ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN SENSITIVITAS USAHA PEMBIBITAN TANAMAN JATI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN SENSITIVITAS USAHA PEMBIBITAN TANAMAN JATI"

Transkripsi

1 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN SENSITIVITAS USAHA PEMBIBITAN TANAMAN JATI (Tectona grandis) (Studi Kasus di CV. Lulus Tani Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri) Dian Widhi Astuti, Suwarto, Erlyna Wida Riptanti Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jalan Ir. Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta 5726 Telp./Fax. (027) dee_wee99@yahoo.co.id. Telp Abstract : This research aims to determine the financial feasibility and sensitivity of seedling business of teak in CV. Lulus Tani. The basic method applied is descriptive analitic, with the case study research techniques. Research location chosen purposively in CV. Lulus Tani. The data were collected using primary data and secondary data from 2003 to 202. Method of data analysis used the method of financial analysis (with analysis tools such as Payback Period, NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), Gross B/C Ratio, and Net B/C Ratio) and sensitivity analysis. The results of financial analysis (with discount factor 6,087%) are payback period as long as year, NPV amounting to ,53 is greater than 0, IRR amounting to 4,8% greater than the interest on loans from bank (8%), Gross B/C Ratio amounting to,35 (greater than ), Net B/C Ratio amounting to 5,284 (greater than ). Based on the results of financial analysis, showing that the seedling business of teak in CV. Lulus Tani is feasible. Based on the results of sensitivity analysis, seedling business of teak in CV. Lulus Tani more sensitive to a decrease of revenue amounting to %. Key Words : Financial Analysis, Sensitivity Analysis, Seedling Business of Teak, CV. Lulus Tani Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan finansial dan sensitivitas usaha pembibitan jati di CV. Lulus Tani. Metode dasar penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis, dengan teknik penelitian studi kasus. Lokasi penelitian dipilih secara purposive di CV. Lulus Tani. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder dari tahun 2003 hingga 202. Metode analisis data menggunakan metode analisis finansial (dengan alat analisis yaitu Payback Period, NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), Gross B/C Ratio, dan Net B/C Ratio) dan analisis sensitivitas. Hasil analisis finansial (dengan discount factor 6,087%) antara lain Payback Period sekitar tahun, NPV sebesar ,53 lebih besar dari 0, IRR sebesar 4,8% lebih besar dari bunga pinjaman bank (8%), Gross B/C Ratio sebesar,35 (lebih besar dari ), Net B/C Ratio sebesar 5,284 (lebih besar dari ). Berdasarkan hasil analisis finansial, menunjukkan bahwa usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani layak untuk dilaksanakan. Berdasarkan hasil analisis sensitivitas, usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani lebih peka terhadap penurunan penerimaan sebesar %. Kata Kunci : Analisis Kelayakan Finansial, Analisis Sensitivitas, Usaha Pembibitan Jati, CV. Lulus Tani

2 PENDAHULUAN Sektor pertanian memiliki peran penting bagi perekonomian Indonesia. Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi dan Dirjen PPHP (20) menyatakan sektor pertanian berperan menyerap 42% angkatan kerja, sebagai penyedia pangan dan bahan baku industri serta menjaga kelestarian lingkungan. Basar (2007) menjelaskan sektor agribisnis sendiri memiliki kontribusi terhadap PDB sebesar 46,5% dan menyerap 74,3% angkatan kerja. Investasi subsektor kehutanan memiliki daya tarik karena berperan penting dalam menjaga kelestarian ekosistem lingkungan lintas generasi yang menjadi trend mengatasi global warming. Jati merupakan salah satu jenis tanaman kehutanan. Kelebihan investasi jati dari segi ekonomi dalam Ulya et al. (2007) bahwa jati mempunyai nilai ekonomi tinggi karena kekuatan, keawetan dan teksturnya yang indah. Segi ekologi dalam Pramono et al. (200), tanaman jati memiliki fungsi lingkungan tata air dan iklim lokal. Dari segi sosial dalam Wikipedia (202), hutan jati di pulau Jawa menjadi pusat penelitian/pendidikan, pemantauan alam, tempat rekreasi dan pariwisata. Wilayah Kabupaten Wonogiri sebagian besar berupa pegunungan berbatu gamping. Wilayah tertinggi mencapai ± 600 m dpl dengan suhu 24 0 C 32 0 C. Penggunaan tanah di Kabupaten Wonogiri tahun 200 lebih dari 80% bukan sawah (BPS, 20). Kondisi alam Kabupaten Wonogiri tersebut mendukung pertumbuhan jati sehingga banyak peluang penggunaan lahan untuk ditanami jati. Potensi tersebut menjadi faktor pendorong munculnya usaha pembibitan jati, yaitu CV. Lulus Tani sebagai salah satu perusahaan pengada dan distributor bibit jati di Kabupaten Wonogiri. Studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan menerima atau menolak pelaksanaan suatu usaha. Pengertian layak dalam penilaian ini adalah manfaat (benefit) yang diperoleh dari pelaksanaan usaha (Ibrahim, 2003). Analisis kelayakan finansial usaha pembibitan jati di CV. Lulus Tani ini bertujuan untuk menilai sejauh mana manfaat secara finansial yang diterima melalui usaha tersebut dari awal pelaksanaan proyek hingga sekarang, sebagai dasar layak atau tidak usaha dilaksanakan. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi di masa mendatang. Kenaikan harga jual atau merosotnya pemasaran yang mempengaruhi penerimaan, kenaikan inflasi yang akan mempengaruhi discount rate, meningkatnya bahan-bahan atau barang-barang tertentu secara relatif yang mempengaruhi biaya, semuanya hendak diperhitungkan lebih dahulu (Soetrisno, 983). Analisis sensitivitas dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pada perusahaan apabila terjadi perubahan-perubahan tersebut di masa mendatang, sehingga dapat dijadikan pedoman untuk menghadapi ketidakpastian dan pengembangan usaha di masa mendatang. METODE PENELITIAN Metode dasar penelitian adalah deskriptif analitis. Pemilihan lokasi secara purposive yaitu di CV. Lulus Tani, sebuah perusahaan pengada dan distributor bibit jati di Kabupaten Wonogiri. Penelitian dilakukan secara

3 studi kasus. Jenis data yang dipergunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari CV. Lulus Tani dari tahun , Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri, Bank Indonesia; dan data primer merupakan informasi dari direktur CV. Lulus Tani. Metode Analisis Data Metode analisis data yang dipergunakan adalah analisis kelayakan finansial dan sensitivitas usaha. Sebelum melakukan analisis kelayakan finansial, dicari tingkat suku bunga riil sebagai social discount rate dengan rumus berikut : r = i f + f... () i = tingkat suku bunga menurut harga yang berlaku, f = laju inflasi, r = tingkat suku bunga riil (social discount rate). Tingkat suku bunga riil tersebut dipergunakan sebagai discount factor. Analisis kelayakan finansial dilakukan dengan alat analisis diantaranya payback period atau jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk investasi. Apabila benefit bersih berubah-ubah tiap tahunnya, maka biaya investasi berturut-turut dikurangi mulai benefit bersih di tahun pertama dan seterusnya hingga biaya investasi sama dengan nol. NPV (Net Present Value) merupakan selisih antara present value benefit dan present value biaya. Rumusnya sebagai berikut : B NPV = n t C t t = ( + i) t... (2) B t = benefit kotor proyek pada tahun t, C t = biaya kotor proyek pada tahun t (modal/investasi semula maupun pengeluaran rutin), n = umur ekonomis dari pada proyek, i = tingkat suku bunga riil (social discount rate), t = waktu (Kadariah et al., 978). Kriterianya yaitu NPV > 0 maka investasi layak dilaksanakan, NPV = 0, maka proyek hanya dapat mengembalikan persis sebesar pengeluaran investasi tetapi masih layak dilaksanakan, NPV < 0 maka proyek tidak layak dilaksanakan. IRR (Internal Rate of Return) adalah discount rate yang dapat membuat besarnya NPV sama dengan nol. Mula-mula dipakai discount rate yang diperkirakan mendekati IRR. Bila NPV positif, maka harus dicoba discount rate yang lebih tinggi, dan seterusnya, sampai diperoleh NPV negatif. Bila sudah tercapai, maka diadakan interpolasi antara discount rate yang terendah dan yang tertinggi (Kadariah, 988). Menurut Ibrahim (2003), formula IRR sebagai berikut : NPV IRR = i + (i 2 i )...(3) NPV NPV 2 i = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV, i 2 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV 2. Kriterianya yaitu jika IRR > suku bunga pinjaman bank maka usulan investasi diterima, bila IRR = suku bunga pinjaman bank maka usulan investasi bisa diterima; dan dengan IRR < suku bunga pinjaman bank maka usulan investasi ditolak. Gross B/C Ratio, Kadariah (988) menjelaskan dalam gross B/C ratio, sebagai gross costs adalah total dari biaya investasi dan biaya operasional, sedangkan sebagai gross benefit adalah nilai total produksi. Rumusnya : Gross B/C = PV gross benefits PV gross costs... (4)

4 Kriterianya adalah jika Gross B/C > maka proyek dapat dilaksanakan, jika Gross B/C < maka proyek tidak dapat dilaksanakan, dan jika Gross B/C = maka tercapai break event point dan usaha layak dilaksanakan. Net B/C Ratio, Kadariah et al. (978) menyatakan net B/C merupakan perbandingan antara present value dari total benefit bersih bernilai positif dengan present value dari total biaya bersih bernilai negatif. Rumusnya sebagai berikut : Net B/C = n t = (PV) Bt Ct ( + i) t - n (PV) B t Ct t = ( + i) t... (5) Kriterianya yaitu jika Net B/C > maka proyek dapat dilaksanakan, bila Net B/C < maka proyek tidak layak dilaksanakan, dan bila Net B/C = maka tercapai break event point, dan usaha layak dilaksanakan. Menurut Kadariah (988), analisis kepekaan (sensitivity analysis) membantu menemukan unsur yang sangat menentukan hasil proyek. Skenario untuk mengetahui seberapa besar pendapatan dan biaya pembibitan jati CV. Lulus Tani harus berubah sampai ke hasil perhitungan yang membuat usaha tidak layak dilaksanakan adalah dengan Skenario : Apabila terjadi penurunan penerimaan, sedangkan biaya dan komponen lainnya tetap/konstan; dan Skenario 2 : Apabila terjadi peningkatan biaya sedangkan penerimaan dan komponen lainnya tetap/konstan. HASIL DAN PEMBAHASAN Biaya Investasi Biaya investasi dipergunakan untuk menyediakan sarana dan prasarana kegiatan produksi pembibitan jati CV. Lulus Tani yang terdiri dari tanah, bangunan, alat transportasi, peralatan dan instalasi penunjang. Berdasarkan data pada Tabel. Biaya Investasi Pembibitan Jati CV. Lulus Tani diketahui jumlah biaya investasi terbesar untuk pembelian peralatan pembibitan. Biaya investasi dalam jumlah besar selanjutnya dialokasikan untuk penyediaan alat-alat transportasi. Selain dibutuhkan dalam jumlah banyak, tingginya harga masing-masing unit menyebabkan alokasi biaya investasi yang besar pada kedua komponen tersebut. Total Biaya Operasional Total biaya operasional merupakan jumlah seluruh biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap pembibitan jati CV. Lulus Tani terdiri dari biaya tenaga kerja tetap, telepon, bahan bakar mesin (BBM), pemeliharaan dan perbaikan, pajak tanah serta angsuran pokok pinjaman dari bank. Biaya variabelnya terdiri dari tagihan listrik, total biaya pembibitan jati dan bunga pinjaman bank 8%. Berdasarkan data pada Tabel 2. Total Biaya Operasional CV. Lulus Tani dapat diketahui bahwa jumlah biaya tetap terbesar adalah biaya tenaga kerja tetap, sedangkan jumlah biaya tetap terkecil adalah biaya pajak tanah seluas 2 hektar. Mulai pembibitan ke-6 (tahun 2009), total biaya operasional berkurang karena angsuran pokok dan bunga pinjaman 8% telah lunas dalam jangka waktu 5 tahun sejak awal investasi. Total biaya operasional pada pembibitan ke- (tahun 2004) dan pembibitan ke-3 (tahun 2006) lebih besar dibandingkan dengan tahuntahun lain, disebabkan oleh biaya pembibitan yang mengalami peningkatan untuk memenuhi

5 Tabel. Biaya Investasi Pembibitan Jati CV. Lulus Tani No Uraian Satuan Jumlah Harga/satua Total. Tanah Ha Bangunan Kantor Ruang Penyimpanan 3. Alat Transportasi Truk Zebra (pick up) Gerobak Kayu 4. Peralatan Pembibitan Pompa air Diesel air Selang Ember Gembor Sprayer Sungkup Plastik Paranet Cangkul Sekop Bambu Peralatan Kantor Meja Kantor Komputer Mesin Ketik 5. Instalasi Penunjang Instalasi Listrik Instalasi Telepon Rol Rol Rol Batang Total Sumber : Data Primer (2003) Tabel 2. Total Biaya Operasional CV. Lulus Tani Pembibitan ke- Tenaga Kerja Telepon Biaya Tetap (Rp/tahun) BBM Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Pajak Tanah Angsuran Pokok Pinjaman Listrik Biaya Variabel (Rp/tahun) Biaya Pembibitan Bunga Pinjaman 8% Total Biaya Operasional Total permintaan bibit jati program GNRHL (Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan). Peningkatan biaya operasional juga terjadi pada pembibitan ke-4 (tahun 2007), ke-6 (tahun 2009) dan ke-7 (tahun 200) karena terdapat sisa bibit jati dari tahun sebelumnya, sehingga diperlukan biaya tambahan untuk peremajaan (stump) bibit.

6 Tabel 3. Hasil Penerimaan Usaha Pembibitan Jati CV. Lulus Tani Tahun Jumlah produksi (bibit) Jumlah terjual (bibit) Sisa Bibit (stump) Harga/bibit Harga Bibit Stump Penerimaan/ Tahun , , , , , , , , , , , , , , , , , , Total Sumber : Data Primer Total Penerimaan Berdasarkan data pada Tabel 3. Hasil Penerimaan Usaha Pembibitan Jati CV. Lulus Tani per tahun diketahui hasil produksi bibit jati paling banyak pada tahun 2004 dan 2006 karena perusahaan menjadi penyedia bibit jati untuk GNRHL. Jumlah penerimaan yang besar juga diterima perusahaan pada tahun 2007, karena seluruh produksi bibit di tahun tersebut ditambah dengan bibit stump semua terjual. Jumlah penerimaan terendah terjadi pada tahun 2008 karena adanya penurunan jumlah bibit yang terjual dan tidak ada tambahan bibit stump. Penjualan bibit jati tiap tahunnya mengalami fluktuasi, seperti pada tahun 2006, 2008 dan 2009 terjadi penurunan bibit yang terjual. Pada tahun berikutnya (pada tahun 2007, 2009, dan 200) terdapat tambahan bibit yang dijual (teknik stump). Harga bibit stump lebih tinggi dibandingkan harga bibit tunggal biasa karena kualitas bibit yang lebih mudah beradaptasi di lokasi penanaman. Namun, harga tersebut sesuai dengan tambahan biaya untuk proses stump dan perawatan yang lebih lama. Tidak terjadi peningkatan atau penurunan harga bibit (baik bibit biasa maupun stump) yang terlalu tajam karena perusahaan masih mempromosikan kepada masyarakat tentang bibit jati produksinya hingga sekarang. Laporan Rugi Laba Perhitungan rugi laba usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani disajikan pada Tabel 4. Perhitungan Rugi Laba Usaha Pembibitan Jati CV. Lulus Tani. Pada tahun 2008 dan 2009, perusahaan mengalami kerugian karena jumlah penerimaan lebih kecil dibandingkan dengan biaya pengeluaran yang disebabkan oleh penurunan jumlah bibit yang terjual. Hal tersebut tidak membuat perusahaan merugi secara keseluruhan karena bibit yang belum terjual dapat dijual kembali tahun berikutnya. Jumlah laba tertinggi pada tahun 2004 dan laba terendah pada tahun Pada tahun 2007 total laba meningkat dan menjadi jumlah terbesar kedua setelah tahun 2004 karena pada tahun ini terdapat tambahan bibit yang dijual dari sisa bibit yang belum terjual di tahun sebelumnya (tahun 2006). Hal ini juga terjadi pada tahun 200.

7 Tabel 4. Perhitungan Rugi Laba Usaha Pembibitan Jati CV. Lulus Tani Tahun Penerimaan (Rp/tahun) Total Biaya Operasional (Rp/tahun) Laba (Rp/tahun) ( ) ( ) Jumlah Analisis Kelayakan Finansial Sebelum melakukan analisis, perlu ditetapkan social discount rate dengan perhitungan untuk memperoleh tingkat suku bunga riil. Berdasarkan perhitungan pada tabel 5 diperoleh tingkat suku bunga riil sebesar 6,087% sebagai social discount rate. Selanjutnya, suku bunga riil tersebut dapat digunakan sebagai discount factor. Payback Period Perhitungan payback period usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani disajikan pada tabel 6. Diketahui bahwa waktu yang diperlukan perusahaan untuk dapat mengembalikan seluruh biaya-biaya investasi yang dikeluarkan pada awal usaha adalah pada tahun pertama (sekitar tahun 2004). Jumlah net benefit yang diperoleh pada tahun produksi pertama (tahun 2004) sudah dapat menutup (mengembalikan) biaya investasi yang dikeluarkan dan memberikan keuntungan yang ditunjukkan dengan nilai positif pada arus net benefit. Payback period usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani adalah tahun. Berdasarkan kriteria penilaian mengenai payback period, investasi CV. Lulus Tani dapat diterima karena jumlah biaya investasi pembibitan jati dapat dikembalikan dengan jangka waktu pengembalian investasi selama tahun saja, hanya dengan satu kali produksi. Net Present Value (NPV) Berdasarkan data pada Tabel 7. Net Present Value Pembibitan Jati CV. Lulus Tani menunjukkan bahwa usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani memberikan keuntungan karena pada discount factor 6,087% per tahun, NPV dari tahun 2004 hingga tahun 202 lebih besar dari nol, kecuali tahun ke-0, tahun 2008 dan Hasil perhitungan untuk mencari nilai NPV menggunakan rumus (2) diperoleh nilai NPV usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani sebesar ,53. Nilai tersebut merupakan penerimaan kas bersih yang diterima selama 9 tahun periode analisis. Diperoleh nilai positif lebih besar dari nol yang menunjukkan bahwa nilai arus kas masuk lebih besar daripada nilai kas keluar, sehingga pembibitan jati CV. Lulus Tani layak untuk dilaksanakan. Perhitungan IRR usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani disajikan pada

8 Tabel 5. Perhitungan Tingkat Suku Bunga Riil Tahun Inflasi (%) Suku Bunga Investasi (%) Suku Bunga Riil (%) f i r = (i - f)/( + f) ,79 5,68 8, ,06 4,05 7, ,40 5,66 4, ,33 5,0, ,40 3,0 6, ,3 4,40 3, ,90 3,65 8, ,3 2,63 7, ,38 2,2 6, ,28,47 6,895 Rata-rata 6,087 Tabel 6. Payback Period Pembibitan Jati CV. Lulus Tani Tahun ke- Present Value Present Value Arus Net Benefit Biaya Investasi Net Benefit 0 ( ) 0 ( ) ( ) ( ) Tabel 7. Net Present Value Pembibitan Jati CV. Lulus Tani Tahun Penerimaan Biaya Pengeluaran DF 6,087% Present Value (PV) Penerimaan Biaya Pengeluaran NPV = PV Penerimaan PV Biaya , ,23 ( ,23) , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,90 ( ,6) , , ,4 ( ,5) , , , , , , , , , , , ,94 Total , , ,53 tabel 8 dan menggunakan rumus (3). Berdasarkan hasil perhitungan IRR tersebut dapat diketahui nilai IRR sebesar 4,8%. Artinya, tingkat pengembalian internal yang dihasilkan dari investasi usaha pembibitan jati lebih besar nilainya dibandingkan dengan bunga pinjaman bank sebesar 8% sehingga investasi pembibitan jati di

9 Tabel 8. Internal Rate of Return (IRR) Pembibitan Jati CV. Lulus Tani Tahun Net Benefit DF DF NPV 2 4% 42% NPV 2 Tahun ke-0 ( ) 0, ( ) 0,43223 (236, ) , , , , , , , , ( ) 0, ( ) 0, ( ) 2009 ( ) 0,00278 (72.892) 0, (70.809) , , , , , , Total ( ) CV. Lulus Tani dinilai layak dan menguntungkan untuk dilaksanakan. Gross Benefit Cost Ratio Gross B/C Ratio merupakan perbandingan antara jumlah present value manfaat dengan jumlah present value biaya. Kriteria kelayakan investasi dengan menggunakan gross B/C ratio adalah jika nilai gross B/C ratio lebih besar dari maka sebuah proyek dikatakan layak diusahakan. Perhitungan gross B/C ratio usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani ditampilkan pada tabel 9 dan rumus (4). Berdasarkan hasil perhitungan Gross B/C Ratio menunjukkan bahwa usaha pembibitan jati di CV. Lulus Tani pada discount factor 6,087% dapat menghasilkan nilai gross B/C ratio sebesar,35. Artinya, setiap Rp,00 yang dikeluarkan pada usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani akan mendatangkan penerimaan sebesar Rp,35. Nilai tersebut menunjukkan penerimaan yang diperoleh lebih besar daripada pengeluaran/biaya. Gross B/C ratio sebesar,35 nilainya lebih besar dari sehingga berdasarkan kriteria penilaian kelayakan, usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani layak untuk dilaksanakan. Net Benefit Cost Ratio Net B/C Ratio menunjukkan kemampuan usaha menghasilkan laba per satuan nilai investasi. Nilai net B/C ratio diperoleh dari perbandingan antara jumlah present value (B C) yang positif dengan jumlah present value (B C) yang negatif. Kriteria kelayakan investasi Net B/C Ratio >, maka suatu usaha layak dilaksanakan. Perhitungan net B/C ratio untuk usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani ditampilkan pada tabel 0 dan rumus (5). Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan nilai net B/C ratio sebesar 5,284. Nilai tersebut memiliki arti bahwa perbandingan penerimaan dari usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani lebih besar daripada jumlah biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain, dari usaha pembibitan jati akan diperoleh tambahan penerimaan Rp 5,284 dari setiap pengeluaran Rp,00. Nilai net B/C ratio tersebut lebih besar dari maka usaha pembibitan jati di CV. Lulus Tani layak dilaksanakan.

10 Tabel 9. Gross B/C Ratio Pembibitan Jati CV. Lulus Tani Tahun Penerimaan Biaya Pengeluaran DF 6,087 % Present Value (PV) Penerimaan Biaya Pengeluaran Tahun ke , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,36 Total , ,83 Tabel 0. Net B/C Ratio Pembibitan Jati CV. Lulus Tani Tahun Ke- Benefit (B) Cost (C) B C DF 6,087% PV (B C) ( ) 0,943 ( ,23) , , , , , , , , ( ) 0,70 ( ,6) ( ) 0,66 ( ,5) , , , , , ,94 Analisis Sensitivitas Pada skenario I, dengan penurunan penerimaan sebesar %, usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani masih layak dilaksanakan. Berdasarkan hasil perhitungan sejumlah kriteria kelayakan investasi (discount rate 6,087%) yaitu Gross B/C Ratio sebesar,00 (> ); Net B/C Ratio sebesar,82 (> ); NPV sebesar Rp ,00 (> 0); dan nilai IRR 20,487 % (> bunga pinjaman bank, 8%). Pada saat penerimaan turun 2%, usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani sudah tidak layak dilaksanakan. Hal ini berdasarkan hasil perhitungan sejumlah kriteria kelayakan investasi (discount rate 6,087%) antara lain NPV negatif (Rp ,00) berarti < ; Gross B/C Ratio sebesar 0,9988 (< ); Net B/C Ratio sebesar 0,98 (< ); dan nilai IRR 4,25% (< bunga pinjaman bank; 8%). Hasil perhitungan dari keempat komponen kriteria kelayakan tersebut menunjukkan ketidaklayakan. Pada skenario II, dengan kenaikan biaya sebesar 2%, usaha pembibitan jati di CV. Lulus Tani masih layak dilaksanakan. Hal ini berdasarkan hasil perhitungan sejumlah kriteria kelayakan investasi (pada discount rate 6,087%) antara

11 lain Gross B/C Ratio sebesar,034 (> ), Net B/C Ratio sebesar,245 (> ), NPV sebesar Rp ,00 (> 0), dan nilai IRR 24,57% (> bunga pinjaman bank sebesar 8%). Ketika kenaikan biaya mencapai 4%, maka usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani ini sudah tidak layak dilaksanakan dan sebaiknya tidak dilanjutkan karena perusahaan akan mengalami kerugian. Hal ini berdasarkan hasil perhitungan sejumlah kriteria kelayakan investasi (discount rate 6,087%) yaitu nilai Gross B/C Ratio sebesar 0,9957 (< ), nilai Net B/C Ratio sebesar 0,930 (< ), nilai NPV (Rp ,00) kurang dari nol, dan nilai IRR,7% (< bunga pinjaman bank 8%). Berdasarkan hasil keempat kriteria penilaian kelayakan menunjukkan bahwa usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani tidak layak dilaksanakan. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa pembibitan jati CV. Lulus Tani lebih sensitif/peka pada penurunan penerimaan. Usaha pembibitan jati sensitif pada penurunan penerimaan sebesar %, artinya jika terjadi penurunan penerimaan lebih besar dari % maka usaha tidak layak untuk dilaksanakan. Usaha pembibitan jati di CV. Lulus Tani juga sensitif pada kenaikan biaya sebesar 2%. Jika kenaikan biaya lebih besar dari 2% tiap tahunnya, maka usaha pembibitan jati di CV. Lulus Tani menjadi tidak layak untuk dilaksanakan. Apabila terjadi penurunan pendapatan lebih dari % atau peningkatan biaya lebih dari 2% maka sebaiknya usaha pembibitan jati dihentikan karena tidak layak dilaksanakan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis finansial dan analisis sensitivitas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu berdasarkan hasil analisis finansial menunjukkan bahwa usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani layak untuk dilaksanakan, berdasarkan hasil analisis sensitivitas usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani menunjukkan bahwa usaha tersebut lebih sensitif terhadap terjadinya penurunan penerimaan dibandingkan terhadap kenaikan biaya. Apabila terjadi penurunan penerimaan lebih besar dari % atau terjadi peningkatan biaya lebih besar dari 2% maka usaha tidak layak dilaksanakan, tingkat suku bunga pinjaman bank melebihi IRR. Secara ekonomi, bila dana investasi berasal dari pinjaman bank, maka investasi hanya layak untuk dilaksanakan dengan dana pinjaman bank bila IRR lebih besar dari bunga pinjaman bank. Saran Saran yang dapat diberikan antara lain CV. Lulus Tani sebaiknya meningkatkan hubungan kerjasama yang baik dengan instansi pemerintah setempat, meningkatkan kualitas dan produktivitas pembibitan jati, semakin inovatif, dan berkembang dengan teknik pembibitan lainnya; sebaiknya CV. Lulus Tani memperluas kerjasama yang baik dengan instansi pemerintah maupun swasta serta masyarakat umum yang membutuhkan produk bibit jati. Hal tersebut sebagai upaya memperluas pangsa pasar, sehingga dapat diperoleh keuntungan maksimal dan kelayakan usaha dapat dipertahankan bahkan nilai kriteria kelayakan

12 semakin meningkat; sebaiknya CV. Lulus Tani dalam usaha pembibitan jatinya menghindari penurunan pendapatan lebih dari % maupun peningkatan biaya lebih dari 2%. Upayanya misal dengan menjaga dan atau meningkatkan kualitas bibit jati yang diproduksi, meningkatkan kepuasan pelanggan, dapat bersaing secara sehat dengan mengembangkan teknik pembibitan dan memperhitungkan dengan baik cara menentukan harga jual bibit jati. Peningkatan biaya yang dibutuhkan dalam usaha pembibitan jati juga harus diimbangi dengan peningkatan pendapatan, namun harus rasional. Diharapkan tingkat pengembalian internal usaha pembibitan jati CV. Lulus Tani dapat lebih besar dibandingkan dengan bunga pinjaman bank sehingga investasi dapat dilakukan. DAFTAR PUSTAKA Basar A Prospek Agribisnis Indonesia dan Peluang Perbankan. Ringkasan Ceramah Ekonomi Prof. Dr. Bungaran Saragih, Mec dan Dr. Tungkot Sipayung di Bank BNI 22 Pebruari Economic Review No. 207 Maret BPS 20. Wonogiri dalam Angka 20. BPS Kabupaten Wonogiri. Wonogiri. Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi dan Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (Ditjen PPHP) 20. Pedoman Teknis Fasilitasi Promosi Investasi Pertanian. Kementerian Pertanian. Jakarta. Gray C, Simanjuntak P, Sabur LK, Maspaitella PFL, Varley RCG 992. Pengantar Evaluasi Proyek. Edisi Kedua. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Ibrahim Y Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Revisi. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Kadariah 988. Evaluasi Proyek (Analisa Ekonomis). Edisi Dua. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Kadariah, Karlina L, Gray C 978. Pengantar Evaluasi Proyek. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Pramono AA, Fauzi MA, Widyani N, Heriansyah I, Roshetko JM 200. Pengelolaan Hutan Jati Rakyat : Panduan Lapangan untuk Petani. CIFOR. Bogor. Soetrisno 983. Dasar-Dasar Evaluasi Proyek (Perhitungan, Teori dan Studi Kasus). Jilid Satu. Fakultas Ekonomi UGM. Yogyakarta. Ulya NA, Martin E, Premono BT, Nopriansyah A Kajian Pemasaran Kayu Jati Rakyat di Kabupaten Lampung Timur. Info Sosial Ekonomi Vol. VII (4) : Wikipedia 202. Jati. Jati. Diakses pada tanggal 3 Januari 203 pkl WIB.

13

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN SENSITIVITAS AGROINDUSTRI PENGOLAHAN IKAN LELE (STUDI KASUS DI KUB KARMINA, KECAMATAN SAWIT, KABUPATEN BOYOLALI )

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN SENSITIVITAS AGROINDUSTRI PENGOLAHAN IKAN LELE (STUDI KASUS DI KUB KARMINA, KECAMATAN SAWIT, KABUPATEN BOYOLALI ) ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN SENSITIVITAS AGROINDUSTRI PENGOLAHAN IKAN LELE (STUDI KASUS DI KUB KARMINA, KECAMATAN SAWIT, KABUPATEN BOYOLALI ) SKRIPSI Oleh Amalia Nita Kusumastuti H 0812013 FAKULTAS

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ STUDI KELAYAKAN BISNIS Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ http://adamjulian.web.unej.ac.id/ PENDAHULUAN Arti Studi Kelayakan Bisnis??? Peranan Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan Bisnis memerlukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan menggunakan jenis data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber data secara langsung.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Kecil Menengah (UKM) pengolahan pupuk kompos padat di Jatikuwung Innovation Center, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpamaham mengenai pengertian tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional sebagai

Lebih terperinci

A. Kerangka Pemikiran

A. Kerangka Pemikiran III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Penelitian ini mengkaji studi kelayakan pendirian industri pengolahan keripik nangka di kabupaten Semarang. Studi kelayakan dilakukan untuk meminimumkan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Defenisi Operasional Konsep dasar dan defenisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk memperoleh data dan melakukan analisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PRODUK KOPI HERBAL INSTAN TERPRODUKSI OLEH UD. SARI ALAM

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PRODUK KOPI HERBAL INSTAN TERPRODUKSI OLEH UD. SARI ALAM ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PRODUK KOPI HERBAL INSTAN TERPRODUKSI OLEH UD. SARI ALAM Financial Feasibility Study of Herbal Instan Coffee Produced by UD. Sari Alam Hilda Rosmalia Saida 1), Nurhayati Nurhayati

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti, serta penting untuk memperoleh

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari adanya peluang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yang merupakan suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, DKI

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Definisi dan Batasan Operasional Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpamaham mengenai pengertian tentang istlah-istilah dalam penelitian ini maka dibuat definisi dan batasan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data 19 3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian di lapangan dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, Sukabumi Jawa Barat. Pengambilan data di lapangan dilakukan selama 1 bulan,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FINANSIAL

VII. ANALISIS FINANSIAL VII. ANALISIS FINANSIAL Usaha peternakan Agus Suhendar adalah usaha dalam bidang agribisnis ayam broiler yang menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Skala usaha peternakan Agus Suhendar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. II. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. Tempat Pengambilan sampel harga pokok produksi kopi luwak dilakukan di usaha agroindustri

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi)

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di industri pembuatan tempe UD. Tigo Putro di Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis Penelitian tentang analisis kelayakan yang akan dilakukan bertujuan melihat dapat tidaknya suatu usaha (biasanya merupakan proyek atau usaha investasi)

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penurunan produktivitas hutan alam telah mengakibatkan berkurangnya suplai hasil hutan kayu yang dapat dimanfaatkan dalam bidang industri kehutanan. Hal ini mendorong

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis, yaitu metode yang memusatkan perhatian pada pemecahan masalah masalah yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian dilakukan di perkebunan jambu biji UD. Bumiaji Sejahtera milik Bapak Imam Ghozali. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Manfaat dan Biaya Dalam menganalisa suatu usaha, tujuan analisa harus disertai dengan definisi-definisi mengenai biaya-biaya dan manfaat-manfaat.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran 21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Studi kelayakan pengembangan bisnis merupakan suatu analisis mendalam mengenai aspek-aspek bisnis yang akan atau sedang dijalankan, untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi 23 III METODOLOGI Penelitian ini dilakukan dalam empat tahapan penelitian yaitu tahap pengumpulan data dan informasi, tahap pengkajian pengembangan produk, tahap pengkajian teknologi, tahap uji coba dan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. dengan membangun suatu tempat pengelolaan sampah, tetapi yang dapat

KERANGKA PEMIKIRAN. dengan membangun suatu tempat pengelolaan sampah, tetapi yang dapat III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula (Tandjung, 1982 dalam Suprihatin et al,1999). Dibutuhkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 46 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit III. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat kuantitatif, yang banyak membahas masalah biayabiaya yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit yang diterima, serta kelayakan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengambil tempat di kantor administratif Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat yang berlokasi di Kompleks Pasar Baru Lembang

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 3.4 Pengumpulan Data

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 3.4 Pengumpulan Data 13 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan data lapang penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2011. Tempat penelitian berada di dua lokasi yaitu untuk kapal fiberglass di galangan

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung. 22 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah usaha ternak sapi perah penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

Lebih terperinci

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL Analisis kelayakan finansial adalah alat yang digunakan untuk mengkaji kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman modal. Tujuan dilakukan analisis kelayakan

Lebih terperinci

Kata kunci: gedung perkantoran, analisa teknis dan finansial, Kabupaten Kapuas

Kata kunci: gedung perkantoran, analisa teknis dan finansial, Kabupaten Kapuas SWASTANISASI PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN MENGGUNAKAN ANALISA TEKNIS DAN FINANSIAL (Studi Kasus Proyek Pembangunan Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kapuas) Astati Novianti, Retno Indryani,

Lebih terperinci

Feasibility Analysis of Patin Fish Business (Pangasius Sutchi) In Sipungguk Village Pond Salo Sub District Regency of Kampar Riau Province

Feasibility Analysis of Patin Fish Business (Pangasius Sutchi) In Sipungguk Village Pond Salo Sub District Regency of Kampar Riau Province Feasibility Analysis of Patin Fish Business (Pangasius Sutchi) In Sipungguk Village Pond Salo Sub District Regency of Kampar Riau Province By Muhammad Syafii 1), Darwis 2), Hazmi Arief 2) Faculty of Fisheries

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kampung Budaya Sindangbarang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create

Lebih terperinci

BAB VIII ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN NON SPO

BAB VIII ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN NON SPO BAB VIII ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN NON SPO Ukuran Kelayakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah net present value (NPV) dan net benevit cost ratio (net

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari 47 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari sampai dengan Februari 2011. 3.2 Bahan dan alat Bahan yang di

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. (Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir), Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan

IV. METODE PENELITIAN. (Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir), Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di lokasi penanaman JUN Unit Usaha Bagi Hasil- Koperasi Perumahan Wanabakti Nusantara (UBH-KPWN) Kabupaten Bogor

Lebih terperinci

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA BUDIDAYA PULLET (Studi Kasus pada UD Prapta di Desa Pasedahan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem) Arta, I M. G., I W. Sukanata dan R.R Indrawati Program Studi Peternakan,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI MATERI KULIAH 4 PERTEMUAN 6 FTIP - UNPAD METODE MEMBANDINGKAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI Ekivalensi Nilai dari Suatu Alternatif Investasi Untuk menganalisis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional. Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional. Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan pembesaran ikan lele sangkuriang kolam terpal. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam aspek finansial

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PADA INDUSTRI JAGAD SUTERA DI KELURAHAN KAMONJI KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PADA INDUSTRI JAGAD SUTERA DI KELURAHAN KAMONJI KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU J. Agroland 22 (2) : 70-75, Agustus 2015 ISSN : 0854 641X E-ISSN : 2407 7607 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PADA INDUSTRI JAGAD SUTERA DI KELURAHAN KAMONJI KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU Analysis of Financial

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

II ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

II ASPEK PASAR DAN PEMASARAN I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring perkembangan jaman dimana masyarakat mulai sadar akan pentingnya kebutuhan pangan yang harus terpenuhi. Salah satu faktor yang paling di lirik oleh masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN BUDIDAYA APEL (MALUS SYLVESTRIS MILL) DI DESA BULUKERTO,KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU

ANALISIS KELAYAKAN BUDIDAYA APEL (MALUS SYLVESTRIS MILL) DI DESA BULUKERTO,KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU ANALISIS KELAYAKAN BUDIDAYA APEL (MALUS SYLVESTRIS MILL) DI DESA BULUKERTO,KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU Desy Cahyaning Utami* *Dosen Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan Imail: d2.decy@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 10 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Wangunjaya Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan selama satu

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele phyton, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah : III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Kelayakan Investasi Pengertian Proyek pertanian menurut Gittinger (1986) adalah kegiatan usaha yang rumit karena penggunaan sumberdaya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di penggilingan padi Sinar Ginanjar milik Bapak Candran di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Ketersediaan bahan baku ikan hasil tangkap sampingan yang melimpah merupakan potensi yang besar untuk dijadikan surimi. Akan tetapi, belum banyak industri di Indonesia

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Internet

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Internet II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Internet Secara harfiah, internet (kependekan dari interconnectednetworking) ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Internet juga berarti

Lebih terperinci

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL 7.1. Proyeksi Arus Kas (Cashflow) Proyeksi arus kas merupakan laporan aliran kas yang memperlihatkan gambaran penerimaan (inflow) dan pengeluaran kas (outflow). Dalam penelitian

Lebih terperinci

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada METODE PERBANDINGAN EKONOMI METODE BIAYA TAHUNAN EKIVALEN Untuk tujuan perbandingan, digunakan perubahan nilai menjadi biaya tahunan seragam ekivalen. Perhitungan secara pendekatan : Perlu diperhitungkan

Lebih terperinci

STUDI HARGA AIR BAKU PADA BENDUNGAN BENDO KABUPATEN PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR

STUDI HARGA AIR BAKU PADA BENDUNGAN BENDO KABUPATEN PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR STUDI HARGA AIR BAKU PADA BENDUNGAN BENDO KABUPATEN PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR Intan Fardania Putri 1, Rispiningtati 2, Ussy Andawayanti 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Petani buah naga adalah semua petani yang menanam dan mengelola buah. naga dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum.

III. METODE PENELITIAN. Petani buah naga adalah semua petani yang menanam dan mengelola buah. naga dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum. 26 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biayabiaya dengan harapan akan memperoleh hasil dan secara logika merupakan wadah untuk melakukan

Lebih terperinci

ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL

ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL Teras, R. Sutjipto Tantyonimpuno Laboratorium Manajemen Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS Telp 031-5939925, fax

Lebih terperinci

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil Manajemen Investasi Pendahuluan Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL UNIT PENANGKAPAN JARING INSANG HANYUT DI DESA SUNGAI LUMPUR KABUPATEN OKI PROVINSI SUMATERA SELATAN

ANALISIS FINANSIAL UNIT PENANGKAPAN JARING INSANG HANYUT DI DESA SUNGAI LUMPUR KABUPATEN OKI PROVINSI SUMATERA SELATAN MASPARI JOURNAL Januari 2015, 7(1): 29-34 ANALISIS FINANSIAL UNIT PENANGKAPAN JARING INSANG HANYUT DI DESA SUNGAI LUMPUR KABUPATEN OKI PROVINSI SUMATERA SELATAN FINANSIAL ANALYSIS OF DRIFT GILL NET IN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan dalam bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sampai

Lebih terperinci

AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal ISSN

AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal ISSN AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal. 354-365 ISSN 2302-1713 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KELAPA KOPYOR DI KECAMATAN DUKUHSETI KABUPATEN PATI Ratna Kusumawati Suwarto Erlyna Wida Riptanti

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci