PERENCANAAN RETAIL SERVICE LAYOUT PADA SEBUAH SUPERMARKET DI SURABAYA

Transkripsi

1 PERENCANAAN RETAIL SERVICE LAYOUT PADA SEBUAH SUPERMARKET DI SURABAYA Pram Eliyah Yuliana Jurusan Teknik dan Manajemen Industri Sekolah Tinggi Teknik Surabaya Telp.: (031) , (081) ABSTRAK Salah satu masalah terbesar dalam jasa retail adalah manajemen antrian dan tata letak fasilitas retailer. Sehingga sering kali dapat dilihat antrian-antrian yang panjang, hanya untuk menunggu giliran membayar di kasir. Bukan hanya itu saja permasalahan besar yang ada di usaha jasa retail, tetapi dari segi pengusaha sering kali tidak dapat memperoleh keuntungan seperti yang diinginkan karena tata letak yang dimilikinya kurang mendukung. Penelitian ini berhubungan dengan mengoptimalkan lokasi yang dimiliki oleh pengusaha jasa retail untuk memaksimalkan keuntungan kotor per meter persegi dari pengusaha. Dengan mengelompokkan seluruh barang dagangan yang dijual, dapat memudahkan konsumen dalam memperoleh kebutuhannya dan penyetokan ulang barang oleh pihak pengusaha. Selain itu membuat tempat perbelanjaan nyaman bagi konsumen, agar konsumen merasa betah berada di tempat itu. Papan petunjuk dan tempat layanan informasi dibuat agar konsumen merasa mudah mencari kebutuhannya dan mendapatkan informasi yang berguna dalam mencari kebutuhannya. Dengan metode retail service layout ini dapat membuat konsumen merasa nyaman berada di tempat perbelanjaan dan memudahkan konsumen dalam mencari kebutuhannnya. Kata kunci: retail, service, layout PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu masalah terbesar dalam jasa retail adalah manajemen antrian dan tata letak layout retailer. Sehingga sering kali dapat dilihat antrian-antrian yang panjang, tidak jarang pula antrian tersebut sangat panjang hanya untuk menunggu giliran membayar di loket kasir. Tidak hanya itu saja permasalahan besar yang ada di usaha jasa retail, tetapi dari segi pengusaha jasa retail ini sering kali tidak dapat memperoleh profit seperti yang diinginkan karena layout yang kurang mendukung. Tujuan Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain: 1. Memberikan kemudahan pelanggan dalam mencari kebutuhannya. 2. Memberikan kenyaman pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya. 3. memaksimalkan keuntungan bersih per meter persegi dari luas ruangan dari segi pengusaha.

2 RETAIL MANAJEMEN Definisi Retailing Menurut Levy and Weitz (2001), retailing adalah satu rangkaian aktivitas bisnis untuk menambah nilai guna dari barang dan jasa yang dijual kepada konsumen untuk dipakai secara pribadi maupun rumah tangga. Sedangkan menurut Kottler (2000), pengertian retailing adalah penjualan eceran meliputi kegiatan penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir bukan untuk kepentingan bisnis. Maka retailing dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memasarkan barang ataupun jasa pada konsumen akhir baik untuk pribadi maupun rumah tangga. Masalah Dalam Retailing Masalah dari pengusaha jasa retail adalah bagaimana mengelola sebuah keseimbangan yang tepat antara kemampuan dalam menjual produk untuk memenuhi kebutuhan dari target pemakai dengan cara yang memuaskan dan kemampuan dari perancangan administrative perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pengusaha retail dalam menjalankan usahanya secara efektif dan efisien. TATA LETAK FASILITAS JASA RETAIL Desain Toko Tata letak dan desain adalah dua elemen yang esensial untuk mempertimbangkan dalam membuat atmosfer perbelanjaan yang benar untuk target market. Pengusaha retail harus mempertimbangkan dua hal: dimensi vertical dan horizontal dalam menentukan tata letak toko. Dua hal yang utama dalam dimensi vertical adalah : Lokasi Lantai Dalam beberapa pusat perbelanjaan, tempat yang tepat dalam sebuah toko untuk sebuah produk, bagian, displai, acara, atau aktivitas bias di ruang dasar, lantai pertama, atau lantai paling atas. Penempatan rak Pedagang retail umumnya setuju bahwa tempat terbaik untuk meletakkan barang adalah pada sebatas pandangan mata (eye level). Penempatan barang pada eye level adalah sangat penting saat pedagang ingin untuk menarik / menambah penjualan baru atau tambahan. Lokasi di dalam toko Tempat yang benar dalam sebuah toko untuk produk, seorang pelayanan terhadap pelanggan, atau sebuah displai harus salah satu berada di depan, di belakang, sepanjang sisi, atau ditengah-tengah. Strategi yang digunakan beberapa pengusaha retail lain adalah strategi penarik perhatian, dan menerima. Lokasi displai. Pengusaha retail menggunakan displai untuk menarik perhatian untuk menawarkan produk mereka. Tempat yang benar adalah agar pelanggan dapat mencari barang yang diinginkan. Desain toko adalah mencerminkan dari dua elemen : Desain interior, yang mencakup segala sesuatu yang terdapat dalam toko tersebut. seperti dinding-dinding, lantai, langit-langit, perlengkapan pencahayaan, pewarnaan, aroma, dan tata suara. A-28-2

3 Desain eksterior, desain interior dan desain eksterior haruslah harmonis dengan barang-barang dagangan toko dan pelanggan. Seperti contohnya, pewarnaan yang tegas, pencahayaan yang kedip-kedip, dan hal yang menarik perhatian tersebut lebih cocok di desain untuk toko-toko kebutuhan anak muda. PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan pihak perusahaan dan untuk lebih jelasnya pihak perusahaan memberikan data yang diperlukan dalam penelitian ini. Pengumpulan data ini dilakukan pada Chicco Swalayan, yang bertempat di jalan Raya Tenggilis no 82, Surabaya. Tata Letak Fasilitas Tata letak di chicco swalayan terbagi dalam 2 (tiga) bagian, yaitu : a. Lantai pertama. Terbagi dalam 2 (dua) bagian: Bagian supermarket Bagian pakaian dan aksesoris b. Lantai kedua. Berisi alat-alat tulis, perlengkapan rumah tangga dan mainan anakanak. A : Supermarket B : Departemen Store 1,2,3, : Tipe jenis barang. Gambar 1. Denah Chicco Swalayan Lantai 1 Lantai 2(dua): Bagian alat tulis dan peralatan rumah tangga. Gambar 2. Denah Chicco Swalayan Lantai 2 A-28-3

4 Identifikasi Masalah Dari data tata letak yang lama masalah-masalah yang timbul sebagai berikut : 1. Barang kurang terkelompok. 2. Satu item barang terdapat di dua atau lebih tempat. 3. Kurang memperhatikan standar kesehatan yang dianjurkan. 4. Lokasi menjadi terasa sangat sempit. 5. Informasi lokasi yang disajikan kurang baik, sehingga konsumen merasa kurang nyaman berada dalam swalayan ini untuk mencari barang kebutuhannya. Analisa Data Dari data yang telah terkumpul kemudian dianalisa untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dan sehingga akan didapatkan solusi yang akan mengoptimalkan keuntungan per meter persegi dari retailer. Langkah-langkah analisa data adalah sebagai berikut : Penempatan Supermarket Lantai dasar akan berfungsi sebagai lantai utama. Karena akan menyediakan kebutuhankebutuhan pokok sehari-hari manusia, sehingga kebutuhan pokok dapat dijangkau konsumen dengan mudah. Dan bagian supermarket menurut hukum keselamatan dan kesehatan kerja harus berada pada level dasar, karena menopang beban yang berat. Luasan Supermarket Kebutuhan luasan untuk supermarket adalah agar seluruh barang yang termasuk dalam supermarket dapat di sajikan pada konsumen, namun lokasi masih terasa lapang. Alternatif. Alternatif yang ada adalah sebagai berikut: a. Sepertiga bagian dari lantai 1, kembali mengikuti tata letak semula. b. Dua per tiga bagian dari lantai 1, karena dengan dua per tiga bagian dari luas lantai 1 seluruh barang supermarket telah dapat terpenuhi. c. Seluruh bagian pada lantai 1, karena dengan seluruh bagian dari lantai 1 dapat memuat seluruh barang supermarket danmasih dapat membuat supermarket terasa lapang. Evaluasi. Perkiraan total kebutuhan rak = 21 x 4.8 m² = 108 m² Perkiraan luasan jalan = 1.1 x 220 = 242 m² Perkiraan total luasan = 350 m² Keputusan. Keputusan yang diambil untuk luasan supermarket ini adalah seluruh bagian pada lantai 1, karena perkiraan total luasan yang dibutuhkan pada bagian ini hanya dapat dipenuhi jika seluruh bagian dari lantai 1 dipergunakan. Penempatan Barang Supermarket Kebutuhan penempatan barang supermarket adalah sebuah tata letak untuk menempatkan barang-barang. Tata letak yang dibutuhkan adalah tata letak yang dapat memuat seluruh barang supermarket, namun masih dapat memberikan lokasi yang lapang. 1. Alternatif. Alternatif yang ada adalah sebagai berikut: A-28-4

5 Tata letak aliran bebas. Dalam tata letak aliran bebas ini jenis barang dibuat terkelompok sehingga dapat memudahkan jalur konsumen mencari barang. Tata letak jaringan. Dalam tata letak ini barang ditempatkan secara garis lurus, deretan paralel, dan terdapat jalan diantara rak. Sehingga penempatan penyaji dapat lebih maksimal dan seluruh barang-barang dapat ditempatkan. Tata letak campuran. Dalam tata letak ini barang ditempatkan pada garis lurus, deretan paralel dan secara aliran bebas. Sehingga masih dapat memuat seluruh barang dan membuat aliran konsumen yang sedikit lebih bebas. 2. Evaluasi. a. Tata letak aliran bebas. b. Tata letak jaringan. c. Tata letak campuran. 3. Keputusan. Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan, maka didapatkan penataan yang paling ideal untuk lokasi supermarket ini adalah alternatif tata letak jaringan. Karena penempatan barang menjadi lebih teratur pada garis lurus, seluruh barang supermarket dapat disajikan dan masih dapat membuat pergerakan lalu lintas lapang. Lalu Lintas Jalan Kebutuhan untuk lalu lintas jalan ini adalah luas jalan yang masih lapang. 1. Alternatif. Luas minimum yang diinginkan adalah 2 kali lebar kereta belanja ditambah dengan kelonggaran. 2. Evaluasi. Untuk sebuah kereta belanja mempunyai ukuran 50 x 60 cm, sehingga dibutuhkan ukuran lebar minimal antara pajangan adalah 100 cm + 10 cm kelonggaran. 3. Keputusan. Sehingga diambil sebuah keputusan bahwa lebar jalan antar pajangan adalah minimal sebesar 110 cm. Tata Letak yang Baru 1. Pintu masuk dan pintu keluar yang semula hanya satu dibuat dua pintu. 2. Barang-barang seperti barang pecah belah, stand laundri, stand handphone, alatalat kelistrikan, dan perlengkapan otomotif diletakkan pada tempat yang mudah dijangkau atau didepan untuk menarik konsumen. 3. Penataan barang lebih terkelompok. Agar memudahkan pencarian oleh konsumen, juga penyetokan ulang oleh pihak pengusaha. 4. Untuk kue-kue basah yang semula ditempatkan pada deretan pintu kini ditempatkan pada cafetaria. Sehingga dapat lebih menarik konsumen, dan dapat memberikan rasa nyaman bagi para penunggu dan konsumen yang lelah untuk bersantai. 5. Pakaian dan aksesoris yang semula berada di lantai satu bagian belakang, kini diletakkan di lantai dua. 6. Informasi yang semula kurang komunikatif dengan ukurannya yang kecil dan digantung pada ukuran yang kurang baik, kini dibuat sederhana dan diletakkan pada bagian atas rak dengan tulisan yang lebih besar. 7. Dibuat tempat informasi yang tidak ada sebelumnya. A-28-5

6 KESIMPULAN a. Pintu masuk dan pintu keluar yang dijadikan satu akan membuat aliran lalu lintas konsumen menjadi ruwet. Sehingga dengan pintu yang sendiri-sendiri akan lebih teratur. b. Barang-barang yang kurang dibutuhkan konsumen ditempatkan pada lokasi yang mudah dijangkau untuk menambah penjualan dengan menarik konsumen. c. Penataan berdasarkan pengelompokan barang membuat konsumen lebih mudah mencari barang yang dibutuhkannya, dan memudahkan pengusaha untuk melakukan penyetokan ulang. d. Papan petunjuk yang disediakan mengandung informasi yang dibutuhkan konsumen, memberikan petunjuk dengan mudah dan sederhana. DAFTAR PUSTAKA Chase, Ricard B, Aquilano, Nicholas J, Jacob, F. Robert, (2001). Operation Management for Competitive Advantage, McGraw-Hill/Irwin, The McGraw-Hill Companies, Inc. Dilwort, James B, (1992). Operation Management : Design, Planing, and Control for Manufacture and Services, Mcgraw-Hill Book Co. Ezel, Mason Mayer, (1984). Retailing Third Edition, Business Publication, Inc. Levy and Weitz, (2001). Retailing Management, McGraw-Hill/Irwin, The McGraw-Hill Companies, Inc. Lewison, Delozier, (1986). Retailing Second Edition, Bell & Howel Company. Retail Service Layout, Prentice Hall, Inc, 1998, Februari A-28-6