LAPORAN PENELITIAN BAHAN AJAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PENELITIAN BAHAN AJAR"

Transkripsi

1 LAPORAN PENELITIAN BAHAN AJAR Pengembangan Prototipe Bahan Ajar Matakuliah Laboratorium Auditing (EKSI4414) oleh Dra. Sri Ismulyaty, M.Si Hendrian, SE, M.Si Rini Dwiyani Hadiwidjaja, SE, M.Si LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT UNIVERSITAS TERBUKA 2012

2 LEMBAR PENGESAHAN Laporan Penelitian Evaluasi Bahan Ajar Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat 1. a. Judul Penelitian : Pengembangan Prototipe Bahan Ajar Matakuliah Laboratorium Auditing (EKSI4414) b. Bidang Penelitian : Bahan Ajar c. Mata Kuliah : Laboratorium Auditing (EKSI4414) 2. Ketua Peneliti : a. Nama lengkap dan Gelar : Dra. Sri Ismulyaty, M.Si b. Jenis Kelamin : Perempuan c. Pangkat, Golongan, NIP : Penata TkI, III/d d. Program Studi/ Jurusan : Manajemen / Manajemen e. Jabatan Akademik : Lektor f. Fakultas : Ekonomi 3. Nama Anggota Peneliti : Hendrian, SE.,M.Si dan Rini Dwiyani Hadiwidjaja, SE., MSi 4. Lama Penelitian : 9 (sembilan) bulan 5. Biaya yang diperlukan : Rp ,00 (Dua Puluh Juta Rupiah) Tahun 1 Jumlah Mengetahui Dekan, Pondok Cabe, Februari 2013 Ketua Peneliti, Drs. Yun Iswanto, M.Si Dra. Sri Ismulyaty.,M.Si NIP NIP Menyetujui, Ketua LPPM-UT Menyetujui, Ka. Pusat Antar Universitas (PAU-PPI) Dewi Artati Padmo Putri, Ph.D Dr. Benny A. Pribadi NIP NIP

3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Terbuka (UT) sebagai perguruan tinggi selalu meningkatkan relevansinya dengan kebutuhan masyarakat, salah satu langkah UT memenuhi kebutuhan pasar yaitu dengan menyelenggarakan pendidikan tinggi program studi S1 Akuntansi berdasarkan kebutuhan pasar. Pengembangan Program Studi (PS) S1 Akuntansi UT diharapkan dapat berkontribusi dalam melakukan akselerasi pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi di bidang Akuntansi. Salah satu karakteristik mahasiswa UT khususnya mahasiswa S-1 Akuntansi dalam proses belajarnya adalah belajar mandiri. Belajar mandiri yaitu belajar tanpa guru atau tutor sehingga mahasiswa dituntut untuk belajar atas prakarsa atau inisiatif sendiri. UT mengembangkan bahan ajar yang di rancang khusus untuk belajar mandiri. Bahan ajar UT dibedakan menjadi dua, yaitu Bahan Ajar Cetak (BAC) dan Bahan Ajar Non Cetak (BANC). BAC yang biasa dikenal dengan istilah Buku Materi Pokok (BMP) merupakan bahan ajar utama sebagai pengganti tutor sehingga BMP bersifat wajib untuk dipelajari dan dikuasai oleh mahasiswa. BMP dirancang dan disusun secara fleksibel yaitu sesuai dengan karakteristik mahasiswa UT, kondisi pengajar/tutor dan lingkungan atau sumber-sumber lain yang tersedia. UT mengeluarkan suatu kebijakan melakukan revisi bahan ajar setiap lima tahun sekali guna mempertahankan kualitas BMP sehingga dapat mendukung proses belajar mandiri mahaisiswa. PS S1 Akuntansi memiliki 2 (dua) matakuliah berpraktikum yaitu matakuliah Laboratorium Pengantar Akuntansi (EKSI4101) dan matakuliah Laboratorium Auditing (EKSI4414). Matakuliah berpraktikum memiliki kompetensi tertingginya mengaplikasikan dan mempraktekan keterampilannya dalam bidang akuntansi. Beberapa pihak masih ragu dan mengalami kesulitan dalam menerapkan akuntansi dan auditing jarak jauh, namun PS S1 Akuntansi termotivasi untuk melakukan praktikum dengan desain pembelajaran jarak jauh. Perolehan nilai matakuliah EKSI4414 pada masa registrasi 2011 lebih dari 50% mahasiswa merasa tidak puas, karena rata-rata hanya memperoleh nilai C dan D (Ismulyati 2011). Meskipun mahasiswa tersebut sudah mengikuti Praktikum Tatap Muka (PTM) dan Tutorial Online (TUTON). 3

4 Gambar 1 Perolehan Nilai Matakuliah Laboratorium Auditing (EKSI4414) Sumber : Ismulyaty, 2011 Gambar 1 menunjukkan bahwa matakuliah berpraktikum dengan kompetensi mengaplikasikan dan mempraktekan keterampilan bukan hal yang mudah. Perlu adanya variasi penyajian bahan ajar. Selain didukung oleh bahan ajar yang berkualitas UT khususnya PS S1 Akuntansi berusaha menyajikan bahan ajar yang mudah dipahami dan mudah keterbacaannya serta sesuai dengan desain instruksional sehingga tujuan akhir pembelajaran dapat tercapai. Hasil review pakar ilmu Akuntansi, Dr. Amilin (2011) menyatakan bahwa secara umum bahan ajar ini masih terdapat kekurangan dalam penyajian konten atau materi, materi yang disajikan belum sesuai dengan perkembangan pemikiran/ praksis dalam bidang ilmu, teknologi, atau seni yang relevan (tingkat ketercapaiannya 60%), penyajian contoh dan noncontoh masih kurang, artinya dalam proses audit penggunaan teknik audit untuk industri tertentu akan memiliki teknik yang berbeda. Misalnya, mengaudit industri perbankan akan berbeda dengan mengaudit industri maskapai penerbangan, dan berbeda ketika mengaudit koperasi, dan seterusnya. Selain itu, Amilin (2011) memberikan skala penilaian 6 dan dengan mengetahui kualitas bahan ajar lama Lab. Auditing (EKSI4414) (sebelum revisi) maka belum bisa mereferensikan bahan ajar ini bagi mahasiswa di universitas lain. Revisi bahan ajar Laboratorium Auditing (EKSI4414) dilakukan berdasarkan hasil review pakar dan penilaian pengampu (course manager) berlangsung tahun 2012 bersamaan 4

5 dengan penelitian bahan ajar ini, sehingga bahan ajar baru (setelah revisi) yang dihasilkan merupakan bahan ajar prototipe yang sesuai dengan substansi, kebutuhan pasar dan konsep desain instruksional. Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini berusaha untuk menghasilkan bahan ajar prototype Laboratorium Auditing (EKSI4414) yang sesuai dengan substansi, dibutuhkan oleh pasar artinya sesuai dengan kebutuhan mahasiswa serta sesuai dengan konsep desain instruksional. Selain itu, penelitian ini membandingkan antara bahan ajar lama dengan bahan ajar baru (setelah revisi) untuk mengetahui apakah saran dan rekomendasi dari pakar, pengampu dan mahasiswa sudah diterapkan Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka peneliti merumuskan masalah, yaitu. 1. Bagaimana mengembangkan prototipe bahan ajar mata kuliah Matakuliah Laboratorium Auditing (EKSI4414) sesuai dengan substansi dan konsep desain instruksional? 2. Bagaimana hasil perbandingan antara modul lama dan modul baru (setelah revisi) dengan menggunakan konsep desain instruksional? 1.3. Tujuan Penelitian Pengembangan prototipe bahan ajar merupakan bentuk penelitian yang bertujuan untuk. 1. Mengembangkan bahan ajar matakuliah Laboratorium Auditing (EKSI4414) yang sesuai dengan substansi dan konsep desain instruksional 2. Mengetahui perbandingan antara modul lama dan modul baru (setelah revisi) dengan menggunakan konsep desain instruksional 2.1. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi. 1. Mahasiswa UT, khususnya mahasiswa PS S1 Akuntansi sebagai pengguna bahan ajar Laboratorium Auditing (EKSI4414) 2. UT sebagai pengembang bahan ajar Laboratorium Auditing (EKSI4414) 3. Peneliti lainnya, sebagai referensi dan tambahan informasi untuk penelitian lanjutan. 5

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bahan Ajar SPJJ (Sistem Pendidikan Jarak Jauh) Salah satu karakteristik SPJJ dalam proses pembelajarannya dengan cara belajar mandiri. Mahasiswa belajar tanpa didampingi oleh pengajar atau tutor sehingga kehadiran pengajar harus digantikan oleh kehadiran bahan ajar yang dirancang khusus. UT yang menerapakan SPJJ mengembangkan bahan ajar yang dirancang khusus dengan memenuhi prinsip self-contained dan self-instructional agar dapat dipelajari secara mandiri oleh mahasiswa tanpa bantuan tutor. Bahan ajar UT dapat dipelajari secara mandiri, didiskusikan dengan teman dalam kelompok belajar. Bahan ajar utama UT adalah bahan ajar cetak yang disebut Buku Materi Pokok (BMP). Selain bahan ajar cetak, UT juga menyediakan bahan ajar tambahan yang berupa bahan ajar non-cetak yang berbentuk kaset audio, CD audio, CD audiografis, CD video, CD video interaktif, bahan ajar berbantuan komputer, dan web supplement yang merupakan satu kesatuan dengan BMP (Katalog UT 2012, 2012). Suatu tantangan bagi SPJJ khususnya UT untuk dapat mengembangkan bahan ajar yang mempunyai motivasi yang cukup untuk belajar dan pengetahuan atau subtansi yang disajikan tersebut menarik, relevan dan berkualitas. Penyampaian pengetahuan sebaiknya ditunjang oleh uraian, baik tertulis maupun lisan yang dilengkapi dengan gambar-gambar dan suara. Terutama untuk matakuliah berpraktikum EKSI4414, kasus yang diselesaikan dalam praktek merupakan kasus yang komprehensif sehingga mahasiswa merasa kesulitan dalam memperbaiki kesalahan praktik, karena tiap kesalahan berpengaruh terhadap semua pekerjaan dalam satu siklus proses akuntansi dan auditing pada periode tertentu. Dalam hal ini peran Ilmu teknologi pendidikan menjadi sangat penting, bahan ajar memerlukan media lain sebagai pendukung seperti gambar bersuara dengan slide berwarna atau terminal komputer bahkan diselingi dengan musik. Warsita (2007) menyatakan bahwa bentuk bahan ajar dalam PJJ meliputi berbagai kombinasi dari media cetak (modul), program audio, program video, radio, televisi, komputer, alat-alat praktik dan praktikum, dan media-media lain yang dapat digunakan. Bahan ajar yang digunakan dalam penyelenggaraan SPJJ perlu dirancang dengan menggunakan model pengembangan instruksional yang sesuai dengan kondisi belajar, agar 6

7 dapat membantu siswa dalam melakukan proses belajar secara efektif dan efisien. Desain sistem pembelajaran adalah proses yang sistematik yang digunakan untuk merancang peristiwa pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Desain atau rancangan bahan ajar yang efektif mencakup beberapa komponen yaitu: 1. struktur; 2. isi atau materi pelajaran; 3. strategi penyajian; dan 4. penampilan fisik. Disamping itu, cara mengevaluasi keberhasilan belajar siswa dan pemberian umpan balik juga ikut memegang peranan penting dalam menentukan kualitas bahan ajar yang digunakan dalam program PJJ (Pribadi dan Sjarif, 2010). 2.2 Desain Sistem Pembelajaran Pengembangan instruksional tidak hanya terbatas pada proses identifikasi kebutuhan instruksional sampai pada pengembangan strategi instruksional saja, namun sampai pada tahap evaluasi seperti tertuang pada gambar 2.1. berikut. Tahap I Tahap II Tahap III Pengembangan Instruksional Pelaksanaan Kegiatan Instruksional Evaluasi Instruksional Gambar 2.1. Siklus Lengkap Kegiatan Instruksional Tahap I Mendefinisikan masalah dan organisasi (mengidentifikasi kebutuhan instruksional, merumuskan tujuan instruksional umum, melakukan analisis instruksional, mengidentifikasi prilaku & karakteristik awal peserta didik dan mendeskripsikan latar/setting) Tahap II Analisis dan pengembangan sistem instruksional (menulis tujuan instruksional khusus, menulis tes acuan patokan, menyusun strategi instruksional, dan mengembangkan prototipa sistem instruksional) 7

8 Tahap III Evaluasi formatif terhadap prototipa sistem instruksional (review pakar & revisi, uji coba skala kecil & revisi, dan uji coba skala luas yang melibatkan masyarakat pengguna lulusan & revisi) Model Dick Carey Model Dick Carey adalah model Desain Instruksional yang dikembangkan oleh Walter Dick, Lou Carey dan James O Carey. Model ini merupakan salah satu dari model prosedural, yaitu model yang menyarankan agar penerapan prinsip disain Instruksional disesuaikan dengan langkah-langkah yang harus di tempuh secara berurutan. Model Dick Carey menjelaskan tentang perancangan Instruksional yang terdiri beberapa komponen yang akan dilewati di dalam proses pengembangan dan perencanaan tersebut. Pengembangan bahan ajar yang disesuaikan dengan kompetensi yang ingin dicapai akan menentukan kemampuan mahasiswa untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Dick, et al. (2009) mengembangkan pendekatan sistem atau system approach terhadap komponenkomponen dasar dari desain sistem pembelajaran yang meliputi analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Model desain sistem pembelajaran ini terdiri atas beberapa komponen dan sub komponen yang perlu dilakukan untuk membuat rancangan aktivitas pembelajaran yang lebih besar. Implementasi model desain sistem pembelajaran ini memerlukan proses yang sistematis dan menyeluruh. Hal ini diperlukan untuk dapat menciptakan desain sistem pembelajaran yang mampu digunakan secara optimal dalam mengatasi masalah-masalah pembelajaran. Komponen sekaligus langkah-langkah utama dari model desain sistem pembelajaran meliputi (Dick, et al., 2009): 1. mengidentifikasi tujuan pembelajaran 2. melakukan analisis instruksional 3. menganalisis karakteristik siswa dan konteks pembelajaran, 4. merumuskan tujuan pembelajaran khusus, 5. mengembangkan instrumen penilaian, 6. mengembangkan strategi pembelajaran, 7. mengembangkan dan memilih bahan ajar, 8

9 8. merancang dan mengembangkan evaluasi formatif, 9. melakukan revisi terhadap program pembelajaran, dan 10. merancang dan mengembangkan evaluasi sumatif Berikut penjabaran langkah-langkahnya 1. Identifikasi Tujuan (Identity Instructional Goal(s) Tahap awal model ini adalah menentukan apa yang diinginkan agar pebelajar dapat melakukannya ketika mereka telah menyelesaikan program Instruksional. Tujuan Instruksional mungkin dapat diturunkan dari daftar tujuan, dari analisis kinerja (performance analysis), dari penilaian kebutuhan (needs assessment), dari pengalaman praktis dengan kesulitan belajar pebelajar, dari analisis orang-orang yang melakukan pekerjaan (Job Analysis), atau dari persyaratan lain untuk instruksi baru. Langkah ini sangat sesuai dengan kurikulum perguruan tinggi maupun sekolah menengah dan sekolah dasar, khususnya dalam mata pelajaran tertentu di mana tujuan pembelajaran pada kurikulum agar dapat melahirkan suatu rancangan pembangunan. 2. Melakukan Analisis Instruksional (Conduct Instructional Analysis) Langkah ini, pertama mengklasifikasi tujuanke dalam ranah belajar Gagne, menentukan langkah-demi-langkah apa yang dilakukan orang ketika mereka melakukan tujuan tersebut (mengenali keterampilan bawahan / subordinat). Langkah terakhir dalam proses analisis Instruksional adalah untuk menentukan keterampilan, pengetahuan, dan sikap, yang dikenal sebagai perilaku masukan (entry behaviors), yang diperlukan peserta didik untuk dapat memulai Instruksional. Peta konsep akan menggambarkan hubungan di antara semua keterampilan yang telah diidentifikasi. 3. Analisis Pembelajar dan Lingkungan (Analyze Learners and Contexts) Langkah ini melakukan analisis pembelajar, analisis konteks di mana mereka akan belajar, dan analisis konteks di mana mereka akan menggunakannya. Keterampilan pembelajar, pilihan, dan sikap yang telah dimiliki pembelajar akan digunakan untuk merancang strategi Instruksional. 9

10 4. Merumuskan Tujuan Performansi (Write Performance Objectives) Pernyataan-pernyataan tersebut berasal dari keterampilan yang diidentifikasi dalam analisis Instruksional, akan mengidentifikasi keterampilan yang harus dipelajari, kondisi di mana keterampilan yang harus dilakukan, dan kriteria untuk kinerja yang sukses. 5. Pengembangan Tes Acuan Patokan (Develop Assessment Instruments). Berdasarkan tujuan performansi yang telah ditulis, langkah ini adalah mengembangkan butir-butir penilaian yang sejajar (tes acuan patokan) untuk mengukur kemampuan siwa seperti yang diperkirakan dari tujuan. Penekanan utama berkaitan diletakkan pada jenis keterampilan yang digambarkan dalam tujuan dan penilaian yang diminta. 6. Pengembangan Siasat Instruksional (Develop Instructional Strategy). Bagian-bagian siasat Instruksional menekankan komponen untuk mengembangkan belajar pebelajar termasuk kegiatan prainstruksional, presentasi isi, partisipasi peserta didik, penilaian, dan tindak lanjut kegiatan. 7. Pengembangan atau Memilih Material Instruksional (Develop and Select Instructional Materials). Ketika kita menggunakan istilah bahan Instruksional kita sudah termasuk segala bentuk Instruksional seperti panduan guru, modul, overhead transparansi, kaset video, komputer berbasis multimedia, dan halaman web untuk Instruksional jarak jauh. maksudnya bahan memiliki konotasi. 8. Merancang dan Melaksanakan Penilaian Formatif (Design and Conduct Formative Evaluation of Instruction). Ada tiga jenis evaluasi formatif yaitu penilaian satu-satu, penilaian kelompok kecil, dan penilaian uji lapangan. Setiap jenis penilaian memberikan informasi yang berbeda bagi perancang untuk digunakan dalam meningkatkan Instruksional. Teknik serupa dapat diterapkan pada penilaian formatif terhadap bahan atau Instruksional di kelas. 9. Revisi Instruksional (Revise Instruction). Strategi Instruksional ditinjau kembali dan akhirnya semua pertimbangan ini dimasukkan ke dalam revisi Instruksional untuk membuatnya menjadi alat Instruksional lebih efektif. 10. Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Sumatif (Design And Conduct Summative Evaluation). 10

11 Hasil-hasil pada tahap di atas dijadikan dasar untuk menulis perangkat yang dibutuhkan. Hasil perangkat selanjutnya divalidasi dan diujicobakan di kelas/ diimplementasikan di kelas dengan evaluasi sumatif. Penggunaan model Dick and Carey dalam pengembangan suatu mata pelajaran dimaksudkan agar (1) pada awal proses pembelajaran anak didik atau siswa dapat mengetahui dan mampu melakukan hal hal yang berkaitan dengan materi pada akhir pembelajaran, (2) adanya pertautan antara tiap komponen khususnya strategi pembelajaran dan hasil pembelajaran yang dikehendaki, (3) menerangkan langkah langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan perencanaan desain pembelajaran Borg and Gall Menurut Borg and Gall (1989:782), yang dimaksud dengan model penelitian dan pengembangan adalah a process used develop and validate educational product atau disebut juga research based development sebagai strategi untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Selain itu tujuan Reseach and Development (R & D) juga untuk menemukan pengetahuan-pengetahuan baru melalui basic research, atau untuk menjawab pertanyaanpertanyaan khusus tentang masalah-masalah yang bersifat praktis melalui applied research yang digunakan untuk meningkatkan praktik-praktik pendidikan. Menurut Borg dan Gall (1989: ), pendekatan R&D dalam pendidikan meliputi 10 (sepuluh) langkah, yaitu: a. Studi Pendahuluan Langkah pertama ini meliputi analisis kebutuhan, studi pustaka, studi literature, penelitian skala kecil dan standar laporan yang dibutuhkan. Analisis Kebutuhan, untuk melakukan analisis kebutuhan ada beberapa kriteria, yaitu 1) Apakah produk yang akan dikembangkan merupakan hal yang penting bagi pendidikan? 2) Apakah produknya mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan? 3) Apakah SDM yang memiliki keterampilan, pengetahuan dan pengalaman yang akan mengembangkan produk tersebut ada? 4) Apakah waktu untuk mengembangkan produk tersebut cukup? Studi Literatur, studi literatur dilakukan untuk pengenalan sementara terhadap produk yang akan dikembangkan. Studi literatur ini dikerjakan untuk mengumpulkan temuan 11

12 riset dan informasi lain yang bersangkutan dengan pengembangan produk yang direncanakan. Riset Skala Kecil, pengembang sering mempunyai pertanyaan yang tidak bisa dijawab dengan mengacu pada research belajar atau teks professional. Oleh sebab itu pengembang perlu melakukan riset skala kecil untuk mengetahui beberapa hal tentang produk yang akan dikembangkan. b. Merencanakan Penelitian Setelah melakukan studi pendahuluan, pengembang dapat melanjutkan langkah kedua, yaitu merencanakan penelitian. Perencaaan penelitian R & D meliputi: 1) merumuskan tujuan penelitian; 2) memperkirakan dana, tenaga dan waktu; 3) merumuskan kualifikasi peneliti dan bentuk-bentuk partisipasinya dalam penelitian. c. Pengembangan Desain Langkah ini meliputi: 1) Menentukan desain produk yang akan dikembangkan (desain hipotetik); 2) menentukan sarana dan prasarana penelitian yang dibutuhkan selama proses penelitian dan pengembangan; 3) menentukan tahap-tahap pelaksanaan uji desain di lapangan; 4) menentukan deskripsi tugas pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian. d. Preliminary Field Test Langkah ini merupakan uji produk secara terbatas. Langkah ini meliputi: 1) melakukan uji lapangan awal terhadap desain produk; 2) bersifat terbatas, baik substansi desain maupun pihak-pihak yang terlibat; 3) uji lapangan awal dilakukan secara berulang-ulang sehingga diperoleh desain layak, baik substansi maupun metodologi. e. Revisi Hasil Uji Lapangan Terbatas Langkah ini merupakan perbaikan model atau desain berdasarakan uji lapangan terbatas. Penyempurnaan produk awal akan dilakukan setelah dilakukan uji coba lapangan secara terbatas. Pada tahap penyempurnaan produk awal ini, lebih banyak dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Evaluasi yang dilakukan lebih pada evaluasi terhadap proses, sehingga perbaikan yang dilakukan bersifat perbaikan internal. f. Main Field Test Langkah merupakan uji produk secara lebih luas. Langkah ini meliputi 1) melakukan uji efektivitas desain produk; 2) uji efektivitas desain, pada umumnya, menggunakan teknik 12

13 eksperimen model penggulangan; 3) Hasil uji lapangan adalah diperoleh desain yang efektif, baik dari sisi substansi maupun metodologi. g. Revisi Hasi Uji Lapangan Lebih Luas Langkah ini merupakan perbaikan kedua setelah dilakukan uji lapangan yang lebih luas dari uji lapangan yang pertama. Penyempurnaan produk dari hasil uji lapangan lebih luas ini akan lebih memantapkan produk yang kita kembangkan, karena pada tahap uji coba lapangan sebelumnya dilaksanakan dengan adanya kelompok kontrol. Desain yang digunakan adalah pretest dan posttest. Selain perbaikan yang bersifat internal. Penyempurnaan produk ini didasarkan pada evaluasi hasil sehingga pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. h. Uji Kelayakan Langkah ini meliputi sebaiknya dilakukan dengan skala besar: 1) melakukan uji efektivitas dan adaptabilitas desain produk; 2) uji efektivitas dan adabtabilitas desain melibatkan para calon pemakai produk; 3) hasil uji lapangan adalah diperoleh model desain yang siap diterapkan, baik dari sisi substansi maupun metodologi. i. Revisi Final Hasil Uji Kelayakan Langkah ini akan lebih menyempurnakan produk yang sedang dikembangkan. Penyempurnaan produk akhir dipandang perlu untuk lebih akuratnya produk yang dikembangkan. Pada tahap ini sudah didapatkan suatu produk yang tingkat efektivitasnya dapat dipertanggungjawabkan. Hasil penyempurnaan produk akhir memiliki nilai generalisasi yang dapat diandalkan. j. Desiminasi dan Implementasi Produk Akhir Laporan hasil dari R & D melalui forum-forum ilmiah, ataupun melalui media massa. Distribusi produk harus dilakukan setelah melalui quality control. Teknik analisis data, langkah-langkah dalam proses penelitian dan pengembangan dikenal dengan istilah lingkaran research dan development menurut Borg and Gall terdiri atas : a. meneliti hasil penelitian yang berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan, b. mengembangkan produk berdasarkan hasil penelitian, c. uji lapangan d. mengurangi devisiensi yang ditemukan dalam tahap ujicoba lapangan. 13

14 D (Define, Design, Develop, Disseminate) Metode pengembangan (Development Research) dengan menggunakan pendekatan pengembangan model 4D (four-d model). Adapun tahapan model pengembangan meliputi tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (develop) dan tahap ujicoba (disseminate). Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini baru sampai pada tahap pengembangan (develop). Secara garis besar keempat tahapan tersebut sebagai berikut (Trianto, 2007 : 65 68). a. Tahap Pendefinisian (Define). Tujuan tahap ini adalah menentapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran di awali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu: (a) Analisis ujung depan, (b) Analisis siswa, (c) Analisis tugas. (d) Analisis konsep, dan (e) Perumusan tujuan pembelajaran. b. Tahap Perencanaan (Design). Tujuan tahap ini adalah menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri dari empat langkah yaitu, (a) Penyusunan tes acuan patokan, merupakan langkah awal yang menghubungkan antara tahap define dan tahap design. Tes disusun berdasarkan hasil perumusan Tujuan Pembelajaran Khusus (Kompetensi Dasar dalam kurikukum KTSP). Tes ini merupakan suatu alat mengukur terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa setelah kegiatan belajar mengajar, (b) Pemilihan media yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan materi pelajaran, (c) Pemilihan format. Di dalam pemilihan format ini misalnya dapat dilakukan dengan mengkaji format-format perangkat yang sudah ada dan yang dikembangkan di negara-negara yang lebih maju. c. Tahap Pengembangan (Develop). Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari pakar. Tahap ini meliputi: (a) validasi perangkat oleh para pakar diikuti dengan revisi, (b) simulasi yaitu kegiatan mengoperasionalkan rencana pengajaran, dan (c) uji coba terbatas dengan siswa yang sesungguhnya. Hasil tahap (b) dan (c) digunakan sebagai dasar revisi. Langkah berikutnya adalah uji coba lebih lanjut dengan siswa yang sesuai dengan kelas sesungguhnya. 14

15 d. Tahap Penyebaran (Disseminate). Pada tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas misalnya di kelas lain, di sekolah lain, oleh guru yang lain. Tujuan lain adalah untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat di dalam KBM ADDIE Ada satu model desain pembelajaran yang lebih sifatnya lebih generik yaitu model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate). ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Salah satu fungsinya ADIDE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri. Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan, yaitu. a. Analysis (analisis) b. Design (disain/perancangan) c. Development (pengembangan) d. Implementation (implementasi/eksekusi) e. Evaluation (evaluasi/ umpan balik) Langkah 1: Analisis Tahap analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh peserta belajar, yaitu melakukan needs assessment (analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task analysis). Oleh karena itu, output yang akan kita hasilkan adalah berupa karakteristik atau profile calon peserta belajar, identifikasi kesenjangan, identifikasi kebutuhan dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas kebutuhan. a. Analisis Kinerja. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui dan mengklarifikasi apakah masalah kinerja memerlukan solusi berupa penyelenggaraan program pembelajaran atau perbaikan manajemen. Contoh : Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan menyebabkan rendahnya kinerja individu dalam organisasi atau perusahaan, hal ini diperlukan solusi berupa penyelenggaraan program pembelajaran. 15

16 Rendahnya motivasi berprestasi, kejenuhan, atau kebosanan dalam bekerja memerlukan solusi perbaikan kualitas manajemen.misalnya pemberian insentif terhadap prestasi kerja, rotasi dan promosi, serta penyediaan fasilitas kerja yang memadai. b. Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan merupakan langkah yang diperlukan untuk menentukan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh siswa untuk meningkatkan kinerja atau prestasi belajar. Hal ini dapat dilakukan apabila program pembelajaran dianggap sebagai solusi dari masalah pembelajaran yang sedang dihadapi. Pada saat seorang perancang program pembelajaran melakukan tahap analisis, ada dua pertanyaan kunci yang yang harus dicari jawabannya, yaitu : Apakah tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, dibutuhkan oleh siswa? Apakah tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, dapat dicapai oleh siswa? Jika hasil analisis data yang telah dikumpulkan mengarah kepada pembelajaran sebagai solusi untuk mengatasi masalah pembelajaran yang sedang dihadapi, selanjutnya perancang program pembelajaran melakukan analisis kebutuhan dengan cara menjawab beberapa pertanyaan lagi. Pertanyaannya sebagai berikut : 1) Bagaimana karakteristik siswa yang akan mengikuti program pembelajaran? (learner analysis) 2) Pengetahuan dan ketrampilan seperti apa yang telah dimiliki oleh siswa?(pre-requisite skills) 3) Kemampuan atau kompetensi apa yang perlu dimiliki oleh siswa? (task atau goal analysis) 4) Apa indikator atau kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan bahwa siswa telah mencapai kompetensi yang telah ditentukan setelah melakukan pembelajaran? (evaluation and assessment) 5) Kondisi seperti apa yang diperlukan oleh siswa agar dapat memperlihatkan kompetensi yang telah dipelajari? (setting or condition analysis) Langkah 2: Desain Tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat rancangan (blueprint). Ibarat bangunan, maka sebelum dibangun gambar rancang bangun (blue-print) diatas kertas harus ada terlebih dahulu. Apa yang kita lakukan dalam tahap desain ini? Pertama merumuskan tujuan pembelajaran yang SMAR (spesifik, measurable, applicable, dan realistic). Selanjutnya menyusun tes, 16

17 dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yag telah dirumuskan tadi. Kemudian tentukanlah strategi pembelajaran yang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini ada banyak pilihan kombinasi metode dan media yang dapat kita pilih dan tentukan yang paling relevan. Disamping itu, pertimbangkan pula sumbersumber pendukung lain, semisal sumber belajar yang relevan, lingkungan belajar yang seperti apa seharusnya, dan lainlain. Semua itu tertuang dalam sautu dokumen bernama blue-print yang jelas dan rinci. Langkah 3: Pengembangan Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print alias desain tadi menjadi kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa multimedia pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Atau diperlukan modul cetak, maka modul tersebut perlu dikembangkan. Begitu pula halnya dengan lingkungan belajar lain yang akan mendukung proses pembelajaran semuanya harus disiapkan dalam tahap ini. Satu langkah penting dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum diimplementasikan. Tahap uji coba ini memang merupakan bagian dari salah satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi. Lebih tepatnya evaluasi formatif, karena hasilnya digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran yang sedang kita kembangkan. Langkah 4: Implementasi Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan diinstal atau diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan. Misal, jika memerlukan software tertentu maka software tersebut harus sudah diinstal. Jika penataan lingkungan harus tertentu, maka lingkungan atau seting tertentu tersebut juga harus ditata. Barulah diimplementasikan sesuai skenario atau desain awal. Langkah 5: Evaluasi Evaluasi adalah proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat tahap di atas. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap diatas itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi. Misal, pada tahap rancangan, mungkin kita memerlukan salah satu bentuk evaluasi formatif misalnya review ahli untuk memberikan input terhadap rancangan yang sedang kita buat. Pada tahap pengembangan, 17

18 mungkin perlu uji coba dari produk yang kita kembangkan atau mungkin perlu evaluasi kelompok kecil dan lainlain Kemp Secara singkat, menurut model ini terdapat beberapa langkah dalam penyusunan sebuah bahan ajar, yaitu: a. Menentukan tujuan dan daftar topik,menetapkan tujuan umum untuk pembelajaran tiap topiknya; b. Menganalisis karakteristik pelajar, untuk siapa pembelajaran tersebut didesain; c. Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat dampaknya dapat dijadikan tolak ukur perilaku pelajar; d. Menentukan isi materi pelajaran yang dapat mendukung tiap tujuan; e. Pengembangan prapenilaian/ penilaian awal untuk menentukan latar belakang pelajar dan pemberian level pengetahuan terhadap suatu topik; f. Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang menyenangkan atau menentukan strategi belajar-mengajar, jadi siswa siswa akan mudah menyelesaikan tujuan yang diharapkan; g. Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang meliputi personalia, fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal untuk melaksanakan rencana pembelajaran; h. Mengevaluasi pembelajaran siswa dengan syarat mereka menyelesaikan pembelajaran serta melihat kesalahankesalahan dan peninjauan kembali beberapa fase dari perencanaan yang membutuhkan perbaikan yang terus menerus, evaluasi yang dilakukan berupa evaluasi formatif dan evaluasi sumatif 18

19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau laboratorium, tetapi dapat juga perangkat lunak (software), seperti program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran dikelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi dan sistem manajemen. Prosedur penelitian dan pengembangan bahan ajar jarak jauh dilakukan dengan cara mendesain program atau bahan ajar sesuai dengan masalah yang diperoleh dari hasil analisis kebutuhan. Tindak lanjut dari hasil analisis kebutuhan tersebut adalah mendesain, melakukan ujicoba program atau bahan, serta melakukan revisi sampai bahan ajar tersebut dianggap siap untuk digunakan dalam situasi sesungguhnya. Langkah-langkah dari prosedur pengembangan bahan ajar secara spesifik adalah: 1. Melaksanakan evaluasi perorangan atau one-to-one evaluation dan melaksanakan revisi berdasarkan hasil evaluasi tersebut. Pada langkah pertama ini dilakukan evaluasi bahan ajar dengan (a) pakar ilmu akuntansi dan (b) pengampu (course manager). Hasil evaluasi menjadi masukan bagi penulis dan penulis langsung merevisi bahan ajar tersebut. 2. Melakukan evaluasi kelompok sedang (small group evaluation) untuk bahan ajar yang dikembangkan. Evaluasi kelompok sedang dilakukan oleh 9 mahasiswa dalam satu kelas. Setiap mahasiswa mengisi kuesioner yang dilengkapi dengan print-out modul lama (sebelum revisi). Hasil evaluasi ini kemudian menjadi masukan lagi untuk penulis dan penulis langsung merespon masukan tersebut. 3. Melakukan ujicoba lapangan atau field try out terhadap bahan ajar yang tengah dikembangkan. Langkah terakhir ini merupakan langkah menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan. Ujicoba ini dilakukan oleh 24 orang mahasiswa dalam satu 19

20 kelas, setiap mahasiswa diberikan kuesioner dan modul baru (setelah revisi). Hasil ujicoba ini akan dianalisis dengan cara membandingkan antara modul lama (sebelum revisi) dan modul baru (setelah revisi). Pembandingan hasil ujicoba/eksperimen pada kedua kelompok tersebut dapat menunjukkan tingkat keampuhan dan produk yang dihasilkan. Gambar 3.1. Proses Pengembangan Prototipe Bahan Ajar Evaluasi Perorangan (oneto-one) Evaluasi Kelompok Sedang (small group evaluation) Uji Coba Lapangan (Field try out) Finalisasi Prototipe BA Sumber: LPPM-UT (2012) Draft BA (proses tulis) Merancang BA Merancang BA 3.2 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel Populasi penelitian ini adalah mahasiswa yang menempuh matakuliah Laboratorium Auditing (EKSI4414). Teknik penarikan sampel penelitian ini adalah dipilih secara acak dan kemudian dikumpulkan dalam satu kelas. Dalam tahap evaluasi perorangan atau one-to-one evaluation, melibatkan 1 orang pakar dan 1 pengampu (course manager) mata kuliah sebagai penyusun desain instruksional. Tahap evaluasi kelompok sedang (small group evaluation), jumlah responden sebanyak 9 mahasiswa yang dikumpulkan dalam satu ruangan dan menerima modul 3 Laboratorium Auditing (EKSI4414) versi modul lama (sebelum revisi). Kemudian pada tahap ujicoba lapangan atau field try out jumlah responden yang terlibat sebanyak 24 mahasiswa yang dikumpulkan dalam satu ruangan dan menerima modul 3 Laboratorium Auditing (EKSI4414) versi modul baru (setelah revisi). 20

21 TAHAPAN NO EVALUASI 1 Evaluasi perorangan (one-to-one) 2 Evaluasi kelompok sedang (small group evaluation) 3 Uji coba lapangan (Field Try Out) TUJUAN EVALUASI RESPONDEN HASIL Mengidentifikasi dan menghilangkan kesalahankesalahan serta untuk memperoleh indikasi dan reaksi awal dari pakar dan pendesain instruksional Menentukan efektifitas perubahan-perubahan yang telah dilakukan setelah evaluasi perorangan dan mengidentifikasi apabila pebelajar memiliki masalah-masalah pembelajaran Menentukan apakah perubahanperubahan yang telah dilakukan setelah evaluasi kelompok sudah efektif dan menguji bahan ajar yang dikembangkan sudah sesuai dengan substansi dan konsep desain instruksional. 1 orang pakar + 1 orang pengampu 9 orang mahasiswa 24 orang mahasiswa Revisi Desain dan Draft Bahan Ajar Revisi Draft Bahan Ajar Revisi Final BA 3.3 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer diperoleh dari kuesioner (yang juga berisikan sebagian BMP, yaitu modul 3) dan wawancara langsung dengan responden. 3.4 Metode Analisis Data Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan ini, menggunakan metode deskriptif, evaluatif, dan eksperimental. Metode deskriptif digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada. Kondisi yang ada mencakup: (1) Kondisi produkproduk yang sudah ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar (embrio) produk yang akan dikembangkan, (2) Kondisi pihak pengguna (mahasiswa); (3) Kondisi faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan dan penggunaan dari produk yang akan dihasilkan. Metode evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi produk dalam proses uji coba pengembangan suatu produk. Produk penelitian dikembangkan melalui serangkaian uji coba dan pada setiap kegiatan uji coba diadakan evaluasi, baik itu evaluasi hasil maupun evaluasi 21

22 proses. Berdasarkan temuan-temuan pada hasil uji coba diadakan penyempurnaan (revisi model). Metode eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan. Walaupun dalam tahap uji coba telah ada evaluasi (pengukuran), tetapi pengukuran tersebut masih dalam rangka pengembangan produk, belum ada kelompok pembanding. Pembandingan hasil eksperimen pada kedua kelompok tersebut dapat menunjukkan tingkat keampuhan dan produk yang dihasilkan. 3.5 Instrumen Penelitian No Variabel Instrumen / Pertanyaan 1 Pemilihan Konten Konten yang dipilih relevan dengan tujuan instruksional umum dan khusus 2 (PLK) Konten yang dipilih sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai 3 Konten yang dipilih akurat dan valid dalam hal konsep 4 Konten yang dipilih menggunakan istilah-istilah yang benar 5 Konten yang dipilih mutakhir menurut bidang ilmunya (up to date) 6 Konten yang dipilih memadai dengan analisis instruksional 7 Konten yang dari sumber yang otentik 8 Konten yang dipilih tidak tumpang tindih (redundant) satu sama lain. 9 Konten yang dipilih sesuai dengan standar 10 Struktur Konten Penyajian materi dalam BMP terbagi dalam modul, kegiatan belajar dan subsub topik kecil (STK) 11 Setiap modul dan Kegiatan Belajar memiliki judul dan nomor. 12 Setiap modul memiliki tujuan, pendahuluan, latihan, rangkuman, petunjuk jawaban dan tes formatif. 13 Jumlah halaman untuk isi materi setiap modul sesuai standar (40-60 lembar dengan jarak ketikan 1,5 spasi) 14 Setiap modul menggambarkan self-contained, self-explanatory & self-directed. 15 Setiap modul konsep menguraikan konsep secara utuh, prioritas untuk topik yang paling penting dan sesuai dengan bidang ilmu 16 Judul dari setiap modul mencerminkan isi/ide pokok dari unit. 17 Urutan setiap modul logis. 18 Setiap modul terdapat hubungan & keterkaitan antar sub-sub topik & paragraf. 19 Setiap paragraf dalam modul berisi satu atau dua ide yang saling berhubungan. 20 Di setiap awal modul, diberikan petunjuk bagaimana cara mempelajari materi yang disediakan dan bagaimana langkah selanjutnya. 21 Penyajian Konten Daftar isi disediakan pada awal setiap modul. 22 (PJK) Penyajian Daftar isi sesuai dengan judul modul dan kegiatan belajar 23 Penyajian konten sesuai dengan pertimbangan pedagogis yang berbeda 24 Penyajian konten BMP dari masing-masing modul logis 25 Hal-hal penting dari konten ditonjolkan untuk pencarian referensi yang mudah 26 Penyajian semua materi utama dan sub-subnya runtut 27 Keterkaitan antar modul disusun dan disajikan dengan tepat 28 Penyajian konten sesuai dengan tingkat keterbacaan mahasiswa sehingga 22

23 No Variabel Instrumen / Pertanyaan membantu pemahaman terhadap materi dalam BMP 29 Penyajian konten membantu mahasiswa dalam belajar mandiri 30 Sumber bacaan atau referensi sesuai dengan penggunaan media pendukung 31 Penyajian konten membantu dalam memperkuat konsep tertentu 32 Kegiatan Belajar (KB) Penyajian substansi memungkinkan mahasiswa menjadi lebih aktif terlibat dalam proses pembelajaran 33 Penyajian substansi pada akhir setiap modul menarik dan mengundang minat belajar mahasiswa 34 Penyajian substansi berkaitan dengan tujuan instruksional (TIU dan TIK) 35 Penyajian saran diperlukan untuk pengembangan substansi 36 Contoh (CNTH) Contoh mencakup semua konsep dan aspek penting dari isi modul 37 Contoh mencakup tujuan instruksional yang memadai 38 Contoh menjadi bantuan dalam memotivasi, stimulus, imajinasi, meningkatkan pemahaman dan retensi informasi/pengetahuan 39 Contoh menggambarkan proses langkah demi langkah secara terpisah sebagai langkah banyak individu yang ada 40 Contoh akurat, jelas, dan disajikan dalam berbagai bentuk 41 Jumlah contoh tepat dan ditempatkan dengan benar dalam teks 42 Contoh memiliki judul dan nomor untuk memudahkan dalam mencari referensi 43 Bantuan visual dapat mewakili pemahaman konsep yang penting 44 Latihan (LTH) Latihan menguji tujuan instruksional dan memberikan umpan balik yg efektif 45 Latihan disajikan dalam bentuk pertanyaan yang bervariasi 46 Terdapat petunjuk /arahan dalam menyelesaikan Latihan 47 Petunjuk penyelesaian latihan disajikan pada akhir setiap modul 48 Terdapat lembaran atau tempat yang cukup untuk menulis jawaban 49 Tes Formatif (TF) Tes Formatif meliputi sebagian besar materi dalam BMP 50 Ruang lingkup Tes Formatif diuraikan secara jelas dan sesuai dengan pedoman, isu-isu serta lainnya dinyatakan secara eksplisit 51 Tes Formatif yang diberikan dalam berbagai bentuk seperti uraian, jawaban singkat dan pilihan berganda. 52 Tes Formatif terstruktur dengan baik, menarik dan memotivasi. 53 Bahasa (BHS) Bahasa yg digunakan sederhana, tepat, benar, jelas, tdk ambigu & dpt dipahami 54 Bahasa yang digunakan adalah dalam gaya pribadi sehingga penyusunan paragraf runtut 55 Pilihan kata yang digunakan efektif dan mengacu pada ejaan bahasa Indonesia yang benar 56 Pilihan kata yang digunakan efektif dan mengacu pada ejaan bahasa Indonesia yang benar 57 Kosa kata yang digunakan tepat sesuai dengan karakteristik mahasiswa 58 Struktur kalimat yang tepat, yang sederhana, singkat dan jelas 59 Tidak terlalu banyak istilah-istilah dalam sebuah kalimat, tidak negatif, pasif dan kata-kata impersonal 60 Cetakan, Layout Desain halaman sampul yang menarik dan menarik 61 dan Printing Margin yang cukup memadai disediakan untuk membuat catatan singkat 62 Jenis ukuran kertas sesuai untuk teks utama, judul BMP, modul, kegiatan belajar, keterangan, dan latihan. 63 Lay-out dan setting yg sesuai standar cetakan BMP & menarik perhatian. 23

24 No Variabel Instrumen / Pertanyaan 64 Jumlah kalimat dalam setiap baris cukup memadai sehingga buku ini dapat dibaca tanpa melelahkan mata 65 Spasi antara garis tepat 66 Spasi antara kata-kata yang tepat 67 Kata-kata dan garis sejajar dengan benar dan tepat 68 Bayangan dari tinta cetak yang sesuai 3.6 Teknik Analisis Teknik statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah statistik nonparametris. Menurut Aliviana dkk (2010), statistik nonparametris digunakan apabila menggunakan dua sampel dan berbentuk perbandingan (komparatif). Pengujian hipotesis komparatif dapat digunakan untuk menguji hipotesis dua sampel yang berkolerasi dan tidak berkolerasi. Pada penelitian ini digunakan ujin Mann-Whitney Test sebagai teknik analisis untuk mengetest signifikansi perbedaan antara dua populasi, dengan menggunakan sampel random yang ditarik dari populasi yang sama. 24

25 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Evaluasi Perorangan (one-to-one) Evaluasi perorangan (one-to-one) dilakukan oleh pakar ilmu akuntansi dan pengampu (course manager) mata kuliah Laboratorium Auditing (EKSI4414) yang sekaligus sebagai penyusun desain instruksional. Pada tahap ini evaluasi yang dilakukan fokus pada substansi atau materi yang disajikan, sehingga hasil evaluasi pakar berupa saran atau masukan, yaitu dalam hal (a) kebenaran & relevansi isi materi, (b) ketepatan Tujuan Instruksional Umum (TIU) & Tujuan Instruksional Khusus (TIK), (c) kualitas teknis penulisan tes, (d) relevansi bahan ajar dengan tes dan (e) kualitas teknis produk/media instruksional. Evaluasi pakar berusaha mengidentifikasi dan menghilangkan kesalahan-kesalahan serta untuk memperoleh indikasi dan reaksi awal dari pakar dan pendesain instruksional Hasil evaluasi pakar terhadap modul 3 Lab Auditing menunjukkan bahwa dari tujuh kriteria penilaian, dua kriteria diantaranya rendah (tingkat pencapaian antara 50 - <65%) sedangkan lima kriteria lainnya memiliki tingkat pencapaian sebesar 65 - <80%. Berikut urutan kriteria penilaian yang digunakan oleh pakar dalam menilai modul 3 Lab Auditing. No Kriteria 1 Materi sesuai dengan perkembangan pemikiran/ praksis dalam bidang ilmu, teknologi, atau seni yang relevan 2 Materi menjelaskan suatu konsep atau prinsip dengan tuntas 3 Materi menyajikan metoda atau paradigma berpikir yang konsisten dan berimbang 4 Materi tersusun logis, teratur dan koheren 5 Tingkat kesulitan/kedalaman materi sesuai dengan jenjang program (S1/S2) 6 Materi membantu menganalisis keterkaitan antara kenyataan dengan teori, atau antar teori yang dibahas Tingkat Pencapaian <50% 50 - <65% 65 - <80% 80% 7 Tugas dan tes relevan dengan materi Sumber : Hasil Review Pakar, 2011 Komentar 25

26 Beberapa saran dan rekomendasi pakar untuk perbaikan modul 3, yaitu. a) Mengkaji kembali pemilihan materi dari sisi relevansi, akurasi dan kedalamannya terutama aspek-aspek yang terkandung dalam Standar Profesinalisme Akuntan Publik dan Standar Auditing. b) Menguraikan konsep secara utuh, artinya menyajikan secara prioritas untuk topik yang paling penting dan sesuai dengan bidang ilmu c) Menambahkan contoh-contoh kasus dengan berbagai jenis industri, karena proses audit akan berbeda untuk jenis industri yang berbeda pula. d) Memperhatikan sistematika penyajian substansi berkaitan dengan tujuan instruksional (TIU dan TIK) Selain kriteria tersebut, pakar juga mengungkapkan penilaian substansi secara keseluruhan modul yaitu. dari sisi relevansi, akurasi dan kedalaman materi, perkembangan bisnis yang sangat berkembang dan kompleks, auditor dituntut memiliki keahlian dan profesionalisme yang sesuai dengan perkembangan jaman tersebut. Mestinya aspek-aspek penting yang ada dalam Standar Profesinalisme Akuntan Publik, Standar Auditing, serta aspek perkembangan teknologi mestinya perlu dipertimbangkan untuk diadopsi oleh modul ini. untuk model bisnis yang pencatatannya secara manual, modul ini masih relevan, namun belum menggambarkan karakteristik industinya, dimana teknik audit untuk industri tertentu akan memiliki teknik yang berbeda. Misalnya, mengaudit industri perbankan akan berbeda dengan mengaudit industri maskapai penerbangan, dan berbeda ketika mengaudit koperasi, dan seterusnya. Saran dan rekomendasi dari pakar dan pengampu ini kemudian disampaikan kepada penulis bahan ajar yang kemudian bahan ajar tersebut di perbaiki dan dijadikan draft untuk tahap evaluasi berikutnya. 26

27 4.2 Hasil Evaluasi kelompok sedang (small group evaluation) Jumlah responden pada tahap evaluasi kelompok sedang (small group evaluation) sebanyak 9 mahasiswa yang dikumpulkan dalam satu ruangan. Setiap mahasiswa mengisi kuesioner dan menerima modul 3 Lab. Auditing (EKSI4414) versi modul lama (sebelum revisi). Proses evaluasi kelompok sedangnya dibagi menjadi 2 sesi, sesi pertama mahasiswa diminta untuk membaca modul 3 terlebih dahulu selama 60 menit, kemudian sesi kedua adalah pengisian kuesioner. Variabel dan instrumen yang digunakan dalam evaluasi ini terdiri dari 9 variabel yaitu pemilihan konten (PLK), penyajian konten (PJK), kegiatan belajar (KBJ), Contoh (CTH), dengan 68 indikator/pertanyaan. Berikut hasil dan pembahasan evaluasi kelompok sedang untuk setiap variabel. A. Pemilihan Konten (PLK) Tabel 4.1. Nilai Rata-rata Pemilihan Konten (PLK) No Indikator Modul Lama Revisi 1 Konten yang dipilih relevan dengan tujuan instruksional umum dan khusus Konten yang dipilih sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai Konten yang dipilih akurat dan valid dalam hal konsep Konten yang dipilih menggunakan istilah-istilah yang benar Konten yang dipilih mutakhir menurut bidang ilmunya (up to date) Konten yang dipilih memadai dengan analisis instruksional Konten yang dari sumber yang otentik Konten yang dipilih tidak tumpang tindih (redundant) satu sama lain Konten yang dipilih sesuai dengan standar Nilai Rata-rata Sumber : Data Diolah,

28 Gambar4.1 Sumber : Data Diolah, 2012 B. Struktur Konten (STK) No Tabel 4.2. Nilai Rata-rata Struktur Konten (STK) Indikator Modul Lama Revisi 1 Penyajian materi dalam BMP terbagi dalam modul, kegiatan belajar dan subsub topik kecil Setiap modul dan Kegiatan Belajar memiliki judul dan nomor Setiap modul memiliki tujuan, pendahuluan, latihan, rangkuman, petunjuk jawaban dan tes formatif Jumlah halaman untuk isi materi setiap modul sesuai standar (40-60 lembar dengan jarak ketikan 1,5 spasi) Setiap modul menggambarkan self-contained, self-explanatory dan selfdirected Setiap modul konsep menguraikan konsep secara utuh, prioritas untuk topik yang paling penting dan sesuai dengan bidang ilmu Judul dari setiap modul mencerminkan isi/ide pokok dari unit Urutan setiap modul logis Setiap modul terdapat hubungan dan keterkaitan antar sub-sub topik dan paragraf Setiap paragraf dalam modul berisi satu atau dua ide yang saling berhubungan Di setiap awal modul, diberikan petunjuk bagaimana cara mempelajari materi yang disediakan dan bagaimana langkah selanjutnya Nilai Rata-rata Sumber : Data Diolah,

RESEACH AND DEVELOPMENT. Imam Gunawan

RESEACH AND DEVELOPMENT. Imam Gunawan RESEACH AND DEVELOPMENT Imam Gunawan RESEACH AND DEVELOPMENT VERSI BORG AND GALL Menurut Borg and Gall (1989:782 model penelitian dan pengembangan adalah a process used develop and validate educational

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN BAHAN AJAR

LAPORAN PENELITIAN BAHAN AJAR LAPORAN PENELITIAN BAHAN AJAR Pengembangan Prototipe Bahan Ajar Matakuliah Laboratorium Auditing (EKSI4414) oleh Dra. Sri Ismulyaty, M.Si Hendrian, SE, M.Si Rini Dwiyani Hadiwidjaja, SE, M.Si LEMBAGA PENELITIAN

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN EVALUASI BAHAN AJAR

LAPORAN PENELITIAN EVALUASI BAHAN AJAR LAPORAN PENELITIAN EVALUASI BAHAN AJAR EVALUASI FORMATIF BAHAN AJAR MATAKULIAH MANAJEMEN PEMASARAN (EKMA 4216) Oleh: ANDY MULYANA (0009057407) M. MUZAMMIL (0017096103) UNIVERSITAS TERBUKA DESEMBER 2014

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN. Pengembangan Bahan Ajar Matakuliah Riset Operasi (EKMA4413)

LAPORAN PENELITIAN. Pengembangan Bahan Ajar Matakuliah Riset Operasi (EKMA4413) LAPORAN PENELITIAN Pengembangan Bahan Ajar Matakuliah Riset Operasi (EKMA4413) oleh Tamjuddin tamjuddin@ut.ac.id Meirani Harsasi Andy Mulyana PUSAT PENELITIAN KEILMUAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN

Lebih terperinci

PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 1 Pengertian Model a. Model adalah seperangkat prosedur yang sistematis untuk mewujudkan suatu proses. b. Proses sistematis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan research and 37 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan research and development atau penelitian pengembangan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah

Lebih terperinci

Penelitian dan Pengembangan R&D

Penelitian dan Pengembangan R&D Penelitian dan Pengembangan R&D Content Definisi R & D Konsep Dasar R & D Tujuan R & D Karakteristik R & D R & D dalam penelitian Metode R & D Langkah-Langkah Penelitian R & D Contoh Penelitian R & D Sistematika

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN. Endang Mulyatiningsih

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN. Endang Mulyatiningsih PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN Endang Mulyatiningsih Mengajar merupakan tugas utama seorang pendidik (guru, dosen, tutor, instruktur, widyaiswara). Pendidik yang kreatif akan selalu menciptakan ide-ide

Lebih terperinci

Komponen utama dari desain pembelajaran adalah:

Komponen utama dari desain pembelajaran adalah: DESAIN PEMBELAJARAN Pengertian Desain Pembelajaran Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan atau

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan atau 59 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan atau Research & Development (R&D). Produk yang dikembangkan berupa metode bermain dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Research and Development dengan menggunakan model pengembangan Dick and

BAB III METODE PENELITIAN. Research and Development dengan menggunakan model pengembangan Dick and BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and Development dengan menggunakan model pengembangan Dick and Carrey, yaitu suatu proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini diuraikan metode penelitian yang dilaksanakan. Uraian tersebut diawali dengan uraian tentang lokasi dan subjek penelitian, desain dan metode penelitian yang digunakan,

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN REVIEWER-1

SURAT PERNYATAAN REVIEWER-1 SURAT PERNYATAAN REVIEWER-1 Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Irma, SE., M.S.ak NIP : 19750831 199903 2 001 Jabatan : Staf Akademik Fekon UT Telah menelaah laporan penelitian Judul : Analisis Kritikal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dan pengembangan (research and development). Metode penelitian dan pengembangan merupakan suatu metode penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM PEMBELAJARAN

ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM PEMBELAJARAN 240 Menit ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM PEMBELAJARAN Penulis : Drs.Bambang Warsita, M.Pd Pengkaji Materi : Dr. Purwanto, M.Pd Pengkaji Media : Dra. Mariana Soemitro Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modul 1. Pengertian Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bagian ini akan diuraikan masalah metodologi yang digunakan dalam penelitian, mulai dari metode, desain, prosedur, paradigma, subjek dan sumber data, teknik pengumpulan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI Kata Pengantar Mata kuliah Laboratorium Pengantar Akuntansi (EKSI4101) dan Laboratorium Auditing (EKSI4414) merupakan mata kuliah keahlian berkarya yang bersifat praktik. Praktikum dilakukan dengan simulasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (Research and Development). Penelitian pengembangan. tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (Research and Development). Penelitian pengembangan. tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development). Penelitian pengembangan adalah metode penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI Husni Mubarok, S.Pd., M.Si. Tadris Biologi IAIN Jember PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI CHAPTER 6 Model Pengembangan Pembelajaran Kaitannya Dengan Bahan Ajar MODEL PENGEMBANGAN FOUR-D (4D) Model pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi atau Sampel Penelitian Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu SMA Negeri di kota Bandung, yaitu SMA Negeri 15 Bandung. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development atau penelitian dan pengembangan. Pengertian penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan BAB III METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R & D), yaitu sebuah strategi atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pythagoras pada materi menggunakan rumus pythagoras dalam memecahkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pythagoras pada materi menggunakan rumus pythagoras dalam memecahkan 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan yaitu pengembangan penilaian kinerja (performance assessment) untuk menemukan rumus pythagoras pada

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENELITIAN EVALUASI BAHAN AJAR

LAPORAN HASIL PENELITIAN EVALUASI BAHAN AJAR LAPORAN HASIL PENELITIAN EVALUASI BAHAN AJAR Evaluasi Bahan Ajar Mata Kuliah Ekonometrika (ESPA 4312 ) Oleh : SUHARTONO TRI KURNIAWATI. R I N. BASKARA W. T. PUSAT PENELITIAN KEILMUAN LEMBAGA PENELITIAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan 73 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian Pendidikan dan pengembangan

Lebih terperinci

PENELITIAN PENDIDIKAN BERGENRE RESEARCH AND DEVELOPMENT (R&D) Oleh : Pujiadi, S.Pd., M.Pd., M.Kom. Widyaiswara LPMP Jawa Tengah ABSTRAK

PENELITIAN PENDIDIKAN BERGENRE RESEARCH AND DEVELOPMENT (R&D) Oleh : Pujiadi, S.Pd., M.Pd., M.Kom. Widyaiswara LPMP Jawa Tengah ABSTRAK PENELITIAN PENDIDIKAN BERGENRE RESEARCH AND DEVELOPMENT (R&D) Oleh : Pujiadi, S.Pd., M.Pd., M.Kom. Widyaiswara LPMP Jawa Tengah ABSTRAK Salah satu jenis penelitian pendidikan yang dapat dilakukan adalah

Lebih terperinci

Tugas Makalah Teori Belajar Dan Pembelajaran Membuat Model ADDIE

Tugas Makalah Teori Belajar Dan Pembelajaran Membuat Model ADDIE Tugas Makalah Teori Belajar Dan Pembelajaran Membuat Model ADDIE Dosen Pengampu : Dewi Salma Prawiradilaga / Diana Ariani Penyusun : Alfian Luthfi 5315134504 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dalam Pargito (2009 : 50) menguraikan 10 langkah prosedur penelitian

III. METODE PENELITIAN. dalam Pargito (2009 : 50) menguraikan 10 langkah prosedur penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research & Development (R&D) dengan mengikuti model penelitian pengembangan menurut Brog dan Gall dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENGEMBANGAN. Bab ini akan dibahas mengenai metode pengembangan, diuraikan beberapa subbab,

III. METODE PENGEMBANGAN. Bab ini akan dibahas mengenai metode pengembangan, diuraikan beberapa subbab, III. METODE PENGEMBANGAN Bab ini akan dibahas mengenai metode pengembangan, diuraikan beberapa subbab, yang meliputi pendekatan pengembangan, tempat dan waktu pengembangan, langkah-langkah pengembangan,

Lebih terperinci

Research and Development

Research and Development Research and Development Metode Penelitian dan pengembangan Edit your company slogan Contents Definisi Research and Development R & D dalam Penelitian R & D Sebagai Penghubung Metode dalam R & D Langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan 76 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian a. Pendekatan Kualitatif Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Belajar yang Relevan 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget Perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan, subyek penelitian,

BAB III METODOLOGI. Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan, subyek penelitian, BAB III METODOLOGI Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan, subyek penelitian, alat pengumpul data, dan analisis data. A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. mengembangkan produk pendidikan yang bisa dipertanggungjawabkan.

III. METODE PENELITIAN. mengembangkan produk pendidikan yang bisa dipertanggungjawabkan. 51 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan (Research and Development) adalah sebuah proses yang digunakan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (research and development) atau R & D. Pemilihan penggunaan

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (research and development) atau R & D. Pemilihan penggunaan BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and development) atau R & D. Pemilihan penggunaan metode R & D dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangankan sebuah media interaktif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangankan sebuah media interaktif 116 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangankan sebuah media interaktif berbasis komputer yang nantinya digunakan pada pembelajaran PAI. Adapun pendekatan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK SISWA KELAS VIII SMP ISLAM YAKIN TUTUR KABUPATEN PASURUAN ABSTRAK

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK SISWA KELAS VIII SMP ISLAM YAKIN TUTUR KABUPATEN PASURUAN ABSTRAK PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK SISWA KELAS VIII SMP ISLAM YAKIN TUTUR KABUPATEN PASURUAN Agustiya Handayani 1, Punaji Setyosari 2, Sulthoni 3 Teknologi Pembelajaran, Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian dan pengembangan. Metode Penelitian dan Pengembangan atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Research

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research & BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research & Development (R & D). Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Model Pengembangan Sugiyono (2014) menjelaskan, metode penelitian dan pengembangan adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 3.1 METODE PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan media pembelajaran berbasis komik ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Tempat penelitian yang digunakan untuk judul Pengembangan Permainan Simulasi Untuk Meningkatkan Perencanaan Karier Peserta Didik Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Penelitian ini adalah penelitian yang berorientasi pada pembuatan insrumen penilaian unjuk kerja melalui pendekatan problem solving dengan model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian dan pengembangan atau biasa disebut dengan research and development, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. peta pikiran mata pelajaran fisika kelas X pada salah satu sekolah menengah atas

III. METODE PENELITIAN. peta pikiran mata pelajaran fisika kelas X pada salah satu sekolah menengah atas 29 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan instrumen penugasan yang berbasis peta pikiran mata pelajaran fisika kelas X pada salah satu sekolah menengah

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development).

III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development). 67 III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Desain penelitian pengembangan berdasarkan langkah-langkah penelitian pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting

BAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting dimiliki oleh setiap calon guru agar dapat berhasil melaksanakan pembelajaran di laboratorium.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan Research and Development (R&D) yang dikembangkan

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan Research and Development (R&D) yang dikembangkan 39 BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 3.1 Model Penelitian Pengembangan Penelitian yang dilakukan berupa penelitian dan pengembangan, model yang akan dikembangkan dalam pengembangan penelitian

Lebih terperinci

Pengertian dan Perkembangan Konsep Media Pembelajaran serta Teori Belajar yang Melandasinya

Pengertian dan Perkembangan Konsep Media Pembelajaran serta Teori Belajar yang Melandasinya Modul Pelatihan Pengertian dan Perkembangan Konsep Media Pembelajaran serta Teori Belajar yang Melandasinya Kegiatan Belajar 4 Dr. BENNY A. PRI 1 Seri Modul JF-PTP KEGIATAN BELAJAR 4 Perancangan dan Pemanfaatan

Lebih terperinci

TIM PENGUSUL. Sri Enny Triwidiastuti, NIDN:

TIM PENGUSUL. Sri Enny Triwidiastuti, NIDN: Kode/Nama Rumpun Ilmu: / USULAN PENELITIAN LANJUT PENDIDIKAN TINGGI TERBUKA DAN JARAK JAUH TIM PENGUSUL Sri Enny Triwidiastuti, NIDN: 00110758 UNIVERSITAS TERBUKA 2012 1 LEMBAR PENGESAHAN USUL PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan dengan pendekatan deskriptif. Jenis penelitian ini secara keseluruhan merupakan penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL BAHAN AJAR JARAK JAUH PADA MATAKULIAH SISTEM KEPARTAIAN DAN PEMILU (IPEM4318)

PENGEMBANGAN MODEL BAHAN AJAR JARAK JAUH PADA MATAKULIAH SISTEM KEPARTAIAN DAN PEMILU (IPEM4318) PENGEMBANGAN MODEL BAHAN AJAR JARAK JAUH PADA MATAKULIAH SISTEM KEPARTAIAN DAN PEMILU (IPEM4318) Siti Aisyah (aisyah@ut.ac.id) Mani Festati Broto Anto Hidayat FISIP-UT, Jl. Cabe Raya, Pondok Cabe, Pamulang

Lebih terperinci

Tugas Desain Pembelajaran 2 (Materi Konsep dan prinsip desain pembelajaran)

Tugas Desain Pembelajaran 2 (Materi Konsep dan prinsip desain pembelajaran) Tugas Desain Pembelajaran 2 (Materi Konsep dan prinsip desain pembelajaran) NAMA INSTANSI PANGKAT/GOL : AYUB SIREGAR : DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA SELATAN : PENATA MUDA TK.I / III.B I. Konsep dan

Lebih terperinci

THE SYSTEMATIC DESIGN OF INSTRUCTION (DESAIN SISTEMATIS INSTRUKSI) Arini Pakistyaningsih, SH., MM.

THE SYSTEMATIC DESIGN OF INSTRUCTION (DESAIN SISTEMATIS INSTRUKSI) Arini Pakistyaningsih, SH., MM. THE SYSTEMATIC DESIGN OF INSTRUCTION (DESAIN SISTEMATIS INSTRUKSI) The Systematic Design of Instruction Chapter One Arini Pakistyaningsih, SH., MM. A. Model Pendekatan Dick dan Carey Sistem Untuk Merancang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Reasearch and Development (R&D)atau dengan kata lain penelitian ini akan berfokus pada penelitian terhadap analisa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian pengembangan. Model pengembangan yang dirujuk dan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian pengembangan. Model pengembangan yang dirujuk dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Model pengembangan yang dirujuk dan digunakan dalam

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Pendidikan Volume 1 Nomor 2 Edisi Oktober 2016

Jurnal Teknologi Pendidikan Volume 1 Nomor 2 Edisi Oktober 2016 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN MODEL DICK, CAREY, DAN CAREY (2001) UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SAKRA TIMUR LOMBOK TIMUR Hadi Gunawan Sakti (Dosen Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN O 1 X O 2. Gambar 3.1 Desain Penelitian One-Group Pretest-Posttest.

BAB III METODE PENELITIAN O 1 X O 2. Gambar 3.1 Desain Penelitian One-Group Pretest-Posttest. 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMA negeri di Kota Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA pada tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian Pengembangan (Research and Development). Penelitian Pengembangan sebagai suatu proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 2 Surakarta, SMA Negeri 1 Karanganyar, dan SMA Negeri 2 Karanganyar. Waktu penelitian dilaksanakan antara

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metode dan Langkah-langkah Penelitian Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan suatu aplikasi mobile learning berbasis WAP. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research &

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research & BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Setyosari (2012:214) penelitian pendidikan dan pengembangan

Lebih terperinci

PAKET PEMBELAJARAN FIQIH KELAS VII DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DICK DAN CAREY DI MADRASAH TSANAWIYAH NW PENGKELAK MAS

PAKET PEMBELAJARAN FIQIH KELAS VII DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DICK DAN CAREY DI MADRASAH TSANAWIYAH NW PENGKELAK MAS PAKET PEMBELAJARAN FIQIH KELAS VII DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DICK DAN CAREY DI MADRASAH TSANAWIYAH NW PENGKELAK MAS Hanafi 1, I Nyoman Sudana Degeng 2, dan Anselmus J.E. Toenlioe 3 Teknologi Pembelajaran

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PENGEMBANGAN BAHAN AJAR R. Nety Rustikayanti 2016 materi didownload di dosen.stikesdhb/nety/ Pengertian Pengembangan bahan ajar proses pemilihan, adaptasi, dan pembuatan bahan ajar berdasarkan kerangka

Lebih terperinci

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 1. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M.

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 1. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M. Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan Kegiatan Belajar 1 IKA KURNIAWATI, M.Pd Modul Pelatihan 7 PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KB 1 KONSEP,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan model pelayanan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan model pelayanan 83 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan model pelayanan bimbingan dan konseling karir berbasis internet di sekolah menengah kejuruan (SMK). Kerangka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D). BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan produk yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D). Penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan bagian dari metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan bagian dari metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan bagian dari metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Sugiyono (2009) dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Populasi/ Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Indramayu yang berlokasi di Jalan Pabean No. 15 Indramayu. Populasi pada penelitian

Lebih terperinci

Bagian 3: Skema Pelatihan. Bagian ini menguraikan dua hal mengenai skema pelatihan, yaitu: ü Alur Pelatihan. ü Desain Pelatihan.

Bagian 3: Skema Pelatihan. Bagian ini menguraikan dua hal mengenai skema pelatihan, yaitu: ü Alur Pelatihan. ü Desain Pelatihan. Bagian 3: Skema Pelatihan Bagian ini menguraikan dua hal mengenai skema pelatihan, yaitu: ü Alur Pelatihan ü Desain Pelatihan Alur Pelatihan 1 / 41 Pelatihan adalah sebuah aktifitas yang cukup kompleks

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development). Menurut Borg dan Gall

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development). Menurut Borg dan Gall 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development). Menurut Borg dan Gall (Sukmadinata,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian yaitu research and development

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian yaitu research and development 21 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian yaitu research and development atau penelitian dan pengembangan Brog dan Gall (1983 : 772) yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dan pengembangan (research and development) yang bertujuan untuk mengembangkan modul biologi berbasis model

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penilitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini meninjau pertimbangan dari kesesuaian tujuan penelitian adalah penelitian dan pengembangan atau Research

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan model pembelajaran untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan model pembelajaran untuk BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian pengembangan model pembelajaran untuk meningkatkan kesadaran sejarah. Model pembelajaran yang dikembangkan adalah pendekatan inkuiri. Efektifitas

Lebih terperinci

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 2. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M.

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 2. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M. Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan Kegiatan Belajar 2 IKA KURNIAWATI, M.Pd Modul Pelatihan 7 PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KB 2 FORMAT,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Research and Development (Penelitian dan Pengembangan). Hal ini dikarenakan penelitian

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. pythagoras dalam memecahkan masalah mengacu pada model pengembangan

BAB V PEMBAHASAN. pythagoras dalam memecahkan masalah mengacu pada model pengembangan 92 BAB V PEMBAHASAN A. Proses Pengembangan Penilaian Kinerja Proses pengembangan penilaian kinerja (performance assessment) untuk menemukan rumus pythagoras pada materi menggunakan rumus pythagoras dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek pada penelitian yang dilakukan adalah bahan ajar kimia berbasis web pada materi karbohidrat. B. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Departemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and Development. Menurut Borg and Gall dalam Sugiyono (2015) menjelaskan bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan teori pembelajaran yang telah ada. Oleh karena itu, jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan teori pembelajaran yang telah ada. Oleh karena itu, jenis penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Pengembangan produk bahan pembelajaran merupakan serangakaian proses atau kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu produk pembelajaran berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berpikir kritis mencakup sejumlah keterampilan kognitif dan disposisi

BAB III METODE PENELITIAN. Berpikir kritis mencakup sejumlah keterampilan kognitif dan disposisi BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Berpikir kritis mencakup sejumlah keterampilan kognitif dan disposisi intelektual yang diperlukan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi

Lebih terperinci

Pengembangan E-Modul Berbasis Adobe Flash CS6 pada Mata Pelajaran Penataan Barang Dagang

Pengembangan E-Modul Berbasis Adobe Flash CS6 pada Mata Pelajaran Penataan Barang Dagang Pengembangan E-Modul Berbasis Adobe Flash CS6 pada Mata Pelajaran Penataan Barang Dagang Indah Zahrotul Fauziah Sutrisno Suwarni Jurusan Manajemen Universitas Negeri Malang E-mail: indzafa@gmail.com; sutrisno_um@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Pengembangan atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Pengembangan atau BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Borg dan Gall (1979: 624), yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI. PENELITIAN. Penelitian yang akan dilakukan ini bertujuan untuk mengembangkan CD

BAB III. METODOLOGI. PENELITIAN. Penelitian yang akan dilakukan ini bertujuan untuk mengembangkan CD BAB III. METODOLOGI. PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian yang akan dilakukan ini bertujuan untuk mengembangkan CD multimedia interaktif sebagai media alternatif dalam pembelajaran bahasa Inggris

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian dan 32 III. METODE PENELITIAN A. Setting Pengembangan Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian dan pengembangan. Penelitian yang dilakukan adalah pembuatan multimedia interaktif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. ADDIE (Analysis-Design-Development-Implementation-Evaluation). Model

BAB III METODE PENGEMBANGAN. ADDIE (Analysis-Design-Development-Implementation-Evaluation). Model 3.1 Model Pengembangan BAB III METODE PENGEMBANGAN Model pengembangan yang akan peneliti gunakan adalah model ADDIE (Analysis-Design-Development-Implementation-Evaluation). Model ini dikembangkan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bahagian ini dikemukakan beberapa pembahasan mengenai: Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bahagian ini dikemukakan beberapa pembahasan mengenai: Jenis 126 BAB III METODE PENELITIAN Pada bahagian ini dikemukakan beberapa pembahasan mengenai: Jenis penelitian, prosedur penelitian, lokasi dan subjek penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu

III. METODE PENELITIAN. merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu 58 III. METODE PENELITIAN 3.1 Pengertian Metode Dalam memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode. Metode merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R & D). Gall and Borg (2003;569) mendefinisikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development (penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development (penelitian dan 31 III. METODE PENELITIAN A. Desain Pengembangan Metode penelitian ini, yaitu research and development (penelitian dan pengembangan). Pengembangan yang dilakukan merupakan pengembangan media pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini di fokuskan pada pengembangan model pembelajaran dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini di fokuskan pada pengembangan model pembelajaran dalam 71 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini di fokuskan pada pengembangan model pembelajaran dalam bidang studi matematika serta diarahkan pada peningkatan kemampuan berfikir siswa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah dirumuskan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah dirumuskan dalam 61 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah dirumuskan dalam bab 1, penelitian ini secara umum bertujuan mengembangkan software untuk tes kemampuan membaca pemahaman

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development). Menurut Borg dan Gall (1983:772), Educational

Lebih terperinci

Drs Doddy Rusmono, MLIS

Drs Doddy Rusmono, MLIS Pelatihan Penulisan MODUL Mata Kuliah Semester 1 TA 2009/2010 Program Studi Perpustakaan dan Informasi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development. 77 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development. Pendekatan Research and Development yang merujuk pada teori Borg and Gall

Lebih terperinci

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 3. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M.

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 3. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M. Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan Kegiatan Belajar 3 IKA KURNIAWATI, M.Pd Modul Pelatihan 7 PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KB 3 TEKNIK PENULISAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan dalam penelitian ini mengacu pada gabungan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan dalam penelitian ini mengacu pada gabungan pendekatan 81 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini mengacu pada gabungan pendekatan kualitatif dan kuantitatif berikut: 1. Pendekatan Kualitatif Dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Metode pengembangan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Metode pengembangan 26 III. METODE PENELITIAN A. Desain Pengembangan Metode penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Metode pengembangan produk yang menjadi pedoman dalam penelitian ini diadaptasi dari pengembangan

Lebih terperinci