PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A"

Transkripsi

1 PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

2 RINGKASAN RIKA AMELIA. Pilihan Jenis Telur yang Dikonsumsi Rumah Tangga Pasca Kasus Flu Burung (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor). Di bawah bimbingan MUHAMMAD FIRDAUS. Telur ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang paling banyak disukai karena ketersediaannya banyak, harganya murah, rasanya lezat, kandungan proteinnya tinggi dan kandungan gizinya lengkap. Peningkatan jumlah konsumsi dan produksi telur ayam di Indonesia menunjukkan masih terbukanya peluang bagi usaha peternakan ayam ras petelur untuk memproduksi telur sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Berdasarkan Dirjen Peternakan (2004) mengidentifikasi hingga akhir tahun 2003 virus flu burung telah menjangkiti 55 kabupaten atau kota yang terdapat di 9 provinsi di Indonesia. Salah satunya adalah Bogor dengan korban jiwa sebanyak satu orang di Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor pada awal tahun Dengan adanya korban virus flu burung pada manusia di Bogor dan gencarnya pemberitaan yang tidak diikuti informasi yang tidak jelas oleh pemerintah, diperkirakan masyarakat Bogor akan mengurangi frekuensi dan jumlah pembelian telur curah atau bahkan mencari produk lain sejenis yang terjamin dalam hal kualitas dan bermanfaat bagi kesehatan seperti telur bermerek. Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu mengetahui sikap konsumen terhadap telur bermerek dan curah Selain itu, faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam mengkonsumsi telur ayam. Hal ini berguna bagi pengembangan industri peternakan ayam ras petelur di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Mendeskripsikan pola konsumsi telur ayam bermerek dan curah pada konsumen rumah tangga di Hero Supermarket Padjajaran Bogor saat sebelum dan sesudah kasus flu burung (2) Membandingkan sikap konsumen rumah tangga di Hero Supermarket Padjajaran Bogor terhadap telur bermerek dan telur curah. (3) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen rumah tangga dalam memilih telur ayam yang akan dikonsumsi. Penelitian dilakukan di Hero Supermarket Padjajaran Bogor. Lokasi penelitian ini dipilih secara sengaja (purposive) karena Hero Supermarket Padjajaran Bogor adalah salah satu supermarket di Kota Bogor yang menawarkan produk terlengkap dan menyediakan produk telur curah dan telur bermerek serta memiliki tingkat keramaian cukup tinggi dengan mayoritas konsumen dari golongan menengah-atas. Metode pemilihan sampel responden yang digunakan adalah non probability sampling dengan teknik convenience sampling. Jumlah responden yang diambil sebanyak 60 orang, terdiri dari 30 orang yang mengkonsumsi telur ayam bermerek dan 30 orang yang mengkonsumsi telur ayam curah. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif, uji t berpasangan, analisis multiatibut fishbein, dan analisis regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telur bermerek dipilih oleh konsumen berusia tahun, berpendidikan terakhir sarjana, memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dengan pendapatan Rp Rp , dan memiliki jumlah balita sebanyak satu orang dengan jumlah anggota keluarga 4-5 orang, dan memiliki tuntutan kesehatan yang menderita

3 penyakit tertentu/dianjurkan dokter. Sedangkan konsumen telur curah dipilih oleh konsumen berusia tahun, berpendidikan terakhir sarjana, memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dengan pendapatan antara Rp Rp serta tidak memiliki balita dan jumlah anggota keluarga 4-5 orang, dan memiliki tuntutan kesehatan yang tidak menderita penyakit tertentu/dianjurkan dokter. Pola konsumsi telur bermerek dilihat dari frekuensi pembelian pada saat sebelum dan sesudah terjadinya kasus flu burung di Bogor tidak berbeda nyata, sedangkan pola konsumsi telur bermerek dilihat dari jumlah pembelian sebelum dan sesudah flu burung di Bogor juga tidak berbeda nyata. Untuk telur curah diketahui bahwa pola konsumsinya jika dilihat dari frekuensi pembelian pada saat sebelum dan sesudah terjadinya kasus flu burung di Bogor tidak berbeda nyata, sedangkan pola konsumsi telur curah dilihat dari jumlah pembelian sebelum dan sesudah flu burung juga tidak berbeda nyata. Pada tahap pengenalan kebutuhan, sebagian besar konsumen membeli telur bermerek dan curah karena kandungan gizinya yang baik. Pada tahap pencarian informasi, sumber informasi sebagian besar konsumen telur bermerek berasal dari leaflet, sedangkan konsumen telur curah dari anggota keluarga. Selanjutnya, pada tahap evaluasi alternatif, sebagian besar konsumen telur bermerek dan telur curah mempertimbangkan atribut kandungan gizi sebagai atribut yang paling mempengaruhi keputusan pemilihan alternatif yang disukainya. Dalam proses pembelian, sebagian besar konsumen membeli telur bermerek dan curah di supermarket. Secara keseluruhan skor sikap responden telur bermerek memiliki interpretasi penilaian baik, sedangkan untuk telur curah memiliki interpretasi penilaian biasa. Hasil analisis nilai sikap responden terhadap masing-masing atribut produk secara umum menunjukkan bahwa telur bermerek memiliki atribut yang sudah memenuhi harapan konsumen dibandingkan dengan telur curah. Adapun atribut yang paling membedakan pilihan konsumen terhadap telur bermerek dan telur curah adalah atribut kemasan, kebersihan dan izin depkes. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen rumah tangga dalam memilih jenis telur ayam yang akan dikonsumsi pasca flu burung dianalisis dengan menggunakan model regresi logistik. Faktor-faktor yang secara signifikan berpengaruh nyata terhadap keputusan konsumen dalam memilih jenis telur ayam yang akan dikonsumsi adalah pendapatan, ketersediaan produk dan tuntutan kesehatan. Saran yang direkomendasikan penulis adalah Pihak Hero perlu menyampaikan kepada produsen dan pemasar telur bermerek agar dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya karena secara umum atribut dari telur bermerek ini sudah sesuai dengan harapan konsumen. Selain itu, atribut-atribut yang telah menjadi keunggulan dapat dimanfaatkan oleh pihak produsen dan pemasar untuk mengoptimalkan kegunaannya atau nilainya di mata konsumen sehingga memberikan citra yang baik di mata konsumen. Sedangkan untuk telur curah, agar dapat lebih diterima oleh konsumen, produsen dan pemasar telur curah perlu memperbaiki beberapa atribut yang belum sesuai dengan harapan konsumen yaitu tanggal kadaluarsa, izin Depkes dan kemasan. ii

4 PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

5 Judul : Pilihan Jenis Telur yang Dikonsumsi Rumah Tangga Pasca Kasus Flu Burung (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor). Nama : Rika Amelia NRP : A dapat diterima sebagai salah satu syarat kelulusan pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Menyetujui, Dosen Pembimbing Muhammad Firdaus, Ph.D NIP Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP Tanggal lulus ujian :

6 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH. Bogor, Mei 2008 Rika Amelia A

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Padang, Sumatera Barat pada tanggal 26 April 1982, sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari keluarga Bapak Thamrin dan Ibu Latifah Maaruf. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 2 Olo Nanggalo, Padang pada tahun 1994, dan melanjutkan pendidikan sekolah Menengah di SMP Negeri 12 Padang yang diselesaikan pada tahun Kemudian penulis melanjutkan ke SMU Negeri 3 Padang dan lulus pada tahun Pada tahun 2000 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI pada Program Diploma III Manajemen Hutan Produksi, Fakultas Kehutanan dan lulus pada tahun Pada Mei 2004, penulis melanjutkan pendidikan ke Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

8 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat, bimbingan, hidayah dan karunia-nya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pilihan Jenis Telur yang Dikonsumsi Rumah Tangga Pasca Kasus Flu Burung (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan pola konsumsi telur ayam pada konsumen rumah tangga di Hero Supermarket Padjajaran Bogor saat sebelum dan sesudah kasus flu burung dan membandingkan sikap konsumen terhadap telur merek dan telur curah. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen rumah tangga dalam memilih jenis telur ayam yang akan dikonsumsinya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kekurangan. Namun demikian, dengan segala keterbatasan yang ada, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi Hero Supermarket Padjajaran Bogor pada khususnya dan semua pihak yang memerlukan. Bogor, Mei 2008 Rika Amelia A

9 UCAPAN TERIMA KASIH Selama penulisan skripsi ini, penulis mendapat sumbangan pikiran, bimbingan, dukungan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada : 1. Bapak Muhammad Firdaus, Ph.D, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, masukan dan arahan dengan sabar dalam menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini. 2. Bapak Ir. Joko Purwono, MS selaku dosen evaluator pada tahap kolokium proposal penelitian yang telah memberikan banyak masukan dan koreksi kepada penulis sebelum terjun lapang. 3. Ibu Febriantina Dewi, SE, MSc selaku dosen penguji utama dan Bapak Ir. Joko Purwono, MS selaku dosen penguji komisi pendidikan dalam ujian sidang. 4. Kedua orang tua tercinta serta adikku Riki, atas doa dukungan moril dan materi, pengertian, kesabaran dan kasih sayangnya. 5. Aci, yang telah memberikan semangat dan perhatian. 6. Bapak Bambang selaku Manager Hero Supermarket Padjajaran Bogor, Bapak Yani selaku Manager Fresh and Frozen dan Bapak Syafrudin selaku supervisor Fresh and Frozen yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama proses penelitian berlangsung. 7. Khemas Ibrahim yang telah bersedia menjadi pembahasan 8. Ferry Triana S, Hut, yang telah memberikan banyak masukan, perhatian, semangat dan kasih sayang bagi penulis. 9. Oci, Fani, Dewi, Baban, Ai, Desi, temen-temen penulis di Ekstensi MAB dan keluarga besar Puri Ananda (Rina, Atin, Eva, Pipit, Ria dan Lisa) maupun temen-temen di Padang yang telah memberikan penulis semangat dan dukungan demi kelancaran penelitian ini serta dalam keseharian penulis.

10 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... vii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian... 8 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Telur Telur Bermerek Kajian Penelitian Terdahulu Preferensi Konsumen Terhadap Suatu Produk Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Suatu Produk BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Definisi Perilaku Konsumen Proses Keputusan Pembelian Konsumen Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Evaluasi Pasca Pembelian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Pengaruh Lingkungan Perbedaan Individu Sumberdaya Konsumen Motivasi dan Keterlibatan Pengetahuan Sikap Kepribadian Gaya Hidup Demografi Proses Psikologis Pemrosesan Informasi Pembelajaran Perubahan Sikap dan Perilaku Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Sikap Konsumen... 32

11 x Pola Konsumsi Kerangka Pemikiran Operasional BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data Metode Analisis Data Analisis Deskriptif Analisis Multiatribut Fishbein Analisis Uji t Berpasangan Analisis Regresi Logistik Definisi Operasional BAB V. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan PT Hero Supermarket Visi dan Misi PT Hero Supermarket Karakteristik Konsumen Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Usia Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pekerjaan Sebaran Responden Berdasarkan Jumlah Balita dalam Keluarga Sebaran Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Sebaran Responden Berdasarkan Tuntutan Kesehatan BAB VI. POLA KONSUMSI TELUR AYAM KONSUMEN RUMAH TANGGA HERO SUPERMARKET PADJAJARAN BOGOR 6.1 Pola Konsumsi Telur Bermerek Konsumen Rumah Tangga di Hero Supermarket Padjajaran Bogor Pola Konsumsi Telur Curah Konsumen Rumah Tangga di Hero Supermarket Padjajaran Bogor Sebaran Responden Berdasarkan Harga Telur Bermerek Sebelum dan Sesudah Kasus Flu Burung Sebaran Responden Berdasarkan Harga Telur Curah Sebelum dan Sesudah Kasus Flu Burung Sebaran Pendapat Responden Terhadap Perubahan Perilaku Pembelian Telur Ayam Bermerek dan Telur Curah Akibat Kasus Flu Burung Alasan Konsumen Mengurangi Pembelian Telur Ayam Bermerek dan Telur Curah Akibat Kasus Flu Burung Alasan Konsumen Tidak Mengurangi Pembelian Telur Ayam Bermerek dan Telur Curah Akibat Kasus Flu Burung Sebaran Informasi Mengenai Wabah Flu Burung Pendapat Konsumen terhadap Keseriusan Pemerintah dalam Menanggulangi Kasus Flu Burung... 74

12 xi BAB VII. PROSES KEPUTUSAN DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN TELUR BERMEREK DAN TELUR CURAH 7.1 Proses Keputusan Pembelian Telur Bermerek dan Telur Curah Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Proses Pembelian Sikap Konsumen Terhadap Telur Bermerek Dan Telur Curah Sikap Responden Secara Keseluruhan Penilaian Sikap Responden Terhadap Masing-Masing Atribut Produk Telur Bermerek dan Telur Curah Warna Ukuran Kebersihan Kandungan Gizi Harga Kemudahan Memperoleh Tanggal Kadaluarsa Izin Depkes RI Kemasan BAB VIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN RUMAH TANGGA DALAM MEMILIH JENIS TELUR AYAM YANG AKAN DIKONSUMSI Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Rumah Tangga dalam Memilih Jenis Telur Ayam yang Akan Dikonsumsi BAB IX. KESIMPULAN DAN SARAN 9.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

13 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Produksi dan Konsumsi Telur di Indonesia Tahun Jumlah Kasus Flu Burung pada Manusia di Tiap Negara Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Usia Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Sebaran Responden Berdasarkan Jumlah Balita dalam Keluarga Sebaran Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Sebaran Responden Berdasarkan Tuntutan Kesehatan Frekuensi dan Jumlah Pembelian Telur Bermerek Sebelum dan Sesudah Flu Burung di Bogor Frekuensi dan Jumlah Pembelian Telur Curah Sebelum dan Sesudah Flu Burung di Bogor Sebaran Responden Berdasarkan Harga Telur Bermerek Sebelum dan Sesudah Kasus Flu Burung Sebaran Responden Berdasarkan Harga Telur Curah Sebelum dan Sesudah Kasus Flu Burung Pendapat Responden Terhadap Perubahan Perilaku Pembelian Telur Ayam Bermerek dan Telur Curah Akibat Kasus Flu Burung Alasan Konsumen Mengurangi Pembelian Telur Ayam Bermerek dan Telur Curah Akibat Kasus Flu Burung Alasan Konsumen Tidak Mengurangi Pembelian Telur Bermerek dan Telur Curah Akibat Kasus Flu Burung Sumber Informasi Mengenai Wabah Flu Burung... 74

14 xiii 18. Pendapat Konsumen Terhadap Keseriusan Pemerintah dalam Menanggulangi Flu Burung Alasan Responden dalam Mengkonsumsi Telur Bermerek di Hero Supermarket Padjajaran Bogor Alasan Responden dalam Mengkonsumsi Telur Curah di Hero Supermarket Padjajaran Bogor Sumber Informasi Telur Bermerek di Hero Supermarket Padjajaran Bogor Sumber Informasi Telur Curah di Hero Supermarket Padjajaran Bogor Atribut Telur Ayam di Hero Supermarket Padjajaran Bogor Tempat Pembelian Telur Ayam di Hero Supermarket Padjajaran Bogor Rentang Skala Interval Total Nilai Sikap Keseluruhan Responden Telur Bermerek dan Telur Curah Sikap Responden Secara Keseluruhan Terhadap Atribut Produk Telur Bermerek dan Telur Curah Rentang Skala Interval Sikap Responden Terhadap Masing- Masing Atribut Produk Telur Bermerek dan Telur Curah Sikap Responden Terhadap Masing-Masing Atribut Produk Telur Bermerek dan Telur Curah Hasil Estimasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Rumah Tangga dalam Memilih Jenis Telur Ayam

15 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Kerangka Pemikiran Operasional... 35

16 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Hasil Analisis Uji t Berpasangan Hasil Analisis Fishbein Hasil Analisis Regresi Logistik

17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan nasional dapat tercipta melalui dukungan sumberdaya manusia yang sehat, cerdas dan produktif. Oleh karena itu, status gizi masyarakat memiliki peranan penting dalam mendukung pembangunan nasional. Pada umumnya, ada dua indikator mutu gizi yang digunakan untuk menentukan status gizi masyarakat, yaitu tingkat konsumsi energi dan protein. Kualitas pangan yang optimal dapat dicirikan oleh keseimbangan tingkat konsumsi kedua indikator tersebut, berupa kkal energi/ kapita/hari dan 50 gram protein/kapita/hari (LIPI, 1998). Sebagian besar kebutuhan energi pada pangan dipenuhi dari sumber pangan yang mengandung karbohidrat tinggi, seperti padi-padian dan umbi-umbian. Sedangkan sumber protein dibagi menjadi dua kelompok utama, yaitu protein nabati yang diperoleh dari padi-padian, biji-bijian serta kacang - kacangan dan protein hewani yang berasal dari daging, ikan, ayam, telur dan susu. Ditinjau dari kualitas nutrisinya, sumber protein hewani memiliki kandungan asam amino dan nilai cerna yang lebih baik dibandingkan dengan sumber protein nabati (Uripi, 2004). Telur ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang murah dan mudah didapat karena ketersediaannya banyak, harganya murah dan rasanya lezat. Kandungan protein dalam telur sangat mudah dicerna dan diserap oleh tubuh, terutama untuk pertumbuhan dan perkembangan jaringan tubuh (Uripi, 2004).

18 2 Hal ini disebabkan oleh kualitas dan kandungan protein tertinggi terdapat pada telur. Selain itu, telur juga sebagai makanan yang paling lengkap kandungan gizinya. Berbagai nutrisi yang berfungsi medis seperti anti oksidan, lutein, asam lemak tidak jenuh dan asam sialic adalah beberapa contoh dari sekian banyak nutrisi yang terdapat pada telur dan berfungsi untuk menjaga kesehatan tubuh. Tingkat konsumsi dan produksi telur di Indonesia pada tahun mengalami peningkatan setiap tahunnya, hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Konsumsi telur di Indonesia pada tahun 2001 sebesar 793,8 ton meningkat menjadi 1.149,0 ton pada tahun 2005 atau sekitar 44,75 persen dalam kurun waktu empat tahun. Sedangkan produksi telur pada tahun 2001 sebesar 850,3 ton meningkat menjadi 1.149,0 ton pada tahun 2005 atau meningkat sekitar 35,13 persen. Tabel 1. Produksi dan Konsumsi Telur di Indonesia Tahun Tahun Produksi Telur (ton) Konsumsi Telur (ton) ,3 793, ,7 945, ,5 973, , , , ,0 Sumber : Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan, Departemen Pertanian, 2005 Peningkatan jumlah konsumsi dan produksi telur ayam di Indonesia menunjukkan masih terbukanya peluang bagi usaha peternakan ayam ras petelur untuk memproduksi telur sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Peluang tersebut tidak hanya terbatas pada peningkatan kapasitas produksi, tetapi juga berupa diversifikasi produk telur ayam curah menjadi produk baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Telur bermerek merupakan jawabannya karena

19 3 dihasilkan dari proses produksi yang lebih ketat dibandingkan dengan jenis telur ayam curah dan memiliki kandungan nutrisi tertentu yang berbeda dengan telur curah. Untuk menghasilkan telur yang berkualitas tinggi yang dikenal dengan sebutan telur bermerek ini, para petani harus memberikan pakan yang berasal dari sumber nabati seperti biji-bijian, minyak nabati dan suplemen vitamin E, sebaliknya pakan dari sumber hewani dihilangkan. Kebersihan dan kepadatan kandang harus dijaga secara cermat agar telur ayam yang dihasilkan memiliki karakter fisik dan komponen nutrisi sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan telur curah dihasilkan dari ayam yang hanya diberikan pakan berupa biji-bijian saja seperti jagung dan dicampur dedak. Telur bermerek yang beredar di pasaran banyak jenisnya, diantaranya telur Omega 3 vegetarian, telur Rendah kolesterol, telur Prima omega 3+vitamin A dan telur Vegetarian. Masing-masing jenis telur tersebut dihasilkan dari ayam yang diberi sumber pakan yang berbeda. Telur Rendah kolesterol umumnya dihasilkan dari ayam yang pakannya berupa jagung atau beras serta ditambahkan ampas buah merah yang memiliki kandungan asam lemak tak jenuh tinggi sehingga dapat menekan kadar kolesterol buruk. Telur kaya vitamin A didapat dari ayam yang pakannya banyak mengandung zat karotenoit (pro vitamin A) seperti jagung dan ampas buah merah. Sedangkan telur Vegetarian dihasilkan dari ayam yang seluruh pakannya berasal dari sumber nabati dan ditambahkan kalsium yang berasal dari batu gamping yang sudah diolah hingga menjadi mineral yang food grade (aman dikonsumsi).

20 4 Sampai saat ini kehadiran telur-telur bermerek dan manfaatnya hanya dikenal oleh kalangan tertentu saja. Selain disebabkan oleh harganya yang cukup mahal, konsumen beranggapan tidak ada bedanya dengan telur curah karena isi telur yang dikonsumsi sama-sama tersembunyi di balik kulit telur. Sejak dipelopori oleh Josep Setiabudi pada tahun 1990-an, perkembangan produksi dari telur-telur bermerek tidak terlalu besar. Hal ini terjadi karena terlalu banyaknya jumlah produsen dengan berbagai jenis merek yang dihasilkannya. Di sisi lain, konsumen masih mempertanyakan kandungan dan manfaat lebih dari telur bermerek tersebut karena hingga saat ini belum ada pengawasan kualitas yang ketat dari pemerintah atau lembaga konsumen. 1 Kepedulian masyarakat terhadap telur bermerek dan manfaatnya mulai meningkat setelah adanya wabah flu burung. Kasus flu burung di beberapa negara Asia dapat dilihat pada (Tabel 2). Tabel 2. Jumlah Kasus Flu Burung pada Manusia di Beberapa Negara Asia Negara Total Case Case Case Case Case Mening- Gal Meninggal Meninggal Meninggal Meninggal Azebaijan Kamboja Cina Djibouti Mesir Indonesia Irak Thailand Turki Vietnam Total Sumber : World Health Organization (WHO), 2006 Khususnya di Indonesia, tingkat produksi dan konsumsi telur ayam nasional terancam ketika kasus flu burung (Avian influenza) muncul pertama kali 1 Telur-Telur Bermerek Rabu, 7 Juni 2006

21 5 bulan Agustus tahun 2003 di beberapa peternakan ayam ras komersial di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Dirjen Peternakan (2004) mengidentifikasi hingga akhir tahun 2003, virus flu burung telah menjangkiti 51 kabupaten/kota yang terdapat di 9 propinsi. Daerah penyebaran virus flu burung semakin luas hingga mencakup 151 kabupaten/kota di 24 propinsi pada akhir tahun Korban manusia pertama akibat virus flu burung terjadi pada bulan Juli 2005 di Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten. Korban manusia akibat wabah virus flu burung di Indonesia hingga akhir bulan Agustus 2006 secara kumulatif mencapai 58 kasus dengan 45 korban meninggal dunia. Dengan jumlah tersebut, Indonesia menjadi negara dengan jumlah korban manusia akibat virus flu burung terbanyak ke 2 di dunia setelah negara Vietnam (Tabel 2). Mewabahnya virus flu burung berdampak buruk terhadap perkembangan industri perunggasan nasional. Kerugian yang dialami oleh industri perunggasan berasal dari aspek produksi berupa depopulasi unggas oleh Departemen Pertanian, diafkirnya produk-produk unggas dan meningkatnya biaya produksi akibat semakin ketatnya proses produksi. Selain itu, terjadi juga penurunan tingkat permintaan produk-produk unggas oleh masyarakat dan larangan impor produk unggas Indonesia oleh negara lain. Akibat dari wabah virus flu burung ini, sejak bulan Agustus tahun 2003 hingga akhir tahun 2005 jumlah ternak unggas yang mati atau diafkir akibat wabah virus flu burung mencapai 10,45 juta ekor. Penurunan tingkat populasi unggas secara nasional pada periode tahun 2003 hingga tahun 2004 mencapai 22,7 persen. Pada periode tahun 2004 hingga tahun 2005, penurunan tingkat 2 Indonesia.com Flu Burung Kamis, 9 Oktober 2006

22 6 produksi dan konsumsi telur secara nasional masing-masing mencapai 10 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya Perumusan Masalah Kota Bogor merupakan wilayah yang tergabung dalam kawasan penyangga Provinsi DKI Jakarta dalam penyediaan fasilitas pemukiman. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Bogor, jumlah penduduk Kota Bogor pada tahun 2006 sebanyak jiwa. Perkembangan Kota Bogor ditandai juga dengan semakin banyaknya toserba dan swalayan di Kota Bogor yang menjadi pilihan tempat berbelanja bagi masyarakat menengah atas, salah satunya adalah Hero Supermarket Padjajaran Bogor. Sejak tahun 2003 wabah virus flu burung menyerang beberapa peternakan ayam ras komersial di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Dirjen Peternakan (2004) mengidentifikasi hingga akhir tahun 2003 virus flu burung ini telah menjangkiti 55 kabupaten atau kota yang terdapat di 9 provinsi di Indonesia. Salah satunya adalah Bogor dengan korban jiwa sebanyak satu orang di Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor pada awal tahun Adanya korban virus flu burung pada manusia di Bogor dan gencarnya pemberitaan yang tidak diikuti informasi yang jelas oleh pemerintah diperkirakan menyebabkan masyarakat Bogor mengurangi frekuensi dan jumlah pembelian telur curah. Telur bermerek merupakan pilihan baru konsumen untuk terlepas dari hal tersebut sehingga diperkirakan jumlah dan frekuensi pembelian telur bermerek juga meningkat. Hal ini disebabkan telur bermerek memiliki keunggulan dalam hal atribut kandungan gizi dan kebersihan kulitnya yang berbeda dengan telur curah. 3 Rakyat.com. Korban Flu Burung Terbaru Bogor Jumat, 17 Februari 2006

23 7 Telur bermerek hanya terdapat di supermarket-supermarket tertentu saja dan tidak ada dijual di pasaran. Hal ini menyebabkan penelitian sengaja dilakukan di Hero Supermarket Padjajaran Bogor yang menjual telur bermerek dan curah. Untuk mengetahui sikap konsumen terhadap telur bermerek dan telur curah, perlu diketahui penilaian konsumen terhadap atribut-atribut dari kedua jenis telur tersebut. Selain itu, perlu juga diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam mengkonsumsi telur ayam. Hal ini berguna bagi pengembangan usaha peternakan ayam ras petelur di Indonesia. Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang dapat ditelaah adalah : 1. Bagaimanakah pola konsumsi telur ayam (bermerek dan curah) pada konsumen rumah tangga di Hero Supermarket Padjajaran Bogor saat sebelum dan setelah kasus flu burung? 2. Bagaimana sikap konsumen rumah tangga di Hero Supermarket Padjajaran Bogor terhadap telur bermerek dan telur curah? 3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi keputusan konsumen rumah tangga dalam memilih telur ayam yang akan dikonsumsi? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mendeskripsikan pola konsumsi telur ayam (bermerek dan curah) pada konsumen rumah tangga di Hero Supermarket Padjajaran Bogor saat sebelum dan sesudah kasus flu burung.

24 8 2. Membandingkan sikap konsumen rumah tangga di Hero Supermarket Padjajaran Bogor terhadap telur merek dan telur curah. 3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen rumah tangga dalam memilih jenis telur ayam yang akan dikonsumsi. 1.4 Kegunaan Penelitian 1. Sebagai informasi untuk memenuhi dan melayani kebutuhan serta keinginan konsumen dalam mendapatkan telur yang berkualitas yang sesuai dengan preferensinya. 2. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi produsen dan para penentu kebijakan pemasaran telur bermerek dan telur curah di Bogor. 3. Sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut. 4. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai sarana untuk melatih diri dalam mengamati dan menganalisa fenomena yang terjadi di masyarakat.

25 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Telur Telur merupakan hasil dari sistem reproduksi suatu individu. Anggorodi (1985) menyatakan bahwa telur adalah hasil sekresi dari sistem reproduksi dan mekanisme endorik, metabolik dan kimia. Telur ayam mempunyai komposisi zatzat makanan sebagai berikut: air 66 persen, Protein 13 persen, lemak 10,5 persen dan abu 10,5 persen. Selanjutnya Anggorodi (1985) mengatakan bahwa telur merupakan salah satu sumber protein yang sempurna bagi manusia, tidak hanya dari kualitas tapi juga kuantitas. Telur mengandung asam amino esensial dan kualitas protein telur begitu tinggi sehingga protein telur dapat digunakan sebagai patokan terhadap perbandingan protein lain serta sekitar dua pertiga lemak dalam telur adalah lemak tidak jenuh. Telur kaya akan vitamin yaitu A, D, E, K, B12, tiamin(b1), ribovalavin (B2), niasin, asampantothenat, asam folat dan biotin. Zat-zat mineral dalam telur mencakup kalsium, fosfor, natrium, kalium, khlor, magnesium, ferrum, yodium, mangan, zinkum, kobalt dan kuprum. Sifat-sifat telur yang perlu diketahui adalah : 1. Kulit telur sangat mudah pecah, retak dan tidak mampu menahan tekanan mekanisme yang besar sehingga telur tidak dapat diperlakukan secara mekanisme dalam suatu sistem kontinu.

26 10 2. Telur tidak mempunyai bentuk ukuran yang sama besar sehingga bentuk elipsnya memberikan masalah untuk penanganan secara mekanisme dalam suatu sistem yang kontinu. 3. Udara, kelembaban relatif dan suhu dapat mempengaruhi mutu terutama kuning telur dan putih telur dan menyebabkan perubahan-perubahan secara teknis dan bakteriologis. 4. Mutu isi bagaimanapun baiknya tetapi kenampakan luar berpengaruh dalam penjualan telur terutama mempengaruhi harganya. Kelemahan telur yaitu memiliki sifat mudah rusak, baik kerusakan alami, kimiawi maupun kerusakan akibat serangan mikroorganisme melalui pori-pori telur. Secara umum, kualitas telur ditentukan oleh : 1. Kualitas bagian dalam (kekentalan putih dan kuning telur, posisi kuning telur dan ada tidaknya noda atau bintik darah pada putih atau kuning telur) 2. Kualitas bagian luar (bentuk dan warna kulit, permukaan telur, keutuhan dan kebersihan kulit telur). 2.2 Telur Curah dan Bermerek Telur adalah sumber protein yang relatif murah. Selain itu juga telur mengandung choline, yaitu zat yang diperlukan oleh tubuh supaya tetap sehat terutama untuk perkembangan otak dan memori. Manfaat lain yang didapatkan dari mengkonsumsi telur yaitu sebagai sumber nutrisi penting, mencegah penyebaran Food-Borne Phatogen E Coli, mencegah kadar kolesterol dalam darah, menjaga kesehatan mata dan sebagai sumber protein sehat.com Manfaat Terbaik dari Telur Sabtu, 27 April 2008.

27 11 Telur bermerek (branded egg) adalah telur yang dihasilkan oleh peternakan ayam dengan perlakuan khusus pada pakan ternaknya. Biasanya sejumlah peternakan ayam mengalokasikan sekitar 5-10 persen dari total populasi ayamnya untuk dijadikan telur-telur bermerek. Jenis-jenis telur bermerek yang beredar dipasaran banyak jenisnya yaitu telur Omega-3 vegetarian, telur Rendah kolesterol, telur Prima omega-3+vitamin A dan telur Vegetarian. Masing-masing jenis telur bermerek dihasilkan dari sumber pakan yang berbeda seperti ada yang berasal dari jagung ditambahkan ampas buah merah serta ada juga yang seluruh pakannya berasal dari sumber nabati. Manfaat dari telur-telur bermerek adalah meningkatkan kecerdasan otak, menurunkan kadar kolesterol, mencegah diabetes, mengatasi gangguan pandangan mata kabur dan meningkatkan kekebalan tubuh. Manfaat lainnya adalah menghilangkan gejala penyakit radang sendi, menghilangkan gangguan tulang belakang dan otak (multiple sclerosis) serta menghambat pertumbuhan kanker Kajian Penelitian Terdahulu Preferensi Konsumen Terhadap Suatu Produk Penelitian Suryadi (1995) mengenai preferensi konsumen dan pola konsumsi terhadap komoditi telur dan daging unggas, telur ayam ras merupakan pilihan konsumen yang berpendapatan tinggi dengan tingkat konsumsi telur cukup tinggi yaitu sebesar 6,01 kg/keluarga/bulan atau sekitar 70 persen dibandingkan dengan golongan berpendapatan menengah dan rendah. Keadaan ini menunjukkan bahwa preferensi konsumen terhadap telur ayam ras cukup tinggi tercermin dari pilihan dan pola konsumsi keluarga untuk telur ayam sangat tinggi dibandingkan

28 12 untuk telur lainnya dan hal ini sangat mendukung perkembangan produksi ayam ras. Dengan alasan harganya yang murah dan tersedia dimana-mana sehingga mudah didapat dibandingkan dengan telur ayam kampung. Keadaan ini membawa implikasi bahwa produk ayam ras dapat terus dikembangkan dan harus tetap memperhatikan aspek pasar. Suryadi (1995) dalam penelitiannya tersebut menyatakan bahwa terdapat lima kriteria penilaian konsumen terhadap komoditi telur yaitu kualitas, kebersihan, ukuran dan warna. Sebanyak 75 persen konsumen sangat mengutamakan kualitas dari telur ayam tersebut dan sebanyak 55 persen konsumen mengutamakan kebersihan. Di samping itu, sebagian kecil konsumen mengutamakan ukuran dan warna telur yang disukai konsumen adalah warna putih dengan alasan tidak mudah pecah. Penelitian Komalasari (2004) mengenai pola konsumsi daging ayam konsumen rumah tangga di Kota Cilegon. Menjelaskan bahwa secara keseluruhan daging ayam kampung hanya dikonsumsi oleh kelas atas sebanyak 80 persen dan kelas menengah sebanyak 67 persen. Sedangkan semua konsumen kelas bawah hanya mengkonsumsi jenis daging ayam broiler saja. Hal ini disebabkan oleh relatif mahalnya harga daging ayam kampung dibandingkan denga harga daging ayam broiler. Alasan konsumen yang mengkonsumsi daging ayam kampung saja, untuk kelas atas sebagian besar karena kualitas yang lebih baik, sementara kelas menengah karena alasan kesehatan. Konsumen yang mengkonsumsi daging ayam broiler saja sebagian besar karena alasan harga yang lebih murah. Alasan sebagian besar konsumen yang mengkonsumsi kedua jenis daging ayam, mengkonsumsi

29 13 daging ayam kampung karena kualitas yang lebih baik dan mengkonsumsi daging ayam broiler karena keinginan anak-anak yang lebih menyukai daging ayam broiler dibandingkan dengan daging ayam kampung. Pada penelitian ini juga dibahas mengenai atribut-atribut yang menjadi perhatian dalam mengkonsumsi daging ayam. Ada lima atribut dari daging ayam, yaitu harga, rasa, kadar lemak, ketersediaan produk, kemudahan memperoleh dan kepadatan daging. Dari hasil analisis model multiatribut Fishbein. Secara keseluruhan, menurut penilaian konsumen daging ayam kampung lebih baik daripada daging ayam broiler. Atribut daging ayam kampung yang dianggap lebih baik daripada daging ayam broiler adalah atribut rasa yang lebih enak, atribut kadar lemak yang lebih sedikit dan daging yang lebih padat. Sedangkan atribut dari daging ayam broiler yang dianggap konsumen lebih baik dibandingkan dengan daging ayam kampung adalah atribut harga yang lebih murah, atribut ketersediaan produk yang lebih banyak dan atribut kemudahan dalam memperoleh. Berdasarkan pada penelitian Suryadi (1995), maka peneliti ingin mengetahui apakah saat ini atribut atribut telur ayam seperti kualitas, kebersihan dan warna dapat menjadi atribut yang digunakan oleh konsumen untuk menentukan jenis telur yang akan dikonsumsinya. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan pihak Hero Supermarket Padjajaran Bogor Bagian Fresh and Frozen, atribut dari telur ayam yang sering diperhatikan oleh konsumen pada saat menentukan pilihan jenis telur ayam adalah harga, kemudahan memperoleh, tanggal kadaluarsa, izin Depkes RI dan kemasan. Berdasarkan hal tersebut, atribut yang ditambahkan oleh penulis adalah atribut harga, kemudahan memperoleh, tanggal kadaluarsa, izin Depkes RI dan kemasan dengan pertimbangan bahwa

30 14 kelima atribut tersebut menjadi atribut penentu yang digunakan oleh konsumen dalam pemilihan jenis telur yang akan dikonsumsinya. Selanjutnya untuk menganalisis preferensi konsumen mengenai telur ayam, penulis menggunakan alat analisis yang sama dengan yang digunakan oleh Komalasari (2004) yaitu Multiatribut Fishbein Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam Pembelian Suatu Produk Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian suatu produk sudah banyak dilakukan. Namun, penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian telur ayam baru dilakukan oleh Suryadi (1995) mengenai preferensi dan pola konsumsi terhadap komoditi telur dan daging unggas. Dengan menggunakan regresi logistik, dimana peubah respon (Y) terdiri dari Y=1, jika konsumen mengkonsumsi daging unggas pada tingkat yang rendah dan Y=0, jika konsumen mengkonsumsi daging unggas pada tingkat yang tinggi. Dari hasil penelitian ini didapatkan nilai G sebesar dengan nilai p= , yang artinya model ini dapat diterima sebagai model yang baik. Variabelvariabel yang mempengaruhi keputusan konsumen adalah pendapatan, pendidikan dan jumlah keluarga. Sedangkan variabel lain yaitu jenis kelamin, umur, pekerjaan dan agama tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi telur. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan, pendidikan dan jumlah anggota keluarga suatu rumah tangga maka peluang mengkonsumsi produk unggas lebih banyak mempunyai peluang lebih besar.

31 15 Nurmansyah (2006) dalam penelitiannya menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumsi/pembelian seperti yang dilakukan oleh Suryadi (1995) dengan menggunakan regresi logistik namun dengan produk yang berbeda dan dikaitkan dengan pasca isu flu burung. Metode yang dilakukan oleh Nurmansyah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam mengurangi konsumsi atau tetap mengkonsumsi seperti biasa atau malah menambah konsumsi daging ayam pada kondisi sekarang dengan adanya kasus flu burung. Dimana variabel tak bebasnya adalah Y=1, jika konsumen mengurangi konsumsi daging ayam, Y=0, jika konsumen tidak mengurangi konsumsi daging ayam. Hasil regresi logistik yang diperoleh adalah G= dengan nilai p= Hal ini berarti ada koefisien model yang berpengaruh nyata atau tidak sama dengan nol, minimal ada satu variabel yang berpengaruh terhadap keputusan konsumsi daging ayam. Variabel yang berpengaruh nyata terhadap konsumsi daging ayam adalah variabel pendapatan, pendidikan ibu rumah tangga dan lokasi tempat tinggal. Hasil penelitian menunjukkan jika pendapatan meningkat maka kemungkinan konsumen mengurangi konsumsi daging ayam semakin besar. Dilihat dari pendidikan, semakin tinggi pendidikan ibu rumah tangga, semakin kecil kemungkinan mengkonsumsi daging ayam. Berdasarkan lokasi tempat tinggal, semakin rendah kelas perumahan, konsumen cenderung tidak mengurangi konsumsi daging ayam (tidak terpengaruh oleh isu flu burung). Penelitian yang dilakukan Komalasari (2004) mengenai pola konsumsi daging ayam konsumen rumah tangga di Kota Cilegon. Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam

32 16 memilih jenis daging yang akan dikonsumsinya. Variabel tak bebas adalah Y=1, jika konsumen mengkonsumsi daging ayam kampung, Y=0, jika konsumen tidak mengkonsumsi daging ayam kampung. Dengan menggunakan regresi logistik diperoleh nilai statistik G= dan p= Hal ini menunjukkan paling sedikit terdapat satu variabel yang berpengaruh nyata. Variabel-variabel yang berpengaruh nyata adalah tingkat pendapatan, harga relatif (menunjukkan kualitas, terdiri dari konsumen yang mempertimbangkan harga dan konsumen yang tidak mempertimbangkan harga) dan etnis (Sunda). Dari penelitian dapat disimpulkan semakin besar pendapatan rumah tangga maka semakin besar peluang untuk memilih mengkonsumsi daging ayam kampung. Dilihat dari harga relatif, konsumen yang mempertimbangkan harga cenderung mempunyai peluang untuk membeli daging ayam kampung lebih rendah dibandingkan konsumen yang tidak mempertimbangkan harga. Selain itu variabel lain yang berpengaruh nyata terhadap keputusan untuk mengkonsumsi daging ayam kampung adalah etnis Sunda. Konsumen yang beretnis Sunda mempunyai peluang yang besar mengkonsumsi daging ayam kampung dibandingkan etnis lainnya. Berdasarkan hasil dari penelitian-penelitian terdahulu penulis ingin mengetahui apakah faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian/konsumsi pada penelitian di atas juga mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih mengkonsumsi telur ayam bermerek atau telur curah pada kondisi sekarang dengan adanya kasus flu burung. Faktor-faktor tersebut adalah pendapatan, pendidikan, jumlah anggota keluarga. Pada penelitian ini variabel yang ditambahkan adalah variabel jumlah balita dalam keluarga, tuntutan

33 17 kesehatan dan ketersediaan produk. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa ketiga variabel tersebut dapat mempengaruhi pemilihan konsumen terhadap telur ayam yang dikonsumsinya. Berdasarkan alat analisis yang digunakan oleh penelitian-penelitian terdahulu oleh Nurmansyah. Komalasari dan Suryadi memiliki kesamaan, yaitu menggunakan regresi logistik. Perbedaannya penelitian yang dilakukan sekarang dengan Suryadi adalah untuk menganalisis pola konsumsi konsumsi telur ayam bermerek dan telur ayam curah sebelum dan sesudah flu burung menggunakan uji t berpasangan. Sedangkan Suryadi untuk menganalisis pola konsumsi daging dan unggas di Kota Bogor menggunakan uji ANOVA.

34 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Definisi Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut (Engel et al. 1994). Tindakan membeli berwujud pada pilihan-pilihan konsumen terhadap merek, jumlah produk, tempat, waktu dan frekuensi pembelian. Menurut Trestita dalam Wijaya, A (2007) perilaku konsumen terkait dengan kebiasaan dan pola konsumsi seseorang terhadap suatu produk dimana preferensi menjadi faktor utama yang mempengaruhi hal tersebut. Preferensi, keinginan dan tingkat penggunaan konsumen sering berkaitan dengan variabelvariabel demografi seperti umur, jenis kelamin, siklus hidup, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama dan besar keluarga (Kotler, 2000). Konsumen akan melakukan pembelian suatu jenis produk atau jasa didasarkan pada sejauh mana produk atau jasa tersebut dipandang relevan dengan gaya hidup mereka. Sedangkan masing-masing kelompok konsumen memiliki perbedaan minat dan selera. Hal ini juga menjadi pemicu perlunya pengetahuan mengenai perilaku dan preferensi konsumen terhadap produk yang dihasilkan oleh pemasar.

35 Proses Keputusan Pembelian Konsumen Menurut Engel et al. (1994) ada lima tahap atau proses yang dilakukan konsumen dalam mengambil keputusan pembelian yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan evaluasi pasca pembelian. Selanjutnya Engel et al. (1994) menyatakan bahwa perilaku konsumen dipengaruhi dan dibentuk oleh faktor lingkungan, perbedaan individu serta proses psikologis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1. PENGARUH LINGKUNGAN Budaya Kelas sosial Pengaruh pribadi Keluarga Situasi PERBEDAAN INDIVIDU Sumberdaya konsumen Motivasi dan keterlibatan Pengetahuan Sikap Kepribadian dan Gaya hidup Demografi PROSES KEPUTUSAN Pengenalan kebutuhan Pencarian informasi Evaluasi alternatif pembelian Hasil PROSES PSIKOLOGIS Pengolahan informasi pembelajaran Perubahan Sikap atau perilaku STRATEGI PEMASARAN Produk Harga Promosi Tempat/Distribusi Gambar 1. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Sumber : Engel, et al (1994) Pengenalan Kebutuhan Proses pembelian suatu produk dimulai ketika suatu kebutuhan dirasakan atau dikenali. Konsumen mempersepsikan perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan situasi yang memadai untuk membangkitkan dan mengaktifkan

36 20 proses keputusan. Pada hakekatnya, pengenalan kebutuhan bergantung pada berapa banyak ketidaksesuaian antara keadaan yang dihadapi sekarang dan keadaan yang diinginkan Pencarian Informasi Jika sudah disadari adanya kebutuhan dan keinginan, maka konsumen akan mencari informasi mengenai keberadaan produk yang diinginkan. Konsumen akan mencari informasi yang disimpan di dalam ingatan (pencarian internal) atau mendapatkan informasi yang relevan dengan keputusan dari lingkungan (pencarian eksternal). Jika pencarian internal dirasakan sudah cukup, maka pencarian eksternal tidak lagi dilakukan (Engel et. al.,1994). Pencarian akan informasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor situasi, ciri-ciri produk, lingkungan eceran dan konsumen itu sendiri. Menurut Kotler (2000) sumber-sumber informasi konsumen terdiri dari empat kelompok, yaitu : 1. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan. 2. Sumber komersil : iklan, tenaga penjual, pedagang, kemasan dan panjangan di toko. 3. Sumber publik : media massa, organisasi penilaian konsumen. 4. Sumber percobaan : penanganan, pengujian, penggunaan produk. Setiap sumber informasi tersebut memberikan fungsi yang berbeda-beda dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Sumber-sumber informasi yang berbeda dapat menuntun konsumen dalam setiap keputusan pembelian yang berbeda.

37 Evaluasi Alternatif Dari berbagai informasi yang diperoleh, konsumen melakukan seleksi atas alternatif alternatif yang tersedia. Proses seleksi inilah yang disebut sebagai tahap evaluasi informasi. Menurut Engel et al. (1994), evaluasi alternatif merupakan proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Konsumen mengevaluasi pilihannya berkenaan dengan manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga alternatif yang dipilih. Komponen dari tahap evaluasi alternatif ini adalah : (1) menentukan kriteria evaluasi yang akan digunakan untuk menilai alternatif, (2) memutuskan alternatif mana yang akan dipertimbangkan, (3) menilai kinerja dari alternatif yang akan dipertimbangkan dan (4) memilih dan menerapkan kaidah keputusan untuk membuat pilihan akhir. Untuk memilih alternatif, konsumen akan menggunakan beberapa kriteria evaluasi yang berbeda, misalnya harga, nama merek, negara asal produk dan sebagainya. Kriteria ini bervariasi sesuai dengan kepentingan relatif mereka. Dengan kriteria-kriteria tersebut konsumen dapat menentukan beberapa alternatif yang salah satunya akan dipilih. Kriteria ini biasanya tergantung pada beberapa faktor yaitu pengaruh situasi, kesamaan alternatif-alternatif pilihan, motivasi, keterlibatan dan pengetahuan konsumen (Engel et. al.,1994). Menurut Kotler (2000) ada beberapa konsep dasar yang perlu diketahui untuk memahami proses evaluasi konsumen : 1. Konsumen berusaha untuk memenuhi suatu kebutuhan. 2. Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk.

38 22 3. Konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu Keputusan Pembelian Dengan menggunakan berbagai kriteria yang ada di dalam benak konsumen, salah satu produk akan dipilih untuk dibeli. Engel et al. (1994) mengatakan bahwa tahap terakhir dalam model perilaku konsumen adalah tindakan pembelian. Pembelian terjadi apabila konsumen memperoleh alternatif yang dipilih atau pengganti yang dapat diterima bila perlu. Pada tahap pembelian ini, konsumen harus mengambil keputusan mengenai kapan membeli, tempat pembelian dan cara pembayaran. Determinan yang mempengaruhi tahap keputusan pembelian menurut Engel et al. (1994) adalah determinan niat pembelian dan pengaruh lingkungan atau perbedaan individu. Niat pembelian konsumen biasanya dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu (1) produk dan merek dan (2) kelas produk. Kategori produk dan merek umumnya disebut sebagai pembelian terencana sepenuhnya. Pembelian terencana sepenuhnya ini merupakan hasil dari kerterlibatan tinggi dan pemecahan masalah yang diperluas. Pembelian berdasarkan kategori produk dan merek ini akan menjadi lebih selektif karena konsumen akan lebih bersedia menginvestasikan waktu dan energi dalam berbelanja. Kategori yang kedua disebut juga sebagai pembelian yang tidak terancana apabila niat pembelian berdasarkan kategori kelas pilihan merek terjadi di tempat pembelian.

PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A

PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A 14103696 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor)

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor) ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor) SKRIPSI AULIA RAHMAN HASIBUAN A.14104522 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN PRODUK CREPE (Kasus: D Crepes dan Crepes Co Pangrango Plaza - Bogor)

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN PRODUK CREPE (Kasus: D Crepes dan Crepes Co Pangrango Plaza - Bogor) ANALISIS PERILAKU KONSUMEN SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN PRODUK CREPE (Kasus: D Crepes dan Crepes Co Pangrango Plaza - Bogor) Oleh: ARYA SAJIWA A14103660 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS POSISI PRODUK SUSU BUBUK WYETH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Kasus Tiga Supermarket di Kota Bogor)

ANALISIS POSISI PRODUK SUSU BUBUK WYETH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Kasus Tiga Supermarket di Kota Bogor) ANALISIS POSISI PRODUK SUSU BUBUK WYETH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Kasus Tiga Supermarket di Kota Bogor) Oleh: NAOMI MUTIARA ERITA S. A14103571 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar paling utama bagi manusia adalah kebutuhan pangan. Pangan diartikan sebagai segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun

Lebih terperinci

Oleh : THOMSON BERUTU A

Oleh : THOMSON BERUTU A ANALISIS MANAJEMEN STRATEGI GIANT (PT. HERO SUPERMARKET, Tbk.) DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN RITEL DI KOTA BOGOR (Studi Kasus di Giant PT. Hero Supermarket, Tbk. Botani Square) Oleh : THOMSON BERUTU A 14105616

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KUNJUNGAN KONSUMEN KAFE BACA DI BUKU KAFE, DEPOK JAWA BARAT

ANALISIS SIKAP DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KUNJUNGAN KONSUMEN KAFE BACA DI BUKU KAFE, DEPOK JAWA BARAT ANALISIS SIKAP DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KUNJUNGAN KONSUMEN KAFE BACA DI BUKU KAFE, DEPOK JAWA BARAT OLEH : FANNY RAMA A. 14104547 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) Oleh : CITRA WIDYALESTARI A 14105522 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEAMANAN PANGAN SUSU FORMULA DENGAN ADANYA ISU BAKTERI Enterobacter sakazakii DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR

PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEAMANAN PANGAN SUSU FORMULA DENGAN ADANYA ISU BAKTERI Enterobacter sakazakii DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEAMANAN PANGAN SUSU FORMULA DENGAN ADANYA ISU BAKTERI Enterobacter sakazakii DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR SKRIPSI INTAN AISYAH NASUTION H34066065 DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang) 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging ayam ras (broiler) secara nasional cenderung

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KAPSUL HERBAL DR LIZA (Studi Kasus Hotel Salak The Heritage Bogor, Jawa Barat)

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KAPSUL HERBAL DR LIZA (Studi Kasus Hotel Salak The Heritage Bogor, Jawa Barat) ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KAPSUL HERBAL DR LIZA (Studi Kasus Hotel Salak The Heritage Bogor, Jawa Barat) Oleh : Zahakir Haris A14104638 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP ROKOK KRETEK DI KECAMATAN BOGOR BARAT. Oleh : Muser Hijrah Fery Andi A

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP ROKOK KRETEK DI KECAMATAN BOGOR BARAT. Oleh : Muser Hijrah Fery Andi A ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP ROKOK KRETEK DI KECAMATAN BOGOR BARAT Oleh : Muser Hijrah Fery Andi A.14102695 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER (Kasus Kemitraan Peternak Plasma Rudi Jaya PS Sawangan, Depok) Oleh : MAROJIE FIRWIYANTO A 14105683 PROGRAM

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRODUK YOU C 1000 (Studi Kasus Mahasiswa Strata Satu Institut Pertanian Bogor) Oleh : Prawira Atma Negara A

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRODUK YOU C 1000 (Studi Kasus Mahasiswa Strata Satu Institut Pertanian Bogor) Oleh : Prawira Atma Negara A ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRODUK YOU C 1000 (Studi Kasus Mahasiswa Strata Satu Institut Pertanian Bogor) Oleh : Prawira Atma Negara A 14105587 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan luas wilayah terbesar se-asia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan luas wilayah terbesar se-asia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan luas wilayah terbesar se-asia Tenggara, jumlah penduduknya kurang lebih 220 juta jiwa, dengan laju pertumbuhan rata-rata 1,5% per

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN KONSUMEN KOPI BUBUK INSTAN (KASUS DI GIANT BOTANI SQUARE, BOGOR) Oleh: NURRAYYAN ARMADA A

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN KONSUMEN KOPI BUBUK INSTAN (KASUS DI GIANT BOTANI SQUARE, BOGOR) Oleh: NURRAYYAN ARMADA A FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN KONSUMEN KOPI BUBUK INSTAN (KASUS DI GIANT BOTANI SQUARE, BOGOR) Oleh: NURRAYYAN ARMADA A14105695 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan tubuh yang memiliki dua bentuk yaitu padat dan cair. Pangan merupakan istilah

Lebih terperinci

ANALISIS SENSITIVITAS HARGA DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINYAK GORENG MEREK BIMOLI DI KOTA BOGOR INDRA UTAMA NASUTION A.

ANALISIS SENSITIVITAS HARGA DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINYAK GORENG MEREK BIMOLI DI KOTA BOGOR INDRA UTAMA NASUTION A. ANALISIS SENSITIVITAS HARGA DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINYAK GORENG MEREK BIMOLI DI KOTA BOGOR INDRA UTAMA NASUTION A. 14103550 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS EKUITAS MEREK PRODUK

ANALISIS EKUITAS MEREK PRODUK ANALISIS EKUITAS MEREK PRODUK SUSU CIMORY (Kasus di Giant Hypermarket Botani Square Bogor) Oleh : RIKA ARIANIKA DEWI A14105596 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMENN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI UBI JALAR NASIONAL DALAM RANGKA RENCANA PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK. Oleh: NOVIE KRISHNA AJI A

PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI UBI JALAR NASIONAL DALAM RANGKA RENCANA PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK. Oleh: NOVIE KRISHNA AJI A PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI UBI JALAR NASIONAL DALAM RANGKA RENCANA PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK Oleh: NOVIE KRISHNA AJI A14104024 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI SUSU CAIR (Pada Hypermarket Carrefour, Lebak Bulus, Jakarta) Oleh : ASMA NASUTION H

SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI SUSU CAIR (Pada Hypermarket Carrefour, Lebak Bulus, Jakarta) Oleh : ASMA NASUTION H SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI SUSU CAIR (Pada Hypermarket Carrefour, Lebak Bulus, Jakarta) Oleh : ASMA NASUTION H 34066025 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK (Kasus : Rumah Makan di Kota Bogor) EKO SUPRIYANA A.14101630 PROGRAM STUDI EKSTENSI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN VEGETARIAN KARUNIA BARU BOGOR. Oleh DESMAN MANURUNG A

KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN VEGETARIAN KARUNIA BARU BOGOR. Oleh DESMAN MANURUNG A KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN VEGETARIAN KARUNIA BARU BOGOR Oleh DESMAN MANURUNG A 14104663 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS PREFERENSI DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP BERAS DI KECAMATAN MULYOREJO SURABAYA JAWA TIMUR. Oleh : Endang Pudji Astuti A

ANALISIS PREFERENSI DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP BERAS DI KECAMATAN MULYOREJO SURABAYA JAWA TIMUR. Oleh : Endang Pudji Astuti A ANALISIS PREFERENSI DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP BERAS DI KECAMATAN MULYOREJO SURABAYA JAWA TIMUR Oleh : Endang Pudji Astuti A14104065 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI KEDELAI NASIONAL SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PENCAPAIAN SWASEMBADA KEDELAI NASIONAL.

PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI KEDELAI NASIONAL SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PENCAPAIAN SWASEMBADA KEDELAI NASIONAL. PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI KEDELAI NASIONAL SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PENCAPAIAN SWASEMBADA KEDELAI NASIONAL Oleh : DEDY MARETHA A14104530 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang digilib.uns.ac.id 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia selain sebagai negara maritim juga sekaligus sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Artinya bahwa Indonesia merupakan negara yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh manusia guna memenuhi asupan gizi dan sebagai faktor penentu kualitas sumber daya manusia. Salah satu

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sub sektor pertanian yang mempunyai potensi yang sangat baik untuk menopang pembangunan pertanian di Indonesia adalah subsektor peternakan. Di Indonesia kebutuhan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR Oleh : DIKUD JATUALRIYANTI A14105531 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

I. JUDUL Prospek Budidaya Burung Puyuh

I. JUDUL Prospek Budidaya Burung Puyuh I. JUDUL Prospek Budidaya Burung Puyuh II. ABSTRAKS Persaingan dunia bisnis semakin merajalela, mulai dari sektor peternakan, material, bahkan hingga teknologi. Indonesia adalah salah satu negara yang

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN PENERIMAAN KONSUMEN BERPENDAPATAN TINGGI DI BOGOR TERHADAP KERIPIK KENTANG PRINGLES DAN PRODUK TRANSGENIK

PENGETAHUAN DAN PENERIMAAN KONSUMEN BERPENDAPATAN TINGGI DI BOGOR TERHADAP KERIPIK KENTANG PRINGLES DAN PRODUK TRANSGENIK PENGETAHUAN DAN PENERIMAAN KONSUMEN BERPENDAPATAN TINGGI DI BOGOR TERHADAP KERIPIK KENTANG PRINGLES DAN PRODUK TRANSGENIK Oleh : BABAN SUBANDI A14105518 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tabel 1. Konsumsi Telur dan Daging Broiler pada Beberapa Negara ASEAN Tahun 2009

PENDAHULUAN. Tabel 1. Konsumsi Telur dan Daging Broiler pada Beberapa Negara ASEAN Tahun 2009 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak perusahaan yang bergerak di bidang perunggasan, baik dari segi pakan unggas, komoditi unggas, dan pengolahan produk unggas dalam skala besar

Lebih terperinci

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP AGLAONEMA HIBRIDA LOKAL (Kasus Konsumen Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan) OLEH:

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP AGLAONEMA HIBRIDA LOKAL (Kasus Konsumen Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan) OLEH: ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP AGLAONEMA HIBRIDA LOKAL (Kasus Konsumen Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan) OLEH: NISA SOFIANI A 14105582 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT Oleh: NIA YAMESA A14105579 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN MIE INSTANT GAGA MIE 100 PADA PT JAKARANA TAMA FOOD INDUSTRY KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : DIAN HERYANTO A

STRATEGI PEMASARAN MIE INSTANT GAGA MIE 100 PADA PT JAKARANA TAMA FOOD INDUSTRY KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : DIAN HERYANTO A STRATEGI PEMASARAN MIE INSTANT GAGA MIE 100 PADA PT JAKARANA TAMA FOOD INDUSTRY KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT Oleh : DIAN HERYANTO A14105662 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA JAKARTA SELATAN SKRIPSI

ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA JAKARTA SELATAN SKRIPSI ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA JAKARTA SELATAN SKRIPSI HESTI INDRAWASIH PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

ANALISIS EKUITAS MEREK KECAP SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI BAURAN PEMASARAN DI KOTA TANGERANG (Studi Kasus: Kecap Merek ABC dan Bango)

ANALISIS EKUITAS MEREK KECAP SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI BAURAN PEMASARAN DI KOTA TANGERANG (Studi Kasus: Kecap Merek ABC dan Bango) ANALISIS EKUITAS MEREK KECAP SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI BAURAN PEMASARAN DI KOTA TANGERANG (Studi Kasus: Kecap Merek ABC dan Bango) DISUSUN OLEH: EFENDY A14104121 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi kebutuhan pangan yang terus

Lebih terperinci

KUALITAS KIMIA DAGING DADA AYAM BROILER YANG PAKANNYA DITAMBAHKAN CAMPURAN MINYAK IKAN KAYA ASAM LEMAK OMEGA-3 SKRIPSI DANNI HARJANTO

KUALITAS KIMIA DAGING DADA AYAM BROILER YANG PAKANNYA DITAMBAHKAN CAMPURAN MINYAK IKAN KAYA ASAM LEMAK OMEGA-3 SKRIPSI DANNI HARJANTO KUALITAS KIMIA DAGING DADA AYAM BROILER YANG PAKANNYA DITAMBAHKAN CAMPURAN MINYAK IKAN KAYA ASAM LEMAK OMEGA-3 SKRIPSI DANNI HARJANTO PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai bobot badan antara 1,5-2.8 kg/ekor dan bisa segera

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai bobot badan antara 1,5-2.8 kg/ekor dan bisa segera BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Ayam broiler merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging. Ayam

Lebih terperinci

Ikan, merupakan jenis makanan sehat yang rendah lemak jenuh, tinggi. protein, dan merupakan sumber penting asam lemak omega 3.

Ikan, merupakan jenis makanan sehat yang rendah lemak jenuh, tinggi. protein, dan merupakan sumber penting asam lemak omega 3. BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ikan, merupakan jenis makanan sehat yang rendah lemak jenuh, tinggi protein, dan merupakan sumber penting asam lemak omega 3. Ikan baik untuk tambahan diet karena

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN DI PROVINSI JAWA BARAT RATNA CAHYANINGSIH

ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN DI PROVINSI JAWA BARAT RATNA CAHYANINGSIH ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN DI PROVINSI JAWA BARAT RATNA CAHYANINGSIH PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 ANALISIS POLA KONSUMSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein, dan

BAB I PENDAHULUAN. akan zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam menjalani siklus hidupnya membutuhkan makanan untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Kebutuhan zat gizi bagi tubuh meliputi kebutuhan akan zat gizi makro dan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR. Titik Hidayati A

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR. Titik Hidayati A ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR Titik Hidayati A14102584 PROGRAM STUDI SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAGING SAPI POTONG DOMESTIK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAGING SAPI POTONG DOMESTIK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAGING SAPI POTONG DOMESTIK SKRIPSI MARUDUT HUTABALIAN A14105571 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Daging Sapi Daging berasal dari hewan ternak yang sudah disembelih. Daging tersusun dari jaringan ikat, epitelial, jaringan-jaringan syaraf, pembuluh darah dan lemak. Jaringan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENETAPAN HARGA PEMBELIAN PEMERINTAH (HPP) GABAH TERHADAP PENDAPATAN PETANI

EFEKTIVITAS PENETAPAN HARGA PEMBELIAN PEMERINTAH (HPP) GABAH TERHADAP PENDAPATAN PETANI EFEKTIVITAS PENETAPAN HARGA PEMBELIAN PEMERINTAH (HPP) GABAH TERHADAP PENDAPATAN PETANI (Kasus Kecamatan Binong, dan Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang, Jawa-Barat) Oleh: MILA YULISA A 14105572 PROGRAM

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN TOMAT BANDUNG DI SUPERMARKET SUPER INDO MUARA KARANG JAKARTA UTARA SKRIPSI

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN TOMAT BANDUNG DI SUPERMARKET SUPER INDO MUARA KARANG JAKARTA UTARA SKRIPSI ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN TOMAT BANDUNG DI SUPERMARKET SUPER INDO MUARA KARANG JAKARTA UTARA SKRIPSI Oleh: ARIEF FERRY YANTO A14105515 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pertambahan jumlah penduduk Indonesia yang disertai dengan perkembangan pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi menyebabkan terjadinya

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIOETANOL BERBAHAN BAKU UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) PADA PT PANCA JAYA RAHARJA, SUKABUMI, JAWA BARAT

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIOETANOL BERBAHAN BAKU UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) PADA PT PANCA JAYA RAHARJA, SUKABUMI, JAWA BARAT ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIOETANOL BERBAHAN BAKU UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) PADA PT PANCA JAYA RAHARJA, SUKABUMI, JAWA BARAT Oleh : SUHENDRI A 14105610 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang dikenal

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang dikenal PENDAHULUAN Latar Belakang Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang dikenal dengan sebutan ayam buras (ayam bukan ras) atau ayam sayur. Ayam kampung memiliki kelebihan pada daya adaptasi tinggi

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR Oleh PITRI YULIAN SARI H 34066100 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MAKANAN SIAP SAJI DI KENTUCKY FRIED CHICKEN

ANALISIS PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MAKANAN SIAP SAJI DI KENTUCKY FRIED CHICKEN ANALISIS PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MAKANAN SIAP SAJI DI KENTUCKY FRIED CHICKEN CABANG PAJAJARAN, BOGOR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN Oleh YUGI RAMDHANI A.14101057 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT IKAN SEGAR DI PT. HERO SUPERMARKET (Kasus di Hero Pajajaran, Bogor) Oleh : SYARIFUDDIN A

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT IKAN SEGAR DI PT. HERO SUPERMARKET (Kasus di Hero Pajajaran, Bogor) Oleh : SYARIFUDDIN A ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT IKAN SEGAR DI PT. HERO SUPERMARKET (Kasus di Hero Pajajaran, Bogor) Skripsi Oleh : SYARIFUDDIN A.074999.043 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING MITRA CV. JANU PUTRO DI KEC. PAMIJAHAN KAB. BOGOR

OPTIMALISASI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING MITRA CV. JANU PUTRO DI KEC. PAMIJAHAN KAB. BOGOR OPTIMALISASI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING MITRA CV. JANU PUTRO DI KEC. PAMIJAHAN KAB. BOGOR OLEH ARI MURNI A 14103515 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BAWANG PUTIH IMPOR DI INDONESIA. Oleh: JUMINI A

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BAWANG PUTIH IMPOR DI INDONESIA. Oleh: JUMINI A ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BAWANG PUTIH IMPOR DI INDONESIA Oleh: A 14105565 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN.

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A14104093 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tinjauan Komoditas Sejarah Ayam Petelur. Ayam liar atau ayam hutan adalah ayam yang pertama kali dipelihara oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tinjauan Komoditas Sejarah Ayam Petelur. Ayam liar atau ayam hutan adalah ayam yang pertama kali dipelihara oleh 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Komoditas 2.1.1. Sejarah Ayam Petelur Ayam liar atau ayam hutan adalah ayam yang pertama kali dipelihara oleh masyarakat Indonesia. Ayam liar tersebut merupakan bagian

Lebih terperinci

ARI SUPRIYATNA A

ARI SUPRIYATNA A ANALISIS INTEGRASI PASAR JAGUNG DUNIA DENGAN PASAR JAGUNG DAN DAGING AYAM RAS DOMESTIK, SERTA PENGARUH TARIF IMPOR JAGUNG DAN HARGA MINYAK MENTAH DUNIA Oleh: ARI SUPRIYATNA A14303050 PROGRAM STUDI EKONOMI

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL ( Studi Kasus Di Pasar Baru Bogor) Oleh : FITRIA FISSAMAWATI A

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL ( Studi Kasus Di Pasar Baru Bogor) Oleh : FITRIA FISSAMAWATI A ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL ( Studi Kasus Di Pasar Baru Bogor) Oleh : FITRIA FISSAMAWATI A 14105548 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI

PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI DWIANA SILVI LEUNAWATI A14103669 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI PADI RAMAH LINGKUNGAN DAN PADI ANORGANIK (Kasus: Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor) Oleh: RIDWAN A

ANALISIS USAHATANI PADI RAMAH LINGKUNGAN DAN PADI ANORGANIK (Kasus: Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor) Oleh: RIDWAN A ANALISIS USAHATANI PADI RAMAH LINGKUNGAN DAN PADI ANORGANIK (Kasus: Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor) Oleh: RIDWAN A14104684 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP KINERJA ORGANISASI KELOMPOK USAHA TANAMAN HIAS AKUARIUM (KUTHA) BUNGA AIR DI DESA CIAWI, KABUPATEN BOGOR

ANALISIS PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP KINERJA ORGANISASI KELOMPOK USAHA TANAMAN HIAS AKUARIUM (KUTHA) BUNGA AIR DI DESA CIAWI, KABUPATEN BOGOR ANALISIS PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP KINERJA ORGANISASI KELOMPOK USAHA TANAMAN HIAS AKUARIUM (KUTHA) BUNGA AIR DI DESA CIAWI, KABUPATEN BOGOR Oleh : Topan Candra Negara A14105618 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia karena rasanya disukai dan harganya jauh lebih murah di banding harga daging lainnya. Daging

Lebih terperinci

PENGGUNAAN AMPAS KECAP YANG DIFERMENTASI DENGAN Trichoderma viride DALAM RANSUM TERHADAP KADAR LEMAK DAN PROTEIN DAGING AYAM BROILER SKRIPSI.

PENGGUNAAN AMPAS KECAP YANG DIFERMENTASI DENGAN Trichoderma viride DALAM RANSUM TERHADAP KADAR LEMAK DAN PROTEIN DAGING AYAM BROILER SKRIPSI. PENGGUNAAN AMPAS KECAP YANG DIFERMENTASI DENGAN Trichoderma viride DALAM RANSUM TERHADAP KADAR LEMAK DAN PROTEIN DAGING AYAM BROILER SKRIPSI Oleh M. ANIK KHOIRUL UMAM PROGRAM STUDI S-1 PETERNAKAN FAKULTAS

Lebih terperinci

PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH

PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENETAPAN HARGA SUSU DI KOPERASI DENGAN STRUKTUR BIAYA PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH

HUBUNGAN ANTARA PENETAPAN HARGA SUSU DI KOPERASI DENGAN STRUKTUR BIAYA PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH HUBUNGAN ANTARA PENETAPAN HARGA SUSU DI KOPERASI DENGAN STRUKTUR BIAYA PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH Studi Kasus Peternak Anggota Koperasi Unit Desa (KUD) Mandiri Cipanas Kabupaten Cianjur

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PERUSAHAAN KECAP SEGITIGA MAJALENGKA. Oleh : WAWAN KURNIAWAN A

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PERUSAHAAN KECAP SEGITIGA MAJALENGKA. Oleh : WAWAN KURNIAWAN A ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PERUSAHAAN KECAP SEGITIGA MAJALENGKA Oleh : WAWAN KURNIAWAN A14105620 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Virus avian influenza tipe H5N1 yang dikenal dengan Flu Burung adalah suatu virus yang umumnya menyerang bangsa unggas yang dapat menyebabkan kematian pada manusia.

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DAN ATRIBUT IDEAL MAKANAN TRADISIONAL GEPUK DAN IKAN BALITA KARUHUN SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DAN ATRIBUT IDEAL MAKANAN TRADISIONAL GEPUK DAN IKAN BALITA KARUHUN SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DAN ATRIBUT IDEAL MAKANAN TRADISIONAL GEPUK DAN IKAN BALITA KARUHUN SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN Oleh : Husnul Chotimah A07400149 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. unggas yang lain. Itik mampu mempertahankan produksi telur lebih lama

I. PENDAHULUAN. unggas yang lain. Itik mampu mempertahankan produksi telur lebih lama 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Itik adalah salah satu jenis unggas yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan unggas yang lain. Itik mampu mempertahankan produksi telur lebih lama dibandingkan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMILIHAN MEREK TEH DALAM BOTOL OLEH PEDAGANG KAKI LIMA (Kasus Di Kota Bogor)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMILIHAN MEREK TEH DALAM BOTOL OLEH PEDAGANG KAKI LIMA (Kasus Di Kota Bogor) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMILIHAN MEREK TEH DALAM BOTOL OLEH PEDAGANG KAKI LIMA (Kasus Di Kota Bogor) Oleh: WAHYU PURBIANTORO A 14103605 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP KONSUMEN DAN KINERJA ATRIBUT TEH HIJAU SIAP MINUM MEREK NU GREEN TEA ORIGINAL DI KOTA JAKARTA. Dhita Aditya Ayuningtyas H

ANALISIS SIKAP KONSUMEN DAN KINERJA ATRIBUT TEH HIJAU SIAP MINUM MEREK NU GREEN TEA ORIGINAL DI KOTA JAKARTA. Dhita Aditya Ayuningtyas H ANALISIS SIKAP KONSUMEN DAN KINERJA ATRIBUT TEH HIJAU SIAP MINUM MEREK NU GREEN TEA ORIGINAL DI KOTA JAKARTA Dhita Aditya Ayuningtyas H34066034 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan jajanan sudah menjadi kebiasaan yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai golongan apapun

Lebih terperinci

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia umumnya digunakan untuk menggambarkan makanan yang dianggap bermanfaat bagi kesehatan, melebihi diet sehat normal yang diperlukan bagi nutrisi manusia. Makanan Sehat "Makanan Kesehatan" dihubungkan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS BENCHMARKING BISNIS KOMPETITIF STEAK (Studi Kasus Obonk Steak and Ribs di Bogor, Jawa Barat) Oleh : ZULKA AFIFFEY A

ANALISIS BENCHMARKING BISNIS KOMPETITIF STEAK (Studi Kasus Obonk Steak and Ribs di Bogor, Jawa Barat) Oleh : ZULKA AFIFFEY A ANALISIS BENCHMARKING BISNIS KOMPETITIF STEAK (Studi Kasus Obonk Steak and Ribs di Bogor, Jawa Barat) Oleh : ZULKA AFIFFEY A14105629 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di beberapa daerah di Indonesia telah memberikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agribisnis merupakan suatu mega sektor karena mencakup banyak sektor, baik secara vertikal (sektor pertanian, perdagangan, industri, jasa, keuangan, dan sebagainya), maupun

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN MARGIN PEMASARAN PADI RAMAH LINGKUNGAN METODE SRI

ANALISIS PENDAPATAN DAN MARGIN PEMASARAN PADI RAMAH LINGKUNGAN METODE SRI ANALISIS PENDAPATAN DAN MARGIN PEMASARAN PADI RAMAH LINGKUNGAN METODE SRI (System of Rice Intensification) (Kasus: Desa Ponggang Kecamatan Sagalaherang Kabupaten Subang, Jawa-Barat) Oleh : MUHAMMAD UBAYDILLAH

Lebih terperinci

PERSEPSI TERHADAP PERATURAN LARANGAN MEROKOK

PERSEPSI TERHADAP PERATURAN LARANGAN MEROKOK PERSEPSI TERHADAP PERATURAN LARANGAN MEROKOK (Kasus : Perokok Aktif di Kelurahan Pela Mampang, Kecamatan Mampang Prapatan, Kotamadya Jakarta Selatan) Oleh DYAH ISTYAWATI A 14202002 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEPOK VARIETAS DEWA-DEWI (Averrhoa carambola L)

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEPOK VARIETAS DEWA-DEWI (Averrhoa carambola L) ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEPOK VARIETAS DEWA-DEWI (Averrhoa carambola L) Oleh : AKBAR ZAMANI A. 14105507 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN

Lebih terperinci

prasyarat utama bagi kepentingan kesehatan, kemakmuran, dan kesejahteraan usaha pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas guna meningkatkan

prasyarat utama bagi kepentingan kesehatan, kemakmuran, dan kesejahteraan usaha pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas guna meningkatkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Perumusan Masalah Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi manusia. Pangan yang bermutu, bergizi, dan berimbang merupakan suatu

Lebih terperinci

KEPUASAN DAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PRODUK PERTANIAN SEGAR DI RITEL MODERN (Kasus Carrefour dan Giant Hypermarket Pamulang, Tangerang Selatan)

KEPUASAN DAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PRODUK PERTANIAN SEGAR DI RITEL MODERN (Kasus Carrefour dan Giant Hypermarket Pamulang, Tangerang Selatan) KEPUASAN DAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PRODUK PERTANIAN SEGAR DI RITEL MODERN (Kasus Carrefour dan Giant Hypermarket Pamulang, Tangerang Selatan) SKRIPSI FIRDAUS SINULINGGA A 14104671 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP COFFEE SHOP DE KOFFIE POT BOGOR. Oleh : ANITA MAGDALENA DAMANIK A

ANALISIS SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP COFFEE SHOP DE KOFFIE POT BOGOR. Oleh : ANITA MAGDALENA DAMANIK A ANALISIS SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP COFFEE SHOP DE KOFFIE POT BOGOR Oleh : ANITA MAGDALENA DAMANIK A14104659 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA. Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A

STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA. Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A 14104631 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen Pasar konsumen terdiri dari seluruh individu dan rumah tangga yang membeli atau mendapatkan barang dan jasa untuk keperluan pribadi. Konsumen itu sendiri terdiri

Lebih terperinci

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan PROSES PEMBUATAN TELUR ASIN SEBAGAI PELUANG USAHA Oleh : Andi Mulia, Staff Pengajar di UIN Alauddin Makassar Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Secara umum pangan diartikan sebagai segala sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan pangan semakin meningkat dengan bertambahnya. jumlah penduduk. Berbagai jenis pangan diproduksi dengan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan pangan semakin meningkat dengan bertambahnya. jumlah penduduk. Berbagai jenis pangan diproduksi dengan meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan akan pangan semakin meningkat dengan bertambahnya jumlah penduduk. Berbagai jenis pangan diproduksi dengan meningkatkan kuantitas serta kualitasnya untuk memenuhi

Lebih terperinci

USAHATANI DAN TATANIAGA KACANG KAPRI DI KECAMATAN WARUNGKONDANG, CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT. Oleh: DAVID ERICK HASIAN A

USAHATANI DAN TATANIAGA KACANG KAPRI DI KECAMATAN WARUNGKONDANG, CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT. Oleh: DAVID ERICK HASIAN A USAHATANI DAN TATANIAGA KACANG KAPRI DI KECAMATAN WARUNGKONDANG, CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT Oleh: DAVID ERICK HASIAN A 14105524 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sarapan Pagi Sarapan pagi adalah makanan atau minuman yang memberikan energi dan zat gizi lain yang dikonsumsi pada waktu pagi hari. Makan pagi ini penting karena makanan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tren produksi buah-buahan semakin meningkat setiap tahunnya, hal ini disebabkan terjadinya kenaikan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Perkembangan tersebut tampak pada

Lebih terperinci

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA, BOGOR. Oleh : HAFNANSYAH HARAHAP A

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA, BOGOR. Oleh : HAFNANSYAH HARAHAP A ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA, BOGOR Oleh : HAFNANSYAH HARAHAP A 14103540 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kacang kedelai merupakan salah satu tanaman multiguna, karena dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri. Kedelai adalah salah satu tanaman jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama dimaksudkan untuk memperkuat tulang

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR SKRIPSI EGRETTA MELISTANTRI DEWI A 14105667 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PEMBELIAN KRIM YOGHURT ACTIVIA (KASUS DI GIANT BOTANI SQUARE, BOGOR) Oleh: SURURUN MASRURAH H

ANALISIS FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PEMBELIAN KRIM YOGHURT ACTIVIA (KASUS DI GIANT BOTANI SQUARE, BOGOR) Oleh: SURURUN MASRURAH H ANALISIS FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PEMBELIAN KRIM YOGHURT ACTIVIA (KASUS DI GIANT BOTANI SQUARE, BOGOR) Oleh: SURURUN MASRURAH H34066120 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI BERAS ORGANIK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI BERAS ORGANIK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI BERAS ORGANIK (Studi Kasus : JaPPSA, Brastagi Supermarket dan Carrefour Plaza Medan Fair) Nurul Ildrakasih 1), Diana Chalil 2), dan Sri

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian organik merupakan salah satu bagian dari sektor pertanian yang mendapat perhatian besar masyarakat di negara maju maupun negara berkembang seiring dengan perubahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. salah satu cara memperbaiki keadaan gizi masyarakat (Stanton, 1991).

I. PENDAHULUAN. salah satu cara memperbaiki keadaan gizi masyarakat (Stanton, 1991). 1.1 Latar belakang I. PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan zaman, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya mengkonsumsi pangan yang bergizi tinggi sudah semakin baik. Kesadaran ini muncul dikarenakan

Lebih terperinci