STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI"

Transkripsi

1 STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

2 ABSTRACT SANG SANIAKA TAJULFITRI. Marketing Strategy on Trade of Textile and Textile Products. (Case Study of Ready to Wear Clothes Product from Yasra Studio in Jakarta Center). Supervised by H. Musa Hubeis as Chief and H. Ma'mun Sarma as Member. The number of small medium effort business (UKM) of national textile industry and textile product (TPT) grew from business unit in 2003 to business in The number of employed labor at small and medium industries in TPT industry in general increased 14% from employee in 2003 to in The case study is Yasra Studio, established which represent the IKM textile and textile products at household scale in producing and product marketing of ready to wear clothes, such as woman blues, party dress, etc. The problems of the study are (1) What are internal and external factors which influence the marketing of ready to wear clothes product of Yasra Studio in Central Jakarta? (2) How are the choice of product marketing strategies of ready to wear clothes by the small scale business in Central Jakarta region, especially by Yasra Studio? The main objective of this research is to identify and to analyze the marketing strategies of ready to wear clothes product. The specific objectives are : (1) to identify the internal and external factors which influence the product marketing of ready to wear clothes company and (2) to formulate the alternatives of product marketing strategy for ready to wear clothes company. The result of the chi-square test show that the type of ready to wear clothes product ordered by consumers at Yasra Studio depends on the age group of consumer. The calculated chi-square is bigger than the chi-square in the table, (4,605 at alpha = 10 % and 5,991 at alpha = 5 %). The level degree of satisfaction of the ready to wear clothes product consumer depends on the types of the ready to wear products. The calculated chisquare of the party and bridal clothes (10,41) is bigger than that of the chisquare on the table (7,779 at alpha = 10 % and 9,488 at alpha = 5 %). The advertisement in wedding magazine depend on the age group of woman (21-35 years and years), with the calculated chi-square (4,31) is higher than that of the chi-square on the table (2,706 at alpha = 10 % and 3,041 at alpha = 5 %). This analysis was done by using chi-square (χ²) and matrix of strategic factor (SWOT). Based on the IE matrix of SWOT analysis (the value of EFE 2,178 and IFE 2,613), the result shows that Yasra Studio is located in the V quadrant in the box, which represents the stable and grow area. The formulated strategy alternatives are to do market penetration, product development and market development. Total of 88,46% respondents express to satisfy to the party clothes, 60% responder express to satisfy to the bridal clothes, and 76,67% responder express to satisfy to the bride committee clothes and for that reason the quality should be maintained and there are 3 main strategy alternatives should be selected, namely market penetration strategy, product development and market development.

3 RINGKASAN Sang Saniaka Tajulfitri. Strategi Pemasaran Usaha Tekstil Dan Produk Tekstil (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat). Di bawah bimbingan H. Musa Hubeis sebagai Ketua dan H. Ma mun Sarma sebagai Anggota. Era globalisasi yang terjadi saat ini telah memaksa produk industri kecil menengah (IKM) secara langsung bersaing dengan produk perusahaan multinasional. Tuntutan konsumen terhadap mutu produk yang semakin tinggi dengan berpatokan pada produk-produk luar negeri, telah membuat tersingkirkannya pengusaha kecil akibat munculnya pedagang eceran skala besar nasional dan internasional di sekitar pasar tradisional. Saat ini, perkembangan jumlah usaha menengah kecil (UKM) pada industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Nasional pada tahun 2004 adalah unit usaha. Jumlah ini lebih besar dibandingkan dengan tahun 2003 yang hanya berjumlah unit usaha. Jumlah tenaga kerja yang terserap pada usaha kecil dan menengah dalam industri TPT ini pada tahun 2004 sebanyak orang atau lebih besar dibandingkan tahun 2003 yang berjumlah orang, secara umum dapat dikatakan mengalami kenaikan 14 %. Salah satu IKM Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) yang dikaji adalah Yasra Studio yang berdiri pada tahun 1995 dan merupakan salah satu usaha rumah tangga yang bergerak dalam pembuatan dan pemasaran produk pakaian jadi seperti pakaian muslim wanita, kebaya pesta, dan pakaian pesta. Perumusan masalahnya adalah (1) Faktor-faktor internal dan eksternal apakah yang mempengaruhi pemasaran produk pakaian jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat dan (2) Strategi pemasaran produk pakaian jadi bagaimanakah yang dijadikan pilihan oleh perusahaan skala kecil di wilayah Jakarta Pusat, khususnya Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio. Tujuan dari kajian ini secara umum untuk mengidentifikasi dan menganalisis strategi pemasaran, khususnya dalam produk pakaian jadi. Sedangkan tujuan kajian secara khusus adalah (1) Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pemasaran produk pakaian jadi pada Yasra

4 Studio; dan (2) Merumuskan alternatif strategi untuk pemasaran produk pakaian jadi pada perusahaan tersebut. Data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada responden dan wawancara langsung dengan pengusaha dan konsumen di lapangan. Data sekunder dikumpulkan melalui studi pustaka yang relevan dengan kajian penelitian. Pengolahan dan analisa data menggunakan uji khi-kuadrat dan matriks faktor strategik. Berdasarkan uji khi-kuadrat didapatkan bahwa, jenis produk pakaian jadi yang dipesan oleh konsumen pada Yasra Studio tergantung pada kelompok usia yang membelinya, dengan khi-kuadrat hitung lebih besar dibandingkan dengan khi-kuadrat tabel, yaitu 7,59 > 4,605 dan 5,991 pada α 10% dan 5%. Tingkat kepuasan konsumen terhadap produk pakaian jadi bergantung pada jenis produk pakaian jadi, yaitu pakaian pesta, pakaian pengantin dan pakaian wanita panitia pengantin, dengan khi-kuadrat hitung lebih besar dibandingkan dengan khikuadrat tabel, yaitu 10,41> 7,779 dan 9,488 pada α 10% dan 5%. Iklan rubrik majalah Perkawinan bergantung pada kelompok wanita umur tahun dan tahun, dengan khi-kuadrat hitung lebih besar dibandingkan dengan khi-kuadrat tabel, yaitu 4,31 > 2,706 dan 3,841 pada α 10% dan 5%. Hasil analisis faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) pada Yasra Studio menyatakan : (1) Faktor kekuatan yang dimiliki adalah letak perusahaan strategik, lingkungan kerja kekeluargaan, produk bermutu, adanya komunikasi dua arah antara pemilik dengan karyawan, kegigihan dan keuletan dari pemilik perusahaan dalam mengelola usahanya, promosi yang baik, dan jumlah tenaga kerja yang banyak; (2) Faktor kelemahan adalah harga produk pakaian mahal, biaya promosi tinggi, dan mesin jahit sudah tua, (3) Faktor peluang adalah jumlah penduduk Indonesia semakin banyak, ketersedian bahan baku yang cukup, meningkatnya permintaan pasar, adanya dukungan pemerintah yang tinggi dalam pengembangan industri TPT dan pasar dalam negeri yang besar; (4) Faktor ancaman adalah impor (ilegal) produk dari luar (Cina), kenaikan biaya produksi akibat naiknya tarif BBM, pajak dan listrik, kondisi ekonomi, hukum, sosial dan politik belum stabil dan pesaing aktif dalam

5 melakukan inovatif dan pemasaran produk dan industri pendukung yang belum berkembang. Analisis SWOT menghasilkan 4 (empat) jenis alternatif strategi S-O, W-O, S-T dan W-T berikut : (1) Strategi S-O (Strengths-Opportunities) :. mempertahankan mutu produk, meningkatkan mutu tenaga kerja, melakukan penetrasi dan pengembangan pasar, mempertahankan pembeli potensial; (2) Strategi W-O (Weaknesses-Opportunities) : mengembangkan atribut produk baru/modifikasi rupa dan bentuk, membeli mesin baru serta mengembangkan harga jual sesuai segmen konsumen; (3) Strategi S-T (Strengths-Threats) : meningkatkan program pemasaran produk, melakukan kerjasama dengan pengusaha produk sejenis lainnya; (4) Strategi W-T (Weaknesses- Threats) : mengoptimalkan litbang di bidang pertekstilan dan pakaian. Berdasarkan matriks IE, diperoleh hasil bahwa usaha Yasra Studio tersebut berada pada kotak kuadran V (lima) yang digambarkan sebagai daerah stabil dan tumbuh, maka rumusan alternatif strateginya adalah melakukan penetrasi pasar, pengembangan produk dan pengembangan pasar.

6 SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa semua pernyataan dan data dalam laporan akhir saya yang berjudul : Strategi Pemasaran Usaha Tekstil dan Produk Tekstil (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) merupakan gagasan atau hasil penelitian laporan akhir saya sendiri, dengan pembimbingan Komisi Pembimbing, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya. Laporan akhir ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di perguruan tinggi lain. Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya. Bogor, April 2007 Sang Saniaka Tajulfitri F

7 STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI Laporan Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada Program Studi Industri Kecil Menengah SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

8 Judul Laporan Akhir : Strategi Pemasaran Usaha Tekstil dan Produk Tekstil (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi : Sang Saniaka Tajulftri : F : Industri Kecil Menengah Menyetujui, April 2007 Komisi Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing, DEA Ketua Dr. Ir. H. Ma mun Sarma, MS, MEc Anggota Ketua Program Studi Industri Kecil Menengah Mengetahui, Dekan Sekolah Pascasarjana Wakil Dekan Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing, DEA Prof.Dr.Ir. H. Khairil A. Notodiputro, MS Tanggal Ujian : 28 Maret 2007 Tanggal Lulus :

9 Penguji Luar Komisi pada Ujian Laporan Akhir : Dr.Ir. Nora H. Pandjaitan, DEA

10 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 5 Maret 1963, sebagai anak kedua dari dua bersaudara dari Almarhum Bapak H. Muhammad Abdul Gani, MA dan Almarhumah Dra. Tj Rahma MA. Pendidikan sarjana ditempuh di Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, dan lulus pada tahun Pada tahun 2004 penulis diterima di Program Studi Industri Kecil Menengah Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Penulis bekerja pertama kali pada Departemen Perdagangan dari tahun dengan penempatan pertama di Bagian Perencanaan Pengembangan Ekspor, Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Departemen Perdagangan. Pada tahun penulis ditempatkan pada Sub Direktorat Australia dan Pasifik pada Direktorat Kerjasama Industri dan Perdagangan Internasional Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Pada tahun 2002 bulan Juli 2006, penulis diperbantukan pada Ke Deputian Bidang Perikanan dan Kelautan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan mulai bulan Agustus 2006 sampai dengan sekarang sepenuhnya bekerja pada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Penulis menikah pada tahun 1995 dengan Dina Yuliana dan saat ini dikaruniai seorang putra dan putri bernama Muhammad Nur Sandy (11 tahun) dan Rahma Andisa Qurrota ain (6 tahun).

11 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir ini. Laporan Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Magister Profesional pada Program Studi Industri Kecil Menengah, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa Laporan Akhir ini tidak akan tersusun tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada : 1. Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS Dipl.Ing, DEA, sebagai Ketua Komisi Pembimbing atas bimbingan, arahan, dorongan dalam penulisan dan penyelesaian Laporan Akhir. 2. Dr.Ir.H.Ma mun Sarma, MS, MEc, sebagai Anggota Komisi Pembimbing atas bimbingan, arahan dalam penulisan dan penyelesaian Laporan Akhir. 3. Dr.Ir. Nora H Panjaitan, selaku Penguji Luar Komisi dalam pengujian tesis Laporan Akhir. 4. Seluruh staf pengajar dan staf pada Program Studi Industri Kecil Menengah, Sekolah Pascasarjana Intitut Pertanian Bogor, selama kuliah berlangsung. 5. Ibu Ir.Yasra Hayati pemilik usaha pakaian jadi yang telah membantu dalam memberikan data-data yang diperlukan dalam penulisan dan penyelesaian Laporan Akhir ini. 6. Kedua orang tua penulis (Almarhum dan almarhumah) yang secara tidak langsung juga memberikan motivasi dan semangat kepada penulis untuk terus menyelesaikan penulisan laporan akhir ini. 7. Istri penulis Dina Yuliana dan putra putri tercinta Muhammad Nur Sandy dan Rahma Andisa Qurrota ain dengan segala dukungan, cinta kasih dan doa, sehingga penulisan Laporan Akhir ini terselesaikan dengan baik.

12 8. Teman-teman Angkatan V dan VI Program Studi Industri Kecil Menengah, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor dan kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya Laporan Akhir ini. Akhirnya penulis berharap agar Laporan Akhir ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, khususnya untuk kemajuan dunia pendidikan dan penelitian. Bogor, Maret 2007 Penulis

13 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Sejarah Perusahaan Produk Perusahaan... 5 B. Perumusan Masalah... 6 II. ANALISIS MASALAH... 7 A. Prinsip-prinsip Analisis Tujuan Implementasi di Lapangan B. Metode Analisis Metode Kelebihan dan Kekurangan Metode III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi usaha produk pakaian jadi B. Uji Khi Kuadrat Karakteristik produk pakaian jadi Karakteristik kepuasan konsumen Karakteristik iklan rubrik majalah Perkawinan C. Analisis Faktor Internal D. Analisis Faktor Eksternal E. Analisis Strategi Pemasaran Strategi S-O Strategi W-O Strategi S-T Strategi W-T KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 51

14 DAFTAR TABEL 1. Perkembangan perusahaan dan pekerja industri TPT Nasional pada tahun Perkembangan jumlah perusahaan dan tenaga kerja industri pakaian jadi di Propinsi DKI Jakarta tahun Perkembangan konsumsi komoditi TPT pada tahun Halaman Kontingensi Matriks EFE Matriks IFE Penilaian bobot faktor strategis internal perusahaan dengan metode matriks banding berpasangan.. 8. Penilaian bobot faktor strategis eksternal perusahaan dengan metode matriks banding berpasangan Matriks SWOT Nama perusahaan produk pakaian jadi Kontingensi produk pakaian jadi Perhitungan Khi Kuadrat untuk jenis produk pakaian jadi Kontingensi kepuasan konsumen Perhitungan Khi Kuadrat untuk kepuasan konsumen Kontingensi iklan rubrik majalah Perkawinan Perhitungan Khi Kuadrat untuk iklan rubrik di majalah Perkawinan Hasil IFE Hasil EFE Perumusan strategi usaha Yasra Studio dengan matriks SWOT 40 xi

15 DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Struktur organisasi Yasra Studio Beberapa pendekatan analisis dalam perumusan strategi Pemasaran Sistem pemasaran total Rantai kelahiran teknologi Hubungan antara perilaku konsumen dengan strategi pemasaran Pengambilan keputusan konsumen Bauran Pemasaran Matriks IE Hasil matriks IE 39 xii

16 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Bagian pengisian matriks berpasangan Bagian pengisian rating Daftar pertanyaan konsumen Gambar pohon industri tekstil Gambar pre sales design room proces Gambar nama perusahaan dan proses produk pakaian jadi Surat izin usaha perdagangan kecil Yasra Studio Surat keterangan penelitian pada perusahaan Yasra Studio 72 xiii

17 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi yang terjadi saat ini telah memaksa produk industri kecil menengah secara langsung bersaing dengan produk perusahaan multinasional. Banyaknya tuntutan konsumen terhadap mutu produk yang makin tinggi dengan berpatokan pada produk-produk luar negeri, semakin tersingkirkannya pengusaha kecil akibat munculnya pedagang eceran skala besar nasional dan internasional di sekitar pasar tradisional. Dampak yang paling dirasakan adalah semakin ketatnya persaingan di sektor industri. Untuk membangun sektor industri agar mampu berkembang dalam arena persaingan pada saat ini dan sekaligus menjadikannya motor penggerak perekonomian di masa depan, maka sektor industri perlu memiliki potensi dan daya saing yang tinggi, yaitu tingginya peningkatan nilai tambah dan produktivitas di sepanjang rantai nilai produksi dan dukungan dari seluruh sumber daya produktif yang dimiliki oleh bangsa Indonesia (Media Industri dan Perdagangan, 2005). Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (Perpres No 7 tahun 2005) dan fokus pembangunan industri pada jangka menengah ( ) adalah dengan penguatan dan penumbuhan klasterklaster industri inti, yaitu industri tekstil dan produk tekstil (Media Industri, 2005). Nitimihardja (2005) mengatakan pengembangan klaster industri inti tersebut, dilakukan secara komprehensif dan integratif, serta ditunjang industri terkait (related industries) dan industri pendukung (supporting industries). Nitimiharja (2005) dalam Kebijakan Industri Nasional, menyatakan bahwa industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) merupakan salah satu dari 10 industri andalan yang saat ini didorong pengembangannya, mengingat industri tersebut merupakan industri yang padat modal dan padat tenaga kerja. Terpuruknya daya saing industri TPT disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kondisi mesin yang sudah tua/teknologi yang sudah tertinggal, banyaknya produk impor TPT illegal, terutama dari China yang masuk, masih terbatasnya

18 2 mutu dan kuantitas sumber daya manusia (SDM), terutama di bidang desain dan terbatasnya pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) tekstil, terutama dalam penanganan desain produk (nasional), akses pasar dan manajemen mutu. Saat ini, perkembangan jumlah usaha kecil menengah (UKM) pada industri TPT Nasional pada tahun 2004 adalah unit usaha, di mana jumlah ini lebih besar dibandingkan dengan tahun 2003 yang hanya berjumlah unit usaha. Sedangkan jumlah tenaga kerja pada usaha kecil dan menengah dalam industri TPT ini pada tahun 2004 menunjukkan orang atau lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya yang berjumlah orang atau secara umum mengalami kenaikan 14 % (Tabel 1) 1. Tabel 1. Perkembangan perusahaan dan pekerja industri TPT Nasional pada tahun Perubahan(%) Perubahan(%) Perubahan(%) Kelompok Perusahaan Menengah-Kecil ,915-7,935 14,28 Tenaga Kerja Menengah-Kecil ,923-7,936 14,29 Sumber : BPS, Sementara itu, perkembangan jumlah perusahaan industri pakaian jadi pada tahun 2004 di propinsi DKI Jakarta, adalah sebesar 410 unit usaha, di mana jumlah ini lebih kecil dibandingkan dengan tahun 2003 yang hanya berjumlah 452 unit usaha atau mengalami penurunan sebesar 9,29%. Sedangkan, jumlah tenaga kerja tahun 2004, adalah sebesar orang, di mana jumlah ini lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai sebesar orang atau mengalami kenaikan 4,72% (Tabel 2). Dengan semakin berkembangnya kondisi perekonomian dunia yang terus bergerak ke arah globalisasi ekonomi, maka dunia usaha di dalam negeri dituntut untuk meningkatkan potensi dan mempunyai daya saing yang tangguh dalam menghadapi persaingan global. 1 Kompas, 28 Februari 2006, China Serobot Jaringan Tekstil

19 3 Tabel 2. Perkembangan jumlah perusahaan dan tenaga kerja industri pakaian jadi di Propinsi DKI Jakarta tahun Perubahan Perubahan Perubahan Uraian (%) (%) (%) Perusahaan ,66-8,32-9,29 Tenaga Kerja Sumber : BPS DKI, ,84-7,15 4,72 Perkembangan konsumsi rataan nasional produk TPT tahun adalah 4 kg/kapita atau mengalami kenaikan/perubahan 7,18 % dan konsumsi rata-rata dunia 8 kg/kapita (Media Industri dan Perdagangan, 2004). Hal ini menunjukkan, masih ada harapan bagi industri TPT di Indonesia, karena masih ada potensi pasar. Sedangkan tingkat pertumbuhan TPT Dunia menunjukkan perkembangan yang positif 0,13 % dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan nasional yang mengalami penurunan sebesar 0,40 % (Tabel 3). Tabel 3. Perkembangan konsumsi komoditi TPT pada tahun (Kg/Kapita) Pertumbuhan Rata-rata Perubahan Perubahan Perubahan Konsumsi (%) 2001 (%) 2002 (%) 2003 (%) Nasional 4,20 4,00 3,90 4,18 4,10-0,40-4,76-2,50 7,18 Internasional 7,96 7,97 7,98 7,99 8,00 0,13 0,1256 0,1255 0,1253 Sumber : API, Berkaitan dengan itu, dalam rangka meningkatkan potensi industri TPT (pakaian jadi), maka perlu dilakukan suatu kajian untuk dapat meningkatkan posisi industri TPT (pakaian jadi) di dalam persaingan pasar dalam dan luar negeri. Menurut Kotler dan Amstrong (2001), dalam mencapai tujuan, perusahaan dapat menggunakan konsep pemasaran untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen sehingga memberikan kepuasan pelanggan secara lebih efektif dan efisien.

20 4 1. Sejarah Perusahaan Awalnya usaha Yasra Studio berdiri pada tahun 1995 dan merupakan salah satu usaha rumah tangga yang bergerak dalam pembuatan dan pemasaran produk pakaian jadi. Lokasi pertama kali usaha Yasra Studio ini, berada pada Jalan Mesjid II No 26 Pejompongan dan akhirnya menempati lokasi di Jalan Danau Matana Blok D II No 7 Pejompongan, Kelurahan Bendungan Hilir, Kecamatan Tanah Abang, di Jakarta Pusat. Pada saat ini rumah tersebut telah dijadikan sebagai tempat usaha dan juga sebagai tempat tinggal pemilik usaha tersebut. Usaha ini, sudah berjalan selama lebih kurang 11 tahun dan menunjukkan perkembangan semakin baik. Modal awal dari usaha ini adalah sebesar Rp ,-, yang berasal dari modal sendiri yang dimiliki oleh pemilik usaha Yasra Studio. Modal awal usaha digunakan oleh pemilik usaha tersebut untuk menyewa rumah, membeli beberapa mesin jahit dan mesin obras, serta menggaji ± 3 karyawan. Dengan semakin berkembangnya usaha yang dijalankan saat ini, maka pemilik usaha Yasra Studio tersebut, menambah ruangan untuk memperlancar produksi usaha yang dijalankannya Usaha Yasra Studio telah terdaftar pada tanggal 12 April tahun 2006 pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Jakarta Pusat dan telah mendapatkan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Kecil dengan Nomor : 0545/ Sedangkan struktur organisasi usaha produk pakaian jadi Yasra Studio, dapat dilihat pada Gambar 1 :

21 5. Pemilik Perusahaan Manajer Pemasaran Pekerja Gambar 1. Struktur organisasi perusahaan Yasra Studio Perkembangan usaha ini semakin maju, terutama tingginya permintaan pembuatan produk pakaian jadi yang dipesan pada saat hari besar nasional, acara perkawinan, dan acara penting lainnya. Jumlah produk rataan per bulan usaha Yasra Studio, adalah sebesar 54 potong untuk pakaian pesta, 3 potong pakaian pengantin dan pakaian panitia wanita pengantin sebanyak 36 potong. Perusahaan Yasra Studio merupakan salah satu dari 4 usaha rumah tangga dalam pembuatan produk pakaian jadi, yang ada di daerah Pejompongan Kecamatan Tanah Abang, Kelurahan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, dimana tingkat persaingan usaha antara keempat perusahaan tersebut sangat tinggi dan ini merupakan salah satu ancaman (keadaan eksternal organisasi) yang berpotensi menimbulkan kesulitan bagi usaha Yasra Studio. 2. Produk Perusahaan Produk yang dihasilkan dari usaha Yasra Studio ini adalah produk pakaian jadi seperti pakaian muslim wanita, kebaya, pesta, dan lain-lain. Proses produksi dari pembuatan produk pakaian jadi ini tidak rumit, karena proses tesebut dilakukan dengan menggunakan teknologi mesin (jahit, obras dan bordir) dan pembuatan tangan (hand made) seperti membuat manik-manik pada produk pakaian jadi tersebut. Proses pembuatan produk pakaian jadi ini dimulai dari pengukuran, pembuatan pola, pemotongan bahan, pembordiran (jika dibordir), dan penjahitan

22 6 (penambahan payet dan lain-lain). Produk pakaian jadi yang dihasilkan sangatlah banyak dan bervariasi sesuai dengan keinginan konsumen. Dalam menetapkan harga jual produk pakaian jadi tersebut, pemilik usaha telah mempertimbangkan harga bahan baku, biaya produksi dan biaya pemasaran. Produsen ini menetapkan harga jual produk pakaian jadi kepada para pelanggan atau konsumen berdasarkan per produk jadi tergantung jenis pakaian yang dihasilkan, misalkan produk pakaian pesta dengan harga Rp Rp , produk pakaian pengantin dengan harga Rp Rp dan pakaian panitia wanita pengantin berkisar Rp ,- sampai dengan Rp ,-.. Hal ini tentunya didasarkan atas pesanan model permintaan dari konsumen itu sendiri. Pemilik usaha Yasra Studio ini, selalu menjaga dan meningkatkan mutu produk yang dihasilkan dengan menggunakan bahan - bahan baku yang mutu dan melalui tahapan proses produksi yang baik dan bermutu (desain tertentu sesuai dengan permintaan konsumen). Bahkan produk pakaian jadi ini, telah diiklankan pada salah satu majalah terkenal bulanan calon pengantin PERKAWINAN edisi bulan April sampai dengan bulan Oktober 10/VII/ 2006 dan juga pada tahun yang sama, pemilik usaha Yasra Studio dan pengusaha produk sejenis lainnya melakukan kerjasama mengikuti kegiatan fashion show di salah satu hotel berbintang 5 di kota Jakarta. B. Perumusan Masalah 1. Faktor-faktor internal dan eksternal apakah yang mempengaruhi pemasaran produk pakaian jadi Yusra Studio di Jakarta Pusat? 2. Strategi pemasaran produk pakaian jadi bagaimanakah yang dijadikan pilihan oleh perusahaan skala kecil di wilayah Jakarta Pusat, khususnya Usaha produk pakaian jadi Yasra Studio?

23 II. ANALISA MASALAH A. Prinsip-prinsip Analisis Produk pakaian jadi seperti kebaya, pakaian muslim (jilbab), baju pesta, baju pengantin dan produk pakaian jadi lainnya, merupakan produk yang sering kita jumpai dikehidupan sehari-hari baik dalam event perayaan hari besar nasional, hari raya agama Islam / non Islam, pesta perkawinan serta event lainnya. Pemasaran produk pakaian jadi usaha ini, dipasarkan melalui pembelian langsung di lokasi produksi, majalah, fashion show, word of mouth (komunikasi dari mulut ke mulut) dari para pelanggan yang sudah menjadi pelanggan tetap dari produk pakaian jadi tersebut. Chandler dalam Rangkuti (2003) menyatakan bahwa Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut. Konsepkonsep strategi tersebut antara lain : Distinctive Competence dan Competitif Advantage. Menurut Day and Wensley dalam Rangkuti (2003) identifikasi Distinctive Competence dalam suatu organisasi adalah : a. Keahlian tenaga kerja, dengan menghasilkan produk yang mutunyanya lebih baik dibandingkan dengan produk pesaing, dengan cara memahami secara detail keinginan konsumen dan membuat program pemasaran yang lebih baik daripada program pesaing. b. Kemampuan sumber daya seperti penggunaan sumber bahan baku yang tinggi kualitasnya, proses produksi yang canggih dan lain-lain. Rangkuti (2003) menyebutkan bahwa analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Pemasaran menurut Bennet dalam Tjiptono (2002), merupakan fungsi yang memiliki kontak paling besar dengan lingkungan eksternal, padahal

24 8 perusahaan hanya memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan eksternal. Strategi pemasaran merupakan pernyataan mengenai bagaimana suatu merek atau lini produk mencapai tujuannya. Sementara itu, Kahle dalam Tjiptono (2002) mendefinisikan strategi pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut. Menurut Corey dalam Tjiptono (2002), strategi pemasaran terdiri atas lima elemen yang saling berkait (Gambar 2). Kelima elemen tersebut adalah pemilihan pasar, perencanaan produk (misal desain), penetapan harga, sistem distribusi dan komunikasi pemasaran (promosi). Kekuatan dan kelemahan Perusahaan * Teknologi * Pelanggan Sasaran dan Tujuan * Pangsa Pasar * Laba Analisis Pasar * Perilaku Pembelian (tempat pembelian) * Posisi Pasar pesaing Formulasi Strategi * Pemilihan Pasar * Produk * Harga * Periklanan * Promosi Analisis Ekonomi * Kemungkinan kehilangan pelanggan * Peluang pasar baru Gambar 2. Beberapa pendekatan analisis dalam perumusan strategi pemasaran (Corey dalam Tjiptono, 2002) Selain itu, Koeswara (1995), membagi sistem pemasaran menjadi 3 (tiga) peubah, yaitu : 1. Peubah internal, yang dapat dikendalikan

25 9 2. Peubah eksternal yang tidak dapat dikendalikan 3. Peubah internal/eksternal yang dapat dikendalikan sebagian. Ketiga peubah tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. LITBANG PRODUKSI FINANSIAL KEBIJAKSANAAN & TUJUAN PERUSAHAAN PEUBAH YANG DAPAT DIKENDALIKAN PERENCANAAN PASAR MARKETING MIX PRODUK/JASA HARGA DISTRIBUSI PROMOSI PEUBAH INTERNAL/ SALURAN DISTRIBUSI EKSTERNAL YANG DAPAT DIKENDALIKAN PASAR PEMBELI INDUSTRI PEUBAH EKSTERNAL/ LINGKUNGAN EKSTERNAL YANG TIDAK DAPAT DIKENDALIKAN EKONOMI POLITIK BUDAYA PERSAINGAN TEKNOLOGI SOSIAL Gambar 3. Sistem pemasaran total (Koeswara, 1995)

26 10 Hubeis (2005) menyatakan bahwa dalam pengembangan produk, pemahaman rantai kelahiran teknologi merupakan sesuatu yang tidak dapat ditawar-tawar lagi untuk pembinaan dan pengembangan perusahaan/industri melalui dukungan kelembagaan seperti kawasan bisnis dan lain-lainnya dalam menghasilkan kegiatan ekonomi yang berdaya dan berhasil guna bagi semua pihak. Adapun rantai kelahiran teknologi tersebut dapat dilihat pada (Gambar 4 ). Ide (1) Evaluasi (2) Layak (3) Pengembangan (4) Uji (5) Pemasaran (6) Gambar 4. Rantai kelahiran teknologi (Hubeis, 2005) Keterangan : (1) Gagasan/produk/jasa (2) Pengembangan prototipe produk (teknis dan ekonomis) melalui formulasi, pemasaran dan pengembangan (3) Spesifikasi produk, harga dan potensi pasar (4) Integrasi tahap 1-3 (realisasi pabrikasi awal) melalui tahap pengendalian internal dan eksternal (5) Pabrikasi penuh dan strategi pemasaran (produk, harga, promosi, merek dan distribusi) (6) Komersialisasi produk/jasa secara total, baik yang sudah ada atau belum ada di pasar kepada konsumen Selain itu, Hubeis (2005) juga menyatakan bahwa pengembangan produk itu penting baik dalam pengembangan produk seperti old product development (OPD) maupun new product development (NPD), dimana kedua jenis pengembangan tersebut merupakan kunci perusahaan untuk bertahan dan bersaing di pasar, baik jangka pendek maupun jangka panjang, yang berupa keunggulan komparatif (mutu, harga dan teknologi), keunggulan kompetitif (SDM), organisasi dan pelayanan) dan kemampuan menarik konsumen untuk membeli atau mengkonsumsi produk lokal ataupun global. OPD mencakup hal modifikasi, peningkatan dan perluasan merk yang ada

27 11 oleh perusahaan, sedangkan NPD merupakan pengembangan produk yang benar-benar dilakukan oleh perusahaan. Adapun tantangan pada pengembangan produk ditentukan oleh 2 (dua) faktor berikut : 1. Eksternal meliputi inflasi, pasar segmentasi, teknologi baru yang berdampak negatif terhadap produk-produk yang sudah di pasar, perubahan demografi dan bertambah banyaknya produk-produk luar negeri yang ada di pasar. 2. Internal meliputi ide-ide yang tercipta, seleksi ide dari bagian yang ada di organisasi, evaluasi awal (untung/rugi, nilai tambah, pemenuhan permintaan pasar, dan lain-lain), pengembangan jangka pendek dan panjang dari formulasi dan uji coba produk hingga ke pasar dan tahap komersialisasi yang dimulai dari penetpaan jumlah dan mutu hingga cara memasarkan. Irawan (2002) mengatakan ada 10 Prinsip Kepuasaan Pelanggan, yaitu : 1. Mulailah dengan Percaya akan Pentingnya Kepuasaan Pelanggan 2. Pilihlah Pelanggan dengan Benar untuk Membangun Kepuasan Pelanggan 3. Memahami Harapan Pelanggan adalah Kunci 4. Carilah Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan Anda 5. Faktor Emosional adalah Faktor Penting yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan 6. Pelanggan yang Komplain adalah Pelanggan Anda yang Loyal 7. Garansi adalah Lompatan yang Besar dalam Kepuasan Pelanggan 8. Dengarkanlah Suara Pelanggan Anda 9. Peran Karyawan Sangat Penting dalam Memuaskan Pelanggan 10. Kepemimpinan adalah Teladan dalam Kepuasan Pelanggan Hal yang dikemukakan Irawan (2002) selaras dengan pendapat Peter dan Olson dalam Prasetijo dan Ihalaw (2004), strategi pemasaran dirancang untuk meningkatkan peluang dimana konsumen akan memiliki anggapan dan perasaan positif terhadap produk, jasa dan merek tertentu, akan mencoba produk, jasa atau merek tersebut lalu membelinya berulang-ulang. Untuk

28 12 mengembangkan strategi pemasaran yang kompetitif, maka pemasar perlu mengetahui konsumen yang cenderung membeli produknya, faktor-faktor apa yang kira-kira dapat menyebabkannya menyukai produk tersebut, kriteria apa yang dipakai dalam memutuskan membeli produk, bagaimana memperoleh informasi tentang produk dan lain sebagainya. Prasetijo dan Ihalaw (2004), menjelaskan bahwa perilaku konsumen berfungsi sebagai dasar pembentukan komponen-komponen strategi pemasaran yang terdiri dari segmenting, targeting dan positioning (STP) seperti yang dimuat dalam Gambar 5. Perilaku Konsumen Strategi Pemasaran Segmenting Targeting Positioning Keunggulan Kompetitif Gambar 5. Hubungan antara perilaku konsumen dengan strategi pemasaran (Prasetijo dan Ihalaw, 2004) Selain itu, Schiffman dan Kanuk dalam Prasetijo dan Ihalaw (2004) menjelaskan bahwa, beberapa faktor yang mempengauhi dalam pengambilan keputusan konsumen antara lain faktor eskternal seperti pemasaran (4P) dan lingkungan sosial budaya sebagai input; faktor internal, misalnya motivasi, persepsi, kepribadian, sikap dan pengalaman dan komponen output yang menunjuk kepada dua macam kegiatan pasca keputusan yang saling berhubungan erat, yaitu perilaku pembeli dan evaluasi pasca beli. Adapun pengambilan keputusan konsumen tersebut dapat dilihat pada Gambar 6.

29 13 Pengaruh eksternal Input Usaha-usaha Pemasaran perusahaan 4P product, price, place dan promotion Lingkungan sosial budaya Pengambilan keputusan konsumen Proses Sadar akan kebutuhan Mencari sebelum membeli Mengevaluasi alternatif Area psikologis 1. Motivasi 2. Persepsi 3. Pembelajaran 4. Kepribadian 5. Sikap Pengalaman Perilaku pasca keputusan Output Pembelian 1. Percobaan 2. Pembelian ulang Evaluasi pasca beli Gambar 6. Pengambilan keputusan konsumen (Prasetijo dan Ihalaw, 2004) Hurriyati (2005), menyatakan bahwa promosi adalah salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun mutu suatu

30 14 produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk tersebut akan berguna baginya, maka tidak akan pernah membelinya. Pada hakekatnya, promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Secara rinci, tujuan promosi dapat dijabarkan sebagai berikut : menginformasikan (informing); membujuk pelanggan sasaran (persuading) dan mengingatkan (reminding). Kotler dalam Hurriyati (2005) mengemukakan definisi bauran pemasaran adalah sekumpulan alat pemasaran (marketing mix) yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalm pasar sasaran. Berdasarkan definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa marketing mix merupakan unsur unsur pemasaran yang salig terkait, dibaurkan, diorganisir dan digunakan dengan tepat sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan pemasaran dengan efektif, seklaigus memutuskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Zeithaml dan Bitner dalam Hurriyati (2005), menjelaskan bahwa untuk pemasaran jasa perlu bauran pemasaran yang lebih luas (expanded marketing mix for services) dengan penambahan unsur non tradisional marketing mix, yaitu people (orang), physical evidence (fasilitas fisik) dan process (proses), sehingga menjadi tujuh unsur (7P), dimana masing-masing dari tujuh unsur bauran pemasaran tersebut saling berhubungan dan tergantung satu sama lainnya dan mempunyai suatu bauran yang optimal sesuai dengan karakteristik segmennya. Unsur-unsur bauran pemasaran jasa (7P) ini dapat dilihat pada Gambar 7.

31 15 1. Product * Quality level, * Accesssories, * Packaging, * Warranties, * Product Line, * Branding 2. Place * Channel type * Exposure * Intermediaries * Outlet location * Transportation * Storage 3. Promotion * Promotion blend * Media types * Publicity 4. Price * Flexibility * Price level * Discounts 5. People * Employees * Training * Motivation * Rewards 6. Physical Evidence * Fasilitas design * Equipment * Business cards 7. Process * Flow of activities * Customer involment Gambar 7. Bauran pemasaran jasa (Hurriyati, 2005) Pakar pemasaran Kotler (2005), menyatakan bahwa ada 3 (tiga) kategori khusus untuk siklus hidup produk yang berhubungan dengan gaya (styles), fashions dan mode (fads). Mode melalui 4 tahap, yaitu Tahap kekhasan (distinctiveness stage), Tahap peniruan (emulation stage), Tahap mode masal (mass-fashion stage) dan Tahap penurunan (decline stage). Hartanto dan Watanabe (1993), pembuatan pakaian meliputi tiga proses, yaitu memotong, menjahit dan penyempurnaan kain yang telah dibuat melalui proses pemintalan perajutan atau pertenunan pencelupan dan sebagainya untuk produksi pakaian sebagai produk akhir. Hal ini memegang peranan penting karena nilai pakaian tergantung dari teknik pembuatan pakaian yang diterapkan pada kain bermutu tinggi. Roesco dalam Sugiyono (2004) memberikan saran-saran tentang ukuran contoh sebagai berikut : 1. Ukuran contoh yang layak digunakan dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan Untuk penelitan eksperimen yang sederhana yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol maka jumlah anggota sampel masingmasing 10 sampai dengan 20.

32 16 Statistik nonparametrik menurut Sugiyono (2006), terutama digunakan untuk menganalisis data nominal dan ordinal dari populasi yang bebas distribusi (tidak harus normal). Data nominal biasanya diperoleh dari penelitian yang bersifat eksploratif atau survei dan menyatakan uji Khi kuadrat digunakan untuk menguji hipotesis komparatif bila datanya berbentuk nominal dan contohnya besar dengan menggunakan Tabel Kontingensi. 1. Tujuan Tujuan dari kajian ini secara umum untuk mengidentifikasi dan menganalisis strategi pemasaran, khususnya dalam strategi pemasaran produk pakaian jadi. Sedangkan tujuan kajian secara khusus adalah untuk : a. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pemasaran produk pakaian jadi pada perusahaan tersebut. b. Merumuskan alternatif strategi pemasaran produk pakaian jadi pada perusahaan tersebut. 2. Implementasi di Lapangan Produsen pakaian jadi, melihat ada peluang emas dalam membuat produk pakaian jadi, karena permintaan akan produk pakaian jadi semakin lama semakin meningkat, baik dalam permintaan sehari-hari maupun pada waktu acara khusus lainnya. Pemilihan lokasi pemasaran didasarkan atas pertimbangan bahwa konsumen yang dituju mempunyai daya beli tinggi, sementara promosi yang dilakukan melalui pemasaran langsung melalui majalah, pembuatan brosur dan lain-lain. B. Metode Analisis 1. Metode Kajian dalam penelitian ini dilakukan terhadap usaha rumah tangga pembuatan dan pemasaran produk pakaian jadi seperti kebaya, baju pengantin dan lain-lain. Penentuan lokasi dilakukan secara purposif di daerah Pejompongan Kecamatan Tanah Abang, Kelurahan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, yaitu kasus 1 usaha produk pakaian jadi dari beberapa pesaing produk usaha yang sejenis lainnya. Aspek kajian yang dianalisis

33 17 adalah mencakup kondisi internal dan eskternal yang dihadapi oleh perusahaan tersebut. a. Pengumpulan Data Data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif dan kuantitatif Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan, hasil pengisian kuesioner (Lampiran 1) dan wawancara langsung dengan responden penelitian (pengusaha, manajer pemasaran, pegawai instansi Departemen Perindustrian dan konsumen). Wawancara dan kuesioner dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, serta penentuan bobot dan peringkat untuk masing-masing faktor tersebut. Untuk data sekunder dikumpulkan melalui studi pustaka dan data statistika yang relevan dengan kajian penelitian. Data sekunder digunakan sebagai data tambahan dalam menunjang analisis kajian ini. Data sekunder diperoleh dari majalah, surat kabar, literatur yang berkaitan dengan pakaian jadi dan ulasanulasan para pakar pakaian jadi yang dipublikasikan dalam buletin, jurnal ilmiah melalui sarana internet. b. Pengolahan dan Analisa Data Jumlah responden yang dijadikan contoh dalam penelitian ini adalah 92 orang, sebagaimana data di lapangan menunjukkan bahwa jumlah populasi adalah sebesar 124, maka sesuai dengan penjelasan pada Tabel Krecjie dalam Sugiyono (2006) dimana jumlah populasi adalah 120 dan 130 dengan sampel yang diambil adalah 92 dan 97. Metode pengambilan contoh dilakukan adalah dengan cara penarikan contoh purposif yaitu pengusaha Yasra Studio yang melakukan produksi pakaian jadi dan pelanggan yang melakukan pemesanan pakaian jadi (pesta, pengantin dan lainnya) pada perusahaan tersebut. Pengolahan dan analisa data menggunakan uji khi kuadrat dan matriks faktor strategik. Rinciannya sebagai berikut :

34 18 1) Khi-kuadrat (χ²) Uji Khi-kuadrat digunakan untuk menganalisis frekuensi dua peubah dengan kategori berganda untuk menentukan apakah kedua perubah independen. Rinciannya sebagai berikut : χ ² = (fo-fe)²/fe, dimana : χ ² = Khi-kuadrat fe = frekuensi yang diharapkan fo = frekuensi yang diamati Uji Independensi digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antar dua peubah. Uji independensi merupakan uji dua arah antara dua peubah, yaitu peubah kesatu dalam kolom dan peubah kedua dalam baris atau yang biasa dikenal dengan Tabel Kontingensi (Tabel 4). Tabel Kontingensi adalah tabel berisi data dengan ukuran baris r dan kolom c yang berisi data yang diperoleh dari contoh. Tabel kontingensi menghubungkan dua peubah yaitu jenis produk pakaian jadi pada kolom dan usia pembeli (konsumen) pada baris. Uji Independensi dimaksudkan untuk melihat apakah ada hubungan antar dua peubah, yaitu jenis produk pakaian jadi dan usia pembeli (konsumen). Pada kolom A, A2 dan A3 dimana terdapat 3 kategori (c = 3). Pada baris adalah kelompok umur pembeli (konsumen) terdapat 3 kategori (r = 3) yaitu kelompok umur A, B dan C tahun. Nilai-nilai yang terdapat pada perpotongan kolom dan baris, adalah isi tabel kontingensi dan merupakan frekuensi yang teramati. Tabel 4. Kontingensi Kelompok A B C (dan lain-lain) Total D E F Jumlah

35 19 Langkah-langkah yang diperlukan adalah : 1. Menyusun hipotesa. Hipotesa Ho menyatakan tidak ada hubungan antara dua peubah, sedangkan H1 menyatakan ada hubungan antar dua peubah. 2. Mengetahui nilai χ² tabel dengan taraf nyata α dan derajat bebas db = (r-1) x (c -1), dimana r adalah baris dan c adalah kolom. 3. Menentukan frekuensi harapan (fe) dimana fe untuk setiap sel dirumus-kan : Fe = Jumlah menurut baris x Jumlah menurut kolom/ Jumlah total. 4. Mencari nilai χ² dengan rumus : (χ²) = (fo-fe)²/fe 5. Menentukan apakah menerima Ho dan menolak Ho. 2) Matrik EFE (External Factor Evaluation) dan IFE (Internal Factor Evaluation) Matrik EFE (Tabel 5) digunakan untuk menganalisa faktor-faktor eksternal, mengklasifikasikannya menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan, kemudian dilakukan pembobotan. Tabel 5. Matriks EFE Faktor Strategis Eksternal Peluang : Ancaman : Bobot Rating Skor

36 20 Matriks IFE (Tabel 6) digunakan untuk menganalisa faktor-faktor internal, mengklasifikasikannya menjadi kekuatan dan kelemahan bagi perusahaan dan selanjutnya dilakukan pembobotan. Tabel 6. Matriks IFE Faktor Strategis Internal Kekuatan : Kelemahan : Bobot Rating Skor Tahap-tahap untuk mengidentifikasikan faktor-faktor eksternal dan internal dalam matriks EFE dan IFE sebagai berikut : a) Susunlah dalam kolom 1, tentukan faktor-faktor strategis eksternal yang menjadi peluang dan ancaman serta faktorfaktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan. b) Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktorfaktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis. c) Penentuan bobot setiap peubah dilakukan dengan cara mengajukan identifikasi faktor strategis internal dan eksternal kepada pihak manajemen perusahaan. Penilaian dilakukan dengan memberikan bobot numerik dan membandingkan antara satu elemen dengan elemen lainnya. Metode tersebut digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal. Untuk menentukan bobot setiap peubah digunakan skala 1, 2 dan 3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah :

37 21 1 = jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal. 2 = jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal Indikator horisontal dan indikator vertikal adalah variabel-variabel kekuatan dan kelemahan pada faktor strategis internal serta variabel peluang dan ancaman pada faktor eksternal. Metode ini membandingkan secara berpasangan antara dua faktor secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap usaha pemasaran produk pakaian jadi. Tahap selanjutnya adalah melakukan sintesa terhadap hasil penilaian tadi untuk menentukan elemen mana yang memiliki prioritas tertinggi dan terendah. Perbandingan berpasangan merupakan kuantifikasi hal-hal yang bersifat kualitatif sehingga tidak semata-mata dengan pemberian bobot terhadap semua parameter secara simultan, tetapi dengan persepsi pembadingan atau perbandingan yang diskalakan secara berpasangan. Bentuk penilaian bobot dapat dilihat pada Tabel 7 dan 8. Tabel 7. Penilaian bobot faktor strategis internal perusahaan dengan metode matriks banding berpasangan Faktor Strategik Internal F1 F2 F3... F1 F2 F3... Bobot Total

38 22 Tabel 8. Penilaian bobot faktor strategis eksternal perusahaan dengan metode matriks banding berpasangan Faktor Strategik Eksternal F1 F2 F3... F1 F2 F3... Bobot Total Bobot setiap peubah diperoleh dengan menentukan nilai setiap peubah terhadap jumlah nilai keseluruhan peubah dengan menggunakan rumus (Kinnear and Taylor, 1991) berikut : X i a i = n i = 1 i a i = bobot peubah ke i X i = nilai peubah ke i i n = 1,2,3,...n = jumlah peubah Pada kolom tiga matrik EFE dan IFE diberikan rating. Penentuan peringkat (rating) oleh manajemen atau pakar dari perusahaan dilakukan terhadap peubah-peubah dari hasil analisis situasi perusahaan. Pada EFE untuk menunjukkan seberapa efektif strategis perusahaan ini menjawab masing-masing peubah tersebut

39 23 digunakan sesuai peringkat dengan menggunakan skala 1, 2, 3 dan 4. Pemberian nilai rating pada matrik EFE untuk faktor peluang dan ancaman, yaitu : 1 = jawaban buruk 3 = jawaban di atas rataan 2 = jawaban rataan 4 = jawaban terbaik (superior) Penentuan rating pada matriks IFE untuk faktor kelemahan dan kekuatan, yaitu : 1 = kelemahan utama 3 = kekuatan kecil 2 = kelemahan kecil 4 = kekuatan utama Selanjutnya nilai dari pembobotan dikalikan dengan peringkat pada tiap faktor sehingga menghasilkan skor. Total skor pembobotan diperoleh dari semua hasil kali tersebut dan dijumlahkan secara vertikal. Hasil pembobotan dn peringkat (rating) berdasarkan analisa situasi perusahaan dalam matriks. 5. Pada kolom 4, kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh nilai bobot skor masing-masing variabel. Selanjutnya total skor pembobotan diperoleh dari semua hasil kali tersebut dan dijumlahkan secara vertikal. 6. Jumlahkan nilai yang dibobot, untuk setiap peubah untuk menetukan total nilai yang dibobot untuk perusahaan. 3) Matriks Internal Eksternal Setelah matrik IFE dan EFE dibuat, langkah selanjutnya adalah menyusun Matriks Internal Eksternal (IE) yang merupakan pemetaan dari skor total matriks IFE dan EFE yang dihasilkan dari audit eksternal dan internal perusahaan. Nilai total IFE ditunjukkan pada sumbu horizontal dari matriks IE, sedangkan sumbu vertikal menunjukkan skor total EFE. Nilai pada sumbu horizontal berkisar 1,00-1,99 menunjukkan posisi internal perusahaan yang lemah, skor 2,00 -

40 24 2,99 menunjukkan kondisi rataan perusahaan sedangkan nilai 3,00-4,00 menunjukkan posisi internal perusahaan yang kuat. Nilai pada sumbu vertikal berkisar 1,00-1,99 menunjukkan posisi eksternal perusahaan yang rendah, nilai 2,00-2,99 menunjukkan pengaruh eksternal yang sedang sedangkan nilai 3,00-4,00 menunjukkan pengaruh eksternal yang tinggi. Contoh mengenai Matriks IE disajikan pada Gambar 8. Nilai Tertimbang Faktor Internal Kuat Rataan Lemah Nilai Tertimbang Faktor Eksternal I II III Pertumbuhan Pertumbuhan Penurunan (merubah Tinggi haluan) IV Stabilitas V Pertumbuhan VI Divestasi Sedang dan Stabilitas VII VIII IX Rendah Pertumbuhan Diversifikasi Likuidasi Gambar 8. Matriks IE (Rangkuti, 2003) Parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunaan matriks IE adalah untuk memperoleh strategi bisnis ditingkat korporat yang lebih rinci. Diagram tersebut dapat mengidentifikasikan sembilan sel strategi perusahaan, tetapi pada prinsipnya ke sembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu : a. Strategi Growth yang merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri (sel 1, 2 dan 5) atau upaya diversifikasi (sel 7 dan 8).

41 25 Hal ini disain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, aset, laba atau kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan cara menurunkan harga, mengembangkan produk baru, menambah mutu produk atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Usaha yang dapat dilakukan adalah dengan cara meminimalkan biaya untuk meningkatkan laba. Growth strategy dilakukan dengan intergrasi vertikal (hulu dan hilir); intergrasi horisontal; diversifikasi (concentric dan conglomerate diversification); merger dan joint venture. b. Strategi Stability adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan. Menurut Crown yang dikutip oleh Dirgantoro (2004) menyebutkan bahwa strategi ini biasanya diterapkan oleh perusahaan yang berada pada industri dengan tingkat pertumbuhan yang rendah/ sudah tidak tumbuh (jenuh). c. Retrechment Strategi (sel 3, 6 dan 9) adalah usaha memperkecil atau mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan. Menurut Crown yang dikutip oleh Dirgantoro (2004) membagi strategi ini menjadi : (1) turnaround strategy (menghilangkan terhadap produk yang tidak menguntungkan, mengurangi jumlah tenaga kerja, dan lain-lain); (2) divestment strategy (pemisahan bagian perusahaan); (3) liquidation strategy (aset yang dijual). 4) Metode SWOT SWOT adalah singkatan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats) di dalam suatu lingkungan yang dihadapi oleh suatu organisasi atau perusahaan. Analisis SWOT merupakan cara sistematis untuk mengidentifikasi faktor-faktor tersebut dan strategi yang menggambarkan kecocokan paling baik diantaranya.

42 26 Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan memaksimalkan kekuatan dan peluang dan meminimalkan kelemahan dan ancaman. Jika diterapkan secara akurat, asumsi sederhana ini mempunyai kekuatan yang sangat besar atas rancangan suatu strategi yang berhasil. Penjabaran dari komponen analisis SWOT sebagai berikut : a. Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan organisasi suatu perusahaan. Kecenderungankecenderungan penting merupakan salah satu sumber peluang. Identifikasi sumber terbaik, perubahan pada situasi regulasi, perubahan teknologi dapat memberikan peluang bagi organisasi. Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan organisasi atau perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi keadaan sekarang dan keadaan yang diinginkan di masa mendatang. b. Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan atau keunggulankeunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin dilayani oleh organisasi perusahaan. Kekuatan adalah kompetensi khusus (distinctive competence) yang memberikan keunggulan komparatif (comparative advantage) bagi suatu organisasi. Kekuatan dapat terkandung pada sumber daya keuangan, citra dan faktor-faktor lainnya. Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif suatu organisasi. Fasilitas sumber daya keuangan dan kapabilitas manajemen semuanya dapat menjadi sumber kelemahan. Analisis SWOT dapat digunakan dengan berbagai cara untuk membantu analisis strategis. Cara yang paling baik adalah memanfaatkannya sebagai kerangka acuan logis yang menjadi pedoman perubahan sistematik tentang situasi organisasi dan alternatif-alternatif pokok yang mungkin dipertimbangkan. Sebagai

43 27 hasilnya, analisis ini memberikan kerangka yang dinamik dan bermanfaat untuk analisis strategik. Secara keseluruhan analisis SWOT menunjukkan peran penting dari identifikasi kekuatan dan kelemahan internal dalam pencarian strategi efektif oleh para manajer (pemegang keputusan). Pencocokan yang akurat dan cermat antar kekuatan dan kelemahan merupakan inti dari formulasi strategik yang tepat. Secara sederhana diagram analisis SWOT disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Matriks SWOT INTERNAL EKSTERNAL Opportunities (O) Tentukan beberapa faktor peluang eksternal. Threats (T) Tentukan ancaman eksternal Sumber : Rangkuti, Strengths (S) Tentukan beberapa faktor kekuatan internal Strategi S-O Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Strategi S-T Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Weakness (W) Tentukan beberapa faktor kelemahan internal Strategi W-O Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang. Strategi W-T Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Sel 1 (strategi pertumbuhan) menunjukkan situasi yang paling disukai suatu organisasi. Organisasi menghadapi beberapa peluang lingkungan dan banyak kekuatan yang mendorong dimanfaatkannya peluang tersebut. Situasi ini menyarankan strategi yang berorientasi pada pertumbuhan (growth oriented strategy) untuk memanfaatkan situasi yang menguntungkan ini. Sel 2 (strategi diversifikasi) adalah kondisi organisasi dengan kekuatan kekuatan tertentu menghadapi lingkungan yang tidak

44 28 menguntungkan. Dalam situasi ini strateginya adalah akan memanfaatkan kekuatan untuk memaksimalkan peluang-peluang. Sel 3 (berbenah diri) adalah kondisi dimana organisasi menghadapi peluang yang impresif tetapi dikendala oleh kelemahan-kelemahan internal, sehingga fokus strateginya adalah meniadakan atau memperbaiki kendala internal untuk mengefektifkan peluang yang ada. Sel 4 (strategi defensif) adalah kondisi yang paling tidak disukai oleh suatu organisasi. Organisasi menghadapi ancaman lingkungan yang besar dan kelemahan internal yang kritis sehingga fokus strateginya adalah dengan memperbaiki kelemahan analisis SWOT untuk menghadapi ancaman lingkungan. Analisis SWOT menghasilkan 4 jenis alternatif strategi, yaitu S-O, W-O, S-T dan W-T. Untuk mementukan prioritas alternatif strategi yang dipilih oleh perusahaan disesuaikan dengan posisi perusahaan berdasarkan Matriks IE. Pengolahan dan analisa data tersebut, dilakukan melalui tahapan berikut : a. Tahap pengumpulan berkas data dari responden b. Tahap pengecekan dari hasil pengamatan, yaitu meneliti kelengkapan dalam pengisian data dan mengevaluasi kesesuaian pengisian data dibandingkan dengan hasil pengamatan yang dilakukan. c. Membuat format tabel untuk pengolahan data selanjutnya. d. Melakukan pengelompokkan data. e. Melakukan perhitungan besaran setiap pengubah, lalu dituangkan ke dalam tabel yang telah disediakan. 2. Kelebihan dan Kekurangan Metode 1. Kelebihan dan kekurangan metode Khi-kuadrat (Suharyadi dan Purwanto, 2004) yang digunakan dalam kajian ini adalah : a. Tidak memerlukan pembuatan asumsi tentang bentuk distribusi atau bebas distribusi dan tidak memerlukan asumsi terhadap populasi yang akan diuji.

45 29 b. Dapat menggunakan ukuran contoh yang sangat kecil sehingga distribusi contohl atau populasi tidak mendekati normal c. Dapat digunakan pada hasil pengukuran menggunakan data ordinal, berperingkat atau nominal 2. Kelebihan dan kekurangan dari uji χ 2 dan metode SWOT yang digunakan dalam kajian ini adalah : a. Metode yang digunakan adalah sederhana, mudah dilakukan dan cepat dalam pelaksanaannya. b. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode kualitatif, karena keakuratan dan keabsahan data yang dapat dikuantifikasi diolah dari hasil kuesioner dan wawancara dapat diyakini kebenarannya, dengan asumsi bahwa kuesioner disebarkan dan wawancara dilakukan langsung terhadap pengusaha produk pakaian jadi ini. c. Pengamatan langsung di lapangan dengan pengisian kuesioner dan wawancara dapat dibuktikan kebenarannya. d. Kekurangan dari metode analisis yang digunakan adalah tidak dapat digeneralisasikan sebagai strategi pemasaran yang digunakan oleh suatu produk pakaian jadi, karena merupakan studi kasus, tetapi setidaknya dapat menjadi referensi.

46 III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi usaha produk pakaian jadi Perkembangan usaha rumah tangga sejenis dalam pembuatan produk pakaian jadi, di di daerah Pejompongan Kecamatan Tanah Abang, Kelurahan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, saat ini berjumlah ± 4 (empat) perusahaan di daerah Pejompongan Kecamatan Tanah Abang, Kelurahan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, yaitu (1) Rini Suwardy, (2) Hj. Said, (3) Mumtaaz dan (4) Yasra Studio (Tabel 10). Tabel 10. Nama perusahaan produk pakaian jadi di Pejompongan No Nama Perusahaan Alamat 1 Rini Suwardy Jl. Bendungan Hilir V No 14, Jakarta Pusat 2 Hj. Said Komplek LAN, Pejompongan, Jakarta Pusat 3 Mumtaaz Jl. Penjernihan I No 29, Pejompongan, Jakarta Pusat 4 Yasra Studio Jl. Danau Matana Blok D II No 7, Jakarta Pusat Jenis Produk Pakaian jadi Pakaian jadi Pakaian jadi Pakaian jadi Hasil pengamatan dilapangan, menunjukkan bahwa usaha Yasra Studio, saat ini telah mengembangkan konsep bauran pemasaran tradisional terdiri dari 4P menjadi tujuh 7P, dengan melakukan beberapa tahapantahapan seperti : (1). tahapan people, yaitu prilaku orang-orang yang terlibat langsung dalam mempengaruhi produk yang ditawarkan kepada para pelanggannya, seperti sikap dan tindakan karyawan dalam membina hubungan baik dengan para pelanggannya, (2). tahapan sarana fisik (physical evidence), yaitu tahapan yang turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk yang ditawarkan melalui diferensiasi dengan pesaing dan membuat sarana fisik semenarik mungkin untuk menarik pelanggan, (3) tahapan proses pelaksanaan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, pentahapan promosi (personal selling (tatap muka), mass selling (iklan dan publisitas), word of mouth), adalah dengan menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk

47 31 pelanggan melalui cara mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat. B. Uji Khi-Kuadrat Dalam kajian ini digunakan uji khi kuadrat dengan derajat bebas (db) = (r-1) x (c-1). Frekuensi yang diharapkan (fe) untuk masing-masing kelompok berbeda adalah didasarkan kategori banyak yang diharapkan. Hipotesa yang digunakan adalah : Ho biasanya menyatakan tidak ada hubungan antara dua peubah dan H 1 menyatakan ada hubungan antar dua peubah. 1. Karakteristik Produk Pakaian Jadi Berdasarkan data di lapangan, maka diperoleh tabel kontingensi dan selanjutnya dihitung berdasarkan rumus khi kuadrat dengan nilai fe seperti yang dimuat pada Tabel 11 dan 12. Tabel 11. Kontingensi produk pakaian jadi Kelompok Umur (Tahun) Pakaian Pesta Pakaian Pengantin Pakaian Panitia Wanita Pengantin Total (Frekuensi) Jumlah Pada Tabel 11 dapat dilihat bahwa, total frekuensi tertinggi adalah kelompok tahun sedangkan total frekuensi terendah adalah kelompok umur tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok umur tahun merupakan target pasar yang potensial sehingga memerlukan perhatian yang lebih dibandingkan kelompok umur lainnya. Kelompok umur tahun lebih banyak memilih pakaian pesta dibandingkan jenis pakaian lainnya, sehingga perusahaan dapat memprioritaskan pengembangan pakaian pesta yang diminati kelompok umur tahun.

48 32 Tabel 12. Perhitungan khi-kuadrat untuk jenis produk pakaian jadi Kelompok Produk Pakaian Jadi Frekuensi Total Frekuensi fe fo (fo-fe) (fo-fe)² (fo-fe)²/fe , ,43 5,93 0, ,11 8 2,89 8,36 1, , ,33 28,37 1, , ,43 5,93 0, ,89 2-2,89 8,36 1, , ,33 28,37 1,933 (χ 2 ) = 7,59 Dari data pada Tabel 12 dilakukan perhitungan untuk mendapatkan khi-kuadrat hitung 7,59 dengan derajat bebas (db) pada 2. Sedangkan khi-kuadrat berdasarkan tabel perhitungan adalah 4,605 dan 5,991 pada α 0,10% dan 0,05%, khi-kuadrat hitung lebih besar dibandingkan dengan khi-kuadrat tabel, yaitu 7,59 > 4,605 dan 5,991 pada α 10% dan 5%. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa jenis produk pakaian jadi yang dipesan oleh konsumen pada Yasra Studio, bergantung pada kelompok usia yang memesannya (menolak Ho dan menerima H1). Hal ini dapat diartikan bahwa, jenis pakaian jadi yang diproduksi oleh Yasra Studio disesuaikan dengan keinginan pemesannya dan setiap kelompok usia pemesan mempunyai kecenderungan yang berbeda terhadap jenis pakaian. 2. Karakteristik Kepuasan Konsumen Data tentang karakteristik kepuasan konsumen dimuat pada Tabel 13 dan 14. Produk Pakaian Jadi Sangat Puas Puas Kurang Puas Total (Frekuensi)

49 33 Pakaian Pesta T Pakaian Pengantin Pakaian Panitia Wanita a Pengantin b Jumlah el 13. Kontingensi kepuasan konsumen Pada Tabel 13 dapat dilihat bahwa 88,46% responden menyatakan puas terhadap pakaian pesta, 60% responden menyatakan puas terhadap pakaian pengantin, dan 76,67% puas terhadap pakaian panitia wanita pengantin. Hal ini menunjukkan bahwa, perusahaan harus mempertahankan mutu produk pakaian jadi yang dihasilkan (pakaian pesta, pengantin dan pakaian panitia wanita pengantin), sehingga kepuasan konsumen dapat terus ditingkatkan secara keseluruhan. Jumlah Tingkat Kepuasan Tabel 14. Perhitungan khi-kuadrat untuk kepuasan konsumen Frekuensi Total Frekuensi fe fo (fo-fe) (fo-fe)² (fo-fe)²/fe ,65 5-0,65 0,43 0, , ,61 13,02 0, ,96 1-2,96 8,74 2, ,09 3 1,91 3,66 3, ,15 6-2,15 4,63 0, ,24 0,06 0, ,26 2-1,26 1,59 0, , ,46 2,12 0, ,28 5 2,72 7,38 3, (χ 2 ) = 10,41 Dari data pada Tabel 14 dilakukan perhitungan untuk mendapatkan khi-kuadrat hitung 10,41 dengan db 4. Khi-kuadrat berdasarkan tabel

50 34 perhitungan adalah 7,779 dan 9,488 pada α 0,10% an 0,05% (khi-kuadrat hitung lebih besar dibandingkan dengan khi- kuadrat tabel, yaitu 10,41 > 7,779 dan 9,488 pada α 10% dan 5%. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa tingkat kepuasan konsumen terhadap produk pakaian jadi bergantung pada jenis produk pakaian jadi seperti pakaian pesta, pakaian pengantin dan pakaian wanita panitia pengantin (menolak Ho dan menerima H1). Kepuasan konsumen terhadap pakaian jadi seperti pakaian pesta, pakaian pengantin dan pakaian wanita panitia pengantin umumnya tergantung dari kenyamanan pakaian tersebut, mode yang up to date, warna dan motif yang menarik serta harga yang sesuai kemampuan masingmasing konsumen. 3. Karakteristik Iklan Rubrik Majalah Perkawinan Data tentang kontingensi iklan rubrik majalah perkawinan dimuat pada Tabel 15 dan 16 Tabel 15. Kontingensi iklan rubrik majalah PERKAWINAN Kelompok Umur Fashion Kecantikan Total (orang) (tahun) Jumlah Tabel 16. Perhitungan khi kuadrat untuk iklan rubrik Majalah PERKAWINAN Iklan Rubrik Frekuensi Total Frekuensi fe fo (fo-fe) (fo-fe)² (fo-fe)²/ fe , ,95 24,46 0, , ,95 24,46 1, , ,95 24,46 0, , ,95 24,46 1, (χ 2 ) = 4,31 Pada Tabel 15 dapat dilihat bahwa kelompok umur tahun lebih memilih iklan kecantikan (55,55%), sedangkan kelompok umur tahun lebih memilih iklan fashion (65,96%) di rubrik majalah

51 35 PERKAWINAN. Hal ini dapat menjadi masukan bagi perusahaan bagaimana membuat iklan fashion di rubrik majalah PERKAWINAN yang bisa menarik konsumen dari kelompok umur tahun. Dari data pada Tabel 16 dilakukan perhitungan untuk mendapatkan khi kuadrat hitung 4,31 dengan db 1. Khi-kuadrat berdasarkan tabel perhitungan adalah 2,706 dan 3,841 pada α 0,10% dan 0,05% (khi kuadrat hitung lebih besar dibandingkan dengan khi kuadrat tabel, yaitu 4,31 > 2,706 dan 3,841 pada α 10% dan 5%. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa iklan rubrik majalah PERKAWINAN bergantung pada kelompok umur tahun dan tahun (menolak Ho dan menerima H1). Hal ini disebabkan karena kelompok wanita umur tahun lebih perhatian dalam mempersiapkan keperluan perkawinan dibandingkan kaum pria. Selain itu, sebagian besar kaum pria lebih mempercayakan persiapan acara perkawinan pada kaum wanita. B. Analisis Faktor Internal Faktor internal dikelompokkan menjadi faktor yang memberikan kekuatan (strengths) dan faktor yang memberikan faktor kelemahan (weaknesses). Tripomo (2005) menyebutkan kekuatan sebagai situasi internal organisasi berupa sumber daya yang dimiliki organisasi yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk menangani peluang dan ancaman. Sedangkan kelemahan adalah situasi internal organisasi, dimana sumber daya organisasi sulit digunakan untuk menangani kesempatan dan ancaman. Pada Tabel 17 disajikan berupa hasil analisis Faktor Internal dengan menggunakan metode IFE pada usaha Yasra Studio. Hasil analisis faktor internal (kekuatan) yang disajikan pada Tabel 17, terdapat 7 (tujuh) kekuatan dengan nilai diatas 10% yang dimiliki Yasra Studio, yaitu : 1. Mutu karyawan dalam menyelesaikan produk (0,331) 2. Desain produk yang baik (0,299) 3. Promosi yang baik (0,288) 4. Letak perusahaan strategic (0,282)

52 36 Kekuatan 5. Fasilitas ruangan yang dimiliki cukup baik (0,275) 6. Jumlah tenaga kerja yang banyak (0,245) 7. Produk cukup dikenal dan disukai oleh konsumen (0,208) 8. Produk bermutu (0,160) 9. Adanya komunikasi 2 arah antara pemilik perusahaan dengan karyawan (0,129) 10. Lingkungan kerja kekeluargaan (0,123) Tabel 17. Hasil IFE Faktor Strategik Internal Bobot (a) Rating (b) Nilai (a x b) Letak perusahaan strategik 0,094 3,000 0,282 Lingkungan kerja kekeluargaan 0,041 3,333 0,123 Produk bermutu 0,044 3,667 0,160 Adanya komunikasi dua arah antara pemilik perusahaan dengan karyawan Kegigihan dan keuletan dari pemilik perusahaan dalam mengelola usahanya 0,043 3,000 0,129 0,085 3,000 0,254 Promosi yang baik 0,079 3,000 0,288 Jumlah tenaga kerja yang banyak 0,082 3,000 0,245 Produk cukup dikenal dan disukai oleh konsumen 0,069 3,000 0,208 Fasilitas ruangan yang dimiliki cukup baik 0,083 3,333 0,275 Mutu karyawan dalam menyelesaikan produk 0,083 4,000 0,331 Desain produk yang baik 0,090 3,333 0,299 Kelemahan Mesin sudah tua 0,097 1,000 0,097 Biaya promosi tinggi 0,102 1,000 0,102 Harga produk pakaian mahal 0,104 1,000 0,104 Total 1,00 2,896 Hasil analisis faktor internal (kelemahan) yang disajikan pada Tabel 17, terdapat 3 (tiga) kelemahan dengan nilai dibawah 10%, yaitu : 1. Mesin sudah tua (0,104)

53 37 2. Biaya promosi tinggi (0,102) 3. Harga produk pakaian mahal (0,097) C. Analisis Faktor Eksternal Faktor strategik eksternal yang dimiliki oleh perusahaan meliputi peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Tripomo (2005) menegaskan bahwa peluang adalah situasi eksternal organisasi yang berpotensi menguntungkan. Sedangkan ancaman adalah suatu keadaan eksternal yang berpotensi menimbulkan kesulitan. Hasil jawaban (respon) perusahaan terhadap identifikasi faktor eksternal peluang disajikan pada Tabel 18. Tabel 18. Hasil EFE Faktor Strategik Eksternal Bobot (a) Rating (b) Skor (a x b) Peluang Jumlah penduduk Indonesia semakin 0,140 2,000 0,281 banyak Adanya dukungan pemerintah yang 0,098 2,667 0,267 tinggi dalam pengembangan industri TPT Ketersedian bahan baku cukup 0,092 3,000 0,275 Meningkatnya permintaan pasar 0,079 3,000 0,236 Pasar dalam negeri yang besar 0,079 2,667 0,209 Ancaman Impor (ilegal) produk dari luar (Cina) 0,095 1,667 0,157 Kenaikan biaya produksi akibat naiknya 0,105 1,000 0,105 tarif BBM, pajak dan listrik Kondisi ekonomi, hukum, sosial dan 0,126 1,000 0,126 politik belum stabil Pesaing aktif dalam melakukan inovatif 0,081 3,000 0,243 dan pemasaran produk Industri pendukung yang belum 0,104 2,667 0,279 berkembang Total 1,00 2,178

54 38 Hasil respon kuesioner usaha tersebut terhadap identifikasi faktor eksternal (peluang) disajikan pada Tabel 18 berikut : 1. Jumlah penduduk Indonesia semakin banyak (0,281) 2. Ketersedian bahan baku cukup (0,275) 3. Adanya dukungan pemerintah yang tinggi dalam pengembangan industri TPT (0,267) 4. Meningkatnya permintaan pasar (0,236) 5. Pasar dalam negeri yang besar (0,209) Hasil respon kuesioner usaha tersebut terhadap identifikasi faktor eksternal (ancaman) disajikan pada Tabel 18 yaitu : 1. Industri pendukung yang belum berkembang (0,279) 2. Pesaing aktif dalam melakukan inovatif dan pemasaran produk (0,243) 3. Impor (illegal) produk dari luar (Cina dan Vietnam) (0,157) 4. Kondisi ekonomi hukum, sosial dan politik belum stabil (0,126) 5. Kenaikan biaya produksi akibat naiknya tarif BBM, pajak dan listrik (0,105) D. Analisis Strategi Pemasaran Matriks IE disusun untuk mengetahui strategi apa yang sebaiknya digunakan. Untuk menentukan strategi tersebut, didapatkan matrik EFE dan IFE, dengan nilai rataan EFE 2,178. Hasil tersebut menunjukan pengaruh eksternal bagi Yasra Studio. Dalam hal ini, Yasra Studio dinilai sedang dan matriks IFE 2,896 (Gambar 9) menunjukkan posisi internal Yasra Studio berada dalam nilai sedang. Dari hasil matrik IE tersebut, terlihat perusahaan berada pada kotak kuadran V (lima) yaitu tumbuh dan stabil. Strategi yang disarankan pada kondisi tersebut adalah strategi penetrasi pasar, pengembangan produk dan pengembangan pasar, artinya perusahaan Yasra Studio tetap terus melakukan strategi pemasaran yang telah dilakukan dan tetap menjaga mutu produk yang dihasilkan.

55 39 Berdasarkan analisis matriks IFE dan EFE sebelumnya, maka dapat disusun analisis SWOT untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dalam merumuskan strategis perusahaan. Perumusan strategi perusahaan Yasra Studio dengan matriks SWOT disusun pada Tabel 19. SKOR Tertimbang Faktor Internal Kuat Rataan Lemah ( ) ( ) SKOR Tertimbang Faktor Eksternal Tinggi Sedang Rendah ( ) 4.0 I II III Growth Growth Retrenchment Turnaround (berbenah diri) dgn reduksi biaya/reduksi aset IV Stability V Growth dan Stability VI Retrenchment Atau Divestasi (menjual suatu unit utk mendapatkan tambahan sumberdaya VII VIII IX Growth Diversifikasi Konsentrik (kesamaan pasar, produk, teknologi) Growth Diversifikasi Konglomerat (risiko finansial) Likuidasi (menutup suatu usaha) Gambar 9. Hasil Matriks IE

56 40 Tabel 19. Perumusan strategi usaha Yasra Studio dengan Matriks SWOT Faktor Eksternal Faktor Internal Strengths/Kekuatan (S) 1. Letak perusahaan strategik 2. Lingkungan kerja kekeluargaan 3. Produk cukup bermutu 4. Adanya komunikasi dua arah antara pemilik dengan karyawan 5. Kegigihan dan keuletan dari pemilik/manajer perusahaan dalam mengelola usahanya 6. Promosi yang baik 7. Produk cukup dikenal dan disukai oleh konsumen 8. Fasilitas ruangan yang dimiliki cukup baik 9. Mutu karyawan dalam menyelesaikan produk cukup baik 10. Desain produk yang baik 11. Jumlah Tenaga kerja banyak Weaknesses/Kelemahan (W) 1. Harga produk mahal 2. Biaya promosi tinggi. 3. Mesin sudah tua Opportunities/Peluang (O) 1. Jumlah penduduk Indonesia semakin banyak 2. Adanya dukungan pemerintah yang tinggi dalam industri TPT 3. Ketersedian bahan baku cukup 4. Meningkatnya permintaan pasar 5. Pasar dalam negeri yang besar Strategi SO a. Mempertahankan mutu produk (S:3,7,9,10,11; O:2,3,4,5) b. Meningkatkan mutu tenaga kerja (S:2,4,5,8,9,10; O:1,2) c. Melakukan penetrasi dan pengembangan pasar (S:1,2,3,6,7,9,10; O:1,2,3,4,5) d. Mempertahankan pembeli potensial (S:1,3,6,7,8,10; O:1,2,4,5) Strategi WO a. Mengembangkan atribut produk baru/modifikasi rupa dan bentuk produk (W:3; O:1,3,4,5) b. Membeli mesin baru (W: 2; O:1,2,4,5) c. Menyesuaikan harga jual sesuai segmen konsumen (W: 1; O: 1,4) Threats /Ancaman (T) 1. Impor (ilegal) produk TPT dari luar (Cina, Vietnam) 2. Kenaikan biaya produksi akibat naiknya tarif BBM, pajak dan listrik 3. Kondisi ekonomi (makro dan mikro), hukum, sosial dan politik Indonesia belum stabil 4. Pesaing yang aktif dalam melakukan inovasi dan pemasaran produk Strategi ST a. Meningkatkan program pemasaran produk (S:1,6,7,9,10; T:1,2,4) b. Melakukan kerjasama dengan pengusaha produk sejenis lainnya (S:1,3,5,7,9,10; T:1,2,3,4) Strategi WT a. Mengoptimalkan pengembangan di bidang pertekstilan dan pakaian (W: 1,3; T:1,2,3,4) b. Fokus pada produk dengan segmen yang terbesar (W:1,2; T: 2,4)

57 41 5. Industri pendukung yang belum berkembang Keterangan : - (Si;Oi) atau (Si;Ti) atau (Wi;Oi) atau (Wi;Ti) menunjukkan kombinasi lingkungan eksternal dengan internal dalam menghasilkan pilihan strategi. - i = 1, 2,... n Berdasarkan Tabel 19, terdapat 4 (empat) jenis alternatif strategi yang dapat dilakukan, yaitu : 1. Strategi S - O (Strengths Opportunities) Alternatif strategi yang dihasilkan dari upaya menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang adalah : a. Mempertahankan mutu produk (didasarkan pada faktor kekuatan internal : 3, 7, 9,10,11 dan faktor peluang eksternal : 2, 3,4,5) Mutu produk sangat menentukan perjalanan perusahaan, terutama perusahaan yang memproduksi produk jadi. Walaupun produk sudah dinilai bermutu dan cukup dikenal, serta disukai konsumen, namun diperlukan kemampuan manajerial untuk mengelola dan mempertahankan mutu produk yang telah dihasilkan, karena mutu dapat mempengaruhi konsumen dalam memilih produk yang diinginkan. b. Meningkatkan mutu tenaga kerja (didasarkan pada faktor kekuatan internal : 2, 4, 5, 8, 9,10 dan faktor peluang eksternal : 1, 2). Tenaga kerja sebagai sumber daya yang digunakan dalam proses produksi merupakan aset yang harus dijaga dan mendapat perhatian serius, karena berhubungan dengan kemampuan teknis, diantaranya pengalaman dan kecakapan yang dimiliki sangat mempengaruhi tenaga kerja dalam menghasilkan produk akhir bermutu. Peningkatan mutu tenaga kerja sebagai aset vital akan sangat berpengaruh terhadap kinerja dan mutu kerja, serta hasil yang akan dicapai, disamping loyalitas dalam bekerja akan meningkat dengan sendirinya. Kegiatan pelatihan merupakan salah satu cara yang dapat

58 42 dilakukan untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerja, diantaranya dilakukan secara berkala. c. Melakukan penetrasi dan pengembangan pasar (didasarkan pada faktor kekuatan internal : 1, 2, 3, 6, 7, 9, 10 dan faktor peluang eksternal : 1, 2, 3, 4, 5) Dalam upaya memanfaatkan potensi pasar yang masih besar dan akan terus berkembang, maka kegiatan promosi yang baik dan letak perusahaan yang strategis sangat memungkinkan untuk melakukan pengembangan pangsa pasar yang telah ada. Selain itu, penetrasi pasar dapat dilakukan melalui optimasi jumlah produk yang dijual ke target pasar sasaran yang telah ada, sehingga memungkinkan terpenuhinya permintaan pasar. d. Mempertahankan pembeli potensial (didasarkan pada faktor kekuatan internal : 1, 3, 6, 7, 8, 10 dan faktor peluang eksternal : 1, 2, 4, 5) Konsumen merupakan segalanya bagi produsen, maka untuk menjaga agar konsumen loyal terhadap produk yang dihasilkan, selain mutu dan desain produk yang baik dan tetap dipertahankan, juga pelayanan yang diberikan akan membuat konsumen merasa puas dengan produk yang dibelinya. Customer Relationship Management sangat diperlukan untuk menjaga agar konsumen tidak lari dan terpuaskan dengan apa yang telah diterima. 2. Strategi W - O (Weaknesess Opportunities) Alternatif strategi yang dihasilkan dari upaya menggunakan kelemahan untuk memanfaatkan peluang adalah : a. Mengembangkan atribut produk baru/modifikasi rupa dan bentuk (didasarkan pada faktor kelemahan internal : 3 dan faktor peluang eksternal : 1, 3, 4, 5) Seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, terutama dalam usia dewasa, gaya dan pola hidup masyarakat setiap saat selalu berubah. Dalam berpakaian, terutama mode merupakan

59 43 suatu peluang besar bagi industri fashion yang sarat dengan perubahan gaya. Walaupun produk yang dihasikan saat ini sudah cukup dikenal dan disukai konsumen, penyesuaian model yang sesuai dengan trend dan tingkat preferensi konsumen harus mendapat perhatian khusus, untuk mengantisipasi berkurangnya pangsa pasar, dan brand image akan produk lokal yang dihasilkan harus terus ditanamkan di benak konsumen dengan memperbaharui model sesuai dengan tuntutan mode. Kecenderungan memproduksi lebih dari satu jenis model merupakan salah satu alternatif strategi guna memenuhi kebutuhan pasar, dengan komposisi dari setiap jenis dan model yang harus disesuaikan dengan perhitungan menurut biaya yang dikeluarkan dan tingkat permintaan berdasarkan pengamatan pasar. b. Membeli mesin baru (didasarkan pada faktor kelemahan internal : 2 dan faktor peluang eksternal : 1, 2, 4, 5) Untuk lebih meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam penyelesaian produk, pihak IK perlu dipikirkan untuk investasi peralatan/ mesin baru yang dapat membantu peralatan yang sudah ada dan tua. Penambahan mesin baru diperkirakan dapat menambah volume produksi dan membantu pengembangan atribut produk baru. c. Mengembangkan harga jual sesuai segmen konsumen (W: 1; O: 1, 4) Jumlah penduduk Indonesia yang semakin banyak seiring dengan semakin beragamnya daya beli masyarakat. Harga produk yang mahal menyebabkan kemampuan membeli konsumen rendah sehingga diperlukan segmentasi dalam pemasaran produk, sehingga konsumen terpuaskan dengan mutu produk yang sudah dikenal. 3. Strategi S-T (Strengths Threats) Alternatif strategi yang dihasilkan dari upaya menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman adalah : a. Meningkatkan program pemasaran produk (didasarkan pada faktor kekuatan internal : 1, 6, 7, 9, 10 dan faktor ancaman eksternal : 1, 2, 4)

60 44 Dengan semakin banyaknya produk impor yang masuk serta banyaknya pesaing aktif dalam melakukan inovasi dan pemasaran produknya, perlu dilakukan suatu strategi dengan meningkatkan program pemasaran produk kepada konsumen. Dengan letak perusahaan yang cukup strategis, maka dimungkinkan untuk melakukan kegiatan pemasaran secara maksimal, diantaranya melalui pemasangan spanduk, poster dan juga pemasangan iklan di media cetak dan elektronik. Selain itu, dengan adanya dukungan dari pemerintah, kegiatan seperti pameran dapat dilakukan, agar produk dapat lebih dikenal masyarakat luas, baik daerah itu sendiri maupun ke luar daerah. b. Melakukan kerjasama dengan pengusaha produk sejenis lainnya (didasarkan pada faktor kekuatan internal : 1, 3, 5, 7, 9, 10 dan faktor ancaman eksternal : 1, 2, 3, 4) Untuk mengimbangi membanjirnya produk-produk impor (ilegal), terutama dari Cina dan Vietnam dan banyaknya pesaing yang dapat membahayakan pangsa pasar, dibutuhkan adanya suatu kerjasama, terutama dengan pengusaha sejenis. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi perebutan pasar antar produsen yang menghasilkan produk sama, terutama pasar dalam negeri, sehingga segmen pasar yang dituju dapat lebih terfokus. Terlebih kondisi perekonomian, hukum, sosial dan politik Indonesia yang belum stabil, maka adanya kemitraan dengan pengusaha produk sejenis dapat menambah pengalaman dan memperluas jaringan. 4. Strategi W- T (Weaknesses Threats) Alternatif strategi yang dihasilkan dari upaya meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman adalah : a. Mengoptimalkan pengembangan di bidang pertekstilan dan pakaian (didasarkan pada faktor kelemahan internal : 1, 3 dan faktor ancaman eksternal : 1, 2, 3, 4) Saat ini, harga produk yang dihasilkan usaha Yasra Studio tergolong cukup mahal. Hal itu disebabkan biaya promosi yang tinggi yang berakibat melemahnya citra merek produk. Untuk itu, diperlukan

61 45 penanganan dan pengembangan terpadu yang dapat menyiasati kondisi itu. Dengan mengoptimalkan kinerja bagian desain dan pemasaran, diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang ada, agar konsistensi dan kinerja perusahaan terus berjalan. b. Fokus pada produk dengan segmen yang terbesar (didasarkan pada faktor kelemahan internal W:1,2; dan faktor ancaman eksternal T: 2,4) Untuk itu, pihak pengusaha dan manajer pemasaran Yasra Studio, mengurangi potensi biaya produksi tinggi dan meningkatkan daya saingnya melalui kualitas desain yang lebih baik ( tren mode) yang ada pada produk pakaian jadi. Berdasarkan matriks IE, dapat dikatakan bahwa usaha Yusra Studio tersebut berada pada kotak kuadran V yang digambarkan sebagai daerah stabil dan tumbuh, maka rumusan alternatif strateginya adalah melakukan penetrasi pasar, pengembangan produk dan pengembangan pasar. 1. Strategi Penetrasi Pasar (Meningkatkan penggunaan produk lama di pasar lama) Strategi ini mengarahkan sumber daya untuk mencapai pertumbuhan hanya pada satu produk, di satu pasar dan dengan satu teknologi dominan. Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan, antara lain : a. Memberi insentif harga untuk penggunaan yang lebih banyak. b. Memikat pelanggan dari pesaing, dengan cara menurunkan harga dan meningkatkan usaha promosi. 2. Pengembangan produk (Mengembangkan produk baru untuk pasar lama) Dalam hal ini perlu dilakukan modifikasi cukup besar atas produk lama atau penciptaan produk baru yang masih berkaitan yang dapat dipasarkan kepada pelanggan lama melalui saluran yang sudah ada.

62 46 Strategi ini sering digunakan untuk memperpanjang daur hidup produk yang sudah ada ataupun untuk memanfaatkan reputasi atau merek favorit. Strategi pengembangan produk didasarkan pada penetrasi pasar lama dengan melakukan modifikasi produk atau mengembangkan produk baru yang kaitannya jelas dengan lini produk yang sudah ada. Dalam hal ini, mutu produk pakaian jadi secara bertahap dapat ditingkatkan melalui proses penggunaan bahan baku (benang, kain, mote dan lain lain), proses produksi pakaian jadi (pemotongan, penjahitan, pembutan lubang kancing, penyetrikaan dan pengepakan), penggunaan mesin yang bermutu tinggi dan pemakaian mutu tenaga kerja (SDM) yang lebih baik. 3. Pengembangan pasar (Menjual produk lama di pasar baru) Pengembangan pasar yang dimaksud adalah dengan penguasaaan pasar dalam negeri dan meningkatkan informasi pasar. Selain itu dapat dilakukan dengan memodifikasi produk kepada pelanggan di wilayahwilayah pasar yang terkait dengan menambah saluran distribusi atau dengan mengubah isi iklan/promosi. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan, antara lain : a. Membuka pasar pada daerah geografis baru b. Memikat segmen pasar lain dengan mengembangkan versi produk untuk memikat segmen lain, dengan cara menggunakan saluran distribusi lain. Dari hasil analisis terpadu dengan uji (χ 2 ) dan analisis SWOT maka di dapatkan rekapitulasi hasil sebagai berikut : 1. Pada hasil khi-kuadrat diketahui bahwa produk pakaian jadi, terutama pakaian pesta banyak dikonsumsi kelompok umur tahun, sehingga diharapkan dapat memprioritaskan pengembangan pakaian pesta yang diminati kelompok umur tersebut. Sebanyak 88,46% responden menyatakan puas terhadap pakaian pesta, 60% responden menyatakan puas terhadap pakaian pengantin dan 76,67% puas terhadap pakaian wanita panitia pengantin dan untuk itu mutunya perlu dipertahankan.

63 47 2. Dari hasil analisis SWOT didapatkan 3 alternatif strategi utama yang dapat dipilih, yaitu strategi penetrasi pasar (meningkatkan penggunaan produk lama di pasar lama), pengembangan produk (mengembangkan produk baru untuk pasar lama) dan pengembangan pasar (menjual produk lama di pasar baru). Dari kedua butir hasil analisis terpadu, Yasra Studio harus menentukan arah/kebijakan dalam pengembangan perusahaan, yaitu dalam jangka pendek menerapkan strategi penetrasi pasar, dengan cara meningkatkan pemasaran pakaian pesta untuk wanita kelompok umur tahun; jangka panjang, dengan melakukan pengembangan produk baru untuk target pasar lama, yang didukung oleh SDM handal, agar konsumen tertarik dengan produk selain pakaian pesta. Strategi terakhir adalah mencari pangsa pasar baru yang terkait erat dengan pembuatan iklan yang menarik, sehingga tidak hanya kelompok umur tahun saja yang tertarik dengan iklan fashion di majalah PERKAWINAN (2005).

64 48 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Identifikasi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) pada Yasra Studio terdiri atas : 1) Faktor kekuatan yang dimiliki adalah letak perusahaan yang strategik, lingkungan kerja yang kekeluargaan, produk cukup bermutu, adanya komunikasi dua arah antara pemilik dengan karyawan, kegigihan dan keuletan dari pemilik perusahaan dalam mengelola usahanya, promosi yang baik, produk cukup dikenal dan disukai oleh konsumen, fasilitas ruangan yang dimiliki cukup baik, mutu karyawan dalam menyelesaikan produk cukup baik, jumlah tenaga kerja banyak. 2) Faktor kelemahan adalah harga produk mahal, biaya promosi tinggi dan mesin sudah tua. 3) Faktor peluang adalah jumlah penduduk Indonesia semakin banyak, adanya dukungan pemerintah yang tinggi dalam industri TPT, ketersedian bahan baku yang cukup, meningkatnya permintaan pasar dan pasar dalam negeri yang besar. 4) Faktor ancaman adalah impor (ilegal) produk luar (Cina dan Vitenam); kenaikan biaya produksi akibat naiknya tarif BBM, pajak dan listrik; kondisi ekonomi (makro dan mikro), hukum, sosial dan politik Indonesia belum stabil; pesaing aktif dalam melakukan inovatif dan pemasaran produk; industri pendukung yang belum berkembang b. Analisa SWOT menghasilkan 4 (empat) jenis alternatif strategi S-O, W-O, S-T, dan W-T yang dapat dilaksanakan oleh pengusaha tersebut. Dalam hal ini kuadran V (lima) dari matriks IE menunjukkan daerah stabil dan tumbuh, maka rumusan alternatif strateginya adalah melakukan penetrasi pasar, pengembangan produk dan pengembangan pasar. c. Perusahaan Yasra Studio dapat menyusun dan menggunakan controllable marketing variables dalam mengantisipasi perubahan dari uncontrolltable marketing variables, dengan cara mengkombinasikan unsur-unsur (4P =

65 49 product, place, promotion, price) menjadi (7P = 4P + people, physical evidence, process) dalam proporsi yang tepat, sehingga bauran pemasarannya sesuai dengan lingkungan strategi internal perusahaaan Yasra Studio. 2. Saran a. Meningkatkan mutu SDM atau karyawan di perusahaanya melalui pendidikan dan pelatihan dalam bidang desain, pembuatan pola, dan fashion sehingga produk pakaian jadi Yasra Studio mampu mengikuti selera pasar dan lebih dikenal oleh calon konsumen. Hal terakhir dapat dilakukan melalui majalah khusus yang berisikan informasi tentang produk pakaian jadi dan desain yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. b. Menyarankan Pemerintah agar mendorong bank-bank lokal agar dapat diberikan kemudahan peminjaman kredit kepada (seluruh) perusahaan tekstil (pakaian jadi) Yasra Studio untuk keperluan/modal usaha dan memberikan dukungannya kepada para pengusaha pakaian jadi melalui bantuan (subsidi bunga) peremajaan permesinan TPT untuk meningkatkan daya saingnya melalui penggantian mesin yang sudah tua untuk lebih meningkatkan mutu desain dan produk.

66 DAFTAR PUSTAKA API Apakah Industri TPT Indonesia Memasuki Sunset Industry? Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Jakarta. BPS Perkembangan Perusahaan dan Pekerja Industri TPT, Jakarta. BPS DKI Perkembangan Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Industri Pakaian Jadi di Propinsi DKI, Jakarta. Cooklyn, G Garment Technology for Fashion Designer. Backwell Publishing, USA. Dirgantoro. C Manajemen Stratejik. PT.Grasindo. Jakarta. Hartanto, NS dan Watanabe S Teknologi Tekstil. PT. Pradnya Paramita, Jakarta. Hubeis, M Manajemen Kreatifitas dan Inovasi Dalam Bisnis. PT. Hecca Mitra Utama, Jakarta. Hurriyati, R Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Alfabeta, Jakarta. Irawan, H Prinsip Kepuasan Pelanggan. PT. Gramedia, Jakarta. Kinnear and Taylor, Marketing Research and Applied Approach, Mc Graw Hill, New York. Koeswara, S Pemasaran Industri (Industrial Marketing), Djambatan, Jakarta. Kotler, P Manajemen Pemasaran. PT.Indeks (Kelompok Gramedia), Jakarta. Media Industri dan Perdagangan Perkembangan Klaster Industri TPT. N0. 19 (XI). Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Jakarta Nitimihardja, A Kebijakan Industri Nasional, Departemen Perindustrian, Jakarta. Perkawinan Romantic Rhapsody. Edisi 10/VII/Oktober Jakarta. Prasetijo, R. dan J. Ihalaw Perilaku Konsumen. Penerbit Andi, Yogyakarta. Rangkuti, F Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sugiyono Statistika Non Parametris Untuk Penelitian. Penerbit CV Alfabeta, Bandung Statistika Untuk Penelitian. Penerbit CV Alfabeta, Bandung. Suharyadi dan Purwanto S.K Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Salemba Empat, Jakarta. Tjiptono, F Strategi Pemasaran. Edisi Kedua. Penerbit Andi, Yogyakarta. Tripomo, T Manajemen Strategi. Penerbit Rekayasa Sains, Jakarta.

67 LAMPIRAN

68 53 Lampiran 1. Bagian Pengisian Matriks Berpasangan Petunjuk pengisian a. Pertanyaan yang diajukan akan berbentuk perbandingan antara suatu elemen yang ada di kolom sebelah kiri dengan elemen yang ada disebelah atas b. Jawaban dari pertanyaa tersebut diberi nilai oleh responden berdasarkan tingkat keentingan dari elemen-elemen yang dibandingkan. c. Skala penilaian perbandingan berpasangan yang diberika mempunyai nilai antara 1 sampai dengan 3 atau kebalikannya Identitas kepentingan Definisi Nilai 1 Jika indikator horisontal kurang penting variabel indikator vertikal 2 Jika indikator horisontal sama penting variabel indikator vertikal 3 Jika indikator horisontal lebih penting variabel indikator vertikal

69 54 Lanjutan lampiran 1 1) Dalam Penentuan Prioritas Faktor Eksternal Ada Atribut Yang Harus Diperbandingkan Responden : Ir. Yasra FAKTOR A B C D E F G H I J TOTAL BOBOT A B C D E F G H I J TOTAL Responden : Manajer Pemasaran FAKTOR A B C D E F G H I J TOTAL BOBOT A B C D E F G H I J TOTAL

70 55 Lanjutan lampiran 1 Responden : Kantor Dinas Depperindag FAKTOR A B C D E F G H I J TOTAL BOBOT A B C D E F G H I J TOTAL

71 56 Lanjutan lampiran 1 Keterangan : Peluang A Jumlah penduduk Indonesia semakin banyak B Adanya dukungan pemerintah yang tinggi dalam pengembangan industri TPT C Ketersedian bahan baku cukup D Meningkatnya permintaan pasar E Pasar dalam negeri yang besar Ancaman F G H I J Impor (ilegal) produk dari luar (Cina) Kenaikan biaya produksi akibat naiknya tarif BBM, pajak dan listrik Kondisi ekonomi (makro dan mikro), hukum, sosial dan politik belum stabil Pesaing aktif dalam melakukan inovasi dan pemasaran produk Industri pendukung yang belum berkembang Kekuatan A B C D E F G H I J K Letak perusahaan strategik Lingkungan kerja kekeluargaan Produk bermutu Adanya komunikasi dua arah antara pemilik dengan karyawan Kegigihan dan keuletan dari pemilik perusahaan dalam mengelola usahanya Promosi yang baik Produk cukup dikenal dan disukai oleh konsumen Fasilitas ruangan yang dimiliki cukup baik Mutu karyawan dalam menyelesaikan produk cukup baik Desain produk baik Jumlah tenaga kerja yang banyak Kelemahan L M N Harga produk pakaian yang mahal Biaya promosi tinggi Mesin sudah tua

72 57 Lanjutan lampiran 1 2) Dalam Penentuan Prioritas Faktor Internal Ada Atribut Yang Harus Diperbandingkan Responden : Pengusaha FAKTOR A B C D E F G H I J K L M N TOTAL BOBOT A B C D E F G H I J K L M N TOTAL Responden : Manajer Pemasaran FAKTOR A B C D E F G H I J K L M N TOTAL BOBOT A B C D E F G H I J K L M N TOTAL

73 58 Lanjutan lampiran 1 Responden : Kantor Dinas Depperindag FAKTOR A B C D E F G H I J K L M N TOTAL BOBOT A B C D E F G H I J K L M N TOTAL

74 59 Lampiran 2. Bagian pengisian rating A. Berikan rating pada kolom ranting dengan skala 1-4 sebagai jawab (respon) perusahaan pada masing-masing faktor eksternal yang disebutkan di bawah ini Untuk faktor peluang dan ancaman yaitu : (1) jawaban jelek; (2) jawaban rata-rata; (3) jawan di atas rata-rata dan (4) jawaban superior. Responden : Ir. Yasra Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor Peluang A Jumlah penduduk Indonesia semakin banyak 2 B Adanya dukungan pemerintah tinggi dalam industri TPT 3 C Ketersediaan bahan baku cukup 3 D Meningkatnya permintaan pasar 3 E Pasar dalam negeri yang besar 3 Ancaman F Impor (ilegal) produk TPT dari luar (Cina) 2 G Kenaikan biaya produksi akibat naiknya tarif BBM, pajak dan listrik 1 H Kondisi ekonomi, hukum, sosial dan politik Indonesia belum stabil 1 I Pesaing aktif dalam melakukan inovasi dan pemasaran produk 3 J Industri pendukung yang belum berkembang 3

75 60 Lanjutan lampiran 2 Responden : Manajer Pemasaran Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor Peluang A Jumlah penduduk Indonesia semakin banyak 2 B Adanya dukungan pemerintah tinggi dalam industri TPT 3 C Ketersediaan bahan baku cukup 3 D Meningkatnya permintaan pasar 3 E Pasar dalam negeri yang besar 3 Ancaman F Impor (ilegal) produk TPT dari luar (Cina) 2 G Kenaikan biaya produksi akibat naiknya tarif BBM, pajak dan listrik 1 H Kondisi ekonomi, hukum, sosial dan politik Indonesia belum stabil 1 I Pesaing aktif dalam melakukan inovasi dan pemasaran produk 3 J Industri pendukung yang belum berkembang 3 Responden : Kantor Dinas Depperindag Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor Peluang A Jumlah penduduk Indonesia semakin banyak 2 B Adanya dukungan pemerintah tinggi dalam industri TPT 2 C Ketersediaan bahan baku cukup 3 D Meningkatnya permintaan pasar 3 E Pasar dalam negeri yang besar 2 Ancaman F Impor (ilegal) produk TPT dari luar (Cina) 1 G Kenaikan biaya produksi akibat naiknya tarif BBM, pajak dan listrik 1 H Kondisi ekonomi, hukum, sosial dan politik Indonesia belum stabil 1 I Pesaing aktif dalam melakukan inovasi dan pemasaran produk 3 J Industri pendukung yang belum berkembang 3

76 61 B. Berikan rating pada kolom ranting dengan skala 1-4, pada masing-masing faktor internal yag ada dalam perusahaan dengan keadaan saat ini. Untuk faktor kekuatan dan kelemahan yaitu (1) kelemahan utama ; (2) kelemahan kecil; (3) kekuatan kecil dan (4) kekuatan utama. Responden : Ir. Yasra (Pengusaha) Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor Kekuatan A Letak perusahaan strategik 3 B Lingkungan kerja kekeluargaan 3 C Produk bermutu 4 D Adanya komunikasi dua arah antara pemilik dengan karyawan 3 E Kegigihan dan keuletan dari pemilik perusahaan dalam mengelola usahanya 3 F Promosi yang baik 3 G Produk cukup dikenal dan disukai oleh konsumen 3 H Fasilitas ruangan yang dimiliki cukup baik 3 I Mutu karyawan dalam menyelesaikan produk cukup baik 4 J Desain produk baik 4 K Jumlah tenaga kerja banyak 3 Kelemahan J Harga produk pakaian yang mahal 1 K Biaya promosi tinggi 1 L Mesin sudah tua 1

77 62 Lanjutan lampiran 2. Responden : Manajer Pemasaran Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor Kekuatan A Letak perusahaan strategik 3 B Lingkungan kerja kekeluargaan 3 C Produk bermutu 4 D Adanya komunikasi dua arah antara pemilik dengan karyawan 3 E Kegigihan dan keuletan dari pemilik perusahaan dalam mengelola usahanya 3 F Promosi yang baik 4 G Produk cukup dikenal dan disukai oleh konsumen 3 H Fasilitas ruangan yang dimiliki cukup baik 3 I Mutu karyawan dalam menyelesaikan produk cukup baik 4 J Desain produk baik 3 K Jumlah tenaga kerja banyak 3 Kelemahan J Harga produk pakaian yang mahal 1 K Biaya promosi tinggi 1 L Mesin sudah tua 1

78 63 Lanjutan lampiran 2. Responden : Kantor Dinas Depperindag Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor Kekuatan A Letak perusahaan strategik 3 B Lingkungan kerja kekeluargaan 3 C Produk bermutu 3 D Adanya komunikasi dua arah antara pemilik dengan karyawan 3 E Kegigihan dan keuletan dari pemilik perusahaan dalam mengelola usahanya 3 F Promosi yang baik 4 G Produk cukup dikenal dan disukai oleh konsumen 3 H Fasilitas ruangan yang dimiliki cukup baik 4 I Mutu karyawan dalam menyelesaikan produk cukup baik 4 J Desain produk baik 3 K Jumlah tenaga kerja banyak 3 Kelemahan J Harga produk pakaian yang mahal 1 K Biaya promosi tinggi 1 L Mesin sudah tua 1

79 Lampiran 3. Daftar pertanyaan Petunjuk pengisian. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang tersedia yang sesuai dengan kondisi saudara Data konsumen 1. Nama 2. Alamat 3. Apakah anda suka /sering menggunakan jasa jahitan pada Yasra Studio ini? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 4. Sudah berapa lama anda menggunakan jasa jahitan pada Yasra Studio ini? a. < 1 tahun b. 1-2 tahun c. 2 tahun 5. Bagaimana menurut anda, apakah harga jasa jahitan pada Yasra Studio ini? a. Mahal b. Tidak mahal c. Alasan lainnya Menurut anda, desain apa yang paling anda sukai? a. Pakaian pesta b. Pakaian perkawinan c. Dll (pakaian kerja) 7. Mana yang paling penting bagi anda : a. Menarik b. Cantik c. Sehat bugar 8. Perlukah Yasra Studio lebih meningkatkan usaha promosinya? a. Sangat perlu b. Perlu c. Tidak perlu 9. Menurut anda, perlukah harga produk pakaian pada Yasra Studio di kurangi? a. Perlu b. Tidak perlu

STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI

STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI STRATEGI PEMASARAN USAHA TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (Studi Kasus Usaha Produk Pakaian Jadi Yasra Studio di Jakarta Pusat) SANG SANIAKA TAJULFITRI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 ABSTRACT

Lebih terperinci

II. ANALISA MASALAH. A. Prinsip-prinsip Analisis

II. ANALISA MASALAH. A. Prinsip-prinsip Analisis II. ANALISA MASALAH A. Prinsip-prinsip Analisis Produk pakaian jadi seperti kebaya, pakaian muslim (jilbab), baju pesta, baju pengantin dan produk pakaian jadi lainnya, merupakan produk yang sering kita

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Tyas Orchid yang berkantor di Bukit Cimanggu City Blok Q6 No 19 Jl. KH. Sholeh Iskandar, Bogor. Pemilihan objek

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di peternakan domba Tawakkal Farm (TF) Jalan Raya Sukabumi Km 15 Dusun Cimande Hilir No. 32, Caringin, Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data 19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data akan dilakukan disebuah industri pengolahan dengan sub sektor industri pakaian jadi yang berlokasi di Jl. Wader Blok G.II No. 25 RT/RW 010/012

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas,

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, Depok. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data 13 BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dibatasi sebagai studi kasus pada komoditas pertanian sub sektor tanaman pangan di wilayah Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Stanton dalam Tambajong (2013:1293), pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Mitra Alam. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan

Lebih terperinci

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 104 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 106 LAMPIRAN 111 RIWAYAT HIDUP

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 104 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 106 LAMPIRAN 111 RIWAYAT HIDUP iii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN vii 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 3 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 4 Ruang Lingkup Penelitian 4 2 TINJAUAN PUSTAKA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kawasan Objek Wisata Alam Talaga Remis di Desa Kadeula Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Objek dan Tempat Penelitian Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh Industri Hilir Teh (IHT) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII di Cibiru,

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Metode Kerja Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Metode Kerja Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di CV. Bening Jati Anugerah yang terletak di Desa Parung Kabupaten Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian April sampai dengan Agustus

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tempat produksi sate bandeng pada UKM Awal Putra Mandiri yang berlokasi di Jl. Ratu Rangga Blok B No.252 Rt. 02/11, Kampung

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yakni Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, khususnya di Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Agroforestry yang membawahi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN 152 III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir ini dilaksanakan di Pengolahan Ikan Asap UKM Petikan Cita Halus yang berada di Jl. Akar Wangi

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data B. Metode Analisis

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data B. Metode Analisis III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer melalui survei lapangan, wawancara dengan pemilik perusahaan, karyawan,

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling METODE Metode yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisis data adalah kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survei kepada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian dilaksanakan pada perusahaan CV Septia Anugerah Jakarta, yang beralamat di Jalan Fatmawati No. 26 Pondok Labu Jakarta Selatan. CV Septia Anugerah

Lebih terperinci

KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN MELALUI PROGRAM REPLIKA SKIM MODAL KERJA

KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN MELALUI PROGRAM REPLIKA SKIM MODAL KERJA KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN MELALUI PROGRAM REPLIKA SKIM MODAL KERJA (Studi Kasus Kelompok Tani Ikan Mekar Jaya di Lido, Bogor) RINI ANDRIYANI SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENJUALAN PRODUK JASA PARIWISATA DENGAN PENDEKATAN QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX (QSPM) (Studi Kasus di CV. Delta Berlian Holiday) Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Gama Catering yang beralamat di Komp. Bumi Panyileukan Blok G 13 No. 20 Kota Bandung. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

2.5.3 CP Matrix Matching Stage Matriks TOWS/SWOT Matriks SPACE Matriks Internal-External...

2.5.3 CP Matrix Matching Stage Matriks TOWS/SWOT Matriks SPACE Matriks Internal-External... ABSTRAK Atmosphere Café yang terletak di Jalan Lengkong Besar no. 97 menyediakan berbagai jenis masakan, mulai dari masakan Indonesia, masakan Eropa, dan juga masakan Jepang. Dalam satu tahun terakhir

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah PT Godongijo Asri yang beralamat di Desa Serua, Kecamatan Cinangka, Sawangan, Depok, Jawa

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA. Oleh EKO SUGENG HARAFI H

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA. Oleh EKO SUGENG HARAFI H ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA Oleh EKO SUGENG HARAFI H24103082 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN MARLIA PRATIWI.

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggambarkan kondisi eksternal dan internal PT. Padang Digital Indonesia saat ini

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara 20 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1 Flowchart Pemecahan Masalah Penelitian adalah kegiatan dalam mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan menyajikan data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, dengan batasan waktu data dari tahun 2000 sampai dengan 2009. Pertimbangan pemilihan lokasi kajian antar

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada restoran tradisional khas Jawa Timur Pondok Sekararum yang terletak di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propinsi

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data 27 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Lokasi tempat pelaksanaan Program Misykat DPU DT berada di kelurahan Loji Gunung Batu, Kecamatan Ciomas, Kotamadya Bogor, Jawa Barat. Waktu pengumpulan data selama

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Studi Pada PT Dimata Sora Jayate di Kota Denpasar)

FORMULASI STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Studi Pada PT Dimata Sora Jayate di Kota Denpasar) TESIS FORMULASI STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Studi Pada PT Dimata Sora Jayate di Kota Denpasar) I PUTU AGUS MAHENDRA PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011

Lebih terperinci

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK S. Marti ah / Journal of Applied Business and Economics Vol. No. 1 (Sept 2016) 26-4 KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK Oleh: Siti Marti ah Program Studi Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 29 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Sektor UKM memiliki peran dan fungsi sangat strategik dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia, tetapi kredit perbankan untuk sektor ini dinilai masih

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kedua tempat usaha di kota Bogor, yaitu KFC Taman Topi dan Rahat cafe. KFC Taman Topi berlokasi di Jalan Kapten Muslihat

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A14104093 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK CV. X adalah perusahaan konveksi dan sablon yang berada di Jl. Baturahayu, terusan Buah Batu, Bandung. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2008 hingga sekarang. Dari tahun 2011 s/d 2014 perusahaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam penelitian mengenai strategi bauran pemasaran pertama kali peneliti akan mempelajari mengenai visi misi dan tujuan perusahaan, dimana perusahaan yang

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI DEFIETA H34066031 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 RINGKASAN DEFIETA.

Lebih terperinci

Koppontren. Pengembangan Rami

Koppontren. Pengembangan Rami 14 III. METODE KAJIAN 1 Diagram Alir Kajian Kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan bahan baku alami (back to nature) dan kebutuhan serat alam selain kapas untuk bahan baku tekstil semakin dirasakan. Rami

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel 39 I. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan cara

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rahat Cafe 1 yang berlokasi di Jalan Malabar 1 No.1 (samping Pangrango Plaza) kota Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Proses perumusan strategi pada restoran Kebun Kita dimulai dengan mengetahui visi dan misinya, kemudian menganalisis permasalahan yang terjadi,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Elsari Brownies & Bakery (EBB) yang bertempat di Jalan Raya Pondok Rumput Nomor 18 RT 06/RW 11, Kelurahan Kebon Pedes,

Lebih terperinci

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Jurnal : MATRIK Teknik Industri Universitas Muhammdiyah Gresik, Volume: XII, Nomor : 2, Bulan : Maret 2012, ISSN: 1693-5128 ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Suhartini Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada restoran iga bakar Mang Opan yang terletak di Jl. Adhyaksa II No.1A, Buah Batu, Bandung. Pemilihan tempat dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian campuran (mixed methods research design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA. mudah dan cepat serta mampu menterjemahkan Al-Qur'an. Metode ini

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA. mudah dan cepat serta mampu menterjemahkan Al-Qur'an. Metode ini BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA A. Kerangka Pemikiran LPBA Muyassaroh merupakan salah satu lembaga pembelajaran bahasa Arab untuk mampu membaca kitab kuning tanpa harakat secara mudah dan cepat serta

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan kopi bubuk Inkopas Sejahtera, Pemilihan lokasi ditentukan secara sengaja, karena adanya pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Jurnal : MATRIK Teknik Industri Universitas Muhammdiyah Gresik, Volume: XII, Nomor : 2, Bulan : Maret 2012, ISSN: 1693-5128 ANALISA SWOT

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT INDO JAYA SUKSES MAKMUR

ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT INDO JAYA SUKSES MAKMUR ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT INDO JAYA SUKSES MAKMUR Frengky Hariyanto - 1301030322 Email : frengky_hariyanto@yahoo.co.id Dosen Pembimbing Hartiwi Prabowo, SE., MM. ABSTRAK PT Indo Jaya Sukses Makmur

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui visi, misi dan tujuan Perum Pegadaian. Kemudian dilakukan analisis lingkungan internal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bauran Pemasaran Jasa Pemasaran dalam suatu perusahaan akan menghasilkan kepuasan pelanggan serta kesejahteraan konsumen dalam jangka panjang sebagai kunci untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 31 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga Agustus 2013 di kelompok pembudidaya Padasuka Koi Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara

Lebih terperinci

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING 3.1 SWOT UNTUK FORMULASI STRATEGI Analisis SWOT didasarkan pada logika, yaitu memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR (STUDI KOMPARATIF SENTRA BATIK TULIS AL-BAROKAH DAN SENTRA BATIK TULIS MELATI DI PAKANDANGAN BARAT KABUPATEN SUMENEP

STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR (STUDI KOMPARATIF SENTRA BATIK TULIS AL-BAROKAH DAN SENTRA BATIK TULIS MELATI DI PAKANDANGAN BARAT KABUPATEN SUMENEP STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR (STUDI KOMPARATIF SENTRA BATIK TULIS AL-BAROKAH DAN SENTRA BATIK TULIS MELATI DI PAKANDANGAN BARAT KABUPATEN SUMENEP Endang Widyastuti 1 Hafidhah 2 1 Dosen Program Studi Manajemen,

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia

Universitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia Universitas Bina Nusantara Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 Semester Ganjil tahun 2006/2007 Yuyun

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian yang dilakukan ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa perlu dilaksanakan pengembangan agroindustri serat sabut kelapa berkaret. Pengembangan

Lebih terperinci

Oleh : THOMSON BERUTU A

Oleh : THOMSON BERUTU A ANALISIS MANAJEMEN STRATEGI GIANT (PT. HERO SUPERMARKET, Tbk.) DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN RITEL DI KOTA BOGOR (Studi Kasus di Giant PT. Hero Supermarket, Tbk. Botani Square) Oleh : THOMSON BERUTU A 14105616

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk meneliti sekelompok manusia,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Pia Apple Pie yang berada di Jalan Pangrango 10 Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa: BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dapat diketahui faktor eksternal PT. Gema Shafa Marwa adalah: a. Faktor

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh :

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh : STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR Disusun Oleh : SYAIFUL HABIB A 14105713 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Strategis

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Strategis 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Strategis Strategi menurut Hamel dan Prahalad dalam Umar (2008) didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP) 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica Buah carica atau pepaya gunung merupakan rumpun buah pepaya yang hanya tumbuh di dataran tinggi. Di dunia, buah carica hanya tumbuh di tiga negara yaitu Amerika Latin,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN KUESIONER PEMILIHAN ALTERNATIF TEKNIK PEMASARAN BERDASARKAN KONSEP MARKETING MIX PADA INDUSTRI JASA Nama : Umur : Jabatan : Dibawah ini ada beberapa pertanyaan yang akan digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Curug Jaya di Kampung Curug Jaya, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok. Pemilihan tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan,

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan, diperkirakan dan dipastikan di masa yang akan datang. Perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dan terbuka. Kondisi ini menuntut perusahaan-perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dan terbuka. Kondisi ini menuntut perusahaan-perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan di dalam dunia usaha menjadi semakin ketat dan terbuka. Kondisi ini menuntut perusahaan-perusahaan untuk mengelola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Konsep Strategis Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Kaliduren Estates yang berlokasi di Perkebunan Tugu/Cimenteng, Desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi.

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Dimana : TR = Total penerimaan, TC = Total biaya, NT = Biaya tetap, dan NTT = Biaya tidak tetap.

LANDASAN TEORI. Dimana : TR = Total penerimaan, TC = Total biaya, NT = Biaya tetap, dan NTT = Biaya tidak tetap. 7 II. LANDASAN TEORI 1. Konsep Pendapatan Pendapatan tunai adalah selisih antara penerimaan tunai dan pengeluaran tunai. Pendapatan tunai merupakan ukuran kemampuan usaha dalam menghasilkan uang tunai.

Lebih terperinci

4. IDENTIFIKASI STRATEGI

4. IDENTIFIKASI STRATEGI 33 4. IDENTIFIKASI STRATEGI Analisis SWOT digunakan dalam mengidentifikasi berbagai faktor-faktor internal dan eksternal dalam rangka merumuskan strategi pengembangan. Analisis ini didasarkan pada logika

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA Oleh AIDI RAHMAN H 24066055 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Menurut David (2008) strategi merepresentasikan tindakan yang akan diambil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. 9 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. U Gambar 2. Peta Telaga Golf Sawangan, Depok Sumber: Anonim 2010.

Lebih terperinci

Lingkungan umum Lingkungan operasional (Struktur Industri) Tahapan dalam Penyusunan Strategi

Lingkungan umum Lingkungan operasional (Struktur Industri) Tahapan dalam Penyusunan Strategi ABSTRAK Mobile Information Technology (MIT) adalah perusahaan yang bergerak di bidang retail penjualan notebook, berlokasi di Bandung Electronic Centre lantai 1 G3. MIT didirikan pada tahun 2007. MIT penjualan

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Wini Catering adalah salah satu catering yang baru berdiri di kota Tasikmalaya. Saat ini Wini Catering belum dapat mencapai target keuntungan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum Wini

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lokasi unit usaha pembenihan ikan nila Kelompok Tani Gemah Parahiyangan yang terletak di Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang, Jawa

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PD. Sarana Mangun Lancar merupakan salah satu industri daur ulang pipa Poly Vinyl Chloride (PVC) yang terletak di kota Ciamis dan berdiri sejak tahun 2001. Saat ini perusahaan tersebut telah memiliki

Lebih terperinci