar batas dan menjaga modal yang di investasikan tersebut. 4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien. 5. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja. 6. Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan, yaitu tingkat keuntungan atau return of infestment yang sebaik mungkin dari total biaya yang terendah. Lalu menurut Daryus Asyari (2007), tujuan pemeliharaan yang utama dapat didefinisikan sebagai berikut : 1. Untuk memperpanjang kegunaan asset. 2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan mendapatkan laba investasi semaksimum mungkin. 3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setai waktu. 4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut. Jadi tujuan pemeliharaan adalah untuk memudahkan penggunaan secara optimal peralatan modal melalui kegiatan seperti penggantian, perbaikan, servis

8 8 dan modifikasi dari komponen/mesin yang telah ditentukan sampai sejauh mana kegiatan operasi tersebut masih tetap bermanfaat Keuntungan Maintenance Adapun menurut Ahyari (2002:349) keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh dengan adanya pemeliharaan yang baik dari mesin yang ada dalam perusahaan, sebagai berikut : 1. Mesin dan peralatan produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan akan dipergunakan dalam jangka waktu panjang. 2. Pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan berjalan dengan lancar. 3. Dapat menghindarkan diri atau dapat menekan sekecil mungkin terdapatnya kemungkinan kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan peralatan produksi selama proses produksi berjalan. 4. Peralatan produksi yang dipergunakan dapat berjalan stabil dan baik, maka pengendalian proses dan pengendalian kualitas proses harus dapat dilaksanakan dengan baik pula. 5. Dapat dihindarkannya kerusakan-kerusakan total dari mesin dan peralatan produksi yang digunakan. 6. Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik, maka penyerapan bahan baku akan berjalan normal. 7. Dengan adanya kelancaran penggunaan mesin dan peralatan produksi, maka tujuan dari pemeliharaan telah tercapai.

9 Jenis-jenis Maintenance Kegiatan maintenance sendiri pada prinsipnya terbagi ke dalam dua jenis berbeda yaitu preventive maintenance dan breakdown maintenance. Perbedaannya adalah sebagai berikut : 1. Preventive maintenance Menurut Jay Heizer & Barry Rander (2006:646) mengemukakan bahwa: Pemeliharaan pencegahan melibatkan pelaksanaan pemeriksaan rutin dan service yang menjaga fasilitas-fasilitas dalam kondisi baik. Pemeliharaan pencegahan bertujuan untuk membangun sistem yang mengetahui kerusakan potensial dan membuat penggantian atau perbaikan yang akan mencegah kerusakan. Menurut Sofyan Assauri (2008:135) mengemukakan pendapat tentang preventive maintenance yaitu : Preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi. Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa kegiatan preventive maintenance dilakukan sebagai pencegahan dari kerusakan yang akan terjadi pada waktu proses produksi. Sofyan Assauri (2008:135), pada umunya preventive maintenance dalam perusahaan terbagi menjadi dua bagian, yaitu :

10 10 a. Routine maintenance Kegiatan pemeliharaan dan perawatan dilakukan secara rutin (misalnya setiap hari). Sebagai contoh kegiatan pembersihan fasilitas atau peralatan, pelumasan, dan pengecekan isi bahan bakar serta pemanasan mesin sebelum beroperasi sepanjang hari. b. Periodic maintenance Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dengan memakai lamanya jam kerja mesin atau fasilitas produksi lain, sehingga perlu dibuat jadwal kerja, misalnya setiap 100 jam kerja, kemudian 500 jam kerja, dan seterusnya, yang bersifat periodik atau berkala. Kegiatan ini jauh lebih berat dari kegiatan pemeliharaan rutin. Sebagai contoh pembongkaran mesin, penyetelan katup masuk dan keluar, penggantian sparepart, dan service. Pemeliharaan preventive maintenance sangat penting karena kegunaannya yang sangat efektif dalam menghadapi fasilitas-fasilitas produksi yang termasuk dalam golongan critical unit menurut Sofyan Assauri (2008:135) ciri-ciri mesin yang critical unit sebagai berikut : 1. Kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan dan keselamatan para pekerja. 2. Kerusakan fasilitas ini akan mempengaruhi kualitas dari produk yang dihasilkan. 3. Kerusakan fasilitas tersebut akan menyebabkan kemacetan seluruh proses produksi. 4. Modal yang ditanamkan pada fasilitas tersebut atau harga dari fasilitas ini adalah cukup besar atau mahal.

11 11 Tujuan preventive maintenance menurut Prawirosentono (2001:135) adalah agar terjamin hal-hal sebagai berikut : 1. Keamanan mesin, operator/tenaga maintenance Untuk setiap mesin yang terdapat di dalam pabrik sudah ada ketentuan mengenai karakteristik mesin tersebut. Misalnya temperatur, air, angin, dan pelumas tidak boleh melebihi standar yang telah ditentukan. Sedangkan untuk operator harus memperhatikan alat-alat pengamanan yang terdapat di dalam mesin. 2. Kelancaran mesin Pemberian minyak pelumas secara teratur dan pemeriksaan mesin serta peralatannya secara berkala, bertujuan agar dapat menjaga kelancaran mesin, sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar. 3. Mutu produk Menjaga mutu produk bertujuan untuk selalu dapat memenuhi standar mutu utama dengan menekankan tingkat kerusakan produk serendah mungkin. Hal ini dilakukan dengan cara mempertahankan tingkat produktivitas kerja dan memenuhi spesifikasi kerja yang telah ditentukan serta ketelitian dan kecermatan yang didukung oleh tekad dan kemauan kerja yang tinggi. Untuk menghindari mutu produksi tersebut, maka bagian maintenance akan menjaga agar pabrik tetap dapat beroperasi secara efisien dengan menghindari (mengurangi) hambatan sekecil mungkin. Sehingga produk dapar diserahkan kepada pelanggan tepat pada waktunya, dan

12 12 pada akhirnya setiap bulan dihitung persentase kerusakan yang terjadi. 4. Kebersihan mesin dan lingkungan sekitarnya. Lantai sekitar mesin harus bersih dari lumuran minyak yang berlebihan pada waktu melaksanakan pelumas serta bebas dari sampah yang berserakan. Hal ini untuk menghindari terjadinya kecelakaan bagi pekerja (operator), serta menciptakan kenyamanan pada saat bekerja. Sedangkan kebersihan mesin dijaga dengan cara membersihkan mesin tersebut serta diadakan pengecatan kembali. Adapun prosedur-prosedur pelaksanaan preventive maintenance menurut Suyadi Prawirosentono (2001:306), yaitu FITCAL yang terdiri atas : 1. Feel Biasanya yang lebih berpengalaman dan jelas merasakan adanya kelainan pada mesin yang sedang berjalan adalah operator maintenance. Apabila gejala kerusakan timbul, maka maintenance mempunyai kewajiban untuk mengambil tindakan pencegahan. Selain dengan jalan merasakan, gejala-gejala kerusakan pun dapat juga diketahui dengan cara melihat, mendengarkan, meraba, dan mencium. 2. Inspection Inspeksi dilakukan untuk mengetahui apakah semua bagian pekerjaan dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Tindakan itu dapat dilakukan secara visual atau dengan menggunakan alat-alat ukur. Kebersihan preventive

13 13 maintenance juga tergantung pada inspeksi ini, karena kelengahan sedikit saja dalam melaksanakan inspeksi, kemungkinan bisa berakibat fatal sehingga mengakibatkan terhentinya proses produksi. Misal suatu gejala yang masuk dalam taraf kerusakan ringan, apabila dibiarkan dapat berpengaruh pada keseluruhan unit mesin sehingga akan terjadi kerusakan yang besar. Jadi seluruh kegiatan inspeksi perlu disusun dalam suatu program lengkap dengan penjadwalan kerjanya, sebagai alat untuk melaksanakan diadakannya pencatatan yang dilakukan melalui kartu pemeriksaan (inspection order), yaitu kartu yang berisi alat atau bagian-bagian yang harus diperiksa sesuai dengan waktu pemeriksaan yang telah ditentukan. Pemeriksaan pun harus memberikan penilaian, misalnya besar, sedang dan kecil. 3. Tight Pencegahan dilakukan terhadap bagian yang longgar, sebagai akibat adanya getaran atau gesekan pada waktu mesin sedang berjalan, jadi semua baut-baut longgar, ikatan-ikatan dan bagian-bagian yang lainnya harus dikencangkan. Kelonggaran-kelonggaran tersebut dapat memperlambat gerakan-gerakan roda yang lebih berat lagi dan juga dapat memacetkan mesin, disamping itu dapat menimbulkan kecelakaan bagi operator. 4. Clean Pekerjaan membersihkan tidak dapat dikesampingkan begitu saja dalam pelaksanaan maintenance, karena pekerjaan membersihkan mesin yang berputar dari

14 14 pengotoran dapat menghindari timbulnya kemacetan. Aktivitas lain juga tergolong dalam pekerjaan membersihkan adalah pengecatan pada bagian tertentu dari suatu mesin dapat mencegah timbulnya karat. 5. Adjustment Penyetelan dilakukan terhadap bagian-bagian yang cara kerjanya berubah-ubah. Biasanya hal ini terjadi setelah dilakukan pemasangan salah satu bagian yang baru diperbaiki, bagian ini harus dihubungkan dengan bagian lain sesuai dengan kontruksi mesin. Apabila mesin dijalankan, kedua bagian tersebut harus disesuaikan cara kerjanya, selain itu adanya getaran-getaran yang terus menerus dan proses berlangsungnya waktu, dapat pula mengakibatkan labilnya hubungan bagian yang bekerja secara sinkron. Sekiranya kerja penyetelannya kurang memuaskan, maka harus segera diadakan perbaikan kembali atau penggantian sebelum terjadinya kerusakan. 6. Lubrication Pelumasan diadakan untuk mencegah terjadinya laju kehausan dan laju kerusakan yang terlalu cepat serta kerugian daya dan tenaga yang terlalu besar. Umumnya yang dilumasi adalah bagian-bagian mesin dan alat-alat yang selalu bergesekan satu sama lain. Pelumasan ini berfungsi sebagai pendingin. Pendingin memang sangat diperlukan untuk bagian-bagian yang saling bergesekan, karena bagian-bagian tersebut cepat sekali menjadi panas, kenyataannya menunjukan

15 15 bahwa daya kekuatan material akan menurun dengan naiknya temperatur. Kemacetan bisa terjadi, jika material tersebut kehabisan daya, selain itu naiknya temperatur dalam banyak hal merupakan sumber kecelakaan dan kebakaran. Oleh karena itu, maka pelumasan harus dilaksanakan dengan tekstur dan teliti melalui perencanaan dan pengontrolan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pelumasan, yaitu : a. Kadar dan jenis bahan pelumas yang dipakai. b. Jumlah atau takaran minyak pelumas yang dibutuhkan. c. Bagian-bagian yang harus dilumasi. d. Sistem pelumasan yang biasanya berdasarkan normal. Dengan demikian FITCAL yang dilakukan pada preventive maintenance merupakan salah satu usaha untuk mempertahankan efisiensi dan efekitivitas pendayagunaan mesin. 2. Breakdown maintenance Menurut Sofyan Assauri (2008:136), mengatakan bahwa : Perbaikan yang dilakukan disebabkan karena adanya kerusakan yang terjadi akibat tidak dilakukannya preventive maintenance, ataupun dilakukan preventive maintenance tetapi tidak tetap sampai pada suatu waktu tertentu fasilitas atau peralatan tersebut tetap rusak.

16 16 Menurut Manahan P. Tampubolon (2004:251), bahwa : Breakdown maintenance merupakan kegiatan perbaikan atau reparasi. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadinya kerusakan atau terjadinya kelainan pada fasilitas atau peralatan sehingga tidak berfungsi dengan baik. Jadi dalam breakdown maintenance sifatnya hanya menunggu sampai terjadi kerusakan, baru kemudian diadakan perbaikan. Maksud dari tindakan ini agar fasilitas atau peralatan tersebut dapat digunakan dalam kondisi seperti kembali. Adapun tujuan dari penggunaan metode ini adalah agar fasilitas atau peralatan tersebut dapat dipergunakan kembali dalam proses produksi/operasional, sehingga proses operasional dapat berjalan dengan baik dan lancar. Dengan demikian apabila perusahaan hanya mengambil kebijaksanaan untuk melakukan breakdown maintenance saja maka terdapat ketidakpastian akan kelancaran bekerjanya fasilitas, atau peralatan proses produksi yang ada. Oleh karena itu, bila melakukan proses breakdown maintenance melakukan sistem preventive maintenance maka akan menimbulkan akibat-akibat yang menghambat atau memacetkan kegiatan produksi apabila kerusakan yang tiba-tiba pada fasilitas produksi yang digunakan. Biasanya biaya untuk breakdown maintenance ini lebih mahal maka sedapat mungkin harus dicegah dengan mengintesifkan kegiatan preventive maintenance. Tujuan lain pemakaian metode ini adalah untuk mendapatkan penghematan waktu dan biaya dan perbaikan dilakukan pada keadaan yang benar-benar dibutuhkan. Pada pemeliharaan menggunakan sistem ini, teknisi hanya akan bekerja setelah terjadi kerusakan pada mesin atau pabrik. Untuk mesin yang melakukan pemeliharaan tahunan, maka pabrik tersebut tidak menggunakan pemeliharaan sistem ini karena pada saat

17 17 dilakukannya perbaikan dan penyetelan, unit-unit cadanganlah yang dipakai Tugas atau Kegiatan Pemeliharaan Mesin Menurut Sofyan Assauri (2008:140), terdapat beberapa tugas atau kegiatan pemeliharaan yang terdapat dalam suatu perusahaan, yaitu: 1. Kegiatan inspeksi (Inspection) Kegiatan pemeriksaan meliputi pengecekan yang dilakukan secara rutin terhadap fasilitas atau peralatan pabrik dan membuat laporanlaporan dari hasil pengecekan tersebut. Maksud dari pengecekan tersebut adalah untuk menjamin kelancaran proses produksi. Laporan hasil inspeksi yang dibuat adalah bagian maintenance ini sangat penting bagi pimpinan perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. 2. Kegiatan teknik (Engineering) Kegiatan teknik merupakan kegiatan percobaan atas yang baru dibeli, kegiatan pengembangan peralatan yang perlu diganti, dan penelitian terhadap kemungkinan pengembangan tersebut termasuk didalamnya penyelidikan terjadinya kerusakan pada peralatan tersebut dan cara untuk memperbaikinya. Oleh karena itu, kegiatan teknik sangat diperlukan dengan mengadakan perbaikan tertentu terhadap komponen dari mesin agar dapat berfungsi kembali. 3. Kegiatan (Producting) Kegiatan produksi merupakan kegiatan memperbaiki dan mereparasi mesin dan peralatan. Kegiatan ini dimaksudkan agar kegiatan pabrik

18 18 dapat berjalan lancar, dan untuk itu diperlukan usaha-usaha perbaikan segera jika terdapat kerusakan dalam peralatan. 4. Pekerjaan administrasi (Crecial work) Kegiatan administrasi merupakan kegiatan administrasi dari pekerjaan pemeliharaan yang menjamin adanya catatan-catatan mengenai kegiatan atau kejadian-kejadian penting dari bagian pemeliharaan. 5. Pemeliharaan bangunan Kegiatan pemeliharaan bangunan merupakan kegiatan untuk menjaga agar bangunan tetap terpelihara dan terjamin kebersihannya. Jadi kegiatan ini meliputi pembersihan dan pengecatan gedung, pembersihan halaman dan kegiatan pemeliharaan peralatan lain yang tidak termasuk dalam kegiatan teknik dan produksi dari bagian maintenance Hal-hal yang Penting dalam Melaksanakan Kegiatan Maintenance Hal-hal yang penting dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan menurut Ahyari (2002), yaitu : 1. Aktivitas perawatan merupakan suatu hal yang mutlak harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, bukan merupakan pemikiran belaka. Maka dalam melaksanakan aktivitas perawatan perlu diperhatikan petunjuk dan pengalaman, peraturan serta jadwal waktu yang telah ditentukan. 2. Perlu diperhatikan pula proses perawatan, hendaknya biaya ditetapkan serendah-rendahnya, tanpa mengurangi arti dari perawatan itu sendiri.

19 19 3. Untuk kelancaran perawatan diperlukan adanya suatu organisasi, perencanaan, penjadwalan dan pengendalian biaya perawatan dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan keadaan dan kemampuan industri masing-masing. 4. Kerjasama yang baik antara pemakai mesin dengan bagian perawatan, sehingga proses perawatan dapat berjalan dengan lancar dan dapat mencapai sasarannya. 5. Perawatan mesin-mesin sifatnya adalah kontinyu, dan harus dapat terbaca tentang riwayat yang menyangkut kebaikan serta kelemahannya. Oleh karena itu, kartu-kartu perawatan yang baik perlu dipergunakan agar dapat memberikan kesan-kesan dan informasi tentang mesin-mesin itu. 6. Untuk menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan kesalahan atau kerugian, perlu ditegaskan bahwa pemakai mesin tidak dibenarkan melakukan perbaikan, penyetelan, dan penggantian sendiri tanpa sepengetahuan bagian perawatan. 7. Kualitas perawatan mesin-mesin dapat tercapai apabila perawatan cukup memadai. Fasilitas itu antara lain tenaga pelaksana, alat-alat perkakas, suku cadang dan pembinaan atau pengelolaan kerja yang baik Kualitas Pengertian Kualitas Kualitas telah menjadi salah satu yang paling penting dari faktor-faktor keputusan konsumen dalam memilih antara produk dan layanan bersaing. Fenomena ini tersebar luas terlepas dari apakah konsumen adalah seorang individu atau sebuah organisasi dan industri. Membicarakan tentang pengertian

20 20 kualitas dapat berbeda-beda makna bagi setiap orang, karena kualitas memiliki banyak kriteria dan sangat tergantung pada konteksnya. Banyak pakar bidang kualitas yang mencoba untuk mendefinisikan kualitas berdasarkan sudut pandangnya masing-masing beberapa diantaranya yang paling popular adalah yang dikembangkan oleh tiga pakar kualitas tingkat internasional yaitu W.Edwards Deming, Philip B.Crosby, dan Joseph M.Juran dalam Yamit (2010:7): a) Deming : mendefinisikan kualitas sebagai Apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen. b) Crosby : mendefinisikan kualitas sebagai Nihil cacat, kesempurnaan dan kesesuaian terhadap persyaratan. c) Juran : mendefinisikan kualitas sebagai Kesesuaian terhadap spesifikasi. Menurut Zulian Yamit (2003:347), mengemukakan bahwa kualitas adalah Sesuatu istilah relatif yang sangat bergantung pada situasi ditinjau dari pandangan konsumen, secara subjektif orang mengatakan kualitas adalah sesuatu yang cocok dengan selera (fitness for use). Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan kualitas adalah keseluruhan karakteristik dan sifat dari produk yang tercermin dalam aspek pemasaran, proses produksi dan pemeliharaan sehingga produk tersebut mampu memberikan kepuasan pada konsumen Dimensi Kualitas Menurut Douglas C. Montgomery (2009:04) terdapat 8 (delapan) dimensi kualitas suatu barang, yaitu :

21 21 1. Performance Menunjukan karakteristik dari suatu produk. Contoh : pada suatu TV, performance berarti kejernihan suara, gambar, warna dan kemampuan untuk menerima sinyal. Dalam bidang jasa penerbangan misalnya, performance dapat diartikan sebagai pelayanan yang baik. 2. Reability Dimensi yang menunjukan kemungkinan suatu produk dapat berfungsi dengan baik dalam suatu periode waktu tertentu. Biasanya dapat diukur dengan menggunakan waktu rata-rata kegagalan. 3. Durability Merupakan suatu ukuran dari umur suatu produk. Ini biasanya diukur dari waktu daya tahan produk tersebut, dimana produk tersebut lebih baik diganti daripada diperbaiki. 4. Serviceability Merupakan kecepatan, kemampuan, dan kemudahan dalam perbaikan. Serviceability ditunjukan oleh kesiapan dan kemudahan suatu produk pada saat diperbaiki ketika terdapat kerusakan. 5. Aesthetic Ukuran penampilan, rasa, suara, bau dari suatu produk. Hal ini merupakan penilaian individu dan akan berbeda-beda antar konsumen yang satu dengan konsumen yang lain. 6. Features Merupakan karakteristik kedua dari suatu produk yang menambahkan keistimewaan pada produk tersebut.

22 22 Contoh : pemberian minuman gratis di pesawat. 7. Perceived Quality Konsumen tidak selalu mendapatkan informasi yang lengkap tentang suatu produk atau jasa. Contoh : daya tahan suatu produk tidak dapat diamati secara langsung tetapi harus dilihat dari berbagai aspek, baik yang dapat diukur maupun yang tidak. Dalam kasus demikian, image, iklan, dan merek dagang lebih berperan dalam menunjukan inti dari kualitas menurut konsumen. 8. Conformance to Standars Tingkatan dimana suatu produk dan jasa telah sesuai dengan spesifikasinya. Contoh : daya tahan bagian mesin dan berat dari sereal yang diperlukan untuk mengisi sekotak sereal Ukuran Kualitas Terdapat 3 (tiga) ukuran kualitas yang dapat digunakan untuk barang diantaranya : 1. Kualitas Desain (Design Quality) Kualitas desain barang sangat berhubungan dengan sifat-sifat keunggulan pada saat barang mula-mula diimpikan. 2. Kualitas Penampilan (Performance Quality)

23 23 Aspek ini mencakup performa produk dimana yang akan datang, dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu : a. Keadaan produk b. Perawatan produk 3. Kualitas Yang Memenuhi (Conformance Quality) Berhubungan dengan apakah produk yang dihasilkan memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan/diharapkan, dengan kata lain sejauh mana kualitas sesuai produk dan dapat dicapai. Terlepas dari komponen yang dijadikan objek pengukuran kualitas secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dapat diklasifikasi sebagai berikut : 1. Fasilitas operasional seperti kondisi fisik bangunan. 2. Peralatan dan perlangkapan. 3. Bahan baku atau material. 4. Pekerjaan ataupun staff organisasi. Secara khusus faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas diuraikan sebagai berikut : 1. Pasar atau tingkat persaingan. 2. Tujuan organisasi. 3. Testing produk. 4. Desain produk. 5. Proses produksi. 6. Kualitas input.

24 24 7. Perawatan perlengkapan. 8. Standar kualitas. 9. Umpan balik konsumen Hubungan Pemeliharaan dengan Kelancaran Proses Produksi Dalam perusahaan industri, pemeliharaan sangatlah diperlukan agar mesin-mesin dapat bekerja seoptimal mungkin dan proses produksi dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal. Kegiatan pemeliharaan hendaknya dilaksanakan pada saat yang tidak mengganggu jadwal kerja. Menurut Sofjan Assauri (2004:103), dapat disimpulkan untuk menjaga kegiatan maintenace yang dikerjakan, maka perlu mengambil langkah-langkah sebagai berikut : 1. Meningkatkan pelatihan atau training bagi maintenance-man. 2. Menggunakan preventive maintenance, karena dengan cara ini fasilitas produksi dapat bertahan lama. 3. Mengadakan cadangan didalam sistem produksi yang merupakan critical unit. 4. Mengadakan suatu desain khusus yang dapat memperbaharui dan memperpanjang waktu hidup dari mesin yang digunakan. 5. Mengadakan persediaan cadangan tiap tingkatan produksi sehingga terdapat keadaan yang tidak tergantung antara tiap tingkatan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peranan kegiatan maintenance sangat mendukung kelancaran proses produksi. Dengan melakukan kegiatan maintenance seperti yang telah disebutkan di atas, maka diharapkan tercipta sistem produksi yang sesuai sehingga perusahan dapat menekan biaya pengeluaran dan memperoleh laba dari hasil proses produksi.

25 Biaya Pengertian Biaya Secara umum dalam menjalankan kegiatan perusahaan sangat dibutuhkan biaya yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan operasi sehari-hari. Istilah biaya atau cost sering digunakan dangan arti yang berbeda-beda. Sehubungan dengan pengertian biaya maka terlebih dahulu perlu diketahui bahwa sangat sulit bagi kita untuk memberikan pengertian yang tepat atas biaya yang dimaksud, sehingga biaya dapat digolongkan kedalam beberapa pengertian sesuai dengan tujuan penggunaan biaya tersebut. Menurut Carter dan Usry (2004:29) mendefinisikan : Biaya sebagai nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat, sehingga dalam akuntansi keuangan, pengeluaran atau pengorbanan pada saat akuisisi diwakili oleh penyusutan saat ini atau dimasa yang akan dating dalam bentuk kas atau aktiva lain. Selain itu, pengertian biaya secara luas mengandung lima unsur lain, yaitu: 1) Merupakan pengorbanan sumber ekonomi. 2) Diukur dengan satuan uang. 3) Pengeluaran yang telah terjadi dan yang akan terjadi. 4) Untuk tujuan tertentu.

26 26 5) Biaya dapat diartikan juga seperti beban, harga perolehan, harga pokok, nilai tukar dan pengorbanan. Dari pengertian biaya yang diberikan oleh para ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya merupakan suatu pengorbanan ekonomis yang harus dilakukan untuk memperoleh barang atau jasa. Hal ini membuktikan bahwa betapa pentingnya biaya yang dikeluarkan agar operasi perusahaan dapat berjalan dengan baik. Begitu juga dengan perusahaan lainnya dapat menjalankan operasi perusahaan harus mengeluarkan biaya terlebih dahulu, dimana pengorbanan ekonomis untuk mencapai tujuan tertentu yaitu jasa pengorbanan atau secara langsung untuk mendapatkan hasil laba Penggolongan Biaya Penggolongan biaya adalah pengelompokan secara sistematis seluruh elemen yang ada dalam golongan tertentu yang lebih ringkas, untuk memberikan informasi penting. Berikut ini akan dijelaskan jenis-jenis biaya berdasarkan penggolongannya : 1. Biaya menurut objek pengeluarannya Adalah penggolongan yang merupakan jenis yang paling sederhana. Yaitu berupa objek penjelasan singkat mengenai untuk apa dikeluarkannya biaya (objek biaya). 2. Biaya menurut fungsi pokok perusahaan a. Biaya produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau pengelolaan bahan baku menjadi produk jadi.

27 27 b. Biaya pemasaran, merupakan biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk, misalnya : iklan, promosi, dll. c. Biaya administrasi dan umum, adalah biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan produksi dan pemasaran produk, misalnya upah dan gaji. 3. Biaya menurut hubungannya dengan objek pembiayaan Penggolongan ini dapat di bagi menjadi dua golongan, yaitu: a. Biaya langsung, adalah biaya yang terjadi dimana penyebabnya adalah karena objek yang dibiayai, jika tidak ada yang dibiayai, maka biaya ini tidak akan timbul, dan dalam hubungannya dengan produk, biaya ini contohnya biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. b. Biaya tidak langsung, adalah biaya yang timbul selain dari objek utama yang dibiayai atau yang biasa dikenal dengan biaya overhead. 4. Biaya menurut penelitian, dalam kaitannya dengan perubahan volume kegiatan Biaya berdasarkan tingkah lakunya terhadap perubahan volume kegiatan dapat dikelompokan menjadi: a. Biaya tetap, adalah jumlah total yang konstan, yang tidak dipengaruhi oleh adanya perubahan volume kegiatan pada batas tertentu. b. Biaya variabel, yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan kegiatan yang terjadi.

28 28 c. Biaya semi variabel, adalah biaya yang berubah namun tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. 5. Biaya menurut jangka waktu manfaatnya, dan atas dasar manfaatnya a. Pengeluaran modal (capital expenditure), adalah biayabiaya yang dinikmati lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran modal dibebankan sesuai dengan manfaat yang didapatkan. b. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure), adalah biaya-biaya yang harus bermanfaat dalam periode akuntansi, dimana biaya tersebut terjadi. Sehingga akan diperoleh laba atau rugi bagi perusahaan Hubungan Kegiatan Maintenance dengan Biaya Tujuan utama manajemen produksi adalah mengelola penggunaan sumber daya berupa faktor-faktor produksi tersedia, baik berupa bahan baku, tenaga kerja, mesin, dan fasilitas produksi agar proses produksi berjalan efektif. Untuk menunjang kelancaran proses produksi, diperlukan suatu kegiatan pemeliharaan mesin, biaya yang dikeluarkan untuk menjaga kelancaran proses produksi ini pun jumlahnya tidak sedikit. Dalam hal ini, semakin intensif kegiatan maintenance dilakukan berarti biaya yang dikeluarkan semakin besar. Demikian pula semakin besar skala/volume produksi, maka semakin banyak pula tenaga perawat mesin yang dibutuhkan. Karena banyak juga kegiatan produksi yang perlu diawasi, maka biaya maintenance berbanding lurus dengan frekuensi maintenance dan skala usaha.

29 29 Masalah yang sering dihadapi oleh manajer produksi terkait dengan kegiatan maintenance ini adalah bagaimana total cost organisasi produk. Jadi seorang manajer harus mengetahui bagaimana hubungan kebijakan maintenance dengan biaya yang dikeluarkan. Manajer produksi perlu untuk mempertimbangkan keseimbangan antara kedua biaya tersebut. Mengalokasikan lebih banyak uang dan karyawan untuk preventive maintenance akan mengurangi jumlah corrective maintenance, tetapi pada titik tertentu, penuruan biaya corrective maintenance tetap akan meningkatkan total biaya maintenance. Maka keseimbangan antara kebijakan maintenance sebaiknya dilakukan dengan mengacu optimalisasi biaya dengan artian bahwa total cost yang dikeluarkan dalam proses maintenance adalah yang paling efektif dan efisien. Syarat-syarat kegiatan maintenance dapat efektif menurut Assauri (2004:98) antara lain : 1. Data Yaitu mengenai keadaan mesin dan peralatan produksi yang ada di perusahaan dan data tersebut biasanya diperoleh dari brosur yang didapat dari pabrik pembuat mesin atau peralatan tersebut. 2. Planning dan scheduling Adanya perencanaan kegiatan maintenance seperti rencana pendidikan dan pelatihan untuk personalia maintenance, berapa tenaga kerja yang diperlukan, menentukan pekerjaan yang akan dilakukan, serta kapan pekerjaan dilakukan. 3. Persediaan spare parts Diperlukan adanya center of spare parts untuk menunjang kegiatan maintenance yang dilaksanakan.

30 30 4. Surat perintah yang berisi: a. Apa yang harus dikerjakan. b. Siapa yang mengerjakan dan penganggung jawabnya. c. Dimana dikerjakan, di dalam atau di luar perusahaan. d. Berapa tenaga kerja yang diperlukan. e. Waktu pengerjaan yang diperlukan. 5. Harus ada catatan Berisi kegiatan maintenance yang dilakukan dan apa yang diperlukan untuk kegiatan maintenance tersebut. Misalnya karakter mesin atau lamanya waktu inspeksi yang dilakukan. 6. Harus ada laporan dan pengawasan Berisi laporan mengenai kemajuan-kemajuan setelah dilakukan kegiatan maintenance dan menganalisis kegagalan-kegagalan yang pernah terjadi pada saat belum dilaksanakan kegiatan maintenance. Setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatan maintenance tersebut dihadapkan pada persoalan teknis dan ekonomis, persoalan teknis adalah persoalan mengenai usaha untuk menghilangkan kemungkinan timbulnya kemacetan yang disebabkan karena kondisi fasilitas dan peralatan yang digunakan tidak baik. Yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan teknis maintenance adalah : a. Tindakan apa yang harus dilakukan terhadap peralatan yang ada serta untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi. b. Alat-alat apa yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan tersebut diatas.

31 31 Persoalan ekonomis yang akan dihadapi adalah bagaimana kegiatan maintenance yang akan dapat dilakukan seefisien mungkin dengan memperhatikan besar biaya yang dikeluarkan. Dalam persoalan ekonomis, perlu diadakan analisa untuk membandingkan alternatif-alternatif yang ada dan dipilih yang paling menguntungkan. Perbandingan biaya yang dilakukan antara lain : a. Mambandingkan antara biaya dari segi preventive maintenance dan biaya untuk corrective maintenance. b.menggunakan tenaga kerja dari dalam atau dari luar perusahaan. c. Menentukan apakah peralatan yang mengalami kerusakan akan diperbaiki atau harus diganti. Dengan memperhatikan beberapa hal di atas, maka kita akan dapat menentukan mana yang terbaik secara ekonomis apakah preventive maintenance atau corrective maintenance. Selain itu harus diperhatikan juga apakah peralatan atau fasilitas yang ada adalah merupakan critical unit atau bukan, karena apabila termasuk critical unit maka sebaiknya dilakukan tindakan perawatan secara rutin atau preventive maintenance yang harus dilakukan Kerangka Pemikiran Setiap perusahaan memiliki tujuan dan target yang telah ditentukan. Salah satu tujuan perusahaan adalah memaksimalkan laba yang diperolehnya. Untuk mencapai tujuan tersebut dipengaruhi oleh seluruh bidang. Salah satu bidang yang berpengaruh adalah bidang operasional. Hal ini disebabkan dalam bidang operasional perusahaan dituntut untuk dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan konsumen.

32 32 Didalam bidang operasional terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian dari tujuan perusahaan tersebut. Beberapa faktor tersebut adalah beberapa sumber daya (input) yang digunakan seperti tenaga kerja, modal, teknologi, bahan baku, mesin-mesin, dan peralatan. Sumber daya tersebut harus ditangani dengan baik agar dapat dimanfaatkan secara maksimal. Departemen produksi tidak menginginkan alat-alat produksi yang merupakan critical unit tiba-tiba mengalami kerusakan, maka untuk mencapai kapasitas produksi yang telah direncanakan diperlukan alat-alat produksi yang kondisinya baik, sehingga perusahaan dapat menjamin kelancaran proses produksi. Jika proses produksi terhenti karena mengalami kerusakan, maka proses produksi akan terhenti selama perbaikan. Hal ini akan menyebabkan adanya karyawan dan mesin-mesin yang menganggur, produksi hilang dan pesananpesanan akan tertunda. Akibatnya berdampak buruk bagi hubungan kerja antara perusahaan dan pemesan, yang pada akhirnya terjadi pembatalan order-order untuk masa yang akan datang. Oleh karena itu, bagian maintenance perlu mengantisipasi segala kemungkinan kerusakan. Dengan sistem pemeliharaan yang baik, maka akan dapat dicegah dan diketahui mesin apa saja yang harus diperbaiki atau diganti, sehingga proses produksi tidak akan terganggu akibat kerusakan mesin. Mesin Menurut Sofyan Assauri (2008:134) mengatakan bahwa maintenance adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyelesaian atau penggantian yang diperlukan supaya terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Maintenance terbagi menjadi dua tipe, antara lain preventive maintenance dan corrective maintenance/breakdown maintenance. Pengertian preventive maintenance dan corrective maintenance/breakdown maintenance menurut Manahan P. Tampubolon (2004:250) preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan atau perawatan untuk mencegah terjadinya kerusakan yang tidak

33 33 terduga, yang menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi. Breakdown maintenance adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadinya kerusakan atau terjadinya kelainan pada fasilitas dan peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. dengan demikian perusahaan perlu mempersiapkan biaya breakdown maintenance yang mungkin terjadi sewaktu-waktu. Sehingga untuk menghindari adanya kerusakan mendadak perusahaan perlu melakukan tindakan dengan mengatur berapa frekuensi breakdown maintenance yang terjadi dalam setiap tahunnya. Dengan adanya kegiatanan maintenance ini diharapkan aktivitas proses produksi dapat berjalan dengan normal sesuai dengan yang diharapkan perusahaan dan jadwal yang telah direncanakan serta fasilitas pabrik tidak rusak sebelum jangka waktu tertentu yang telah direncanakan.

34 34 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 2.7. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Biaya breakdown maintenance berpengaruh signifikan terhadap kualitas produksi pada PT. Tarumatex.

35 35 2. Frekuensi breakdown maintenance berpengaruh signifikan terhadap kualitas produksi pada PT. Tarumatex.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Manajemen Produksi Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang menggunakan berbagai jenis barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan tentu saja barangbarang dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi 2.1.1 Pengertian Manajemen Suatu perusahaan terdiridari banyakfungsi,yaitu produksi operasional,keuangan, pemasaran, dansumberdayamanusia.untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA & KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA & KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA & KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Manajemen operasi telah mengalami perubahan yang cukup drastis sejalan dengan perkembangan inovasi teknologi yang tumbuh sangat cepat.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Operasional Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang menggunakan berbagai jenis barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan tentu saja barangbarang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Produksi dan Operasi Produksi dalam suatu perusahaan industri merupakan kegiatan yang sangat penting. Hambatan yang terjadi dalam proses produksi akan menghambat seluruh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Ada beberapa pengertian manajemen yang dikemukakan oleh para ahli, sebagai berikut : Pengertian manajemen menurut Sofjan Assauri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Produksi/Operasi 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage, yang artinya mengelola atau mengatur. Manajemen merupakan proses dalam mengelola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan berbagai jenis barang dan jasa seperti komunikasi untuk kebutuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan berbagai jenis barang dan jasa seperti komunikasi untuk kebutuhan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Operasional Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang ataupun setiap perusahaan menggunakan berbagai jenis barang dan jasa seperti komunikasi untuk kebutuhan

Lebih terperinci

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah dirancang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha masyarakat banyak mengalami kesulitan, tidak sedikit diantaranya kegiatan usaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha masyarakat banyak mengalami kesulitan, tidak sedikit diantaranya kegiatan usaha yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi yang masih mengalami krisis berkepanjangan ini membuat kegiatan usaha masyarakat banyak mengalami kesulitan, tidak sedikit diantaranya kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Suatu perusahaan (organisasi) selalu diperlukan pengelolaan dengan suatu sistem manajemen, agar tujuan perusahaan dapat diwujudkan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Peranan Pemeliharaan Pemeliharaan merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan pabrik yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi dan semakin cepatnya informasi maka semakin cepat pula perkembangan hidup manusia saat ini. Perkembangan dunia industri maupun teknologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Kantor 2.1.1 Pengertian Mesin Kantor Menurut The Liang Gie (2007:229) mesin perkantoran (office machine) adalah Segenap alat yang dipergunakan untuk mencatat, mengirim,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia usaha dihadapkan pada era globalisasi dimana pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia usaha dihadapkan pada era globalisasi dimana pasar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini dunia usaha dihadapkan pada era globalisasi dimana pasar tidak lagi hanya dimasuki oleh pesaing domestik saja tetapi juga didatangi oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Manajemen operasi merupakan salah satu bidang yang berpengaruh sangat besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam menjalankan operasionalnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kegiatan perekonomian berkembang begitu pesatnya, sehingga tercipta lingkungan yang kompetitif dalam segala bidang usaha, persaingan di bidang industri semakin

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Perawatan (Maintenance) Perawatan di suatu industri merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung suatu proses produksi yang mempunyai daya saing di pasaran.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi / Produksi 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Sikula yang dikutip oleh Hasibuan (2011:2), menyatakan bahwa pengertian manajemen adalah sebagai berikut: Manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VIII No. 1 Tahun 2009 Hal MANAJEMEN PEMELIHARAAN UNTUK OPTIMALISASI LABA PERUSAHAAN

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VIII No. 1 Tahun 2009 Hal MANAJEMEN PEMELIHARAAN UNTUK OPTIMALISASI LABA PERUSAHAAN JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VIII No. 1 Tahun 2009 Hal 35-43 MANAJEMEN PEMELIHARAAN UNTUK OPTIMALISASI LABA PERUSAHAAN Oleh Muhammad Zaky Zaim Muhtadi 1 Abstrak Sejalan dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Total Productive Maintenance Total Productive Maintenance (TPM) adalah teknik silang fungsional yang melibatkan beberapa bagian fungsional perusahaan bukan hanya pada Bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Kantor Perkembangan teknologi yang luar biasa dewasa ini, pekerjaan perkantoran dapat dikatakan mengalami perubahan corak dan sifat. Kalau zaman dahulu perlengkapannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Transportasi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan Manusia karena transportasi berkontribusi besar pada kehidupan dalam kaitannya Dengan aktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Henry Simamora (2000:25) mendefinisikan tentang beban :

BAB II LANDASAN TEORI. Henry Simamora (2000:25) mendefinisikan tentang beban : 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Beban Henry Simamora (2000:25) mendefinisikan tentang beban : Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya

Lebih terperinci

3. BAB III LANDASAN TEORI

3. BAB III LANDASAN TEORI 3. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Perawatan (Maintenance) 3.1.1 Definisi Perawatan (Maintenance) Definisi Perawatan menurut Jay Heizer dan Barry Render (2001), adalah segala kegiatan yang di dalamnya adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Dalam menghadapi persaingan yang sangat kompetitif, perusahaan manufaktur diharapkan untuk membuat produk yang sesuai dengan permintaan konsumen, baik kuantitas maupun

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang semakin pesat memacu industri-industri terus berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkannya. Dalam bidang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Konsep Biaya Biaya merupakan unsur utama yang secara fisik harus dikorbankan oleh perusahaan dalam rangka memperoleh pendapatan yang pada akhirnya untuk mendapatkan laba yang merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lain : Haryono Jusuf (1997:24), biaya adalah harga pokok barang yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lain : Haryono Jusuf (1997:24), biaya adalah harga pokok barang yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya Definisi mengenai biaya dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain : Haryono Jusuf (1997:24), biaya adalah harga pokok barang yang dijual dan jasa-jasa yang dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Manajemen 3.1.1 Definisi Manajemen Definisi manajemen sangat luas, sehingga pada faktanya tidak ada defenisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang. Adapun bebrapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin-mesin Kantor Mesin kantor merupakan salah satu alat penunjang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan efesien. Mesin-mesin kantor adalah sebuah alat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangPenelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangPenelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangPenelitian Perkembangan teknologi akhir-akhir ini berjalan dengan pesat.hal ini dapat dirasakan diberbagai kegiatan dan bidang kehidupan, khususnya bidang industrijasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Kelancaran dalam proses produksi sangat ditentukan oleh kondisi mesin atau peralatan pendukung lainnya. Agar suatu mesin dapat selalu berfungsi dengan baik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut dapat berfungsi dengan baik dalam kondisi siap pakai.

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut dapat berfungsi dengan baik dalam kondisi siap pakai. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemeliharaan Menurut Sudrajat (2011), Pemeliharaan atau yang lebih di kenal dengan kata maintenace dapat didefinisikan sebagai suatu aktivitas yang di perlukan untuk menjaga atau

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya berikut : Menurut Mulyadi (2000: 6) pengertian Akuntansi Biaya adalah sebagai Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,

Lebih terperinci

Trainer Agri Group Tier-2

Trainer Agri Group Tier-2 No HP : 082183802878 PERAWATAN / MAINTENANCE kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan mesin kegiatan pemeliharaan, perbaikan penyesuaian, maupun penggantian sebagian peralatan yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMELIHARAAN MESIN

MANAJEMEN PEMELIHARAAN MESIN DIKTAT KULIAH MANAJEMEN PEMELIHARAAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2007 DIKTAT KULIAH MANAJEMEN PEMELIHARAAN MESIN Disusun : ASYARI DARYUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. Pengertian Pemeliharaan Menurut Agus Ahyari (99) pemeliharaan merupakan suatu kegiatan mutlak yang diperlukan dalam perusahaan yang saling berkaitan dengan proses produksi, sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Produksi Peranan manajemen dalam pelaksanaan sistem produksi adalah agar dapat dicapai tujuan yang diharapkan perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

PREVENTIVE MAINTENANCE

PREVENTIVE MAINTENANCE PREVENTIVE MAINTENANCE ABSTRAK Gangguan yang terjadi selama proses produksi atau aktivitas rutin lain akibat dari terjadinya kerusakan pada mesin atau fasilitas kerja lainnya, harus dicegah sedini mungkin.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Ada beberapa penafsiran mengenai pengertian Akuntansi Biaya seperti yang dikemukakan oleh : Menurut Mulyadi (2005:7) dalam bukunya

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non-bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya, berbagai macam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Selama ini Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsur dari harga pokok dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu

Lebih terperinci

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek?

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek? Nama : Bagian : A. Analisis Sasaran Perusahaan Analisis Dukungan Fungsi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan No. Kategori Pertanyaan Y T 1. Rencana Jangka Panjang (Strategis) 1. Apakah selama ini fungsi

Lebih terperinci

Mempelajari Manajemen Pemeliharaan Mesin Filling Betadine Pada PT Mahakam Beta Farma. Disusun Oleh : Fazri Akbar ( )

Mempelajari Manajemen Pemeliharaan Mesin Filling Betadine Pada PT Mahakam Beta Farma. Disusun Oleh : Fazri Akbar ( ) Mempelajari Manajemen Pemeliharaan Mesin Filling Betadine Pada PT Mahakam Beta Farma Disusun Oleh : Fazri Akbar (32411755) Latar Belakang Kelancaran Proses Produksi Mesin Manajemen Pemeliharaan Perumusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Akuntansi dan Akuntansi Biaya l. Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi secara teoritis menurut Skausen dan Hongren (2001:6) adalah "proses pencatatan, penggolongan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan harus dapat memahami keinginan konsumen, sehingga perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan harus dapat memahami keinginan konsumen, sehingga perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Kualitas Dalam membeli suatu produk konsumen selalu berharap agar barang yang dibelinya dapat memuaskan segala keinginan dan kebutuhannya. Untuk

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset 2.1.1 Pengertian aset Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Revisi 2009:19.4), aset adalah sumber daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat peristiwa masa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 MANAJEMEN PERAWATAN Manajemen perawatan adalah salah satu elemen penting dalam suatu perusahaan terutama dalam perusahaan manufaktur. Sehingga sangat dibutuhkan perawatan dalam

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI BAB II HARGA POKOK PRODUKSI Bab ini berisi teori yang akan digunakan sebagai dasar melakukan analisis data. Mencakup pengertian dan penggolongan biaya serta teori yang berkaitan dengan penentuan harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Barry Render dan Jay Heizer (2001) dalam bukunya Prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Barry Render dan Jay Heizer (2001) dalam bukunya Prinsip-prinsip BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Barry Render dan Jay Heizer (2001) dalam bukunya Prinsip-prinsip Manajemen Operasi mengemukakan beberapa alasan utama mengenai pentingnya suatu perusahaan menerapkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya Biaya dalam akuntansi biaya diartikan dalam dua pengertian yang berbeda, yaitu biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kegiatan perekonomian berkembang begitu pesatnya, sehingga tercipta lingkungan yang kompetitif dalam segala bidang usaha. Persaingan di bidang industri semakin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Serangkaian kegiatan yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan bukan merupakan tipe akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang ketat antar perusahaan baik perusahaan nasional maupun perusahaan asing yang diakibatkan oleh faktor globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat bertahan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN. 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear )

BAB IV PEMBAHASAAN. 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear ) BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear ) Differential gear atau sering dikenal dengan nama gardan adalah komponen pada mobil yang berfungsi untuk meneruskan tenaga mesin

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Pengertian Akuntansi Biaya Carter & Usry (2006;11)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Pengertian Akuntansi Biaya Carter & Usry (2006;11) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar bisa dibagi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya dapat digunakan untuk tujuan pelaporan kepada pihak internal dan tujuan eksternal perusahaan. Untuk tujuan internal perusahaan dapat digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dibahas arti dari proses yaitu : Proses adalah suatu cara, metode maupun

BAB II LANDASAN TEORI. dibahas arti dari proses yaitu : Proses adalah suatu cara, metode maupun BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Proses Produksi Dewasa ini banyak dijumpai perusahaan yang memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan masyarakat. Untuk memproduksi barang dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang (Assauri, 2004:1) Assauri (2004:95) Tampubolon (2004:251)

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang (Assauri, 2004:1) Assauri (2004:95) Tampubolon (2004:251) BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Di dalam suatu organisasi perusahaan tentunya memiliki beberapa fungsi penting yang menunjang sukses atau tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Biaya Diferensial Mulyadi (2002:118) menyatakan: Biaya diferensial adalah biaya masa yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda (differ) atau terpengaruh oleh suatu pengambilan

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai kegiatan usaha, baik usaha jasa, dagang maupun. industri/manufaktur tujuan utama yang ingin dicapai perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai kegiatan usaha, baik usaha jasa, dagang maupun. industri/manufaktur tujuan utama yang ingin dicapai perusahaan yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam berbagai kegiatan usaha, baik usaha jasa, dagang maupun industri/manufaktur tujuan utama yang ingin dicapai perusahaan yaitu memperoleh laba/keuntungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. maupun variable. Menurut Garrison dan Nooren (2006:51), mengemukakan

BAB II LANDASAN TEORITIS. maupun variable. Menurut Garrison dan Nooren (2006:51), mengemukakan BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Produksi Menurut Supriyono (2000:290), Biaya produksi adalah meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan

Lebih terperinci

BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA. masa datang bagi organisasi (Hansen dan Mowen, 2006:40).

BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA. masa datang bagi organisasi (Hansen dan Mowen, 2006:40). BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA II.1. Pengertian Biaya Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII di Jln. Sindang

Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII di Jln. Sindang Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII di Jln. Sindang Sirna No.4 Bandung 40135 dan kerja praktik ini dilaksanakan pada bulan Juni- Juli tahun 2006. BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam bidang perekonomian khususnya dalam bidang usaha

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam bidang perekonomian khususnya dalam bidang usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam bidang perekonomian khususnya dalam bidang usaha semakin ketat, setiap perusahaan dituntut untuk lebih teliti dan berhati-hati dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Salah satu peranan akuntansi biaya

Lebih terperinci

SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT)

SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT) SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT) Pengertian Just In Time (JIT) Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN.

LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN. 20 LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN. 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan sekaligus pemilik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Keberadaan akuntansi manajemen sangat penting di dalam suatu organisasi untuk membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN KAJIAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN KAJIAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya adalah merupakan objek yang dicatat, digolongkan, diringkas dan disajikan oleh akuntansi biaya. Definisi biaya menurut Bastian Bustami

Lebih terperinci

AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN

AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN Menekan Input 1.03-Planning & Budgeting-R0 1/18 MAINTENANCE PLANNING Maintenance Plan diperlukan untuk melakukan penyesuaian dengan Production

Lebih terperinci

BAB I PE DAHULUA 1.1 Latar Belakang

BAB I PE DAHULUA 1.1 Latar Belakang BAB I PE DAHULUA 1.1 Latar Belakang PT Kereta Api (Persero) sebagai perusahaan yang bergerak di bidang sektor jasa. khususnya jasa transportasi, dimana proses operasinya hanya memfokuskan dalam dua bidang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB 3. ASPEK PRODUKSI

BAB 3. ASPEK PRODUKSI BAB 3. ASPEK PRODUKSI A. KONSEP PRODUKSI Sistem produksi yang baik harus mampu menghasilkan produk seperti yang diharapkan. Umumnya, suatu sistem diukur dengan kemampuan memproduksi dalam jumlah dan kualitas

Lebih terperinci

BAB II BIAYA STANDAR DAN PENGUKURAN KINERJA. Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan. dengan jumlah biaya yang dikorbankannya.

BAB II BIAYA STANDAR DAN PENGUKURAN KINERJA. Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan. dengan jumlah biaya yang dikorbankannya. 10 BAB II BIAYA STANDAR DAN PENGUKURAN KINERJA 2.1. Biaya Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Setiap perusahaan tidak akan dapat menghindari berbagai biaya yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Barry Render dan Jay Heizer (Render& Heizer, 2001) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. Barry Render dan Jay Heizer (Render& Heizer, 2001) mengemukakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Barry Render dan Jay Heizer (Render& Heizer, 2001) mengemukakan beberapa alasan utama mengenai pentingnya suatu perusahaan menerapkan manajemen operasi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi pengertian sistem dalam buku Sistem Akuntansi. yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi pengertian sistem dalam buku Sistem Akuntansi. yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. BAB II LADASA TEORI. Pengertian Sistem Menurut Mulyadi pengertian sistem dalam buku Sistem Akuntansi menyatakan bahwa: Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan, pengambilan keputusan yang tepat dan akurat memerlukan pemahaman tentang konsep biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman di era globalisasi yang kian pesat dengan ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman di era globalisasi yang kian pesat dengan ditandai oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman di era globalisasi yang kian pesat dengan ditandai oleh kemajuan teknologi dan peningkatan sumber daya manusia serta indikator lainnya,

Lebih terperinci