Lizawati Guru SD Negeri 3 Singkawang Timur

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lizawati Guru SD Negeri 3 Singkawang Timur"

Transkripsi

1 PENERAPAN PEMBELAJARAN SERU DENGAN MEDIA ROTI TAWAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 3 SINGKAWANG TIMUR Lizawati Guru SD Negeri 3 Singkawang Timur lizawati806@yahoo.co.id Abstrak: Rendahnya hasil belajar siswa sering menjadi masalah yang harus dicari solusinya oleh guru. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 3 Singkawang Timur pelajaran matematika tentang pecahan, siswa yang tuntas belajar 34,48%. Salah satu alternatif mengatasi permasalahan di atas adalah menerapkan pembelajaran seru menggunakan media roti tawar. Agar tercipta pembelajaran aktif menyenangkan dan bermakna. Metode penelitian ini adalah PTK dengan 2 siklus, terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VI dengan jumlah 29 orang. Hasil penelitian menunjukkan siswa yang tuntas pada siklus I (75,86%) dan siklus II (93,10 %). Hasil penelitian ini membuktikan pembelajaran seru dengan media roti tawar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kata kunci: pembelajaran seru, media roti tawar, peningkatan hasil belajar Dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran matematika SD guru memiliki peranan yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran. Untuk itu, guru harus mempu mengembangkan pengetahuan, kecakapan dan keterampilan hidup siswa melalui proses pembelajaran yang baik. Pembelajaran yang mencapai hasil yang optimal sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Oleh karena itu, guru dalam proses pembelajaran diharapkan mampu mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti RPP, alat peraga, metode, alat evaluasi, serta pendekatan yang sesuai sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara maksimal. Proses pembelajaran harus diciptakan secara aktif, efektif, inovatif dan menyenangkan. Pembelajaran tidak didominasi oleh guru tetapi berpusat pada siswa. Siswa mencari pengetahuan bukan menerima pengetahuan, sehingga dapat mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan efektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradapan dunia (Kemendikbud 2013). Kenyataan di lapangan saat ini yaitu pada siswa kelas VI SD Negeri 3 Singkawang Timur Kelurahan Pajintan Kecamatan Singkawang Timur Kota Singkawang Kalimantan Barat. Dengan Latar belakang siswa antara lain: (1) semua siswa berasal dari keturunan Tiong Hua, (2) berasal dari lingkungan pedesaan yang kesadaran pendidikannya kurang sehingga budaya belajarnya juga rendah, (3) sebagian besar terlahir dari keluarga petani buah dan sayur, (4) dukungan belajar dari orang tua rendah. Pembelajaran matematika sering menghadapi masalah tentang hasil belajar siswa yang belum sesuai dengan yang diharapkan. Untuk materi pecahan hasil ulangan harian siswa kelas VI masih sangat rendah, dalam satu kelas siswa yang tuntas belajar hanya 10 orang yaitu 34,48% dengan KKM yang telah ditetapkan yaitu 60, sementara ada 19 orang siswa yang belum tuntas. Dari hasil pengamatan sementara, hal tersebut terjadi karena banyak hal, 48

2 Lizawati, Penerapan Pembelajaran Seru dengan Media Roti Tawar, 49 diantaranya rendahnya pemahaman siswa terhadap konsep pecahan yang telah diajarkan. Untuk hal yang sederhana saja, siswa masih sulit menentukan nilai pecahan dari gambar yang diarsir, membedakan pecahan satu per empat dan tiga per empat saja siswa masih bingung. Pada saat dijelaskan siswa mengaku telah paham dan dapat mengerjakan soal-soal yang diberikan, ternyata setelah beberapa hari kemudian diadakan tes materi pecahan siswa tidak dapat mengerjakan soal dengan benar semua. Banyak siswa kurang paham dengan materi pecahan yang diajarkan di kelas VI. Padahal materi ini sudah pernah dipelajari siswa mulai dari kelas III meskipun tingkat kesukarannya lebih mudah. Pada saat di kelas siswa kurang semangat dalam belajar, siswa kurang aktif dalam belajar, siswa kurang dapat bekerja sama dalam belajar kelompok dan siswa tidak berani mengungkapkan menjawab pertanyaan guru, bertanya dan mengungkapkan ide, bahkan ada beberapa siswa yang senang keluar masuk kelas dengan berbagai alasan. Jika dikaji lebih dalam maka hal tersebut terjadi bukan hanya disebabkan oleh faktor siswa saja, melainkan juga dari guru. Dalam pembelajaran masih konvensional yang didominasi oleh guru sehingga proses belajar yang dilakukan kurang membuat siswa aktif. Guru kurang menggunakan media konkrit, sehingga minat belajar siswa rendah, pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari rendah jadi mudah lupa. Guru kurangnya menerapkan pembelajaran kontekstual yang mampu mengaitkan pengetahuan awal siswa dengan konsep matematika yang akan dipelajari dengan lingkungan kehidupan sehari-hari sehingga pembelajaran kurang bermakna dan menyenangkan bagi siswa. Kondisi demikian apabila terus dibiarkan akan berdampak buruk terhadap kualitas pembelajaran matematika khususnya SD Negeri 3 Singkawang Timur pada materi pecahan. Apalagi siswa kelas VI tidak lama lagi akan mengikuti ujian sekolah sehingga juga berdampak pada nilai hasil ujian nantinya. Materi pecahan ini merupakan materi yang esensial dalam kurikukulum. Hal ini tercermin dari selalu termuatnya materi ini dalam SKL untuk ujian Nasional pada beberapa tahun terakhir ini. Salah satu dari Standar Kompetensi Lulusan SD pada mata pelajaran matematika yaitu, memahami konsep dan operasi hitung bilangan pecahan, perbandingan dalam pemecahan masalah serta penggunaanya dalam kehidupan seharihari (Depdiknas 2006). Salah satu alternatif pemecahan masalah di atas yang dapat dilakukan oleh guru adalah melaksanakan pembelajaran matematika dengan menerapkan pembelajaran seru dengan menggunakan media konkrit yaitu roti tawar. Penggunaan media roti tawar dalam belajar pecahan terinspirasi dari belajar dengan metode Pendidikan Matematika Realistis Indonesia (PMRI) yang terbukti memang sungguh mengasyikkan dan bermakna. Menurut Dienes (dalam Ruseffendi, 1998: 134) mengatakan bahwa setiap konsep matematika dapat dipahami dengan mudah apabila kendala utama yang menyebabkan anak sulit memahami dapat dikurangi atau dihilangkan. Dienes berkeyakinan anak pada umumnya melakukan abstraksi berdasarkan intuisi dan pengalaman konkrit, sehinga cara mengajarkan konsep-konsep matematika yang dapat dilakukan dengan bantuan objek konkrit. Dengan demkian, dalam mengajarkan matematika perlu adanya benda-benda konkrit yang merupakan model dari ide-ide matematika, yang selanjutnya disebut sebagai alat peraga alat bantu dalam pembelajaran. Alat bantu dalam pembelajaran ini digunakan dengan tujuan agar anak dapat mengoptimalkan panca indranya dalam proses pembelajaran, mereka dapat melihat, meraba, mendengar dan merasakan obek yang sedang dipelajari. Dengan penggunaan media, pembelajaran menjadi seru terciptanya suasana yang menyenangkan yang membuat siswa menjadi aktif. Ada beberapa hal yang mendasari pembelajaran aktif. Salah satunya berdasarkan pengalaman belajar yang diungkapkan oleh Peter Shea (Depdiknas, 2004), maka siswa belajar 10% dari apa yang siswa baca, 20% dari apa yang siswa dengar, 30% dari apa yang siswa lihat, 50% dari apa yang siswa lihat dan dengar, 70% dari apa yang siswa katakan, dan 90%

3 50, J-TEQIP, Tahun VI, Nomor 1, Mei 2015 dari apa yang siswa katakan dan lakukan. Pembelajaran dengan penuturan kata-kata mempunyai nilai yang sangat rendah dalam alur pengalaman belajar siswa. Tampaknya pengalaman belajar yang paling baik adalah dengan mengatakan dan melakukan. Hal ini sangat sesuai dengan pembelajaran aktif yang menuntun siswa untuk ikut serta terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Adapun tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang pecahan pelajaran matematika dengan menerapkan pembelajaran seru menggunakan media roti tawar. Meningkatkan semangat, keaktifan, kerjasama dan keberanian siswa dalam mempelajari pecahan serta meningkatkan kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran yang lebih aktif, menyenangkan dan bermakna. METODE Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Mc. Niff (1992: 1) seorang ahli penelitian mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian reflektif yang dapat dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan dan perbaikan pembelajaran. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 3 Singkawang Timur Kelurahan Pajintan Kecamatan Singkawang Timur Kota Singkawang Kalimantan Barat. Pada pelajaran matematika di kelas VI semester II tahun pelajaran 2013/2014 dengan materi pokok pecahan. Jumlah siswa 29 orang yang terdiri dari 14 orang laki-laki dan 15 orang siswa perempuan. Penelitian ini di bantu oleh kepala sekolah dan satu orang guru (teman sejawat). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada setiap siklus terdiri dari empat (4) tahap yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, pengamatan (observasi) dan refleksi. Pada tahap perencanaan yang dipersiapkan adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Perbaikan, Lembar Kerja Siswa (LKS), media pembelajaran (roti tawar selai/ mesis, piring, pisau dan tisu), identitas kelompok (nama kelompok), lembar observasi aktivitas siswa dan guru. Pada tahap Pelaksanaan Pembelajaran dilaksanakan (2 x 35 menit) sesuai dengan skenario yang telah dibuat dalam RPP mulai dari kegiatan awal, inti dan penutup. Tahap pengamatan dan evaluasi, peneliti meminta bantuan kepada satu orang guru untuk mengamati pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Tahap refleksi atau analisis, data dilakukan dengan menggunakan analisis data secara deskriftif, kualitatif. Pada tahap ini peneliti bersama teman sejawat mendiskusikan pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan. Pemilihan media roti tawar dalam pembelajaran matematika tentang pecahan karena berukuran sama besar, mudah untuk dipotong dan sudah dikenal oleh siswa. Adapun penerapan pembelajaran seru dengan media roti tawar pada materi pecahan adalah sebagai berikut: 1. Empat lembar roti tawar dipotong seperti gambar berikut B.. 1 : 2 ½ 1: 4 ¼ 1: 6 1/6 1: 8 1/8 2. Empat roti tawar dipotong dan diberi selai/mesis seperti gambar berikut

4 Lizawati, Penerapan Pembelajaran Seru dengan Media Roti Tawar, Empat roti tawar dipotong dan diberi selai/mesis seperti gambar berikut ½ 2/4 3/6 4/8 Pembelajaran sederhana dengan media roti tawar pada pecahan memberikan stimulan serta arahan kepada siswa supaya mereka mampu menemukan sendiri (re-invention) sekaligus telah mempelajari beberapa materi pecahan dalam satu rangkaian kegiatan yaitu: (1) pecahan sebagai pembagian (nomor 1), (2) pecahan sebagai bagian dari keseluruhan (nomor 1 & 2), (3)membandingkan pecahan berpenyebut sama (nomor 2), (4) mengurutkan pecahan berpenyebut sama (nomor 2), (5) pecahan senilai dan menyederhanakan pecahan (nomor 3). HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Permasalahan yang terjadi sebelum menerapkan pembelajaran seru dengan menggunakanan media konkrit roti tawar pada pokok bahasan pecahan yaitu siswa belum paham konsep pecahan, sulit membedakan nilai pecahan, membandingkan pecahan, mengurutkan pecahan, kurang minat, semangat, aktifitas siswa dalam proses pembelajaran kurang aktif yang berdampak pada hasil belajar yang kurang memuaskan. Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 27 Maret Pelaksanaan ini berpedoman pada apa yang telah direncanakan peneliti sebagai upaya peningkatan hasil belajar siswa. Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah disusun. Pada kegiatan awal dimulai dengan berdoa bersama-sama, kemudian dilanjutkan hafalan rutin siswa mulai dari pancasila, sumpah pemuda dan budaya malu. Kemudian guru mengabsen siswa. Ketika akan memulai pelajaran siswa terlihat tegang, pasif dan tidak konsentrasi. Guru: Selamat pagi. Siswa: Selalu semangat pagi. Guru: Apa kabar hari ini? Siswa: Baik, luar biasa. Guru: Supaya semangat, mari sama-sama tepuk semangat. Secara serempak siswa memperagakan tepuk semangat. Guru: Supaya lebih semangat lagi bagaimana kalau kita nyanyi bersama lagu matematika asyik sesuai dengan pelajaran kita hari ini. Siswa: Setuju. Kemudian siswa bersama-sama menyanyikan lagu matematika asyik (matematika itu memang asyik asyik, matematika itu memang mudah.. mudah, matematika itu memang mengasyikkan, matematika itu memang mudah). Guru memberikan apersepsi berupa beberapa pertanyaan. Guru: Siapa yang belum sarapan tadi pagi? Guru: Siapa yang suka sarapan roti? Dua orang siswa yang belum sarapan diminta ke depan untuk membagi sebuah roti menjadi dua bagian dengan temannya. Setelah dibagi kemudian dibandingkan rotinya ternyata siswa tersebut membaginya tidak sama besar akhirnya mereka berebut untuk mengambil bagian yang paling besar. Guru memberikan penjelasan supaya adil membagi sesuatu harus sama besar apakah satu roti dibagi dua, tiga, empat dan seterusnya. Kemudian kedua siswa tersebut duduk kembali ke bangkunya masing-masing. Terlihat siswa mulai fokus perhatiannya, siswa mulai senang dan bersemangat dalam belajar. Kemudian guru menjelaskan bahwa apa yang dilakukan tadi ada kaitannya dengan materi yang akan dipelajari hari yaitu tentang pecahan. Kemudian guru memberikan motivasi kepada siswa bahwa pembelajaran ini sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, tidak lupa guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti secara klasikal guru menyampaikan tentang pecahan pecahan adalah sebagian dari sesuatu yang utuh. Dalam ilustrasi gambar, bagian yang

5 52, J-TEQIP, Tahun VI, Nomor 1, Mei 2015 dimaksud adalah bagian yang biasanya ditandai dengan arsiran. Bagian inilah yang dinamakan pembilang. Adapun bagian utuh adalah bagian yang dianggap sebagai satuan, dan dinamakan penyebut. Salah satu siswa diminta memotong sebuah roti tawar menjadi empat bagian yang sama besar. Kemudian mengambil satu bagian dari roti yang telah dipotong tadi.guru: Anak anak, berapa nilai pecahan roti tawar yang diambil temanmu?. Siswa:. Guru: Berapa nilai pecahan roti tawar yang tidak diambil? Siswa. Kemudian siswa secara bergiliran diminta untuk menyebutkan nilai pecahan dari beberapa gambar yang ditampilkan oleh guru di papan tulis. Siswa mulai aktif dan senang dalam belajar suasa belajar mulai seru siswa mulai berebutan untuk menyebutkan nilai pecahan dari gambar yang ditampilkan walaupun baru beberapa siswa yang terlibat. Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok setiap kelompok anggotanya 4-5 orang. Setiap kelompok dipilih berdasarkan kemampuan akademiknya. Sebagai identitas diberi topi yang berbedabeda gambarnya. Siswa semakin senang dan penasaran apa lagi yang akan dilakukan. Kemudian setiap kelompok dibagikan LKS dan roti tawar. Setiap kelompok masing-masing menyediakan selai, mesis atau pasta yang sudah diberitahu sebelumnya. Mereka ditugaskan untuk memotong roti tawar sama besar dan diberi mesis, selai atau pasta (daerah yang diarsir) sesuai petunjuk yang ada di LKS secara bersama-sama. Menetukan nilai pecahan, membandingkan dan mengurutkan pecahan berpenyebut sama serta menyederhanakan pecahan. Dalam diskusi kelompok siswa dapat berinteraksi dengan baik dan antusias dalam mengerjakannya. Meskipun masih ada beberapa kelompok yang masih belum jelas untuk prosedur pengerjaannya, sehingga guru harus menghampiri kelompok belajar tersebut untuk menjelaskannya sehingga mereka paham. Untuk setiap kelompok yang sudah selesai dapat menyajikan roti tawar yang sudah diberi selai, mesis atau pasta di atas meja kelompoknya dan tidak lupa menuliskan nilai pecahannya. Gambar 1. Siswa Bekerja Kelompok Gambar 2. Guru memberikan penjelasan kepada kelompok yang belum paham Gambar 3. Empat roti tawar dipotong dan diberi mesis. Potongan roti yang diberi mesis menunjukkan pecahan

6 Lizawati, Penerapan Pembelajaran Seru dengan Media Roti Tawar, 53 Setelah selesai guru meminta perwakilan dua orang dari setiap kelompok untuk bertamu dikelompok yang lain untuk melihat hasil kerja kelompok dengan model pembelajaran cooperatif Two Stay Two Stray (dua tinggal dua bertamu). Siswa senang walaupun masih ada malumalu, untuk mewakili kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan teman-temannya. Perwakilan kelompok masing-masing diwakili oleh ketua kelompok saja. Pada kegiatan akhir, guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan pelajaran. Evaluasi akhir diberikan oleh guru sesuai dengan tujuan pembelajaran. Setelah selesai soal evaluasi dibahas bersama sama. Guru memberikan arahan untuk siswa supaya lebih giat belajar dan pembelajaran hari ini diakhiri dengan makan roti bersama-sama. Berdasarkan pengamatan terhadap siswa selama proses pembelajaran sebagian besar siswa sudah mulai semangat, aktif, mampu bekerjasama dan sedikit keberanian dalam mengungkapkan ide atau pertanyaan. Guru sudah dapat menyampaikan apersepsi yang dapat memotivasi siswa untuk belajar. Pembelajaran menjadi seru dengan media konkrit roti tawar, maka diperoleh peningkatan lebih baik dari sebelumnya. Aktivitas siswa secara keseluruhan dalam pembelajaran dinilai baik. Hasil belajar siswa pada siklus I mengalami peningkatan dari rata-rata nilai yang berkriteria kurang baik (48,28) menjadi kriteria baik (70,35). Siswa yang tuntas belajar pada kondisi awal 10 orang (34,48 %) meningkat pada siklus I menjadi 22 orang (75,86 %). Dari 29 orang siswa yang tidak tuntas ada 7 orang yaitu sekitar (24,14%). Dalam pengamatan kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus I masih terdapat hambatan dalam proses belajar mengajar yaitu masih ada beberapa siswa kurang kerjasama secara aktif dalam diskusi kelompok, siswa kurang berani mengungkapkan ide atau pertanyaan, sebagian siswa kurang memanfaatkan waktu dengan efektif, guru kurang memberikan penguatan dalam pembelajaran, dan suasana kelas masih ribut pada saat diskusi kelompok memotong roti dan memberinya mesis sesuai petunjuk di LKS. Berdasarkan refleksi maka penelitian pada siklus I masih belum berhasil karena indikator keberhasilan 85% siswa tuntas belajar belum tercapai, maka perlu diadakan tindakan pada siklus II. Dengan melakukan beberapa perbaikan dari siklus I yaitu: (1) guru seharusnya menggunakan media pembelajaran lebih banyak agar semua siswa terlibat aktif, (2) semua siswa sebaiknya mendapat kesempatan dalam penggunaan media, (3) guru sebaiknya menyampaikan instruksi untuk mengerjakan tugas dengan tegas dan jelas untuk alokasi waktu, (4) guru harus memperhatikan keterlibatan siswa secara aktif selama proses pembelajaran berlangsung (baik fisik, mental, dan emosional), (5) guru memberikan penguatan segera dan motivasi pada siswa yang telah melakukan demonstrasi, (6) guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan memberikan tanggapan terhadap hasil kegiatan (karya siswa). Siklus II Siklus II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 17 April Materi yang disajikan sama dengan siklus I yaitu pecahan. Tindakan yang dilakukan pada dasarnya sama dengan siklus I, namun ada sedikit perbedaan, yaitu jika siklus I media roti tawar yang disediakan untuk kegiatan kelompok hanya empat buah sedangkan pada siklus II media roti tawar yang disediakan untuk setiap kelompok lebih banyak yaitu delapan dengan tujuan supaya semua siswa bisa terlibat aktif. Untuk pembahasan hasil diskusi menggunakan model Talking Stick (tongkat berbicara). Siswa yang mendapatkan tongkat pada saat lagu berhenti mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusi. Pada awal pembelajaran guru memulai pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdo a, mengabsen, kemudian memberikan apersepsi berupa pertanyaan. Guru: Siapa yang suka makan kue donat?. Ada empat orang siswa yang mengacungkan jarinya. Kemudian ke empat anak tersebut diminta ke depan.

7 54, J-TEQIP, Tahun VI, Nomor 1, Mei 2015 Guru: Ibu ada sebuah donat, sekarang kamu bagi bagaimana caranya supaya keempatnya mendapatkan kue donat ini. Satu orang siswa memotong donat tersebut menjadi empat bagian kemudian setiap siswa yang maju dapat merasakan donat tersebut. Tidak ada siswa yang rebutan dalam pembagian donat. Ternyata siswa sudah dapat membagi sebuah roti itu dengan sama besar. Kemudian guru menyampaikan kepada siswa manfaat mempelajari pecahan dalam kehidupan seharihari dan menginformasikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti guru tetap menggunakan media roti tawar yang jumlahnya lebih banyak dari siklus I. Pada kegiatan diskusi kelompok setiap kelompok diberi 8 roti tawar untuk dikerjakan sesuai dengan langkah-langkah yang terdapat pada LKS. Untuk mesis/selai disiapkan oleh siswa sesuai dengan selera masing masing. Pada saat diskusi kelompok semua siswa sudah terlibat secara aktif. Siswa sudah mulai paham mengerjakannnya sesuai dengan prosedur yang diberikan, sehingga bisa selesai tepat pada waktunya. Gambar 4. Semua siswa aktif Gambar 5. Delapan roti tawar dipotong dan diberi mesis. Potongan roti yang diberi mesis menunjukkan pecahan Pada saat presentasi kelompok guru menggunakan model Talking Stick (tongkat berbicara). Siswa bersama sama bernyanyi sambil memegang setangkai tongkat secara bergiliran. Siswa yang memegang bunga pada saat lagu berakhir maka dia yang akan mewakili kelompoknya untuk maju mempresentasikan hasil diskusinya. Pada saat itu siswa yang mendapat tongkat sudah berani langsung tampil tanpa harus disuruh terlebih dahulu. Dengan bermain, siswa yang tadinya diam ikut aktif dalam belajar, dan semua siswa harus selalu dalam keadaan siap. Dengan pembelajaran ini dapat melatih berbicara siswa yang mendapat tongkat akan menjelaskan hasil diskusinya mewakili kelompoknya. Siswa yang lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika anggota kelompoknya tidak dapat menjawab pertanyaan. Pembelajaran ini akan menciptakan suasana yang menyenangkan dan membuat siswa aktif. Siswa terlihat ceria, senang dengan demikian dapat melatih mental siswa untuk siap pada kondisi dan situasi apapun. Meskipun ada beberapa siswa yang kelihatan gelisah, merasa deg-degkan, dan bercanda tetapi tidak mengganggu proses belajar mengajar. Guru juga memberikan penghargaan kepada setiap kelompok yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar.

8 Lizawati, Penerapan Pembelajaran Seru dengan Media Roti Tawar, 55 Gambar 6. Siswa membacakan hasil kerja kelompok. Pada akhir pembelajaran kesimpulan materi pelajaran dilakukan oleh siswa bersama guru. Siswa megerjakan evaluasi akhir dan kegiatan diakhiri dengan arahan dari guru. Kemudian siswa bersama-sama makan roti tawar dan tanpa disadari pembelajaran dilewati siswa dengan suka cita. Gambar 7. Setelah belajar anak-anak makan roti yang telah dipotong-potong dan diberi mesis Berdasarkan pengamatan aktivitas siswa pada siklus II meningkat lagi dari siklus I. Siswa sangat bersemangat dalam belajar, semua siswa sudah terlibat sangat aktif dalam pembelajaran. Siswa dapat bekerja sama dengan sangat baik dalam kelompok belajar dan siswa juga sudah berani mengungkapkan ide dan menjawab pertanyaan dari guru. Bahkan pada saat istirahat banyak siswa yang menyampaikan bahwa kami senang sekali belajar hari ini. Hasil belajar pada siklus II mengalami peningkatan lagi dari nilai rata-rata siklus I yang berkriteria baik (70,35) menjadi berkriteria sangat baik (94,48) pada siklus II. Siswa yang tuntas belajar sebanyak 27 orang yaitu (93,10%). Walaupun masih ada 2 orang siswa yang tidak tuntas (6,9%).

9 PRESENTASE YANG MENDAPAT NILAI 60 56, J-TEQIP, Tahun VI, Nomor 1, Mei 2015 Tabel 1. Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Kegiatan Nilai Jumlah siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II Persentase 13,79% 20,69% 20,69% 37,93% 6,90% 17,24% 27,59% 24,13% 6,90% 20,69% 3,45% 82,75% 0% 10,35% 0% 0% 6,90% Keterangan Nilai baru mencapai 34,48%. Maka harus diadakan perbaikan pembelajaran Nilai sudah mencapai 75,86%. Namun masih perlu diadakan perbaikan pembelajaran pada siklus II karena indikator keberhasilan 85% siswa tuntas belajar belum tercapai Nilai sudah mencapai 93,10%. Sudah tidak perlu diadakan perbaikan pembelajaran. Perbandingan ketuntasan belajar siswa pada pra siklus, siklus I dan siklus II dapat digambarkan pada diagram di bawah ini ,86 93, , PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II Grafik 1. Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa kelas VI (enam) SD Negeri 3 Singkawang Timur mulai dari siklus I dan siklus II sangat terlihat adanya perbedaan yaitu adanya peningkatan nilai rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa. Pada kondisi awal nilai rata-rata 48,28, siklus I menjadi 70,35 dan pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I yaitu 94,48. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar dengan nilai 60 juga mengalami peningkatan pada kondisi awal siswa yang tuntas

10 Lizawati, Penerapan Pembelajaran Seru dengan Media Roti Tawar, 57 belajar hanya 10 orang yaitu 34,48 %. Kemudian siklus I siswa yang tuntas belajar 22 orang yaitu 75,86 % mengalami peningkatan dari sebelumnya yaitu 41,38%. Pada siklus II siswa yang tuntas belajar 27 orang yaitu 93,10% mengalami peningkatan dari Siklus I sebesar 17,24%. Tabel 2. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Aspek yang Pra Siklus I Siklus II N o dinilai siklus Siswa bersemangat dalam pembelajaran 2 3 Keaktifan siswa dalam pembeajaran Kerjasama siswa dalam diskusi kelompok 4 Keberanian Siswa Ket. 1. tidak bersemangat 2. kurang bersemangat 3. bersemangat dalam 4. sangat bersemangat 1. tidak aktif 2. kurang aktif 3. aktif 4. sangat aktif 1. tidak dapat bekerjasama 2. kurang bekerjasama 3. bekerjasama dgn baik 4. bekerjasama dgn sangat baik 1. tidak berani 2. kurang berani 3. berani 4. sangat berani pra siklus siklus 1 siklus 2 Grafik 2. Aktivitas siswa semangat keaktifan kerjasama keberanian Berdasarkan catatan observasi aktivitas siswa juga mengalami peningkatan pada kondisi awal siswa kurang semangat, kurang aktif, kurang dapat bekerjasama dalam kelompok belajar dan tidak berani mengungkapkan ide dan menjawab pertanyaan guru. Pada saat dilakukan perbaikan dengan menerapkan pembelajaran seru

11 58, J-TEQIP, Tahun VI, Nomor 1, Mei 2015 dengan media roti tawar aktivitas siswa pada siklus I sudah baik. Siswa sudah mulai bersemangat dan aktif dalam pembelajaran. Siswa sudah bisa bekerjasama dengan baik dalam kelompok dan masih kurang berani mengungkapkan ide atau menjawab perttanyaan guru. Pada siklus II aktivitas siswa sudah sangat baik. Siswa sangat bersemangat, sangat aktif dalam pembelajaran dan sudah berani mengungkapkan ide atau menjawab pertanyaan guru. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penerapan pembelajaran seru dengan menggunakan media konkrit roti tawar dalam pembelajaran pecahan tidak hanya dapat meningkatkan hasil belajar tetapi juga meningkatkan aktivitas siswa kelas VI SD Negeri 3 Singkawang Timur. Penggunaan media roti tawar dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena dalam pelaksanaannya siswa dapat memahami konsep pecahan dengan media yang kongkrit yang sudah dikenal siswa, bekerjasama mendapatkan pengalaman langsung dalam belajar dalam rangka memperoleh hasil belajar yang maksimal dan suasana pembelajaran yang menyenangkan siswa bersemangat, aktif dan bermakna. Dan sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan rata-rata hasil belajar siswa dan ketuntasan belajar memenuhi kriteria sangat baik. Siswa yang tuntas belajar sudah lebih dari 85%. Sehingga penelitian ini dikatakan berhasil meningkatkan hasil belajar siswa yang berupa peningkatan ketuntasan dan nilai rata-rata tes formatif siswa. Penelitian ini didukung oleh peneliti sebelumnya yang dilakukan oleh Suroso (2001) yang menyatakan pembelajaran matematika di kelas dengan menggunakan media pembelajaran dapat memberikan pengaruh yang cukup nyata untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini juga sejalan dengan Nana Sudjana dan Ahmad Rivai dalam buku Media Pengajaran bahwa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada akhirnya mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Ternyata pembelajaran dengan penuturan kata-kata mempunyai nilai yang sangat rendah dalam alur pengalaman belajar siswa. Oleh karena itu, agar pembelajaran dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih berarti bagi siswa, perlu dipikirkan bentuk-bentuk media pembelajaran tertentu yang dapat membawa siswa kepada pengalaman belajar lebih konkrit. Agar pengalaman belajar atau hasil belajar itu dapat diperoleh secara efektif melalui kegiatan belajar, maka media pembelajaran yang digunakan mempertimbangkan kemanfaatannya. Dengan demikian, pemilihan bentuk-bentuk media pembelajaran tertentu disesuaikan dengan kepentingannya untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan (Sumiati: 2011). PENUTUP Penerapan pembelajaran seru dengan menggunakan media konkrit roti tawar dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang pecahan pada siswa kelas VI SDN 3 Singkawang Timur, hal ini dapat ditunjukkan dari hasil analisis data yang dapat dilihat dalam proses pembelajaran dari kondisi awal siswa yang tuntas belajar 34,48% meningkat pada siklus I siswa yang tuntas belajar 75,86 % dan meningkat lagi pada siklus II siswa yang tuntas menjadi 93,10 %. Siswa menjadi bersemangat, aktif, berani dan mampu bekerja sama dalam belajar sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan. Dalam pembelajaran matematika untuk memahami konsep yang abstrak hendaknya menggunakan media yang konkrit. Pemilihan media pembelajaran yang digunakan mempertimbangkan kemanfaatannya. Penggunaan media konkrit yang kontekstual dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan dan meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran matematika.

12 Lizawati, Penerapan Pembelajaran Seru dengan Media Roti Tawar, 59 DAFTAR RUJUKAN Depdiknas Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas Depdiknas Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Kemendikbud Kurikulum Jakarta: Kemendikbud McNiff, J Actiaon Research: Principles and Practice. London: Routeledge Russeffendi Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika. Bandung: Tarsito Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad Media Pengajaran. Jakarta: Sinar Baru Algensindo Sumiati Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima Suroso Peningkatan Daya Ingat Terhadap Pelajaran Matematika Melalui Penggunaan Media Pembelajaran. Buletin Pelangi Volume 4 No. 2 Tahun 2002.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh peneliti yang menggunakan rancangan penelitian model

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian 1. Subyek Penelitian Subyek yang akan diteliti pada penelitian ini adalah siswa Kelas IV semester Genap MI Baiturrahim Kecamatan Tembalang Kota Semarang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I A. Tahap Perencanaan Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti melakukan diskusi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa melalui pembelajaran dengan metode bermain model Scramble.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa melalui pembelajaran dengan metode bermain model Scramble. 77 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui pembelajaran dengan metode bermain model Scramble.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas IV SDN Kumpulrejo 03 kecamatan Argomulyo kota Salatiga. Waktu penelitian dilakukan pada awal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar siwa dan hasil belajar siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan data nilai yang diperoleh pada siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 03 pada mata pelajaran matematika materi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Gendongan dengan subjek penelitian siswa kelas 4 yang terdiri dari 32 siswa 17 siswa laki-laki dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Suruh 02 berlokasi di Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas V SDN Kebowan 02 Kecamatan Suruh dengan jumlah 21 siswa yang terdiri dari 10 siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2009/2010, berlangsung selama kurang lebih tiga bulan yaitu pada bulan Februari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2009/2010, berlangsung selama kurang lebih tiga bulan yaitu pada bulan Februari BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester II Tahun Pelajaran 2009/2010, berlangsung selama kurang lebih tiga bulan yaitu pada bulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Langkah awal dalam penelitian adalah observasi. Proses pembelajaran dikelas guna mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada. Observasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas IV SD Negeri 1 Dologan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali

Lebih terperinci

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pembelajaran yang diterapkan pada penelitian guna meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar dalam pemecahan masalah matematika adalah pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti terhadap hasil belajar siswa kelas 5 SDN Karangduren 04 sebelum dilaksanakan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di Jl. Margorejo No.580 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Siswa

Lebih terperinci

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Penelitian ini berawal dari rendahnya hasil belajar matematika siswa SDN Wonomerto 03 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang, berdasarkan observasi awal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini menyajikan tentang hasil penelitian dan pembahasannya. Adapun hasil penelitian ini dijabarkan dalam pelaksanaan tindakan. 4.1 Pelaksanaan Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Pelaksanaan Tindakan Penelitian dilakukan di SD Negeri Dukuh 03 Salatiga. Subjek penelitian siswa kelas 1 SD dengan jumlah 29 siswa yang terdiri dari 15 siswa

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat Rohani SLBN 1 Palu, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan observasi hasil belajar kelas 4 SD Negeri 2 Wonocoyo sebelum dilaksanakan penelitian pada awal semester II Tahun pelajaran 2014/2015,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Jumlah siswa kelas 4 pada SDN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Sedangakan model yang digunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Sedangakan model yang digunakan 25 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Sedangakan model yang digunakan adalah pendekatan kontekstual. Pemilihan pendekatan ini didasarkan pendapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN Sidorejo Lor 05 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang terletak di lingkungan rumah warga dan jauh dari pasar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum PTK dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 2 SD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan peneliti yang juga sebagai guru mata pelajaran yang terlibat dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran berlangsung 2 x 35 menit, selama 2 x pertemuan yang diikuti

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran berlangsung 2 x 35 menit, selama 2 x pertemuan yang diikuti 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Siklus I Siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 25 Maret 2013, pertemuan kedua hari Sabtu tanggal 30 Maret 2013 dengan materi Arti Pecahan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama pada hari Sabtu, 16 November

Lebih terperinci

siswa kurang memahami materi yang disampaikan guru,

siswa kurang memahami materi yang disampaikan guru, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar matematika pada siswa kelas 3 SD Negeri Kaliwungu 03, Kecamatan Kaliwungu,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Padaan 02 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Semester II Tahun 2013/2014. Subjek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58) 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58) mengemukakan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas melalui model pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan pada mata pelajaran matematika materi pecahan ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode demonstrasi, rata-rata hasil belajar IPA semester I kelas III SD Negeri Karangwotan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti melakukan pengamatan terhadap nilai belajar matematika siswa. Nilai belajar siswa didapatkan dari salah satu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Lembaga pendidikan yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian yaitu SD Kumpulrejo 03 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. 4.2

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Hasil observasi dan Kondisi Real Pembelajaran Matematika di SD Negeri 2 Metro Pusat.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Hasil observasi dan Kondisi Real Pembelajaran Matematika di SD Negeri 2 Metro Pusat. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian a. Hasil observasi dan Kondisi Real Pembelajaran Matematika di SD Negeri 2 Metro Pusat. 1. Deskripsi Awal Untuk memperoleh data awal sebelum melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. PTK adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN Jurnal Euclid, Vol.4, No.1, pp.739 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN Kusnati SMPN 3 Ciawigebang;

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Salatiga 03. Alamat Jalan Margosari No. 03 Salatiga, Kecamatan Sidorejo, Kota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 01 Salatiga, dengan subyek penelitian yaitu siswa kelas 4. Total subyek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas 2 SD Negeri Salatiga 02 dengan jumlah siswa 7 siswa pada mata pelajaran IPA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 5 SD Negeri 3 Karangwuni pada semester II tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri Ilung Kecamatan Batang Alai Utara Kabupaten Hulu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum dilaksanakan penelitian, guru lebih banyak melakukan pembelajaran dengan menggunakan model konvesional yaitu ceramah.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Pelaksanaan Tindakan Sesuai dengan perencanaan penelitian yang telah dirancang, maka pelaksanaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Pelaksanaan Tindakan Sesuai dengan perencanaan penelitian yang telah dirancang, maka pelaksanaan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Pelaksanaan Tindakan Sesuai dengan perencanaan penelitian yang telah dirancang, maka pelaksanaan penelitian akan dilaksanakan melalui tahap dan proses yang terstruktur.

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Ngastorejo Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati terletak di Desa Ngastorejo Kecamatan Jakenan. Tenaga pengajar SD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Berdasarkan pengamatan hasil belajar kelas I SD Negeri 4 Boloh pada awal semester 2 Tahun pelajaran 2011 / 2012, banyak siswa yang kurang aktif,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan berdasarkan permasalahan yang terjadi di kelas I SDN Tingkir Lor 1 Salatiga. Sebelum dilaksanakannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus SD Negeri Salatiga 12 teletak di jalan Domas Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Jumlah total Siswa di SD Negeri Salatiga 12 sebanyak 200 siswa,

Lebih terperinci

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Diskripsi Siklus 1 1) Perencanaan Tindakan Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perencanaan tindakan didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Nabi Muhammad SAW, adapun guru yang mengajar mata pelajaran tersebut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Nabi Muhammad SAW, adapun guru yang mengajar mata pelajaran tersebut BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian kami lakukan di MINU Waru II Waru Sidoarjo, pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas IV materi tentang Isra Mi raj Nabi Muhammad

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian tindakan untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya, sehingga berfokus

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENERAPAN ALAT PERAGA KARTU PECAHAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENERAPAN ALAT PERAGA KARTU PECAHAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENERAPAN ALAT PERAGA KARTU PECAHAN A. Hasil Penelitian Tindakan Kelas 1. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Pra Siklus Sebelum melakukan tindakan kelas menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian 1. Pra siklus Pada tahap pra siklus ini yang dilakukan oleh peneliti berupa pendokumentasian daftar nama, daftar nilai peserta didik, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 13 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian dengan materi pokok pengukuran waktu, yaitu penggunaan alat ukur waktu dengan satuan jam tiruan dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. desa blimbingsari, Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto. Desa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. desa blimbingsari, Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto. Desa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Umum MI Roudlotul Huda Penelitian ini di laksanakan di MI Roudlotul Huda di dusun Karangsari desa blimbingsari, Kecamatan Sooko Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengembangan Instrumen Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan soal tes akhir siklus. Seluruh instrumen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang hasil penelitian dari pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II. Berikut ini akan diuraikan tentang perencanaan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 02 Getas, Kecamatan Kaloran, kabupaten Temanggung dengan Subyek Penelitian Siswa Kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III SD Kayuapu, semester I, yang berjumlah 27 siswa. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas IV SDN Randuacir 01 Salatiga semester 2 tahun 2013/2014 nampak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan di kelas V yang berjumlah 29 siswa di SDN Lemahireng 2 Kecamatan Bawen tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Kondisi awal hasil observasi penelitian diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Batiombo 02 masih rendah. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Dukutalit 0 Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati. Siswa siswi SD Negeri Dukutalit 0 Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan berdasarkan permasalahan yang terjadi di kelas V SD N Ngajaran 02.Langkah pertama yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Kondisi awal hasil observasi penelitian diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas enam SD Negeri Simpar masih rendah. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. Jumlah siswa kelas 4 pada SDN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 19 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Siklus I 4.1.1.1 Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan siklus I dimulai memilih materi yang akan diajarkan yaitu panjang satuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Tahap Identifikasi Masalah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Sebelum melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang selanjutnya akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang selanjutnya akan 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang selanjutnya akan dikonversi ke dalam data kualitatif. Hal ini ditujukan untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas mengenai hasil pelaksanaan penelitian, perbandingan hasil penelitian antar siklus, dan pembahasan hasil penelitian yang akan disajikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan 1.1.1. Deskripsi Kondisi Awal Proses pembelajaran matematika pada pra siklus guru menggunakan metode pembelajaran konvensional, dimana guru

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Sekolah Sebelum peneliti melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terlebih dahulu peneliti melakukan observasi di kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Pelaksanaan tindakan 4.1.1 Deskripsi kondisi awal Berdasarkan pengamatan hasil belajar siswa kelas IV SD N Wonobodro 02 khususnya mata pelajaran matematika pada

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL OLEH AHMAD DENNIS WIDYA PRADANA NIM 110151411533 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah % BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Pembelajaran pra siklus dilaksanakan pada Hari Senin, 15 Oktober 2012 di kelas IV SDN Rejoagung 01 tentang materi penghitungan FPB dan KPK, yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang penerapan metode Bamboo Dancing pada mata

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang penerapan metode Bamboo Dancing pada mata BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tentang penerapan metode Bamboo Dancing pada mata pelajaran Bahasa Arab materi al- Unwa>n untuk meningkatkan keterampilan berbicara

Lebih terperinci

Deskripsi Siklus 1

Deskripsi Siklus 1 17 Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan, dengan Standar Kompetensi: 5. Memahami Hubungan Sesama Makhluk Hidup dan Antara Makhluk Hidup dengan Lingkungannya, dan Kompetensi Dasar: 5.1. Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Sugihrejo 02 Kecamatan Gabus Kabupaten Pati terletak di Desa Sugihrejo Kecamatan Gabus. Tenaga pengajar SD Sugihrejo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini akan diuraikan dalam tahapan tahapan pada setiap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini akan diuraikan dalam tahapan tahapan pada setiap 60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini akan diuraikan dalam tahapan tahapan pada setiap siklusnya. Dalam penelitian ini dilakukan dua siklus proses pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Dieng Kulon 02 Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. SD ini merupakan SD Imbas.yang terletak dipinggir

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA PERSIKLUS DAN ANALISIS DATA AKHIR

BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA PERSIKLUS DAN ANALISIS DATA AKHIR BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA PERSIKLUS DAN ANALISIS DATA AKHIR A. Deskripsi Data 1. Gambaran Umum MTs NU Demak MTs NU Demak terletak di Jalan Raya Demak kota Kecamatan demak Kabupaten Demak. Sekolah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data hasil penelitian ini diperoleh melalui wawancara, observasi, dokumentasi dan penilaian. Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran Bahasa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu siklus satu dan siklus dua masing masing siklus tiga kali pertemuan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan membahas hasil penelitian yang telah peneliti lakukan. Pembahasan hasil penelitian di bab IV ini meliputi deskripsi siklus I, deskripsi siklus

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran BAB V PEMBAHASAN A. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Penilaian kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan di SD N Ringin Harjo 01 kelas 4 Pada mata pelajaran IPS menunjukkan bahwa ppembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 02 Sendangrejo yang beralamatkan di Jl. Lusi Medang no. 5 Rt.01 Rw. VI Kecamatan Ngaringan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan membahas hasil penelitian yang telah peneliti lakukan. Pembahasan hasil penelitian meliputi rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 86 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas XI IPS 3 di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Sebagaimana diuraikan pada bab III, tindakan penelitian

Lebih terperinci

Bambang Supriyanto 36

Bambang Supriyanto 36 PENERAPAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI B MATA PELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS LINGKARAN DI SDN TANGGUL WETAN 02 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

Lebih terperinci