BAB 2. Landasan Teori

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2. Landasan Teori"

Transkripsi

1 BAB 2 Landasan Teori 2.1 Tinjauan Umum Galeri Menurut beberapa sumber, galeri diterjemahkan kedalam beberapa arti dibawah ini, diantaranya : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), galeri adalah sebuah ruangan atau gedung tempat untuk memamerkan benda atau karya seni dan lain-lain. 2. Menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2003), galeri adalah ruangan atau gedung tempat untuk memamerkan benda atau karya seni. 3. Menurut Webster s Revised Unabridged Dictionary. (1913), galeri merupakan sebuah ruang untuk pameran karya seni, seperti koleksi penting, gambar, lukisan, patung, dan lain-lain. 4. Menurut Dictionary of Architecture and Construction. (1975), galeri adalah sebuah ruang yang digunakan untuk menyajikan hasil karya seni, sebuah area memajang aktifitas publik, area publik yang sering digunakan untuk keperluan khusus. 5. Menurut John M. Echols, Hassan Shadily. (1990). English-Indonesian Dictionary edisi XIX. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, galeri berarti serambi, balkon, balai, dan gedung kesenian. Dari beberapa arti yang tertulis di atas, dapat disimpulkan bahwa, galeri merupakan sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk memamerkan benda atau karya seni dengan penataan secara estetis, yang tidak hanya digunakan sebagai pusat hiburan, namun juga sebagai pengembangan wawasan dan sebagai tempat transaksi jual beli. Karena galeri berbeda dengan museum, selain berbeda dari ukuran kebutuhan ruang, perbedaan yang paling menonjol dari galeri dan museum adalah galeri hanya menjual karya, sedangkan museum hanya tempat atau wadah untuk memamerkan koleksi benda-benda yang memiliki nilai sejarah dan langka. 7

2 Fungsi dan Tujuan Terhadap Galeri Fungsi galeri menurut Kepala Kantor Wilayah Perdagangan sesuai wadahnya sebagai tempat komunikasi antara konsumen dan produsen adalah sebagai berikut: 1. Sebagai tempat promosi barang-barang seni. 2. Sebagai tempat mengembangkan pasar bagi para seniman. 3. Sebagai tempat melestarikan dan memperkenalkan karya seni dan budaya dari seluruh Indonesia. 4. Sebagai tempat pembinaan usaha dan organisasi usaha antara seniman dan pengelola. 5. Sebagai jembatan dalam rangka eksistensi pengembangan kewirausahaan. 6. Sebagai salah satu obyek pengembangan pariwisata nasional Jenis-jenis Galeri Jenis-jenis galeri dapat dibagi menurut fungsi dan wujud obyek yang diwadahinya, yaitu : 1. Museum Gallery Galeri yang digunakan khusus untuk memamerkan benda-benda yang dianggap memiliki nilai sejarah atau langka. 2. Contemporary Gallery Galeri yang dimiliki secara pribadi untuk memamerkan dan menjual suatu karya para seniman, dimana transaksi terjadi di dalamnya. 3. Vanity Gallery Galeri yang biasanya disewa kepada para seniman untuk memamerkan karyanya, dan hasil yang didapat diberikan untuk seniman itu sendiri. 4. Online Gallery Galeri yang dapat diakses secara online, yang menampilkan suatu karya untuk dipamerkan dan dijual.

3 Klasifikasi Jenis Kegiatan pada Galeri Jenis kegiatan pada galeri dapat dibedakan menjadi : 1. Pengadaan Hanya beberapa benda yang dapat dimasukan ke dalam galeri yang memiliki nilai budaya, artistik, estetis, dan dapat diidentifikasi menurut wujud, asal, dan sebagainya yang mendukung identifikasi. 2. Pemeliharaan Dilakukan untuk mempertahankan benda atau karya yang ditampilkan agar tetap awet dan mencegah kemungkinan dari kerusakan. 3. Restorasi Restorasi yang dilakukan berupa perbaikan ringan, yaitu mengganti bagian-bagian yang sudah rusak atau termakan usia. 4. Pendidikan Kegiatan ini berfungsi untuk memberikan informasi kepada pengunjung mengenai benda atau karya yang ditampilkan. 5. Rekreasi Rekreasi yang bertujuan untuk memajang benda atau hasil karya yang dapat dinikmati oleh pengunjung atau sekedar melepas lelah Klasifikasi Jenis Aktifitas pada Galeri Aktifitas pada galeri dapat dibedakan menjadi beberapa aspek, yaitu : 1. Aspek Aktifitas Pengunjung Pengunjung yang datang untuk menikmati benda koleksi atau hasil karya yang ditampilkan. Pengunjung yang datang hanya ingin mendapatkan informasi dari karya yang ditampilkan. 2. Aspek Aktifitas Pegawai Pegawai bertugas untuk menjaga dan memelihara benda koleksi.

4 10 Pegawai bertugas untuk mengidentifikasi dan mengumpulkan objek. Pegawai bertugas untuk melakukan dokumentasi. Pegawai bertugas untuk menampilkan benda koleksi. Pegawai bertugas untuk memberi informasi yang dibutuhkan pengunjung Klasifikasi Fasilitas pada Galeri Fasilitas pada Galeri dapat dibagi menjadi : 1. Tempat untuk memamerkan karya (exhibition room). 2. Tempat untuk membuat karya seni (workshop). 3. Tempat untuk mengumpulkan karya seni (stock room). 4. Tempat untuk memelihara karya seni (restoration room). 5. Tempat mempromosikan dan pembelian karya (auction room). 6. Tempat untuk berkumpul (lounge) Persyaratan Umum pada Galeri Ruang pamer pada galeri sebagai tempat untuk memamerkan sebuah karya harus memenuhi beberapa persyaratan berikut (Neufert, Ernest, 1996), yaitu: 1. Terlindung dari kerusakan, pencurian, kelembaban, kekeringan, cahaya matahari langsung, dan kotoran. 2. Harus memiliki pencahayaan yang cukup. 3. Harus memiliki penghawaan yang baik dan kondisi ruang yang stabil. 4. Tampilan display dibuat semenarik mungkin dan dapat dilihat dengan mudah Persyaratan Khusus pada Galeri Berikut adalah beberapa persyaratan khusus yang harus dimiliki sebuah Galeri, yaitu : 1. Menurut Prinsip Desain Dalam Perancangan

5 11 Proporsi (Proportion) Hubungan antara satu bagian dari objek atau komposisi dengan bagian-bagian lain. Keseimbangan (Balance) Menggambarkan keharmonisan ataupun kesesuaian dalam pengaturan atau proporsi dari bagian suatu elemen di dalam desain. Tekanan (Emphasis) Menunjukkan bahwa suatu objek lebih penting dari pada objek lainnya, dimana jika setiap objeknya memiliki tingkat kepentingan yang sama akan cenderung monoton dan tidak hidup. Irama (Rhythm) Merupakan pengulangan elemen-elemen dalam pola yang tetap secara teratur dan harmonis. Kontras (Contrast) Suatu cara untuk mendapatkan pemahaman tentang perbedaan antara satu objek dengan objek lainnya untuk menciptakan daya tarik dalam suatu lingkungan. Kesatuan dan keselarasan (Unity & Harmony) Suatu ruangan dianggap sebagai suatu kesatuan dimana semua elemen yang ada saling melengkapi satu dengan yang lainnya, sehingga menghasilkan komposisi yang seimbang. 2. Menurut Sistem Pencahayaan Pencahayaan pada ruang umum khususnya galeri, memainkan peran penting untuk menciptakan suasana dari yang sangat fungsional hingga dramatis. Adanya cahaya pada lingkungan ruang dalam bertujuan menyinari berbagai bentuk elemen-elemen yang ada di dalam ruang, sehingga ruangan menjadi teramati dan dapat dirasakan suasana visualnya (Honggowidjaja S.P, 2003). Sistem pencahayaan yang mendukung sebuah galeri berdasarkan sumber dan fungsinya dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu :

6 12 a. Pencahayaan Alami Pencahayaan yang berasal dari sinar matahari. Sinar matahari memiliki kualitas pencahayaan langsung yang baik. Pencahayaan ini dapat diperoleh dengan memberikan bukaan pada ruangan, berupa jendela atau ventilasi bahkan pada langit-langit. b. Pencahayaan Merata Buatan (general artificial lighting) Pencahayaan ini merupakan pencahayaan berasal dari tenaga listrik. Kebutuhan pencahayaan merata buatan disesuaikan dengan kebutuhan aktifitas akan intensitas cahaya secara luasan ruang. c. Pencahayaan Objek (Spothlight) Merupakan cahaya yang berasal dari tenaga listrik dan dimaksudkan untuk memberikan penerangan pada objek tertentu pada tempat dekorasi sebagai point of view dalam suatu ruang. d. Pencahayaan Ambient Merupakan sistem pencahayaan yang memiliki peranan penting dalam desain galeri, karena mengatur suasana pergelaran atau nuansa dari benda seni. Teknik pendistribuasian cahaya, dapat dibedakan menjadi beberapa jenis (Industrial Hygiene Engineering, 1998), yaitu : a. Direct Lighting Jenis pencahayaan langsung yang seluruh cahayanya dipancarkan pada bidang kerja. Pada sistem ini % cahaya diarahkan secara langsung ke objek yang perlu diterangi. b. Semi Direct Lighting Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada objek yang perlu diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan kembali, baik ke ceiling maupun ke dinding.

7 13 c. General Difus Lighting Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada objek yang perlu diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke ceiling dan dinding. Pada sistem ini masalah bayangan dan kesilauan masih ditemui. d. Semi Indirect Lighting Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke ceiling dan dinding bagian atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Pada sistem ini masalah bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat dikurangi. e. Indirect Lighting Indirect Lighting disebut juga sebagai pencahayaan tidak langsung. Pada sistem ini % cahaya diarahkan ke ceiling dan dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Keuntungan sistem ini adalah tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan sedangkan kerugiannya mengurangi effisien cahaya total yang jatuh pada objek yang diterangi. (Gambar 2.1. Lima Teknik Pendistribusian Cahaya) Sumber : Philips Methods of light dispersement 3. Menurut Sistem Penghawaan Penghawaan atau tata udara untuk ruang umum khususnya galeri juga penting untuk diperhatikan. Fungsi dari tata udara adalah untuk mempertahankan suhu dan kelembaban dalam ruangan, sehingga terciptanya kenyamanan di dalam bangunan. Adapun sistem penghawaan dibagi menjadi dua macam, yaitu : a. Penghawaan Alami Penghawaan atau tata udara alami mengharuskan bangunan banyak memberikan bukaan, sehingga udara dapat mengalir

8 14 atau bertukar dengan baik, baik berupa jendela maupun ventilasi. b. Penghawaan Buatan Penghawaan atau tata udara buatan digunakan untuk mempertahankan suhu dan kelembaban di dalam ruangan, dengan cara menyerap panas yang ada di dalam ruangan dan menggantinya dengan udara dengan suhu yang dapat memberikan kenyamanan. 4. Menurut Sistem Akustik Akustik dapat diartikan sebagai sesuatu yang terkait dengan bunyi atau suara. Menurut Shadily, (1987), akustik berasal dari bahasa Inggris yaitu acoustics, yang berarti ilmu suara atau ilmu bunyi. Menurut Halme, (1990), menyebutkan akustik merupakan suatu ilmu dan merupakan pertimbangan pertama untuk mendapatkan lingkungan suara yang nyaman. Tata Akustik merupakan pengolahan tata suara pada suatu ruang untuk menghasilkan kualitas suara yang nyaman untuk dinikmati, merupakan unsur penunjang terhadap keberhasilan desain yang baik karena pengaruhnya sangat luas dan dapat menimbulkan efek fisik dan emosional dalam ruang sehingga seseorang akan mampu merasakan kesan tertentu. Bunyi di dalam suatu ruangan memiliki beberapa karakteristik tertentu, diantaranya adalah : a. Refleksi Bunyi (Pemantulan Bunyi) Bunyi yang dipancarkan akan memantul apabila mengenai suatu permukaan sebelum sampai ke telinga pendengar. sebagaimana pendapat. Pemantulan dapat diakibatkan oleh bentuk ruang maupun bahan pelapis permukaannya (Mills, 1986). Permukaan pemantul yang cembung akan menyebarkan gelombang bunyi, namun sebaliknya jika permukaan pemantul yang cekung akan mengumpulkan bunyi ke satu titik pusat.

9 15 b. Absorbsi Bunyi (Penyerapan Bunyi) Jika bunyi yang mengenai permukaan yang lembut atau berpori akan menyebabkan bunyi terserap olehnya, sehingga permukaan tersebut disebut penyerap bunyi (Doelle, 1990). Adapun yang menunjang penyerapan bunyi berupa lapisan permukaan dinding, lantai, ceiling, dan apa yang berada di dalam ruangan tersebut. c. Difusi Bunyi (Penyebaran Bunyi) Bunyi yang dipancarkan dapat menyebar ke segala arah. Diffusi terjadi karena kedalaman permukaan material yang seimbang dengan panjang gelombang suara. d. Difraksi Bunyi (Pembelokan Bunyi) Difraksi bunyi merupakan gejala akustik yang menyebabkan gelombang bunyi dibelokkan atau dihamburkan di sekitar penghalang bunyi, seperti sudut ruang, kolom, dan tembok. 5. Menurut Sirkulasi Ruang Pola sirkulasi pada galeri ditujukan untuk memberikan arahan kepada pengunjung agar dapat menikmati keseluruhan fungsi dan tema dari suatu ruang secara menyeluruh. Tipe-tipe sirkulasi dalam suatu ruang yang dapat digunakan diantaranya sebagai berikut (De Chiara J., John H.C., 1973) : a. Sequential Circulation Sirkulasi yang terbentuk berdasarkan ruang yang telah dilalui dan benda seni yang dipamerkan satu persatu menurut ruang pamer yang berbentuk ulir maupun memutar sampai akhirnya kembali menuju pintu masuk galeri.

10 16 (Gambar 2.2. Pola jalur Sequential Circulation) Sumber: De Chiara and Calladar b. Ring Circulation Sirkulasi yang memiliki dua alternatif, penggunaannya lebih aman karena memiliki dua rute yang berbeda untuk menuju keluar suatu ruangan. (Gambar 2.3. Pola jalur Ring Circulation) Sumber: De Chiara and Calladar c. Random Circulation Sirkulasi yang memberikan kebebasan bagi para pengunjungnya untuk dapat memilih jalur jalannya sendiri dan tidak terikat pada suatu keadaan dan bentuk ruang tertentu tanpa adanya batasan ruang atau dinding pemisah ruang. (Gambar 2.4. Pola jalur Random Circulation) Sumber: De Chiara and Calladar

11 17 d. Linear Bercabang Sirkulasi pengunjung jelas dan tidak terganggu, pembagian koleksi teratur dan jelas sehingga pengunjung bebas melihat koleksi yang dipamerkan. (Gambar 2.5. Pola jalur Linear Bercabang) Sumber: De Chiara and Calladar 6. Menurut Tempat Display Vitrine merupakan lemari untuk menata benda-benda koleksi sebagai tempat untuk memamerkan benda koleksi yang tidak boleh disentuh. Bentuk vitrine harus memenuhi syarat-syarat berikut : a. Keamanan koleksi harus terjamin. b. Memberi kesempatan kepada pengunjung agar lebih leluasa melihat koleksi yang ditata di dalamnya. Tinggi rata-rata tubuh manusia Indonesia antara 160 cm cm, dan kemampuan gerak anatomi leher sekitar 30 derajat (gerak ke atas, ke bawah dan ke samping), maka tinggi vitrine sekitar 240 cm dengan alas terendah 65 cm - 75 cm dan tebal minimal 60 cm. (Gambar 2.6. Jarak dan sudut pandang pengamat) Sumber : Neufert 2002.

12 18 c. Pengaturan cahaya tidak mengganggu koleksi ataupun menyilaukan pengunjung. d. Bentuk vitrine harus sesuai dengan ruangan yang akan ditempati oleh vitrine tersebut. Menurut penempatannya vitrine dibagi menjadi : Vitrine Dinding Vitrine yang diletakkan berhimpit dengan dinding. Dapat dilihat dari sisi samping dan depan, bagian yang tampak diberi kaca, sedangkan yang tidak tampak terhimpit dinding dan tertutup rapat. Vitrine Tengah Diletakkan ditengah dan tidak berhimpit pada dinding. Isinya harus terlihat dari segala arah, sehingga keempat sisinya terbuat dari kaca. Vitrine Sudut Terletak disudut ruangan yang hanya dapat dilihat dari satu arah saja, yaitu dari depan dan sisi lain melekat pada dinding. Vitrine Lantai Letaknya mendatar di bawah pandangan mata kita. Biasanya untuk menata benda-benda kecil dan harus dilihat dari dekat. Vitrine Tiang Vitrine yang ditempatkan di sekitar tiang. Masih tergolong vitrine tengah karena dapat dilihat dari berbagai arah. (Gambar 2.7. Vitrine Dinding, Vitrine Tengah, Vitrine Sudut) Sumber : DPK, 1994.

13 19 7. Menurut Sistem Keamanan Masalah keamanan sangatlah penting dalam display karena objek koleksi tersebut sangat menarik bagi pengunjung terutama kolektor, sehingga keamanan harus terjamin. Sistem keamanan menurut pendokumentasian, antara lain : a. Pencatatan identitas benda koleksi. b. Pemeriksaan tentang kerusakan atau cacat objek. c. Pemotretan kondisi koleksi baik sebelum dan sesudah konservasi. d. Pemberian nomor inventaris dan pengkartuan yang sistematis. 2.2 Tinjauan Umum Retail Retail berasal dari bahasa Perancis yaitu retailer yang berarti memotong menjadi bagian kecil-kecil (Risch Ernest H., 1991). Retailing adalah satu rangkaian aktivitas bisnis untuk menambah nilai guna barang dan jasa yang dijual kepada konsumen untuk konsumsi pribadi atau rumah tangga (Levy, Weitz, Bortan A, 2001). Retail juga merupakan akhir dari rantai penjualan dimana dimaksudkan bahwa retailer menjual produknya kepada konsumen dan bukan kepada pihak yang akan menjualnya kembali. Ada beberapa hal yang membuat industri retail jadi penting untuk dipelajari (Berman B., Evans J.R., 2001), yaitu : 1. Implikasi retail dalam perekonomian global, dimana daya serap tenaga kerjanya menjadi kunci perekonomian global. 2. Fungsi retail dalam rantai distribusi yang menjadi penghubung antara konsumen dengan produsen. 3. Hubungan antara pengecer dengan pelanggan. Cara pandang antara retailer dan supplier perlu diatasi, terutama dalam masalah kontrol terhadap retail, alokasi profit, lokasi, display, dan masalah promosi Jenis-jenis Retail

14 20 Berdasarkan produk yang dijual, retail dibagi menjadi beberapa kategori (Kotler P, 1997), yaitu : 1. Store Retailing Yang termasuk dalam kategori ini adalah : a. Specialty Store Speciality Store adalah toko spesial yang menjual lini produk sempit dengan suatu ragam barang yang terdapat di dalam lini tersebut. Dalam hal ini, retailer mencoba untuk melayani konsumen dari satu atau sejumlah kecil segmen pasar dengan cara menyediakan produk khusus. b. Department Store Department Store adalah lembaga eceran yang menawarkan berbagai macam lini produk dengan mutu pilihan. c. Convenience Store Convenience Store adalah toko yang relatif kecil dan terletak di daerah pemukiman atau di jalur high traffic, memiliki jam buka yang panjang (24 jam) selama tujuh hari dalam seminggu, dengan tingkat perputaran yang tinggi dan menjual produk convenience yang terbatas. d. Supermarket Supermarket adalah toko dengan operasi relatif besar, berbiaya rendah, margin rendah, volume tinggi, yang dirancang untuk melayani semua kebutuhan konsumen mulai dari produk makanan hingga produk rumah tangga. e. Discount Store Discount Store adalah toko yang menjual secara reguler barang-barang standar dengan harga lebih murah karena mengambil marjin yang lebih rendah dan menjual dengan volume yang lebih tinggi. f. Off-Price Retailers Off-Price Retailers adalah pengecer yang membeli pada harga yang lebih rendah daripada harga grosir dan menetapkan harga pada konsumen lebih rendah daripada harga eceran.

15 21 g. Superstore Superstore adalah kombinasi dari supermarket dan discount store, toko yang menyediakan barang dengan harga murah. h. Catalog Show-Room Catalog Show-Room adalah toko yang menjual cukup banyak pilihan produk-produk dengan marjin tinggi, perputarannya cepat, bermerek dengan harga diskon. 2. Non-Store Retailing Yang termasuk dalam kategori ini adalah : a. Direct Selling Merupakan bentuk penjualan yang telah ada dari berabadabad yang lalu dimulai dari pedagang keliling yang berkembang menjadi industri yang menjual produknya dari rumah ke rumah dan dari kantor ke kantor. b. Direct Marketing Pemasaran ini berawal dari penawaran lewat surat dan katalog. Seiring perkembangan zaman, pemasaran ini sekarang mencakup berbagai cara untuk menjangkau orang. c. Automatic Vending Merupakan suatu alat penjual otomatis, dimana tidak memerlukan adanya wiraniaga dalam pengoperasiannya. Biasanya alat ini diletakkan di tempattempat strategis yang sering dilewati orang. d. Buying Services Merupakan suatu pengecer tanpa toko yang melayani konsumen khusus, biasanya karyawan organisasi-organisasi besar. 3. Retailer Organization Yang termasuk dalam kategori ini adalah : a. Voluntary Cooperatif

16 22 Voluntary Cooperatif adalah kelompok pengecer independen yang didukung oleh suatu pedagang besar, yang melakukan pembelian borongan dan perdagangan umum. b. Retailing Cooperatif Retailing Cooperatif adalah pengecer-pengecer independen yang membentuk organisasi pembelian terpusat dan melakukan promosi bersama. c. Consumer Cooperatif Consumer Cooperatif adalah suatu toko yang dikelola dan dimiliki oleh konsumen yang membentuk suatu komunitas. d. Franchise Organization Franchise Organization adalah suatu organisasi yang membeli hak untuk mengoperasikan dan memiliki suatu aktivitas bisnis. e. Merchandising Conglomerate Merchandising Conglomerate adalah perusahaan yang berbentuk bebas yang menggabungkan beberapa lini dan bentuk eceran yang berbeda-beda di bawah kepemilikan yang terpusat serta menyatukan fungsi distribusi dan manajemen. f. Corporate Chain Store Corporate Chain Store adalah dua atau lebih toko yang umumnya dimiliki dan dikontrol, mengerjakan pembelian dan perdagangan yang terpusat dan menjual lini perdagangan yang sama Fungsi dan Tujuan Terhadap Retail Retail merupakan tahap akhir proses distribusi dengan dilakukannya penjualan langsung pada konsumen. Retail bertujuan sebagai tempat perantara antara distributor dengan konsumen, yang menyediakan berbagai macam barang maupun jasa. Fungsi retail yang diharapkan oleh konsumen terbagi atas tiga bagian (William R. Davidson, 1988), yaitu :

17 23 1. Menciptakan penggolongan barang dan jasa untuk mengantisipasi dan memenuhi kebutuhan konsumen. 2. Menawarkan barang dan jasa dengan jumlah yang kecil sehingga dapat dijangkau oleh konsumen. 3. Menawarkan pertukaran barang yang mempunyai keunggulan dalam hal : a. Transaksi yang efisien. b. Lokasi dan waktu yang pasti terjamin. c. Informasi yang berguna dalam menentukan pilihan. d. Harga yang bersaing Klasifikasi Jenis Kegiatan pada Retail Kegiatan pada retail dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu : 1. Konsumsi Retail menawarkan produk-produk yang sekiranya diperlukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. 2. Transaksi Aktifitas jual beli yang berlangsung, membuat sebuah kegiatan pembayaran akan produk yang dipilih oleh konsumen. 3. Rekreasi Pengunjung yang datang bermaksud untuk mencari kesenangan dengan membeli suatu produk tertentu yang akan dikonsumsi. 4. Bisnis Transaksi jual beli yang dilakukan antara penjual dan konsumen bertujuan untuk mendapatkan keuntungan bagi penjual Klasifikasi Jenis Aktifitas pada Retail Aktifitas pada retail dapat dibedakan menjadi tiga aspek, yaitu : 1. Aspek pengunjung atau konsumen Pengunjung yang datang dapat menemui pegawai untuk memberitahu apa yang dibutuhkannya. Pengunjung memilih sendiri produk yang dibutuhkan.

18 24 Pengunjung melakukan pembayaran pada saat setelah memilih produk untuk dibawa pulang. 2. Aspek penunjang kinerja pegawai Pegawai melayani konsumen yang mendapat kesulitan. Pegawai melakukan transaksi pembayaran dengan konsumen. Pegawai mencarikan produk yang sulit ditemukan konsumen. 3. Aspek pegawai Pegawai membuat laporan harian, mingguan, bulanan dan tahunan pengeluaran dan pendapatan retail. Mengadakan pergantian pegawai setiap beberapa jam sesuai dengan jam kerja masing-masing. Menyimpan stok produk di ruang penyimpanan Klasifikasi Fasilitas pada Retail Fasilitas pada retail dapat dibagi berdasarkan penggunanya, yaitu : 1. Fasilitas untuk pengelola Ruang kantor tempat pegawai melakukan pekerjaan sesuai tugasnya masing-masing. Ruang penyimpanan barang pegawai. Meja kasir untuk tempat melakukan transaksi pembayaran. 2. Fasilitas untuk umum Area display untuk produk yang ditawarkan. Tempat duduk untuk beristirahat atau menunggu. Ruang ganti untuk mencoba produk yang akan dipilih Persyaratan Umum pada Retail Berikut adalah beberapa persyaratan umum yang harus dimiliki sebuah retail, yaitu : 1. Lokasi dapat dijangkau dengan mudah dalam suatu area perdagangan. 2. Memiliki area parkir yang cukup dan sesuai kebutuhan.

19 25 3. Lingkungan sekitar mendukung dan nyaman untuk berbelanja dan mampu menciptakan suasana untuk perbelanjaan tersebut. 4. Memiliki area khusus sesuai dengan jenis produk yang ditawarkan. 5. Memiliki informasi mengenai harga dan tentang produk yang ditawarkan. 6. Memiliki jumlah kasir yang sesuai dengan luasan retail. 7. Memiliki kamera pengawas di sekitar area retail Persyaratan Khusus pada Retail Berikut adalah beberapa persyaratan khusus yang harus dimiliki sebuah retail, yaitu : 1. Memiliki daya tarik berdasarkan segi desain arsitektur maupun interior. 2. Memiliki fasilitas yang dibutuhkan pengunjung. 3. Memiliki kelengkapan produk. 4. Memiliki pengiklanan, publikasi, diskon, dan lainnya yang mendukung pemasaran. 5. Penetapan harga yang jelas pada tiap produk yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen. 2.3 Tinjauan Umum Bengkel (Workshop) Bengkel atau workshop merupakan suatu tempat yang khusus didirikan untuk perawatan, pemeliharaan, perbaikan, modifikasi, dan perakitan suatu benda yang berhubungan dengan masalah teknik. Pada perkembangan saat ini bengkel tidak hanya terpaku dengan permasalahan teknik saja tetapi sudah menerapkan teknologi yang sudah komputerisasi baik dalam hal service kendaraan ataupun costumer. Pekerjaan perbengkelan selalu dibutuhkan oleh setiap unit kehidupan. Hal tersebut disebabkan oleh sifat alami barang-barang perlengkapan kehidupan yang selalu membutuhkan perawatan serta mengalami kerusakan dari waktu ke waktu. Dapat dikatakan bahwa pekerjaan perbengkelan hampir selalu menyertai setiap pemilikan barang, khususnya kendaraan baik beroda dua maupun lebih yang membutuhkan perhatian lebih untuk dapat berfungsi dengan baik.

20 Fungsi dan Tujuan Terhadap Bengkel Bengkel secara umum dibuat dengan tujuan untuk melayani keperluan teknis dari para pelanggannya. Pada saat ini, bengkel dituntut untuk mempunyai pola pikir dan konsep operasional yang berbeda. Salah satunya dengan memberikan fasilitas yang memadai untuk para pelanggannya. Fasilitas yang dimaksud bukan hanya secara teknis bagi bengkel tetapi juga harus tersedia bagi pelanggannya. Tujuannya adalah agar bengkel dapat membantu menjaga dan merawat kondisi kendaraan secara baik sekaligus dapat memanjakan para pelanggan yang datang. Bengkel memiliki fungsi sebagai berikut : 1. Melakukan perawatan secara berkala. 2. Menjamin keselamatan pengendara. 3. Penjualan suku cadang. 4. Penjualan aksesoris Jenis-jenis Bengkel Ada beberapa jenis bengkel secara umum, yaitu : 1. Bengkel Bebas (Independent Workshop) Bengkel bebas adalah jenis bengkel yang berdiri sendiri, tidak terikat dan tidak mewakili merek tertentu dengan kebijakankebijakan dapat diambil sendiri sehingga tidak merugikan pihakpihak lain. 2. Bengkel Perwakilan (Authorized Workshop) Bengkel perwakilan adalah jenis bengkel yang hampir serupa dengan bengkel bebas, tetapi bengkel ini mewakili merek yang diwakili melalui surat penunjukan dari merek tersebut. 3. Bengkel Dealer (Dealer Workshop) Bengkel dealer adalah jenis bengkel yang merupakan cabang operasional dari merek tertentu sebagai unit layanan purna jual sistem pemasaran Klasifikasi Jenis Kegiatan pada Bengkel Kegiatan di bengkel dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu :

21 27 1. Restorasi Restorasi yang dilakukan berupa perbaikan dan perawatan yaitu dengan mengganti bagian-bagian yang rusak. 2. Modifikasi Modifikasi yang dilakukan dapat berupa mengganti atau menambah bagian-bagian tertentu pada kendaraan. 3. Perakitan Perakitan yang dilakukan berupa mendesain suatu kendaraan dengan memasang bagian-bagain tertentu menjadi suatu kesatuan. 4. Pencucian Pencucian yang dilakukan berupa proses yang dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan kendaraan yang kotor. Biasanya dilakukan di area yang terpisah dari area restorasi, modifikasi, dan perakitan, karena area pencucian memerlukan area yang basah. 5. Pengecatan Pengecatan yang dilakukan berupa proses untuk merubah warna kendaraan sesuai dengan desain yang diinginkan. Biasanya dilakukan di area yang terpisah dari area restorasi, modifikasi, dan perakitan, karena area pengecatan memerlukan area yang basah Klasifikasi Jenis Aktifitas pada Bengkel Aktifitas pada bengkel dapat dibedakan menjadi tiga aspek, yaitu : 1. Aspek pengunjung Pengunjung yang datang dan menemui pegawai atau mekanik secara dan menyatakan permasalahan kendaraannya. Pengunjung menunggu antrian atau giliran pengerjaan pada kendaraannya. Pengunjung menunggu pengerjaan pada kendaraannya dan dapat memakai fasilitas tambahan seperti wifi dan pemesanan makan dan minum. Pengunjung berdiskusi dengan mekanik atau kepala bengkel secara langsung saat kendaraannya dalam pengerjaan.

22 28 Pengunjung bernegosiasi dan melakukan pembayaran pada jasa bengkel tersebut. 2. Aspek penunjang kinerja pegawai Pegawai melayani konsumen yang ingin memakai jasanya. Pegawai mengerjakan pekerjaan perbaikan atau modifikasi pada kendaraan konsumen. Pegawai mengambil dan memasang sparepart yang sudah tersedia pada bengkel. Pegawai menanyakan atau berdiskusi atas permasalahan yang ditemukan pada kendaraan konsumen dan atas sparepart yang akan dipasang pada kendaraan tersebut. Pegawai melakukan tiap-tiap pekerjaan sesuai job desk mereka masing-masing. 3. Aspek pegawai Pegawai membuat laporan harian, mingguan, bulanan dan tahunan pengeluaran dan pendapatan bengkel. Pegawai mengadakan diskusi kepada atasan atau pemilik bengkel mengenai permasalahan kendaraan pada konsumen. Mengadakan penentuan pegawai yang akan menangani pada tiap konsumen Klasifikasi Fasilitas pada Bengkel Fasilitas pada bengkel dapat dibagi beberapa bagian berdasarkan penggunanya, yaitu : 1. Fasilitas untuk umum Area receptionist Area dimana pemilik kendaraan memberitahukan apa yang ingin diperbaiki dan menetapkan estimasi waktu dan harga jasa pengerjaan. Area tunggu Area tempat para pemilik kendaraan menunggu pengerjaan kendaraannya selesai diperbaiki atau dimodofikasi. 2. Fasilitas untuk pengelola

23 29 Area kantor Area dimana tempat pegawai melakukan pekerjaan sesuai tugasnya masing-masing. Area perawatan Area dimana tempat pegawai melakukan perbaikan, perawatan, modifikasi, serta perakitan pada kendaraan. Area pencucian Area dimana tempat pegawai melakukan pembersihan pada kendaraan. Area pengecatan Area dimana tempat pegawai melakukan pengecatan pada kendaraan. Area Penyimpanan Area dimana tempat pegawai menyimpan peralatan dan suku cadang kendaraan Persyaratan Umum pada Bengkel Berikut adalah beberapa persyaratan umum yang harus dimiliki sebuah bengkel, yaitu : 1. Lokasi yang strategis dan mudah dicapai untuk memudahkan para pengunjung dapat mudah menemukan tempat ini, terutama dalam keadaan darurat. 2. Menyediakan jasa yang umumnya dipakai oleh para calon konsumen, seperti tambal dan mengganti ban, pengisian angin atau nitrogen, serta penggantian suku cadang kendaraan. 3. Pada bagian bangunan harus menerapkan ciri-ciri seperti berikut : a. Kenyamanan manusia di dalam bangunan. b. Memanfaatkan sirkulasi udara dari lingkungan ke dalam bangunan. c. Perbaikan yang dilakukan tidak mencemari daerah perbaikan dan tidak menimbulkan kotor Persyaratan Khusus pada Bengkel

24 30 Berikut adalah beberapa persyaratan khusus yang harus dimiliki sebuah bengkel menurut Health and Safety Executive (2009), yaitu : 1. Tempat Kerja Peralatan kerja dan sistemnya yang terintegrasi harus terawat dengan baik, tetap bersih, efisien, dan dalam kondisi baik. Sebaiknya diberi sistem cadangan dengan pemeliharaan terencana dan pencatatan yang sesuai. 2. Workstation Area workstation harus memiliki beberapa persyaratan, yaitu : a. Harus nyaman untuk semua pekerja. b. Memiliki pintu darurat yang ditandai dengan jelas. c. Lantai harus tetap bersih dan tidak licin. d. Peralatan dan material kerja harus mudah diraih dari posisi kerja. 3. Atmosfer Bengkel Atmosfer bengkel harus memiliki beberapa persyaratan, yaitu : e. Kondisi sekeliling bengkel harus terpelihara dengan cara memberi kesejukan udara di bengkel. f. Jika ventilasi diperlukan untuk melindungi para personel bengkel, sistemnya harus dipasangi alaram pendeteksi kegagalan yang mampu memasok udara bersih 5-8 liter/detik. 4. Temperatur Temperatur tempat kerja selama jam kerja harus memenuhi persyaratan berikut, yaitu : a. Untuk pekerjaan normal sekitar C (60,80 0 F), sedangkan untuk pekerjaan berat sekitar C (55,40 0 F). b. Apabila di dalam bengkel terdapat pemanas atau pendingin maka tidak boleh menghembuskan uap yang berbahaya. c. Harus memiliki sejumlah termometer yang terpasang di dalam bengkel. 5. Pencahayaan Pencahayaan harus memadai dan mencukupi, jika memungkinkan dapat memanfaatkan cahaya alami. Lampu darurat harus dipasang

25 31 untuk berjaga-jaga seandainya lampu utama mengalami kegagalan. 6. Perawatan (House Keeping) Perawatan standar yang harus dilakukan meliputi : a. Tempat kerja dan perabotannya harus tetap bersih. b. Dinding, lantai, dan ceiling harus tetap bersih. c. Dinding yang dicat harus dibersihkan dan dicat ulang secara berkala. d. Tidak boleh ada sampah yang menumpuk karena dapat menimbulkan resiko kesehatan dan kebakaran. e. Tumpahan harus dibersihkan menggunakan material yang dapat menyerap dengan baik. 7. Lantai Lantai pada area bengkel memiliki beberapa persyaratan khusus, yaitu : a. Tidak boleh diberi beban yang berlebih. b. Rata, mulus, dan tidak licin. c. Tidak boleh berlubang, bergelombang, atau rusak yang dapat menyebabkan bahaya tersandung. d. Memiliki sarana drainase yang memadai jika ada kemungkinan terkena air. e. Memiliki pemisah antara area bengkel dengan jalur sirkulasi jalan berupa hand rail. 2.4 Tinjauan Umum Cafe Kata cafe berasal dari bahasa perancis yaitu cafe yang berarti coffee atau kopi. Cafe merupakan suatu tipe restoran yang menyediakan tempat duduk baik di dalam maupun di luar ruangan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2002), Cafe adalah suatu tempat minum yang pengunjungnya dapat memesan minuman, makanan, dan kue-kue, dan biasanya dihibur dengan musik. Sedangkan menurut Departemen Pendidikan Nasional. (2008), cafe juga dapat diartikan sebuah restoran kecil yang menyediakan makanan & minuman.

26 32 Cafe tidak menyediakan menu makanan yang berat seperti restoran, namun hanya menyediakan makanan ringan saja. Seiring dengan berkembangnya zaman, cafe memiliki fungsi lain sesuai dengan pemikiran dan kebutuhan setiap individunya. Pada awalnya cafe hanya berfungsi sebagai kedai kopi saja, tetapi sesuai perkembangan zaman cafe telah memiliki banyak konsep dengan fungsi yang berbeda-beda Fungsi dan Tujuan Terhadap Cafe Cafe adalah sebuah tempat yang bersifat komersial, yang berfungsi sebagai tempat untuk menikmati hidangan, berkumpul, menghabiskan waktu senggang, serta tempat beristirahat setelah melakukan aktifitas. Berbeda dengan restoran, biasanya cafe hanya menyediakan berbagai makanan dan minuman yang tergolong ringan Klasifikasi Jenis Kegiatan pada Cafe Kegiatan pada cafe dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu : 1. Konsumsi Pengunjung sebagai pelaku konsumen yang datang untuk tujuan menikmati produk yang dijual pada tempat tersebut. 2. Rekreasi Pengunjung yang datang bertujuan untuk berkumpul, menghabiskan waktu senggang, serta tempat beristirahat setelah melakukan aktifitas. 3. Bisnis Pengunjung yang datang bertujuan untuk melakukan pertemuan bisnis dengan kolega perusahaanya Klasifikasi Jenis Aktifitas pada Cafe Aktifitas pada cafe dapat dibedakan menjadi tiga aspek, yaitu : 1. Aspek pengunjung Pengunjung yang datang dan langsung memesan hidangan. Pengunjung yang telah memesan, membayar produk yang dipesan.

27 33 Pengunjung yang telah membayar, menunggu hidangan disiapkan. Pengunjung yang telah mendapat hidangan, mendapati tempat duduk mereka. 2. Aspek penunjang kinerja pegawai Pegawai melayani pengunjung yang ingin memesan hidangan. Pegawai melayani pengunjung yang ingin membayar hidangan. Pegawai menyiapkan hidangan yang dipesan. 3. Aspek pegawai Pegawai membuat laporan harian, mingguan, bulanan dan tahunan pengeluaran dan pendapatan cafe. Pegawai mengadakan rapat rutin untuk kinerja cafe. Pegawai mengadakan pergantian jadwal pekerja Klasifikasi Fasilitas pada Cafe Fasilitas pada cafe dapat dibagi berdasarkan penggunanya, yaitu : 1. Fasilitas untuk pengunjung Tempat untuk menikmati hidangan. Area indoor dan outdoor untuk smoking dan non-smoking room. 2. Fasilitas cafe untuk menunjang kinerja pegawai Tempat untuk mendisplay produk makanan dan minuman. Tempat untuk menyimpan bahan makanan dan minuman. Tempat untuk membuat makanan dan minuman. Tempat untuk pengunjung memesan makanan dan minuman. Tempat untuk pengunjung membayar makanan dan minuman. Tempat untuk menyimpan alat makan dan minum. 3. Fasilitas cafe untuk pegawai Ruang kerja kepala pegawai. Ruang kerja pegawai. Tempat penyimpanan barang untuk pegawai.

28 Persyaratan Umum pada Cafe Berikut adalah beberapa persyaratan umum yang harus dimiliki sebuah cafe, yaitu : 1. Menarik perhatian dan membuat pengunjung nyaman. 2. Pelayanan yang ramah dan baik. 3. Penghawaan dan sirkulasi yang baik. 4. Pencahayaan dalam ruang yang sesuai, tidak terlalu terang dan tidak terlalu redup (Neufert Ernest, 1996) Persyaratan Khusus pada Cafe Berikut adalah beberapa persyaratan khusus yang harus dimiliki sebuah cafe, yaitu : 1. Elemen Interior Cafe Lantai Lantai dapat menggunakan material yang mendukung sesuai dengan fungsi dan suasana untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan. Dinding Untuk menciptakan suasana yang nyaman dan mengundang dapat menggunakn pola, tekstur, dan warna yang kuat. Beberapa bahan yang dapat digunakan untuk pengaplikasian dinding yaitu batu bata, kayu, gypsum, cat, dan material pendukung lainnya. Jendela Perlu adanya efek pencahayaan alami dari luar, untuk memberikan penerangan alami di dalam ruangan, serta memberi pemandangan luar ruangan. Ceiling Ceiling dapat menggunakan material yang mudah dibersihkan, tidak mudah terbakar, dan sesuai dengan konsep yang mendukung. 2. Pola Sirkulasi Ruang

29 35 Pola penataan sirkulasi cafe dibagi menjadi beberapa jenis (Kuhne, Gunther, 1973), antara lain : Sirkulasi Linear Pada tipe ini pola sirkulasi terbentuk berdasarkan ruang yang telah dilalui pengunjung dan juga mengarah kepada satu tujuan dengan satu jalan. Sirkulasi Radial Pada tipe ini pengunjung tidak diarahkan pada suatu tempat tetapi pengunjung bebas memilih kemana arah yang ingin dituju. Sirkulasi Random Pada tipe ini pengunjung bebas memilih jalan mana yang akan dilalui tanpa ada batasan ataupun dinding pemisah ruang. 3. Cara penyajian Makanan dan Minuman Ada beberapa macam cara penyajian makanan dan minuman pada sebuah cafe, yaitu : Self Service Pengunjung yang baru datang dapat melayani dirinya sendiri dengan memilih atau memesan makanannya sendiri dan langsung membayarnya. Pengunjung dapat membawa pesanannya sendiri lalu menuju ke tempat yang diinginkan. Waiter of Waiters Service to Able Pada sistem ini pengunjung tidak perlu meninggalkan tempat duduknya, karena pelayan yang datang akan mencatat pesanan, mengantar pesanan, serta menerima pembayaran dari pengunjung untuk dibawa ke kasir. Counter Service Untuk sistem kali ini terdapat area khusus untuk display makanan yang ada, dan biasanya digunakan untuk pelayanan yang cepat. Automatic Vending

30 36 Terdapat mesin otomatis sehingga pengunjung yang datang dapat langsung menuju ke mesin tersebut dan memasukkan uang sesuai dengan harga yang tertera, serta membawa makanan dan minuman itu sendiri. 2.5 Tinjauan Umum Sepeda Gunung Sejarah Sepeda Sejarah sepeda bermula dari Eropa. Nenek moyang sepeda diperkirakan berasal dari Prancis. Negeri itu sudah sejak awal abad ke-18 mengenal alat transportasi roda dua yang dinamai Velocipede. Bertahuntahun, Velocipede menjadi satu-satunya istilah yang merujuk hasil rancang bangun kendaraan dua roda. Saat itu konstruksinya belum mengenal besi, dan modelnya pun masih sangat primitif. Baron Karls Drais von Sauerbronn adalah salah seorang penyempurna Velocipede di Jerman. Tahun 1818, von Sauerbronn membuat alat transportasi roda dua untuk menunjang efisiensi kerjanya. Sebagai kepala pengawas hutan Baden, ia memang butuh sarana transportasi bermobilitas tinggi. Tetapi model yang dikembangkan ini tampaknya masih belum sermpurna, berbentuk seperti gabungan sepeda dengan kereta kuda. Sehingga masyarakat menjuluki ciptaannya sebagai Dandy Horse. Baru pada tahun 1839, Kirkpatrick MacMillan, seorang pandai besi kelahiran Skotlandia, membuatkan mesin khusus untuk sepeda. Tentu bukan mesin seperti yang dimiliki sepeda motor, tetapi lebih mirip pendorong yang diaktifkan menggunakan pedal, lewat gerakan turun-naik kaki mengayuh pedal. MacMillan mencoba menghubungkan pedal tadi dengan tongkat kemudi yang berbentuk sederhana. Lalu upaya penyempurnaan kembali dilakukan oleh Ernest Michaux pada tahun 1855 di Prancis, dengan membuat pemberat pedal, hingga laju sepeda menjadi lebih stabil. Kemudian pada tahun 1865 di Prancis, Pierre Lallement memperkuat roda dengan menambahkan lingkaran besi di sekelilingnya atau yang biasa disebut velg. Lallement juga yang

31 37 memperkenalkan sepeda dengan roda depan lebih besar daripada roda belakang. Namun kemajuan paling signifikan terjadi pada saat teknologi pembuatan baja berlubang ditemukan, menyusul kian bagusnya teknik penyambungan besi, serta penemuan karet sebagai bahan baku ban. Namun, faktor keamanan dan kenyamanan tetap belum terpecahkan. Karena saat itu teknologi suspensi belum ditemukan, sehingga goyangan dan guncangan sering membuat penunggangnya sakit pinggang. Sehingga tidak heran jika di tahun 1880, sepeda tiga roda yang dianggap lebih aman untuk wanita dan laki-laki yang kakinya terlalu pendek untuk mengayuh sepeda. Kepopuleran sepeda roda dua kembali mendunia setelah berdirinya pabrik sepeda pertama di Coventry, Inggris pada tahun Pabrik yang didirikan James Starley ini semakin menemukan momentum setelah tahun 1888 John Dunlop menemukan teknologi ban angin. Hal ini membuat laju sepeda pun tak lagi berguncang. Penemuan lainnya, seperti rem, perbandingan gigi yang bisa digantiganti, rantai, setang yang bisa digerakkan, dan masih banyak lagi makin menambah daya tarik sepeda. Sejak itu, berjuta-juta orang mulai menjadikan sepeda sebagai alat transportasi. Di Indonesia, perkembangan sepeda banyak dipengaruhi oleh kaum penjajah, terutama Belanda. Mereka menggunakan sepeda produksi negerinya untuk dipakai berkeliling menikmati segarnya alam Indonesia. Kebiasaan itu menular pada kaum pribumi hingga akhirnya sepeda menjadi alat transportasi yang bergengsi. Kini sepeda punya beragam jenis dan model, semua didesain sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Ditambah dengan teknologi yang semakin berkembang, sepeda bukan lagi sekedar alat transportasi semata, namun juga telah menjadi gaya hidup masyarakat modern Sejarah Sepeda Gunung Sepeda gunung atau yang biasa disebut atau All Terrain Bike (ATB) atau Mountain Bike (MTB) adalah sepeda yang khusus digunakan untuk semua medan. Awalnya sepeda gunung serupa dengan sepeda biasa yang biasa digunakan untuk jalan raya sebagai alat transportasi. Namun seiring

32 38 perkembangan akan kebutuhan untuk melintasi jalan yang terjal, sepeda ini kemudian dimodifikasi sesuai dengan segala jenis medan dan kondisi. Banyak produsen sepeda yang berlomba-lomba membuat sepeda gunung yang terbaik, dengan berbagai macam merek yang ditampilkan. Saat ini sepeda gunung tidak hanya digunakan sebagai alat transportasi saja, namun telah menjadi sebuah bidang olahraga tersendiri yang membutuhkan keterampilan, daya tahan tubuh yang kuat, serta kekuatan dan keseimbangan tubuh. Pada mulanya sepeda gunung hanyalah sepeda biasa yang telah dimodifikasi untuk melewati medan yang sulit dilalui, yang dinamakan Klunkerz. Pertama kali diuji coba oleh tentara angkatan darat Amerika Serikat yaitu Buffalo soldiers. Dalam uji coba ini, dilakukan oleh para serdadu yang membawa seorang perwira dari Missoulla melewati Montana menuju ke Yellowstone dalam perjalanan pulang pergi yang dilakukan pada Agustus Di tahun , Joe Breeze yang seorang ahli dalam pembuatan rangka sepeda yang tinggal di daerah Marin Country, California ini mengembangkan konsep sepeda serbaguna dengan menggunakan ban kualitas tinggi yang disebut ban balloon. Pada saat itu sepeda yang diciptakannya hanya menggunakan satu percepatan saja (Single speed), dan kemudian langsung menjadi tren pada saat itu. Di rentang tahun , muncul sebuah komunitas di Prancis yang bernama Velo Cross Club Parison (VCCP) yang terdiri dari 20 orang penggemar sepeda. Mereka mengadakan sebuah kegiatan olahraga yang kemudian menjadi cikal bakal munculnya olahraga sepeda gunung saat ini. Mereka menggunakan sepeda yang sudah dimodifikasi yang diberi nama French 650 B. Di tahun 1953, Joihn Finley Scott ikut mengembangkan sepeda gunung dengan menggunakan frame berbentuk diamond yang kemudian disempurnakan lagi oleh Schwin World yang diberi nama Woodsie Bike. Sepeda jenis ini menggunakan ban angin lengkap dengan ban dalam serta flat handlebar sebagai pengaman dan penguat sepeda saat melewati jalan yang terjal. Selain itu sepeda tersebut juga telah dilengkapi dengan derailleur gears yang berfungsi untuk memudahkan mengatur kecepatan dan percepatan

33 39 sepeda sehingga dapat mengurangi beban pengendara dalam mengayuh sepedanya. Dalam hal pengereman, sepeda ini juga telah dilengkapi oleh sistem cantilever brakes yaitu sebuah sistem untuk mengerem dengan mudah dan cepat. Sekitar tahun 1970, sebuah komunitas sepeda di California, Amerika Serikat yang bernama The Cupertino Riders atau bisa juga disebut The Morrow Dirt Club, ikut mengembangkan performa sepeda gunung. Mereka melengkapi sepedanya dengan sistem thumbshift operation, yaitu sistem untuk memudahkan mengganti gigi atau percepatan sepeda. Ada juga komunitas Cupertino, California yang mengaplikasikan sistem disk brakes pada sepeda gunung buatannya untuk membuat sepeda berhenti lebih cepat saat proses pengereman. Di tahun 1977, Joe Breeze kembali membuat konsep sepeda gunung, namun kali ini dengan menggunakan logam ringan untuk rangka sepedanya dan juga dilengkapi dengan ban yang berukuran cukup lebar yaitu 26 inchi berjenis ban Uniroyal Knobby. Untuk bagian pelek roda, Joe menggunakan pelek jenis Schwin S2 yang dilengkapi dengan Phil Wood hubs untuk membuat rotasi ban jauh lebih baik. Di tahun 1983, merupakan tahun pertama kalinya sepeda gunung diproduksi secara massal. Dilakukan oleh perusahaan Jepang di industri sepeda yang bernama Specialized. Sepeda yang diproduksi ini telah menggunakan 15 buah gear atau percepatan yang semula hanya 6 gear saja, hal ini tentu memudahkan pengendara dapat meningkatkan performa sepedanya dengan mudah. Sejak tahun 1990 hingga saat ini, sepeda gunung telah banyak mengalami perubahan mulai dari material yang digunakan, bentuk rangka yang beragam, gear atau percepatan, hingga ukuran ban yang bervariasi. Perubahan tersebut didasarkan atas perkembangan teknologi yang semakin maju, sehingga hal ini diaplikasikan ke dalam bentuk sepeda gunung yang semakin canggih Jenis-Jenis Sepeda Gunung Jenis Sepeda Gunung Berdasarkan Fungsi

34 40 1. Cross Country (XC) (Gambar 2.8. Sepeda gunung XC) Sumber : Bikeforum.net Dirancang untuk medan yang tidak terlalu ekstrem (ringan), sepeda jenis ini hanya mempunyai suspensi depan atau tanpa suspensi sama sekali. Didesain agar efisien dan optimal pada saat mengayuh ditanjakan, di jalan aspal hingga jalan tanah pedesaan. Bobot sepeda ini diperkirakan antara 8-14 kg, dengan panjang travel antara mm. Sepeda jenis ini sangatlah disarankan bagi pemula yang ingin memulai bermain MTB. 2. All Mountain (AM) (Gambar 2.9. Sepeda gunung AM) Sumber : Bikeforum.net Biasa dipakai untuk jalur perpaduan antara Cross Country (XC) dan Down Hill (DH). Didesain untuk melintasi alam yang berat seperti naik dan turun bukit, masuk hutan, melintasi medan berbatu, dan menjelajah

35 41 medan offroad jarak jauh. Memiliki dua suspensi yaitu depan dan belakang (full suspension). Bobot sepeda ini diperkirakan antara kg, dengan panjang travel antara mm. Pemakai dapat melakukan pendakian gunung dengan baik, sekaligus juga dapat menuruni gunung dengan cepat, karena panjang suspensi yang optimal. Keunggulan sepeda jenis ini ada pada ketahanan dan kenyamanannya untuk dikendarai. 3 Free Ride (FR) (Gambar Sepeda gunung FR) Sumber : Bikeforum.net Dirancang untuk mampu bertahan melakukan lompatan tinggi (drop off) dan dalam berbagai kondisi, termasuk kondisi ekstrim dan sejenisnya. Desain sepeda ini berbentuk seperti jenis sepeda Down Hill (DH), yang membedakannya adalah panjang travel yang lebih pendek antara mm dan bobot yang lebih ringan antara kg dari jenis sepeda Down Hill (DH). Rangkanya kuat namun tidak secepat dan selincah jenis sepeda jenis All Mountain (AM), karena bobotnya yang lebih berat, maka sepeda jenis ini kurang cocok untuk digunakan dalam perjalanan jarak jauh dan sangat tidak cocok untuk tanjakan.

36 42 4 Down Hill (DH) (Gambar Sepeda gunung DH) Sumber : Bikeforum.net Dirancang agar dapat melaju cepat, aman dan nyaman dalam menuruni bukit dan gunung dengan medan yang ekstrem, dengan suspensi ganda (full suspension) untuk meredam benturan yang kerap terjadi ketika menuruni lereng dan dapat menikung dengan stabil pada kecepatan tinggi. Sepeda jenis ini tidak mengutamakan kenyaman dalam mengayuh, karena sepeda jenis ini hanya dapat dipakai khusus untuk menuruni lereng bukit atau gunung. Untuk menuju ke lokasi penurunan, para down hiller tidak mengayuh sepeda mereka, namun sepeda mereka diangkut dengan mobil. Sangat tidak efisien jika sepeda ini digunakan di dalam kota karena umumnya sangat berat. Bobot sepeda ini diperkirakan antara kg, dengan panjang travel antara mm. 5 Dirt Jump (DJ)

37 43 (Gambar Sepeda gunung DJ) Sumber : Bikeforum.net Dirancang khusus untuk anak muda perkotaan, selain sebagai alat transportasi, untuk kebut-kebutan di jalan raya kota, juga digunakan untuk melakukan atraksi lompatan tinggi dan atraksi-atraksi ekstrem lainnya. Fungsi dari sepeda jenis ini sangat mirip dengan BMX, namun dengan bentuk yang diperbesar. Bobot sepeda ini diperkirakan antara kg, dengan panjang travel 100mm. Nama lain dari sepeda jenis ini adalah trial atau urban MTB Jenis Sepeda Gunung Berdasarkan Rangka 1. Fully Rigid (Gambar Sepeda gunung Fully Rigid) Sumber : Bikeforum.net Sepeda ini merupakan jenis yang paling pertama, memiliki rangka sepeda gunung tanpa suspensi, baik suspensi bagian belakang ataupun bagian depan. 2. Hardtail

38 44 (Gambar Sepeda gunung Hardtail) Sumber : Bikeforum.net Rangka sepeda ini tidak memiliki suspensi di bagian chain stay (rangka bagian belakang tempat dudukan roda belakang), namun memiliki suspensi di bagian fork depan. Jenis sepeda ini sudah banyak bereda di Indonesia saat ini dan kebanyakan dijadikan standar rakitan pabrik untuk dijual. 3. Softail (Gambar Sepeda gunung Softail) Sumber : Bikeforum.net Rangka sepeda ini menggunakan suspensi yang berposisi horisontal ataupun vertikal. Biasanya terlatak di bawah top tube atau chain stay. Awalnya sistem suspensi hanya berbahan karet sintetis yang disebut elastometer. Suspensi ini bekerja dengan traksi yang sedikit dan berfungsi menggerakkan frame untuk melampaui medan yang tidak rata. Seiring dengan perkembangan teknologi, elastometer mulai diganti denganper yang dipadukan dengan oli atau angin untuk mengatur traksinya. 4. Full Suspension

39 45 (Gambar Sepeda gunung Full Suspension) Sumber : Bikeforum.net Rangka sepedanya telah menggunakan suspensi ganda pada bagian fork dan di bagian chain stay. Mekanisme kerja peredam kejut dibagian Chain Stay menggunakan penggerak atau pivot yang menghubungkan lower-upper chain stay sehingga membuat ban belakang naik turun mengikuti kontur medan yang dilalui Jenis-Jenis Material Rangka Sepeda Gunung 1. Steel Sifatnya lentur, memiliki kekuatan dan bobot yang cukup besar. Bahan ini kaku dan berat. Karena berat maka biasanya didesain dengan diameter tube kecil. Selain berat, dapat lebih mudah timbul karat. Jenis ini mulai ditinggalkan oleh industri sepeda karena saat proses menyambungkan atau mengelas frame sulit dilakukan oleh robot karena tube yang kecil maka diperlukan orang yang mempunyai keahlian dan ketelitian tinggi untuk mengelas frame baja. Keunggulan a. Lebih kuat. b. Memiliki kekerasan yang sangat baik. c. Penambahan campuran material akan menjadi sangat kuat. Kekurangan a. Memiliki bobot yang berat.

40 46 b. Memiliki resiko korosi yang lebih cepat. 2. Chromoly Chromoly terdiri dari campuran Chromium dan Molybdenum. Berdasarkan campuran kedua bahan itu maka sering disebut Chromoly, Material ini sangat mirip dengan steel (baja) sehingga sifatnya pun sama yaitu keras, kaku, sangat kuat namun chromoly lebih ringan dan agak sulit berkarat dari baja biasa. Ada juga yang mengatakan chromoly nama lain dari baja mungkin dikarenakan masih satu keluarga dengan baja. Tube frame ini biasanya berdiameter kecil dan berdinding tipis agar menjadi ringan tetapi ada juga yang berdinding tebal diperuntukkan bagi big rider yang punya berat badan melebihi ukuran orang biasa. Karena material chromoly sangat bagus yaitu antara kekuatan yang baik dan bobot ringan maka material ini dipakai juga pada senapan AK-47, bahan bangunan, spareparts mobil, dan lain-lain. Keunggulan a. Sangat kuat. b. Kaku namun masih bisa dibentuk. c. Tahan lama. d. Murah. Kekurangan g. Masih tergolong berat. h. Tetap dapat berkarat. 3. Alloy Merupakan aluminum campuran yang memiliki nilai unggul dibanding besi yakni anti korosi. Dalam bidang kekuatan, alloy tidak sekuat besi sehingga biasanya frame alloy digunakan Tube yang berdiameter besar, dan biasanya pengerjaan sambungan terlihat bidang las yang lebih besar menyerupai sisik ikan. Keunggulan

41 47 a. Kepadatannya 1/3 dari baja sehingga memungkinkan untuk dibuat tube yang besar. b. Mudah dibentuk. c. Harganya murah. d. Ringan namun kuat. e. Sulit berkarat. Kekurangan a. Kaku sehingga harus memiliki tube yang berdiameter besar. b. Lebih cepat rusak. c. Memiliki kekuatan yang dapat lelah. d. Sulit diperbaiki atau diluruskan kembali. 4. Carbon Fiber Carbon Fiber sering Juga disebut composite, berupa campuran benang-benang karbon dan epoxy resin. Seperti fiberglass namun dengan campuran benang-benang karbon. Carbon fiber kuat dan ringan dan karena pabrik dapat memutuskan mengenai arah penggunaan fiber, frame dapat dibuat kaku dan frame lain dibuat elastis menyerupai sisik ikan. Keunggulan a. Mudah dibentuk. b. Tidak berkarat. c. Sangat ringan namun kuat. d. Kekuatan dan kekakuannya dapat dikendalikan. Kekurangan a. Harga yang mahal. b. Mudah rusak. c. Tidak tahan api atau panas tinggi. d. Pada saat pembuatan dapat terlalu kaku atau terlalu lentur. 5. Titanium

42 48 Titanium merupakan bahan yang sangat bagus untuk membangun sebuah frame, dan memberikan kombinasi terbaik antara daya tahan dan bobot. Tingkat kekakuan dan kepadatan titanium hampir sama dengan baja. Frame titanium membutuhkan diameter tube lebih lebar daripada baja namun tidak sebesar aluminum. Titanium sangat tahan terhadap karat dan sangat ringan tetapi kuat. Keunggulan a. Memiliki bobot yang ringan. b. Kuat seperti baja. c. Tidak mudah berkarat. d. Tahan lama. e. Tidak memiliki masa kelelahan metal. Kekurangan a. Harga yang mahal. b. Sangat sulit diperbaiki. c. Tingkat kekakuan setengah dari baja Komponen Sepeda Gunung Untuk menjadi sebuah sepeda gunung, diperlukan bagian-bagian atau komponen-komponen yang kemudian disusun menjadi suatu kesatuan. Awalnya komponen tersebut tidaklah serumit komponen saat ini. Karena seiring dengan perkembangan teknologi, komponen tersebut dibuat sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Berikut komponen yang menjadi bagian dari sebuah sepeda gunung, yaitu :

43 49 (Gambar Komponen Sepeda Gunung) Sumber : Sacredrides.com 1. Handle Bar Handle bar atau biasa disebut dengan stang, adalah kemudi dari sebuah sepeda yang mencakup kontrol gigi transmisi dan rem depan-belakang. 2. Top Tube Top tube adalah bagian dari rangka sepeda bagian atas, yang bisa disesuaikan dengan postur tubuh pengendara agar nyaman digunakan. 3. Down Tube Down tube adalah bagian dari rangka sepeda yang melintang dari head set dan terhubung langsung dengan top tube, seat, dan ban sepeda. 4. Shifter Shifter adalah grupset pemindahan kontrol gigi transmisi sepeda, yang berguna untuk menggerakan front derailleur dan rear derailleur. 5. Handgrip

44 50 Handgrip adalah pembungkus handle bar yang biasanya terbuat dari bahan karet. Handgrip yang baik adalah yang tidak terlalu tebal maupun terlalu tipis, karena sangat berpengaruh terhadap kenyamanan bersepeda. 6. Brake Lever Brake lever adalah tuas rem bagian depan dan belakang. 7. Headset Headset adalah komponen yang termasuk ke dalam bagian depan frame yang didalamnya terdapat bearing yang berfungsi untuk menghubungkan fork dengan stem dan handle bar. 8. Stem Stem adalah bagian kendali sebuah sepeda yang menghubungkan handle bar, headset, dan fork. Biasanya stem tersedia dalam berbagai ukuran untuk suspensi depan yang panjang (travel), yang berkisar antara 100mm-180mm sesuai dengan jenis sepedanya. 9. Sadle Sadle adalah tempat duduk pengendara. Biasanya untuk sepeda gunung memiliki ukuran yang lebih tebal dibandingkan dengan sepeda lain. 10. Seat Post Seat post adalah dudukan sadle yang menjadi penghubung dengan rangka sepeda. Posisi vertikal bisa disesuaikan dengan kenyamanan pengendara. 11. Seat Stay Seat stay adalah bagian belakang rangka sepeda. Biasanya berupa swing arms yang terhubung dengan rangka yang menggunakan suspensi belakang. 12. Pedals Pedals adalah komponen untuk memutar bottom bracket dan crankset sehingga sepeda dapat bergerak ketika dikayuh. 13. Crankset

45 51 Crankset adalah lengan yang menghubungkan pedals dengan chain rings. 14. Chain Rings Chain rings adalah transmisi gigi depan yang berfungsi untuk menghubungkan rantai dengan crankset. 15. Chain Chain adalah komponen yang sangat vital dari bagian sepeda, karena fungsinya untuk menghubungkan crankset dan chain rings dengan komponen roda belakang, sehingga sepeda dapat melaju saat dikayuh. 16. Idler Pulley Idler pulley adalah bagian dari rear derailleur yang berupa gear kecil disertai tension yang berfungsi agar rantai tetap lurus dan tidak mengendur. 17. Front Derailleur Front derailleur adalah komponen vital pada sepeda gunung, yang berfungsi untuk mengatur perpindahan gigi depan dan langsung terhubung dengan shifter. 18. Rear Derailleur Rear derailleur adalah komponen vital pada sepeda gunung yang berfungsi mengatur perpindahan gigi belakang dan langsung terhubung dengan shifter. 19. Rims Rims adalah komponen vital pada sepeda yang berfungsi sebagai rangka ban sepeda, atau yang biasa disebut dengan velg sepeda. 20. Tire Tire adalah komponen vital pada sepeda untuk memudahkan sepeda melaju dengan baik. Tire atau ban terbuat dari karet ukuran dan jenisnya pun beragam sesuai dengan kebutuhan. 21. Front Fork Front fork adalah suspensi bagian depan yang berfungsi menghubungkan roda depan dengan handle bar. 22. Master Diskbrake

46 52 Master diskbrake adalah rumah bagi kampas rem, yang merupakan komponen vital yang berfungsi untuk melakukan pengereman saat berkendara. 23. Diskbrake Disbrake adalah sebuah piringan cakram yang terhubung dengan roda depan dan belakang. 24. Spokes Spokes adalah jari-jari roda yang menghubungkan Hub dengan Rims. 25. Hub Hub adalah komponen vital yang terletak di tengah roda, untuk menghubungkan spokes dengan rims Dimensi Sepeda Gunung Setiap jenis sepeda pasti memiliki dimensi yang berbeda-beda. Ukuran sepeda yang tepat akan menentukan kenyamanan pengendaranya. Semahal dan secanggih apapun teknologi sepeda yang dimiliki, jika ukurannya tidak pas dengan postur tubuh penggunanya, justru akan membuat penggunanya menjadi kurang nyaman dan tidak efisien. Menentukan dimensi sepeda berbeda dari kendaraan lainnya, karena dimensi sepeda menggunakan satuan huruf dan angka. Faktor yang paling berpengaruh dalam menentukan dimensi sepeda adalah tinggi badan manusia. Karena ukuran frame sepeda didesain sesuai dengan postur tubuh manusia. Semakin tinggi dan berat tubuh manusia semakin besar pula ukuran frame sepeda yang harus digunakan, begitu pula sebaliknya. Berikut adalah tabel ukuran frame sepeda gunung yang dianjurkan sesuai dengan ukuran tubuh penggunanya :

47 53 (Tabel 2.1. Ukuran frame berdasarkan tinggi badan) Sumber : Ebicycles.com Untuk menentukan ukuran frame yang sesuai dengan tubuh penggunanya, kita hanya perlu mencocokan tinggi badan dengan ukuran frame sesuai tabel diatas. Jika tinggi badan berkisar antara cm maka frame yang sesuai adalah ukuran 14 atau yang biasa disebut Extra Small (XS). Jika tinggi badan berkisar antara cm maka frame yang sesuai adalah ukuran 16 atau yang biasa disebut Small (S). Jika tinggi badan berkisar antara cm maka frame yang sesuai adalah ukuran 18 atau yang biasa disebut Medium (M), dan seterusnya. Berikut adalah ukuran frame sepeda gunung berdasarkan jenisnya : 1. Cross Country (XC)

48 54 (Gambar Ukuran frame sepeda Cross Country) 2. All mountain (AM) Sumber : United Bike. (Gambar Ukuran frame sepeda All Mountain) 3. Free Ride (FR) Sumber : United Bike.

49 55 4. Downhill (DH) (Gambar Ukuran frame sepeda Free Ride) Sumber : United Bike. (Gambar Ukuran frame sepeda Downhill) 5. Dirt Jump (DJ) Sumber : United Bike.

50 56 (Gambar Ukuran frame sepeda Dirt Jump) Sumber : United Bike. Setelah menentukan ukuran frame sepeda, hal yang selanjutnya harus diperhatikan adalah menentukan ukuran rim (velg) dan ban sepeda. Ukuran rim sepeda saat ini berkisar antara 26 inchi, 27.5 inchi, dan yang paling besar 29 inchi. Ukuran 26 inchi adalah ukuran standar yang biasa digunakan oleh produsen sepeda gunung. Ukuran 27.5 inchi merupakan 3% lebih besar dari ukuran 26 inchi, sedangkan ukuran 29 inchi merupakan 11% lebih besar dari ukuran 27.5 inchi. (Gambar Ukuran standar rim sepeda) Sumber : Bikestreak.com

51 57 Memilih ukuran ban sepeda yang tepat dapat dilihat dari medan dan jenis sepeda yang digunakan. Untuk mengukurnya yang perlu diperhatikan adalah lebar tapak ban. Tipe ban sepeda gunung rata rata dibagi dalam 3 kategori umum, yaitu Cross Country (XC), All Mountain (AM) dan Downhill (DH). Ban sepeda Cross Country memiliki ukuran paling standar dan paling kecil, dimulai dari inch. Sedangkan ban sepeda All Mountain memerlukan ukuran yang lebih lebar, karena sepeda jenis ini didesain khusus untuk medan yang lebih berat dari jenis Cross Country, yaitu sekitar 2.1 inch atau lebih. Ban sepeda Downhill memiliki ukuran yang lebih lebar, berkisar antara inchi. Karena didesain khusus unutuk medan yang sangat berat sehingga memerlukan ukuran yang lebih besar. Berikut adalah ukuran ban rata-rata yang dibuat oleh produsen ban sepeda gunung : Brand Cross Country (XC) All Mountain (AM) Downhill (DH) WTB Panaracer Maxxis Michelin (Tabel 2.2. Ukuran standar ban sepeda gunung) 2.6 Tinjauan Umum Permasalahan Interior Tinjauan Karakteristik Garis dan Bentuk 1. Garis Garis merupakan suatu bentuk yang berukuran kecil tetapi memanjang, terbentuk dari kumpulan titik yang saling terhubung. Karakter garis merupakan bahasa rupa dari unsur garis, baik untuk garis nyata maupun garis semu. Bahasa garis ini sangat penting untuk menciptakan karakter yang diinginkan. Berikut ini adalah beberapa karakter garis tersebut (Sadjiman, 2005), yaitu : a. Garis Horizontal Garis horizontal adalah garis mendatar yang memberi karakter terkenal, damai, pasif dan kaku. Selain itu melambangkan ketenangan, kedamaian dan kemantaban.

52 58 b. Garis Vertikal Garis vertikal yaitu garis tegak ke atas yang mengasosiasikan benda-benda yang berdiri tegak lurus yang memberikan karakter keseimbangan, megah, kuat, tetapi statis, kaku. Selain itu melambangkan kestabilan, keseimbangan, kemegahan, kekuatan, kejujuran, dan kemashuran. c. Garis Diagonal Garis diagonal yaitu garis miring kekanan atau kekiri yang mengasosiasikan keadaan yang tak seimbang dan menimbulkkan gerakan seakan-akan jatuh. Garis diagonal memberikan karakter bergerak, dinamik, tak seimbang, gerak gesit, dan lincah. Selain itu melambangkan kedinamisan, kegesitan, dan kelincahan. d. Garis Zig-zag Garis zig-zag yaitu garis lurus patah-patah bersudut runcing yang dibuat dengan gerakan naik turun secara cepat spontan merupakan gabungan dari garis-garis vertikal dan diagonal. Garis zig-zag memberi karakter gairah, semangat, bahaya, mengerikan. Selain itu melambangkan gerak semangat, kegairahan, dan bahaya. e. Garis Lengkung Garis lengkung meliputi lengkung mengapung, lengkung kubah, dan lengkung busur yang memberi karakter ringan, dinamis, kuat. Selain itu melambangkan kemegahan, kekuatan dan kedinamikaan. f. Garis Lengkung S Garis lengkung S atau garis lemah gemulai merupakan garis lengkung majemuk atau lengkung ganda. Garis ini dibuat dengan gerakan melengkung ke berbagai arah yang mengesankan gerakan indah. Garis lengkung S memberi karakter indah, dinamis, luwes. Selain itu melambangkan keindahan, kedinamisan, dan keluwesan.

53 59 (Gambar Karakteristik Garis) Sumber : Sadjiman, Bentuk Bentuk adalah wujud, rupa, bangun atau gambaran tentang apa saja yang ada di alam termasuk karya seni atau desain yang dapat disederhanakan menjadi, titik, garis, dan bidang (Sadjiman, 2005). Bentuk merupakan sebuah istilah yang memiliki beberapa pengertian. Dalam seni dan perancangan, istilah bentuk seringkali digunakan untuk menggambarkan struktur formal dari sebuah pekerjaan yaitu cara dalam menyusun dan mengkoordinasi unsurunsur dan bagian-bagian dari suatu komposisi untuk menghasilkan suatu gambaran nyata. Pada umunya bentuk dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu : a. Bentuk Beraturan (Geometris) Bentuk Geometris yaitu objek yang mempunyai bentuk seperti : Bentuk Kubistik Obyek yang mempunyai bentuk dasar piramida, kubus, balok, prisma dan limas. Bentuk Silindris Obyek yang mempunyai bentuk dasar tabung dan kerucut. Bentuk Bola Obyek yang mempunyai bentuk dasar bulat seperti bola.

54 60 b. Bentuk Tak Beraturan (Non-Geometris) Bentuk Non-Geometris yaitu objek yang bentuknya tidak beraturan, yang biasanya terbentuk secara alami. Bentuk yang paling penting adalah wujud-wujud dasar seperti lingkaran, segitiga, dan bujursangkar dengan definisi sebagai berikut (Ching, 2000) : a. Lingkaran Lingkaran merupakan sekumpulan titik yang tersusun dengan jarak dan ukuran yang sama dan seimbang. Lingkaran merupakan sesuatu yang terpusat, terarah dan umumnya bersifat stabil. (Gambar Contoh Bentuk Lingkaran) Sumber : Krier, b. Segitiga Segitiga merupakan sebuah bidang datar yang mempunyai tiga buah sudut, yang apabila terletak pada salah satu sisinya, segitiga merupakan bentuk yang sangat stabil. Namun jika terletak pada posisi yang kurang tepat maka bentuknya akan terlihat tidak stabil. (Gambar Contoh Bentuk Segitiga) Sumber : Krier, 2001.

55 61 c. Bujursangkar Bujursangkar merupakan sebuah bidang datar yang mempunyai empat buah sisi yang sama panjang yang membentuk sudut siku. Bentuk ini merupakan bentuk yang statis dan netral karena memiliki sudut dan sisi yang sama panjang jika dilihat dari arah manapun. (Gambar Contoh Bentuk Bujursangkar) Sumber : Krier, Dari bentuk-bentuk dasar tersebut dapat dikembangkan kembali menjadi suatu bentuk yang memiliki ruang. Lingkaran dapat menjadi bentuk bola dan silinder, segitiga dapat menjadi bentuk kerucut dan piramida, sedangkan bujursangkar dapat menjadi bentuk kubus. Berikut adalah karakteristik dari masing-masing bentuk tersebut, yaitu : a. Bola Bola merupakan bentuk tiga dimensi yang dihasilkan oleh bentuk lingkaran yang saling berputar dengan titik tengahnya sebagai pusatnya. Bola merupakan bentuk yang kurang stabil jika diletakkan pada bidang datar ataupun miring. (Gambar Bentuk Bola) Sumber : Gambarmewarnai.com.

56 62 b. Silinder Silinder merupakan bentuk tiga dimensi yang dihasilkan oleh bentuk lingkaran dan segi empat yang mengelilingi lingkaran tersebut. Silinder merupakan bentuk yang stabil jika permukaan lingkaran diletakkan sebagai dasarnya, namun jika permukaan segi empat yang menjadi dasarnya, silinder akan menjadi kurang stabil. (Gambar Bentuk Silinder) Sumber : Gambarmewarnai.com. c. Kerucut Kerucut merupakan bentuk tiga dimensi yang dihasilkan oleh bentuk lingkaran dan segitiga yang mengelilingi lingkaran tersebut. Kerucut merupakan bentuk yang stabil jika permukaan lingkaran menjadi dasarnya namun jika permukaan segitiga yang menjadi dasarnya, kerucut akan menjadi kurang stabil. (Gambar Bentuk Kerucut) Sumber : Gambarmewarnai.com. d. Piramida Piramida merupakan bentuk tiga dimensi yang dihasilkan oleh bentuk segi empat dan segi tiga yang mengelilingi segi empat tersebut. Piramida merupakan bentuk yang stabil jika

57 63 permukaan segi empat ataupun segi tiga yang menjadi dasarnya. (Gambar Bentuk Piramida) Sumber : Gambarmewarnai.com. e. Kubus Kubus merupakan bentuk tiga dimensi yang dihasilkan oleh bentuk segi empat yang berukuran sama dan saling berhadapan membentuk sudut siku. Kubus merupakan bentuk yang sangat stabil jika diletakkan pada bidang datar ataupun miring. (Gambar Bentuk Kubus) Sumber : Gambarmewarnai.com Tinjauan Furniture Furniture merupakan perangkat pengisi suatu interior yang berfungsi sebagai aksesoris pelengkap ruangan. Furniture biasa disebut juga dengan mebel. Mebel berasal dari kata movable, yang artinya bisa bergerak. Selain untuk pelengkap ruangan, furniture juga berfungsi untuk membantu memudahkan aktivitas manusia, yang disesuaikan dengan fungsi utamanya. Berikut adalah beberapa tipe atau klasifikasi furniture berdasarkan fungsinya, yaitu : 1. Loose Furniture

58 64 Loose furniture merupakan jenis furniture yang sangat umum dijumpai, karena furniture ini memiliki banyak bentuk dan dapat dipindahkan dengan mudah. 2. Built in Furniture Built in Furniture merupakan jenis furniture yang dibuat khusus untuk area tertentu dan bentuk tertentu. Biasanya furniture jenis ini tidak dapat dipindah lagi. Tujuannya agar dapat memaksimalkan fungsi ruang Tinjauan Material Interior 1. Lantai Lantai merupakan struktur dasar dari sebuah bangunan, yang berfungsi sebagai penutup bagian bawah bangunan. Selain itu, lantai juga berfungsi sebagai pendukung beban dan benda-benda yang berada diatasnya, seperti manusia, perabot, serta berbagai aktifitas lainnya, sehingga lantai dituntut agar selalu dapat memikul beban mati maupun beban hidup (Mangunwijaya, 1980 : 329). Berikut adalah syarat umum penggunaan material lantai (Ching, 2000), diantaranya : a. Aman, awet, kuat, tahan lembab, mudah dibersihkan. b. Sebagai penutup ruang bagian bawah dan mendukung beban yang ada di dalam ruang. 2. Dinding Dinding merupakan elemen pemisah antara ruangan yang satu dengan yang lainnya. Dinding juga dapat diartikan sebagai pembatas ruangan. Fungsi pembatas ruangan, pembatasan menyangkut penglihatan, sehingga manusia terlindung dari pandangan langsung, biasanya berhubungan dengan kepentingan kepentingan pribadi atau khusus (Mangunwijaya, 1980 : 339). Dinding dapat digolongkan menjadi tiga bagian, diantaranya : c. Dinding Eksterior

59 65 Dinding eksterior merupakan dinding yang berada di bagian luar ruangan, yang harus tahan terhadap perubahan cuaca. d. Dinding Interior Dinding interior merupakan dinding yang terletak di dalam ruangan. Dinding ini dapat dibuat permanen maupun tidak permanen seperti partisi, yang fungsi utamanya adalah sebagai pemisah ruangan. e. Dinding khusus Dinding khusus merupakan jenis dinding yang dibuat dengan fungsi khusus, seperti dinding kedap suara, dinding penahan beban, dan lain-lain. 3. Ceiling Istilah ceiling, langit-langit, atau plafond, berasal dari kata ceiling, yang berarti melindungi dengan suatu bidang penyekat sehingga terbentuk suatu ruang. Secara umum ceiling merupakan sebuah bidang atau permukaan yang terletak di atas garis pandang normal manusia, berfungsi sebagai pelindung lantai atau atap dan sekaligus sebagai pembentuk ruang dengan bidang yang ada dibawahnya. Fungsi ceiling memiliki berbagai kegunaan yang lebih besar dibandingkan dengan unsur-unsur pembentuk ruang yang lain, diantaranya : a. Pelindung kegiatan manusia di dalamnya. b. Sebagai pembentuk ruang. c. Menonjolkan konstruksi pada bangunan. d. Merupakan rongga untuk berbagai instalasi bangunan, seperti AC, kabel listrik, dan lain-lain Tinjauan Karakteristik Warna Warna adalah suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam mendesain sebuah ruangan atau bangunan. Karena warna dapat memberikan suasana yang berbeda-beda di setiap ruangan.

60 66 Berdasarkan jenisnya warna dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu : 1. Warna Primer Warna primer adalah warna dasar yang bukan merupakan campuran dari warna-warna lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, biru, dan kuning. 2. Warna Sekunder Warna sekunder adalah warna hasil pencampuran dari warnawarna primer dengan proporsi 1:1. Warna yang termasuk dalam warna sekunder adalah warna jingga merupakan hasil campuran warna merah dengan kuning, hijau merupakan campuran biru dan kuning, dan ungu merupakan campuran merah dan biru. 3. Warna Tersier Warna tersier adalah warna hasil pencampuran dari salah satu warna primer dengan satu warna sekunder. Warna yang termasuk dalam warna tersier adalah warna jingga kekuningan merupakan campuran kuning dan jingga, ungu kemerahan merupakan campuran ungu dan merah, ungu kebiruan merupakan campuran ungu dan biru, biru kehijauan atau tosca merupakan campuran biru dan hijau, hijau kekuningan merupakan campuran hijau dan kuning, dan jingga kekuningan merupakan campuran jingga dan kuning.. (Gambar Jenis-jenis Warna) Sumber : Moronir.blogspot.com Berikut adalah karakteristik dari setiap warna yang dapat diaplikasikan ke dalam interior (Sadjiman, 2005), yaitu : 1. Merah

61 67 Merah mengasosiasikan pada darah dan juga api. Karakter warna merah yaitu kuat, enerjik, marah, berani, bahaya, positif, agresif, merangsang, dan panas. Dibanding dengan warna lain, merah adalah warna paling kuat dan enerjik. Warna pertama yang digunakan pada seni primitif maupun klasik. 2. Kuning Kuning adalah warna emosional yang menggerakan energi dan kecerian, kejayaan, dan keindahan. Kuning emas melambangkan, keagungan, kemewahan, kejayaan, kemagahan, kemuliaan, dan kekuatan. Kuning sutera adalah warna marah, sehingga tidak begitu populer. Kuning tua dan kuning kehijau-hijauan mengasosiasikan sakit, penakut, iri, cemburu, bohong, dan luka. 3. Hijau Hijau mengasosiasikan pada hijaunya alam, tumbuh-tumbuhan, atau sesuatu yang hidup dan berkembang. Karakter warna hijau yaitu segar, muda, hidup, dan tumbuh. Dibandingkan dengan warna lain, warna hijau relatif lebih netral terhadap pengaruh emosinya. Hijau melambangkan kesuburan, kesetiaan, keabadian, kebangkitan, kesegaran, kemudahan, keremajaan, keyakinan, kepercayaan, keimanan, pengharapan, dan kesanggupan. 4. Biru Biru mengasosiasikan pada air, laut, langit, dan es. Karakter warna biru adalah dingin, pasif, melankolis, sayu, sedu, sedih, dan tenang. Lambang dari biru yaitu dihubungkan dengan langit tempat tinggal para Dewa yang maha tinggi, sehingga biru lambang keagunan, keyakinan, keteguhan iman, kesetiaan, kebenaran, kemurahan hati, kecerdasan dan perdamaian. 5. Ungu Ungu sering juga disamakan dengan violet, tetapi ungu lebih cenderung kemerahan. Sedangkan violet cenderung kebiruan. Karakter warna ungu adalah keangkuhan, kebesaran, dan kekayaan. 6. Jingga

62 68 Jingga mengasosiasikan pada awan jingga. Awan jingga terlihat pada pagi hari sebelum matahari terbit, menggambarkan gelap malam menuju terbit matahari, sehingga melambangkan kemerdekaan, anugerah, dan kehangatan. Karakter warna jingga adalah memberi dorongan, merdeka, anugerah, dan bahaya. 7. Coklat Coklat mengasosiasikan pada tanah, warna tanah, atau warna natural. Karakter warna coklat adalah kedekatan hati, sopan, arif, bijaksana, hemat, hormat, tetapi sedikit terasa kurang bersih atau tidak cemerlang karena warna ini berasal dari percampuran tiga warna tersier. Lambang dari coklat yaitu kesopanan, kearifan, kebijaksanaan dan kehormatan. 8. Putih Putih mengasosiasikan pada es atau salju. Karakter dari warna putih adalah positif, cerah, tegas dan mengalah. Sedangkan lambang dari warna ini yaitu sinar kesucian, kemurnian, kekanakkanakan, kejujuran, ketulusan, kedamaian, ketentraman, kebenaran, kesopanan, keadaan tak bersalah, dan kelembutan. 9. Hitam Hitam mengasosiasikan kegelapan, kesengsaraan, bencana, perkabungan, kebodohan, misteri, ketiadaan dan keputusan. Lambang dari warna ini adalah kesedihan, malapetaka, esuraman, kemurungan, bahkan kematian, teror, kejahatan, keburukan ilmu sihir, kedurjanaan, kesalahan, kekejaman, kebusukan, dan rahasia. Hitam memang misterius, karena hitam yang berdiri sendiri memiliki watak-watak buruk, tetapi jika dikombinasi dengan warna-warna lain hitam akan merubah total wataknya. Sebagai latar belakang warna, hitam mengasosiasikan kuat, tajam, formal, dan bijaksana. Hitam dipergunakan bersama-sama putih mempunyai makna kemanusiaan, resolusi, tenang, sopan, keadaan mendalam, kebijaksanaan. 10. Abu-abu Abu-abu mengasosiasikan suasana suram, mendung, kelabu, dan tidak ada cahaya bersinar. Abu-abu berasal dari campuran antara

63 69 hitam dan putih. Pengaruh emosinya berkurang dari putih, tetapi terbebas dari tekanan berat warna hitam, sehingga karakternya lebih menyenangkan. Cocok untuk latar belakang semua warna, terutama untuk warna-warna pokok merah, biru dan kuning. Lambang dari warna ini yaitu ketenangan, kebijaksanaan, mengalah, kerendahan hati, tetapi simbul turun tahta, juga suasana kelabu dan ragu-ragu Tinjauan Sistem Pencahayaan Pencahayaan pada sebuah ruangan memainkan peran penting untuk menciptakan suasana yang aman dan nyaman yang berkaitan dengan produktivitas manusia. Adanya cahaya pada lingkungan ruang dalam bertujuan menyinari berbagai bentuk elemen-elemen yang ada di dalam ruang, sehingga ruangan menjadi teramati dan dapat dirasakan suasana visualnya (Honggowidjaja S.P, 2003). Berdasarkan sumber dan fungsinya, pencahayaan dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu : 1. Pencahayaan Alami Cahaya alami bersumber dari cahaya matahari, yang masuk melalui celah atau jedela untuk menerangi suatu ruangan. Penggunaan cahaya matahari tentu memiliki banyak keuntungan diantaranya dapat menghemat penggunaan listrik, selain itu sifatnya yang fleksibel dapat dipantulkan kemana saja, serta menjadi penghangat ruangan yang alami. 2. Pencahayaan Buatan Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain cahaya matahari. Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan sulit dicapai oleh cahaya matahari atau saat cahaya matahari tidak mencukupi. Tujuan cahaya buatan adalah untuk membantu aktivitas manusia disaat membutuhkan penerangan khusus Tinjauan Sistem Penghawaan Penghawaan atau tata udara untuk ruang umum juga penting untuk diperhatikan. Fungsi dari tata udara adalah untuk mempertahankan suhu dan

64 70 kelembaban dalam ruangan, sehingga terciptanya kenyamanan di dalam bangunan. Adapun sistem penghawaan dibagi menjadi dua macam, yaitu : 1. Penghawaan Alami Penghawaan atau tata udara alami mengharuskan bangunan banyak memberikan bukaan, sehingga udara segar dapat mengalir atau bertukar dengan baik, baik berupa jendela maupun ventilasi. 2. Penghawaan Buatan Penghawaan atau tata udara buatan digunakan untuk mempertahankan suhu dan kelembaban di dalam ruangan, dengan cara menyerap panas yang ada di dalam ruangan dan menggantinya dengan udara dengan suhu yang dapat memberikan kenyamanan. Penghawaan buatan dapat dibagi menjadi dua, yaitu mekanik dan non mekanik. Penghawaan mekanik biasanya menggunakan kipas angin, exhaust fan, dan inhaust fan. Sedangkan untuk penghawaan non mekamik berupa penggunaan AC (Air Conditioner) Tinjauan Sistem Akustik Ruang Akustik dapat diartikan sebagai sesuatu yang terkait dengan bunyi atau suara. Menurut Shadily, (1987), akustik berasal dari bahasa Inggris yaitu acoustics, yang berarti ilmu suara atau ilmu bunyi. Menurut Halme, (1990), menyebutkan akustik merupakan suatu ilmu dan merupakan pertimbangan pertama untuk mendapatkan lingkungan suara yang nyaman. Tata Akustik merupakan pengolahan tata suara pada suatu ruang untuk menghasilkan kualitas suara yang nyaman untuk dinikmati, merupakan unsur penunjang terhadap keberhasilan desain yang baik karena pengaruhnya sangat luas dan dapat menimbulkan efek fisik dan emosional dalam ruang sehingga seseorang akan mampu merasakan kesan tertentu. Bunyi di dalam suatu ruangan memiliki beberapa karakteristik tertentu, diantaranya adalah : 1. Refleksi Bunyi (Pemantulan Bunyi) Bunyi yang dipancarkan akan memantul apabila mengenai suatu permukaan sebelum sampai ke telinga pendengar. Pemantulan

65 71 dapat diakibatkan oleh bentuk ruang maupun bahan pelapis permukaannya (Mills, 1986). Permukaan pemantul yang cembung akan menyebarkan gelombang bunyi, namun sebaliknya jika permukaan pemantul yang cekung akan mengumpulkan bunyi ke satu titik pusat. 2. Absorbsi Bunyi (Penyerapan Bunyi) Jika bunyi yang mengenai permukaan yang lembut atau berpori akan menyebabkan bunyi terserap olehnya, sehingga permukaan tersebut disebut penyerap bunyi (Doelle, 1990). Adapun yang menunjang penyerapan bunyi berupa lapisan permukaan dinding, lantai, ceiling, dan apa yang berada di dalam ruangan tersebut. 3. Difusi Bunyi (Penyebaran Bunyi) Bunyi yang dipancarkan dapat menyebar ke segala arah. Diffusi terjadi karena kedalaman permukaan material yang seimbang dengan panjang gelombang suara. 4. Difraksi Bunyi (Pembelokan Bunyi) Difraksi bunyi merupakan gejala akustik yang menyebabkan gelombang bunyi dibelokkan atau dihamburkan di sekitar penghalang bunyi, seperti sudut ruang, kolom, dan tembok Tinjauan Sistem Keamanan dan Signage 1. Sistem Keamanan Sistem keamanan merupakan hal yang penting diperhatikan guna untuk melindungi benda koleksi, peralatan, pegawai, dan pengunjung dari hal yang merugikan. Tujuannya untuk memberi keamanan dan kenyamanan baik kepada pegawai maupun kepada pengunjung yang datang. Pengamanan yang dapat dilakukan untuk melindungi berbagai hal didalamnya dapat dilakukan dengan cara: a. Pengamanan Umum

66 72 Untuk menjamin keamanan benda-benda koleksi, dapat dilakukan pengawasan oleh para petugas dan pegawai yang menjaga area yang membutuhkan pengamanan tinggi. b. Pengamanan terhadap Pencurian dan Perusakan Benda-benda koleksi di ruang pamer dapat diletakkan di dalam vitrine. Perlu memasang sensor untuk pemberitahuan bila ada kaca yang pecah. CCTV, memiliki hasil rekaman gambar pada setiap bagian ruangan yang perlu pengawasan. Heavy Duty Door Contact, sejenis sensor yang dipasang untuk memproteksi pintu dan jendela yang terbuat dari besi/logam. Shock sensor/vibration sensor, alat ini baru bereaksi setelah terjadi proses perusakan pada benda atau bidang yang diproteksinya. Kontak magnetik, alat ini akan bekerja jika jendela, pintu atau vitrin rusak, maka alarm akan berbunyi. c. Pengamanan terhadap Kebakaran Memiliki alat pendeteksi panas (thermal detector). Memiliki alat pendeteksi asap (smoke detector). Emergency Lighting and Fixture. Menggunakan material yang tidak mudah terbakar. Memiliki sistem penyemprotan darurat (sprinkler). Memiliki tabung pemadam api (portable fire extingusher). 2. Signage Signage merupakan petunjuk yang dibuat khusus untuk memberi informasi bagi para pengunjung. Tujuannya adalah agar pengunjung dapat mengetahui petunjuk dalam memperoleh informasi yang diinginkan dengan jelas.

67 73 Untuk memudahkan hal ini, signage perlu dibuat dengan jelas, mudah dibaca, dan dimengerti oleh pengunjung, serta ditempatkan di posisi yang sesuai. Berdasarkan fungsinya, terdapat beberapa jenis signage, yaitu : a. Tanda Petunjuk Arah Berguna untuk mengarahkan pengunjung menuju ke suatu tempat seperti ruangan atau fasilitas lainnya. b. Tanda Pengenal Berguna untuk membedakan antara suatu objek dengan objek lainnya. c. Tanda Larangan Bertujuan untuk menginformasikan apa yang tidak boleh dilakukan atau dituju. d. Tanda Pemberitahuan Resmi Menunjukkan informasi tentang pemberitahuan resmi dan agar tidak dikacaukan dengan tanda-tanda petunjuk. 2.7 Tinjauan Khusus (Data Survei) Beecy Bikes & Beans Beecy Bikes & Beans adalah sebuah coffee shop dengan tema bike shop pertama di Indonesia yang terletak di wilayah Jakarta Selatan. Karena tidak seperti cafe pada umumnya, tempat yang dapat menampung sekitar 80 orang ini juga menjual dan menampilkan beberapa jenis sepeda lipat beserta aksesorisnya. Beecy Bikes & Beans ini resmi dibuka pada bulan Desember tahun Pendirinya tidak hanya oleh satu orang saja, namun dari beberapa orang dengan profesi yang berbeda-beda yang sama-sama menyukai sepeda dan kopi. Salah satunya adalah Mada Mubina, yang juga menjadi ketua Sepeda Lipat se-indonesia (Indonesia folding bike). Tujuan berdirinya cafe ini tidak hanya untuk masyarakat yang sekedar menikmati makanan dan minuman saja, namun juga untuk memanjakan para penggemar sepeda. Makanan dan minuman yang ditawarkan tergolong

68 74 ringan, hanya berupa teh, kopi, jus, pasta, dan beberapa snack. Alasannya, untuk para pesepeda yang datang bisa beristirahat sejenak sambil menikmati makanan dan minuman yang dapat memberikan energi sebelum melakukan aktifitasnya. Selain itu, pengunjung juga dapat memperbaiki dan berkonsultasi mengenai sepeda, karena disediakan juga fasilitas yang dapat menunjang kebutuhan para pesepeda Lokasi Beecy Bikes & Beans Beecy Bikes & Bean ini berlokasi di jalan Dharmawangsa Raya no.10, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, sekitar 200 meter dari jalan Panglima Polim Raya. (Gambar Lokasi Beccy Bikes & Beans) Sumber : Google Maps Fasilitas Beecy Bikes & Beans Berikut adalah beberapa fasilitas yang disediakan oleh Beecy Bikes & Beans, yaitu : 1. Cafe 2. Galeri sepeda lipat 1. Bengkel (Workshop area) 2. Merchandising store 3. Indoor & outdoor area 4. Toilet Desain Beecy Bikes & Beans

69 75 Konsep desain Beecy Bikes & Beans berasal dari moto cafe ini sendiri, yaitu Beecy Trilogy get ride, get espresso, get awesome, yang melambangkan tiga buah pilar yang terdiri dari bengkel sepeda, bikes shop, dan coffee shop yang digabungkan menjadi suatu kesatuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat urban saat ini. Sehingga tempat ini bisa juga disebut sebagai one stop shopping dan one stop culinary. (Gambar Konsep Beecy Trilogy) Sumber : Dokumentasi Pribadi. Arsitekturnya menggunakan bangunan bekas rumah dua lantai yang dimodifikasi menjadi sebuah cafe. Tema desain yang digunakan adalah tema industrial vintage dengan berbagai aksesoris sepeda dan beberapa bentuk grafis yang menghiasi interiornya. Hal ini terlihat dari penggunaan material pada furniture yang terbuat dari kayu dan besi finishing cat hitam, dinding dan lantai concrete, ceiling yang memperlihatkan jalur kabel, serta beberapa hiasan dinding yang bertemakan vintage. (Gambar Tampak Depan Beecy Bikes & Beans) Sumber : Dokumentasi Pribadi.

70 76 Saat pertama kali masuk, kita akan melihat bagian bengkel (workshop) di sebelah kiri pintu masuknya, sedangkan disebelah kanan pintu masuk terdapat meja kasir dan bar yang menjadi satu. Area bengkel memang tidak terlalu besar, hanya cukup untuk menampung satu sepeda saja, dengan sebuah rak yang tergantung untuk meletakkan alat-alat perlengkapan. Hal ini terlihat cukup berantakan karena kurangnya tempat penyimpanan. Di area bar dan kasir, juga tidak terlalu besar, hanya terdapat sebuah mesin kopi yang cukup besar, dengan sebuah rak yang gantung untuk meletakkan gelas dan perlengkapan pembuat kopi, namun tidak terlihat berantakan karena disusun dengan rapih. (Gambar Bengkel dan meja bar) Sumber : Dokumentasi Pribadi. Kemudian terdapat ruang yang memanjang untuk tempat duduk dan lemari besar untuk memajang berbagai produk sepeda beserta aksesorisnya. Area duduknya hanya berupa sofa panjang dilengkapi dengan meja bundar dan sebuah kursi yang diletakkan cukup berdekatan satu sama lain. Hal ini untuk memungkinkan menggeser beberapa meja menjadi satu. Namun dari sisi ergonomis, hal ini kurang baik, karena akan membuat area duduk menjadi sempit dan kurang nyaman. Lemari untuk memajang produk dan aksesoris sepeda cukup besar, karena tersedia di sepanjang lorong dan tinggi sampai ke ceiling. Hal ini cukup menarik untuk dilihat karena produknya ditata dengan baik.

71 77 (Gambar Area duduk dan lemari pajangan) Sumber : Dokumentasi Pribadi. Di lantai dua, area makan terlihat lebih besar, dengan sebuah lemari untuk meletakkan aksesoris sepeda, beberapa meja makan besar, dan dua credenza untuk meletakkan produk sepeda beserta aksesorisnya. Selain itu terdapat akses untuk menuju toilet dan dapur, serta menuju area outdoor. (Gambar Area makan lantai dua) Sumber : Dokumentasi Pribadi. Pada bagian dindingnya, terdapat lukisan grafis yang menggambarkan proses melipat sepeda dari posisi terlipat hingga posisi diap untuk dikendarai. Hal ini untuk menunjukkan cara melipat sepeda yang baik dan benar. Selain itu terdapat dua credenza untuk meletakkan koleksi sepeda lipat milik owner cafe ini. Salah satu sepeda yang menjadi primadona adalah sepeda lipat yang berlapis emas murni 12 karat.

72 78 (Gambar Lukisan grafis dan sepeda lipat emas) Sumber : Dokumentasi Pribadi. Furniture yang digunakan masih sama seperti di lantai satu, namun ada sebuah meja dengan kursi yang berbeda-beda, yang tampak seperti kursi zaman dahulu, lengkap dengan hiasan berupa lampu meja dan lukisan tua untuk mendukung kesan vintage. Meja tersebut bersebelahan dengan pintu kaca menuju area outdoor, tempat untuk pengunjung yang merokok. (Gambar Meja makan dan area outdoor) Sumber : Dokumentasi Pribadi Analisa SWOT Beecy Bikes & Beans 1. Strength Merupakan tempat pertama di Indonesia yang menyediakan coffee shop dengan tema sepeda. Memiliki fasilitas untuk service sepeda, cafe, dan retail untuk menjual sepeda dan aksesorisnya. Harga yang ditawarkan cukup terjangkau. 2. Weakness Memiliki luas area yang terbatas.

73 79 Tidak memiliki cukup area penyimpanan. Lokasinya yang sulit terlihat karena tidak memiliki tanda yang jelas. 3. Opportunity Adanya kesempatan yang besar untuk berkembang karena disediakan tempat dengan fasilitas yang menunjang kebutuhan para pesepeda, baik untuk sekedar konsultasi, memperbaiki sepedanya, maupun menikmati hidangan yang tersedia. 4. Thread Akan hadir banyak tempat yang serupa dengan Beecy Bikes & Beans ini untuk memnuhi kebutuhan khususnya para pesepeda Build A Bike Alam Sutera Build A Bike dari United Bike ini adalah sebuah showroom sepeda yang khusus menjual produk sepeda dari United Bike beserta dengan berbagai aksesorisnya. United Bike sendiri adalah salah satu produsen terbesar di Indonesia yang menjual produk sepeda asli buatan Indonesia yang telah berdiri sejak tahun Saat ini United Bike telah mendirikan beberapa showroom sepeda yang tersebar di tidak hanya di kota-kota besar di Indonesia saja melainkan hingga sampai ke luar negeri. Salah satunya adalah Build A Bike Alam Sutera, yang telah tercatat sebagai showroom sepeda terbesar di Asia Tenggara. Tujuan berdirinya showroom ini adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan bersepeda, yang tidak hanya menjual produk dan aksesoris sepeda saja namun menyediakan beberapa fasilitas khusus untuk para pesepeda atau komunitas sepeda. Showroom yang diresmikan langsung oleh Direktur United Bike Henry Mulyadi pada September 2014 lalu, dibangun dengan latar belakang melihat kondisi global warming yang semakin

74 80 mengkhawatirkan, serta ingin menumbuhkan rasa kesadaran masyarakat Indonesia untuk peduli menjaga lingkungan. Keseluruhan bangunannya adalah milik United Bike sendiri. Gedung berlantai enam yang baru diresmikan pada September 2014 ini terbilang masih sangat baru, sehingga belum sepenuhnya beroperasi. Saat ini baru hanya lantai dasar dan lantai enam saja yang beroperasi. Pada lantai dasar terdapat showroom sepeda, bengkel sepeda, dan kamar mandi. Di lantai dua direncanakan akan dibuat showroom sepeda juga untuk menambah kapasitas koleksi yang dibutuhkan, serta akan dibuat area cafe dan resto yang disewakan untuk siapa saja yang ingin menyewanya. Di lantai tiga hingga lima direncanakan untuk dibuat kantor United Bike itu sendiri. Karena dari pihak United Bike sendiri akan berencana untuk memindahkan kantor pusatnya yang terletak di wilayah Slipi, Jakarta Barat ke wilayah Alam sutera ini. Sedangkan di Lantai enam telah dibuat wedding area, yang disewakan untuk siapa saja yang ingin menikah di sana Lokasi Build A Bike Alam Sutera Build A Bike Alam Sutera ini berlokasi di Boulevard Alam Sutera no. 12 A, Alam Sutera, Tangerang. Terletak di dekat rumah sakit Omni International, pusat kuliner di Alam Sutera, serta berseberangan dengan Mall Living World Alam Sutera. (Gambar Lokasi Build A Bike Alam Sutera) Sumber : Google Maps.

75 Fasilitas Build A Bike Alam Sutera Berikut adalah beberapa fasilitas yang disediakan oleh Build A Bike Alam Sutera, yaitu : 1. Showroom sepeda 2. Bengkel (Workshop area) 3. Tempat pencucian sepeda 4. Kamar mandi 5. Cafe 6. Coffee & tea break 7. Office area 8. Wedding area 9. Parking area Desain Build A Bike Alam Sutera Konsep desain Build A Bike Alam Sutera ini mengambil makna dari kata Build A Bike itu sendiri, yang berarti membuat sepeda yang diinginkan. Karena rumah sepeda ini diharapkan mampu menjadi sebuah wadah penyaluran ekspresi bagi masyarakat dan para pecinta sepeda. (Gambar Tampak depan Build A Bike Alam Sutera) Sumber : Dokumentasi Pribadi. Tema desain yang digunakan adalah industrial modern. Hal ini terlihat dari penggunaan material yang mengandung unsur kayu dan besi dan bentuk-bentuk furniture yang geometris. Saat memasuki

76 82 bagian showroom, kita akan langsung melihat deretan sepeda yang ditampilkan baik di sisi kiri maupun di sisi kanan. Di sisi kiri terdapat display sepeda, suku cadang sepeda, serta bengkel, tempat cuci sepeda, dan tangga menuju lantai dua. Sedangkan di sisi kanan terdapat area kasir, tempat display sepeda, aksesoris sepeda, serta parts sepeda. (Gambar Bagian sisi kiri Showroom) Sumber : Dokumentasi Pribadi. (Gambar Bagian sisi kanan Showroom) Sumber : Dokumentasi Pribadi. Showroom yang memiliki luas 600m 2 ini, memiliki banyak koleksi sepeda beserta aksesorisnya. Dilihat dari cara penataannya yang rapih dan teratur membuat pengunjung merasa nyaman saat mengunjungi showroom ini. Sepeda-sepeda ini ditata sesuai dengan jenis dan tipenya masing-masing. Untuk membedakannya diberi tanda pada bagian lantai menggunakan tulisan dan warna sesuai dengan nama produknya.

77 83 (Gambar Bagian tanda pada lantai) Sumber : Dokumentasi Pribadi. Di bagian sisi kiri terdapat area service untuk bengkel dan tempat mencuci sepeda. Kedua area ini diletakkan secara bersebelahan untuk memudahkan para montir memperbaiki sekaligus mencuci sepeda. Area bengkel ini berukuran cukup besar yang dapat menampung sekitar tiga sepeda. Dilengkapi dengan lemari dan rak untuk menyimpan peralatan dan suku cadang sepeda. Semua peralatannya ditata dengan baik dan teratur, sehingga memudahkan para montir untuk mencari alat yang akan digunakan. Sedangkan area cuci hanya dapat menampung satu sepeda saja. Dilengkapi dengan semprotan bertekanan untuk memudahkan dalam membersihkan sepeda. Namun area cuci ini tidak memiliki pintu, hanya ditutup dengan terpal plastik saja, sehingga dapat memungkinkan air merembes keluar. (Gambar Area bengkel dan cuci sepeda) Sumber : Dokumentasi Pribadi. Di bagian belakang showroom, terdapat rak besar berbentuk segienam seperti sarang lebah untuk tempat display sepeda, yang pada bagian dasarnya terdapat lampu yang menyala untuk menerangi

78 84 produk. Begitu juga dengan bentuk lampu pada bagian exposed ceiling yang berbentuk segienam. Hal inilah yang membuat tempat ini tampak berkesan modern. (Gambar Rak dan lampu segienam) Sumber : Dokumentasi Pribadi. Di bagian kanan showroom terdapat area untuk aksesoris dan parts sepeda, seperti helm, baju, sepatu, sarung tangan, tas, frame, saddle, rim, dan lain-lain. Selain itu juga terdapat meja kasir yang juga memiliki lemari kaca untuk tempat display berbagai parts sepeda. Semua tersusun dengan rapih sehingga memudahkan pengunjung mencari produk yang diinginkan. (Gambar Lemari parts dan aksesoris sepeda) Sumber : Dokumentasi Pribadi. (Gambar Rak parts sepeda) Sumber : Dokumentasi Pribadi.

79 85 (Gambar Rak aksesoris dan parts sepeda) Sumber : Dokumentasi Pribadi. Showroom ini juga menyediakan beberapa fasilitas khusus untuk para pesepeda yang singgah di tempat ini. Diantaranya fasilitas coffee & tea break gratis dan fasilitas kamar mandi. Coffee & tea break ini biasanya disediakan khusus di pagi hari, untuk para pesepeda yang ingin mulai beraktifitas. Disediakan pula tempat duduk dibagian belakang showroom untuk sekedar duduk beristirahat. Berdekatan dengan tempat duduk ini, terdapat kamar mandi yang cukup besar untuk digunakan oleh para pesepeda membersihkan diri setelah beraktifitas. (Gambar Tempat duduk dan kamar mandi) Sumber : Dokumentasi Pribadi Analisa SWOT Build A Bike Alam Sutera 1. Strength Merupakan showroom sepeda terbesar di Asia Tenggara. Memiliki banyak fasilitas yang dapat memanjakan para pesepeda.

80 86 Menyediakan berbagai produk kebutuhan bersepeda. Memiliki lokasi yang strategis, dan berada di wilayah yang memiliki jalur khusus sepeda. 2. Weakness Pada area cuci sepeda hanya ditutupi terpal plastik saja, sehingga masih memungkinkan air merembes keluar. 3. Opportunity Semakin banyaknya para pecinta sepeda yang membutuhkan tempat untuk mencari berbagai kebutuhan bersepeda, sehingga tempat ini cocok untuk dijadikan tujuan para penggemar sepeda. 4. Thread Semakin banyak tempat yang menyediakan fasilitas khusus untuk para pesepeda. Tidak hanya United Bike yang memiliki showroom sendiri, namun beberapa merek lainnya memiliki showroom masing-masing Rumah Sepeda Alam Sutera Rumah Sepeda adalah sebuah showroom sepeda yang dimiliki oleh perorangan. Meski ukurannya tidak terlalu besar, namun showroom ini menyediakan kebutuhan bersepeda yang sangat lengkap. Mulai dari produk sepeda, parts, aksesoris, suplemen, dan kotak penyimpanan sepeda. Semua produk yang ditawarkan pun merupakan produk import, oleh karena itu harga yang ditawarkan juga cukup tinggi. Rumah Sepeda dibuka sejak tahun 2000 di wilayah Kelapa Gading, kemudian pada tahun 2010 dibuka kembali cabang Rumah Sepeda di wilayah Alam Sutera. Rumah Sepeda didirikan oleh Lie Jimmy, seorang mantan pemain sepeda gunung yang telah berpengalaman sejak tahun 2000 hingga tahun 2006, kemudian sejak tahun 2006 hingga saat ini ia lebih banyak menghabiskan waktu dengan sepeda road bike. Selain itu, Lie Jimmy juga pernah mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) atas

81 87 prestasi pemenang kegiatan bersepeda statis terlama, yaitu selama 7 jam 33 menit, yang dilaksanakan di Semarang pada November 2007 lalu. Kecintaannya akan sepeda, membuat Jimmy ingin membagi kesenangannya melalui showroom sepeda miliknya. Ia ingin menyediakan sarana untuk masyarakat khususnya para pesepeda untuk dapat mencari dan menemukan kesenangan dari bersepeda. Inilah tujuannya mendirikan Rumah Sepeda Lokasi Rumah Sepeda Alam Sutera Rumah Sepeda Alam Sutera ini berlokasi di Jalan Jalur Sutera 19A no. 10, Ruko Jalur Sutera no.20, Alam Sutera, Tangerang. Lokasinya sangat strategis, karena dekat dengan Mall Alam Sutera, pusat belanja Ikea, dan akses tol Jakarta-Merak. (Gambar Lokasi Rumah Sepeda Alam Sutera) Sumber : Google Maps Fasilitas Rumah Sepeda Alam Sutera Berikut adalah beberapa fasilitas yang disediakan oleh Rumah Sepeda Alam Sutera, yaitu : 1. Showroom sepeda 2. Bengkel (Workshop area) 3. Parking area Desain Rumah Sepeda Alam Sutera

82 88 Dilihat dari sisi desain, Rumah Sepeda di Alam Sutera ini tidak memiliki desain yang khusus, karena tujuan showroom ini didirikan hanya untuk kepentingan bisnis saja dan lebih mementingkan kebutuhan fungsi dibandingkan estetika. Sedangkan dari sisi arsitektur bangunan ruko dua lantai ini terlihat sama dengan ruko-ruko pada umumnya. Hanya saja showroom ini menggunakan dua buah ruko yang dijadikan satu. Meski sekilas terlihat biasa, namun penataan produknya terbilang cukup baik dan teratur. Produk-produknya disusun sesuai dengan kategorinya. (Gambar Lokasi Rumah Sepeda Alam Sutera) Sumber : Dokumentasi Pribadi. Saat memasuki showroom ini, kita akan langsung melihat beberapa jenis produk yang dipajang dengan menggunakan rak-rak khusus, sehingga terlihat tertata dengan baik. Di sisi kiri terdapat rak untuk memajang frame dan aksesoris sepeda, serta terdapat kotak penyimpanan sepeda yang terdapat di lantai. Sedangkan di sebelah kanan terdapat rak untuk memajang helm, parts, dan frame sepeda, serta beberapa alat yang terdapat di lantai. Sementara di bagian tengah terdapat meja kasir yang juga menyediakan lemari khusus untuk memajang berbagai aksesoris sepeda. Namun jika dilihat dari luar, meja kasir tersebut terhalangi oleh rak untuk memajang rim sepeda. Dalam sisi desain hal ini tentu kurang baik karena rak tersebut menghalangi pandangan dari meja kasir.

83 89 (Gambar Rak display di sisi kiri dan kanan ) Sumber : Dokumentasi Pribadi. (Gambar Rak display di sisi kiri dan kanan ) Sumber : Dokumentasi Pribadi. itu di area meja kasir, juga terdapat beberapa frame sepeda yang digantung menggunakan besi. Hal ini cukup berbahaya dilihat dari kondisi frame yang cukup berat, dan beresiko jika terjatuh dapat mengenai kepala seseorang. (Gambar Rak display dan gantungan frame di bagian meja kasir ) Sumber : Dokumentasi Pribadi.

84 90 Dibagian dalam showroom ini juga terdapat cukup banyak produk sepeda yang dipajang, baik yang terdapat di lantai, maupun yang diletakkan di dalam rak dengan warna latar yang berbeda-beda khusus untuk sepeda. (Gambar Rak display sepeda ) Sumber : Dokumentasi Pribadi. Dibagian belakang showroom ini juga terdapat fasilitas penunjang berupa bengkel (workshop area) untuk dapat melakukan perbaikan atau pembuatan custom sepeda. Area bengkel ini terlihat tidak terlalu besar, hanya dapat menampung dua sepeda saja. Namun bengkel ini memiliki cukup banyak peralatan untuk memperbaiki sepeda yang diletakkan di sebuah rak untuk penyimpanan. Meski begitu bengkel tersebut terlihat cukup kotor dan sedikit berantakan, karena menempatkan peralatan yang tidak pada tempatnya. (Gambar Area bengkel sepeda) Sumber : Dokumentasi Pribadi Analisa SWOT Rumah Sepeda Alam Sutera

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA 1 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Pencarian data dan informasi yang diperlukan untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini yang diperoleh dari berbagai sumber antara lain: a. Literatur - Buku - Majalah

Lebih terperinci

Struktur Dasar Bisnis Ritel

Struktur Dasar Bisnis Ritel Struktur Dasar Bisnis Ritel Pemasaran adalah kegiatan memasarkan barang atau jasa secara umum kepada masyarakat dan secara khusus kepada pembeli potensial. Pedagang Besar dan Pedagang Eceran dalam proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, penggemar sepeda motor gede atau moge, jumlahnya semakin bertambah seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang meningkat dan kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modifikasi sepeda motor untuk medan non-aspal atau off road. Pamor motor trail

BAB I PENDAHULUAN. modifikasi sepeda motor untuk medan non-aspal atau off road. Pamor motor trail BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Motor trail memiliki keunggulan sendiri. Motor trail merupakan hasil dari modifikasi sepeda motor untuk medan non-aspal atau off road. Pamor motor trail mulai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. TINJUAN UMUM 2.1.1 Galeri A. Pengertian galeri - Galeri adalah ruang atau gedung untuk memamerkan benda atau karya seni. - Galeri adalah sebuah ruang yang digunakan untuk menyajikan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pusat es krim merupakan fasilitas yang dirancang untuk penikmat es krim. Pusat es krim menyediakan berbagai jenis es krim dan kebutuhan mengenai es krim bagi masyarakat terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepeda adalah kendaraan bertenaga manusia, digerakkan dengan pedal, single track, dengan dua roda yang melekat pada frame, dan salah satu roda di belakang roda lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sepeda adalah kendaraan beroda yang memiliki setang, tempat duduk dan pengayuh yang digerakkan dengan kaki untuk menjalankannya (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Sepeda

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Kerangka Berpikir Konsep Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep 105 106 Dari kerangka berpikir diatas dapat penulis memilih konsep Batik Pekalongan : The Diversity of Culture

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Alat transportasi seperti mobil dan motor sekarang mulai menjadi kebutuhan masyarakat, ditandai dengan peningkatan penjualan produk kendaraan bermotor di pasaran.

Lebih terperinci

MARKETING MANAGEMENT 12 th edition. Pertemuan 11 Strategi Distribusi

MARKETING MANAGEMENT 12 th edition. Pertemuan 11 Strategi Distribusi MARKETING MANAGEMENT 12 th edition Pertemuan 11 Strategi Distribusi Kotler Keller Saluran Pemasaran Seperangkat organisasi yang saling bergantung yang terlibat di dalam suatu proses penyampaian produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan Sejarah Perusahaan 1.2 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan Sejarah Perusahaan 1.2 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan Nama Usaha : Siete Cafe & Garden Tahun Berdiri : Mei 2012 Alamat : Jalan Sumur Bandung No. 20 Telepon : 022-2500453 Jam Operasi :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata atau tourism secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

Bab IV. Konsep Perancangan

Bab IV. Konsep Perancangan Bab IV Konsep Perancangan 4.1 Konsep Perancangan Konsep perancangan pada proyek ini didasari oleh tinjauan data mengenai sifat dan karakteristik pasien, dimana beberapa dari pasien dewasa maupun anak-anak

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN LITERATUR

BAB II. KAJIAN LITERATUR BAB II. KAJIAN LITERATUR 2.1 Pengertian Judul Pengertian judul Desain Interior Pusat Mainan Jakarta "dengan perencanaan dan perancangan di Jakarta, adalah sebagai berikut : 1. Desain Rancangan, rencana

Lebih terperinci

METODE DESAIN. 3.1 Metode Pengumpulan Data

METODE DESAIN. 3.1 Metode Pengumpulan Data METODE DESAIN 3.1 Metode Pengumpulan Data 3.2 Tahapan Pengumpulan Data METODE DESAIN Dalam tahap pengumpulan data dapat terbagi menjadi dua bagian, yaitu : data primer data kuisioner owner data sekunder

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan,

Lebih terperinci

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I.

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I. BAB I. GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. Pendahuluan BATU PUTIH. GALERI SENI UKIR BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a. Kelayakan Proyek Daerah Istimewa Yogyakarta secara geografis berada di pesisir pantai

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN LAPANGAN

BAB III KAJIAN LAPANGAN BAB III KAJIAN LAPANGAN A. Ieke Coffe and Gelato (survei café es krim) 1. Lokasi: Jl. Yos Sudarso No. 197 Solo. Merupakan jalan utama ke arah Solo Baru. Letaknya di pinggir jalan. 2. Aktivitas a. Pengunjung:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin besarnya antusiasme dan agresifitas para pelaku bisnis baik di sektor industri, jasa,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan 73 BAB IV KONSEP DESAIN IV.1 Konsep Ruang (Citra Ruang) Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan dengan bergaya futurisctic. Konsep fun ini diartikan sebagai sesuatu

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep perancangan 4.1.1 Konsep Gaya Konsep gaya pada perancangan Showroom Mabua Harley Davidson ini di desain dengan unik dan memberi kesan tempo dulu, berdasarkan analisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia otomotif, khususnya kendaraan roda dua, nama Harley Davidson merupakan sebuah legenda bagi para pecinta motor atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman keberadaan bisnis eceran ditengahtengah masyarakat menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan dalam pola

Lebih terperinci

Gambar 1.1. (a) Da Vinci Bicycle (Ballantine, 2000); (b) Hobby Horse (Ballantine, 2000)

Gambar 1.1. (a) Da Vinci Bicycle (Ballantine, 2000); (b) Hobby Horse (Ballantine, 2000) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepeda adalah sebuah alat yang digunakan untuk melakukan transportasi. Alat ini merupakan sebuah susunan terdiri dari sebuah frame dan dua buah roda yang dipasang pada

Lebih terperinci

TIPS MUDIK DARI YAMAHA INDONESIA

TIPS MUDIK DARI YAMAHA INDONESIA PRESS RELEASE TIPS MUDIK DARI YAMAHA INDONESIA 10 August 2011 Image not found or type unknown JAKARTA - Hari Raya Lebaran kian dekat dan para pemudik pun siap-siap mudik untuk merayakannya bersama keluarga

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Lebih terperinci

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai BAB V KONSEP DESAIN 5.1 Konsep Citra Konsep merupakan solusi dari permasalahan desain yang ada. Oleh karena itu, dalam pembuatan konsep harus mempertimbangkan mengenai simbolisasi, kebutuhan pengguna,

Lebih terperinci

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1 0.15 8.60 2.88 Pada area lantai,1 ruang parkir di perluas dari yang sebelumnya karena faktor jumlah kendaraan pada asrama yang cukup banyak. Terdapat selasar yang difungsikan sebagai ruang tangga umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian. Pengecer yang kini melihat ke masa depan harus

BAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian. Pengecer yang kini melihat ke masa depan harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penjualan eceran merupakan salah satu bidang paling menarik dan dinamis dalam perekonomian. Pengecer yang kini melihat ke masa depan harus mempertimbangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sepeda Sepeda adalah kendaraan beroda dua atau tiga, mempunyai setang, tempat duduk, dan sepasang pengayuh yang digerakkan kaki untuk menjalankannya. Sepeda diperkirakan berasal

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. henti-hentinya bagi perusahaan-perusahaan yang berperan di dalamnya. Banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. henti-hentinya bagi perusahaan-perusahaan yang berperan di dalamnya. Banyaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat saat ini, dapat dilihat bahwa sektor dunia usaha saat ini telah menjadi suatu arena persaingan yang sengit dan tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian manajemen pemasaran menurut Adi (2006:6) adalah suatu analisis, perencana, pelaksanaan serta kontrol program-program yang telah direncanakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, sosial budaya, dan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik memberikan pengaruh terhadap perilaku konsumen. Pengaruh tersebut

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik. ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan

BAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik. ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan BAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik 4.1 Tema Tema yang diambil dalam perancangan Museum Mobil Klasik ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan Industrial. Vintage

Lebih terperinci

PERENCANAAN RETAIL SERVICE LAYOUT PADA SEBUAH SUPERMARKET DI SURABAYA

PERENCANAAN RETAIL SERVICE LAYOUT PADA SEBUAH SUPERMARKET DI SURABAYA PERENCANAAN RETAIL SERVICE LAYOUT PADA SEBUAH SUPERMARKET DI SURABAYA Pram Eliyah Yuliana Jurusan Teknik dan Manajemen Industri Sekolah Tinggi Teknik Surabaya Email: prameliyah@yahoo.com, pram@stts.edu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia khususnya dikota-kota besar

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia khususnya dikota-kota besar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia khususnya dikota-kota besar mengalami peningkatan penjualan pada tiap-tiap tahun, baik yang beroda empat atau pun yang beroda

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini dilakukan untuk melihat perilaku konsumen yang melakukan aktivitas pembelian di DKI Jakarta khususnya. Aktivitas pembelian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

GEDUNG PAMER DAN LAYANAN PURNA JUAL

GEDUNG PAMER DAN LAYANAN PURNA JUAL BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vespa adalah sebuah kendaraan yang memiliki daya tarik tersendiri dari bentuknya yang khas. Vespa juga memiliki salah satu inspirasi bagi perkembangan teknologi transportasi

Lebih terperinci

BABV ADAPTIVE RE-USE. Upaya yang akan dilakukan untuk perencanaan perubahan fungsi bangunan Omah Dhuwur Gallery adalah sebagai berikut:

BABV ADAPTIVE RE-USE. Upaya yang akan dilakukan untuk perencanaan perubahan fungsi bangunan Omah Dhuwur Gallery adalah sebagai berikut: BABV ADAPTIVE RE-USE Dengan melihat kondisi eksisting Omah Dhuwur Gallery pada Bab III dan analisa program pada Bab IV, maka pembahasan-pembahasan tersebut di atas digunakan sebagai dasar pertimbangan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1. Perencanaan Bahan 4.1.1. Perencanaan Lantai Lantai dasar difungsikan untuk area parkir mobil, area service, pantry, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi tamu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan dan menghidupi banyak orang. Pada saat krisis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan dan menghidupi banyak orang. Pada saat krisis UKDW 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bisnis ritel, merupakan bisnis yang menjanjikan karena dapat memberikan keuntungan dan menghidupi banyak orang. Pada saat krisis ekonomi melanda Indonesia di akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat¹.

BAB I PENDAHULUAN. : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat¹. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Untuk mengetahui maksud dari judul diatas, maka perlu diuraikan arti masing masing kata : Klaten : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan

Lebih terperinci

Transportasi Sepeda Menjadi Wisata Sepeda (Sekaligus Upaya Untuk Mencegah Global Warming)

Transportasi Sepeda Menjadi Wisata Sepeda (Sekaligus Upaya Untuk Mencegah Global Warming) PL 4005 Seminar Studi Futuristik Transportasi Sepeda Menjadi Wisata Sepeda (Sekaligus Upaya Untuk Mencegah Global Warming) Sumber : google.com Amin Nur Rasyid 15407087 Program Studi Perencanaan Wilayah

Lebih terperinci

BAB III STUDI LAPANGAN

BAB III STUDI LAPANGAN BAB III STUDI LAPANGAN A. Perpustakaan Grhatama Pustaka Berlokasi di Jl. Janti, Banguntapan Bantul, D.I. Yogyakarta. Jam layanan untuk hari Senin-Jumat : 08.00 s.d. 22.00 WIB, hari Sabtu : 08.00 s.d. 16.00

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) 5.1 Sirkulasi Kendaraan Pribadi Pembuatan akses baru menuju jalan yang selama ini belum berfungsi secara optimal, bertujuan untuk mengurangi kepadatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan kota terpadat di Indonesia dengan berbagai aktifitas setiap harinya. Hal ini terbilang wajar sehubungan dengan statusnya sebagai ibukota negara.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena kesesuian dengan fungsi dan kriteria obyek perancangan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS III.1 Tema Ruang dan Sirkulasi III.1.a Latar Belakang Pemilihan Sebagian besar museum yang ada sekarang ini, tidak terlalu memperhatikan ruang dan sirkulasi. Ini bisa dilihat dari

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. downhill khususnya di DIY dalam melakukan pembelian spare part atau dalam

BAB I PENDAHULUAN. downhill khususnya di DIY dalam melakukan pembelian spare part atau dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. INTRODUKSI Dalam penelitian ini akan dibahas tentang perilaku pembelian spare part sepeda pada penggemar sepeda downhil di Indonesia khususnya di Daerah istimewa Yogyakarta (DIY).

Lebih terperinci

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan 5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1 Tema Interior Konsep desain pada perancangan fasilitas Pusat Pengembangan Kreativitas Anak ini menggunakan pendekatan terhadap konsep fungsi dan citra. Fasilitas ini mengambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha bisnis ritel di kota Padang mengalami perkembangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Usaha bisnis ritel di kota Padang mengalami perkembangan yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usaha bisnis ritel di kota Padang mengalami perkembangan yang cukup pesat pada beberapa tahun terakhir ini dengan berbagai macam bentuk dan jenisnya. Hal ini

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah cafe and resto.saat ini sudah banyak produsen cafe and

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah cafe and resto.saat ini sudah banyak produsen cafe and BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Di masa kini ada berbagai macam bisnis yang bisa menjadi peluang usaha salah satunya adalah cafe and resto.saat ini sudah banyak produsen cafe and resto yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi dari penelitian yang berjudul Hubungan

Lebih terperinci

5.1 Konsep macam dan besaran ruang

5.1 Konsep macam dan besaran ruang BABV KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep macam dan besaran ruang a Kegiatan perkantoran Tabel 5.1 Kegiatan perkantoran No JENIS RUANG MODUL JUMLAH BESARAN (m2) TOTAL 1 Ruang direktur 4,5x5 1 22,5 m2 22,5 m2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini bisnis kuliner khususnya restoran, menjadi bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini bisnis kuliner khususnya restoran, menjadi bisnis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini bisnis kuliner khususnya restoran, menjadi bisnis yang berkembang pesat dan memiliki potensi perkembangan yang besar. Sebuah hasil riset terbaru

Lebih terperinci

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perpustakaan adalah sebuah ruang yang di dalamnya terdapat sumber informasi dan pengetahuan. Sumber-sumber informasi dan pengetahuan yang berada di perpustakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari penduduk yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, usia anak

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari penduduk yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, usia anak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap hari penduduk yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, usia anak sampai dengan usia lanjut memerlukan pangan, sandang, dan papan. Disamping kebutuhan, setiap

Lebih terperinci

DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN

DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN Modul ke: DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN MANAJEMEN SALURAN DAN RANTAI SUPLAI Fakultas FIKOM Dra. Tri Diah Cahyowati, Msi. Program Studi Marcomm & Advertising http://www.mercubuana.ac.id Definisi Dari

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini memiliki sebuah konsep berasal dari obyek yang dihubungkan dengan baju muslim yaitu Libasuttaqwa (pakaian taqwa)

Lebih terperinci

PUSAT PELAYANAN RESTORASI DAN REPARASI DI YOGYAKARTA

PUSAT PELAYANAN RESTORASI DAN REPARASI DI YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELAYANAN RESTORASI DAN REPARASI DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep utama yang mendasari Rancang Ulang Stasiun Kereta Api Solobalapan sebagai bangunan multifungsi (mix use building) dengan memusatkan pada sistem dalam melayani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam bidang ritel yang saat ini tumbuh dan berkembang pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam bidang ritel yang saat ini tumbuh dan berkembang pesat seiring BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dunia usaha di Indonesia semakin ketat, setiap perusahaan bersaing untuk menarik pelanggan dan mempertahankan eksistensinya di pasar. Termasuk

Lebih terperinci

Copyright Rani Rumita

Copyright Rani Rumita Strategi Distribusi Topik yang Dibahas Bagaimana sifat saluran pemasaran dan mengapa saluran pemasaran penting? Bagaimana perusahaan saluran berinteraksi dan diatur untuk melakukan pekerjaan saluran? Masalah

Lebih terperinci

Perpustakaan Umum di Yogyakarta dengan Pendalaman Desain Pencahayaan

Perpustakaan Umum di Yogyakarta dengan Pendalaman Desain Pencahayaan JURNAL edimensi ARSITEKTUR, No. 1 (2012) 1-5 1 Perpustakaan Umum di Yogyakarta dengan Pendalaman Desain Pencahayaan Daniel Adrianto Saputra, Esti Asih Nurdiah. Jurusan Teknik Arsitektur, Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal BAB IV KONSEP 4.1 Ide Awal Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian yang baru dengan kelengkapan berbagai fasilitas. Fasilitas utama pada kawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak sekali pebisnis atau investor yang membuka bisnis coffee shop di

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak sekali pebisnis atau investor yang membuka bisnis coffee shop di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, banyak sekali pebisnis atau investor yang membuka bisnis coffee shop di Indonesia, karena masyarakat di Indonesia sekarang ini sudah dapat dianggap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Teori-teori tersebut berkaitan dengan penjualan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Teori-teori tersebut berkaitan dengan penjualan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II menjelaskan teori-teori mengenai konsep penjualan sebagai landasan penelitian. Teori-teori tersebut berkaitan dengan penjualan. A. Pengertian Penjualan Definisi menjual menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Roemah Kopi adalah sebuah cafe yang menggunakan konsep etnik Indonesia sehingga memberikan nuansa yang berbeda dan ini bisa menjadi daya tarik bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN ,68% ,61% ,89% ,8% ,2%

BAB I PENDAHULUAN ,68% ,61% ,89% ,8% ,2% BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin majunya perkembangan zaman dan teknologi, gaya hidup masyarakat sekarang mulai berangsur angsur berubah mengikuti perubahan zaman. Banyaknya tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Info Bisnis, Maret 2007:30 (www.about;retail 8/10/2009).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Info Bisnis, Maret 2007:30  (www.about;retail 8/10/2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern menyebabkan banyaknya. pembangunan toko ritel yang berkonsep swalayan. Beberapa tahun terakhir,

I. PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern menyebabkan banyaknya. pembangunan toko ritel yang berkonsep swalayan. Beberapa tahun terakhir, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jaman yang semakin modern menyebabkan banyaknya pembangunan toko ritel yang berkonsep swalayan. Beberapa tahun terakhir, toko berkonsep swalayan banyak bermunculan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis retail Indonesia saat ini berada di peringkat 12 dunia dalam Indeks

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis retail Indonesia saat ini berada di peringkat 12 dunia dalam Indeks BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis retail di Indonesia mengalami perkembanganan yang cukup baik. Bisnis retail Indonesia saat ini berada di peringkat 12 dunia dalam Indeks Pembangunan Ritel Global

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Perancangan interior Sing a Song Family Karaoke ini mengambil gaya modern dan tema Pop Art, karena ingin menciptakan suasana

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1.1 Konsep Perencanaan Dan Perancangan Proyek perencanaan dan perancangan untuk interior SCOOTER OWNERS GROUP INDONESIA Club di Bandung ini mengangkat tema umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam laju pertumbuhan perekonomian yang sangat ketat di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam laju pertumbuhan perekonomian yang sangat ketat di Indonesia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam laju pertumbuhan perekonomian yang sangat ketat di Indonesia, menuntut perusahaan untuk terus berinovasi dan berimprovasi dalam mempertahankan pelanggan. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring dengan peningkatan peradapan manusia menyebabkan persaingan semakin katat. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU),

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri ritel merupakan industri yang strategis bagi perkembangan ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Industri ini merupakan

Lebih terperinci

PERENCANAAN FASILITAS SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RIAU

PERENCANAAN FASILITAS SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RIAU PERENCANAAN FASILITAS SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RIAU DAGANGANE ISIH MAS?? Aktifitas Perencanaan Produk Perencanaan Lokasi Usaha Perencanaan Tata Letak Perencanaan Sistem Material Handling Tujuan Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi 1.1.1 Sejarah Cafe Lawangwangi Cafe Lawangwangi Creative Space merupakan salah satu tempat dimana para seniman dapat memamerkan sekaligus menjual hasil

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN MUSEUM MARITIM NUSANTARA. pada pemberian informasi seputar sejarah kemaritiman nusantara masa lalu

BAB IV KONSEP PERANCANGAN MUSEUM MARITIM NUSANTARA. pada pemberian informasi seputar sejarah kemaritiman nusantara masa lalu BAB IV KONSEP PERANCANGAN MUSEUM MARITIM NUSANTARA IV. 1. Konsep dan Tema Perancangan Museum maritim nusantara merupakan museum khusus yang terfokus pada pemberian informasi seputar sejarah kemaritiman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan perusahaan dagang yang bergerak pada bidang perdagangan barang

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan perusahaan dagang yang bergerak pada bidang perdagangan barang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan dibidang perekonomian selama ini telah banyak membawa akibat perkembangan yang pesat dalam dunia bisnis. Sejalan dengan hal tersebut banyak bermunculan

Lebih terperinci

Workshop Selling and Financing BAB 1 PENDAHULUAN

Workshop Selling and Financing BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Berkembangnya dunia bisnis dan perdagangan di Indonesia menunjukkan peningkatan yang signifikan pada periode pasca krisis moneter yang diawali sekitar pertengahan tahun 1997. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dalam keadaan pembuatan keputusan secara cepat tanpa memikirkan akibat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dalam keadaan pembuatan keputusan secara cepat tanpa memikirkan akibat BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Impulse Buying Impulse Buying adalah perilaku berbelanja yang terjadi secara tidak terencana dalam keadaan pembuatan keputusan secara

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa BAB 6 HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Perancangan Hasil perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah penerapan konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi

Lebih terperinci

Kewirausahaan II. Menjalankan Usaha ( Bagian 4 ) Disain / Renovasi / Eksterior / Interior Studi Kasus : Restoran. Rizal, S.ST., MM.

Kewirausahaan II. Menjalankan Usaha ( Bagian 4 ) Disain / Renovasi / Eksterior / Interior Studi Kasus : Restoran. Rizal, S.ST., MM. Kewirausahaan II Modul ke: Menjalankan Usaha ( Bagian 4 ) Disain / Renovasi / Eksterior / Interior Studi Kasus : Restoran Fakultas EKONOMI Program Studi Manajemen http://www.mercubuana.ac.id Rizal, S.ST.,

Lebih terperinci

Bab IV Analisa Perancangan

Bab IV Analisa Perancangan Bab IV Analisa Perancangan 4.1 Analisa Pemilihan Tapak Kriteria Pemilihan Tapak Pasar Baru Pasar baru adalah salah satu ruang publik diantara banyak ruang publik yang ada di jakarta yang persis bersebelahan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci