BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Yenny Budiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Rabies Rabies atau penyakit anjing gila merupakan salah satu penyakit yang berbahaya karena dapat menyebabkan kematian. Rabies bersifat akut dan dapat menular melalui gigitan. Penularan rabies dapat terjadi melalui gigitan dari HPR (hewan pembawa rabies) yang terinfeksi ke hewan sehat dan manusia (Dharmojono, 2001). Kasus kejadian rabies pada anjing di Kabupaten Tabanan dilaporkan sebanyak 257 ekor dari total populasi anjing pada saat itu sebanyak Kasus kejadian rabies pada manusia di Kabupaten Tabanan pertama kali terjadi di Desa Buahan (12 Agustus 2009) dengan total manusia yang meninggal sebanyak 18 orang dan selanjutnya terus menulari Desa Kediri, Desa Timpang dan menyebar hingga menulari 13 Desa di Kabupaten Tabanan (Dinas Peternakan Kabupaten Tabanan, 2011) 2.2 Etiologi Penyakit Rabies Rabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dari famili Rhabdoviridae, genus Lyssavirus (Consales dan Bolzan, 2007), bentuk virus rabies menyerupai peluru, tersusun atas RNA, protein, lemak, karbohidrat. Virus rabies berukuran 180 nm, diameter 75 nm, pada permukannya terlihat bentuk-bentuk paku (spikes) yang panjangnya sekitar 9 nm (Dietzschold et al., 2005; Consales dan Bolzan, 2007). Virus rabies dapat menginfeksi hewan berdarah panas, misalnya : anjing dan bahkan manusia dan dapat menyebabkan kerusakan pada sistem saraf pusat. Hewan berdarah panas yang dapat tertular dan menularkan rabies adalah anjing, kucing, monyet, kelelawar penghisap darah, rakun, bahkan sapi (McColl et al., 2000; Aguilar-Setién et al., 2005; Muller et al., 2006). Amplop virus rabies tersusun atas lemak sehingga virus tersebut peka terhadap zat pelarut lemak (Wunner et al., 1984). Virus mudah mati oleh sinar matahari dan ultraviolet, HgCl2, keadaan asam dan basa, kloroform, air sabun serta pelarut lemak lainnya (Rupprecht dan Gibbons, 2004; Bleck, 2006). Hal yang penting diketahui dari virus rabies adalah sifat virus itu sendiri, yaitu kemampuan untuk hidup di dalam bangkai hewan yang tertular rabies. Virus rabies juga relatif tahan terhadap pemanasan sampai dengan derajat panas tertentu. Pada pemanasan 56 o C, virus dapat tahan sampai 30 menit dan pemanasan kering sampai dengan 100 o C masih dapat tahan hidup selama menit. Apabila disimpan di dalam gliserin 50%, virus dapat tahan hidup sampai satu tahun. Di dalam gliserin yang tidak diencerkan,
2 virus dapat bertahan hidup beberapa lama dalam suhu kamar dan tahan berbulan-bulan dalam temperatur 4 o C (Aguilar-Setién et al., 2003). Dalam keadaan kering beku dengan penyimpanan 4 o C virus dapat tahan sampai bertahun-tahun, dan penyimpanan suhu -70 o C virus tahan sampai waktu tak terbatas. Di dalam air liur dengan suhu udara panas, virus dapat tahan selama 24 jam (Tepsumethano et al., 2004). Waktu paruh rabies ±4 jam pada temperatur 40 o C, dan 30 detik pada temperatur 60 o C (Dharmawan, 2009). 2.3 Patogenesis Rabies Penularan rabies terjadi melalui gigitan hewan pembawa rabies ke hewan berdarah panas lain termasuk manusia. Virus rabies masuk kedalam tubuh melalui luka gigitan dan luka terbuka yang terkena saliva yang mengandung virus rabies. Selain itu virus rabies juga dapat ditularkan melalui jilatan HPR pada membran mukosa, bahkan vaksin rabies inaktif yang menyebabkan infeksi rabies juga pernah dilaporkan. Virus yang masuk ke dalam tubuh akan bereplikasi dalam otot atau jaringan ikat dan kemudian di dalam tubuh penderita, virus rabies akan menyebar melalui sistem saraf dan kelenjar ludah kemudian menuju sistem saraf pusat (Childs dan Real, 2002; Hemachuhdha et al., 2013). 2.4 Masa Inkubasi Masa inkubasi virus rabies sangat bervariasi tergantung jenis inang yang diserangnya, pada anjing kurang lebih 2 minggu, namun dapat pula mulai dari 10 hari hingga 8 minggu. Pada manusia umumnya terjadi selama 2 sampai 3 minggu dan paling lama selama 1 tahun. Lamanya masa inkubasi ini tergantung dari beberapa faktor, yaitu tergantung jumlah virus yang masuk melalui luka, dalam tidaknya gigitan luka, banyaknya luka tunggal atau jamak, dan tergantung pula pada dekat atau jauhnya luka dengan susunan sistem saraf pusat (Dharmawan, 2009). 2.5 Gejala Klinis Gejala Klinis pada Anjing Gejala klinis pada anjing pada tahap prodromal, anjing akan menghilang dari pemiliknya selama 2-3 hari. Pada tahap prodromal ini akan terjadi perubahan perilaku pada anjing yang terinfeksi rabies, yaitu anjing berubah menjadi agresif. Pada tahap prodromal akan diikuti dengan dua sindrom rabies yaitu rabies ganas atau rabies jinak. Gejala klinis dari rabies jinak akan terlihat lebih cepat, namun akan menyebabkan kematian sekitar 3-7 hari setelah tahap prodromal. Anjing yang terinfeksi
3 rabies tersebut kulitnya akan sangat sensitif, terutama apabila mengalami rangsangan sentuhan. Pada anjing yang mengalami rabies ganas cenderung aktif, tidak mampu berbaring atau duduk pada satu tempat dalam jangka waktu sebentar, dan selalu berputar-putar di satu tempat. Pupil mata anjing yang mengalami rabies ganas akan mengalami dilatasi, dan akan kehilangan reflek pada kornea, Selanjutnya anjing tersebut akan menggigit-gigit kandangnya, benda-benda, dan menyerang benda yang bergerak. Pada hari ke 1-4 selanjutnya, anjing yang terinfeksi rabies tersebut akan mengalami ataksia, konvulsi, kemudian mengalami paralisis yang akhirnya menimbulkan kematian Gejala Klinis Pada Manusia Gejala klinis rabies pada manusia terdapat 5 fase, yaitu fase prodromal, fase neurologik akut, fase furious, fase paralitik, dan koma. Masa inkubasi rabies pada manusia sangat bervariasi antara kurang dari satu minggu sampai lebih dari satu tahun. Namun beberapa ahli juga menyebutkan, bahwa masa inkubasi rabies juga dapat mencapai waktu sampai 5 tahun. Masa inkubasi ini dipengaruhi oleh kedalaman gigitan, jarak gigitan dengan susunan saraf pusat, dan jumlah virus yang masuk ke dalam luka. Tahap-tahap gejala klinis rabies pada manusia dijabarkan sebagai berikut (Yousaf et al., 2012) : 1. Tahap Prodromal Gejala awal yang terjadi sewaktu virus menyerang susunan saraf pusat adalah perasaan gelisah dan demam. Secara umum pasien yang mengalami tahap prodromal rabies diliputi perasaan tidak enak, sakit kepala, gatal, merasa seperti terbakar, kedinginan, kondisi tubuh lemah, dan rasa sakit. Selain itu pasien juga akan merasa nafsu makan menurun, mual atau muntah, atau rasa sakit perut. 2. Tahap Sensoris Pada tahap sensoris, penderita merasa nyeri, rasa panas dan kesemutan di daerah yang pernah digigit oleh Hewan Penular Rabies (HPR) disertai dengan kesemutan pada tempat bekas luka yang kemudian disusul dengan gejala cemas dan reaksi yang berlebihan terhadap rangsangan sensoris. 3. Tahap Eksitasi Pada umumnya pasien yang telah mengalami tahap eksitasi akan meninggal dunia dalam waktu satu minggu sejak dari awal stadium prodromal. Pada tahap eksitasi pasien akan mengalami ketakutan yang berlebihan, rasa haus, ketakutan terhadap rangsangan cahaya (photofobia), takut terhadap tiupan angin (aerofobia), atau takut terhadap suara keras. Selain
4 itu pasien juga mengalami demam yang tinggi. Pasien umumnya juga akan menjadi bingung, gelisah, rasa tidak nyaman, dan ketidak beraturan. Kebingungan akan menjadi semakin hebat dan berkembang menjadi agresif, halusinasi, ketakutan, tubuh gemetar atau kaku kejang. Selain gejala tersebut diatas, pasien yang mengalami tahap eksitasi juga akan mengalami gejala stimulasi saraf otonom termasuk peningkatan saliva, air liur berbuih, mengeluarkan banyak keringat, lakrimasi, abnormalitas pupil dan piloereksi. Pada setiap penderita ensefalitis rabies, pasien akan mengalami aerofobia (takut akan tiupan angin) dan hidrofobia (takut air). Gejala ini dapat diidentifikasi dengan mencoba menghembuskan nafas atau meniupkan angin di wajah atau bagian dada, dan dicoba dibujuk untuk meneguk air, akan terlihat reaksi menghindar dan menolak. 4. Tahap Paralisis Biasanya pasien yang mengalami rabies akan meninggal pada tahap eksitasi. Namun terkadang ditemukan pula kasus tanpa gejala eksitasi, melainkan terjadi paresis otot-otot yang bersifat progresif. Hal ini dikarenakan terjadi gangguan sumsum tulang belakang yang memperlihatkan gejala paresis otot-otot pernafasan. Pada tahap paralisis akan terlihat perubahan patologis yang dijumpai pada bagian terendah dari medula oblongata, dimana saraf tulang belakang berasal (Soeharsono, 2002). 2.6 Teknik Diagnosa Teknik diagnosis kasus rabies pada anjing dengan menemukan adanya badan negri (negri bodies) pada otaknya. Pemeriksaan ini memerlukan preparat sentuh dari jaringan otak hewan yang telah menggigit atau menunjukkan gejala klinis rabies dengan menggunakan metoda Seller (Chhabra et al., 2005). Dan pemeriksaan lain dapat digunakan dengan metode IFAT (Indirect Fluorescent Antibody Technique) atau inokulasi hewan percobaan (Soeharsono, 2002; WHO, 2004). Selanjutnya, apabila dari dua metode di atas tidak menemukan hasil maka akan dilakukan uji biologik (Webster et al., 1976; OIE, 2012). Pemeriksaan biologik memerlukan waktu yang lama, yaitu antara 4-21 hari. Teknik tersebut telah diterapkan pada anjing diduga rabies di Kabupaten Tabanan. Kini diagnosis rabies juga dilaporkan dapat dilakukan dengan menggunakan teknik monoklonal antibodi pada anjing penderita rabies (Astawa et al., 2010). Selain menggunakan metode di atas, metode lain yang bisa digunakan yaitu teknik diagnose lapangan yang diduga kuat rabies dan teknik ini dapat dilakukan dengan melihat indikasi gigitan hewan ke manusia :
5 a. Apabila dalam satu hari ada seekor hewan (anjing) menggigit 1 orang tanpa provokasi, maka kemungkinan anjing tersebut positif rabies 25%. b. Apabila dalam satu hari ada seekor hewan (anjing) menggigit 2 orang tanpa provokasi, maka kemungkinan anjing tersebut positis rabies 50%. c. Apabila dalam satu hari ada seekor hewan (anjing) menggigit 3 orang tanpa provokasi, maka kemungkinan anjing tersebut positif rabies 75%. d. Apabila dalam satu hari ada seekor hewan (anjing) menggigit 4 orang tanpa provokasi, maka kemungkinan anjing tersebut positif rabies 100%. Rabies di Tabanan lebih tepatnya berasal dari Kuta Selatan daerah Semenanjung Bukit hal ini disebabkan oleh kurangnya program penanganan rabies sehingga pada tahun 2009 rabies menimbulkan korban jiwa manusia dan hal ini mungkin terjadi karena perpindahan anjing dari kawasan Semenanjung Bukit menuju Desa Desa di Kabupaten Tabanan. Di Kabupaten Tabanan sendiri terdapat 18 kasus meninggal dunia dan rabies pertama kali ditemukan di Desa Buahan (12 Agustus 2009) dan selanjutnya terus menulari Desa Kediri, Desa Timpang dan menyebar hingga menulari 13 Desa di Kabupaten Tabanan (Mediana, 2010) 2.7 Penyebaran Rabies Rabies tersebar hampir diseluruh dunia dan hanya beberapa negara yang bebas rabies seperti Australia, sebagian besar Skandinavia, Inggris, Islandia, Yunani, Portugal, Uruguay, Chili, Papua Nugini, Jepang, dan Taiwan. Di Indonesia rabies pertama kali dilaporkan oleh Penning tahun 1890 pada anjing dan pada manusia yaitu pada tahun 1894 di Cirebon, Jawa Barat (Sudardjat, 1991). Jumlah Kasus Rabies pada hewan Anjing dari tahun 2008 sampai 2010 telah menulari 281 desa dari 722 Desa yang ada di Propinsi Bali (Iffandi et al., 2013). Jumlah kematian manusia akibat rabies di Propinsi Bali yang dilaporkan dari tahun 2008 sampai dengan September 2011 adalah 133 orang. Kasus kematian tertinggi terjadi di tahun 2010 dengan kasus sebanyak 82 orang, dengan proporsi insidensi 2,1 per populasi (Nugroho et al, 2013) (Tabel 2.1). Di Bali keberadaan anjing dikenal sangat dekat dengan manusia. Anjing tidak hanya dianggap sebagai hewan peliharaan ataupun hewan penjaga rumah, namun juga dianggap sebagai sahabat manusia. Peranan anjing di Bali tidak hanya penting untuk menjaga rumah atau kebun, tetapi juga sebagai sarana dalam berburu dan sarana upacara agama hindu di Bali
6 misalnya upacara mecaru adat bhuta yadnya (anjing bangbungkem) yang mengorbankan anjing cokelat dan bermoncong dalam rangkaian upacara (Dharmawan 2009). Tabel 2.1 Jumlah kasus gigitan anjing di Bali dari tahun Kab/Kota Jumlah Denpasar Badung Gianyar Bangli Klungkung Karangasem Tabanan Jembrana RSUP Sanglah Total Kerangka Konsep Rabies merupakan penyakit zoonosis yang sangat berbahaya dan memberikan dampak kerugian yang sangat besar baik dari aspek ekonomi, psikologi, maupun pariwisata. Rabies adalah salah satu penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Di Bali kematian manusia sendiri hingga Februari 2011 mencapai 122 orang (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2011). Jumlah kasus rabies pada anjing dari tahun 2008 sampai 2010 telah menulari sebanyak 281 desa dari 722 Desa yang ada di Propinsi Bali. Dan kejadian ini sangat menghawatirkan karena penyebaran penyakit ini tergolong sangat cepat dengan tingkat kasus gigitan anjing yang cukup tinggi (Iffandi et al.,2013) Di Bali keberadaan anjing dikenal sangat dekat dengan manusia. Anjing tidak hanya dianggap sebagai hewan peliharaan ataupun hewan penjaga namun juga dianggap sebagai sahabat manusia. Anjing di Bali mempunyai peranan penting untuk menjaga rumah atau kebun, sarana berburu, dan sarana upacara adat dan ritual misalnya upacara adat bhuta yadnya (mecaru) yang mengorbankan anjing (Dharmawan, 2009) Sejak resmi Bali diumumkan sebagai daerah Rabies, daerah semenanjung Bukit badung secara resmi terlokalisir sekitar enam bulan. Selanjutnya menyebar ke kabupaten
7 Tabanan, Gianyar, Karangasem, Bangli, dan Kabupaten Buleleng. Hal ini mengakibatkan upaya penanggulangan Rabies di Propinsi Bali menjadi lebih sulit (Nasution et al.,2011) Kasus kejadian rabies di Kabupaten Tabanan lebih tepatnya berasal dari Kuta Selatan daerah Semenanjung Bukit hal ini disebabkan kurang mobilisasi dan suksesnya program penanggulangan rabies sehingga pada tahun 2009 rabies menimbulkan korban jiwa manusia. Hal ini mungkin terjadi karena perpindahan anjing dari kawasan Semenanjung Bukit menuju desa desa di Kabupaten Tabanan. Rabies menulari Bali pada akhir 2008 dan hingga Februari 2011, kasus rabies terus menyebar di Bali dan menyebabkan 133 orang meninggal dunia. Di Kabupaten Tabanan sendiri terdapat 18 kasus orang meninggal dunia. Hewan Penular Rabies (HPR) di Tabanan yaitu anjing, dan rabies pertama kali ditemukan di Desa Buahan (12 Agustus 2009) dan selanjutnya terus menulari Desa Kediri, Desa Timpang dan menyebar hingga menulari 13 Desa di Kabupaten Tabanan. Setelah rabies masuk ke Kabupaten Tabanan bagi sebagian masyarakat anjing berubah menjadi salah satu hewan yang ditakuti dan anjing anjing yang hidup liar selalu dikejar-kejar petugas Dinas Peternakan bahkan terancam mati diracun (Mediana, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran rabies di Kabupaten Tabanan dari tahun secara kewilayahan (spasial). Data yang dikumpulkan berasal dari instansi terkait, kemudian disusun, ditabelkan, dan selanjutnya dipetakan sehingga dapat diketahui korelasi kejadian rabies pada anjing dengan manusia.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Etiologi Penyakit Rabies Rabies merupakan penyakit virus menular yang disebabkan oleh virus dari Family Rhabdoviridae dan Genus Lyssavirus. Virus rabies mempunyai bentuk menyerupai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Rabies di Indonesia
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Rabies di Indonesia Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh virus. Secara etimologi, rabies berasal dari bahasa Sansekerta kuno rhabas yang artinya melakukan kekerasan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Etiologi Penyakit Rabies Rabies merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dari family Rhabdoviridae dan genus Lyssavirus memiliki bentuk seperti peluru, terdiri
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGASAHAN... RIWAYAT HIDUP... ABSTRAK... v. KATA PENGANTAR. vii. DAFTAR ISI. ix. DAFTAR TABEL.
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGASAHAN... RIWAYAT HIDUP...... i ii iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR. vii DAFTAR ISI. ix DAFTAR TABEL. xi DAFTAR GAMBAR xii DAFTAR LAMPIRAN. xiii BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan. Indonesia. Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan Nasional Indonesia. Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rabies merupakan penyakit menular akut yang dapat menyerang susunan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rabies merupakan penyakit menular akut yang dapat menyerang susunan syaraf pusat hewan berdarah panas disebabkan oleh virus dan dapat menular pada manusia. Penyakit
Lebih terperinciPROGRAM PENGENDALIAN PENYAKIT RABIES. Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar
PROGRAM PENGENDALIAN PENYAKIT RABIES Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar RABIES Salah satu penyakit infeksi tertua, diketahui sejak lebih dari 4000 tahun Viral encephalomyelitis: akut dan progresif Dapat menyerang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii RIWAYAT HIDUP... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang...
Lebih terperinciKata Kunci: Rabies, anjing, manusia, Kota Denpasar
ABSTRAK Rabies atau penyakit anjing gila merupakan penyakit virus yang menyerang sistem saraf pusat, yang disebabkan oleh virus dari Genus Lyssavirus, Famili Rhabdoviridae. Penyakit rabies tergolong penyakit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya angka kejadian Rabies di Indonesia yang berstatus endemis
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya angka kejadian Rabies di Indonesia yang berstatus endemis Rabies, kini menjadi tantangan bagi pencapaian target Indonesia bebas Rabies pada 2015. Guna penanggulangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rabies yang dikenal juga dengan nama Lyssahydrophobia, rage, tollwut,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rabies yang dikenal juga dengan nama Lyssahydrophobia, rage, tollwut, merupakan suatu penyakit infeksi akut susunan syaraf pusat yang dapat menyerang mamalia termasuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dari genus Lyssavirus, famili Rhabdoviridae (Jallet et al., 1999). Virus rabies
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Rabies Rabies (penyakit anjing gila) adalah penyakit hewan yang dapat menular ke manusia (bersifat zoonosis) (WHO, 2010). Rabies disebabkan oleh virus rabies dari genus Lyssavirus,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN RABIES DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN RABIES DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA BUPATI PASAMAN BARAT Menimbang : a. bahwa Rabies adalah merupakan
Lebih terperinciLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran
Menimbang PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN RABIES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, : a. bahwa rabies merupakan
Lebih terperinci1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rabies 2.1.1 Pengertian Rabies Rabies atau dikenal juga dengan istilah penyakit anjing gila adalah penyakit infeksi akut yang bersifat zoonosis pada susunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan gejala saraf yang progresif dan hampir selalu berakhir dengan kematian. Korban
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rabies merupakan penyakit hewan menular yang bersifat zoonosis. Kasus rabies sangat ditakuti dikalangan masyarakat, karena mengakibatkan penderitaan yang berat dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 ayat (1). Pembangunan bidang kesehatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan amanat Undang-Undang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN RABIES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN RABIES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, Menimbang: bahwa untuk melindungi masyarakat terhadap rabies
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peternakan babi berperan penting dalam meningkatkan perekonomian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hog cholera 2.1.1 Epizootiologi Peternakan babi berperan penting dalam meningkatkan perekonomian masyarakat pedesaan di Bali. Hampir setiap keluarga di daerah pedesaan memelihara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemangku kepentingan (stakeholders) sebagaimana telah didiskusikan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Visi rencana pembangunan jangka panjang nasional 2005-2025 adalah Indonesia yang maju, adil, dan makmur. Visi tersebut direalisasikan pada empat misi pembangunan.
Lebih terperinciTEORI PENYEBAB PENYAKIT 2. By: Syariffudin
TEORI PENYEBAB PENYAKIT 2 By: Syariffudin Definisi Teori Penyebab Penyakit Teori penyebab penyakit memiliki pengertian sebuah teori yang mempelajari gejala-gejala timbulnya penyakit karena adanya ketidakseimbangan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii RIWAYAT HIDUP... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi UCAPAN TERIMA KASIH... vii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciAnjing Anda Demam, Malas Bergerak dan Cepat Haus? Waspadai Leptospirosis
Anjing Anda Demam, Malas Bergerak dan Cepat Haus? Waspadai Leptospirosis Leptospirosis adalah penyakit berbahaya yang diakibatkan oleh bakteri Leptospira interrogans sensu lato. Penyakit ini dapat menyerang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. penderitaan yang berat dengan gejala saraf yang mengerikan dan hampir selalu
PENDAHULUAN Latar Belakang Rabies merupakan penyakit hewan menular yang bersifat zoonosis. Kejadian rabies sangat ditakuti di kalangan masyarakat, karena mengakibatkan penderitaan yang berat dengan gejala
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG LARANGAN PEMASUKAN HEWAN PENULAR RABIES KE WILAYAH PROVINSI PAPUA GUBERNUR PROVINSI PAPUA,
PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG LARANGAN PEMASUKAN HEWAN PENULAR RABIES KE WILAYAH PROVINSI PAPUA GUBERNUR PROVINSI PAPUA, Menimbang : a.bahwa penyakit rabies merupakan penyakit
Lebih terperinciCakupan Vaksinasi Anti Rabies pada Anjing dan Profil Pemilik Anjing Di Daerah Kecamatan Baturiti, Tabanan
Cakupan Vaksinasi Anti Rabies pada Anjing dan Profil Pemilik Anjing Di Daerah Kecamatan Baturiti, Tabanan IVAN M TARIGAN 1 I MADE SUKADA 1, I KETUT PUJA 2 Laboratorium Kesmavet Fakultas Kedokteran Hewan,
Lebih terperinciSebaran Umur Korban Gigitan Anjing Diduga Berpenyakit Rabies pada Manusia di Bali. (The Distribution of Ages on Victims of Rabies in Bali)
Sebaran Umur Korban Gigitan Anjing Diduga Berpenyakit Rabies pada Manusia di Bali (The Distribution of Ages on Victims of Rabies in Bali) Calvin Iffandi 1, Sri Kayati Widyastuti 3, I Wayan Batan 1* 1 Laboratorium
Lebih terperinciGambaran Klinik Sapi Bali Tertular Rabies. di Ungasan, Kutuh dan Peminge
Gambaran Klinik Sapi Bali Tertular Rabies di Ungasan, Kutuh dan Peminge NURUL FAIZAH 1, I WAYAN BATAN 1, I KETUT SUATHA 2 1) Lab Diagnosa Klinik 2) Lab Anatomi Veteriner Fakultas Kedoteran Hewan Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terkena virus rabies kepada manusia yang disebut dengan zoonosis. Penyakit rabies
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit rabies atau anjing gila adalah suatu penyakit yang sangat ditakuti dan dapat menimbulkan kematian. Penyakit ini ditularkan dari hewan yang sudah terkena virus
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Malaria merupakan penyakit kronik yang mengancam keselamatan jiwa yang
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Malaria Malaria merupakan penyakit kronik yang mengancam keselamatan jiwa yang disebabkan oleh parasit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. 3 Malaria
Lebih terperinciWabah Polio. Bersama ini kami akan membagi informasi mengenai POLIO yang sangat berbahaya, yang kami harap dapat bermanfaat untuk kita semua.
Environment & Social Responsibility Division ESR Weekly Tips no. 14/V/2005 Sent: 10 Mei 2005 Wabah Polio Seiring dengan gencarnya kasus wabah Polio yang menimpa Indonesia terutama di beberapa daerah, yang
Lebih terperinciEkologi dan Demografi Anjing di Kecamatan Denpasar Timur
Ekologi dan Demografi Anjing di Kecamatan Denpasar Timur TJOKORDA ISTRI AGUNG CINTYA DALEM 1, I KETUT PUJA 1, I MADE KARDENA 2 1 Lab. Histologi, 2 Lab. Patologi Umum, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas
Lebih terperinciLAPORAN GAMBARAN DURATION OF IMMUNITY VAKSIN RABIVET 92. Pusat Veterinaria Farma ABSTRAK
LAPORAN GAMBARAN DURATION OF IMMUNITY VAKSIN RABIVET 92 Darmawan, Dyah Estikoma dan Rosmalina Sari Dewi D Pusat Veterinaria Farma ABSTRAK Untuk mendapatkan gambaran antibodi hasil vaksinasi Rabivet Supra
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Rabies merupakan suatu penyakit zoonosis yaitu penyakit hewan berdarah panas yang
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rabies merupakan suatu penyakit zoonosis yaitu penyakit hewan berdarah panas yang ditularkan kepada manusia dan menyerang susunan saraf pusat. Penyakit ini mendapat
Lebih terperinciMANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN PENDAHULUAN Seorang ibu akan membawa anaknya ke fasilitas kesehatan jika ada suatu masalah atau
Lebih terperinciKEDARURATAN LINGKUNGAN
Materi 14 KEDARURATAN LINGKUNGAN Oleh : Agus Triyono, M.Kes a. Paparan Panas Panas dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh. Umumnya ada 3 macam gangguan yang terjadi td&penc. kebakaran/agust.doc 2 a. 1.
Lebih terperinciAKABANE A. PENDAHULUAN
AKABANE Sinonim : Arthrogryposis Hydranencephaly A. PENDAHULUAN Akabane adalah penyakit menular non contagious yang disebabkan oleh virus dan ditandai dengan adanya Arthrogryposis (AG) disertai atau tanpa
Lebih terperinciMateri Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru
1.1 Pengertian Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 2017
PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 22/04/51/Th. XI, 3 April Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 453.985 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak
Lebih terperinciPENYAKIT RABIES DI KALIMANTAN TIMUR
PENYAKIT RABIES DI KALIMANTAN TIMUR WAFIATININGSIH 1, N. R. BARIROH 1, I. SULISTIYONO 1, dan R. A. SAPTATI 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur 2 Pusat Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciDEFINISI KASUS MALARIA
DEFINISI KASUS MALARIA Definisi kasus adalah seperangkat criteria untuk menentukan apakah seseorang harus dapat diklasifikasikan sakit atau tidak. Kriteria klinis dibatasi oleh waktu, tempat, dan orang.
Lebih terperinciModul Komunikasi Informasi dan Edukasi Zoonosis (Rabies) Kata Pengantar
Kata Pengantar Di bidang veteriner (kedokteran hewan) terdapat dua aspek yang terkait erat dengan pengendalian zoonosis yaitu aspek pengendalian penyakit hewan (Kesehatan Hewan) dan aspek Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.2
1. Perhatikan gambar mata berikut! Image not readable or empty assets/js/plugins/kcfinder/upload/image/alat%20indrpng SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.2 Bagian
Lebih terperinciSITUASI RABIES DI BEBERAPA WILAYAH INDONESIA TIMUR BERDASARKAN HASIL DIAGNOSA BALAI BESAR VETERINER MAROS
SITUASI RABIES DI BEBERAPA WILAYAH INDONESIA TIMUR BERDASARKAN HASIL DIAGNOSA BALAI BESAR VETERINER MAROS FAISAL ZAKARIA, DINI W. YUDIANINGTYAS dan GDE KERTAYADNYA Balai Besar Veteriner Maros ABSTRAK Diagnosa
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MARET 2017
PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MARET 27/05/51/Th. XI, 2 Mei Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan Maret mencapai 425.499 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu hewan yang memiliki kemampuan berpikir dan bertingkah laku. Anjing adalah mamalia karnivora, yang telah mengalami demostikasi dari serigala
Lebih terperinciSISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA TINGKAT RESIKO PENYAKIT RABIES PADA ANJING MENGGUNAKAN METODE FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) TSUKAMOTO
SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA TINGKAT RESIKO PENYAKIT RABIES PADA ANJING MENGGUNAKAN METODE FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) TSUKAMOTO Rengga Gusti Ari Wibowo Jurusan Teknik Informatika. Fakultas Ilmu Komputer
Lebih terperinciPerkembangan Pariwisata Bali
Berita Resmi Statistik Bulan November Provinsi Bali No. 69/11/51/Th. XI, 3 November BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BALI Perkembangan Pariwisata Bali September Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman)
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 2016
PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 2016 23/04/51/Th. X, 1 April 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2016 mencapai 375.744 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kejang demam adalah kejang yang terjadi karena adanya suatu proses ekstrakranium tanpa adanya kecacatan neurologik dan biasanya dialami oleh anak- anak.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan (Siregar, 2004). Penyakit
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Rabies telah dikenal sejak zaman dahulu dan dinilai sangat penting sehingga
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyakit Rabies Rabies telah dikenal sejak zaman dahulu dan dinilai sangat penting sehingga dicatat pada salah satu prasasti yang dibuat pada zaman kekuasaan raja Hammurabi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2011
39/08/51/Th. V, 1 Agustus PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 245.652 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak 245.248
Lebih terperincikeyword Wanita 3o th Digigit anjing Rabies Antibiotik profillaksis EBM KLB Vaksinasi
Kelompok IKM 2.3 Nama Kelompok Silvia Aruma Lestari (201210330311104) Lena Wahyu Setianingsih (201210330311093) Eka Tehu (201010330311138) Athira Riandita (2012104103111075) Kuntum Khoiro Ummah (201210410311071)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perbedaan antara virus hepatitis ini terlatak pada kronisitas infeksi dan kerusakan jangka panjang yang ditimbulkan.
BAB I PENDAHULUAN Hati adalah salah satu organ yang paling penting. Organ ini berperan sebagai gudang untuk menimbun gula, lemak, vitamin dan gizi. Memerangi racun dalam tubuh seperti alkohol, menyaring
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan Masyarakat Pemelihara Anjing Tentang Bahaya Rabies Terhadap Partisipasi Pencegahan
Hubungan Pengetahuan Masyarakat Pemelihara Anjing Tentang Bahaya Rabies Terhadap Partisipasi Pencegahan Relations Knowledge of Dog Owner Communities About dangers of Rabies with Participation of Prevention.
Lebih terperinciPusat Hiperked dan KK
Pusat Hiperked dan KK 1. Gangguan pernafasan (sumbatan jalan nafas, menghisap asap/gas beracun, kelemahan atau kekejangan otot pernafasan). 2. Gangguan kesadaran (gegar/memar otak, sengatan matahari langsung,
Lebih terperinciPENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR. Oleh I MADE SUTARGA PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015
PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR 2015 Oleh I MADE SUTARGA PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015 1 BAB VI PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2008
03/08/51/Th. II, 1 Agustus 2008 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2008 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2008 mencapai 171.301 orang, dengan wisman yang datang melalui pelabuhan
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN SURVEILANS PUSKESMAS KOTAPADANG TAHUN 2006
LAPORAN KEGIATAN SURVEILANS PUSKESMAS KOTAPADANG TAHUN 2006 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) PENYAKIT DAN KASUS GIGITAN HEWAN TERSANGKA RABIES DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTAPADANG TAHUN 2006 I. PENDAHULUAN Kejadian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Demam Berdarah Dengue Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, yang ditandai dengan demam mendadak
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2016
PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2016 17/03/51/Th. X, 1 Maret 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 350.592 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2015
PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2015 50/08/51/Th. IX, 3 Agustus 2015 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2015 mencapai 359.702 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1. Definisi Imunisasi Imunisasi adalah suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap suatu penyakit dengan cara memasukkan kuman atau produk kuman yang sudah dilemahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. Rabies merupakan Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) Golongan II
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Rabies merupakan Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) Golongan II berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 3238/Kpts/PD.630/9/2009 tentang Penggolongan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2014
PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2014 35/06/51/Th. VIII, 2 Juni 2014 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2014 mencapai 280.096 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA BALI AGUSTUS 2015
PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI AGUSTUS 2015 66/10/51/Th. IX, 1 Oktober 2015 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2015 mencapai 303.621 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2017
PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2017 38/06/51/Th. XI, 2 Juni 2017 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan April 2017 mencapai 477.464 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui
Lebih terperinciPENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan
PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2017
PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2017 49/08/51/Th. XI, 1 Agustus 2017 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan Juni 2017 mencapai 504.141 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Rabies bersifat zoonosis artinya penyakit tersebut dapat menular dari hewan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Rabies Rabies (penyakit anjing gila) adalah penyakit hewan yang disebabkan oleh virus, bersifat akut serta menyerang susunan saraf pusat. Hewan berdarah panas dan
Lebih terperinciSMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA Salah satu ciri mahluk hidup adalah membutuhkan makan (nutrisi). Tahukah kamu, apa yang
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2011
46/09/51/Th. V, 5 September PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 283.524 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak 279.219
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2014
PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2014 09/02/51/Th. IX, 2 Februari 2015 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2014 mencapai 347.370 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Penyakit demam berdarah adalah penyakit menular yang di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penyakit demam berdarah adalah penyakit menular yang di sebabkan oleh virus dengue dan di tularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegeypti. Penyakit ini dapat menyerang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan kasus-kasus penyakit tidak menular yang banyak disebabkan oleh gaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah, penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan yang belum terselesaikan, dan terjadi peningkatan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA BALI SEPTEMBER 2010
No. 44/11/51/Th. IV, 5 Nopember PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI SEPTEMBER Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan ember mencapai 240.947 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOPEMBER 2007
3/1/51/Th. II, 3 Januari 28 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOPEMBER Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 14124 orang, dengan wisman yang datang melalui pelabuhan udara sebanyak
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMELIHARAAN DAN LALU LINTAS HEWAN PENULAR RABIES DI KABUPATEN BADUNG
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMELIHARAAN DAN LALU LINTAS HEWAN PENULAR RABIES DI KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2015
No. 19/03/51/Th. IX, 2 Maret PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 301.748 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak
Lebih terperinciWALIKOTA PAYAKUMBUH PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG
WALIKOTA PAYAKUMBUH PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN, PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN RABIES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAYAKUMBUH,
Lebih terperinciAPA ITU TB(TUBERCULOSIS)
APA ITU TB(TUBERCULOSIS) TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tubercolusis. Penyakit Tuberkolusis bukanlah hal baru, secara umum kita sudah mengenal penyakit ini. TB bukanlah
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2015
PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2015 60/09/51/Th. IX, 1 September 2015 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2015 mencapai 382.683 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara
Lebih terperinciCOXIELLA BURNETII OLEH : YUNITA DWI WULANSARI ( )
COXIELLA BURNETII OLEH : YUNITA DWI WULANSARI (078114113) KLASIFIKASI ILMIAH Kingdom : Bacteria Phylum : Proteobacteria Class : Gamma Proteobacteria Order : Legionellales Family : Coxiellaceae Genus :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu sumber protein yang baik dikonsumsi oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan salah satu sumber protein yang baik dikonsumsi oleh manusia, baik dalam bentuk segar maupun sudah diproses dalam bentuk produk. Susu adalah bahan pangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam tifoid merupakan penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan oleh Salmonella thypi (S thypi). Pada masa inkubasi gejala awal penyakit tidak tampak, kemudian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang TBC merupakan penyakit yang sangat membahayakan, karena di dalam paru-paru kita terdapat kuman mycrobacterium tuberculosis, yang apabila di biarkan, kuman tersebut akan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA BALI PEBRUARI 2010
17/04/51/Th. V, 1 April PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI PEBRUARI Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 207.195 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak 201.457
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2016
PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 50/08/51/Th. X, 1 Agustus Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 405.835 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak 405.686
Lebih terperinciAlur Penyebaran Rabies di Kabupaten Tabanan Secara Kewilayahan (Spacial)
Alur Penyebaran Rabies di Kabupaten Tabanan Secara Kewilayahan (Spacial) Abdul Azis Nasution 1, Sri Kayati Widyastuti 2, I Wayan Batan 1* 1 Laboratorium Diagnosa Klinik, 2 Laboratorium Penyakit Dalam Hewan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Immunitas Niken Andalasari Sistem Imunitas Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh
Lebih terperinciKEDARURATAN LAIN DIABETES HIPOGLIKEMIA
DIABETES HIPOGLIKEMIA GEJALA TANDA : Pusing Lemah dan gemetar Lapar Jari dan bibir kebas Pucat Berkeringat Nadi cepat Mental bingung Tak sadar DIABETES HIPOGLIKEMIA PERTOLONGAN PERTAMA ; Bila tak sadar
Lebih terperinciDISTRIBUSI KASUS GIGITAN HEWAN PENULAR RABIES (HPR) DAN KASUS RABIES DI KABUPATEN NGADA, PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR
DISTRIBUSI KASUS GIGITAN HEWAN PENULAR RABIES (HPR) DAN KASUS RABIES DI KABUPATEN NGADA, PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR The Distribution of Cases of Rabies-Transmitting Animal s (RTA) Bites and Cases of
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyakit Rabies Rabies telah dikenal sejak zaman dahulu dan dinilai sangat penting sehingga dicatat pada salah satu prasasti yang dibuat pada zaman kekuasaan raja Hammurabi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MARET 2012
23/05/51/Th. VI, 1 Mei PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MARET Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 230.957 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak 222.950
Lebih terperinciNYAMUK SI PEMBAWA PENYAKIT Selasa,
PLEASE READ!!!! Sumber: http://bhell.multiply.com/reviews/item/13 Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes Albopictus yang mengandung virus dengue dapat menyebabkan demam berdarah dengue (DBD) yang ditandai dengan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MEI 2015
44/07/51/Th. IX, 1 Juli 2015 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MEI 2015 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2015 mencapai 295.973 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2017
PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2017 17/03/51/Th. XI, 1 Maret 2017 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 460.824 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui bandara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu,
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MEI 2017
43/07/51/Th. XI, 3 Juli 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MEI 2017 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan Mei 2017 mencapai 489.376 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui bandara
Lebih terperinci