ANALISIS KEAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALINA. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KEAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALINA. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi"

Transkripsi

1 ANALISIS KEAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALINA Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan di Desa Waringinsari Kecamatan Langensari Kota Banjar dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan usahatani pepaya Calina IPB-9 dilihat dari aspek finansial yaitu NPV, Net B/C IRR, dan untuk mengetahui pada tahun ke berapa seluruh modal yang diinvestasikan pada usahatani Pepaya Calina IPB-9 dapat dikembalikan (payback period). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus pada seorang petani di Desa Waringinsari Kecamatan Langensari Kota Banjar. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diketahui bahwa usahatani pepaya Calina IPB-9 menguntungkan dan layak diusahakan, dengan nilai NPV sebesar Rp , Net B/C 2,3 dan IRR 85 persen serta Payback periods pada 1 tahun 2 bulan. Kata Kunci :Kelayakan Finansial Usahatani Pepaya Calina IPB-9 1

2 ABSTRACT This research was conducted in the village of Waringinsari, Langensari districts Banjar City, This research purposed to know feasibility analysis of the varieties of Papaya farming Calina IPB 9 views of the feasibility of using financial aspects of the NPV, Net B/C and IRR and to know of papaya farms, to the feasibility of farming papaya determine payback periods or repayment of principal amount invested. Research methods used in this study is a case study on a farmer in the village of Waringinsari, Langensari District, Banjar City. Based on the results and discussion that papaya farm Calina IPB-9 with monocultures are very profitable and viable. The results based on financial analysis, shows that the NPV of Rp , net B / C 2,3 and 85 percent IRR, payback periods in 1 year 2 months, so that the financial aspects of papaya farming conducted by the respondent is feasible to business. Keyword : Financial Feasibility Analysis of Papaya farming Calina IPB 9. PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara Agraris yang memiliki potensi besar dalam menghasilkan produksi pertanian, dengan wilayah yang cukup luas dan variasi agroklimat yang tinggi membuat Indonesia menjadi daerah yang potensial bagi pengembangan hortikultura baik untuk tanaman dataran rendah maupun dataran tinggi.variasi agroklimat ini juga menguntungkan bagi Indonesia, karena musim buah, sayur dan bunga dapat berlangsung sepanjang tahun (Anjayani dan Hektaryanto, 2009). Salah satu subsektor pertanian yang menopang perekonomian di Indonesia adalah hortikultura. Hortikultura menurut Sunu dan Wartoyo (2006) merupakan subsektor pertanian yang dapat memberikan banyak keuntungan dan subsektor Hortikultura ini terdiri dari sayur-sayuran, tanaman hias dan buah-buahan. Salah satu jenis tanaman buah-buahan yang banyak dibeli masyarakat dan memiliki nilai ekonomis tinggi adalah Pepaya (Carica papaya L.). Data dari Biro Pusat Statistik 2010, menunjukkan bahwa produksi buah pepaya selama tahun 2009 adalah ton yang tersebar di 31 provinsi. BPS juga mencatat bahwa dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 terjadi peningkatan produksi buah pepaya di Indonesia (BPS, 2011). 2

3 Pohon Pepaya Calina lebih pendek dibanding jenis pepaya lain, paling tinggi kurang lebih 2 meter. Daunnya berjari banyak dan memiliki kuncung di permukaan pangkalnya. Buahnya berkulit tebal dan permukaannya rata, dagingnya kenyal, tebal, dan manis rasanya. Bobot buahnya berkisar antara 600 gram sampai dengan 2 kilogram (Agro Kates Mandiri, 2010). Buah pepaya tergolong buah yang populer, yang dikenal dan digemari oleh hampir seluruh penduduk dunia. Daging buah pepaya memiliki rasa manis, enak, dan menyegarkan. Warna daging buah bervariasi, ada yang berwarna merah, kuning, lunak, dan banyak mengandung air. Nilai gizi pepaya juga cukup tinggi karena banyak mengandung pro-vitamin A, vitamin C, dan mineral kalsium (Amir Hamzah, 2014). Berdasarkan uraian diatas maka dapat diajukan idntifikasi masalah sebagai berikut : (1) Bagaimana kelayakan usahatani Pepaya Calina IPB-9 dilihat dari aspek finansial. (2) Pada tahun ke berapa seluruh modal yang diinvestasikan pada usahatani Pepaya Calina IPB-9 dapat dikembalikan. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Studi Kasus pada seorang petani pepaya Calina IPB-9 di Desa Waringinsari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar. Menurut Moehar Daniel (2002), Studi kasus adalah penelitian yang sifatnya lebih terarah atau terfokus pada sifat tertentu yang tidak berlaku umum, biasanya dibatasi oleh kasus, lokasi, tempat tertentu dan waktu tertentu. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer, yaitu data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan petani sebagai responden dengan menggunakan daftar kuisioner yang telah disiapkan sedangkan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari literatur-literatur dan studi pustaka melalui dokumen ataupun terbitan dari instansi terkait. Teknik penentuan responden di daerah penelitian dilakukan secara purposive sampling menurut Sugiyono (2010), purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel satu orang dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang 3

4 tersebut yang dianggap paling tahu dan responden dipilih atas dasar pertimbangan bahwa responden telah melakukan pembudidayaan pepaya secara kontinyu. Operasionalisasi variabel berfungsi mengarahkan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini ke dalam indikator-indikator yang lebih terinci yang berguna dalam pembahasan hasil dari penelitian. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari perbedaan persepsi dari berbagai istilah tersebut, maka perlu adanya batasan untuk mempermudah pemahaman mengenai bahasan dalam penelitian ini. Adapun variabel-variabel yang diamati dan didefinisikan adalah sebagai berikut : 1. Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan biaya produksi 2. Penerimaan merupakan hasil kali antara jumlah hasil produksi dengan harga jual dinilai dalam satuan rupiah (Rp). a) Jumlah hasil produksi buah pepaya dinilai dalam satuan kilogram (kg). b) Harga jual buah buah pepaya dinilai dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/kg). 3. Biaya investasi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan mulai proyek tersebut dilaksanakan sampai proyek tersebut berjalan (beroperasi). Biaya Investasi terdiri dari : a) Biaya sewa lahan, dinilai dalam satuan rupiah per hektar per tahun. b) Pembelian bibit dihitung dalam satuan rupiah per pohon. c) Biaya tenaga kerja diantaranya : pengolahan lahan, pembuatan lubang tanam, pemupukan dasar dan pembuatan parit dihitung dalam satuan HOK dinyatakan dalam satuan rupiah. d) Pembelian peralatan, dinilai dalam satuan rupiah per unit. 4. Biaya operasional adalah seluruh biaya yang dikeluarkan selama proses produksi itu berlangsung, artinya secara rutin biaya ini harus dikeluarkan, dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp) yang meliputi : a) Pupuk, yaitu bahan yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman, pupuk yang digunakan dalam usahatani pepaya Calina IPB-9 terdiri dari: Pembelian Pupuk kandang dihitung dalam satuan kilogram dan dinilai dalam satuan rupiah (Rp/kg). 4

5 Pupuk Tunggal yang rutin dikeluarkan selama proses produksi diantaranya : TSP, Urea dihitung dalam satuan kilogram dan dinilai dalam satuan rupiah (Rp/kg). Pupuk Majemuk yang rutin dikeluarkan selama proses produksi diantaranya : NPK (Phonska), Gandasil B (pupuk untuk pertumbuhan buah) dan Gandasil D (pupuk untuk pertumbuhan daun) dihitung dalam satuan kilogram dan dinilai dalam satuan rupiah (Rp/kg). Pembelian obat-obatan Fungisida (Dithane) dihitung dalam satuan kilogram dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp/kg). b) Biaya Tenaga Kerja, yaitu besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja, dikonversikan dalam satuan Hari Orang Kerja (HOK) dan dinilai dalam satuan rupiah (Rp/HOK), biaya tenaga kerja yang dibayarkan untuk usahatani pepaya Calina IPB-9 diantaranya : Biaya tenaga kerja untuk Penyiangan, pemupukan, pengendalian hama penyakit dan panen, dihitung dalam satuan HOK dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp/HOK) c) Pembelian bensin dihitung dalam satuan rupiah per liter (Rp/lt). 5. Net Present Value (NPV) dari suatu proyek merupakan nilai sekarang (Present Value) dari selisih antara manfaat dengan biaya pada tingkat suku bunga tertentu. 6. Internal Rate of Return (IRR) adalah untuk mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek tiap tahun dan IRR juga merupakan alat ukur kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman. 7. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dengan jumlah NPV negatif. 8. Payback period adalah jangka waktu tercapainya net benefit menyamai biaya investasi. 9. Asumsi yang digunakan dalam penelitian usahatani pepaya ini adalah : a) Usahatani Pepaya Calina IPB-9 dengan sistem monokultur. b) Tingkat bunga bank yang berlaku selama penelitian sebesar 20 persen per tahun. c) Harga-harga biaya operasional yang digunakan adalah harga yang berlaku pada saat penelitian. 5

6 d) Harga jual pepaya : Harga pepaya rata-rata per tahun, dikarenakan tidak ada penurunan dan kenaikan harga yang terlalu signifikan Analisis Finansial Menurut Abdul Choliq, dkk (1999) dan Husnan dan Muhammad (2008), alat analisis finansial yang dapat digunakan sebagai kriteria investasi diantaranya adalah : a) NPV ( Net Present Value ) Net Present Value (NPV) dari suatu proyek merupakan nilai sekarang (Present Value) dari selisih antara manfaat dengan biaya pada tingkat suku bunga tertentu. NPV menunjukkan kelebihan manfaat dibandingkan dengan biaya, nilai NPV dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut: NPV = ( NPV= ( ( NPV = ( ( Keterangan: Bt = Benefit pada tahun ke-t Ct = Biaya pada tahun ke-t DF = Discount factor i = Tingkat bunga yang berlaku t = Lamanya periode waktu Ketentuan : NPV > 0 : Maka usaha tersebut layak untuk dilaksanakan NPV = 0 : Investasi dapat mengembalikan modal sebesar yang dikeluarkan NPV < 0 : Usaha tersebut tidak layak untuk dilaksanakan Net B/C ( Net Benefit of Cost Ratio ) Net Benefit of Cost Ratio ( Net B/C ) adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dengan jumlah NPV negatif. Net B/C menunjukkan berapa kali lipat manfaat akan diperoleh dari setiap unit biaya yang dikeluarkan, nilai Net B/C dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut : Net Ratio = ( ( 6

7 Net Ratio = ( ( ( Net Ratio = ( ( ( ( Net Ratio = Kaidah Keputusan dari Net B/C adalah : Jika nilai Net B/C > 0, maka usaha tersebut layak untuk diusahakan Jika nilai Net B/C = 0, maka usaha tersebut impas jika nilai Net B/C < 0, maka usaha tersebut tidak layak untuk diusahakan IRR ( Internal rate of return ) Internal rate of return ( IRR ) adalah untuk mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek tiap tahun dan IRR juga merupakan alat ukur kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman. IRR pada dasarnya menunjukan Discount Factor (DF) dimana NPV = 0. Dengan demikan, untuk mencari IRR kita harus menaikan Discount Factor (DF) sehingga tercapai NPV = 0, IRR dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut : IRR = ( Keterangan : i 1 = Discount factor pertama dimana diperoleh NPV positif i 2 = Discount Factor kedua dimana diperoleh NPV negatif Jika nilai IRR lebih besar daripada suku bunga bank yang berlaku pada saat ini, maka proyek tersebut layak untuk diusahakan dan sebaliknya jika IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga bank, maka proyek tersebut tidak layak untuk diusahakan. PP ( Payback period ) Abdul Choliq, dkk. (1999) menyatakan, bahwa Payback period (PP) merupakan jangka waktu periode yang diperlukan untuk membayar kembali semua biaya yang telah dikeluarkan di dalam investasi suatu proyek. Payback Periods digunakan untuk mengukur 7

8 kecepatan kembalinya dana dan tidak mengukur keuntungan proyek tersebut. Semakin cepat waktu pengembaliannya, maka semakin baik proyek tersebut dilaksanakan Keterangan : T NBK - NBK + = Tahun produksi dimana diperoleh Net Benefit Kumulatif terkecil = Net Benefit Kumulatif negatif terkecil = Net Benefit dimana diperoleh Net Benefit positif pertama. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis kelayakan finansial yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelayakan finansial dengan menggunakan kriteria ( NPV, Net B/C, IRR ) dan Payback Periods. Biaya Investasi Biaya investasi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan mulai proyek tersebut dilaksanakan sampai proyek tersebut berjalan (beroperasi). Maka biaya investasi dalam penelitian ini tersaji dalam Tabel 9. Biaya investasi untuk usahatani pepaya yang dikeluarkan oleh responden terdiri dari biaya untuk pembelian bibit pepaya, tenaga kerja, pembelian pupuk tunggal (TSP dan Urea), pembelian pupuk majemuk (NPK), pembelian peralatan dan sewa lahan. Total biaya investasi per 0,57 hektar yang dikeluarkan responden sebesar Rp Perincian biaya investasi dapat dilihat pada Tabel 9. 8

9 Tabel 9. Biaya Investasi Usahatani Pepaya Untuk Luas Lahan 0,57 Ha No. Uraian Volume Satuan Harga / Satuan (Rp) Jumlah (Rp) 1. Pembelian Bibit Pepaya 550 Pohon Tenaga Kerja : a. Pengolahan Lahan 10 HOK b. Pembuatan Lubang Tanam dan penanaman 15 HOK c. Pemupukan 10 HOK d. Pembuatan bedengan dan parit 10 HOK Pembelian Pupuk Majemuk : a. NPK (Ponska) 350 Kg Pembelian Pupuk Tunggal : a. Urea 325 Kg b. TSP 350 Kg Pembelian Peralatan : a. Cangkul 2 Unit b. Garpu 2 Unit c. Kored 2 Unit d. Pisau alat panen 5 Unit e. Keranjang Buah 2 Unit f. Handsparayer 1 Unit g. Pompa air 1 Unit Sewa Lahan 3 tahun Sumber : Data Primer diolah, 2014 Total

10 Biaya Operasional Biaya Operasional adalah seluruh biaya yang dikeluarkan selama proses produksi itu berlangsung, artinya secara rutin biaya ini harus dikeluarkan selama umur proyek usahatani Pepaya Calina IPB-9 berlangsung. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Biaya Operasional Usahatani Pepaya Untuk Luas Lahan 0,57 Ha Tahun ke 1 Tahun ke 2 Tahun ke 3 No. Uraian (Rp) (Rp) (Rp) 1. Pupuk Kandang (Organik) Pupuk Tunggal Pupuk Majemuk Fungisida Bensin untuk pompa air Tenaga Kerja Sumber : Data Primer diolah, 2014 Jumlah Biaya operasional merupakan biaya rutin yang dikeluarkan oleh responden dalam melakukan usahatani pepaya, biaya operasional meliputi biaya untuk pembelian Pupuk Organik, pupuk tunggal, pembelian obat-obatan (Fungisida), bensin untuk pompa air dan biaya tenaga kerja. Biaya operasional untuk tahun pertama sebesar Rp sedangkan untuk tahun kedua Rp dan ketiga sebesar Rp Total biaya operasional yang digunakan selama tiga tahun dalam usahatani pepaya Calina IPB-9 seluas 0,57 hektar sebesar Rp Penerimaan Penerimaan merupakan hasil kali antara jumlah produksi dengan harga jual. Dalam penelitian ini penerimaan bersumber dari penjualan buah pepaya. Adapun data lebih lengkap mengenai jumlah produksi Pepaya per tahun dan penerimaan yang diperoleh tersaji pada Tabel

11 Tabel 11. Jumlah Produksi per Tahun dan Jumlah Penerimaan Usahatani Pepaya Calina IPB - 9 Jumlah Harga Jual Penerimaan No. Tahun Produksi (Kg) (Rp/Kg) (Rp/Tahun) 1. Tahun Ke Tahun Ke Tahun Ke Sumber : Data Primer diolah, 2014 Total Pepaya varietas calina IPB-9 mulai berbuah sejak umur 7 bulan setelah tanam. Berdasarkan keterangan dari responden diketahui bahwa pada tahun pertama tanaman pepaya dengan jumlah produksi mencapai kg dimana pada tahun pertama tanaman pepaya masih dikategorikan umur produktifnya masih remaja atau muda jadi jumlah prdoduksinya tidak sebanyak pada tahun kedua dan jumlah penerimaannya sebesar Rp , sementara itu puncak produksi terjadi pada tahun kedua mencapai kg dimana pada saat tahun kedua tanaman pepaya berada pada fase umur produktif yang baik dengan jumlah penerimaan sebesar Rp Sementara itu pada tahun ketiga tanaman pepaya dengan jumlah produksinya mencapai kg, disini tahun ketiga terjadi penurunan produksi dikarenakan sudah memasuki terahir masa produktif jadi tidak maksimal seperti tahun kedua dan jumlah penerimaannya sebesar Rp , total penerimaan keseluruhan dari tahun pertama sampai tahun ketiga adalah Rp NPV, Net B/C dan IRR Suku bunga pinjaman yang berlaku saat penelitian adalah sebesar 20 persen. Suku bunga yang digunakan adalah suku bunga pinjaman dari Bank BRI yang berlaku pada tahun Besarnya NPV, Net B/C dan IRR yang diperoleh dari usahatani Pepaya Calina IPB-9 untuk jumlah pohon 550 Pohon pada lahan seluas 0,57 ha dengan periode produksi 3 tahun dapat dilihat pada tabel

12 Tabel 12. NPV, Net B/C dan IRR Usahatani Pepaya Calina IPB-9 pada Tingkat Suku Bunga 20 Persen. No. Uraian Jumlah 1. Net Present Value (NPV) Rp Net Benefit of Cost Ratio (Net B/C) 2,3 3. Internal Rate of Return (IRR) 85% Sumber : Data Primer diolah, 2014 Net Present Value (NPV) Tabel 12 menunjukkan, bahwa pada Discount Factor 20 persen per tahun. usahatani pepaya untuk skala usaha seperti yang diusahakan oleh petani responden mempunyai nilai NPV sebesar Rp berarti petani responden akan memperoleh keuntungan pada tingkat bunga 20 persen sebesar Rp Menurut Husnan dan Muhamad (2008) suatu proyek dikatakan layak diusahakan jika nilai NPV nya lebih dari 0. Jadi dapat disimpulkan usahatani pepaya Calina IPB-9 yang diusahakan seorang petani di Desa Waringinsari Kecamatan Langensari Kota Banjar layak diusahakan, karena nilai NPV nya lebih dari 0. Net Benefit of Cost Ratio (Net B/C) Nilai Net B/C sebesar 2,3 ini berarti setiap 1,00 modal yang ditanam pada usahatani pepaya Calina IPB-9 akan memperoleh manfaat sebesar 2,3 Menurut Husnan dan Muhamad (2008) suatu proyek dikatakan layak diusahakan jika nilai Net B/C lebih dari 1. Jadi dapat disimpulkan usahatani pepaya Calina IPB-9 yang diusahakan seorang petani di Desa Waringinsari Kecamatan Langensari Kota Banjar layak diusahakan, karena nilai Net B/C nya lebih dari 1,00. Internal Rate of Return (IRR) Nilai IRR yang diperoleh sebesar 85 persen, berarti tingkat bunga bank maksimum yang mampu dibayar oleh responden sebesar 85 persen per tahun atau lebih besar dari tingkat bunga 20 persen. Menurut Husnan dan Muhamad (2008) suatu proyek dikatakan layak diusahakan jika nilai IRR lebih dari bunga bank. Jadi dapat disimpulkan usahatani pepaya Calina IPB-9 yang diusahakan seorang petani di Desa Waringinsari Kecamatan 12

13 Langensari Kota Banjar layak diusahakan, karena nilai IRR nya lebih dari bunga bank yang berlaku. Payback Period (PP) Payback Period dapat diartikan sebagai jangka waktu pengembalian modal yang diinvestasikan dari suatu proyek, melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek. Perhitungan Payback period dilakukan dengan menghitung net benefit kumulatif karena net benefit yang dihasilkan dalam kegiatan proyek usahatani tidak sama untuk setiap tahunnya. Adapun kelemahan kelemahan lain dari Payback Periods ini adalah : 1. Payback Periods digunakan untuk mengukur kecepatan kembailnya dana, dan tidak mengukur keuntungan proyek tersebut. 2. Payback Periods (terutama untuk pengukuran dengan Net Benefit kumulatif) mengabaikan benefit yang diperoleh sesudah dana investasi itu kembali). Perangkat lain untuk mengukur Payback Periods diantaranya: a. Dengan net benefit kumulaif.negative terkecil. b. Dengan menggunakan Net Benefit dimana diperoleh Net Benefit positif pertama. Jangka waktu pengembalian modal usahatani Pepaya Calina IPB-9 yang diinvestasikan dalam kegiatan usahantani Pepaya Calina IPB-9 pada seorang petani responden yaitu 1 tahun 2 bulan. 13

14 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Nilai NPV sebesar Rp berarti responden memperoleh keuntungan pada tingkat bunga 20 persen sebesar Rp Nilai Net B/C sebesar 2,3 ini berarti setiap 1,00 modal yang ditanam pada usahatani pepaya Calina IPB-9 akan memperoleh manfaat sebesar 2,3 Nilai IRR yang diperoleh sebesar 85 persen, berarti tingkat bunga bank maksimum yang mampu dibayar oleh responden sebesar 85 persen per tahun atau lebih besar dari tingkat bunga 20 persen. Dilihat dari nilai NPV, Net B/C dan IRR maka usahatani pepaya Calina IPB-9 di Desa Waringinsari Kecamatan Langensari Kota Banjar layak untuk diusahakan. 2. Payback period yang diperoleh pada usahatani pepaya yang diusahakan responden di Desa Waringinsari Kecamatan Langensari Kota Banjar dicapai pada 1 tahun 2 bulan. Saran Berdasarkan kesimpulan, tersebut, maka saran yang dapat diajukan yaitu usahatani pepaya Calina IPB-9 yang dilakukan seorang petani pepaya di Desa Waringinsari Kecamatan Langensari Kota Banjar sebaiknya diteruskan dan ditingkatkan nilai investasinya karena berdasarkan hasil analisis kelayakan finansial usahatani pepaya calina tersebut layak untuk diusahakan. 14

15 DAFTAR PUSTAKA Abdul Choliq, Sumarna Hasan, Wirasasmita Evaluasi Proyek. Pionir Jaya. Agro Kates Mandiri.2010.Budidaya Pepaya Californian. Pelabuhan Ratu Jawa Barat. ( mandiri.com-budidaya pepaya kalifornia,html). diakses 26 Agustus 2010 Amir Hamzah Sembilan Jurus Sukses Bertanam Pepaya California. Jakarta : Agromedia Anjayani dan Hektarryanto, 2009.Geografi untuk Kelas X SMA/MA Jakarta. Pusat Pembukuan, Depdiknas BPS, Produksi Buah di Indonesia ( ). /sector/agri/horti/table8.shtml. [1 Februari 2007]. Husnan S. dan Muhamad, S Studi Kelayakan Proyek. Unit Penerbit dan Percetakan Yogyakarta Moehar Daniel Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Bumi Aksara. Jakarta Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. CV Alfabeta. Bandung. Sunu P dan Wartoyo Dasar-dasar Hortikultura ( agronomi/dashor.html). Diakses pada tanggal 10 Juni Pukul WIB. 15

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yang merupakan suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI TUMPANGSARI MANGGIS DENGAN KAPULAGA Pipih Nuraeni 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI TUMPANGSARI MANGGIS DENGAN KAPULAGA Pipih Nuraeni 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi ANALISIS FINANSIAL USAHATANI TUMPANGSARI MANGGIS DENGAN KAPULAGA Pipih Nuraeni 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi Pipihnuraeni01@gmail.com Betty Rofatin 2) Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit III. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat kuantitatif, yang banyak membahas masalah biayabiaya yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit yang diterima, serta kelayakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL 7.1. Proyeksi Arus Kas (Cashflow) Proyeksi arus kas merupakan laporan aliran kas yang memperlihatkan gambaran penerimaan (inflow) dan pengeluaran kas (outflow). Dalam penelitian

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 30 tahun tergantung dengan letak topografi lokasi buah naga akan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 30 tahun tergantung dengan letak topografi lokasi buah naga akan V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kelayakan Usahatani Buah Naga Buah naga merupakan tanaman tahunan yang sudah dapat berbuah 1 tahun sampai dengan 1,5 tahun setelah tanam. Buah naga memiliki usia produktif

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti, serta penting untuk memperoleh

Lebih terperinci

KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) Destri Yuliani 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi

KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) Destri Yuliani 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) Destri Yuliani 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi Destriyuliani054@gmail.com Dedi Darusman 2) Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN BUDIDAYA APEL (MALUS SYLVESTRIS MILL) DI DESA BULUKERTO,KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU

ANALISIS KELAYAKAN BUDIDAYA APEL (MALUS SYLVESTRIS MILL) DI DESA BULUKERTO,KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU ANALISIS KELAYAKAN BUDIDAYA APEL (MALUS SYLVESTRIS MILL) DI DESA BULUKERTO,KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU Desy Cahyaning Utami* *Dosen Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan Imail: d2.decy@gmail.com

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Kecil Menengah (UKM) pengolahan pupuk kompos padat di Jatikuwung Innovation Center, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten

Lebih terperinci

Oleh: 1 Irma Fitriani Kusmayadi, 2 Dedi Herdiansah Sujaya, 3 Zulfikar Noormasyah

Oleh: 1 Irma Fitriani Kusmayadi, 2 Dedi Herdiansah Sujaya, 3 Zulfikar Noormasyah ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI MANGGIS (Garcinia mangostana L) (Studi kasus pada seorang petani manggis di Desa Cibanten Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran) Oleh: 1 Irma Fitriani Kusmayadi,

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan pembesaran ikan lele sangkuriang kolam terpal. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam aspek finansial

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor, 26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. (2012) penelitian deskriptif adalah metode pencarian fakta dengan interpretasi

METODE PENELITIAN. (2012) penelitian deskriptif adalah metode pencarian fakta dengan interpretasi III. METODE PENELITIAN Penelitian tentang analisis kelayakan usahatani salak nglumut di Gapoktan Ngudiluhur dilakukan di Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

BAB VII KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

BAB VII KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL BAB VII KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL 7.1. Analisis Aspek Finansial Aspek finansial adalah aspek yang mengkaji dari sisi keuangan perusahaan. Kelayakan pada aspek financial dapat diukur melalui perhitungan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pepaya California. Semakin tua umur seorang petani tentunya akan sangat

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pepaya California. Semakin tua umur seorang petani tentunya akan sangat V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani 1. Umur Petani Umur mempengaruhi kinerja seseorang dalam bertani tidak terkecuali petani pepaya California. Semakin tua umur seorang petani tentunya akan sangat

Lebih terperinci

Moh. Yusef Ridwan 1 ) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

Moh. Yusef Ridwan 1 ) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM RAS PETELUR (Kasus Pada Seorang Peternak Ayam Ras Petelur di Dusun Pasirnangka Desa Beber Kecamatan Cimaragas Kabupaten Ciamis) Moh. Yusef Ridwan 1 ) Program Studi

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data 19 3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian di lapangan dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, Sukabumi Jawa Barat. Pengambilan data di lapangan dilakukan selama 1 bulan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpamaham mengenai pengertian tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional sebagai

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL PERKEBUNAN GAMBIR RAKYAT DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT. Vera Anastasia

ANALISIS FINANSIAL PERKEBUNAN GAMBIR RAKYAT DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT. Vera Anastasia ANALISIS FINANSIAL PERKEBUNAN GAMBIR RAKYAT DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT Vera Anastasia Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Jl.Prof.A.Sofyan No.3 Medan HP: 85296624812 E-mail:

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian dipilih secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa daerah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, DKI

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Kota depok yang memiliki 6 kecamatan sebagai sentra produksi Belimbing Dewa. Namun penelitian ini hanya dilakukan pada 3 kecamatan

Lebih terperinci

KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KAPULAGA SABRANG (Ellettaria cardamomum Maton) VARIETAS MALABAR

KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KAPULAGA SABRANG (Ellettaria cardamomum Maton) VARIETAS MALABAR 1 KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KAPULAGA SABRANG (Ellettaria cardamomum Maton) VARIETAS MALABAR (FINANCIAL FEASIBILITY OF CARDAMOM SABRANG FARMING (Ellettaria cardamomum Maton) MALABAR VARIETIES) Nana

Lebih terperinci

BAB VIII ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN NON SPO

BAB VIII ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN NON SPO BAB VIII ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN NON SPO Ukuran Kelayakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah net present value (NPV) dan net benevit cost ratio (net

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA BUDIDAYA PULLET (Studi Kasus pada UD Prapta di Desa Pasedahan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem) Arta, I M. G., I W. Sukanata dan R.R Indrawati Program Studi Peternakan,

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FINANSIAL

VII. ANALISIS FINANSIAL VII. ANALISIS FINANSIAL Usaha peternakan Agus Suhendar adalah usaha dalam bidang agribisnis ayam broiler yang menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Skala usaha peternakan Agus Suhendar

Lebih terperinci

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Kelayakan aspek finansial merupakan analisis yang mengkaji kelayakan dari sisi keuangan suatu usaha. Aspek ini sangat diperlukan untuk mengetahui apakah usaha budidaya nilam

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI JERUK NIPIS (Citrus Aurantifolia) (Studi Kasus: Desa Marjanji Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai)

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI JERUK NIPIS (Citrus Aurantifolia) (Studi Kasus: Desa Marjanji Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai) ANALISIS FINANSIAL USAHATANI JERUK NIPIS (Citrus Aurantifolia) (Studi Kasus: Desa Marjanji Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai) Roni Johannes Sinaga *), Dr. Ir. Salmiah, MS **), Ir. M. Jufri,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional. Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional. Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang dilakukan di Perusahaan Parakbada, Katulampa, Kota Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR Abel Gandhy 1 dan Dicky Sutanto 2 Surya University Tangerang Email: abel.gandhy@surya.ac.id ABSTRACT The

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan

III. METODE PENELITIAN. mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012. Tempat penelitian dan pengambilan data dilakukan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Blanakan, Kabupaten Subang. 3.2 Alat

Lebih terperinci

Feasibility Analysis of Patin Fish Business (Pangasius Sutchi) In Sipungguk Village Pond Salo Sub District Regency of Kampar Riau Province

Feasibility Analysis of Patin Fish Business (Pangasius Sutchi) In Sipungguk Village Pond Salo Sub District Regency of Kampar Riau Province Feasibility Analysis of Patin Fish Business (Pangasius Sutchi) In Sipungguk Village Pond Salo Sub District Regency of Kampar Riau Province By Muhammad Syafii 1), Darwis 2), Hazmi Arief 2) Faculty of Fisheries

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAWI

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAWI ANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAWI (Studi Kasus: Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan) WANDA ARUAN, ISKANDARINI, MOZART Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara e-mail

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI JERUK SIAM (CITRUS NOBILIS LOUR) PADA LAHAN KERING DI KECAMATAN TAPIN SELATAN KABUPATEN TAPIN, KALIMANTAN SELATAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI JERUK SIAM (CITRUS NOBILIS LOUR) PADA LAHAN KERING DI KECAMATAN TAPIN SELATAN KABUPATEN TAPIN, KALIMANTAN SELATAN Jurnal Ziraa ah Vol. 12 Nomor 1: 12-17, Februari 2005, ISSN 1412-1468 ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI JERUK SIAM (CITRUS NOBILIS LOUR) PADA LAHAN KERING DI KECAMATAN TAPIN SELATAN KABUPATEN TAPIN, KALIMANTAN

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan kambing perah Prima Fit yang terletak di Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI PEPAYA DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Refa ul Khairiyakh. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

ANALISIS USAHATANI PEPAYA DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Refa ul Khairiyakh. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi ANALISIS USAHATANI PEPAYA DI KABUPATEN MUARO JAMBI Refa ul Khairiyakh Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi ABSTRACT This research aimed to determine farm income and feasibility of papaya

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI. merupakan salah satu daerah pertanian produktif di Kabupaten Majalengka.

IV. METODOLOGI. merupakan salah satu daerah pertanian produktif di Kabupaten Majalengka. IV. METODOLOGI 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Sukahaji merupakan salah satu

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PADA INDUSTRI JAGAD SUTERA DI KELURAHAN KAMONJI KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PADA INDUSTRI JAGAD SUTERA DI KELURAHAN KAMONJI KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU J. Agroland 22 (2) : 70-75, Agustus 2015 ISSN : 0854 641X E-ISSN : 2407 7607 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PADA INDUSTRI JAGAD SUTERA DI KELURAHAN KAMONJI KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU Analysis of Financial

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung. 22 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah usaha ternak sapi perah penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sudi Mampir di Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian adalah bulan April sampai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel. Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel. Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang 53 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang diberikan kepada variabel sebagai petunjuk dalam memperoleh

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengambil tempat di kantor administratif Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat yang berlokasi di Kompleks Pasar Baru Lembang

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele phyton, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian... DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP... i ABSTRAK... ii ABSTRACT... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penentuan lokasi penelitian berdasarkan pada potensi hutan rakyat yang terdapat di desa/kelurahan yang bermitra dengan PT. Bina Kayu Lestari Group.

Lebih terperinci

Oleh : 1 Ahmad Jaelani Siddik, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

Oleh : 1 Ahmad Jaelani Siddik, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptana poir.) (Suatu Kasus di Desa Budiasih Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis) Oleh : 1 Ahmad Jaelani Siddik, 2 Soetoro, 3 Cecep

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Petani buah naga adalah semua petani yang menanam dan mengelola buah. naga dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum.

III. METODE PENELITIAN. Petani buah naga adalah semua petani yang menanam dan mengelola buah. naga dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum. 26 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian. Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian memegang peranan

I. PENDAHULUAN. pertanian. Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian memegang peranan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara pertanian (agraris) yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani atau bergerak di bidang pertanian. Tidak dapat dipungkiri

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian III. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Desa Kebonagung Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI SKALA KECIL (Studi Kasus : Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI SKALA KECIL (Studi Kasus : Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara) ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI SKALA KECIL (Studi Kasus : Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara) Ismael Limbong*), Mozart B Darus**), Emalisa**) *) Alumni

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di industri pembuatan tempe UD. Tigo Putro di Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan

Lebih terperinci

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. daging putih (Hylocereus undatus), buah naga daging merah (Hylocereus

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. daging putih (Hylocereus undatus), buah naga daging merah (Hylocereus II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Buah Naga Terdapat empat jenis buah naga yang dikembangkan, yaitu buah naga daging putih (Hylocereus undatus), buah naga daging merah (Hylocereus polyrhijus),

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. (Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir), Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan

IV. METODE PENELITIAN. (Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir), Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di lokasi penanaman JUN Unit Usaha Bagi Hasil- Koperasi Perumahan Wanabakti Nusantara (UBH-KPWN) Kabupaten Bogor

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI ANGGUR PRABU BESTARI (FINANCIAL FEASIBILITY ANALYSIS OF PRABU BESTARI GRAPES FARMING)

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI ANGGUR PRABU BESTARI (FINANCIAL FEASIBILITY ANALYSIS OF PRABU BESTARI GRAPES FARMING) AGRISE Volume X No. 3 Bulan Agustus 2010 ISSN: 1412-1425 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI ANGGUR PRABU BESTARI (FINANCIAL FEASIBILITY ANALYSIS OF PRABU BESTARI GRAPES FARMING) Silvana Maulidah 1,

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PEPAYA (Carica papaya L) HAWAI DENGAN CALIFORNIA DI MUANG DALAM KELURAHAN LEMPAKE KECAMATAN SAMARINDA UTARA

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PEPAYA (Carica papaya L) HAWAI DENGAN CALIFORNIA DI MUANG DALAM KELURAHAN LEMPAKE KECAMATAN SAMARINDA UTARA Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani (Carica papaya L.) Hawai dengan California 7 ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PEPAYA (Carica papaya L) HAWAI DENGAN CALIFORNIA DI MUANG DALAM KELURAHAN

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari 47 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari sampai dengan Februari 2011. 3.2 Bahan dan alat Bahan yang di

Lebih terperinci

Aspek Kelayakan Finansial Pengembangan Komoditas Asparagus (Asparagus officionalis) di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung

Aspek Kelayakan Finansial Pengembangan Komoditas Asparagus (Asparagus officionalis) di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung Aspek Kelayakan Finansial Pengembangan Komoditas Asparagus (Asparagus officionalis) di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung NI WAYAN NITA RAHAYU, I MADE SUDARMA, DAN I DEWA AYU SRI YUDHARI.

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

Analisis Investasi Usahatani Pembibitan Sapi Peranakan Limousine di Kabupaten Sleman

Analisis Investasi Usahatani Pembibitan Sapi Peranakan Limousine di Kabupaten Sleman Sains Peternakan Vol. 6 (2), September 2008: 22-30 ISSN 1693-8828 Analisis Investasi Usahatani Pembibitan Sapi Peranakan Limousine di Kabupaten Sleman Shanti Emawati 1), Rini Widiati 2) dan I Gede Suparta

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Definisi dan Batasan Operasional Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpamaham mengenai pengertian tentang istlah-istilah dalam penelitian ini maka dibuat definisi dan batasan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI JURNAL

NASKAH PUBLIKASI JURNAL NASKAH PUBLIKASI JURNAL ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KONSERVASI APEL (Malus sylvestris Mill) DI DESA TULUNGREJO, KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU FINANCIAL FEASIBILITY ANALYSIS OF CONSERVATION APPLE

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN II.1 Tinjauan Pustaka Tanaman jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan tanaman buah daerah tropis dan dapat juga tumbuh

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis 23 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Usahatani Bachtiar Rifai dalam Hernanto (1989) mendefinisikan usahatani sebagai organisasi dari alam, kerja dan modal yang

Lebih terperinci

AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 03 September 2014, ISSN

AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 03 September 2014, ISSN 251 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA VANILI DI KECAMATAN MORAMO KABUPATEN KONAWE SELATAN Oleh: Sabrin 1) ABSTRACT The purpose of this study was to assess the investment worthiness in terms of financial

Lebih terperinci

KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHATANI SAYURAN Asep Irfan Fathurrahman 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHATANI SAYURAN Asep Irfan Fathurrahman 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHATANI SAYURAN Asep Irfan Fathurrahman 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Irfan_fathurrahman58@yahoo.com Hj. Enok Sumarsih 2) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

Lebih terperinci

KELAYAKAN DAN RISIKO USAHATANI JERUK KEPROK MADURA DI KABUPATEN SUMENEP. ISDIANTONI Dosen Fakultas Pertanian Universitas Wiraraja Sumenep ABSTRAK

KELAYAKAN DAN RISIKO USAHATANI JERUK KEPROK MADURA DI KABUPATEN SUMENEP. ISDIANTONI Dosen Fakultas Pertanian Universitas Wiraraja Sumenep ABSTRAK KELAYAKAN DAN RISIKO USAHATANI JERUK KEPROK MADURA DI KABUPATEN SUMENEP ISDIANTONI Dosen Fakultas Pertanian Universitas Wiraraja Sumenep ABSTRAK Menurut Direktorat Budidaya Tanaman Buah Deptan (2009),

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. II. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. Tempat Pengambilan sampel harga pokok produksi kopi luwak dilakukan di usaha agroindustri

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Defenisi Operasional Konsep dasar dan defenisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk memperoleh data dan melakukan analisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 7.1. Penerimaan Usahatani Kedelai Edamame Analisis terhadap penerimaan usahatani kedelai edamame petani mitra PT Saung Mirwan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Elsari Brownies and Bakery yang terletak di Jl. Pondok Rumput Raya No. 18 Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran 21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Studi kelayakan pengembangan bisnis merupakan suatu analisis mendalam mengenai aspek-aspek bisnis yang akan atau sedang dijalankan, untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

KUESIONER RESPONDEN PEMILIK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN PROSPEK PEMASARAN BUDIDAYA GAHARU PENGENALAN TEMPAT PETUGAS PROGRAM STUDI KEHUTANAN

KUESIONER RESPONDEN PEMILIK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN PROSPEK PEMASARAN BUDIDAYA GAHARU PENGENALAN TEMPAT PETUGAS PROGRAM STUDI KEHUTANAN Lampiran 1 KUESIONER RESPONDEN PEMILIK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN PROSPEK PEMASARAN BUDIDAYA GAHARU Dusun PENGENALAN TEMPAT Desa Kecamatan Kabupaten Provinsi Sumatera Utara No urut sampel PETUGAS

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara 65 LAMPIRAN 66 Lampiran 1. Kuisioner Survei Analisis Nilai Ekonomi Tambak Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian No: Waktu: Hari/Tanggal: A. Identitas Responden / Informan 1. Nama

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

Riska Dewi 1), Yusmini 2), Susy Edwina 2) Agribusiness Department Faculty of Agriculture UR ABSTRACT

Riska Dewi 1), Yusmini 2), Susy Edwina 2) Agribusiness Department Faculty of Agriculture UR ABSTRACT ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL AGROINDUSTRI TAHU (Agroindustri Tahu Bapak Iwan di Desa Pangkalan Pisang Kecamatan Koto Gasib Kabupaten Siak Sri Indrapura) FINANCIAL FEASIBILITY ANALYSIS OF TAHU AGROINDUSTRY

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lahan HKm Desa Margosari Kecamatan Pagelaran

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lahan HKm Desa Margosari Kecamatan Pagelaran III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan HKm Desa Margosari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu pada bulan Agustus 2013. B. Alat dan Objek Penelitian Alat

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali pada tanggal 16 Desember 2015 sampai 29 Januari 2016. B. Desain Penelitian Metode dasar

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya) ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya) Oleh: Ade Epa Apriani 1, Soetoro 2, Muhamad Nurdin Yusuf 3 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Pemilihan lokasi secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Cimanggis, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

ANALISIS KEAYAKAN FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA MANDIRI, MAKLOON, DAN KEMITRAAN

ANALISIS KEAYAKAN FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA MANDIRI, MAKLOON, DAN KEMITRAAN ANALISIS KEAYAKAN FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA MANDIRI, MAKLOON, DAN KEMITRAAN Nurul Fuadah Hisni ) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Nurulhisni@yahoo.com

Lebih terperinci