HUBUNGAN STATUS PARITAS DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRE OPERASI SECTIO CAESAREADI RS PKU MUHAMMADIYAH SUKOHARJO SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN STATUS PARITAS DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRE OPERASI SECTIO CAESAREADI RS PKU MUHAMMADIYAH SUKOHARJO SKRIPSI"

Transkripsi

1 HUBUNGAN STATUS PARITAS DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRE OPERASI SECTIO CAESAREADI RS PKU MUHAMMADIYAH SUKOHARJO SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan Oleh : Etik Kristiyani NIM. ST PROGRAM STUDI S-1KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

2

3 LEMBAR PERSETUJUAN Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan Skripsi yang berjudul: HUBUNGAN STATUS PARITAS DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRE OPERASI SECTIO CAESAREA DI RS PKU MUHAMMADIYAH SUKOHARJO Oleh: Etik Kristiyani NIM. ST Telah disetujui untuk dapat dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping (Meri Oktariani, S. Kep., Ns., M.Kep) (Rufaida Nur Fitriana, S.Kep., Ns) NIK. NIK NIK

4

5 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul Hubungan Status Paritas dengan Tingkat Kecemasan Ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo. Skripsi ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Skripsi ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Wahyu Rima Agustin, S.Kep., M.Kep, selaku Ka.Prodi S-1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta. 3. Meri Oktariani, S. Kep., Ns., M.Kep selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis. 4. Rufaida Nur Fitriana, S.Kep., Ns selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang telah meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis. 5. Machmud Surdjanto, Sp.B, selaku Direktur RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo yang telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data awal dalam pembuatan Skripsi.

6 6. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan. 7. Seluruh responden yang telah bersedia menjadi responden penelitian untuk diambil datanya dalam penulisan Skripsi. 8. Semua teman-teman yang telah membantu dalam penulisan Skripsi. 9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Proposal Skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Skrpsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Surakarta, Agustus 2015 Penulis

7 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Keaslian Penelitian... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori Paritas Kecemasan Sectio Caesarea Keaslian Penelitian Kerangka Teori... 23

8 2.4 Kerangka Konsep Hipotesis BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Populasi dan Sampel Tempat dan Waktu Penelitian Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Instrumen dan Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan dan Analisa Data Etika Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Univariat Analisis Bivariat BAB V PEMBAHASAN 5.1 Status Paritas Ibu Pre Operasi Kecemasan ibu pre operasi Hubungan Status Paritas dengan Tingkat Kecemasan BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

9 DAFTAR TABEL Nomor Tabel Nama Tabel Halaman Tabel 2.4 Keaslian Penelitian Tabel 3.4 Definisi Operasional Table 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur Table 4.2 Kakateristik responden berdasarkan pendidikan Table 4.3 Kakateristik responden berdasarkan pekerjaan Table 4.4 Paritas Table 4.5 Kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea Tabel 4.6 Hubungan Status Paritas dengan Tingkat Kecemasan Ibu Pre Operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo Tabel 4.7 Analisis Korelasi Chi-Square... 38

10 DAFTAR GAMBAR Nomor Gambar Judul Gambar Halaman Gambar 2.3 Kerangka Teori Gambar 2.4 Kerangka Konsep... 24

11 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Lampiran 1. F01 Usulan Topik Penelitian 2. F02 Pengajuan judul Skripsi 3. Fo4 Pengajuan Ijin Studi Pendahuluan 4. F07 Pengajuan ini Penelitian 5. Jadwal Penelitian 6. Surat studi pendahuluan 7. Surat ijin Penelitian 8. Surat Keterangan Balasan Penelitian 9. Lembar Permohonan Responden 10. Lembat persetujuan menjadi Responden 11. Kuesioner 12. Tabulasi hasil penelitian 13. Hasi SPSS 14. Lembar Konsultasi

12 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015 Etik Kristiyani Hubungan Status Paritas Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Pre Operasi Sectio Caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo Abstrak Di Indonesia tahun 2012 terdapat orang ibu hamil, yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan ada sebanyak orang (28,7%). Ansietas merupakan bagian dari respon emosional, dimana ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status paritas dengan tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo Jenispenelitian kuantitatif yaitu korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel sebanyak 32 responden teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Penelitian ini dilaksanakan di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjopada bulan Juni - Juli Analisis menggunakan analisis Chi square. Hasil penelitian mayoritas multipara sebanyak 16 responden (50%) Kecemasan mayoritas mengalami kecemasan berat yaitu sebanyak 13 responden (40,6%). Hasil koefisien kontingensi sebesar 0,609, sehingga dapat dikatakan hubungan yang kuat antara status paritas dengan tingkat kecemasan dengan analisis chi-square dengan 32 responden dengan taraf signifikan 5% diperoleh X 2 tabelsebesar > X 2 hitung sebesar dengan p value 0,004 < 0,05, ada hubungan status paritas dengan tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea. Adahubungan status paritas dengan tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo. Kata Kunci : Paritas, Kecemasan, sectio caesarea Daftar Pustaka : 24 literatur ( )

13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan, merupakan periode krisis yang akan berakhir dengan dilahirkannya bayi. Selama kehamilan, pada umumnya ibu mengalami perubahan, baik fisik maupun psikis yang tampaknya hal tersebut berhubungan dengan perubahan biologis (hormonal) yang dialaminya.emosi ibu hamil cenderung labil.reaksi yang ditunjukkan terhadap kehamilan dapat saja berlebihan dan mudah beubah-ubah (Herawati, 2009). Di Indonesia sekitar 95% tenaga kesehatan tidak terlalu memperhatikan kondisi psikis wanita melahirkan tetapi lebih memperhatikan kondisi fisik ibu dan bayi yang dilahirkannya. Jika kita perhatikan banyak wanita memilih persalinan dengan operasi atas dasar pertimbangan tertentu terutama ibu membayangan rasa sakit pada proses persalinan (Suryani, 2010). Proses persalinan selain dipengaruhi oleh faktor jalan lahir (passage), faktor janin (passanger) dan faktor kekuatan (power), faktor psikis juga sangat menentukan keberhasilan persalinan. Rasa takut dan khawatir dapat menyebabkan rasa sakit pada waktu persalinan dan akan mengganggu jalan persalinan menjadi macet seperti sungsang, distosia bahu, perpanjangan kala II, his lemah, panggul sempit. Ibu akan menjadi lelah dan kekuatan hilang, untuk menghilangkan cemas harus ditanamkan kerja sama pasien dengan penolong (dokter, bidan) dan diberikan konseling selama hamil dengan tujuan menghilangkan ketidak tahuan, latihan latihan fisik, dan kejiwaan, mendidik

14 cara cara perawatan bayi dan berdiskusi tentang peristiwa persalinan fisiologis (Mochtar, 2012). Di Indonesia terdapat orang ibu hamil, yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan ada sebanyak orang (28,7%).Seluruh populasi di Pulau Jawa terdapat ibu hamil yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan orang (52,3%) (Depkes RI, 2008). Ansietas merupakan bagian dari respon emosional, dimana ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.dimana ansietas dialami secara subjektif dan dikomunikasikan secara interpersonal.seorang individu yang mengalami kecemasan secara langsung dapat mengekspresikan kecemasannya melalui respon yang fisiologis dan prilaku, dan secara tidak langsung dapat mengembangkannnya melalui mekanisme pertahanan dalam melawan kecemasan yang disebut koping.berdasarkan penggolongannya koping ini dibedakan menjadi dua, adaptif yaitu mekanisme yang mendukung fungsi, dan maladaptive yaitu mekanisme yang menghambat fungsi (Stuart, 2007). Seiring dengan bertambanhnya usia kehamilan, baik kondisi fisik maupun emosional ibu akan berubah, dan hal ini akan terus berlanjut sampai ke masa persalinan. persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin atau uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan atau kekuatan sendiri. Dengan

15 semakin dekatnya jadwal persalinan, terutama persalinan pertama, wajar timbul perasaan cemas ataupun takut (Marmi, 2011). Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Elvira Mandasari (2010), dengan judul Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida dan Multigravida Menjelang Persalinan di Klinik Hj Hamidah Nasution, didapatkan besar sampel sebanyak 36 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecemasan menghadapi persalinan berdasarkan umur tahun sebanyak 15 orang (41,7%), berdasarkan pendidikan terbanyak pendidikan menengah sebanyak 27 orang (75%), berdasarkan pekerjaan terbanyak pada wiraswasta sebanyak 30 orang (83,3%), berdasarkan paritas terbanyak multipara sebanyak 26 orang (72,2%). Mayoritas responden dari segi berdasarkan tingkat kecemasan menunjukkan hampir seluruh ibu mengalami kecemasan berat saat menjelang persalinan baik pada primigravida maupun multigravida yaitu sebanyak 24 orang (66,7 %). Berdasarkan pengambilan data awal yang dilakukan bulan Januari 2015 di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo didapatkan jumlah data ibu pre operasi sectio caesarea persalinan yaitu 35 orang, 12 primipara, 8 orang multipara. Terdapat 5 orang yang diwawancarai oleh penulis didapatkan terdapat 4 orang mengalami kecemasan dalam menghadapi operasi sectio caesarea, sedangkan 1 ibu tidak mengalami kecemasan dalam menghadapi operasi caesarea. Berdasarkan data di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Status Paritas dengan Tingkat Kecemasan Ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo.

16 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah Adakah hubungan status paritas dengan tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo?. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan status paritas dengan tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui karakteristik responden 2. Untuk mendeskripsikan status paritas ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo. 3. Untuk mendeskripsikan tingkat kecemasan ibu menjelang persalinan sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo. 4. Untuk menganalisa hubungan status paritas dengan tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo. 1.4 Manfaat Penelitian Bagi peneliti Sebagai pengalaman belajar dan menambah pengetahuan dalam penelitian sehingga dapat dijadikan pedoman dalam penelitian selanjutnya dan sebagai pengalaman yang nyata.

17 1.4.2 Bagi Rumah Sakit 1. Institusi lahan penelitian Dari penelitian ini dapat memberikan manfaat khususnya RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo agar dapat memberikan konseling dan motivasi bagi pasien dalam menghadapi pre operasi sectio caesarea. 2. Institusi pendidikan Menambah referensi perpustakaan dan sebagai sumber bacaan tentang status paritas dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan sectio caesarea.

18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori Paritas Pengertian Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita (BKKBN, 2006). Menurut Prawirohardjo (2009), paritas dapat dibedakan menjadi primipara, multipara dan grandemultipara. Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu hidup diluar rahim (28 minggu) (JHPIEGO, 2008). Sedangkan menurut Manuaba (2008), paritas adalah wanita yang pernah melahirkan bayi aterm Klasifikasi Paritas 1. Primipara Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang cukup besar untuk hidup di dunia luar (Varney, 2006). 2. Multipara Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih dari satu kali (Prawirohardjo, 2009).Multipara

19 adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viabel (hidup) beberapa kali (Manuaba, 2008).Multigravida adalah wanita yang sudah hamil, dua kali atau lebih (Varney, 2006). 3. Grandemultipara Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih dan biasanya mengalami penyulit dalam kehamilan dan persalinan (Manuaba, 2008).Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup atau mati (Rustam, 2005).Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih (Varney, 2006) Faktor yang Mempengaruhi Paritas Faktor yang mempengaruhi paritas menurut Friedman (2005), yaitu: 1. Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah dalam memperoleh menerima informasi, sehingga kemampuan ibu dalam berpikir lebih rasional. Ibu yang mempunyai pendidikan tinggi akan lebih berpikir rasional bahwa jumlah anak yang ideal adalah 2 orang.

20 2. Pekerjaan Pekerjaan adalah simbol status seseorang dimasyarakat.pekerjaan jembatan untuk memperoleh uang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan untuk mendapatkan tempat pelayanan kesehatan yang diinginkan.banyak anggapan bahwa status pekerjaan seseorang yang tinggi, maka boleh mempunyai anak banyak karena mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup seharisehari. 3. Keadaan Ekonomi Kondisi ekonomi keluarga yang tinggi mendorong ibu untuk mempunyai anak lebih karena keluarga merasa mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup. 4. Latar Belakang Budaya Kultur universal adalah unsur-unsur kebudayaan yang bersifat universal, ada di dalam semua kebudayaan di dunia, seperti pengetahuan bahasa dan khasanah dasar, cara pergaulan sosial, adat-istiadat, penilaian-penilaian umum. Tanpa disadari, kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaan pulalah yang memberi corak pengalaman individu-individu yang menjadi anggota kelompok

21 masyarakat asuhannya.hanya kepercayaan individu yang telah mapan dan kuatlah yang dapat memudarkan dominasi kebudayaan dalam pembentukan sikap individual. Latar belakang budaya yang mempengaruhi paritas antara lainadanya anggapan bahwa semakin banyak jumlah anak, maka semakin banyak rejeki. 5. Pengetahuan Pengetahuan merupakan domain dari perilaku. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka perilaku akan lebih bersifat langgeng. Dengan kata lain ibu yang tahu dan paham tentang jumlah anak yang ideal, maka ibu akan berperilaku sesuai dengan apa yang ia ketahui Kecemasan Pengertian Kecemasan Kecemasan adalah perasaan yang tidak jelas tentang keprihatinan dan khawatir karena ancaman pada sistem nilai atau pola keamanan seseorang. Individu mungkin dapat mengidentifikasi situasi (misal, persalinan), tetapi pada kenyataannya ancaman terhadap diri berkaitan dengan khawatir dan keprihatinan yang terlibat di dalam situasi. Situasi tersebut adalah sumber dari ancaman, tetapi bukan ancaman itu sendiri (Carpenito, 2007). Kecemasan adalah emosi yang tidakmenyenangkan, yang ditandai dengankekhawatiran, keprihatinan, dan rasa takut

22 yangkadang-kadang kita alami dalam tingkat yangberbeda (Atkinson, 1996 dalam Maimunah, 2011) Tingkatan Kecemasan (ansietas) Menurut Stuart (2007), Tingkatan kecemasan adalah sebagai berikut: 1. Ansietas ringan Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari; ansietas ini menyebabkan individu menjadi waspada dan meningkatkan lapang persepsinya.ansietas ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas. 2. Ansietas sedang Ansietas memungkinkan individu untuk berfokus pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain. Ansietas ini mempersempit lapang persepsi individu.individu tidak mengalami perhatian yang selektif namun dapat berfokus pada lebih banyak area jika diarahkan untuk melakukannya. 3. Ansietas berat Ansietas berat sangat mengurangi lapang persepsi individu. Individu cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berfikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Individu

23 tersebut memerlukan banyak arahan untuk berfokus pada area lain. 4. Tingkat panik Tingkat panik dari ansietas berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan teror.hal yang rinci terpecah dari proporsinya.individu yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan arahan.panik mencakup disorganisasi kepribadian dan menimbulkan peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional.tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan, jika berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan dan kematian Pengukuran Kecemasan Menurut Hawari (2011), instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur skala kecemasan adalah Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang masing-masing kelompok dirinci lagi dengan gejala-gejala yang lebih spesifik, yaitu : 1. Perasaan cemas 2. Ketegangan 3. Ketakutan

24 4. Gangguan tidur 5. Gangguan kecerdasan 6. Perasaan depresi (murung) 7. Gejala somatik (fisik otot) 8. Gejala sensorik 9. Gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) 10. Gejala respiratori (pernafasan) 11. Gejala gastrointestinal (pencernaan) 12. Gejala urogenital (perkemihan dan kelamin 13. Gejala autonom 14. Tingkah laku sikap Masing-masing kelompok gejala diberi penilaian angka skore antara 0 4, yang artinya adalah sebagai berikut: 1. 0 = tidak ada gejala 2. 1 = gejala ringan 3. 2 = gejala sedang 4. 3 = gejala berat 5. 4 = gejala berat sekali Masing-masing nilai (Skor) dari ke 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan seseorang, yaitu : 1. < 14 : Tidak ada kecemasan : Kecemasan ringan

25 : Kecemasan sedang : Kecemasan berat : Kecemasan berat sekali Faktor Predisposisi Menurut Stuart (2007), teori yang di kembangkan untuk menjelaskan kecemasan, antara lain: 1. Teori psikoanalitis Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi anatara dua elemen kepribadian dan superego. Psikoanalis mewakili dorongan insting dan impuls primitif, sedangkan superego mencerminkan hati nurani dan dikendalikan oleh norma budaya. Ego atau aku, berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan tersebut, dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya. 2. Teori interpersonal Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap ketidaksetujuan dan penolakan interpersonal. Ansietas juga berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kerentanan tertentu. Individu dengan harga diri rendah terutama rentan mengalami ansietas yang berat.

26 3. Teori perilaku Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ahli teori perilaku lain menganggap ansietas sebagai suatu dorongan yang dipelajari berdasarkan keinginan dari dalam diri untuk menghindari kepedihan. 4. Teori keluarga Teori keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas biasanya terjadi dalam keluarga. Gangguan ansietas juga tumpang tindih antara gangguan ansietas dengan depresi. 5. Teori Biologis Teori biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine, obat-obatan yang meningkatkan neuroregulator inhibisi asam gamaaminobutirat (GABA), yang berperan penting dalam mekanisme biologis yang berhubungan dengan ansietas. Kesehatan umum individu dan riwayat ansietas pada keluarga memiliki efek nyata sebagai predisposisi ansietas. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kemampuan individu untuk mengatasi stressor.

27 Stresor Pencetus Kecemasan Menurut Stuart (2007), stressor pencetus dari kecemasan dapat berasal dari sumber internal atau eksternal. Stressor pencetus dapat dikelompokkan dalam dua kategori: 1. Ancaman terhadap integritas fisik meliputi disabilitas fisiologis yang akan terjadi atau penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari. 2. Ancaman terhadap sistem dapat membahayakan identitas, harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu Respon fisiologis terhadap kecemasan Menurut Stuart (2007), respon fisiologis terhadap kecemasan antara lain: 1. Gastrointestinal ditandai dengan kehilangan nafsu makan, menolak makan, rasa tidak nyaman pada abdomen, nyeri abdomen, mual, nyeri ulu hati, diare. 2. Saluran perkemihan ditandai dengan Tidak dapat menahan kencing, sering berkemih. 3. Kulit ditandai dengan wajah kemerahan, berkeringat setempat (telapak tangan), gatal, rasa panas dan dingin pada kulit, wajah pucat, berkeringat seluruh tubuh. 4. Kardiovaskuler ditandari palpitasi, jantung berdebar, tekanan darah meningkat, rasa ingin pingsan, pingsan, tekanan darah menurun, denyut nadi menurun.

28 5. Pernafasan ditandai dengan napas cepat, sesak napas, tekanan pada dada, napas dangkal, pembengkakan pada tenggorokan, sensasi tercekik, terengah-engah. 6. Neuromuskuler refleks meningkat, reaksi terkejut, mata berkedip-kedip, insomnia, tremor, rigiditas, gelisah, mondar-mandir, wajah tegang, kelemahan umum, tungkai lemah, gerakan yang janggal Sectio Cesarea Pengertian Sectio cesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di atas 500 gram, melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh (Saifuddin, 2006). Sectio cesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin > 500 gr (Winkjosastro, 2010) Etiologi Sebelum keputusan untuk melakukan seksio cesarea diambil, pertimbangkan secara teliti indikasi dengan resiko yang mungkin terjadi (perdarahan, cedera saluran kemih/usus, infeksi).pertimbangan tersebut harus

29 berdasarkan penelitian pra bedah secara lengkap, mengacu pada syarat-syarat pembedahan dan pembiusan (Wiknjosastro, 2010) Macam-macam operasi Sectio Cesarea Menurut Winkjosastro (2007), macam-macam operasi seksio cesarea dibagi menjadi : 1. Sectio CesareaTransperitonealis a. Seksio Cesarea klasik atau korporal dengan insisi memanjang pada korpus uteri kira-kira sepanjang 10 cm. b. Seksio Cesarea ismika atau profunda atau low cervikal dengan insisi melintang pada segmen bawah rahim kira-kira sepanjang 10 cm. 2. Sectio Cesarea Ekstraperitoneal (jarang dilakukan) Yaitu dilakukan untuk mengurangi bahaya infeksi puerperal, akan tetapi dengan kemajuan pengobatan terhadap infeksi, pembedahan ini sekarang tidak banyak lagi dilakukan Indikasi Sectio Cesarea Indikasi seksio cesareamenurut Wiknjosastro (2006), meliputi : 1. Ibu a. Disproporsi kepala panggul/cpd/pd b. Disfungsi uterus

30 c. Distosia jaringan lunak d. Plasenta previa 2. Anak a. Janin besar b. Gawat janin c. Letak lintang Komplikasi Sectio Cesarea Menurut Hacker (2001), komplikasi seksio cesarea dibagi menjadi 3 macam yaitu : 1. Perdarahan Perdarahan primer mungkin terjadi akibat kegagalan mencapai hemostatis di tempat insisi rahim atau akibat atonia uteri yang dapat terjadi setelah pemanjangan masa persalinan 2. Sepsis sesudah pembedahan Frekuensi dari komplikasi ini jauh lebih besar bila Seksio cesarea dilakukan selama persalinan atau bila terdapat infeksi dalam rahim. Antibiotik profilaksis selama 24 jam banyak mengurangi insiden ini. 3. Cedera pada sekeliling struktur. Usus besar, kandung kemih, pembuluh di dalam ligamen yang lebar dan ureter terutama cenderung terjadi cedera. Hematuria yang singkat dapat terjadi akibat terlalu antusias dalam menggunakan refraktor di daerah dinding kemih.

31 2.2 Keaslian Penelitian Penelitian tentang hubungan paritas dengan kecemasan pernah dilakukan ditunjukkan pada tabel di bawah ini, yaitu: Tabel 2.1 Keaslian Penelitian Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Wa Ode Zamriati (2013) Dewi (2013) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kecemasan Ibu Hamil Menjelang Persalinan di Poli KIA PKM Tuminting Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kecemasan Ibu Hamil Dalam Menghadapi Persalinan di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh Observasional analitik dengan pendekatan cross sectional Metode analitik dengan pendekatan Cross Sectional Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara umur, paritas dan pengalaman traumatis dengan tingkat kecemasan ibu, sedangkan tingkat pendidikan tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan tingkat kecemasan ibu Analisis menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan di Rumah Sakit Umum Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2013, ditandai dengan nilai p-value (0,019) < α- value (0,05). Ada hubungan antara pengetahuan dengan kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan di Rumah Sakit Umum Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2013, ditandai dengan nilai p-value (0,008) < α- value (0,05). Kesimpulan : Ada hubungan antara dukungan keluarga dan pengetahuan dengan kecemasan ibu hamil

32 dalam menghadapi persalinan di Rumah Sakit Umum Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun Saran Agar dapat memberikan masukan bagi ibu hamil yang akan menghadapi persalinan. Sehingga dapat dijadikan motivasi untuk menghadapi persalinan dengan tenang. Elvira Mandasari (2010) Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida dan Multigravida Menjelang Persalinan di Klinik Hj Hamidah Nasution Analitik dengan pendekatan Cross Sectional Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecemasan menghadapi persalinan berdasarkan umur tahun sebanyak 15 orang (41,7 %), berdasarkan pendidikan terbanyak pendidikan menengah sebanyak 27 orang (75 %), berdasarkan pekerjaan terbanyak pada wiraswasta sebanyak 30 orang (83,3 %), berdasarkan paritas terbanyak multipara sebanyak 26 orang (72,2 %). Mayoritas responden dari segi berdasarkan tingkat kecemasan menunjukkan hampir seluruh ibu mengalami kecemasan berat saat menjelang persalinan baik pada primigravida maupun multigravida yaitu sebanyak 24 orang (66,7%)

33 2.3 Kerangka Teori Paritas Sectio Carsarea Kecemasan Primipara Multipara Grande multipara 1. Pengertian 2. Etiologi 3. Macam-macam operasi Sectio Cesarea 4. Indikasi Sectio Cesarea 5. Komplikasi Sectio Cesarea Faktor predisposisi : 1. Perasaan cemas 2. Ketegangan 3. Ketakutan 4. Gangguan tidur 5. Gangguan kecerdasan 6. Perasaan depresi (murung) 7. Gejala somatik (fisik otot) 8. Gejala sensorik 9. Gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) 10. Gejala respiratori (pernafasan) 11. Gejala gastrointestinal (pencernaan) 12. Gejala urogenital (perkemihan dan kelamin 13. Gejala autonom 14. Tingkah laku sikap Gambar 2.3 Kerangka Teori Sumber : Modifikasi Carpenito (2007), Stuart (2007), Hawari (2011), Aryani (2010)

34 2.4 Kerangka Konsep Variabel Independent Variabel Dependent Paritas Kecemasan Ibu pre operasi sectio caesarea Gambar 2.4 Kerangka Konsep 2.5 Hipotesis Ho : Ada hubungan status paritas dengan tingkat kecemasan ibu per operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo Ha : Ada hubungan status paritas dengan tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesareadi RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo

35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang hendak dicapai maka jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif yaitu studi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor risiko dengan efek. Rencana penelitian ini menggunakan rancangan penelitian dengan pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach) (Notoatmodjo, 2010). Pendekatan ini dengan melakukan pengumpulan data untuk variabel bebas dan variabel terikat dalam satu waktu Populasi dan Sampel dan Teknik Sampling Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subyek / obyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Arikunto, 2010). Populasi dalam penelitian adalah semua ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo pada bulan Juni Juli yaitu sebanyak 32 responden.

36 3.2.2 Sampel dan Teknik Sampling Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Teknik sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Nursalam, 2008). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling. Total sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarka jumlah populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2010). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 32 responden. Dalam penelitian ini sampel yang diambil harus memenuhi kriteria inklusi maupun kriteria eksklusi. 1. Kriteria Inklusi Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2010). Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu: a. Ibu yang akan melakukan operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo. b. Ibu yang bisa membaca dan menulis c. Ibu yang bersedia menjadi responden. 2. Kriteria Eksklusi Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2010). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

37 a. Sudah ada riwayat SC 3.3 Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data selama kasus berlangsung (Notoatmodjo, 2012).Penelitian ini dilaksanakan di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo Waktu penelitian Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel 1. Variabel Independen (Variabel Bebas) Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2010).Variabel independen dalam penelitian ini adalah status paritas : primipara, multipara dan grandemultipara. 2. Variabel Dependen (Variabel Terikat) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas(sugiyono, 2010).

38 Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan pasien Definisi Operasional Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2010). Tabel 3.1 Definisi Operasional Nama Variabel Paritas Tingkat Kecemasan Definisi Operasional Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita Perasaan yang tidak jelas tentang keprihatinan dan khawatir Alat ukur Hasil Ukur Skala Lembar Observasi Kuesioner Skala HRS-A 1. Primipara : 1 Anak 2. Multipara : 2 anak 3. Grandemultipara: 3 anak 1. < 14 : Tidak ada kecemasan : Kecemasan Ringan : Kecemasan sedang : Kecemasan berat : Kecemasan berat sekali Nominal Ordinal 3.5 Instrumen dan Metode Pengumpulan Data Alat

39 Instrumen penelitian ini adalah angket. Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010). Pengumpulan data merupakan pencatatan peristiwaperistiwa atau hal-hal keterangan sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan mendukung penelitian. Teknik pengumpulan data pada variabel paritas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Sedangkan untuk variabel kecemasan menggunakan Skala HRS-A. 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini tidak dilakukan uji validitas dikarenakan kuesioner tentang kecemasan merupakan pertanyaan yang sudah baku. Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang masing-masing kelompok dirinci lagi dengan gejala-gejala yang lebih spesifik. Skala HRS-A telah dibuktikan memiliki tingkat validitas dengan nilai 0,93 dan reliabilitas tinggi yaitu sebesar 0,97. Sehingga alat ukur kecemasan sudah didapatkan nilai yang valid dan reliabel (Mandasari, 2010) Menurut Hawari (2011), instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur skala kecemasan adalah Hamilton Rating ScaleAnxiety

40 (HRS-A). Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang masingmasing kelompok dirinci lagi dengan gejala-gejala yang lebih spesifik, yaitu : 15. Perasaan cemas 16. Ketegangan 17. Ketakutan 18. Gangguan tidur 19. Gangguan kecerdasan 20. Perasaan depresi (murung) 21. Gejala somatik (fisik otot) 22. Gejala sensorik 23. Gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) 24. Gejala respiratori (pernafasan) 25. Gejala gastrointestinal (pencernaan) 26. Gejala urogenital (perkemihan dan kelamin 27. Gejala autonomy 28. Tingkah laku sikap Masing-masing kelompok gejala diberi penilaian angka skore antara 0 4, yang artinya adalah sebagai berikut: 6. 0 = tidak ada gejala 7. 1 = gejala ringan 8. 2 = gejala sedang 9. 3 = gejala berat

41 10. 4 = gejala berat sekali Masing-masing nilai (Skor) dari ke 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan seseorang, yaitu : 1. < 14 : Tidak ada kecemasan : Kecemasan ringan : Kecemasan sedang : Kecemasan berat : Kecemasan berat sekali 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini tidak dilakukan uji reliabilitas dikarenakan instrumen penelitian sudah baku, yaitu Hamilton Rating ScaleAnxiety (HRS-A).Skala HRS-A telah dibuktikan memiliki nilai reliabilitas sebesar 0, Metode pengumpulan data Data primer

42 Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya dan diperoleh dari jawaban atas pertanyaan yang disediakan melalui pengisian cheklist dan kuesioner oleh responden yaitu paritas dan kecemasan Data sekunder Melihat dokumentasi, data sekunder digali dan dikumpulkan dari datadata pasien yang diperoleh dari data rekam medik di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo Metode pengumpulan data Setelah peneliti mendapatkan surat ijin penelitian institusi pendidikan dari Direktur di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo, setelah itu memberikan informed consent kepada calon responden bersedia atau tidak untuk menjadi responden dalam penelitian, setelah setuju menjadi responden, peneliti memberikan kuesioner yang harus diisi oleh respnden didampingi peneliti. Setelah seluruh data terkumpul oleh peneliti, kemudian data diolah dalam bentuk penyajian kategorik dan dianalisis menggunakan bantuan SPSS dan dilakukan penyusunan hasil dan pembahasan skripsi. 3.7 Metode pengolahan Data dan Analisa Data Metode Pengolahan Data

43 Menurut Notoatmodjo (2010), teknik pengolahan data dan analisa data adalah langkah terpenting untuk memperoleh hasil atau simpulan dari masalah yang diteliti. Data yang sudah terkumpul sebelum dianalisis harus selalu melalui pengolahan data terlebih dahulu. Setelah data terkumpul, kemudian diadakan pengolahan data dengan cara: 1. Editing (penyuntingan data) Hasil angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu, Apabila ada jawaban yang belum lengkap kalau memungkinkan perlu dilakukan pengambilan data ulang untuk melengkapi jawaban tersebut, tetapi apabila tidak memungkinkan maka pertanyaan yang jawabannya tidak lengkap tersebut tidak diolah atau tidak dimasukkan dalam pengolahan (data missing). 2. Coding Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan peng kode an atau coding, yakni mengubah data berbentuk kalimat atu huruf menjadi data angka atau bilangan. Coding atau pemberian kode ini sangat berguna dalam memasukkan data (data entry). Dalam penelitian ini koding cara memberikan kode dari masingmasing nilai (Skor) dari ke 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan seseorang, yaitu :< 14: Tidak ada kecemasan dengan Kode 1, 14-20: Kecemasan ringan dengan kode 2, 21 27: Kecemasan sedang dengan

44 kode 3, 28 41: Kecemasan berat dengan kode 4, 42 56: Kecemasan berat sekali dengan kode Memasukkan data (data entry) Data yakni jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau software komputer. 4. Pembersihan data (cleaning) Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinankemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi Analisis Data 1. Analisa univariat Analisa ini bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan dari masing-masing variabel bebas.analisis univariat yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Analisa univariat dalam penelitian ini yaitu karakteristik responden yang meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan. Variabel penelitian meliputi paritas dan tingkat kecemasan

45 2. Analisa bivariat Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap hubungan paritas dengan tingkat kecemasan ibu menjelang persalinan.analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Dalam analisis bivariat ini menggunakan rumus Chi square: X 2 = ( fo fh) Σ fh 2 Keterangan : X 2 fo fh = Korelasi Chi Square = Frekuensi yang diperoleh berdasarkan data. = Frekuensi yang diharapkan Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Jika hasil X 2 hitung< X 2 tabel maka Ho diterima, sedangkan jika X 2 hitung> X 2 tabel, maka Ho ditolak. Berarti ada hubungan status paritas dengan tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea. Menurut Sugiyono (2010), kekuatan koefisien korelasi, seperti pada tabel di bawah ini: Tabel 3.4 Pedoman Kekuatan Hubungan Interval Koefisien Tingkat hubungan 0,00 0,199 Sangat rendah 0,20 0,399 Rendah 0,40 0,599 Sedang 0,60 0,799 Kuat 0,80 1,000 Sangat kuat

46 3.8 Etika Penelitian Menurut Hidayat (2007), dalam melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi subyek penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga penelitian yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi kebebasan manusia, etika penelitian meliputi: Informed Consent Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara penelitidengan responden peneliti dengan memberikan lembar persetujuan.informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan denganmemberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui damapaknya, jika subyek bersedia maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Apabila responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak responden. Beberapa informasi yang harus ada dalam informed consent tersebut anatara lain partisipasi responden, tujuan dilakukannya tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial masalah yangakan terjadi, mafaat, kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain Anonymity (Tanpa Nama) Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukurdan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

47 3.8.3 Kerahasiaan (Confidentiality) Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalahmasalahlainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

48 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Univariat Penelitian mengambil Hubungan Status Paritas dengan Tingkat Kecemasan Ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo dengan 32 responden atau sampel penelitian Umur ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo Table 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur No Umur f % < 20 tahun tahun > 35 tahun ,1 78,1 18,8 Total Sumber: Data Primer (2015) Berdasarkan table 4.1 di atas dapat diketahui umur kurang dari 20 tahun ebanyak 1 respondaen (3,1%), umur 20 35tahun sebanyak 25 responden (78,1%) dan umur lebihdari 35 tahun sebanyak 6 respodnen (18,6%). Jadi umur responden mayoritas berumur tahun Pendidikan ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo Tabel 4.2 Kakateristik responden berdasarkan pendidikan No Pendidikan f % SMP SMA Sarjana ,4 43,8 21,8 Total Sumber: Data Primer (2015)

49 Berdasarkan tabel 4.2 di atas pendididkan SMP sebanyak 11 responden (34,4%) dan tingkat pendidikan SMA sebanyak 14 responden (43,8%) dan pendidikan sarjana sebanyak 7 responden (21,8%). Sehingga mayoritas responden dengan tingkat pendidikan SMA Pekerjaan ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan No Pekerjaan f % IRT Swasta PNS ,1 40,6 6,2 Total Sumber: Data Primer (2015) Berdasarkan pekerjaan ibu dapat diketahui sebagai ibu rumah tangga sebanyak 17 responden (53,1%), bekerja di bidang swasta sebanyak 13 responden (40,1%) sehingga mayoritas sebagai ibu rumah tangga Paritas ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo Tabel 4.4 Paritas No Paritas f % Primipara Multipara Grandemultipara ,5 50,0 12,5 Total Sumber: Data Primer (2015) Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui ibu primipara sebanyak 12 responden (37,5%) ibu multipara sebanyak 16 responden (50,0%) dan ibu grandemultipara sebanyak 4 responden (12,4%). Jadi mayoritas responden dengan paritas multipara.

50 4.1.5 Kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo Tabel 4.5 Kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea No Kecemasan f % Ringan Sedang Berat Berat Sekali ,2 25,0 40,6 3,1 Total Sumber: Data Primer (2015) Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui kecemasan ringan sebanyak 10 responden (31,2%), ibu dengan kecemasan sedang sebanyak 8 responden (25,0%), ibu dengan kecemasan berat sebanyak 13 responden (40,6%) dan ibu dengan kecemasan berat sekali sebanyak 1 responden (3,1%). Jadi mayoritas mengalami kecemasan berat. 4.2 Analisa Bivariat Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi pada penelitian ini dilakukan analisis hubungan status paritas dengan tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo.

51 Tabel 4.6 Hubungan Status Paritas dengan Tingkat Kecemasan Ibu Pre Operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo Paritas Kecemasan Ringan Sedang Berat Berat Sekali Total Primipara %.0% 31.2% 3.1% 37.5% Multipara % 18.8% 9.4%.0% 50.0% Grandemultipara % 6.2%.0%.0% 12.5% Total % 25.0% 40.6% 3.1% 100.0% Berdasarkan data penelitian didapatkan hasil crosstabulation antara status paritas dengan tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo primipara mayoritas dengan kecemasan berat yaitu sebanyak 10 responden (31,2%), multipara mayoritas dengan kecemasan ringan yaitu sebanyak 7 responden (21,9%) dan grandemultipara dengan kecemasan ringan sebanyak 2 responden (6,2%) dan sedang sebanyak 2 responden (6,2%). Analisisyang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi dalam penelitian menggunakan analisis Chi square, yaitu sebagai berikut: Tabel 4.7Analisis korelasi Chi-Square Hubunganstatus paritas dengan tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea n X 2 p value Contingency Coefficient ,609

52 Berdasarkan uji statisitik dengan analisis chi-square dengan 32 responden dengan taraf signifikan 5% diperoleh X 2 tabelsebesar > X 2 hitung sebesar dengan p value0,004 < 0,05, sehingga Ho ditolak, berarti ada hubungan status paritas dengan tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo. Hasil koefisien kontingensi sebesar 0,609, sehingga dapat dikatakan hubungan yang kuat antara status paritas dengan tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo.

53 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Status Paritas Ibu Pre Operasi Sectio Caesarea Berdasarkan hasil penelitian mayoritas responden dengan paritas multipara yaitu sebanyak 16 responden (50%).Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita (BKKBN, 2006). Menurut Prawirohardjo (2009), paritas dapat dibedakan menjadi primipara, multipara dan grandemultipara. Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu hidup diluar rahim (28 minggu) (JHPIEGO, 2008). Klasifikasi paritas yaitu primipara, multipara dan grandemultipara.primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang cukup besar untuk hidup di dunia luar (Varney, 2006).Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih dari satu kali (Prawirohardjo, 2009).Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viabel (hidup) beberapa kali (Manuaba, 2008).Multigravida adalah wanita yang sudah hamil, dua kali atau lebih (Varney, 2006).Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih dan biasanya mengalami penyulit dalam kehamilan dan persalinan (Manuaba, 2008).Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup atau mati (Rustam, 2005).Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih (Varney, 2006).Hasil penelitian Mandasari (2010), penelitian

54 menunjukkan bahwa berdasarkan paritas terbanyak multipara sebanyak 26 orang (72,2 %). 5.2 Kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo Hasi penelitian menunjukkan bahwa mayoritas mengalami kecemasan berat yaitu sebanyak 13 responden (40,6%). Menurut Carpenito (2007), kecemasan adalah perasaan yang tidak jelas tentang keprihatinan dan khawatir karena ancaman pada sistem nilai atau pola keamanan seseorang. Individu mungkin dapat mengidentifikasi situasi (misal, persalinan), tetapi pada kenyataannya ancaman terhadap diri berkaitan dengan khawatir dan keprihatinan yang terlibat di dalam situasi.situasi tersebut adalah sumber dari ancaman, tetapi bukan ancaman itu sendiri. Menurut Stuart (2007), kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap ketidaksetujuan dan penolakan interpersonal. Ansietas juga berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kerentanan tertentu.individu dengan harga diri rendah terutama rentan mengalami ansietas yang berat. Menurut Stuart (2007), tingkatan berat sangat mengurangi lapang persepsi individu. Individu cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berfikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak arahan untuk berfokus pada area lain.

55 Menurut Hawari (2011), gejala-gejala kecemasan yaitu meliputi perasaan cemas, ketegangan, ketakutan, gangguan tidur, gangguan kecerdasan, perasaan depresi (murung), gejala somatik (fisik otot), gejala sensorik, gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah), gejala respiratori (pernafasan), gejala gastrointestinal (pencernaan), gejala urogenital (perkemihan dan kelamin, gejala autonomy, tingkah laku sikap Mandasari (2010), hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecemasan menghadapi persalinan berdasarkan umur tahun sebanyak 15 orang (41,7 %), Mayoritas responden dari segi berdasarkan tingkat kecemasan menunjukkan hampir seluruh ibu mengalami kecemasan berat saat menjelang persalinan baik pada primigravida maupun multigravida yaitu sebanyak 24 orang (66,7%). 5.3 Hubungan Status Paritas dengan Tingkat Kecemasan Ibu pre operasi sectio caesarea Berdasarkan uji statisitik dengan analisis chi-square dengan 32 responden dengan taraf signifikan 5% diperoleh X 2 tabelsebesar > X 2 hitung sebesar dengan p value0,004 < 0,05, sehingga Ho ditolak, berarti ada hubungan status paritas dengan tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo. Hasil koefisien kontingensi sebesar 0,609, sehingga dapat dikatakan hubungan yang kuat antara status paritas dengan tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo.

KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari

KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari 1. Definisi Kecemasan mengandung arti sesuatu yang tidak jelas dan berhubungan dengna perasaan yang tidak menentu dan tidak berdaya (stuart & sundeeen,1995). Kecemasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group

BAB III METODE PENELITIAN. experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat quasy experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group design. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Obstetri

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Obstetri BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Obstetri Ginekologi, khususnya Obstetri Sosial. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain atau metode penelitian yang digunakan ialah non equivalent control

BAB III METODE PENELITIAN. Desain atau metode penelitian yang digunakan ialah non equivalent control BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan cross-sectional, yaitu penelitian yang menekankan pada pengukuran data variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif, yaitu rancangan penelitian yang menelaah hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Rencana Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif korelasional yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non-eksperimental. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi BAB III METODEOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi non-eksperimental yaitu penelitian korelasi dengan metode cross sectional. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi & Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo pada bulan Mei tahun 2013. 3.2. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survey analitik atau. eksplanatori dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survey analitik atau. eksplanatori dengan pendekatan cross sectional. 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang hendak dicapai jenis penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survey analitik atau eksplanatori

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang diarahkan mencari hubungan antara variabel independent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini yang digunakan adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skripsi 1. Pengertian Skripsi merupakan karya ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa setingkat strata satu (S1) dalam rangka persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir atau program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yaitu penelitian yang data-datanya berhubungan dengan angka-angka baik yang diperoleh dari pengukuran maupun dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif antara

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik.

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. Peneliti akan melakukan pengukuran variabel independent dan dependent, kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan penelitian, dan mengkaji kesahihan hipotesis (Sudigdo, 1995). Jenis penelitian ini adalah deskripitif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antar variabel (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghadapi persalinan pada primigravida. penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko

BAB III METODE PENELITIAN. menghadapi persalinan pada primigravida. penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rencana Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antar

Lebih terperinci

BAB IIII METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. servix yang menjalani kemoterapi (Nursalam, 2003)

BAB IIII METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. servix yang menjalani kemoterapi (Nursalam, 2003) BAB IIII METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif study korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan desain penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dengan menggunakan metode deskriptif korelasional, yaitu menggambarkan faktor-faktor yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik, adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lainnya. Pendekatan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. lainnya. Pendekatan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif tidak berpasangan dengan metode analisis observasional, yaitu penelitian yang dilakukan guna melihat hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif antara variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah observasional analitik komparatif kategorik

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah observasional analitik komparatif kategorik BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan adalah observasional analitik komparatif kategorik tidak berpasangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kemudian melakukan analisis komparasi (comparative study) dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. Kemudian melakukan analisis komparasi (comparative study) dengan cara BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik, yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah analitik yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan dependent melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis & Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik yang menjelaskan hubungan variabel bebas dengan variabel terikat yang menggunakan pendekatan cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei analitik yaitu suatu penelitian yang mencoba mengetahui mengapa masalah kesehatan bisa terjadi, kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif analitik yaitu mencari hubungan antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan tujuan yang telah diterapkan, Penelitian ini merupakan penelitian analitik yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan merupakan pengalaman manusia yang universal, suatu respon emosional yang tidak baik dan penuh kekhawatiran. Suatu rasa yang tidak terekspresikan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003)

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003) BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi pasien kusta dengan kepatuhan melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan kreativitas anak ditinjau dari ibu bekerja dan ibu

Lebih terperinci

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tingkat Kecemasan Remaja yang Menjalani Perawatan (Hospitalisasi) Remaja 1. Kecemasan Kecemasan merupakan suatu sinyal yang menyadarkan dan mengingatkan adanya bahaya yang mengancam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparasi untuk mencari perbandingan dua sampel atau dua uji coba pada obyek penelitian. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian Deskriptif kuantitatif. Deskriptif adalah yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian Deskriptif kuantitatif. Deskriptif adalah yang 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan dicapai, penelitian ini menggunakan penelitian Deskriptif kuantitatif. Deskriptif adalah yang disarankan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep pada penelitian ini menggambarkan perbedaan pengaruh musik klasik Mozart dan instrumental modern Kitaro terhadap tingkat kecemasan ibu hamil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional untuk mengetahui hubungan antara status gizi balita dengan kejadian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah dekriptif korelasi. Penelitian korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu 38 BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian studi survei analitik yaitu meneliti hal yang sudah ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menjelaskan adanya hubungan antara variabel melalui

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menjelaskan adanya hubungan antara variabel melalui BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik, yaitu penelitian yang menjelaskan adanya hubungan antara variabel melalui pengujian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif yaitu penelitian untuk menelaah hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok objek.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (umur, status pendidikan, status ekonomi (pendapatan), pengetahuan, tipe

BAB III METODE PENELITIAN. (umur, status pendidikan, status ekonomi (pendapatan), pengetahuan, tipe BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif analitik, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (umur, status

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian korelasi dimana akan menggali persepsi mengenai hemodialisis dengan tingkat kecemasan. Pendekatan yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan desain studi diskriptif korelatif untuk menelaah hubungan antara dua variable pada suatu situasi atau sekelompok subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan termasuk jenis penelitian non-eksperimental observasional bersifat diskriptif analitik (eksplanatori reseach),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2010) diketahui komplikasi kehamilan secara nasional dialami oleh 6,5% ibu hamil. Ibu melahirkan dengan cesaria adalah 15,3%.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan Cemas merupakan suatu reaksi emosional yang timbul oleh penyebab yang tidak pasti dan tidak spesifik yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS I. PENGKAJIAN PASIEN ANSIETAS 1. DEFINISI Ansietas adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. khususnya berhubungan dengan kedokteran fetomaternal dan ilmu kesehatan jiwa.

BAB IV METODE PENELITIAN. khususnya berhubungan dengan kedokteran fetomaternal dan ilmu kesehatan jiwa. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu kebidanan dan penyakit kandungan khususnya berhubungan dengan kedokteran fetomaternal dan ilmu kesehatan jiwa.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode survei (non eksperimen) analitik. Penelitian suvei analitik adalah suatu penelitian yang mencoba menggali bagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dependent. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dependent. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah descriptive correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan antara variabel independent dan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif korelasional atau penelitian hubungan antara dua variabel pada suatu situasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (kepribadian, pengaruh teman,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan menggunakan pendekatan secara potong lintang (cross sectional) yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu(quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu(quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu(quasi eksperiment research) dengan rancangan pra eksperimen yang berbentuk rancangan one group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan Tanggal 17 Mei-03 Juni

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan Tanggal 17 Mei-03 Juni 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Tilote Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. 3.1.2 Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain case control. Kasus kontrol adalah suatu penelitian (survei) analitik

BAB III METODE PENELITIAN. desain case control. Kasus kontrol adalah suatu penelitian (survei) analitik BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Desain penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan desain case control. Kasus kontrol adalah suatu penelitian (survei) analitik yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional (Nursalam, 2003). Metode penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional (Nursalam, 2003). Metode penelitian dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian Jenis atau rancangan penelitian ini adalah descriptive correlational yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik. Penelitian analitik adalah survey atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan Rumah Sakit rujukan milik pemerintah. dijl. Osamaliki No. 19 Salatiga. RSUD Kota Salatiga ini memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan Rumah Sakit rujukan milik pemerintah. dijl. Osamaliki No. 19 Salatiga. RSUD Kota Salatiga ini memiliki 56 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUD Salatiga. RSUD Salatiga merupakan Rumah Sakit rujukan milik pemerintah kotasalatiga.rsud Salatiga sangat strategis,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu BAB III METODE PENELITIAN 3.1. TIPE PENELITIAN Desain dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif. 3.2. DESAIN PENELITIAN Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi karena menjelaskan hubungan korelatif antar variabel (Nursalam, 2008). Tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah descriptive correlative research, atau

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah descriptive correlative research, atau BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah descriptive correlative research, atau penelitian uji hubungan, dengan studi observasional untuk mengetahui bagaimana hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian survai analitik. Survei analitik merupakan survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. antara faktor dengan efek (Notoatmodjo, 2007). Pada penelitian ini, peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. antara faktor dengan efek (Notoatmodjo, 2007). Pada penelitian ini, peneliti 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik korelasional. Penelitian analitik adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa suatu fenomena kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk menggambarkan hubungan antara

Lebih terperinci

deskriptif korelation yaitu

deskriptif korelation yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan korelasi antara variabel independent

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi penelitian : Lokasi penelitian dilaksanakan di Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, prodi D-III Keperawatan Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu data yang menyangkut variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah korelasi, karena bertujuan untuk mencari hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penilitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui persepsi

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. korelasional karena peneliti mencoba menggambarkan dan. indepeden dan variabel dependen (Notoatmodjo, 2002).

BAB III METODA PENELITIAN. korelasional karena peneliti mencoba menggambarkan dan. indepeden dan variabel dependen (Notoatmodjo, 2002). BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian Non Experimental karena tidak ada intervensi atau rekayasa dari peneliti. Desain yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini merupakan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi study yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana diteliti hubungan variabel dengan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2010). Desain penelitian ini digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2010). Desain penelitian ini digunakan 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelatif dengan pendekatan crosssectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamik korelasi antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010). waktu (yaitu 12 hari atau lebih melewati tanggal taksiran partus) dan ketuban

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010). waktu (yaitu 12 hari atau lebih melewati tanggal taksiran partus) dan ketuban 22 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dari uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir, dengan bantuan

Lebih terperinci