1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1 PENDAHULUAN Latar Belakang"

Transkripsi

1 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan dan persaingan bisnis yang semakin ketat mendorong perusahaan untuk mengerahkan lebih banyak sumber daya dan faktor produksi yang dimiliki dalam mencapai tujuan perusahaan. Perubahan lingkungan eksternal dan internal organisasi mengharuskan perusahaan untuk menyesuaikan diri, di antaranya dengan melakukan berbagai inovasi serta antisipasi agar dapat bertahan di tengah persaingan industri. Meningkatnya taraf hidup masyarakat juga turut berkontribusi dalam penyesuaian strategi yang akan digunakan oleh perusahaan dalam merebut pasar. Inovasi yang dilakukan perusahaan dalam perkembangannya, tidak hanya berfokus pada persaingan kategori harga tetapi juga pada pelayanan sebagai salah satu added value. Kebijakan dan inovasi perusahaan diharapkan mampu meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan, misalnya dengan melakukan standarisasi mutu pelayanan melalui sertifikasi mutu ISO , penetapan service level agreement untuk setiap perjanjian kerjasama, gosh shopping, survey kepuasan pelanggan, dan lain-lain. Perubahanperubahan dalam rangka peningkatan pelayanan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut memberikan dampak secara langsung kepada karyawan sebagai pelaku operasional organisasi berupa eskalasi konflik kerja, beban kerja, schedule yang lebih padat, tuntutan, tekanan pekerjaan, dan lain-lain. Kondisi di atas dapat menyebabkan stres pada karyawan. Stres merupakan reaksi individu, atas tuntutan yang harus mereka penuhi atau memaksa mereka untuk memenuhinya (Chafra dan Erkutlu 2006, Robbins dan Judge 2009). Tekanan, beban kerja, loading pekerjaan serta berbagai tuntutan kinerja atas perubahan-perubahan yang dilakukan oleh perusahaan merupakan beberapa sumber stres (stressor) yang dapat menyebabkan stres kerja pada karyawan (Bhatti et al. 2010). Stressor yang dapat mengakibatkan stres pada seseorang dapat berbeda dengan stressor yang dialami oleh orang lain. Reaksi atau ketahanan seseorang dalam mengelola dan menghadapi stressor yang dirasakannya (Hariandja, 2009). Stres kerja yang dialami oleh karyawan akan merugikan kedua belah pihak, baik karyawan maupun perusahaan. Dampak stres kerja bagi karyawan berupa kegelisahan, depresi, kemarahan dan sakit kepala. Dampak stres kerja bagi perusahaan dapat mempengaruhi kinerja, ketidakhadiran dan biaya pemeliharaan kesehatan karyawan (Dessler dan Huat 2009). Stadium akhir dampak stres kerja dapat menyebabkan depresi, frustasi dan hilangnya produktivitas kerja (Snell dan Bohlander (2010). Mitchell dan Larson (1987) menjelaskan bahwa dampak financial akibat stres di USA cukup tinggi, yaitu mencapai USD 75 Milyar sampai dengan USD 90 Milyar per tahun. Perusahaan membutuhkan dukungan dan kinerja yang optimal dari seluruh karyawan untuk menjalankan kegiatan bisnisnya. Pemahaman dasar tentang kinerja adalah ukuran dari hasil kerja (Robbins dan Judge 2009). Karyawan yang memiliki kinerja tinggi senantiasa memiliki keyakinan dan komitmen untuk

2 2 berusaha tampil terbaik dan menorehkan prestasi kerja melalui peran dan tanggungjawabnya dalam perusahaan. Karyawan tidak akan dapat mencapai prestasi kerja yang optimal jika berada dalam kondisi tertekan atau stres. Stres kerja yang dirasakan oleh karyawan dapat berdampak pada penurunan prestasi kerja, peningkatan ketidakhadiran kerja dan adanya kecenderungan terjadi kecelakaan kerja (Randall dan Elizabeth 1994, Robbins dan Judge 2009). PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) merupakan salah satu BUMN yang bergerak dalam industri jasa asuransi kerugian. Salah satu bisnis yang ditekuni sejak Tahun 2003 adalah penyediaan jasa asuransi kendaraan bermotor. Perkembangan bisnis otomotif yang pesat di Indonesia menjadikan bisnis asuransi kendaraan bermotor sebagai salah satu primadona jika dibandingkan dengan class of business lainnya. Tingkat likuiditas pembayaran premi asuransi kendaraan bermotor tanpa installment atau dibayar lunas pada saat polis terbit dan tenor kredit yang relatif panjang (1-3 tahun) menjadi magnet manisnya bisnis asuransi kendaraan bermotor. Data Gabungan Industri Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan adanya peningkatan pada penjualan kendaraan bermotor pada Januari Industri otomotif Indonesia dinilai cukup stabil dalam melewati beberapa krisis ekonomi dan perubahan-perubahan regulasi Pemerintah. Beberapa contoh kondisi krisis tersebut misalnya terkait dengan regulasi peningkatan minimum down payment pembelian barang komersial Tahun 2013, krisis ekonomi Eropa dan beberapa kali adanya wacana pembatasan BBM oleh Pemerintah. Penjualan mobil pada Januari 2014 mencapai unit atau naik unit dari target rata-rata Gaikindo. Jika dibandingkan dengan Januari 2013, penjualan mobil mengalami kenaikan 7,6 persen (Gaikindo, 2014). Kondisi tersebut mendorong peningkatan jumlah premi asuransi kendaraan bermotor seluruh Indonesia. Premi asuransi kendaraan bermotor di Indonesia pada Tahun 2013 mencapai Rp. 11,5 Triliun atau meningkat 12,7 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya (AAUI, 2014). Data PT Asuransi Jasa Indonesia Persero (2014) yang tercantum dalam annual report menunjukkan bahwa profil portfolio bisnis asuransi kendaraan bermotor Tahun 2013 mencapai Rp. 449,372 Milyar dengan perolehan hasil underwriting netto sebesar Rp. 31,210 Milyar sebagaimana ditampilkan dalam Gambar 1. Hasil underwriting netto tersebut mencapai 33,32 persen dari total perolehan hasil underwriting netto sektor bisnis ritel dan menyumbang 8,75 persen dari hasil underwriting netto perusahaan. Kontribusi asuransi kendaraan bermotor yang cukup besar, menjadikan bisnis ini sebagai salah satu portfolio penting bagi perusahaan. Sumber : PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero), 2014 Gambar 1 Profil Kinerja Asuransi Kendaraan Bermotor

3 Data Bappepam-LK Tahun 2009 menunjukkan bahwa terdapat 89 perusahaan asuransi kerugian yang menawarkan jasa asuransi kendaraan bermotor di Indonesia (Bappepam-LK, 2009). Data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatatkan adanya peningkatan yang cukup besar pada jumlah perusahaan asuransi umum yang beroperasi di Indonesia. Perusahaan asuransi umum di Indonesia Tahun 2014 mencapai 93 perusahaan (AAUI, 2014). Data ini menunjukkan adanya penambahan 4 perusahaan asuransi dalam 5 tahun terakhir. Pertumbuhan bisnis asuransi kerugian yang cukup cepat memberikan konsekuensi pada peningkatan persaingan di pasar asuransi kendaraan bermotor Indonesia. Perkembangan ini mendorong Pemerintah turut serta dalam mengatur kebijakankebijakan pada industri asuransi kendaraan bermotor. Peraturan terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Surat Edaran Nomor: SE 06/D.05/2013 tanggal 13 Desember 2013 mengatur tentang Penetapan Tarif Premi Serta Ketentuan Biaya Akuisisi Pada Lini Usaha Asuransi Kendaraan Bermotor dan Harta Benda Serta Jenis Resiko Khusus Meliputi Banjir, Gempa Bumi, Letusan Gunung Berapi dan Tsunami Tahun 2014 yang mulai berlaku secara efektif pada 01 Maret 2014 (OJK, 2014). Surat edaran ini mengatur batasan tarif standar pada setiap kategori harga pertanggungan dan mengikat bagi seluruh perusahaan asuransi. Peraturan ini juga memuat sanksi tegas bagi pelaku industri asuransi yang melanggarnya. Penetapan standar tarif yang sama untuk semua perusahaan asuransi kendaraan bermotor memberikan dampak pada peningkatan persaingan usaha antar perusahaan dalam bidang after sales service. Kondisi ini menjadi titik balik bagi seluruh perusahaan asuransi kendaraan bermotor untuk meningkatkan pelayanan, khususnya terkait dengan masalah penyelesaian klaim. Konsekuensi logis atas perubahan kondisi tersebut berupa peningkatan tuntutan kerja dan kualitas kinerja kerja karyawan. Kesadaran akan peningkatan pelayanan kepada pelanggan sebagai added value telah mendorong PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) untuk mendirikan sentralisasi pusat pelayanan klaim asuransi kendaraan bermotor. PT Asuransi Jasa Indonesia mendirikan pusat pelayanan klaim asuransi kendaraan bermotor dengan nama Claim Assessment Center (CAC) sejak Tahun Pusat pelayanan ini berlokasi di Gedung Adira Lantai 7, Menteng. Tugas utama dari unit ini adalah melaksanakan fungsi pelayanan dan pengelolaan klaim asuransi kendaraan bermotor PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero). Fungsi pengelolaan tersebut meliputi upaya penyelesaian klaim asuransi kendaraan bermotor, pengelolaan klaim (outstanding klaim), optimalisasi pendapatan dari recovery klaim dan pengaturan pencadangan klaim (pencairan serta pembentukan dana klaim). Fungsi pelayanan lebih banyak berhubungan dengan proses pelayanan dan pembayaran klaim serta jasa kepada nasabah dan mitra kerja (vendor, adjuster dan bengkel rekanan) sesuai dengan standar pelayanan dan service level aggrement yang disepakati berdasarkan schedule. Peran dan fungsi unit klaim asuransi kendaraan bermotor memberikan pengaruh penting bagi image, added value produk, customer trust dan customer loyality. Dengan adanya perubahan lingkungan industri dan munculnya Peraturan Pemerintah terbaru, maka peran Claim Assessment Center (CAC) menjadi semakin strategis untuk mendukung keberhasilan perusahaan dalam mempertahankan dan meningkatkan market share. Peran Claim Assessment Center (CAC) bagi perusahaan hendaknya mendorong peningkatan pengelolaan karyawan oleh perusahaan. 3

4 4 Perumusan Masalah Kualitas pelayanan merupakan kesatuan dari dukungan infrastuktur perusahaan, jumlah sumber daya manusia dan berbagai faktor pendukung lainnya. Peningkatan jumlah premi kendaraan bermotor memberikan potensi pada peningkatan jumlah klaim asuransi kendaraan bermotor. Jumlah klaim asuransi kendaraan bermotor Tahun 2012 meningkat sebesar Rp. 8,6 Milyar atau 4,10 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya (PT Asuransi Jasa Indonesia 2014). Peningkatan ini mendorong peningkatan loading pekerjaan bagi karyawan. Implementasi teknologi online system pada bagian klaim baru mulai direalisasikan pada Tahun Kondisi ini berdampak pada penyelesaian berkas outstanding klaim sampai dengan tahun berjalan yang masih harus dikerjakan secara manual. Data Divisi Sumber daya manusia (SDM) PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) menunjukkan bahwa sampai dengan Mei 2014, Sub Divisi Claim Assessment Center Asuransi Kendaraan Bermotor PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) memiliki 36 orang karyawan. Sebanyak 31 orang adalah tenaga pelayanan klaim (surveyor, adjuster dan tenaga administratif), sedangkan 5 orang lainnya merupakan tenaga pendukung (driver, satpam, cleaner dan messanger). Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah karyawan pelaksana pelayanan klaim mengalami penurunan 2 orang atau 6,06 persen. Kondisi ini menjadi anomali dengan fakta peningkatan jumlah klaim serta implementasi teknologi yang belum sepenuhnya sempurna sebagaimana diuraikan di atas. Data PT Asuransi Jasa Indonesia (2014) menunjukkan bahwa jumlah jam kerja yang hilang selama Tahun 2013 pada 31 orang karyawan pelaksana pelayanan klaim (surveyor, adjuster dan administrasi), sebanyak 688 jam kerja atau 12,61 persen dari total jam kerja. Mapping atas kehilangan jam kerja tersebut terdiri atas 344 jam kerja yang hilang dikarenakan karyawan ijin sakit tanpa sertifikat (surat keterangan sakit dari dokter), 288 jam kerja yang hilang karena ijin sakit (dengan sertifikat dokter) dan 56 jam kerja yang hilang karena karyawan ijin (tanpa alasan). Hasil rekam penyelesaian berkas klaim oleh Sub Divisi Claim Assessment Center Asuransi Kendaraan Bermotor (2013) menunjukkan bahwa selama rentang waktu Maret sampai dengan Oktober 2013, terjadinya fluktuasi pada jumlah berkas klaim yang diselesaikan. Pencapaian paling rendah terjadi pada bulan Agustus Berkas klaim pada Agustus 2013 menunjukkan bahwa terdapat 799 berkas klaim yang masuk dan sebanyak 872 berkas dengan status outstanding. Berkas klaim yang berhasil diselesaikan (settled) pada Agustus 2013 menurut data Sub Divisi Claim Assessment Center Asuransi Kendaraan Bermotor menunjukkan pencapaian sebanyak 831 berkas dengan nilai Rp. 8,77 Milyar sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar 2. Hasil penyelesaian ini menurun 809 berkas atau 49,33 persen jika dibandingkan dengan kinerja bulan sebelumnya (Sub Divisi Claim Assessment Center Asuransi Kendaraan Bermotor, 2013).

5 5 Sumber : Sub Divisi Claim Assessment Center Asuransi Kendaraan Bermotor, 2013 Gambar 2 Berkas Klaim Settled Tuntutan, peran, fungsi serta batasan standar waktu pelayanan dan penyelesaian klaim yang ketat dapat menimbulkan berbagai tekanan bagi karyawan yang ditempatkan pada unit pelayanan klaim. Konflik antara kapasitas karyawan dan tuntutan kinerja seringkali memberikan tekanan dan beban tersendiri bagi karyawan sehingga dapat menimbulkan stres kerja. Tingginya loading pekerjaan menjadi faktor utama yang mempengaruhi stres kerja pada karyawan (DeFrank dan Ivancevich 1998, Bhatti et al 2010). Atteya (2012) menjelaskan bahwa stres yang dialami karyawan dapat menyebabkan serangkaian persoalan bagi organisasi, seperti: tingginya tingkat absensi karyawan, turnover yang meningkat, rendahnya kinerja karyawan, menyebabkan kecelakaan kerja dan tingkat kesalahan kerja yang tinggi. Merujuk pada pemaparan di atas, maka perusahaan perlu memberikan perhatian secara khusus terkait dengan pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan pada Sub Divisi Claim Assessment Center Asuransi Kendaraan Bermotor PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero). Penelitian ini menganalisis pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan pada Sub Divisi Claim Assessment Center Asuransi Kendaraan Bermotor PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero). Halhal yang dikaji dalam penelitian ini, meliputi : 1. Bagaimana kondisi stres kerja pada Sub Divisi Claim Assessment Center Asuransi Kendaraan Bermotor PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero)? 2. Bagaimana pengaruh stres kerja karyawan terhadap kinerja karyawan pada Sub Divisi Claim Assessment Center Asuransi Kendaraan Bermotor PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero)? 3. Hal-hal apa yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mengelola stres kerja dan meningkatkan kinerja karyawan pada Sub Divisi Claim Assessment Center Asuransi Kendaraan Bermotor PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero)? Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisis kondisi stres kerja pada Sub Divisi Claim Assessment Center Asuransi Kendaraan Bermotor PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero). 2. Menganalisis pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan pada Sub Divisi Claim Assessment Center Asuransi Kendaraan Bermotor PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero).

6 6 3. Merumuskan strategi untuk mengelola stres kerja dan meningkatkan kinerja karyawan pada Sub Divisi Claim Assessment Center Asuransi Kendaraan Bermotor PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero). Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini secara khusus dapat digunakan oleh perusahaan untuk merumuskan strategi dalam mengelola stres kerja karyawan dan meningkatkan kinerja karyawan pada Sub Divisi Claim Assessment Center Asuransi Kendaraan Bermotor pada PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero). Hasil penelitian diharapkan juga dapat memberikan informasi dan referensi bagi penelitian yang terkait selanjutnya. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memfokuskan kajian pada analisis pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan, dengan mengambil studi kasus pada Sub Divisi Claim Assessment Center Asuransi Kendaraan Bermotor pada PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero). 2 TINJAUAN PUSTAKA Stres Karyawan adalah makhluk sosial yang merupakan aset utama bagi setiap perusahaan. Karyawan menjadi perencana, pengendali dan pelaksana dalam seluruh kegiatan operasional perusahaan. Karyawan merupakan faktor penggerak bagi tercapainya tujuan perusahaan. Karyawan sebagai makhluk sosial dapat dipengaruhi dan berinteraksi dengan kondisi lingkungannya. Interaksi ini akan mempengaruhi perilaku karyawan dan dapat mengakibatkan timbulnya sikapsikap positif dan negatif karyawan. Manusia dengan emosi yang mempengaruhi perilakunya, dapat mengalami stres. Istilah stres sangat umum diperbincangkan oleh masyarakat. Treven (2005) mengemukakan bahwa tidak ada seorangpun yang kebal terhadap stres. Stres bisa menyerang siapa saja. Stres berasal dari bahasa Latin stringere yang berarti to draw tight. Perkembangan penggunaan istilah stres mencatat bahwa sejak Tahun 1920, para psikolog Amerika tidak lagi menggunakan istilah stringere namun berganti menjadi homeostasis. Penggunaan istilah stres mulai diperkenalkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Dr. Hans Selye. Penelitian tersebut menemukan

7 Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB

BAB I PENDAHULUAN. mekanisme asuransi atau pertanggungan. Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mekanisme asuransi atau pertanggungan. Undang-Undang Republik Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Asuransi atau pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia. Manusia selalu dihadapkan dengan berbagai risiko dalam kehidupan sehari-hari, seperti risiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang barang maupun jasa. Ditengah ketatnya persaingan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang barang maupun jasa. Ditengah ketatnya persaingan di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lingkungan bisnis saat ini telah berubah dengan cepat seiring dengan terjadinya globalisasi yang melanda seluruh negara. Persaingan dirasakan terjadi sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Sehingga perlu diperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Sehingga perlu diperhatikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aset terpenting dalam sebuah organisasi dimana manusia merupakan penggerak utama atas segala aktivitas yang ada di dalam organisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan sehari hari setiap tindakan manusia dapat menimbulkan resiko. Resiko tersebut tergantung dari berbagai macam atau perbuatan yang dilakukan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut data Biro Pusat Statistik, laju pertumbuhan PDB pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 6,5% dari tahun 2010, laju pertumbuhan PDB pada sektor jasa mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperkecil atau meminimumkan ketidakpastian tersebut. Risiko dapat terjadi

BAB I PENDAHULUAN. memperkecil atau meminimumkan ketidakpastian tersebut. Risiko dapat terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh suatu kelompok atau perorangan pasti ada risiko yang harus ditanggung. Risiko merupakan kemungkinan terjadinya suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting bagi organisasi, dimana pada hakekatnya berfungsi sebagai faktor penggerak bagi setiap kegiatan di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara kepuasan..., Widiana Sasti Kirana, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara kepuasan..., Widiana Sasti Kirana, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri asuransi dewasa ini telah menunjukkan perkembangannya yang semakin membaik. Dengan semakin bertambahnya pengetahuan masyarakat, mereka tidak lagi memandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dalam beberapa sisi memiliki dampak positif maupun negatif.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dalam beberapa sisi memiliki dampak positif maupun negatif. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumen otomotif di Indonesia mengalami petumbuhan yang cukup pesat. Peningkatan konsumen otomotif tidak hanya terjadi pada kendaraan roda dua namun juga pada kendaraan

Lebih terperinci

PENETAPAN TARIF PREMI PADA LINI USAHA ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2014

PENETAPAN TARIF PREMI PADA LINI USAHA ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2014 PENETAPAN TARIF PREMI PADA LINI USAHA ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2014 I. KETENTUAN UMUM 1. Otoritas Jasa Keuangan yang selanjutnya disingkat OJK adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2014

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2014 OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2014 TENTANG PEMELIHARAAN DAN PELAPORAN DATA RISIKO ASURANSI SERTA PENERAPAN TARIF PREMI UNTUK LINI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya tidak hanya mengelola risiko perusahaan secara korporasi, namun

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya tidak hanya mengelola risiko perusahaan secara korporasi, namun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) sebagai salah satu entitas pelaku industri asuransi umum di Indonesia, sangat menyadari bahwa dalam melakukan kegiatan bisnisnya

Lebih terperinci

Daftar Isi. Latar Belakang Implementasi Manajemen Risiko Tujuan Manajemen Risiko Definisi Model Manajemen Risiko Control Self Assessment

Daftar Isi. Latar Belakang Implementasi Manajemen Risiko Tujuan Manajemen Risiko Definisi Model Manajemen Risiko Control Self Assessment Manajemen Risiko Daftar Isi Latar Belakang Implementasi Manajemen Risiko Tujuan Manajemen Risiko Definisi Model Manajemen Risiko Control Self Assessment Latar Belakang Manajemen Risiko Tata Kelola Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi masa krisis keuangan global, asuransi adalah solusi yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi masa krisis keuangan global, asuransi adalah solusi yang dapat menjadi BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penelitian Menghadapi masa krisis keuangan global, asuransi adalah solusi yang dapat menjadi payung untuk mengantisipasi krisis keuangan, karena dana asuransi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri dalam lima tahun terakhir yaitu periode , terdapat kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. industri dalam lima tahun terakhir yaitu periode , terdapat kenaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menunjukkan jumlah pemegang polis asuransi di Indonesia tahun 2013 mencapai lebih dari 63 juta polis. Melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor produksi yang memegang peranan penting dalam jalannya aktivitas perusahaan. Karyawan dalam suatu organisasi merupakan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai suatunegara kepulauan, sektor maritim merupakan sektor yang signifikan bagi Indonesia, oleh sebab itu transportasi laut merupakan satu hal yang penting. Untuk mengantisipasi

Lebih terperinci

PUBLIC EXPOSE. Jakarta, 25 Mei 2018 Chase Plaza lantai 12

PUBLIC EXPOSE. Jakarta, 25 Mei 2018 Chase Plaza lantai 12 PUBLIC EXPOSE Jakarta, 25 Mei 2018 Chase Plaza lantai 12 AGENDA 1. Sekilas Perusahaan 2. Struktur Permodalan dan Pemegang Saham 3. Susunan Pengurus Perusahaan 4. Jaringan Kantor Pemasaran 5. Kegiatan Usaha

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 21/SEOJK.05/2015 TENTANG

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 21/SEOJK.05/2015 TENTANG Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi Umum; dan 2. Direksi Perusahan Asuransi Umum Syariah, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 21/SEOJK.05/2015 TENTANG PENETAPAN TARIF PREMI ATAU

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi Umum; dan 2. Direksi Perusahan Asuransi Umum Syariah, di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG PENETAPAN TARIF PREMI ATAU KONTRIBUSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. skala nasional maupun internasional. Persaingan bisnis yang semakin ketat serta

BAB I PENDAHULUAN. skala nasional maupun internasional. Persaingan bisnis yang semakin ketat serta 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis saat ini terjadi dengan begitu pesat, baik dalam skala nasional maupun internasional. Persaingan bisnis yang semakin ketat serta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Multi Finance Tbk ( Adira Finance atau Perusahaan ) yang didirikan sejak tahun

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Multi Finance Tbk ( Adira Finance atau Perusahaan ) yang didirikan sejak tahun 10 BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah PT. Adira Dibangun dengan tekad yang kuat untuk menjadi perusahaan terbaik dan terpercaya di sektor pembiayaan konsumen kendaraan bermotor, PT Adira

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Bekasi, pada awalnya berdiri adalah sebuah lembaga keuangan dengan nama BPR

BAB I PENDAHULUAN. di Bekasi, pada awalnya berdiri adalah sebuah lembaga keuangan dengan nama BPR BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT Bank Perkreditan Rakyat Danatama Indonesia yang tumbuh dan berkembang di Bekasi, pada awalnya berdiri adalah sebuah lembaga keuangan dengan nama BPR Pundi

Lebih terperinci

AKTUARIS DALAM SEKTOR JASA KEUANGAN. Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank 1A Otoritas Jasa Keuangan

AKTUARIS DALAM SEKTOR JASA KEUANGAN. Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank 1A Otoritas Jasa Keuangan AKTUARIS DALAM SEKTOR JASA KEUANGAN Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank 1A Otoritas Jasa Keuangan 2 nd Indonesian Actuaries Summit Yogyakarta, 21 April 2017 AGENDA A B C Ketentuan OJK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia dewasa ini sudah tidak asing lagi dengan istilah asuransi. Bahkan sebenarnya bisnis asuransi sudah memasuki Indonesia semenjak dari zaman penjajahan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Asuransi merupakan kegiatan usaha dimana perusahaan menanggung

PENDAHULUAN. Asuransi merupakan kegiatan usaha dimana perusahaan menanggung PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuransi merupakan kegiatan usaha dimana perusahaan menanggung kerugian yang diderita nasabahnya ketika terjadi suatu musibah baik itu kecelakan, kebakaran, dan juga segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri keuangan yang lain, salah satu indikatornya adalah industri asuransi

BAB I PENDAHULUAN. industri keuangan yang lain, salah satu indikatornya adalah industri asuransi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini industri asuransi tidak kalah jika dibandingkan dengan industri keuangan yang lain, salah satu indikatornya adalah industri asuransi tetap mencatat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pos Indonesia merupakan sebuah badan usaha milik negara (BUMN)

BAB I PENDAHULUAN. Pos Indonesia merupakan sebuah badan usaha milik negara (BUMN) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pos Indonesia merupakan sebuah badan usaha milik negara (BUMN) Indonesia yang bergerak di bidang layanan posseperti pos & giro, bisnis komunikasi, bisnis

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /POJK.05/2015 TENTANG RETENSI SENDIRI DAN DUKUNGAN REASURANSI DALAM NEGERI

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /POJK.05/2015 TENTANG RETENSI SENDIRI DAN DUKUNGAN REASURANSI DALAM NEGERI PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /POJK.05/2015 TENTANG RETENSI SENDIRI DAN DUKUNGAN REASURANSI DALAM NEGERI I. UMUM Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai pengganti atau substitusi kerugian-kerugian besar yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang sangat bernilai karena sumber daya manusialah yang mengelola seluruh

I. PENDAHULUAN. yang sangat bernilai karena sumber daya manusialah yang mengelola seluruh I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia yang dimiliki sebuah perusahaan merupakan aset yang sangat bernilai karena sumber daya manusialah yang mengelola seluruh sumber daya yang ada di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan unit usaha yang banyak dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha Kecil dan Menengah

Lebih terperinci

Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah, di tempat.

Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah, di tempat. Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.05/2016 TENTANG SALURAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI

Lebih terperinci

LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI

LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI -1- FORMULIR PELAPORAN PERSETUJUAN PRODUK ASURANSI KREDIT DAN/ATAU SURETYSHIP

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Industri pembiayaan merupakan salah satu alternatif pembiayaan bukan Bank yang saat ini semakin berkembang di Indonesia. Industri Pembiayaan yang diatur dalam POJK No. 29/2014

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda dalam hal apa yang dijual, namun sama-sama memiliki kesamaan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda dalam hal apa yang dijual, namun sama-sama memiliki kesamaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang menjual produk atau jasa sangat membutuhkan pelanggan untuk kelangsungan usaha mereka, walaupun produk dan jasa berbeda dalam hal apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis polis, salah satunya pada saat sekarang ini yaitu BNI Life Insurance.

BAB I PENDAHULUAN. jenis polis, salah satunya pada saat sekarang ini yaitu BNI Life Insurance. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di zaman sekarang asuransi memegang peranan penting dalam memberikan kepastian proteksi bagi manusia yang bersifat komersial maupun bukan komersial. Asuransi dapat memberikan

Lebih terperinci

SHARIA INSURANCE ECONOMIC OUTLOOK 2016 PELUANG, TANTANGAN DAN HARAPAN INDUSTRI ASURANSI SYARIAH DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL DAN GLOBAL TAHUN 2016

SHARIA INSURANCE ECONOMIC OUTLOOK 2016 PELUANG, TANTANGAN DAN HARAPAN INDUSTRI ASURANSI SYARIAH DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL DAN GLOBAL TAHUN 2016 SHARIA INSURANCE ECONOMIC OUTLOOK 2016 PELUANG, TANTANGAN DAN HARAPAN INDUSTRI ASURANSI SYARIAH DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL DAN GLOBAL TAHUN 2016 Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Indonesia Services

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG SALURAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI MELALUI KERJA SAMA DENGAN BANK (BANCASSURANCE)

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG SALURAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI MELALUI KERJA SAMA DENGAN BANK (BANCASSURANCE) Yth. 1.!Direksi Perusahaan Asuransi Umum; dan 2.!Direksi Perusahaan Asuransi Jiwa, di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG SALURAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI MELALUI KERJA

Lebih terperinci

LAMPIRAN IX SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI

LAMPIRAN IX SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI LAMPIRAN IX SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI -1- FORMULIR PELAPORAN PENCATATAN PRODUK ASURANSI STANDAR YANG MERUPAKAN

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN ULTIMATE HARVEST ASSURANCE

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN ULTIMATE HARVEST ASSURANCE Ultimate Harvest Assurance merupakan produk asuransi tradisional dari PT. AIA FINANCIAL. Berikut ini adalah ringkasan informasi mengenai produk dan/atau layanan Ultimate Harvest Assurance. Harap dibaca

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perjalanan perbankan yang diawali dari kemelut moneter sejak. pertengahan tahun 1997 lalu telah mengakibatkan terjadinya perubahan

I. PENDAHULUAN. Perjalanan perbankan yang diawali dari kemelut moneter sejak. pertengahan tahun 1997 lalu telah mengakibatkan terjadinya perubahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perjalanan perbankan yang diawali dari kemelut moneter sejak pertengahan tahun 1997 lalu telah mengakibatkan terjadinya perubahan fundamental pada peta perbankan nasional.

Lebih terperinci

TENTANG PENETAPAN TARIF PREMI ATAU KONTRIBUSI PADA LINI USAHA ASURANSI HARTA BENDA DAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2016

TENTANG PENETAPAN TARIF PREMI ATAU KONTRIBUSI PADA LINI USAHA ASURANSI HARTA BENDA DAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2016 LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR TENTANG /SEOJK.05/2016 PENETAPAN TARIF PREMI ATAU KONTRIBUSI PADA LINI USAHA ASURANSI HARTA BENDA DAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2016 - 1 -

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin meningkat dan dikuti oleh majunya pemikiran masyarakat dalam usaha perniagaan membuat maraknya usaha asuransi akhir-akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan mobilitas kehidupan yang telah melampaui garis-garis batas antar negara.

BAB I PENDAHULUAN. dengan mobilitas kehidupan yang telah melampaui garis-garis batas antar negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini dapat dicermati dengan perkembangan masyarakat pada umumnya yang kini tengah melakukan transformasi menuju modernitas dengan mobilitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam memasuki era globalisasi sekarang ini, persaingan bukanlah suatu hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam memasuki era globalisasi sekarang ini, persaingan bukanlah suatu hal yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memasuki era globalisasi sekarang ini, persaingan bukanlah suatu hal yang asing lagi di dalam dunia bisnis, dimana pihak yang satu selalu berusaha memberikan

Lebih terperinci

BAB X ASURANSI A. DEFINISI ASURANSI

BAB X ASURANSI A. DEFINISI ASURANSI BAB X ASURANSI Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada saat ini sangat memberikan manfaat dan kemudahan bagi kehidupan manusia, dampak positif yang ada sangat mendukung manusia modern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ini, persaingan yang terjadi di semua industri semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ini, persaingan yang terjadi di semua industri semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ini, persaingan yang terjadi di semua industri semakin ketat. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat bekerja dengan lebih efektif dan efisien agar dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bentuk organisasi yang didirikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bentuk organisasi yang didirikan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan bentuk organisasi yang didirikan untuk memproduksi barang atau jasa, serta bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Tujuan organisasi

Lebih terperinci

Informasi Produk Asuransi Allianz

Informasi Produk Asuransi Allianz Informasi Produk Asuransi Allianz Nama Produk Permata Proteksi Ku Permata Proteksi Plus Permata KTA Proteksi Jenis Produk Asuransi jiwa berjangka untuk perlindungan tagihan kartu kredit Asuransi jiwa berjangka

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT ASURANSI WAHANA TATA (Aswata) adalah perusahaan asuransi umum yang telah hadir melayani nasabah sejak 1964. Kini, Aswata adalah salah satu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian melalui pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah. perekonomian negara. Upaya Pemerintah terhadap pengembangan UMKM

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian melalui pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah. perekonomian negara. Upaya Pemerintah terhadap pengembangan UMKM BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini Pemerintah Indonesia sangat gencar untuk meningkatkan perekonomian melalui pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah mobilitas manusia yang makin tinggi, keberadaan alat

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah mobilitas manusia yang makin tinggi, keberadaan alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di tengah mobilitas manusia yang makin tinggi, keberadaan alat transportasi terutama mobil jelas sangat dibutuhkan. Begitu pun bagi yang memiliki kendaraan roda empat

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Persaingan bisnis pada era globalisasi saat ini menuntut perusahaan untuk meningkatkan daya saing dan keunggulan kompetitif. Pasar yang semakin luas dan selera konsumen yang

Lebih terperinci

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI Yth. 1. Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi; dan 2. Pengguna Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap hasil kerja yang berkualitas tinggi, merupakan salah satu faktor penentu dari

BAB I PENDAHULUAN. terhadap hasil kerja yang berkualitas tinggi, merupakan salah satu faktor penentu dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia yang memiliki keahlian unggul dan berkomitmen terhadap hasil kerja yang berkualitas tinggi, merupakan salah satu faktor penentu dari keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan itu bisa bermacammacam,

BAB I PENDAHULUAN. Kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan itu bisa bermacammacam, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan itu bisa bermacammacam, berkembang dan berubah, bahkan seringkali tidak disadari oleh pelaku-pelakunya,

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI -1- FORMULIR PELAPORAN PERSETUJUAN PRODUK ASURANSI SELAIN PAYDI, PRODUK

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Keterikatan Kerja, Persepsi Dukungan Organisasional dan Komitmen Organisasional Terhadap Turnover Intention Karyawan Muji Motor

Judul : Pengaruh Keterikatan Kerja, Persepsi Dukungan Organisasional dan Komitmen Organisasional Terhadap Turnover Intention Karyawan Muji Motor Judul : Pengaruh Keterikatan Kerja, Persepsi Dukungan Organisasional dan Komitmen Organisasional Terhadap Turnover Intention Karyawan Muji Motor Nama : Sella Bitha NIM : 1215251059 Abstrak Turnover Intention

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu risiko. Risiko yang dihadapi oleh setiap orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu risiko. Risiko yang dihadapi oleh setiap orang dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Risiko merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan manusia. Kemungkinan manusia menghadapi kehilangan atau kerugian itu merupakan suatu risiko.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimilikinya. Semakin baik kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimilikinya. Semakin baik kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bekalang Masalah Perkembangan sebuah perusahaan sangat erat kaitannya dengan kinerja Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimilikinya. Semakin baik kinerja SDM/karyawan maka akan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 9 /PBI/2010 TENTANG PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM MELAKSANAKAN AKTIVITAS KEAGENAN PRODUK KEUANGAN LUAR NEGERI OLEH BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23/POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23/POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23/POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI I. UMUM Perkembangan industri perasuransian saat ini cukup pesat sehingga mendorong

Lebih terperinci

WEALTH ASSURANCE BANGUN MASA DEPAN ANDA MULAI SEKARANG

WEALTH ASSURANCE BANGUN MASA DEPAN ANDA MULAI SEKARANG Manulife Indonesia Didirikan pada tahun 1985, PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia) merupakan bagian dari Manulife Financial Corporation, grup penyedia layanan keuangan dari Kanada yang

Lebih terperinci

WEALTH ASSURANCE BANGUN MASA DEPAN ANDA MULAI SEKARANG

WEALTH ASSURANCE BANGUN MASA DEPAN ANDA MULAI SEKARANG Manulife Indonesia Didirikan pada tahun 1985, PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia) merupakan bagian dari Manulife Financial Corporation, grup penyedia layanan keuangan dari Kanada yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI -1- FORMULIR PELAPORAN PERSETUJUAN PAYDI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI I.

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2/POJK.05/2015 TENTANG

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2/POJK.05/2015 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2/POJK.05/2015 TENTANG PEMELIHARAAN DAN PELAPORAN DATA RISIKO ASURANSI SERTA PENERAPAN TARIF PREMI DAN KONTRIBUSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama yang tidak dapat digantikan oleh unsur apapun.

BAB I PENDAHULUAN. utama yang tidak dapat digantikan oleh unsur apapun. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan unsur manusia merupakan perangkat yang paling menentukan dalam mencapai tujuan kegiatannya, terutama berkaitan erat dengan kebijaksanaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mempertahankan loyalitas pelanggan. Hal itu ditandai dengan perilaku

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mempertahankan loyalitas pelanggan. Hal itu ditandai dengan perilaku 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, persaingan di sektor industri jasa semakin ketat sehingga memaksa perusahaan untuk terus berinovasi dalam menyusun strategi guna mencapai tujuan perusahaan.

Lebih terperinci

2015, No.71 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111

2015, No.71 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2015 KEUANAN. OJK. Asuransi. Data Risiko. Pemeliharaan. Pelaporan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5684) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan untuk mengundurkan diri. Karyawan yang puas memiliki. tersebut akan dibawa ke luar dari organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan untuk mengundurkan diri. Karyawan yang puas memiliki. tersebut akan dibawa ke luar dari organisasi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepuasan kerja yang tinggi diharapkan membuat karyawan menjadi semakin setia kepada organisasi, semakin termotivasi dalam bekerja, merasa senang dalam bekerja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.6. LATAR BELAKANG MASALAH. Pada Era Globalisasi sekarang kebutuhan akan asuransi bukan

BAB I PENDAHULUAN 1.6. LATAR BELAKANG MASALAH. Pada Era Globalisasi sekarang kebutuhan akan asuransi bukan BAB I PENDAHULUAN 1.6. LATAR BELAKANG MASALAH Pada Era Globalisasi sekarang kebutuhan akan asuransi bukan merupakan hal yang aneh dan mungkin menjadi kebutuhan primer yang wajib dipikirkan untuk keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu pemicu keberhasilan perusahaan dikarenakan oleh sumber

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu pemicu keberhasilan perusahaan dikarenakan oleh sumber 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan memegang peranan yang penting. Salah satu pemicu keberhasilan perusahaan dikarenakan oleh sumber daya manusia,

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perubahan lingkungan bisnis akan terjadi setiap saat, umumnya berupa gerak perubahan dari salah satu atau gabungan faktor-faktor lingkungan luar perusahaan, baik pada skala

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan bisnis perbankan di Indonesia terus mengalami kemajuan yang sangat pesat. Bank-bank dituntut untuk menjadi lebih dinamis terhadap perubahan agar siap bersaing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa manfaat adanya usaha asuransi tidak hanya dirasakan oleh mereka yang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa manfaat adanya usaha asuransi tidak hanya dirasakan oleh mereka yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan usaha asuransi dewasa ini memberikan bukti yang nyata bahwa manfaat adanya usaha asuransi tidak hanya dirasakan oleh mereka yang berhubungan langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini dipaparkan mengenai latar belakang penelitian, permasalahan penelitian, tujuan, manfaat dan ruang lingkup penelitian serta sistematika penulisan penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai strategis bagi suatu bangsa.diluar negeri terutama di negara-negara Eropa

BAB I PENDAHULUAN. nilai strategis bagi suatu bangsa.diluar negeri terutama di negara-negara Eropa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Asuransi, pada masa sekarang ini merupakan hal yang mutlak dan memiliki nilai strategis bagi suatu bangsa.diluar negeri terutama di negara-negara Eropa

Lebih terperinci

WEALTH ASSURANCE BANGUN MASA DEPAN ANDA MULAI SEKARANG

WEALTH ASSURANCE BANGUN MASA DEPAN ANDA MULAI SEKARANG Manulife Indonesia Didirikan pada tahun 1985, PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia) merupakan bagian dari Manulife Financial Corporation, grup penyedia layanan keuangan dari Kanada yang

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN REASURANSI,

Lebih terperinci

Jaminan Nilai Premi yang Dibayarkan INVESTRA PLATINUM USD. Investasi Optimal dengan Perlindungan Ekstra

Jaminan Nilai Premi yang Dibayarkan INVESTRA PLATINUM USD. Investasi Optimal dengan Perlindungan Ekstra Jaminan Nilai Premi yang Dibayarkan INVESTRA PLATINUM USD Investasi Optimal dengan Perlindungan Ekstra INVESTRA PLATINUM USD Investasi Optimal dengan Perlindungan Ekstra INVESTRA PLATINUM USD adalah solusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Risky Melinda, 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Risky Melinda, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan jasa di Indonesia dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Kontribusi ini dilihat dari segi laba maupun kemampuannya menyerap sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan, sudah seharusnya memberikan pelayanan maksimal kepada

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan, sudah seharusnya memberikan pelayanan maksimal kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malasah Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji saat ini adalah masih belum optimalnya kepuasan kerja yang dirasakan karyawan pada Divisi Sumber Daya Manusia di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dunia pekerjaan adalah dunia yang penuh dengan tuntutan dan tugas-tugas, namun pekerjaan merupakan sesuatu yang dicari oleh banyak orang sebagai tujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada prinsipnya setiap perusahaan dalam menjual produk-produknya akan

I. PENDAHULUAN. Pada prinsipnya setiap perusahaan dalam menjual produk-produknya akan I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada prinsipnya setiap perusahaan dalam menjual produk-produknya akan dihadapkan dengan strategi maupun teknik penjualan yang bagus, sehingga komoditas yang ditawarkannya

Lebih terperinci

TENTANG PENETAPAN TARIF PREMI ATAU KONTRIBUSI PADA LINI USAHA ASURANSI HARTA BENDA DAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2017

TENTANG PENETAPAN TARIF PREMI ATAU KONTRIBUSI PADA LINI USAHA ASURANSI HARTA BENDA DAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2017 LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /SEOJK.05/2017 TENTANG PENETAPAN TARIF PREMI ATAU KONTRIBUSI PADA LINI USAHA ASURANSI HARTA BENDA DAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2017 - 1

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Bisnis di industri farmasi masih terus berkembang dan menggiurkan bagi para pelaku bisnis farmasi. Hal ini dipicu oleh peningkatan pertumbuhan pengeluaran pada obat-obatan

Lebih terperinci

FREQUENTLY ASKED QUESTION Product E Commerce

FREQUENTLY ASKED QUESTION Product E Commerce FREQUENTLY ASKED QUESTION Product E Commerce 1. Bagaimana keamanan transaksi e commerce Asuransi Bintang? Sangat aman, karena Bintang telah bekerja sama dengan Acquiring Bank, Payment Gateway dan di support

Lebih terperinci

PENETAPAN TARIF PREMI PADA RISIKO KHUSUS BANJIR UNTUK LINI USAHA ASURANSI HARTA BENDA DAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2014

PENETAPAN TARIF PREMI PADA RISIKO KHUSUS BANJIR UNTUK LINI USAHA ASURANSI HARTA BENDA DAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2014 PENETAPAN TARIF PREMI PADA RISIKO KHUSUS BANJIR UNTUK LINI USAHA ASURANSI HARTA BENDA DAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2014 I. KETENTUAN UMUM 1. Otoritas Jasa Keuangan yang selanjutnya disingkat OJK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. langkah pencegahan. Dari definisi keuangan, risiko dapat dikatakan bahwa. daripada keuntungan yang diharapkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. langkah pencegahan. Dari definisi keuangan, risiko dapat dikatakan bahwa. daripada keuntungan yang diharapkan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara definisi risiko adalah probabilitas atau ancaman terjadinya kerusakan, cedera, kewajiban, kerugian atau kejadian negatif lain yang disebabkan oleh external

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peluang ini membuat industri mobil di Negara-Negara maju seperti Negara

BAB I PENDAHULUAN. Peluang ini membuat industri mobil di Negara-Negara maju seperti Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada dunia otomotif, globalisasi dan adanya perkembangan keinginan konsumen menimbulkan juga persaingan yang sangat ketat, khususnya terhadap produk mobil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja, sekaligus dapat digunakan untuk mengetahui image dari suatu produk di. pasar, termasuk preferensi yang dikehendaki konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. kerja, sekaligus dapat digunakan untuk mengetahui image dari suatu produk di. pasar, termasuk preferensi yang dikehendaki konsumen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan zaman yang mengarah pada globalisasi, kondisi ekonomi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menyebabkan usaha ritel berskala besar (modern)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan semakin pesatnya perkembangan perekonomian di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan semakin pesatnya perkembangan perekonomian di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan semakin pesatnya perkembangan perekonomian di Indonesia maka itu pembangunan disegala sektor baik di pusat maupun didaerah tentunya mengalami pertumbuhan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, persaingan antara perusahaan baik di dalam maupun di

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, persaingan antara perusahaan baik di dalam maupun di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini, persaingan antara perusahaan baik di dalam maupun di luar negeri semakin ketat dan keras. Disamping itu juga terjadi perubahan-perubahan yang

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN AIA GOLDEN HARVEST ASSURANCE

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN AIA GOLDEN HARVEST ASSURANCE AIA Golden Harvest Assurance merupakan produk asuransi tradisional dari PT. AIA FINANCIAL. Berikut ini adalah ringkasan informasi mengenai produk dan/atau layanan AIA Golden Harvest Assurance. Harap dibaca

Lebih terperinci

1 BAB 1 PENDAHULUAN. kompetitif. Banyaknya pemain baru bermunculan yang handal dan kompeten di

1 BAB 1 PENDAHULUAN. kompetitif. Banyaknya pemain baru bermunculan yang handal dan kompeten di 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lima tahun terakhir persaingan di dunia otomotif semakin ramai dan kompetitif. Banyaknya pemain baru bermunculan yang handal dan kompeten di industri otomotif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank merupakan perusahaan bidang jasa yang penting dalam membantu masyarakat. Jasa-jasa perbankan sangat berperan dalam membantu masyarakat melakukan transaksi. Menyadari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi saat ini, kompetisi antar perusahaan semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi saat ini, kompetisi antar perusahaan semakin ketat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi saat ini, kompetisi antar perusahaan semakin ketat dengan perusahaan kompetitornya. Menghadapi situasi dan kondisi tersebut, perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Semakin banyaknya perusahaan dan semakin ketatnya persaingan bisnis, membuat pelanggan lebih kritis dalam memilih untuk bertransaksi dengan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi seluruh sektor ekonomi termasuk pada lembaga keuangan perbankan syariah

BAB I PENDAHULUAN. bagi seluruh sektor ekonomi termasuk pada lembaga keuangan perbankan syariah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi nasional yang baik memberikan pengaruh positif bagi seluruh sektor ekonomi termasuk pada lembaga keuangan perbankan syariah di Indonesia.

Lebih terperinci