PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIMBAL BALIK (RECIPROCAL TEACHING) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SMA. Puri Dyah Megasari 1)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIMBAL BALIK (RECIPROCAL TEACHING) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SMA. Puri Dyah Megasari 1)"

Transkripsi

1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIMBAL BALIK (RECIPROCAL TEACHING) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SMA Puri Dyah Megasari 1) Hadi Soekamto 2) Sudarno Herlambang 3) ABSTRAK: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk menguji model pembelajaran Timbal Balik. Penelitian dilakukan dengan peneliti berperan sebagai guru di dalam kelas baik kelas eksperimen ataupun kelas kontrol. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 7 Kediri.. Penelitian ini mengambil dua kelas yaitu kelas X-5 sebagi kelas eksperimen dan kelas X-6 sebagai kelas kontrol. Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari soal subjektif atau esai yang berjumlah lima soal. Hasil penelitian ini adalah (1) Pengujian model pembelajaran Timbal Balik pada siswa kelas X SMA Negeri 7 terbukti dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa (2) Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Timbal Balik mengalami peningkatan. Saran dalam penelitian ini adalah (1) Bagi sekolah, untuk menyarankan penggunaan model pembelajaran Timbal Balik pada guru terutama guru mata pelajaran sastra (2) Bagi guru, pada indikator yang membahas tentang peristiwa El Nino dan La Nina serta dampaknya bagi keidupan sebaiknya lebih ditekankan (3) Bagi peneliti lanjutan disarankan untuk menekankan model pembelajaran Timbal Balik pada komponen memprediksi dan membuat pertanyaan agar siswanya lebih fokus. Kata Kunci: model pembelajaran Timbal Balik, hasil belajar Pemilihan model pembelajaran Timbal Balik berdasarkan beberapa pertimbangan. Pertama, model pembelajaran Timbal Balik banyak digunakan oleh peneliti pendidikan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam hal membaca. Siswa yang mengalami kesulitan membaca berkaitan dengan menentukan ide pokok bacaan. Penelitian tentang model pembelajaran Timbal Balik ini sering dilakukan oleh peneliti dari luar negeri dan dalam negeri. Alasan kedua, memilih model pembelajaran Timbal Balik karena keunggulannya. Model pembelajaran Timbal Balik merupakan salah satu model pembelajaran yang menekankan pada kemampuan membaca siswa. Model pembelajaran Timbal Balik dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan aktivitas siswa. Model pembelajaran Timbal Balik juga meningkatkan aktivitas siswa. Siswa akan saling berinteraksi dengan teman sebanya untuk mencari informasi tentang bacaan. Interaksi yang terjadi akan meningkatkan hubungan sosial antar siswa. Model pembelajaran Timbal Balik juga memiliki banyak keunggulan yang lain. Model pembelajaran 1 1): Mahasiswa Geografi FIS Universitas Negeri Malang. puri.asa @gmail.com 2): Dosen Geografi FIS Universitas Negeri Malang 3): Dosen Geografi FIS Universitas Negeri Malang

2 Timbal Balik dapat memunculkan kemampuan yang tersembunyi dalam diri siswa. Kemampuan yang tersembunyi ini berkaitan dengan bakat kepemimpinan siswa. Pada proses pembelajaran, siswa akan memperoleh hasil belajar berupa kemampuankemampuan sesuai dengan yang mereka lakukan selama kegiatan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan Sudjana (2001) bahwa hasil belajar merupakan kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (dalam Nurdin, 2009: ). Kemudian, Sanjaya (2008: 27) juga menyatakan bahwa hasil belajar merupakan gambaran kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam satu kompetensi dasar. Pengertian dari Sanjaya membatasi bahwa hasil belajar hanya dalam lingkup kompetensi dasar tertentu yang ingin dicapai dan juga diperoleh dari pengalaman belajar siswa. Hasil belajar juga dijadikan guru untuk indikator nilai dari metode pembelajaran yang dilakukan dengan kondisi siswa yang berbeda-beda. Pendapat ini diungkapkan oleh Reigeluth (1983) bahwa hasil belajar merupakan semua efek yang bisa dijadikan indikator nilai dari penggunaan metode pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda (dalam Rusmono, 2012: 7). Hasil belajar merupakan bentuk kemampuan siswa yang diperoleh dari setelah menerima pengalaman belajar dan dijadikan sebagai indikator nilai penggunaan metode pembelajaran. Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pendapat itu seperti yang disampaikan oleh Slameto (2003: 64) bahwa faktor internal terdiri dari dua faktor, yaitu: a) faktor biologis (jasmaniah), b) faktor psikologis. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari tiga faktor, yaitu: a) faktor lingkungan keluarga, b) faktor lingkungan sekolah, c) faktor lingkungan masyarakat. Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa secara garis besar faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada dua hal yaitu tentang faktor internal (faktor yang mengenai dalam diri siswa) dan faktor eksternal (faktor yang berada di luar diri siswa). Faktor internal adalah faktor yang secara alami yang dianugerahi oleh Tuhan kepada setiap manusia termasuk siswa. Di dalam diri siswa terdapat faktor biologis dan faktor psikologis. Faktor biologis merupakan kondisi fisik atau jasmani seseorang yang perlu diperhatikan. Perlunya diadakan tes atau ujian untuk memeriksa hasil belajar dan biasanya untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa. Tes hasil belajar memilki jenis seperti yang diungkapkan oleh Buchori (tt: ) bahwa jenis-jenis tes hasil belajar ini bermacam-macam baik tes verbal secara lisan atau tulisan dan kita juga dapat mengadakan tes tindakan. Pada umumnya tes 2

3 lisan masih memiliki banyak kekurangan. Jika kita dapat mempelajari kekurangan yang terdapat pada tes lisan maka kita akan dapat menyelenggarakan tes lisan dengan baik. Tes lisan juga dapat digunakan untuk analisis kualitatif yang cukup baik tentang pengetahuan anak dan cara berfikirnya. Hasil belajar juga dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Timbal Balik. Model pembelajaran Timbal Balik adalah suatu model yang dapat mengasah kemampuan membaca siswa dan mengasah kemampuan siswa untuk menggali isi materi yang disampaikan guru seperti yang dikatakan oleh Pressly (1998) bahwa model pembelajaran Timbal Balik mendorong siswa untuk menjadi lebih aktif dalam perannya di kelompok, membantu siswa untuk lebih memahami arti bacaan/materi yang diberikan guru, dan dengan model ini dapat meningkatakan kognitif siswa. Model pembelajaran yang diterapkan dalam kelas tentu memiliki komponen atau unsurunsur yang mendukung model tersebut. Komponen atau unsur-unsur dari model pembelajaran akan mempermudah guru dalam mengaplikasikan model pembelajaran dalam kelas. Model pembelajaran Timbal Balik memilki empat komponen utama menurut Palincsar (1984), yaitu: 1) memprediksi, 2) mengklarifikasi, 3) membuat pertanyaan, 4) meringkas/merangkum. Keunggulan model pembelajaran Timbal Balik juga dapat melatih siswa untuk berpikir secara rasional dan menulis konsep yang baik tentang gagasan pada bacaan. Pendapat ini dinyatakan oleh Roseshine dan Meister (1994: 8) bahwa apapun sumbernya, konsep pembelajaran Timbal Balik yang dikembangkan oleh Palincsar dan Brown, dapat memberikan dua keuntungan yaitu teori rasional dan penulisan konsep gagasan dengan baik pada saat pembelajaran dilakukan. Model pembelajaran Timbal Balik dapat mendorong siswa untuk bekerjasama, menanggapi masalah dan kepemimpinan, dapat memunculkan motivasi siswa, membangun hubungan sosial dengan siswa yang lain, dan dapat menurunkan kegaduhan siswa di kelas. Keunggulan ini diungkapkan oleh Marzano (2001) bahwa penambahan model pembelajaran Timbal Balik akan mendorong kerjasama, respon dan kepemimpinan, menumbuhkan motivasi, membangun hubungan sosial, dan menurunkan tingkah laku yang kurang baik di kelas. (dalam Omari dan Weshah, 2010: 5). Model pembelajaran model pembelajaran Timbal Balik juga memiliki kelemahan. Kelemahan model ini menurut Palincsar (dalam Roseshine & Meister, 1994: 487) adalah kritik 3

4 pada model pembelajaran Timbal Balik terletak pada kualitas dialognya. Kelemahan ini tertuju pada guru dan siswa yang menjadi pelaksana. Pelaksanaan model pembelajaran Timbal Balik dalam pembelajaran memang tidak ada sistem penilaian pada tata cara pelaksanaannya dan penilaian pada kualitas dialog yang dilakukan antara guru dan siswa. Perlunya diadakan penilaian pada instruksi guru agar instruksi sesuai dengan komponen model pembelajaran Timbal Balik. Model pembelajaran Timbal Balik memiliki beberapa keunggulan. Keunggulan ini akan berhubungan dengan faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor yang terpengaruh oleh keunggulan model pembelajaran Timbal Balik adalah faktor internal (biologis dan psikologis), faktor eksternal (lingkungan sekolah), faktor instrumental (fasilitas dan guru). Keunggulan model pembelajaran Timbal Balik mempengaruhi sebagian besar pada faktor hasil belajar. Walaupun tidak mempengaruhi keseluruhan faktor hasil belajar tetapi model pembelajaran Timbal Balik dapat membantu siswa untuk memperoleh hasil belajar yang baik. METODE Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment) yang termasuk penelitian kuantitatif. Rancangan penelitian yang dikembangkan adalah Pretest-Postest Control Group Designe dimana subjek penelitan terdiri dari kelas kontrol dan kelas eksperimen. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 7 Kediri. Subjek penelitian dipilih dua kelas yang kemampuan akademisnya homogen berdasarkan nilai rata-rata UAS Geografi yang relatif sama yaitu kelas X-5 dan X-6. Penentuan kelas ekperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan tujuan tertentu (purposive sampling). Kelas X-5 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-6 sebagai kelas kontrol. Perlakuan dalam penelitian ini meliputi kegiatan sebagai berikut: pertama melakukan pretest terhadap subjek penelitian baik kelas eksperimen dan maupun kontrol untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Kedua, melakukan eksperimen dengan cara memberikan perlakuan yang berbeda pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen mendapat perlakukan berupa model pembelajaran Timbal Balik sedangkan kelas kontrol berupa model pembelajaran seperti yang biasa dilakukan oleh guru yaitu ceramah dan tanya jawab. Ketiga melakukan post-test pada masing-masing kelas baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. 4

5 Skor post-tes dikurangi dengan skor pre-test akan menghasilkan gain score sebagai skor hasil belajar. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan tes subjektif yang berjumlah 5 butir soal. Kedua tes ini dilakukan dua kali, yaitu pada pre-test dan post-test. Jenis soal antara pre-test dan post-test sama dan instrumen penelitian ini diuji cobakan pada kelas uji coba dimana yang bukan menjadi kelas dalam penelitian. Kelas uji coba yang dipilih adalah klas XI IPS 2. Uji instrumen dalam penelitian ini meliputi analisis validitas butir soal dan reliabilitas tes. Langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data dan uji prasyarat. Uji prasyarat meliputi uji normalitas dan homogenitas serta uji hipotesis yang didasarkan pada nilai gain score. HASIL Data hasil penelitian ini meliputi data kemampuan awal siswa yang diperoleh dari skor pre-test kelas eksperimen dan kontrol sebelum diberi perlakuan sedangkan data hasil belajar siswa yang diperoleh dari skor post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberi perlakuan. Paparan data dari kemampuan awal, dan hasil belajar kelas kontrol dan eksperimen disajikan dalam tabel frekuensi sebagai berikut. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Perbandingan Hasil Belajar Awal Kelas Kontrol dan Eksperimen Nilai Kualifikasi Kelas Kontrol Kelas Ekesperimen Amat Baik Baik Cukup Kurang 24 8 < 40 Kurang Sekali 9 23 Jumlah Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mendapatkan nilai kurang cukup banyak dari kelas kontrol yaitu sebanyak dua puluh empat siswa sedangkan pada kelas eksperimen sebanyak delapan orang. Siswa yang mendapatkan nilai kurang sekali pada kelas control sebnayk Sembilan siswa sedangkan pada kelas eksperimen lebih dari separuh yaitu sebanyak dua puluh tiga siswa. Pada kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak ada siswa yang mendapatkan nilai cukup sampai nilai amat baik. 5

6 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Perbandingan Hasil Belajar Akhir Kelas Kontrol dan Eksperimen Nilai Kualifikasi Kelas Kontrol Kelas Ekesperimen Amat Baik Baik Cukup Kurang 12 3 < 40 Kurang Sekali 0 0 Jumlah Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai baik pada kelas kontrol hanya seorang siswa sedangkan pada kelas eksperimen lebih banyak yaitu mencapai tujuh siswa. Siswa yang mendapatkan nilai cukup untuk kelas kontrol sebanyak dua puluh siswa sedangkan kelas eksperimen lebih banyak yaitu dua puluh satu siswa. Siswa yang mendapat nilai kurang untuk kelas kontrol lebih banyak dibandingkan dengan kelas eksperimen. Kelas kontrol sebanyak dua belas siswa sedangkan kelas eksperimen sebanyak tiga orang. Kelas control dan kelas eksperimen untuk nilai kurang sekali dan amat baik tidak ada siswa yang mendapatkannya. Sebelum dilakukan uji t-test, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat untuk pengujian hipotesis. Uji prasyarat tersebut meliputi uji normalitas dan homogenitas. Berdasarkan data hasil uji normalitas yang telah dilakukan, diketahui bahwa P-value untuk kelas kontrol adalah 0,200 > 0,05 maka data gainscore kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal, sedangkan P-value untuk kelas eksperimen adalah 0,126 > 0,05 maka data gainscore kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Jadi dapat disimpulkan bahwa gainscore kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi no Berdasarkan data hasil uji homogenitas yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa P- value adalah 0,090 > 0,05, maka data gainscore kelas kontrol dan kelas eksperimen mempunyai varians yang sama (homogen). Analisis data yang digunakan untuk penghitungan nilai rata-rata atau mean dari kelas ekperimen dan kelas kontrol menggunakan bantuan SPSS for Windows. Hasil yang diperoleh dari penghitungan dengan menggunakan bantuan SPSS for Windows bahwa kelas kontrol sebesar 16,83 sedangkan nilai rata-rata hasil belajar siswa (gainscore) kelas eksperimen sebesar 41,27. Hasilnya mendeskripsikan bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelaas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol. Nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Hasil tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran Timbal Balik berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 7 Kediri. 6

7 Uji hipotesis yang kedua yaitu analisis data yang menggunakan uji t independen (Independent Sampel T-test) dengan bantuan SPSS for Windows. Hasil penghitungan uji t tidak berpasangan data hasil belajar siswa siswa (gainscore) yang menggunakan bantuan SPSS for Windows diperoleh nilai P-value sebesar 0,000. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai P- value < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Timbal Balik berpengaruh terhadap hasil belajar Geografi siswa kelas X SMA Negeri 7 Kediri. PEMBAHASAN Temuan penelitian telah menunjukkan bahwa model pembelajaran Timbal Balik berpengaruh terhadap hasil belajar geografi siswa kelas X SMA Negeri 7 Kediri pada kompetensi dasar menganalisis atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata hasil belajar (gainscore) kelas eksperimen yang mendapat perlakuan model pembelajaran Timbal Balik lebih tinggi dibanding rata-rata hasil belajar (gainscore) kelas kontrol tanpa perlakukuan model pembelajaran Timbal Balik. Pelaksanaan pembelajaran Timbal Balik dilakukan dengan membentuk siswa dalam kelompok-kelompok heterogen. Jumlah kelompok adalah 8 kelompok dengan masing-masing beranggotakan 4-5 siswa. Kelompok heterogen ini terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan prestasi akademik tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan akademik rendah. Kelompok heterogen dapat menciptakan kondisi kerjasama antar siswa yang berbeda kemampuan sehingga siswa yang memiliki kemampuan rendah dapat lebih memahami materi. Siswa berkemampuan rendah dapat belajar materi dengan bimbingan dari siswa yang berkemampuan tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Santrock (2008: 401) yang menyatakan bahwa salah satu alasan utama untuk menggunakan pengelompokan kemampuan heterogen adalah kelompok ini bisa membantu murid yang berkemampuan rendah, yang dapat belajar dari murid berkemampuan tinggi. Pengaruh teman sebaya dalam diskusi kelompok sangat besar. Hal ini disampaikan oleh Wade & Tavris (2007: 216) sangat sulit untuk memisahkan pengaruh teman sebaya pada diri seorang siswa. Pengaruh teman sebaya sangat besar pada diri seorang siswa. Apabila seorang siswa berkumpul dengan teman sebaya yang memiliki prestasi tinggi maka siswa tersebut berusaha untuk meningkatkan prestasinya sesuai dengan teman sebayanya. Begitu pula sebaliknya apabila seorang siswa berkumpul dengan teman sebaya yang memiliki prestasi rendah maka siswa tersebut juga akan memiliki prestasi rendah. Pembentukan kelompok heterogen pada 7

8 pelaksanaan pembelajaran model Timbal Balik memacu siswa yang berkemampuan akademik rendah sehingga hasil belajarnya meningkat. Penggunaan model pembelajaran Timbal Balik memberikan pengaruh terhadap hasil belajar karena komponen utama yang ada dalam model pembelajaran Timbal Balik mampu memberikan manfaat yang besar pada siswa selama proses belajar berlangsung. Komponen utama model pembelajaran Timbal Balik terdiri dari memprediksi, mengklarifikasi, membuat pertanyaan, dan meringkas. Komponen utama model pembelajaran Timbal Balik dapat membangun kemampuan membaca siswa sehingga siswa nantinya mendapatkan hasil belajar yang baik. Hal ini disampaikan oleh Cooper T dan Greive C (2009: 45) yang berpendapat bahwa model pembelajaran Timbal Balik merupakan proses keterlibatan empat aktivitas yang berbeda (bertanya, mengklarifikasi, meringkas, dan memprediksi) yang menggunakan pendekatan kelompok untuk membangun kemampuan membaca diantara anggota kelompok. Keunggulan Timbal Balik dapat melatih siswa untuk mengkritisi bacaan dan berpikir secara rasional untuk menentukan gagasan pada bacaan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Roseshine dan Meister (1994: 8) bahwa, model pembelajaran Timbal Balik yang dikembangkan oleh Palincsar dan Brown dapat memberikan dua keuntungan yaitu teori rasional dan penulisan konsep gagasan dengan baik pada saat pembelajaran dilakukan. Hal ini dapat dilihat pada komponen memprediksi, mengklarifikasi, membuat pertanyaan, dan merangkum. Dari komponen ini sudah terlihat bahwa siswa mulai berusaha menemukan pengetahuan tentang materi yang diberikan melalui suatu bacaan yang diberikan. Siswa akan mencari ide-ide atau cara untuk menggali lebih dalam isi dari bacaan. Pembelajaran pada kelas kontrol dengan metode ceramah dan tanya jawab, siswa hanya mendengarkan dan memperhatikan dengan cermat, mencatat penjelasan guru, serta tanya jawab tentang materi yang diajarkan. Hal ini siswa tidak semua siswa mendapat kesempatan untuk melatih cara berpikirnya, sehingga kemampuan siswa dalam menggali pengetahuan masih kurang. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Thobroni (2011: 86) bahwa murid yang menjelaskan dengan tertib penjelasan guru dan menghafal apa yang didengarkan dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif sehingga inisiatif siswa terhadap suatu permasalahan yang muncul secara temporer tidak bisa diselesaikan. Keunggulan model pembelajaran Timbal Balik lainnya yaitu meningkatkan sosialisasi antar siswa. Sesuai yang dikemukakan oleh Marzano (2001) bahwa penambahan model 8

9 pembelajaran Timbal Balik akan mendorong kerjasama, respon dan kepemimpinan, menumbuhkan motivasi, membangun hubungan sosial, dan menurunkan tingkah laku yang kurang baik di kelas (dalam Omari dan Weshah, 2010: 5). Hal ini terlihat pada tahap komponen memprediksi, mengklarifikasi,dan membuat pertanyaan. Siswa diminta untuk meramalkan makna bacaan, mengartikan kata atau kalimat sulit yang telah ditemukan, dan menjawab pertanyaan yang telah disusun. Siswa dalam satu kelompok akan saling membantu untuk menyelesaikan tugasnya. Siswa akan saling bertukar informasi untuk menyelesaikan tugasnya sehingga terjadilah proses sosialisasi antara siswa satu dengan yang lainnya. Model pembelajaran Timbal Balik dapat memunculkan bakat tersembunyi pada siswa. Bakat tersembunyi ini dapat berupa jiwa kepemimpinan sehingga berani dalam mengungkapkan pendapat. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Cooper T dan Greive C (2009: 47) model pembelajaran Timbal Balik dapat memunculkan kemampuan tersembunyi dari diri siswa. Pada saat presentasi hasil diskusi dapat meningkatkan keberanian dan tanggung jawab siswa dalam berpendapat. Pada saat presentasi kelompok yang maju membacakan hasil diskusi sedangkan kelompok yang lain memberi tanggapan, sanggahan, ataupun pertanyaan. Anggota kelompok yang terdiri atas empat orang masing-masing memiliki kesempatan untuk mengutarakan pendapatnya di depan kelas. Pembelajaran pada kelas kontrol tidak ada diskusi. Pembelajaran pada kelas kontrol hanya terjadi satu arah antara guru dan siswa. Dengan demikian tidak terjadi aktivitas saling tukar pendapat atau informasi dengan teman. Hal tersebut membuat siswa kurang berpartisipasi dalam pembelajaran sehingga kurangnya motivasi siswa dalam belajar. Tidak adanya saling tukar pendapat dan berbagi ke teman sebayanya maka keberanian siswa dalam berpendapat juga masih kurang sehingga berpengaruh terhadap tanggung jawab siswa dalam menjawab pertanyaan. Keunggulan model pembelajaran Timbal Balik yang lain yaitu siswa dapat membangun pengetahuan yang telah diterima dengan yang belum diterima.pendapat ini sesuai yang diungkapkan oleh Cooper T dan Greive C (2009: 47) bahwa guru dan siswa harus mempunyai usaha untuk membangun pengetahuan siswa. Siswa dapat membangun pengetahuannya dengan dibantu oleh guru. Pengetahuan yang sebelumnya telah diperoleh siswa dipadukan dengan pengetahuan yang baru didapatkannya sehingga dasar pengetahuan siswa akan lebih kokoh. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Santrock (2007: 484) mengemukakan bahwa 9

10 pengetahuan akan bertambah luas dan makin mendalam jika murid terus membangun hubungan antara informasi baru dengan pengalaman dalam pengetahuan mereka yang sudah ada. Hasil penelitian Yunita (2010) juga menunjukkan bahwa rata-rata skor hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Timbal Balik lebih baik daripada siswa yang proses pembelajarannya tidak menggunakan model pembelajaran Timbal Balik tetapi menggunakan model ceramah. Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Kurniawati (2008) juga menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Timbal Balik dapat meningkatkan hasil belajar Geografi dan kemampuan berpikir kritis pada siswa. Peningkatan tersebut telihat pada peningkatan nilai Geografi pada tiap siklusnya. Berdasarkan teori dan temuan penelitian sebelumnya, dikaitkan dengan penelitian ini hasilnya sangat relevan. Pada penelitian ini penerapan Timbal Balik terbukti berpengaruh terhadap hasil belajar Geografi siswa kelas X SMA Negeri 7 Kediri pada kompetensi dasar menganalisis atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi yang ditunjukkan dengan hasil belajar Geografi pada kelas eksperimen lebih baik dibanding dengan kelas kontrol. SIMPULAN Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah model pembelajaran Timbal Balik berpengaruh terhadap hasil belajar Geografi siswa kelas X SMA Negeri 7 Kediri. SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan tersebut, maka saran yang dapat diajukan adalah: 1. Bagi sekolah untuk menyarankan pada guru agar menggunakan model pembelajaran Timbal Balik terutama pada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris karena model pembelajaran ini lebih menekankan pada kemampuan membaca siswa. 2. Bagi guru mata pelajaran Geografi disarankan pada kompetensi dasar menganalisis atmosfer dan dampaknya bagi kehidupan di muka bumi terutama pada indikator yang berkaitan dengan proses terjadinya EL Nino dan La Nina serta dampaknya bagi kehidupan sebaiknya 10

11 lebih ditekankan dan dijelasan dengan gambar bergerak agar sebagian besar siswa mudah memahami proses terjadinya El Nino dan La Nina serta dampaknya bagi kehidupan. 3. Bagi peneliti lanjut yang berminat melakukan penelitian tentang pengaruh model pembelajaran Timbal Balik terhadap hasil belajar Geografi siswa, disarankan untuk menekankan model pembelajaran Timbal Balik pada komponen memprediksi dan membuat pertanyaan agar siswanya lebih fokus. RUJUKAN Buchori, M. Tanpa tahun. Teknik-Teknik Evaluasi dalam Pendidikan. Jakarta: Jemmars Cooper T dan Greive C The effectiveness of the methods of reciprocal teaching. Education Papers and Journal Articles.(Online), halaman 1-9, ( diakses pada tanggal 3 Desember Kurniawati, Ida Penerapan Strategi Pembelajaran Timbal Balik (Reciprocal Teaching) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Perolehan Belajar Geografi Siswa Kelas X SMAN Ambulu Jember. Skripsi tidak diterbitkan. Malang:FMIPA Universitas Negeri Malang. Nurdin Implementasi Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) dalam Meningkatkan Hasil Belajar. Jurnal Administrasi Pendidikan, (Online), 9 (1): , (file.upi.edu/direktori/...pendidikan/.../karya_ilmiah_7.pdf), diakses 7 Desember 2012 Omari, Hamzah A dan Weshah, Hani A. Using the Reciprocal Teaching Method by Teachers at Jordanian Schools. European Journal of Social Sciences. (Online), 15 (1): 30, ( diakses 7 Desember Palinscar et al Strategy for Reading Comprehension Reciprocal Teaching. (Online), ( diakses pada tanggal 7 Desember Pressley, M Literacy for all: Issues in teaching and learning, language arts & disciplines. NewYork: Guilford. Roseshine B & Meister C Reciprocal Teaching: A Review of the Research. (Online), ( Diakses tanggal 26 Januari Rusmono, Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu Perlu. Bogor : Ghalia Indonesia Sanjaya, Wina Pembelajaran Dalam Implementasikurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana. Santrock, John. W Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Kencana Premada Media Group. Slameto Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Thobroni, M & Mustofa, A Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA. 11

12 Wade, Carole dan Carol Tavris Psikologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga Yunita, Fitra Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Timbal Balik terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI MAN 3 Malang yang Mempunyai Kemampuan Awal Rendah dan Kemampuan Awal Tinggi pada Pokok Bhasan Sistem Koloid. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas negeri Malang. 12

(1) Achmad Fandir Tiyansyah, (2) Dwiyono Hari Utomo, (3) Sudarno Herlambang Universitas Negeri Malang

(1) Achmad Fandir Tiyansyah, (2) Dwiyono Hari Utomo, (3) Sudarno Herlambang Universitas Negeri Malang PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN THINK TALK WRITE (TTW) TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA N 01 BULULAWANG (1) Achmad Fandir Tiyansyah, (2) Dwiyono

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi eksperimen) yaitu metode yang membandingkan pengaruh pemberian suatu perlakuan (treatment)

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN Oleh : Yeyen Suryani & Dewi Natalia S Abstrak Masalah dalam penelitian ini

Lebih terperinci

PEERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DAN JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMAN 1 KAUMAN

PEERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DAN JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMAN 1 KAUMAN PEERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DAN JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMAN 1 KAUMAN 1) Heviana Putri N, 2) Drs. Dwiyono Hari Utomo M, Pd. M, Si 3) Drs. Sudarno Herlambang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Masing-masing kelas

BAB III METODE PENELITIAN. kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Masing-masing kelas BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan bentuk Nonequivalent Control Group Design. Dalam penelitian ini, terdapat dua kelas yaitu kelas eksperimen

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Tiara Irmawati Budi Handoyo Purwanto Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

Rika Hajizah Purba 1, Ach. Fatchan 2, Singgih Susilo

Rika Hajizah Purba 1, Ach. Fatchan 2, Singgih Susilo PENGARUH KOMBINASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN TEAM GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL DAN MINAT BELAJAR GEOGRAFI SISWA MAN REJOTANGAN KABU- PATEN TULUNGAGUNG Rika Hajizah Purba 1, Ach. Fatchan 2,

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALLING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MALANG

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALLING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MALANG 1 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALLING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MALANG Boby Setyawan 1), Marhadi Slamet Kistiyanto 2), Budijanto 3) bobyseyawan_geografium@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan judul penelitian yaitu Perbedaan Metode Inquiry dan

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan judul penelitian yaitu Perbedaan Metode Inquiry dan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Sesuai dengan judul penelitian yaitu Perbedaan Metode Inquiry dan Metode Ceramah dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Kelas VIII di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis penelitian

Lebih terperinci

Widiya Sholichah 1 Sudarno Herlambang 2 Purwanto 3 Universitas Negeri Malang

Widiya Sholichah 1 Sudarno Herlambang 2 Purwanto 3 Universitas Negeri Malang Pengaruh Integrasi Model Pembelajaran ARIAS dengan Team Assisted Individualization Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS Pada Mata Pelajaran Geogarfi SMA Negeri 10 Malang Widiya Sholichah 1 Sudarno

Lebih terperinci

Melina Oktaviani 1, Dwiyono Hari Utomo 2, J. P. Buranda 3, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Malang

Melina Oktaviani 1, Dwiyono Hari Utomo 2, J. P. Buranda 3, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Malang PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 KEDIRI Melina Oktaviani 1, Dwiyono Hari Utomo 2,

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN Wahyu Wijayanti 1, Sudarno Herlambang, dan Marhadi Slamet K 2

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (Quasi Experiment). Eksperimen semu adalah jenis komparasi yang membandingkan pengaruh

Lebih terperinci

Wiwik Andriyani 1), Dr.H. Suratno, M.Pd 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3)

Wiwik Andriyani 1), Dr.H. Suratno, M.Pd 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3) Pengaruh Model Strategi Pembelajaran Peningakatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Kewirausahaan Siswa Kelas XI SMK Nusantara Kota Jambi 3) 2) Wiwik Andriyani 1),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan metode penelitian kuantitaftif eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan evaluasi tipe

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan evaluasi tipe BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran dari penelitian yang akan dilaksanakan. Objek dari penelitian ini terdiri dari dua variabel terdiri dari variabel terikat

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif eksperimen dengan desain penelitian post test only control design. Subjek penelitian yang dipilih

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI. Desi Ilva Maryani 1), Pargito 2), Irma Lusi 3)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI. Desi Ilva Maryani 1), Pargito 2), Irma Lusi 3) EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI Desi Ilva Maryani 1), Pargito 2), Irma Lusi 3) This study aimed to determine: (1) the similarity of pretest between

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pembahasan mengenai bab ini akan dikemukakan mengenai rancangan

III. METODE PENELITIAN. Pembahasan mengenai bab ini akan dikemukakan mengenai rancangan 64 III. METODE PENELITIAN Pembahasan mengenai bab ini akan dikemukakan mengenai rancangan penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi penelitian, sampel penelitian, teknik pengumpulan data, definisi

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 53 BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen kuasi. Metode ini digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian yaitu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 128 siswa dan tersebar

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR 167 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR Galih T. Lesmana 1, Ono Wiharna 2, Sulaeman 3 Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI Tri Ariani 21, Nurma Fitriyani 22 Abstrak. Fisika

Lebih terperinci

JURNAL SAINTIFIK VOL.2 NO.2, JULI Kata kunci: Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Tim Kuis, Eksperimen

JURNAL SAINTIFIK VOL.2 NO.2, JULI Kata kunci: Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Tim Kuis, Eksperimen Peranan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Tim Quiz ( Quiz Team ) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran Fisika Kelas XI IPA MAN Pol-Man Kabupaten Polewali Mandar Fadhila Program Studi

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN STRATEGI TIMBAL BALIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS CERPEN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA

KEEFEKTIFAN STRATEGI TIMBAL BALIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS CERPEN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA KEEFEKTIFAN STRATEGI TIMBAL BALIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS CERPEN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI 894 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 9 ke-5 Tahun 2016 PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI THE EFFECT OF CONTEXTUAL LEARNING

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan penelitian eksperimen

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII Arendra Unggul Clarotta 1)* Veator Renyaan 2) 1) 2) Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA Purwaningsih 1) Widodo Budhi 2) 1)2) Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sarjanawiyata

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA (Studi Eksperimen Pada Mata Kuliah Kewirausahaan Tingkat II Tahun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi eksperimen) adalah jenis komparasi yang membandingkan pengaruh pemberian suatu perlakuan

Lebih terperinci

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TINAMBUNG 1 Fitrah Razak, 2 Rezki Amaliyah AR 1,2 Universitas Sulawesi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara yang digunakan agar memperoleh data yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara yang digunakan agar memperoleh data yang 0 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN 1. Metode Penelitian Metode merupakan cara yang digunakan agar memperoleh data yang diinginkan. Seperti yang dipaparkan oleh Sugiyono (008 :

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar Lampung, Tahun Ajaran 2012-2013 yang berjumlah 128 siswa dan tersebar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pembelajaran resiprokal (RT) dalam penelitian ini digunakan sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pembelajaran resiprokal (RT) dalam penelitian ini digunakan sebagai 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Pembelajaran resiprokal (RT) dalam penelitian ini digunakan sebagai pendekatan pembelajaran, dimana dalam proses pembelajarannya meliputi empat

Lebih terperinci

Malia 1, Dodik Mulyono², Reny Wahyuni³ STKIP-PGRI Lubuklinggau

Malia 1, Dodik Mulyono², Reny Wahyuni³ STKIP-PGRI Lubuklinggau PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 26/27 Malia, Dodik Mulyono², Reny Wahyuni³ STKIP-PGRI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Munifah (2010) tentang Penerapan Model Reciprocal Teaching Sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa. Selain

Lebih terperinci

ANTAR KELAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

ANTAR KELAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL ANTAR KELAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN KELAS MODEL PEMBELAJARAN EKSPOSITORI Amelia Astri Wulandari Disusun bersama:drs. AL. Sugijanto,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sugiyono (2011, hlm. 3) menyatakan bahwa metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN FLIPCARD

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN FLIPCARD UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN FLIPCARD Diyah Nur W 1), Djoko Nugroho 2) Mahasiswa Fisika IKIP PGRI Madiun 1) Guru Fisika SMA Negeri 1 Jiwan 2) Jl. Setia Budi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2012 sampai selesai dengan lokasi penelitiannya: di SD Negeri Secang 2, Magelang pada semester

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN PEDOSFER SISWA KELAS X SMAN 1 PULE KABUPATEN TRENGGALEK

MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN PEDOSFER SISWA KELAS X SMAN 1 PULE KABUPATEN TRENGGALEK MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN PEDOSFER SISWA KELAS X SMAN 1 PULE KABUPATEN TRENGGALEK Adik Tri Wahyuningsih 1 Ach. Amirudin 2 I Nyoman Ruja 2 ABSTRACT: The purpose

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan

III. METODE PENELITIAN. data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan 32 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk memperoleh data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian eksperimen untuk mengkaji pengaruh model Cooperative Learning tipe CIRC terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 di SMA Negeri 1 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 di SMA Negeri 1 Bandar 20 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 di SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Sugiyono (2012:3) menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah

III. METODELOGI PENELITIAN. Sugiyono (2012:3) menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah 32 III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Sugiyono (2012:3) menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu dan metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan dari tanggal 16-19 November 2012 di SMA Negeri 2 Sumedang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karakter penguasaan

Lebih terperinci

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya, STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN BANTUAN LKS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI KELAS X AKUNTANSI Sriningsih Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity),

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity), BAB III METODE PENELITIAN Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity), anak selalu bertanya tentang hal hal yang dilihat, didengar, diraba, dicecap bahkan dirasakan (Sukmadinata,

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL STRATEGI INKUIRI TERHADAP PEMAHAMAN JURUSAN IPA, IPS DAN BAHASA

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL STRATEGI INKUIRI TERHADAP PEMAHAMAN JURUSAN IPA, IPS DAN BAHASA Pengaruh Layanan Bimbingan Klasikal Strategi Inkuiri Terhadap Pemahaman Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa 77 PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL STRATEGI INKUIRI TERHADAP PEMAHAMAN JURUSAN IPA, IPS DAN BAHASA

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA sebanyak 5 kelas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA sebanyak 5 kelas III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA sebanyak 5 kelas di SMA Negeri 14 Bandar Lampung tahun pelajaran 014/015 yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakkan seluruh subjek dalam kelompok belajar untuk diberi perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakkan seluruh subjek dalam kelompok belajar untuk diberi perlakuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Kuasi Eksperimen atau eksperimen semu. Pada penelititian kuasi eksperimen (eksperimen semu) menggunakkan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA YP UNILA (JURNAL) Oleh. Sinta Rahma Dhanty

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA YP UNILA (JURNAL) Oleh. Sinta Rahma Dhanty 0 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA YP UNILA (JURNAL) Oleh Sinta Rahma Dhanty Pembimbing I Pembimbing II Pembahas : Dr. Hi. Pargito, M.Pd. : Drs. Yarmaidi,

Lebih terperinci

Keywords : Learning Strategy FIRE-UP, Learning Achievement, and Hidrolysis of Salt

Keywords : Learning Strategy FIRE-UP, Learning Achievement, and Hidrolysis of Salt 1 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN FIRE-UP UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM DI KELAS XI SMA BABUSSALAM PEKANBARU Hasnul Habiba *, Johni Azmi **, Sri Haryati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen semu (Quasi experiment), dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar Lampung, Tahun Ajaran 2012-2013 yang berjumlah 128 siswa dan tersebar

Lebih terperinci

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN CAHAYA

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN CAHAYA PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN CAHAYA Nurhadi Saputro 1)* Hidayati 2) 1) 2) Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING Pengaruh Penerapan Problem. (Aunurrofiq Hidayat) 454 PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DIPADU DENGAN AKTIVITAS KOLABORATIF TRUE OR FALSE STRATEGY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI-IS MA MUHAMMADIYAH 2 PACIRAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI-IS MA MUHAMMADIYAH 2 PACIRAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI-IS MA MUHAMMADIYAH 2 PACIRAN Widya Astuti 1), Budi Handoyo 2), Mustofa 2) Prodi Pendidikan Geografi, Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION 0 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA SISWA KELAS IX SMP SWASTA AL-ULUM MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 SITI

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL Ditulis untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) OLEH: ZUMRATUN

Lebih terperinci

62 Purwanti, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Prestasi Belajar JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI

62 Purwanti, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Prestasi Belajar JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI 6 Purwanti, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Prestasi Belajar JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian eksperimental-kuasi (quasi-experimental research). Penelitian kuasi eksperimen digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research).

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian eksperimental dibagi menjadi dua, yakni penelitian eksperimental

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen (eksperimen semu), dimana sampel penelitian diambil secara cluster random sampling (Fraenkel & Wallen, 2009). Dalam

Lebih terperinci

PENCAPAIAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL SNOWBALLING PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENCAPAIAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL SNOWBALLING PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING CiE 2 (1) (2013) Chemistry in Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chemined PENCAPAIAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL SNOWBALLING PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TA Putranto,

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF Devi Ardiani Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo E-mail: deviardiani61@gmail.com

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bandarlampung Tahun Ajaran 03/04 dengan jumlah siswa sebanyak 00 siswa yang terdistribusi

Lebih terperinci

PENGARUH METODE EKSPERIMEN DAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS

PENGARUH METODE EKSPERIMEN DAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS PENGARUH METODE EKSPERIMEN DAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS Elfrida Farinita Pantas 1) Sumadi 2) 1)2) Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 di SMA Negeri 2 Metro. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING Asna Khuroidah 1, Dwiyono H. U. 2, Yuswanti A. W. 3 Abstrak: Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA 1 PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Lebih terperinci

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 803

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 803 Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 803 EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN

PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN Nila Mutia Dewi*, Kadim Masjkur, Chusnana I.Y Universitas Negeri Malang Jalan Semarang

Lebih terperinci

Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta

Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta 1 EFEKTIVITAS COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA PERMAINAN MONOPOLI DALAM UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PPKn DI SMA N 2 WONOSARI Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN AKTIF TIPE GROUP TO GROUP EXCHANGE

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN AKTIF TIPE GROUP TO GROUP EXCHANGE EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN AKTIF TIPE GROUP TO GROUP EXCHANGE (GGE) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP PESANTREN MODERN DATOK SULAIMAN (PMDS) PUTRI PALOPO Oleh: 1 Dewi Purwati,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis,

III. METODE PENELITIAN. oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara atau kegiatan pelaksaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. eksperimen. Penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang

III. METODE PENELITIAN. eksperimen. Penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian jenis komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari

Lebih terperinci

MODEL QUANTUM TEACHING DISERTAI METODE EKSPERIMEN DAN DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP. Winda Ayu Wijayanti, Indrawati, Trapsilo Prihandono

MODEL QUANTUM TEACHING DISERTAI METODE EKSPERIMEN DAN DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP. Winda Ayu Wijayanti, Indrawati, Trapsilo Prihandono MODEL QUANTUM TEACHING DISERTAI METODE EKSPERIMEN DAN DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP Winda Ayu Wijayanti, Indrawati, Trapsilo Prihandono Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Lebih terperinci

Penelitian ini menggunakan metode Eksperimental. Di dalam penelitian ini tes

Penelitian ini menggunakan metode Eksperimental. Di dalam penelitian ini tes 34 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Eksperimental. Di dalam penelitian ini tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data Pretest, Posttest dan Indeks Gain Penguasaan Konsep

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data Pretest, Posttest dan Indeks Gain Penguasaan Konsep BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Data Pretest, Posttest dan Indeks Gain Penguasaan Konsep Penilaian penguasaan konsep siswa dilakukan dengan menggunakan tes tertulis dengan bentuk tes pilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

Lebih terperinci

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH Winny Liliawati Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Pembelajaran Fisika

Lebih terperinci

Oleh : Yeyen Suryani dan Sintia Dewiana. Abstrak

Oleh : Yeyen Suryani dan Sintia Dewiana. Abstrak PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X IIS di SMA Negeri

Lebih terperinci

Pengaruh Model Pembelajaran dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Kimia Peserta Didik Kelas XI IPA SMAN 1 Tinambung

Pengaruh Model Pembelajaran dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Kimia Peserta Didik Kelas XI IPA SMAN 1 Tinambung Pengaruh Model Pembelajaran dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Kimia Peserta Didik Kelas XI IPA SMAN 1 Tinambung Mesra Damayanti *1, Jirana 2 1,2 Program Studi Biologi FMIPA Universitas Sulawesi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah 47 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian

Lebih terperinci

Kata kunci: metode kooperatif tipe TGT, media pembelajaran kartu domino, hasil belajar geografi

Kata kunci: metode kooperatif tipe TGT, media pembelajaran kartu domino, hasil belajar geografi PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATI TIPE TGT (TEAMS GAME TOURNAMENT) DENGAN MEDIA KARTU DOMINO TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MUNTILAN INLUENCE LEARNING COOPERATIVE TYPE TGT

Lebih terperinci

(Sugiyono, 2012: 79) Gambar3.1 Desain Penelitian Kelompok Pretes-Postes

(Sugiyono, 2012: 79) Gambar3.1 Desain Penelitian Kelompok Pretes-Postes 30 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Tujuan dari penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi (quasi experiment) dengan pretest-posttest non-equivalent control group

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA 19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA Negeri 1 Gadingrejo tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang bersifat deskriptif yang memusatkan perhatiannya

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI. Universitas Negeri Malang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI. Universitas Negeri Malang PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI Aprilya Hestyana 1), Marhadi S. K. 2), Purwanto 3) Universitas Negeri Malang ABSTRAK: Cooperative Script merupakan model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran cooperative script, model pembelajaran cooperative Numbered Head Together (NHT) dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di SMP N 1 kabila Kab.Bonebolango

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di SMP N 1 kabila Kab.Bonebolango BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di SMP N kabila Kab.Bonebolango pada kelas VII semester genap tahun ajaran 0/03. Penelitian dilakukan selama ±

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Tanti Jumaisyaroh Siregar Pendidikan matematika, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PERBEDAAN HASIL BELAJAR CHASIS DAN PEMINDAH TENAGA ANTARA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN TEAM GAMES TOURNAMENT

STUDI TENTANG PERBEDAAN HASIL BELAJAR CHASIS DAN PEMINDAH TENAGA ANTARA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN TEAM GAMES TOURNAMENT JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 22, NO. 2, OKTOBER 2014 1 STUDI TENTANG PERBEDAAN HASIL BELAJAR CHASIS DAN PEMINDAH TENAGA ANTARA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN TEAM GAMES TOURNAMENT DAN CERAMAH SISWA KELAS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pembahasan dalam bab ini difokuskan pada beberapa subbab yang terdiri dari

III. METODE PENELITIAN. Pembahasan dalam bab ini difokuskan pada beberapa subbab yang terdiri dari III. METODE PENELITIAN Pembahasan dalam bab ini difokuskan pada beberapa subbab yang terdiri dari jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan penarikan sampel, definisi konseptuan dan operasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitan ini adalah siswa kelas XI IPS SMAN 8 Kota Bandung pada tahun ajaran 2013/2014. Kemudian terpilih dua kelas yaitu kelas XI IPS 1 dan

Lebih terperinci