ANALISIS PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA PENGOLAHAN KOPRA DI KOTA RAHA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA PENGOLAHAN KOPRA DI KOTA RAHA"

Transkripsi

1 Jurnal Ekonomi (JE) Vol.1(1), April 2016 E-ISSN: Page: ANALISIS PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA PENGOLAHAN KOPRA DI KOTA RAHA La Idin Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Halu Oleo ABSTRACT This study aims to find out the determinant of labor productivity of copra industry in Kusambi and Napano Kusambi District Raha City. This research analyzed through descriptive analysis. Sampel of this research is 12 labor, 8 labor of Kusambi District from 4 unit factory and 4 labor of Napano Kusambi District from 2 unit factory. The finding showed that labor productivity of Kusambi District higer than labor productivity of Napano Kusambi District. Determinant of labor productivity of copra industry in Raha City is training of labor. Labor participation proportion in training of copra production for Kusambi District is 62,5 percent; and for Napano Kusambi District is 50 percent. Keywords : labor, productivity, output 1. Pendahuluan Tenaga kerja merupakan faktor atau alat penggerak yang utama dalam memproduksi dan meningkatkan usaha kopra. Tenaga kerja akan lebih produktif bila faktor-faktor yang mempengaruhi meningkatnya produktivitas tenaga kerja mendukung. Karena kualitas tenaga kerja dapat dipengaruhi oleh faktor pendidikan, keterampilan, kesehatan, jenis kelamin dan usia. Semakin meningkat tingkat pendidikan, keterampilan, kesehatan, jenis kelamin dan usia maka akan semakin produktif pula kualitas tenaga kerja, dan sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan, keterampilan, kesehatan, jenis kelamin dan usia maka akan semakin rendah pula produktivitas tenaga kerja. Kota Raha merupakan wilayah yang terdiri dari beberapa kecamatan, dan merupakan daerah-daerah yang banyak ditumbuhi tanaman kelapa, baik tanaman yang di budidayakan maupun kelapa yang tumbuh secara alami di kebun maupun di pekarangan rumah masyarakat. Masyarakat di wilayah ini sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Usaha kopra merupakan salah satu bentuk bidang mata pencaharian masyarakat petani yang ada di Kota Raha. Oleh sebab itu perlu dikembangkan karena memiliki potensi kelapa dengan jumlah yang banyak dan lahan yang cukup luas serta mampu mengolah kelapa dalam bentuk kopra. Kopra merupakan daging buah kelapa segar yang dapat dikeringkan dengan berbagai macam metode yaitu, menggunakan sinar matahari dan pengasapan. Pengolahan kopra meliputi proses penguapan air dari daging buah kelapa, dimana kadar air awal daging buah kelapa segar yang mencapai 50% diturunkan hingga kadar air 5-7% melalui proses pengeringan (Amin, 2009). Harga jual dalam bentuk kopra mencapai Rp per kg, sedangkan dalam bentuk kelapa mencapai Rp per biji. Namun usaha kopra ini memiliki perkembangan yang lebih lambat dibanding usaha lainnya. Lambatnya peningkatan 155

2 usaha kopra salah satunya didorong oleh rendahnya ketersediaan kinput (bahan baku dan tenaga kerja). Namun khusus input bahan baku, bukan merupakan kendala berarti bagi industri pengolahan kopra di Raha, sehingga hal yang perlu dikaji yaitu bagaimana dengan produktivitas tenaga kerja pengolahan kopra itu sendiri, dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja pada pengolahan kopra di Kota Raha. 2. Kajian Literatur Produktivitas adalah sikap mental patriotik yang memandang hari depan secara optimis dengan berakar pada keyakinan diri bahwa kehidupan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Produktivitas dapat didefenisikan sebagai perbandingan antara totalitas keluaran pada waktu tertentu dengan totalitas masukan selama periode tersebut, atau suatu tingkat efisiensi dalam memproduksi barang dan jasa (Sinungan, 1997). Menurut Payaman Simanjuntak (2005) produktivitas tenaga kerja merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (keluaran) dengan keseluruhan sumber daya (masukan) yang dipergunakan per satuan waktu. Sementara Supranto (2001) mengemukakan bahwa tenaga kerja yaitu sebagian dari keseluruhan penduduk yang secara potensial dapat menghasilkan barang dan jasa. Tenaga kerja adalah penduduk yang berumur 14 tahun atau lebih, yang sudah atau sedang mencari pekerjaan dan sedang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Menurut Payaman Simanjuntak (2005) beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja terdiri atas beberapa bagian, yakni: pendidikan, keterampilan, kesehatan, jenis kelamin dan usia. 1) Pendidikan. Pendidikan merupakan proses pembelajaran melalui proses dan prosedur yang sistematis yang terorganisir baik teknis maupun manajerial yang berlangsung dalam waktu yang relatif lama. 2) Keterampilan. Menurut Ghazali (2010) keterampilan dianalogikan dengan seorang pengendara motor, mobil, atau kendaraan lain yang perlu mengetahui dimana alat pengendali, apa yang dikendalikan dengan tangan, apa yang dikendalikan dengan kaki, di mana letaknya dan bagaimana menjalankannya, semua itu merupakan latihan keseimbangan penggunaan otak kanan dan otak kiri. 3) Kesehatan. Kesehatan adalah salah satu bentuk yang dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Dan tenaga kerja yang kurang sehat dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, yang pada akhirnya akan berdampak pada proses produksi yang akan berkurang karena kondisi badan dan pikiran tidak stabil. Maka dari itu, kesehatan mempunyai peran penting, baik bagi kesejahteraan maupun dalam rangka meningkatkan produktivitas. 4) Jenis kelamin. Jenis kelamin ikut menentukan tingkat partsipasi dan produktivitas seseorang dalam bekerja. Tenaga kerja pada dasarnya tidak dapat dibedakan berdasarkan pada jenis kelamin. Tetapi pada umumnya laki-laki akan lebih produktif untuk pekerjaan yang mengandalkan kekuatan fisik, seperti pada pengolahan kopra, tenaga kerja laki-laki lebih dibutuhkan karena lebih mengandalkan kekuatan fisik. 5) Umur. Umur seseorang ikut menentukan tingkat kerjanya, makin bertambah usia seseorang makin bertambah pula tingkat kerjanya tetapi akan menurun pula pada usia tertentu sejalan dengan faktor kekuatan fisik yang makin menurun pula. Usia akan sangat berpengaruh pada pekerjaan yang sangat mengandalkan kekuatan dan 156

3 kemampuan fisik tenaga kerja. Seperti pada pengolahan kopra, usia akan sangat mempengaruhi produktivitas kerjanya karena lebih dominan mengandalkan kekuatan fisik. Adapun faktor-faktor yang digunakan dalam pengukuran produktivitas tenaga kerja meliputi : kuantitas kerja, kualitas kerja dan ketetapan waktu. Kuantitas kerja adalah merupakan suatu standar hasil yang dicapai oleh pekerja dalam jumlah tertentu dengan perbandingan standar ada atau ditetapkan oleh perusahaan atau usaha. Kualitas kerja adalah merupakan suatu standar hasil yang berkaitan dengan mutu dari suatu produk yang dihasilkan oleh pekerja, dalam hal ini merupakan suatu kemampuan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaan secara teknis dengan perbandingan standar yang ditetapkan oleh perusahaan atau usaha. Sementara ketetapan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang ditentukan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Ketetapan waktu diukur dari persepsi pekerja terhadap suatu aktivitas yang disediakan diawal waktu sampai menjadi output. Beberapa studi sebelumnya mengkaji tentang produktivitas faktor produksi. Pengukuran dan Analisis Produktivitas Total Faktor (PTF) Sektor Industri Pengolahan (Depnakertrans, 2003) menunjukkan bahwa pertumbuhan PTF sektor industri pengolahan selama tahun semakin menurun. Hal ini juga menyebabkan menurunnya kontribusi pertumbuhan PTF dalam pertumbuhan PDB sektor industri pengolahan. Pada sisi lain, Lasmiatun ( Kurniasari, 2011) dalam penelitiannya tentang efisiensi alokatif penggunaan input dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi industri kecil (studi kasus pad a industri Genteng Press di Kabupaten Brebes) menemukan bahwa faktor-faktor input tanah liat, kayu bakar, dan tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi genteng press di Kabupaten Brebes. Pemakaian faktor input ditinjau dari harga faktor produksi terhadap harga output belum atau tidak efisien. 3. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh secara langsung melalui wawancara dengan responden. Jumlah ressponden sebanyak 12 orang, yang ditentukan berdasarkan teknik penarikan sampel Cluster Sampling. Jumlah tenaga kerja yang menjadi responden pada pengolahan kopra di Kecamatan Kusambi 8 tenaga kerja pada 4 unit usaha. Sedangkan Kecamatan Napano Kusambi dengan jumlah tenaga kerja 4 pekerja pada 2 unit usaha. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, dengan bantuan persentase terhadap jawaban responden atas variabel yang diproxi sebagai faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja yaitu variabel: pendidikan, keterampilan, kesehatan, jenis kelamin, dan umur. 4. Hasil Penelitian Hasil Produksi Tenaga Kerja pada Pengolahan Kopra Pengolaha kopra di Kota Raha dilakukan dengan menggunakan dua cara yaitu cara pengasapan dan cara penjemuran. Adapun hasil produksi masing-masing responden di Kecamatan Kusambi disajikan sebagaiama Tabel 1, yang menunjukkan 157

4 bahwa produktivitas tertinggi responden yaitu kg/tahun yang diproduksi pada perusahaan-4 dengan tenaga kerja/responden 3 orang. Sementara terdapat seorang responden yang hanya menghasilkan output 600 kg/tahun. Pada sisi lain, hasil produksi kopra di Kecamatan Napano Kusambi sebagaimana Tabel 2 tertinggi menghasilkan kg/tahun dihasilkan pada usaha 2. Secara rata-rata, produktivitas tenaga kerja di Kecamatan Kusambi sebesar kg per tenaga kerja per tahun; sementara produktivitas rata-rata responden pada Kecamatan Napano Kusambi sebesar 800 kg per tenaga kerja per tahun. Dengan demikian, produktivitas tenaga kerja pada Kecamatan Kusambi jauh lebih tinggi dibanding produktivitas tenaga kerja pada Kecamatan napano Kusambi. Tabel 1 Responden Berdasarkan Hasil Produksi Kopra di Kecamatan Kusambi Usaha Responden Jumlah Hasil Produksi (Kg) 1 Responden Responden Responden 3 3 Responden Responden 5 4 Responden Responden 7 Responden 8 Jumlah Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Hasil Produksi Kopra di Kecamatan Napano Kusambi Usaha Responden Jumlah Hasil Produksi (Kg) 1 Responden Responden 2 2 Responden Responden 4 Jumlah Tingkat Pendidikan Responden Tingkat pendidikan responden dikelompokkan berdasarkan jenjang pendidikan sebagaimana disajikan pada Tabel 3 dan Tabel 4. Tabel 3 untuk responden yang berada pada Kecamatan Kusambi, dan Tabel 4 untuk responden di Kecamatan Napano Kusambi. Tabel 3 menunjukkan bahwa mayoritas pendidikan responden di Kecamatan Kusambi adalah tamatan SD sebanyak 5 responden (62,5%). Berpendidikan SLTP sebanyak 2 responden (25%). Sedangkan yang berpendidikan SLTA sebanyak 1 responden (12,5%). Dengan demikian maka tingkat pendi dikan responden kurang memadai sehingga kurang dapat menyerap informasi dengan baik demi peningkatan produktivitas tenaga kerja dan pendapatan. Adapun Tabel 4 menunjukkan bahwa mayoritas responden pada pengolahan kopra di Kecamatan Napano Kusambi berpendidikan SLTP atau sebanyak 2 responden (50%)

5 Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan Kusambi No Tingkat Pendidikan Responden (Orang) Persentase (%) 1 SD 5 62,50 2 SLTP 2 25,00 3 SLTA 1 12,50 Jumlah 8 100,00 Tabel 4 Distribusi Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan Napano Kusambi No Tingkat Pendidikan Responden (Orang) Persentase (%) 1 SD 1 25,00 2 SLTP 2 50,00 3 SLTA 1 25,00 Jumlah 4 100,00 Keterampilan Pengelolaan kelapa menjadi kopra membutuhkan keterampilan pekerja agar hasil produksi yang dicapai memuaskan atau lebih produktif. Dengan kata lain, tenaga kerja harus melakukan pelatihan-pelatihan agar menjadi lebih terampil, karena pada dasarnya pelatihan berorientasi pada praktek yang bersifat penerapan langsung dalam meningkatkan kecakapan sebagai keterampilan dalam bekerja. Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Keterampilan Pekerja di Kecamatan Kusambi No Tingkat Keikutsertaan Pelatihan Responden (Orang) Persentase (%) 1 Pernah 5 62,5 2 Belum Pernah 3 37,5 Jumlah Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Keterampilan Pekerja di Kecamatan Napano Kusambi No Tingkat Keikutsertaan Pelatihan Responden (Orang) Persentase (%) 1 Pernah Belum Pernah 2 50 Jumlah Hasil penelitian mengenai keterampilan pekerja dalam pengolahan kopra pada Kecamatan Kusambi sebagaiamana Tabel 5 menunjukkan bahwa sebanyak 5 pekerja atau 65,50 persen pernah mengikti pelatihan, sementara 3 lainnya belum pernah. Pada 159

6 sisi lain, 2 diantara 4 responden di Kecamatan Napano Kusambi sebagaimana Tabel 6, belum pernah mengikuti pelatihan pengolahan kopra. Kesehatan Kesehatan tenaga kerja merupakan hal penting yang diperlukan oleh para pengolah kopra kerja. Oleh karena itu dengan kondisi yang sehat, pekerja akan lebih meningkat produksinya dibandingkan dengan kondisi badan yang tidak sehat. Tabel 7 menunjukan bahwa karakteristik responden yang sehat pada Kecamatan Kusambi sebanyak 6 responden dan yang tidak sehat sebanyak 2 orang. Dengan demikian maka tingkat kesehatan responden cukup memadai sehingga dapat menyerap informasi dan mengolah kopra dengan baik demi peningkatan produktivitas tenaga kerja dan pendapatan. Begitupun hal dengan kondisi responden pada Kecamatan Napano Kusambi dengan distribusi responden yang sehat sebanyak 3 orang sedangkan yang tidak sehat sebanyak 1 orang. Jenis Kelamin Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Kesehatan Pekerja di Kecamatan Kusambi No Kondisi Kesehatan Responden (Orang) Persentase (%) 1 Sehat Tidak Sehat 2 25 Jumlah Tabel 8 Distribusi Responden Berdasarkan Kesehatan Pekerja di Kecamatan Napano Kusambi No Kondisi Kesehatan Responden (Orang) Persentase (%) 1 sehat tidak sehat 1 25 Jumlah Jenis kelamin merupakan salah satu faktor pendukung atau penentu produktivitas tenaga kerja karena dalam pengolahan kopra tenaga kerja laki-laki lebih produktif dibandingkan dengan tenaga kerja perempuan seperti dalam mempersiapkan bahan baku. Tabel 9 menunjukan bahwa karakteristik responden menurut jenis kelamin yaitu laki-laki sebanyak 5 orang dan perempuan sebanyak 3 orang untuk Kecamatan Kusambi dan sebanyak 3 orang laki-laki untuk Kecamatan Napano Kusambi

7 Umur Tabel 9 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pekerja di Kecamatan Kusambi No Jenis Kelamin Responden (Orang) Persentase (%) 1 Laki-Laki 5 62,5 2 Perempuan 3 37,5 Jumlah 8 100,0 Tabel 10 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pekerja di Kecamatan Napano Kusambi No Jenis Kelamin Responden (Orang) Persentase (%) 1 Laki-Laki 3 75,0 2 Perempuan 1 25,0 Jumlah 4 100,0 Umur merupakan salah satu dimensi dari modal manusia dan sangat penting untuk memahami bagaimana umur berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja pada pengolahan kopra. Tabel 11 menunjukkan bahwa pada Kecamatan Kusambi responden yang berusia kurang dari 20 tahun sebanyak 1 orang, aantara tahun sebanyak 3 orang, selebihnya lebih besar dari 30 tahun. Adapun distribusi responden pada Kecamatan Napano Kusambi menunjukkan bahwa responden dengan usia kurang dari 20 tahun sebanyak 1 orang, antara tahun sebanyak 1 orang, dan sisanya berusia diatas 30 tahun. Tabel 11 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Pekerja di Kecamatan Kusambi No Umur Responden (Orang) Persentase (%) 1 < 20 Tahun 1 12, Tahun 3 37, Tahun 2 25,0 4 > 40 Tahun 2 25,0 Jumlah 8 100,0 Berdasarkan Tabel 3 sampai Tabel 11 maka perbedaan karakteristik tenaga kerja Kecamatan Kusambi dan Napano Kusambi disajikan sebagaimana Tabel 12 yang menunjukkan bahwa kondisi responden pada Kecamatan Napano Kusambi masih lebih baik dari Kecamatan Kusambi khususnya dalam hal tingkat pendidikan, begitupun halnya dengan jenis kelamin. Sementara untuk indikator usia den kesehatan berada dalam status yang sama. Namun pada aspek produktivitas, tenaga kerja pada Kecamatan Kusambi memiliki prduktivitas yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja pengolahan kopra di Kabupaten Muna bukan didorong oleh pendidikan, kesehatan, jenis kelamin dan usia; namun lebih didorong oleh variabel pelatihan. Sebagaimana yang disajikan pada Tabel 12 yang menunjukkan proporsi 161

8 tenaga kerja yang pernah mengikuti pelatihan pada Kecamatan Kusambi sebanyak 62,5 persen, sementara pada Kecamatan Napano Kuambi 50 persen. Tabel 12 Rekapitulasi Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Uraian Kecamatan Kusambi Kecamatan Napano Kusambi Produktivitas rata-rata Karakteristik Pendidikan SMA 12,5% 25,0% Pernah Mengikuti Pelatihan 62,5% 50,0% Kondisi Sehat 75,0% 75,0% Jenis Kelamin Laki-laki 62,5% 75,0% Usia < 40 tahun 75,0% 75,0% 5. Simpulan dan Saran 1. Secara rata-rata, produktivitas tenaga kerja di Kecamatan Kusambi sebesar kg per tenaga kerja per tahun; sementara produktivitas rata-rata responden pada Kecamatan Napano Kusambi sebesar 800 kg per tenaga kerja per tahun. Dengan demikian, produktivitas tenaga kerja pada Kecamatan Kusambi jauh lebih tinggi dibanding produktivitas tenaga kerja pada Kecamatan Napano Kusambi. 2. Produktivitas tenaga kerja pengolahan kopra di Kabupaten Muna bukan didorong oleh pendidikan, kesehatan, jenis kelamin dan usia; namun lebih didorong oleh variabel pelatihan. Proporsi tenaga kerja yang pernah mengikuti pelatihan pada Kecamatan Kusambi sebanyak 62,5 persen, sementara pada Kecamatan Napano Kusambi 50 persen. Daftar Pustaka Allorerung, D. dan Lay, A Kemungkinan Pengembangan Pengolahan Buah Kelapa Secara Terpadu Skala Pedesaaan. Bandar Lampung : Prosiding Konferensi Nasional Kelapa IV Amin, S Cocopreneurship Aneka Peluang Bisnis dari Kelapa. Edisi Pertama. Yogyakarta Arikunto Prosedur Penelitian. Jakarta : Bima Asara Asnawi, S. dan S.N. Darwis Prospek Ekonomi Tanaman Kelapa dan Masalahnya di Indonesia. Manado : Balai Penelitian Kelapa Ghazali, Syukur Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan Komunikatif-Interaktif. Jakarta : PT Retika Aditama Hasibuan, Malayu S.P Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara Herjanto, E Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia 162

9 Husein, Umar Riset Sumber Daya Manusia Organisasi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Kardiman, Ekonomi. Jakarta: Yudhistira. Kusnendi Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta : PPUT Kurniasari, Panca Analisis Efisiensi dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Industri Kecil Kabupaten Kendal, Studi Kasus pada Industri Kecil Genteng Press di Desa Meteseh Kecamatan Boja. Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang Oglesby Productivity Improvement in construction. McGraw-Hill Book Company : New York Ravianto, J Produktivitas dan Manajemen Mutu. Jakarta : Erlangga Sondang, P. Siagian Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara Simanjuntak, Payaman Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Manajemen Dan Evaluasi Kerja. Jakarta : FEUI Sinungan, Muchdarsyah Produktivitas. Jakarta : Bumi Aksara Sondang, P. Siagian Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara Supadi, dan Rozany.A. Nurmanaf Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Pedesaan dan Kaitannya Tingkat Kemiskinan. Bogor : Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Suprianto Ekonomi. Jakarta : Yudhistira Tarwaka Ergonomi untuk Keselamatan Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta : Uniba Press Wursanto Manajemen Kepegawaian. Yogyakarta : Kanisius 163

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEGAWAI PERPUSTAKAAN ITS

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEGAWAI PERPUSTAKAAN ITS ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEGAWAI PERPUSTAKAAN ITS JATI SETIATI (071211623008) Jurusan Ilmu Informasi Dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Airlangga

Lebih terperinci

Hariyono Seputro Youngky Pratama 6

Hariyono Seputro Youngky Pratama 6 PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA PEKERJAAN PASANGAN BATA RINGAN (Studi Kasus Proyek Pembangunan MIPA Center Tahap 2 Universitas Brawijaya) Hariyono Seputro Youngky Pratama 6 Abstrak: Suatu keberhasilan

Lebih terperinci

Identifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah

Identifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Identifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah Ani Satul Fitriyati dan

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Produktivitas tinggi apabila kegiatan untuk menghasilkan produk pun

BAB II LANDASAN TEORI. Produktivitas tinggi apabila kegiatan untuk menghasilkan produk pun 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Produktivitas Produktivitas tinggi apabila kegiatan untuk menghasilkan produk pun tinggi. Produktivitas berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan produk.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Masa Kerja a. Pengertian Masa Kerja Menurut Siagian (2001) menyatakan bahwa masa kerja merupakan keseluruhan pelajaran yang diperoleh oleh seseorang dari

Lebih terperinci

PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PROYEK PADA DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KABUPATEN ROKAN HULU YASRI.

PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PROYEK PADA DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KABUPATEN ROKAN HULU YASRI. PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PROYEK PADA DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KABUPATEN ROKAN HULU YASRI Fakultas Ekonomi Universitas `13 Juli 2013 Pasir Pegarayan,Rokan Hulu,Indonesia. ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KANTOR DINAS KESEJAHTERAAN SOSIAL KOTA SAMARINDA

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KANTOR DINAS KESEJAHTERAAN SOSIAL KOTA SAMARINDA ejournal Ilmu Pemerintahan, 2017, 5 (2): 593-604 ISSN 2477-2458(online), ISSN 2477-2631 (Print) ejournal.ipfisip-unmul.ac.id Copyright 2017 PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas yang sering dilakukan oleh manusia Peter Vi, (2000) dalam Tarwaka

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas yang sering dilakukan oleh manusia Peter Vi, (2000) dalam Tarwaka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sikap kerja tidak alamiah di Indonesia lebih banyak disebabkan oleh adanya ketidaksesuaian antara dimensi alat dan stasiun kerja dengan ukuran tubuh pekerja. Sektor

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Punduh Sari merupakan bagian dari wilayah administratif di Kecamatan Manyaran

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN 5.1. Usia Usia responden dikategorikan menjadi tiga kategori yang ditentukan berdasarkan teori perkembangan Hurlock (1980) yaitu dewasa awal (18-40), dewasa madya (41-60)

Lebih terperinci

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012 DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012 Nurmeitama Indah Wiladatika, Yarmaidi*, Edy Haryono** Abstract

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORK SAMPLING PADA PEKERJAAN KOLOM DAN BALOK MEGA TRADE CENTER MANADO. Ronny Walangitan ABSTRAK

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORK SAMPLING PADA PEKERJAAN KOLOM DAN BALOK MEGA TRADE CENTER MANADO. Ronny Walangitan ABSTRAK PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORK SAMPLING PADA PEKERJAAN KOLOM DAN BALOK MEGA TRADE CENTER MANADO Ronny Walangitan ABSTRAK Produktivitas tenaga kerja merupakan salah satu unsur

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas

Lebih terperinci

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) 58 BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) Bab ini mendeskripsikan karakteristik demografi individu petani

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Produktivitas Kerja. (2005) mengungkapkan bahwa secara lebih sederhana maksud dari produktivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Produktivitas Kerja. (2005) mengungkapkan bahwa secara lebih sederhana maksud dari produktivitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Kerja 1. Pengertian Produktivitas Kerja International Labour Organization (ILO) yang dikutip oleh Hasibuan (2005) mengungkapkan bahwa secara lebih sederhana maksud

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produktivitas Produktivitas secara konsep menunjukkan adanya kaitan antara hasil kerja (bentuk nyata) dengan satuan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ina Primiana, Menggerakan Sektor Riil UKM dan Industri. Bandung: Alfabeta.

DAFTAR PUSTAKA. Ina Primiana, Menggerakan Sektor Riil UKM dan Industri. Bandung: Alfabeta. 88 DAFTAR PUSTAKA Anwar Prabu Mangkunegara. 2003. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika Aditama. Dessler, Gary. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia (Alih Bahasa: Eli Tanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Faktor manusia sebagai faktor modal merupakan sumber daya yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Faktor manusia sebagai faktor modal merupakan sumber daya yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Faktor manusia sebagai faktor modal merupakan sumber daya yang sangat berperan dalam mencapai tujuan. Efisien dan efektifnya suatu organisasi sangat tergantung

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS INDUSTRI DAN SISTEM PENGUKURAN

PRODUKTIVITAS INDUSTRI DAN SISTEM PENGUKURAN PRODUKTIVITAS INDUSTRI DAN SISTEM PENGUKURAN Tri Hernawati trihernawati@ymail.com Staf Pengajar Kopertis Wilayah I dpk.fakultas Teknik Universitas Islam Sumatera UItara Abstrak Kata produktivitas telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku dalam perusahaan, apapun jenis organisasi yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku dalam perusahaan, apapun jenis organisasi yang dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang terjadi saat ini ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan besar, persaingan yang tajam, dan teknologi yang canggih. Secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1. A 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin baik pula perekonomian negara

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRIBUSI DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI JAWA BARAT

ANALISIS KONTRIBUSI DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI JAWA BARAT ANALISIS KONTRIBUSI DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI JAWA BARAT Asep Yusup Hanapia 1, Aso Sukarso, Chandra Budhi L.S Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRACT The

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan 47 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak geografis, topografi, dan pertanian Kabupaten Lampung Selatan Wilayah Kabupaten Lampung Selatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan

I. PENDAHULUAN. meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran sektor pertanian dalam pembangunan di Indonesia menjadi titik berat dalam pembangunan bidang ekonomi. Konsep pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA NO. 2, TAHUN 9, OKTOBER 2011 140 IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA Muh. Anshar 1) Abstrak: Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas jagung yang dihasilkan agar sesuai

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING PROYEK PERUMAHAN DI KOTA PEKANBARU

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING PROYEK PERUMAHAN DI KOTA PEKANBARU PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING PROYEK PERUMAHAN DI KOTA PEKANBARU Gusneli Yanti Program Studi Teknik Sipil Universitas Lancang Kuning Jalan Yos Sudarso Km. 8 Rumbai Pekanbaru E-mail

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA EKSPOR 5 KOMODITAS PERKEBUNAN UNGGULAN INDONESIA TAHUN

ANALISIS KINERJA EKSPOR 5 KOMODITAS PERKEBUNAN UNGGULAN INDONESIA TAHUN ANALISIS KINERJA EKSPOR 5 KOMODITAS PERKEBUNAN UNGGULAN INDONESIA TAHUN 2012-2016 Murjoko Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret email: murjoko@outlook.com Abstrak Indonesia merupakan negara yang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Desvionita Nasrul BP

SKRIPSI. Oleh : Desvionita Nasrul BP TINGKAT ADOPSI INOVASI PENGOLAHAN LIMBAH KAKAO DALAM PAKAN TERNAK SAPI POTONG ( Studi Kasus Pada Kelompok Tani Karya Abadi Sungai Buluh, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman ) SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Petir, sebelah Selatan berbatasan dengan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Desa Purwasari Desa Purwasari merupakan salah satu Desa pengembangan ubi jalar di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Usahatani ubi jalar menjadi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Piyaman merupakan salah satu Desa dari total 14 Desa yang berada di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Desa Piyaman berjarak sekitar

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN PEDAGANG KAKILIMA (Kasus Pedagang Kakilima Pemakai gerobak Usaha Makanan Di Kota Bogor)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN PEDAGANG KAKILIMA (Kasus Pedagang Kakilima Pemakai gerobak Usaha Makanan Di Kota Bogor) JURNAL P ENYULUHAN ISSN: 1858-2664 Juni 2006, Vol. 2, No. 2 Abstract FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN PEDAGANG KAKILIMA (Kasus Pedagang Kakilima Pemakai gerobak Usaha Makanan

Lebih terperinci

Kajian Teori Manajemen Perubahan: Studi Kasus Produktivitas Tenaga Kerja Mulyanto *), Didi Juardi **)

Kajian Teori Manajemen Perubahan: Studi Kasus Produktivitas Tenaga Kerja Mulyanto *), Didi Juardi **) Kajian Teori Manajemen Perubahan: Studi Kasus Produktivitas Tenaga Kerja Mulyanto *), Didi Juardi **) Abstrak Pengelolaan dan pembenahan manajemen sumber daya manusia menempati posisi yang strategis. Walupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap pembangunan di Indonesia,

Lebih terperinci

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017 SURVEY

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017 SURVEY Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 2, No 2 Februari 2017 MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA SURVEY DI PERUSAHAAN JASA Suhendra Afriandi Akademi Maritim Cirebon

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PETANI KOPI DI DESA BUKIT KEMUNING KECAMATAN BUKIT KEMUNING KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2011

KARAKTERISTIK PETANI KOPI DI DESA BUKIT KEMUNING KECAMATAN BUKIT KEMUNING KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2011 1 KARAKTERISTIK PETANI KOPI DI DESA BUKIT KEMUNING KECAMATAN BUKIT KEMUNING KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2011 Rini Susanti, Buchori Asyik, I Gede Sugiyanta This research aims to know the characteristics

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah lahan yang luas tersebut, pasti akan membutuhkan banyak tenaga kerja.

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah lahan yang luas tersebut, pasti akan membutuhkan banyak tenaga kerja. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karet merupakan salah satu komoditi hasil perkebunan yang mempunyai peran penting dalam perekonomian Indonesia karena karet merupakan salah satu komoditi

Lebih terperinci

Seminar Nasional BKS PTN Barat Manurung et al.: Implementasi Pemupukan Kelapa Sawit 643 Bandar Lampung, Agustus 2014

Seminar Nasional BKS PTN Barat Manurung et al.: Implementasi Pemupukan Kelapa Sawit 643 Bandar Lampung, Agustus 2014 Seminar Nasional BKS PTN Barat Manurung et al.: Implementasi Pemupukan Kelapa Sawit 643 Bandar Lampung, 19-21 Agustus 2014 IMPLEMENTASI PEMUPUKAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) POLA MASYARAKAT PADA

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE DI KARANGANYAR

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE DI KARANGANYAR ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE DI KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN 114 115 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Penelitian Variabel Sub Variabel No Item A. Karakteristik Responden a. Nama b. Alamat c. Jenis Kelamin d. Umur e. Pendidikan f. Pekerjaan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KEJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN FUNITURE CV. MUGIHARJO KRAGILAN BOYOLALI

ANALISIS TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KEJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN FUNITURE CV. MUGIHARJO KRAGILAN BOYOLALI ANALISIS TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KEJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN FUNITURE CV. MUGIHARJO KRAGILAN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Manajemen

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Wilayah 1. Kecamatan Sekampung Udik Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan Sekampung Udik merupakan bagian wilayah Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT )

SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ) SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ) Dewifebrina 1 Dra. Fachrina,M.Si 2 Erningsih,S.Sos 3 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang aman dan nyaman serta karyawan yang sehat dapat mendorong

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang aman dan nyaman serta karyawan yang sehat dapat mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu menginginkan keberhasilan baik berupa hasil produksi maupun hasil layanannya. Untuk menunjang keberhasilan tersebut

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH

IV. KEADAAN UMUM DAERAH IV. KEADAAN UMUM DAERAH A. Keadaan Fisik Daerah Desa Karanganyar adalah salah satu wilayah di Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo yang dijadikan obyek dalam penelitian ini. Secara administratif Desa Karanganyar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan kota kota lainnya. Rendahnya kualitas tenaga kerja sangat

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan kota kota lainnya. Rendahnya kualitas tenaga kerja sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin hari permasalahan ketenagakerjaan yang dihadapi Kota Solok semakin komplek. Salah satu dari permasalahan dalam ketenagakerjaan di Kota Solok adalah produktifitas

Lebih terperinci

STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015

STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015 No. 16/07/33/16/Th.I, 16 Juli 2017 STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015 Pemuda adalah bagian dari penduduk usia produktif yaitu berumur 16-30 tahun. Jumlah pemuda di Kabupaten Blora adalah 167.881 jiwa atau

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : 44 IV. GAMBARAN UMUM A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Raman Utara Kecamatan Raman Utara merupakan bagian wilayah Kabupaten Lampung Timur dan berpenduduk 35.420 jiwa dengan luas

Lebih terperinci

Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur

Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur XII Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur Globalisasi ekonomi menuntut produk Jawa Timur mampu bersaing dengan produk sejenis dari negara lain, baik di pasar lokal maupun pasar internasional. Kurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Hal itu menjadi prioritas perusahaan dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Hal itu menjadi prioritas perusahaan dalam mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seiring berkembangnya era globalisasi, keberhasilan suatu perusahaan atau industri tercermin dari tingginya pencapaian produktivitas perusahaan tersebut. Hal itu menjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi secara

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN PETANI TANAMAN KARET KLON PB 260 DENGAN PETANI TANAMAN KARET LOKAL

ANALISIS PENDAPATAN PETANI TANAMAN KARET KLON PB 260 DENGAN PETANI TANAMAN KARET LOKAL ANALISIS PENDAPATAN PETANI TANAMAN KARET KLON PB 260 DENGAN PETANI TANAMAN KARET LOKAL Oleh: Yusri Muhammad Yusuf *) dan Zulkifli **) Abstrak Analisis usaha dalam kegiatan usaha diperlukan untuk kepentingan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. Juli 2017

SURVEI KONSUMEN. Juli 2017 SURVEI KONSUMEN Juli 2017 Survei Konsumen Bank Indonesia mengindikasikan optimisme konsumen meningkat, sebagaimana tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Juli 2017 yang naik 1,0 poin dari

Lebih terperinci

Oleh: Munirwan Zani 1) ABSTRACT

Oleh: Munirwan Zani 1) ABSTRACT 193 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN USAHA PENGOLAHAN KACANG METE DI KABUPATEN BUTON Oleh: Munirwan Zani 1) ABSTRACT The study aimed to find out and to analyze factors affecting the amount of

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PEGAWAI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PEGAWAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PEGAWAI Sulastri Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang Email : sulastrihermanto@gmail.com ABSTRAK Produktivitas merupakan hal yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada

Lebih terperinci

ANALISIS SALURAN PEMASARAN KOPRA (Studi Kasus di Desa Sindangsari Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran)

ANALISIS SALURAN PEMASARAN KOPRA (Studi Kasus di Desa Sindangsari Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran) ANALISIS SALURAN PEMASARAN KOPRA (Studi Kasus di Desa Sindangsari Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran) Oleh : Hengki Prastio Wijaya 1, Soetoro 2, Tito Hardiyanto 3 13 Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui. perannya dalam pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB), penyerapan

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui. perannya dalam pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB), penyerapan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sumber pendapatan yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui perannya dalam pembentukan Produk

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian dan sektor basis baik tingkat Provinsi Sulawsi Selatan maupun Kabupaten Bulukumba. Kontribusi sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang dihuni oleh penduduk yang mayoritas tinggal di pedesaan dan bekerja pada sektor primer khususnya pertanian. Karakteristik Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA BERDASARKAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT DESA TEGALSARI KECAMATAN TEGALSARI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2015

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA BERDASARKAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT DESA TEGALSARI KECAMATAN TEGALSARI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2015 130 ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA BERDASARKAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT DESA TEGALSARI KECAMATAN TEGALSARI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2015 Vina Shofia Nur Mala 1, Bambang Suyadi 1, Retna

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH 67 BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH Bab ini akan membahas keefektifan Program Aksi Masyarakat Agribisnis Tanaman Pangan (Proksi Mantap) dalam mencapai sasaran-sasaran

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan,

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan, IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis Desa Tirta Makmur merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat. Desa Tirta Makmur ini

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG Jurnal Galung Tropika, 4 (3) Desember 2015, hlmn. 137-143 ISSN Online 2407-6279 ISSN Cetak 2302-4178 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG Analysis

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDIKATOR SEKTOR RIIL TERPILIH

PERKEMBANGAN INDIKATOR SEKTOR RIIL TERPILIH Mei 2015 PERKEMBANGAN INDIKATOR SEKTOR RIIL TERPILIH Survei Konsumen Mei 2015 (hal. 1) Survei Penjualan Eceran April 2015 (hal. 13) PERKEMBANGAN INDIKATOR SEKTOR RIIL TERPILIH Mei 2015 Alamat Redaksi :

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi

Lebih terperinci

TINJAUAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA PEKERJAAN PEMASANGAN BATU GRANIT (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Bukopin Kantor Cabang Solo)

TINJAUAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA PEKERJAAN PEMASANGAN BATU GRANIT (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Bukopin Kantor Cabang Solo) i TINJAUAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA PEKERJAAN PEMASANGAN BATU GRANIT (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Bukopin Kantor Cabang Solo) THE PRODUCTIVITY OBSERVATION OF MANPOWER TO GRANITE ASSEMBLING

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah secara geografis berada pada koordinat ' 19" BT

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah secara geografis berada pada koordinat ' 19 BT IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Desa Baleagung Desa Baleagung terletak di Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah secara geografis berada pada koordinat 110 18'

Lebih terperinci

PERAN PENTING PELATIHAN DALAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PERAN PENTING PELATIHAN DALAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERAN PENTING PELATIHAN DALAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Oleh : Rosmani Sinaga, SE, MM Dosen AKBID Mitra Husada Medan ABSTRAK Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui peran penting pelatihan

Lebih terperinci

KONTRAK PERKULIAHAN. adalah rancangan perkuliahan yang disepakati bersama oleh mahasiswa dan dosen

KONTRAK PERKULIAHAN. adalah rancangan perkuliahan yang disepakati bersama oleh mahasiswa dan dosen Hendra Wijayanto KONTRAK PERKULIAHAN adalah rancangan perkuliahan yang disepakati bersama oleh mahasiswa dan dosen 1. Deskripsi Perkuliahan 2. Tujuan dan Manfaat Perkuliahan 3. Strategi Perkuliahan 4.

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI No. xxx/05/21/th. V, 10 Mei 2010 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2010 TINGKAT PENGANGGURAN KEPRI TERENDAH DALAM EMPAT TAHUN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Manajemen terdiri dari enam unsur (6M) yang meliputi man, money,

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Manajemen terdiri dari enam unsur (6M) yang meliputi man, money, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen terdiri dari enam unsur (6M) yang meliputi man, money, materials, machines, method, dan market. Selanjutnya unsur man (manusia)

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas penentu kelangsungan perekonomian suatu negara. Hal ini disebabkan oleh berbagai sektor dan kegiatan ekonomi di Indonesia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

III. METODE PENELITIAN. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 35 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer Sumber data primer pada penelitian ini adalah masyarakat penerima bantuan langsung

Lebih terperinci

KEUNGGULAN KOMPETITIF SISTEM USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SUMBA TIMUR, NTT

KEUNGGULAN KOMPETITIF SISTEM USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SUMBA TIMUR, NTT KEUNGGULAN KOMPETITIF SISTEM USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SUMBA TIMUR, NTT Rachmat Hendayana Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Jl Tentara Pelajar, 10 Bogor ABSTRAK Makalah

Lebih terperinci

PENGARUH INSENTIF, TINGKAT PENDIDIKAN DAN MASA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA HOTEL PELANGI MALANG)

PENGARUH INSENTIF, TINGKAT PENDIDIKAN DAN MASA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA HOTEL PELANGI MALANG) PENGARUH INSENTIF, TINGKAT PENDIDIKAN DAN MASA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA HOTEL PELANGI MALANG) JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Febri Rudiansyah 105020100111009 JURUSAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM Mata Kuliah Pasca Panen Tanaman PEMBUATAN MINYAK KELAPA. Disusun oleh: Kelompok 3

LAPORAN PRAKTIKUM Mata Kuliah Pasca Panen Tanaman PEMBUATAN MINYAK KELAPA. Disusun oleh: Kelompok 3 LAPORAN PRAKTIKUM Mata Kuliah Pasca Panen Tanaman PEMBUATAN MINYAK KELAPA Disusun oleh: Kelompok 3 Arya Widura Ritonga Najmi Ridho Syabani Dwi Ari Novianti Siti Fatimah Deddy Effendi (A24051682) (A24051758)

Lebih terperinci

Volume 14 No. 01 Maret 2013 ISSN :

Volume 14 No. 01 Maret 2013 ISSN : TINJAUAN PRODUKTIVITAS PEKERJA DENGAN METODE FIELD RATINGS (Studi Kasus pada Pekerjaan Bekisting Plat Lantai Proyek Pembangunan WUKU Villa & Condotel ) Kawasan Pecatu Indah Resort, Pecatu, Bali Sakwar

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015 No. 06/05/53/Th. XV, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,12% Angkatan kerja NTT pada Februari 2015 mencapai 2.405.644 orang, bertambah

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Desa ini memiliki luas

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Desa ini memiliki luas IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Fisik Desa Plumbon merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Desa ini memiliki luas daerah sebesar

Lebih terperinci

Arie Bororing Dosen Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Indonesia ABSTRAK

Arie Bororing Dosen Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Indonesia ABSTRAK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KELAPA MELALUI DIVERSIFIKASI USAHA DAN LAHAN USAHA TANI DI DESA DUMOGA II KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Arie Bororing Dosen Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO SYAHMIDARNI AL ISLAMIYAH Email : syahmi1801@gmail.com Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini berkembang semakin pesat, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini berkembang semakin pesat, hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha saat ini berkembang semakin pesat, hal ini disebabkan karena adanya perubahan kondisi situasi pasar serta perekonomian dan teknologi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Non Formal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Negeri Sipil Di

BAB II URAIAN TEORITIS. Non Formal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Negeri Sipil Di BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu 1. Prima Astuti (2009) dengan judul Pengaruh Tingkat Pendidikan Formal Dan Non Formal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Sekretariat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap manusia harus memenuhi kebutuhannya, guna kelangsungan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap manusia harus memenuhi kebutuhannya, guna kelangsungan hidup. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia harus memenuhi kebutuhannya, guna kelangsungan hidup. Upaya pemenuhan kebutuhan ini, pada dasarnya tak pernah berakhir, karena sifat kebutuhan

Lebih terperinci

BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR

BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR 6.1 Karakteristik Pedagang Martabak Kaki Lima di Kota Bogor Martabak merupakan salah satu jenis makanan yang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. lebih tinggi dari perempuan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor

BAB V PEMBAHASAN. lebih tinggi dari perempuan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Subjek Penelitian 1. Jenis Kelamin Adanya perbedaan jenis kelamin dapat mempengaruhi tingkat produktivitas seseorang. Secara universal, tingkat produktivitas laki-laki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas Tenaga Kerja Produktivitas adalah lebih dari sekedar ilmu pengetahuan, teknologi, dan manajemen karena produktivitas mengandung falsafah dan sikap mental yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. a. Letak, Luas, dan Batas Daerah Penelitian. geografis berada di koordinat 07 o LS-7 o LS dan

BAB IV PEMBAHASAN. a. Letak, Luas, dan Batas Daerah Penelitian. geografis berada di koordinat 07 o LS-7 o LS dan BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Luas, dan Batas Daerah Penelitian Desa Banjarharjo adalah salah satu desa di Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo, Daerah

Lebih terperinci

SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN

SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN 55 SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN terhadap konversi lahan adalah penilaian positif atau negatif yang diberikan oleh petani terhadap adanya konversi lahan pertanian yang ada di Desa Cihideung

Lebih terperinci

KELAPA. (Cocos nucifera L.)

KELAPA. (Cocos nucifera L.) KELAPA (Cocos nucifera L.) Produksi tanaman kelapa selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, juga diekspor sebagai sumber devisa negara. Tenaga kerja yang diserap pada agribisnis kelapa tidak sedikit,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Oleh karena itu setiap warga negara

I. PENDAHULUAN. baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Oleh karena itu setiap warga negara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa. Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan dalam memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Karet Karet (Hevea brasiliensis) merupakan salah satu komoditas perkebunan. Tanaman karet

Lebih terperinci