BAB 4 METODE PENELITIAN. (True experiment-post test only control group design). Dalam penelitian yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 METODE PENELITIAN. (True experiment-post test only control group design). Dalam penelitian yang"

Transkripsi

1 ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan penelitian Penelitian ini merupakan penelitian menggunakan desain eksperimental (True experiment-post test only control group design). Dalam penelitian yang pertama dilakukan uji daya hambat ekstrak siwak terhadap E. faecalis dalam kondisi planktonik dengan menggunakan metode dilusi untuk mendapatkan kadar hambat minimum bakteri. Kemudian dilakukan uji antibiofilm menggunakan konsentrasi ekstrak yang sama sehingga diperoleh kadar hambat minimum biofilm bakteri. 4.2 Unit analisis penelitian Unit analisis uji daya hambat bakteri Unit analisis uji daya hambat bakteri adalah ekstrak siwak 25%, 30%, 35%, 40%, 45%, 50%,55%, 60%, 65%, 70%, 75%, dan 100% yang diberikan terhadap pertumbuhan bakteri E. faecalis, dan jumlah koloni bakteri E. faecalis yang ditanam pada media Trypticase Soy Agar Sampel penelitian adalah kultur bakteri E. faecalis yang diperoleh dari Laboratorium RSPTI Surabaya. Dari sediaan kultur tersebut inokulum masingmasing bakteri diinkubasi pada Trypticase Soy Broth pada suhu 37 C selama 18 jam serta diencerkan dengan 0,85% larutan NaCl steril sehingga mencapai suspensi kekeruhan yang setara dengan Standard Mc.Farland 0,5. Kultur setiap bakteri ditanam pada sediaan Trypticase Soy Agar padat serta diinkubasi selama 40

2 ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA jam pada suhu 37 C. (Poelongan dan Praptiwi, 2010., Oli et al., 2012; Masadeh et al., 2013) Unit analisis uji daya hambat pertumbuhan biofilm bakteri Ekstrak siwak 25%, 30%, 35%, 40%, 45%, 50%,55%, 60%, 65%, 70%, 75%, dan 100%, yang diberikan terhadap tiap pertumbuhan biofilm bakteri E. faecalis, dan nilai Optical Density biofilm bakteri E. faecalis yang terbaca pada ELISA Reader dengan panjang gelombang 595 nm. Sampel penelitian adalah kultur biofilm bakteri E. faecalis diisolasi dari kultur bakteri E. faecalis yang diperoleh dari Laboratorium RSPTI Surabaya. Dari sediaan kultur tersebut, 100µL suspensi dibiakkan dalam polyprophylene tube yang mengandung 2 ml Trypticase Soy Broth (TSB) dengan penambahan glukosa 1% selama 48 jam pada suhu 37 C. Setelah 48 jam inkubasi, sel biofilm dipanen melalui pembuangan media kultur dan membilas tube sebanyak tiga kali dengan 200µL Phosphat Buffer Saline (PBS, ph 7,2) untuk menghilangkan bagian bakteri yang non adesif. Sel yang adesif dipanen melalui proses vortex dan sentrifugasi. Pellet tersuspensi dalam PBS untuk kemudian dikondisikan pada 0,5 Standar turbiditas (kekeruhan) McFarland. (Oli et al., 2012; Masadeh et al., 2013; Geethashri et al., 2014) 4.3 Besar sampel penelitian Besar sampel penelitian uji daya hambat bakteri maupun daya hambat pertumbuhan biofilm bakteri menggunakan rumus yang sama. Jumlah sampel

3 ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 42 yang ditentukan dalam masing-masing penelitian ini menggunakan rumus Federer (Federer, 1991; Islam, 2007) : {(p-1) (n-1)} 15 Keterangan: n : jumlah replikasi p : jumlah kelompok perlakuan Uji anti bakteri : p = 14 =13n-13 15, maka n 3 Uji anti biofilm bakteri : p = 16 =15n-15 15, maka n 2 Berdasar perhitungan rumus tersebut maka dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali sehingga didapatkan 4 sampel pada masing-masing perlakuan. 4.4 Variabel penelitian Variabel bebas penelitian uji daya hambat bakteri dan biofilm bakteri Variabel bebas dalam penelitian uji daya hambat bakteri dan biofilm bakteri adalah ekstrak siwak 25%, 30%, 35%, 40%, 45%, 50%,55%, 60%, 65%, 70%, 75%, dan 100% Variabel terikat penelitian uji daya hambat bakteri Variabel terikat dalam penelitian daya hambat ekstrak siwak terhadap pertumbuhan bakteri adalah pertumbuhan bakteri E. faecalis yang terlihat pada medium Trypcase Soy Medium setelah dilakukan inkubasi selama 24 jam dalam

4 ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 43 suhu 37 C. Ditandai dengan jumlah koloni bakteri pada media penanaman yang dapat dihitung dengan colony counter Variabel terikat penelitian uji daya hambat pertumbuhan biofilm bakteri Variabel terikat dalam penelitian uji daya hambat pertumbuhan biofilm bakteri adalah Nilai Optical Density (OD) biofilm bakteri E. faecalis dalam medium TSB yang terbaca dalam ELISA Reader panjang gelombang 595 nm Variabel terkendali penelitian uji daya hambat bakteri Variabel kendali penelitian uji daya hambat bakteri adalah kultur bakteri E. faecalis, media penanaman kultur dalam penelitian, proses pembuatan ekstrak siwak, lingkungan, metode pemeriksaan, dan cara pemeliharaan Variabel terkendali penelitian uji daya hambat pertumbuhan biofilm bakteri Variabel kendali penelitian uji daya hambat pertumbuhan biofilm bakteri adalah kultur bakteri E. faecalis yang diambil untuk mendapatkan biofilm, media penanaman kultur biofilm, proses pembuatan ekstrak siwak, waktu penelitian, lingkungan, metode pemeriksaan, cara pemeliharaan, dan teknik screening biofilm.

5 ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Definisi operasional 1. Konsentrasi ekstrak siwak adalah hasil ekstraksi dari bubuk siwak dengan metode sokhletasi yang dibuat di Laboratorium Farmakologi Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang dan diencerkan dengan metode dilusi dengan perbandingan bubuk siwak dalam gram dan pelarut dalam milliliter sehingga didapat didapatkan ekstrak siwak 100% (1 gr/ ml), 75% (0,75 gr/ml), 70% (0,7 gr/ml), 65%(0,65 gr/ml), 60% (0,6 gr/ml), 55% (0,55 gr/ ml), 50% (0,5 gr/ml), 25% (0,25 gr/ml). Ekstrak siwak adalah dan diencerkan dengan metode dilusi sehingga didapatkan ekstrak siwak dengan konsentrasi 25%, 30%, 35%, 40%, 45%, 50%,55%, 60%, 65%, 70%, 75%, dan 100%. 2. Minimum Inhibitory Concentration (MIC) adalah konsentrasi ekstrak batang siwak terendah yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri E. faecalis. 3. Minimum Biofilm Inhibitory Concentration (MBIC) adalah konsentrasi ekstrak siwak terendah yang mampu menghambat pertumbuhan biofilm E. faecalis setelah terbentuk. 4. Kultur pertumbuhan bakteri E. faecalis adalah gambaran kekeruhan dari pertumbuhan bakteri E. faecalis pada media cair Trypticase Soy Broth setelah dilakukan inkubasi selama 24 jam dalam suhu 37 C dan dibuktikan dengan penanaman kembali pada medium Trypticase Soy padat dimana jumlah koloni dapat dihitung dengan colony counter. 5. Kultur biofilm bakteri E. faecalis adalah gambaran pertumbuhan biofilm yang didapatkan dari sel yang tetap melekat dalam well setelah dilakukan

6 ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 45 pencucian dalam metode microtiter biofilm assay, dari kultur bakteri E. faecalis yang telah diisolasi. Sel yang adesif tersebut dipanen melalui proses vortex dan sentrifugasi. 6. Pertumbuhan biofilm E. faecalis adalah jumlah sel hidup agregat monospesies E. faecalis yang membentuk lapisan padat pada permukaan suatu substrat atau media dan diselimuti oleh pelekat karbohidrat yang dikeluarkan bakteri tersebut dan ditentukan berdasarkan koloni biofilm yang dapat dihitung dengan metode optical density (OD). 7. ELISA reader adalah alat yang digunakan untuk menghitung optical density (OD) atau ukuran intensitas kekeruhan pertumbuhan biofilm yang terbentuk dan diletakkan pada microplate. ELISA reader yang digunakan adalah merk Biorad dengan panjang gelombang 595 nm 4.6 Waktu dan tempat penelitian 1. Penelitian dilakukan di Laboratorium RSPTI (Rumah Sakit Penyakit Tropis dan Infeksi) Surabaya bulan Juni Oktober Pembuatan ekstrak siwak dilakukan di Laboratorium Farmakologi Akademi Putera Farmasi Indonesia Malang bulan Juni 2014 Oktober Alat dan bahan penelitian Alat dan bahan uji daya hambat bakteri Alat : 1. tabung reaksi dan rak

7 ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA kawat oese 3. kompor listrik 4. pengaduk 5. mikropipet 6. kertas saring 7. gelas ukur 8. alat timbangan 9. cawan petri 10. inkubator Bahan : 1. Stok Bakteri E. faecalis 2. Ekstrak etanol siwak 3. Media cair Trypticase Soy Broth 4. Media padat Trypticase Soy Agar 5. Akuades steril Alat dan bahan uji daya hambat pertumbuhan biofilm bakteri Alat : 1. tabung reaksi dan rak. 2. kawat oese 3. kompor listrik 4. pengaduk 5. mikropipet 6. kertas saring

8 ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA gelas ukur 8. alat vortex dan sentrifugasi 9. cawan petri 10. Anaerobic jar 11. Microplate 11. ELISA reader 12. inkubator Bahan : 1. Stok Kultur Bakteri E.faecalis 2. Trypcase Soy Broth Medium 3. 20% gliserol 4. Phosphat Buffer Saline (PBS) 5. Polyprophylene tube 6. Crystal Violet 0,1 % 7. Media cair Trypticase Soy Broth 8. Media padat Trypticase Soy Agar 9. Acidified isopropanol 10. Akuades steril 4.8 Prosedur penelitian Tahap persiapan a. Sterilisasi alat

9 ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 48 Sebelum penelitian dilaksanakan, semua alat dan media yang akan digunakan disterilisasi dengan memasukkannya ke dalam autoklaf pada suhu 121 C dengan tekanan sebesar 1atm selama 15 menit, lalu didinginkan. (Rahardjo dkk, 2006; Todar, 2012) b. Pembuatan ekstrak etanol siwak Digunakan etanol 96%, kemudian dibuat ekstrak siwak yang diperoleh dari Laboratorium Farmasi Akademi Farmasi Putera Indonesia Malang. Bahanbahan tersebut diolah untuk mendapatkan ektrak siwak dengan konsentrasi dosis ekstrak yang efektif dalam menghambat pertumbuhan E. faecalis. Ekstrak siwak yang digunakan adalah menggunakan batang kunyah (chewing stick) yang diambil dari pohon siwak (Salvadora persica) yang segar. Batang siwak dipotong-potong hingga menjadi potongan kecil dan dikeringkan pada suhu kamar selama 2 minggu. Bahan tersebut dihaluskan dengan menggunakan blender untuk mendapatkan bubuk batang siwak. Larutan ekstrak siwak yang digunakan adalah larutan yang dibuat dari 400 gr bubuk batang siwak yang diekstraksi dengan metode sokhletasi. Digunakan pelarut etanol 96%. sebanyak 1,5 kali volume ekstraktor menggunakan alat sokhlet pada suhu C sampai warna pelarut pada sokhlet menjadi bening dan diletakkan pada rotary evaporator pada suhu 60 C. Pelarut diuapkan pada elektromanthel hingga diperoleh ekstrak kental, kemudian diencerkan sehingga didapat konsentrasi ekstrak 100%, 75%, 70%, 65%, 60%, 55%, 50%, 45%, 40%, 35%. 30%, 25%. (Harborne, 2006; Chivatxaranukul et al., 2008; Kusumasari, 2012)

10 ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 49 Sokhletasi adalah suatu metode atau proses pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-ulang dengan menggunakan pelarut tertentu sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi. Metode ini digunakan sehingga komponen aktif yang didapatkan dari ekstrak akan optimum dan pengaruh pelarut terhadap efektifitas ekstrak relatif kecil. Pelarut yang digunakan dalam penelitian ini adalah etanol 96% sehingga memadai untuk dilakukan pembuatan ekstrak dengan metode sokhletasi karena metode ini harus menggunakan jenis pelarut yang mudah menguap. Dengan metode ini, pelarut organik dapat menarik senyawa organik dari bahan ekstrak, waktu yang digunakan lebih efisien, dan jumlah pelarut yang digunakan lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan metode maserasi maupun perkolasi. Metode ini juga baik digunakan dalam kondisi pemisahan minyak atsiri dengan metode distilasi uap tidak dapat digunakan dengan baik karena presentasi senyawa yang digunakan atau diisolasi memiliki jumlah yang kecil atau tidak mencukupi. (Sandoe et al., 2006) c. Persiapan kultur E. faecalis Sediaan kultur E. faecalis dipersiapkan. Dari sediaan tersebut inokulum bakteri diinkubasi pada Trypticase Soy Broth pada suhu 37 C selama 18 jam serta diencerkan dengan 0,85% larutan NaCl steril sehingga mencapai suspensi kekeruhan setara dengan Standard Mc.Farland 0,5. (Oli et al., 2012; Masadeh et al., 2013). Kemudian diambil sebanyak 200µl suspensi menggunakan standard Mc.Farland dan kultur setiap bakteri ditanam pada sediaan Trypticase Soy Agar padat kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 C. (Poelongan & Praptiwi, 2010).

11 ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Prosedur pelaksanaan penelitian uji daya hambat bakteri 1. Disiapkan 7 tabung reaksi yang diisi masing-masing 100 µl media Mueller Hinton Broth Untuk masing-masing bakteri 2. Pada masing-masing tabung dimasukkan 100 µl kultur bakteri 3. Setelah ekstrak siwak disiapkan dalam konsentrasi masing-masing 25%, 30%, 35%, 40%, 45%, 50%,55%, 60%, 65%, 70%, 75%, dan 100%., digunakan masing-masing 100 µl ekstrak dan ditambahkan ke dalam tabung. Tabung nomor 1 ditambahkan 100 µl ekstrak siwak 100 %, pada tabung nomor 2 ditambahkan 100 µl ekstrak siwak 75 %, pada tabung nomor 3 ditambahkan 100 µl ekstrak siwak 70 %, pada tabung nomor 4 ditambahkan 100 µl ekstrak siwak 65 % serta pada tabung nomor 5 ditambahkan 100 µl ekstrak siwak 60 %, tabung nomor 6 ditambahkan 100 µl ekstrak siwak 55%, Tabung nomor 7 ditambahkan 100 µl ekstrak siwak 50 %, pada tabung nomor 8 ditambahkan 100 µl ekstrak siwak 45 %, pada tabung nomor 9 ditambahkan 100 µl ekstrak siwak 40 %, pada tabung nomor 10 ditambahkan 100 µl ekstrak siwak 35 %, pada tabung nomor 11 ditambahkan 100 µl ekstrak siwak 30 %, dan tabung nomor 12 ditambahkan 100 µl ekstrak siwak 25%. 4. Disiapkan tabung nomor 13 sebagai kontrol positif dengan menambahkan 100 µl kultur bakteri dengan media cair Trypticase Soy Broth.

12 ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Disiapkan tabung nomor 14 sebagai kontrol negatif atau kontrol sterilisasi dengan media cair Trypticase Soy Broth steril (tanpa tambahan kultur bakteri dan ekstrak siwak) 6. Kemudian semua tabung diinkubasi dalam inkubator selama 24 jam pada suhu 37 C. 7. Kemudian untuk mengetahui jumlah bakteri dari tiap-tiap hasil biakan bakteri yang diberi perlakuan, dilakukan penanaman pada tiap kultur dari tabung 1 sampai 7 pada cawan petri sebanyak 10 µl menggunakan mikropipet dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 C pada media Mueller Hinton Agar padat. Adanya pertumbuhan masing-masing jenis bakteri ditandai dengan adanya koloni pada media. 9. Penghitungan koloni dilakukan dengan menggunakan alat penghitung colony counter. Dengan syarat penghitungan koloni dengan metode plate count tiap cawan petri antara koloni. 11. Dilakukan replikasi percobaan sebanyak 3 kali, sehingga didapatkan 4 sampel untuk masing-masing hasil biakan tiap-tiap bakteri Prosedur pelaksanaan penelitian uji daya hambat pertumbuhan biofilm bakteri a. Pembuktian kultur biofilm E.faecalis 1. Dari sediaan kultur bakteri E. faecalis, 100µL suspensi dibiakkan dalam polyprophylene tube yang mengandung 2 ml Trypticase Soy

13 ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 52 Broth (TSB) dengan penambahan glukosa 1% dan diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37 C. 2. Sel biofilm dipanen melalui pembuangan media kultur dan membilas tube sebanyak tiga kali dengan 0,2 ml larutan PBS (ph = 7,2) untuk menghilangkan bagian bakteri yang non adesif. 3. Sel yang adesif, yaitu sel yang tetap melekat dalam well setelah dilakukan pencucian dalam metode microtiter biofilm assay, dipanen melalui proses vortex dan sentrifugasi. Pellet kultur sel tersebut disuspensi dalam PBS untuk kemudian dikondisikan pada 0,5 Standar turbiditas (kekeruhan) McFarland. 4. Untuk membuktikan adanya biofilm pada kultur, tube kultur dicat dengan crystal violet. Keberadaan sel biofilm dideteksi lewat adanya garis biofilm yang tampak pada dinding tube. 5. Sampel diambil dari 100µL suspensi Pellet kultur bakteri yang terbukti mampu menghasilkan biofilm dan ditanam pada medium Trypticase Soy Broth. (Masadeh et al., 2013). b. Pelaksanaan uji daya hambat pertumbuhan biofilm bakteri 1. Disiapkan well yang diisi masing-masing 100 µl media Trypticase Soy Broth dan penambahan glukosa 1%. 2. Pada masing-masing well dimasukkan 100 µl kultur bakteri E.faecalis yang terbukti dapat menghasilkan biofilm. 3. Setelah ekstrak siwak disiapkan dalam konsentrasi masing-masing 100%, 75%, 70%, 65%, 60%, 55%, 50%, 45%, 40%, 35%, 30 %, dan 25%. digunakan masing-masing 100 µl ekstrak dan ditambahkan ke

14 ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 53 dalam tiap well. Tabung nomor 1 ditambahkan 100 µl ekstrak siwak 100 %, pada tabung nomor 2 ditambahkan 100 µl ekstrak siwak 75 %, pada tabung nomor 3 ditambahkan 100 µl ekstrak siwak 70 %, pada tabung nomor 4 ditambahkan 100 µl ekstrak siwak 65 % serta pada tabung nomor 5 ditambahkan 100 µl ekstrak siwak 60 %, tabung nomor 6 ditambahkan 100 µl ekstrak siwak 55%, Tabung nomor 7 ditambahkan 100 µl ekstrak siwak 50 %, pada tabung nomor 8 ditambahkan 100 µl ekstrak siwak 45 %, pada tabung nomor 9 ditambahkan 100 µl ekstrak siwak 40 %, pada tabung nomor 10 ditambahkan 100 µl ekstrak siwak 35 %, pada tabung nomor 11 ditambahkan 100 µl ekstrak siwak 30 %, dan tabung nomor 12 ditambahkan 100 µl ekstrak siwak 25%. 4. Disiapkan well sebagai kontrol positif dengan menambahkan 100 µl ml kultur bakteri dengan 100 µl media cair Trypticase Soy Broth dan 100 µl chlorhexidine 0,1% sebagai kontrol negatif. 5. Selain itu disiapkan well sebagai kontrol ekstrak yang berisi 100 µl ekstrak siwak 100% saja, dan well sebagai kontrol pewarnaan berisi 100 µl medium saja. 6. Well tersebut diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37 C. 7. Kemudian semua tabung dimasukkan ke dalam anaerobic jar berisi gas campuran 95% NO 2 dan 5% CO 2 dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 C. 8. Kultur biofilm diletakkan pada microplate kemudian dicuci 3 kali dengan 0,2 ml PBS

15 ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Kultur biofilm yang menempel pada well di cat dengan 0,2ml crystal violet 2% dan dibilas dengan 100 µl akuades steril. 10. Setelah kering, ditambahkan 0,2 ml acidified isopropanol pada tiap well 9. Nilai Optical Density (OD) dibaca pada ELISA reader dengan panjang gelombang 595 nm. 9. Perhitungan hambatan pertumbuhan biofilm bakteri setelah pemberian ekstrak siwak ditentukan dengan melihat nilai Optical Density melalui rumus biofilm assay sebagai berikut: (Pettit, 2005; Balaji et al., 2013; Tang et al., 2014) % hambatan pertumbuhan Biofilm = nilai OD kontrol positif - nilai OD perlakuan x 100% Nilai OD kontrol positif 10. Dilakukan replikasi percobaan sehingga didapatkan 4 sampel pada masing-masing perlakuan. 4.9 Analisis data penelitian Dari data penelitian, baik daya hambat pertumbuhan bakteri secara planktonik maupun biofilm bakteri, dilakukan uji Kolmogorof Smirnov untuk mengetahui distribusi normalnya, lalu dianalisis menggunakan uji Anova dengan taraf kemaknaan 0,05 untuk mengetahui perbedaan dari masing-masing perlakuan. Kemudian dilakukan uji LSD ( Least Square Differences) untuk melihat perbedaan makna antar perlakuan. Analisis tersebut untuk melihat masing-masing dosis ekstrak siwak yang memiliki daya hambat, baik terhadap pertumbuhan bakteri maupun biofilm bakteri berdasar hasil Optical Density dari E. faecalis. (Pudyani dkk, 2013)

16 ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Alur penelitian uji daya hambat bakteri dan pertumbuhan biofilm bakteri Pembentukan biofilm oleh bakteri E. faecalis 100µL suspensi bakteri: E. faecalis polyprophylene tube berisi 2 ml TSB + 1% Glukosa Inkubasi selama 48 jam pada suhu 37 C. Media kultur dibuang dan tube dibilas dengan PBS (Phosphat Buffer Saline) ph 7,2 untuk menghilangkan sel non adesif Sel yang adesif dipanen dengan proses vortex + sentrifugasi Pellet kultur sel disuspensi dalam PBS Uji keberadaan biofilm dengan pengecatan Tryphan blue / Crystal violet pada tube 100µL suspensi Pellet kultur yang terbukti menghasilkan biofilm ditanam pada medium Trypticase Soy Agar.

17 ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Uji daya hambat bakteri dan daya hambat pertumbuhan biofilm bakteri E. faecalis Potongan siwak dikeringkan dan dihaluskan Di rendam ke dalam etanol 96 % dengan metode soxhletasi Ekstrak diperoleh melalui penguapan dengan elektromanthel Ekstrak diencerkan dengan metode dilusi : konsentrasi ekstrak siwak 100%, 75%,70%, 65%, 60%, 55%, 50%, 45%, 40%, 35%, 30%, 25% Kesimpulan penelitian

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental laboratoris in-vitro dengan rancangan penelitian post test control group only design. 4.2 Sampel

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental laboratories dengan rancangan. penelitian The Post Test Only Control Group Design.

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental laboratories dengan rancangan. penelitian The Post Test Only Control Group Design. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah eksperimental laboratories dengan rancangan penelitian The Post Test Only Control Group Design. 4.2 Sampel Penelitian dan Besar Sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni laboratorium in vitro. B. Subjek Penelitian 1. Bakteri Uji: bakteri yang diuji pada penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III A. Jenis Penelitian METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratoris secara in vitro menggunakan ekstrak kelopak bunga mawar yang diujikan pada bakteri P. gingivalis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris secara in vitro menggunakan ekstrak daun sirih merah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. reaksi, piring kultur sel atau di luar tubuh makhluk hidup, syarat penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. reaksi, piring kultur sel atau di luar tubuh makhluk hidup, syarat penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental semu laboratoris (in vitro). In vitro adalah jenis pemeriksaan yang dilakukan dalam tabung reaksi, piring

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental laboratoris In Vitro. B. Populasi dan Sampel Penelitian Subyek pada penelitian ini yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis.

BAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis. BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris secara in vitro menggunakan ekstrak buah Asam Jawa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia) BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian eksperimental laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. B. Bahan Uji dan Bakteri Uji Bakteri uji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN 22 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian The Post Test-Only Control Group Design. 4.2 Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu 10%, 25%, 50%, 75% dan 100%. 2. Bakteri uji yang digunakan adalah bakteri Enterococcus faecalis dengan

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu 10%, 25%, 50%, 75% dan 100%. 2. Bakteri uji yang digunakan adalah bakteri Enterococcus faecalis dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Disain Penelitian Disain penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental murni secara laboratoris in vitro. B. Bahan Uji dan Bakteri Uji 1. Bahan uji yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN 19 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian laboratoris. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental 4.2. Tempat Penelitian 1. Identifikasi tumbuhan dilakukan di Laboratorium Biologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan the post test only control group design. B. Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2012 bertempat di Laboratorium Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia dan Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3 digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3 ulangan meliputi pemberian minyak atsiri jahe gajah dengan konsentrasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga pada bulan Januari-Mei

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium untuk membandingkan kemampuan antibakteri ekstrak etanol daun sirih merah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kimia Medik, Ilmu Mikrobiologi, dan Ilmu Farmakologi. 3.1.2 Ruang Lingkup

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2012

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2012 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2012 bertempat di Laboratorium Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. in vitro. Rancangan penelitian yang digunakan adalah post-test kelompok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. in vitro. Rancangan penelitian yang digunakan adalah post-test kelompok BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental laboratoris in vitro. Rancangan penelitian yang digunakan adalah post-test kelompok tunggal. B.

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental laboratorium untuk menguji aktivitas antibakteri ekstrak daun sirih merah (Piper

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN : Eksperimental Laboratoris 3.2 LOKASI PENELITIAN : Laboratorium Fatokimia Fakultas Farmasi UH & Laboratorium Mikrobiologi FK UH 3.3 WAKTU PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium organik Jurusan Kimia dan Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Sains

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari: 1. 0 ppm: perbandingan media

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Oktober Desember 2014 bertempat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat, Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan memberikan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol (Nazir, 1999). Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek pada penelitian ini adalah bakteri Enterococcus faecalis yang

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek pada penelitian ini adalah bakteri Enterococcus faecalis yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian eksperimental laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. B. Subyek Penelitin Subyek pada penelitian

Lebih terperinci

II. METODELOGI PENELITIAN

II. METODELOGI PENELITIAN II. METODELOGI PENELITIAN 2.1 Metode Pengumpulan Data 2.1.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di UPT Laboratorium Biosain dan Bioteknologi Universitas Udayana. Penelitian ini berlangsung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test only control group design. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test only control group design. Penelitian 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan rancangan post test only control group design. Penelitian dilakukan dengan beberapa

Lebih terperinci

SKEMA ALUR PIKIR. Kulit Buah Manggis

SKEMA ALUR PIKIR. Kulit Buah Manggis Lampiran 1 SKEMA ALUR PIKIR Kalsium Hidroksida ( Ca(OH) 2 ) Kalsium hidroksida telah digunakan sejak tahun 1920 dan saat ini merupakan bahan medikamen saluran akar yang paling sering digunakan. Sifat antimikroba

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada penghambatan pertumbuhan jamur (Candida albicans) dan tingkat kerusakan dinding

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

Lebih terperinci

Rumusan masalah Apakah ada efek antibakteri Aloe vera terhadap Enterococcus faecalis sebagai bahan medikamen saluran akar?

Rumusan masalah Apakah ada efek antibakteri Aloe vera terhadap Enterococcus faecalis sebagai bahan medikamen saluran akar? Alur Pikir LAMPIRAN 1 Bahan medikamen saluran akar Tujuan : Memperoleh aktivitas antimikroba di saluran akar. Menetralkan sisa-sisa debris di saluran akar. Mengontrol dan mencegah nyeri. Ca(OH) 2 Bahan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN II. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu Erlenmeyer, 1.2. Bahan beaker glass, tabung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011 bertempat di Laboratorium Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental laboratorium. B. Lokasi Penelitian Ekstraksi dilakukan di Lembaga Penelitian dan Pengujian Terpadu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Dari penelitian yang dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan, diperoleh hasil pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Tabel 2 : Hasil pengukuran

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat 19 Metode ekstraksi tergantung pada polaritas senyawa yang diekstrak. Suatu senyawa menunjukkan kelarutan yang berbeda-beda dalam pelarut yang berbeda. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan pelarut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental laboratoris dan dengan desain penelitian post-test only control group. B. Sampel Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. MIPA dan Laboratorium Universitas Setia Budi Surakarta. B.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. MIPA dan Laboratorium Universitas Setia Budi Surakarta. B. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan, mulai dari bulan September sampai Desember 2013, bertempat di Laboratorium Jurusan Biologi Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada 4 April 2016 sampai 16 Agustus 2016. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Material dan Hayati Departemen

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode difusi Kirby bauer. Penelitian di lakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan selama 6 (enam) bulan yaitu pada bulan Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1: Komposisi dan Penyiapan Media Skim Milk Agar, Komposisi Media Feather Meal Agar, Komposisi Media Garam Cair.

LAMPIRAN Lampiran 1: Komposisi dan Penyiapan Media Skim Milk Agar, Komposisi Media Feather Meal Agar, Komposisi Media Garam Cair. LAMPIRAN Lampiran 1: Komposisi dan Penyiapan Media Skim Milk Agar, Komposisi Media Feather Meal Agar, Komposisi Media Garam Cair. a. Komposisi media skim milk agar (Widhyastuti & Dewi, 2001) yang telah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Skema Alur Pikir

Lampiran 1. Skema Alur Pikir 65 Lampiran 1. Skema Alur Pikir Adanya bakteri dalam saluran akar merupakan penyebab penyakit pulpa dan jaringan periradikular. Pemberian medikamen intrakanal penting untuk menghilangkan bakteri dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Sampel yang digunakan berjumlah 24, dengan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU LAMPIRAN

DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU LAMPIRAN LAMPIRAN Lampiran 1. Diagram Alir Penelitian Peremajaan Bacillus Isolasi Bakteri Oportunistik Produksi Antimikrob Penghitungan Sel Bakteri Oportunistik Pengambilan Supernatan Bebas Sel Pemurnian Bakteri

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Subkultur Bakteri Penghasil Biosurfaktan dari Laut dalam Mendegradasi Glifosat

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Subkultur Bakteri Penghasil Biosurfaktan dari Laut dalam Mendegradasi Glifosat DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Alur Kerja Subkultur Bakteri Penghasil Biosurfaktan dari Laut dalam Mendegradasi Glifosat Isolat bakteri koleksi Laboratorium Mikrobiologi hasil isolasi Laut Belawan ditumbuhkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Sentral bagian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Sentral bagian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut serta Ilmu Mikrobiologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang berasal dari daerah Sumalata, Kabupaten Gorontalo utara. 4.1.1 Hasil Ektraksi Daun Sirsak

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencangkup Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut serta Ilmu Mikrobiologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 1. Ruang lingkup tempat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012, bertempat di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

Daya Antibakteri Ekstrak Tumbuhan Majapahit (Crescentia cujete L.)Terhadap Bakteri Aeromonas hydrophila

Daya Antibakteri Ekstrak Tumbuhan Majapahit (Crescentia cujete L.)Terhadap Bakteri Aeromonas hydrophila Daya Antibakteri Ekstrak Tumbuhan Majapahit (Crescentia cujete L.)Terhadap Bakteri Aeromonas hydrophila Noorkomala Sari 1506 100 018 Dosen pembimbing : N.D Kuswytasari, S.Si, M.Si Awik Puji Dyah N., S.Si,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian eksperimental laboratorik. Proses ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut methanol

Lebih terperinci

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

Sampel air panas. Pengenceran 10-1 Lampiran 1. Metode kerja Sampel air panas Diambil 10 ml Dicampur dengan media selektif 90ml Di inkubasi 24 jam, suhu 50 C Pengenceran 10-1 Di encerkan sampai 10-10 Tiap pengenceran di tanam di cawan petri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian terapan dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian terapan dengan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian terapan dengan menggunakan metode eksperimen karena terdapat perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian dan diperlukan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Post test only control group design (Marczyk dkk., 2005). Bagan rancangan

BAB IV METODE PENELITIAN. Post test only control group design (Marczyk dkk., 2005). Bagan rancangan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini bersifat eksperimental murni (true experiment), memakai kelompok kontrol dengan menggunakan rancangan Post test only control group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat adanya perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian dan diperlukan

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat adanya perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian dan diperlukan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen (Nazir, 2003: 63), dimana terdapat adanya perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian dan diperlukan kontrol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan post-test only control group design. B. Sampel Penelitian Sampel pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium (in vitro) menggunakan ekstrak daun belimbing wuluh (Averrhoa

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi

LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi LAMPIRAN Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi Bagian akar dan batang (3-5 cm) Dicuci dengan air mengalir selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3 perlakuan, sedangkan

Lebih terperinci

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1.Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1.Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 9 II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 1.Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1.1 Materi Penelitian 1.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah autoklaf (Hirayama), autoklaf konvensional,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental murni laboratoris

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental murni laboratoris BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental murni laboratoris dengan desain penelitian pendekatan post-test only control group design. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai September 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai September 2016. 3.1 Waktu dan tempat penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai September 2016. Tempat penelitian di Labolatorium Terpadu dan Labolatorium Biologi Fakultas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Sampel penelitian ini adalah biakan murni S. mutans yang berasal dari

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Sampel penelitian ini adalah biakan murni S. mutans yang berasal dari BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan post test only control group design. 3.2 Sampel dan Besar Sampel Penelitian Sampel

Lebih terperinci

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1.Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1.Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 9 II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 1.Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1. Materi Penelitian 1.1.1. Alat Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah cawan petri, tabung reaksi, autoklaf Hirayama,

Lebih terperinci

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga.

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Program Studi Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Hewan Coba Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Hewan Coba Departemen Biologi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Hewan Coba Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga sebagai tempat pemeliharaan

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014. 2. MATERI DAN METODE 2.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014. 2.2. Materi

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama 15

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Alat dan Bahan Penelitian

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Alat dan Bahan Penelitian III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen, Fakultas Pertanian UMY pada bulan Maret-April 2017. B. Alat dan Bahan Penelitian Alat yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada Januari

Lebih terperinci

Lampiran 1. Persiapan Media Bakteri dan Jamur. diaduk hingga larut dan homogen dengan menggunakan batang pengaduk,

Lampiran 1. Persiapan Media Bakteri dan Jamur. diaduk hingga larut dan homogen dengan menggunakan batang pengaduk, Lampiran. Persiapan Media Bakteri dan Jamur Media Trypticase Soy Agar (TSA) Sebanyak g bubuk TSA dilarutkan dalam ml akuades yang ditempatkan dalam Erlenmeyer liter dan dipanaskan pada penangas air sambil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah True Experimen yaitu penelitian yang dilakukan di Laboratorium. Rancangan penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah

BAB III MATERI DAN METODE. pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul pengaruh variasi periode pemanasan pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah dilaksanakan sejak tanggal 11 April

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2012 bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2012 bertempat di III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2012 bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran A: Alur Kerja Isolasi Bakteri Penghasil Biosurfaktan

LAMPIRAN. Lampiran A: Alur Kerja Isolasi Bakteri Penghasil Biosurfaktan 56 LAMPIRAN Lampiran A: Alur Kerja Isolasi Bakteri Penghasil Biosurfaktan Air laut Dimasukkan ke dalam botol Winkler steril Diisolasi bakteri dengan pengenceran 10 0, 10-1, 10-3 Dibiakkan dalam cawan petri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose,

III. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose, 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2014 sampai dengan Maret 2014, di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah eksperimen laboratorik dengan metode difusi (sumuran). Perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak enam kali sehingga digunakan 12 unit

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan baku utama yang digunakan pada penelitian ini adalah rimpang jahe segar yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Aromatik dan Obat (Balitro) Bogor berumur 8

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. 4.2 Waktu Penelitian Oktober - November 2008. 4.3 Lokasi Penelitian Laboratorium Biologi Mulut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan April sampai Bulan Agustus 2013. Penelitian pengaruh penambahan edible coat kitosan sebagai anti jamur pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian 49 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian tentang uji efektivitas jamu keputihan dengan parameter zona hambat dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Penelitian dilakukan selama 40 hari dari bulan Februari sampai dengan Maret. Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain:

III. METODOLOGI. Penelitian dilakukan selama 40 hari dari bulan Februari sampai dengan Maret. Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain: 21 III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan selama 40 hari dari bulan Februari sampai dengan Maret 2013 bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. 4.2 Waktu Penelitian Oktober - November 2008. 4.3 Lokasi Penelitian Laboratorium Biologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan rancangan Post Test Only Control Group Design. Pengambilan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

BAB III METODE PENELITIAN. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2013 di Laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi Fakultas Pertanian dan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah eksperimental laboratorik. Penanaman sel ke 96-wells plate. Uji Viabilitas Sel

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah eksperimental laboratorik. Penanaman sel ke 96-wells plate. Uji Viabilitas Sel BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah eksperimental laboratorik. 4.2 Alur Penelitian Kultur Sel dari Penyimpanan Nitrogen Cair Inkubasi selama 48 jam dalam inkubator dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto

LAMPIRAN. Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto LAMPIRAN Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto Lampiran 2. Pembuatan Media dan Reagen 2.1 Pembuatan Media Skim Milk Agar (SMA) dalam 1000 ml (Amelia, 2005) a. 20 gram susu

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Sterilisasi Alat dan Bahan Sterilisasi alat dilakukan sebelum semua peralatan digunakan, yaitu dengan cara membungkus semua peralatan dengan menggunakan kertas stensil kemudian di

Lebih terperinci

Lampiran 1.Identifikasi tumbuhan

Lampiran 1.Identifikasi tumbuhan Lampiran 1.Identifikasi tumbuhan Lampiran 2. Gambar tumbuhan dan daun segarkembang bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray Keterangan :Gambar tumbuhan kembang bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley)

Lebih terperinci