BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Analisa dan perancangan sistem merupakan tahapan untuk megetahui elemenelemen kebutuhan yang terkait dalam membangun sebuah sistem pendukung keputusan (SPK). Setelah mempelajari tentang teori fuzzy dan metode profile matching yang akan dihubungkan pada sistem pendukung keputusan yang akan dibangun pada bab sebelumnya, maka bab ini akan lebih fokus kepada tahapan yang dilakukan dalam membangun sistem pendukung keputusan. Adapun tahapan yang dilakukan dalam membangun SPK adalah seperti berikut (Turban, 2):. Tahap pemahaman (intelegence phase) yaitu penjelasan mengenai analisis kebutuhan dan sistem lama yang diterapkan. 2. Tahap perancangan (design phase) yaitu penjelasan analisa sistem baru mencakup analisa subsistem manajemen data (ERD), analisa subsistem manajemen model (metode profile matching), analisa subsistem manajemen pengetahuan (Knowledge Based) dan analisa subsistem antar muka pengguna (Interface).. Tahap pemilihan (choise phase), yaitu menjelaskan bagaimana model yang dipilih diterapkan kedalam suatu konsep sistem pendukung keputusan.. Tahap implementasi (implementation phase), adalah dimana tahapantahapan yang dilalui memasuki tahap penerapan kesebuah tampilan sistem yang nyata.. Analisa Sistem Lama Analisa sistem lama merupakan bagian dari tahapan pemehaman (intelegence phase), pada analisa sistem lama ini mencangkup proses penyeleksian beasiswa Gubernur Riau yang dilakukan oleh tim penyeleksi beasiswa atau pegawai biro Kesejahteraan Rakyat (KESRA) Provinsi Riau. Jenis peyeleksian beasiswa Gubernur Riau ini terbagi dua yaitu beasiswa sarjana kurang mampu (D dan S) dan pasca sarjana (S2 dan S). Dalam

2 penelitian ini akan membahas tentang penyeleksian beasiswa sarjana kurang mampu (D dan S). Adapun proposal persyaratan beasiswa yang telah ditetapkan oleh pemerintah Provinsi Riau berdasarkan wawancara kepada Bapak Abdul Aziz selaku staff biro administrasi Kesejahteraan Rakyat adalah sebagai berikut :. Surat Permohonan. 2. Surat keterangan aktif kuliah dari Universitas (Asli).. Fotocopy KTP.. Fotocopy Kartu Tanda Mahasiswa.. Fotocopy KTP Orang Tua. 6. Fotocopy Kartu Keluarga. 7. Fotocopy Akta Kelahiran. 8. Surat keterangan tidak mampu dari Desa/Lurah (Asli). 9. Surat keterangan tidak berstatus Pegawai Negeri Sipil (Asli).. Slip pembayaran semester/opf terakhir.. Transkip Nilai. 2. Surat pernyataan tidak menuntut hasil seleksi.. Foto x ( Lembar). Prosedur yang diterapkan untuk penyeleksian beasiswa Gubernur Riau ini dimulai dengan pengumpulan berkas proposal dari pemohon beasiswa dengan melampirkan syaratsyarat beasiswa kepada bagian administrasi KESRA, kemudian setelah batas waktu yang telah ditentukan sebagai batas akhir pengumpulan proposal tersebut maka selanjutnya dilakukan penyeleksian berdasarkan aspek penilaian. Apabila terdapat syaratsyarat beasiswa pada pemohon yang kurang lengkap maka akan dianggap kurang layak untuk diproses. Flowchart sistem lama dalam penerimaan beasiswa Gubernur Riau dapat ditunjukkan pada gambar.. IV2

3 Gambar. Flowchart Sistem Lama Penerimaan Beasiswa Gubernur Riau.2 Analisa Sistem Baru Analisa sistem baru ini termasuk kealam tahap perancangan (design phase) dalam membangun SPK. Analisa sistem baru ini merupakan gambaran alur data dalam sistem yang baru dimulai dari proses login, input data pemohon beasiswa, penilaian yang dilakukan sistem pendukung keputusan dan akhirnya hasil dari perhitungan dari sistem pendukung keputusan yang telah dijadikan perangkingan, aktor yang melalukan tindakantindakan kesistem terdapat 2 aktor yaitu Pemohon, Admin (Panitia Penyeleksi) Kesejahteraan Rakyat seperti yang ditunjukkan pada gambar.2. IV

4 Gambar.2 Flowchart Sistem Baru Penerimaan Beasiswa Gubernur Riau Membangun sistem pendukung perlu dilakukan analisa dan perancangan sehingga sistem yang dibangun sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. analisa subsistem manajemen data (ERD), Analisa subsistem manajemen model (metode profile matching), subsistem manajemen pengetahuan (Knowledge Based) dan subsistem antar muka pengguna (Interface)..2. Analisa Subsistem Manajemen Model (Metode Profile Matching) Dalam analisa subsistem model ini merupakan tahap pemilihan (choise phase) dalam membangun SPK, halhal yang akan dijelaskan yaitu prosesproses yang terjadi untuk mencapai tujuan secara optimal. Adapun IV

5 tahaptahap yang akan dilalui dalam analisa ini dapat digambarkan ke dalam flowchart di bawah ini. Gambar. Flowchart Subsistem Model Profile Matching.2.2 Subsistem Manajemen Pengetahuan (Knowledge Based) Pada analisa manajemen pengetahuan ini, halhal yang akan dijelaskan yaitu mengenai basis pengetahuan tentang penilaian beasiswa Gubernur Riau. Adapun basis pengetahuan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut Kriteria Penilaian Ideal Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada Bapak Abdul Aziz selaku staff biro administrasi Kesejahteraan Rakyat diperoleh kriteria Penilaian Beasiswa Gubernur Riau seperti tabel berikut ini. IV

6 Tabel. Kriteria Penilaian Beasiswa Gubernur Riau No Kriteria K K2 K K K K6 K7 K8 Nama Kriteria Status Keluarga Penghasilan Orang Tua/Wali Per Bulan Jumlah Anak dari Orang Tua Jumlah Saudara Menikah/Berumah Tangga Jumlah Saudara Kuliah dan Belum Menikah Biaya Semester Semester IPK Sumber : Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat Provinsi Riau. Penjelasan dari nilai kepentingan pada masingmasing kriteria di atas adalah sebagai berikut. a. Status Keluarga Status keluarga merupakan kriteria untuk mengetahui keadaan keluarga pemohon yang dikategorikan sebagai berikut :. Lengkap ( Jumlah Orang Tua 2 ) 2. Yatim atau Piatu ( Jumlah Orang Tua ). Yatim Piatu ( Jumlah Orang Tua ) Dalam hal ini nilai ideal yang dipilih pada kriteria tersebut adalah pada kategori yatim piatu. b. Penghasilan Orang Tua/Wali Perbulan Penghasilan Orang Tua atau Wali Perbulan merupakan kriteria untuk mengetahui kemampuan keluarganya dalam membantu membiayai pendidikan pemohon tersebut. Nilai ideal pada kriteria ini bila berdasarkan biaya penghasilan standarnya terletak pada penghasilan antara Rp..2. Rp..6.. c. Jumlah Tanggungan Orang Tua Kriteria ini merupakan kriteria optimalisasi pada kriteria jumlah anak dari orang tua (K) dan jumlah saudara yang sudah menikah (K). Pada kriteria ini terlihat bahwa semakin banyak jumlah tanggungan orang tua akan semakin besar biaya yang dibutuhkan oleh orang tua untuk membiayai kebutuhan keluarganya. IV6

7 Nilai ideal yang terdapat pada kriteria ini adalah pada kategori jumlah tanggungan orang tua sebanyak orang. d. Jumlah Saudara Kuliah Apabila terdapat lebih dari satu orang yang sedang menempuh pendidikan diperguruan tinggi maka akan semakin besar biaya yang dibutuhkan orang tua/ wali untuk membiayai biaya pendidikan tersebut. Nilai ideal yang ada pada kriteria ini terdapat pada jumlah saudara kuliah sebanyak 2 orang tidak termasuk pemohon itu sendiri. e. Biaya Semester Semakin tinggi biaya kuliah pemohon maka semakin besar kemungkinan kelayakan pemohon mendapatkan bantuan pendidikan. Nilai ideal yang ada pada kriteria ini terdapat pada biaya semester Rp..7. Rp.2... f. Semester Penilaian pada kriteria ini diambil berdasarkan masa penempuhan pendidikannya pada saat itu, Nilai ideal yang ada pada kriteria ini terdapat pada semester 7. g. Indeks Prestasi Kumulatif Pemohon yang berkompeten adalah mahasiswa yang berprestasi. Maka dalam hal ini dilakukan penilaian atas indeks prestasi kumulatif dari seorang pemohon. Nilai ideal dari kriteria ini adalah Indeks Prestasi Kumulatif antara Contoh Kasus Terdapat orang peserta pengajuan beasiswa dan hanya orang yang akan menjadi calon penerima beasiswa, dari masingmasing peserta memiliki data kriteria dari aspek penilaian seperti yang terlihat pada tabel berikut : IV7

8 Tabel.2 Contoh Data Peserta Pengajuan Beasiswa No Nama 2 P P2 P P P Aspek Keluarga K2 K K K Lengkap Lengkap Lengkap Yatim/Piatu Lengkap anak anak anak 2 anak 2 anak orang 2 orang orang K orang 2 orang orang Aspek Akademik K6 K7 K Konversi Fuzzy Dari kriteriakriteria yang didapat dari pemohon maka terlebih dahulu dilakukan konversi masingmasing kriteria. Adapun fungsi keanggotaan fuzzy yang digunakan adalah fungsi linier naik dan turun. a. Status Keluarga (K) a 2 b Lengkap Gambar. Grafik Status Keluarga Rumus fungsi Keanggotaan : Rumus nomor 2.2 P : Status Keluarga : Lengkap = 2 P = ( 2 2 ) / (2 ) = P2 : Status Keluarga : Lengkap = 2 P2 = ( 2 2 ) / (2 ) = P : Status Keluarga : Lengkap = 2 P = ( 2 2 ) / (2 ) = P : Status Keluarga : Lengkap = P = ( 2 ) / (2 ) =. P : Status Keluarga : Lengkap = 2 P = ( 2 2 ) / (2 ) = IV8,2,,,,

9 b. Penghasilan Orang Tua/Wali Per Bulan (K2) Rendah JT a JT JT b Gambar. Grafik Penghasilan Orang Tua Rumus Fungsi Keanggotaan : Rumus nomor 2.2 P : Penghasilan Wali Perbulan =.. P = (....) / (....) =../.. =.87 =.9 P2 : Penghasilan Wali Perbulan =.. P2 = (....) / (....) = 2../.. =. P : Penghasilan Wali Perbulan =.. P = (....) / (....) = 2../.. =. P : Penghasilan Wali Perbulan =.. P = (....) / (....) =../.. =.2 =. P : Penghasilan Wali Perbulan =.. P c. = (....) / (....) =../.. = Jumlah Tanggungan Orang Tua (K ) Kriteria jumlah tanggungan orang tua merupakan keterkaitan antara jumlah anak dari orang tua (K) dengan kriteria jumlah saudara menikah (K). Jika dari jumlah anak dari orang tua (K) terdapat IV9

10 didalamnya jumlah saudara yang sudah menikah (K), maka jumlah tanggungan orang tua adalah jumlah anak dari orang tua (K) dikurangi dengan jumlah saudara yang sudah menikah (K). Untuk itu perlu dilakukan optimalisasi antara nilai K dan K. Optimalisasi K dan K : Rumus : K (Jumlah Tanggungan Orang Tua/Wali) = K K banyak a b Gambar.6 Grafik Tanggungan Orang Tua Rumus fungsi Keanggotaan : Rumus nomor 2.2 P (Tanggungan Orang Tua) = = P : Tanggungan Orang Tua = P = () / () = 2/=. P2 (Tanggungan Orang Tua) = = P2 : Tanggungan Orang Tua = P2 = () / () = 2/=. P (Tanggungan Orang Tua) = 2 = P : Tanggungan Orang Tua = P = () / () = P (Tanggungan Orang Tua) = 2 = P : Tanggungan Orang Tua = = () / () = P (Tanggungan Orang Tua) = 2 = 2 P P : Tanggungan Orang Tua = 2 P = (2) / () =.2 =. IV

11 d. Jumlah Saudara yang Sedang Kuliah (K) banyak b a Gambar.7 Grafik Saudara yang Kuliah Rumus fungsi Keanggotaan : Rumus nomor 2.2 P : Jumlah saudara yang sedang kuliah = P = () / () = /=.2 P2 : Jumlah saudara yang sedang kuliah = 2 P2 = (2) / () = 2/=. P : Jumlah saudara yang sedang kuliah = P = () / () = /= P : Jumlah saudara yang sedang kuliah = P = () / () = /= P : Jumlah saudara yang sedang kuliah = P = () / () = /=.2 e. Biaya Kuliah Per Semester (K6) Tinggi 8 RB a JT b Gambar.8 Grafik Kriteria Biaya Semester Rumus fungsi Keanggotaan : Rumus nomor 2.2 IV

12 P : Biaya Kuliah =.2. P = (.2.8.) / (..8.) =./2.2. =.8 =.2 P2 : Biaya Kuliah =.. P2 = (..8.) / (..8.) = 7./2.2. =. =. P : Biaya Kuliah =.6. P = (.6.8.) / (..8.) = 8./2.2. =.6=. P : Biaya Kuliah = 2.. P = (2..8.) / (..8.) =.7./2.2. =.77 =.8 P : Biaya Kuliah =.. P = (..8.) / (..8.) = 6./2.2. =.27 =. f. Semester (K7) Atas a 8 b Gambar.9 Grafik Semester Rumus fungsi Keanggotaan : Rumus nomor 2.2 P : Semester = 2 P = (2) / (8) = /7=.=. P2 : Semester = P2 = () / (8) = /7=.2 =. P : Semester = 6 P = (6) / (8) = /7=.7 =.7 P : Semester = P = () / (8) = /7=.2 =. IV2

13 P : Semester = 8 P = (8) / (8) = 7/7= g. Indek Prestasi Kumulatif (K8) Tinggi a b Gambar. Grafik Kriteria Indeks Prestasi Kumulatif Rumus fungsi Keanggotaan : Rumus nomor 2.2 P : Indeks Prestasi Kumulatif =.2 P = (.2) / () = 2.2/=.7 =.7 P2 : Indeks Prestasi Kumulatif =. P2 = (.) / () = 2./=.76 =.8 P : Indeks Prestasi Kumulatif =. P = (.) / () = 2./=.8 P : Indeks Prestasi Kumulatif =. P = (.) / () = 2/=.66=.7 P : Indeks Prestasi Kumulatif =. P = (.) / () = 2./=.7 2. Selishi (Gap) Setelah didapatkan nilainilai fuzzy dari masingmasing kriteria yang akan dinilai dari pemohon maka selanjutnya dilakukan pemetaan gap (selisih) terhadap nilai ideal yang telah ditentukan. Rumus : Nilai Fuzzy Kriteria Pemohon Nilai Fuzzy Ideal Kriteria Penerima IV

14 Untuk melihat proses pemetaan gap pada masingmasing kriteria dapat dilihat pada gambar. berikut ini. Tabel. Pemetaan Gap Aspek Keluarga No Nama P 2 P2 P P P Nilai Ideal P 2 P2 P P P Aspek Keluarga K K Dari tabel diatas Kriteria K K dapat dilihat bahwa dari GAP masingmasing pemohon memiliki data nilai kriteria aspek keluarga seperti (K, K2, K,K), kemudian dari nilai tersebut didapatkan nilai selisih terhadap nilai ideal dari masingmasing kriteria yang disebut sebagai gap. Untuk kriteria aspek keluarga juga dilakukan hal yang sama seperti yang terlihat pada tabel.. Tabel. Pemetaan Gap Aspek Akademik Aspek Akademik No Nama K6 K7 P.2. 2 P2.. P..7 P.8. P. Nilai Ideal..9 P..8 2 P2.2. P..2 P.. P.2. Kriteria K GAP IV

15 Dari masingmasing kriteria aspek akademik pemohon seperti (K6, K7, K8), kemudian dari nilai tersebut didapatkan nilai selisih terhadap nilai ideal dari masingmasing kriteria yang disebut sebagai gap.. Pembobotan Gap Dari nilai gap yang dihasilkan dari masingmasing kriteria selanjutnya diberi bobot dengan patokan tabel bobot gap berikut ini. Tabel. Bobot Gap No Selisih Bobot Keterangan Tidak Ada Selisih (Kompetensi Sesuai yang Dibutuhkan) Kompetensi Individu Kelebihan. Kompetensi Individu Kekurangan. Kompetensi Individu Kelebihan.2 Kompetensi Individu Kekurangan.2 Kompetensi Individu Kelebihan. Kompetensi Individu Kekurangan. Kompetensi Individu Kelebihan. Kompetensi Individu Kekurangan. Kompetensi Individu Kelebihan. Kompetensi Individu Kekurangan. Kompetensi Individu Kelebihan.6 Kompetensi Individu Kekurangan.6 Kompetensi Individu Kelebihan.7 Kompetensi Individu Kekurangan.7 Kompetensi Individu Kelebihan.8 Kompetensi Individu Kekurangan.8 Kompetensi Individu Kelebihan.9 Kompetensi Individu Kekurangan.9 Kompetensi Individu Kelebihan Kompetensi Individu Kekurangan Pada tabel bobot gap tersebut pembobotan diurutkan berdasarkan tingkatan levelnya dari selisih yang terkecil sampai yang terbesar. Sedangkan untuk nilai bobot untuk sendiri diambil dari rentang antara, semakin kecil selisihnya akan semakin besar nilai bobotnya begitu juga sebaliknya. IV

16 . Perhitungan dan Pengelompokan Core dan Secondary Factor Setelah didapat nilai gap maka setiap kriteria selanjutnya diberi bobot berdasarkan selisihnya dengan patokan tabel bobot gap. Untuk pengelompokkan kriteria terbagi atas dua aspek yaitu Aspek Keluarga dan Aspek Akademik.. Aspek Keluarga terdiri dari kriteria : a. Status orang tua (K) b. Penghasilan orang tua/wali perbulan (K2) c. Jumlah anak dari orang tua (K) d. Jumlah saudara menikah/berumah tangga (K) e. Jumlah saudara yang sedang kuliah dan belum menikah (K) 2. Aspek Akademik terdiri dari kriteria : a. Biaya semester (K6) b. Semester (K7) c. Indeks Prestasi Kumulatif (K8) Kemudian tiap aspek dikelompokan lagi menjadi 2 kelompok yaitu core factor dan secondary factor. a. Core Factor (Faktor Utama) Core factor merupakan aspek (kompetensi) yang paling menonjol/ paling dibutuhkan. Untuk menghitung core factor digunakan rumus : Rumus nomor 2. b. Secondary factor (Faktor Pendukung) Secondary factor adalah itemitem selain aspek yang ada pada core factor. Untuk menghitung secondary factor digunakan rumus : Rumus nomor 2.. Aspek Keluarga Dalam hal ini yang menjadi Core Factor adalah kriteria (K,K2,K ) dan secondary factor nya adalah (K) Tabel.6 Core Factor dan Secondary Factor aspek keluarga IV6

17 No 2 Nama P P2 P P P K Aspek Keluarga K2 K K Pada tabel diatas core factor CF SF dari aspek keluarga merupakan nilai ratarata dari kriteria K, K2 dan K. Sedangkan untuk secondary factornya merupakan nilai ratarata dari K. 2. Aspek Akademik Dalam hal ini yang menjadi Core Factor adalah kriteria (K6 dan K8) sementara secondary factor nya adalah K7. Tabel.7 Core Factor dan Secondary Factor aspek Akademik No 2 Nama P P2 P P P Aspek Akademik K6 K7 K CF SF Pada tabel diatas core factor dari aspek akademik merupakan nilai ratarata dari kriteria K6 dan K8. Sedangkan untuk secondary factornya merupakan nilai ratarata dari K7.. Perhitungan Nilai Total Dari perhitungan core factor dan secondary factor dari tiaptiap aspek, kemudian dihitung nilai total dari tiaptiap aspek yang diperkirakan berpengaruh pada tiaptiap profile. Untuk menghitung nila total dari masingmasing aspek, digunakan rumus : Rumus nomor 2. Tabel.8 Nilai Total aspek keluarga Nama P P2 Aspek Keluarga NCF(6%) NSF (%) N IV7

18 Nama P P P NCF(6%) NSF (%) N.6 7. Tabel nilai total aspek keluarga menjelaskan bahwa 6 % dari aspek keluarga merupakan nilai dari core factornya dan % merupakan nilai dari secondary factor dari aspek aspek keluarga. Sehingga penjumlahan dari nilai tersebut menjadikan nilai pada N (nilai aspek keluarga). Tabel.9 Nilai Total aspek akademik Aspek Akademik NCF (6%) NSF(%) Nama P P2 P P P N Tabel nilai total aspek akademik menjelaskan bahwa 6 % dari aspek akademik merupakan nilai dari core factornya dan % merupakan nilai dari secondary factor dari aspek aspek akademik. Sehingga penjumlahan dari nilai tersebut menjadikan nilai pada N2 (nilai aspek akademik). 6. Perangkingan Hasil akhir dari proses profile matching adalah rangking dari setiap nilai yang ada berdasarkan total nilai yang tertinggi. Untuk menghitung nilai total digunakan rumus : Rumus nomor 2.6 Tabel. Nilai Total Pemohon Ranking 2 Nama P P2 P P P N(6%) N2(%) N IV8

19 Tabel nilai total merupakan penjumlahan antara nilai aspek keluarga dan nilai aspek akademik, perbandingan antara kedua aspek tersebut adalah 6% aspek keluarga dan % aspek akademik, dan hasil dari penjumlahan tersebut adalah N ( nilai total) dari seluruh aspek kriteria. Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa dengan adanya pencocokkan profil ini, nilai kriteria dapat langsung dicocokkan berdasarkan kriteria ideal penerima beasiswa dengan tiap kriterianya sehingga hasil akhirnya akan diperoleh perangkingan dari setiap pemohon..2. Subsistem Manajemen Data Analisa subsistem data dilakukan untuk menganalisa data yang digunakan dalam membangun suatu basis data agar sistem dapat berjalan sesuai harapan..2.. Data Flow Diagram (DFD) Data flow diagram merupakan tahapan pemodelan tiap proses yang dilakukan pada sistem, pemodelanpemodelan pada tahap ini dibagi menjadi bagianbagian yaitu Diagram konteks, DFD dan Entity Relationship Diagram seperti yang dijelaskan dibawah ini :. Konteks Diagram Pada konteks diagram ini terdapat 2 entitas pada sistem yaitu Admin dan Pemohon, masingmasing dari entitas memberikan sumber data kepada sistem serta menerima output berupa hasil atau informasi dari sistem. IV9

20 Gambar. Konteks Diagram Pada gambar. masingmasing entitas memberikan dan menerima data dari sistem pendukung keputusan, seperti entitas pemohon memberikan nilai_fuzzy_pemohon, data kesistem berupa nilai_gap_pemohon, data pemohon, nilai_bobot_pemohon, nilai_cf_sf_pemohon, dan nilai_total_pemohon. Sedangkan yang diterima dari sistem oleh pemohon adalah konten, persyaratan, dan perangkingan. Untuk entitas admin memberikan data berupa pengguna, persyaratan, konten, nilai_ideal, bobot_gap dan perangkingan, sedangkan yang diterimanya adalah datadata yang dihasilkan dari pemohon. 2. DFD Level Pada DFD level ini setiap proses yang dilakukan kepada sistem dikelompokkan menjadi beberapa bagian yaitu Login, Data Master, Pengajuan, Penilaian, Perangkingan dan Laporan. IV2

21 Gambar.2 DFD Level Masingmasing proses pada data flow diagram dapat dijelaskan sebagai berikut : IV2

22 . Proses Login Proses ini merupakan proses utama dari penggunaan sistem, entitas dari proses ini adalah admin dan pemohon. Proses ini menghasilkan data yaitu tabel pengguna. 2. Proses Data Master Proses ini merupakan proses pengolahan data master seperti data persyaratan, konten, nilai_ideal, bobot_gap. Pengolahan data dilakukan oleh admin dan data yang dihasilkan akan diterima oleh pemohon seperti data persyaratan, konten.. Proses Pengajuan Proses pengajuan ini merupakan proses penginputan data pemohon yang kemudian akan nilai_gap_pemohon, nilai_total_pemohon. menghasilkan data nilai_bobot_pemohon, Proses pengajuan nilai_fuzzy_pemohon, nilai_cf_sf_pemohon, ini dalam prosesnya membutuhkan data nilai_ideal untuk menghasilkan nilai_gap_pemohon, dan data bobot_gap untuk menghasilkan nilai_bobot_gap_pemohon.. Proses Perangkingan Proses perangkingan ini merupakan proses pengaturan untuk menghasilkan rangking dari pemohon beasiswa, data yang dibutuhkan dari proses ini adalah data pemohon, dan data nilai_total_pemohon.. Proses Laporan Proses ini merupakan proses pembuatan laporan penerima basiswa dari sistem yang kemudian akan menhasilkan dokumen laporan perangkingan. Data yang dibutuhkan dari proses ini adalah data pengaturan rangking Entity Relationship Diagram (ERD) ERD dari sistem pendukung keputusan beasiswa ini terdiri dari beberapa entitas yaitu pemohon, nilai_fuzzy pemohon, nilai_gap pemohon, nilai_bobot pemohon, dan nilai_cf_sf pemohon dan nilai_total pemohon dan perangkingan. Gambaran ERD dapat lihat pada gambar. berikut ini. IV22

23 Gambar. Entity Relationship Diagram IV2

24 a. Keterangan ERD Tabel. Keterangan ERD No Entitas. Pemohon 2 Nilai_ideal Nilai_Fuzzy Pemohon Nilai_Gap Pemohon Bobot_Gap 6 Konten Atribut Id_Pemohon NIM Nama Alamat Jenis_Kelamin Penghasilan Orang Tua Jumlah Tanggungan Orang Tua Jumlah Saudara Kuliah Biaya Semester Semester IPK Id_kriteria Ideal status_keluarga Ideal penghasilan orang tua Ideal tanggungan orang tua Ideal saudara kuliah Ideal biaya semester Semester IPK Id_Pemohon Fuzzy Penghasilan Orang Tua Fuzzy Tanggungan Orang Tua Fuzzy Jumlah Saudara Kuliah Fuzzy Biaya Semester Fuzzy Semester Fuzzy IPK Id_Pemohon Gap Penghasilan Orang Tua Gap Tanggungan Orang Tua Gap Jumlah Saudara Kuliah Gap Biaya Semester Gap Semester Gap IPK Selisih Bobot Keterangan Id_konten Judul Konten keterangan Primery Key Foreign key Id_Pemohon Id_kriteria Id_Pemohon Id_Pemohon Id_konten IV2

25 No Entitas 7 Persyaratan 8 Pengguna 9 Nilai_Bobot _Pemohon Nilai_CF_SF Pemohon Nilai_Total Pemohon 2 Pengaturan Rangking Atribut id_syarat syarat keterangan username password level no.berkas Id_Pemohon Bobot Penghasilan Orang Tua Bobot Tanggungan Orang Tua Bobot Jumlah Saudara Kuliah Bobot Biaya Semester Bobot Semester Bobot IPK Id_Pemohon CF_Aspek_Keluarga SF_Aspek_Keluarga CF_Aspek_Akademik SF_Aspek_Akademik Id_Pemohon Nilai_Total Nilai_aspek_keluarga Nilai_aspek_akademik Id_rangking Tahun_rangking Jumlah_ranking Dana_D Dana_S Ket_Tampilkan Primery Key Foreign key Id_syarat username Id_Pemohon Id_Pemoh on Id_Pemoh on Id_rangking.2.. Conceptual Data Model Conceptual data model atau model konsep data merupakan konsep yang berkaitan dengan pandangan pengguna terhadap data yang disimpan dalam basis data. gambaran conceptual data model dapat dilihat pada gambar. berikut ini. IV2

26 Gambar. Conceptual Data Model.2.. Physical Data Model Physical data model merupakan model data fisik yang sangat dekat dengan implementasi basis data dari sebuah sistem. Pada model data fisik keterhubungan hanya terlihat dari keterangan forent key dan primary key dari dua bua tabel yang berhubungan. Gambar dari Physical Data Model dapat dilihat pada gambar. berikut ini. IV26

27 Gambar. Physical Data Model.2.. Perancangan Tabel a. Tabel Pengguna Tabel pengguna terdiri dari beberapa field (kolom) yang diantaranya adalah username, password level dan nomor berkas sedangkan kunci utamanya adalah pada kolom username. Tabel.2 Pengguna Coloumn Name Type Length Primary Key Username Varchar Password Varchar IV27

28 Coloumn Name Type Length Primary Key Level Varchar No.Berkas Integer b. Tabel Persyaratan Tabel persyaratan terdiri dari beberap field (kolom) yang diantaranya adalah id_syarat, syarat, dan keterangan sedangkan kunci utamanya adalah pada kolom id_syarat. Tabel. Persyaratan Coloumn Name Type Length Primary Key Id_syarat Integer syarat Varchar keterangan Varchar c. Tabel Konten Tabel persyaratan terdiri dari beberap field (kolom) yang diantaranya adalah id_syarat, syarat, dan keterangan sedangkan kunci utamanya adalah pada kolom id_syarat. Tabel. Konten Coloumn Name Type Length Primary Key Id_konten Integer Judul Varchar 2 konten Varchar 2 keterangan Varchar 2 d. Tabel Pemohon Tabel pemohon terdiri dari beberap field (kolom) yang diantaranya adalah NIM, No_pendaftaran, nama, jenis_kelamin, alamat, status keluarga, penghasilan orang tua, jumlah tanggungan orang tua, jumlah saudara_kuliah, biaya_semester, semester dan IPK, sedangkan kunci utamanya adalah Id_pemohon. IV28

29 Tabel. Pemohon Coloumn Name Type Length Primary Key NIM Varchar Id_pemohon Integer Nama Varchar 2 Jenis Kelamin Varchar Alamat Varchar Status Keluarga Integer Penghasilan Orang Tua Integer Jumlah Tanggungan Orang Integer Tua Jumlah Saudara Kuliah Integer Biaya Semester Integer Semester Integer IPK e. Tabel Nilai_Fuzzy_Pemohon Tabel pengguna terdiri dari beberap field (kolom) yang diantaranya adalah id_pemohon, fuzzy_penghasilan_keluarga, fuzzy_status_keluarga, fuzzy_jumlah_tanggungan_orang_tua, fuzzy_jumlah_saudara_kuliah, fuzzy_biaya_semester, fuzzy_semester, fuzzy_ipk, sedangkan foreign keynya adalah pada kolom id_pemohon. Tabel.6 Nilai Fuzzy_pemohon Coloumn Name Type Length Foreign Key Id_Pemohon Integer Fuzzy Status Keluarga Fuzzy penghasilan Orang Tua Orang Fuzzy Tanggungan Tua Fuzzy jumlah saudara kuliah IV29

30 Coloumn Name Type Length Foreign Key Fuzzy biaya semester Fuzzy semester Fuzzy IPK f. Tabel Nilai Ideal Tabel nilai_ideal terdiri dari beberap field (kolom) yang diantaranya adalah ideal_status_keluarga, ideal_penghasilan_orang tua, ideal_tanggungan_orang tua, ideal_jumlah_saudara kuliah, ideal_biaya semester, ideal_semester, ideal_ipk, kunci utamanya adalah id_kriteria. Tabel.7 Nilai_Ideal Coloumn Name Type Length Primary Key Id_kriteria Integer Ideal Status Keluarga Ideal penghasilan Orang Tua Ideal Tanggungan Orang Tua Ideal jumlah saudara kuliah Ideal biaya semester Ideal semester Ideal IPK g. Tabel Nilai_Gap_Pemohon Tabel nilai_gap_pemohon terdiri dari beberap field (kolom) yang diantaranya adalah id_pemohon, gap_status_keluarga, gap_penghasilan orang tua, gap_jumlah_tanggungan_orang_tua, gap _jumlah_saudara kuliah, gap _biaya_semester, gap _semester, gap _IPK, sedangkan foreign keynya adalah pada kolom id_pemohon. IV

31 Tabel.8 Nilai_Gap_Pemohon Coloumn Name Type Length Foreign Key Id_Pemohon Integer Gap Status Keluarga Gap penghasilan Orang Tua Gap Tanggungan Orang Tua Gap jumlah saudara kuliah Gap biaya semester Gap semester Gap IPK h. Tabel Bobot_Gap Tabel nilai_bobot_pemohon terdiri dari beberap field (kolom) yang diantaranya adalah selisih, bobot dan kolom keterangan, sedangkan kunci utamanya adalah selisih. Tabel.9 Bobot_Gap Coloumn Name Type Length Primary Key Selisih Bobot Keterangan varchar i. Tabel Nilai_Bobot_Pemohon Tabel nilai_bobot_pemohon terdiri dari beberap field (kolom) yang diantaranya adalah id_pemohon, bobot_status_keluarga, bobot penghasilan_orang_tua, bobot_jumlah_tanggungan_orang_tua, bobot kuliah, _jumlahsaudara bobot_biaya_semester, bobot_semester, bobot _IPK, sedangkan forent keynya adalah pada kolom id_pemohon. IV

32 Tabel.2 Nilai_Bobot_Pemohon Coloumn Name Type Length Foreign Key Id_Pemohon Integer Bobot Status Keluarga Bobot penghasilan Orang Tua Bobot Tanggungan Orang Tua Bobot jumlah saudara kuliah Bobot biaya semester Bobot semester Bobot IPK j. Tabel Nilai_CF_SF_Pemohon Tabel nilai_cf_sf_pemohon terdiri dari beberap field (kolom) yang diantaranya adalah id_pemohon, CF_aspek_keluarga, SF_aspek_keluarga, CF_aspek_akademik, SF_aspek_akademik sedangkan forent keynya adalah pada kolom id_pemohon. Tabel.2 Nilai_CF_SF_Pemohon Coloumn Name Type Length Foreign key Id_Pemohon Integer CF_Aspek_Keluarga SF_Aspek_Keluarga CF_Aspek_Akademik SF_Aspek_Akademik k. Tabel Nilai_Total_Pemohon Tabel nilai_total_pemohon terdiri dari beberap field (kolom) yang diantaranya adalah id_pemohon, nilai_aspek_keluarga, IV2

33 nilai_aspek_akademik dan nilai_total, sedangkan foreign keynya adalah pada kolom id_pemohon. Tabel.22 Nilai_Total_Pemohon Coloumn Name Type Length Foreign Key Id_Pemohon Integer Nilai_aspek_keluarga Nilai_aspek_akademik Nilai_Total l. Tabel Pengaturan Rangking Tabel perangkingan terdiri dari beberap field (kolom) yang diantaranya adalah id_rangking, tahun_rangking, jumlah_rangking, dana_d, dana_s dan ket_tampilkan, sedangkan kunci utamanya adalah pada kolom id_rangking. Tabel.2 Pengaturan Rangking Coloumn Name Type Length Primary Key Id_Rangking Integer Tahun_Rangking Varchar Jumlah_Rangking Varchar Dana_D Varchar Dana_S Varchar Ket_Tampilkan Varchar.2. Subsistem Antar Muka Pengguna (Interface) Pada bagian subsistem antar muka pengguna ini menjelaskan bagaimana tampilan dirancang secara fungsionalnya. Adapun antar muka pengguna tersebut terdiri dari bagianbagian seperti berikut ini. IV

34 .2.. Struktur Menu Berikut ini merupakan gambar sturktur menu Sistem Pendukung Keputusan Beasiswa Gubernur Riau. Sistem terdiri dari beberapa menu dan terbagi menjadi 2 jenis menu. a. Menu Pemohon Pada menu pemohon terdapat menu utama yaitu menu persyaratan, menu pengajuan, dan menu perangkingan seperti yang terlihat pada gambar.6 berikut ini. Gambar.6 Menu Pemohon b. Menu Admin Pada menu admin terdapat menu utama dan beberapa submenu yaitu menu pengguna, menu data master (persyaratan, konten, nilai_ideal, bobot gap), menu pengajuan (pemohon), menu perangkingan, dan menu laporan seperti yang terlihat pada gambar.7 berikut ini. Gambar.7 Menu Admin IV

35 .2..2 Perancangan User Interface Perancangan antar muka sistem bertujuan untuk mengembangkan sistem yang akan dibuat kedalam bentuk tampilan yang lebih nyata. a. Halaman Utama Menu utama dari halaman ini berisi menumenu seperti Beranda, Persyaratan Beasiswa, Menu Alur Pengajuan dan Login. Gambar.8 Halaman Utama b. Halaman Login Pada halaman login ini merupakan halaman untuk menginputkan data login untuk masuk ke sistem baik itu sebagai pemohon ataupun sebagai admin inputan yang dimasukkan adalah berupa data username dan password. IV

36 Gambar.9 Halaman Login c. Halaman Utama Pemohon Halaman utama pemohon ini merupakan halaman pengguna yang berhasil login dengan level sebagai pemohon. Adapun menu utama dari halaman ini adalah menu beranda, persyaratan beasiswa, pengajuan beasiswa, pengumuman beasiswa dan logout. Gambar.2 Halaman Utama Pemohon IV6

37 d. Halaman Pengajuan Halaman pengajuan beasiswa ini merupakan halaman untuk pendaftaran beasiswa sebagai pemohon. Dalam halaman terdiri dari beberapa form pendaftaran seperti form data diri, form data keluarga dan form data akademik. Gambaran tentang form tersebut dapat dilihat pada gambar.2 sampai.2. Gambar.2 Halaman Pengajuan Data Pribadi Gambar.22 Halaman Pengajuan Data Keluarga IV7

38 Gambar.2 Halaman Pengajuan Data Akademik e. Halaman Utama Admin Halaman utama admin ini merupakan halaman pengguna yang berhasil login dengan level sebagai admin. Adapun menu utama dari halaman ini adalah menu data master, data pengajuan, perangkingan, laporan pengumuman beasiswa dan logout. Gambar.2 Halaman Admin IV8

39 .2.. Pseudocode Fuzzy Kriteria. Algoritma Fuzzy Status Keluarga (K) Gambaran pseudo code pada fuzzy status keluarga dapat dilihat pada gambar.2.. Procedure fuzzy_status_keluarga(var x:double; var y:double; var fuzzy:double); 2. begin. IF x = Yatim Piatu then. fuzzy := ;. Else 6. IF x = Yatim Atau Piatu 7. y := ; 8. fuzzy := round ((y)/(2), ); 9. Else. fuzzy := ;. end; Gambar.2 Pseudocode Fuzzy Kriteria Status Keluarga Penjelasan dari algoritma fuzzy status keluarga adalah sebagai berikut : Tabel.2 Penjelasan Pseudocode Fuzzy Kriteria Status Keluarga Baris Keterangan Pendeklarasian prosedur dan variable (x : kriteria, y: nilai kriteria, fuzzy: nilai fuzzy ) Mulai pendeksripsian Jika x merupakan yatim piatu Maka fuzzy bernilai jika tidak Jika x merupakan yatim atau piatu Maka y (nilai kriterianya) adalah Dan fuzzy merupakan round (pembulatan) angka dibelakang koma dari (y) / (2) Jika tidak Maka fuzzy bernilai Selesai (akhir algoritma). 2. Algoritma Fuzzy Penghasilan Orang Tua (K2) Gambaran pseudo code pada fuzzy penghasilan orang tua dapat dilihat pada gambar.26. IV9

40 Procedure fuzzy_penghasilan_orang_tua(var x:double; var fuzzy:double); begin IF x > then fuzzy := ; Else fuzzy := round ((x)/(), ); end; Gambar.26 Pseudocode Fuzzy Kriteria Penghasilan Orang Tua Penjelasan dari algoritma fuzzy status keluarga adalah sebagai berikut : Tabel.2 Penjelasan Pseudocode Fuzzy Kriteria Penghasilan Orang Tua Baris Keterangan Pendeklarasian prosedur dan variable (x : nilai kriteria, fuzzy: nilai fuzzy ) 2 Mulai pendeksripsian Jika x lebih besar dari (lima juta) Maka fuzzy bernilai jika tidak 6 fuzzy merupakan round (pembulatan) angka dibelakang koma dari ( x) / ( ) 7 Selesai (akhir algoritma).. Algoritma Fuzzy Jumlah Tanggungan Orang Tua (K ) Gambaran pseudo code pada fuzzy Jumlah tanggungan orang tua dapat dilihat pada gambar Procedure fuzzy_jumlah_tanggungan(var x:double; var fuzzy:double); begin IF x > then fuzzy := ; Else fuzzy := round ((x ) / ( ), ); end; Gambar.27 Pseudocode Fuzzy Kriteria Jumlah Tanggungan Orang Tua Penjelasan dari algoritma fuzzy tanggungan orang tua adalah sebagai berikut : Tabel.26 Penjelasan Pseudocode Fuzzy Kriteria Tanggungan Orang Tua Baris Keterangan Pendeklarasian prosedur dan variable (x : nilai kriteria, fuzzy: nilai fuzzy ) 2 Mulai pendeksripsian Jika x lebih besar dari (lima) Maka fuzzy bernilai IV

41 Baris Keterangan jika tidak 6 fuzzy merupakan round (pembulatan) angka dibelakang koma dari (x ) / ( ) 7 Selesai (akhir algoritma).. Algoritma Fuzzy Jumlah Saudara Kuliah Dan Belum Menikah (K) Gambaran pseudo code pada fuzzy Jumlah saudara kuliah dan belum menikah dapat dilihat pada gambar Procedure fuzzy_jumlah_saudarakuliah(var x:double; var fuzzy:double); begin IF x > then fuzzy := ; Else fuzzy := round ((x ) / ( ), ); end; Gambar.28 Pseudocode Fuzzy Kriteria Jumlah Saudara Kuliah Penjelasan dari algoritma fuzzy jumlah tanggungan orang tua adalah sebagai berikut : Tabel.27 Penjelasan Pseudocode Fuzzy Jumlah Saudara Kulia Dan Belum Menikah Baris Keterangan Pendeklarasian prosedur dan variable (x : nilai kriteria, fuzzy: nilai fuzzy ) 2 Mulai pendeksripsian Jika x lebih besar dari (lima) Maka fuzzy bernilai jika tidak 6 fuzzy merupakan round (pembulatan) angka dibelakang koma dari (x ) / ( ) 7 Selesai (akhir algoritma).. Algoritma Fuzzy Biaya Semester (K6) Gambaran pseudo code pada fuzzy biaya semester dapat dilihat pada gambar.29. IV

42 Procedure fuzzy_biaya_semester(var x:double; var fuzzy:double); begin IF x > then fuzzy := ; Else fuzzy := round ((x 8) / ( 8), ); end; Gambar.29 Pseudocode Fuzzy Kriteria Biaya Semester Penjelasan dari algoritma fuzzy biaya semester adalah sebagai berikut : Tabel.28 Penjelasan Pseudocode Fuzzy Kriteria Biaya Semester Baris Keterangan Pendeklarasian prosedur dan variable (x : nilai kriteria, fuzzy: nilai fuzzy ) 2 Mulai pendeksripsian Jika x lebih besar dari (tiga juta) Maka fuzzy bernilai jika tidak 6 fuzzy merupakan round (pembulatan) angka dibelakang koma dari (x 8) / ( 8) 7 Selesai (akhir algoritma). 6. Algoritma Fuzzy Semester (K7) Gambaran pseudo code pada fuzzy semester dapat dilihat pada gambar Procedure fuzzy_semester(var x:double; var fuzzy:double); begin IF x > 8 then fuzzy := ; Else fuzzy := round ((x ) / (8 ), ); end; Gambar. Pseudocode Fuzzy Semester Penjelasan dari algoritma fuzzy semester adalah sebagai berikut : Tabel.29 Penjelasan Pseudocode Fuzzy Kriteria Semester Baris Keterangan Pendeklarasian prosedur dan variable (x : nilai kriteria, fuzzy: nilai fuzzy) 2 Mulai pendeksripsian Jika x lebih besar dari 8 (delapan) Maka fuzzy bernilai Jika tidak IV2

43 Baris Keterangan 6 fuzzy merupakan round (pembulatan) angka dibelakang koma dari (x ) / (8 ) 7 Selesai (akhir algoritma). 7. Algoritma Fuzzy IPK (K8) Gambaran pseudo code pada fuzzy Indeks Prestasi Kumulatif dapat dilihat pada gambar... Procedure fuzzy_ipk(var x:double; var fuzzy:double); 2. begin. IF x > then. fuzzy := ;. Else 6. fuzzy := round ((x ) / ( ), ); 7. end; Gambar. Pseudocode Fuzzy Semester Penjelasan dari algoritma fuzzy IPK adalah sebagai berikut : Tabel. Penjelasan Pseudocode Fuzzy Kriteria IPK Baris Keterangan Pendeklarasian prosedur dan variable (x : nilai kriteria, fuzzy: nilai fuzzy ) 2 Mulai pendeksripsian Jika x lebih besar dari (Empat) Maka fuzzy bernilai jika tidak 6 fuzzy merupakan round (pembulatan) angka dibelakang koma dari (x ) / ( ) 7 Selesai (akhir algoritma). IV

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab metodologi penelitian ini menguraikan tahapan-tahapan yang dilakukan pada proses penelitian agar sesuai dan berjalan dengan baik sehingga akan mencapai tujuan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PERANCANGAN APLIKASI. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian sebagai berikut

BAB III METODE DAN PERANCANGAN APLIKASI. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian sebagai berikut BAB III METODE DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian sebagai berikut 1. Studi Literatur Studi literatur merupakan tahapan dimana peneliti melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui 3 tahap, yaitu : secara singkat tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. 1. Tahap Analisis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1 Uraian Hasil Metode Gabungan AHP dan TOPSIS Dalam penyelesaian permasalahan dengan metode AHP dan TOPSIS ada beberapa langkah-langkah pemecahannya, yaitu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. vii. DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. vii. DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah... DAFTAR ISI Halaman ABSTRAKSI. KATA PENGANTAR... iv v DAFTAR ISI.. vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR. xii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Batasan Masalah...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI v. ABSTRACT.. i ABSTRAK ii KATA PENGANTAR. iii. DAFTAR SIMBOL. viii DAFTAR TABEL. x DAFTAR GAMBAR. xii DAFTAR LAMPIRAN.

DAFTAR ISI v. ABSTRACT.. i ABSTRAK ii KATA PENGANTAR. iii. DAFTAR SIMBOL. viii DAFTAR TABEL. x DAFTAR GAMBAR. xii DAFTAR LAMPIRAN. DAFTAR ISI ABSTRACT.. i ABSTRAK ii KATA PENGANTAR. iii DAFTAR ISI v DAFTAR SIMBOL. viii DAFTAR TABEL. x DAFTAR GAMBAR. xii DAFTAR LAMPIRAN. xiv BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. I -

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN 4.1 Analisa Sistem Analisa merupakan tahap pemahaman terhadap suatu persoalan sebelum mengambil suatu tindakan atau keputusan. Membangun sebuah sistem perlu melalui tahap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System) adalah sistem informasi berbasis komputer yang dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Pada perancangan sistem pendukung keputusan, analisis memegang peranan yang penting dalam membuat rincian sistem baru. Analisis perangkat lunak merupakan langkah pemahaman

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Sistem Perancangan sistem merupakan tahap lanjutan dari analisis sistem, dimana pada perancangan sistem digambarkan rancangan sistem yang akan dibangun sebelum

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 51 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan LKMS BMT El-Hafiz adalah suatu lembaga keuangan yang berbentuk syariah. Perkembangan usaha KMS BMT El-Hafiz ini kebanyakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Banyaknya jenis beras yang berasal dari varietas padi unggulan membuat konsumen bisa memilih jenis, sifat dan mutu beras sesuai yang di kehendaki

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis masalah merupakan tahap pertama dalam tahapan analisis yang bertujuan untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Dari hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan oleh penulis, proses penentuan kelayakan pemberian kredit UMK masih kurang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Pada perancangan sistem pendukung keputusan, analisis memegang peranan yang penting dalam membuat rincian sistem baru. Analisis perangkat lunak merupakan langkah pemahaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penulisan dan penyusunan dalam laporan ini, metode tersebut adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. penulisan dan penyusunan dalam laporan ini, metode tersebut adalah : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Terdapat beberapa metode yang umum digunakan untuk mempermudah penulisan dan penyusunan dalam laporan ini, metode tersebut adalah : 1. Observasi (Observation)

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Prosedur Perancangan sistem merupakan suatu kegiatan pengembangan prosedur dan proses yang sedang berjalan untuk menghasilkan suatu sistem yang baru, atau memperbaharui

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Kepala Sekolah Dasar. Menggunakan Metode Profile Matching. Tugas Akhir

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Kepala Sekolah Dasar. Menggunakan Metode Profile Matching. Tugas Akhir Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Kepala Sekolah Dasar Menggunakan Metode Profile Matching Tugas Akhir Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata 1 Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan dalam memperoleh berbagai data untuk diproses menjadi informasi yang lebih akurat sesuai permasalahan yang akan diteliti.

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING SEBAGAI ALTERNATIF PENENTUAN DOSEN FAVORIT PILIHAN MAHASISWA

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING SEBAGAI ALTERNATIF PENENTUAN DOSEN FAVORIT PILIHAN MAHASISWA PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING SEBAGAI ALTERNATIF PENENTUAN DOSEN FAVORIT PILIHAN MAHASISWA [1] Himawan Eka Sanjaya, [2] Abdi Pandu Kusuma, [3] Filda Febrinita

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian digunakan dalam memperoleh berbagai data untuk diproses menjadi informasi yang lebih akurat sesuai permasalahan yang akan diteliti. Metodologi penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Berdasarkan metodologi penelitian dan perancangan sistem sebelumnya dalam penelitian ini menghasilkan suatu Sistem Pengambilan Keputusan mengunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab metodologi penelitian ini berisi tahapan-tahapan yang akan dilakukan selama pelaksanaan penelitian tugas akhir ini berlangsung dengan menyajikan diagram alur dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN 4.1. Analisa Sistem Analisa merupakan tahap pemahaman terhadap suatu persoalan sebelum mengambil suatu tindakan atau keputusan. Ini merupakan tahap yang paling penting karena

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Sistem Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Metodologi penelitian pada Tugas Akhir dengan judul rancang bangun sistem analisis dan simulasi pengaruh nilai akademik SMA terhadap IPK mencakup beberapa hal yaitu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah KPR merupakan solusi bagi masyarakat untuk dapat membeli rumah dengan harga yang murah. Namun untuk mendapatkan persetujuan permohonan KPR ini,

Lebih terperinci

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN Berdasarkan hasil survey yang dilakukan saat Kerja Praktik di Rush Kurir, secara garis besar permasalahan pada Rush Kurir adalah kurangnya informasi jasa pengiriman dan report

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM REKOMENDASI JURUSAN BERDASARKAN POTENSI SISWA MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING

PERANCANGAN SISTEM REKOMENDASI JURUSAN BERDASARKAN POTENSI SISWA MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING PERANCANGAN SISTEM REKOMENDASI JURUSAN BERDASARKAN POTENSI SISWA MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING Intan Nur Farida 1), Rina Firliana 2) 1) Teknik Informatika Universitas Nusantara PGRI Kediri 2) Sistem

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Analisis sistem adalah langkah pertama untuk membuat suatu sistem baru. Langkah awal yang dilakukan adalah dengan melakukan wawancara, tujuannya untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang lama dengan sistem yang baru. Analisa sistem ini berisi dan System Flow,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang lama dengan sistem yang baru. Analisa sistem ini berisi dan System Flow, 4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Sistem Analisis sistem ini digunakan untuk melihat proses-proses sistem baru yang akan dibuat. Dari analisa sistem ini juga bisa melihat perbedaan antara sistem

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Pada saat penulis melakukan penelitian pada SMK Swasta Yapim Indrapura. Adapun penulis mengamati ada beberapa kelemahan dari sistem yang ada di

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN SISWA PENERIMA BEASISWA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN SISWA PENERIMA BEASISWA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN SISWA PENERIMA BEASISWA Oleh Jumadi mas.ajum@gmail.com Abastrak Beasiswa adalah pemberian berupa bantuan keuangan yang diberikan kepada perorangan yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. Sistem yang dikembangkan dalam penelitian ini dikhususkan untuk desktop

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. Sistem yang dikembangkan dalam penelitian ini dikhususkan untuk desktop 71 BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Rancangan Sistem 4.1.1 Rancangan Umum Tujuan dari desain sistem secara umum adalah untuk memberikan gambaran secara umum kepada user tentang system yang baru. 4.1.2 Kedudukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Analisa merupakan sebuah langkah atau proses untuk mendapatkan pemahaman dengan mengidentifikasi dan menjabarkan suatu permasalahan yang ada dan menentukan kebutuhankebutuhan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini dijelaskan tentang langkah langkah penerapan metode yang digunakan berdasarkan SDLC yang sesuai. Adapun hal hal yang akan dibahas, antara lain: analisa

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN 4.1 Perancangan Arsitektur Sistem Kebutuhan Perangkat Lunak Tabel 4.1

BAB IV PERANCANGAN 4.1 Perancangan Arsitektur Sistem Kebutuhan Perangkat Lunak Tabel 4.1 BAB IV PERANCANGAN 4.1 Perancangan Arsitektur Sistem Perancangan sistem untuk aplikasi pencarian resep masakan ini menggunakan UML. Unified Modelling Language(UML) adalah himpunan struktur dan teknik untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendefinisian Sistem Sistem pendukung keputusan seleksi penerimaan karyawan yang dibangun merupakan sistem yang mengolah proses penilaian karyawan sampai diputusakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. secara kolektif maupun secara mandiri dengan mendatangi Tempat Uji Kompetensi

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. secara kolektif maupun secara mandiri dengan mendatangi Tempat Uji Kompetensi BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. Analisis Sistem 3.1.1. Identifikasi Masalah Proses pelaksanaan uji kompetensi diawali melalui permohonan, baik secara kolektif maupun secara mandiri dengan mendatangi

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. mengembangkan solusi yang terbaik bagi permasalahan. perancangan sistem

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. mengembangkan solusi yang terbaik bagi permasalahan. perancangan sistem BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Sistem Perancangan sistem adalah strategi untuk memecahkan masalah dengan mengembangkan solusi yang terbaik bagi permasalahan. perancangan sistem adalah termasuk

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. berbeda dengan beberapa institusi pendidikan lain. Hal ini disebabkan karena

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. berbeda dengan beberapa institusi pendidikan lain. Hal ini disebabkan karena BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN SMA Kristen Kalam Kudus memiliki prosedur sistem yang sedikit berbeda dengan beberapa institusi pendidikan lain. Hal ini disebabkan karena sistem yang dijalankan masih tergolong

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Analisis sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Maskapai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Pada perancangan sistem pendukung keputusan, analisis merupakan peranan yang penting dalam membuat rincian sistem baru. Analisis perangkat lunak merupakan langkah pemahaman

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA BEASISWA KOPERTIS UNTUK MAHASISWA DENGAN METODE PROFILE MATCHING DI STMIK DCI KOTA TASIKMALAYA ABSTRAK

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA BEASISWA KOPERTIS UNTUK MAHASISWA DENGAN METODE PROFILE MATCHING DI STMIK DCI KOTA TASIKMALAYA ABSTRAK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA BEASISWA KOPERTIS UNTUK MAHASISWA DENGAN METODE PROFILE MATCHING DI STMIK DCI KOTA TASIKMALAYA H.Akik Hidayat 1, Tria Sugiarto 2 1) Prodi Informatika Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. harus menyerahkan data kompetensi siswa kepada pihak staff PSG untuk

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. harus menyerahkan data kompetensi siswa kepada pihak staff PSG untuk BAB IV PERANCANGAN SISTEM Aplikasi yang dibangun adalah Aplikasi Penjadwalan Pendidikan Sistem Ganda berbasis web di SMK Negeri 1 Cerme. Aplikasi pengolahan data ini diharapkan mampu memberikan kemudahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Analisa sistem sangat berperan penting dalam pembuatan sebuah sistem berbasis komputer guna terwujudnya sebuah sistem yang sesuai dengan yang dirancang. Analisa bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III METODE DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Komputer, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Bukit Jimbaran,

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III METODE DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian 1. Studi Literatur Mencari informasi atau referensi teori yang relevan baik mengenai sistem rekomendasi maupun metode TOPSIS sebagai sumber untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Pada pembuatan sebuah sistem berbasis komputer, analisa memegang peran yang sangat penting dalam membuat rincian sistem. Analisa perangkat lunak merupakan langkah pemahaman

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Dalam tahap pembuatan sistem pendukung keputusan rekomendasi pemilihan hotel, terlebih dahulu di lakukan analisa. Tahap analisa memiliki peran penting dalam proses pembuatan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN TOPIK TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING PADA STIE BANK BPD JATENG. Puspita Retno Purwasih

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN TOPIK TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING PADA STIE BANK BPD JATENG. Puspita Retno Purwasih SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN TOPIK TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING PADA STIE BANK BPD JATENG Puspita Retno Purwasih Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan alat Penelitian 3.1.1. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa data yang akan diambil basis data sistem informasi akademik (SiakadPol)

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Pada bab ini akan dibahas tentang analisis permasalahan, solusi permasalahan dan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Pada bab ini akan dibahas tentang analisis permasalahan, solusi permasalahan dan BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang analisis permasalahan, solusi permasalahan dan perancangan sistem dalam Rancang Bangun Aplikasi Cutting Stock Optimization Dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Analisa memegang peranan penting dalam membuat rincian sistem baru. Analisa merupakan langkah pemahaman permasalahan yang akan di pecahkan sebalum mengambil tindakan atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil program dan pembahasan dari Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Pemberian Pinjaman Kredit (Debitur) Pada

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Sesuai dengan topik yang diajukan penulis yaitu Aplikasi Rapor Siswa

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Sesuai dengan topik yang diajukan penulis yaitu Aplikasi Rapor Siswa BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN Sesuai dengan topik yang diajukan penulis yaitu Aplikasi Rapor Siswa berbasis Web pada SD Muhammadiyah 6 Gadung, maka penulis menganalisis bagaimana proses terjadinya pembuatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM III.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Dalam hal ini, seorang karyawan harus diberitahu tentang hasil pekerjaannya dalam arti baik, sedang atau kurang. Memberikan karyawan sebuah penghargaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Metodologi penelitian digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian agar hasil yang dicapai tidak menyimpang dari tujuan yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. Sistem yang dibangun adalah Sistem Informasi Penjadwalan kegiatan

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. Sistem yang dibangun adalah Sistem Informasi Penjadwalan kegiatan BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK Sistem yang dibangun adalah Sistem Informasi Penjadwalan kegiatan Kemahasiswaan STIKOM Surabaya. Studi kasus pada kerja praktik ini pada Kemahasiswaan STIKOM Surabaya. Tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelulusan. Hal ini menyebabkan rendahnya tingkat grade nilai yang dicapai oleh

BAB I PENDAHULUAN. kelulusan. Hal ini menyebabkan rendahnya tingkat grade nilai yang dicapai oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pemilihan jurusan oleh seorang calon mahasiswa bukanlah hal yang mudah dan dapat diremehkan, karena banyak hal yang harus dipertimbangkan seperti biaya, kemampuan diri,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM. tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke dalam sistem atau

PERANCANGAN SISTEM. tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke dalam sistem atau IV. PERANCANGAN SISTEM 4. Diagram Konteks (Context Diagram) Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi

Lebih terperinci

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN. UPT. Taman Budaya Jawa Timur, secara garis besar permasalahan pada

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN. UPT. Taman Budaya Jawa Timur, secara garis besar permasalahan pada BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN Berdasarkan hasil survey yang dilakukan saat Kerja Praktik di UPT. Taman Budaya Jawa Timur, secara garis besar permasalahan pada penyewaan gedung UPT. Taman Budaya Jawa Timur

Lebih terperinci

Jurnal Informasi Volume VII No.1 / Februari / 2015

Jurnal Informasi Volume VII No.1 / Februari / 2015 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA KOPERTIS DI FAKULTAS TEKNIK UNSUR CIANJUR MENGGUNAKAN FUZZY MADM DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) Ai Musrifah Ela Sopiyillah ABSTRAK Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Dan Perancangan Sistem

Bab 3. Metode Dan Perancangan Sistem Bab 3 Metode Dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Perancangan Sistem Pada bagian ini menjelaskan tentang bagaimana metode penelitian dalam perancangan sistem. Metode yang dipakai adalah metode PPDIOO. PPDIOO

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. saat ini sedang berjalan. Kelebihan dan kekurangan sistem tersebut dapat

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. saat ini sedang berjalan. Kelebihan dan kekurangan sistem tersebut dapat BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem memberikan gambaran tentang sistem yang diamati yang saat ini sedang berjalan. Kelebihan dan kekurangan sistem tersebut dapat

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE WEIGHTED PRODUCT DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU DI UPTD SMA NEGERI 1 GONDANG

IMPLEMENTASI METODE WEIGHTED PRODUCT DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU DI UPTD SMA NEGERI 1 GONDANG IMPLEMENTASI METODE WEIGHTED PRODUCT DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU DI UPTD SMA NEGERI 1 GONDANG Intan Nur Farida 1), Eka Mustikasari 2) 1), 2) Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

DESAIN DSS (DECISION SUPPORT SYSTEM) MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING UNTUK PENENTUAN PENERIMA BEASISWA DI POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

DESAIN DSS (DECISION SUPPORT SYSTEM) MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING UNTUK PENENTUAN PENERIMA BEASISWA DI POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA DESAIN DSS (DECISION SUPPORT SYSTEM) MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING UNTUK PENENTUAN PENERIMA BEASISWA DI POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA Muchamad Zainul Rohman Staf Pengajar Teknologi Informasi, Politeknik

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Setelah penulis melaksanakan penelitian di Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil, dan seperti yang telah diuraikan penulis pada bab sebelumnya

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. Berdasarkan data yang didapat, identifikasi masalah yang didapat adalah

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. Berdasarkan data yang didapat, identifikasi masalah yang didapat adalah BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK Berdasarkan data yang didapat, identifikasi masalah yang didapat adalah kesulitan dalam proses perekapitulasian ataupun pembuatan laporan secara periodik terhadap proses

Lebih terperinci

BAB III ANALISA KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM. a. Prosesor yang digunakan adalah Intel Pentium processor T4400 (2.2 GHz,

BAB III ANALISA KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM. a. Prosesor yang digunakan adalah Intel Pentium processor T4400 (2.2 GHz, BAB III ANALISA KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat a. Prosesor yang digunakan adalah Intel Pentium processor T4400 (2.2 GHz, 800 MHz FSB). b. Memori RAM yang digunakan 1 GB.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisis Sistem 3.1.1. Kebutuhan Non Fungsional Kebutuhan non fungsional adalah tipe kebutuhan yang berisi properti perilaku yang dimiliki oleh sistem, meliputi

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Deskripsi Masalah Pada tahapan ini permasalahan yang terjadi pada Posyandu Mawar ini adalah pemberian makanan tambahan pemulihan untuk balita kurang gizi usia 6 59 bulan yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis. Tahap analisis merupakan tahap pemahaman terhadap aplikasi yang dibuat. Pada tahap ini berisi hal-hal yang berhubungan dengan perangkat lunak yang digunakan,

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Berdasarkan hasil wawancara di perusahaan tersebut terdapat

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Berdasarkan hasil wawancara di perusahaan tersebut terdapat BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 4.1 Analisis Permasalahan Berdasarkan hasil wawancara di perusahaan tersebut terdapat berbagai masalah terkait proses penggajian karyawan. Berbagai masalah yang ada di perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Dalam membangun sistem yang akan dibuat ini, adapun tahapan yang akan dilakukan yaitu : 4.1 Analisa 4.1.1 Pengumpulan Data Sumber data utama yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN Berdasarkan hasil survey yang dilakukan saat Kerja Praktik di SMP YP 17 Surabaya, secara garis besar permasalahan pada sekolahan ini adalah proses masih berkaitan dengan prosedur

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 27 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Adapun analisa sistem yang sedang berjalan dalam saat ini adalah sebagai berikut : III.1.1. Input Adapun yang menjadi analisa

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Menggunakan Metode Profile Matching di Politeknik Negeri Malang.

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Menggunakan Metode Profile Matching di Politeknik Negeri Malang. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Berprestasi Menggunakan Metode Profile Matching di Politeknik Negeri Malang Anggi Surya Maulana 1, Yuri Ariyanto.,S.Kom.,M.Kom. 2, Ariadi Retno Tri Hayati Ririd S.Kom.,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Pada pembahasan ini merupakan analisa masalah dan menerangkan mengenai sistem yang akan dirancang, Dalam memproses budidaya penanaman tanaman Pohon

Lebih terperinci

SISTEM REKOMENDASI PENERIMAAN BEASISWA PRESTASI DAN MISKIN MENGGUNAKAN PROFILE MATCHING HALAMAN JUDUL

SISTEM REKOMENDASI PENERIMAAN BEASISWA PRESTASI DAN MISKIN MENGGUNAKAN PROFILE MATCHING HALAMAN JUDUL SISTEM REKOMENDASI PENERIMAAN BEASISWA PRESTASI DAN MISKIN MENGGUNAKAN PROFILE MATCHING HALAMAN JUDUL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Tahap identifikasi dan analisis dilakukan untuk memahami permasalahan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Tahap identifikasi dan analisis dilakukan untuk memahami permasalahan BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Identifikasi dan Analisis Sistem Tahap identifikasi dan analisis dilakukan untuk memahami permasalahan yang dibahas pada suatu instansi. Pada latar belakang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Tahap analisis dan perancangan sistem merupakan tahap yang menjabarkan dalam perencanaan sistem yang digunakan untuk membuat aplikasi penjadwalan proyek pada PT.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Uraian Permasalahan Identifikasi masalah yang ada di STIKES Yayasan Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya salah satunya adalah proses pembelajaran yang perlu dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Permasalahan Pada transaksi administrasi pendaftaran pasien di RSUD Dr.Soewandhie dilakukan setiap hari sesuai dengan banyaknya proses pelayanan pasien.

Lebih terperinci

baris data atau rekaman data

baris data atau rekaman data TAKARIR action state langkah-langkah dalam sebuah aktivitas clustering pengelompokan data dengan melakukan pengamatan, atau memperhatikan dan membentuk kelas objek-objek yang memiliki kemiripan data flow

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Tahapan awal pada pembuatan sebuah aplikasi adalah membuat analisis untuk aplikasi tersebut. Pada tahapan ini Penulis ingin menganalisa kebutuhan untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Masalah Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Akademi Sekretari ini dibentuk dari unsur pimpinan, dosen dan karyawan, dengan salah satu program kerja utamanya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Tujuan analisis sistem dalam pembangunan aplikasi sistem pendukung keputusan ini adalah untuk mendapatkan semua kebutuhan pengguna dan sistem,

Lebih terperinci

BAB 4 DESKRIPSI PEKERJAAN. tersebut kedalam laporan perilaku siswa selama 1 hari, 1 bulan, dan 1 tahun.

BAB 4 DESKRIPSI PEKERJAAN. tersebut kedalam laporan perilaku siswa selama 1 hari, 1 bulan, dan 1 tahun. 1 BAB 4 DESKRIPSI PEKERJAAN Dalam merancang, membangun dan mengimplementasikan aplikasi yang dibuat dengan aplikasi sistem informasi pencatatan perilaku siswa menjadi satu kesatuan yang utuh, maka terdapat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Pada analisis sistem ini akan dilakukan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam prosedur-prosedur yang saling berhubungan dengan maksud

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan sistematika tahapan yang dilaksanakan selama pembuatan penelitian tugas akhir. Secara garis besar metodologi penelitian tugas akhir ini dapat

Lebih terperinci

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN Kerja Praktik ini dilakukan selama 160 jam dengan pembagian waktu dalam satu minggu, 8 jam sebanyak 20 kali. Dalam kerja Praktik ini, diharuskan menemukan permasalahan yang ada,

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. 1. Admin memberikan blanko nilai kepada guru atau wali kelas. menginputkan data-data nilai siswa tersebut ke database.

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. 1. Admin memberikan blanko nilai kepada guru atau wali kelas. menginputkan data-data nilai siswa tersebut ke database. BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Proses 4.1.1 Prosedur Usulan Pendataan Nilai Siswa Pada prosedur usulan mengenai pendataan nilai siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Tanjungpinang, maka

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. keputusan atau tindakan dalam menyelesaikan masalah tersebut.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. keputusan atau tindakan dalam menyelesaikan masalah tersebut. JSON BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis terhadap suatu sistem merupakan suatu langkah penting dalam pemahaman permasalahan yang ada, sebelum dilakukannya pengambilan keputusan atau tindakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dengan tahapan SDLC, maka tahapan-tahapan yang dilakukan adalah :

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dengan tahapan SDLC, maka tahapan-tahapan yang dilakukan adalah : BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Pada bab ini menjelaskan terkait analisis dan perancangan sistem. Sesuai dengan tahapan SDLC, maka tahapan-tahapan yang dilakukan adalah : 1.

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. yang stabil dan mudah dikembangkan di masa mendatang. Perancangan yang

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. yang stabil dan mudah dikembangkan di masa mendatang. Perancangan yang BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Flowmap Usulan Penilaian Karyawan Proses perancangan diperlukan untuk menghasilkan suatu rancangan sistem yang baik, karena dengan adanya rancangan yang tepat akan menghasilkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Masalah Penyeleksian siswa baru dari suatu lembaga pendidikan sangat mempengaruhi banyak aspek penentu keberhasilan belajar dari lembaga pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Definisi Masalah, Penyelidikan Awal, dan Studi Kelayakan 4.1.1. Definisi Masalah Proses pengolahan data report IP/IPK Mahasiswa berdasarkan asal sekolah PMDK-PNpada bagian

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. Perancangan ini dibuat untuk ditunjukkan kepada user, programmer, atau ahli

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. Perancangan ini dibuat untuk ditunjukkan kepada user, programmer, atau ahli BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan ini dibuat untuk

Lebih terperinci