Respon Penggunaan Faktor Produksi Ridwan Dharmawan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Respon Penggunaan Faktor Produksi Ridwan Dharmawan"

Transkripsi

1 RESPON PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATERNAK DOMBA (Kasus di Koperasi Peternak Serba Usaha Riung Mukti Sukabumi) RESPONSE TO THE USE OF PRODUCTION FACTORS IN SMALL HOLDER SHEEP FARMING Ridwan Dharmawan*, Muhamad Hasan Hadiana**, Sondi Kuswaryan** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jalan Raya Bandung Sumedang KM 21 Sumedang *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Angkatan 2012 ** Staff Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran ridwandm1994@yahoo.com ABSTRAK Penelitian mengenai respon penggunaan faktor produksi pada usahaternak domba dilakukan di Koperasi Peternak Serba Usaha (KPSU) Riung Mukti. Penelitian dimulai pada bulan Maret sampai dengan bulan April Tujuan penelitian ini adalah mengetahui model hubungan antar penggunaan faktor produksi terhadap output usahaternak domba. Metode penelitian yang digunakan adalah sensus pada semua anggota KPSU Riung Mukti. Analisis regresi digunakan untuk menduga koefisien fungsi produksi (Cob b-douglas). Berdasarkan hasil analisis, diperoleh model fungsi produksi : Dalam penelitian ini Y = Produksi domba (domba yang terjual berdasarkan kilogram bobot hidup), X 1 = Jumlah hijauan yang diberikan (kilogram/tahun), X 2 = Curahan Tenaga Kerja (HOK/tahun), X 3 = Jumlah Kepemilikan Ternak (SDD/tahun), D = Dummy (tingkat inovasi pemberian pakan). Berdasarkan hasil analisis dapat diambil kesimpulan bahwa model persamaan Cobb-Douglas dapat digunakan sebagai penduga fungsi produksi pada usahaternak domba ( R 2 = 62%). Faktor produksi hijauan memiliki pengaruh secara signifikan terhadap produksi domba. Usahaternak domba milik anggota KPSU Riung Mukti dalam keadaan constant return to scale, artinya kenaikan output sama dengan proporsi kenaikan inputnya secara bersama-sama. Kata Kunci : faktor produksi, elastisitas, return to scale. Cobb-Douglas ABSTRACT The research of the response to the use of production factors in small holder sheep farming has been conducted in Koperasi Peternak Serba Usaha (KPSU) Riung Mukti, from March until April The purpose of this research was to know the relation model between the use of production factors and the small holder sheep farming output. The research methods used census of members KPSU Riung Mukti Sukabumi. Regression analysis was used to estimate the production fuction coefficient (Cobb -Douglas) and obtained:

2 In this research Y = Production of sheep (sheep sold by kilograms of live weight), X 1 = Forage (kilogram/year), X 2 = labor (HOK/year), X 3 = livestock ownership (SDD/year), D = Dummy (Innovation of feeding). Based on the analysis, can be concluded that Cobb-Douglas function can be used as estimator of sheep production function ( R 2 = 62%). Factor production of forage is significantly effect on production. The sheep production in KPSU Riung Mukti is in a condition of constant return to scale, it s mean that the increase of output is equal to the increase simultanously all inputs. Keywords : factors of production, elasticity, return to scale, cobb-douglas. PENDAHULUAN Populasi domba di Jawa Barat relatif tinggi dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan pada tahun 2012, populasi domba tercatat sebanyak 8,24 juta ekor dan pada tahun 2013 sebanyak 9,21 juta ekor. Salah satu daerah yang memiliki populasi domba tinggi di Jawa Barat adalah Kabupaten Sukabumi, yaitu tercatat sebanyak ekor (Dinas Peternakan Jawa Barat, 2013). Koperasi Peternak Serba Usaha (KPSU) Riung Mukti merupakan koperasi ya ng mengelola peternakan domba di Kabupaten Sukabumi. KPSU Riung Mukti memiliki anggota peternak sebanyak 59 orang. Peternakan domba dikelola masyarakat dalam skala kecil dan terintegrasi dengan usaha pertanian, sehingga peternak menganggap bahwa usahaternak domba masih merupakan usaha sampingan. Permasalahan dalam usahaternak domba adalah ketidakseimbangan jumlah penggunaan faktor produksi baik secara parsial maupun secara keseluruhan, sehingga produksi yang dihasilkan kurang optimal. Jumlah pemberian faktor produksi setiap peternak tentu berbeda-beda. Berdasarkan hal tersebut, perlu diketahui pengaruh penggunaan faktor produksi terhadap produksi yang dihasilkan. Faktor produksi pada peternakan domba diantaranya adalah pakan, tenaga kerja, dan jumlah kepemilikan ternak. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui respon produksi terhadap penggunaan faktor produksi pada usahaternak domba di KPSU Riung Mukti Kabupaten Sukabumi.

3 2. Mengetahui tingkat penggunaan faktor produksi pada usahaternak domba di KPSU Riung Mukti Kabupaten Sukabumi. METODE Lokasi Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di Koperasi Peternakan Serba Usaha (KPSU) Riung Mukti yang terletak di Kabupaten Sukabumi. Penelitian telah dilaksanakan selama satu bulan, yaitu pada bulan Maret sampai bulan April Populasi dan Sampel Jumlah peternak anggota KPSU Riung mukti sebanyak 59 orang. Responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah peternak yang tergolong masih aktif sebagai anggota koperasi, dan peternak yang melakukan penjualan domba pada tahun 2015, sehingga jumlah responden yang diteliti sebanyak 50 orang. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah sensus pada semua anggota KPSU dengan pendekatan kuantitatif. Sensus dipilih atas dasar pertimbangan jumlah populasi yang relatif sedikit dan ditunjang oleh kemampuan peneliti baik secara biaya, waktu, maupun tenaga (Paturrochman, 2012). Data dan Instrumentasi Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada sejumlah peternak di KPSU Riung Mukti Kabupaten Sukabumi. Data primer yang dikumpulkan adalah penggunaan faktor produksi berupa jumlah hijauan yang diberikan, curahan tenaga kerja, dan jumlah kepemilikan ternak, serta tingkat inovasi pemberian pakan. Data sekunder diperoleh dari literatur para ahli yang berkaitan dengan penggunaan faktor produksi dan teori-teori fungsi produksi khususnya fungsi produksi Cobb-Douglas. Analisis Data Model persamaan regresi yang digunakan adalah fungsi produksi Cobb-Douglas. Analisis ini merupakan suatu fungsi yang terdiri dari dua variabel atau lebih, dimana produksi ternak domba adalah variabel dependen, sedangkan faktor produksi adalah variabel independen.

4 Menurut Gujarati (2006) fungsi Cobb-Douglas dapat dituliskan sebagai berikut : Oleh karena ln, dan anti ln α = α maka fungsi logaritma dapat diubah ke fungsi : Dalam penelitian ini : Y = Jumlah bobot hidup domba yang dijual tahun 2015 (kilogram bobot hidup/tahun) X 1 = Jumlah hijauan (kilogram/tahun) X 2 = Curahan tenaga kerja di kandang (HOK/tahun) X 3 = Jumlah kepemilikan ternak (SDD) D = Tingkat inovasi pemberian pakan Jika D = 0, tidak menggunakan pakan penguat Jika D =1, menggunakan pakan penguat Keterangan : α = Koefisien konstanta β i = Koefisien regresi masing-masing variabel independen (elastisitas produksi parsial) exp = Bilangan eksponen Ԑ = Galat SDD = Setara Domba Dewasa Koefisien regresi yang dihasilkan merupakan elastisitas produksi parsial. Elastisitas produksi parsial merupakan perubahan proporsional output yang disebabkan perubahan input secara proporsional dimana input-input lainnya konstan (Boediono, 1982). Fungsi Cobb-Douglas memiliki kelemahan, yaitu melibatkan kaidah metode kuadrat terkecil (MKT). Model fungsi produksi yang baik harus memenuhi beberapa asumsi MKT antara lain tidak ada gejala multikolinearitas dan tidak ada autokorelasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Faktor-faktor Produksi Usahaternak Domba KPSU Riung Mukti Pakan. Pakan hijauan yang diberikan oleh peternak untuk memenuhi kebutuhan domba adalah rumput lapang, namun ada beberapa peternak yang menggunakan daun singkong dan

5 daun manii sebagai hijauan tambahan untuk memenuhi kebutuhan pakan domba yang dipelihara. Hijauan tersebut didapat dari lahan sekitar dan kebun sawit. Sistem penyediaan pakan yang dilakukan peternak anggota koperasi adalah dengan menyabitkan rumput dan memberikannya langsung kepada domba (cut and carry). Umumnya peternak memberikan hijauan dalam bentuk utuh tanpa dicincang. Berikut merupakan tabel rata-rata pemberian pakan domba perekor oleh peternak anggota KPSU Riung Mukti sebagai berikut : Tabel 3. Rata-rata Pemberian Hijauan untuk Domba No Kriteria Pemberian kg/ekor/hari 1 Dewasa 6,79 2 Muda 3 3 Anak 1,59 Keterangan : Pemilikan ternak : 11,46 ekor = 7,88 SDD Jumlah ideal hijauan yang diberikan kepada domba dewasa adalah sebanyak 10% dari bobot badan atau 4,5-5 kg/ekor/hari (Parakkasi, 1995). Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian pakan hijauan untuk domba peternak anggota koperasi berada diatas jumlah ideal pakan domba. Peternak jarang memberikan pakan tambahan, karena sulit diperoleh di daerah setempat. Jumlah peternak yang memberikan pakan tambahan hanya sebesar 15 peternak dari 50 peternak yang diteliti. Penambahan pakan tambahan seperti ampas tahu di dalam pakan domba dapat memperbaiki nilai gizi pakan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan produksi domba yang dipelihara (Duldjaman, 2004). Hal ini menunjukkan bahwa peternak anggota koperasi masih kurang dalam memberikan pakan tambahan untuk ternaknya, namun perlu dianalisis pemberian pakan tambahan berpengaruh secara nyata atau tidak terhadap produksi yang dihasilkan. Curahan Tenaga Kerja. Ternaga kerja yang digunakan pada usahaternak domba anggota KPSU Riung Mukti adalah tenaga kerja dalam keluarga. Tenaga kerja yang dihitung adalah tenaga kerja di kandang seperti memberi pakan, membersihkan kandang, mengawasi domba,

6 dan lain-lain. Curahan tenaga kerja rata-rata peternak anggota koperasi sebesar 17,61 HOK/UU/tahun. Curahan tenaga kerja tertinggi sebesar 74,5 HOK/tahun, dan yang terendah sebesar 7,3 HOK/tahun. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan harus sesuai dengan kebutuhan sampai tingkat tertentu sehingga jumlahnya optimal. Curahan tenaga kerja yang berlebihan akan menyebabkan pemborosan faktor produksi (Rasyaf, 2010). Kepemilikan Ternak. Usahaternak domba di KPSU Riung Mukti Kabupaten Sukabumi merupakan usahaternak yang dijalankan secara tradisional. Awalnya hanya sebagian masyarakat yang beternak domba. Setelah koperasi ini terbentuk, masyarakat mulai melihat dan mengetahui manfaat dari usahaternak domba sehingga masyarakat tertarik untuk melakukan usaha tersebut. Usahaternak ini merupakan usaha yang sifatnya sebagai tabungan dimana ketika peternak membutuhkan biaya yang cukup tinggi, peternak dapat menjual domba yang dipeliharaanya untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya mendadak. Tabel 4. Rata-rata Kepemilikan Domba oleh Peternak Anggota KPSU Riung Mukti No Kelompok Umur Kepemilikan Domba Ekor SDD 1 Domba Dewasa 5,34 5,34 2 Domba Muda 4,04 2,02 3 Anak Domba 2,08 0,52 Jumlah 11,46 7,88 Sebagian besar domba yang dipelihara oleh anggota peternak koperasi adalah Domba Garut. Kepemilikan ternak rata-rata yang dipelihara oleh peternak sebesar 11,46 ekor atau 7,88 SDD. Hasil Analisis Faktor produksi yang diteliti adalah jumlah pemberian hijauan, curahan tenaga kerja, kepemilikan ternak, dan tingkat inovasi pemberian pakan, dan produksi yang diteliti adalah jumlah bobot hidup domba yang dijual pada tahun Berikut hasil analisis regresi pengaruh ketiga faktor produksi dan tingkat inovasi pemberian pakan terhadap produksi domba disajikan pada tabel 6 :

7 Tabel 6. Analisis Regresi Pengaruh Ketiga Faktor Produksi dan Tingkat Inovasi Pemberian Pakan terhadap Produksi Domba. No Faktor Produksi Koefisien Regresi t-hitung 1 Hijauan** 0,521 2,965 2 Tenaga Kerja 0,1 0,713 3 Kepemilikan Ternak 0,344 1,399 4 Pakan Penguat 0,179 1,214 Jumlah Koefisien Konstanta (log α) -1,865-1,284 Koefisien Determinasi (R 2 ) 0,621 F hitung 18,5 D-W 2,476 Keterangan : ** berpengaruh nyata pada taraf α = 5% t-tabel (α:0,05,db=46) = 2,013 Fungsi Cobb-Douglas yang dilinearkan berdasarkan hasil pengolahan data dapat dituliskan sebagai berikut : (t=2,96)** (t=0,71) (t=1,39) (t=1,21) Sehingga jika dikonversikan ke fungsi Cobb-Douglas yang asli adalah sebagai berikut : Persamaan fungsi Cobb-Douglas perlu diuji statistika dengan tujuan mengetahui apakah model yang digunakan layak untuk menduga parameter dan fungsi produksi. Uji F hitung dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan. Hasil uji-f menunjukkan bahwa F-hitung adalah 18,5 sedangkan F tabel adalah 2,81 sehingga jika F hitung > F tabel maka terima H 1 yang artinya penggunaan faktor produksi secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap produksi yang dihasilkan. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa model fungsi Cobb-Douglas dapat digunakan untuk

8 menduga pengaruh faktor-faktor produksi yang diteliti terhadap produksi domba yang dihasilkan. Nilai koefisien determinasi (R 2 ) yang diperoleh adalah sebesar 0,62. Hal tersebut mempunyai arti sebesar 62% variasi yang terjadi dalam produksi ternak mampu dijelaskan oleh variabel-variabel yang terdapat pada fungsi produksi, sedangkan sisanya (38%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dipertimbangkan dalam fungsi produksi. Uji t diperlukan untuk menguji pengaruh variabel penjelas terhadap variabel yang dijelaskan secara parsial. Hasil uji t pada masing-masing variabel penjelas disajikan pada lampiran. Berdasarkan uji-t yang dilakukan, diketahui bahwa variabel hijauan berpengaruh nyata terhadap produksi yang dihasilkan dengan nilai t-hitung sebesar 2,96 sedangkan t-tabel adalah 2,013 sehingga t-hitung > t-tabel. Hasil uji t hitung variabel curahan tenaga kerja adalah 0,71 sehingga t-hitung < t-tabel. Artinya variabel curahan tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap produksi domba. Hasil uji t-hitung variabel inovasi pemberian pakan adalah 1,21 sehingga t-hitung < t-tabel. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pakan penguat tidak berpengaruh nyata terhadap produksi domba. Hasil t-hitung variabel kepemilikan ternak adalah 1,39 sehingga t-hitung < t-tabel. Artinya variabel kepemilikan ternak tidak berpengaruh nyata terhadap produksi domba. Berdasarkan pengujian didapatkan bahwa fungsi produksi yang digunakan sudah memenuhi persyaratan yaitu tanpa adanya autokorelasi dan multikolinearitas. Hasil uji autokorelasi dan multikolinearitas dapat dilihat pada lampiran. Analisis Return To Scale (RTS). Kondisi RTS dapat dilihat dari hasil penjumlahan tiap-tiap koefisien elasitisitas faktor produksi (koefisien βi). Hasil penjumlahan masing -masing koefisien regresi adalah 0,96 dimana hasil tersebut mendekati 1 sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan faktor produksi yang diberikan berada pada kondisi constant return to scale. Kondisi RTS ini perlu diuji statistik menggunakan uji t. Uji t digunakan untuk membuktikan hasil penjumlahan koefisien β supaya dapat menduga keadaan return to scale (Gujarati dan Porter, 2010). Hasil uji-t hitung adalah -0,01 sehingga t-hitung < t-tabel. Berdasarkan hipotesis jika t-hitung < t-tabel maka terima H 0, artinya bahwa βi = 1, sehingga kondisi penggunaan faktor produksi di KPSU Riung Mukti secara bersama-sama adalah constant return to scale. Keadaan ini menunjukkan bahwa peternak anggota KPSU Riung Mukti sudah efisien dalam menggunakan faktor produksi secara keseluruhan, artinya penambahan faktor produksi akan proporsional dengan penambahan produksi yang

9 diperoleh. Keadaan constant return to scale ini menandakan bahwa jika semua input ditingkatkan dua kali, maka output akan meningkat dua kali. (Soekartawi, 2 003). Berdasarkan hal tersebut tindakan memperbesar input atau memperbesar skala usaha akan menguntungkan peternak jika harga output relatif lebih tinggi dibandingkan dengan harga input, namun sebaliknya jika peningkatan skala usaha dilakukan saat harga input lebih tinggi dibandingkan dengan harga output, maka peternak akan mengalami kerugian. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Hubungan fungsional antara input dan output secara eksplisit adalah dengan koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,62 sehingga 62% variasi produksi ternak mampu dijelaskan oleh ketiga faktor produksi dan tingkat inovasi pemberian pakan. 2. Output usahaternak domba (kilogram bobot hidup pertahun) memberikan respon yang signifikan terhadap faktor produksi hijauan (P<0,05), dengan elastisitas 0,521, artinya setiap penambahan pemberian hijauan sebesar satu persen, maka produksi domba yang dihasilkan sebesar 0,521 persen. 3. Tingkat penggunaan faktor produksi pada usahaternak domba di KPSU Riung Mukti, berada pada kondisi constant return to scale ( =1). Pada kondisi ini setiap peningkatan semua faktor produksi secara simultan, akan meningkatkan output secara proporsional. Daftar Pustaka Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian RI, Jakarta. 59 Duldjaman, M Penggunaan ampas tahu untuk meningkatkan gizi pakan domba lokal. Med. Pet. 27: Gujarati, D.N Dasar-Dasar Ekonometrika Jilid I. Erlangga. Jakarta. Gujarati, D.N., dan D.C. Porter Dasar-Dasar Ekonometrika Jilid 1. Penerjemah Eugenia Mardanugraha, dkk Edisi 5.Mc Graw-Hill Education (Asia) dan Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Parakkasi, A Ilmu Nutrisi Ruminansia Pedaging. Departemen Ilmu Pakan Ternak. Fakultan Pertanian IPB. Bogor.

10 Paturrochman, M. (2012).Penentuan Jumlah dan Teknik Pengambilan Sampe.Unpad Press. Bandung. Rasyaf, M Manajemen Peternakan Ayam Kampung. Penebar Swadaya. Jakarta Hal: 54; 57.

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor... Hafiz Wahyu Riandi

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor... Hafiz Wahyu Riandi ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT (SURVEI PADA KELOMPOK PETERNAK SAPI PERAH PAMEGATAN DESA MEKARJAYA KECAMATAN CIKAJANG, KABUPATEN GARUT) EFFICIENCY

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di CV. Trias Farm yang berlokasi di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan dengan

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN ASAS KESEJAHTERAAN TERNAK TERHADAP NILAI PENJUALAN DOMBA (Kasus Di Wilayah Kerja Koperasi Riung Mukti Kabupaten Sukabumi)

PENGARUH PENERAPAN ASAS KESEJAHTERAAN TERNAK TERHADAP NILAI PENJUALAN DOMBA (Kasus Di Wilayah Kerja Koperasi Riung Mukti Kabupaten Sukabumi) PENGARUH PENERAPAN ASAS KESEJAHTERAAN TERNAK TERHADAP NILAI PENJUALAN DOMBA (Kasus Di Wilayah Kerja Koperasi Riung Mukti Kabupaten Sukabumi) THE EFFECT OF ANIMAL WELFARE PRINCIPLE APPLICATION TO SHEEP

Lebih terperinci

Tingkat Adopsi Inovasi Peternak dalam Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari

Tingkat Adopsi Inovasi Peternak dalam Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari Tingkat Adopsi Inovasi Peternak dalam Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten Widya Lestari 1, Syafril Hadi 2 dan Nahri Idris 2 Intisari Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian peternak

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian peternak 24 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian yang diamati yaitu pengaruh aplikasi teknologi pakan, kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Menurut Arikunto (2010: 161) objek penelitian adalah variabel atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Hal ini karena objek penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH

ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH 56 Intan Alkamalia 1, Mawardati 2, dan Setia Budi 2 email: kamallia91@gmail.com ABSTRAK Perkebunan

Lebih terperinci

VI. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI

VI. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI VI. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI 6.1. Analisis Fungsi Produksi Model fungsi produksi yang digunakan adalah fungsi Cobb Douglas. Faktor-faktor

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

Aplikasi Teknologi Pakan, Kandang dan Bibit...Fitrya Russanti

Aplikasi Teknologi Pakan, Kandang dan Bibit...Fitrya Russanti PENGARUH APLIKASI TEKNOLOGI PAKAN, KANDANG DAN BIBIT TERHADAP PENERIMAAN USAHA PETERNAK SAPI PERAH RAKYAT DI KECAMATAN CIATER KABUPATEN SUBANG THE INFLUENCE OF THE FEEDING, STABLE AND BREEDING APPLICATION

Lebih terperinci

DISPARITAS PENDAPATAN USAHA TERNAK DOMBA PADA PETERNAK ANGGOTA DAN NON ANGGOTA KOPERASI (Kasus Pada Wilayah Kerja Koperasi Riung Mukti, Sukabumi)

DISPARITAS PENDAPATAN USAHA TERNAK DOMBA PADA PETERNAK ANGGOTA DAN NON ANGGOTA KOPERASI (Kasus Pada Wilayah Kerja Koperasi Riung Mukti, Sukabumi) DISPARITAS PENDAPATAN USAHA TERNAK DOMBA PADA PETERNAK ANGGOTA DAN NON ANGGOTA KOPERASI (Kasus Pada Wilayah Kerja Koperasi Riung Mukti, Sukabumi) DISPARITY REVENUES IN SHEEP BREEDER BETWEEN MEMBERS AND

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. memperoleh data dan melakukan analisis sehubungan dengan tujuan penelitian yang

METODE PENELITIAN. memperoleh data dan melakukan analisis sehubungan dengan tujuan penelitian yang 56 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk memperoleh data dan melakukan analisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

Hubungan Antara Umur dan Bobot Badan...Firdha Cryptana Morga

Hubungan Antara Umur dan Bobot Badan...Firdha Cryptana Morga HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN BOBOT BADAN KAWIN PERTAMA SAPI PERAH FRIES HOLLAND DENGAN PRODUKSI SUSU HARIAN LAKTASI PERTAMA DAN LAKTASI KEDUA DI PT. ULTRA PETERNAKAN BANDUNG SELATAN (UPBS) PANGALENGAN JAWA

Lebih terperinci

ANALISIS OPTIMALISASI PENGGUNAAN INPUT PADA USAHA BUDIDAYA PERIKANAN

ANALISIS OPTIMALISASI PENGGUNAAN INPUT PADA USAHA BUDIDAYA PERIKANAN ANALISIS OPTIMALISASI PENGGUNAAN INPUT PADA USAHA BUDIDAYA PERIKANAN (Studi Kasus : Kota Tanjung Balai) Debbie Febrina Manurung, * Thomson Sebayang ** Dan Hasman Hasyim ** *) Alumni Program Studi Agribisnis

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada peternak plasma ayam broiler di Dramaga Unggas Farm, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor. Pemilihan Kota Bogor khususnya

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BOILER DI KECAMATAN MOYUDAN SLEMAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BOILER DI KECAMATAN MOYUDAN SLEMAN Agros Vol.17 No.2, Juli 2015: 214-221 ISSN 1411-0172 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BOILER DI KECAMATAN MOYUDAN SLEMAN ANALYSIS OF LIVESTOCK REVENUE AND FEASIBILITY BROILER CHICKENS

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui tingkat pendapatan usahatani tomat dan faktor-faktor produksi yang mempengaruhi

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Ambulu, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Proyeksi adalah ilmu dan seni meramalkan kondisi di masa yang akan. ternak ayam ras petelur dalam satuan ribu ton/tahun.

III. METODE PENELITIAN. Proyeksi adalah ilmu dan seni meramalkan kondisi di masa yang akan. ternak ayam ras petelur dalam satuan ribu ton/tahun. 20 III. METODE PENELITIAN A. Batasan Operasional dan Jenis data 1. Batasan Operasional Proyeksi adalah ilmu dan seni meramalkan kondisi di masa yang akan datang berdasarkan data yang ada dengan menggunakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan) Muhammad Febri Anggian Siregar, Iskandarini, Hasman Hasyim Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI e-j. Agrotekbis 1 (2) : 185-191, Juni 2013 ISSN : 2338-3011 ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Input Efficiency Analysis

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI TEBU DAN GULA DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

ANALISIS PRODUKSI TEBU DAN GULA DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) 159 ANALISIS PRODUKSI TEBU DAN GULA DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) Analysis of Sugarcane and Sugar Production in PT. Perkebunan Nusantara VII (PERSERO) Derry Candia Apriawan 1, Irham 1, Jangkung

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pasir Gaok, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data 4.3. Metode Pengambilan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data 4.3. Metode Pengambilan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pasirlangu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai sikap konsumen terhadap daging sapi lokal dan impor ini dilakukan di DKI Jakarta, tepatnya di Kecamatan Setiabudi, Kotamadya Jakarta

Lebih terperinci

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITIAN BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Gapoktan Tani Bersama Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

V. PEMBAHASAN Perkembangan Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang Produksi Pupuk Urea

V. PEMBAHASAN Perkembangan Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang Produksi Pupuk Urea V. PEMBAHASAN 5.1. Perkembangan Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang 5.1.1. Produksi Pupuk Urea ton 700.000 600.000 500.000 400.000 300.000 200.000 100.000 - Tahun Sumber : Rendal Produksi PT. Pupuk Kujang,

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 hingga April 2011, berlokasi di Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dan Laboratorium Teknologi dan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KAKAO DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Kata kunci: Tanaman kakao, Produktifitas dan fungsi produksi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KAKAO DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Kata kunci: Tanaman kakao, Produktifitas dan fungsi produksi Volume 17, Nomor 2, Hal. 01-08 Januari Juni 2015 ISSN:0852-8349 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KAKAO DI KABUPATEN MUARO JAMBI Ardhiyan Saputra Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat yaitu Desa Purwasari. Pemilihan Kabupaten Bogor dipilih secara

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di Desa Lamaran Tarung, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu, dan Laboratorium Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tugu Kelapa Dua Kecamatan Cimanggis Kota Depok dengan memilih Kelompok Tani Maju Bersama sebagai responden.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Panumbangan, Sindangkasih, dan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam ruang lingkup sektor pertanian. Waktu penelitian untuk mengumpulkan data

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi risiko produksi jagung manis dilakukan di Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor.

Lebih terperinci

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA 7.1. Analisis Fungsi Produksi Hasil pendataan jumlah produksi serta tingkat penggunaan input yang digunakan dalam proses budidaya belimbing dewa digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1.

ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1. ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi ABSTRAK Tanaman pangan yang berkembang di Kabupaten Bekasi adalah padi, jagung, ubi kayu,

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

Sosiohumaniora, Vol. 12, No. 3, November 2010 :

Sosiohumaniora, Vol. 12, No. 3, November 2010 : PERBANDINGAN FUNGSI KEUNTUNGAN ANTARA USAHA TERNAK ITIK PETELUR BERBASIS KAWASAN DAN NON KAWASAN : KASUS DI KABUPATEN CIREBON Linda Herlina Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jl. Raya Jatinangor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dede Upit, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dede Upit, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sapi perah merupakan salah satu komoditi utama subsektor peternakan. Dengan adanya komoditi di subsektor peternakan dapat membantu memenuhi pemenuhan kebutuhan protein

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pertanian Bogor (PSP3 IPB) dan PT. Pertani di Propinsi Jawa Timur tahun 2010.

BAB III METODE PENELITIAN. Pertanian Bogor (PSP3 IPB) dan PT. Pertani di Propinsi Jawa Timur tahun 2010. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dari survey rumah tangga petani dalam penelitian Dampak Bantuan Langsung Pupuk dan Benih

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Cikarawang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive). Alasan pemilihan Kabupaten

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Energi (KKPE) dari Bank Rakyat Indonesia Cabang Sumedang.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Energi (KKPE) dari Bank Rakyat Indonesia Cabang Sumedang. III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek pada penelitian ini adalah para Peternak Sapi Perah di Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang yang menerima Kredit Ketahanan Pangan dan Energi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Peneltian Penelitian ini akan dilakukan di PT. Garam Persero Desa Karang Anyar Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian mengenai analisis pendapatan usahatani dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi cabai merah keriting ini dilakukan di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi,

Lebih terperinci

VI. METODE PENELITIAN

VI. METODE PENELITIAN VI. METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Novi Anggraeni 1) Dedi Darusman 2) Dedi Sufyadi 3)

EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Novi Anggraeni 1) Dedi Darusman 2) Dedi Sufyadi 3) EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Novi Anggraeni 1) Dedi Darusman 2) Dedi Sufyadi 3) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh selama pengerjaan tugas akhir serta saran perbaikan yang dapat dilakukan untuk penelitian lanjutan. 5.1 Kesimpulan Dari penelitian tugas

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. merupakan studi kasus yang dilaksanakan di peternakan sapi potong PT. Andini

IV. METODE PENELITIAN. merupakan studi kasus yang dilaksanakan di peternakan sapi potong PT. Andini IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini mencoba mengkaji mengenai keadaan umum suatu usaha penggemukan sapi potong, tingkat keuntungan dan efisiensi produksinya, serta upaya keberlanjutan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bogor, Provinsi Jawa Barat dengan studi kasus Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. usahaternak domba bagi hasil. Adapun yang menjadi subjek dari penelitian ini

III METODE PENELITIAN. usahaternak domba bagi hasil. Adapun yang menjadi subjek dari penelitian ini III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah usahaternak domba sistem mandiri dan usahaternak domba bagi hasil. Adapun yang menjadi subjek dari penelitian ini adalah para peternak

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di kawasan wisata Puncak Bogor, Provinsi Jawa

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di kawasan wisata Puncak Bogor, Provinsi Jawa IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kawasan wisata Puncak Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kawasan wisata ini meliputi wisata outbound (yang berada di Lembah Pertiwi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. survei SOUT (Struktur Ongkos Usaha Tani) kedelai yang diselenggarakan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. survei SOUT (Struktur Ongkos Usaha Tani) kedelai yang diselenggarakan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder hasil survei SOUT (Struktur Ongkos Usaha Tani) kedelai yang diselenggarakan oleh BPS

Lebih terperinci

PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SAMARINDA

PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SAMARINDA EPP. Vol.5.No.2.2008:28-33 28 PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SAMARINDA (Soybean Demand at Samarinda City) Elvina Rohana dan Nella Naomi Duakaju Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman,

Lebih terperinci

Betharia W.M. Pangaribuan 1), Kelin Tarigan 2), dan Yusak Maryunianta 3) 1) Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU 2)

Betharia W.M. Pangaribuan 1), Kelin Tarigan 2), dan Yusak Maryunianta 3) 1) Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU 2) ANALISIS EFISIENSI DAN PENGARUH PENGGUNAAN BEBERAPA INPUT TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) (Kasus: PT Socfindo Kebun Aek Loba Kec. Aek Kuasan, Kab. Asahan) Betharia W.M. Pangaribuan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. berbatasan langsung dengan dengan Kabupaten Indramayu. Batas-batas wialayah

HASIL DAN PEMBAHASAN. berbatasan langsung dengan dengan Kabupaten Indramayu. Batas-batas wialayah IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Jatitujuh berada di wilayah Utara Kabupaten Majalengka dan berbatasan langsung dengan dengan Kabupaten Indramayu. Batas-batas wialayah

Lebih terperinci

Atjeh Livestock Farm. The

Atjeh Livestock Farm. The ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI SUSU KAMBING PERAH PERANAKAN ETAWA (PE) DI DESA LIMPOK KECAMATAN DARUSSALAM KABUPATEN ACEH BESAR (STUDI KASUS DI UD. ATJEH LIVESTOCK FARM) (Analysis of

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan data time series dengan periode waktu selama 21 tahun yaitu 1995-

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan data time series dengan periode waktu selama 21 tahun yaitu 1995- BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data time series dengan periode waktu selama 21 tahun yaitu 1995-2015.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini berlokasi di Desa Sungai Ular Kecamatan Secanggang

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini berlokasi di Desa Sungai Ular Kecamatan Secanggang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini berlokasi di Desa Sungai Ular Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI KARET DI DESA RAMBAH HILIR TENGAH KECAMATAN RAMBAH HILIR KABUPATEN ROKAN HULU ABSTRACT

ANALISIS FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI KARET DI DESA RAMBAH HILIR TENGAH KECAMATAN RAMBAH HILIR KABUPATEN ROKAN HULU ABSTRACT ANALISIS FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI KARET DI DESA RAMBAH HILIR TENGAH KECAMATAN RAMBAH HILIR KABUPATEN ROKAN HULU Sri Wahyuni 1, Ikhsan Gunawan 2, Edward Bahar 3 1 Students of

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas wilayah

Lebih terperinci

Analisis Usahatani Bawang Merah di Desa Sumberkledung Kecamatan Tegalsiwalan Kabupaten Probolinggo

Analisis Usahatani Bawang Merah di Desa Sumberkledung Kecamatan Tegalsiwalan Kabupaten Probolinggo 1 Analisis Usahatani Bawang Merah di Desa Sumberkledung Kecamatan Tegalsiwalan Kabupaten Probolinggo (Analysis Of Onion Farming in Village Sumberkledung Tegalsiwalan Sub-District District Probolinggo )

Lebih terperinci

(ANALYSIS OF NEEDED INVESTMENT FOR BROILER CHICKEN FARM IN PURBALINGGA)

(ANALYSIS OF NEEDED INVESTMENT FOR BROILER CHICKEN FARM IN PURBALINGGA) ANALISIS KEBUTUHAN INVESTASI USAHA PETERNAKAN AYAM NIAGA PEDAGING DI KABUPATEN PURBALINGGA (ANALYSIS OF NEEDED INVESTMENT FOR BROILER CHICKEN FARM IN PURBALINGGA) Atun Rohayat, Nunung Noor Hidayat, dan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU. model fungsi produksi Cobb-Douglas dengan penduga metode Ordinary Least

VIII. ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU. model fungsi produksi Cobb-Douglas dengan penduga metode Ordinary Least VIII. ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU 8.1. Pendugaan dan Pengujian Fungsi Produksi Hubungan antara faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi dapat dimodelkan ke

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan kecamatan Cigombong ini dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pendapatan Usahatani Suratiyah (2006), mengatakan bahwa usahatani sebagai ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan

Lebih terperinci

menggunakan fungsi Cobb Douglas dengan metode OLS (Ordinary Least

menggunakan fungsi Cobb Douglas dengan metode OLS (Ordinary Least III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan pegawai divisi produksi

Lebih terperinci

33 ZIRAA AH, Volume 37 Nomor 2, Juni 2013 Halaman ISSN

33 ZIRAA AH, Volume 37 Nomor 2, Juni 2013 Halaman ISSN 33 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KETIMUN DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH (Factors Affecting Production of Cucumber in Hulu Sungai Tengah Regency) Arief Hidayatullah Program Studi Agribisnis

Lebih terperinci

EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI PADI ORGANIK (Kasus Desa Kebonagung dan Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul)

EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI PADI ORGANIK (Kasus Desa Kebonagung dan Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul) EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI PADI ORGANIK (Kasus Desa Kebonagung dan Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul) Rendhila Try Sadhita Drs. Y. Sri Susilo, M.Si. Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan 66 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data dari

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI JAGUNG DI KABUPATEN SUMENEP

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI JAGUNG DI KABUPATEN SUMENEP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI JAGUNG DI KABUPATEN SUMENEP RIBUT SANTOSO, HARI SUDARMADJI, AWIYANTO Fakultas Pertanian, Universitas Wiraraja Sumenep ABSTRAK Penelitian ini menganalisis faktor-faktor

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM.

ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM. ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM. 09104830090 ABSTRAK Dari luas perairan umum 8.719 hektar memiliki potensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (digembalakan) menjadi pola pemeliharaan insentif (dikandangkan), serta mulai

BAB III METODE PENELITIAN. (digembalakan) menjadi pola pemeliharaan insentif (dikandangkan), serta mulai BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Semakin bertambahnya tingkat pengetahuan masyarakat menyebabkan meningkatnya kesadaran untuk merubah pola pemeliharaan secara tradisional (digembalakan)

Lebih terperinci

VI. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH KERITING

VI. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH KERITING VI. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH KERITING 6.1. Model Permintaan Rumah Tangga Terhadap Cabai Merah Keriting Model permintaan rumah tangga di DKI Jakarta

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN. Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN. Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN Rizki Andini *), Satia Negara Lubis **), dan Sri Fajar Ayu **) *) Alumni Program Studi Agribisnis Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Usaha ternak ayam adalah usaha yang membudidayakan ayam ras pedaging probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. hubungan antar variabel tersebut dirumuskan dalam hipotesis penelitian, yang akan diuji

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. hubungan antar variabel tersebut dirumuskan dalam hipotesis penelitian, yang akan diuji BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksplanatif asosiatif, di mana hubungan antar variabel tersebut dirumuskan dalam hipotesis penelitian,

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: efficiency, mentik susu organic rice, production factors ABSTRAK

ABSTRACT. Keywords: efficiency, mentik susu organic rice, production factors ABSTRAK 1 ANALISIS EFISIENSI TEKNIS DAN EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI MENTIK SUSU ORGANIK DI PAGUYUBAN AL-BAROKAH KABUPATEN SEMARANG (Technical and Economic Efficiency Analysis

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di BPRS Amanah Ummah, Leuwiliamg, Bogor. Pemilihan BPRS dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa BPRS

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cigedug, Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI 7.1 Analisis Produksi Stochastic Frontier 7.1.1 Pendugaan Model Fungsi Produksi Stochastic Frontier Model yang digunakan untuk mengestimasi fungsi produksi usahatani

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemotongan Sapi Impor...Disan Narundhana

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemotongan Sapi Impor...Disan Narundhana FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMOTONGAN SAPI IMPOR DI RUMAH POTONG HEWAN (RPH) PEMERINTAH KOTA BANDUNG FACTORS THAT AFFECTED SLAUGHTER CATTLE IMPORT IN SLAUGHTER HOUSE BANDUNG CITY GOVERMENT Disan Narundhana*,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN TENAGA KERJA RUMAH TANGGA PADA PEMELIHARAAN DOMBA DI KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG

ANALISIS PENGGUNAAN TENAGA KERJA RUMAH TANGGA PADA PEMELIHARAAN DOMBA DI KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG ANALISIS PENGGUNAAN TENAGA KERJA RUMAH TANGGA PADA PEMELIHARAAN DOMBA DI KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG ANALYSIS OF USE FAMILY LABOR CULTIVATION OF SHEEP LIVESTOCK IN THE SUBDISTRICT BUAHDUA DISTRICT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 26 A. Metode Penelitian 1. Sasaran Penelitian BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Sasaran penelitian adalah para petani berstatus pemilik maupun penyewa yang mengusahakan tanaman padi semi organik

Lebih terperinci

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI 7.1. Analisis Fungsi Produksi Stochastic Frontier 7.1.1. Pendugaan Model Fungsi Produksi Stochastic Frontier Model yang digunakan untuk mengestimasi fungsi produksi

Lebih terperinci

ABSTRACT

ABSTRACT AGRISE Volume XIV No. 2 Bulan Mei 2014 ISSN: 1412-1425 DAMPAK PROGRAM MINAPOLITAN TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI RUMPUT LAUT (STUDI KASUS DI KECAMATAN TINANGGEA KABUPATEN KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di beberapa peternak plasma ayam broiler di Kota Depok. Penentuan lokasi penelitian dilakukan atas dasar pertimbangan

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013 EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI JAGUNG (Zea mays L.) DI LAHAN PASIR DESA KERTOJAYAN KECAMATAN GRABAG KABUPATEN PURWOREJO Diah Setyorini, Uswatun Hasanah dan Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS PEMBUATAN KAIN GREY DENGAN PENDEKATAN METODE AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER DAN COBB-DOUGLAS ABSTRACT

ANALISIS PRODUKTIVITAS PEMBUATAN KAIN GREY DENGAN PENDEKATAN METODE AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER DAN COBB-DOUGLAS ABSTRACT ANALISIS PRODUKTIVITAS PEMBUATAN KAIN GREY DENGAN PENDEKATAN METODE AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER DAN COBB-DOUGLAS Abdul Jalal 1, Helvi Kusumawati 2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS)

Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS) Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS) Author: Junaidi Junaidi 1. Pengantar Salah satu persyaratan dalam mengestimasi persamaan regresi dengan metode OLS (Ordinary Least Square)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009)

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan peternakan saat ini, menunjukan prospek yang sangat cerah dan mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi pertanian Indonesia. Usaha peternakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jagung di kecamatan Tigabinanga, penulis menggunakan teori yang sederhana sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jagung di kecamatan Tigabinanga, penulis menggunakan teori yang sederhana sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Teori yang digunakan untuk mengurai perumusan masalah pendapatan petani jagung di kecamatan Tigabinanga, penulis menggunakan teori yang sederhana sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah petani garam yang memproduksi garam di Kecamatan Batangan Kabupaten Pati. Penilitian ini menggunakan sampel sebanyak 75 petani

Lebih terperinci

Analisis Titik Impas dan Efisiensi Pada Usaha Domba...Reka Maharnika ANALISIS TITIK IMPAS DAN EFISIENSI PADA USAHA DOMBA

Analisis Titik Impas dan Efisiensi Pada Usaha Domba...Reka Maharnika ANALISIS TITIK IMPAS DAN EFISIENSI PADA USAHA DOMBA ANALISIS TITIK IMPAS DAN EFISIENSI PADA USAHA DOMBA ANALYSIS OF BREAKEVEN POINT AND EFFICIENCY OF SHEEP FARM Reka Maharnika*,Linda Herlina**,Achmad Firman** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari 49 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data dari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Ayam Broiler

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Ayam Broiler II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Ayam Broiler Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dari suatu penelitian. Objek penelitian adalah variabel penelitian atau apa yang

BAB III METODE PENELITIAN. dari suatu penelitian. Objek penelitian adalah variabel penelitian atau apa yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Objek penelitian adalah variabel penelitian atau apa yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan

IV. METODE PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN Pengumpulan data primer penelitian dilakukan di Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

Lebih terperinci