Moh. Yusef Ridwan 1 ) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Moh. Yusef Ridwan 1 ) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi"

Transkripsi

1 KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM RAS PETELUR (Kasus Pada Seorang Peternak Ayam Ras Petelur di Dusun Pasirnangka Desa Beber Kecamatan Cimaragas Kabupaten Ciamis) Moh. Yusef Ridwan 1 ) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi mohyusefridwan@yahoo.com Riantin Hikmah Widi 2 ) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi riantinhikmahwidi@gmail.com D. Yadi Heryadi 3 ) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi heryadiday63@yahoo.co.id ABSTRAK Analisis kelayakan finansial usaha ternak ayam ras petelur di Dusun Pasirnangka Desa Beber Kecamatan Cimaragas Kabupaten Ciamis, dilaksanakan pada Mei sampai September Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis kelayakan finansial usaha ternak ayam ras petelur dengan menggunakan NPV; IRR; dan Net B/C. (2) mengetahui jangka waktu pengembalian modal investasi dan (3) menganalisis kepekaan/sensitivitas usaha ternak ayam ras petelur terhadap perubahan biaya input, dan jumlah produksi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi/wawancara secara langsung dengan peternak responden menggunakan data dan kuisioner yang telah disediakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tingkat suku bunga 13% usaha ternak ayam ras petelur layak untuk dikembangkan dengan nilai NPV Rp ; IRR 38,80%; dan Net B/C 2,37;. Modal yang diinvestasikan dalam kegiatan usaha ternak ayam ras petelur dapat dikembalikan setelah proyek berjalan selama 3 tahun 8 bulan.. Pada kondisi peningkatan biaya pakan sebesar 3% usaha ternak ayam ras petelur masih layak untuk dikembangkan dengan nilai NPV Rp ; IRR 34,90%; dan Net B/C 2,13;. Demikian pula halnya pada kondisi peningkatan biaya pakan

2 sebesar 5% usaha ternak ayam ras petelur masih layak untuk dikembangkan dengan nilai NPV Rp ; IRR 31,99%; dan Net B/C 1,98;. Pada kondisi penurunan produksi sebesar 3% usaha ternak ayam ras petelur masih layak untuk dikembangkan dengan nilai NPV Rp ; IRR 32,83%; dan Net B/C 2,02;. Begitu pula halnya pada kondisi penurunan produksi sebesar 8% usaha ternak ayam ras petelur masih layak untuk dikembangkan dengan nilai NPV Rp ; IRR 21,90%; dan Net B/C 1,41;. Pada kondisi peningkatan biaya fullet sebesar 19% sampai 37% tidak terlalu berpengaruh terhadap kelayakan usaha ternak ayam ras petelur dan masih layak untuk dikembangkan dengan nilai NPV Rp ; IRR 33,87%; dan Net B/C 2,10;, dan NPV Rp ; IRR 28,95%; dan Net B/C 1,74;. Sedangkan pada peningkatan biaya pakan sebesar 19%, dan penurunan produksi sebesar 15% usaha ternak ayam ras petelur mengalami kerugian karena nilai NPV<0; IRR lebih rendah dari suku bunga bank yang berlaku dan Net B/C<1, sehingga tidak layak untuk dikembangkan. Kata kunci: Analisis Finansial, Biaya Produksi, Payback Periods, Sensitivitas, dan Ayam Ras Petelur. ABSTRACT Financial feasibility analysis of effort livestock chickens ras laying in the hamlet of Pasirnangka village of Beber Sub district Cimaragas, Ciamis, implemented in May until September This research aims to : (1) Analyze the feasibility of a financial effort livestock chickens ras laying using NPV, IRR, and Net B/C. (2) Knowing the payback periods of investment. (3) Analyze the sensitivity/business sensitivity livestock chickens ras laying against changes in input cost and the amount of production. Date collections is carried out by means of observations/interviews directly with a cattlemen respondents using a detailed questionnaire and data that has been provided. Research results show that at the level of the interest rate of 13% for livestock chickens ras laying efforts deserve to be developed with a value of NPV Rp ; IRR 38,80%; dan Net B/C 2,37;. The capital invested in the business activities of livestock chickens ras laying can be restored once the project is running for 3 years 8 months. On the conditions of feeding livestock business 3% chickens ras laying deserves to be developed with a value of NPV Rp ; IRR 34,90%; dan Net B/C 2,13;. Similarly on the conditions of increase in the cost of feed for livestock business 5% chickens ras laying still deserves to be developed with a value of NPV Rp ; IRR 31,99%; dan Net B/C 1,98;. On the conditions of production decline of 3% for livestock chickens ras business laying still deserves to be developed

3 with a value of NPV Rp ; IRR 32,83%; dan Net B/C 2,02;. So is the case on the condition of decreased production by 8% livestock chickens ras business laying still deserves to be developed with a value of NPV Rp ; IRR 21,90%; dan Net B/C 1,41;. On the conditions of increased costs fullet 19% to 37% not for effect on livestock chickens ras business feasibility of laying and still deserves to be developed with value of NPV Rp ; IRR 33,87%; and Net B/C 2,10;, and NPV Rp ; IRR 28,95%; and Net B/C 1,74;. While an increase in the cost of feed is 19% and decreased production by 15% for livestock chickens ras laying business suffered a loss because the value of NPV<0; IRR lower than prevailing bank rates;, and Net B/C<1;, so not worthy to be developed. Keywords : Financial Analysis, Cost of Production, Sensitivity, and Chickens Ras Laying. PENDAHULUAN Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu subsektor dari sektor pertanian yang menyimpan potensi bisnis dan prospek yang menjanjikan di masa mendatang serta berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani. Kebutuhan masyarakat akan hasil ternak seperti daging, susu dan telur semakin meningkat. Hal ini seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, tingkat pendidikan, kesadaran masyarakat akan gizi dan peranan zat zat makanan khususnya protein bagi kehidupan, serta meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memanfaatkan hasil ternak.. Perkembangan peternakan ayam ras petelur di Indonesia hingga saat ini berkembang sesuai dengan kemajuan peternakan ayam ras petelur global yang mengarah kepada sasaran mencapai tingkat efisiensi usaha yang optimal. Namun upaya pembangunan peternakan ayam ras petelur tersebut masih menghadapi tantangan global yang mencakup kesiapan daya saing produk, utamanya bila dikaitkan dengan lemahnya kinerja penyediaan bahan baku pakan yang merupakan 70 persen dari biaya produksi, karena sebagian besar masih sangat tergantung dari impor. Sumbangan sub sektor peternakan khususnya usaha ayam ras petelur terhadap sector pertanian terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, sehingga produk peternakan memang layak untuk sumber pertumbuhan yang menjanjikan terutama untuk industri perunggasan tingkat produksi telur dan susu.

4 Tabel 1. Produksi Telur Menurut Jenis Unggas di Indonesia ( Ton ) Jenis Unggas Ayam Ras Petelur Ayam Kampung Itik Sumber, Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan (2015) Jawa Barat merupakan salah satu sentra peternakan di Indonesia yang memiliki pangsa populasi ayam ras petelur rata-rata sebesar 8,5 persen dari total populasi nasional. Menurut Dinas Peternakan Jawa Barat (2014), menyebutkan usaha ayam petelur di Jawa Barat mulai tahun 2009 sampai dengan 2014 terus mengalami peningkatan. Hal tersebut didukung dengan data statistik peternakan dan kesehatan hewan (2014), bahwa konsumsi protein hewani penduduk Indonesia yang berasal dari telur ayam telah meningkat dari 0,018 kg/kapita/hari pada tahun 2012 menjadi 0,023 kg/kapita/hari pada tahun Tabel 2. Populasi dan Produksi Ayam Ras Petelur di Jawa Barat Tahun Populasi Produksi ( ribu ekor ) ( Ton ) , , , , , , Sumber ; Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (2015) Salah satu Kabupaten di Propinsi Jawa Barat yang dikenal sebagai salah satu sentra populasi usaha ternak ayam ras petelur adalah Kabupaten Ciamis. Menurut keterangan narasumber produsen telur ayam yang terletak di Dusun Pasirnangka Desa Beber Kecamatan Cimaragas Kabupaten Ciamis bahwa peternak yang sudah ada di sekitar Kabupaten Ciamis masih belum mencukupi kebutuhan pasar yang mencapai 25 ton setiap harinya. Perlu adanya rangsangan bagi peternak agar mampu memproduksi telur guna memenuhi kebutuhan telur di daerah Ciamis. Tabel 3. Rata Rata Harga Telur di Tingkat Konsumen di Kabupaten Ciamis Tahun Harga Rata Rata (Rp) Sumber : Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, 2015 (diolah)

5 Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti dan menganalisa tentang usaha ternak ayam ras petelur tersebut, dengan bertujuan sebagai bahan informasi dan memberi gambaran terhadap usaha ternak ayam ras petelur. Dengan hal tersebut diatas penulis mewujudkan dengan melaksanakan penelitian dan menganalisa dengan judul Kelayakan Finansial Usaha Ternak Ayam Ras Petelur. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka dapat diidentifikasikan masalahnya sebagai berikut : 1. Bagaimana kelayakan finansial usaha ternak ayam ras petelur? 2. Pada tahun ke berapa seluruh modal yang diinvestasikan pada usaha ternak ayam ras petelur dapat dikembalikan? 3. Berapa besar sensitivitas perubahan harga input yang dapat mempengaruhi kelayakan usaha ayam ras petelur? Tujuan dan Kegunaan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui kelayakan finansial dari usaha ternak ayam ras petelur. 2. Mengetahui jangka waktu pengembalian seluruh modal yang diinvestasikan pada usaha ternak ayam ras petelur. 3. Mengetahui sensitivitas perubahan harga input yang dapat mempengaruhi kelayakan usaha ayam ras petelur. Kegunaan Penelitian 1. Peneliti, sebagai pengetahuan dan wawasan serta pemahaman penulis mengenai suatu usaha ternak ayam ras petelur. 2. Pelaku usaha, memberikan pemahaman mengenai cara menganalisis keuangan suatu usaha dengan baik. 3. Untuk dinas terkait, sebagai bahan masukan dalam penyusunan kebijakan khususnya untuk daerah di Desa Beber, Kecamatan Cimaragas, Kabupaten Ciamis yang mempunyai potensi dalam pengembangan usaha ternak ayam ras petelur. Pendekatan Masalah Pengkajian biaya, penerimaaan dan pendapatan ini dapat dilakukan dengan melalui analisis finansial. Menurut Clive Gray, Payaman Simanjuntak, Lien K. Sabur, P.F.L. Maspaitella, R.C.G. Varley (2002), bahwa suatu perhitungan dikatakan perhitungan privat atau analisis finansial, bila yang berkepentingan langsung dalam benefit dan biaya proyek adalah individu atau pengusaha.

6 Untuk mengetahui kelayakan finansial usaha ternak ayam ras petelur digunakan 3 kriteria yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), dan Net B/C Ratio (Kadariah, 1979; Malian, 2004) Kriteria untuk mengetahui selisih antara penerimaan dengan biaya yang telah di present value kan diperlukan pengujian kelayakan usaha ternak ayam ras petelur:, yaitu: NPV usaha ternak ayam ras petelur 0 maka usaha ternak ayam ras petelur layak go ; NPV usaha ternak ayam ras petelur = 0 maka usaha ternak ayam ras petelur tersebut tidak mengalami untung dan rugi (impas); NPV usaha ternak ayam ras petelur 0 maka usaha ternak ayam ras petelur ditolak (tidak layak diusahakan) (Kadariah, 1979). Kriteria yang menunjukkan bahwa suatu usaha ternak ayam ras petelur layak dijalankan; yaitu: IRR yang apabila sama dengan nilai (i) yang berlaku sebagai Social Discount Rate, maka NPV dari proyek itu adalah sebesar 0, Jika IRR Social Discount Rate, maka NPV 0. Kriteria penghitungan apabila usaha ternak ayam ras petelur dikatakan menguntungkan (profitable), yaitu: apabila nilai Net B/C ratio usaha ternak ayam ras petelur 1 maka usaha ternak ayam ras petelur layak, sedangkan Net B/C ratio usaha ternak ayam ras petelur 1 maka usaha ternak ayam ras petelur tidak layak. Untuk mengukur kecepatan kembalinya modal yang diiinvestasikan digunakan payback periods yaitu jangka waktu periode yang digunakan untuk mengembalikan semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan dari suatu proyek. Apabila suatu proyek sudah diputuskan untuk dilaksanakan dengan didasarkan pada perhitungan-perhitungan atau analisa-analisa serta didasarkan pada hasil (NPV, IRR, Net B/C ), namun dalam kenyataannya tidak tertutup kemungkinan terjadi kekeliruan atau ketidaktepatan perkiraan biaya dan benefit, kesalahan pada perhitungan, ataupun terjadinya perhitungan yang meleset yang disebabkan oleh kenaikan biaya, terutama biaya operasional sehingga biaya produksi meningkat, selanjutnya terjadi penurunan pada harga produk yang menyebabkan akan menurunnya benefit yang diharapkan, dan untuk mengatasi hal tersebut perlu diadakan Analisa Sensitivitas (Sensitivity Analysis) (Abdul Choliq, dkk (1999). METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Studi Kasus pada seorang peternak ayam ras petelur di Desa Beber Kecamatan Cimaragas Kabupaten Ciamis. Adapun pengertian dari metode studi kasus yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga, atau gejala tertentu (Suharsimi Arikunto, 1998).

7 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data Data yang diperoleh sehubungan dengan penelitian ini meliputi : 1. Data primer yaitu data diperoleh dari hasil wawancara dengan responden, menggunakan daftar pertanyaan atau kuisioner yang telah dipersiapkan. 2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari referensi pendukung penelitian dan dinas terkait. Teknik Penentuan Responden Teknik penentuan responden dilakukan secara sengaja (purposive) terhadap seorang peternak yang ada di Dusun Pasirnangka Desa Beber Kecamatan Cimaragas Kabupaten Ciamis. Konsep dan Operasionalisasi Variabel Konsep 1) Ayam ras petelur adalah ayam jenis unggul yang telah mengalami berbagai seleksi untuk menghasilkan telur yang sangat tinggi. 2) Usaha peternakan adalah suatu kegiatan usaha dalam meningkatkan manfaat ternak melalui organisasi oprasional Operasionalisasi Variabel 1. Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan dari mulai usaha tersebut dilaksanakan sampai usaha tersebut berjalan. Biaya investasi terdiri dari : a) Biaya lahan dihitung dalam satuan meter persegi, dan dinilai dalam satuan rupiah (Rp/M 2 ) b) Biaya pembuatan kandang ayam dihitung dalam satuan unit, dan dinilai dalam satuan rupiah (Rp/Unit) c) Biaya pembelian peralatan peternakan dihitung dalam satuan unit, dan dinilai dalam satuan rupiah (Rp/Unit) 2. Biaya operasional adalah seluruh biaya yang dikeluarkan selama proses produksi itu berlangsung. Biaya oprasional terdiri dari : a) Pakan Pemberian pakan dilakukan dalam 2 (dua) fase yaitu : - fase grower (umur minggu) dihitung dalam satuan kilogram, dan dinilai dalam satuan rupiah (Rp/Kg) - fase finisher (umur 18 minggu ayam afkir) dihitung dalam satuan kilogram, dan dinilai dalam satuan rupiah (Rp/Kg) b) Probiotik dihitung dalam satuan gram, dan dinilai dalam satuan rupiah (Rp/gr) c) Vitamin dihitung dalam satuan mililiter, dan dinilai dalam satuan rupiah (Rp/gr)

8 d) Vaksin dihitung dalam satuan mililiter, dan dinilai dalam satuan rupiah (Rp/mL) e) Pemeliharaan induk ayam dihitung dalam satuan HOK, dan dinilai dalam satuan rupiah (Rp/HOK) f) Pembelian anak ayam (Fullet) dihitung dalam satuan ekor, dan dinilai dalam satuan rupiah (Rp/Ekor) 3. Penerimaan adalah hasil perkalian antara hasil produksi dengan harga jual, dimana: a) Periode atau jangka waktu proyek selama sepuluh tahun diasumsikan dari umur ekonomis kandang ayam. b) Hasil produksi dihitung dalam satuan kilogram (kg) dan karung yang berukuran 50 kg. c) Harga jual telur dihitung dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/kg). d) Harga jual ayam afkir dihitung dalam satuan rupiah per kilogram daging (Rp/kg). e) Harga jual pupuk kandang dihitung dalam satuan rupiah per karung (Rp/karung). 4. Pendapatan merupakan selisih penerimaan dengan biaya total yang dikeluarkan. 5. Usaha ternak ayam ras petelur dilakukan dari Fullet (umur 13 minggu) Kerangka Analisis 1. Analisis Finansial Abdul Choliq, dkk (1999) menyatakan, bahwa kriteria investasi yang dapat digunakan dalam analisis finansial diantaranya adalah : 1. Net present value (NPV) BT Ct NPV = (1 + i)t NPV = (Bt Ct) (DF) NPV = (Net Benefit) (DF) Keterangan : Bt Ct = Penerimaan usaha pada tahun ke-t = Cost (Biaya pada tahun ke-t

9 N I DF = Umur ekonomis proyek (10 tahun) = Tingkat suku bunga yang berlaku = Discount Factor 2. Internal Rate of Return (IRR) IRR = i + ( i - i ) Keterangan : i 1 i 2 = Discount Factor pertama dimana diperoleh NPV positif = Discount Factor kedua dimana diperoleh NPV negatif 3. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C ratio) Net B/C = Net B/C = Net B/C = (Bt Ct)(DF) (Ct Bt)(DF) (Net Benefit Positif)(DF) (Net Benefit Negatif)(DF) NPV Positif NPV Negatif Keterangan : Bt Ct N DF = Penerimaan kotor pada tahun ke-t = Cost (Biaya pada tahun ke-t = Umur ekonomis proyek (10 tahun) = Discount Factor 2. Payback Periods Payback Periods = T + NBK X 12 NB Keterangan : T NBK - NB + = Tahun produksi dimana diperoleh Net Benefit Kumulaitf terkecil = Net Benefit Kumulatif negatif terkecil = Net Benefit positif dimana diperoleh Net positif pertama 3. Analisis Sensitivitas (Sensitivity Analysis) Analisis Sensitivitas adalah suatu analsisis untuk dapat melihat pengaruhpengaruh yang akan terjadi akibat keadaan berubah-ubah. Analisis Sensitivitas bertujuan untuk membantu menemukan unsur yang sangat menentukan hasil proyek,

10 jika ada suatu kesalahan atau perubahan dalam perkiraan biaya atau manfaat. Analisis ini juga dapat membantu mengarahkan perhatian orang pada variabel-variabel yang penting untuk memperbaiki perkiraan (Bachrawi Sanusi, 2000). Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan selama 4 (empat) bulan pada bulan Juni 2015 sampai dengan September Dapat dibagi kedalam tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyusunan. HASIL DAN PEMBAHASAN Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah seorang peternak yang melaksanakan usaha ternak ayam ras petelur di Dusun Pasirnangka Desa Beber Kecamatan Cimaragas Kabupaten Ciamis. Identitas responden dibatasi pada aspek umur, tingkat pendidikan, pengalaman berusaha, tanggungan keluarga, dan status lahan yang dimiliki. Aspek Finansial Usaha Ternak Ayam Ras Petelur Analisis kelayakan finansial dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kelayakan usaha ternak ayam ras petelur. Analisis yang digunakan yaitu terdiri dari Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C), Payback Periods dan Analisis Sensitivitas (Sensitivity Analysis). Biaya Investasi Tabel 4. Biaya Investasi Kandang Satu dan Kandang Dua*) No Uraian Jumlah (Rp) Presentase (%) 1 Lahan Rp ,6 2 Pembuatan Kandang Layer Rp ,1 3 Pembuatan Kandang Batre Rp ,9 4 Biaya Peralatan Peternakan Rp ,4 5 Laptop Rp ,1 6 Diesel Air Rp ,5 7 Gudang Pakan dan Telur Rp ,2 8 Kendaraan Motor Rp ,8 9 Saung Jaga Rp ,3 10 Mixxer Rp ,1 Total Biaya Investasi Rp Sumber : Data primer diolah, 2015

11 Biaya Operasional Tabel 5. Biaya Operasional Kandang Satu dan Kandang Dua*) No Uraian Jumlah (Rp) Persentase (%) 1 Pakan Rp ,4 2 Probiotik Rp ,1 3 Vitamin Rp ,5 4 Vaksin Rp ,6 5 Biaya Tenaga Kerja Rp ,9 6 Pembelian Ayam (Fullet) Rp ,0 7 Listrik Rp ,2 8 Pajak Rp ,1 9 Biaya Pemasaran Rp ,07 10 ATK Rp ,04 Total Biaya Operasional Rp Sumber : Data primer diolah, 2015 Penerimaan Grafik 1. Rata-Rata Harga Jual dan Volume Produksi Kandang Satu *) Volume Produksi (Kg) Rata-Rata Harga Telur Per Bulan Tingkat Peternak (Rp) Grafik 2. Rata-Rata Harga Jual dan Volume Produksi Kandang Dua *) Volume Produksi (Kg) Rata-Rata Harga Telur Per Bulan Tingkat Peternak (Rp)

12 Tabel 6. Penerimaan Usaha Ternak Ayam Ras Petelur Kandang Satu dan Kandang Dua Per Periode Produksi (2.445 ekor). Komoditi Jumlah Produksi Harga Jual Per Unit (Rp) Penerimaan (Rp) Telur Ayam ,8 Kg *) Ayam Afkir Kg Kotoran Ayam 1.731,6 Karung *) Karung Unit Sumber : Data primer diolah, 2015 Total Jumlah Penjualan Kelayakan Finansial Usaha Ternak Ayam Ras Petelur Tabel 7. NPV, IRR, Net B//C Usaha Ternak Ayam Ras Petelur *) No. Uraian Jumlah 1. Net Present Value (NPV) Rp Internal Rate of Return (IRR) 38,80 % 3. Net Benefit Cost of Ratio (Net B/C) 2,37 Sumber : Data primer diolah, 2015 Payback periods Jangka waktu pengembalian modal yang diinvestasikan dalam usaha ternak ayam ras petelur yaitu 3 tahun 8 bulan. Hal ini berarti modal yang diinvestasikan dalam kegiatan usahaternak ayam ras petelur dapat dikembalikan setelah 3 tahun 8 bulan beroperasi. Analisis Sensitivitas Tabel 8. Analisis Sensitivitas Pada Usaha Ternak Ayam Ras Petelur Uraian Net Present Value Internal Rate of Return Net Benefit Cost of Ratio (NPV) (IRR) (Net B/C) Peningkatan Harga Pakan 1 ) Hasil Analisis Sensitivitas Kondisi Aktual Rp ,80% 2,37 3% Rp ,90% 2,13 5% Rp ,99% 1,98 19% Rp. ( ) 10,45% 0,91 Penurunan Produksi 2 ) Hasil Analisis Sensitivitas

13 Kondisi Aktual Rp ,80% 2,37 3% Rp ,83% 2,02 8% Rp ,90% 1,41 15% Rp. ( ) 4,63% 0,73 Peningkatan Harga Fullet 3 ) Hasil Analisis Sensitivitas Kondisi Aktual Rp ,80% 2,37 19% Rp ,87% 2,10 37% Rp ,95% 1,74 Sumber : Data primer diolah, 2015 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1). Usaha tenak ayam ras petelur layak untuk diusahakan berdasarkan hasil analisis finansial diperoleh nilai Net Present Value (NPV) : sebesar Rp Internal Rate of Return sebesar 38,80 persen dan Net Benefit Cost of Ratio (Net B/C) sebesar 2,37. 2). Modal yang diinvestasikan dalam kegiatan usahaternak ayam ras petelur dapat dikembalikan setelah proyek berjalan selama 3 tahun 8 bulan. 3). Tingkat kelayakan usaha ternak ayam ras petelur akan negatif bila kenaikan biaya pakan sebesar 19 persen, dan usaha ternak ayam ras petelur akan mengalami kerugian pada tingkat penurunan produksi sebesar 15 persen, sedangkan pada peningkatan biaya pembelian fullet sebesar 19 sampai 37 persen usaha ternak ayam ras petelur masih layak untuk diusahakan. Saran 1.) Usaha ternak ayam ras petelur untuk jangka waktu kedepan harus dapat dikembangkan dalam skala besar dengan cara penambahan modal melalui pengajuan kredit ke bank, karena kapasitas yang tersedia saat ini belum mencukupi kebutuhan telur khususnya untuk Kabupaten Ciamis.

14 2). Untuk pemerintah dapat dijadikan sebagai masukan mengenai pengambilan kebijakan khususnya mengenai harga dan ketersediaan pakan untuk kebutuhan peternak khususnya di Kabupaten Ciamis. DAFTAR PUSTAKA Abdul Choliq, Rivai Wirasasmita, dan Sumarna Hasan, Evaluasi proyek. Pionir Jaya. Bandung. Bachrawi Sanusi, Pengantar Evalusi Proyek. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ( LPFE UI). Jakarta. Clive Gray, Payaman Simanjuntak, Lien K. Sabur, P.F.L. Maspaitella, R.C.G. Varley, Pengantar Evaluasi Proyek. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, Populasi dan Produksi Ayam Ras Petelur di Jawa Barat. Bandung. Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan Produksi Telur Menurut Jenis Unggas di Indonesia. Jakarta. Kadariah, Pengantar Evaluasi Proyek. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Suharsimi Arikunto,1998. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI TUMPANGSARI MANGGIS DENGAN KAPULAGA Pipih Nuraeni 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI TUMPANGSARI MANGGIS DENGAN KAPULAGA Pipih Nuraeni 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi ANALISIS FINANSIAL USAHATANI TUMPANGSARI MANGGIS DENGAN KAPULAGA Pipih Nuraeni 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi Pipihnuraeni01@gmail.com Betty Rofatin 2) Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR Abel Gandhy 1 dan Dicky Sutanto 2 Surya University Tangerang Email: abel.gandhy@surya.ac.id ABSTRACT The

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yang merupakan suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

ANALISIS KEAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALINA. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

ANALISIS KEAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALINA. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi ANALISIS KEAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALINA Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Aramita27@gmail.com Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Heryadiday63@yahoo.co.id

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu aktivitas ekonomi dalam agribisnis adalah bisnis peternakan. Agribisnis bidang ini utamanya dilatarbelakangi oleh fakta bahwa kebutuhan masyarakat akan produk-produk

Lebih terperinci

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA BUDIDAYA PULLET (Studi Kasus pada UD Prapta di Desa Pasedahan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem) Arta, I M. G., I W. Sukanata dan R.R Indrawati Program Studi Peternakan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional. Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional. Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, DKI

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang dilakukan di Perusahaan Parakbada, Katulampa, Kota Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) Destri Yuliani 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi

KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) Destri Yuliani 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) Destri Yuliani 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi Destriyuliani054@gmail.com Dedi Darusman 2) Fakultas

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit III. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat kuantitatif, yang banyak membahas masalah biayabiaya yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit yang diterima, serta kelayakan

Lebih terperinci

Riska Dewi 1), Yusmini 2), Susy Edwina 2) Agribusiness Department Faculty of Agriculture UR ABSTRACT

Riska Dewi 1), Yusmini 2), Susy Edwina 2) Agribusiness Department Faculty of Agriculture UR ABSTRACT ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL AGROINDUSTRI TAHU (Agroindustri Tahu Bapak Iwan di Desa Pangkalan Pisang Kecamatan Koto Gasib Kabupaten Siak Sri Indrapura) FINANCIAL FEASIBILITY ANALYSIS OF TAHU AGROINDUSTRY

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele phyton, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 46 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Definisi dan Batasan Operasional Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpamaham mengenai pengertian tentang istlah-istilah dalam penelitian ini maka dibuat definisi dan batasan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN SENSITIVITAS USAHA TERNAK AYAM BROILER

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN SENSITIVITAS USAHA TERNAK AYAM BROILER ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN SENSITIVITAS USAHA TERNAK AYAM BROILER (Studi Kasus Pada Peternak Ayam Broiler Rosna Ente di Desa Bulonthala Timur Kecamatan Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango) JURNAL

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL BUDIDAYA AYAM PETELUR DI KALIMANTAN TIMUR (The Financial Analysis Of Layer Poultry In Kalimantan Timur)

ANALISIS FINANSIAL BUDIDAYA AYAM PETELUR DI KALIMANTAN TIMUR (The Financial Analysis Of Layer Poultry In Kalimantan Timur) Analisis Finansial Budidaya Ayam Petelur di Kalimantan Timur (Mariyah) 15 ANALISIS FINANSIAL BUDIDAYA AYAM PETELUR DI KALIMANTAN TIMUR (The Financial Analysis Of Layer Poultry In Kalimantan Timur) Mariyah

Lebih terperinci

II ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

II ASPEK PASAR DAN PEMASARAN I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring perkembangan jaman dimana masyarakat mulai sadar akan pentingnya kebutuhan pangan yang harus terpenuhi. Salah satu faktor yang paling di lirik oleh masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AYAM RAS PETELUR SUNJU MANDIRI DI DESA SUNJU KECAMATAN MARAWOLA KABUPATEN SIGI

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AYAM RAS PETELUR SUNJU MANDIRI DI DESA SUNJU KECAMATAN MARAWOLA KABUPATEN SIGI J. Agroland 24 (3) :228-236, Desember 2017 ISSN : 0854-641X E-ISSN : 2407-7607 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AYAM RAS PETELUR SUNJU MANDIRI DI DESA SUNJU KECAMATAN MARAWOLA KABUPATEN SIGI Financial

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

ANALISIS KEAYAKAN FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA MANDIRI, MAKLOON, DAN KEMITRAAN

ANALISIS KEAYAKAN FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA MANDIRI, MAKLOON, DAN KEMITRAAN ANALISIS KEAYAKAN FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA MANDIRI, MAKLOON, DAN KEMITRAAN Nurul Fuadah Hisni ) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Nurulhisni@yahoo.com

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Kecil Menengah (UKM) pengolahan pupuk kompos padat di Jatikuwung Innovation Center, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung. 22 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah usaha ternak sapi perah penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Defenisi Operasional Konsep dasar dan defenisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk memperoleh data dan melakukan analisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten

Lebih terperinci

A. Kerangka Pemikiran

A. Kerangka Pemikiran III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Penelitian ini mengkaji studi kelayakan pendirian industri pengolahan keripik nangka di kabupaten Semarang. Studi kelayakan dilakukan untuk meminimumkan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FINANSIAL

VII. ANALISIS FINANSIAL VII. ANALISIS FINANSIAL Usaha peternakan Agus Suhendar adalah usaha dalam bidang agribisnis ayam broiler yang menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Skala usaha peternakan Agus Suhendar

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data 19 3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian di lapangan dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, Sukabumi Jawa Barat. Pengambilan data di lapangan dilakukan selama 1 bulan,

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN BUDIDAYA APEL (MALUS SYLVESTRIS MILL) DI DESA BULUKERTO,KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU

ANALISIS KELAYAKAN BUDIDAYA APEL (MALUS SYLVESTRIS MILL) DI DESA BULUKERTO,KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU ANALISIS KELAYAKAN BUDIDAYA APEL (MALUS SYLVESTRIS MILL) DI DESA BULUKERTO,KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU Desy Cahyaning Utami* *Dosen Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan Imail: d2.decy@gmail.com

Lebih terperinci

KOMPARASI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM RAS PEDAGING SISTEM KANDANG CLOSED HOUSE DAN OPEN HOUSE

KOMPARASI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM RAS PEDAGING SISTEM KANDANG CLOSED HOUSE DAN OPEN HOUSE KOMPARASI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM RAS PEDAGING SISTEM KANDANG CLOSED HOUSE DAN OPEN HOUSE ABSTRAK Astri Maulina 1) astry_pc@hotmail.com Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di industri pembuatan tempe UD. Tigo Putro di Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti, serta penting untuk memperoleh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpamaham mengenai pengertian tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional sebagai

Lebih terperinci

KELAYAKAN USAHA TERNAK AYAM RAS PETELUR

KELAYAKAN USAHA TERNAK AYAM RAS PETELUR KELAYAKAN USAHA TERNAK AYAM RAS PETELUR Rio Aditia Nugraha 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi Silentmonday11@Gmail.com Dedi Djuliansyah 2) Fakultas Pertanian Univerrsitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI PAKAN IKAN DI KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR (Studi Kasus Usaha Pakan Ikan Bapak Marin)

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI PAKAN IKAN DI KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR (Studi Kasus Usaha Pakan Ikan Bapak Marin) ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI PAKAN IKAN DI KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR (Studi Kasus Usaha Pakan Ikan Bapak Marin) FINANCIAL FEASIBILITY ANALYSIS OF FISH FEED AGROINDUSTRY BUSINESS

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA PADA PETERNAKAN RAKYAT AYAM PETELUR DI KECAMATAN SRENGAT KABUPATEN BLITAR

ANALISIS USAHA PADA PETERNAKAN RAKYAT AYAM PETELUR DI KECAMATAN SRENGAT KABUPATEN BLITAR ANALISIS USAHA PADA PETERNAKAN RAKYAT AYAM PETELUR DI KECAMATAN SRENGAT KABUPATEN BLITAR Ike Metasari 1), Sunaryo Hadi Warsito 2), Iwan Sahrial Hamid 3) Mahasiswa 1), Departemen Peternakan 2), Departemen

Lebih terperinci

KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR DI KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI (STUDI KASUS CV. BELONA MANDIRI)

KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR DI KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI (STUDI KASUS CV. BELONA MANDIRI) J. Agrisains () : 7, April 0 ISSN : 657 KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR DI KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI (STUDI KASUS CV. BELONA MANDIRI) Sayekti Handayani ), Haerani Maksum

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor, 26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan pembesaran ikan lele sangkuriang kolam terpal. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam aspek finansial

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan kambing perah Prima Fit yang terletak di Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Aspek finansial merupakan aspek yang dikaji melalui kondisi finansial suatu usaha dimana kelayakan aspek finansial dilihat dari pengeluaran dan pemasukan usaha tersebut selama

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci

Feasibility Analysis of Patin Fish Business (Pangasius Sutchi) In Sipungguk Village Pond Salo Sub District Regency of Kampar Riau Province

Feasibility Analysis of Patin Fish Business (Pangasius Sutchi) In Sipungguk Village Pond Salo Sub District Regency of Kampar Riau Province Feasibility Analysis of Patin Fish Business (Pangasius Sutchi) In Sipungguk Village Pond Salo Sub District Regency of Kampar Riau Province By Muhammad Syafii 1), Darwis 2), Hazmi Arief 2) Faculty of Fisheries

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012. Tempat penelitian dan pengambilan data dilakukan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Blanakan, Kabupaten Subang. 3.2 Alat

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PADA INDUSTRI JAGAD SUTERA DI KELURAHAN KAMONJI KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PADA INDUSTRI JAGAD SUTERA DI KELURAHAN KAMONJI KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU J. Agroland 22 (2) : 70-75, Agustus 2015 ISSN : 0854 641X E-ISSN : 2407 7607 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PADA INDUSTRI JAGAD SUTERA DI KELURAHAN KAMONJI KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU Analysis of Financial

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kampung Agung Timur merupakan salah satu kampung yang menjadi sentra

III. METODE PENELITIAN. Kampung Agung Timur merupakan salah satu kampung yang menjadi sentra III. METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum Kampung Agung Timur merupakan salah satu kampung yang menjadi sentra produksi ayam pedaging di Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah, dengan jumlah peternakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari adanya peluang

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Manfaat dan Biaya Dalam menganalisa suatu usaha, tujuan analisa harus disertai dengan definisi-definisi mengenai biaya-biaya dan manfaat-manfaat.

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL UNIT PENAMPUNGAN SUSU DI KUD TANI WILIS KECAMATAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG

ANALISIS FINANSIAL UNIT PENAMPUNGAN SUSU DI KUD TANI WILIS KECAMATAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG ANALISIS FINANSIAL UNIT PENAMPUNGAN SUSU DI KUD TANI WILIS KECAMATAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG Financial Analysis In Fresh Milk Collecting Unit Of Tani Wilis Dairy Cooperatives At Sendang Sub District

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sudi Mampir di Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian adalah bulan April sampai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian dipilih secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa daerah

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana CV. Usaha Unggas dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Penilaian layak atau tidak usaha tersebut dari

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada kelompok

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Petani buah naga adalah semua petani yang menanam dan mengelola buah. naga dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum.

III. METODE PENELITIAN. Petani buah naga adalah semua petani yang menanam dan mengelola buah. naga dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum. 26 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Kota depok yang memiliki 6 kecamatan sebagai sentra produksi Belimbing Dewa. Namun penelitian ini hanya dilakukan pada 3 kecamatan

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL AYAM RAS PEDAGING (Kasus Pembesaran Ayam Ras Pedaging di Kecamatana Bekasi Barat) Is Zunaini Nursinah, Ridwan Lutfiadi, Mustaiem

ANALISIS FINANSIAL AYAM RAS PEDAGING (Kasus Pembesaran Ayam Ras Pedaging di Kecamatana Bekasi Barat) Is Zunaini Nursinah, Ridwan Lutfiadi, Mustaiem ANALISIS FINANSIAL AYAM RAS PEDAGING (Kasus Pembesaran Ayam Ras Pedaging di Kecamatana Bekasi Barat) Is Zunaini Nursinah, Ridwan Lutfiadi, Mustaiem Abstract Livestock industry aims to expand jobs and trying

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Laboratorium Percontohan Pabrik Mini Pusat Kajian Buah Tropika (LPPM PKBT) yang berlokasi di Tajur sebagai sumber informasi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. II. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. Tempat Pengambilan sampel harga pokok produksi kopi luwak dilakukan di usaha agroindustri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan menggunakan jenis data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber data secara langsung.

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Oleh : Nandana Duta Widagdho A14104132 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan

III. METODE PENELITIAN. mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali pada tanggal 16 Desember 2015 sampai 29 Januari 2016. B. Desain Penelitian Metode dasar

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PRODUK KOPI HERBAL INSTAN TERPRODUKSI OLEH UD. SARI ALAM

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PRODUK KOPI HERBAL INSTAN TERPRODUKSI OLEH UD. SARI ALAM ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PRODUK KOPI HERBAL INSTAN TERPRODUKSI OLEH UD. SARI ALAM Financial Feasibility Study of Herbal Instan Coffee Produced by UD. Sari Alam Hilda Rosmalia Saida 1), Nurhayati Nurhayati

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan di Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI. merupakan salah satu daerah pertanian produktif di Kabupaten Majalengka.

IV. METODOLOGI. merupakan salah satu daerah pertanian produktif di Kabupaten Majalengka. IV. METODOLOGI 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Sukahaji merupakan salah satu

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Pemilihan lokasi secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PEMBUDIDAYA IKAN LELE DUMBO

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PEMBUDIDAYA IKAN LELE DUMBO ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PEMBUDIDAYA IKAN LELE DUMBO [ANALYSIS OF FINANCIAL FEASIBILITY AND CONTRIBUTION TO INCOME HOUSEHOLD INCOME FARMER

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari 47 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari sampai dengan Februari 2011. 3.2 Bahan dan alat Bahan yang di

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. (2012) penelitian deskriptif adalah metode pencarian fakta dengan interpretasi

METODE PENELITIAN. (2012) penelitian deskriptif adalah metode pencarian fakta dengan interpretasi III. METODE PENELITIAN Penelitian tentang analisis kelayakan usahatani salak nglumut di Gapoktan Ngudiluhur dilakukan di Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus diimbangi dengan kesadaran masyarakat akan arti penting peningkatan gizi dalam kehidupan. Hal

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI SKALA KECIL (Studi Kasus : Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI SKALA KECIL (Studi Kasus : Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara) ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI SKALA KECIL (Studi Kasus : Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara) Ismael Limbong*), Mozart B Darus**), Emalisa**) *) Alumni

Lebih terperinci

BUSINESS ANALYSIS ENLARGEMENT COMMON CARP (Cyprinus carpio) FLOATING NET CAGES IN TANJUNG ALAI VILLAGE XIII KOTO KAMPAR DISTRICT RIAU PROVINCE

BUSINESS ANALYSIS ENLARGEMENT COMMON CARP (Cyprinus carpio) FLOATING NET CAGES IN TANJUNG ALAI VILLAGE XIII KOTO KAMPAR DISTRICT RIAU PROVINCE BUSINESS ANALYSIS ENLARGEMENT COMMON CARP (Cyprinus carpio) FLOATING NET CAGES IN TANJUNG ALAI VILLAGE XIII KOTO KAMPAR DISTRICT RIAU PROVINCE By Angga Priyetno 1), Hendrik 2), Lamun Bathara 2) ABSTRACK

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN SENSITIVITAS USAHA PEMBIBITAN TANAMAN JATI

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN SENSITIVITAS USAHA PEMBIBITAN TANAMAN JATI ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN SENSITIVITAS USAHA PEMBIBITAN TANAMAN JATI (Tectona grandis) (Studi Kasus di CV. Lulus Tani Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri) Dian Widhi Astuti, Suwarto, Erlyna Wida

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Elsari Brownies and Bakery yang terletak di Jl. Pondok Rumput Raya No. 18 Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian berada di UPR Citomi Desa Tanggulun Barat Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

Oleh: 1 Irma Fitriani Kusmayadi, 2 Dedi Herdiansah Sujaya, 3 Zulfikar Noormasyah

Oleh: 1 Irma Fitriani Kusmayadi, 2 Dedi Herdiansah Sujaya, 3 Zulfikar Noormasyah ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI MANGGIS (Garcinia mangostana L) (Studi kasus pada seorang petani manggis di Desa Cibanten Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran) Oleh: 1 Irma Fitriani Kusmayadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian negara

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel. Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel. Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang 53 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang diberikan kepada variabel sebagai petunjuk dalam memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL UNIT PENANGKAPAN JARING INSANG HANYUT DI DESA SUNGAI LUMPUR KABUPATEN OKI PROVINSI SUMATERA SELATAN

ANALISIS FINANSIAL UNIT PENANGKAPAN JARING INSANG HANYUT DI DESA SUNGAI LUMPUR KABUPATEN OKI PROVINSI SUMATERA SELATAN MASPARI JOURNAL Januari 2015, 7(1): 29-34 ANALISIS FINANSIAL UNIT PENANGKAPAN JARING INSANG HANYUT DI DESA SUNGAI LUMPUR KABUPATEN OKI PROVINSI SUMATERA SELATAN FINANSIAL ANALYSIS OF DRIFT GILL NET IN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini bersifat studi kasus dimana objek yang diteliti adalah peluang usaha produksi alat pemerah susu sapi SOTE di Jawa Barat. Waktu penelitian

Lebih terperinci