ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM PEMBELAJARAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM PEMBELAJARAN"

Transkripsi

1 240 Menit ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM PEMBELAJARAN Penulis : Drs.Bambang Warsita, M.Pd Pengkaji Materi : Dr. Purwanto, M.Pd Pengkaji Media : Dra. Mariana Soemitro Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta 2011 Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 1

2 A. PENDAHULUAN Halo, apa kabar? Mudah-mudahan Anda dalam keadaan sehat walafiat. Kami yakin Anda tentu sudah siap untuk mempelajari modul ini. Kali ini Anda akan mempelajari modul yang berjudul Analisis Kebutuhan Sistem Pembelajaran. Modul ini membahas tentang: 1) konsep dan esensi analisis kebutuhan sistem pembelajaran, 2) prinsip-prinsip analisis kebutuhan sistem pembelajaran, mulai dari tujuan, strategi, media, dan evaluasi, 3) model-model analisis kebutuhan sistem pembelajaran, dan 4) langkah-langkah analisis kebutuhan sistem pembelajaran, yaitu mulai dari mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, menyusun kisi-kisi instrumen, menyusun instrumen, mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis data, serta menyusun laporan hasil. Agar memudahkan untuk dipelajati modul analisis kebutuhan sistem pembelajaran ini dibagi menjadi 5 kegiatan belajar, yaitu: a. Kegiatan belajar 1, membahas tentang konsep dan esensi analisis kebutuhan sistem pembelajaran. b. Kegiatan belajar 2, membahas tentang prinsip-prinsip analisis kebutuhan sistem pembelajaran. c. Kegiatan belajar 3, membahas tentang model-model analisis kebutuhan sistem pembelajaran. d. Kegiatan belajar 4, membahas tentang penyusunan rancangan analisis kebutuhan sistem pembelajaran. e. Kegiatan belajar 5, membahas tentang pelaksanaan analisis kebutuhan sistem pembelajaran. Modul ini dapat Anda pelajari secara mandiri. Dalam mempelajari modul ini sebaiknya Anda pelajari secara bertahap, mulai dari materi pembelajaran yang disajikan pada Kegiatan Belajar-1 yang membahas tentang konsep dan esensi analisis kebutuhan sistem pembelajaran dan mengerjakan soal-soal latihannya serta telah yakin memahaminya, barulah Anda diperkenankan untuk melanjutkan mempelajari materi pembelajaran Kegiatan Belajar-2. Anda dapat melanjutkan mempelajari Kegiatan Belajar-2 setelah Anda memahami materi Kegiatan Belajar-1 Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 2

3 dan dapat menjawab soal-soal tugasnya dengan benar. Demikian seterusnya, Anda dapat melanjutkan ke kegiatan belajar selanjutnya. Jika Anda telah dapat menyelesaikan kegiatan belajar sebelumnya. Satu hal yang penting adalah membuat catatan tentang materi pembelajaran yang sulit Anda pahami. Cobalah terlebih dahulu mendiskusikan materi pembelajaran yang sulit dengan sesama peserta Diklat atau teman sejawat. Apabila memang masih dibutuhkan, Anda dianjurkan untuk mendiskusikannya dengan nara sumber Diklat pada saat kegiatan pembelajaran tatap muka. Di dalam modul ini tersedia soal tugas dan hendaknya semua soal tugas ini Anda kerjakan dengan tuntas. Dengan mengerjakan semua soal tugas yang ada Anda akan dapat menilai sendiri tingkat penguasaan atau pemahamannya terhadap materi yang disajikan dalam modul dan dapat membantu Anda mengetahui bagian-bagian mana dari materi yang disajikan di dalam modul yang masih belum sepenuhnya dipahami. Oleh karena itu, apabila semua soal tugas di setiap Kegiatan Belajar sudah selesai Anda kerjakan, periksalah jawaban Anda dengan menggunakan Kunci Tugas yang disediakan pada bagian akhir dari modul ini. Kemudian hitunglah jawaban Anda yang benar, lalu gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi setiap Kegiatan Belajar. Rumus Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban yang benar x 100% Arti tingkat penguasaan yang Anda capai : 90 % % = baik sekali 80 % - 89 % = baik 70 % - 79 % = cukup - 69 % = kurang Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, bagus! Anda cukup memahami materi Kegiatan Belajar. Anda dapat 5 meneruskan mempelajari Kegiatan Belajar selanjutnya. Tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80% Anda harus bersabar untuk mengulangi mempelajari materi Kegiatan Belajar, terutama bagian materi yang belum Anda kuasai. Kemudian kerjakan kembali soal tugasnya. Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 3

4 Manfaat mempelajari modul ini membantu Anda untuk dapat melakukan analisis kebutuhan sistem/model teknologi pembelajaran. Selain itu, Anda dapat memperoleh suatu pendekatan yang sistematis, efektif dan efisien dalam menentukan kebutuhan akan sistem atau model pembelajaran. Modul ini juga akan membantu Anda dalam menyusun rancangan analisis kebutuhan sistem pembelajaran mulai dari mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, menyusun kisi-kisi instrumen, menyusun instrumen, mengumpulkan data, mengolah dan menganálisis data, serta menulis laporan hasil analisis kebutuhan sistem pembelajaran. Oleh karena itu, pentingnya atau kegunaan menguasai modul analisis kebutuhan sistem pembelajaran bagi Anda Pejabat Fungsional PTP adalah memudahkan tugas Anda merancang media pembelajaran, merancang model pembelajaran, merancang model Diklat, dan sebagainya. Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari modul ini adalah sekitar 15 x 45 menit. Sedangkan waktu yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran secara tatap muka adalah 4 x 45 menit. Oleh karena itu, Anda dapat membuat catatan-catatan mengenai hal-hal yang perlu didiskusikan selama kegiatan pembelajaran secara tatap muka. Keberhasilan Anda dalam mempelajari modul ini tentunya tergantung pada keseriusan Anda. Hendaknya Anda tidak segan-segan untuk bertanya tentang materi yang belum Anda pahami kepada nara sumber pada saat kegiatan pembelajaran tatap muka, atau berdiskusi dengan rekan Anda serta berusaha menyelesaikan semua tugas yang ada dalam modul dengan baik. Yakinlah bahwa Insya Allah Anda akan berhasil dengan baik apabila memiliki semangat belajar yang tinggi. Jangan lupa berdoa kepada Allah SWT agar senantiasa diberikan kemudahan belajar. Selamat Belajar, Semoga Sukses! Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 4

5 KEGIATAN BELAJAR-3 MODEL-MODEL ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM PEMBELAJARAN 1. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah Anda pelajari Kegiatan Belajar-3 yang membahas model-model analisis kebutuhan sistem pembelajaran, Anda dapat menjelaskan: a. model-model analisis kebutuhan sistem pembelajaran, b. karakteristik model-model analisis kebutuhan sistem pembelajaran, c. pemilihan model analisis kebutuhan sistem pembelajaran. 2. Uraian Materi a. Model-model analisis kebutuhan sistem pembelajaran Bagaimana menganalisis kebutuhan itu? Sebelum mengetahui lebih jauh, kenali dahulu apa yang dimaksud dengan analisis. Analisis kebutuhan adalah alat untuk mengidentifikasi masalah guna menentukan tindakan yang tepat (Morrison, 2001). Ada enam macam kebutuhan yang biasa digunakan untuk merencanakan dan mengadakan analisis kebutuhan (Morrison, 2001), yaitu: 1) Kebutuhan normatif, membandingkan prestasi peserta didik dengan standar nasional, misalnya hasil ujian nasional, SMPTN, dan sebagainya. 2) Kebutuhan komparatif, membandingkan peserta didik pada satu kelompok dengan kelompok lain yang setara atau selevel. Misalnya hasil ujian nasioal peserta didik antara SMP Diponegoro dengan SMP Sudirman. 3) Kebutuhan yang dirasakan, yaitu hasrat atau keinginan yang dimiliki masing-masing peserta didik yang perlu ditingkatkan. Kebutuhan ini menunjukan kesenjangan antara tingkat keterampilan/kenyataan yang nampak dengan yang dirasakan. Cara terbaik untuk mengidentifikasi kebutuhan ini dengan cara melakukan wawancara. 4) Kebutuhan yang diekspresikan, yaitu kebutuhan yang dirasakan seseorang mampu diekspresikan dalam tindakan. Misalnya peserta didik Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 5

6 yang mendaftar melanjutkan ke suatu jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 5) Kebutuhan masa depan, yaitu mengidentifikasi perubahan-perubahan yang akan terjadi dimasa mendatang. Misalnya penerapan teknologi pembelajaran yang berbasis multimedia dan web atau berbasis TIK, dan sebagainya. 6) Kebutuhan insidentil yang mendesak, yaitu faktor dampak negatif yang muncul di luar dugaan yang sangat berpengaruh. Misalnya akibat bencana nuklir, kesalahan medis, bencana alam, seperti: gunung berapi meletus, banjir, tanah longsor dan sebagainya. Dalam menganalisis, kebutuhan pembelajaran dan analisis pembelajaran merupakan langkah awal yang harus dilakukan dalam pengembangan sistem pembelajaran, ketika menghadapi masalah tentang pembelajaran. Dalam melakukan kegiatan analisis kebutuhan sistem pembelajaran Anda dapat menggunakan beberapa model yang dikemukakan oleh para ahli. Anda tahu apa yang dimaksud model? Model adalah seperangkat prosedur yang sistematis untuk mewujudkan suatu proses, seperti analisis kebutuhan. Proses sistematis dan sistemik dalam mengembangaan sistem pembelajaran pada umumnya diungkapkan dalam bentuk model. Sebuah model pada umumnya menggambarkan urutan langkah atau kegiatan yang dilakukan secara holistik atau menyeluruh untuk menciptakan sebuah proses pembelajaran. Ada sejumlah model analisis kebutuhan sistem pembelajaran yang dikemukakan oleh para pakar dalam bidang teknologi pembelajaran. Setiap model pada dasarnya memiliki keunikan, keunggulan dan tentu juga keterbatasan masing-masing untuk dapat diterapkan dalam sebuah situasi pembelajaran tertentu. Secara umum, model analisis kebutuhan sistem pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam model yang berorientasi kelas, model berorientasi sistem, model berorientasi produk, model prosedural dan model melingkar. Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 6

7 Untuk lebih jelasnya berikut akan diuraikan beberapa model analisis kebutuhan sistem pembelajaran: 1) Model ADDIE Salah satu model pengembangan sistem pembelajaran yang sifatnya generik adalah model ADDIE (Analysis-Design-Develop- Implement-Evaluate). Model ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Salah satu fungsi ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun sistem dan model pembelajaran yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja program itu sendiri. Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan seperti disajikan pada gambar berikut: Gambar 1, Model ADDIE Model ADDIE merupakan salah satu model analisis kebutuhan sistem pembelajaran melalui langkah-langkah berikut: a) Tahap analisis (Analysis) Tahap analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh peserta didik, yaitu melakukan analisis kebutuhan (needs assessment), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis pekerjaan dan tugas (job and task analysis). Oleh karena itu, output yang akan Anda hasilkan adalah berupa karakteristik atau profil calon peserta didik, identifikasi kesenjangan, identifikasi kebutuhan dan analisis pekerjaan dan tugas yang rinci berdasarkan atas kebutuhan. Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 7

8 Nah, sebagai contoh misalnya Anda akan melakukan analisis kebutuhan e-pembelajaran (e-learning). Anda dapat melakukan analisis sebagai berikut: (1) memastikan e-learning dapat membantu atau memudahkan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, (2) memastikan e-learning adalah suatu solusinya, (3) menentukan dan mengembangkan konten yang dibutuhkan. Ada lima tipe konten, yaitu fakta, konsep, proses, prosedur, dan prinsip strategi, (4) menentukan metode instruksional dan elemen media yang akan digunakan, (5) bagaimana mendistribusikan e-learning, (6) perhitungan segi teknis, yaitu spesifikasi komputer, jaringan, dan konektivitas, serta (7) mengestimasi biaya dan membandingkannya dengan kemungkinan keuntungan yang akan diperoleh bagi lembaga bersangkutan. Nah, setelah Anda melakukan analisis langkah selanjutnya adalah DDIE (Design-Develop-Implement-Evaluate). Untuk itu perhatikan uraian sebagai berikut: b) Tahap perancangan (design) Tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat rancangan (blueprint). Nah, ibarat bangunan, maka sebelum membangun perlu gambar rancang bangun (blue-print) di atas kertas harus ada terlebih dahulu. Oleh karena itu, desain bagi seorang pengembang pembelajaran berfungsi sebagai cetak biru atau blue-print bagi ahli bangunan. Apa yang Anda lakukan dalam tahap desain? Tentu yang pertama Anda lakukan adalah merumuskan tujuan pembelajaran yang SMAR (spesifik, measurable, applicable, dan realistic). Selanjutnya menyusun tes, dimana tes tersebut harus disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan tadi. Kemudian tentukanlah strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Dalam hal ini banyak pilihan kombinasi metode dan media pembelajaran yang dapat Anda pilih yang paling relevan. Disamping itu, Anda pertimbangkan pula Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 8

9 sumber-sumber pendukung lain. Misalnya sumber belajar yang relevan, lingkungan belajar yang diperlukan, dan lain lain. Semua itu tertuang dalam satu dokumen bernama desain instruksional atau rancangan pembelajaran yang jelas dan rinci. Selain itu ada contoh yang lain! Misalnya dalam mendesain e- pembelajaran (e-learning). Pada tahap ini Anda pastikan pengembangan secara sistematis program e-learning. Lima aspek kunci dalam tahap desain, yaitu: (1) entry behaviors, menjelaskan apa yang harus dikuasai peserta didik sebelum memasuki sistem e- learning, (2) learning objectives, menjelaskan hal-hal yang dapat dilakukan oleh peserta didik setelah terlibat dalam program e- learning, (3) learning steps, menjelaskan bagaimana peserta didik terlibat dalam e-learning, (4) performance test, menguji bagaimana tingkat pemahaman dari peserta didik, (5) structure and sequence program outline, menyusun program e-learning yang terstruktur dan berurutan sehingga akan menghasilkan keluaran yang terbaik. Pembelajaran yang berkualitas dapat diwujudkan bilamana proses pembelajaran direncanakan dan dirancang dengan matang dan seksama, tahap demi tahap, dan proses demi proses (Pannen, 2003). Selanjutnya coba Anda buat rancangan pembelajaran dengan memanfaatkan salah satu jenis media untuk satu jenjang pendidikan tertentu. c) Tahap pengembangan (develop) Pengembangan adalah proses mewujudkan desain menjadi kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa multimedia pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan, atau jika diperlukan modul cetak, maka modul tersebut perlu dbuat. Begitu pula halnya dengan lingkungan belajar lain yang akan mendukung proses pembelajaran semuanya harus disiapkan dalam tahap ini. Satu langkah penting dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum diimplementasikan. Tahap uji coba sering disebut pula Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 9

10 dengan evaluasi formatif, karena hasilnya digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran yang sedang Anda kembangkan. Selain itu, Anda perlu memvalidasi pembelajaran baik aktifitas, metode penyampaian, bahan belajar, dan lain lain untuk memastikan ketercaian tujuan pembelajaran. d) Tahap penerapan atau implementasi (implementation) Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran yang sedang Anda buat. Artinya pada tahap ini semua yang telah dikembangkan diinstal atau diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan di lapangan. Apakah Anda dapat memberikan contoh? Sebuah model pembelajaran memerlukan software tertentu maka software tersebut harus sudah diinstal. Selain itu, bila memerlukan penataan lingkungan tertentu, maka lingkungan atau setting tertentu tersebut juga harus ditata atau disiapkan. Barulah diimplementasikan di lapangan sesuai dengan skenario atau desain yang telah disusun. Oleh karena itu, pada tahap pengembangan ini jangan lupa Anda membuat rencana pengelolaan penyelenggaraan programnya dengan baik. e) Tahap Evaluasi (evalaute) Evaluasi adalah proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan tujuan atau tidak. Ingat, tahap evaluasi ini bisa dilaksanakan pada setiap tahapan di atas, yaitu pada tahap analisis, desain, pengembangan dan implementasi. Nah, evaluasi yang dilaksanakan pada setiap tahap di atas itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan perbaikan atau revisi. Coba Anda berikan contoh! Misalnya pada tahap perancangan, mungkin Anda memerlukan salah satu bentuk evaluasi formatif misalnya reviu ahli untuk memberikan masukan dan koreksi terhadap rancangan yang sedang Anda kembangkan. Contoh lain, misalnya pada tahap pengembangan konten, mungkin perlu uji coba dari Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 10

11 produk yang Anda kembangkan atau mungkin perlu evaluasi kelompok kecil dan lain lain. Evaluasi dapat dilakukan pada setiap langkah di atas dan pada akhir kegiatan pengembangan untuk mendapatkan data dan informasi sehingga apabila ada masalah dapat segera diperbaiki (revisi) dan sekaligus untuk membuat sistem pembelajaran yang lebih baik. Anda baru saja mempelajari model ADDIE, untuk selanjutnya coba pahami model Kemp. Anda tahu model Kemp? Untuk itu ikuti uraian materi berikut! 2) Model Kemp Menurut Kemp pengembangan sistem pembelajaran merupakan suatu lingkaran yang kontinu. Artinya setiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan kegiatan perbaikan atau revisi. Model Kemp termasuk ke dalam contoh model melingkar jika ditunjukkan dalam sebuah diagram, model ini akan tampak seperti gambar berikut ini: Gambar 2, Model Kemp Secara singkat, model Kemp ini terdapat beberapa langkah dalam melaksanakan kegiatan analisis kebutuhan sistem pembelajaran, yaitu: a) Menentukan tujuan dan daftar topik, menetapkan tujuan umum untuk pembelajaran setiap topik. Artinya dalam mengembangkan sistem pembelajaran Anda harus mengawali dengan mengidentifikasi masalah pembelajaran, antara lain tujuan pembelajaran menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan baik Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 11

12 yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik maupun strategi yang digunakan. b) Menganalisis karakteristik peserta didik untuk siapa pembelajaran tersebut didesain atau dirancang. Analisis karakteristik peserta didik ini dapat Anda lakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karateristik peserta didik yang meliputi ciri-cirinya, kemampuan dan pengalaman baik individu maupun kelompok. Coba Anda berikan contoh! Misalnya sebelum Anda mengembangkan sistem pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran atau berbasis TIK, sebaiknya t e r l e b i h d a h u l u A n d a memiliki informasi yang jelas untuk siapakah program pembelajaran tersebut atau siapakah yang akan menjadi sasaran sistem pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran atau berbasis TIK (target audience). Artinya Anda harus mengidentifikasi karakteristik sasaran program pembelajaran tersebut. Dengan kata lain, sebelum mengembangkan sistem pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran atau berbasis TIK Anda harus mempunyai informasi tentang mereka. Informasi apakah yang perlu Anda ketahui dan relevan untuk pengembangan program pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran atau berbasis TIK? Ada empat tipe informasi yang sebaiknya Anda ketahui sebelum mengembangkan sistem pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran atau berbasis TIK tentang karakteristik atau keadaan peserta didik, yaitu: (1) Faktor demografi, misalnya informasi tentang berapa jumlah calon peserta didik? berapa umurnya? apa jenis kelaminnya? kegemaran (hobby)? bagaimana adat istiadat mereka? bagaimana lingkungan sosial dan buda ya di wilayahnya? bagaimana kemampuan ekonominya? Bagaimana keadaan geografisnya (kota besar, kota kabupaten, pinggiran, pedesaan, pegunungan, pantai, dsb) dan lain-lain. Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 12

13 (2) Faktor motivasi, misalnya informasi tentang mengapa mereka mengikuti kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran atau berbasis TIK ini? bagaimana hubungan kegiatan pembelajaran dengan tugas belajar mereka? mengapa mereka memilih untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran atau berbasis TIK ini? apa yang mereka inginkan dari kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran atau berbasis TIK ini? dan lain-lainnya. (3) Faktor belajar, misalnya informasi tentang bagaimana intelegensi dan kapasitas mereka? apakah mereka memiliki pengalaman belajar sebelumnya? apakah mereka memiliki waktu dan fasilitas yang memadai untuk belajar? dan lain-lain, (4) Latar belakang bidang keilmuan atau akademik, misalnya informasi tentang pengetahuan, keterampilan dan sikap apa yang telah mereka kuasai sehubungan dengan materi pembelajaran yang akan mereka pelajari? apakah mereka memiliki personal interest dan pengalaman yang relevan? dan lain-lain. Nah, mengenali karakteristik peserta didik (target audience) yaitu peserta didik pada jenjang pendidikan tertentu merupakan salah satu komponen yang tidak kalah pentingnya dibanding tujuan pembelajaran dan materi pembelajaran. Hal ini sangat beralasan, karena kematangan psikologis peserta didik sangat mempengaruhi terhadap cara belajarnya. Misalnya peserta didik, mereka belajar karena di dorong oleh kebutuhan untuk memperoleh nilai Ujian Nasional (UN) yang tinggi. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran dilakukannya dengan kesadaran yang tinggi dan motivasi yang tinggi. Untuk itu metode dan strategi pembelajaran yang dibutuhkan untuk kelompok ini adalah model Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 13

14 pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk belajar. Selanjutnya coba Anda identifikasi karakteristik sasaran apabila Anda akan mengembangkan salah satu jenis media pembelajaran berbasis TIK untuk salah satu mata pelajaran dan untuk salah satu jenjang pendidikan tertentu. c) Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat dampaknya dapat dijadikan indikator atau tolak ukur perilaku peserta didik. Pada tahap ini Anda harus merumuskan indikator yang berfungsi sebagai: (1) alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran, (2) kerangka kerja dalam merencanakan mengevaluasi hasil belajar peserta didik, dan (3) panduan peserta didik dalam belajar. d) Menentukan isi materi pembelajaran yang dapat mendukung setiap tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, dapat Anda mulai dengan melakukan analisis tugas yaitu kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu pembelajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan analisis prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman dan penguasaan peserta didik tentang tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk Rencana Program Pembelajaran (RPP). e) Pengembangan prapenilaian/ penilaian awal untuk menentukan latar belakang peserta didik dan memberikan level pengetahuan terhadap suatu topik. Penyusunan instrumen evaluasi, bertujuan untuk menilai hasil belajar, kriteria penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan patokan, hal ini dimaksudkan untuk mengukur ketuntasan pencapaian kompetensi dasar yang telah dirumuskan. f) Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang menyenangkan atau menentukan strategi pembelajaran sehingga peserta didik akan mudah mencapai atau menguasai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pada tahap ini pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Kegiatan ini meliputi: pemilihan model, pendekatan, metode, Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 14

15 pemilihan format sajian yang dipandang mampu memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. g) Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang pembelajaran yang meliputi personalia, fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal untuk melaksanakan rencana pembelajaran. Tahap ini berkaitan dengan pemilihan media pembelajaran atau sumber belajar. Keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada penggunaan sumber belajar atau media pembelajaran yang dipilih. Nah, jika sumber-sumber belajar dan media pembelajaran dipilih dan disiapkan dengan hati-hati, maka dapat mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. h) Mengevaluasi pembelajaran peserta didik dengan syarat mereka menyelesaikan pembelajaran serta melihat kesalahan-kesalahan dan peninjauan kembali beberapa fase dari perencanaan yang membutuhkan perbaikan yang terus menerus, evaluasi yang dilakukan berupa evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Anda baru saja mempelajari 2 model analisis kebutuhan sistem pembelajaran. Nah, untuk selanjutnya Anda pelajari model Dick and Carey. 3) Model Dick and Carey Model pengembangan sistem pembelajaran Dick and Carey (1990) menggambarkan langkah-langkah yang sistematis dan menyeluruh dalam mengembangkan sistem pembelajaran. Model Dick and Carey terdiri dari 10 tahapan sebagaimana yang disajikan dalam gambar berikut: Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 15

16 Gambar 3, Model rancangan pembelajaran Dick and Carey (1990) a) Analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan pembelajaran (identity instruyctional goals) Analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan pembelajaran adalah langkah pertama yang dapat Anda lakukan untuk menentukan apa yang Anda inginkan setelah peserta didik melaksanakan pembelajaran. Identifikasi tujuan pembelajaran dapat Anda peroleh dari serangkaian tujuan pembelajaran yang ditemukan dari kegiatan analisis kebutuhan (need assessment), dari kesulitan-kesulitan peserta didik dalam pembelajaran, dari analisis yang Anda lakukan dalam menekuni bidang teknologi pembelajaran, atau beberapa keperluan untuk pembelajaran yang aktual atau dari pengalaman praktek dengan kesulitan belajar peserta didik di dalam kelas. Mengapa tujuan pembelajaran harus diidentifikasi? Sebagaimana Anda ketahui bahwa sasaran akhir dari suatu program pembelajaran adalah tercapainya tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, Anda sebagai perancang sistem pembelajaran harus mempertimbangkan secara mendalam rumusan tujuan pembelajaran atau kompetensi. Mengapa demikian? Maksudnya Anda dalam merumuskan tujuan pembelajaran atau kompetensi harus mempertimbangkan karakteristik mata pelajaran, karakteristik peserta didik, dan kondisi lapangan (Uno, 2007). Oleh karena itu, tujuan Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 16

17 pembelajaran atau kompetensi harus dirumuskan secara jelas dan dapat diukur, berbentuk tingkah laku. Bagaimana merumuskan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang baik? Rumusan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang baik adalah: 1) menggunakan istilah yang operasional, 2) berbentuk hasil belajar, 3) berbentuk tingkah laku, dan 4) jelas hanya mengukur satu tingkah laku (Uno, 2007). Selain itu rumusan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang baik itu ialah: a) diformulasikan dalam bentuk yang operasional, b) bentuk produk hasil belajar, c) dalam tingkah laku peserta didik, d) jelas tingkah laku yang ingin dicapai, e) hanya memuat satu tujuan belajar, f) tingkat keluasan atau cakupan yang sesuai, g) rumusan kondisi pembelajaran yang jelas dan cantumkan standar tingkah laku. Tujuan pembelajaran dalam kawasan apapun harus dirumuskan dalam kalimat dengan kata kerja aktif dan operasional serta yang menunjukkan kegiatan yang dapat diamati/dilihat (Suparman, 2001). Selain itu, tujuan pembelajaran harus berorientasi pada hasil belajar, bukan pada proses pembelajaran. Artinya berupa perilaku (behavior) yang diharapkan dikuasai peserta didik pada akhir kegiatan pembelajaran. Perumusan tujuan pembelajaran atau kompetensi dapat Anda lakukan dengan menggunakan formulasi ABCD (Audience, Behavior, Condition, Degree). Rumusan ABCD merupakan singkatan dari komponen-komponen sebagai berikut: (1). Audience adalah individu yang belajar, misalnya peserta didik, peserta Diklat, peserta program pembelajaran dengan segala karakteristiknya. (2). Behavior adalah aspek kompetensi yang akan dikuasai oleh peserta didik setelah menempuh program pembelajaran. (3). Condition adalah mencerminkan keadaan atau situasi yang perlu ada pada waktu peserta didik yang belajar melakukan unjuk kerja. Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 17

18 (4). Degree adalah menggambarkan tingkat atau standar yang perlu diperhatikan oleh peserta didik pada waktu menunjukkan kompetensi spesifik yang telah dipelajari. Coba Anda berikan contoh rumusan tujuan pembelajaran atau kompetensi dengan menggunakan formulasi ABCD. Misalnya peserta Diklat JF-PTP dapat menulis laporan analisis kebutuhan sistem pembelajaran dengan menggunakan pedoman penulisan sesuai dengan langkah dan ketentuan yang berlaku. Kemudian jangan lupa Anda berikan contoh lain sesuai dengan tugas dan pekerjaan Anda sehari-hari. b) Melakukan analisis pembelajaran (conducting a goal analysis) Setelah mengidentifikasi tujuan pembelajaran, maka akan ditentukan tipe belajar yang dibutuhkan peserta didik. Selanjutnya tentukan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Langkah terakhir dalam proses analisis tujuan pembelajaran adalah menentukan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang disebut sebagai perilaku awal (entry behavior) yang diperlukan oleh peserta didik untuk memulai pembelajaran. Mengapa dilakukan analisis pembelajaran? Analisis pembelajaran ini merupakan langkah awal dan paling penting dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan analisis kebutuhan telah menghasilkan beberapa kompetensi dasar dari suatu mata pelajaran. Kompetensi-kompetensi dasar tersebut, perlu dipilah-pilah menjadi beberapa kompetensi khusus (enabling competency). Proses pemilahan kompetensi dasar menjadi kompetensi-kompetensi khusus dinamakan analisis pembelajaran. Dengan kata lain, bila Tujuan Instruksional Khusus (TIK) disebut sebagai kompetensi khusus dan Tujuan Instruksional Umum (TIU) disebut kompetensi umum, maka TIK (kompetensi khusus) adalah penjabaran dari TIU (kompetensi umum). Proses penjabaran dari kompetensi umum menjadi kompetensi khusus tersebutlah yang Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 18

19 dimaksud dengan melakukan analisis instruksional (instructional analysis). Analisis instruksional adalah proses menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematis (Suparman, 2001). Dengan demikian, analisis instruksional merupakan kegiatan menjabarkan TIU yang berisi kompetensi umum menjadi TIK-TIK yang berisi kompetensi khusus. Selain itu yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisis instruksional bukan sekedar menjabarkan TIU menjadi TIK, melainkan juga mencari keterkaitan (hubungan) antara TIK yang satu dengan TIK lainnya. Jadi analisis instruksional adalah kegiatan menjabarkan kompetensi umum menjadi kompetensi-kompetensi khusus dan mencari hubungan atau keterkaitan antara kompetensi satu dengan kompetensi lainnya (Situmorang, 2007) Apa tujuan analisis pembelajaran itu? Analisis pembelajaran bertujuan untuk menentukan sekuens atau struktur pembelajaran. Melalui analisis pembelajaran akan teridentifikasi kompetensi khusus mana saja yang mempunyai: 1) struktur hirarkis, artinya peserta didik harus menguasai kompetensi tersebut dahulu sebelum menguasai kompetensi khusus berikutnya; 2) struktur prosedural, yaitu kompetensi khusus yang menjadi prasyarat atas kompetensi yang lain, namun bisa dipelajari oleh peserta didik tanpa harus berurutan (acak); 3) struktur pengelompokan (cluster), yaitu kompetensi khusus yang bukan merupakan prasyarat bagi kompetensi lain dan dapat dipelajari tanpa harus berurutan (acak), dan 4) struktur kombinasi. Dengan demikian identifikasi struktur pembelajaran ini (hirarki, prosedural, kelompok, atau kombinasi) sangat penting. Jadi, produk dari analisis pembelajaran adalah kompetensikompetensi khusus (TIK) yang telah teridentifikasi strukturnya (baik hirarkis, prosedural, maupun rumpun) yang harus dikuasai peserta didik untuk mencapai kompetensi dasar (TIU). Hasil analisis instruksional ini dapat disusun dalam bentuk peta kompetensi. Oleh Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 19

20 karena itu, peta kompetensi adalah gambaran struktur suatu mata pelajaran atau mata pelatihan yang memberi informasi kepada instruktur tentang: a) jumlah kompetensi khusus yang harus dikuasai untuk mencapai kompetensi umum (TIU), b) urut-urutan cara membelajarkan, dan c) acuan dalam merumuskan kompetensikompetensi khusus (TIK). Sekarang coba Anda diskusikan dengan teman sejawat untuk menyusun peta kompetensi suatu mata pelajaran atau suatu program pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran atau Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sesuai dengan tugas dan pekerjaan Anda sehari-hari. c) Mengidentifikasi tingkah laku awal/ karakteristik peserta didik (identity entry behaviours, characteristic) Ketika Anda melakukan analisis terhadap keterampilan yang perlu dipelajari dan tahapan prosedur yang perlu dilewati oleh peserta didik, juga harus Anda pertimbangkan keterampilan apa yang telah dimiliki peserta didik saat mulai mengikuti pembelajaran. Nah, yang penting juga untuk Anda identifikasi adalah karakteristik khusus peserta didik yang mungkin ada hubungannya dengan rancangan aktivitas-aktivitas pembelajaran. Analisis pararel terhadap peserta didik dan konteks dimana mereka belajar, dan konteks apa tempat mereka menggunakan hasil pembelajaran. Keterampilan peserta didik yang ada saat ini, yang lebih disukai, dan sikap-sikap ditentukan berdasarkan karakteristik atau lingkungan pembelajaran dan setting lingkungan tempat keterampilan diterapkan. Langkah ini adalah langkah awal yang penting dalam strategi pembelajaran. d) Merumuskan tujuan khusus (write performance objectives) Menuliskan tujuan pembelajaran. Berdasarkan analisis tujuan pembelajaran dan pernyataan tentang perilaku awal, catatlah pernyataan khusus tentang apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik setelah mereka menerima pembelajaran. Pernyataan- Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 20

21 pernyataan tersebut diperoleh dari analisis pembelajaran. Analisis pembelajaran dimaksudkan untuk mengidentifikasi keterampilanketerampilan yang dipelajari, kondisi pencapaian unjuk kerja, dan kriteria pencapaian unjuk kerja. e) Pengembangan tes acuan patokan (developing criterian-referenced test items) Pengembangan tes acuan patokan berdasarkan pada tujuan yang telah dirumuskan, pengembangan butir penilaian untuk mengukur kemampuan peserta didik seperti yang diperkirakan dalam tujuan. Dengan kata lain berdasarkan tujuan pembelajaran yang tertulis, kembangkan produk evaluasi untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Penekanan utama berada pada hubungan perilaku yang tergambar dalam tujuan pembelajaran dengan untuk apa melakukan penilaian. Evaluasi adalah informasi mengenai keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Informasi ini diperoleh dari data yang ada pada diri peserta didik. Pengambilan data tersebut menggunakan instrumen penilaian yang berupa tes. Tes merupakan salah satu prosedur yang komprehensif, sistematik, dan objektif sebagai dasar pengambilan keputusan dalam pembelajaran. f) Mengembangkan strategi pembelajaran (develop instructional strategy) Berdasarkan pada lima tahap sebelumnya, selanjutnya Anda akan mengidentifikasi apa yang akan digunakan untuk mencapai tujuan akhir. Strategi pembelajaran meliputi kegiatan pra pembelajaran (pre-activity), penyampaian informasi, praktek dan umpan balik (practice and feedback), pengetesan (testing), dan mengikuti kegiatan selanjutnya. Strategi pembelajaran berdasarkan teori dan hasil penelitian, karakteristik media pembelajaran yang digunakan, bahan pembelajaran, dan karakteristik peserta didik yang menerima pembelajaran. Prinsip-prinsip inilah yang digunakan untuk memilih materi strategi pembelajaran yang interaktif. Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 21

22 g) Mengembangkan materi pembelajaran (develop and select instructional materials) Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran, produk pengembangan ini meliputi petunjuk untuk peserta didik, materi pembelajaran, soal-soal tes, dan pedoman untuk guru. Materi pembelajaran meliputi: petunjuk untuk guru, modul untuk peserta didik, transparansi OHP, video, format multimedia, dan web untuk pembelajaran jarak jauh. Pengembangan materi pembelajaran tergantung kepada tipe pembelajaran, materi yang relevan, dan sumber belajar yang ada. h) Merancang dan mengembangkan evaluasi formatif (design and conduct formative evaluation) Dalam merancang dan mengembangkan evaluasi formatif yang dihasilkan adalah instrumen atau angket penilaian yang digunakan untuk mengumpulkan data. Data-data yang diperoleh tersebut sebagai pertimbangan dalam merevisi pengembangan pembelajaran ataupun produk bahan belajar. Evaluasi formatif dilakukan untuk mengumpulkan data yang akan digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana meningkatkan dan memperbaiki kegiatan pembeljaran. Ada tiga tipe evaluasi formatif, yaitu uji perorangan (one-to-one), uji kelompok kecil (small group) dan uji lapangan (field evaluation). Coba Anda berikan contoh? Misalnya evaluasi terhadap media video/televisi pembelajaran yang telah Anda produksi. Evaluasi adalah suatu upaya yang dilakukan untuk memastikan bahwa program video/televisi pembelajaran yang sedang dikembangkan mutunya terjamin dengan baik. Evaluasi formatif dilakukan melalui tahapan previu, dilanjutkan dengan evaluasi terbatas oleh kelompok pengguna, dan kemudian dilakukan kegiatan revisi sebelum media video/televisi pembelajaran tersebut diimplementasikan di lapangan secara terbatas dalam tahap perintisan. Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 22

23 i) Merevisi pembelajaran (instructional revitions) Data yang diperoleh dari evaluasi formatif dikumpulkan dan diinterpretasikan untuk memecahkan kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam mencapai tujuan. Bukan hanya untuk ini, singkatnya hasil evaluasi ini digunakan untuk merevisi pembelajaran agar lebih efektif. j) Mengembangkan evaluasi sumatif (design and conduct summative evaluation) Hasil-hasil pada tahap di atas dijadikan dasar untuk mengembangkan sistem pembelajaran yang dibutuhkan. Hasil sistem pembelajaran selanjutnya divalidasi dan diujicobakan di kelas/ diimplementasikan di lapangan. Sampai disini, apakah materi yang baru saja Anda pelajari dapat Anda pahami? Jika belum paham, pelajarilah kembali sampai Anda benarbenar paham dan tidak ada masalah, setelah itu Anda dapat mempelajari materi selanjutnya. 4) Model ASSURE Model ASSURE dikemukakan oleh Smaldino dan kawan-kawan (2008) yang menggambarkan langkah-langkah yang sistematis dan menyeluruh tentang aktivitas yang dilakukan dalam mengembangkan sistem pembelajaran. Model ASSURE adalah langkah-langkah yang digunakan untuk membuat pembelajaran lebih efektif dan terintergrasi dengan menggunakkan teknologi dan media untuk meningkatkan pembelajaran peserta didik. Model ASSURE merupakan nama singkatan atau akronim dari langkah-langkah pengembangan sistem pembelajaran yang terdiri dari beberapa komponen sebagai berikut: Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 23

24 Gambar 4, Singkatan atau akronim model ASSURE Model ASSURE cocok digunakan sebagai acuan dalam merancang pemilihan dan pemanfaatan media dan teknologi dalam menciptakan proses dan aktivitas pembelajaran. Adapun langkahlangkah ASSURE secara rinci sebagai berikut: a) Analyze learner (menganalisis peserta didik). Langkah pertama dalam mengembangkan sistem pembelajaran adalah mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik peserta didik yang akan melakukan aktivitas belajar. Siapakah peserta didik yang akan melakukan proses belajar? Pemahaman yang baik akan karakteristik peserta didik akan sangat membantu Anda sebagai guru atau pengembang sistem pembelajaran dalam upaya memfasilitasi peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan utama para guru atau pengembang sistem pembelajaran adalah memenuhi kebutuhan unik setiap peserta didik sehingga mereka bisa mencapai tingkat belajar yang maksimal. Model ASSURE memberikan kepada Anda pendekatan yang sistematis untuk menganalisis karakteristik peserta didik yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk belajar. Nah, analisis tersebut menyediakan informasi yang memungkinkan Anda secara strategis merancang pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik para peserta didik. Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 24

25 Bagaimana cara mengidentifikasi karakteristik peserta didik? Cara mengidentifikasi karakteristik peserta didik, meliputi beberapa aspek penting, yaitu: (1) karakteristik umum, meliputi usia, kelas, jenis kelamin, kebudayaan dan latar belakang sosial dan ekonomi; (2) kompetensi dasar spesifik peserta didik, merujuk pada pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki atau belum dimiliki peserta didik, keterampilan prasyarat, keterampilan target, dan sikap; (3) gaya belajar (learning style) peserta didik, lebih merujuk kepada sifat-sifat peserta didik, persepsi peserta didik dalam belajar, tingkat emosi serta responnya terhadap lingkungan, seperti: kecerdasan jamak, preferansi dan kekuatan perseptual, kebiasaan memproses informasi, motivasi dan factor-faktor fisiologis. Coba Anda berikan contoh! Misalnya Anda melakukan analisis sederhana sebelum memulai sebuah program pembelajaran seringkali membawa pengaruh yang positip. Cara sederhana untuk mengetahui karakteristik peserta didik dapat Anda lakukan melalui observasi, wawancara, dan pre tes (Pribadi, 2011). Cara ini telah terbukti efektif untuk digunakan dalam mengetahui profil peserta didik yang akan menempuh program pembelajaran. Coba Anda berikan contoh lain. Misalnya bincang-bincang secara informal, observasi dan pre tes dapat Anda gunakan untuk memperoleh informasi tentang karakteristik peserta didik. Informasi yang dapat diperoleh melalui cara ini, antara lain suku bangsa dan latar belakang budaya individu, sosial ekonomi, sikap terhadap materi pembelajaran, dan usia peserta didik. Jika hasil analisis sederhana mengungkapkan bahwa peserta didik memiliki sikap masa bodoh (apatis) terhadap program dan isi pembelajaran, maka apa yang dapat Anda lakukan? Anda dapat menggunakan kombinasi antara metode dan media pembelajaran yang tepat untuk memotivasi dan menarik minat peserta didik agar terlibat dalam aktivitas pembelajaran. Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 25

26 Anda ingat, analisis karakteristik peserta didik ini merupakan bagian dari tahap analisis kebutuhan yang dilakukan sebelum sebuah aktivitas pembelajaran dimulai. Apa tujuan dari analisis karakteristik peserta didik itu? Tujuan analisis karakteristik peserta didik adalah untuk memperoleh informasi tentang profil peserta didik yang akan mengikuti program pembelajaran. Beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk memperoleh informasi tentang karakteristik peserta didik, yaitu observasi, kuesioner, wawancara, dan pre tes. Observasi dapat Anda lakukan dengan mengamati calon peserta atau peserta didik yang akan mengikuti program pembelajaran. Kegiatan ini dapat Anda lakukan secara informal dengan mengamati prilaku calon peserta atau peserta didik. Prilaku yang diamati adalah prilaku secara umum dan prilaku yang berkaitan dengan cara dan kebiasaan belajar. Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat Anda gunakan untuk memperoleh informasi tentang karakteristik peserta didik. Wawancara dapat dilakukan melalui cara informal. Wawancara dapat Anda lakukan sambil mengamati terhadap calon peserta atau peserta didik yang akan mengikuti program pembelajaran. Wawancara dapat digunakan untuk memperoleh informasi tentang karakteristik umum peserta didik. Anda dapat pula menggunakan kuesioner untuk menjaring informasi karakteristik umum peserta didik. Kuesioner disebarkan ke responden dalam hal ini peserta didik. Instrumen kuesioner yang perlu diisi peserta didik harus dapat menjaring informasi yang terkait dengan kesukaan peserta didik dalam melakukan aktivitas pembelajaran. Kesukaan dan kecenderungan yang dipilih peserta didik dalam melakukan aktivitas belajar sering disebut gaya belajar (Pribadi, 2011). Pre tes merupakan cara yang dapat Anda lakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan yang telah dimiliki calon peserta atau peserta didik yang akan mengikuti program pembelajaran. Hasil pre Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 26

27 tes dapat memberi informasi yang berguna tentang kompetensi yang telah dimiliki oleh peserta didik sebelum mengikuti program pembelajaran yang sering disebut sebagai kemampuan awal (entry behavior). Selain itu, pre tes juga dapat digunakan untuk memperoleh informasi tentang tingkat penguasaan kemampuan atau kompetensi yang perlu dimiliki oleh peserta didik sebelum mengikuti program pembelajaran yang sering disebut kemampuan prasyarat (prerequisite skill). Karakteristik peserta didik yang akan mengikuti program pembelajaran perlu Anda ketahui sebagai pengembang sistem pembelajaran atau guru. Mengapa demikian? Pemahaman karakteristik peserta didik ini dimaksudkan untuk memudahkan Anda dalam menentukan tujuan, metode, dan media pembelajaran, serta materi pelajaran yang dapat digunakan untuk memfasilitasi proses belajar peserta didik. b) State objective (merumuskan tujuan) Merumuskan tujuan adalah tahapan dalam menentukan tujuan pembelajaran yang berdasarkan pada analisis kebutuhan atau kurikulum. Tujuan pembelajaran menginformasikan apakah yang sudah dipelajari peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, merumuskan tujuan harus difokuskan kepada pengetahuan, keterampian, dan sikap yang baru untuk dipelajari. Merumuskan tujuan pembelajaran khusus yang ingin dicapai, yaitu berupa apakah kemampuan baru yang diinginkan setelah pembelajaran selesai. Apakah tujuan itu termasuk dalam kawasan kognitif, afektif, psikomotor atau kombinasinya? Jenis rangsangan indera apa yang ditekankan: apakah penglihatan, pendengaran, atau kombinasinya? dan sebagainya. c) Select media and materials (memilih media dan bahan belajar). Tentu Anda ingat tiga hal dalam pemilihan metode, yaitu media dan bahan belajar maksudnya menentukan metode yang sesuai dengan tugas pembelajaran. Selanjutnya memilih media pembelajaran yang Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 27

28 sesuai untuk melaksanakan media yang dipilih, dan memilih dan atau mendesain media pembelajaran, serta memilih program media dan bahan belajar yang cocok. Sedangkan format media yang dipilih tergantung pada instruksional setting (pembelajaran klasikal, kelompok atau mandiri), d) Utilize media and materials (menggunakan media dan bahan belajar) Menggunakan media dan bahan belajar dalam kegiatan pembelajaran. Terdapat lima langkah dalam penggunaan media pembelajaran yang baik yaitu, previu bahan belajar, sediakan bahan belajar, sedikan peralatan atau saran dan prasarana, peserta didik dan pengalaman pembelajaran. e) Require learner participation (melibatkan peserta didik) Sebelum peserta didik dinilai secara formal, peserta didik perlu dilibatkan dalam aktivitas pembelajaran seperti memecahkan masalah, simulasi, kuis atau presentasi. Melibatkan peserta didik dalam menggunakan media tersebut, berarti memberi kesempatan peserta didik untuk mempraktekkan kemampuan yang dipelajarinya. f) Evaluate and revise (penilaian dan revisi). Sebuah media pembelajaran yang telah siap perlu dinilai untuk menguji keberkesanan dan impak pembelajaran. Penilaian yang dimaksud melibatkan beberaoa aspek diantaranya menilai pencapaian tujuan, pembelajaran yang dihasilkan, memilih metode dan media, kualitas media, penggunaan guru dan penggunaan peserta didik. Penilaian dan perbaikan atas penggunaan media tersebut. Selanjutnya coba Anda identifikasi satu model analisis kebutuhan sistem pembelajaran untuk diterapkan dalam satu sistem atau model pembelajaran tertentu!. Misalnya Anda akan mengembangkan suatu model Diklat jarak jauh, maka diperlukan suatu proses sistematis dan akurat. Hal ini dimaksudkan agar penyelenggaraan Diklat jarak jauh dapat berjalan dengan efektif dan efisien, sesuai tujuan dan sasaran yang diharapkan. Nah, proses mengembangkan Diklat jarak jauh secara sistematis ini dapat Anda Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 28

29 gunakan model ADDIE melalui tahap: Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation. Oleh karena itu, tahap pengembangannya dapat melalui tujuh langkah berikut: (a) melakukan analisis kebutuhan, baik analisis kebutuhan organisasi, perorangan, atau tugas tertentu; (b) memastikan bahwa peserta Diklat memiliki motivasi dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk menguasai materi pembelajaran Diklat; (c) menciptakan lingkungan Diklat melalui seperangkat materi dan aktivitas pembelajaran yang bermakna, memberikan umpan balik (feedback), dan sebagainya; (d) memastikan bahwa peserta Diklat mengaplikasikan materi Diklat dalam pekerjaannya, baik dilakukan sendiri maupun dengan dukungan atasan atau teman sejawat; (e) mengembangkan rencana evaluasi dengan mengidentifikasi hasil belajar yang diharapkan dan memilih desain evaluasi; (f) memilih model Diklat berdasarkan tujuan dan lingkungan Diklat, apakah menggunakan model tradisional atau model jarak jauh, virtual melalui internet, misalnya pemanfaatan e-learning atau mobile learning, dan (g) mengevaluasi program dan melakukan revisi (sesuai kebutuhan) untuk meningkatkan kualitas program Diklat sehingga tujuan Diklat tercapai. b. Karakteristik model analisis kebutuhan sistem pbemelajaran Setiap model pada dasarnya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan setiap kelebihan dari suatu model akan menjadi ciri utama atau karakteristik dari model tersebut. Oleh karena itu, keunikan masing-masing model dapat diuraikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 2, Karakteristik Model kaitannya dengan kegiatan analisis kebutuhan sistem pembelajaran No. Model Karakteristik Implikasinya 1. Model ADDIE Tahap analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh peserta didik Langkah pertama dalam mengembangkan sistem pembelajaran perlu melakukan analisis kebutuhan, mengidentifikasi masalah, dan melakukan analisis pekerjaan dan tugas sehingga Serial Modul Diklat Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (Diklat JF-PTP) 29

PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 1 Pengertian Model a. Model adalah seperangkat prosedur yang sistematis untuk mewujudkan suatu proses. b. Proses sistematis

Lebih terperinci

Pengertian dan Perkembangan Konsep Media Pembelajaran serta Teori Belajar yang Melandasinya

Pengertian dan Perkembangan Konsep Media Pembelajaran serta Teori Belajar yang Melandasinya Modul Pelatihan Pengertian dan Perkembangan Konsep Media Pembelajaran serta Teori Belajar yang Melandasinya Kegiatan Belajar 4 Dr. BENNY A. PRI 1 Seri Modul JF-PTP KEGIATAN BELAJAR 4 Perancangan dan Pemanfaatan

Lebih terperinci

RESEACH AND DEVELOPMENT. Imam Gunawan

RESEACH AND DEVELOPMENT. Imam Gunawan RESEACH AND DEVELOPMENT Imam Gunawan RESEACH AND DEVELOPMENT VERSI BORG AND GALL Menurut Borg and Gall (1989:782 model penelitian dan pengembangan adalah a process used develop and validate educational

Lebih terperinci

Komponen utama dari desain pembelajaran adalah:

Komponen utama dari desain pembelajaran adalah: DESAIN PEMBELAJARAN Pengertian Desain Pembelajaran Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN. Endang Mulyatiningsih

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN. Endang Mulyatiningsih PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN Endang Mulyatiningsih Mengajar merupakan tugas utama seorang pendidik (guru, dosen, tutor, instruktur, widyaiswara). Pendidik yang kreatif akan selalu menciptakan ide-ide

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Research and Development dengan menggunakan model pengembangan Dick and

BAB III METODE PENELITIAN. Research and Development dengan menggunakan model pengembangan Dick and BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and Development dengan menggunakan model pengembangan Dick and Carrey, yaitu suatu proses

Lebih terperinci

MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS MODEL ASSURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STRUCTURED QUERY LANGUANGE (SQL)

MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS MODEL ASSURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STRUCTURED QUERY LANGUANGE (SQL) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan dunia, terutama Indonesia. Usaha pemerintah untuk mewujudkan peningkatan kualitas Indonesia

Lebih terperinci

Tugas2_PT206B_

Tugas2_PT206B_ Analisis pembelajaran Menurut M. Atwi Suparman (2001 : 63) kebutuhan adalah kesenjangan antara keadaan sekarang dengan yang seharusnya dalam redaksi yang berbeda tapi sama. Morrison (2001: 27), mengatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan atau

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan atau 59 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan atau Research & Development (R&D). Produk yang dikembangkan berupa metode bermain dengan

Lebih terperinci

Tugas Desain Pembelajaran 2 (Materi Konsep dan prinsip desain pembelajaran)

Tugas Desain Pembelajaran 2 (Materi Konsep dan prinsip desain pembelajaran) Tugas Desain Pembelajaran 2 (Materi Konsep dan prinsip desain pembelajaran) NAMA INSTANSI PANGKAT/GOL : AYUB SIREGAR : DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA SELATAN : PENATA MUDA TK.I / III.B I. Konsep dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pythagoras pada materi menggunakan rumus pythagoras dalam memecahkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pythagoras pada materi menggunakan rumus pythagoras dalam memecahkan 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan yaitu pengembangan penilaian kinerja (performance assessment) untuk menemukan rumus pythagoras pada

Lebih terperinci

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 2. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M.

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 2. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M. Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan Kegiatan Belajar 2 IKA KURNIAWATI, M.Pd Modul Pelatihan 7 PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KB 2 FORMAT,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada suatu lingkungan belajar. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. pada suatu lingkungan belajar. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

Lebih terperinci

Pengaruh Desain Pembelajaran Assure Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar

Pengaruh Desain Pembelajaran Assure Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar 44 INOVASI, Volume XVIII, Nomor 1, Januari 2016 Pengaruh Desain Pembelajaran Assure Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Reza Syehma Bahtiar Dosen Fakultas Bahasa dan Sains Universitas Wijaya Kusuma

Lebih terperinci

Perancangan dan pemanfaatan media pembelajaran.

Perancangan dan pemanfaatan media pembelajaran. Materi 4 Perancangan dan pemanfaatan media pembelajaran. Petunjuk belajar Untuk dapat memanfaatkan media dalam mendukung aktivitas pembelajaran yang dapat dapat memfasilitasi tercapainya kompetensi yang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. pythagoras dalam memecahkan masalah mengacu pada model pengembangan

BAB V PEMBAHASAN. pythagoras dalam memecahkan masalah mengacu pada model pengembangan 92 BAB V PEMBAHASAN A. Proses Pengembangan Penilaian Kinerja Proses pengembangan penilaian kinerja (performance assessment) untuk menemukan rumus pythagoras pada materi menggunakan rumus pythagoras dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian pengembangan. Model pengembangan yang dirujuk dan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian pengembangan. Model pengembangan yang dirujuk dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Model pengembangan yang dirujuk dan digunakan dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1. Pendahuluan Analyze Learners Karakteristik Umum Kemampuan Awal Siswa...2

DAFTAR ISI. 1. Pendahuluan Analyze Learners Karakteristik Umum Kemampuan Awal Siswa...2 DAFTAR ISI 1. Pendahuluan...1 2. Analyze Learners...1 2.1 Karakteristik Umum...1 2.2 Kemampuan Awal Siswa...2 2.3 Gaya Belajar Siswa...2 3. States Objectives...3 4. Select Methods, Media, and Materials...3

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dalam Pargito (2009 : 50) menguraikan 10 langkah prosedur penelitian

III. METODE PENELITIAN. dalam Pargito (2009 : 50) menguraikan 10 langkah prosedur penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research & Development (R&D) dengan mengikuti model penelitian pengembangan menurut Brog dan Gall dalam

Lebih terperinci

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 1. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M.

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 1. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M. Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan Kegiatan Belajar 1 IKA KURNIAWATI, M.Pd Modul Pelatihan 7 PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KB 1 KONSEP,

Lebih terperinci

Bagian 3: Skema Pelatihan. Bagian ini menguraikan dua hal mengenai skema pelatihan, yaitu: ü Alur Pelatihan. ü Desain Pelatihan.

Bagian 3: Skema Pelatihan. Bagian ini menguraikan dua hal mengenai skema pelatihan, yaitu: ü Alur Pelatihan. ü Desain Pelatihan. Bagian 3: Skema Pelatihan Bagian ini menguraikan dua hal mengenai skema pelatihan, yaitu: ü Alur Pelatihan ü Desain Pelatihan Alur Pelatihan 1 / 41 Pelatihan adalah sebuah aktifitas yang cukup kompleks

Lebih terperinci

Jerols E. Kemp (1977)

Jerols E. Kemp (1977) Model Pembelajaran Jerols E. Kemp (1977) Oleh : DR. Rusman, M.PD. Jerols E. Kemp Jerols E. Kemp dari California State University di Sanjose mengembangkan model Pengembangan Instruksional yang paling awal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kegiatan siswa (LKS) berbasis pendekatan saintifik pada materi lingkaran untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi atau Sampel Penelitian Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu SMA Negeri di kota Bandung, yaitu SMA Negeri 15 Bandung. Populasi

Lebih terperinci

PAKET PEMBELAJARAN FIQIH KELAS VII DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DICK DAN CAREY DI MADRASAH TSANAWIYAH NW PENGKELAK MAS

PAKET PEMBELAJARAN FIQIH KELAS VII DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DICK DAN CAREY DI MADRASAH TSANAWIYAH NW PENGKELAK MAS PAKET PEMBELAJARAN FIQIH KELAS VII DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DICK DAN CAREY DI MADRASAH TSANAWIYAH NW PENGKELAK MAS Hanafi 1, I Nyoman Sudana Degeng 2, dan Anselmus J.E. Toenlioe 3 Teknologi Pembelajaran

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI Husni Mubarok, S.Pd., M.Si. Tadris Biologi IAIN Jember PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI CHAPTER 6 Model Pengembangan Pembelajaran Kaitannya Dengan Bahan Ajar MODEL PENGEMBANGAN FOUR-D (4D) Model pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Penelitian ini adalah penelitian yang berorientasi pada pembuatan insrumen penilaian unjuk kerja melalui pendekatan problem solving dengan model pembelajaran

Lebih terperinci

THE SYSTEMATIC DESIGN OF INSTRUCTION (DESAIN SISTEMATIS INSTRUKSI) Arini Pakistyaningsih, SH., MM.

THE SYSTEMATIC DESIGN OF INSTRUCTION (DESAIN SISTEMATIS INSTRUKSI) Arini Pakistyaningsih, SH., MM. THE SYSTEMATIC DESIGN OF INSTRUCTION (DESAIN SISTEMATIS INSTRUKSI) The Systematic Design of Instruction Chapter One Arini Pakistyaningsih, SH., MM. A. Model Pendekatan Dick dan Carey Sistem Untuk Merancang

Lebih terperinci

III. METODE PENGEMBANGAN. Pengembangan modul pengantar ekonomi dan bisnis berbasis kompetensi di

III. METODE PENGEMBANGAN. Pengembangan modul pengantar ekonomi dan bisnis berbasis kompetensi di 82 III. METODE PENGEMBANGAN Pada bab metode penelitian ini, akan dibahas tentang model pengembangan, prosedur pengembangan, uji coba produk, subjek uji coba, jenis data dan instrumen, serta teknik analisa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian dan pengembangan. Metode Penelitian dan Pengembangan atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Research

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan teori pembelajaran yang telah ada. Oleh karena itu, jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan teori pembelajaran yang telah ada. Oleh karena itu, jenis penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Pengembangan produk bahan pembelajaran merupakan serangakaian proses atau kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu produk pembelajaran berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian pengembangan dengan

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian pengembangan dengan BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan model prosedural. Puslitjaknov (2008) menyatakan bahwa model prosedural

Lebih terperinci

DESAIN PEMBELAJARAN MODEL ADDIE DAN IMPLEMENTASINYA DENGAN TEKNIK JIGSAW

DESAIN PEMBELAJARAN MODEL ADDIE DAN IMPLEMENTASINYA DENGAN TEKNIK JIGSAW DESAIN PEMBELAJARAN MODEL ADDIE DAN IMPLEMENTASINYA DENGAN TEKNIK JIGSAW Bintari Kartika Sari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Pascasarjana - Universitas Negeri Surabaya Email: tari_kartika92@yahoo.com

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development).

III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development). 67 III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Desain penelitian pengembangan berdasarkan langkah-langkah penelitian pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian Research and Development (R&D) merupakan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian Research and Development (R&D) merupakan suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development). Penelitian Research and Development (R&D) merupakan suatu proses atau langkah-langkah

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar-4 Perancangan dan Pemanfaatan Media Pembelajaran

Kegiatan Belajar-4 Perancangan dan Pemanfaatan Media Pembelajaran Kegiatan Belajar-4 Perancangan dan Pemanfaatan Media Pembelajaran A. Petunjuk belajar Untuk memudahkan pemanfaatan media dalam kegiatan pembelajaran guna tercapainya kompetensi yang harus dicapai oleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian Penelitian dilakukan pada semester genap tahun akademik 2008/2009. Subjek penelitian adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas

Lebih terperinci

M A K A L A H MODEL-MODEL DESAIN PEMBELAJARAN

M A K A L A H MODEL-MODEL DESAIN PEMBELAJARAN M A K A L A H MODEL-MODEL DESAIN PEMBELAJARAN Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Desain Pembelajaran Dosen : Dr. H. M. ENTANG, M.A. Disusun oleh : K E L O M P O K 2 AJIZ SULAEMAN NPM. 072115020 EKA

Lebih terperinci

Tugas 1 Perencanaan Pembelajaran Tugas Kelompok : 1. Christa Fallo Imanuela Caesarona Thenu Kebutuhan Pembelajaran

Tugas 1 Perencanaan Pembelajaran Tugas Kelompok : 1. Christa Fallo Imanuela Caesarona Thenu Kebutuhan Pembelajaran Tugas 1 Perencanaan Pembelajaran Tugas Kelompok : 1. Christa Fallo 702011010 2. Imanuela Caesarona Thenu 702011039 Kebutuhan Pembelajaran Morrison (2001: 27) membagi fungsi analisa kebutuhan sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis), BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis), design (perancangan), development (pengembangan), implementation (implementasi),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suparno Retno Pamungkas, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suparno Retno Pamungkas, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 alinea IV..., untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia... serta dalam Pasal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Development Research), karena peneliti ingin mengembangkan perangkat pembelajaran matematika sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian LKS. Untuk memahami maksud LKS, terlebih dahulu diuraikan mengenai

BAB II KAJIAN TEORI. A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian LKS. Untuk memahami maksud LKS, terlebih dahulu diuraikan mengenai BAB II KAJIAN TEORI A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian LKS Untuk memahami maksud LKS, terlebih dahulu diuraikan mengenai bahan ajar. Dalam Prastowo (2015: 17), bahan ajar merupakan segala bahan

Lebih terperinci

REKAPITULASI DAN KETEGORISASI FIELDNOTE DATA PENELITIAN

REKAPITULASI DAN KETEGORISASI FIELDNOTE DATA PENELITIAN 241 Lampiran 7 REKAPITULASI DAN KETEGORISASI FIELDNOTE DATA PENELITIAN No. Seri Fieldnote Pokok Masalah Responden P R : 05 (Gabungan) : Proses Penyusunan Kurikulum Pelatihan Penguatan Pengawas Sekolah

Lebih terperinci

III. METODE PENGEMBANGAN. Bab ini akan dibahas mengenai metode pengembangan, diuraikan beberapa subbab,

III. METODE PENGEMBANGAN. Bab ini akan dibahas mengenai metode pengembangan, diuraikan beberapa subbab, III. METODE PENGEMBANGAN Bab ini akan dibahas mengenai metode pengembangan, diuraikan beberapa subbab, yang meliputi pendekatan pengembangan, tempat dan waktu pengembangan, langkah-langkah pengembangan,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA ARAB

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA ARAB PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA ARAB RUKIMIN Mahasiswa Program Doktoral Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta e-mail: rukimin_rukimin@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (Research and Development). Penelitian pengembangan. tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (Research and Development). Penelitian pengembangan. tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development). Penelitian pengembangan adalah metode penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK SISWA KELAS VIII SMP ISLAM YAKIN TUTUR KABUPATEN PASURUAN ABSTRAK

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK SISWA KELAS VIII SMP ISLAM YAKIN TUTUR KABUPATEN PASURUAN ABSTRAK PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK SISWA KELAS VIII SMP ISLAM YAKIN TUTUR KABUPATEN PASURUAN Agustiya Handayani 1, Punaji Setyosari 2, Sulthoni 3 Teknologi Pembelajaran, Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian penembangan yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian penembangan yaitu suatu penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian penembangan yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan suatu produk dengan kualifikasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual 1. Metode Peer Learning (Teman Sebaya) Menurut (Miller et al.,1994), peer learning merupakan metode pembelajaran yang sangat tepat digunakan pada peserta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan dengan pendekatan deskriptif. Jenis penelitian ini secara keseluruhan merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Lembar Kerja Siswa 1. Pengertian Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Lembar berarti helai, kerja berarti melakukan kegiatan, dan siswa berarti murid atau pelajar untuk tingkat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. yaitu analysis, design, development, implementation, dan evaluation. Berikut

BAB IV PEMBAHASAN. yaitu analysis, design, development, implementation, dan evaluation. Berikut BAB IV PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Sesuai dengan model pengembangan ADDIE, prosedur yang dilakukan dalam penelitian pengembangan multimedia interaktif ini meliputi lima tahap, yaitu analysis, design,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pelatihan di BBPPK Lembang, dapat disimpulkan bahwa alur pengembangan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pelatihan di BBPPK Lembang, dapat disimpulkan bahwa alur pengembangan 169 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengembangan program pelatihan di BBPPK Lembang, dapat disimpulkan bahwa alur pengembangan program pelatihan berporos pada

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN. Dengan Metode ASSURE

MEDIA PEMBELAJARAN. Dengan Metode ASSURE MEDIA PEMBELAJARAN Dengan Metode ASSURE Hakikat Media Pembelajaran PRSOSES PEMBELAJARAN = PROSES KOMUNIKASI (INTERAKSI PESERTA DIDIK-GURU) UNSUR-UNSUR DALAM KOMUNIKASI: PENGIRIM PESAN (KOMUNIKATOR) PENERIMA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu

III. METODE PENELITIAN. merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu 58 III. METODE PENELITIAN 3.1 Pengertian Metode Dalam memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode. Metode merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Produk yang dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR 1. Konsep dan Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran

KEGIATAN BELAJAR 1. Konsep dan Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran A. KEGIATAN BELAJAR 1 Konsep dan Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran a. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Pembelajaran-1 ini,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam sebuah penelitian diperlukan langkah-langkah yang tepat agar tujuan penelitian yang telah ditetapkan dapat tercapai. Metode merupakan cara yang disiapkan peneliti untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini diuraikan metode penelitian yang dilaksanakan. Uraian tersebut diawali dengan uraian tentang lokasi dan subjek penelitian, desain dan metode penelitian yang digunakan,

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Pendidikan Volume 1 Nomor 2 Edisi Oktober 2016

Jurnal Teknologi Pendidikan Volume 1 Nomor 2 Edisi Oktober 2016 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN MODEL DICK, CAREY, DAN CAREY (2001) UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SAKRA TIMUR LOMBOK TIMUR Hadi Gunawan Sakti (Dosen Program Studi

Lebih terperinci

Atas dasar ini, Regeluth dan Merrill (1979) memandang perlu mengelompokkan variabel kondisi pembelajaran menjadi 3 kelompok yaitu:

Atas dasar ini, Regeluth dan Merrill (1979) memandang perlu mengelompokkan variabel kondisi pembelajaran menjadi 3 kelompok yaitu: Taksonomi Variabel Pembelajaran Banyak upaya yang dilakukan ilmuwan pembelajaran dalam mengklasifikasikan variabel dalam pembelajaran, namun klasifikasi yang nampak lebih rinci dan memadai sebagai landasan

Lebih terperinci

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 3. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M.

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 3. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M. Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan Kegiatan Belajar 3 IKA KURNIAWATI, M.Pd Modul Pelatihan 7 PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KB 3 TEKNIK PENULISAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian LKS Sebagai guru, kita tentu sudah tidak asing lagi dengan bahan ajar cetak yang satu ini. Lembar Kerja Siswa atau biasa disingkat LKS

Lebih terperinci

Evaluasi Pembelajaran Bahasa Jerman

Evaluasi Pembelajaran Bahasa Jerman Evaluasi Pembelajaran Bahasa Jerman JR501 Drs. Setiawan, M.Pd. Pepen Permana, S.Pd Pertemuan 2 Deutschabteilung UPI - 2007 Hubungan antara Pembelajaran & Evaluasi to teach without testing is unthinkable

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan musik sangat pesat. Sulastianto, Harry dkk [1] menyampaikan bahwa hal tersebut bisa dilihat pada banyaknya karya musik yang diciptakan. Selain

Lebih terperinci

Unit 4. Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak. Isniatun Munawaroh. Pendahuluan

Unit 4. Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak. Isniatun Munawaroh. Pendahuluan Unit 4 Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak Isniatun Munawaroh Pendahuluan Bahan pembelajaran cetak merupakan bahan pembelajaran yang sudah umum digunakan bagi para guru tak terkecuali di tingkat Sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini tergolong penelitian pengembangan modul pembelajaran pada pokok bahasan segi empat untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development (penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development (penelitian dan 31 III. METODE PENELITIAN A. Desain Pengembangan Metode penelitian ini, yaitu research and development (penelitian dan pengembangan). Pengembangan yang dilakukan merupakan pengembangan media pembelajaran

Lebih terperinci

DESAIN PEMBELAJARAN Desain Pembelajaran Menurut Model pembelajaran ADDIE

DESAIN PEMBELAJARAN Desain Pembelajaran Menurut Model pembelajaran ADDIE DESAIN PEMBELAJARAN a. Desain Pembelajaran Menurut Model pembelajaran ADDIE Model desain pembelajaran ADDIE adalah model desain pembelajaran yang menggunakan 5 tahap/ langkah sederhana dalam pengaplikasinnya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Reasearch and Development (R&D)atau dengan kata lain penelitian ini akan berfokus pada penelitian terhadap analisa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian 18 III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengembangan Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan program pembelajaran berupa

Lebih terperinci

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional pada Materi Konsep Dasar Fisika Inti dan Struktur Inti Mata Kuliah Fisika Atom dan Inti Wulan Sari 1), Jufrida ), dan Haerul Pathoni 3) 1)

Lebih terperinci

KONSEP DASAR DESAIN PEMBELAJARAN

KONSEP DASAR DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP DASAR DESAIN PEMBELAJARAN Bahan ajar untuk Diklat E-Training PPPPTK TK dan PLB Oleh Dadang Supriatna, M.Ed Mochamad Mulyadi, ST, M.Ed PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar

BAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar 62 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan (development research) karena tujuannya untuk mengembangkan perangkat pembelajaran yang berupa Rencana

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA Annisa Rahim 1), Jufrida 2), dan Nova Susanti 3) 1) Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modul 1. Pengertian Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research &

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research & BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Setyosari (2012:214) penelitian pendidikan dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian. pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah media pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian. pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah media pembelajaran BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Peneltian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah media pembelajaran matematika berbasis multimedia flash

Lebih terperinci

MODEL GERAKAN MEMBACA BERORIENTASI TEMA DI SEKOLAH DASAR

MODEL GERAKAN MEMBACA BERORIENTASI TEMA DI SEKOLAH DASAR MODEL GERAKAN MEMBACA BERORIENTASI TEMA DI SEKOLAH DASAR Styo Mahendra Wasita Aji 1), Khusnul Khotimah 2), Nur Fidayat 3) Prodi Pendidikan Dasar Universitas Negeri Malang 1 dan 2 Alumni Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bagian ini akan diuraikan masalah metodologi yang digunakan dalam penelitian, mulai dari metode, desain, prosedur, paradigma, subjek dan sumber data, teknik pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan adalah suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-4: Evaluasi HAsil Belajar dalam PJJ

BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-4: Evaluasi HAsil Belajar dalam PJJ BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-4: Evaluasi HAsil Belajar dalam PJJ SEAMEO SEAMOLEC Jakarta - INDONESIA 2012 Pendahuluan Dalam topik ini akan diuraikan evaluasi hasil belajar

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MELALUI DIRECT INSTRUCTIONAL PADA MATAKULIAH PENGANTAR AKUNTANSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MELALUI DIRECT INSTRUCTIONAL PADA MATAKULIAH PENGANTAR AKUNTANSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MELALUI DIRECT INSTRUCTIONAL PADA MATAKULIAH PENGANTAR AKUNTANSI Suci Rohayati & Dhiah Fitrayati Universitas Negeri Surabaya senouchi3@gmail.com Abstrak Melalui kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. siswa (LKS) berbasis problem based learning (PBL) pada kompetensi statistika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. siswa (LKS) berbasis problem based learning (PBL) pada kompetensi statistika BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kegiatan siswa (LKS) berbasis problem based learning (PBL) pada kompetensi statistika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi komputer menjadi suatu teknologi yang menjadi kebutuhan diberbagai bidang. Salah satunya dalam konteks pendidikan, komputer bukan hanya mampu membantu dalam

Lebih terperinci

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG (Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG UPT SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) KABUPATEN BANDUNG 2017 DESAIN PEMBELAJARAN Oleh: Yaya Sukarya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi yang BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi yang sangat cepat ini mengakibatkan masyarakat sudah terbiasa dengan penggunaan komputer sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari pembentukan Negara RI adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tentunya menuntut adanya penyelenggaraan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode pengembangan penelitian ini mengacu pada penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. Metode pengembangan penelitian ini mengacu pada penelitian dan 33 III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengembangan Sistem Metode pengembangan penelitian ini mengacu pada penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang merupakan suatu proses atau langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Model Pengembangan Sugiyono (2014) menjelaskan, metode penelitian dan pengembangan adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan. Produk yang dikembangkan berupa perangkat pembelajaran berupa Rancangan Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (RME) berbasis Teori Multiple Intelligence Howard Gardner. Waktu : 23 Maret April 2016

BAB III METODE PENELITIAN. (RME) berbasis Teori Multiple Intelligence Howard Gardner. Waktu : 23 Maret April 2016 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah pengembangan. Produk yang dihasilkan berupa RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan LKS (Lembar Kegiatan Siswa) dengan pendekatan

Lebih terperinci

METODE PENGEMBANGAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

METODE PENGEMBANGAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau 24 III. METODE PENGEMBANGAN A. Model Pengembangan Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau penelitian dan pengembangan. Desain pengembangan dilaksanakan dengan memodifikasi

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research & BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research & Development (R & D). Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV. pengembangan ADDIE dengan langkah-langkah, (1) Analysis, (2) Design, (3) Development, (4) Implementation, dan (5) Evaluation.

BAB IV. pengembangan ADDIE dengan langkah-langkah, (1) Analysis, (2) Design, (3) Development, (4) Implementation, dan (5) Evaluation. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembahasan Dalam mendesain LKS ini, peneliti menggunakan model pengembangan ADDIE dengan langkah-langkah, (1) Analysis, (2) Design, (3) Development, (4) Implementation,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan meningkat dan bervariasinya kebutuhan manusia. Hal tersebut mendorong tumbuhnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Metode pengembangan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Metode pengembangan 26 III. METODE PENELITIAN A. Desain Pengembangan Metode penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Metode pengembangan produk yang menjadi pedoman dalam penelitian ini diadaptasi dari pengembangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan 73 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian Pendidikan dan pengembangan

Lebih terperinci