BAB 1 PENDAHULUAN. lembaga dalam mata rantai sistem kesehatan nasional yang mengemban tugas

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. lembaga dalam mata rantai sistem kesehatan nasional yang mengemban tugas"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana kesehatan memiliki pengertian sebagai suatu lembaga dalam mata rantai sistem kesehatan nasional yang mengemban tugas pelayanan kesehatan untuk seluruh masyarakat dan rumah sakit sebagai sarana untuk mewujudkan pelayanan kesehatan harus bisa menampung semua aktivitas kesehatan yang dibutuhkan sekaligus berperan sebagai suatu lingkungan yang juga turut aktif meningkatkan kecepatan penyembuhan dan taraf kesehatan para pasien rumah sakit. Anak dikategorikan berdasarkan usia dimana remaja merupakan salah satu kategori usia anak. Anak juga merupakan bagian dari masyarakat yang menghadapi masalah kesehatan yang kompleks, walaupun selama ini diasumsikan sebagai kelompok yang sehat. Hasil Sensus Penduduk 2010 menunjukkan dari orang di Indonesia, sekitar 34,26% adalah anakanak dan remaja usia 0-17 tahun. Anak dan remaja sangat rentan terhadap berbagai masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan ataupun kondisi biologis mereka yaitu masalah pubertas yang berkaitan dengan kondisi kesehatan mental dan reproduksi. Secara tidak langsung, masalah kesehatan remaja tersebut turut menghambat laju pembangunan manusia (human development) di Indonesia. Menurut survei kesehatan reproduksi remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2007, persentase perempuan dan lelaki yang tidak menikah, berusia tahun merupakan : 1

2 2 Perokok aktif: perempuan: 0,7%; sedangkan lelaki: 47,0%. Peminum alkohol aktif: perempuan: 3,7%; lelaki: 15,5 %. Lelaki pengguna obat dengan cara dihisap: 2,3%; dihirup: 0,3 %; ditelan 1,3%. Sedangkan berdasarkan riset kesehatan dasar 2007 mengenai berbagai kondisi kesehatan anak dan remaja Indonesia usia 5 sampai 24 tahun, kondisi kesehatan dan penyakit yang diderita oleh anak dan remaja Indonsia adalah adalah sebagai berikut: Secara nasional persentase kebiasaan merokok penduduk Indonesia berumur >10 tahun sebesar 23,7%, lelaki 46,8%; dan perempuan: 3 %. Prevalensi penyakit asma, jantung, diabetes mellitus, dan tumor menurut karakteristik responden yang didiagnosis oleh tenaga kesehatan, yaitu: 1. Umur 5-14 tahun: asma: 1,2%; jantung: 0,2%; diabetes mellitus: 0%; tumor 1,0%. 2. Umur tahun: asma: 1,2%; jantung: 0,3%; diabetes mellitus: 0,1%; tumor: 2,4%. Salah satu program kesehatan yang ditujukan untuk memelihara kesehatan anak usia remaja yang diterbitkan oleh Departemen Kesehatan RI adalah program PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja) yang telah tersedia di beberapa puskesmas di seluruh Indonesia termasuk di jakarta dengan jumlah puskesmas penyedia layanan PKPR di Jakarta adalah 33 puskesmas. Jagakarsa merupakan salah satu kecamatan di Jakarta Selatan dengan jumlah penduduk pada tahun 2008 adalah jiwa (sumber: profil kesehatan puskesmas kecamatan jagakarsa tahun 2008) dengan jumlah

3 3 penduduk paling banyak adalah kelompok usia anak dan remaja sebesar 25% dari populasi. Kecamatan Jagakarsa memiliki 7 puskesmas namun, hanya satu yang memberikan layanan PKPR yaitu Puskesmas Kecamatan Jagakarsa serta bebarapa klinik kesehatan dan 1 rumah sakit umum yang baru berdiri. Sedikitnya pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk anak usia remaja mengakibatkan cakupan pelayanan kesehatan remaja di kacamatan Jagakarsa pada tahun 2007 hanya terpenuhi sebesar 45.67% sementara target adalah sebesar 85% (sumber: profil kesehatan puskesmas kecamatan Jagakarsa tahun 2007). sehingga, kecamatan Jagakarsa masih membutuhkan sarana kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya untuk kaum anak usia remaja. Salah satu pelayanan dalam rumah sakit untuk mendukung kesembuhan pasien adalah pelayanan rehabilitasi medik yang terdiri dari sedikitnya 3 jenis terapi yaitu fisioterapi, terapi okupasi dan terapi wicara dimana berbagai jenis terapi tersebut dilakukan dengan berbagai kegiatan fisik yang membutuhkan fasilitas-fasilitas tertentu dan dapat dilakukan baik didalam ruangan maupun diluar ruangan yaitu pada taman terapi. Namun, agar bisa dilaksanakan di taman, taman terapi harus bisa memenuhi fasilitas-fasilitas untuk mendukung kegiatan dalam terapi tersebut. Taman sebagai salah satu elemen ruang pada rumah sakit dapat dimanfaat sebagai suatu ruang terapi untuk mendukung kesembuhan pasien. Taman yang memiliki fungsi sebagai sarana terapi disebut juga sebagai taman terapi/ healing garden. Spriggs dan Wiesen (dalam Hidayah, 2010:5) menyatakan bahwa istilah taman terapeutik adalah taman yang berperan dalam

4 4 meningkatkan kualitas lingkungan medis dan dalam perancangan lanskapnya tidak hanya untuk dinikmati saja, tetapi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Studi yang dilakukan oleh Said (2003:6-7) menunjukkan adanya respon positif terhadap kegiatan di taman terapi dari anak-anak yang menjalani rawat inap di rumah sakit diantaranya yaitu lebih penurut, jarang menangis dan lebih aktif secara fisik. Keberadaan taman dalam rumah sakit sangat penting namun, pada kenyataannya, lahan yang sempit di daerah perkotaan dan semakin majunya perkembangan teknologi pengobatan, keberadaan taman rumah sakit sebagai taman terapi dan sebagai suatu bagian dari rumah sakit yang memberi dampak positif terhadap kesembuhan pasien semakin dilupakan.(sumber: Jurnal Hospital Outdoor Spaces-Therapeutic Benefits and Design Considerations (2010)) Beberapa Kriteria design suatu taman terapi yang perlu diperhatikan diantaranya adalah fasilitas, material taman, warna serta pemilihan jenis tanaman dengan mempertimbangkan warna dan aroma tanaman. fasilitas harus disesuaikan dengan kebutuhan pengguna taman sedangkan warna dan material serta aroma berkaitan dengan efek stimulasinya pada panca indera pengguna taman. Pemilihan jenis tanaman merupakan kriteria perancangan taman terapi yang dipertimbangkan dari warna, aroma dan kondisi fisik tanaman (duri, getah, ketinggian dan lain-lain). Aneka ragam warna dan aroma yang dimiliki oleh berbagai jenis tanaman dapat mempengaruhi kondisi psikologis seseorang baik secara positif ataupun negatif. Warna adalah faktor lingkungan dan faktor lingkungan mempengaruhi proses penyembuhan sebesar 40%. Warna dapat diterapkan salah satunya pada

5 5 elemen estetis dimana salah satu elemen estetis adalah tanaman. (Wandira dan B.Pribadi, 2011:75). Penggunaan warna pada ruangan dalam rumah sakit dan pada taman terapi yang diterapkan lewat tanaman juga harus diperhatikan berkaitan dengan efek positif dan negatif yang diberikan warna terhadap kondisi psikologis manusia sebagai contoh warna biru mengurangi rasa cemas dan warna ungu mengakibatkan depresi (S.Azeemi, 2007:40-55) sehingga, pemilihan jenis tanaman dan penempatannya baik pada ruangan dalam bangunan ataupun pada taman terapi harus diperhatikan dan disesuaikan dengan kegiatan dan fungsi dalam taman terapi ataupun ruangan tertentu. Building farming sebagai topik dari proyek rumah sakit anak ini dapat berarti kegiatan untuk menghadirkan lahan hijau dalam suatu bangunan yang berdiri dalam lahan terbatas dengan menggunakan taman-taman vertikal ataupun roof garden/ kebun atap. Dari semua uraian diatas, maka keberadaan rumah sakit khusus anak sebagai sarana kesehatan yang digunakan untuk menampung semua aktivitas penggunanya serta mendukung kesembuhan/ meningkatkan taraf kesehatan penggunanya sangat diperlukan khususnya di kecamatan jagakarsa yang pada tahun 2007 belum dapat memenuhi target pelayanan kesehatan khususnya untuk anak usia remaja. Proyek ini diberi judul Perancangan Rumah Sakit Khusus Anak dengan Penerapan Taman Terapi di Jagakarsa. Taman terapi akan dihadirkan dalam perancangan proyek rumah sakit khusus anak ini karena taman terapi merupakan suatu elemen penting dari rumah sakit yang dapat digunakan sebagai sarana terapi apabila didesain dengan baik dan karena taman terapi sendiri memang memberikan dampak yang positif terhadap kesehatan pasien. Selain itu,

6 6 keberadaan taman terapi dalam rumah sakit juga mendapat respon yang positif dari pasien anak. Taman terapi yang dihadirkan tidak hanya berfungsi sebagai sarana terapi tapi juga sebagai elemen estetika/keindahan dari lingkungan rumah sakit dan dapat difungsikan untuk kegiatan berkebun sebagai bagian dari konsep building farming yang dapat memproduksi bunga-bunga yang dapat digunakan sebagai dekorasi ruang-ruang di rumah sakit atau jamu-jamu herbal contohnya seperti teh chamomile dan teh krisan yang bermanfaat bagi kesehatan 1.2 Ruang Lingkup Dengan banyaknya kriteria perancangan sebuah taman terapi, kelas rumah sakit, cakupan usia anak maka, ruang lingkup dari penelitian ini adalah: Proyek merupakan rumah sakit khusus untuk anak usia tahun yang merupakan rentang usia remaja karena pada kecamatan Jagakarsa sendiri, cakupan pelayanan kesehatan untuk anak usia 0-9 tahun (neonatus sampai masa anak-anak akhir) telah mencapai target. (sumber: profil kesehatan puskesmas kecamatan Jagakarsa tahun 2007) Rumah sakit anak ini merupakan rumah sakit khusus kelas C sesuai dengan ketentuan tugas akhir untuk kelas proyek rumah sakit. Terapi yang dibahas dalam penelitian ini adalah fisioterapi, terapi okupasi dan terapi wicara yang merupakan 3 terapi dasar untuk pelayanan rehabilitasi medik sesuai ketentuan kemenkes no.029 tahun 2012 Kriteria design taman terapi yang dibahas dalam penelitian penelitian ini adalah berupa fasilitas terapi, material, serta jenis tanaman berkaitan dengan warna dan aroma serta lokasi penempatan tanaman tersebut sesuai dengan

7 7 fungsi dari warna dan aromanya baik dalam ruangan ataupun pada area tertentu dalam taman terapi tempat dilaksanakannya terapi tertentu. 1.3 Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang dan ruang lingkup yang diungkapkan, maka, rumusan masalah secara garis besar adalah kriteria design taman terapi yaitu fasilitas harus disesuaikan dengan kebutuhan pengguna taman sementara material dan pemilihan jenis tanaman yang dipertimbangkan lewat warna, aroma dan kondisi fisiknya harus diperhatikan pemilihannya berkaitan dengan efek stimulasinya pada panca indera manusia serta efek psikologis positif dan negatif yang diberikan khususnya lewat warna dan aroma. Selain itu, warna sebagai faktor lingkungan akan diterapkan lewat tanaman sehingga penempatan tanaman baik pada ruangan dalam bangunan ataupun pada taman terapi harus diperhatikan dan disesuaikan dengan kegiatan dan fungsi dalam taman terapi ataupun ruangan tertentu 1.4 Formulasi masalah 1. Fisioterapi, terapi okupasi dan terapi wicara yang dapat dilakukan di taman memiliki kegiatan yang berbeda dan taman terapi harus bisa memfasilitasi kegiatan terapi tersebut. Sehingga, fasilitas apa saja yang harus disediakan taman terapi untuk mendukung kegiatan terapi pengguna taman? 2. Kriteria design taman terapi yang menjadi fokus penelitian ini adalah material yang berkaitan dengan tekstur serta pemilihan jenis tanaman yang berkaitan dengan warna dan aroma yang memberikan efek psikologis tertentu. Sehingga, tekstur material serta warna apa saja yang dibutuhkan

8 8 dan harus dihadirkan dalam taman terapi untuk mendukung kegiatan dalam taman serta jenis-jenis tanaman apa saja yang dapat digunakan sesuai dengan warna dan aroma yang dibutuhkan? 3. Dimana sebaiknya peletakan lokasi tanaman yang dapat digunakan untuk untuk mendukung kegiatan baik pada taman terapi ataupun pada ruangruang dengan fungsi tertentu lewat warna dan aroma yang dimilikinya tanpa mengabaikan kebutuhan tanaman akan lama penyinaran khususnya pada taman terapi? 1.5 Maksud dan Tujuan Maksud dari kegiatan penelitian ini adalah untuk merancang rumah sakit khusus anak dengan taman terapi yang dapat mengakomodasi kegiatan terapi para penggunanya dengan memperhatikan kriteria perancangan suatu taman terapi yaitu menyediakan fasilitas sesuai dengan kebutuhan pengguna serta menghadirkan material dan jenis tanaman yang sesuai dan dipertimbangkan dari efek stimulasinya pada panca indera serta efek psikologis yang diberikan khususnya lewat warna dan aroma sehingga pemilihan dan penempatan jenis tanaman tersebut baik di taman terapi ataupun di dalam ruangan dapat mendukung kegiatan pengguna. Untuk mencapai maksud tersebut maka, tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui aktivitas-aktivitas pengguna taman terapi sehingga dapat mengetahui fasilitas-fasilitas yang harus disediakan dalam taman terapi untuk mendukung kegiatan terapi 2. Mengetahui tekstur material yang sesuai untuk kegiatan dalam taman terapi serta jenis tanaman yang berkaitan dengan warna dan aroma yang dapat

9 9 dihadirkan untuk mendukung kegiatan baik pada taman terapi ataupun pada ruang-ruang dalam rumah sakit. 3. Menentukan lokasi penempatan jenis-jenis tanaman tersebut dalam lingkungan rumah sakit anak untuk mendukung kegiatan dalam rumah sakit khususnya pada taman terapi tanpa mengabaikan kebutuhan tanaman akan lama penyinaran. 1.6 Tinjauan pustaka Kegiatan rawat inap dirumah sakit, mengakibatkan stress bagi anakanak. Sebagai akibatnya, anak-anak sering kali mengalami ketakutan, gelisah, bosan dan lebih rewel serta bergantung pada orang tua. Namun, dengan terlibat dalam kegiatan-kegiatan di taman baik secara aktif ataupun pasif dapat mengurangi stress sebagai akibatnya, anak-anak akan lebih tenang, ceria, penurut dan lebih kooperatif pada tindakan medis. (Said, 2009:1) Dalam lingkungan fasilitas kesehatan yang ditujukan untuk anakanak, perubahan sikap negatif menuju sifap yang lebih positif dianggap sebagai kemajuan dalam pemulihan kesehatan mereka. Studi yang dilakukan oleh Ismail Said yang diterbitkan dalam jurnal berjudul Garden as Restorative Environment for Hospitalized Children pada tahun 2009 membahas mengenai efek restorasi/ penyembuhan yang diberikan oleh taman terapi rumah sakit terhadap pasien anak di rumah sakit Batu Pahat Malaysia. Dalam studi ini, Said membandingkan perilaku anak-anak di taman dengan perilaku anak-anak dalam kamar rawat inap dengan menggunakan teknik observasi dan komparasi. Hasil dari studi tersebut adalah sebagai berikut:

10 10 Sifat anak-anak dari segi kognitif yang pada awalnya negatif berupa bosan, takut dan cemas berubah menjadi lebih nyaman, tenang, tidak khawatir dan ceria. Sifat anak-anak dari segi fisik yang pada awalnya pasif berubah menjadi lebih aktif dengan berpartisipasi dalam kegiatan bermain ditaman. Sifat anak-anak dari segi sosial yang pada awalnya menyendiri dan tidak kooperatif dengan tindakan medis menjadi lebih bersahabat dan lebih penurut serta lebih kooperatif. (Said, 2009:1) Secara keseluruhan, studi tersebut menyimpulkan bahwa taman terapi rumah sakit beserta semua elemen yang ada didalamnya mendukung proses penyembuhan pasien anak. Studi tersebut juga menunjukkan bahwa keberadaan taman terapi mendapatkan kesan yang positif dari pasien anak, orang tua serta staff rumah sakit karena perannya dalam merestorasi pasien. Dalam studi yang dibuat dalam jurnal Garden as An environmental Intervention in Healing Process of holpitalised Children, Ismail Said (2003:6-7) melaporkan hasil studi untuk mencari tahu respon anak-anak terhadap keberadaan taman terapi dirumah sakit dan anak-anak menunjukkan respon yang positif diantaranya yaitu lebih jarang menangis karena diizinkan untuk bermain, lebih aktif secara fisik, lebih bekerja sama dan lebih penurut dalam proses penyembuhan. respon para staff rumah sakit mengenai perilaku anak-anak yang berpartisipasi dalam kegiatan di taman terapi adalah sebagai berikut:

11 11 Gambar 1.1 Respon staff pasien anak mengenai respon anak terhadap taman. Sumber: jurnal Garden as Restorative Environment for Hospitalized Children (2003:6) Selain itu, para staff juga memberikan pendapat yang positif yaitu anakanak tidak merasa bosan dan selalu bersemangat untuk beraktivitas di taman, lebih ceria dan bahagia, lebih mudah ditangani (lebih kooperatif) dan karena mereka pasien bahagia dan mudah diajak bekerja sama, lingkungan rumah sakit lebih ceria dan menjadi tempat bekerja yang menyenangkan. M.Susan Erickson dalam jurnal berjudul Restorative Gardens Designs: Enhancing Wellness Through Healing Spaces menjabarkan hasil survey mulai dari tahun 1992, 2011 dan 2012 mengenai tempat yang dikunjungi oleh responden ketika mengalami stress, kecewa, marah, gelisah, dan tempat-tempat yang menurut mereka membuat mereka merasa lebih nyaman. Hasil survey pada survey tahun 1992, yang dilakukan oleh Francis dan Cooper Marcus, sebesar 70% responden memilih untuk pergi ke ruang terbuka sedangkan pada survey tahun 2011 yang dilakukan Iowa hasil menunjukkan bahwa sekitar 55% responden lebih memilih untuk pergi menemui pihak keluarga atau tinggal dirumah, dan 30% responden memilih untuk mengunjungi ruang-ruang terbuka. Survey terbaru pada tahun 2012 di Taiwan, menunjukkan kenaikan jumlah responden yang memilih untuk mengunjungi ruang terbuka dengan jumlah sebesar 60% responden Penjabaran dari hasil survey-survey tersebut menunjukkan cukup besarnya minat masyarakat terhadap keberadaan ruang terbuka/ taman sebagai

12 12 tempat pereduksi stress dan menunjukkan kalau ruang terbuka turut memberikan efek restorasi terhadap kondisi kejiwaan penggunannya. Keberadaan taman rumah sakit sebagai bagian dari elemen alam yang dipercaya mempercepat proses penyembuhan pasien telah ada sejak abad 14 dan 15 dimana semua kamar pasien memiliki akses langsung ke ruang terbuka. Pada abad ke 20, dimana teknologi dan bidang kedokteran serta obat-obatan semakin maju dan efisiensi kerja staff rumah sakit lebih dianggap penting, keberadaan taman rumah sakit semakin dilupakan (Nedučin, Krklješ dan Folić (2010:295)) Gambar 1.2. Contoh rumah sakit pada abad 14-17, St. Catherine's Garden in the monastic infirmary, Central courtyard of the Ospedale Maggiore Ca Granda, Milan dan Garden Lodge of the Royal Hospital, Dublin. Sumber: Jurnal Hospital Outdoor Spaces-Therapeutic Benefits and Design Considerations (2010) Gambar 1.3 Contoh rumah sakit pada abad 20 Cornell Medical Center, New York, 1933 dan Hôpital Beaujon, Sumber: Jurnal Hospital Outdoor Spaces-Therapeutic Benefits and Design Considerations (2010) Nedučin, Krklješ dan Folić dalam jurnal berjudul Hospital Outdoor Spaces Therapeutic Benefit and Design Consideration menyebutkan sekaligus menganalisis hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam design taman rumah sakit sebagai taman terapi agar taman tersebut dapat mendukung kesembuhan pasien dan mengurangi kesan negatif dari lingkungan rumah sakit dengan halhal yang menjadi pertimbangan adalah sebagai berikut: Potensi tapak rumah sakit seperti view, kebisingan, entrance dan lain-lain

13 13 Pihak pengguna dan kebutuhan mereka terkait dengan kondisi, status, dan kegiatan pengguna yang mencakup pasien, staff dan pengunjung rumah sakit. Adanya variasi kegiatan dimana para pengguna bisa menentukan sendiri kegiatan apa yang mereka ingin lakukan. Adanya Variasi ruang dimana dalam satu taman yang besar terbagi menjadi ruang-ruang mikro dengan fungsi yang berbeda-beda. Mempertimbangkan elemen-elemen taman yang menjadi pengalih perhatian yang bersifat positif (berdampak baik bagi kesehatan dan mengurangi stress) dan negative (berdampak buruk bagi kesehatan dan menambah tingkat stress contohnya seperti bentuk-bentuk yang abstrak dan ambigu). Aksesibilitas dan keamanan dimana taman rumah sakit harus bisa diakses oleh semua pengguna dan aman. Tanaman berkaitan dengan jenis tanaman dimana jenis tanaman tidak boleh membahayakan pasien diantaranya beracun dan dapat menyebabkan alergi. Pemandangan keluar dimana taman rumah sakit juga harus dapat terlihat dari kamar pasien, koridor, dan ruang publik karena adanya pemandangan keluar bisa mengurangi rasa terisolasi. Dalam jurnal berjudul The Influence of Sensory Gardens on the Behaviour of Children with Special Educational Needs (2010), Hazreena Hussein menyimpulkan bahwa anak-anak tidak menilai suatu taman dari segi estetika (keindahan) tapi lewat bagaimana mereka dapat berinteraksi serta beraktivitas dalam taman tersebut. Aneka ragam aktivitas yang bisa dilakukan di taman serta berbagai pengalaman sensory yang melibatkan indera penglihatan (warna, bentuk), penciuman (aroma) serta indera peraba (tekstur halus dan

14 14 kasar) harus didesign dengan baik karena sama pentingnya dengan elemen estetika/ keindahan. (Hussein, 2010:14) Pemilihan jenis tanaman untuk taman terapi menurut Said dalam jurnal berjudul Garden as an Environmental Intervention in Healing Process of Hospitalised Children harus berdasarkan efek stimulasi tanaman tersebut pada anak-anak (Said, 2003:4). Efek stimulasi tersebut bisa didapat melalui tekstur, aroma, bentuk, warna serta ketinggian tanaman. Wandira dan B.Pribadi dalam jurnal yang berjudul Kajian Warna Interior Rumah Sakit Ibu dan Anak pada Psikologi Pasien Anak (Studi Kasus: RSIA Hermina Pandanaran) menyatakan bahwa kemampuan warna dalam menciptakan impresi mampu memberikan efek tertentu dan efeknya akan berpengaruh pada pikiran, emosi, tubuh dan keseimbangan. Lebih lanjut, Wandira dan B.Pribadi menyimpulkan warna-warna yang disukai oleh anakanak dan sekaligus dapat memberikan pengaruh baik jika diaplikasikan pada rumah sakit adalah: Biru, warna biru mampu mengatasi demam dan membantu tidur nyenyak. Pink/ merah muda, karena warma ini memberi efek menghilangkan rasa takut karena membuat orang merasa dicintai. Peach/ salem, kuning cerah dan muda serta krem yang memberikan efek menenangkan. Hijau muda yang mempunyai efek mengurangi rasa agresif dan kemarahan anak-anak. (Wandira dan B.Pribadi, 2011:78).

15 Sistematika Pembahasan BAB 1 PENDAHULUAN Bab 1 berisi tentang latar belakang dan alasan pemilihan proyek, topik serta tema disertai dengan fokus dari pembahasan laporan ini berikut dengan perumusan masalah terkait topik dan tema serta maksud dan tujuan perancangan proyek dan kegiatan penelitian untuk menjawab rumusan masalah BAB 2 KAJIAN TEORI Bab 2 berisi semua studi pustaka yang berkaitan dengan proyek, serta topik dan tema yang dibahas BAB 3 METODE PENELITIAN Bab 3 berisi cara/ metode penelitian, jenis data dalam penelitian serta cara pengumpulan data, analisis dan cara penarikan kesimpulan. BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN Bab 4 berisi pembahasan dari hasil penelitian meliputi proses analisis dari data-data yang telah didapat dan kesimpulan yang diambil dari hasil analisis tersebut BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 5 berisi kesimpulan dari hasil penelitian secara keseluruhan dan saran mengenai hal-hal yang harus diperhatikan dalam perancangan rumah sakit anak terkait dengan hasil penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Angka kesakitan dan rata-rata lama sakit KAB./KOTA ADMINISTRASI KAB ADMINISTRATIF

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Angka kesakitan dan rata-rata lama sakit KAB./KOTA ADMINISTRASI KAB ADMINISTRATIF BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan suatu keadaan kondisi fisik, mental, dan kesejahteraan sosial yang bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan (World Health Organization, 1943).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Angka Beban Tanggungan Menurut Kelompok Usia

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Angka Beban Tanggungan Menurut Kelompok Usia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker dan dalam perkembangannya, selsel kanker ini dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Hospital. Tapak berupa

BAB III METODOLOGI. Hospital. Tapak berupa BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kawasan pusat kota atau Central Business District (CBD) Bandung, Jawaa Barat, tepatnya di Santosa Bandung International Hospital.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Dasar Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar (tata ruang luar) tetapi juga bagian dalam (tata ruang dalam) bangunan. Inti dari konsep

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS SINTESIS

BAB V ANALISIS SINTESIS BAB V ANALISIS SINTESIS 5.1 Aspek Fisik dan Biofisik 5.1.1 Letak, Luas, dan Batas Tapak Tapak terletak di bagian Timur kompleks sekolah dan berdekatan dengan pintu keluar sekolah, bangunan kolam renang,

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Hasil Pengamatan Berdasarkan penelitian terhadap tiga objek rumah sakit kanker, yaitu Rumah Sakit Kanker Dharmais, MD Anderson Children Cancer Center dan

Lebih terperinci

2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya.

2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan rumah sakit sebagai suatu lembaga yang menyediakan pelayanan jasa kesehatan sering kali menimbulkan tekanan psikologis dan ekonomi bagi konsumennya. Selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) salah satunya disebabkan oleh pelayanan sarana kesehatan yang belum memadai. Dengan memperbaiki pelayanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taman Kota Taman kota merupakan salah satu bentuk ruang terbuka hijau yang terletak di kota dan banyak digunakan oleh masyarakat sebagai tempat aktivitas sosial. Secara umum,

Lebih terperinci

Survey Pasien Healing Garden (Taman Penyembuhan)

Survey Pasien Healing Garden (Taman Penyembuhan) LAMPIRAN 106 Lampiran 1 Kuesioner untuk Survey Survey Pasien Healing Garden (Taman Penyembuhan) Responden yang terhormat. Perkenalkan, nama saya Rachma Kania. Saya sebagai mahasiswa Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Kesimpulan Hasil Analisa Kondisi Penerapan Healing Environment Hasil penelitian studi banding menyimpulkan bahwa rumah sakit-rumah sakit terkemuka di Jakarta

Lebih terperinci

KAJIAN APLIKASI WARNA INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PADA PSIKOLOGI PASIEN ANAK (STUDI KASUS : RSIA HERMINA PANDANARAN)

KAJIAN APLIKASI WARNA INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PADA PSIKOLOGI PASIEN ANAK (STUDI KASUS : RSIA HERMINA PANDANARAN) Abstrak KAJIAN APLIKASI WARNA INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PADA PSIKOLOGI PASIEN ANAK (STUDI KASUS : RSIA HERMINA PANDANARAN) Ayu Wandira, Septana B Pribadi Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Latar Belakang Pengadaan Proyek. Proyek yang diadakan adalah Rumah Sakit Anak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Latar Belakang Pengadaan Proyek. Proyek yang diadakan adalah Rumah Sakit Anak yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Proyek yang diadakan adalah Rumah Sakit Anak yang memiliki fasilitas dan kapasitas tempat tidur setara dengan Rumah Sakit Tipe

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa mengandung dan bersalin adalah masa yang penting bagi seorang wanita.

BAB I PENDAHULUAN. Masa mengandung dan bersalin adalah masa yang penting bagi seorang wanita. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa mengandung dan bersalin adalah masa yang penting bagi seorang wanita. Keadaan persalinan adalah keadaan di mana masa hamil, melahirkan dan penanganan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti kita ketahui, saat ini pembangunan gedung-gedung untuk berbagai kepentingan masyarakat tumbuh dengan sangat pesat. Berbagai gedung baru seperti gedung perkantoran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kesehatan Di Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kesehatan Di Rumah Sakit BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Masalah Kesehatan Di Rumah Sakit Rumah sakit seharusnya menjadi tempat penyembuhan penyakit, namun sayangnya rumah sakit seringkali mengingatkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN 6.1 Konsep Umum Perancangan Menjawab permasalahan depresi yang dialami oleh penghuni Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta yang terjadi karena berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Hubungan Manusia dengan Alam dalam Konteks Kesehatan Sehat alami adalah sehat rohani dan jasmani yang diupayakan sendiri secara alami. Tentu saja hal ini sudah dilakukan sejak

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP 6.1 Konsep Umum

BAB VI KONSEP 6.1 Konsep Umum BAB VI KONSEP 6.1 Konsep Umum Perancangan taman terapi di Sekolah Alam dan Sains Al-Jannah ini terutama diperuntukkan bagi anak berkebutuhan khusus. Tapak akan dikembangkan menjadi taman yang dapat memberikan

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR. Oleh: Siswanti Asri Trisnanih ( ) 08 PAC

PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR. Oleh: Siswanti Asri Trisnanih ( ) 08 PAC PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR Oleh: Siswanti Asri Trisnanih (1401083134) 08 PAC School of Design Interior Design Department Universitas Bina Nusantara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan generasi penerus bangsa oleh karena itu, proses tumbuh kembang anak merupakan hal yang perlu untuk diperhatikan baik secara fisik, emosional, sosial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gangguan kejiwaan atau sakit jiwa bisa dialami semua kalangan masyarakat, baik kaya maupun miskin, pria maupun wanita, tua maupun muda. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

Penanganan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) pada Korban Bencana Lumpur Sidoarjo dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku

Penanganan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) pada Korban Bencana Lumpur Sidoarjo dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku G254 Penanganan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) pada Korban Bencana Lumpur Sidoarjo dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku Satriani Dian Pertiwi dan Nur Endah Nuffida Departemen Arsitektur, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan dalam menggunakan panca indera, muncul berbagai penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan dalam menggunakan panca indera, muncul berbagai penyakit yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setelah memasuki usia 60 tahun, manusia pada umumnya mengalami penurunan fungsi tubuh baik secara fisik maupun mental. Secara fisik, manusia mengalami kesulitan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Setiap manusia ingin terlahir sempurna tanpa kekurangan suatu apapun. Memiliki tubuh dan alat indera yang lengkap, serta dapat melakukan berbagai kegiatan merupakan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Konsep Dasar Penyakit merupakan salah satu penyebab stres, jika penyakit itu terus-menerus menempel pada tubuh seseorang, dengan kata lain penyakit itu sulit

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT KHUSUS ANAK DENGAN PENERAPAN TAMAN TERAPI DI JAGAKARSA

RUMAH SAKIT KHUSUS ANAK DENGAN PENERAPAN TAMAN TERAPI DI JAGAKARSA RUMAH SAKIT KHUSUS ANAK DENGAN PENERAPAN TAMAN TERAPI DI JAGAKARSA Yolanda Demetrius, Albertus Galih Prawata, Michael Isnaeni Djimantoro Fakultas sains dan teknonologi universitas Bina Nusantara JL.KH.Syahdan

Lebih terperinci

BAB I. 1.1.Latar Belakang

BAB I. 1.1.Latar Belakang 1.1.Latar Belakang BAB I Klinik Pratama Rawat Inap Pelayanan Medik Dasar (KPRIPMD) adalah salah satu bentuk amal Muhammadiyah dalam bidang kesehatan yang disebut Pembina Kesehatan Umat. Klinik Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan suatu keadaan kondisi fisik, mental, dan kesejahteraan sosial yang bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan (World Health Organization, 1943).

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan penelitian, serta analisa dan pembahasan maka, berikut. adalah hal-hal yang bisa disimpulkan:

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan penelitian, serta analisa dan pembahasan maka, berikut. adalah hal-hal yang bisa disimpulkan: BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan penelitian, serta analisa dan pembahasan maka, berikut adalah hal-hal yang bisa disimpulkan: Keberadaan taman terapi dalam lingkungan rumah sakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain Interior - Universitas Mercu Buana Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Desain Interior - Universitas Mercu Buana Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan seseorang ibu di dalam keluarga memiliki peranan yang sangat penting. Bukan hanya sebagai seorang yang telah melahirkan kita dan mengurus rumah tangga namun

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N I.1. Latar Belakang Kehidupan manusia selalu mempunyai batas, karena tidak ada yang abadi di dunia ini. Seperti ungkapan di dalam artikel sekilas karawitan karya Wiyono Undung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kota-kota besar di Indonesia, mengalami kemajuan yang cukup pesat dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KONSEP HEALING ENVIRONMENT

BAB III TINJAUAN KONSEP HEALING ENVIRONMENT BAB III TINJAUAN KONSEP HEALING ENVIRONMENT III.1. Pengertian Healing Environment Menurut Jones (2003) dalam bukunya Health and Human Behaviour (Kurniawati, 2011), faktor lingkungan memegang peran besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung merupakan rumah sakit khusus yang diklasifikasikan ke dalam rumah sakit tipe B menurut ketetapan mentri kesehatan no 340

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 158 BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Konsep Dasar Diagram 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar dari perancangan Rumah Sakit Jantung ini merujuk pada tema Healing Environment yang mengedepankan aspek

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN PUSTAKA. Pekalongan ini adalah arsitektur humanis. Latar belakang penekanan/

BAB V KAJIAN PUSTAKA. Pekalongan ini adalah arsitektur humanis. Latar belakang penekanan/ BAB V KAJIAN PUSTAKA 5.1. Kajian Teori Penekanan/ Tema Desain Arsitektur Humanis Tema desain pada proyek Rumah Sakit Jiwa di Kabupaten Pekalongan ini adalah arsitektur humanis. Latar belakang penekanan/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seseorang yang sudah menjadi pengguna, tidak mudah untuk bisa melepaskan diri dari ketergantungan. Narkoba membawa banyak racun ke dalam tubuh, namun proses pengeluaran

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN AUTISM CARE CENTER

Bab I PENDAHULUAN AUTISM CARE CENTER Bab I PENDAHULUAN AUTISM CARE CENTER I.1. Latar Belakang Anak-anak adalah anugerah dan titipan Tuhan Yang Maha Esa yang paling berharga. Anak yang sehat jasmani rohani merupakan idaman setiap keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. PENGERTIAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN A. PENGERTIAN JUDUL BAB I PENDAHULUAN A. PENGERTIAN JUDUL I. Judul : Rumah Sakit Ibu dan Anak dengan Konsep Friendly Hospital II. Pengertian judul Rumah Sakit : - Suatu kompleks / rumah / ruangan yang digunakan untuk menampung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a) Kelayakan Proyek Pengertian rumah sakit yaitu rumah tempat merawat orang sakit; tempat menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai masalah

Lebih terperinci

Penanganan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) pada Korban Bencana Lumpur Sidoarjo dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku

Penanganan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) pada Korban Bencana Lumpur Sidoarjo dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G 279 Penanganan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) pada Korban Bencana Lumpur Sidoarjo dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan dipengaruhi dengan segala macam hal yang baru. Anak prasekolah sering menunjukan perilaku yang aktif,

Lebih terperinci

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar.  Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir BAB IV : KONSEP 4.1 Konsep Dasar Table 5. Konsep Dasar Perancangan Permasalahan & Kebutuhan Konsep Selama ini banyak bangunan atau gedung kantor pemerintah dibangun dengan hanya mempertimbangkan fungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kecantikan mulai menjadi sebuah tren gaya hidup di beberapa kalangan yang tidak bisa ditinggalkan baik oleh kaum wanita maupun pria. Wanita maupun pria

Lebih terperinci

PUSAT REHABILITASI PASCA STROKE DI SEMARANG DENGAN PENDEKATAN HEALING ENVIRONMENT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PUSAT REHABILITASI PASCA STROKE DI SEMARANG DENGAN PENDEKATAN HEALING ENVIRONMENT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUSAT REHABILITASI PASCA STROKE DI SEMARANG DENGAN PENDEKATAN HEALING ENVIRONMENT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Strata I pada Program Studi

Lebih terperinci

Healing Garden : Aplikasi Taman Inklusif dalam Perancangan Rumah Sakit Gigi dan Mulut sebagai Upaya Penyembuhan Pasien

Healing Garden : Aplikasi Taman Inklusif dalam Perancangan Rumah Sakit Gigi dan Mulut sebagai Upaya Penyembuhan Pasien JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Healing Garden : Aplikasi Taman Inklusif dalam Perancangan Rumah Sakit Gigi dan Mulut sebagai Upaya Penyembuhan Pasien Aulia

Lebih terperinci

Fasilitas Rehabilitasi Pascastroke di Yogyakarta TUGAS AKHIR ARSITEKTUR BAB I PENDAHULUAN

Fasilitas Rehabilitasi Pascastroke di Yogyakarta TUGAS AKHIR ARSITEKTUR BAB I PENDAHULUAN 17 A I PENDAHULUAN Pada bab I ini dibahas tentang latar belakang eksistensi proyek, permasalahan hingga sistematika penulisan Fasilitas Rehabilitasi Pascastroke di Yogyakarta. Penulisan ini ditekankan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Studi (Sumber: dan

BAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Studi (Sumber:  dan BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Studi Studi ini dilakukan di Sekolah Alam dan Sains Al-Jannah yang terletak di jalan Jambore No.4 Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur. Peta lokasi studi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Menjadi tua adalah bagian dari siklus sebuah kehidupan manusia dan hal tersebut tidak dapat dihindari.

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Menjadi tua adalah bagian dari siklus sebuah kehidupan manusia dan hal tersebut tidak dapat dihindari. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Menjadi tua adalah bagian dari siklus sebuah kehidupan manusia dan hal tersebut tidak dapat dihindari. Pada usia tua, manusia akan mengalami kemunduran dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan. tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter &

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan. tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter & BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencapaian pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui oleh manusia bersifat

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Hasil Pengamatan Penulis melakukan pengamatan terhadap 2 objek rumah sakit, yaitu dan RSUD Pasar Rebo. Sedangkan objek lain adalah yang data-datanya merupakan

Lebih terperinci

Bab IV. Konsep Perancangan

Bab IV. Konsep Perancangan Bab IV Konsep Perancangan 4.1 Konsep Perancangan Konsep perancangan pada proyek ini didasari oleh tinjauan data mengenai sifat dan karakteristik pasien, dimana beberapa dari pasien dewasa maupun anak-anak

Lebih terperinci

2015 RUMAH SAKIT KHUSUS JANTUNG KOTA BANDUNG

2015 RUMAH SAKIT KHUSUS JANTUNG KOTA BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan Dewasa ini kehidupan modern telah menjadi prioritas utama bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia, khususnya kalangan masyarakat ekonomi menengah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera utara 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, berbagai macam inovasi baru bermunculan dalam dunia kesehatan. Dewasa ini dunia kesehatan semakin mengutamakan komunikasi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan wanita akan fasilitas kesehatan dan kecantikan sekarang ini terus meningkat, karena wanita sudah menyadari begitu pentingnya kesehatan tubuh dan merawatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancangan Peredaran dan penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang saat ini menjadi persoalan yang memprihatinkan. Peningkatan jumlah pengguna dari tahun ke tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, masyarakat menuntut pelayanan yang lebih optimal dalam segala aspek termasuk dalam dunia kesehatan. Pada zaman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Environmentally sustainable, healthy, and livable human settlements merupakan topik yang membahas tentang menciptakan suatu lingkungan yang lebih baik bagi kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir, sejumalah faktor psikososial seperti stress, depresi, kelas sosial, dan kepribadian tipe A dimasukkan dalam faktor risiko klasik untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel kanker tumbuh dengan cepat, sehingga sel kanker dapat

Lebih terperinci

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic,

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic, BAB.IV. KONSEP DESAIN IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic, Refreshing, berarti tidak kaku, mampu memotivasi pengguna Relaxing, mampu

Lebih terperinci

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU BAB IV KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU 4.1. Tema Desain Penderita TB maupun penderita penyakit paru lainnya akan memiliki perasaan dan pikiran negatif, bahkan setelah sembuh penderita penyakit

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Fungsi utama Rumah Sakit yakni melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin majunya teknologi kedokteran,

Lebih terperinci

BERITA ACARA SIDANG KELAYAKAN LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A)

BERITA ACARA SIDANG KELAYAKAN LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) BERITA ACARA SIDANG KELAYAKAN LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) Dengan ini menyatakan bahwa telah dilaksanakan Sidang Kelayakan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan

Lebih terperinci

Tugas Akhir 138 Rumah Sakit Gigi dan Mulut di Semarang BAB I PENDAHULUAN

Tugas Akhir 138 Rumah Sakit Gigi dan Mulut di Semarang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) adalah sebuah sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut perorangan untuk pelayanan pengobatan

Lebih terperinci

Desain Taman sebagai Zona Terapi dan Edukasi Penyandang Cacat Studi Kasus: Konsep Therapeutic Garden pada Redesain Bangunan YPAC Surakarta

Desain Taman sebagai Zona Terapi dan Edukasi Penyandang Cacat Studi Kasus: Konsep Therapeutic Garden pada Redesain Bangunan YPAC Surakarta TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Desain Taman sebagai Zona Terapi dan Edukasi Penyandang Cacat Studi Kasus: Konsep Therapeutic Garden pada Redesain Bangunan YPAC Surakarta ( Perancangan Arsitektur, Arsitektur, Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki kebutuhan primer yang merupakan kebutuhan utama manusia yang harus dipenuhi. Salah satu kebutuhan utama manusia adalah kebutuhan untuk kesehatan. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, merasa gagal

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, merasa gagal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jika individu sering mengalami kegagalan maka gangguan jiwa yang sering muncul adalah gangguan konsep diri harga diri rendah, yang mana harga diri rendah digambarkan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1. Konsep Multifungsionalitas Arsitektur Kesadaran bahwa perancangan youth center ini mempunyai fungsi yang lebih luas daripada sekedar wadah aktivitas pemuda, maka dipilihlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latarbelakang Latarbelakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latarbelakang Latarbelakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang 1.1.1 Latarbelakang Pengadaan Proyek Dewasa ini permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia semakin kompleks dan telah masuk ke dalam taraf yang memprihatinkan, perkembangan

Lebih terperinci

pasien dan pendampingnya. Tidak hanya mewadahi fungsi hunian, Children Cancer Care Service juga mewadahi fungsi oprasional yayasan yang bergerak

pasien dan pendampingnya. Tidak hanya mewadahi fungsi hunian, Children Cancer Care Service juga mewadahi fungsi oprasional yayasan yang bergerak BAB I PENDAHULUAN Bab I berisi pendahuluan yang akan memaparkan penjelasan pengadaan proyek hingga permasalahannya. Selain itu, bab I juga berisi rumusan masalah, tujuan, sasaran, lingkup studi, metode

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5. 1 Konsep Dasar Perancangan Konsep Perancangan Health Care for Mother adalah hasil analisis pada bab sebelumnya yang kemudian disimpulkan. Kesimpulan diperoleh berdasarkan kesesuaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang. Namun tidak semua orang beruntung memiliki jiwa yang. sehat, adapula sebagian orang yang jiwanya terganggu atau dapat

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang. Namun tidak semua orang beruntung memiliki jiwa yang. sehat, adapula sebagian orang yang jiwanya terganggu atau dapat BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Memiliki tubuh dan jiwa yang sehat merupakan dambaan setiap orang. Namun tidak semua orang beruntung memiliki jiwa yang sehat, adapula sebagian orang yang jiwanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 JUDUL Rumah Sakit Jiwa Dengan Pendekatan Konsep Hijab di Karanganyar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 JUDUL Rumah Sakit Jiwa Dengan Pendekatan Konsep Hijab di Karanganyar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 JUDUL Rumah Sakit Jiwa Dengan Pendekatan Konsep Hijab di Karanganyar. 1.2 PENGERTIAN JUDUL Pengertian judul : RUMAH SAKIT JIWA DENGAN PENDEKATAN KONSEP HIJAB di KARANGANYAR adalah

Lebih terperinci

Penerapan Healing Architecture dalam Desain Rumah Sakit

Penerapan Healing Architecture dalam Desain Rumah Sakit JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G-11 Penerapan Healing Architecture dalam Desain Rumah Sakit Asma, Arinal Haq, dan Erwin Sudarma Jurusan Arsitektur, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEMA

BAB III TINJAUAN TEMA BAB III TINJAUAN 3.1. Interpretasi Tema Rehabilitasi berasal dari dua kata, yaitu re yang berarti kembali dan habilitasi yang berarti kemampuan. Menurut arti katanya, rehabilitasi berarti mengembalikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah satu diagnosis kardiovaskular yang paling cepat meningkat jumlahnya (Schilling, 2014). Di dunia,

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil Rancangan menggunakan konsep Serenity in Fluidity yang dijelaskan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil Rancangan menggunakan konsep Serenity in Fluidity yang dijelaskan BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Hasil Rancangan Kawasan Hasil Rancangan menggunakan konsep Serenity in Fluidity yang dijelaskan dalam bab sebelumnya, yaitu dengan menggunakan lingkungan yang tenang dengan

Lebih terperinci

BAB V Konsep. 5.1 Konsep Ide dasar

BAB V Konsep. 5.1 Konsep Ide dasar 5.1 Konsep Ide dasar BAB V Konsep Konsep ide dasar rancangan Pusat Rehabilitasi Tuna Daksa di Surabaya meliputi poin-poin arsitektur perilaku, nilai-nilai keislaman, dan objek rancangan sendiri. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Latar Belakang Judul Proyek

BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Latar Belakang Judul Proyek BAB I PENDAHULUAN I.1. I.1.1 LATAR BELAKANG Latar Belakang Judul Proyek Pembangunan pada era globalisasi saat ini berkembang sangat pesat, didorong dari peningkatan pertumbuhan masyarakat tentunya. pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang paling banyak menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun 2002 menunjukkan bahwa kanker

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PROYEK Tinjauan Umum : Pusat Rehabilitasi Medik Tema Arsitektur : Healing Architecture

BAB II TINJAUAN PROYEK Tinjauan Umum : Pusat Rehabilitasi Medik Tema Arsitektur : Healing Architecture 2.1. Tinjauan Umum Nama Proyek : Pusat Rehabilitasi Medik Tema Arsitektur : Healing Architecture Sifat Proyek : Fiktif Lokasi Proyek : Jl. Adiyaksa Raya, Jakarta Selaan Batas Barat : Perkantoran, hotel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Khusus Kanker di Jakarta 1

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Khusus Kanker di Jakarta 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah penderita kanker serviks terbanyak di dunia adalah Indonesia. Urutan tertinggi penderita kanker serviks ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Pengertian judul : CENTER OF EARLY CHILDHOOD EDUCATION IN SOLO DENGAN PENEKANAN TEORI WARNA adalah sebagai berikut : Early - Awal - Dini - Muda - Sebelum waktunya

Lebih terperinci

2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan Korban dari penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) atau yang biasa dikenal sebagai NARKOBA (Narkotika dan Obat berbahaya)

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROYEK

BAB III DESKRIPSI PROYEK 31 BAB III DESKRIPSI PROYEK A. Gambaran Umum Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut yang akan direncanakan dan dirancang adalah Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Kelas A yang akan menampung pasien rujukan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Chaplin,gangguan jiwa adalah ketidakmampuan menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia yakni kesehatan jasmani dan kesehatan rohani. Kesehatan dapat tercapai dengan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal, Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun , (Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2015), hal. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal, Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun , (Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2015), hal. 6. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Proyek Kesehatan merupakan sebuah isu penting yang tidak luput dari perhatian pemerintah Indonesia. Pembangunan kesehatan 1 pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK Manusia akan mengalami keadaan tua atau memasuki tahap lanjut usia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, lanjut usia adalah tahap masa tua dalam

Lebih terperinci

BAB V 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar dari perancangan Pusat Rehabilitasi Medik ini adalah menciptakan suasana nyaman yang membuat pasien merasa baik. Artinya jika pasien merasa baik, maka pasien akan lebih

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN v DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN UCAPAN TERIMA KASIH... i ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR DIAGRAM... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Hospitalisasi (rawat inap) pada pasien anak dapat menyebabkan kecemasan dan stres pada semua tingkat usia. Penyebab dari kecemasan ini dipengaruhi oleh banyak faktor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak setiap orang merupakan salah satu slogan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak setiap orang merupakan salah satu slogan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Kesehatan adalah hak setiap orang merupakan salah satu slogan yang sering kita dengar dalam dunia kesehatan. Hal ini berarti setiap pasien yang dirawat di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: dan Googlemaps, 2009) Peta Kota Bandung Tanpa Skala.

BAB III METODOLOGI. Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian (Sumber:  dan Googlemaps, 2009) Peta Kota Bandung Tanpa Skala. 13 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Studi Penelitian ini dilakukan di Taman Cilaki Atas (TCA), Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat (Gambar 2). Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia (lansia) disamping usia yang semakin bertambah tua terjadi pula penurunan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Anak merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa harus dijaga dan dipelihara karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak-hak

Lebih terperinci