ABSTRAK. Kata kunci : Availability, EOH (Equivalent Operating Hour), Hotpart, MTBF (Mean Time Between Failure).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ABSTRAK. Kata kunci : Availability, EOH (Equivalent Operating Hour), Hotpart, MTBF (Mean Time Between Failure)."

Transkripsi

1 PENENTUAN MTBF (MEAN TIME BETWEEN FAILURE) SEBAGAI DASAR AKTIVITAS MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI Shinta Listyani, Yudha Prasetyawan Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya ; ABSTRAK PT Indonesia Power merupakan penyedia tenaga listrik sistem Jawa-Bali terbesar se-indonesiatetapi pertumbuhan produksi dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Lalu penurunan tersebut ditandai dengan faktor keandalan yakni prosentase EAF (Equivalent AvailabilityFactor) dan OAF (Operating AvailabilityFactor) yang menurun. Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan produksi serta tingkat keandalan PTIndonesia Power adalah kesiapan komponen part kritis yakni hotpart. Hotpart adalah serangkaian komponen turbin gas yang menerimaaliran panas tinggi seperti yang berfungsi mengubah energi panas menjadi energi mekanik pada turbin gas. Penggunaan hotpart yang melebihi usia pakainya akan mengakibatkan perfomansi produksi listrik menurun. Dalam penelitian ini dilakukan perhitungan EOH (Equivalent Operating Hour), penentuan MTBF (Mean Time Between Failure), penentuan availability, dan melakukan analisa efisiensi penggantian hotpart yang tepat. Dari hasil penelitian didapatkan nilai EOH sebesar 7402 jam untuk combustor inspection, 9570 jamuntuk turbine inspection, 8088 jam untuk combustor++ inspection, dan 8444 jam untuk major inspection.nilai MTBF terbesar terdapat padaturbine blade 3 dengan nilai jam. Kemudian dilakukan perencanaan penggantian hotpart sehingga pihak manajemen pemeliharaan dapat mengatur waktu pemesanan tanpa mengganggu jadwal pemeliharaan periodik. Kata kunci : Availability, EOH (Equivalent Operating Hour), Hotpart, MTBF (Mean Time Between Failure). ABSTRACT PT Indonesia Power is a the largest supplier electrical power for the Java-Bali-Indonesia but having problems with decreasing power production from year to year. The decreasing problems signed with a reliability factor both the percentage of EAF (Equivalent AvailabilityFactor) and OAF (Operating AvailabilityFactor) is decreasing. One of factor made a decrease production and level of reliability of PT Indonesia Power is a critical part components namely hotpart. Hotpart is a series of gas turbine components which receive the flow of high heat that function is converting heat energy into mechanical energy in the gas turbine. The usage of hotpart that exceeds the lifetime will be consequence a decreased electricity production perfomance and made cost expenditures grow higher because of unplanned hotpart replacement. In this research, determine EOH (Equivalent Operating Hour), determination of MTBF (Mean Time Between Failure, the determination of availability, and analysis efficiency replacement hotpart. From the research results obtained value of EOH is 7402 hours for combustor inspection, 9570 hours for turbine inspection, 8088 hours for combustor++ inspection, and 8444 hours for major inspection. The biggest value of MTBF (Mean Time Between Failure) is turbine blade 3 has a value of MTBF (Mean Time Between Failure) amounting to hours. Then do the planning replacement hotpart so the maintenance management can be set time order without disturb maintenance periodic planning. Keywords: Availability, EOH (Equivalent Operating Hour), Hotpart, MTBF (Mean Time Between Failure).

2 1. Pendahuluan Berikut menjelaskan mengenai pendahuluan yang dilakukan diantaranya adalah latar belakang, perumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian. 1.1 Latar Belakang PT Indonesia Power merupakan salah satu anak perusahaan PT PLN (Persero) dengan bisnis utama dibidang ketenagalistrikan, yang beroperasi melalui sejumlah unit pembangkit listrik dari berbagai macam energi primer seperti air, batubara, gas, minyak dan panas bumi. Berdasarkan Laporan Statistik (2009), PT Indonesia Power merupakan penyedia tenaga listrik terbesar se-indonesia dengan realisasi 37,84% dari total perusahaan yang menyediakan tenaga listrik sistem Jawa-Bali. Realisasi produksi menurun dari tahun 2008 ke tahun 2009 yakni sebesar MW menjadi MW. Hal ini dapat mengindikasikan adanya permasalahan produksi Secara khusus realisasi pertumbuhan produksi dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Tahun 2010 realisasinya hanya , dan tahun 2011 direncanakan menurun sebesar Selain itu, penurunan kinerja PT Indonesia Power dapat dilihat dari prosentase EAF (Equivalent Availability Factor) dan OAF (Operating Availability Factor) yang merupakan faktor keandalan. EAF tahun 2009 berkisar 95,63%,dan tahun 2010 turun menjadi 94,30%. Lalu OAF tahun 2009 adalah 96,06% dan menurun di tahun 2010 yakni 95,44% (Laporan Statistik, 2010). Penurunan produksi dan kinerja mengindikasikan adanya permasalahan dalam sistem produksi listrik. Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan produksi serta tingkat keandalan PT Indonesia Power adalah kesiapan komponen part kritis yakni hotpart. Adapun faktor lain yang menyebabkan penurunan produksi diantaranya adalah perawatan pada komponen turbin gas lain seperti fuel pump yang tidak dilakukan secara rutin sehingga menyebabkan kerusakan secara mendadak pada saat beroperasi. Hotpart adalah serangkaian komponen turbin gas yang menerimaaliran panas tinggi hasil pembakaran bahan bakar, yang terdiri dari combustor basket, transition piece, vane segment serta turbine blade yang secara keseluruhan berfungsi mengubah energi panas menjadi energi mekanik pada turbin gas. Hotpart dipilih sebagai faktor utama dalam penurunan produksi dikarenakan hotpart merupakan komponen vital yang menghasilkan energi mekanik untuk memutar turbin gas. Kondisi hotpart sangat dipengaruhi oleh kondisi operasi turbin gas, diantaranya pengaruh akibat operasi menggunakan bahan bakar minyak dengan tingkat kontaminan yang tinggi, yang dapat menimbulkan adanya kotoran/deposit pada permukaan sudu tetap (vane segment) dan sudu putar (turbine blade) sehingga pada suhu operasi tertentu (>700ºC) deposit tersebut akan lelehdan merusak pelindung permukaan logam, serta proses tersebut terjadi secara berulang sehingga permukaan sudu tetap maupun sudu putar menjadi erosi dan korosi. Apabila tingkat kerusakan akibat erosi maupun korosi melebihi batas kriteria yang diijinkan oleh pabrikan, maka status komponen tersebut dinyatakan scrap atau reject dan perlu dilakukan penggantian, walaupun secara umur masih dalam batas yang diijinkan sehingga komponen ini dikatakan kritis. Hotpart sering dilakukan penggantian sebelum mencapai umur produknya. Penyebab korosi disebabkan oleh operasi menggunakan bahan bakar minyak dengan tingkat kontaminan yang tinggi, sehingga perlu dilakukan penggantian. Pada umumnya setiap perusahaan selalu mengganti komponen part sesuai dengan umur produknya (rekomendasi pabrikan) namun karena kondisi tertentu unit pembangkit yang bersangkutan sangat diperlukan oleh sistem ketenagalistrikan, maka harus dioperasikan walapun melebihi jam operasi (EOH) yang diijinkan, kondisi yang demikian juga memberikan kontribusi percepatan kerusakan pada komponen turbin gas. Setiap hotpart mempunyai umur produk yang berbeda-beda sehingga waktu penggantian juga akan berbeda-beda. Penggunaan hotpart yang melebihi umur produknya akan mengakibatkan perfomansi produksi listrik menurun dan konsekuensi pengeluaran biaya yang tidak sesuai akibat penggantian komponen part yang tidak terencana. 2

3 Perencanaan pemeliharaan eksisting selama ini masih belum membuat contigency plan dan hanya merencanakan kebutuhan komponen turbin gas sesuai batas umur yang direkomendasikan oleh pabrikan, sehingga apabila terjadi perubahan kondisi dilapangan pada saat pelaksanaan pemeliharaan periodik, mengalami kesulitan untuk menyiapkan penggantinya, kondisi yang demikian akan membawa konsekuensi pada 2 (dua) pilihan, antara lain komponen yang statusnya sudah melebihi batas yang diijinkan harus dipasang kembali dengan risiko kerusakan yang lebih besar atau harus menunggu kedatangan komponen pengganti dengan risiko kehilangan produksi/pendapatan. Indikator kesuksesan aktivitas maintenance adalah kesiapan mesin turbin gas dalam melakukan produksi listrik sehingga dapat menjual energi listriknya ke pihak selanjutnya. Sebagai manajemen perencanaan pemeliharaan bukan hanya berupaya melakukan jadwal perawatandengan rutin akan tetapi harus merencanakan dengan tepat kapan penggantian hotpart. PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Perak Grati bagian mekanik pada saat melakukan periodic inspection merasa kesulitan dalam melakukan penggantian hotpart dikarenakan ketersediaan hotpart yang minimum. Selain itu, pihak perencanaan pemeliharaankurang perhatian terhadap hotpart yang sudah melebihi lifetime-nya dikarenakan terlalu banyak komponen hotpart yang harus diganti dengan waktu penggantian yang berbeda-beda. Dalam melakukan pemesanan hotpart, pihak perusahaan tidak dapat melakukan order hotpart dengan cepat. Hal ini dikarenakan hotpart yang dibutuhkan berasal dari Jepang dan waktu pemesanan yang diinginkan oleh pihak supplier sekitar beberapa bulan sebelumnya (18 bulan). Contoh ketidaksiapan penggantian hotpart adalah pada major inspection G.T 1.2 penggantian vane segment row 3 sebanyak enam buah tidak jauh berbeda dari eksistingnya dikarenakan berasal dari gudang unit Grati yang expired dengan nilai EOH (Laporan Major inspection G.T 1, 2011). 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, perumusan masalah yang akan diselesaikan dalam penelitian ini adalah bagaimanamenentukan EOH (Equivalent Operating Hour) sebagai acuan waktu penggantian hotpart yang sesuai dengan umur pakainya, menentukanmtbf (Mean Time Between Failure) sebagai dasar intervalaktivitas maintenance, menentukan availabilityinspection periodic, serta membuat perencanaanwaktu penggantian hotpart. 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menentukan EOH (Equivalent Operating Hour) sebagai acuan waktu penggantian hotpart yang sesuai dengan umur pakainya, menentukan MTBF (Mean Time Between Failure) yang dapat memprediksi laju kerusakan hotpart sehingga reliability-nya dapat dijaga, dan melakukan analisa efisiensi penggantian hotpart. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian ini adalahmemberikan saran pertimbangan kepada perusahaan mengenai permasalahan penggantian hotpartyang sesuai dengan waktu failure-nya yang akan diterima oleh perusahaan. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini terdiri atas batasan dan asumsi. Batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dilakukan di PT Indonesia Power Unit Grati bagian manajemen pemeliharaan, penelitian dibatasi hanya padahotpart turbin gas yang utama yakni terdiri atas : combuster basket, transition piece, vane segment 1,2,3, dan 4 serta blade 1,2,3,dan 4, penelitian dilakukan hanya pada inspection periodic G.T 1.2, perencanaan hotpart hanya dilakukan hanya sampai satu periode inspection periodic (combustor inspection, turbine inspection, combustor++ inspection, danmajor inspection), dan perencanaan penggantian hotpart hanya memperhatikan dari kondisi hotpart G.T 1.2. Sedangkan asumsi yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi perubahan kebijakan perusahaan selama proses pengambilan datak, kandungan bahan bakar sudah sesuai dengan spesifikasi Mitsubishi. 2. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertama mengidentifikasi masalah dan tujuan yakni 3

4 mengidentifikasikan permasalahan yang saat ini sedang dialami oleh perusahaan tempat penelitian ini dilakukan, yakni permasalahan tentang pemakaian hotpart. Selain itu pada tahap ini juga dilakukan studi literatur dan studi lapangan untuk memperkaya pemahaman peneliti terhadap permasalahan waktu penggantian hotpart yang dilakukan dengan pengaplikasian teori teori yang berhubungan dengan jam operasi, bath-up curve, model matematis keandalan, MTBF, availability, dan permodelan sistemsesuai literatur-literatur yang terkait. Setelah dilakukan tahap identifikasi masalah dan tujuan, tahap selanjutnya adalah tahap pengumpulan data yakni data start & stop bahan bakar pada gas turbin, waktu melakukan repair, dan data TBF (Time Between Failure). Kemudian tahap selanjutnya adalah tahap pengolahan data dilakukan pengolahan data dari hotpart yang nantinya akan menghasilkan informasi EOH, MTBF, serta availability yang menjadi dasar interval rata-rata waktu penggantian hotpart kemudian dilakukan perencanaan waktu penggantian hotpart. Tahap terakhir adalah analisis dan kesimpulan yakni setelah diperoleh perhitungan nilai EOH, MTBF, serta availability akan dilakukan analisis perhitungannya dan sensitivitas analisis dengan mengubah data yang sudah ada dan dilihat bagaimana pengaruhnya. Setelah itu dilakukan kesimpulan dan saran terhadap penelitian tugas akhir yang dilakukan. 3. Hasil Penelitian Berikut menjelaskan mengenai hasil penelitian yang dilakukan diantaranya adalah EOH, MTBF, availability, dan perencanaan penggantian hotpart. 3.1 EOH (Equivalent Operating Hour) Pengolahan EOH (Equivalent Operating Hour) ini akan dilakukan dengan memperhitungkan waktu bahan bakar masuk dan selesai diisi pada turbin gas, CF (Corection Factor), dan CDF (Cyclic Duty Factor) pada setiap inspection periodic. Berdasarkan persamaan (1) dihasilkan pengolahan EOH (Equivalent Operating Hour). Tabel 1 Data Start dan Stop Bahan Bakar pada Inspeksi Periodik No Jenis Inspeksi EOH (Equivalent Operating Hour) 1 CI 7402 jam 2 TI 9570 jam 3 CI jam 4 MI jam EOH terbesar didapatkan pada MI (Major Inspection) dikarenakan pengisian bahan bakarnya yang paling lama. 3.2 MTBF (Mean Time Between Failure) Pengolahan MTBF (Mean Time Between Failure )ini akan dilakukan dengan memasukkan TBF (Time Between Failure) setiap hotpart pada setiap inspection periodic ke dalam software Reliasoft Weibull++ Version 6 yang untuk mengetahui jenis distribusi kerusakan setiap hotpart. Tabel 2 merupakan jenis distribusi kerusakan setiap hotpart. Tabel 2 Jenis Distribusi Hotpart Untuk perhitungan MTBF (Mean Time Between Failure) untuk setiap hotpart. Perhitungan ini dibantu menggunakan software MathCad 14. Tabel 3 merupakan perhitungan MTBF (Mean Time Between Failure). Tabel 3 MTBF (Mean Time Between Failure) Hotpart Pada setiap hotpart memiliki jenis distribusi kerusakan hotpart sama sehingga menghasilkan MTBF (Mean Time Between Failure) yang 4

5 berbeda-beda. MTBF (Mean Time Between Failure) terbesar dimiliki oleh turbine blade 3 dan MTBF (Mean Time Between Failure) terkecil dimilki oleh combustor basket dan transition piece. 3.3 Availability Pada Inspection Periodic Tabel 3 berikut ini menyajikan perhitungan availabilty setiap hotpart yaitu combustor basket, transition piece, vane segment 1, vane segment 2. Tabel 4 Hasil Perhitungan Availability Inspection Periodic Gambar 2 Perencanaan Penggantian Tansition Piece Perencanaan transition piece dilakukanpenggantian saat inspection periodic berikutnya dan dapat digunakan setelah mengalami repair Availability terbesar didapatkan pada yaitu combustor basket dan transition piece. 3.4 Perencanaan Penggantian Hotpart Pada perencanaan penggantian hotpart dilakukan dengan membuat jadwal kapan penggantian hotpart baik combustor basket, transition piece, vane segment, serta turbine blade dalam setiap inspection periodic.berikut ini adalah gambar perencanaan penggantian hotpart. Gambar 3 Perencanaan Penggantian Vane Segment 1 Perencanaan vane segment 1 dilakukan penggantian saat inspection periodic berikutnya dan dapat digunakan setelah mengalami repair Gambar 1 Perencanaan Penggantian Combustor Basket Perencanaan combustor basket dilakukan penggantian saat inspection periodic berikutnya dan dapat digunakan setelah mengalami repair Gambar 4 Perencanaan Penggantian Vane Segment 2 Perencanaan vane segment 2 dilakukan 5

6 Gambar 5 Perencanaan Penggantian Vane Segment 3 Perencanaan vane segment 3 dilakukan Gambar 8 Perencanaan Penggantian Turbine Blade 2 Perencanaan turbine blade 2 dilakukan Gambar 6 Perencanaan Penggantian Vane Segment 4 Perencanaan vane segment 4 dilakukan Gambar 9 Perencanaan Penggantian Turbine Blade 3 Perencanaan turbine blade 3 dilakukan Gambar 7 Perencanaan Penggantian Turbine Blade 1 Perencanaan turbine blade 1 dilakukan Gambar 10 Perencanaan Penggantian Turbine Blade 4 Perencanaan turbine blade 4 dilakukan 4. Analisis Hasil Berikut menjelaskani analisis hasil penelitian yang dilakukan diantaranya adalah EOH, MTBF, availability, dan analisis perencanaan hotpart. 4.1 Analisa EOH (Equivalent Operating Hour) 6

7 Pada saat combustor inspection nilai EOH yang diperoleh sebesar 7402 jam. Nilai EOH tersebut didapat dari proses pengisian bahan bakar terjadi sebanyak 123 kali mulai dari 2 Juli 2006 hingga 2 September Bahan bakar yang digunakan oleh power plant untuk mengisi G.T 1.2 adalah hsd. CF (Corection Factor) untuk bahan bakar hsd asalah 1,25. Pada turbine inspection nilai EOH-nya adalah 9570 jam dengan 132 kali pengisian mulai dari 19 Desember 2007 sampai 3 Januari Bahan bakar yang digunakan adalah gas seperti yang dilakukan pada saat akan dilakukannya turbine inspection.. CF (Corection Factor) untuk bahan bakar hsd adalah 1,25. Pada combustor++ inspection nilai EOHnya adalah 8088 jam dengan 142 kali pengisian mulai dari 9 Februari 2009 sampai 17 April Bahan bakar yang digunakan oleh power plant untuk mengisi G.T 1.2 adalah gas dan minyak. Penggunaan bahan bakar yang berbeda akan mempengaruhi nilai OH-nya dikarenakan masing-masing (gas dan hsd) memiliki nilai yang berbeda dimana CF (Corection Factor) untuk bahan bakar gas adalah 1,125 dan hsd adalah 1,25. Semakin besar nilai OH (Operating Hour) maka nilai EOH (Equivalent Operating Hour) semakin besar. Nilai EOH pada saat major inspection adalah 8444 jam dengan 517 kali pengisian mulai dari 26 April 2010 sampai 14 Maret Bahan bakar yang digunakan oleh power plant untuk mengisi gas turbin G.T 1.2 adalah gas dan hsd. Untuk perhitungan CF seperti yang dijelaskan pada major inspection, CF (Corection Factor) untuk bahan bakar gas adalah 1,125 dan minyak adalah 1,25 sesuai dengan ketetapan dari pabrikan. 4.2 Analisa MTBF (Mean Time Between Failure) Sebelum dilakukan perhitungan MTBF, dicari distribusi waktu antar kerusakan masingmasing hotpart dan terdistribusi weibull untuk combustor basket, transition piece, vane segment 1 dan 4 serta turbine blade1,2, dan 4. Beta menyatakan kemiringan dan eta menentukan karakteristik life time. Karena beta > 1 maka laju kegagalannya akan bertambah seiring dengan bertambahnya waktu. Lalu hotpart yang terdistribusi lognormal adalah vane segment 1 dan 3 serta turbine blade3. Dari hasil perhitungan didapatkan MTBF terbesar didapatkan pada turbine blade 3 sehingga waktu penggantiannya paling lama dibandingkan dengan dengan hotpart yang lain. Untuk combustor basket dan transition piece dikarenakan pada inspeksi periodik harus dilakukan penggantian hotpart karena berdasar hasil perhitungan mengalami failure. Dikarenakan lifetime-nya masih lama hanya akan dilakukan repair. Hasil MTBF (Mean Time Between Failure) dapat dijadikan pertimbangan bagi perusahaan yakni PT Indonesia Power Unit Perak-Grati untuk melakukan perawatan terhadap hotpart. 4.3 Analisa Availability Availability merupakan ketersediaan jam operasi hotpart dalam menjalankan fungsinya. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan 81,34% untuk availability combustor basketdan transition piece. Lalu availability sebesar 88,13% didapatkan pada vane segment 1,Kemudian availability sebesar 93,45% dihasilkan pada vane segment 2.Semakin besar availability, semakin besar proporsi waktu sistem dalam keadaan siap beroperasi. Untuk combustor basketdan transition piece, proporsi kesiapannya lebih kecil dibandingkan hotpart yang lain dalam beroperasi. Lalu untuk hotpart lain availabilitynya cenderung turun dengan bertambahnya waktu tetapi tidak ada nilai yang signifikan dikarenakan hotpart selain combustor basket dan transition piece tidak mengalami repair sesuai dengan keadaan yang di lapangan tetapi langsung dilakukan penggantian. 4.4 Analisis Perencanaan Hotpart Untuk perencanaan combustor basket, transition piece, dan vane segment 1 dilakukan pembelian sebelum combustor inspection tahun Karena setelah combustor inspection akan dilakukan pemakaian combustor basket yang baru. Lalu pada turbine inspection akan dilakukan repair dikarenakan sudah mencapai waktu MTBF (Mean Time Between Failure) dan pada waktu setelah dilakukan CI++ akan digunakan kembali (reuse). Karena pada waktu turbine inspection tidak ada inventory maka akan menggunakan combustor basket yang baru dan pemesanannya pada waktu combustor inspection. Begitu seterusnya sampai combustor basket mendekati lifetime akan dilakukan scrap. Pada vane segment 2, akan dilakukan pemakaian vane segment 2 baru pada 7

8 combustor inspection. Kemudian dilakukan repair dan dipakai pada waktu combustor++ inspection dan pada waktu turbine inspection vane segment 2 mengalami scrap karena umurnya sudah mendekati lifetime, jika masih digunakan kembali akan mengganggu jalannya turbin gas karena hotpart tersebut sudah pada masa wear out jadi perfomancenya sudah tidak baik lagi. Pada vane segment 3, turbine blade 3, dan turbine blade 4 dilakukan pemakaian hotpart baru (vane segment 3, turbine blade 3, dan turbine blade 4) dan setelah major inspection diletakkan dalam gudang. Karena perencanaan ini hanya empat periode saja maka diletakkan di dalam gudang. Hotpart tersebut masih dapat digunakan hingga mendekati waktu MTBF (Mean Time Between Failure) dimana hotpart tersebut akan mengalami scrap. Pada vane segment 4 masih digunakan setelah major inspection dikarenakan umurnya belum mencapai MTBF (Mean Time Between Failure) dan pada combustor inspection akan dilakukan scrap karena umurnya sudah mencapai MTBF (Mean Time Between Failure) dan diganti dengan hotpart yang baru dan digunakan sampai batas MTBF (Mean Time Between Failure). Karena perencanaan hanya sampai empat periode saja maka setelah pemakaian akan diletakkan di gudang, apakah akan digunakan untuk periode selanjutnya atau untuk digunakan pada G.T yang lain sesuai dengan kebijakan perusahaan. Pada turbine blade 1 dan 2 pada major inspection dilakukan pemakaian hotpart (turbine blade 1 dan 2) baru dan akan dilakukan scrap pada saat sudah mencapai MTBF ((Mean Time Between Failure). Setelah dilakukan improvement, output daya aktual dibagi dengan standard output yang diinginkan perusahaan didapatkan nilai efisiensi sebesar 0,77 atau 77%. Dengan tercapainya efisiensi maka biaya untuk resiko kerusakan yang lebih besar atau harus menunggu kedatangan komponen pengganti dengan risiko kehilangan produksi atau pendapatan tidak akan terjadi. 4.5 Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas dilakukan pada parameter distribusi, availability, dan MTBF (Mean Time Between Failure) Analisis Parameter Distribusi Analisis sensitivitas dilakukan pada parameter distribusi.pada kondisi eksisting, parameter distribusi yakni beta lebih besar daripada 1. Kemudian pada analisa senstivitas dilakukan perubahan nilai beta kurang dari 1 yakni mencoba dengan nilai 0,95 dan untuk nilai eta tetap yakni 8523,512. Contohnya pada combustor basket hasil yang didapatkan terjadi perubahan nilai MTBF (Mean Time Between Failure) yang semakin besar yang artinya ratarata waktu failure hotpart menjadi lama yakni 8800 jam dimana kondisi eksistingnya 7848 jam. Ketika parameter distribusi yakni beta diubah nilainya menjadi 1, maka nilainya menjadi sama dengan eta sehingga failure-nya dikatakan konstan. MTBF (Mean Time Between Failure) yang diperoleh yakni 7848 jam Analisis Availability Analisis sensitivitas pada availabilitydilakukan dengan mengubah data yang ada. Data yang akan diubah yakni pada MTTR hotpart. Contohnya pada combustor basket, waktunya yang pada mulanya panjang diubah menjadi lebih pendek yakni 1200 hari dan didapatkan hasil dari 81,34% menjadi 86,74%. Semakin pendek waktu repair maka semakin tinggi nilai availability-nya sehingga proporsi kesiapan pada saat beroperasi menjadi lebih tinggi Analisis MTBF (Mean Time Between Failure) Analisis MTBF (Mean Time Between Failure) dilakukan dengan mengubah data TBF(Time Between Failure) sehingga akan berpengaruh terhadap jenis distribusi kerusakannya. Jika TBF (Time Between Failure)tetap (konstan) maka distribusi kerusakannya adalah ekponensial. Jika TBF(Time Between Failure)bernilai kecil maka akan menghasilkan MTBF (Mean Time Between Failure) yang bernilai kecil pula sehingga akan berpengaruh terhadap biaya penggantian komponen ataupun perbaikan komponen. 5. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan dari penelitian ini adalah 1. Nilai EOH untuk masing-masing inspection periodic adalah nilai EOH untuk Combustor inspection sebesar 7402 jam, nilai EOH untuk Turbine inspection sebesar 8

9 9570 jam, nilai EOH untuk Combustor++ inspection sebesar 8088 jam, dan nilai EOH untuk Major inspection nilai EOHnya 8444 jam. 2. MTBF (Mean Time Between Failure) untuk: a.combustor basket dan transition piece memiliki nilai MTBF (Mean Time Between Failure) sebesar sebesar 7848 jam untuk b. Vane segment yakni vane segment 1 memiliki nilai MTBF (Mean Time Between Failure) sebesar jam, untuk vane segment 2 memiliki nilai MTBF (Mean Time Between Failure) sebesar jam, vane segment 3 memiliki nilai MTBF (Mean Time Between Failure) sebesar jam, dan untuk vane segment 4 memiliki nilai MTBF (Mean Time Between Failure) sebesar jam. c.turbine blade yakni turbine blade 1 memiliki nilai MTBF (Mean Time Between Failure) yakni jam, untuk turbine blade 2 memiliki nilai MTBF (Mean Time Between Failure sebesar jam, untuk turbine blade 2 memiliki nilai MTBF (Mean Time Between Failure) sebesar jam, dan untuk turbine blade 4 memiliki nilai MTBF (Mean Time Between Failure sebesar jam. 3. Perencanaan penggantian hotpart adalah a.melakukan penggantian combustor basket dan transition piece baru pada saat combustor inspection dan dapat digunakan turbine inspection. b. Melakukan penggantian combustor basket, transition piece, vane segment 1, vane segment 2baru pada saat combustor inspection dan dapat digunakan turbine inspection c.vane segment 3, vane segment 4, turbine blade 1, turbine blade 2, turbine blade 3, serta turbine blade 4 dapat digunakan hingga umurnya mendekati nilai MTBF (Mean Time Between Failure) Sedangkan saran dari penelitian ini adalah 1. Melakukan pencatatan secara detail dan berkesinambungan mulai dari hotpart apa saja yang ada di gudang, yang di repair, dan yang akan diganti. 2. Penelitian ini dalam melakukan perencanaan hotpart hanya mempertimbangkan fungsi keandalan sehingga dapat dikembangkan dengan mempertimbangkan aspek dari hal lain. 3. Hasil penelitian ini dapat dimasukkan dalam SOP perencanaan hotpart. 6. Daftar Pustaka Assauri, S (1993).Manajemen Produksi dan Operasi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE-UI).Jakarta Buwana, Andhika Wira (2010).Analisa Keandalan Sebagai Dasar Optimasi Interval Waktu Pemeliharaan Pasa Sistem Fine Grinding Studi Kasus di PT Central Proteinaprima.Tugas Akhir.Surabaya: ITS Jurusan Teknik Mesin. Chandra, Susanti. (2010).Perancangan Alat Bantu Pengambilan Keputusan Bagi Penjadwalan Pengerjaan Komponen Unserviceable Untuk Meminimumkan Keterlambatan.Tugas Akhir.Surabaya: ITS Jurusan Teknik Industri. Corder, A.S (1988).Teknik Manajemen Pemeliharaan. Penerbit Erlangga,Jakarta. Dana, Agung Surya (2009). Penentuan Interval Penggantian Komponen Pada Pearawatan Pencegahan Untuk Meminimalkan Biaya Total Per Jam Motor Grader 24 H.Tugas Akhir.Surabaya: ITS Jurusan Teknik Mesin. Ebelling, Charles E (1997). An Introduction to Reliability and Maintability Engineering.The McGraw-Hill Comapny Inc. Singapore Gasperz,V (1992).Analisis Sistem Terapan Berdasarkan Pendekatan Teknik Industri.Tarsito.Bandung General Cologne Re Equivalent Operating Hour. Newsletter. accessed 12 September 2011 < ject/power2.pdf/$file/power2.pdf> Groover,Mikell P (2001).Otomasi Sistem Produksi dan Computer-Integrated Manufacturing. Prentice-Hall Inc. Bandung.Upper Saddle River, New Jersey J.O Catchpole, M.J Kelly, and C.Musgrave (1983). Reliability Growth of Gas Turbine Powered Compressor Unit. Applied Reliabilty Engineering 8 (1984) Lewis,E.E(1996). Introduction To Reliability Engineering. John Willey&Son,Inc. Canada Mitsubishi (2003).Part Catalogue Mitsubshi Gas Turbine Model M701D.Jakarta Mitsubishi Heavy Industries, Ltd (2011).O&M Collaboration Gas Turbine Technical Seminar.Surabaya 9

10 Mitsubishi Corp (1997).Manual Book for Gas Turbine. Jakarta Moubray, John. (1997).Reliability-centered Maintenance II second edition.industrial Press Inc.New York Priyanta, Dwi (2000).Keandalan dan Perawatan. Institut Teknologi Sepuluh November.Surabaya PT Indonesia Power (2009).Laporan Statistik.Jakarta PT Indonesia Power (2010).Laporan Statistik.Jakarta PT Indonesia Power Unit Grati (2011).Laporan Major Inspection14 Maret April 2011.Pasuruan Sudarsono (2009).Analisis Tentang Main Time Break Failure dari Bearing 6304 Pada CrankShaft Gasoline Engine. Jurnal Teknologi, Vol Wahyu Afifah Suryani (2010).Analisis Reliabilitas dan Optimasi Preventive Maintenance Pompa Tipe A di Area Polymerazation PT. TPC Indoplastic And Chemicals Gresik.Tugas Akhir.Surabaya: ITS Jurusan Statistika. Warsito, Eko.Penentuan Jam Operasi PLTG V.94.2 KWU Sebagai Guide Line Pelaksanaan Periodik Maintenance. weblog. accessed 17 September <( 29&forumId=35&display=print)> Yuliana (2010). Penentuan Interval Perawatan Berdasarkan Nilai MTBF dan Analisis Availabilitas Standby dengan Metode Continous Time Markov Chain di Sistem Karbamat Unit Area K-1 PT. Pupuk Kaltim. Tugas Akhir.Surabaya: ITS 10

SHINTALISTYANI Dosen Pembimbing : Yudha Prasetyawan, S.T. M.Eng

SHINTALISTYANI Dosen Pembimbing : Yudha Prasetyawan, S.T. M.Eng SHINTALISTYANI 2507100091 Dosen Pembimbing : Yudha Prasetyawan, S.T. M.Eng 1 Tahun 2009 2010 2011 Indikator Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Produksi (MW) 40235 41193 36512 40283 35838

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN: USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT.

Seminar Nasional IENACO ISSN: USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT. USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT.KDL Ratna Ekawati, ST., MT. 1, Evi Febianti, ST., M.Eng 2, Nuhman 3 Jurusan Teknik Industri,Fakultas Teknik Untirta Jl.Jend.Sudirman

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pemeliharaan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) Pada Pulverizer (Studi Kasus: PLTU Paiton Unit 3)

Perancangan Sistem Pemeliharaan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) Pada Pulverizer (Studi Kasus: PLTU Paiton Unit 3) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (215) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) F 155 Perancangan Sistem Pemeliharaan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) Pada Pulverizer (Studi Kasus: PLTU

Lebih terperinci

SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP

SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP Yogyakarta 15 September 2012 SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP Eko Nursubiyantoro dan Triwiyanto Program studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri UPN Veteran Yogyakarta

Lebih terperinci

LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya)

LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya) BIAStatistics (2015) Vol. 9, No. 2, hal. 7-12 LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya) Yulius Indhra Kurniawan

Lebih terperinci

STUDI RELIABILITY, AVAILABILITY DAN MAINTAINABILITY PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS PAYO SILINCAH UNIT 1 JAMBI

STUDI RELIABILITY, AVAILABILITY DAN MAINTAINABILITY PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS PAYO SILINCAH UNIT 1 JAMBI STUDI RELIABILITY, AVAILABILITY DAN MAINTAINABILITY PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS PAYO SILINCAH UNIT JAMBI Rhivki Habibiansyah, Eddy Warman Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

Identifikasi Bahaya dan Penentuan Kegiatan Perawatan Pada Tower Crane 50T Menggunakan Metode RCM II (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Kapal)

Identifikasi Bahaya dan Penentuan Kegiatan Perawatan Pada Tower Crane 50T Menggunakan Metode RCM II (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Kapal) Identifikasi Bahaya dan Penentuan Kegiatan Perawatan Pada Tower Crane 50T Menggunakan Metode RCM II (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Kapal) Anggita Hardiastuty1 *, Galih Anindita 2, Mades D. Khairansyah

Lebih terperinci

Perancangan Aktivitas Pemeliharaan Dengan Reliability Centered Maintenance II (Studi Kasus : Unit 4 PLTU PT. PJB Gresik)

Perancangan Aktivitas Pemeliharaan Dengan Reliability Centered Maintenance II (Studi Kasus : Unit 4 PLTU PT. PJB Gresik) JURNAL TEKNIK, (2014) 1-6 1 Perancangan Aktivitas Pemeliharaan Dengan Reliability Centered Maintenance II (Studi Kasus : Unit 4 PLTU PT. PJB Gresik) Ahmad Nizar Pratama, Yudha Prasetyawan Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kerusakan dan Pemeliharaan Suatu barang atau produk dikatakan rusak ketika produk tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik lagi (Stephens, 2004). Hal yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi Pemecahan masalah adalah suatu proses berpikir yang mencakup tahapan-tahapan yang dimulai dari menentukan masalah, melakukan pengumpulan data melalui studi

Lebih terperinci

PENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR

PENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR PENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR Fathiruddin Ilwan, Fatkhul Hani Rumawan, Lina Dianati Fathimahhayati Program

Lebih terperinci

STE TE HE E SE. Indicator Perusahaan (95%) (95%) (95%) (95%) (95%)

STE TE HE E SE. Indicator Perusahaan (95%) (95%) (95%) (95%) (95%) Indicator Perusahaan melakukan pemeriksaan dan pengencangan pada baut yang longgar melakukan pengesekan terhadap temperatur turbin memberikan pelumasan pada bearing melakukan pengecekan secara visual melakukan

Lebih terperinci

ANALISIS KEANDALAN KOMPONEN KRITIS LIFT NPX UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN PENCEGAHAN YANG OPTIMUM

ANALISIS KEANDALAN KOMPONEN KRITIS LIFT NPX UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN PENCEGAHAN YANG OPTIMUM ANALISIS KEANDALAN KOMPONEN KRITIS LIFT NPX-36000 UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN PENCEGAHAN YANG OPTIMUM Sachbudi Abbas Ras 1 ; Andy Setiawan 2 ABSTRACT Maintenance system, surely takes important role

Lebih terperinci

LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya)

LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya) LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya) Yulius Indhra Kurniawan, Anindya Apriliyanti P Indonesia Power UBP Suralaya,

Lebih terperinci

Reka Integra ISSN: Jurusan Teknik Industri Itenas No. 02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2014

Reka Integra ISSN: Jurusan Teknik Industri Itenas No. 02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2014 Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No. 02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2014 PENGARUH PEMBEBANAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS TERHADAP EFISIENSI BIAYA

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI RISIKO PADA BOILER COAL FIRING SYSTEM FASILITAS PEMBANGKIT PT PJB UNIT PEMBANGKITAN PAITON

IDENTIFIKASI RISIKO PADA BOILER COAL FIRING SYSTEM FASILITAS PEMBANGKIT PT PJB UNIT PEMBANGKITAN PAITON IDENTIFIKASI RISIKO PADA BOILER COAL FIRING SYSTEM FASILITAS PEMBANGKIT PT PJB UNIT PEMBANGKITAN PAITON ITS Surabaya (@rekayasa.co.id) Abstrak PT PJB Unit Pembangkitan Paiton merupakan jenis pembangkit

Lebih terperinci

USULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME

USULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME USULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME Much. Djunaidi dan Mila Faila Sufa Laboratorium Sistem Produksi, Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012 PENENTUAN RELIABILITAS SISTEM DAN PELUANG SUKSES MESIN PADA JENIS SISTEM PRODUKSI FLOW SHOP Imam Sodikin 1 1 Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Jl.

Lebih terperinci

ANALISIS KERUSAKAN LINER PADA MUD PUMP IDECO T-800 TYPE TRIPLEX PUMP BERDASARKAN RELIABILITY, AVAILABILITY, DAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT.

ANALISIS KERUSAKAN LINER PADA MUD PUMP IDECO T-800 TYPE TRIPLEX PUMP BERDASARKAN RELIABILITY, AVAILABILITY, DAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT. ANALISIS KERUSAKAN LINER PADA MUD PUMP IDECO T-800 TYPE TRIPLEX PUMP BERDASARKAN RELIABILITY, AVAILABILITY, DAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT. X Jupri Aldi 1, Yohanes 2, Yuhelson 3 1 Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SKRIPSI. Kukuh Prabowo

TUGAS AKHIR SKRIPSI. Kukuh Prabowo TUGAS AKHIR SKRIPSI PENENTUAN INTERVAL PERAWATAN MESIN BUCKET ELEVATOR PADA KOMPONEN CHAIN DENGAN METODE ANALISA KEANDALAN DI PT. SEMEN INDONESIA TBK. DisusunOleh : Kukuh Prabowo 09540069 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

Nelson Manurung 1* 1 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan *

Nelson Manurung 1* 1 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan * OPTIMASI JADWAL PEMELIHARAAN SCREW PRESS PEMERAS DAGING BUAH KELAPA SAWIT DENGAN METODE TIME BASED MAINTENANCE (Studi Kasus di Pabrik Kelapa Sawit PTPN III Aek Nabara Selatan) Nelson Manurung 1* 1 Jurusan

Lebih terperinci

PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT AMW

PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT AMW PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT AMW Bahtiar S. Abbas 1 ; Edi Steven 2 ; Harry Christian 3 ; Tedy Sumanto 4 1,2,3,4 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara,

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo

Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo B117 Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo Raditya Satrio Wibowo dan Prabowo Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA CONTINUES SOAP MAKING

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA CONTINUES SOAP MAKING PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA CONTINUES SOAP MAKING (CSM) (Studi Kasus: PT X Indonesia) Aji Mudho A., Bobby Oedy P. Soepangkat Program

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) F-312

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) F-312 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (203) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) F-32 Evaluasi Reliability dan Safety pada Sistem Pengendalian Level Syn Gas 2ND Interstage Separator Di PT. Petrokimia Gresik Dewi

Lebih terperinci

RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE DALAM PERAWATAN F.O. SERVICE PUMP SISTEM BAHAN BAKAR KAPAL IKAN

RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE DALAM PERAWATAN F.O. SERVICE PUMP SISTEM BAHAN BAKAR KAPAL IKAN Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 14, Nomor 1, Januari - Juni 2016 RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE DALAM PERAWATAN F.O. SERVICE PUMP SISTEM BAHAN BAKAR KAPAL IKAN M. Rusydi Alwi Dosen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: produksi pada departemen plastik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: produksi pada departemen plastik BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah Perancangan Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: a. Melakukan studi literatur sejumlah buku yang berkaitan dengan preventive maintenance.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Pada metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk dapat membantu menyelesaikan masalah dengan mudah, sehingga

Lebih terperinci

Kata Kunci Life Cycle Cost (LCC), Overall Equipment Effectiveness (OEE), Six Big Losses

Kata Kunci Life Cycle Cost (LCC), Overall Equipment Effectiveness (OEE), Six Big Losses PERANCANGAN KEBIJAKAN MAINTENANCE PADA MESIN KOMORI LS440 DENGAN MENGGUNAKAN METODE LIFE CYCLE COST (LCC) DAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) (Studi Kasus : PT ABC) Chairun Nisa 1, Judi Alhilman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Jumlah produksi listrik Perum Jasa Tirta II. Pembangkitan KWH

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Jumlah produksi listrik Perum Jasa Tirta II. Pembangkitan KWH BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kegiatan perawatan memiliki peranan yang penting dalam mendukung berjalannya suatu sistem agar berjalan dengan baik. Dengan diterapkannya kegiatan perawatan yang tepat

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University 1

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University 1 OPTIMALISASI UMUR BTS, JUMLAH MAINTENANCE SITE CREW DAN PENENTUAN BIAYA MAINTENANCE DENGAN MENGGUNAKAN METODE LIFE CYCLE COST (STUDI KASUS: PT TELKOMSEL INDONESIA) 1 Alfrianiko Anggriawan, 2 Rd.Rohmat

Lebih terperinci

OPTIMASI PERSEDIAAN SUKU CADANG UNTUK PROGRAM PEMELIHARAAN PREVENTIP BERDASARKAN ANALISIS RELIABILITAS

OPTIMASI PERSEDIAAN SUKU CADANG UNTUK PROGRAM PEMELIHARAAN PREVENTIP BERDASARKAN ANALISIS RELIABILITAS Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 27 OPTIMASI PERSEDIAAN SUKU CADANG UNTUK PROGRAM PEMELIHARAAN PREVENTIP BERDASARKAN ANALISIS RELIABILITAS (Studi Kasus di PT. Terminal Peti Kemas Surabaya) Agus

Lebih terperinci

RR. INTANTYA PRANANDINI SASMAYANTI

RR. INTANTYA PRANANDINI SASMAYANTI TUGAS AKHIR PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PEVENTIVE MAINTENANCE MENGGUNAKAN METODE RCM II DAN PENENTUAN PERSEDIAAN SPARE PART DENGAN PENDEKATAN RCS DAN INVENTORY POLICIES (STUDI KASUS : PT. BARATA INDONESIA

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. : Probabilitas suatu sistem beroperasi sesuai fungsinya dalam suatu waktu tertentu dalam kondisi operasi yang telah ditetapkan

DAFTAR ISTILAH. : Probabilitas suatu sistem beroperasi sesuai fungsinya dalam suatu waktu tertentu dalam kondisi operasi yang telah ditetapkan DAFTAR ISTILAH Availability Consequence Assesment Corrective Maintenance Downtime Failure function Failure Rate Maintainability Maintenance : Probabilitas suatu sistem beroperasi sesuai fungsinya dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASHING TERHADAP EFISIENSI KOMPRESOR DAN EFISIENSI THERMAL TURBIN GAS BLOK 1.1 PLTG UP MUARA TAWAR

ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASHING TERHADAP EFISIENSI KOMPRESOR DAN EFISIENSI THERMAL TURBIN GAS BLOK 1.1 PLTG UP MUARA TAWAR 49 ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASHING TERHADAP EFISIENSI KOMPRESOR DAN EFISIENSI THERMAL TURBIN GAS BLOK 1.1 PLTG UP MUARA TAWAR Bambang Setiawan *, Gunawan Hidayat, Singgih Dwi Cahyono Program Studi

Lebih terperinci

3 BAB III LANDASAN TEORI

3 BAB III LANDASAN TEORI 3 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pemeliharaan (Maintenance) 3.1.1 Pengertian Pemeliharaan Pemeliharaan (maintenance) adalah suatu kombinasi dari setiap tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam,

Lebih terperinci

PERENCANAAN PREVENTIVE MAINTENANCE KOMPONEN CANE CUTTER I DENGAN PENDEKATAN AGE REPLACEMENT (Studi Kasus di PG Kebon Agung Malang)

PERENCANAAN PREVENTIVE MAINTENANCE KOMPONEN CANE CUTTER I DENGAN PENDEKATAN AGE REPLACEMENT (Studi Kasus di PG Kebon Agung Malang) PERENCANAAN PREVENTIVE MAINTENANCE KOMPONEN CANE CUTTER I DENGAN PENDEKATAN AGE REPLACEMENT (Studi Kasus di PG Kebon Agung Malang) PREVENTIVE MAINTENANCE IMPLEMENTATION OF CANE CUTTER I COMPONENT USING

Lebih terperinci

Usulan Selang Waktu Perawatan dan Jumlah Komponen Cadangan Optimal dengan Biaya Minimum Menggunakan Metode Smith dan Dekker (Studi Kasus di PT.

Usulan Selang Waktu Perawatan dan Jumlah Komponen Cadangan Optimal dengan Biaya Minimum Menggunakan Metode Smith dan Dekker (Studi Kasus di PT. Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014 Usulan Selang Waktu Perawatan dan Jumlah Komponen Cadangan Optimal dengan Biaya

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN (BREAKDOWN) UNTUK PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA SEMI GANTRY CRANE 32 TON DI PT.

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN (BREAKDOWN) UNTUK PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA SEMI GANTRY CRANE 32 TON DI PT. ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN (BREAKDOWN) UNTUK PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA SEMI GANTRY CRANE 32 TON DI PT. RST TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berkembangmya ilmu dan teknologi memberikan banyak kemudahan bagi kehidupan umat manusia. Kendaraan bermotor merupakan sarana transportasi yang sangat menunjang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Pemeliharaan Untuk menjamin kontinuitas kegiatan operasional suatu sistem, keandalan setiap komponen peralatan sangat dijaga agar peralatan tersebut tidak mengalami kegagalan

Lebih terperinci

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN SUB-SUB SISTEM MESIN HEIDELBERG CD 102 DI PT. X

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN SUB-SUB SISTEM MESIN HEIDELBERG CD 102 DI PT. X PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN SUB-SUB SISTEM MESIN HEIDELBERG CD 102 DI PT. X Trisian Hendra Putra dan Bobby Oedy P. Soepangkat Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER CD DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI)

PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER CD DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI) Mulyono: PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER D DI PT. DHARMA... 9 PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER D DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI) Julius Mulyono ), Dini Endah Setyo Rahaju

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Stephens (2004:3), yang. yang diharapkan dari kegiatan perawatan, yaitu :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Stephens (2004:3), yang. yang diharapkan dari kegiatan perawatan, yaitu : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Definisi maintenance Maintenance (perawatan) menurut Wati (2009) adalah semua tindakan teknik dan administratif yang dilakukan untuk menjaga agar kondisi mesin/peralatan tetap

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol. 13 --- No. 1 --- 2014 ISSN 1412-7350 PERANCANGAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CORRUGATING dan MESIN FLEXO di PT. SURINDO TEGUH GEMILANG Sandy Dwiseputra Pandi, Hadi

Lebih terperinci

ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK.

ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK. ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK.) I Gusti Ngr. Rai Usadha 1), Valeriana Lukitosari 2),

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 94 BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Di bawah ini merupakan urutan dari pada tahapan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis : Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 95 96 Uji Kesesuaian

Lebih terperinci

STUDI KEANDALAN DAN KETERSEDIAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP UNIT 2 PT. PLN (Persero) SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN

STUDI KEANDALAN DAN KETERSEDIAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP UNIT 2 PT. PLN (Persero) SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN SINGUDA ENSIKOM VOL. 6 NO.3 /Maret STUDI KEANDALAN DAN KETERSEDIAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP UNIT 2 PT. PLN (Persero) SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN Lukmanul Hakim Rambe, Surya Tarmizi Kasim Konsentrasi

Lebih terperinci

MODUL V-B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS

MODUL V-B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS 1 MODUL V-B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS 2 DEFINISI PLTG Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) merupakan sebuah pembangkit energi listrik yang menggunakan peralatan/mesin turbin gas sebagai penggerak generatornya.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN LEMBAR PENGAKUAN PERSEMBAHAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN LEMBAR PENGAKUAN PERSEMBAHAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN LEMBAR PENGAKUAN PERSEMBAHAN MOTTO KATA PENGANTAR i ii in iv v vi vii viii DAFTAR ISI x DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kondisi saat ini, ketergantungan masyarakat akan energi listrik sangatlah tinggi, sehingga dituntut ketersediaan dan keandalan yang tinggi dari pemegang kuasa

Lebih terperinci

ANALISIS INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS UNIT MESIN STITCHING UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN DAN MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS

ANALISIS INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS UNIT MESIN STITCHING UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN DAN MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS INFO TEKNIK Volume 17 No. 2 Desember 2016 (253-262) ANALISIS INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS UNIT MESIN STITCHING UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN DAN MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS Fina Andika Frida

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE RELIABILITYENGINEERING DALAM PERENCANAAN PERAWATAN MESIN DI PERUSAHAAN PRODUKSI AIR MINUM

PENERAPAN METODE RELIABILITYENGINEERING DALAM PERENCANAAN PERAWATAN MESIN DI PERUSAHAAN PRODUKSI AIR MINUM PENERAPAN METODE RELIABILITYENGINEERING DALAM PERENCANAAN PERAWATAN MESIN DI PERUSAHAAN PRODUKSI AIR MINUM Khawarita Siregar, Ukurta Tarigan, dan Syahrul Fauzi Siregar Departemen Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK RELIABILITY-CENTERED MAINTENANCE (RCM) UNTUK GARDU INDUK

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK RELIABILITY-CENTERED MAINTENANCE (RCM) UNTUK GARDU INDUK RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK RELIABILITY-CENTERED MAINTENANCE (RCM) UNTUK GARDU INDUK DOSEN PEMBIMBING Prof. Ir. Abdullah Alkaff M.Sc. P.hD. Nurlita Gamayanti ST., MT. SEMINAR dan SIDANG TUGAS AKHIR

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 68 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Flowchart Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Berikut ini flowchart diagaram alir metodologi penelitian untuk menganalisa terjadinya breakdown dan cara meminimasinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecanggihan teknologi dibidang mesin-mesin industri semakin lama

BAB I PENDAHULUAN. Kecanggihan teknologi dibidang mesin-mesin industri semakin lama 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecanggihan teknologi dibidang mesin-mesin industri semakin lama semakin meningkat sesuai dengan kebutuhan, sehingga secara otomatis menuntut adanya suatu sistem

Lebih terperinci

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION SESSION 12 POWER PLANT OPERATION OUTLINE 1. Perencanaan Operasi Pembangkit 2. Manajemen Operasi Pembangkit 3. Tanggung Jawab Operator 4. Proses Operasi Pembangkit 1. PERENCANAAN OPERASI PEMBANGKIT Perkiraan

Lebih terperinci

Perancangan Penjadwalan Perawatan Mesin dengan Metode Map Value Stream Mapping (MVSM) di PT XXX

Perancangan Penjadwalan Perawatan Mesin dengan Metode Map Value Stream Mapping (MVSM) di PT XXX Petunjuk Sitasi: Sembiring, N., & Nst, A. H. (2017). Perancangan Penjadwalan Perawatan Mesin dengan Metode Map Value Stream Mapping (MVSM) di PT XXX. Prosiding SNTI dan SATELIt 2017 (pp. C229-235). Malang:

Lebih terperinci

BAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG

BAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG BAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG 2007-2016 Dari keterangan pada bab sebelumnya, dapat dilihat keterkaitan antara kapasitas terpasang sistem pembangkit dengan

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian Persiapan Penelitian Berikut ini tahapan-tahapan yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini: 1. Studi Lapangan.

BAB 3 Metode Penelitian Persiapan Penelitian Berikut ini tahapan-tahapan yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini: 1. Studi Lapangan. BAB 3 Metode Penelitian 1. 3.1 Persiapan Penelitian Berikut ini tahapan-tahapan yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini: 1. Studi Lapangan. Kegiatan melakukan pengamatan secara langsung di lapangan

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN 2337-4349

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN 2337-4349 ANALISIS PERAWATAN KOMPONEN KERETA API DI DIPO RANGKASBITUNG Mutmainah Mattjik, Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jakarta Jl. Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta Pusat Abstrak

Lebih terperinci

OPTIMASI PREVENTIVE MAINTENANCE

OPTIMASI PREVENTIVE MAINTENANCE OPTIMASI PREVENTIVE MAINTENANCE PADA SHIPPING PUMP DENGAN GENETIC ALGORITHM DI JOINT OPERATING BODY PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA (JOB P-PEJ) SOKO TUBAN Ahmad Asrori NRP. 2410100004 Pembimbing I, Dr.

Lebih terperinci

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PERAWATAN PENCEGAHAN PADA PERALATAN SUB UNIT SINTESA UNIT UREA DI PT X MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PERAWATAN PENCEGAHAN PADA PERALATAN SUB UNIT SINTESA UNIT UREA DI PT X MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO PENENTUAN INTERVAL WAKTU PERAWATAN PENCEGAHAN PADA PERALATAN SUB UNIT SINTESA UNIT UREA DI PT X MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO Winy Febrianti 1) dan Bobby Oedy P. Soepangkat 2) Program Studi Magister

Lebih terperinci

T U G A S A K H I R. Diajukan guna melengkapi sebagai syarat. Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) DISUSUN OLEH : : Puguh Mursito adi

T U G A S A K H I R. Diajukan guna melengkapi sebagai syarat. Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) DISUSUN OLEH : : Puguh Mursito adi T U G A S A K H I R P e n e n t u a n I n t e r v a l P e r a w a t a n G u n a M e n u r u n k a n D o w n t i m e M e s i n P e n g e r i n g O v e n B o t o l D i PT. P h a r o s I n d o n e s i a Diajukan

Lebih terperinci

TESIS ANALISA PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN KRITIS PADA ALAT INTRUMENTASI QCS SCANNER TYPE DI PT. PABRIK KERTAS TJIWI KIMIA

TESIS ANALISA PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN KRITIS PADA ALAT INTRUMENTASI QCS SCANNER TYPE DI PT. PABRIK KERTAS TJIWI KIMIA TESIS ANALISA PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN KRITIS PADA ALAT INTRUMENTASI QCS SCANNER TYPE 2200-2 DI PT. PABRIK KERTAS TJIWI KIMIA Oleh : Yhatna Satria NRP. 9108 201 411 Latar Belakang

Lebih terperinci

Usulan Penentuan Jumlah Pemesanan Optimal Komponen Menggunakan Model Persediaan Q di PT. X *

Usulan Penentuan Jumlah Pemesanan Optimal Komponen Menggunakan Model Persediaan Q di PT. X * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol. 01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2014 Usulan Penentuan Jumlah Pemesanan Optimal Komponen Menggunakan Model Persediaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk membantu menyelesaikan masalah dengan mudah. Oleh karena itu

Lebih terperinci

PENJADWALAN PERAWATAN PREVENTIVE PADA MESIN SLOTTING DI CV. CAHAYA ABADI TEKNIK *

PENJADWALAN PERAWATAN PREVENTIVE PADA MESIN SLOTTING DI CV. CAHAYA ABADI TEKNIK * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2015 PENJADWALAN PERAWATAN PREVENTIVE PADA MESIN SLOTTING DI CV. CAHAYA ABADI

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR

PERANCANGAN PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR PERANCANGAN PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR Yugowati Praharsi 1, Iphov Kumala Sriwana 2, Dewi Maya Sari 3 Abstract: PT. Artha Prima Sukses Makmur memiliki lima mesin

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), ( X Print) B 1

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), ( X Print) B 1 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), 2337-3520 (2301-928X Print) B 1 Penilaian Keandalan Sistem Tenaga Listrik Jawa Bagian Timur Dan Bali Menggunakan Formula Analitis Deduksi Dan Sensitivitas Analitis

Lebih terperinci

USULAN PERAWATAN MESIN BERDASARKAN KEANDALAN SPARE PART SEBAGAI SOLUSI PENURUNAN BIAYA PERAWATAN PADA PT. XYZ

USULAN PERAWATAN MESIN BERDASARKAN KEANDALAN SPARE PART SEBAGAI SOLUSI PENURUNAN BIAYA PERAWATAN PADA PT. XYZ USULAN PERAWATAN MESIN BERDASARKAN KEANDALAN SPARE PART SEBAGAI SOLUSI PENURUNAN BIAYA PERAWATAN PADA PT. XYZ Devi Costania Siagian, Humala Napitupulu, Ikhsan Siregar Departemen Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

PERTEMUAN #1 PENGANTAR DAN PENGENALAN PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT316 PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN

PERTEMUAN #1 PENGANTAR DAN PENGENALAN PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT316 PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN PENGANTAR DAN PENGENALAN PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN PERTEMUAN #1 TKT316 PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI Didalam sebuah industri dan perdagangan terdapat beberapa faktor yang sangat penting untuk diperhatikan guna meningkatkan kinerja didalam sebuah industri yaitu: 1. Kelancaran dalam

Lebih terperinci

OPTIMASI JADWAL PERAWATAN PENCEGAHAN PADA MESIN TENUN UNIT SATU DI PT KSM, YOGYAKARTA

OPTIMASI JADWAL PERAWATAN PENCEGAHAN PADA MESIN TENUN UNIT SATU DI PT KSM, YOGYAKARTA OPTIMASI JADWAL PERAWATAN PENCEGAHAN PADA MESIN TENUN UNIT SATU DI PT KSM, YOGYAKARTA Fransiskus Tatas Dwi Atmaji Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University franstatas@telkomuniversity.ac.id

Lebih terperinci

Analisis Reliability Untuk Menentukan Mean Time Between Failure (MTBF) Studi Kasus Pulverizer Pada Sebuah PLTU

Analisis Reliability Untuk Menentukan Mean Time Between Failure (MTBF) Studi Kasus Pulverizer Pada Sebuah PLTU Rekayasa dan Aplikasi Mesin di Industri Analisis Reliability Untuk Menentukan Mean Time Between Failure (MTBF) Studi Kasus Pulverizer Pada Sebuah PLTU Nuha Desi Anggraeni 1, Indra Nurhadi 2 1 Jurusan Mesin,

Lebih terperinci

Analisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA)

Analisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Analisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Weta Hary Wahyunugraha 2209100037 Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

PENENTUAN WAKTU PERAWATAN UNTUK PENCEGAHANPADA KOMPONEN KRITIS CYCLONE FEED PUMP BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWN TIME

PENENTUAN WAKTU PERAWATAN UNTUK PENCEGAHANPADA KOMPONEN KRITIS CYCLONE FEED PUMP BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWN TIME PENENTUAN WAKTU PERAWATAN UNTUK PENCEGAHANPADA KOMPONEN KRITIS CYCLONE FEED PUMP BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWN TIME Siti Nandiroh Jurusan Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A.

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DAYA LISTRIK PEMAKAIAN SENDIRI TRAFO PS UNIT 1,2,3 DAN 4 DI PT.PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN BUKIT ASAM LAPORAN AKHIR

PERHITUNGAN DAYA LISTRIK PEMAKAIAN SENDIRI TRAFO PS UNIT 1,2,3 DAN 4 DI PT.PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN BUKIT ASAM LAPORAN AKHIR PERHITUNGAN DAYA LISTRIK PEMAKAIAN SENDIRI TRAFO PS UNIT 1,2,3 DAN 4 DI PT.PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN BUKIT ASAM LAPORAN AKHIR Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Manajemen 3.1.1 Definisi Manajemen Definisi manajemen sangat luas, sehingga pada faktanya tidak ada defenisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang. Adapun bebrapa

Lebih terperinci

Usulan Kebijakan Preventive Maintenance Subsistem Kritis Engine T700 dengan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM)

Usulan Kebijakan Preventive Maintenance Subsistem Kritis Engine T700 dengan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) Petunjuk Sitasi: Noviyanti, A. A., Atmaji, F. T., & Juliani, W. (2017). Usulan Kebijakan Preventive Maintenance Subsistem Kritis Engine T700 dengan Metode Reliability-Centered Maintenance (RCM). Prosiding

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) Pemeliharaan (maintenance) dapat didefinisikan sebagai (Ariani, 2008): suatu kombinasi dari berbagai tindakan untuk menjaga, memperbaiki dan

Lebih terperinci

KONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES

KONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES KONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES 1. Umum Subagyo Rencana dan Evaluasi Produksi, PT. Kertas Leces Leces-Probolinggo, Jawa Timur e-mail: ptkl@idola.net.id Abstrak Biaya energi di PT. Kertas Leces (PTKL)

Lebih terperinci

JADWAL PERAWATAN PREVENTIVE PADA MESIN DYEING MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT DI PT. NOBEL INDUSTRIES*

JADWAL PERAWATAN PREVENTIVE PADA MESIN DYEING MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT DI PT. NOBEL INDUSTRIES* Reka Integra ISSN: Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2016 JADWAL PERAWATAN PREVENTIVE PADA MESIN DYEING MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT DI PT.

Lebih terperinci

PERBAIKAN PENURUNAN DAYA MAMPU DAN PEMELIHARAAN MESIN DIESEL KAPASITAS 1000 KW DI PLTD KOTO LOLO

PERBAIKAN PENURUNAN DAYA MAMPU DAN PEMELIHARAAN MESIN DIESEL KAPASITAS 1000 KW DI PLTD KOTO LOLO PERBAIKAN PENURUNAN DAYA MAMPU DAN PEMELIHARAAN MESIN DIESEL KAPASITAS 1000 KW DI PLTD KOTO LOLO Oleh : Sulaeman Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Padang Email:

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Disain Penelitian Dari sifat masalah penelitian dari uraian latar belakang masalah dapat dikategorikan kedalam penelitian kasus dan penelitian lapangan. Menurut Usman

Lebih terperinci

Seminar TUGAS AKHIR. Fariz Mus abil Hakim LOGO.

Seminar TUGAS AKHIR. Fariz Mus abil Hakim LOGO. Seminar TUGAS AKHIR Fariz Mus abil Hakim 2207 100 010 LOGO www.themegallery.com Studi Keandalan Jaringan Distribusi 20 kv Wilayah Malang dengan Metode Monte Carlo Pembimbing: Prof. Ir. Ontoseno Penangsang,

Lebih terperinci

Evaluasi Deviasi dari Aproksimasi Frekuensi Kejadian Perawatan Korektif dan Preventif

Evaluasi Deviasi dari Aproksimasi Frekuensi Kejadian Perawatan Korektif dan Preventif Petunjuk Sitasi: Rahman, A. (2017). Evaluasi Deviasi Dari Aproksimasi Frekuensi Kejadian Perawatan Korektif Dan Preventif. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C181-186). Malang: Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Recycle. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. Recycle. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang PT. Dwi Indah adalah sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang produksi plastik dan berbagai olahan kertas. Perusahaan ini terletak di Gunung Putri, Jawa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Total Productive Maintenance Total Productive Maintenance (TPM) adalah teknik silang fungsional yang melibatkan beberapa bagian fungsional perusahaan bukan hanya pada Bagian

Lebih terperinci

Analisis Pemeliharaan Mesin Raw Mill Pabrik Indarung IV PT Semen Padang

Analisis Pemeliharaan Mesin Raw Mill Pabrik Indarung IV PT Semen Padang Petunjuk Sitasi: Taufik, Fithri, P., & Arsita, R. (2017). Analisis Pemeliharaan Mesin Raw Mill Pabrik Indarung IV PT Semen Padang. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C75-84). Malang: Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 28 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pemeliharaan (Maintenance) 2.1.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) Beberapa definisi pemeliharaan (maintenance) menurut para ahli: Menurut Patrick (2001, p407), maintenance

Lebih terperinci

INTERVAL PENGGANTIAN PENCEGAHAN SUKU CADANG BAGIAN DIESEL PADA LOKOMOTIF KERETA API PARAHYANGAN * (STUDI KASUS DI PT. KERETA API INDONESIA)

INTERVAL PENGGANTIAN PENCEGAHAN SUKU CADANG BAGIAN DIESEL PADA LOKOMOTIF KERETA API PARAHYANGAN * (STUDI KASUS DI PT. KERETA API INDONESIA) Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2016 INTERVAL PENGGANTIAN PENCEGAHAN SUKU CADANG BAGIAN DIESEL PADA LOKOMOTIF KERETA

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN JADWAL PENGGANTIAN PENCEGAHAN GABUNGAN SUB KOMPONEN WATER COOLING PANEL DENGAN KRITERIA MINIMISASI EKSPEKTASI TOTAL BIAYA PERAWATAN DI PT. INTER WORLD STEEL MILLS INDONESIA Fifi Herni Mustofa 1*, Kusmaningrum

Lebih terperinci

KAJIAN RELIABILITAS DAN AVAILABILITAS PADA SISTEM KOMPONEN PARALEL

KAJIAN RELIABILITAS DAN AVAILABILITAS PADA SISTEM KOMPONEN PARALEL KAJIAN RELIABILITAS DAN AVAILABILITAS PADA SISTEM KOMPONEN PARALEL SKRIPSI Oleh : RIANA AYU ANDAM PRADEWI J2E 009 012 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2014

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Planned Maintenance dan Man Power Planning

Perancangan Sistem Planned Maintenance dan Man Power Planning Perancangan Sistem Planned Maintenance dan Man Power Planning di PT X David Soebiantoro 1, Siana Halim 2 Abstract: The purposes of this thesis are designing a planned maintenance and man power planning

Lebih terperinci

PENJADWALAN PERAWATAN MESIN PAKU DI PT. PRIMA WARU INDUSTRI

PENJADWALAN PERAWATAN MESIN PAKU DI PT. PRIMA WARU INDUSTRI PENJADWALAN PERAWATAN MESIN PAKU DI PT. PRIMA WARU INDUSTRI Ian Ivan Langi 1, Felecia 2, Abstract: PT Prima Waru Industry is a company that produce nails. This research was intended to help the company

Lebih terperinci

OPTIMALISASI INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN MESIN PACKER TEPUNG TERIGU KEMASAN 25 KG DI PT X

OPTIMALISASI INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN MESIN PACKER TEPUNG TERIGU KEMASAN 25 KG DI PT X OPTIMALISASI INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN MESIN PACKER TEPUNG TERIGU KEMASAN 25 KG DI PT X Sutanto 1) dan Abdullah Shahab 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GAS TURBINE CLOSED COOLING WATER HEAT EXCHANGER DI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GAS TURBINE CLOSED COOLING WATER HEAT EXCHANGER DI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 10 No. 3 September 2014; 78-83 ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GAS TURBINE CLOSED COOLING WATER HEAT EXCHANGER DI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON F. Gatot Sumarno, Slamet

Lebih terperinci

Desy Ambar Yunanta ( )

Desy Ambar Yunanta ( ) Penilaian Risiko dan Perencanaan Kegiatan Perawatan Induction Furnace dengan Pendekatan RCM II (Reliability Centered Maintenance) Studi Kasus di PT Barata Indonesia (Persero) Gresik Desy Ambar Yunanta

Lebih terperinci

Willmott Peter, McCharty Dennis, 2001, TPM A-Route to World Class Perfomance, London, Butterworth Heinmann.

Willmott Peter, McCharty Dennis, 2001, TPM A-Route to World Class Perfomance, London, Butterworth Heinmann. DAFTAR PUSTAKA Ananto, Dedy, 1997, Perancangan Ulang Sistem Penerapan Total Productive Maintenance, Bandung, Institut Teknologi Bandung. Bisnis Indonesia, 2005, Pindad Kewalahan Penuhi Permintaan Dalam

Lebih terperinci