MENTARI PAGI RABU, 20 MEI 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENTARI PAGI RABU, 20 MEI 2015"

Transkripsi

1 MENTARI PAGI RABU, 20 MEI 2015 HIMPUNAN MAHASISWA ANALIS EFEK

2 INDEKS GLOBAL DAN PROYEKSI IHSG REKOMENDASI SAHAM MENTARI PAGI TOP TRADING AND LOSS TRADING TODAY HOT NEWS REASEARCH DEPARTMENT DOCUMENT OF HIMA AE Page 1 of 15

3 Mentari Pagi Rabu, 20 Mei 2015 Index Global (Closing 19 Mei 2015) : Market Index Change Chg (%) FTSE ST (Singapore) 3.454,04-5,53-0,15% NIKKEI 225 (Jepang) ,38 136,11 0,68% HANG SENG (Hong Kong) ,54 102,29 0,37% SSE Comp (China) 4.417, ,62 134,06 3,13% DJIA (USA) (DOWI) ,39 13,51 0,07% S&P 500 (SPX) 2.127,83-1,37-0,06% Rupiah (USD/IDR) Rp ,00 0,00% US Dollar Index (DXY) $ 95,29 1,11 1,18% Crude Oil (WTI) (CL1!) $ 58,40 0,41 0,71% Gold (XAU/USD) $ 1.208,40 1,70 0,14% Coal (QL1!) $ 46,40-0,15-0,32% Crude Palm Oil (CU1!) $ 601,75-9,50-0,37% EUR/USD $ 1, , ,01% USD/JPY $ 120,62 (0,014) -0,04% Sumber: IDX, Bloomberg dan TradingView ASIA MARKET OVERVIEW Selasa, 19 Mei 2015 HIGH : 5.273,811 LOW : 5.219,588 CLOSE : 5.269,371 0,603% Trading Value by Investor Type Selasa, 19 Mei 2015 Investor Asing: 3,0 Trilliun (47%) Saham Dual Listing Indonesia NYSE Rp2.830 $43.18 (TLK) TELKOM (TLKM) 0 0,36 0,00% 0,84% Investor Lokal: 3,4 Trilliun (53%) Total sepanjang 2015: Investor Asing: 358,9 Trilliun (57%) Investor Lokal: 265,7 Trilliun (43%) REASEARCH DEPARTMENT DOCUMENT OF HIMA AE Page 2 of 15

4 IHSG BERPOTENSI LANJUTKAN TREN KENAIKAN Pada perdagangan Selasa (19/5/2015), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 31,560 poin (0,60%) ke angka 5.269,371. Sepanjang perdagangan, indeks mencapai level tertingginya 5.273,488 atau menguat 35,677 poin dan mencapai level terendahnya 5.219,568 atau turun 18,243 poin. Nilai transaksi di pasar reguler mencapai Rp4,5 triliun dan di pasar negosiasi mencapai Rp1,8 triliun. Pada hari ini IHSG kami proyeksikan untuk dapat melanjutkan penguatan dikarenakan beberapa faktor. Salah satunya karena telah dirilisnya BI Rate yang tetap berada pada level 7,5% diharapkan dapat membawa angin segar pada IHSG,terutama pada sektor perbankan dan properti yang sangat sensitif terhadap suku bunga. Tren net foreign sell masih terus berlanjut dimana pada perdagangan kemarin investor asing masih mencatatkan net foreign sell sebesar Rp409,7 Miliar,yang menandakan sudah cukup banyak investor asing menarik dananya dari pasar modal indonesia pada beberapa hari terakhir, akan tetapi minat beli investor lokal yang cukup tinggi masih bisa menahan aksi jual asing yang cukup besar sehingga IHSG masih bisa bergerak positif dalam jangka pendek. Dari analisa teknikal, candle IHSG membentuk hammer dengan body lumayan besar yang menandakan walau pada awal perdagangan IHSG bergerak di zona merah,namun menjelang penutupan IHSG berhasil ditutup di zona hijau. Indikator stochastic masih terlihat melanjutkan kenaikan menuju area overbought yang berarti masih ada peluang untuk IHSG dapat melanjutkan kenaikan beberapa hari ke depan. Indikator MACD masih mencoba melanjutkan penguatannya. Dari semua penjelasan diatas maka kami menyimpulkan IHSG akan bergerak positif pada hari ini. REASEARCH DEPARTMENT DOCUMENT OF HIMA AE Page 3 of 15

5 REASEARCH DEPARTMENT DOCUMENT OF HIMA AE Page 4 of 15

6 HOT NEWS BI Rate Masih Tetap 7,5% INILAHCOM, Jakarta - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia 19 Mei 2015 memutuskan mempertahankan BI Rate 7,5 persen. Itu dengan suku bunga Deposit Facility 5,5 persen dan Lending Facility pada level 8 persen. "Keputusan tersebut sejalan dengan kebijakan moneter yang cenderung ketat untuk menjaga agar inflasi berada dalam sasaran 4 plus minus 1 persen pada 2015 dan 2016, serta mengarahkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat dalam kisaran 2,5-3 persen terhadap PDB dalam jangka menengah," tegas Gubernur BI Agus Martowardojo saat jumpa pers di Jakarta, Selasa (19/05/2015). Keputusan BI mempertahankan BI rate di level 7,5 persen tersebut ketiga kalinya setelah Februari 2015 menurunkan tingkat suku bunga acuan dari 7,75 persen menjadi 7,5 persen. Faktor eksternal dan domestik menjadi pertimbangan BI menerapkan kebijakan moneter ketat. Agus menuturkan, pemulihan ekonomi global saat ini masih berjalan tidak seimbang dengan risiko di pasar keuangan global yang masih tinggi. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan tidak secepat perkiraan semula seiring lebih rendahnya prakiraan pertumbuhan ekonomi AS dan China Prakiraan ekonomi AS tersebut didorong oleh melambatnya kegiatan produksi, terutama akibat menurunnya permintaan eksternal sejalan dengan penguatan dolar AS terhadap mata uang dunia. "Perkembangan ini telah mendorong berlanjutnya ketidakpastian waktu dan besarnya kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) di AS dan tekanan pembalikan modal portfolio dari emerging markets," ujar Agus. Perlambatan ekonomi juga dialami China, yang ditandai terus melemahnya sektor perumahan dan sektor produksi manufaktur, walaupun berbagai kebijakan pelonggaran telah dilakukan menahan perlambatan ekonomi. Sebaliknya, perekonomian Eropa diperkirakan terus membaik ditopang pelonggaran kondisi moneter dan keuangan serta dampak penurunan harga minyak. "Perekonomian dunia yang melambat berdampak pada harga komoditas internasional yang masih terus menurun, meskipun harga minyak dunia mulai kembali mengalami kenaikan. Di sisi domestik, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan I 2015 mencatat surplus, terutama ditopang oleh menurunnya defisit transaksi berjalan," terang dia. REASEARCH DEPARTMENT DOCUMENT OF HIMA AE Page 5 of 15

7 Defisit transaksi berjalan tercatat US$3,8 miliar (1,8 persen PDB) pada triwulan I 2015, lebih rendah dari triwulan sebelumnya US$5,7 miliar (2,6 persen PDB) dan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar US$4,1 miliar (1,9 persen PDB). Peningkatan kinerja transaksi berjalan terutama ditopang oleh perbaikan neraca perdagangan migas, seiring dengan menyusutnya impor minyak karena harga minyak dunia yang lebih rendah dan turunnya konsumsi bahan bakar minyak (BBM) sebagai implikasi positif dari reformasi subsidi energi. Sementara itu, neraca perdagangan Indonesia pada April 2015 menunjukkan perkembangan yang positif dengan mencatat surplus sebesar 0,45 miliar dolar AS, ditopang oleh kenaikan surplus neraca nonmigas. Di sisi lain, transaksi modal dan finansial tetap mencatat surplus triwulan I 2015, di tengah meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global. Surplus transaksi modal dan finansial tersebut terutama ditopang oleh aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio dan investasi langsung. "Ke depan, Bank Indonesia akan terus mewaspadai risiko peningkatan defisit transaksi berjalan seiring kenaikan impor menjelang lebaran, serta pola musiman pembayaran Utang Luar Negeri dan dividen," kata dia. Sumber: inilah.com REASEARCH DEPARTMENT DOCUMENT OF HIMA AE Page 6 of 15

8 FED RATE: Pasar Masuki 4 Minggu Penuh Riak Sentimen JAKARTA. Pasar saat ini makin sensitif dengan sejumlah rilis data ekonomi Amerika Serikat. Ibarat berada dalam ruangan yang begitu hening, bunyi sehalus apapun akan bisa terdengar oleh telinga. Mengapa semua itu terjadi? Tidak lain karen makin dekatnya rapat untuk menentukan kapan suku bunga acuan bank sentral AS Fed Rate dinaikkan. Pasalnya, sinyal kenaikan akan dilakukan pada Juni Sementara itu Federal Reserve akan menggelar rapatnya pada Rabu (17/5/2015). Makin mendekatnya sikap yang akan diambil Fed, tentunya akan membuat pasar makin sensitif dengan sejumlah sentimen. Gerak-gerik ekonomi AS menjadi sorotan. AS dirasa menjadi penentu sentimen dalam pergerakan pasar belakangan ini, baik di pasar uang, bursa saham, maupun komoditas. LEVEL RENDAH Untuk menggairahkan roda ekonomi negaranya, Fed memberlakukan suku bunga acuang yang rendah. Bahkan terhitung sudah 6,5 tahun terakhir, Fed Rate tidak pernah terusik dari posisinya. Investing.com menyebutkan Fed Rate berada di level 0 0,25% sejak 16 Desember 2008 hingga saat ini. Saat itu Fed memangkas suku bunga acuannnya sebesar 75 Bps. Dan kini Fed berkali-kali memberikan sinyal, jika bank sentral AS tersebut siap menaikkan suku bunga acuannya. Akankan Fed mengumumkan kenaikan pada 17 Juni 2015? Belakangan ini pasar memang membahas kemungkinan Fed Rate baru dipertimbangkan naik pada September. Bahkan ada yang mengatakan kemungkinan diundur pada tahun Hal itu berdasarkan sejumlah data ekonomi AS yang belakangan ini dirilis, yang seringkali berada di bawah ekspektasi. REASEARCH DEPARTMENT DOCUMENT OF HIMA AE Page 7 of 15

9 Namun adanya sinyal terdahulu yang mengatakan Fed Rate mungkin naik pada Juni, menyebabkan pasar terus mengantisipasi. Segala dampaknya atas gejolak pasar diurai, baik terhadap bursa saham,komoditas, dan terutama pada pasar uang. Rupiah sendiri di dalam negeri tertekan, dan bertahan cukup lama di atas Rp Tentunya semua pihak berharap gejolak 4 minggu ke depan bisa ditolerir pasar, terutama di dalam negeri. Sumber: bisnis.com REASEARCH DEPARTMENT DOCUMENT OF HIMA AE Page 8 of 15

10 SILOAM HOSPITALS (SILO): Pemegang Saham Restui Rencana Private Placement TANGERANG. Pemegang saham emiten Group Lippo PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO) [15, (+3,3%)] merestui rencana penambahan modal melalui mekanisme private placementsebesar 10%. Direktur Keuangan Siloam International Hospitals Richard H. Setiadi WP, mengatakan persetujuan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) dilakukan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) di Hotel Aryaduta Lippo Village Tangerang, Selasa (19/5/2015). "Kami melakukan RUPSLB, salah satu agenda adalah meminta persetujuan dapat menambah modal tanpa HMETD," ungkapnya saat paparan publik. Dia mengatakan, pemegang saham telah menyetujui rencana penambahan modal dan memberikan kuasa kepada manajemen untuk private placement 10% dari modal. Namun, dia menegaskan, hingga saat ini belum ada investor yang akan menyerap private placement tersebut. Emiten berkode saham SILO [15, (+3,3%)] tersebut akan menerbitkan 115,6 juta saham baru melalui mekanisme private placement. PHMETD akan dilakukan maksimum 10% dari modal disetor. Penambahan modal tersebut dapat dilakukan secara bertahap atau sekaligus dalam jangka waktu 2 tahun. Perolehan dana hasil penerbitan saham baru tersebut akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan. Selain itu, emiten berkode saham SILO [15, (+3,3%)] tersebut juga akan menggunakan dana hasil private placement untuk modal kerja pengembangan usaha. Saham baru yang diterbitkan akan memiliki nominal Rp100 per lembar. Tingkat dilusi yang akan terjadi pada pemegang saham lama mencapai 9,09%. Saat ini, pemegang saham SILO [15, (+3,3%)] terdiri dari PT Megapratama Karya Persada 60,46%, dan publik 39,54%. Setelah private placement, Megapratama Karya Persada akan menggenggam 54,97%, publik 35,94%, dan saham baru 9,09%. Sumber: bisnis.com REASEARCH DEPARTMENT DOCUMENT OF HIMA AE Page 9 of 15

11 Wow! Uang Muka Kredit Rumah Dan Kendaraan Turun Bisnis.com, JAKARTA - Kabar gembira bagi Anda yang ingin pembeli rumah dan kendaraan bermotor pertama, Bank Indonesia akan merevisi ketentuan Loan to Value (LTV) pembayaran uang muka (down payment) untuk Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB). Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan rencana pelonggaran LTV untuk KPR dan KKB ini mampu mendorong penyaluran kredit perbankan. "Adanya rencana untuk merevisi ini akan mampu membuat kredit menjadi bergairah. Kami prediksi, kalau LTV tidak direvisi, kredit perbankan hanya akan tumbuh sebesar 14% hingga akhir tahun. Dengan adanya revisi, kredit dari LTV ini akan bertambah 1% jadi hingga akhir tahun bisa 15%," ujarnya di Gedung BI, Selasa (19/5/2015). Pada kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah mengatakan aturan rasio pinjaman terhadap aset atau LTV atas KPR dan kendaraan bermotor akan disesuaikan besarannya. Pelonggaran LTV pada KPR tidak hanya diberikan pada rumah pertama saja tetapi juga rumah kedua, ketiga, dan seterusnya. Rencananya, untuk kepemilikan rumah atau kendaraan pertama, besaran LTV dinaikkan dari 80% menjadi 90% sehingga besaran uang muka atau down payment (DP) yang harus ditanggung konsumen turun dari 20% hingga 30% menjadi 10% "Tentu akan ada pelonggaran LTV, tambahannya kemungkinan sekitar 10%. Jadi LTV dinaikkan rata-rata 10% untuk kepemilikan rumah pertama," katanya. Namun, untuk besaran LTV pada rumah dan kendaraan kedua, ketiga, dan seterusnya, pihaknya enggan menyebutkan berapa uang muka yang harus dibayarkan masyarakat. "Untuk rumah kedua dan seterusnya juga akan ada pelonggaran tetapi tidak sebesar rumah pertama," ucap Halim. Aturan LTV tersebut ditargetkan selesai pada semester pertama tahun ini sehingga dapat mendorong penyaluran kredit sepanjang Dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) ditetapkan kredit yang diberikan bank maksimal untuk tipe rumah 22 hingga tipe 70 sebesar 80% dan untuk tipe di atas 70 sebesar 70%. REASEARCH DEPARTMENT DOCUMENT OF HIMA AE Page 10 of 15

12 Untuk rumah kedua, ditetapkan batas maksimal pemberian kredit bank sebesar 70% untuk KPR tipe 21 hingga tipe 70 dan 60% untuk KPR tipe di atas 70. Bagi pembeli rumah ketiga dan seterusnya, batas maksimal pemberian kredit bank sebesar 60% untuk KPR tipe 21 hingga tipe 70 dan 50% untuk KPR tipe di atas 70. Sementara itu untuk perbankan syariah, batas maksimal pembiayaan yang diberikan bank syariah untuk rumah pertama sebesar 90% untuk tipe rumah 22 hingga tipe 70 dan 80% untuk tipe rumah di atas 70. Untuk rumah kedua, ditetapkan batas maksimal pemberian kredit bank sebesar 80% untuk KPR tipe 21 hingga tipe 70 dan 70% untuk KPR tipe diatas 70. Rumah ketiga dan seterusnya batas maksimal pemberian kredit bank sebesar 70% untuk KPR tipe 21 hingga tipe 70 dan 60% untuk KPR tipe diatas 70. Sumber: bisnis.com REASEARCH DEPARTMENT DOCUMENT OF HIMA AE Page 11 of 15

13 REKOMENDASI SAHAM 1) Rekomendasi saham PP (Persero) Tbk (PTPP) ALASAN: 6. Adanya swing low (lingkaran biru) 7. Indikator MACD (lingkaran kuning) yang sudah golden cross memberikan indikasi untuk meninggalkan area bearish menuju area bullish. 8. PTPP berpotensi menuju Resisten All Time Hihgnya di 4245, jika 4245 ditembus keatas, maka PTPP berpotensi menuju 4430 berdasarkan Fibonacci Projection 138,2% Daily Trading Startegy : Buy : Rp4070 Rp4100 Potensi Gain : Rp4245(Resistance 1, (+3,7%)) Cut Loss : Rp3740 (Support 1) REASEARCH DEPARTMENT DOCUMENT OF HIMA AE Page 12 of 15

14 2) Rekomendasi saham Wijaya Karya Tbk (WIKA) ALASAN: 1. Adanya swing low (lingkaran merah) 2. Indikator Stochastic (lingkaran kuning) juga sudah golden cross dan potensial meninggalkan oversold areanya menuju area overbought. 3. Di indikator MACD (lingkaran biru) ada balok hijau dan sudah terjadi golden cross yang mengindikasikan pembalikan arah dari WIKA menuju ke area bullish Daily Trading Startegy : Buy : Rp3220 Rp3250 Potensi Gain : Rp3610 (Resistance 1, (+11,7%)) Cut Loss : Rp2840 (Support 1) REASEARCH DEPARTMENT DOCUMENT OF HIMA AE Page 13 of 15

15 3) Rekomendasi saham Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) ALASAN 1. Karna melihat pergerakan saham BSDE pada hari kemaren yang menunjukan performanya yang cukup bagus dengan kenaikan 1,3% maka hari ini BSDE berpotensi melanjutkan pergerakannya keatas. 2. Indikator Stochastic (lingkaran biru) juga sudah golden cross memberikan indikasi untuk meninggalkan area oversold menuju area overbought. 3. Indikator MACD (lingkaran hijau) juga sudah golden cross memberikan indikasi untuk meninggalkan ar ea oversold menuju area overbought. 4. Indikator Parabolic yang sudah mulai memunculkan titik hijau yang menunjukan akan Reboun keatas. 5. Berita terkait BSDE: investasi.kontan.co.id/news/bsde-cetak-marketing-sales-rp-22-triliun Daily Trading Startegy : Buy : Rp1.960 Rp1.990 Taking profit : Rp2.210 (Resistance 1, +12%) Cut Loss : Rp1.770(Support 1, -10%) REASEARCH DEPARTMENT DOCUMENT OF HIMA AE Page 14 of 15

16 Uraian informasi, data data, pendapat, saran atau rekomendasi maupun ilustrasi atau material apapun yang terdapat didalam dokumen ini seluruhnya mewakili pendapat dari Himpunan Mahasiswa Analis Efek Universitas MH.Thamrin. Seluruh data dan penilaian berasal dari sumber yang kami anggap benar juga dapat diandalkan, namun Himpunan Mahasiswa Analis Efek tidak dapat menjamin keakuratan dan kelengkapannya. Himpunan Mahasiswa Analis Efek tidak terikat apapun dari penggunaan dokumen ini. Dokumen ini semerta-merta hanya untuk sebagai gambaran investasi yang tidak mengikat para investor atau para calon investor dan Himpunan Mahasiswa Analis Efek tidak menjamin atas ketepatan dari hasil riset ini. Keputusan untuk berinvestasi sepenuhnya berada ditangan investor atau calon investor, kami berharap investor atau calon investor dapat merencanakan investasinya dengan cerdas. REASEARCH DEPARTMENT DOCUMENT OF HIMA AE Page 15 of 15

MENTARI PAGI JUMAT, 29 MEI 2015

MENTARI PAGI JUMAT, 29 MEI 2015 MENTARI PAGI JUMAT, 29 MEI 2015 HIMPUNAN MAHASISWA ANALIS EFEK INDEKS GLOBAL DAN PROYEKSI IHSG REKOMENDASI SAHAM MENTARI PAGI TOP TRADING AND LOSS TRADING TODAY HOT NEWS REASEARCH DEPARTMENT DOCUMENT OF

Lebih terperinci

MENTARI PAGI JUMAT, 22 MEI 2015

MENTARI PAGI JUMAT, 22 MEI 2015 MENTARI PAGI JUMAT, 22 MEI 2015 HIMPUNAN MAHASISWA ANALIS EFEK INDEKS GLOBAL DAN PROYEKSI IHSG REKOMENDASI SAHAM MENTARI PAGI TOP TRADING AND LOSS TRADING TODAY HOT NEWS REASEARCH DEPARTMENT DOCUMENT OF

Lebih terperinci

MENTARI PAGI SELASA, 11 AGUSTUS 2015

MENTARI PAGI SELASA, 11 AGUSTUS 2015 MENTARI PAGI SELASA, 11 AGUSTUS 2015 UNIVERSITAS MH.THAMRIN KAMPUS AKA Mentari Pagi Selasa, 11 Agustus 2015 Index Global (Closing 10 Agustus 2015) : Market Index Change Chg (%) FTSE ST (Singapore) 3.196,66

Lebih terperinci

MENTARI PAGI JUMAT, 7 AGUSTUS 2015

MENTARI PAGI JUMAT, 7 AGUSTUS 2015 MENTARI PAGI JUMAT, 7 AGUSTUS 2015 Di dalam Mentari Pagi ini terdapat : 1. Penutupan Indeks Global, Komoditas, Major Currency pada penutupan hari kemarin 2. Update dari IHSG (High, Low, Close) 3. Trading

Lebih terperinci

MENTARI PAGI RABU, 27 MEI 2015

MENTARI PAGI RABU, 27 MEI 2015 MENTARI PAGI RABU, 27 MEI 2015 HIMPUNAN MAHASISWA ANALIS EFEK INDEKS GLOBAL DAN PROYEKSI IHSG REKOMENDASI SAHAM MENTARI PAGI TOP TRADING AND LOSS TRADING TODAY HOT NEWS REASEARCH DEPARTMENT DOCUMENT OF

Lebih terperinci

MENTARI PAGI KAMIS, 6 AGUSTUS 2015

MENTARI PAGI KAMIS, 6 AGUSTUS 2015 MENTARI PAGI KAMIS, 6 AGUSTUS 2015 Di dalam Mentari Pagi ini terdapat : 1. Penutupan Indeks Global, Komoditas, Major Currency pada penutupan hari kemarin 2. Update dari IHSG (High, Low, Close) 3. Trading

Lebih terperinci

MENTARI PAGI SENIN, 25 MEI 2015

MENTARI PAGI SENIN, 25 MEI 2015 MENTARI PAGI SENIN, 25 MEI 2015 HIMPUNAN MAHASISWA ANALIS EFEK INDEKS GLOBAL DAN PROYEKSI IHSG REKOMENDASI SAHAM MENTARI PAGI TOP TRADING AND LOSS TRADING TODAY HOT NEWS REASEARCH DEPARTMENT DOCUMENT OF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keputusan investasinya. Selama ini kebijakan BI rate selalu

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keputusan investasinya. Selama ini kebijakan BI rate selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BI rate merupakan salah satu faktor yang digunakan investor dalam menentukan keputusan investasinya. Selama ini kebijakan BI rate selalu ditunggu oleh para

Lebih terperinci

Juni 2017 RESEARCH TEAM

Juni 2017 RESEARCH TEAM RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia kuartal pertama 2017 tumbuh 5,01% yoy. Angka ini lebih tinggi dibandingkan PDB pada kuartal keempat 2016 sebesar 4,94%(yoy) dan kuartal ketiga 2016 sebesar 4,92%

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO SAFE 29-Jan-16 NAV: (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total Dana Kelolaan 395,930,218.07 10 0-100% Kinerja - Inflasi (Jan 2016) 0.51% Deskripsi Jan-16 YoY - Inflasi (YoY) 4.14% - BI Rate 7.25% Yield

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang

Lebih terperinci

GLOBAL OUTLOOK 2 OKTOBER 2017

GLOBAL OUTLOOK 2 OKTOBER 2017 GLOBAL OUTLOOK 2 OKTOBER 2017 Pasar Menembus Level Tertinggi Sepanjang Sejarah Konfirmasi Bullish Terbatas Jenuh Beli PENURUNAN BI RATE MENJADI KATALIS IHSG Ekonomi Amerika Serikat (AS) pada periode Q2

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

Monthly Market Update

Monthly Market Update Monthly Market Update RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% yoy pada kuartal keempat 2016. Angka ini lebih rendah dibandingkan PDB pada kuartal sebelumnya yaitu sebesar 5,02% (yoy). Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia karena pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana jangka panjang yang diarahkan

Lebih terperinci

MENTARI PAGI SELASA, 26 MEI 2015

MENTARI PAGI SELASA, 26 MEI 2015 MENTARI PAGI SELASA, 26 MEI 2015 HIMPUNAN MAHASISWA ANALIS EFEK INDEKS GLOBAL DAN PROYEKSI IHSG REKOMENDASI SAHAM MENTARI PAGI TOP TRADING AND LOSS TRADING TODAY HOT NEWS REASEARCH DEPARTMENT DOCUMENT

Lebih terperinci

GLOBAL OUTLOOK 4 SEPTEMBER 2017

GLOBAL OUTLOOK 4 SEPTEMBER 2017 GLOBAL OUTLOOK 4 SEPTEMBER 2017 Konsolidasi Pasar setelah Mencapai Level Tertinggi Menunggu Konfirmasi Uptrend atau Perubahan Trend Pasar PERTUMBUHAN EKONOMI MOTOR PASAR SAHAM GLOBAL Inflasi negara Amerika

Lebih terperinci

GLOBAL OUTLOOK 2 OKTOBER 2017

GLOBAL OUTLOOK 2 OKTOBER 2017 GLOBAL OUTLOOK 2 OKTOBER 2017 Pasar Menembus Level Tertinggi Sepanjang Sejarah Konfirmasi Bullish Terbatas Jenuh Beli PENURUNAN BI RATE MENJADI KATALIS IHSG Ekonomi Amerika Serikat (AS) pada periode Q2

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA April 2015 Tim Riset SPMD Overview The Fed siap menaikan suku bunga acuan kapan saja yang berpotensi menarik dana tiba-tiba (sudden reversal) dari emerging market termasuk

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dianggap investasi tersebut menguntungkan. Menurut Tandelilin (2010) investasi

BAB I PENDAHULUAN. dianggap investasi tersebut menguntungkan. Menurut Tandelilin (2010) investasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seorang investor bersedia menanamkan dananya pada suatu investasi apabila dianggap investasi tersebut menguntungkan. Menurut Tandelilin (2010) investasi dapat diartikan

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHAS AN. terkait pada periode 1 Desember 31 Januari Tahun dan pola-pola grafik

BAB IV PEMBAHAS AN. terkait pada periode 1 Desember 31 Januari Tahun dan pola-pola grafik BAB IV PEMBAHAS AN Ruang lingkup analisis market timing pada saham BUMI mencakup analisis berita terkait pada periode 1 Desember 31 Januari Tahun 2005 2008 dan pola-pola grafik yang dibentuk dari grafik

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis

Lebih terperinci

GLOBAL OUTLOOK 1 NOVEMBER 2017

GLOBAL OUTLOOK 1 NOVEMBER 2017 GLOBAL OUTLOOK 1 NOVEMBER 2017 Pasar Menembus Level Tertinggi Sepanjang Sejarah Konfirmasi Bullish Terbatas Jenuh Beli Data Pertumbuhan Ekonomi (GDP) Kuartal III-2017 Menjadi Pendorong Kenaikan IHSG Lebih

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO FIXED

Kinerja CARLISYA PRO FIXED 29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 1,728,431,985.66 Pasar Uang 0-80% Deposito Syariah 6.12% 93.88% Infrastruktur 87.50% Disetahunkaluncuran Sejak pe- Deskripsi Jan-16 YoY Keuangan 12.50% Yield 0.64% 7.66%

Lebih terperinci

Kinerja CENTURY PRO FIXED

Kinerja CENTURY PRO FIXED 29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 3,058,893,148.56 - Keuangan - Infrastruktur 0-80% AAA A - 66.33% 15.52% 18.15% - Inflasi (Jan 2016) - Inflasi (YoY) - BI Rate 0.51% 4.14% 7.25% Kinerja Sejak pe- Deskripsi

Lebih terperinci

GLOBAL OUTLOOK 4 SEPTEMBER 2017

GLOBAL OUTLOOK 4 SEPTEMBER 2017 GLOBAL OUTLOOK 4 SEPTEMBER 2017 Konsolidasi Pasar setelah Mencapai Level Tertinggi Menunggu Konfirmasi Uptrend atau Perubahan Trend Pasar PERTUMBUHAN EKONOMI MOTOR PASAR SAHAM GLOBAL Inflasi negara Amerika

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang penting terhadap perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kompleknya keterkaitan dan hubungan antarnegara didalam kancah internasional menyebabkan pemerintah juga ikut serta dalam hal meregulasi dan mengatur

Lebih terperinci

SEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH?

SEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH? Edisi Maret 2015 Poin-poin Kunci Nilai tukar rupiah menembus level psikologis Rp13.000 per dollar AS, terendah sejak 3 Agustus 1998. Pelemahan lebih karena ke faktor internal seperti aksi hedging domestik

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010 PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak Juni 2010 viii Ringkasan Eksekutif: Keberlanjutan di tengah gejolak Indonesia terus memantapkan kinerja ekonominya yang kuat,

Lebih terperinci

GLOBAL OUTLOOK 4 DECEMBER 2017

GLOBAL OUTLOOK 4 DECEMBER 2017 GLOBAL OUTLOOK 4 DECEMBER 2017 Bullish Trend Continuation Mode On Window Dressing Katalis Kenaikan IHSG Indeks Manufaktur negara Zona Eropa di bulan November 2017 di level 60.5 naik dari bulan sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan investasi para pemegang dana

Lebih terperinci

GLOBAL OUTLOOK 1 NOVEMBER 2017

GLOBAL OUTLOOK 1 NOVEMBER 2017 GLOBAL OUTLOOK 1 NOVEMBER 2017 Pasar Menembus Level Tertinggi Sepanjang Sejarah Konfirmasi Bullish Terbatas Jenuh Beli Data Pertumbuhan Ekonomi (GDP) Kuartal III-2017 Menjadi Pendorong Kenaikan IHSG Lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara yang mempunyai fungsi sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan

Lebih terperinci

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah

Lebih terperinci

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 Pendahuluan Akibat dari krisis ekonomi yang dialami Indonesia tahun

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

Kinerja CARLISYA PRO MIXED 29-Jan-16 NAV: 1,707.101 Total Dana Kelolaan 12,072,920,562.29 - Pasar Uang 0-90% - Deposito Syariah - Efek Pendapatan Tetap 10-90% - Syariah - Efek Ekuitas 10-90% - Ekuitas Syariah 12.37% 48.71% 38.92%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang berusaha dengan giat melaksanakan pembangunan secara berencana dan bertahap, tanpa mengabaikan usaha pemerataan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjang pembiayaan pembangunan nasional (Ahmad, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjang pembiayaan pembangunan nasional (Ahmad, 2004). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pasar modal mempunyai peranan penting dalam kehidupan ekonomi suatu negara termasuk Indonesia. Peranan penting pasar modal yaitu sebagai sarana pembentuk modal dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu negara dan sebagai tujuan alternatif investasi yang menguntungkan. Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu negara dan sebagai tujuan alternatif investasi yang menguntungkan. Pasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini hampir semua negara menaruh perhatian besar terhadap pasar modal karena memiliki peranan strategis bagi penguatan ketahanan ekonomi suatu negara

Lebih terperinci

Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016

Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016 Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016 Overview Beberapa waktu lalu Bank Indonesia (BI) dalam RDG 13-14 Januari 2016 telah memutuskan untuk memangkas suku bunga

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO SAFE 29-Jan-16 NAV: Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan Dana Investasinya pada portfolio investasi Syariah yang disediakan pihak perusahaan. (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 225, dan Indeks FTSE 100 terhadap pergerakan Indeks LQ45 Periode

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 225, dan Indeks FTSE 100 terhadap pergerakan Indeks LQ45 Periode BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh Indeks DJIA, Indeks Nikkei 225, dan Indeks FTSE 100 terhadap pergerakan Indeks LQ45 Periode 2013-2014 ini, maka dapat

Lebih terperinci

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA Siaran Pers No. 16/104 International Monetary Fund UNTUK SEGERA 700 19 th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C. 20431 USA Dewan Eksekutif IMF Menyimpulkan Konsultasi Pasal IV 2015 dengan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, era globalisasi membawa suatu pengaruh yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, era globalisasi membawa suatu pengaruh yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, era globalisasi membawa suatu pengaruh yang sangat besar dalam perekonomian suatu negara. Era globalisasi ini terjadi dikarenakan adanya rasa saling ketergantungan

Lebih terperinci

GLOBAL OUTLOOK 4 DECEMBER 2017

GLOBAL OUTLOOK 4 DECEMBER 2017 GLOBAL OUTLOOK 4 DECEMBER 2017 Bullish Trend Continuation Mode On Window Dressing Katalis Kenaikan IHSG Indeks Manufaktur negara Zona Eropa di bulan November 2017 di level 60.5 naik dari bulan sebelumnya

Lebih terperinci

GLOBAL OUTLOOK 1 NOVEMBER 2017

GLOBAL OUTLOOK 1 NOVEMBER 2017 GLOBAL OUTLOOK 1 NOVEMBER 2017 Pasar Menembus Level Tertinggi Sepanjang Sejarah Konfirmasi Bullish Terbatas Jenuh Beli Data Pertumbuhan Ekonomi (GDP) Kuartal III-2017 Menjadi Pendorong Kenaikan IHSG Lebih

Lebih terperinci

Ekonomi Global. Ministry of Finance, Fiscal Policy Office Center for Macroeconomic Policy. March 5 th, Peringkat Utang Yunani Kembali Dipangkas

Ekonomi Global. Ministry of Finance, Fiscal Policy Office Center for Macroeconomic Policy. March 5 th, Peringkat Utang Yunani Kembali Dipangkas Ekonomi Global Peringkat Utang Yunani Kembali Dipangkas Setelah Fitch dan Standard & Poor s memangkas peringkat utang Yunani pada Februari lalu menjadi satu peringkat di atas default, kini Moody s mengambil

Lebih terperinci

LAPORAN EKONOMI MAKRO KUARTAL III-2014

LAPORAN EKONOMI MAKRO KUARTAL III-2014 LAPORAN EKONOMI MAKRO KUARTAL III-2014 Proses perbaikan ekonomi negara maju terhambat tingkat inflasi yang rendah. Kinerja ekonomi Indonesia melambat antara lain karena perlambatan ekspor dan kebijakan

Lebih terperinci

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran 29-Jan-16 NAV: 1,949.507 Total Dana Kelolaan 3,914,904,953.34 Pasar Uang 0-90% Ekuitas 77.38% Efek Pendapatan Tetap 10-90% Obligasi 12.93% Efek Ekuitas 10-90% Pasar Uang 8.82% 0.87% Keuangan A Deskripsi

Lebih terperinci

GLOBAL OUTLOOK 1 MARCH 2018

GLOBAL OUTLOOK 1 MARCH 2018 GLOBAL OUTLOOK 1 MARCH 2018 Bullish Trend dengan Volatilitas Tinggi Fundamental Ekonomi Mulai Melambat Sumber: Bursa Efek Indonesia, Infovesta, 31 Januari 2018 Indeks Manufaktur negara Zona Eropa di bulan

Lebih terperinci

Monthly Market Update

Monthly Market Update Monthly Market Update RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 5,02% yoy pada kuartal ketiga 2016, lebih tinggi dari 2015 sebesar 4,74% yoyatau lebih rendah dari 2016 sebesar 5,18% yoy. PDB kuartal

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran,Triwulan III - 2005 135 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2005 Tim Penulis

Lebih terperinci

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro Melemahnya nilai tukar rupiah dan merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan membuat panik pelaku bisnis. Pengusaha tahu-tempe, barang elektronik, dan sejumlah

Lebih terperinci

Februari 2017 RESEARCH TEAM

Februari 2017 RESEARCH TEAM RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% yoy pada kuartal keempat 2016. Angka ini lebih rendah dibandingkan PDB pada kuartal sebelumnya yaitu sebesar 5,02% (yoy). Pada kuartal terakhir ini,

Lebih terperinci

PRUlink Quarterly Newsletter

PRUlink Quarterly Newsletter PRUlink Quarterly Newsletter Publikasi dari PT Prudential Life Assurance Kuartal Kedua 2012 Sekilas Ekonomi dan Pasar Modal Indonesia Informasi dan analisis yang tertera merupakan hasil pemikiran internal

Lebih terperinci

OPTIMISME KINERJA PEREKONOMIAN INDONESIA PASCA BREXIT. Oleh: Irfani Fithria dan Fithra Faisal Hastiadi Vol. 2. Pendahuluan. Pertumbuhan Ekonomi

OPTIMISME KINERJA PEREKONOMIAN INDONESIA PASCA BREXIT. Oleh: Irfani Fithria dan Fithra Faisal Hastiadi Vol. 2. Pendahuluan. Pertumbuhan Ekonomi OPTIMISME KINERJA PEREKONOMIAN 2016 Vol. 2 INDONESIA PASCA BREXIT Oleh: Irfani Fithria dan Fithra Faisal Hastiadi Pendahuluan T ahun 2016 disambut dengan penuh optimisme dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bursa saham (stock market) adalah mekanisme surat surat berharga yang

BAB I PENDAHULUAN. bursa saham (stock market) adalah mekanisme surat surat berharga yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara dimana pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Menurut

Lebih terperinci

LAPORAN MINGGUAN KONDISI EKONOMI MAKRO & SEKTOR KEUANGAN 4-8 Juni 2012

LAPORAN MINGGUAN KONDISI EKONOMI MAKRO & SEKTOR KEUANGAN 4-8 Juni 2012 HIGHLIGHT PEREKONOMIAN GLOBAL Tekanan pasar dan kenaikan tingkat suku bunga surat utang telah mendorong pemerintah Spanyol untuk secara resmi mengajukan permintaan dana talangan kepada Uni Eropa pada pekan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sektor Properti Sektor properti merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan dalam perekonomian, sebab sektor properti menjual produk yang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Perkembangan Inflasi di Indonesia Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang, dimana adanya perubahan tingkat inflasi sangat berpengaruh terhadap stabilitas

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia PMDN dapat diartikan sebagai kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

GLOBAL OUTLOOK 1 MARCH 2018

GLOBAL OUTLOOK 1 MARCH 2018 GLOBAL OUTLOOK 1 MARCH 2018 Bullish Trend dengan Volatilitas Tinggi Fundamental Ekonomi Mulai Melambat Indeks Manufaktur negara Zona Eropa di bulan Februari 2018 di level 58,6 turun dari bulan sebelumnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Inflation Targeting Framework (ITF) tidaklah cukup untuk mengatasi. krisis ekonomi dan keuangan, maka perlu adanya sebuah instrument

I. PENDAHULUAN. Inflation Targeting Framework (ITF) tidaklah cukup untuk mengatasi. krisis ekonomi dan keuangan, maka perlu adanya sebuah instrument I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis ekonomi dan keuangan yang terjadi baik di negara berkembang maupun negara maju dapat menyebabkan stabilitas keuangan dan sistem pembayaran terganggu. Bagi pembuat

Lebih terperinci

R i Danareksa Research Institute

R i Danareksa Research Institute MARKET SCREEN, 19 NOPEMBER 2014 R i Danareksa Research Institute Prediksi periode minor (1-5 hari): Sideways menguat Prediksi periode intraday: Sideways melemah Level support-resistance: 5,056.9-5,125.3

Lebih terperinci

Kondisi Perekonomian Indonesia

Kondisi Perekonomian Indonesia KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memperoleh konsumsi dimasa yang akan datang. Investasi apapun. pendapatan dan capital gain seperti yang diharapkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memperoleh konsumsi dimasa yang akan datang. Investasi apapun. pendapatan dan capital gain seperti yang diharapkan. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan bentuk penundaan konsumsi masa sekarang untuk memperoleh konsumsi dimasa yang akan datang. Investasi apapun bisa dipastikan mengandung risiko.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memutarkan kelebihan dana yang dimilikinya. Menurut Ulfah Khaerani

BAB I PENDAHULUAN. memutarkan kelebihan dana yang dimilikinya. Menurut Ulfah Khaerani BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu Jogiyanto (2003:5). Investasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin berinvestasi di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain mengorbankan sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia pernah mengalami krisis pada tahun 1997, ketika itu nilai tukar rupiah merosot tajam, harga-harga meningkat tajam yang mengakibatkan inflasi yang tinggi,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KELOMPOK SAHAM INDEKS LQ45

BAB II DESKRIPSI KELOMPOK SAHAM INDEKS LQ45 BAB II DESKRIPSI KELOMPOK SAHAM INDEKS LQ45 2.1. Index LQ45 Pada penelitian yang telah dilakukannya, Bangun (2012) dapat menyimpulkan bahwa Intensitas transaksi setiap sekuritas di pasar modal berbeda-beda.

Lebih terperinci

CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap

CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap 31-Jan-17 NAV: 1,494.165 CARLISYA PRO Adalah gabungan dari Dana Tabarru dan Dana Investasi dimana Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan

Lebih terperinci

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap FIXED FIXED 31- NAV: Total Dana Kelolaan 3,807,531,838.20 0-80% 79.82% 17.31% 2.87% Inflasi (Jan 2018) Inflasi (Yoy) BI Rate 0.62% 3.25% 6.50% 33.32% A 10 2.87% Pasar Uang, 17.31% 79.82% 0.73% 9.10% 8.73%

Lebih terperinci

DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG

DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat, ternyata berdampak kepada negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat tetap hidup setiap hari. Setiap manusia butuh makan dan minum.

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat tetap hidup setiap hari. Setiap manusia butuh makan dan minum. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebutuhan primer makhluk hidup adalah papan selain sandang dan pangan. Sandang dan pangan merupakan penunjang yang membuat manusia untuk dapat tetap hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,

Lebih terperinci

Diskusi Terbuka INFID

Diskusi Terbuka INFID Diskusi Terbuka INFID Dr. Edi Prio Pambudi Asisten Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 10 September 2015 PERSOALAN SAAT INI Tantangan Global Pemulihan ekonomi

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting terutama terkait dengan arus permodalan dan pertumbuhan ekonomi. Pasar modal merupakan indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses globalisasi. Begitu pula halnya dengan pasar modal Indonesia, melalui

BAB I PENDAHULUAN. proses globalisasi. Begitu pula halnya dengan pasar modal Indonesia, melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara dimana nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat menjadi kunci indikator ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pasar modal di Indonesia, ada beberapa kelompok saham yang paling banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham tersebut

Lebih terperinci

GLOBAL OUTLOOK 1 FEBRUARY 2018

GLOBAL OUTLOOK 1 FEBRUARY 2018 GLOBAL OUTLOOK 1 FEBRUARY 2018 Bullish Trend Continuation Mode On PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA MULAI PULIH Indeks Manufaktur negara Zona Eropa di bulan Januari 2018 di level 59,6 turun dari bulan sebelumnya

Lebih terperinci

LAPORAN MINGGUAN KONDISI EKONOMI MAKRO & SEKTOR KEUANGAN 30 April-4 Mei 2012

LAPORAN MINGGUAN KONDISI EKONOMI MAKRO & SEKTOR KEUANGAN 30 April-4 Mei 2012 HIGHLIGHT PEREKONOMIAN GLOBAL Optimisme pemulihan perekonomian Amerika Serikat (AS) yang terjadi sejak awal tahun tampaknya akan memudar. Saat ini pasar mengkhawatirkan bahwa pemulihan ekonomi telah kehilangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang Bank Indonesia, dikatakan bahwa untuk memelihara kesinambungan

BAB I PENDAHULUAN. tentang Bank Indonesia, dikatakan bahwa untuk memelihara kesinambungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, dikatakan bahwa untuk memelihara kesinambungan pelaksanaan pembangunan nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Persaingan usaha yang semakin ketat membuat perusahaan mencari cara untuk tetap mampu bertahan, cara yang dapat dilakukan adalah dengan menambah modal kerja dan memperluas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurunnya nilai indeks bursa saham global dan krisis finansial di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di seluruh media massa dan dibahas

Lebih terperinci

LAPORAN MINGGUAN KONDISI EKONOMI MAKRO & SEKTOR KEUANGAN Juni 2012

LAPORAN MINGGUAN KONDISI EKONOMI MAKRO & SEKTOR KEUANGAN Juni 2012 HIGHLIGHT PEREKONOMIAN GLOBAL Para pimpinan di negara-negara maju tampaknya menyiapkan berbagai strategi untuk menangani krisis global, terutama untuk mengantisipasi hasil pemilu Yunani pada 17 Juni mendatang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertengahan tahun 2008 berita tentang Resesi Global marak terdengar. "Resesi"

BAB I PENDAHULUAN. Pertengahan tahun 2008 berita tentang Resesi Global marak terdengar. Resesi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Pertengahan tahun 2008 berita tentang Resesi Global marak terdengar. "Resesi" merupakan istilah teknis yang digunakan untuk menjelaskan situasi ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN Pendahuluan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan Globalisasi yang tengah menjadi fenomena kehidupan masyarakat dunia, telah membawa dampak dan perubahan yang besar terhadap pola hubungan ekonomi antar negara. Perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Secara umum perekonomian Indonesia 2005 menghadapi tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang menguntungkan, terutama meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter Bank Indonesia selaku otoritas moneter. BI Rate merupakan instrumen kebijakan utama untuk

Lebih terperinci