BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Kondisi Geografis Kabupaten Wonogiri. Tengah yang terletak antara Lintang Selatan dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Kondisi Geografis Kabupaten Wonogiri. Tengah yang terletak antara Lintang Selatan dan"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 1. Kondisi Geografis Kabupaten Wonogiri Kabupaten Wonogiri sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak antara Lintang Selatan dan Bujur Timur dengan luas wilayah pada tahun 2012 tercatat ,02 ha. Keadaan alamnya sebagian besar terdiri dari pegunungan yang berbatu gamping, terutama di bagian selatan. Batas wilayah Kabupaten Wonogiri sebelah selatan adalah Kabupaten Pacitan dan Samudera Indonesia, batas wilayah utara adalah Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Magetan. Kemudian batas wilayah sebelah barat adalah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, serta sebelah timur adalah Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Ponorogo. Secara administratif, Kabupaten Wonogiri terbagi menjadi 25 kecamatan yang terdiri dari 294 desa/kelurahan (RAD- AMPL ). Jenis tanah di wilayah Kabupaten Wonogiri ada beberapa macam, mulai dari litosol, regosol, sampai dengan grumusol beserta asosiasi perubahannya, dan juga dari bahan induk yang beraneka ragam pula dari endapan, batuan maupun volkan. Kondisi tanah yang sedemikian mengakibatkan aneka penggunaan tanah yang berbeda pula. Sebagai daerah agraris yang mayoritas penduduknya hidup dari pertanian, 44

2 wilayahnya terdiri atas lahan sawah yang mencapai luas ha (17,9%) dan lahan kering seluas ha (82,1%) (Humas Kabupaten Wonogiri, 2014). 2. Kondisi Air Minum dan Sanitasi Kabupaten Wonogiri Jumlah penduduk di Kabupaten Wonogiri meningkat dari tahun ke tahun selalu meningkat. Pada tahun 2010 sebanyak jiwa, dan pada akhir tahun 2013 jumlah penduduk mencapai jiwa. Pertambahan jumlah penduduk tersebut harus diiringi dengan ketersediaan akses air minum dan sanitasi yang mencukupi serta layak. Peta dibawah ini menunjukkan bahwa masih banyak daerah di Kabupaten Wonogiri yang berisiko sanitasi. Warna merah menunjukkan desa dengan kategori beresiko sanitasi sangat tinggi, warna kuning adalah desa beresiko sanitasi tinggi, warna biru menunjukkan desa beresiko sanitasi sedang, dan warna hijau adalah desa kurang beresiko sanitasi. Gambar 4.1 Peta Desa dengan Kategori Resiko Sanitasi Persepsi SKPD di Kabupaten Wonogiri Tahun Sumber : Materi Kebijakan Pembangunan AMPL di Kabupaten Wonogiri, BAPPEDA Kabupaten Wonogiri, commit 2014 to user

3 46 Akses air bersih dari tahun ke tahun juga meningkat secara bertahap, yakni pada tahun 2010 sebesar 80,1% dan pada tahun 2013 baru mencapai 83,6%. Gambar 4.2 Akses Air Bersih di Kabupaten Wonogiri tahun Sumber : Profil Kabupaten Wonogiri, Dinas Kesehatan, 2013 Dalam hal akses sanitasi, masyarakat sudah banyak yang terakomodasi dengan menggunakan Jamban Sehat Permanen (JSP), Jamban Sehat Semi Permanen (JSSP), dan Sharing. Akan tetapi masih ada warga yang melakukan Open Defecation (OD) atau Buang Air Besar Sembarangan. Gambar 4.3 Proporsi Jenis Jamban di Kabupaten Wonogiri Tahun 2013 Sumber : Profil Kabupaten Wonogiri, Dinas Kesehatan, Gambaran Umum Program PAMSIMAS II di Kabupaten Wonogiri

4 47 Program PAMSIMAS II secara serentak dilaksanakan di kabupaten/kota terpilih berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 79/KPTS/DC/2013 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/KPTS/DC/2013 tentang Penetapan Kabupaten/Kota Sasaran Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat. Pelaksanaan Program PAMSIMAS II di tingkat kabupaten/kota secara langsung dibawah arahan Bupati/ Walikota. Di Kabupaten Wonogiri, dalam hal ini Bupati Wonogiri adalah sebagai penanggung jawab pelaksana program PAMSIMAS II. Secara operasional, Bupati dibantu oleh Pokja AMPL, DPMU, dan Satuan Kerja yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati. Dalam Surat Keputusan Bupati Wonogiri Nomor 110 Tahun 2013 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Program Nasional Penyediaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan, Pokja AMPL diketuai oleh Kepala BAPPEDA Kabupaten Wonogiri. Selaku Penanggung Jawab Program PAMSIMAS II, dibentuklah Panitia Kemitraan sebagai unsur kelompok kerja pelaksana berdasarkan Keputusan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Wonogiri Selaku Ketua Kelompok Kerja Program Nasional Penyediaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Kabupaten Wonogiri Nomor 74 Tahun 2013 tentang Pembentukan Panitia Kemitraan PAMSIMAS II Kabupaten Wonogiri Tahun Tugas Panitia Kemitraan (PAKEM) antara lain sebagai berikut :

5 48 a. Membantu Kelompok Kerja Program Nasional Penyediaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan dalam mensosialisasikan PAMSIMAS kepada desa dan kecamatan; b. Melakukan seleksi dan verifikasi proposal desa/kelurahan; c. Menyususn daftar pendek (short list) desa sasaran PAMSIMAS berdasarkan hasil seleksi dan verifikasi proposal desa dan menyampaikan kepada Ketua Kelompok Kerja Program Nasional Penyediaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan; d. Melakukan koordinasi dengan District Project Management Unit (DPMU) antara lain dalam hal : 1) Sinkronisasi rencana kerja tahunan (annual work plan) 2) Evaluasi Rencana Kerja Masyarakat 3) Evaluasi dan pelaporan kemajuan kegiatan dan keuangan pelaksanaan PAMSIMAS. e. Merekomendasikan perubahan kebijakan terkait perbaikan pengelolaan PAMSIMAS kepada Ketua Kelompok Kerja Program Nasional Penyediaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan; f. Menyusun laporan evaluasi triwulan kemajuan kegiatan dan keuangan pelaksanaan PAMSIMAS untuk disampaikan kepada Ketua Kelompok Kerja Program Nasional Penyediaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan;

6 49 g. Membantu Kelompok Kerja Program Nasional Penyediaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan dalam pembinaan penyelenggaraan PAMSIMAS, baik dalam tahap perencanaan, penganggaran, pemantauan, dan evaluasi. No Tabel 4.1 DAFTAR PERSONIL PAKEM PAMSIMAS II KABUPATEN WONOGIRI Uraian 1 Ketua 2 Sekretaris 3 Anggota 4 Anggota 5 Anggota 6 Anggota Unsur Kedinasan BAPPEDA Kabupaten Wonogiri DPU Kabupaten Wonogiri Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri Bapermas Kabupaten Wonogiri Asosiasi BP SPAMS Kabupaten Wonogiri Asosiasi BP SPAMS Kabupaten satu kelurahan yang didanai oleh APBN. Jabatan di Dinas Kasubid Kesra BAPPEDA Kabupaten Wonogiri Pelaksana Teknis Saluran Air Bersih pada Bidang Pemukiman dan Tata Ruang Dinas Pekerjaan Umum Kasi Penyehatan Lingkungan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri Kasubid Pemberdayaan Masyarakat Bapermas Kabupaten Wonogiri Ketua Asosiasi BP SPAMS Kabupaten Wonogiri Bendahara Asosiasi BP SPAMS Kabupaten Wonogiri Wonogiri 7 Anggota Praktisi - 8 Anggota LSM Persepsi - 9 Anggota PT Deltomed - Sumber : Monthly Report Juni 2014 District Coordinator Regional Oversight Management Services (ROMS)- 4 PAMSIMAS II Kabupaten Wonogiri Program PAMSIMAS II tahun 2014 di Kabupaten Wonogiri diberikan kepada 9 desa/kelurahan dengan rincian 6 desa/kelurahan didanai oleh APBN dan 3 desa/kelurahan didanai oleh APBD. Kelurahan Pagutan termasuk salah

7 50 4. Gambaran Umum Kelurahan Pagutan Kelurahan Pagutan merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri. Terletak di 32 km arah barat dari ibukota Wonogiri, Kelurahan Pagutan berada pada jalur jalan Manyaran-Semin Gunung Kidul dan Cawas Klaten. Kelurahan Pagutan terdiri dari 12 lingkungan, yakni Tawangrejo, Trukan, Jenggotan, Tawangsari, Pagutan, Bogor, Ngasem, Ngepingan, Druju, Gunungmas, Bendo, dan Bakalan. Jumlah penduduk sebanyak 5537 jiwa dan 1381 KK. Klasifikasi penduduk dalam Program PAMSIMAS II disusun berdasarkan klasifikasi kesejahteraan, serta akses sarana air minum dan sanitasi. Tabel 4.2 Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Berdasarkan Klasifikasi Lingkungan /RW Jumlah Penduduk (Jiwa) Kesejahteraan L P Jumlah Kaya Jumlah Rumah Tangga Berdasarkan Tingkat Kesejahteraan (KK) Mene Miskin Jumlah ngah Tawangrejo Trukan Jenggotan Tawangsari Pagutan Bogor Druju Ngasem Ngepingan Gunungmas Bendo Bakalan Total Sumber : Rencana Kerja Masyarakat KKM Warih Mulyo

8 Tabel 4.3 Jumlah Penduduk dan Akses terhadap Sarana Air Minum dan Sanitasi Berdasarkan Hasil Identifikasi Masalah 51 Rumah Tangga yang Jumlah Lingkungan Mempunyai Akses Awal /RW Penduduk (jiwa) Rumah Tangga (KK) Sarana Air Minum (KK) Sarana Sanitasi (KK) Tawangrejo Trukan Jenggotan Tawangsari Pagutan Bogor Druju Ngasem Ngepingan Gunungmas Bendo Bakalan Total Sumber : Rencana Kerja Masyarakat KKM Warih Mulyo Dari tabel diatas dapat digambarkan bahwa sepertiga dari jumlah penduduk di Kelurahan Pagutan masih berada di garis kemiskinan. Kemudian dalam hal akses pelayanan air minum, lebih dari separuh KK belum memiliki akses air minum. Mayoritas warga bermata pencaharian sebagai petani. Masa panen rata- rata dua kali dalam setahun. Terdapat aliran sungai dangkal yang digunakan warga sebagai irigasi, namun tidak dapat dimanfaatkan sebagai pemenuhan air minum. Kelurahan Pagutan merupakan daerah yang tidak teraliri jaringan PDAM. Terdapat beberapa riwayat sumber air minum yang pernah dimanfaatkan oleh warga antara lain :

9 52 a. Sumur umum yang telah dimanfaatkan sejak tahun Akan tetapi pada musim kemarau tidak menghasilkan air. b. Sumber air Tawangsari, merupakan bantuan dari pemerintah kabupaten melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) (hanya berfungsi selama 1 tahun). c. Sumber air Gunungmas, merupakan bantuan dari pemerintah kabupaten melalui Dana Alokasi Khusus (DAK). d. Sumber air minum yang dikelola swadaya oleh masyarakat secara berkelompok (hanya berfungsi selama 8 bulan) e. Bantuan air minum dalam tangki dari pemerintah Kabupaten Wonogiri pada saat musim kemarau (Sumber : KKM Warih Mulyo) B. HASIL PENELITIAN 1. Implementasi Program PAMSIMAS II di Kelurahan Pagutan, Kabupaten Wonogiri Pelaksanaan program PAMSIMAS II di Kelurahan Pagutan, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri didasarkan pada Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor. 36/KPTS/DC/2014 tentang Penetapan Desa/ Kelurahan Sasaran Program, Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat Tahun 2014 Tahap I. Pelaksanaan Program PAMSIMAS II dikoordinasi oleh Lurah Kelurahan Pagutan, bersama dengan lembaga kelurahan yang telah dibentuk sebelumnya, yakni Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) yang bernama KKM Warih Mulyo. KKM adalah organisasi masyarakat yang terdiri dari anggota masyarakat yang dipilih desa/kelurahan yang bersangkutan secara

10 53 demokratis, partisipatif, transparan, akuntabel, berbasis nilai, memperhatikan kesetaraan gender, keberpihakan kepada kelompok rentan dan terisolasi serta kelompok miskin. Peran KKM dalam implementasi program PAMSIMAS II adalah sebagai pengelola. KKM membawahi Satuan Pelaksana (Satlak) PAMSIMAS dan Badan Pengelola Sarana Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (BP-SPAMS). BP- SPAMS merupakan lembaga yang dibentuk oleh masyarakat untuk mengelola pembangunan sarana air minum dan sanitasi di tingkat desa/kelurahan. BP- SPAMS merupakan lembaga yang mewakili masyarakat dimana anggotanya berasal dan dipilih oleh semua lapisan masyarakat dengan berbasis pada nilai dan kualitas sifat kemanusiaan, selain kemampuan yang bersifat teknis. BP-SPAMS berperan dalam program mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pengoperasian dan pemeliharaan, serta dukungan keberlanjutan kegiatan program. Disamping itu, pelaksanaan Program PAMSIMAS II di Kelurahan Pagutan didampingi oleh Fasilitator Masyarakat bidang teknik dan pemberdayaan. Implementasi Program PAMSIMAS II di Kelurahan Pagutan dilaksanakan dengan tahapantahapan sebagai berikut, yakni : 1. Sosialisasi Tahap awal pelaksanaan program PAMSIMAS II di Kelurahan Pagutan dilakukan dengan adanya sosialisasi. Sosialisasi awal dilakukan di tingkat kabupaten kepada Lurah, KKM, dan tokoh masyarakat seperti disampaikan oleh narasumber HB selaku Ketua

11 Panitia Kemitraan Program PAMSIMAS Kabupaten Wonogiri berikut ini, Nah kemudian hasil dari sosialisasi di tingkat kabupaten itu kemudian kita lanjutkan ke desa yang ikut tersebut untuk kemudian disosialisasikan ke warga. (Wawancara, HB, 13 Februari 2015) Di Kelurahan Pagutan, sosialisasi lanjut ditujukan kepada perwakilan beberapa lingkungan yang dilakukan oleh Fasilitator Masyarakat dengan jumlah peserta sebanyak 12 orang. Terdapat dua orang fasilitator yang bertugas sejak bulan Mei 2014 sampai dengan Februari Bidang keahlian dari fasilitator tersebut adalah bidang teknik dan pemberdayaan masyarakat, sebagaimana disampaikan oleh narasumber Yl dan Yn berikut : Mulai Mei Tugasnya kan pertama itu sosialisasi, terus menyusun PJM ProAKSI...Setelah menyusun PJM ProAKSI kita review PJM ProAKSI nya setelah itu kita buat dalam bentuk Rencana Kerja Masyarakat yang nantinya akan menjadi acuan untuk melaksanakan kegiatan. Pendampingan. (Wawancara, Yn dan Yl, 23 Februari 2015) Sosialisasi yang dilakukan oleh fasilitator dilanjutkan dengan adanya penyusunan Rencana Kerja Masyarakat sebagai acuan pelaksanaan kegiatan lanjutan. Dalam pertemuan tersebut juga diputuskan bahwa lingkungan pelaksanaan Program PAMSIMAS II dilakukan di Lingkungan Pagutan dan Bogor. Kemudian disosialisasikan dalam pertemuan rutin di masing- masing lingkungan. Pada awalnya, usulan dan keinginan warga untuk mengikuti program PAMSIMAS II diprakarsai oleh masyarakat lingkungan Pagutan RT 4 RW 5. Hal ini dilatarbelakangi commit to kurangnya user kecukupan air minum pada 54

12 musim kemarau, sehingga pada musim ini lingkungan Pagutan seringkali mendapatkan bantuan air dari pemerintah. Dengan demikian, dalam sosialisasi pun ditekankan bahwa program PAMSIMAS II ini merupakan usaha untuk mendapatkan air dengan kualitas dan kuantitas baik, disamping adanya komponen lain yakni perubahan perilaku. Hal ini disampaikan oleh narasumber S berikut, Untuk sosialisasi pertama itu setelah Pagutan ini mengajukan proposal, dari bawah, dari lingkungan Pagutan RT 4 RW 5... Dikarenakan di lingkungan Pautan di musim kemarau sangat kekurangan air, sehingga pada musim kemarau di Pagutan mendapatkan bantuan dari pihak- pihak terkait. Setelah proposal dinyatakan diterima dan mendapatkan dana, kemudian kita mengumpulkan warga, yaitu warga lingkungan Pagutan dan Bogor. Kemudian kita sosialisasikan ke masyarakat bersama ketua KKM, kemudian Satlak, Lurah Pagutan (Wawancara, S, 23 Februari 2015) Berkenaan dengan sosialisasi, narasumber TW selaku warga di kelurahan Pagutan juga menyampaikan hal senada, bahwa sosialisasi dilakukan dalam pertemuan- pertemuan yang dilakukan sejak pembuatan proposal berikut ini : Sejak awal saat mau bikin proposal diajak kumpul. Dikasih tahu, ini kita kekurangan air, mau nggak bikin proposal untuk mengajukan bantuan. Kemudain pas udah cair dananya, kita dikumpulkan lagi. Jadi sering rapat seperti itu. Saya juga ikut, ini semua orang se-desa yang mau menggunakan PAMSIMAS diundang. (Wawancara, TW, 12 Maret 2015) Hal ini diperkuat oleh narasumber M selaku warga di Kelurahan Pagutan, bahwa sosialisasi dilakukan di rumah narasumber N selaku pengelola Program PAMSIMAS II. Masyarakat di Lingkungan Pagutan terlibat semua dalam sosialisasi yang dilakukan oleh 55

13 pengelola Program PAMSIMAS II. Dalam sosialisasi tersebut masyarakat ditawarkan untuk ikut serta dalam pelaksanaan program PAMSIMAS II, terutama yang belum memiliki akses terhadap air minum. Perkumpulan maksudnya? Ada, dirumah Bu N... Sama pengurusnya PAMSIMAS... Banyak banget Mbak, se lingkungan Pagutan...Ya yang mau ikut PAMSIMAS ditawarkan. Banyak yang ikut Mbak, terutama yang belum punya air... (Wawancara, M, 12 Maret 2015) Dalam sosialisasi tersebut juga disampaikan bahwa dana yang didapatkan melalui program PAMSIMAS diperoleh dari APBN. Saat pengajuan, Kelurahan Pagutan mengajukan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) dari APBN sebesar dua ratus juta rupiah, dan swadaya yang dikeluarkan sebesar lima puluh juta rupiah. Kisaran dana yang diajukan tersebut sesuai dengan dana yang turun kepada masyarakat. Hal ini diungkapkan oleh narasumber Yl, Kalau untuk Desa Pagutan saat proposal itu mengajukan 250 juta. Itu kan ada yang dari in cash dan BLM nya kan? BLM nya turun 200 juta (Wawancara, Yl, 23 Februari 2015) Dengan rencana jumlah dana tersebut masyarakat harus menyediakan swadaya dengan rincian in cash sebesar sepuluh juta rupiah dan in kind empat puluh juta rupiah, sebagaimana disampaikan oleh narasumber S berikut ini : Dalam musyawarah itu kita menjelaskan mengenai Program PAMSIMAS itu dari APBN mendapatkan anggaran yaitu sebesar 200 juta, kemudian swadaya dari masyarakat, in cash itu 56

14 10 juta dan in kind 40 juta. Jadi kita mempertanggungjawabkan SPJ nya sejumlah 250 juta. (Wawancara, S, 23 Februari 2015) Hal senada juga disampaikan oleh narasumber TW bahwa in cash yang disediakan oleh warga merupkan simpanan warga dalam perkumpulan RT, yang ditujukan sebagai pendukung kegiatan- kegiatan yang bersifat swadaya. Kalau in cash nya itu kalau nggak salah 10 juta ya, yang disediakan oleh desa kan desa punya simpanan- simpanan seperti kegiatan koperasi dan bisa dipakai...jadi uang itu digunakan untuk kegiatan- kegiatan yang sifatnya swadaya. Kemarin juga dijelaskan kalau in kind nya 50 juta atau 40 juta gitu. Ya dengar- dengar seperti itu. (Wawancara, TW, 12 Maret 2015, 9(12)) Dengan demikian, dari 293 KK di Lingkungan Pagutan dan Lingkungan Bogor, setiap KK rata- rata berkontribusi sebanyak Rp ,00 (Rencana Kerja Masyarakat Warih Mulyo, 2014). Dukungan dana swadaya masyarakat tersebut dimaksudkan sebagai upaya pencairan dana BLM yang dilaksanakan secara bertahap. Pengumpulan kontribusi masyarakat dilaksanakan pada Bulan Mei Kemudian in kind yang disediakan masyarakat berupa material dan kerja bakti bagi masyarakat di dua lingkungan, yakni Pagutan dan Bogor. 2. Pelaksanaan Kegiatan Pokok Program PAMSIMAS II di Kelurahan Pagutan terdiri dari tiga jenis kegiatan pokok, yakni pelatihan, pembanguanan sarana air minum dan sanitasi sekolah, serta promosi perubahan perilaku dan 57 higiene sanitasi.

15 58 a. Pelatihan Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa program PAMSIMAS II dilaksanakan secara kolaboratif antar SKPD yang bekerja sesuai dengan satuan tugas masing- masing. Pelatihan diujukan kepada pengelola program PAMSIMAS II yang terdiri beberapa aspek, antara lain aspek teknik, administrasi, dan perubahan perilaku, seperti yang disampaikan oleh narasumber TW berikut: Kalau untuk warga kan nggak semua dikasih tahu, itu khusus untuk pengurus. Mungkin administrasi ya saya nggak tahu. Saya tidak termasuk pengurus, hanya anggota ikut pasang PAMSIMAS. Biasanya kalau di masyarakat yang dilatih ya hanya pengurus- pengurusnya. Sering juga didatangi, jadi banyak orang yang berdatangan ke tempatnya Pak S. (Wawancara, TW, 12 Maret 2015) Dari aspek teknik, pelatihan dilaksanakan oleh DPU Kabupaten Wonogiri dan fasilitator bidang teknik. Pelatihan pembangunan fisik tersebut meliputi teknis pembuatan sumur bor, bak penampungan, pembuatan jaringan. Meskipun di dalam petunjuk teknis telah ada skema yang jelas, masyarakat masih memerlukan pendampingan dan pengawasan. Hal ini diungkapkan oleh narasumber W sebagai berikut: Sebelum pelaksanaan diadakan pelatihan. Baik teknis maupun administrasi. Teknis pelaksanaan bagaimana membuat sumur bor, membuat menara air, bagaimana memasang jaringan, meskipun sudah di gambar, kadangkadang pelaksanaannya juga perlu pengawasan. Kalau yang untuk laporan- laporan juga sendiri. Jadi nanti ada pelatihan administrasi dan teknik, meliputi pembangunan fisiknya

16 kemudian administrasi pertanggungjawaban. (Wawancara, W, 18 Desember 2014) Kemudian dari aspek administrasi, pembinaan dan pembimbingan ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas pelaku untuk mengelola administrasi, baik administrasi rutin maupun keuangan. Pelatihan dari aspek administrasi dilakukan oleh BAPERMAS. Hal ini diungkapkan oleh narasumber E, Kemudian untuk peningkatan kapasitas para pelaku, para pengelola, jadi ada pembimbingan kita untuk administrasi, baik administrasi yang rutin maupun administrasi keuangan. (Wawancara, E, 18 Desember 2014). Hal yang sama juga diungkapkan oleh narasumber N selaku pengelola Program PAMSIMAS II di Kelurahan Pagutan bahwa pelatihan dilakukan di tingkat kabupaten berikut ini: Anu Mbak, disini ini karena sangat tinggi pada mengenai mendapatkan air, ya sifatnya kerja sosial. Hanya kadangkadang kalau diadakan pelatihan- pelatihan, tiap orang mendapat transport 50 ribu. Itu sudah ada anggaran untuk pelatihan dari kabupaten. (Wawancara, N, 23 Februari 2015) Kemudian dari aspek perubahan perilaku, Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri membarikan pelatihan- pelatihan kepada petugas sanitasi, bidan desa, dan kader- kader kesehatan. Diharapkan dengan adanya pelatihan tersebut, mereka dapat memahamkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih, terutama Stop Buang Air Besar Sembarangan dan Cuci Tangan Pakai Sabun. 59

17 Kemudaian nanti monitoringnya petugas sanitasi. Nah ini yang melaksanakan adalah petugas sanitasi, bidan desa, dan kader yang sudah dilatih. Bisa dari kabupaten, bisa dari puskesmas. Dari puskesmas ini kan sanitarian kita latih disini, bidan desa juga kita latih. Kemudian mereka akan mentransfer ilmu itu ke kader-kader mereka dan mereka akan bersama- sama mengadakan peninjauan dengan menggunakan metode CLTS tadi ke dusun- dusun yang berpotensi banyak melakukan BABS. (Wawancara, SP, 18 Desember 2014) Dalam dokumen Profil Desa PAMSIMAS 2014, pelatihan yang diterima oleh masyarakat Kelurahan Pagutan digambarkan dalam tabel berikut : Tabel 4.4 Pelatihan di Tingkat Masyarakat Kelurahan Pagutan Pelatihan Pelatihan Teknik SAM dan SAN Jumlah cakupan peserta 5 Jiwa Jumlah perempuan 4 Jiwa Pelatihan Administrasi Keuangan Jumlah cakupan peserta 4 Jiwa Jumlah perempuan 3 Jiwa Pelatihan Promosi Kesehatan Jumlah cakupan peserta 10 Jiwa Jumlah perempuan 6 Jiwa Pelatihan Pengoperasian dan Pemeliharaan SPAM Jumlah cakupan peserta 10 Jiwa Jumlah perempuan 4 Jiwa Sumber : Profil Desa PAMSIMAS 2014 Kelurahan Pagutan b. Pembangunan Sarana Air Minum di Masyarakat dan Sanitasi Sekolah. Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kelurahan Pagutan dilaksanakan setelah diturunkannya Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) APBN. Mekanisme pencairan dana Bantuan Langsung commit Masyarakat to user (BLM) dilakukan melalui Kantor 60

18 Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN), seperti disampaikan oleh narasumber HB berikut ini : 61 Biasanya yang terjadi kemarin ya kalau sudah ada DIPA nya. Kan kita nunggu DIPA nya. Kan ada ketentuanketentuannya, misalnya ada pembukaan rekeningnya, membuat tim- tim nya yang di desa itu, RAB nya, dan persyaratan yang lain. Kalau APBN dananya lewat Kantor Perbendaharaan Negara..Kalau itu dalam 3 tahap. Begitu uang cair, itu harus dibelanjakan sesuai dengan rencana. Secara detail untuk pelelangannya untuk pengadaan pipanya, pengadaan pembuatan sumur bor nya, itu kan lelang mbak. Lelang kepada pihak ketiga. (Wawancara, HB, 13 Februari 2015 Pencairan ini dilaksanakan dalam tiga tahap. Di Kelurahan Pagutan pencairan BLM tahap I pada bulan Agustus 2014 sebesar Rp ,00; tahap II bulan September sebesar Rp ,00; dan tahap III bulan Oktober sebesar Rp ,00. Pencairan dana BLM di Kelurahan Pagutan berjalan dengan lancar dan sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Hal ini diungkapkan oleh narasumber Yl, Kalau Pagutan itu kebetulan DIPA nya nggak ada masalah. Cairnya. Kalau yang di Jaten dan Tambakmerang itu November baru turun DIPA nya. (Wawancara, Yl, 23 Februari 2015). Opsi yang dipilih oleh Kelurahan Pagutan dalam pembangunan SPAM adalah perluasan, yakni pembangunan SPAM baru. Berdasarkan kondisi geografis yang dimiliki Kelurahan Pagutan serta riwayat sumber air terdahulu, pembangunan SPAM dibuat dengan sistem commit sumur to user bor dalam dengan perpipaan. Sistem

19 ini merupakan pengeboran dengan kedalaman 100 meter yang dilakukan dengan menggunakan mesin dan peralatan bor yang memadai, dan pengambilan air melalui sambungan perpipaan. Setelah dana BLM cair pada tahap I, selanjutnya diikuti dengan pengeboran yang dilakukan selama 15 hari. Pengeboran dilakukan oleh jasa pengeboran yang berupa CV di Klaten yang telah memiliki izin resmi. Pemilihan jasa pengeboran ini dilakukan dengan berbegai pertimbangan, salah satunya keterjangkauan biaya. Namun demikian, dalam memilih jasa pengeboran, terdapat arahan dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Wonogiri yang telah membuat daftar jasa pengeboran yang memiliki track record yang baik serta buruk, sehingga pengelola dapat memilih jasa pengeboran yang sesuai, sebagaimana diungkapkan oleh narasumber S berikut : Kalau untuk pengeboran ya kita cari kontraktor sumur mbak, itu sudah ada arahan dari DPU mana saja kontraktor yang bisa dipakai, yang perlu dihindari. Gitu. Memang pada tahun sebelumnya kontraktornya diadakan dari DPU. (Wawancara, S, 26 April 2015) Titik pengeboran dicari dengan teknologi geolistrik yang dimiliki oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral kabupaten Wonogiri. Penemuan titik bor berada di dua titik. Keduanya sama- sama diperkirakan terdapat sumber air, akan tetapi dipilih yang lebih besar sumbernya. Air ditemukan di kedalaman 100 meter dan dinilai baik untuk dikonsumsi. Kualitas air yang dihasilkan dijuji 62

20 melalui laboratorium di Dinas Kesehatan, sebagaimana disampaikan oleh narasumber SP berikut, Kualitas airnya harus memenuhi syaratnya fisika, biologi. Ya nanti harus dicek ke laboratorium kesehatan disini. (Wawancara, SP, 18 Desember 2014). Hal senada juga disampaikan oleh narasumber E berikut ini : Kualitas air itu harus dipantau secara berkala. Kan ada lab nya, lab di Dinas Kesehatan itu mestinya sekarang BPSPAM ini ngecek air yang mereka kelola itu bagaimana kualitasnya. Sehingga mereka tahu kalau ada penurunan kualitas. Nanti kan ada intervensi yang dilakukan oleh Dinas. (Wawancara, 18 Desember 2014) Debit yang dihasilkan dari sumur pompa tersebut sebesar 1,8 meter kubik per detik dengan pompa yang berukuran 2 PK, sehingga selama 3 jam bak penampungan sudah terpenuhi. Pengeboran sampai mendapatkan titik air menghabiskan dana sebesar Rp ,00. Lahan yang digunakan untuk rumah panel dan penampungan air menggunakan lahan yang telah dihibahkan oleh warga setempat dengan rincian, rumah panel diperlukan lahan seluas 2x2 meter persegi, sedangkan untuk bak penampungan dengan luas yang sama ditambah jalan sebesar 1,5x20 meter persegi. Bak penampungan yang dibangun berukuran 2x2x3 meter kubik yang mampu memuat air kurang lebih 12 meter kubik. Hal ini disampaikan oleh narasumber S sebagai berikut : Setelah di bor selama 15 hari, dengan kedalaman 100 meter itu sudah mendapatkan air yang baik. Setelah itu kemudian sumur sudah commit jadi, kita to membuat user bak, kalau bak itu waktunya 63

21 berikut : kurang lebih satu bulan dengan ukuran 2x2x3 memuat air kurang lebih 12 meter kubik. (Wawancara, S, 23 Februari 2015) Kemudian dijelaskan lebih lanjut oleh narasumber N sebagai 64 Pengeboran itu dari Klaten... Itu jasa pengeboran yang berupa CV Mbak. Kan harus ada izin, tidak semua pengeboran bisa, harus ada surat izinnya dan sudah berpengalaman...untuk sumur itu sekitar 45,55 juta... Debite 1,8. Itu termasuknya besar. Sebab ini menggunakan pompanya 2 PK. Ukuran mesinnya 2 PK. Jadi selama 3 jam bisa memenuhi bak. (Wawancara, N, 23 Februari 2015) Setelah selesai pembangunan bak penampungan, dilakukan pemasangan pipa- pipa dari bak penampungan, melewati Lingkungan Pagutan, kemudian sampai ke Lingkungan Bogor dengan panjang kurang lebih 2800 meter. Setelah pipa utama terpasang, dilakukan pemasangan jaringan Sambungan Rumah (SR). Sampai pada saat peneliti survei lapangan, SR yang sudah terpasang baru 13 unit. Karena itulah, ketersediaan air masih cukup baik. Akan tetapi menurut narasumber S akan ada peningkatan jumlah pemasang SR pada bulan- bulan April dan Mei Setelah selesai bak, kemudian diadakan pemasangan pralonpralon dari bak tadi sampai daerah Bogor kurang lebih panjangnya 2800 meter. Setelah pralon terpasang, kemudian kita pindah kepada SR, Sambungan Rumah...Kemudian untuk PAMSIMAS ini sampai saat ini masih cukup baik, airnya baik dan mencukupi karena baru 13 SR. Tapi disini biasanya nanti pada bulan April, Mei, biasanya pada berlomba- lomba pasang, karena pada bulan April sampai Desember akan sangat kekurangan air. (Wawancara, S, 23 Februari 2015)

22 Narasumber D sebagai salah satu warga Lingkungan Pagutan juga mengungkapkan bahwa pemakai sambungan dari PAMSIMAS masih tergolong sedikit. Hal ini dikarenakan saat sumur dan bak penampungan selesai dibangun, kebutuhan masyarakat akan air masih tercukupi lantaran saat musim penghujan, sumur dan sumber lain masih berfungsi. Iya, baru sedikit. Soalnya ya sudah ada yang dapat air dari Gunungmas dan Tawangsari. Tapi ya pas musim kemarau kering airnya. Itu sekitar 2 bulan. Kalau sudah begitu ya bingung. (Wawancara, D, 12 Maret 2015) Pemasangan SR pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret dikenakan biaya pemasangan Rp ,00. Dari jumlah tersebut, untuk biaya operasional sebesar Rp ,00 dan sisanya sebesar Rp ,00 dikumpulkan jika sewaktu- waktu ada uang yang cukup, akan diusahakan untuk membuat sumur cadangan. Kemudian untuk penentuan tarif dilakukan musyawarah dengan pemanfaat SPAM dari PAMSIMAS. Dari hasil musyawarah tersebut dihasilkan kesepakatan harga per meter kubik sebesar Rp ,00 ditambah biaya perawatan sebesar Rp ,00 sebagaimana disampaikan oleh narasumber S berikut : Disamping itu kan kita pasang itu 750, untuk biaya operasionalnya 350, mempunyai sisa 400. Nah, 400 itu kita kumpulkan, sewaktu- waktu nanti mendapatkan uang yang cukup untuk membuat sumur lagi kita usahakan untuk membuat. (Wawancara, S, 23 Februari 2015) 65

23 Hal ini didukung oleh pernyataan Narasumber TW bahwa harga pemasangan dan biaya bulanan dianggap lebih murah dibandingkan sumber air yang lain berikut ini : Itu termasuknya murah. Dulu kan ada bantuan untuk peneboran, tapi di desa sebelah. Harganya ,00 pasangnya. Tapi baru 3 bulan udah nggak nyukupi airnya... Memang bulanannya mbayar, tapi tarifnya lebih murah dari PDAM. Per meternya dua ribu rupiah. Tapi untuk pemakaian awal ini didiskon 2 meter, ini baru bayar sekali. (Wawancara, TW, 12 Maret 2015) Pada bulan Februari 2015, SPAM yang telah selesai dibangun diserahkan kepada Kelurahan Pagutan, dalam hal ini diserahkan kepada BP-SPAMS. Pengelolaan SPAM oleh BP-SPAMS ini mengacu pada pengelolaan yang telah ditentukan oleh PAMSIMAS dan masih didampingi oleh Tim PAMSIMAS tingkat kabupaten. Pelaporan kepada masyarakat pengguna dilakukan setiap bulan, sedangkan kepada pihak- pihak terkait seperti Lurah dan Asosiasi BP-SPAMS di tingkat Kabupaten dilakukan setiap tiga bulan. Disamping pembangunan SPAM di untuk masyarakat, dibangun juga sarana sanitasi untuk sekolah. Narasumber W menyatakan bahwa sanitasi sekolah selalu diperhatikan ketika desa atau kelurahan tersebut melaksanakan Program PAMSIMAS. Setiap ada pamsimas disitu, sanitasi sekolahnya kita perhatikan. SD, TK nggak. Jadi mulai dari SD, kita mendidik anak- anak untu Cuci tangan sebelum makan, Cuci tangan setelah kegiatan. Jadi membiasakan itu. Jadi setiap ada pembangunan Pamsimas disitu, pasti ada SD yang dibangun sanitasinya. Jadi sanitasi sekolah itu berupa cuci tangan bisa, yang tidak punya WC ya dibangun, kemudian tempat sampah. Kita commit melatih to anakuser anak yang seusia itu Untuk bisa 66

24 buang sampah, dan buang air besar pada tempatnya. Itu melengkapi. (Wawancara, W, 28 Agustus 2014) Dalam program PAMSIMAS di Kelurahan Pagutan, sarana sanitasi dibangun di SDN I Pagutan. Sarana sanitasi yang dibangun di setiap SD adalah tiga unit wastafel dan 1 unit kamar mandi. Tujaunnya agar anak- anak terbiasa menerapkan perilaku hidup bersih dan pada akhirnya bisa menjadi kebiasaan di dalam keluarga. Secara tidak langsung hal ini akan mengubah perilaku orang tua mereka. Sebagaimana diungkapkan oleh narasumber S berikut: Pemicuan dilaksanakan oleh PAMSIMAS, dari pihak- pihak dinas itu bekerjasama dengan kelurahan kemudian disamping itu PAMSIMAS juga melaksanakan sendiri ke dua SD yaitu ke SDN Pagutan I dan SDN Pagutan II. SDN Pagutan I juga menerima PAMSIMAS berupa sanitasi sekolah. (Wawancara, S, 23 Februari 2015) c. Promosi Perubahan Perilaku dan Hygiene Sanitasi Bersamaan dengan pembangunan SPAM, dilakukan promosi perubahan perilaku dan hygiene sanitasi, dengan melakukan kampanye Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBABS) dan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) yang dilakukan oleh sanitarian desa dan kader- kader kesehatan di desa. Kesehatan berperan di perubahan perilaku. Di dalam program PAMSIMAS, itu kan nanti harapannya setelah masyarakat itu dulu sulit air, sekarang air itu tersedia, ya perilakunya juga harus berubah. Perilaku apa, perilaku terutama yang hubungannya dengan sanitasi. Karena sanitasi ini kan akan menurunkan penyakit- penyakit berbasis lingkungan. (Wawancara, SP, 18 Desember 2014) 67

25 68 Pada kegiatan pemicuan ini, metode yang digunakan adalah Community Leads Total Sanitation (CLTS). Metode ini merupakan salah satu metode untuk mengubah perilaku masyarakat dengan cara tidak hanya disampaikan melalui penyuluhan, akan tetapi dengan lebih banyak menggali permasalahan kesehatan kepada masyarakat agar mereka sadar dengan sendirinya bahwa kesehatan sangat penting dan diperlukan perilaku yang lebih baik, seperti tidak buang air besar sembarangan, cuci tangan menggunakan sabun, dan sebagainya. Namun demikian, substansi dasar dalam perubahan perilaku harus terpenuhi terlebih dahulu, yakni adanya air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan, seperti diungkapkan oleh narasumber E berikut : Kualitas kesehatan diukur dari salah satunya adalah kualitas air bersih kan. Jadi kan dalam komponen B Pamsimas itu ada kontribusi Dinas Kesehatan yang jelas nomor satu kualitas air. Yang kedua aspek perilaku penggunaan airnya, iya tho, misalnya contoh kecil kampanye untuk cuci tangan pakai sabun, itu substansi dasarnya harus ada air dulu, kalau nggak ada air nggak bisa. Kemudian perilaku BAB (Wawancara, E, 18 Desember 2014) Pernyataan diatas juga disampaikan lagi oleh narasumber TW bahwa promosi kesehatan dilakukan oleh bidan dalam pertemuan PKK di RT mengenai Stop BABS dan perilaku hidup sehat. Bidan Mbak, yang di kelurahan itu mengadakan sosialisasi tentang kesehatan. Kemudian juga pas pertemuan ibu- ibu di RT. Ya didatangi dari kelurahan. Menjelaskan tentang Stop

26 BABS. Setelah ada PAMSIMAS, harus hidup sehat. Seperti itu yang disampaikan. (Wawancara, TW, 12 Maret 2015) Disamping itu, narasumber D juga menyatakan bahwa sosialisasi Stop BABS dan CTPS dilakukan dalam pertemuan PKK yang diberikan oleh pegawai dari PUSKESMAS. Selain itu, juga terdapat kader kesehatan yang sering mengingatkan masyarakat untuk menjaga kebersihan, Ada. Di rumahnya Pak RT waktu tanggal 16, pas arisan PKK... Pegawai dari Kesehatan Mbak... Ya mengarahkan teman- teman untuk bersih- bersih setiap hari Minggu. (Wawancara, D, 12 Maret 2015). Pemicuan Stop Buang Air Besar Sembarangan pada dasarnya adalah mengubah perilaku masyarakat agar tidak Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Apabila belum mampu membuat jamban yang sehat, masyarakat bisa menumpang di rumah tetangga atau saudara yang telah memiliki jamban. Atau membangun Jamban Sehat Semi Permanen (JSSP) atau yang biasa disebut jamban cemplong. Namun penggunaan JSSP ini juga harus memenuhi aturan, yakni selalu ditutup setelah digunakan. Hal ini disampaikan oleh narasumber SP sebagai berikut : Jadi Stop Buang Air Besar Sembarangan ini tidak memang harus mbangun jamban sehat yang permanen. Nggak. Sing penting perilakunya dulu kita dorong Nah, tugas kita itu, mengubah perilaku itu, ya. Jadi bisa ke jamban sehat permanen,jsp, jamban sehat semi permanen yang cemplong tadi, atau paling tidak nunut.. (Wawancara, SP, 18 Desember 2014) 69

27 Saat Identifikasi Masalah, permasalahan yang ada berkaitan dengan sanitasi dan perilaku kesehatan adalah kurangnya sumber air bersih, kebiasaan masyarakat yang BABS, kemiskinan, serta kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang kesehatan. Di Lingkungan Pagutan dan Bogor sebelum dilaksanakan program PAMSIMAS II ada beberapa warga masyarakat yang belum memiliki jamban. Setelah dilakukan pemicuan, ada beberapa warga yang sudah membangun jamban sederhana (cemplong) dikarenakan ketidakmampuan keuangan, berdasarkan paparan dari narasumber N sebagai berikut : Sebenarnya masyarakat sini sangat antusias Mbak, cuma tinggal beberapa orang saja, tetapi jambanya yang anu, jamban cemplong itu lho. Kalau untuk yang BAB Sembarang tempat sudah nggak ada. Itu kan PAMSIMAS kan terkaitnya itu, Stop BABS. (Wawancara, N, 23 Februari 2015) Setelah adanya pemicuan perubahan perilaku atau promosi kesehatan, menurut narasumber D saat ini masyarakat di Lingkungan Pagutan sudah tidak ada yang BABS, Mmm, sudah nggak ada Mbak, tapi nunut. (Wawancara, D, 12 Maret 2015). Disamping itu, narasumber TW juga menyatakan bahwa mayoritas warga memiliki dua jenis jamban, yakni jamban leher angsa/guyur dan jamban cemplong. Hal ini sebagai antisipasi saat mengalami musim kemarau. Biasanya saat musim penghujan, jamban yang digunakan adalah jamban leher angsa, dan saat musim kemarau menggunakan jamban cemplong. 70

28 Jadi kita punya WC dua, yang cemplung sama yang guyur. Kalau musim hujan gini kan ada air, kalau kemarau ya kita WC nya cemplung itu. Tapi ya ditutup Mbak. Kebanyakan begitu. Ya punya WC guyur kalau pas ada air. Kalau ada tamu ya kita ambil airnya jauh. Misal besok ada tamu, ya hari ini sudah ambil air. (Wawancara, TW, 12 Maret 2015) 71 Hal ini dikonfirmasi penulis melalui narasumber Yl bahwa informasi terakhir yang telah diterima beliau, 100% masyarakat sudah memiliki jamban. Kalau disana sih prinsipnya semua rata- rata sudah punya. Artinya hanya beberapa orang saja yang belum. Dengan adanya program PAMSIMAS ini dari pihak desa juga bergerak. Memang untuk program PAMSIMAS ini kan nggak ada alokasi jamban, ini kan nggak ada. Hanya sanitasi sekolah. Itu mungkin dari pihak desa juga bergerak, dan terakhir informasi yang saya terima sekarang masyarakat sudah 100% sudah punya jamban. (Wawancara, Yl, 23 Februari 2015) Salah satu media promosi kesehatan yang dibuat oleh KKM Warih Mulyo Kelurahan Pagutan adalah poster yang dipasang di pinggir jalan dekat bak penampungan PAMSIMAS dengan tulisan PENGEN SEHAT BROO OJO E EK SEMBARANGAN KARNA SEHAT ITU NIKMAT dengan latar gambar Presiden Joko Wododo dan Tugu Monas disertai logo dari berbagai kementerian terkait dalam program PAMSIMAS. Disamping itu setiap rumah diberikan stiker dengan tulisan RUMAH TANGGA YANG SEHAT MARI BUDAYAKAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT didukung dengan empat buah gambar berkenaan dengan Cuci Tangan Pakai Sabun, Penggunaan

29 72 Air Bersih, Penggunaan Jamban, dan Pengendalian Lalat. Kemudian ada pula stiker yang bertuliskan KAMI MEMILIKI JAMBAN SEHAT SUDAHKAN ANDA SEPERTI KAMI??? dengan latar gambar jamban leher angsa. Dalam pelaksanaan kegiatan pokok, 80% realisasi dana digunakan dalam pembangunan sarana air minum, yakni pembuatan sumur bor, rumah panel, perpipaan, dan bak penampungan. Sisanya digunakan dalam kegiatan pembangunan sarana sanitasi sekolah, promosi kesehatan, pelatihan masyarakat, dan BOP KKM. Tabel 4.5. Realisasi Dana BLM dan Swadaya Masyarakat PAMSIMAS II Kelurahan Pagutan No Kegiatan Realisasi 1 Sarana Air Minum Rp ,00 2 Sarana Sanitasi Rp ,00 3 Promosi Kesehatan Rp ,00 4 Pelatihan Masyarakat Rp ,00 5 BOP KKM Rp ,00 Nilai Usulan Kegiatan Rp ,00 Sumber : Profile Desa PAMSIMAS 2014 Kelurahan Pagutan Pada pelaksanaan kegiatan pokok ini, komponen program yang telah terlaksana antara lain : a. Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kelembagaan daerah, ditunjukkan dengan adanya pelibatan masyarakat dalam kegiatan serta adanya lembaga- lembaga pelaksana seperti Satuan Pelaksana dan BP-SPAMS.

30 73 b. Peningkatan perilaku higienis dan pelayanan sanitasi, ditunjukkan dengan adanya kegiatan promosi perubahan perilaku hidup bersih dan sehat guna membiasakan Stop Buang Air besar Sembarangan dan Cuci Tangan Pakai Sabun. c. Penyediaan sarana air minum dan sanitasi umum, ditunjukkan dengan dibangunnya SPAM berupa sumur bor dalam yang dialirkan dengan sistem perpipaan, serta dibangunnya sanitasi sekolah berupa kamar mandi dan wastafel. 3. Pemantauan dan Pelaporan Selama pelaksanaan program PAMSIMAS II di dilakukan pemantauan dan pelaporan berbasis Sistem Informasi Manajemen (SIM). Pelaporan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan yang telah ada. Pelaporan di tingkat kabupaten dikelola oleh DPMU. Kemudian Fasilitator Masyarakat juga bertugas memasukkan data perkembangan kegiatan di Kelurahan Pagutan melalui website berkenaan dengan pembangunan fisik, promosi kesehatan, dan pelatihan untuk peningkatan kapasitas masyarakat, sehingga setiap orang dapat memantau sejauh mana pelaksanaan program PAMSIMAS di tingkat masyarakat, seperti yang disampaikan oleh narasumber HB berikut : Pelaporan saat pelaksanaan program kan sudah ada Juklaknya. Kalau di tingkat Kabupaten yang mengelola DPMU di DPU. Kemudian dibantu oleh fasilitator, kan sudah ada website nya kan, perkembangannya commit to dapat user dilihat disana. (Wawancara, HB, 13 Februari 2015)

31 74 Pelaporan di SIM disertai dengan gambar dalam tiga tahap, yakni pekerjaan 0%, 50%, dan 100%. Selain pelaporan melalui SIM, Fasilitator Masyarakat membuat laporan individu yang ditujukan kepada Satuan Kerja PKPAM Provinsi, dikarenakan ada keterikatan kontrak. Kalau kita ada yang namanya laporan individu. Laporan individu itu ditujukan kepada Satker PKPAM Provinsi. Karena kita memang terikat kontraknya disana. Dan untuk DC dan DPMU di Kabupaten mengetahui.. (Wawancara, Yl, 23 Februari 2015) Disamping itu, dalam mengakomodasi keberlanjutan, Tim PAMSIMAS di tingkat provinsi memberikan pendampingan lanjut dengan menurunkan Fasilitator Keberlanjutan, seperti yang disampaikan narasumber W berikut: Pasca Program ya? Jadi ini tugasnya BPSPAMS. Jadi badan Pengelola Sarana Air Minum dan Sanitasi. Udah ada, udah ada lembaganya. Itu sudah dibentuk. Disamping itu juga ada Fasilitator Keberlanjutan yang nanti akan memantau lokasi pasca program. (Wawancara, W, 18 Desember 2014) Hal yang sama juga disampaikan oleh narasumber Yl, bahwa saat ini ia hanya bertugas sebagai fasilitator teknik yang memfasilitasi desa/kelurahan Program PAMSIMAS baru setiap tahunnya, Nggak, tapi fasilitator keberlanjutan. Setelah ke BP-SPAMS nanti lanjut ke situ. (Wawancara, Yl, 23 Februari 2015). Fasilitator Keberlanjutan merupkan tenaga pendamping yang mempunyai fokus melakukan pendampingan (fasilitasi), advokasi, dan peningkatan kapasitas pelaku AMPL di tingkat kabupaten dan desa/kelurahan dalam rangka

32 75 memastikan keberlanjutan program setelah selesai pembangunan. Pada tahap ini, komponen kelima, yakni dukungan manajemen pelaksanaan program ditunjukkan dengan adanya fasilitasi keberlanjutan yang bertujuan meningkatkan kapasitas pengelola BP- SPAMS agar dapat berjalan dengan baik. 2. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Implementasi Program PAMSIMAS di Kelurahan Pagutan, Kabupaten Wonogiri Implementasi Program PAMSIMAS II di Kelurahan Pagutan di pengaruhi oleh beberapa faktor. Secara khusus, faktor- faktor pendukung maupun penghambat implementasi program dapat dianalisis dari variabelvariabel berikut : a. Sumberdaya Implementasi Program PAMSIMAS II di Kelurahan Pagutan didukung oleh sumberdaya manusia, sumberdaya finansial, dan material. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, swadaya yang harus dikeluarkan masyarakat dalam Program PAMSIMAS berupa in kind dan in cash. Hal ini disampaikan oleh narasumber S, Kemudian untuk in cash itu kita menarik kepada masyarakat, kemudian in kind nya itu berupa material dan kerja bakti bagi masyarakat lingkungan Pagutan dan Bogor. (Wawancara, S, 23 Februari 2015) Dalam dokumen Rencana Kerja Masyarakat KKM Warih Mulyo, terdapat 273 KK dari Lingkungan Pagutan dan Lingkungan Bogor yang menandatangani kesepakatan commit untuk to user mengeluarkan kontribusi sebesar Rp.

33 34.000,00. Namun pada pelaksanaanya, kontribusi tersebut diambil dari iuran warga yang biasa digunakan untuk kegiatan keswadayaan masyarakat. Kemudian swadaya masyarakat dalam bentuk in kind dikeluarkan dalam bentuk sumbangan tenaga maupun material bangunan. Kontribusi tenaga yang disanggupi masyarakat antara lain: pembersihan lapangan, pembuatan rumah panel, pemasangan batu bata, pekerjaan plesteran, kolom dan bak ring, pengecatan, galian, urugan, pemasangan pipa, pengurugan. Kontribusi material bangunan yang disanggupi warga berupa pengadaan pasir beton, semen, paku biasa, kayu begesting, pasir urug. Disamping itu, ada dua orang warga yang menghibahkan lahannya untuk pembangunan bak penampungan dan rumah panel (Rencana Kerja Masyarakat KKM Warih Mulyo, 2014) Berkenaan dengan hibah tanah untuk pembangunan rumah panel dan bak penampungan, narasumber S mmenyampaikan hal berikut : Itu lahan dari warga disini untuk dihibahkan kepada PAMSIMAS, yaitu pertama milik W itu tempat sumurnya, kemudian bak nya milik AS. Jadi kita memerlukan dua lokasi. (Wawancara, S, 23 Februari 2015) Program PAMSIMAS di Kelurahan Pagutan dikoordinasi oleh Lurah dan dibantu oleh KKM Warih Mulyo. Anggota KKM Warih Mulyo terdiri dari koordinator dan 4 anggota. KKM membawahi Satuan Pelaksana yang diketuai oleh narasumber S. Di bawah Satuan Pelaksana terdapat beberapa unit antara lain Unit Pengelola Keuangan (UPK) yang beranggotakan 4 orang, Unit commit Kerja to user teknik (UKT) yang beranggotakan 3 76

34 orang, Unit Kerja Kesehatan (UKK) yang beranggotakan 5 orang, dan Unit Pengaduan Masyarakat (UPM) yang beranggotakan 4 orang. Jumlah total pengelola KKM Warih Mulyo adalah 22 orang (Rencana Kerja Masyarakat Kelurahan Pagutan). Lembaga- lmbaga itulah yang menjadi panjang tangan masyarakat untuk bekerjasama dengan Tim PAMSIMAS II kabupaten. Implementasi program PAMSIMAS II di Kelurahan Pagutan didukung pula oleh ketersediaan sumber daya pelaksana di tataran birokrasi. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, implementor program PAMSIMAS merupakan kolaborasi antar SKPD yang berada dalam naungan Kelompok Kerja Program Nasional Penyediaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan, sehingga masing- masing SKPD memiliki keahlian di bidangnya masing- masing untuk mendampingi pengelola PAMSIMAS II di desa/kelurahan. Dalam pelaksanaan tugasnya, setiap SKPD diberikan biaya operasional dari APBD sebagai sarana penunjang terlaksananya tugas dan fungsi masing- masing dalam program PAMSIMAS II. Hal tersebut diungkapkan oleh narasumber HB sebagai berikut : Kalau dana SKPD untuk operasional itu ada, dianggarkan. Biaya operasional itu digunakan untuk rapat di tingkat Kabupaten. Kemudian kalau kita mengadakan perjalanan ke desa sasaran itu kan juga perlu biaya untuk bensin. Jadi dana operasional tetep ada, tetapi tidak seberapa. Itu berarti dana dari APBD Mbak. Kalau BAPPEDA ini ada Pokja AMPL, maka untuk operasionalnya kita menggunakan dana yang sudah dianggarkan untuk Pokja AMPL tersebut. Di DPU, Dinas Kesehatan, dan Bapermas juga ada anggarannya masing- masing. (Wawancara, HB, 13 Februari 2015) 77

35 78 Hal tersebut dibenarkan oleh narasumber SP sebagai berikut : Kemudian dari aspek pemerintah itu sudah APBD, dan operasional di setiap SKPD kami yang dari Kesehatan juga ndampingi kesehatan, dari Bapermas juga aspek Bapermas-nya, kemudian DPU juga memantau tadi, juga dibiayai, ada. Jadi setiap SKPD ada biaya- biayanya. (Wawancara, SP, 18 Desember 2014) Selain itu, keberadaan Fasilitator Masyarakat dengan bidang keahlian teknik dan pemberdayaan masyarakat membantu masyarakat untuk memahami segala pedoman dan petunjuk teknis yang telah diuraikan dalam buku petunjuk yang telah tersedia. Fasilitator masyarakat dibentuk dan diarahkan oleh Tim PAMSIMAS Jawa Tengah baik dari segi penggajian maupun pelatihan, sebagaimana disampaikan oleh narasumber E sebagai berikut : Pusat, tapi diorganisir oleh propinsi. Direkrut oleh Propinsi kalau di Jawa Tengah. Jadi mereka di training di propinsi, termasuk nanti untuk penggajiannya dari propinsi, kemudian penempatan di kabupaten. Kita hanya menerima. Termasuk yang fasilitator keberlanjutan. (Wawancara, E, 18 Desember 2014) Fasilitator Masyarakat di Kelurahan Pagutan telah bertugas di Program PAMISMAS selama dua tahun, yakni saat dimulainya program PAMSIMAS II. Akan tetapi dari sisi penggajian, menurut narasumber Yl sering ada keterlambatan. Hal tersebut ditegaskan oleh narasumber Yl, bahwa adanya keterlambatan gaji tersebut berpengaruh kepada kinerjanya, sebagaimana penuturannya sebagai berikut: Pokoknya gajinya yo sak wayah- wayah gitu aja. Seadanya. Hehehe... Pasti lah Mbak, mau tidak mau pasti berpengaruh Mbak. Lha gimana, wong kita operasional aja nggak ada. Ya untungnya PAMSIMAS itu orang- orangnya pilihan, ora digaji 4 sasi yo ijik nyambut gawe. Apalagi kalau awal tahun seperti ini... Pasti telat. (Wawancara, Yl, 23 commit Februari to user 2015)

36 79 Disamping itu, pengiriman Fasilitator Masyarakat sering mengalami keterlambatan, sehingga sering diampu oleh tim di tingkat kabupaten, Tapi akhir- akhir ini ada kesulitan dalam pengadaannya, jadi diampu oleh tim tingkat kabupaten. (Wawancara, HB, 13 Februari 2015). Permasalahan mengenai dana operasional yang sering mengalami keterlambatan ini terkonfirmasi dalam forum diskusi website PAMSIMAS di salah satu pemberitaan dengan judul Perusahaan ROMS 4 Sudah Tidak Sehat. Untuk diketahui bersama, ROMS 4 mencakup Program PAMSIMAS di Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur. Perusahaan pengelola Program PAMSIMAS di ROMS 4 adalah PT. LPPSLH Konsultan Joint Venture With PT. Waseco Tirta. Penggajian fasilitator di ROMS 4 selalu mengalami keterlambatan. Terdapat kecurigaan yang mengarah kepada pengelolaan dana yang kurang tepat.

2.3. Keberlanjutan Program Konsep Keberlanjutan (Sustainability) Partisipasi Masyarakat

2.3. Keberlanjutan Program Konsep Keberlanjutan (Sustainability) Partisipasi Masyarakat DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v INTISARI... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei 2015 Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ir. Mochammad Natsir, M.Sc. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei 2015 Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ir. Mochammad Natsir, M.Sc. NIP KATA PENGANTAR Salah satu upaya Pemerintah untuk meningkatkan akses aman air minum dan sanitasi adalah melalui program Pamsimas. Program ini merupakan program andalan Pemerintah di dalam penyediaan air

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROGRAM PAMSIMAS III I. LATAR BELAKANG

GAMBARAN UMUM PROGRAM PAMSIMAS III I. LATAR BELAKANG GAMBARAN UMUM PROGRAM PAMSIMAS III I. LATAR BELAKANG Pemerintah Indonesia memiliki komitmen untuk melanjutkan keberhasilan capaian target Millennium Development Goals sektor Air Minum dan Sanitasi (WSS-MDG),

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMILIHAN DESA SASARAN PROGRAM PAMSIMAS

PETUNJUK TEKNIS PEMILIHAN DESA SASARAN PROGRAM PAMSIMAS PETUNJUK TEKNIS PEMILIHAN DESA SASARAN PROGRAM PAMSIMAS KATA PENGANTAR Salah satu upaya Pemerintah untuk meningkatkan akses aman air minum dan sanitasi adalah melalui Program Pamsimas. Program ini merupakan

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TA 2015

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TA 2015 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TA 2015 Oleh: Ketua CPMU Pamsimas DISAMPAIKAN DALAM ACARA RAPAT KOORDINASI PROGRAM PAMSIMAS REGIONAL BARAT BATAM, 27 30 SEPTEMBER 2015 KPI Program Pamsimas OUTLINE

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA. Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA. Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc. NIP KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat RPJPN 2005 2025 dan RPJM 2015-2019, Pemerintah melalui program pembangunan nasional Akses Universal Air Minum dan Sanitasi Tahun 2019, menetapkan bahwa pada tahun 2019,

Lebih terperinci

KEBERLANJUTAN DESA PASCA

KEBERLANJUTAN DESA PASCA KEBERLANJUTAN DESA PASCA 1. Status Keberfungsian Desa Pasca Provinsi Jumlah Desa Pasca Berfungsi Status Keberfungsian Berfungsi Sebagian Tidak Berfungsi Jawa Barat 427 395 26 6 Banten 229 172 52 5 Kalimantan

Lebih terperinci

ROMS - 6 SULAWESI TENGAH. GORONTALO, SULAWESI UTARA, MALUKU, MALUKU UTARA

ROMS - 6 SULAWESI TENGAH. GORONTALO, SULAWESI UTARA, MALUKU, MALUKU UTARA ROMS - 6 SULAWESI TENGAH. GORONTALO, SULAWESI UTARA, MALUKU, MALUKU UTARA Progres T-1 Sulawesi Tengah = 10 Kabupaten (T-1 52 Desa dari 72 Desa) Gorontalo = 4 Kabupaten (T-1 20 Desa dari 36 Desa) Sulawesi

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN TENTANG STRATEGI DAERAH SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN SUMEDANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN TENTANG STRATEGI DAERAH SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN 22010 TENTANG STRATEGI DAERAH SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang : a. bahwa tantangan

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Fasilitator Masyarakat Program Pamsimas II TA 2013

Kerangka Acuan Fasilitator Masyarakat Program Pamsimas II TA 2013 Kerangka Acuan Fasilitator Masyarakat Program Pamsimas II TA 2013 Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat II (PAMSIMAS II) 1. Latar Belakang Program Pamsimas II merupakan kelanjutan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA. Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA. Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc. NIP KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat RPJPN 2005 2025 dan RPJM 2015-2019, Pemerintah melalui program pembangunan nasional Akses Universal Air Minum dan Sanitasi Tahun 2019, menetapkan bahwa pada tahun 2019,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dengan demikian diharapkan seluruh kegiatan Paket HKP dapat berjalan dengan baik dalam pengelolaan SPAMS Desa yang berkelanjutan.

KATA PENGANTAR. Dengan demikian diharapkan seluruh kegiatan Paket HKP dapat berjalan dengan baik dalam pengelolaan SPAMS Desa yang berkelanjutan. KATA PENGANTAR Salah satu program andalan Pemerintah untuk meningkatkan akses aman air minum dan sanitasi perdesaan dengan pendekatan berbasis masyarakat adalah Program Pamsimas. Pelaksanaan Program Pamsimas

Lebih terperinci

Gerakan STBM di Kabupaten Ende

Gerakan STBM di Kabupaten Ende Gerakan STBM di Kabupaten Ende (Pemicuan 5 Pilar STBM) By : Roni Permasalahan utama No Masalah Strategis STBM 1. 44,07 % penduduk belum memiliki akses terhadap sanitasi dasar (jamban) 2 97,16 % penduduk

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KERANGKA ACUAN KEGIATAN DEKLARASI OPEN DEFICATION FREE (ODF) PILAR-1 : STOP BABS SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DESA SUNGAI MELAYU BARU KEC. SUNGAI MELAYU BARU A. LATAR BELAKANG A.1. Dasar Hukum

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TA 2015

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TA 2015 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TA 2015 Oleh: Ketua CPMU Pamsimas DISAMPAIKAN DALAM ACARA RAPAT KOORDINASI PROGRAM PAMSIMAS REGIONAL II MAKASSAR, 04 07 NOVEMBER 2015 KPI Program Pamsimas OUTLINE

Lebih terperinci

Wonogiri, 11 Pebruari 2014

Wonogiri, 11 Pebruari 2014 Wonogiri, 11 Pebruari 2014 luas wilayah 182.236,02 Hektar atau 5.59% dari luas wilayah Provinsi Jawa Tengah, dan secara geogarafis terletak antara 7 0 32 dan 8 0 15 Lintang Selatan (LS) dan 110 0 41 dan

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik. Pembangunan berkelanjutan harus menyentuh seluruh aspek,

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik. Pembangunan berkelanjutan harus menyentuh seluruh aspek, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tercapainya kesejahteraan manusia merupakan tujuan dalam bernegara. Upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut diwujudkan dalam pembangunan yang berkelanjutan,

Lebih terperinci

PAMSIMAS 2013 KATA PENGANTAR

PAMSIMAS 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Salah satu program andalan Pemerintah untuk meningkatkan akses aman air minum dan sanitasi perdesaan dengan pendekatan berbasis masyarakat adalah Program Pamsimas. Pelaksanaan Program Pamsimas

Lebih terperinci

Buku-buku ini merupakan penyempurnaan buku-buku tahun lalu, dan banyak manfaat dapat dipetik, antara lain:

Buku-buku ini merupakan penyempurnaan buku-buku tahun lalu, dan banyak manfaat dapat dipetik, antara lain: PAMSIMAS 2012 KATA PENGANTAR Air sebagai kebutuhan utama kehidupan, seharusnya dapat terpenuhi secara kuantitas, kualitas, terjangkau, dan kontinu. Namun masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mendapatkan

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBANGUNAN AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menindaklanjuti Surat

Lebih terperinci

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang : a.

Lebih terperinci

SURAT PERJANJIAN PEMBERIAN BANTUAN (SPPB) BLM APBN. Pada hari ini... tanggal... bulan... tahun dua ribu, kami yang bertanda tangan di bawah ini :

SURAT PERJANJIAN PEMBERIAN BANTUAN (SPPB) BLM APBN. Pada hari ini... tanggal... bulan... tahun dua ribu, kami yang bertanda tangan di bawah ini : PT-2.3-04-A SURAT PERJANJIAN PEMBERIAN BANTUAN (SPPB) BLM APBN Nomor : Tanggal : Pada hari ini... tanggal... bulan... tahun dua ribu, kami yang bertanda tangan di bawah ini : I. Nama : Jabatan : Pejabat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dengan demikian diharapkan seluruh kegiatan Paket HKP dapat berjalan dengan baik dalam pengelolaan SPAMS Desa yang berkelanjutan.

KATA PENGANTAR. Dengan demikian diharapkan seluruh kegiatan Paket HKP dapat berjalan dengan baik dalam pengelolaan SPAMS Desa yang berkelanjutan. KATA PENGANTAR Salah satu program andalan Pemerintah untuk meningkatkan akses aman air minum dan sanitasi perdesaan dengan pendekatan berbasis masyarakat adalah Program Pamsimas. Pelaksanaan Program Pamsimas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei 2015 Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ir. Mochammad Natsir, Msc. NIP.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei 2015 Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ir. Mochammad Natsir, Msc. NIP. KATA PENGANTAR Salah satu program andalan Pemerintah untuk meningkatkan akses aman air minum dan sanitasi perdesaan dengan pendekatan berbasis masyarakat adalah Program Pamsimas. Pelaksanaan Program Pamsimas

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN TRAINING OF TRAINER (TOT) STBM BAGI KOORDINATOR STBM PROVINSI DAN FASILITATOR STBM KABUPATEN/KOTA PROGRAM PAMSIMAS II TA 2014

KERANGKA ACUAN KEGIATAN TRAINING OF TRAINER (TOT) STBM BAGI KOORDINATOR STBM PROVINSI DAN FASILITATOR STBM KABUPATEN/KOTA PROGRAM PAMSIMAS II TA 2014 KERANGKA ACUAN KEGIATAN TRAINING OF TRAINER (TOT) BAGI KOORDINATOR PROVINSI DAN FASILITATOR KABUPATEN/KOTA PROGRAM PAMSIMAS II TA 2014 1. Latar Belakang Program Pamsimas II merupakan kelanjutan dari Program

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL EVALUASI RENCANA KERJA MASYARAKAT (SOP EVALUASI RKM) PAMSIMAS (Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat)

STANDAR OPERASIONAL EVALUASI RENCANA KERJA MASYARAKAT (SOP EVALUASI RKM) PAMSIMAS (Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) STANDAR OPERASIONAL EVALUASI RENCANA KERJA MASYARAKAT (SOP EVALUASI RKM) PAMSIMAS (Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) SEPTEMBER 2016 DAFTAR ISI I. Umum... 1 II. Pelaku Dan Prinsip

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN ACEH TIMUR

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN ACEH TIMUR ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERUMAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI W A L I K O T A K E D I R I PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI Menimbang WALIKOTA KEDIRI, : a. bahwa pelaksanaan pembangunan merupakan

Lebih terperinci

KEBERLANJUTAN DESA PASCA

KEBERLANJUTAN DESA PASCA KEBERLANJUTAN DESA PASCA 1. Status Keberfungsian Desa Pasca Provinsi Sulawesi Selatan Sulawesi Barat/Tenggara Jumlah Desa Pasca Berfungsi Status Keberfungsian Berfungsi Sebagian Tidak Berfungsi 463 350

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 27 A TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 27 A TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 27 A TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memperkuat upaya pembudayaan

Lebih terperinci

BUKU SAKU VERIFIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

BUKU SAKU VERIFIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) BUKU SAKU VERIFIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) Direktorat Penyehatan Lingkungan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI 2013 Tangga

Lebih terperinci

Memperkuat Partisipasi Warga dalam Tata Kelola Desa : Mendorong Kepemimpinan Perempuan

Memperkuat Partisipasi Warga dalam Tata Kelola Desa : Mendorong Kepemimpinan Perempuan Memperkuat Partisipasi Warga dalam Tata Kelola Desa : Mendorong Kepemimpinan Perempuan Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia 14 Desember 2015 PROGRAM PENGUATAN PARTISIPASI PEREMPUAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. No.369, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PANDUAN PENGISIAN DATA DASAR KONDISI SPAMS PERDESAAN. Bagi ASOSIASI PENGELOLA SPAMS PERDESAAN TINGKAT KABUPATEN/KOTA

PANDUAN PENGISIAN DATA DASAR KONDISI SPAMS PERDESAAN. Bagi ASOSIASI PENGELOLA SPAMS PERDESAAN TINGKAT KABUPATEN/KOTA PANDUAN PENGISIAN DATA DASAR KONDISI SPAMS PERDESAAN Bagi ASOSIASI PENGELOLA SPAMS PERDESAAN TINGKAT KABUPATEN/KOTA Central Project Management Unit PROGRAM PAMSIMAS 2015 PENDATAAN KONDISI SPAMS PERDESAAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN JANGKA MENENGAH PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM, KESEHATAN DAN SANITASI (PJM Pro-AKSi)

PERENCANAAN JANGKA MENENGAH PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM, KESEHATAN DAN SANITASI (PJM Pro-AKSi) PERENCANAAN JANGKA MENENGAH PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM, KESEHATAN DAN SANITASI (PJM Pro-AKSi) DESA/KELURAHAN : SAMBIREJO KECAMATAN : WIROSARI KABUPATEN : GROBOGAN PT-2.2-05 Format PJM ProAksi PT-2.2-05

Lebih terperinci

PANDUAN PENGISIAN APLIKASI MODUL 7.3 KEBERLANJUTAN

PANDUAN PENGISIAN APLIKASI MODUL 7.3 KEBERLANJUTAN PANDUAN PENGISIAN APLIKASI MODUL 7.3 KEBERLANJUTAN Data Keberlanjutan merupakan informasi kondisi desa Pamsimas yang telah dilaksanakan pada tahuntahun sebelumnya, dimulai dari tahun 2008, yang dilaporkan

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN. Jakarta, Pebruari Direktur Jenderal Cipta Karya, Budi Yuwono P. NIP

KATA SAMBUTAN. Jakarta, Pebruari Direktur Jenderal Cipta Karya, Budi Yuwono P. NIP .$+0 +$0 #!"# KATA SAMBUTAN Banyak masyarakat miskin di pedesaan yang belum mendapatkan air bersih yang layak. Selain itu adalah masyarakat di wilayah pinggiran kota (peri-urban) yang mana masyarakatnya

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) MEKANISME PELAPORAN DATA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PAMSIMAS

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) MEKANISME PELAPORAN DATA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PAMSIMAS PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) MEKANISME PELAPORAN DATA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PAMSIMAS 1. LATAR BELAKANG Mengingat PAMSIMAS merupakan program yang dilaksanakan dalam jangka waktu yang cukup panjang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR PAMSIMAS 2016

KATA PENGANTAR PAMSIMAS 2016 PAMSIMAS 2016 KATA PENGANTAR Air sebagai kebutuhan utama kehidupan, seharusnya dapat terpenuhi secara kuantitas, kualitas, terjangkau, dan terus menerus. Namun masih banyak masyarakat Indonesia yang belum

Lebih terperinci

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN STOP BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN ( STOP BABS ) DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM GERAKAN BERSAMA RAKYAT ATASI KAWASAN PADAT, KUMUH, DAN MISKIN (GEBRAK PAKUMIS) KABUPATEN

Lebih terperinci

Kelompok seperti inilah yang menjadi target grup program Pamsimas

Kelompok seperti inilah yang menjadi target grup program Pamsimas program sejenis dalam 2 tahun terakhir. Konfirmasi akhir desa/kelurahan sasaran ditentukan oleh kriteria respon dan kesediaan masyarakat untuk berkontribusi sebesar minimal 20 % (minimal 16% in kind dan

Lebih terperinci

BUPATI LAMPUNG TIMUR PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI LAMPUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI LAMPUNG TIMUR PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI LAMPUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2017 TENTANG BUPATI LAMPUNG TIMUR PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI LAMPUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA ( ADD ) KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2017 BUPATI LAMPUNG TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

JADWAL PELATIHAN FM BARU PAMSIMAS II TAHUN Bogor, 18 s.d 27 Maret 2014

JADWAL PELATIHAN FM BARU PAMSIMAS II TAHUN Bogor, 18 s.d 27 Maret 2014 JADWAL PELATIHAN FM BARU PAMSIMAS II TAHUN 2014 Bogor, 18 s.d 27 Maret 2014 PENGANTAR Yang dimaksud dengan FASILITATOR MASYARAKAT BARU dalam konteks ini adalah: Fasilitator Masyarakat atau Calon Fasilitator

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 62 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 62 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 62 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 1158 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PENYEDIAAN AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN (RAD AMPL)

Lebih terperinci

Pelaksanaan program Pamsimas menggunakan pendekatan

Pelaksanaan program Pamsimas menggunakan pendekatan Bagaimana Kegiatan Dilaksanakan? Siswa-siswi SDN Kwangsan 02 di Kec. Jumapolo Kab. Karanganyar Jawa Tengah melakukan demo PHBS dalam rangkaian program Pamsimas. Pelaksanaan program Pamsimas menggunakan

Lebih terperinci

PNPM MANDIRI PERDESAAN

PNPM MANDIRI PERDESAAN PNPM MANDIRI PERDESAAN Oleh : DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KEMENTERIAN DALAM NEGERI PNPM MANDIRI PERDESAAN Merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menurunkan kemiskinan dan pengangguran

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI

DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI GAMBARAN UMUM CIMAHI OTONOMI SEJAK TAHUN 2001 LUAS CIMAHI = ± 40,25 Km2 (4.025,75 Ha) WILAYAH: 3 KECAMATAN 15 KELURAHAN 312 RW DAN 1724 RT 14 PUSKESMAS JUMLAH PENDUDUK 2012

Lebih terperinci

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II K E L U R A H A N

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II K E L U R A H A N PROFILE DATA SIM P2KP NAD II U R A I AN 1 INFORMASI UMUM 1.1 Cakupan Wilayah 1.1.1 Jumlah Kota/ Kab 1 1.1.2 Jumlah Kecamatan 3 1.1.3 Jumlah Kelurahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1.1.4 Jumlah

Lebih terperinci

Lampiran: Surat CPMU Nomor : UM ca/Pamsimas/60 Tanggal : 10 April Revisi BAB 3. PROSES PEMILIHAN DESA HID 3.

Lampiran: Surat CPMU Nomor : UM ca/Pamsimas/60 Tanggal : 10 April Revisi BAB 3. PROSES PEMILIHAN DESA HID 3. Lampiran: Surat CPMU Nomor : UM.01.13.ca/Pamsimas/60 Tanggal : 10 April 2013 Revisi BAB 3. PROSES PEMILIHAN DESA HID 3.1 KETENTUAN UMUM Proses pemilihan desa secara resmi dimulai setelah CPMU mengeluarkan

Lebih terperinci

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II PROFILE DATA SIM P2KP NAD II U R A I AN 1 INFORMASI UMUM 1.1 Cakupan Wilayah 1.1.1 Jumlah Kota/ Kab 1.1.2 Jumlah Kecamatan 3 1.1.3 Jumlah Kelurahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1.1.4 Jumlah Lorong/Dusun

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG PROGRAM PAMSIMAS III

LATAR BELAKANG PROGRAM PAMSIMAS III LATAR BELAKANG PROGRAM PAMSIMAS III Program PAMSIMAS III [2016 2019] merupakan kelanjutan program PAMSIMAS I [2008 2012] dan PAMSIMAS II [2013 2016] Dalam RPJMN 2015-2019, Pemerintah Indonesia telah mengambil

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN AIR MINUM DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI TENTANG

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN AIR MINUM DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI TENTANG FORMAT PERJANJIAN KERJASAMA Logo Pemda PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN AIR MINUM DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI Nomor: Nomor: TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 37 TAHUN : 2015 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN REHABILITASI SOSIAL RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PAMSIMAS 2012 KATA SAMBUTAN

PAMSIMAS 2012 KATA SAMBUTAN KATA SAMBUTAN Banyak masyarakat miskin di perdesaan yang belum mendapatkan air bersih yang layak. Selain itu adalah masyarakat di wilayah peri-urban yang mana masyarakatnya berpenghasilan rendah, pemukiman

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM PENGATURAN DAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DAN TUNJANGAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN 2014

PEDOMAN UMUM PENGATURAN DAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DAN TUNJANGAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN 2014 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 160 TAHUN 2014 TANGGAL 3-3 - 2014 PEDOMAN UMUM PENGATURAN DAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DAN TUNJANGAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN GARUT TAHUN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.57, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT. Peningkatan. Pengawasan. Pengendalian. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor: 01/PERMEN/M/2009 TENTANG ACUAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Ir. Mochammad Natsir, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Ir. Mochammad Natsir, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Air sebagai kebutuhan utama kehidupan, seharusnya dapat terpenuhi secara kualitas maupun kuantitas. Namun masih banyak masyarakat miskin di Indonesia yang belum mendapatkan air bersih yang

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik III-1 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab strategi percepatan pembangunan sanitasi akan dijelaskan lebih detail mengenai tujuan sasaran dan tahapan pencapaian yang ingin dicapai dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 01 /PERMEN/M/2009 TENTANG ACUAN PENYELENGGARAAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 01 /PERMEN/M/2009 TENTANG ACUAN PENYELENGGARAAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 01 /PERMEN/M/2009 TENTANG ACUAN PENYELENGGARAAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT, Menimbang

Lebih terperinci

FORMULIR PROPOSAL PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) MELALUI PROGRAM HIBAH INSENTIF DESA PROGRAM PAMSIMAS TAHUN ANGGARAN 20142013

FORMULIR PROPOSAL PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) MELALUI PROGRAM HIBAH INSENTIF DESA PROGRAM PAMSIMAS TAHUN ANGGARAN 20142013 FORMULIR PROPOSAL PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) MELALUI PROGRAM HIBAH INSENTIF DESA PROGRAM PAMSIMAS TAHUN ANGGARAN 20142013 DESA/KELURAHAN : Tahun Penerimaan Pamsimas KECAMATAN : KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

T E S I S KAJIAN PENINGKATAN SANITASI UNTUK MENCAPAI BEBAS BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI KECAMATAN KARANGASEM BALI

T E S I S KAJIAN PENINGKATAN SANITASI UNTUK MENCAPAI BEBAS BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI KECAMATAN KARANGASEM BALI T E S I S KAJIAN PENINGKATAN SANITASI UNTUK MENCAPAI BEBAS BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI KECAMATAN KARANGASEM BALI Oleh: MADE YATI WIDHASWARI NRP. 3310 202 712 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. NIEKE KARNANINGROEM,

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PENYEDIAAN AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015-2019 BUPATI LUMAJANG,

Lebih terperinci

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA TAHUN LOGO2013 VISI Terciptanya Kondisi Lingkungan Masyarakat yang Sehat dan

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROPINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROPINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANGERANG PROPINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN GERAKAN SERIBU SARANA SANITASI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. khatulistiwa. Curah hujan di Indonesia cukup tinggi dan memiliki cadangan air

I. PENDAHULUAN. khatulistiwa. Curah hujan di Indonesia cukup tinggi dan memiliki cadangan air 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan tipe daerah tropis yang dilewati oleh garis khatulistiwa. Curah hujan di Indonesia cukup tinggi dan memiliki cadangan air bersih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap kesehatan, meningkatkan produktifitas dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III ISU STRATEGIS & TANTANGAN SEKTOR SANITASI KABUPATEN KLATEN

BAB III ISU STRATEGIS & TANTANGAN SEKTOR SANITASI KABUPATEN KLATEN BAB III ISU STRATEGIS & TANTANGAN SEKTOR SANITASI KABUPATEN KLATEN 3.1. Enabling And Sustainability Aspect 3.1.1 Aspek Non Teknis 1) Kebijakan Daerah dan Kelembagaan Isu strategis aspek Kebijakan Daerah

Lebih terperinci

warga masyarakat kurang terlayani termasuk masyarakat berpendapatan rendah Akses Universal Tahun 2019

warga masyarakat kurang terlayani termasuk masyarakat berpendapatan rendah Akses Universal Tahun 2019 meningkatkan jumlah warga masyarakat kurang terlayani termasuk masyarakat berpendapatan rendah di wilayah perdesaan yang dapat mengakses pelayanan air minum dan sanitasi yang berkelanjutan dan meningkatkan

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

PENJABAT BUPATI OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN

PENJABAT BUPATI OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN PENJABAT BUPATI OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN PENJABAT BUPATI OGAN ILIR NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PENYEDIAAN AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN KABUPATEN OGAN ILIR

Lebih terperinci

PROGRAM PENGUATAN KEBERLANJUTAN UNTUK STBM KABUPATEN/KOTA DAN MASYARAKAT

PROGRAM PENGUATAN KEBERLANJUTAN UNTUK STBM KABUPATEN/KOTA DAN MASYARAKAT PROGRAM PENGUATAN KEBERLANJUTAN UNTUK STBM KABUPATEN/KOTA DAN MASYARAKAT PAMSIMAS II: Komponen Kesehatan Direktur Penyehatan Lingkungan Disampaikan Pada Rapat Koordinasi Regional 3 Denpasar, Bali 29 Sept

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 14.A 2013 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR : 14. A TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN PARTISIPATIF BERBASIS KOMUNITAS (P3BK) TAHUN 2013

Lebih terperinci

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2015

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2015 SALINAN BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN,

Lebih terperinci

K AT A P E N G AN T AR

K AT A P E N G AN T AR KATA PENGANTAR Air sebagai kebutuhan utama kehidupan, seharusnya dapat terpenuhi secara kuantitas, kualitas, terjangkau, dan kontinyu. Namun masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mendapatkan air

Lebih terperinci

BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN MODAL LEMBAGA KEUANGAN MIKRO MASYARAKAT DAN KOPERASI PEDESAAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG TATACARA PENGALOKASIAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2017

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG TATACARA PENGALOKASIAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2017 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG TATACARA PENGALOKASIAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PENYEDIAAN AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2016-2019

Lebih terperinci

KEBERLANJUTAN DESA PASCA

KEBERLANJUTAN DESA PASCA KEBERLANJUTAN DESA PASCA 1. Status Keberfungsian Desa Pasca Provinsi Jumlah Desa Pasca Berfungsi Status Keberfungsian Berfungsi Sebagian Tidak Berfungsi Maluku 82 43 25 14 Maluku Utara 99 53 11 35 Gorontalo

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN BIDANG KESEHATAN KEPADA DESA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN BIDANG KESEHATAN KEPADA DESA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011 LAMPIRAN IV PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2011 TANGGAL 18 Januari 2011 PETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN BIDANG KESEHATAN KEPADA DESA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011 I. PENDAHULUAN A.

Lebih terperinci

Nomor :..., Perihal: Pernyataan M inat untuk M engikuti Program Pamsimas III TA

Nomor :..., Perihal: Pernyataan M inat untuk M engikuti Program Pamsimas III TA PT-2.1-01 PT-2.1-01 Contoh Surat Pernyataan Minat Untuk Mengikuti Program Pamsimas III K O P P E M E R I N T A H K A B U P A T E N Nomor :...,... 20... Lampiran : 1 (satu) set Kepada Yth.: Direktur Jenderal

Lebih terperinci

PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR JL/ TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR JL/ TAHUN 2015 TENTANG 0/ BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR JL/ TAHUN 2015 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PENYEDIAAN AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN KOTA

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN KOTA BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN KOTA 5.1 Rencana Peningkatan Pengelolaan Limbah Cair. 5.1.1 Sistem Terpusat (Offsite System) Rencana pengembangan pengelolaan limbah cair dengan sistem terpusat pada masa tiga

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran RINGKASAN EKSEKUTIF Strategi Sanitasi Kabupaten Wonogiri adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA. Tata Kelola Program Hibah Air Minum Perkotaan APBN Murni TA 2016

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA. Tata Kelola Program Hibah Air Minum Perkotaan APBN Murni TA 2016 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Tata Kelola Program Hibah Air Minum Perkotaan APBN Murni TA 2016 1 Program Hibah Air Minum APBN Tahun 2016 Latar Belakang

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN VERIFIKASI

PANDUAN PELAKSANAAN VERIFIKASI PANDUAN PELAKSANAAN VERIFIKASI Improved Latrine/Jamban Layak sesuai dengan MDG termasuk WC siram/leher angsa yang tersambung ke pipa pembuangan limbah (sewer), - septic tank, atau lubang, WC cubluk dengan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNANN SANITASI. 3.1 Tujuan,Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNANN SANITASI. 3.1 Tujuan,Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNANN SANITASI 3.1, dan Pengembangan Air Limbah Domestik Tabel 3.1,sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembngan Air Limbah Domestik Tercapainya peningkatan cakupan dan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TINGKAT MASYARAKAT

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TINGKAT MASYARAKAT PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TINGKAT MASYARAKAT KATA PENGANTAR ( Air sebagai kebutuhan utama kehidupan, seharusnya dapat terpenuhi secara kuantitas, kualitas, terjangkau, dan kontinu. Namun

Lebih terperinci

PAMSIMAS II 2013 KATA PENGANTAR (

PAMSIMAS II 2013 KATA PENGANTAR ( KATA PENGANTAR ( Air sebagai kebutuhan utama kehidupan, seharusnya dapat terpenuhi secara kuantitas, kualitas, terjangkau, dan kontinu. Namun masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mendapatkan air

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PROGRAM ANTI KEMISKINAN (ANTI POVERTY PROGRAM) KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT

BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 6 TAHUN 2013TAHUN TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN REHABILITASI SOSIAL RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RS-RTLH) TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 135 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN DAN PENYALURAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci