BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa juga merupakan faktor penting yang membuat manusia berbeda

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa juga merupakan faktor penting yang membuat manusia berbeda"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGANTAR Bahasa sebagai produk kebudayaan merupakan media paling penting dalam komunikasi. Bahasa juga merupakan faktor penting yang membuat manusia berbeda dengan makhluk lainnya. Kridalaksana (2008 : 24) menyatakan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan unsur yang penting dalam kehidupan manusia. Amatlah penting bagi setiap orang untuk menguasai bahasa, baik itu bahasa ibu maupun bahasa lain yang akan mempermudah dalam proses komunikasi. Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa internasional yang dewasa ini mempunyai peranan penting dalam kehidupan. Bahasa Inggris telah memberikan kontribusi dalam berbagai bidang kehidupan seperti : ekonomi, sosial, pendidikan dan sebagainya. Dalam bidang pendidikan, bahasa Inggris memberikan kontribusi sebagai bahasa yang digunakan dalam berbagai referensi untuk bahan bacaan dan bahan ajar. Berdasarkan alasan tersebut, sangatlah penting dilakukan berbagai penelitian yang menyangkut analisis bahasa pertama (bahasa ibu) dan bahasa inggris (bahasa target). Analisis kontrastif antara dua bahasa sangatlah penting. Hal ini untuk mengetahui sejauh mana persamaan dan perbedaan yang terdapat di antara bahasa pertama dan bahasa kedua. Dari persamaan dan perbedaan tersebut, kita dapat

2 meramalkan kesulitan yang akan dialami oleh pembelajar. Selanjutnya pengajar bisa menyiapkan materi yang dapat dijadikan formula untuk mempermudah proses belajar bahasa kedua. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Charles Fries dalam Lado (1974 : 1) dan Nurhadi (1995 : 238) bahwa bahan pelajaran yang paling efektif untuk pengajaran bahasa kedua atau bahasa asing ialah bahan yang disusun berdasarkan deskripsi ilmiah bahasa kedua yang dibandingkan secara teliti dengan deskripsi bahasa pertama. Berdasarkan peran analisis kontrastif di atas, maka pengontrasan bahasa dapat dilakukan dari berbagai bidang seperti bidang fonologi, morfologi, leksikon, konteks budaya, semantik dan sintaksis. Adapun penelitian ini lebih memfokuskan pada analisis kontrastif di bidang sintaksis. Ramlan (1987 : 21) menyatakan bahwa istilah sintaksis secara langsung terambil dari bahasa Belanda syntaxis. Dalam bahasa Inggris digunakan istilah syntax. Sintaksis adalah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yanag membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase. Akan tetapi penelitian ini, lebih memfokuskan pada salah satu objek kajian sintaksis yaitu kalimat. Pembelajaran bahasa tidak terlepas dari pembelajaran kalimat. Kalimat merupakan rangkaian kata yang mengandung arti penuh dan utuh yang terbentuk atas dasar hadirnya subjek yang diterangkan oleh predikat. Penelitian ini menggunakan bahasa Massenrempulu sebagai bahasa pertama dan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Bahasa Massenrempulu merupakan bahasa

3 yang dituturkan oleh salah satu suku di Sulawesi-Selatan. Suku tersebut mendiami kabupaten Enrekang. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.786, 01 km 2 dan berpenduduk sebanyak jiwa. Kabupaten Enrekang terdiri dari dua belas kecamatan yaitu Enrekang, Maiwa, Anggeraja, Baraka, Alla, Curio, Bungin, Malua, Cendana, Buntu Batu, Masalle dan Baroko. Dari dua belas kecamatan tersebut terbagi menjadi 17 kelurahan dan 95 desa. Adapun bahasa yang digunakan adalah Bahasa Massenrempulu yang memiliki tiga dialek yaitu dialek Duri, dialek Endekan dan dialek Maiwa. Pada penelitian ini, contoh contoh kalimat yang digunakan adalah contoh kalimat dalam bahasa Massenrempulu dialek Duri. Alasan dari pemilihan dialek ini adalah dialek Duri merupakan dialek standar dan digunakan dalam area penutur yang lebih luas. Dalam pembelajaran bahasa kedua, sering terjadi kemungkinan kesalahan dalam pengungkapan sebuah kalimat. Salah satu penyebab kemungkinan kesalahan ini adalah pengaruh bahasa ibu terhadap bahasa target. Dalam proses pembelajaran bahasa kedua, kemungkinan ditemui kesulitan dalam proses pembelajarannya, yaitu kesulitan dalam penyusunan kalimat. Para penutur bahasa Massenrempulu akan sangat sulit dalam mempelajari bahasa Inggris. Selain karena sistem fonologi, morfologi, leksikon, sintaksis yang berbeda, bahasa Inggris juga mempunyai sistem penanda jumlah dan kala. Hal yang paling mendasar yang dibahas pada penelitian ini yaitu sistem sintaksis kedua bahasa yang berbeda. Secara umum, sistem sintaksis bahasa-bahasa di Sulawesi-Selatan

4 termasuk di daerah penutur bahasa Massenrempulu berstruktur P-S sedangkan sistem sintaksis bahasa Inggris berstruktur S-P. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kalimat berikut : male na massikola pergi saya sekolah V N P S (Saya pergi ke sekolah) Sedangkan struktur sintaksis bahasa Inggris sebagai berikut : Ani goes to school Ani pergi ke sekolah N V Adv S P Adv (Ani pergi ke sekolah) Dari contoh di atas, struktur kalimat menunjukkan bahwa struktur sintaksis bahasa Massenrempulu adalah P-S sedangkan struktur kalimat bahasa Inggris adalah S-P. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa struktur sintaksis bahasa Massenrempulu dan bahasa Inggris sangat berbeda. Hal inilah yang memunculkan pertanyaan bagaimana dengan struktur kalimat lain yaitu struktur kalimat tanya, apakah strukturnya juga berbeda ataukah sama?, Salah satu cara untuk membentuk kalimat tanya yaitu menambah kata apa (kah). Penjabarannya dapat dilihat sebagai berikut : Apa la mu alli jio pasa? Apa akan kamu beli di pasar? Kata Tanya N V Prep Adv Kata Tanya S P Prep Adv (Apa yang akan kamu beli di pasar?) Kalimat berita dari contoh diatas yaitu :

5 La alli na baju jio pasa akan membeli saya baju di pasr V N N Prep Adv P S O Prep Adv (Saya akan membeli baju di pasar) Tetapi perhatikan kalimat berikut ini : Apa na nasu indo sangbo? apa (dia) masak ibu kemarin? Kata Tanya N V N Adv Kata tanya Ps P S Adv (Apa yang ibu masak kemarin?) Jawaban atau kalimat berita dari kalimat tanya diatas adalah : Camme tu tuk na nasu indo sangbo sayur tumbuk (dia) masak ibu kemarin N N V N Adv S Penanda subjek P S Adv (Sayur tumbuk dimasak ibu kemarin) Kalimat yang bermakna sayur tumbuk dimasak ibu kemarin merupakan kalimat pasif sehingga kalimat di atas dapat diubah kedalam bentuk aktif sebagai berikut : nasu i came tu tuk sangbo indo masak dia sayur tumbuk kemarin indo V N N Adv V P Penanda subjek O Adv S (Ibu kemarin memasak sayur tumbuk) Sedang struktur kalimat tanya bahasa Inggris yaitu sebagai berikut : What will you buy in the market? Apa akan kamu beli di pasar? Kata Tanya K.Bantu N V Prep Adv

6 Kata tanya S P Adv (Apa yang akan kamu beli di pasar?) Jawaban atau kalimat berita dari kalimat di atas yaitu : I will buy a book in the market saya akan membeli sebuah buku di pasar N V N Prep Adv S P O Prep Adv (Saya akan membeli sebuah buku dipasar) Perhatikan juga kalimat tanya berikut ini : What does the mother cook for today? Apa ibu masak untuk hari ini? Kata Tanya K.Bantu N V Coord Adv Kata Tanya kata bantu S P Coord Adv (Apa yang ibu masak hari ini?) Jawaban dari kalimat Tanya di atas yaitu : The mother cooks rice for today Ibu masak nasi untuk hari ini N V N Coord Adv S P O Adv (Ibu memasak nasi hari ini) Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa struktur kalimat Tanya informatif kedua bahasa hampir sama meskipun ada perbedaan dalam hal penggunaan kata bantu. Kata will dan does di atas merupakan kata bantu yang juga digunakan pada kalimat tanya dalam bahasa Inggris yang mengharapkan jawaban berupa penerimaan atau penolakan. Sedangkan dalam bahasa Massenrempulu juga dikenal kalimat tanya yang mengharapkan jawaban berupa penolakan atau penerimaan, tetapi kata bantu

7 tanya dalam bahasa Massenrempulu yang digunakan berbeda dengan yang digunakan dalam kalimat tanya yang mengharapkan jawaban berupa informasi. Dari penjelasan singkat di atas, terdapat persamaan dan perbedaan struktur sintaksis kalimat tanya bahasa Massenrempulu dan bahasa Inggris sehingga penulis tertarik untuk membuktikan persamaan untuk membantu proses pengajaran bahasa Inggris didaerah penutur bahasa Massenrempulu. Selain itu, peneliti juga tertarik untuk mengetahui perbedaan kalimat tanya kedua bahasa sehingga dapat diramalkan kesalahan yang akan dilakukan oleh penutur bahasa Massenrempulu yang sedang belajar bahasa Inggris. Hal tersebutlah yang melatar belakangi penelitian ini untuk melakukan penelitian lebih mendalam mengenai analisis sintaksis kalimat tanya pada bahasa Massenrempulu dan bahasa Inggris dengan menggunakan pendekatan analisis kontrastif. 1.2 PEMBATASAN MASALAH Penelitian ini membatasi masalah pada pembentukan kalimat tanya informatif dan pembentukan kalimat tanya ya/tidak. Khusus untuk kalimat tanya ya/tidak dibatasi pada kalimat tanya yang menggunakan question tag. 1.3 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah : 1) Bagaimana struktur pembentukan kalimat tanya informatif bahasa Massenrempulu dan bahasa Inggris?

8 2) Bagaimana struktur pembentukan kalimat tanya ya/tidak pada bahasa Massenrempulu dan bahasa Inggris? 3) Apa saja persamaan dan perbedaan struktur pembentukan kalimat tanya dalam bahasa Massenrempulu dan bahasa Inggris serta akibat dari perbedaan tersebut terhadap penutur bahasa Massenrempulu yang belajar bahasa Inggris? 1.4 TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut : 1) Mendeskripsikan struktur pembentukan kalimat tanya informasi bahasa Massenrempulu dan bahasa Inggris. 2) Mendeskripsikan struktur pembentukan kalimat tanya ya/tidak bahasa Massenrempulu dan bahasa Inggris. 3) Menjelaskan persamaan dan perbedaan struktur pembentukan kalimat tanya bahasa Massenrempulu dan bahasa Inggris serta akibat perbedaan yang ditimbulkan terhadap pembelajar bahasa Inggris dari penutur bahasa ibu bahasa Massenrempulu. 1.5 MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik pada pembaca pada umumnya maupun para pembelajar bahasa Inggris khususnya kalimat tanya. Manfaat tersebut berupa manfaat teoritis dan manfaat praktis.

9 1) Manfaat Teoritis Manfaat praktis dari penelitian ini yaitu menambah dan memperkaya pengetahuan khususnya dalam bidang kontrastif atau perbandingan khususnya kalimat tanya. 2) Manfaat Praktis Bagi mereka yang berada di bidang pengajaran bahasa Inggris pada penutur yang menggunakan bahasa Massenrempulu sebagai bahasa pertama dapat dijadikan sebagai acuan uuntuk menyusun materi yang diajarkan. Sehingga dari acuan tersebut diharapkan membantu mempermudah para pembelajar dalam mempelajari kalimat tanya. 1.6 TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang analisis kontrastif telah banyak dilakukan sebelumnya. Salah satunya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Hajjah Zulianti (2012) yang berjudul Kalimat Tanya Informatif Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pembentukan kalimat tanya informatif bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, mendeskripsikan persamaan dan perbedaan antara kalimat tanya informatif bahasa Inggris dan bahasa Indonesia dan mendeskripsikan akibat dari perbedaan antara kalimat tanya informatif bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak yang dilanjutkan dengan teknik catat. Kalimat tanya informatif dikumpulkan

10 dari buku-buku tata bahasa Inggris, sedangkan kalimat tanya informatif bahasa Indonesia dikumpulkan dari buku-buku tata bahasa Indonesia. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembentukan kalimat tanya informatif bahasa Inggris dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pembentukan kalimat tanya dengan menggantikan satuan kebahasaan yang ditanyakan dengan satuan kebahasaan tanya dengan cara inversi dan tanpa inversi. Sedangkan pembentukan kalimat tanya bahasa Indonesia dilakukan dengan menggantikan satuan kebahasaan yang ditanyakan dengan satuan kebahasaan tanya dengan cara pemindahan dan tanpa pemindahan kata tanya. Penemuan yang lainnya adalah ditemukan bahwa kalimat tanya informatif bahasa Inggris dan bahasa Indonesia terdapat dua persamaan dan lima perbedaan. Perbedaan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya berbagai kesalahan dalam proses pembelajaran penutur dengan bahasa pertama bahasa Indonesia yang akan mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Lindawati (2013) yang berjudul Kalimat Tanya dalam Bahasa Indonesia : Analisis Bentuk dan Fungsi. Dalam disertasinya tersebut, Lindawati merumuskan tujuan penelitiannya yaitu merumuskan sistem yang berkaitan dengan cara pembentukan dan penggunaan kalimat tanya dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan pragmatik. Hasil dari penelitian ini adalah unsur pembentuk kalimat tanya dapat berupa unsur suprasegmental dan unsur segmental. Unsur suprasegmental dapat

11 berupa intonasi dan unsur segmental dapat berupa kata, frase, dan partikel. Sedangkan untuk analisis fungsinya, kalimat tanya selain untuk menanyakan sesuatu, kalimat tanya juga dituturkan untuk menanyakan berbagai tindak tutur seperti tindak tutur ekspresif, representatif, direktif dan komisif. Penelitian lain yang mengkaji tentang struktur kalimat dengan menggunakan kajian kontrastif adalah penelitian Supriadianto (2014) yang berjudul Analisis Kontrastif Struktur Kalimat Tunggal Bahasa Indonesia dan Bahasa Korea. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur kalimat bahasa Indonesia dan bahasa Korea, mendeskripsikan perbedaan dan persamaan struktur bahasa Indonesia dan bahasa Korea serta implikasi dari perbedaan dan persamaan tersebut dalam hal pengajaran bahasa Indonesia dan bahasa Korea. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa struktur kalimat tunggal bahasa Indonesia berupa struktur S-P- O, S-P-P1, S-P-Ket, dan S-P-O-Ket yang setiap fungsinya tidak ditandai dengan penanda, sedangkan struktur kalimat tunggal bahasa Korea berupa struktur S-P, S-O- P, S-P1-P, S-Ket-P, dan S-Ket-O-P yang setiap fungsinya ditandai dengan penanda. Jadi persamaannya hanya pada persamaan kriteria struktural kalimat tunggal hanya pada kategori unsur-unsur yang menduduki fungsi S dan O. Hal tersebut dapat memberikan dampak pada proses pembelajaran kedua bahasa. Dampak dari hasil penelitian ini terhadap pembelajar bahasa Indonesia dan bahasa Korea sebagai bahasa asing, dapat memberikan kontribusi terhadap pemberian pemahaman yang komprehensif tentang unsur-unsur yang menduduki fungsi struktur kalimat tunggal

12 bahasa Indonesia dan bahasa Korea, tentang kategori-kategori yang mengisi masingmasing fungsi struktur kalimat tunggal bahasa Indonesia dan bahasa Korea, serta tentang urutan atau letak yang dapat di ubah dan tidak dapat di ubah pada variasi pola struktur kalimat tunggal bahasa Indonesia dan bahasa Korea. Penelitian lain yang membahas tentang bahasa Massenrempulu yaitu penelitian Hakim dan kawan-kawan bekerja sama dengan pemerintah Jepang yang berjudul Tata Bahasa Kontrastif Bahasa Massenrempulu (2011). Penelitian ini bertujuan untuk mengkontrastifkan tiga dialek yang ada di Kabupaten Enrekang Sulawesi-Selatan sebagai daerah tempat bahasa Massenrempulu dituturkan. Hasil dari penelitian tersebut adalah meskipun dialek Endekan, Duri, dan Maiwa memiliki perbedaan dibidang fonologi, morfologi dan leksikon, tetapi pola sintaksis ketiga dialek tersebut sama. Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian ini fokus pada analisis kontrastif pada struktur pembentukan kalimat tanya bahasa Massenrempulu dan bahasa Inggris. Tujuan dari analisis tersebut yaitu untuk menemukan persamaan dan perbedaan kedua bahasa sehingga dapat memberikan sumbangan dalam proses pengajaran bahasa kedua bahasa Inggris pada pembelajar dengan bahasa pertama bahasa Massenrempulu. 1.7 LANDASAN TEORI Analisis Kontrastif

13 Analisis kontrastif (contrastive analysis, differential analysis, differential linguistics) dalam Kridalaksana (2008 : 15) adalah metode sinkronis dalam analisis bahasa untuk menunjukkan persamaan dan perbedaan antara bahasa-bahasa atau dialek-dialek untuk mencari prinsip yang dapat diterapkan dalam masalah praktis, seperti pengajaran bahasa dan penerjemahan. Analisis kontrastif merupakan salah satu bidang linguistik pendidikan yang diakui para ahli bahasa mempunyai andil yang cukup besar dalam memberikan sumbangan terhadap penyusunan tata bahasa pendidikan. Kasihani Kasbolah dalam Nurhadi (1995 : 237) menyatakan bahwa dalam analisis kontrastif orang mencari perbedaan atau persamaan antara dua bahasa, bahasa pertama dan bahasa target. Hasil analisis kontrastif dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat untuk merencanakan dan melaksanakan pengajaran bahasa, sehingga dapat diramalkan kesulitan-kesulitan yang mungkin ditemui oleh pembelajar, kemudian memberikan pandangan atau jalan keluar bagaimana menanggulangi kesulitan agar tujuan pengajaran bahasa tercapai. Berdasarkan teori analisis kontrastif, terdapat tiga asumsi dasar yaitu : 1) Analisis kontrastif dapat digunakan untuk meramalkan kesalahan pembelajar bahasa kedua. 2) Analisis kontrastif dapat memberikan sumbangan dalam hal penyusunan materi pengajaran.

14 3) Analisis kontrastif dapat memberikan sumbangan mengurangi proses interferensi bahasa pertama kepada bahasa kedua. Ellis (1985) dalam Zulianti (2012 : 15) menyatakan bahwa Analisis kontrastif terdiri dari beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut sebagai berikut : 1) Deskripsi, yaitu mendeskripsikan secara formal kedua bahasa yang akan dibandingkan. 2) Seleksi, yaitu pemilihan terhadap butir tertentu misalnya sistem auxiliary atau kata bantu, yang diketahui melalui analisis kesalahan untuk melihat kesulitan. Butir tersebut dipilih sebagai perbandingan. 3) Perbandingan, yaitu mengidentifikasi persamaan dan perbedaan pada setiap area dari kedua bahasa yang diperbandingkan. 4) Prediksi, yaitu mengidentifikasi area mana saja yang mungkin menyebabkan kesalahan Kalimat 1. Definisi Kalimat Kalimat menurut Kridalaksana (2008 : 103) adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara actual maupun potensial terdiri dari klausa; klausa bebas yang menjadi bagian kognitif percakapan; satuan proposisi yang merupakan satu klausa atau merupakan gabungan klausa, yang membentuk satuan yang bebas; jawaban minimal, seruan, salam, dsb.; konstruksi

15 grammatikal yang terdiri atas satu atau lebih klausa yang ditata menurut pola tertentu, dan dapat berdiri sendiri sebagai satu satuan. Pengertian kalimat dalam bahasa Inggris menurut Leech dan Jan (1973 : 288) bahwa, sentences are units made up of one or more clauses. Maksudnya adalah kalimat merupakan suatu unit yang terdiri dari satu klausa atau lebih. Leech dan Jan juga menyebutkan bahwa kalimat yang terdiri dari satu klausa disebut kalimat sederhana atau simple sentences sedangkan kalimat yang terdiri dari dua klausa atau lebih disebut sebagai kalimat luas atau complex sentences. 2. Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan peninjaun buku-buku tata bahasa yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini, penggolongan kalimat menurut Verspoor dan Sauter (2000 : 17) menyebutkan tipe kalimat yang terbagi menjadi kalimat deklaratif, kalimat interogatif, kalimat imperative, dan kalimat exclamatory. Parera (1991 : 7) membagi tipe kalimat berdasarkan fungsinya menjadi 4 yaitu pernyataan atau berita (statement), tanya (question), seru (exclamation), dan perintah (command). Alwi dkk (2003 : ) membagi kalimat berdasarkan bentuk sintaksisnya yaitu kalimat deklaratif, kalimat imperatif, kalimat interogatif dan kalimat ekslamatif. Moeliono membagi jenis kalimat menjadi 5 macam yaitu kalimat deklaratif (kalimat berita), kalimat interogatif (kalimat tanya), kalimat imperative (kalimat perintah), kalimat ekslamatif (kalimat seruan) dan kalimat emfatik (kalimat penegas). Ramlan dalam Sintaksis (1987 : 31-34) membagi kalimat menjadi tiga yaitu kalimat berita, kalimat

16 tanya dan kalimat suruh. Wijana dalam Dasar-Dasar Pragmatik (1996: 30) menyebutkan bahwa secara formal kalimat dibedakan menjadi tiga macam yaitu kalimat deklaratif, kalimat interogatif dan kalimat imperatif. a) Kalimat Deklaratif Kalimat deklaratif disebut juga kalimat berita adalah kalimat yang isinya menyampaikan suatu berita atau pernyataan kepada orang lain tanpa mengharapkan respon tertentu. Disamping itu, kalimat berita tidak memiliki kata-kata yang mungkin mempengaruhi orang, seperti : ajakan, pertanyaan, atau larangan. Dengan demikian, kalimat berita dapat berupa bentuk apa saja jika isinya merupakan pembertitahuan. Dalam bentuk tulisannya, kalimat berita di awali dengan huruf kapital dan di akhiri dengan tanda titik. b) Kalimat Imperatif Kalimat imperatif juga dikenal dengan kalimat perintah adalah kalimat yang maknanya memberikan suatu perintah atau suruhan kepada orang lain. Kalimat yang dapat dibentuk menjadi kalimat perintah adalah kalimat verba atau adjectiva. Dalam bentuk tulis, kalimat perintah sering di akhiri dengan tanda seru (!) c) Kalimat Interogatif Kalimat interogatif atau kalimat Tanya dalam Kridalaksana (2008 : 104) adalah kalimat yang mengandung intonasi interogatif dan pada

17 umumnya mengandung makna pertanyaan; dalam ragam tulis biasanya ditandai dengan (?). Chaer (1998: 350) mengemukakan bahwa kalimat tanya adalah kalimat yang isinya mengharapkan reaksi atau jawaban berupa pengakuan, keterangan, alasan, atau pendapat dari pihak pendengar atau pembaca. Ada lima cara untuk membentuk kalimat Tanya yaitu : 1) Menambahkan kata apa (kah) 2) Membalikkan urutan kata 3) Memakai kata bukan atau tidak 4) Mengubah intonasi kalimat 5) Memakai kata tanya Kalimat tanya adalah kalimat yang ditandai dengan kehadiran kata tanya seperti: apa, siapa, dimana kapan, mengapa, berapa dan bagaimana. Pada hakekatnya fungsi dari kata tanya di atas adalah sebagai berikut : a) Untuk pertanyaan yang menggunakan kata apa, siapa, dimana, yang mana dan berapa berfungsi untuk meminta keterangan mengenai salah satu unsur kalimat. b) Untuk pertanyaan yang menggunakan kata mengapa berfungsi untuk meminta alasan. c) Untuk pertanyaan yang menggunakan kata bagaimana berfungsi untuk meminta pendapat mengenai hal yang ditanyakan

18 Secara garis besar, kalimat Tanya dikelompokkan atas dua yaitu kalimat interogatif yang bermaksud untuk memperoleh informasi berupa penjelasan dan yang kedua adalah kalimat Tanya yang membutuhkan jawaban berupa ya/ tidak atau berupa penerimaan atau penolakan. Sebuah kalimat terdiri dari unsur-unsur yang membangunnya. Di dalam sebuah kalimat harus memiliki sekurang-kurangnnya dua unsur kalimat yaitu Subjek (S) dan Predikat (P). Moeliono (1988: 30) menyatakan bahwa setiap kata atau frasa dalam kalimat mempunyai fungsi yang mengaitkannya dengan kata atau frasa lain yang ada dalam kalimat. Fungsi ini bersifat sintaksis, artinya berkaitan dengan urutan kata atau frasa dalam kalimat. Hal tersebut sejalan dengan Kridalaksana (2002 : 32) yang menyatakan bahwa sintaksis suatu bahasa mempunyai unsur-unsur yang terorganisasi secara struktural. Unsur-unsur yang berhubungan secara fungsional yaitu subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Adapun Fungsi sintaksis utama dalam bahasa adalah : 1) Subjek Subjek adalah unsur yang melakukan tindakan/ kerjaan dalam suatu kalimat. Subjek sering disebut sebagai pokok kalimat dan merupakan unsur inti dari suatu kalimat. Subjek biasanya berupa kata benda atau kata lain yang dibendakan. Untuk mencari subjek dalam kalimat dapat diajukan pertanyaan

19 dengan kata siapa dan apa, disertai kata ini, itu dan tersebut, didahului kata bahwa, tidak didahului preposisi. 2) Predikat Predikat adalah unsur kata kerja. Predikat merupakan unsur inti kalimat yang digunakan untuk menerangkan subjek. Predikat biasanya berupa kata kerja atau kata sifat, untuk mencari predikat dalam kalimat dapat diajukan dengan menggunakan kata tanya mengapa dan bagaimana, disertai kata adalah dan merupakan, dapat disertai keterangan aspek (telah, sudah, sedang, belum dan akan) dan modalitas (ingin, hendak dan mau). 3) Objek Objek adalah unsur yang dikenai kerja oleh subjek. Objek merupakan keterangan predikat. Objek biasanya terletak di belakang predikat, dalam kalimat pasif objek menduduki posisi subjek. Objek terdiri dari dua macam yaitu : a. Objek penderita adalah kata benda atau yang dibendakan baik berupa kata atau kelompok kata yang merupakan sasaran langsung dari perbuatan atau tindakan yang dinyatakan oleh subjek. Objek penderita dapat bermakna penderita, penerima, tempat, alat, dan hasil.

20 b. Objek penyerta adalah objek yang menyertai subjek dalam melakukan atau mengalami sesuatu. Objek penyerta dapat bermakna penyerta dan hasil. 4) Pelengkap Pelengkap adalah unsur yang melengkapi kalimat yang tak berobjek. Pelengkap terletak di belakang predikat dan merupakan hasil jawaban dari predikat dengan pertanyaan apa. 5) Keterangan Keterangan adalah unsur kalimat yang dapat berubah-ubah posisinya. Keterangan dapat berupa : tempat, alat, waktu, tujuan, penyerta, cara dan sebab Kalimat Tanya bahasa Massenrempulu dan bahasa Inggris 1. Kalimat Tanya bahasa Massenrempulu Kalimat Tanya ditandai dengan hadirnya kata tanya, hal tersebut juga berlaku dalam bahasa Massenrempulu. Hakim dkk (2011 : 122 ) dan Hakim dkk (1977: 224), mengemukakan bahwa kata tanya dalam bahasa Massenrempulu yang digunakan untuk mendapatkan informasi ada 8 yaitu : apa apa, inda siapa, piran kapan, imbo dimana, imbonna yang mana, pira berapa, capai mengapa dan matumba bagaimana.

21 Selain itu, kalimat Tanya yang membutuhkan jawaban ya/tidak, dalam bahasa Massenrempulu menggunakan partikel raka. Partikel ini juga bisa digunakan sebagai kalimat yang bermakna permintaan, dan penawaran. Adapun contoh kalimatnya adalah sebagai berikut : Permintaan : bisa raka ke mubalina angkai tijio meja? (Apakah kamu bisa membantu saya mengangkat meja itu?) Penawaran : bisa raka ke mangsarrin moko jolo mu mane mangbase piring? (Apakah bisa kalau kamu menyapu sebelum cuci piring?) 2. Kalimat Tanya bahasa Inggris Pada bahasa Inggris kata tanya untuk kalimat interogatif sering disingkat dengan WH question yang terdiri dari : what yang bermakna apa merupakan kata tanya dalam bahasa Inggris yang digunakan untuk menanyakan subjek dan objek dalam kalimat who/whom, whose yang bermakna siapa merupakan kata tanya dalam bahasa Inggris yang digunakan untuk menanyakan subjek, objek dan kepemilikan. where yang bermakna dimana merupakan kata tanya yang digunakan untuk menanyakan tempat. which yang bermakna yang mana digunakan untuk menanyakan pilihan. when yang bermakna kapan digunakan untuk menanyakan waktu. Why yang bermakna mengapa digunakan untuk menanyakan alasan. how yang bermakna bagaimana digunakan untuk menanyakan cara (Thomson dan Martinet, 1985 : 71-74).

22 Adapun kalimat tanya yang mmbutuhkan jawaban ya/tidak, bahasa Inggris kaya akan leksem. Leksem untuk kalimat tanya ya/tidak dalam bahasa Inggris yaitu : 1) Dibentuk dari auxiliary verb yaitu : am, is, are, was, were, do, does, did, have, has, had dan sebagainya. 2) Dibentuk dari modal auxiliary yaitu : can, could, may, must, shall, should, will, would dan sebagainya. (Quirk dan Greenbaum, 1976 : 37-37). Kalimat Tanya dalam bahasa Inggris tidak hanya digunakan untuk mendapatkan informasi saja. Kalimat tanya juga berfungsi untuk permintaan, membuat saran, penawaran, dan permintaan izin. Kalimat tersebut biasanya diawali dengan kata bantu berupa auxiliary. Adapun contoh kalimatnya sebagai berikut : Permintaan : Can I borrow your book? Membuat saran : Shall we come early this morning? Penawaran : Can I help you? Permintaan izin : May I take one of these cake? 1.8 METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian kontrastif/perbandingan yaitu merupakan penelitian yang membandingkan antara dua bahasa yaitu bahasa Massenrempulu dan bahasa Inggris. Sudaryanto (1993: 5-8) mengemukakan bahwa metode penelitian dilakukan dengan beberapa tahap atau metode yaitu : tahap

23 penyediaan data, tahap analisis data dan tahap penyajian hasil analisis data. Adapun tahap dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode simak, kemudian dilanjutkan dengan teknik catat. Metode simak adalah metode yang dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa secara tertulis yang dilanjutkan dengan mencatat data yang diperlukan. Selain itu, data diambil dari teks yang dibuat peneliti dalam bahasa Indonesia kemudian penutur asli diminta untuk menerjemahkan kedalam bahasa Massenrempulu. Sebagai tambahan, penulis menggambil data berupa tuturan otentik yaitu data berupa tuturan yang biasa penulis dan lawan tutur gunakan dalam kehidupan sehari-hari, karena penulis merupakan penutur asli dari bahasa Massenrempulu. Kemudian, untuk data contoh kalimat dalam bahasa Massenrempulu yang dibuat penulis, sebelumnya telah dikonfirmasi kepada penutur bahasa Massenrempulu yang lain. Data kalimat tanya bahasa Inggris diambil dari buku-buku tata bahasa dan percakapan bahasa Inggris, selain itu untuk kalimat tanya bahasa Inggris telah banyak dilakukan penelitian dan dijadikan perbandingan, maka penulis mengambil data sekunder. Data sekunder menurut Sugiyono (2011 : 225) adalah metode pengumpulan data di mana peneliti tidak langsung mengambil data pada sumber data melainkan lewat orang lain atau melalui dokumen,

24 dalam hal ini peneliti mengambil data-data serta kesimpulan mengenai kalimat tanya bahasa Inggris dari penelitian sebelumnya. 2) Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode padan dan metode agih. Menurut Sudaryanto (1993: 13) metode padan adalah metode analisis data dimana alat penentunya berada diluar, terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa. Teknik yang digunakan adalah teknik dasar dengan teknik pilah unsur penentu dengan memanfaatkan daya pilah yang bersifat mental yang dimiliki oleh peneliti. Pada penelitian ini yang akan dipilah adalah satuan lingual berupa kata, maka teknik yang digunakan adalah daya pilah pembeda referen. Daya pilah pembeda referen digunakan untuk menentukan referen itu berupa kata benda, kata kerja dan kata sifat. Teknik ini digunakan untuk mengidentifikasi kelas kata berdasarkan buku tata bahasa masing-masing bahasa. Setelah data diidentifikasi, dilanjutkan dengan menggunakan metode agih. Sudaryanto (1993 : 15) mengemukakan bahwa metode agih adalah metode analisis data di mana alat penentunya justru bagian dari bahasa yang bersangkutan. Teknik yang digunakan adalah teknik dasar bagi unsur langsung (BUL). Teknik BUL dari penelitian ini dilakukan dengan cara membagi langsung satuan kebahasaan yang terdapat di dalam kalimat. Untuk

25 memperoleh data yang bervariasi, digunakan teknik lanjutan yaitu teknik balik dan teknik ganti. Berdasarkan tujuan akhir dari penelitian ini yaitu untuk mencari persamaan dan perbedaan kalimat tanya antara bahasa Massenrempulu dan bahasa Inggris, maka metode selanjutnya yang digunakan adalah metode padan dengan menggunakan teknik lanjutan yaitu teknik hubung banding menyamakan (HBS), teknik hukum banding memperbedakan (HBB), dan teknik hubung banding menyamakan hal pokok (HBSP). 3) Tahap Penyajian Hasil Analisis Data Pada tahap ini, hasil analisis disajikan pada bab II, III dan IV. Penyajian analisis data dilakukan dengan metode informal. Sudaryanto (1993: 145) mengemukakan bahwa metode penyajian informal adalah penyajian analisis data dipaparkan dengan menggunakan kata-kata biasa. 1.9 SISTEMATIKA PENYAJIAN Hasil penelitian ini disajikan dalam lima bab yaitu : 1) Bab I Pendahuluan Pada bab ini terdiri dri latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat manfaat, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian dan sistematika penyajian. 2) Bab II Analisis struktur pembentukan kalimat tanya informatif bahasa Massenrempulu dan bahasa Inggris

26 Bab ini memaparkan tentang struktur pembentukan kalimat tanya yang memberikan jawaban berupa informatif dalam bahasa Massenrempulu dan bahasa Inggris. 3) Bab III Analisis struktur pembentukan kalimat tanya ya/tidak bahasa Massenrempulu dan bahasa Inggris Bab ini menjelaskan tentang struktur pembentukan kalimat tanya yang memberikan jawaban berupa ya/tidak pada bahasa Massenrempulu dan bahasa Inggris. 4) Bab IV Persamaan dan perbedaan kalimat tanya bahasa Massenrempulu dan bahasa Inggris. Bab ini akan memaparkan hasil dari analisis pada bab II dan III dibandingkan sehingga ditemukan persamaan dan perbedaan struktur pembentukan kalimat tanya dari kedua bahasa. Bab ini juga akan memaparkan dampak dari adanya perbedaan bagi pembelajar bahasa Inggris yang berasal dari penutur bahasa ibu bahasa Massenrempulu. 5) Bab V Kesimpulan dan Saran Bab ini akan terdiri dari dua sub bab yaitu Kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. namun juga dalam bentuk tulisan. Wardaugh (1986: 1) mengatakan a language is

BAB I PENDAHULUAN. namun juga dalam bentuk tulisan. Wardaugh (1986: 1) mengatakan a language is BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berinteraksi dengan orang lain. Setiap orang pasti akan mendefinisikan bahasa dengan cara yang berbeda-beda

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut.

BAB V PENUTUP. dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut. BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut. Secara garis besar kalimat imperatif bahasa Indonesia dapat

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan tanggapannya terhadap alam sekitar atau peristiwa-peristiwa yang dialami secara individual atau secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesalahan berbahasa ini tidak hanya terjadi pada orang-orang awam yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi tertentu, tetapi sering

Lebih terperinci

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan kekacauan pada tindak berbahasa. Salah satu contoh penggunaan bentuk bersinonim yang dewasa ini sulit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu di dalam kehidupan pasti tidak akan terlepas untuk melakukan komunikasi dengan individu lainnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat utama dalam komunikasi dan memiliki daya ekspresi dan informatif yang besar. Bahasa sangat dibutuhkan oleh manusia karena dengan bahasa manusia

Lebih terperinci

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep Andriyanto, Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia... 9 Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep Andriyanto Bahasa Indonesia-Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kalimat tersebut juga harus memperhatikan susunan kata

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kalimat tersebut juga harus memperhatikan susunan kata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia membutuhkan alat untuk berkomunikasi dalam masyarakat. Kalimat berperan penting sebagai wujud tuturan dalam berkomunikasi dan berinteraksi sesama manusia. Penutur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik melalui lisan maupun tulisan. Salah satu bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris. Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia memerlukan. paling utama adalah sebagai sarana komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia memerlukan. paling utama adalah sebagai sarana komunikasi. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat manusia selalu menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, gagasan, baik pada redaksi maupun masyarakat umum. Penyampaian gagasan

BAB I PENDAHULUAN. Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, gagasan, baik pada redaksi maupun masyarakat umum. Penyampaian gagasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, melainkan juga memberikan sarana kepada pembaca untuk menyampaikan gagasan, baik pada redaksi maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia mempunyai dua peran dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan, yaitu sebagai pemberi informasi dan sebagai penerima informasi. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara yang berbeda-beda berdasarkan dengan pendekatan teori yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara yang berbeda-beda berdasarkan dengan pendekatan teori yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berinteraksi dengan orang lain. Setiap orang pasti akan mendefinisikan bahasa dengan cara yang

Lebih terperinci

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa REALISASI TUTURAN DALAM WACANA PEMBUKA PROSES BELAJARMENGAJAR DI KALANGAN GURU BAHASA INDONESIA YANG BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia memerlukan sarana untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia. Dengan bahasa seseorang juga dapat menyampaikan pikiran dan perasaan secara tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ungkapan manusia yang dilafalkan dengan kata-kata dalam. dan tujuan dari sebuah ujaran termasuk juga teks.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ungkapan manusia yang dilafalkan dengan kata-kata dalam. dan tujuan dari sebuah ujaran termasuk juga teks. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia telah dikodratkan oleh penciptanya untuk hidup berkomunikasi, salah satu bentuk komunikasi adalah dengan bahasa. Bahasa merupakan ungkapan manusia yang

Lebih terperinci

RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI

RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Wisuda Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh NURMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri sebagai satu kesatuan. Kalimat merupakan unit gramatikal terbesar yang

BAB I PENDAHULUAN. sendiri sebagai satu kesatuan. Kalimat merupakan unit gramatikal terbesar yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalimat adalah salah satu unsur utama tata bahasa yang dapat berdiri sendiri sebagai satu kesatuan. Kalimat merupakan unit gramatikal terbesar yang mengandung kata,

Lebih terperinci

KESANTUNAN IMPERATIF DALAM PIDATO M. ANIS MATTA: ANALISIS PRAGMATIK SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

KESANTUNAN IMPERATIF DALAM PIDATO M. ANIS MATTA: ANALISIS PRAGMATIK SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 KESANTUNAN IMPERATIF DALAM PIDATO M. ANIS MATTA: ANALISIS PRAGMATIK SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah HERU SUTRISNO

Lebih terperinci

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015 SINTAKSIS Pengantar Linguistik Umum 26 November 2014 Morfologi Sintaksis Tata bahasa (gramatika) Bahasan dalam Sintaksis Morfologi Struktur intern kata Tata kata Satuan Fungsi Sintaksis Struktur antar

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. sistem modalitas Bahasa Inggris. Modalitas merupakan sistem semantis di mana

BAB V PENUTUP. sistem modalitas Bahasa Inggris. Modalitas merupakan sistem semantis di mana BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kata kerja bantu modal atau modal memiliki fungsi sebagai pengungkap sistem modalitas Bahasa Inggris. Modalitas merupakan sistem semantis di mana pembicara menyatakan sikapnya

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSATAKA. frasa pemerlengkap. Konsep-konsep tersebut perlu dibatasi untuk menghindari

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSATAKA. frasa pemerlengkap. Konsep-konsep tersebut perlu dibatasi untuk menghindari 6 BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSATAKA 2.1 Konsep Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu struktur, kalimat tanya, infleksi, frasa infleksi, komplemen, spesifier,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kegiatan, peradaban kebudayaan manusia. Bahasa adalah alat

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kegiatan, peradaban kebudayaan manusia. Bahasa adalah alat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan bahasa dengan manusia sangat erat, sebab tumbuh dan berkembangnya bahasa senantiasa bersama dengan berkembang dan meningkatnya kegiatan, peradaban kebudayaan

Lebih terperinci

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta temuan kasus yang telah

BAB 4 KESIMPULAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta temuan kasus yang telah BAB 4 KESIMPULAN 4.1 Pengantar Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta temuan kasus yang telah didapatkan, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dan disarankan untuk penelitian selanjutnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat tutur bahasa Minangkabau dalam berinteraksi cenderung

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat tutur bahasa Minangkabau dalam berinteraksi cenderung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat tutur bahasa Minangkabau dalam berinteraksi cenderung menggunakan ragam lisan. Dalam ragam lisan terdapat kekhususan atau kekhasan suatu bahasa. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevan Penelitian sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya sangat penting untuk diungkapkan karena dapat dipakai sebagai sumber informasi dan bahan acuan

Lebih terperinci

KALIMAT TANYA PESERTA BIMBINGAN SMART GENIUS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA SEBUAH KAJIAN DESKRIPTIF

KALIMAT TANYA PESERTA BIMBINGAN SMART GENIUS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA SEBUAH KAJIAN DESKRIPTIF Kalimat Tanya Peserta (Dewi Restiani) 1 KALIMAT TANYA PESERTA BIMBINGAN SMART GENIUS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA SEBUAH KAJIAN DESKRIPTIF INTERROGATIVE SENTENCE OF SMART GENIUS TUTORING CENTER S STUDENTS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. Ujaran-ujaran tersebut dalam bahasa lisan diproses melalui komponen fonologi, komponen

Lebih terperinci

Oleh Septia Sugiarsih

Oleh Septia Sugiarsih Oleh Septia Sugiarsih satuan kumpulan kata yang terkecil yang mengandung pikiran yang lengkap. Conth: Saya makan nasi. Definisi ini tidak universal karena ada kalimat yang hanya terdiri atas satu kata

Lebih terperinci

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24)

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24) BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24) PERILAKU BENTUK VERBA DALAM KALIMAT BAHASA INDONESIA TULIS SISWA SEKOLAH ARUNSAT VITAYA, PATTANI, THAILAND

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis dan bahasa lisan. Variasi bahasa tulis tidak sedinamis variasi bahasa

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis dan bahasa lisan. Variasi bahasa tulis tidak sedinamis variasi bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai salah satu alat interaksi sosial. Terdapat dua bahasa yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Variasi bahasa tulis tidak sedinamis variasi bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan sebagai sarana interaksi

Lebih terperinci

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Struktur adalah perangkat unsur yang di antaranya ada hubungan yang bersifat ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Perumusan Masalah 1. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama. Sutedi (2003: 2) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pembahasan dalam tesis ini. Adapun, saran akan berisi masukan-masukan dari. penulis untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

BAB V PENUTUP. pembahasan dalam tesis ini. Adapun, saran akan berisi masukan-masukan dari. penulis untuk pengembangan penelitian selanjutnya. BAB V PENUTUP Bab V merupakan bab terakhir dari tesis ini. Bab ini akan dibagi menjadi dua bagian, yaitu kesimpulan dan saran. Kesimpulan berisi intisari dari seluruh pembahasan dalam tesis ini. Adapun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia, karena dalam kehidupannya manusia tidak terpisahkan dari pemakaian bahasa. Dengan bahasa, manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkurang. Keterbatasan acara anak yang ditayangkan di televisi membuat anakanak

BAB I PENDAHULUAN. berkurang. Keterbatasan acara anak yang ditayangkan di televisi membuat anakanak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Acara anak yang ditayangkan di televisi dari hari ke hari semakin berkurang. Keterbatasan acara anak yang ditayangkan di televisi membuat anakanak menonton

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak tutur atau tindak ujar (speech act) merupakan sesuatu yang bersifat pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik pragmatik

Lebih terperinci

ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AR-RUM

ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AR-RUM ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AR-RUM Supadmi, A310090132, Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Definisi mengenai kalimat memang telah banyak ditulis orang.

BAB I PENDAHULUAN. Definisi mengenai kalimat memang telah banyak ditulis orang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Definisi mengenai kalimat memang telah banyak ditulis orang. Pendefinisian kalimat, baik segi struktur, fungsi, maupun maknanya banyak ditemukan dalam buku-buku tata

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode penelitian deskriptif analitik. Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu kegiatan yang rutin dilakukan oleh pihak sekolah untuk menyambut kedatangan siswa baru. Kegiatan ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis BAB III METODE PENELITIAN Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis penelitian, data dan sumber data, pengembangan instrumen, prosedur pengumpulan data, dan prosedur pengolahan

Lebih terperinci

melalui makna kedua kata tersebut. Analisis diartikan sebagai semacam bertujuan untuk mengetahui sesuatu yang memungkinkan dapat mengetahui inti

melalui makna kedua kata tersebut. Analisis diartikan sebagai semacam bertujuan untuk mengetahui sesuatu yang memungkinkan dapat mengetahui inti BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dijelaskan tentang konsep, landasan teori dan tinjauan pustaka yang dipakai untuk menganalisis masalah dalam penelitian ini agar ditemukan

Lebih terperinci

HUMANIKA Vol. 23 No.1 (2016) ISSN Apa dan Mana Dalam Kalimat Deklaratif Sri Puji Astuti

HUMANIKA Vol. 23 No.1 (2016) ISSN Apa dan Mana Dalam Kalimat Deklaratif Sri Puji Astuti HUMANIKA Vol. 23 No.1 (2016) ISSN 1412-9418 APA DAN MANA DALAM KALIMAT DEKLARATIF Oleh : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro ABSTRACT Kalimat merupakan salah satu sarana untuk menyampaikan maksud

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penulis mengambil beberapa jurnal, skripsi, disertasi dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan analisis kontrastif, adverbial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah bahasa. Bahasa adalah sitem lambang bunyi yang bersifat arbiter

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah bahasa. Bahasa adalah sitem lambang bunyi yang bersifat arbiter BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dalam bidang linguistik berkaitan dengan bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa tulis memiliki hubungan dengan tataran gramatikal. Tataran gramatikal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya maupun dengan penciptanya. Saat berkomunikasi

Lebih terperinci

ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN LEVEL KEMAHIRAN MENULIS BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN MAHASISWA JURUSAN ASEAN STUDIES WALAILAK UNIVERSITY THAILAND

ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN LEVEL KEMAHIRAN MENULIS BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN MAHASISWA JURUSAN ASEAN STUDIES WALAILAK UNIVERSITY THAILAND ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN LEVEL KEMAHIRAN MENULIS BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN MAHASISWA JURUSAN ASEAN STUDIES WALAILAK UNIVERSITY THAILAND Berlian Pancarrani Pascasarjana, Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur komisif bahasa Jawa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sepanjang hidupnya, manusia tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi tersebut, manusia memerlukan sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan orang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan orang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan orang demikian lain untuk saling melengkapi kebutuhannya. Untuk berinteraksi tersebut manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Pada umumnya seluruh kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan wahyu Allah swt yang diwahyukan kepada Nabi

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan wahyu Allah swt yang diwahyukan kepada Nabi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alquran merupakan wahyu Allah swt yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw untuk disampaikan kepada umat manusia sebagai pedoman hidup. Anwar, dkk. (2009:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berbicara menduduki posisi penting dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia melakukan percakapan untuk membentuk interaksi antarpesona

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bagian dari ilmu linguistik. Cabang-cabang ilmu linguistik tersebut di

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bagian dari ilmu linguistik. Cabang-cabang ilmu linguistik tersebut di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi, manusia dapat memenuhi

Lebih terperinci

Marilah kita lihat contoh berikut :

Marilah kita lihat contoh berikut : Sekarang kita menginjak ke tahapan penting kedua pelajaran kita. Dalam pelajaran IV ini, kita akan mempelajari pengungkapan kalimat yang TIDAK menggunakan AKAN, SUDAH, SEDANG. Kalimat yang kita buat disini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat paling penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian. Selanjutnya dalam Bab 1 ini, penulis juga menjelaskan tentang identifikasi masalah, pembatasan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kuantitatif serta bertambahnya aspek psikis yang lebih bersifat kaulitatif. Dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kuantitatif serta bertambahnya aspek psikis yang lebih bersifat kaulitatif. Dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemampuan Siswa sekolah dasar merupakan individu-individu yang sedang tumbuh dan berkembang dalam rangka pencapaian kepribadian yang dewasa. Pertumbuhan individu terlihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana berkomunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Peranan bahasa sangat membantu manusia dalam menyampaikan gagasan, ide, bahkan pendapatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh pembicara melalui alat-alat artikulasi dan diterima melalui alat

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh pembicara melalui alat-alat artikulasi dan diterima melalui alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan reseptif (decode) merupakan proses yang berlangsung pada pendengar yang menerima kode-kode bahasa yang bermakna dan berguna yang disampaikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa-bahasa tersebut mendapat tempat tersendiri di dalam khasanah kebudayaan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa-bahasa tersebut mendapat tempat tersendiri di dalam khasanah kebudayaan Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Bahasa Indonesia dan bahasa daerah merupakan unsur budaya Indonesia yang hidup. Bahasa-bahasa tersebut mendapat tempat tersendiri di dalam khasanah kebudayaan Indonesia

Lebih terperinci

Merupakan salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang tertinggi. Secara tradisional: suatu rangkaian kata yang mengandung pengertian dan pikiran yang

Merupakan salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang tertinggi. Secara tradisional: suatu rangkaian kata yang mengandung pengertian dan pikiran yang KALIMAT Merupakan salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang tertinggi. Secara tradisional: suatu rangkaian kata yang mengandung pengertian dan pikiran yang lengkap. Secara struktural: bentuk satuan gramatis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri atas beribu pulau, yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri atas beribu pulau, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri atas beribu pulau, yang didiami oleh berbagai suku bangsa. Setiap suku bangsa mempunyai ciri khas tersendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat terjalin dengan baik karena adanya bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat terjalin dengan baik karena adanya bahasa. Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi dapat terjalin dengan baik karena adanya bahasa. Bahasa merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan maksud, gagasan atau suatu ide yang ditujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi oleh alat ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Perumusan Masalah 1. Latar Belakang Bahasa adalah suatu simbol bunyi yang dihasilkan oleh indera pengucapan manusia. Bahasa sebagai alat komunikasi sangat berperan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses berbahasa adalah hal yang tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia. Dengan berbahasa, seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia perlu berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia lain, alat yang

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PENELITIAN. Kerangka teoretis merupakan suatu rancangan teori-teori mengenai hakikat

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PENELITIAN. Kerangka teoretis merupakan suatu rancangan teori-teori mengenai hakikat BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kerangka Teoretis Kerangka teoretis merupakan suatu rancangan teori-teori mengenai hakikat yang memberikan penjelasan tentang

Lebih terperinci

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS) DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengungkapkan ide atau gagasan juga untuk sekedar menginformasikan apa yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengungkapkan ide atau gagasan juga untuk sekedar menginformasikan apa yang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu berinteraksi dengan sesama. Baik untuk mengungkapkan ide atau gagasan juga untuk sekedar menginformasikan apa yang ada

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi BAB II KERANGKA TEORI Kerangka teori ini berisi tentang teori yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi tindak tutur;

Lebih terperinci

MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA. Oleh: Tatang Suparman

MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA. Oleh: Tatang Suparman MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA Oleh: Tatang Suparman FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2008 LEMBAR PENGESAHAN Judul Penelitian : MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selain itu juga berguna untuk membangun jaringan internasional. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. selain itu juga berguna untuk membangun jaringan internasional. Seiring dengan BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1. Latar Belakang Masalah Mempelajari bahasa selain bahasa ibu merupakan hal yang sangat penting di zaman ini. Belajar bahasa asing merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem lambang bunyi yang bermakna dan dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 2004:1), sedangkan

Lebih terperinci

BAB VI KESALAHAN KESALAHAN SISWA DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA

BAB VI KESALAHAN KESALAHAN SISWA DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA 108 BAB VI KESALAHAN KESALAHAN SISWA DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA 6.1 Kalimat Sederhana Siswa sekolah dasar dalam mempelajari bahasa Inggris selain mendengarkan, dan berbicara, siswa juga dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh suku, daerah dan bangsa dalam bersosial. Tanpa adanya bahasa, komunikasi antar manusia akan terhambat. Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia sebagai alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia sebagai alat komunikasi karena dengan bahasa kita dapat bertukar pendapat, gagasan dan ide yang kita

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pemerolehan bahasa adalah suatu proses yang digunakan oleh anak-anak untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Pemerolehan bahasa adalah suatu proses yang digunakan oleh anak-anak untuk 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemerolehan Bahasa Pemerolehan bahasa adalah suatu proses yang digunakan oleh anak-anak untuk menyesuaikan serangkaian hipotesis dengan ucapan orang tua sampai dapat memilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan lain. Manusia memiliki keinginan atau hasrat untuk memenuhi

Lebih terperinci

POLA URUTAN FRASA PADA KLAUSA NOMINAL BAHASA INGGRIS DAN BAHASA INDONESIA. Oleh: Dian Rivia Himmawati, Dosen FBS Universitas Negeri Surabaya.

POLA URUTAN FRASA PADA KLAUSA NOMINAL BAHASA INGGRIS DAN BAHASA INDONESIA. Oleh: Dian Rivia Himmawati, Dosen FBS Universitas Negeri Surabaya. POLA URUTAN FRASA PADA KLAUSA NOMINAL BAHASA INGGRIS DAN BAHASA INDONESIA Oleh: Dian Rivia Himmawati, Dosen FBS Universitas Negeri Surabaya Abstract Human language is rule-governed. But not all languages

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu sistem yang dibutuhkan bagi manusia untuk dapat saling berkomunikasi satu sama lain. Bahasa menyampaikan pesan, konsep, ide, perasaan atau pemikiran

Lebih terperinci

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAH LUQMAN

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAH LUQMAN RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAH LUQMAN SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Oleh:

Lebih terperinci

Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar

Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar Wayan Yuni Antari 1*, Made Sri Satyawati 2, I Wayan Teguh 3 [123] Program Studi Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi utama untuk saling berinteraksi satu sama lain. Bahasa adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi utama untuk saling berinteraksi satu sama lain. Bahasa adalah sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari bahasa sebagai alat komunikasi utama untuk saling berinteraksi satu sama lain. Bahasa adalah sistem lambang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan fukushi. Fukushi adalah kata yang dipakai untuk menerangkan yougen

BAB I PENDAHULUAN. dengan fukushi. Fukushi adalah kata yang dipakai untuk menerangkan yougen 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat berkomunikasi secara formal maupun informal, baik menggunakan ragam bahasa lisan maupun tulisan, orang Jepang sering menggunakan kata keterangan. Kata keterangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial dan anggota masyarakat memerlukan bahasa sebagai media komunikasi untuk berinteraksi dengan makhluk lainnya untuk mengungkapkan

Lebih terperinci