MODIFIKASI STRUKTUR PADA PROYEK MALL DAN APARTEMEN SEASONS CITY MENGGUNAKAN VALUE ENGINEERING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODIFIKASI STRUKTUR PADA PROYEK MALL DAN APARTEMEN SEASONS CITY MENGGUNAKAN VALUE ENGINEERING"

Transkripsi

1 MODIFIKASI STRUKTUR PADA PROYEK MALL DAN APARTEMEN SEASONS CITY MENGGUNAKAN VALUE ENGINEERING Abstrak Pembangunan Mall dan Apartemen Seasons City dibangun sejak awal tahun Dengan kondisi yang serba terbatas dengan tingkat kebutuhan yang ingin dicapai, maka diperlukan optimasi dan efektifitas pendanaan dalam proyek ini. Metode Value Engineering dipilih karena memiliki kelebihan dalam pendekatan secara sistematis dan kemudian mendapatkan keseimbangan fungsi antar biaya, kehandalan dan kinerja proyek dan hasil yang diperoleh dengan beaya yang terbatas namun masih dapat memenuhi fungsinya tanpa menghilangkan nilainilai kualitas.pada tugas akhir ini, penulis menggunakan metode Value Engineering hanya pada pekerjaan struktur dinding eksterior, dinding partisi dan plat lantai dikarenakan item pekerjaan tersebut yang berpengaruh besar terhadap beban struktur pada bangunan. Dari hasil rekaya nilai pada struktur dinding dan plat lantai dalam proyek ini didapatkan hasil bahwa alternatif yang digunakan adalah alternatif penggunaan dinding precast dan plat lantai beton ringan. Dari penggantian desain tersebut menghasilkan ukuran kolom yang lebih ringan. Sehingga beban reaksi yang terjadi pada pondasi juga berkurang sebesar 11,5% dan didapatkan penghematan biaya sebesar 10,16% dari desain awal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan ibukota Indonesia yang terkenal dengan kepadatan penduduknya. Dengan jumlah penduduk yang mencapai jiwa pada tahun 2010 dan hanya memiliki luas wilayah 661,52 km 2 tentu dapat dibayangkan bagaimana kepadatan yang terjadi di Jakarta. Salah satu cara untuk mengatasi kepadatan penduduk yang terjadi di Jakarta, yaitu dengan menyediakan rumah bertingkat maupun apartemen agar warga Jakarta sendiri mendapatkan tempat yang layak untuk tinggal. Pada masyarakat ekonomi menengah ke bawah pilihan rumah bertingkat bisa menjadi solusi, sedangkan untuk masyarakat dengan ekonomi menengah ke atas apartemen tentu menjadi pilihan untuk mengatasi keterbatasan lahan untuk tinggal di Jakarta. Pembangunan Mall dan Apartemen Seasons City dibangun sejak awal tahun Dengan luas area m 2 dan luas bangunan m 2 proyek ini menghabiskan total biaya kurang lebih 1,2 Trilyun rupiah. Metode Value Engineering dipilih karena memiliki kelebihan dalam pendekatan secara sistematis dan kemudian mendapatkan keseimbangan fungsi antar biaya, kehandalan dan kinerja proyek dan hasil yang diperoleh dengan beaya yang terbatas namun masih dapat memenuhi fungsinya tanpa menghilangkan nilai-nilai kualitas. Pada tugas akhir ini, penulis menggunakan metode Value Engineering hanya pada pekerjaan struktur dinding eksterior, dinding partisi dan plat lantai dikarenakan item pekerjaan tersebut yang berpengaruh besar terhadap beban struktur pada bangunan. Proyek Seasons City menggunakan dinding bata ringan untuk dinding eksterior maupun partisi sedangkan untuk plat lantai menggunakan beton cor biasa. Pada tugas akhir ini, penulis mengganti material yang digunakan pada item pekerjaan tersebut dengan dinding precast dan penggunaan beton ringan. 1.1 Permasalahan Penelitian Dengan penjelasan dari latar belakang di atas, maka Tugas Akhir ini diambil permasalahan sebagai berikut : Alternatif terbaik apa dapat diterapkan pada proyek pembangunan Mall dan Apartemen Seasons City Jakarta? 1.2 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah : Mendapatkan alternatif terbaik yang bisa diterapkan pada proyek pembangunan Mall dan Apartemen Seasons City Jakarta 1.3 Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah

2 Di dalam penerapan identifikasi, analisis dan pengelolaaan tentunya akan cukup luas dan kompleks. Untuk itu diperlukan pembatasan agar penulisan bisa terarah dan sistematis yang mencakup hal sebagai berikut : 1. Obyek yang menjadi analisa adalah Apartemen Seasons City Tower A, Jakarta. 2. Desain yang dianalisa didapat dari desain perencana. 3. Tidak meninjau pekerjaan mekanikal maupun elektrikal. 4. Penerapan rekayasa nilai dianggap pada tahap desain 5. Produk bata ringan dan beton ringan digunakan merk Hebel. 6. Harga satuan material, upah dan sewa peralatan disesuaikan pada HSPK Kota Surabaya. 7. Value Engineering dilakukan dengan memodifikasi sistem struktur/komponen struktur 1.4 Manfaat Penelitian Dalam penyusunan Tugas Akhir ini diharapkan mampu mendapatkan beberapa manfaat, yaitu : 1. Dapat menyediakan alternatif-alternatif bagi pembangunan proyek. 2. Dapat menjadi referensi bagi penelitian sejenis selanjutnya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Keterbatasan sumber daya baik dari segi dana, tenaga kerja, sarana maupun prasarana sering menjadi ilham untuk mewujudkan kreatifitas dan inspirasi bagi seseorang untuk menghadapi tantangan tersebut. Dengan kondisi seperti inilah ide optimasi Rekayasa Nilai mulai diperkenalkan kemudian berkembang dengan pesat. 2.2 Pengertian Rekayasa Nilai Untuk menghindari kesalahpahaman antara tim rekayasa nilai, maka diperlukan adanya kesepahaman mengenai arti, maksud dan tujuan dari rekayasa nilai agar diperoleh hasil kerja rekayasa nilai yang optimum dan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan prinsip dan metode yang tepat. Pengertian selengkapnya mengenai rekayasa nilai adalah sebagai berikut (Zimmerman, 1982): 1. A Multidisciplined Team Approach ( Pendekatan tim multi disiplin ) Teknik penghematan beaya produksi yang melibatkan para ahli yang berpengalaman dibidang masing-masing dan tergabung dalam satu tim konsultan rekayasa nilai. 2. A Proven Management Technique ( Teknik manajemen yang teruji ) Teknik penghematan beaya yang telah terbukti teruji dan terjamin mampu menghasilkan berbagai produk yang bermutu dengan beaya rendah. 3. An Oriented System ( Sistem yang terarah ) Rekaya nilai digunakan untuk mengidentifikasi dan menghilangkan beayabeaya yang tidak diperlukan dengan langkah-langkah yang tersusun rapi terarah dalam rencana kerja rekayasa nilai. 4. An Oriented Function ( Fungsi yang terarah ) Rekayasa nilai berorientasi pada fungsifungsi yang diperlukan pada setiap item pekerjaan maupun sistem yang ditinjau untuk menghasilkan nilai produk yang diinginkan. 5. Life Cycle Cost Oriented ( Berorientasi pada biaya daur hidup ) Rekayasa nilai berorientasi pada beaya total yang diperlukan selama proses produksi serta optimasi pengoperasian segala fasilitas pendukungnya yang dimanifestasikan dalam bentuk analisa beaya daur hidup dalam salah satu bagian analisanya dalam rencana kerja rekayasa nilai. Pengertian rekayasa nilai yang lebih jauh dan dalam bentuk yang lain yaitu (Zimmerman,1982): 1. A Cost Cutting Process (pemotongan beaya) Rekaya nilai bukan proses penghematan beaya dengan mengurangi beaya satuan,

3 mutu, kehandalan dan penampilan dari produk yang dihasilkan 2. A Design Review (peninjauan kembali desain) Rekayasa nilai bukan mencari kesalahan dalam perencanaan sebelumnya atau mengulangi perhitungan yang telah dilakukan oleh pihak perencana. 3. A Requirement Done All Design (keharusan mengerjakan semua desain) 4. Dalam arti bukan menjadi keharusan setiap perencana untuk melaksakan semua desain yang ada karena keterbatasan waktu dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan perbandingan dengan alternatif lain yang kurang dikuasai. 5. Quality Control (Pengendalian mutu) Rekayasa nilai lebih dari sebuah pengendalian mutu. 2.3 Penyebab Timbulnya Beaya yang Tidak Diinginkan Keterbatasan sumber daya baik berupa dana, material maupun tenaga kerja sering kali menjadi kendala dalam kelangsungan sebuah proyek. Hal tersebut dapat dilihat dengan timbulnya beaya yang tidak diinginkan (Unnecesary Cost) atau nilai kurang (Poor Value). Faktor-faktor yang menjadi penyebab tersebut adalah (Zimmerman,1982) : 1. Lack of Time (Keterbatasan Waktu) Keterbatasan waktu yang tersedia dalam suatu proses perencanaan demi tercapainya batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya sering mengakibatkan tidak tercapainya optimalisasi hasil perbandingan beaya untuk mencapai nilai yang diinginkan. 2. Lack of Information (Kekurangan Informasi) Informasi mengenai produk-produk baru yang demikian pesat perkembangannya karena kemajuan Iptek tidaklah mungkin diketahui semuanya oleh tim analisa rekaya nilai. Selain itu sulit untuk dapat menerima produk tersebut sebelum dapat dibuktikan kehandalannya. 3. Lack of Idea (Kekurangan Ide) Keterbatasan kemampuan seseorang dalam menguasai beberapa bidang sekaligus menjadikan suatu kendala dalam menghadapi suatu permasalahan. Sehingga dibutuhkan kombinasi beberapa spesialis. Hal ini menjadi jauh lebih ideal daripada hanya dilakukan oleh beberapa ahli umum yang menangani semua bidang. 4. Keadaan sementara yang menjadi permanen Suatu keputusan tidak selamanya dapat diambil dalam kondisi yang ideal. Seringkali diambil dalam tekanan waktu dan keadaan. Keputusan tersebut bersifat spekulatif karena biasanya didasarkan pada asumsi tertentu dan kriteria yang terlalu tinggi. Namun karena didasarkan pada alasanalasan tertentu tersebut, seringkali keputusan sementara yang telah dilaksanakan pada akhirnya diputuskan menjadi keputusan tetap. Hal ini dapat mengakibatkan keadaan yang tidak direncanakan sebelumnya menjadi permanen sehingga menimbulkan beaya tambahan. 5. Misconception (Salah Konsep) Kesalahan pada konsep yang dilakukan pada awal pekerjaan memberikan dampak yang berlanjut pada pelaksanaan pekerjaan berikutnya. Hal ini menyebabkan membengkaknya beaya untuk perbaikan. Pengalaman kadangkala memberikan kontribusi terhadap kesalahan konsep secara mendasar karena tidak semua pengalaman pekerjaan dapat diterapkan mentah-mentah pada pekerjaan-pekerjaan berikutnya. 6. Attitude (Sikap) Sikap atau pandangan yang keliru terhadap pekerjaan yang sedang dilakukan dan tidak memperhatikan adanya usulan dari pihak lain, meskipun dengan tujuan yang baik dapat mengakibatkan kerugian secara material yang tidak terduga.

4 7. Lack of Fee (Kekurangan Beaya Pelaksanaan) Terbatasnya anggaran beaya yang tersedia berpengaruh terhadap mutu dan hasil pekerjaan. Jalan pintas yang diambil menurut dana yang tersedia seringkali menambah beaya yang tidak diperlukan. 8. Politics (Politik) Kestabilan politik dalam suatu wilayah negara berpengaruh terhadap suatu proyek. Pekerjaan tidak mungkin dilakukan dengan sempurna bila dilakukan ditengah-tengah kestabilan politik yang terganggu. Hal ini dapat mengakibatkan tertundanya pekerjaan sehingga anggaran beaya membengkak. 9. Habitual Thinking (Kebiasaan) Kebiasaan yang dilakukan dalam melakukan suatu pekerjaan menyebabkan seringnya pekerjaan yang sama terus menerus dialkukan pada permasalahan yang berbeda sehingga mengakibatkan risiko terhadap hasil akhir suatu pekerjaan. 10. Reluctante to Seek Advice (Enggan mendapatkan saran) Hal ini terkait dengan watak seseorang. Keyakinan yang berlebihan terhadap pendapatnya sendiri tanpa mempertimbangkan saran dari pihak lain adalah berbahaya. 11. Poor Human Relation (Hubungan yang kurang baik) Hubungan yang kurang baik antara personil intern dan ekstern diluar tim membuat keputusan yang diambil menjadi berbedabeda dan berbenturan, sehingga seringkali membebani anggaran yang telah ditentukan Adanya keterbatasan sumber daya tersebut mendorong diadakannya langkah-langkah antisipatif yang bertujuan menjaga kelangsungan proyek atau produk yang bisa berupa penerapan program efisiensi penggunaan dana, pinjaman dana dari pihak lain dan sebagainya. Penerapan rekayasa nilai sebagai salah satu alternatif program efisiensi penggunaan dana pada beberapa tahun terakhir ini meningkat dengan cukup pesat. Hal-hal yang menyebabkan peningkatan penerapan rekaya nilai diantaranya (Zimmerman,1982): 1. Meningkatnya beaya konsturksi dari tahun ke tahun. 2. Kurangnya dana atau beaya dalam melaksanakan pembangunan. 3. Suku bunga perbankan yang cukup tinggi terhadap dana-dana yang dipergunakan 4. Inflasi yang terus meningkat setiap tahun 5. Kemajuan teknologi yang sangat pesat sehingga menyebabkan hasil perencanaan dan metode yang diapakai jauh tertinggal dengan scientific progress. 6. Kurang selarasnya komunikasi dan hubungan antara pemilik proyek yang menentukan keperluan-keperluannya dengan pihak perencana yang menerapkan keperluan-keperluan tersebut ke dalam bentuk spesifikasi dan gambar-gambar dua dimensi sehingga menyebabkan beaya yang kurang perlu. 7. Peningkatan beaya konstruksi yang masih bisa diatasi dengan mengambil keuntungan dari kemajuan teknologi dalam material dan metode konstruksi kemudian menggunakan kemampuan kreatif pada setiap perencana. 8. Pencapaian fungsi utama yang diperlukan dengan beaya seminimal mungkin dan masih mendapatkan fasilitas yang diperlukan. Ini adalah usaha dari rekaya nilai melalui pendekatan secara sistematis dan terorganisasi. 2.4 Waktu Penerapan Rekayasa Nilai Secara umum ada enam tahapan dasar yang memberikan sumbangan dalam realisasi suatu proyek mulai dari suatu gagasan hingga menjadi suatu kenyataaan yang dikenal dengan daur hidup proyek konstruksi atau The Life Cycle of Construction Project, yaitu : 1. Concept and Feasibility Studies (Konsep dan Studi Kelayakan)

5 2. Development (Pengembangan) 3. Design (Perencanaan) 4. Construction (Konstruksi) 5. Operation and Maintenance (Operasi dan Pemeliharaan) 6. Perbaikan Setiap tahap berhubungan satu sama lain, besarnya waktu dalam prosentase yang dibutuhkan masing-masing tahap bergantung pada jenis proyek yang dikerjakan. Secara teoritis, program rekayasa nilai dapat diaplikasikan pada setiap tahap sepanjang waktu berlangsungnya life time projek, dari awal hingga selesainya pelaksanaan konstruksi, bahkan sampai pada tahap penggantian (Donald, dkk, 1992). Walaupun program rekayasa nilai dapat diterapkan sepanjang waktu berlangsungnya proyek, tetapi akan lebih efektif bila program rekayasa nilai sudah diaplikasikan pada saat tertentu dalam tahap perencanaan untuk menghasilkan penghematan potensial yang sebesar-besarnya. Secara umum untuk mendapatkan penghematan potensial maksimum, penerapan rekayasa nilai harus dimulai sejak dini pada tahap konsep dan secara berkelanjutan sehingga selesainya perencanaan. Semakin lama saat menerapkan program rekayasa nilai potensi penghematan akan semakin kecil. Sedangkan beaya yang diperlukan untuk mengadakan perubahan akibat adanya rekayasa nilai semakin besar. Pada suatu saat potensi penghematan dan beaya perubahan akan mencapai titik impas (break even point), yang berarti tidak ada penghematan yang dapat dicapai. 2.5 Rencana Kerja Rekayasa Nilai Dalam rangka optimasi beaya, rekayasa nilai mempunya langkah-langkah dan prosedur yang diterapkan secara sistematis dari awal analisa hingga mendapatkan hasil akhir yang dapat dipertanggungjawabkan. Sistematika tersebut terdiri dari tahap-tahap yang saling berhubungan satu sama lain yang menjelaskan proses nanlisa secara jelas dan terpadu. Tahaptahap analisa tersebut dikenal sebagai Rencana Kerja Rekayasa Nilai. Mengenai tahap-tahap analisa dalam rencana kerja rekayasa nilai, terdapat beberapa pendapat yang pada dasarnya sama dan saling melengkapi. Ada beberapa pendapat mengenai tahap-tahap rencana kerja rekayasa nilai yang merupakan perbandingan rencana kerja rekaya nilai menurut beberapa ahli. Rekayasa nilai berisi empat tahap yaitu (Alphonse, 1975) : 1. Tahap Informasi Melakukan Identifikasi secara lengkap atas sistem struktur bangunan dan sistem pelaksanaan konstruksi, identifikasi fungsi dan estimasi beaya yang mendasar pada fungsi pokok. 2. Tahap Kreatif Menggali gagasan alternatif sistem struktur maupun pelaksanaan sebanyak-banyaknya dalam memenuhi fungsi pokok. 3. Tahap Analisa Melakukan analisa terhadap gagasangagasan alternatif yang meliputi : analisa keuntungan-kerugian, analisa life cycle cost, dan analisa pembobotan kriteria dalam analisa pemilihan alternatif untuk mendapatkan alternatif yang paling potensial. 4. Tahap Rekomendasi Mempersiapkan rekomendasi tertulis dari alternatif akhir yang dipilih dengan pertimbangan kemungkinan pelaksanaan secara teknis dan ekonomis Tahap Informasi Merupakan tahap awal dari rencana kerja rekayasa nilai, bertujuan untuk mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan item yang akan distudi. Informasi berupa data-data proyek secara umum, gambar perencanaan maupun data-data tentang item pekerjaan sangat diperlukan. Dengan menggunakan data-data tersebut, tahapan dalam rencana kerja rekayasa nilai dapat dilakukan. Prinsip dasar yang dilakukan pada tahap informasi adalah cost model dan analisa fungsi Cost Model Untuk menentukan item pekerjaan berbiaya tinggi diperlukan Cost Model yang dibuat berdasarkan informasi analisa biaya yang telat

6 didapatkan pada saat pengumpulan data. Ada beberapa bentuk Cost Model, yaitu : 1. Berdasarkan Hukum Distribusi Pareto Berdasarkan hukum distibusi Pareto, dapat diketahui bahwa 80% dari beaya total secara normal terjadi pada 20% item pekerjaan. Diagram distribusi Pareto disajikan pada gambar 2.2 Gambar 2.1 Hukum distribusi Pareto (sumber: Indonesian Concultacy Development Project, 1985) 2. Matrix Cost Model Matrix Cost memisahkan komponen konstruksi proyek dan mendistribusikan komponenkomponen tersebut ke dalam berbagai elemen dan sistem dari proyek. 3. Breakdown Cost Model Breakdown Cost Model memecahkan sistem dari elemen tertinggi sampai elemen terendah, dengan mencantumkan beaya untuk tiap elemen dan melukikskan distribusi pengeluaran. Selain beaya nyata, yaitu beaya dari hasil desain yang sudah ada, dicantumkan juga nilai manfaat (worth), yang merupakan hasil estimasi tim rekayasa nilai berupa beaya terendah untuk memenuhi fungsi dasar Analisa Fungsi Untuk mendapatkan suatu nilai tertentu dapat dilakukan dengan Analisa Fungsi yang merupakan suatu pendekatan. Dalam hal ini, fungsi merupakan karakteristik produk atau proyek yang membuat produk/proyek dapat bekerja atau dijual. Pendekatan fungsi di dalam rekayasa nilai adalah apa yang memisahkannya dari teknik reduksi beaya yang lain. Fungsi dapat dibedakan atas: 1. Fungsi dasar, yaitu fungsi utama yang berisis tujuan atau prosedur dan harus dipenuhi. 2. Fungsi sekunder, yaitu fungsi pendukung yang tidak melaksanakan kerja yang sebenarnya tetapi mungkin dibutuhkan. Analisa fungsi dilakukan dengan tujuan mengklasifikasikan fungsi-fungsi utama (basic function) maupun fungsi-fungsi penunjang (secondary function). Selain itu juga untuk mendapatkan perbandingan antara beaya dengan nilai manfaat yang dibutuhkan untuk menghasilkan fungsi tersebut. Definisi fungsi dilakukan melalui penggunaan dua kata, kata kerja (verb) dan kata benda (noun). Cara ini memberikan keuntungan sebagai berikut: 1. Menghindari penggabungan fungsifungsi dan pendefinisian lebih dari satu fungsi sederhana, karena dengan hanya menggunakan dua kata kita dipaksa untuk memecah masalah ke dalam elemen-elemen yang sederhana 2. Membantu untuk mencapai tingkat pengertian yang paling mendalam dari hal-hal yang spesifik. Jika hanya dua kata yang digunakan, kemungkinan terjadinya kesalahan dalam komunikasi yang salah pengertian dikurangi hingga tingkat yang paling minimum. 3. Membatasi timbulnya perluasan arti, sebab jika kita tidak bisa mendefinisikan suatu fungsi dalam dua kata maka kita tak cukup mempunya informasi tentang masalah tersebut atau pendefinisian masalah menjadi terlalu luas. Setelah menentukan perbandingan antara cost (beaya yang dibayar untuk item pekerjaan tertentu) dan cost (beaya minimal untuk item pekerjaan tetapi fungsi tetap harus dipenuhi) Tahap Kreatif Pada tahapan ini, anggota tim rekayasa nilai harus berpikir lebih dalam dari apa yang biasanya dilakukan. Ide-ide datang baik dari hasil kerja dalam tahap informasi maupun

7 pemikiran anggota dan kelompok. Tahap ini tidak dapat dimulai sampai masalah dipahami sepenuhnya. Semakin banyak anggota tim yang berpartisipasi akan semakin banyak gagasan yang muncul yang kemudian dicatat dalam tabel tahap kreatif. Upaya berpikir kreatif setiap anggota dalam kelompok akan merangsang anggota lainnya dalam menemukan ide atau gagasan dalam kelompok tersebut. Pertanyaan yang diajukan oleh salah satu anggota kelompok dapat membangkitkan gagasan bagi anggota kelompok lainnya Tahap Analisa Ide atau gagasan yang didapat pada tahap kreatif diteliti lebih lanjut pada tahap analisa. Menurut serangkaian analisa yang dilakukan atas setiap alternatif yang dihasilkan tersebut bertujuan untuk (Donald,1992) : 1. Mengevaluasi, mengkritik dan menguji alternatif yang dihasilkan dalam setiap tahap kreatif. 2. Memperkirakan beaya yang diperlukan untuk setiap alternatif. 3. Menentukan satu gagasan yang memiliki penghematan beaya terbesar namun dengan penampilan, mutu dan keandalan terjamin. Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam tahap analisa ini. Tahapan-tahapan tersebut antara lain : 1. Analisa Keuntungan dan Kerugian 2. Analisa Beaya Daur Hidup Proyek 3. Analisa Pemeliharaan Alternatif Analisa Keuntungan dan Kerugian Pada analisa ini, ide atau gagasan yang dipeoleh dicatat keuntungan dan kerugiannya, kemudian diberi bobot nilai sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Dalam memberikan bobot nilai harus dilakukan dengan seobyektif mungkin. Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam menyaring ide. Kriteria tersebut antara lain : 1. Keuntungan dalam segi beaya 2. Pemenuhan fungsinya 3. Keandalan gagasan 4. Pengaruh terhadap jadwal proyek 5. Beaya redesain 6. Kelebihan gagasan dibandingkan desain awal 7. Estetika Semua keuntungan dan kerugian setiap ide kreatif dicatat, kemudian diberi peringkat untuk masing-masing alternatif. Semakin tinggi rating maka semakin baik Analisa Beaya Daur Hidup Proyek Analisa beaya daur hidup diklasifikasikan menjadi enam tahapan yaitu: 1. Tahap konsepsi dan studi kelayakan 2. Tahap rekayasa dan desain 3. Pengadaan 4. Konstruksi 5. Memulai dan penerapan 6. Pengoperasian atau penggunaan Perhitungan beaya yang tepat merupakan salah satu persyaratan yang paling penting dalam mengukur keberhasilan dari suatu program rekayasa nilai. Dari sudut pandang kontraktor, sebagian besar perkiraan beaya digunakan dalam bidang konstruksi. Sedangkan dari sudut pandang owner, harus memperhitungkan modal, operasi yang akan datang serta beaya maintenance bila ingin mencapai nilai maksimum dari suatu investasi keseluruhan yang minimum (Donald, 1992). Prinsip-prinsip ekonomi yang dipakai dalam beaya daur hidup (life cycle cost) yaitu: 1. Present Cost (beaya sekarang) 2. Future Cost (beaya dikemudian hari) 3. Annual Cost (beaya yang dikeluarkan pertahun) dengan menggunakan discounting formula (formula diskonto). Jenis-jenis yang termasuk beaya daur hidup adalah : 1. Beaya investasi 2. Beaya kepemilikan/pembebasan tanah 3. Beaya rekayasa (perencana, desain dan pengawasan) 4. Beaya perubahan desain 5. Beaya administrasi 6. Beaya penggantian 7. Nilai sisa 8. Beaya operasional: 1. Gaji Staff

8 2. Listrik 3. Perbaikan dan servis 9. Beaya pemeliharaan: 1. Pemeliharaan preventif 2. Kebersihan 10. Beaya beban bunga (cost of money) yang dibebankan selama proyek. Secara garis besar beaya daur hidup adalah beaya total dari kepemilikan dan pengoperasian fasilitas, menggambarkan beaya sekarang dan beaya yang akan datang selama masa hidup proyek (Kelly, 1993) Analisa Pemilihan Alternatif Analisa pemilihan alternatif merupakan analisa terakhir yang dilakukan dalam rangkaian rencana kerja rekayasa nilai, dimana alternatifalternatif dinilai dan dipilih satu yang terbaik. Pada awalnya kriteria yang digunakan untuk penilaian diber bobot dengan menggunakan pembobotan kriteria metode zero one. Beaya bukanlah satu-satunya parameter pemilihan alternatif. Kriteria maupun parameter lain seperti beaya redesain, waktu implementasi, performansi, keselamatan, estetika dan sebagainya harus diperhatikan. Setelah melakukan pembobotan kriteria dan pemberian nilai ide atau gagasan untuk masing-masing faktor, maka dipilih satu alternatif terbaik yang mempunyai nilai terbesar dari perkalian antara bobot dengan nilai. Ide terbaik inilah yang akan dipilih sebagai alternatif usulan dalam tahap rekomendasi Tahap Rekomendasi Tahap rekomendasi adalah tahap terakhir dari rencana kerja rekayasa nilai. Ide atau gagasan yang terpilih diajukan pada tahap rekomendasi yang kemudian diteruskan secara tertulis kepada pihak pemilik proyek atas alternatif terpilih tersebut baik dari segi teknis maupun ekonomisnya (Alphonse, 1975). Dalam mengajukan usulan, dipertimbangkan segala sesuatu yang mungkin diperlukan untuk mendukung pelaksanaan alternatif tersebut, seperti bagaimana pengadaannya, pengangkutannya, pengerjaannya di lapangan, apa saja fasilitas penunjang dan masalah yang akan timbul di lapangan serta cara penyelesaiannya. Penyampaian harus dilakukan dengan baik dan meyakinkan dan disajikan sejelas mungkin dengan memakai sketsa dari item yang terpilih. (Donald,1992). 2.6 Sistem Beton dan Bata Ringan Sistem beton dan bata ringan ditemukan pada akhir abad 19 dan dikembangan kembali oleh Joseph Hebel pada tahun Hingga sekarang, beton dan bata ringan Hebel mempunyai jenis produk terlengkap. Beton dan bata ringan sendiri adalah merupakan beton aerasi atau biasa disebut Autoclaved Aerated Concrete (AAC) yang terbuat dari campuran semen, pasir silica, kapur dan bahan pengembang. Beton dan bata ringan Hebel memiliki berat jenis sepertiga dari berat jenis bahan material konvensional yang telah ada sebelumnya. (hebel.co.id) Berikut adalah keuntungan penggunaan produk Hebel: 1. Mempunyai ukuran yang akurat karena hasil produksi pabrik 2. Ringan, karena mempunyai berat jenis material rata-rata sebesar sepertiga dari beton bertulang maupun bata merah 3. Cepat dan mudah dalam pengerjaan 4. Mempunyai insulasi suara dan panas yang lebih baik 5. Lebih tahan dari kebakaran 6. Mempunyai spesifikasi yang jelas 7. Disediakan tim teknik yang bertugas untuk melatih dan mengawasi tukang-tukang dalam mengerjakan produk hebel 2.7 Pembebanan Terdapat dua jenis pembebanan yang terjadi pada gedung, pembebanan yang pertama adalah Beban Gravitasi sedangkan yang kedua adalah Beban Gempa Beban Gravitasi Beban-beban yang bekerja pada struktur bangunan atas seperti tabel 2.2 dibawah berikut. Tabel 2.2 Jenis Pembebanan Gravitasi

9 Gambar 2.3 Peta Wilayah Gempa Indonesia Beban Gempa Untuk pembebanan akibat gempa, direncanakan sebagai berikut: 1. Simulasi arah pembebanan Gempa Rencana, dianggap efektif 100% pada arah tegak utama dan 30% pada arah tegak lurus arah utama pembebanan secara bersamaan. 2. Untuk struktur gedung dengan tinggi lebih besar sama dengan 40 m, struktur gedung tersebut sebaiknya ditentukan melalui analisis respons dinamis yang dikelaskan dalam SNI Pasal Dalam tugas akhir ini gedung direncanakan akan dibangun di Jakarta. Maka analisa respon spektrum gempa rencananya berdasarkan zona gempa III. Gambar 2.2 Respon Spektrum Gempa Rencana (SNI ) Kombinasi Pembebanan Kombinasi pembebanan didasarkan pada SNI tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung pada Pasal 11.2, yaitu: 1. 1,4 D 2. 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R ) 3. 1,2 D + 1,0 1,6 W + 0,5 (A atau R ) 4. 0,9 D 1,6 W 5. 1,2 D + 1,0 L 1,0 E 6. 0,9 D 1,0 E Dimana : U = Beban Ultimate D = Beban Mati L = Beban Hidup W = Beban Angin E = Beban Gempa A = Beban Atap R = Beban Hujan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Konsep Penelitian Dalam melakukan evaluasi rekayasa nilai terhadap item pekerjaan, ditinjau menerapkan sistematika yang cukup rapi dari awal analisis hingga akhir. Hal ini dapat memudahkan kerja dan analisis untuk mendapatkan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan. Sistematika yang dilakukan disusun dalam tahapan-tahapan yang saling berhubungan dan masing-masing dapat menjelaskan secara cepat dan terpadu. Tahapan-tahapan analisis tersebut dikenal sebagai Rencana Kerja Rekayasa Nilai (Value Engineering Job Plan) 3.2 Langkah Penelitian Langkah-langkah penelitian dimulai dengan menyusun latar belakang dari proposal tugas akhir. Tahap selanjutnya adalah menyusun permasalahan yang nantinya akan diselesaikan. Dalam proposal tugas akhir ini secara garis besar permasalahan adalah pada item pekerjaan yang

10 perlu dilakukan rekayasa nilai pada proyek Seasons City Mall dan Apartemen. Proses selanjutnya adalah pengumpulan data yang berguna untuk menunjang pengerjaan Tugas Akhir. Setelah data-data yang diperlukan terkumpul maka dapat dilanjutkan pada tahap Rencana Kerja Rekayasa Nilai. Secara garis besar sistematika penelitian dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Penyusunan Latar Belakang Proyek 2. Perumusan Permasalahan 3. Pengumpulan Data yang meliputi: 1. Data Perencanaan Proyek 2. Data Sekunder 3. Studi Literatur 4. Tahap Informasi yang meliputi: 1. Membuat bagan beaya proyek 2. Melakukan Analisis Fungsi pada item pekerjaan dinding dan plat lantai, dari hasil analisa fungsi ini didapatkan angka Cost/Worth. Pada tugas akhir ini penulis ingin mengganti material yang digunakan pada item pekerjaan dinding dan plat lantai proyek tersebut. 5. Tahap Kreatif Pengumpulan ide atau gagasan sebanyak mungkin dengan jalan brainstorming dengan pihak-pihak terkait. Pada tahap kreatif ini, ide-ide yang muncul harus sesuai dengan batasan-batasan yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena pada Tugas Akhir ini penulis ingin menerapkan Value Engineering pada struktur bangunan proyek, maka penulis juga mempertimbangkan efek penggantian material dari bahan bangunan terhadap beban keseluruhan gedung. Maka dari itu setelah mendapatkan alternatif, dilakukan analisa struktur menggunakan program bantu SAP dengan memperhitungkan ketentuan-ketentuan untuk pembebanan gedung tinggi. 6. Tahap Analisa Menganalisa ide atau gagasan yang telah didapat dalam tahap kreatif. Adapun jenis analisa yang dilakukan adalah: 1. Analisa Keuntungan dan Kerugian Pada proses analisa keuntungan dan kerugian, terdapat parameterparameter yang menjadi dasar penilaian. Parameter tersebut tersaji pada tabel 3.1 berikut Tabel 3.1 Parameter Analisa Keuntungan Kerugian No Parameter Kriteria Nilai Sangat murah 8 a Biaya Murah 6 Mahal 4 Sangat mahal 2 Sangat cepat 8 b Waktu pelaksanaan Cepat 6 Lambat 4 Sangat lambat 2 Sangat mudah 8 c Teknik pelaksanaan Mudah 6 Sukar 4 Sangat sukar 2 Sangat mudah 8 d Tingkat perawatan Mudah 6 Sukar 4 Sangat sukar 2 2. Analisa Beaya Daur Hidup Proyek Untuk analisa beaya daur hidup direncanakan umur bangunan 25 tahun dengan asumsi bunga 12% dan inflasi diabaikan. Tabel 3.2 menunjukkan format pengisian untuk Beaya Daur Hidup Tabel 3.2 Analisa Life Cycle Cost 3. Analisa Pemilihan Alternatif Pada tahap ini, terbagi menjadi tiga tahap. Yang pertama yaitu penentuan pembobotan kriteria dengan metode zero-one. Berikut adalah tabel yang menunjukkan pembobotan kriteria Tabel 3.3 Pembobotan Kriteria Setelah dilakukan pembobotan kriteria, maka dilakukan analisa penilaian alternatif. Berikut adalah tabel analisa penilaian alternatif Tabel 3.4 Bobot dan Parameter Penguji Setiap Kriteria

11 7. Tahap Rekomendasi Tahap rekomendasi berisi usulan atas hasil yang dicapai dalam analisa-analisa sebelumnya. Isi dari rekomendasi adalah deskripsi desain awal, desain usulan dan besarnya penghematan. Langkah-langkah tersebut disajikan pada gambar 3.1 berikut Latar Belakang Proyek Permasalahan : Alternatif apa yang paling baik yang diterapkan pada proyek pembangunan Mall dan Apartemen Seasons City Jakarta? Data Perencanaan Proyek Analisa Keuntungan dan Kerugian Gambar 3.1 Pengumpulan Data Data Sekunder Tahap Informasi Tahap Kreatif Tahap Analisa Analisa Beaya Daur H idup Tahap Rekomendasi K esim pulan Studi Literatur Analisa Pemilihan A lternatif Bagan Alir Penelitian 3.3 Data Penelitian Data merupakan materi yang sangat penting dalam suatu penelitian. Demikian juga dalam penelitian ini. Data-data yang diperoleh, kemudian dipelajari dan selanjutnya diolah sesuai dengan tujuan dari penelitian yang dilakukan Jenis dan Sumber Data Penelitian ini disusun berdasarkan datadata proyek dan data-data penunjang lain yang diperoleh dari berbagai macam sumber. Di bawah ini akan diuraikan jenis dan sumber dari data yang digunakan. Tabel 3.5 Jenis dan Sumber Data No Jenis Data Sumber Data Rencana Anggaran Biaya Desain Perencanaan Daftar Harga Material 4 Literatur PT. ADHI KARYA PT. HAERTE WIDYA KONSULTAN PT. ADHI KARYA Perpustakaan dan Ruang Baca ITS Teknik Memperoleh Data Dalam mendapatkan suatu data yang akan digunakan dalam suatu penelitian dibutuhkan teknik tersendiri, adapun teknik memperoleh data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Pengumpulan data-data proyek pembangunan Mall dan Apartemen Seasons City dari pihak perencana dan atau pelaksana proyek. Data-data yang diperoleh dengan cara ini antara lain: data RAB (Rencana Anggaran Biaya) dan Daftar Harga Material. Sedangkan untuk data desain perencanaan bisa didapat dari konsultan perencana. 2. Pelaksanaan observasi yang berupa pengamatan langsung pada proyek dengan cara wawancara langsung dengan pihak pelaksana proyek. 3. Pelaksanaan penelusuran harga material dari jurnal, brosur dan informasi yang didapatkan melalui internet. 4. Pelaksanaan studi kepustakaan dengan mempelajari buku literatur serta jurnal yang berhubungan dengan penelitian. 3.4 Analisis Data Pada tahap analisis ini metode yang digunakan adalah Rencana kerja rekayasa nilai menurut Alphonse J. Dell Isola (1975) yang meliputi Tahap Informasi, Tahap Kreatif, Tahap Analisa dan Tahap Rekomendasi/Usulan Item Alternatif Terbaik

12 Struktur Bangunan Atas Dalam pemilihan item alternatif terbaik, dilakukan beberapa proses yaitu : 1. Analisa Keuntungan dan Kerugian Langkah-langkah dalam analisa keuntungan kerugian : 1. Menetapkan keuntungan dari alternatif desain 2. Menetapkan kerugian dari alternatif desain 3. Menyusun ranking alternatif desain dengan nilai terbesar yang terbaik berdasarkan evaluasi terhadap keuntungan dan kerugian 2. Analisa Beaya Daur Hidup Langkah-langkah dalam analisa beaya daur hidup : 1. Menyusun seluruh kebutuhan beaya yang relevan dari seluruh alternatif desain yang terpilih 2. Menghitung beaya dengan prinsip time value of money 3. Analisa Pemilihan Alternatif menggunakan langkah-langkah dalam analisa pemilihan Alternatif : 1. Menetapkan faktor/kriteria evaluasi dan bobot. 2. Memberikan penilaian setiap alternatif berdasarkan kriteria. 3. Menyusun ranking dari setiap alternatif berdasarkan hasil penilaian. Mengajukan rekomendasi alternatif desain. BAB IV PENERAPAN REKAYASA NILAI 4.1 Umum Penelitan tugas akhir ini merupakan penelitian berupa rekayasa nilai pada sebuah proyek, Obyek studi yang digunakan adalah pembangunan Mall dan Apartemen Season City Jakarta. Pada penelitian ini, metode yang digunakan mengikuti teknik-teknik dalam rekayasa nilai. Dalam hal ini, rencana kerja rekayasa nilai menurut Alphonse J. Dell Isola (1975) yang meliputi Tahap Informasi, Tahap Kreatif, Tahap Analisa dan Tahap Rekomendasi. 4.2 Tahap Informasi Tahap informasi merupakan tahap awal rekaya nilai. Pada tahap ini bertujuan untuk mendapatkan informasi umum tentang suatu sistem atau proyek, memperoleh pentabulasian data yang berkenaan dengan item pekerjaan, menentukan item pekerjaan studi, mendapatkan item pekerjaan yang akan diproses pada tahap selanjutnya. Secara umum tahap informasi dalam studi ini berisi penjelasan-penjelasan tentang pemilihan item pekerjaan dan analisa fungsi terhadap item pekerjaan yang terpilih Bagan Biaya Pada gambar 4.1 adalah gambar breakdown cost model proyek yang menjelaskan pemecahan biaya (cost) item pekerjaan proyek secara berurutan. Dimulai dari item pekerjaan yang memiliki biaya tertinggi sampai dengan terendah. Persiapan, Prasarana dan Penunjang Rp ,38 Rp ,44 Shearwall Rp ,75 Struktur Balok Rp ,55 Kolom Rp ,19 Plat Lantai Rp ,69 Struktur Lift Rp ,85 Dinding Bata Partisi Rp ,76 Pekerjaan Struktur Rp ,68 Struktur Tangga Rp ,80 Struktur Atap Rp ,70 Tangga Utama Rp ,63 Tangga Darurat Rp ,58 Tangga Atap Darurat Rp ,89 Proyek Rp ,29 Pekerjaan Finishing Rp ,19 Plafond Rp ,58 Pasangan Keramik Rp ,34 Pekerjaan Railing Rp ,36 Pekerjaan Pintu, Jendela dan Kunci Rp ,96 Waterproofing Rp ,19 Biaya Koordinasi Rp ,49 BWIC with DC Rp , Analisa Fungsi Analisa fungsi dalam tahap ini digunakan untuk menentukan fungsi utama dari item pekerjaan terpilih. Pada penelitian ini, item pekerjaan yang terpilih adalah item pekerjaan struktur yaitu item pekerjaan dinding dan lantai. Hal ini dikarenakan penggantian komponen tersebut dapat mereduksi beban yang terjadi pada gedung Pengklarifikasian dibedakan menjadi komponen-komponen yang dibedakan berdasarkan fungsi utama (basic function) dan fungsi penunjang (secondary function). Analisa fungsi bertujuan untuk mendapatkan perbandingan antara nilai biaya dengan nilai manfaatnya serta untuk mengidentifikasi biaya-biaya yang tidak diperlukan.

13 Tabel 4.1 menyajikan tabel analisa fungsi pada masing-masing item pekerjaan terpilih. Tabel 4.1 Analisa Fungsi Dinding Bata dan Partisi Begitu pula dengan lantai, pada tugas akhir ini penulis ingin memodifikasi material lantai menggunakan panel lantai Hebel dengan tujuan mereduksi berat struktur, mempercepat waktu pelaksaan serta kemudahan perawatan. Pada item pekerjaan plat lantai, plat lantai yang digunakan masih menggunakan plat lantai beton cor biasa. Seperti yang tersaji pada gambar 4.3 berikut Pada item pekerjaan dinding bata dan partisi walaupun bata Hebel merupakan fungsi Basic tetapi pada tugas akhir ini penulis ingin merubah material dinding dengan material yang lain seperti panel precast dan bata Hebel dengan tujuan untuk mereduksi berat struktur dan mempercepat waktu pelaksanaan serta kemudahan perawatan bangunan pada saat dioperasikan. Seluruh dinding yang digunakan pada proyek adalah batu bata hebel, hal ini dapat terlihat seperti gambar 4.2 berikut ` Gambar 4.2 Pasangan Bata Hebel pada Apartemen Pada tabel 4.2 tersaji analisa fungsi plat lantai untuk didapatkan nilai Cost/Worth dari item pekerjaan tersebut. Tabel 4.2 Analisa Fungsi Plat Lantai Gambar 4.3 Plat Lantai Beton 4.3 Tahap Kreatif Dalam tahapan ini, digali sebanyak mungkin alternatif-alternatif desain pada item pekerjaan dinding, plafond dan plat lantai. Pengumpulan alternatif-alternatif dalam upaya kreatif dalam tahap ini dimaksudkan untuk mendapatkan sebanyak mungkin alternatif-alternatif desain pengganti dengan batasan-batasan yang sudah ditentukan. Guna memenuhi persyaratan, maka dilakukan upaya sebagai berikut, yaitu: a) Desain-desain alternatif, material yang digunakan dan teknologi pelaksanaan digali dalam batasan-batasan yang telah ditentukan. b) Melakukan pemilihan material seselektif mungkin karena menyangkut nilai estetika dari bangunan proyek studi. Karena pada Tugas Akhir ini yang ditinjau adalah struktur, maka penulis membuat permodelan struktur dengan menggunakan program SAP yang mewakili dari desain gedung asli. Permodelan struktur untuk Apartemen Seasons City Tower A seperti yang terlihat pada gambar 4.4 berikut.

14 16 K 50/ K 50/ K 50/90 19 K 50/90 20 K 50/90 21 K 50/90 22 K 40/90 23 K 40/90 24 K 40/90 25 K 40/90 Dari analisa SAP dengan desain asli tersebut, didapatkan hasil reaksi dari struktur seperti yang tersaji pada tabel 4.4 Gambar 4.4 Permodelan SAP Tabel 4.4 Reaksi Perletakan dari Analisa SAP dengan Desain Asli Sesuai peta wilayah gempa pada SNI 1726 yang terlihat pada gambar 4.5, proyek Seasons City yang terletak di kota Jakarta, maka pada tahap analisa struktur dimodelkan pada wilayah gempa 3 Setelah dilakukan perhitungan struktur dengan program bantu SAP, didapat hasil reaksi untuk desain awal sebesar ,9 kgf Desain Alternatif I Gambar 4.5 Peta Wilayah Gempa Indonesia ` Desain Asli Pada desain asli, seluruh dinding yang digunakan adalah dinding bata ringan dan plat lantai yang digunakan adalah plat lantai beton biasa. Dari permodelan di atas, dapat diketahui ukuran dari setiap kolom yang tersaji pada tabel 4.3 berikut Gambar 4.14 Dinding Precast pada eksterior Tabel 4.3 Ukuran Kolom Desain Asli

15 Tabel 4.5 Ukuran Kolom dengan Desain Alternatif I Gambar 4.15 Dinding Bata Ringan pada Partisi Dari analisa SAP dengan desain menggunakan alternatif I tersebut, didapatkan hasil reaksi dari struktur seperti yang tersaji pada tabel 4.6 Gambar 4.16 Plat Lantai Beton Cor Pada alternatif I, untuk dinding luar menggunakan dinding precast seperti gambar 4.14, sedangkan pada dinding partisi bagian dalam tetap menggunakan dinding bata ringan seperti gambar 4.15, dan plat lantai tetap menggunakan plat beton seperti gambar Pada gambar 4.17 menunjukkan pembebanan akibat beban dinding precast pada luar dan pada gambar 4.18 menunjukkan pembebanan akibat beban dinding bata ringan pada partisi. Pada gambar 4.19 terlihat pembebanan akibat beban sendiri dari plat lantai beton. Tabel 4.6 Reaksi Perletakan dari Analisa SAP dengan Desain Alternatif I TABLE: Joint Reactions Joint OutputCase CaseType F1 F2 F3 M1 M2 M3 Text Text Text Kgf Kgf Kgf Kgf-m Kgf-m Kgf-m 6 pondasi Combination 878,75 958, , , ,68 1,37 7 pondasi Combination 85,48 672, ,32-844,62 124,17-0,48 8 pondasi Combination -85,48 672, ,32-844,62-124,17 0,48 21 pondasi Combination -878,75 958, , , ,68-1,37 22 pondasi Combination 608,58 80, ,1-110,41 753,02 1,85 23 pondasi Combination 104,45 107, ,29-141,98 140,75 0, pondasi Combination -104,45 107, ,29-141,98-140,75-0, pondasi Combination -608,58 80, ,1-110,41-753,02-1,85 26 pondasi Combination 608,58-80, ,1 110,41 753,02-1,85 27 pondasi Combination 104,45-107, ,29 141,98 140,75-0, pondasi Combination -104,45-107, ,29 141,98-140,75 0, pondasi Combination -608,58-80, ,1 110,41-753,02 1,85 30 pondasi Combination 878,75-958, , , ,68-1,37 31 pondasi Combination 85,48-672, ,32 844,62 124,17 0,48 32 pondasi Combination -85,48-672, ,32 844,62-124,17-0,48 33 pondasi Combination -878,75-958, , , ,68 1,37 SUM Setelah dilakukan perhitungan struktur dengan program bantu SAP, didapat hasil reaksi untuk desain alternatif I sebesar ,96kgf Desain Alternatif II Dari permodelan di atas, dapat diketahui ukuran dari setiap kolom yang tersaji pada tabel 4.5 berikut Gambar 4.24 Dinding Precast pada Eksterior

16 Gambar 4.25 Dinding Bata Ringan pada Partisi Gambar 4.26 Plat Lantai Beton Ringan Pada alternatif II, untuk dinding luar menggunakan dinding precast, sedangkan pada dinding partisi bagian dalam tetap menggunakan dinding bata ringan seperti gambar 4.25, dan plat lantai menggunakan plat beton ringan seperti pada gambar 4.26 Pada gambar 4.27 menunjukkan pembebanan akibat beban dinding precast pada luar dan pada gambar 4.28 menunjukkan pembebanan akibat beban dinding bata ringan pada partisi. Pada gambar 4.29 terlihat pembebanan akibat beban sendiri dari plat lantai beton citicon. Dari permodelan di atas, dapat diketahui ukuran dari setiap kolom yang tersaji pada tabel 4.7 berikut Tabel 4.7 Ukuran Kolom dengan Desain Alternatif II Dari analisa SAP dengan desain menggunakan alternatif I tersebut, didapatkan hasil reaksi dari struktur seperti yang tersaji pada tabel 4.8 Tabel 4.8 Reaksi Perletakan dari Analisa SAP dengan Desain Alternatif II TABLE: Joint Reactions Joint OutputCase CaseType F1 F2 F3 M1 M2 M3 Text Text Text Kgf Kgf Kgf Kgf-m Kgf-m Kgf-m 6 PONDASI Combination 926,96 988, , , ,1 1,22 7 PONDASI Combination 92,77 681, ,27-877,11 157,24 0, PONDASI Combination -92,77 681, ,27-877,11-157,24-0, PONDASI Combination -926,96 988, , , ,1-1,22 22 PONDASI Combination 635,73 64, ,11-93,46 843,51 1,34 23 PONDASI Combination 95,43 81, ,39-113,79 151,37 0,2 24 PONDASI Combination -95,43 81, ,39-113,79-151,37-0,2 25 PONDASI Combination -635,73 64, ,11-93,46-843,51-1,34 26 PONDASI Combination 635,73-64, ,11 93,46 843,51-1,34 27 PONDASI Combination 95,43-81, ,39 113,79 151,37-0,2 28 PONDASI Combination -95,43-81, ,39 113,79-151,37 0,2 29 PONDASI Combination -635,73-64, ,11 93,46-843,51 1,34 30 PONDASI Combination 926,96-988, , , ,1-1,22 31 PONDASI Combination 92,77-681, ,27 877,11 157,24-0, PONDASI Combination -92,77-681, ,27 877,11-157,24 0, PONDASI Combination -926,96-988, , , ,1 1,22 SUM Setelah dilakukan perhitungan struktur dengan program bantu SAP, didapat hasil reaksi untuk desain alternatif I sebesar kgf. Dari perhitungan analisa SAP, dapat diketahui bahwa ada perbedaan untuk reaksi perletakan pada masing-masing desain. Perbedaan total reaksi perletakan terlihat pada tabel 4.9 Tabel 4.9 Reaksi Perletakan No Desain Total Beban Reaksi (kgf) (%) 1 Asli ,9 0,00% 2 Alternatif I ,96-6,62% 3 Alternatif II ,57% Setelah melakukan tahap kreativitas, maka dapat dilanjutkan ketahapan berikutnya.

17 4.4 Tahap Analisa Untuk memilih alternatif terbaik, perlu dilakukan analisa terhadap alternatif tersebut. Analisa tersebut antara lain analisa keuntungan kerugian, analisa biaya daur hidup proyek dan analisa pemilihan alternatif. Berikut dijelaskan masing-masing analisa terhadap semua item pekerjaan yang dilakukan rekayasa nilai Analisa Keuntungan Kerugian Analisa keuntungan kerugian bertujuan utk melakukan seleksi terhadap alternatif yang didapat pada tahap kreatif. Semua keuntungan dan kerugian dicatat dan diberi rangking utk setiap alternatif. Pemberian rangking dimaksudkan untuk mengklasifikasikan alternatif sesuai urutan keuntungan dan kerugian. Alternatif dengan rangking tertinggi ditunjukkan dengan pemberian angka tertinggi, rangking tersebut menunjukkan bahwa alternatif tersebut merupakan alternatif terbaik menurut jenis analisa ini. Demikian pula sebaliknya, alternatif dengan rangking terendah menunjukkan alternatif yang kurang efektif menurut jenis analisa ini. Pemberian rangking untuk tiap alternatif mengikuti parameter seperti yang disajikan pada sub bab 3.2 Setelah menentukan parameter, maka dilanjutkan dengan penentuan rangking dari setiap alternatif berdasarkan nilai dari parameter yang telah ditentukan seperti yang tersaji pada tabel 4.10 Analisa Biaya Daur Hidup Proyek bertujuan untuk melakukan penilaian alternatif berdasarkan kriteria biaya Dalam analisa ini, alternatif yang akan dianalisa adalah seluruh perbandingan alternatif dengan memperhitungkan biaya akibat penggantian dinding dan plat lantai. Beberapa dasar untuk analisa ini adalah: a) Nilai ekonomis bangunan 25 tahun b) Asumsi bunga 12% c) Inflasi diabaikan Analisa Biaya Daur Hidup pada proyek Seasons City ini tersaji pada tabel 4.11 Tabel 4.10 Rangking berdasarkan Analisa Keuntungan dan Kerugian TAHAP ANALISA Analisa Keuntungan dan Kerugian Alternatif Keuntungan Nilai Kerugian Nilai Total Rangking Biaya murah 6 Pelaksanaan lambat 2 Desain Asli Teknik sangat mudah 8 Perawatan sukar I II Pelaksanaan sangat cepat 8 Teknik sukar 4 Biaya murah 6 Perawatan mudah 6 Perawatan sangat mudah 8 Teknik sukar 4 Pelaksanaan sangat cepat 8 Biaya Murah 6 Penilaian di atas diberikan oleh Site Engineer pada Proyek Seasons City Mall dan Apartement Analisa Biaya Daur Hidup Proyek Besar penghematan dari setiap alternatif dengan desain aslinya adalah sebagai berikut: 1. Untuk alternatif 1, didapatkan penghematan sebesar 7,43%. 2. Untuk alternatif II, didapatkan penghematan sebesar 10,16% Analisa Pemilihan Alternatif

18 Analisa dilakukan dengan menggunakan metode matriks dengan langkah pertama menentukan bobot kriteria menggunakan analisa zero-one, kemudian melakukan penilaian alternatif berdasarkan bobot kriteria Penentuan Bobot Kriteria Pembobotan kriteria menggunakan analisa zero-one dilakukan dengan cara membandingkan setiap kriteria dengan kriteria lainnya, dimana kriteria yang lebih kuat bobotnya mendapat nilai 1 sedangkan nilai 0 diberikan apabila antar kriteria tersebut seimbang bobotnya. Adapun urutan bobot kriteria yang disusun berdasarkan pengutamaan sebuah kriteria atas kriteria lain adalah sebagai berikut: a) Biaya b) Estetika c) Waktu pelaksanaan d) Teknik pelaksanaan e) Teknik perawatan Pada proyek Seasons City sendiri, bobot kriteria dapat terlihat pada tabel 4.12 berikut: Tabel 4.12 Pembobotan Kriteria pada Seasons City TAHAP ANALISA Pembobotan Kriteria dengan Zero One Kriteria Nomor Total Rating (Bobot) Biaya 1 X ,5 Waktu Pelaksanaan 2 0 X ,33 Teknik Pelaksanaan X 1 1 0,17 Tingkat Perawatan X 0 0 Jumlah Penilaian Alternatif Setelah dilakukan pembobotan kriteria, maka dilakukan analisa penilaian alternatif. Analisa ini didasarkan pada ukuran-ukuran kuantitatif alternatif tersebut pada setiap kriteria. Prosedur penilaian kuantitatif tersebut tersaji pada tabel 4.13 berikut. Tabel 4.13 Bobot dan Parameter Penguji Setiap Kriteria pada Proyek Seasons City Kriteria Ukuran Skala Penilaian Nilai Data Alternatif Nilai Alternatif Sangat Murah 4 Asli 3 Biaya Awal Biaya Konstruksi Murah 3 Alternatif I 3 Mahal 2 Alternatif II 3 Sangat Mahal 1 Sangat Cepat 4 Asli 2 Waktu Pelaksanaan Lama Pengerjaan Cepat 3 Alternatif I 4 Lambat 2 Alternatif II 4 Sangat Lambat 1 Sangat Mudah 4 Asli 4 Mudah 3 Alternatif I 2 Teknik Pelaksanaan Kemudahan pelaksanaan Sulit 2 Alternatif II 3 Sangat Sulit 1 Sangat Mudah 4 Asli 2 Tingkat Perawatan Kemudahan Perawatan Mudah 3 Alternatif I 2 Sulit 2 Alternatif II 3 Sangat Sulit 1 Setelah mendapatkan nilai penguji pada setiap kriteria di tiap-tiap alternatif maka langkah selanjutnya adalah membuat pemilihan alternatif. Seperti yang tersaji pada tabel 4.14 berikut Tabel 4.14 Analisa Pemilihan Alternatif Tahap Analisa Analisa Pemilihan Alternatif Nomor Kriteria No Kriteria Bobot Desain Asli Alternatif I Alternatif II Nilai Hasil Nilai Hasil Nilai Hasil 1 Biaya 0,5 3 1,5 3 1,5 3 1,5 2 Waktu Pelaksanaan 0,33 2 0,67 4 1,33 4 1,33 3 Teknik Pelaksanaan 0,17 4 0,67 2 0,33 3 0,50 4 Tingkat Perawatan Jumlah Rangking 3 2,83 2 3,17 1 3, Tahap Rekomendasi Setelah dilakukan analisa dan telah ditentukan alternatif terbaik diantara alternatifalternatif lainnya, maka tahap selanjutnya adalah membuat rekomendasi atas hasil studi rekayasa nilai. Pada tugas akhir ini, tahap rekomendasi ditabelkan seperti yang terlihat pada tabel 4.15 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Modifikasi Struktur pada Proyek Mall dan Apartemen Seasons City Jakarta Menggunakan Value Engineering

Modifikasi Struktur pada Proyek Mall dan Apartemen Seasons City Jakarta Menggunakan Value Engineering Modifikasi Struktur pada Proyek Mall dan Apartemen Seasons City Jakarta Menggunakan Value Engineering Oleh : Ivan Kurniawan 3107 100 025 Dosen Pembimbing : Trijoko Wahyu Adi, ST.MT.Ph.D. BAB P endahuluan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat Indonesia akan bangunan semakin meningkat. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat Indonesia akan bangunan semakin meningkat. Hal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat Indonesia akan bangunan semakin meningkat. Hal ini menyebabkan pelaksanaan pembangunan harus diselesaikan dalam jangka waktu yang lebih

Lebih terperinci

Kata Kunci: Rekayasa Nilai, Biaya, Alternatif

Kata Kunci: Rekayasa Nilai, Biaya, Alternatif PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERTANAHAN KOTA PAREPARE M Asad Abdurahman, A Subhan Mustari, Ferdiansyah I Halim Abstrak Penelitian ini mencoba untuk menganalisis bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Untuk memecahkan dan membahas permasalahan yang terjadi peneliti menggunakan penelitian deskriptif atau survey dengan metode penelitian studi kasus.

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing: Ir.putu Artama Wiguna, MT, Ph.D Yusronia Eka Putri, ST. MT Oleh: Ali Musa Arrasyid Hasibuan

Dosen Pembimbing: Ir.putu Artama Wiguna, MT, Ph.D Yusronia Eka Putri, ST. MT Oleh: Ali Musa Arrasyid Hasibuan PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN BANK JATIM KEDIRI Dosen Pembimbing: Ir.putu Artama Wiguna, MT, Ph.D Yusronia Eka Putri, ST. MT Oleh: Ali Musa Arrasyid Hasibuan LATAR BELAKANG o Pembangunan

Lebih terperinci

REKAYASA NILAI VALUE ENGINEERING

REKAYASA NILAI VALUE ENGINEERING REKAYASA NILAI VALUE ENGINEERING What is it? When is it used? How do we used it HISTORY Rekayasa Nilai atau lebih dikenal dengan Value Engineering Lawrence D.Miles di perusahaan General Electric Th.1940

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PENDIDIKAN POLITEKNIK ELLEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

PRESENTASI TUGAS AKHIR PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PENDIDIKAN POLITEKNIK ELLEKTRONIKA NEGERI SURABAYA PRESENTASI TUGAS AKHIR PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PENDIDIKAN POLITEKNIK ELLEKTRONIKA NEGERI SURABAYA SEPTYARINI PUTRI AYUDYA 3109100031 Dosen Pembimbing : Cahyono Bintang Nurcahyo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi,maka tingkat konsumsi masyarakat terhadap sesuatu juga semakin tinggi. Namun permasalahannya adalah masyarakat menginginkan barang

Lebih terperinci

ANALISA REKAYASA NILAI PEKERJAAN STRUKTUR PONDASI BORED PILE DAN SOLDIER PILE GEDUNG HOTEL HARPER BANDUNG, JAWA BARAT

ANALISA REKAYASA NILAI PEKERJAAN STRUKTUR PONDASI BORED PILE DAN SOLDIER PILE GEDUNG HOTEL HARPER BANDUNG, JAWA BARAT ANALISA REKAYASA NILAI PEKERJAAN STRUKTUR PONDASI BORED PILE DAN SOLDIER PILE GEDUNG HOTEL HARPER BANDUNG, JAWA BARAT Ariadi Jurusan Teknik Sipil, UNPAR Bandung - Jawa Barat email: ariadix10@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses penting dalam pengelolaan biaya proyek. Sebelum pemilik

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses penting dalam pengelolaan biaya proyek. Sebelum pemilik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada pembangunan suatu proyek konstruksi pengendalian biaya proyek merupakan proses penting dalam pengelolaan biaya proyek. Sebelum pemilik proyek memutuskan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rencana Anggaran Biaya (RAB) suatu proyek bangunan harus direncanakan dengan efisien dan optimal. Banyak hal yang dapat dilakukan sebelum membuat RAB, diantaranya pemilihan

Lebih terperinci

Tatia Ardilla / Dosen Pembimbing : Cahyono Bintang Nurcahyo, ST. MT.

Tatia Ardilla / Dosen Pembimbing : Cahyono Bintang Nurcahyo, ST. MT. PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN ASRAMA X PROVINSI BALI (The Application of Value Engineering in The Project of X Dormitory Bali Province) Tatia Ardilla / 3109100091 Dosen Pembimbing :

Lebih terperinci

PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO ORLENS FASHION MANADO

PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO ORLENS FASHION MANADO PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO ORLENS FASHION MANADO Asrini Novita Rompas H. Tarore, R. J. M. Mandagi, J. Tjakra Fakultas Teknik, Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi email:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Pengertian proyek konstruksi menurut Ervianto (2005) adalah satu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka pendek. Dalam

Lebih terperinci

Penerapan Rekayasa Nilai pada Proyek Pembangunan Hotel Ciputra World di Surabaya

Penerapan Rekayasa Nilai pada Proyek Pembangunan Hotel Ciputra World di Surabaya Penerapan Rekayasa Nilai pada Proyek Pembangunan Hotel Ciputra World di Surabaya D-65 Adinegoro Choliq dan Retno Indryani Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE FAST & ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG

PENERAPAN METODE FAST & ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG PENERAPAN METODE FAST & ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG ( STUDI KASUS GEDUNG AKADEMI KEBIDANAN SITI KHODIJAH ) TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : DENDRA EKA PURMANA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sudah lama dikembangkan dan diaplikasikan pada industri-industri maju dan. bidang manufacturing. (Iman Soeharto, 2001)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sudah lama dikembangkan dan diaplikasikan pada industri-industri maju dan. bidang manufacturing. (Iman Soeharto, 2001) 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Pada awalnya Value Engineering lahir di Amerika Serikat (USA) pada perang dinia II. Sehingga bukan merupakan konsep yang baru, metoda ini sudah lama dikembangkan dan

Lebih terperinci

ANALISA REKAYASA NILAI PEKERJAAN STRUKTUR GEDUNG TEKNIK INFORMATIKA U P N VETERAN JATIM

ANALISA REKAYASA NILAI PEKERJAAN STRUKTUR GEDUNG TEKNIK INFORMATIKA U P N VETERAN JATIM ANALISA REKAYASA NILAI PEKERJAAN STRUKTUR GEDUNG TEKNIK INFORMATIKA U P N VETERAN JATIM Jurusan Teknik Sipil, UPN Veteran Jawa Timur ABSTRACT One of analysis methode that is use to evaluate construction

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Value Engineering 2.1.1 Sejarah Value Engineering Rekayasa nilai atau value engineering (VE) dikembangkan pertama kali oleh Lawrence D. Miles pada tahun 1940-an di perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan mengorganisasi beragam sumber daya selama masa proyek, yang tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan mengorganisasi beragam sumber daya selama masa proyek, yang tujuan 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mengelola dan mengorganisasi beragam sumber daya selama masa proyek, yang tujuan akhirnya adalah

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Kemajuan proyek merupakan progress pekerjaan dari pekerjaan awal proyek sampai akhir pekerjaan proyek. Disetiap progress pekerjaan

Lebih terperinci

PENERAPAN VALUE ENGINEERING UNTUK STRUKTUR PONDASI YANG EFEKTIF DAN EFISIEN PADA PEMBANGUNAN GEDUNG OLAH RAGA DI KOTA PASURUAN

PENERAPAN VALUE ENGINEERING UNTUK STRUKTUR PONDASI YANG EFEKTIF DAN EFISIEN PADA PEMBANGUNAN GEDUNG OLAH RAGA DI KOTA PASURUAN Penerapan Value Engineering untuk Struktur Pondasi yang Efektif dan Efisien pada Pembangunan Gedung A. Agus Santoso, Tiong Iskandar, Mochammad Rizal PENERAPAN VALUE ENGINEERING UNTUK STRUKTUR PONDASI YANG

Lebih terperinci

ANALISA REKAYASA NILAI DENGAN METODEFAST&ANALYTICAL HIERARCHY PROSES PADA PROYEK GEDUNG REGIONAL INDOSAT SEMARANG TUGAS AKHIR

ANALISA REKAYASA NILAI DENGAN METODEFAST&ANALYTICAL HIERARCHY PROSES PADA PROYEK GEDUNG REGIONAL INDOSAT SEMARANG TUGAS AKHIR ANALISA REKAYASA NILAI DENGAN METODEFAST&ANALYTICAL HIERARCHY PROSES PADA PROYEK GEDUNG REGIONAL INDOSAT SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan oleh : MASDIN JUMATI 0553010059 PROGRAM STUDY TEKNIK SIPIL FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum pengertian Rekayasa Nilai adalah suatu metode yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum pengertian Rekayasa Nilai adalah suatu metode yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Rekayasa Nilai Secara umum pengertian Rekayasa Nilai adalah suatu metode yang menggunakan pendekatan yang bersifat kreatif dan sistematis yang berdasarkan pada tahapan

Lebih terperinci

PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN BANK JATIM KEDIRI

PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN BANK JATIM KEDIRI PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN BANK JATIM KEDIRI Ali Musa Arrasyid Hasibuan, I Putu Artama Wiguna, dan Yusronia Eka Putri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanan, Institut

Lebih terperinci

PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH MPANEL DENGAN RUMAH PRACETAK PADA PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA DI SAWOJAJAR MALANG

PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH MPANEL DENGAN RUMAH PRACETAK PADA PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA DI SAWOJAJAR MALANG PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH MPANEL DENGAN RUMAH PRACETAK PADA PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA DI SAWOJAJAR MALANG Vicky Ramadhani, M. Hamzah Hasyim, Saifoe El Unas Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PROYEK PEMBANGUNAN PUSKESMAS DI BLITAR

PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PROYEK PEMBANGUNAN PUSKESMAS DI BLITAR Spectra Nomor 17 Volume IX Januari 2011: 48-57 PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PROYEK PEMBANGUNAN PUSKESMAS DI BLITAR Deviany Kartika Dosen Program Studi Teknik Sipil FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Proyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Judul Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Lima Lantai Kantor Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Judul Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Lima Lantai Kantor Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul Tugas Akhir (DPU) Kota Semarang. 1.2 Bidang Ilmu Teknik Sipil (Struktur Gedung). 1.3 Latar Belakang Salah satu mata kuliah wajib yang harus diselesaikan mahasiswa sebagai salah

Lebih terperinci

EBOOK PROPERTI POPULER

EBOOK PROPERTI POPULER EBOOK PROPERTI POPULER RAHASIA MEMBANGUN RUMAH TANPA JASA PEMBORONG M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT User [Type the company name] M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT Halaman 2 KATA PENGANTAR Assalamu

Lebih terperinci

Penerapan Metode Rekayasa Nilai Pada Pembangunan Proyek Rusunawa Mahasiswa Universitas Islam Malang

Penerapan Metode Rekayasa Nilai Pada Pembangunan Proyek Rusunawa Mahasiswa Universitas Islam Malang JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1,. 1, (2012) 1-6 1 Penerapan Metode Rekayasa Nilai Pada Pembangunan Proyek Rusunawa Mahasiswa Universitas Islam Malang Andhika Mahendra, Farida Rachmawati Jurusan Teknik Sipil,

Lebih terperinci

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah dirancang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu modal dasar yang mendasar diperhatikan dalam mencari pekerjaan, namun pengalaman kerja menjadi pertimbangan hal lainnya dalam memperoleh

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Manajemen Konstruksi Dalam sebuah proyek konstruksi, terdapat sangat banyak perilaku dan fenomena kegiatan proyek yang mungkin dapat terjadi. Untuk mengantisipasi perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada pembangunan sebuah gedung, Rencana Anggaran Biaya (RAB) dihitung setelah perhitungan konstruksi bangunan. Hal tersebut terkait dalam pemilihan desain dan bahan

Lebih terperinci

APLIKASI REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI PERUMAHAN (STUDI KASUS PERUMAHAN TAMAN SARI METROPOLITAN MANADO PT. WIKA REALTY)

APLIKASI REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI PERUMAHAN (STUDI KASUS PERUMAHAN TAMAN SARI METROPOLITAN MANADO PT. WIKA REALTY) APLIKASI REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI PERUMAHAN (STUDI KASUS PERUMAHAN TAMAN SARI METROPOLITAN MANADO PT. WIKA REALTY) Magdalena Monica Pontoh H. Tarore, R. J. M. Mandagi, G. Y. Malingkas Fakultas

Lebih terperinci

Rekayasa nilai adalah suatu usaha yang terorganisir yang diarahkan untuk menganalisa fungsi dari suatu sistem untuk mencapai fungsi yang diperlukan

Rekayasa nilai adalah suatu usaha yang terorganisir yang diarahkan untuk menganalisa fungsi dari suatu sistem untuk mencapai fungsi yang diperlukan Rekayasa nilai adalah suatu usaha yang terorganisir yang diarahkan untuk menganalisa fungsi dari suatu sistem untuk mencapai fungsi yang diperlukan dengan biaya yang seoptimal mungkin Menurut Lawrence

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat studi kasus dan analisa, serta perbandingan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat studi kasus dan analisa, serta perbandingan III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan bersifat studi kasus dan analisa, serta perbandingan yaitu dengan menyiapkan data berupa denah dan detil rusunawa Universitas Lampung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proyek merupakan pelaksanaan sesuatu bangunan mulai dari perencanaan sampai

BAB I PENDAHULUAN. Proyek merupakan pelaksanaan sesuatu bangunan mulai dari perencanaan sampai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek merupakan pelaksanaan sesuatu bangunan mulai dari perencanaan sampai bangunan terwujud. Upaya pengembangan ide rumah tempat tinggal berjalan terus sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek konstruksi Proyek adalah suatu kegiatan yang mempunyai jangka waktu tertentu dengan alokasi sumber daya terbatas, untuk melaksanakan suatu kegiatan yang telah ditentukan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur kolom

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur kolom BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beton Konvensional Menurut Ervianto (2006), beton konvensional adalah suatu komponen struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur kolom dirancang untuk bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan terpenting dalam pembuatan struktur bangunan modern, khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. bahan terpenting dalam pembuatan struktur bangunan modern, khususnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beton merupakan suatu bahan komposit (campuran) yang terdiri dari komponen utama berupa semen, agregat kasar, agregat halus dan air sebagai pengikatnya, serta dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan apartemen adalah salah satu pembangunan yang menimbulkan risiko tinggi bagi proyek tersebut maupun lingkungan sekitarnya dibandingkan dengan pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Menurut Lawrence D. Miles : (Herry, P.A.,1997) 2. Menurut Fisk : (Yohanes, C.J., 2006)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Menurut Lawrence D. Miles : (Herry, P.A.,1997) 2. Menurut Fisk : (Yohanes, C.J., 2006) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Berbagai macam definisi yang dikemukakan mengenai VE : 1. Menurut Lawrence D. Miles : (Herry, P.A.,1997) Value Engineering adalah suatu teknik manajemen yang sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kita berada dalam bangunan baik rumah tinggal, kantor, pabrik, hotel, rumah sakit dll.

BAB I PENDAHULUAN. kita berada dalam bangunan baik rumah tinggal, kantor, pabrik, hotel, rumah sakit dll. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangunan sangat memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat dan sangat berpengaruh terhadap kehidupan individu. Hampir sebahagian dari kehidupan kita berada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat, maka pada bab ini akan dijelaskan mengenai metodologi penelitian yang digunakan secara rinci tentang bahan atau materi penelitian,

Lebih terperinci

Penerapan Rekayasa Nilai (Value Engineering) Pekerjaan Arsitektural Pada Proyek Pembangunan Transmart Carrefour Padang

Penerapan Rekayasa Nilai (Value Engineering) Pekerjaan Arsitektural Pada Proyek Pembangunan Transmart Carrefour Padang D1 Penerapan Rekayasa Nilai (Value Engineering) Pekerjaan Arsitektural Pada Proyek Pembangunan Transmart Carrefour Padang Khaerul Bahri, dan Retno Indryani Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil,

Lebih terperinci

APLIKASI VALUE ENGINEERING PEKERJAAN STRUKTUR PADA PROYEK PEMBANGUNAN MALL DINOYO CITY MALANG

APLIKASI VALUE ENGINEERING PEKERJAAN STRUKTUR PADA PROYEK PEMBANGUNAN MALL DINOYO CITY MALANG APLIKASI VALUE ENGINEERING PEKERJAAN STRUKTUR PADA PROYEK PEMBANGUNAN MALL DINOYO CITY MALANG Nicolau Martins Soares 2009520028 Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Lebih terperinci

Penerapan Rekayasa Nilai pada Proyek. Elektronika Negeri Surabaya

Penerapan Rekayasa Nilai pada Proyek. Elektronika Negeri Surabaya 1 Penerapan Rekayasa Nilai pada Proyek Elektronika Negeri Surabaya Septyarini Putri Ayudya, Cahyono Bintang Nurcahyo Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Penerapan Rekayasa Nilai Pada Proyek Apartemen Taman Melati Margonda Depok

Penerapan Rekayasa Nilai Pada Proyek Apartemen Taman Melati Margonda Depok 1 Penerapan Rekayasa Nilai Pada Apartemen Taman Melati Margonda Depok Dennis Adipratama Pohan, Christiono Utomo ST, MT, PhD Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanan, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian 4.1.1 Data Umum Proyek Adapun gambaran umum dari proyek Revitalisasi Gedung Badan Pusat Statistik Gorontalo ini adalah sebagai berikut: Pemilik Proyek :

Lebih terperinci

BAB III STUDI PUSTAKA

BAB III STUDI PUSTAKA BAB III STUDI PUSTAKA 3.1 VALUE ENGINEERING 3.1.1 Pengertian Value Engineering Sebagai negara yang berkembang, Pemerintah Indonesia berusaha menjalankan Program Effisiensi, menginginkan penghematan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang, tujuan, manfaat, ruang lingkup permasalahan dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang, tujuan, manfaat, ruang lingkup permasalahan dan sistematika penulisan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keberhasilan suatu pelaksanaan proyek pembangunan dan hasil-hasil yang dicapai dipegaruhi oleh pemilihan metode pelaksanaan penjadwalan yang tepat serta diimbangi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Studi kasus pada penyusunan Tugas Akhir ini adalah perancangan gedung

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Studi kasus pada penyusunan Tugas Akhir ini adalah perancangan gedung BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Data Perencanaan Studi kasus pada penyusunan Tugas Akhir ini adalah perancangan gedung bertingkat 5 lantai dengan bentuk piramida terbalik terpancung menggunakan struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan pelat dapat digunakan untuk berbagai keadaan. memungkinkan bertulang satu arah atau dua arah, tergantung system

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan pelat dapat digunakan untuk berbagai keadaan. memungkinkan bertulang satu arah atau dua arah, tergantung system BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelat adalah struktur planar kaku yang secara khusus terbuat dari material monolit yang tinggi nya lebih kecil dibandingkan dengan dimensi-dimensi lainnya. Beban yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen konstruksi. Setidaknya upaya yang dilakukan merupakan usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. manajemen konstruksi. Setidaknya upaya yang dilakukan merupakan usaha untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi konstruksi pada saat ini mengalami kemajuan pesat yang ditandai dengan hadirnya berbagai jenis material dan peralatan yang modern terutama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. efisien, ekonomis, mudah didapat dan bahan dasar yang melimpah.

BAB 1 PENDAHULUAN. efisien, ekonomis, mudah didapat dan bahan dasar yang melimpah. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinding adalah salah satu elemen non-struktur yang terdapat dalam suatu bangunan gedung maupun rumah yang berfungsi sebagai penyetabil, pengikat balok dan kolom, penyekat

Lebih terperinci

1.1. JUDUL TUGAS AKHIR

1.1. JUDUL TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN 1.1. JUDUL TUGAS AKHIR Tugas akhir ini berjudul Teknik Nilai Pembangunan Gedung STIKES Telogorejo Semarang. 1.2. LATAR BELAKANG Perkembangan zaman pada era globalisasi dewasa ini telah

Lebih terperinci

Penerapan Rekayasa Nilai pada Proyek Pembangunan Rumah Tipe 39 di Perumahan Sapphire Park Regency Surabaya

Penerapan Rekayasa Nilai pada Proyek Pembangunan Rumah Tipe 39 di Perumahan Sapphire Park Regency Surabaya Penerapan Rekayasa Nilai pada Proyek Pembangunan Rumah Tipe 39 di Perumahan Sapphire Park Regency Surabaya Herimurtti Paramastya Manggala dan Christiono Utomo, ST.,MT.,Ph.D Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian dilakukan dengan metode studi literatur dan studi lapangan, yaitu mencari solusi untuk permasalahan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KONSTRUKSI BAWAH DERMAGA LAUT DENGAN METODE REKAYASA NILAI (RN)

ANALISIS KONSTRUKSI BAWAH DERMAGA LAUT DENGAN METODE REKAYASA NILAI (RN) ANALISIS KONSTRUKSI BAWAH DERMAGA LAUT DENGAN METODE REKAYASA NILAI (RN) Suharto Dj. Dunggio Alumni Pascasarjana Teknik Sipil Unsrat Bonny F. Sompie, Robert J.M. Mandagi Dosen Pascasarjana Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai kota besar di dunia, diantaranya adalah akibat bertambahnya permintaan dan meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

ANALISIS REKAYASA NILAI (VALUE ENGINEERING) PADA PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN TIPE MENENGAH DI KABUPATEN PASURUAN

ANALISIS REKAYASA NILAI (VALUE ENGINEERING) PADA PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN TIPE MENENGAH DI KABUPATEN PASURUAN ANALISIS REKAYASA NILAI (VALUE ENGINEERING) PADA PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN TIPE MENENGAH DI KABUPATEN PASURUAN Sucipto 1) Tulus Subagyo 2) ABSTRAK Rekayasa Nilai (Value Engineering) merupakan suatu

Lebih terperinci

STUDI HARGA SATUAN UPAH UNTUK PROYEK BANGUNAN TINGGI Michael Purnomo 1, Elvin Laynardo 2, Indriani Santoso 3, Budiman Proboyo 4

STUDI HARGA SATUAN UPAH UNTUK PROYEK BANGUNAN TINGGI Michael Purnomo 1, Elvin Laynardo 2, Indriani Santoso 3, Budiman Proboyo 4 STUDI HARGA SATUAN UPAH UNTUK PROYEK BANGUNAN TINGGI Michael Purnomo 1, Elvin Laynardo 2, Indriani Santoso 3, Budiman Proboyo 4 ABSTRAK: Pekerja adalah salah satu faktor penting dalam suatu proyek konstruksi

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Gambar 3.1 Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan Sumber: Proyek 3.1.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi

Lebih terperinci

VALUE ENGINEERING BANGUNAN RUSUNAWA PROTOTYPE 5 LANTAI TYPE 36 DITINJAU DARI METODE PELAKSANAAN DAN BAHAN BANGUNAN

VALUE ENGINEERING BANGUNAN RUSUNAWA PROTOTYPE 5 LANTAI TYPE 36 DITINJAU DARI METODE PELAKSANAAN DAN BAHAN BANGUNAN Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 VALUE ENGINEERING BANGUNAN RUSUNAWA PROTOTYPE 5 LANTAI TYPE 36 DITINJAU DARI METODE PELAKSANAAN DAN BAHAN BANGUNAN 1 Dwi Dinariana, dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. masalah mengenai cara untuk mengestimasi biaya proyek sehingga harga yang keluar

BAB II LANDASAN TEORI. masalah mengenai cara untuk mengestimasi biaya proyek sehingga harga yang keluar BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Pada tahap awal perencanaan proyek, para kontraktor selalu dihadapkan akan masalah mengenai cara untuk mengestimasi biaya proyek sehingga harga yang keluar untuk tender tidaklah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian mengenai analisis perbandingan biaya dan waktu pekerjaan dinding menggunakan pasangan bata merah dan bata ringan pada proyek bangunan gedung

Lebih terperinci

PROPORSI KOMPONEN BIAYA HARGA BAHAN, UPAH DAN ALAT PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

PROPORSI KOMPONEN BIAYA HARGA BAHAN, UPAH DAN ALAT PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI PROPORSI KOMPONEN BIAYA HARGA BAHAN, UPAH DAN ALAT PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI Cristian Halim 1, Maximillian M. S. D. 2, Budiman Proboyo 3, dan Indriani Santoso 4 ABSTRAK : Biaya merupakan salah

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN PELAT KONVENTIONAL, RIBSLAB DAN FLATSLAB BERDASARKAN BIAYA KONSTRUKSI

STUDI PERBANDINGAN PELAT KONVENTIONAL, RIBSLAB DAN FLATSLAB BERDASARKAN BIAYA KONSTRUKSI JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 STUDI PERBANDINGAN PELAT KONVENTIONAL, RIBSLAB DAN FLATSLAB BERDASARKAN BIAYA KONSTRUKSI Denny Ervianto, Retno Indryani, Endah Wahyuni Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bangunan gedung biasanya dibangun dengan metode konvensional dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. Bangunan gedung biasanya dibangun dengan metode konvensional dimana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk yang semakin pesat, maka permintaan akan tempat tinggal seperti apartment, dan pusat kegiatan ekonomi atau perkantoran untuk

Lebih terperinci

I T S INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA. Biodata Penulis TRI WAHYU NUR WIJAYANTO

I T S INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA. Biodata Penulis TRI WAHYU NUR WIJAYANTO Biodata Penulis TRI WAHYU NUR WIJAYANTO 3109.105.008 ANALISA PERHITUNGAN PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL MIDTOWN SURABAYA TRI WAHYU NUR WIJAYANTO 3109.105.008 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PEMBANGUNAN PROYEK PERUMAHAN SAPPHIRE PARK REGENCY

PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PEMBANGUNAN PROYEK PERUMAHAN SAPPHIRE PARK REGENCY PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PEMBANGUNAN PROYEK PERUMAHAN SAPPHIRE PARK REGENCY HERIMURTTI P.M. 3109100046 Dosen Pembimbing: Christiono Utomo, ST.MT.Ph.D Nama Proyek Lokasi Proyek DATA UMUM PROYEK : Sapphire

Lebih terperinci

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR Disusun oleh : Irawan Agustiar, ST DAFTAR ISI DATA PEMBEBANAN METODE PERHITUNGAN DAN SPESIFIKASI TEKNIS A. ANALISA STRUKTUR 1. Input : Bangunan 3 lantai 2 Output : Model Struktur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Kegiatan proyek merupakan suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton adalah material konstruksi yang pada saat ini sudah sangat umum digunakan. Saat ini berbagai bangunan sudah menggunakan material dari beton. Pentingnya peranan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) D-137

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) D-137 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-137 Penerapan Rekayasa Nilai pada Proyek Pembangunan Rumah Tipe 39 di Perumahan Sapphire Park Regency Surabaya Herimurtti

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Rekayasa Nilai Pembangunan RS Mitra Husada Slawi 29

Laporan Tugas Akhir Rekayasa Nilai Pembangunan RS Mitra Husada Slawi 29 BAB III PENDEKATAN METODE 3.1 PENDAHULUAN Metodologi adalah tatacara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, yang memiliki langkah-langkah yang sistematis untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

INOVASI DALAM SISTEM PENAHAN BEBAN GRAVITASI UNTUK GEDUNG SUPER-TINGGI

INOVASI DALAM SISTEM PENAHAN BEBAN GRAVITASI UNTUK GEDUNG SUPER-TINGGI INOVASI DALAM SISTEM PENAHAN BEBAN GRAVITASI UNTUK GEDUNG SUPER-TINGGI Jessica Nathalie Handoko Davy Sukamta ABSTRAK Kesuksesan pengembangan sebuah gedung super-tinggi sangat ditentukan oleh kecepatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KONSEP PEMILIHAN JENIS STRUKTUR Pemilihan jenis struktur atas (upper structure) mempunyai hubungan yang erat dengan sistem fungsional gedung. Dalam proses desain

Lebih terperinci

PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG BALAI PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR DAN LAUT DENPASAR)

PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG BALAI PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR DAN LAUT DENPASAR) 156 JURNAL MATRIX VOL. 5, NO. 3, NOPEMBER 2015 PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG BALAI PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR DAN LAUT DENPASAR) Made

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN WAKTU DAN BIAYA DALAM PENGGUNAAN BATA MERAH DENGAN M-PANEL

ANALISIS PERBANDINGAN WAKTU DAN BIAYA DALAM PENGGUNAAN BATA MERAH DENGAN M-PANEL ANALISIS PERBANDINGAN WAKTU DAN BIAYA DALAM PENGGUNAAN BATA MERAH DENGAN M-PANEL (Studi Kasus : Proyek Apartemen GCC Tower B Jl. Gajah Mada Jakarta Barat) Heny Purwanti ABSTRAK Dalam merencanakan atau

Lebih terperinci

1. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI ) 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983)

1. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI ) 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983) 7 1. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI 03-1727-1989) 2. Perencaaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Rumah dan Gedung SNI-03-1726-2002 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dibidang pembangunan gedung bertingkat semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dibidang pembangunan gedung bertingkat semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dibidang pembangunan gedung bertingkat semakin berkembang pesat dewasa ini, namun dewasa ini, lahan yang tersisa semakin minim sementara kebutuhan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN RAB GEDUNG PERKANTORAN 5 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH SURAKARTA

PERHITUNGAN RAB GEDUNG PERKANTORAN 5 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH SURAKARTA PERHITUNGAN RAB GEDUNG PERKANTORAN 5 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA

TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA Alfonsus Dwiputra W. 1, Yulius Candi 2, Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK: Proses pembangunan perumahan sebagai

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI

BAB V PENGEMBANGAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI BAB V PENGEMBANGAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI 5.1. Pengembangan Desain Mengingat pengembangan sistem prefabrikasi ini ditujukan untuk pembangunan rumah secara massal, sistem ini akan lebih menguntungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan pesatnya perkembangan usaha sektor properti di Indonesia khususnya di Jakarta sejak dekade 1990 maka para pengembang (developer) dituntut untuk melakukan

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN KOEFISIEN MATERIAL DAN EVALUASI INDEKS PRODUKTIFITAS PADA PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA, PLESTERAN DAN ACIAN

STUDI PERBANDINGAN KOEFISIEN MATERIAL DAN EVALUASI INDEKS PRODUKTIFITAS PADA PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA, PLESTERAN DAN ACIAN STUDI PERBANDINGAN KOEFISIEN MATERIAL DAN EVALUASI INDEKS PRODUKTIFITAS PADA PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA, PLESTERAN DAN ACIAN Nama : Handy Nrp : 0021123 Pembimbing : Maksum Tanubrata,Ir., MT. FAKULTAS

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian III. Bab III Metodologi Penelitian Metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati masalah dalam mencari jawaban. Dengan ungkapan lain metodologi adalah pendekatan umum untuk

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

JURUSAN TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER PENERAPAN METODE REKAYASA NILAI PADA PEMBANGUNAN PROYEK RUSUNAWA MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM MALANG 7/21/2013 Oleh : Andhika Mahendra S.P NRP : 3109100047 Dosen Pembimbing : Farida Rachmawati, ST., MT.

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PENGGUNAAN SOFTWARE ESTIMASI BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI INDONESIA

BAB 4 ANALISIS PENGGUNAAN SOFTWARE ESTIMASI BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI INDONESIA BAB 4 ANALISIS PENGGUNAAN SOFTWARE ESTIMASI BIA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI INDONESIA 4.1 UMUM Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil perbandingan antara data yang didapat dari literatur dengan data dari

Lebih terperinci

APLIKASI VALUE ENGINEERING PADA STRUKTUR KUDA-KUDA BAJA BENTUK LENGKUNG

APLIKASI VALUE ENGINEERING PADA STRUKTUR KUDA-KUDA BAJA BENTUK LENGKUNG APLIKASI VALUE ENGINEERING PADA STRUKTUR KUDA-KUDA BAJA BENTUK LENGKUNG Munasih Dosen Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAKSI Persaingan usaha jasa konstruksi yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. dan bahkan karena bobotnya yang ringan, bisa digunakan melebihi

BAB I PEDAHULUAN. dan bahkan karena bobotnya yang ringan, bisa digunakan melebihi BAB I PEDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beton ringan pada saat sekarang ini, dapat digunakan untuk bermacammacam dan bahkan karena bobotnya yang ringan, bisa digunakan melebihi kegunaan beton biasa. Sebenarnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Berikut adalah bagan flowchart metodologi yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. . Gambar 3.1. Flowchart Metodologi

BAB III METODOLOGI. Berikut adalah bagan flowchart metodologi yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. . Gambar 3.1. Flowchart Metodologi III-1 BAB III METODOLOGI Berikut adalah bagan flowchart metodologi yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.. Gambar 3.1. Flowchart Metodologi III-2 Data-data yang akan dipergunakan sebagai dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN SKRIPSI BAB I PENDAHULUAN SKRIPSI KAJIAN PERBANDINGAN RUMAH TINGGAL SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN BEKISTING BAJA TERHADAP METODE KONVENSIONAL DARI SISI METODE KONSTRUKSI DAN KEKUATAN STRUKTUR IRENE MAULINA (0404210189)

Lebih terperinci

Kajian Teori Biaya Konstruksi

Kajian Teori Biaya Konstruksi 18 BAB II Kajian Teori Biaya Konstruksi II. 1 Pengertian Konstruksi Dalam tahapan suatu pelaksanaan proyek, terdapat suatu tahapan yang disebut proses konstruksi. Tahapan ini adalah suatu proses dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedang menggalakkan proyek pembangunan di segala bidang untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. sedang menggalakkan proyek pembangunan di segala bidang untuk dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sedang berkembang, dimana pada saat ini sedang menggalakkan proyek pembangunan di segala bidang untuk dapat meningkatkan taraf hidup bangsa

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Ratna Sari Cipto Haryono BAB I PENDAHULUAN Maulana BAB I PENDAHULUAN

Laporan Tugas Akhir Ratna Sari Cipto Haryono BAB I PENDAHULUAN Maulana BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 URAIAN Pada perencanaan pembangunan gedung bertingkat tinggi harus diperhatikan beberapa aspek penting, seperti lingkungan, sosial, ekonomi, serta aspek keamanan. Untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

PENERAPAN VALUE ENGINEERING PEKERJAAN BAJA PROFIL TERHADAP BAJA RINGAN PADA PEMBANGUNAN PERSEKOLAHAN EBEN HAEZER MANADO

PENERAPAN VALUE ENGINEERING PEKERJAAN BAJA PROFIL TERHADAP BAJA RINGAN PADA PEMBANGUNAN PERSEKOLAHAN EBEN HAEZER MANADO PENERAPAN VALUE ENGINEERING PEKERJAAN BAJA PROFIL TERHADAP BAJA RINGAN PADA PEMBANGUNAN PERSEKOLAHAN EBEN HAEZER MANADO Hary Wahono Jermias Tjakra, Pingkan A. K. Pratasis Program Studi Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci