ANALISIS PENERAPAN PSAK 34 (REVISI 2010) ATAS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BIAYA PADA PT. IKPT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENERAPAN PSAK 34 (REVISI 2010) ATAS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BIAYA PADA PT. IKPT"

Transkripsi

1 ANALISIS PENERAPAN PSAK 34 (REVISI 2010) ATAS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BIAYA PADA PT. IKPT Muhammad Enstein Widodo Jalan Mangga Blok D Gang 2 No. 6 Koja, Jakarta Utara, , muhammad.enstein@gmail.com Armanto Witjaksono Binus University, Jakarta Barat, , armanto@binus.ac.id ABSTRAK Seiring dengan terus berkembangnya arus globalisasi saat ini dalam hampir segala bidang, terutama pembangunan perindustrian dalam mendukung arus ekonomi suatu negara, maka sebuah kegiatan konstruksi menjadi hal yang sangat berperan dalam menunjang misi pembangunan bangsa menuju ke peradaban yang lebih maju. Penelitian lebih khusus bertujuan memperoleh pengertian dan gambaran mengenai kesesuaian penerapan PSAK No. 34 (Revisi 2010) dalam melakukan pencatatan kontrak jangka panjang pada perusahaan konstruksi yang memiliki lingkup kerja Engineer, Procurement, dan Construction (EPC) melalui studi kasus PT. IKPT. Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah kualitatif. Penulis menggunakan metode observasi langsung dan wawancara dalam melakukan penelitian ini sehingga data yang diperoleh lebih mudah untuk proses analisis mengenai metode apa yang digunakan oleh PT. IKPT dalam mengakui pendapatan dan biaya. Diketahui bahwa PT. IKPT menerapkan metode cost approach dalam proses pengakuan pendapatan dan biayanya, dengan alasan kemudahan dalam pencatatannya dan keterkaitan terhadap bidang pekerjaan PT. IKPT sebagai kontraktor EPC. Dalam hal penerapan aturan pencatatan akuntansi yang telah diatur dalam PSAK No.34 (Revisi 2010), PT. IKPT mengacu kepadanya dengan menerapkan metode percentage of completion method dan juga tidak ditemukan adanya perbedaan yang berpengaruh signifikan atas PSAK No.34 dari Revisi 1994 ke Revisi Kata Kunci: PSAK 34, Kontrak Konstruksi, Kontrak Jangka Panjang, Pengakuan Pendapatan & Biaya

2 1. Pendahuluan Seiring dengan terus berkembangnya arus globalisasi saat ini dalam hampir segala bidang, terutama pembangunan perindustrian dalam mendukung arus ekonomi suatu negara, maka sebuah kegiatan konstruksi menjadi hal yang sangat berperan dalam menunjang misi pembangunan bangsa menuju ke peradaban yang lebih maju. Terlebih lagi dalam hal pembangunan industri-industri berat, seperti kilang minyak, gas, petrochemical, dan lainnya, yang turut berperan penting dalam proses pembangunan suatu negara, lebih khusus terhadap ketersediaannya sumber energi yang diperlukan bagi seluruh warganya. Apalagi Indonesia termasuk ke dalam negara yang kaya akan sumber energi, maka diperlukan penanganan dan pembangunan yang tepat dalam hal memanfaatkan apa yang menjadi potensi kebutuhan energi kita di masa yang akan datang. Terlebih dalam hal ini perusahaan konstruksi sangatlah dibutuhkan dalam menunjang pembangunan, khususnya pada sektor-sektor industri berat seperti yang tersebut di atas. Pada dasarnya, ada dua metode yang dapat diterapkan sebagai acuan pencatatan keuangan perusahaan-perusahaan konstruksi yang bersifat jangka panjang, percentage of completion method dan cost recovery method. Adapun dalam proses pengakuan pendapatan dan biayanya, terdapat beberapa pendekatan. Penerapan pencatatan dengan pendekatan pendapatan lebih tepat bagi perusahaan konstruksi kebanyakan. Tetapi hal tersebut menjadi jauh lebih sulit diterapkan pada perusahaan konstruksi berbasis EPC (Engineering, Procurement, Construction), dikarenakan antara industri kontraktor EPC dengan civil engineering sangatlah berbeda dalam prosedur pelaksanaan kerja serta ruang lingkup pekerjaannya itu sendiri. Maka timbulah adanya sebuah perbedaan dalam hal pencatatan pengakuannya, dan juga perlulah diketahui lebih lanjut mengenai dampak dari perbedaan pendekatan pengakuan tersebut kepada proses pencatatan. Adanya perbedaan tersebut pada dasarnya adalah kebebasan perusahaan dalam menentukan kacamata pencatatan. Namun kembali lagi terhadap metode mana yang lebih mudah dan efisien dalam menyajikan laporan keuangan pada kontrak proyek jangka panjang ini sesuai dengan keadaan yang dihadapi. Maka perlulah diketahui lebih lanjut mengenai hal tersebut diatas yang juga mengawali penulis dalam melakukan penelitian ini untuk lebih dalam membahas mengenai bagaimana sebenarnya proses pengakuan yang diterapkan oleh PT. IKPT ini, dari sebuah perusahaan industri konstruksi yang khususnya bergerak dalam bidang konstruksi Engineering (Rekayasa), Procurement (Pengadaan), and Construction (Konstruksi). Melihat dari kompleksnya permasalahan dalam akuntansi konstruksi ini, maka Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah membuat standar akuntansi sebagai pedomannya bagi perusahaan kontraktor dengan menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan No. 34. Dengan adanya standar akuntansi ini, diharapkan akan memudahkan bagi perusahaan kontraktor sebagai panduan dan acuan dalam menyusun laporan keuangannya. Dalam Pernyataan di atas, dipaparkan juga bahwa kontrak konstruksi jangka panjang itu meliputi: a) Kontrak pemberian jasa yang berhubungan langsung dengan konstruksi aset. b) Kontrak untuk penghancuran atau restorasi aset dan restorasi lingkungan setelah penghancuran aset. Melihat pentingnya memahami metode pencatatan pada perusahaan konstruksi sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, khususnya pada bagaimana pengakuan pendapatan dan biaya ini, yang telah diatur dalam PSAK 34, maka penulis akhirnya memilih judul Analisis Penerapan PSAK 34 (Revisi 2010) Atas Pengakuan Pendapatan dan Biaya Pada PT. IKPT. 2. Metode Penelitian Berikut adalah ringkasan karakteristik dari penelitian penulis mengenai analisis penerapan PSAK 34 terhadap pengakuan pendapatan dan biaya, yaitu: 1. Jenis dari riset ini adalah riset kualitatif. 2. Dimensi waktu risetnya adalah melibatkan satu waktu, karena pada penelitian ini, penulis tidak menggunakan acuan perbandingan antar tahun dalam perolehan datanya. 3. Dalam hal kedalaman riset, penulis melakukan studi kasus terhadap satu objek saja. 4. Penulis melakukan pengumpulan datanya dengan kontak langsung (wawancara). 5. Unit analisisnya adalah berupa perusahaan dalam bidang konstruksi. 6. Lingkungan penelitian bersifat riil setting, dibatasi dengan simulasi angka.

3 3. Hasil dan Bahasan 3.1 Gambaran Umum Proses Kontrak Konstruksi Proyek-proyek yang dikerjakan oleh perusahaan (PT. IKPT) bermacam-macam, yang lebih kepada pembangunan kilang-kilang, pabrik, dan perancangan konstruksi oil and gas lainnya, yang keseluruhan proyek utamanya adalah kontrak yang bersifat jangka panjang. Proses pemerolehan sebuah kontrak adalah dengan melalui Sistem Pelelangan Tender, yaitu proses dimana beberapa kontraktor mengajukan proposal sebagai pemenuhan atas kebutuhan pengadaan yang diinginkan klien, yang pemilihannya berdasarkan kualitas, spesifikasi, dan harga kontrak yang keseluruhannya dapat mempengaruhi keuntungan klien Kontrak dari pemenangan tender biasanya diperoleh perusahaan dari pihak swasta, atau dalam beberapa kasus diperoleh juga dari Lembaga Pemerintahan. Setelah terpilih kontraktor yang sesuai dengan kriteria klien, maka terjadilah offering contract dengan nilai kontrak yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Nilai kontrak yang disepakati biasanya sudah termasuk keseluruhan kebutuhan konstruksi sampai kontrak itu selesai, yang didalamnya termasuk untuk biaya sub-kontraktor, pengadaan barang kebutuhan, dan proses engineering. Adapun setelah perjanjian/kontrak telah disepakati, maka dibuatlah escrow account antara klien dan perusahaan dengan jumlah dana yang disediakan dalam account tersebut ditentukan dalam catatan kontrak/surat perjanjian. Escrow Account inilah yang berfungsi sebagai rekening bersama antara pihak klien dan perusahaan yang dana di dalamnya digunakan untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan dan juga sebagai penjamin antara kedua belah pihak sebagai pihak yang netral. Perusahaan baru akan memperoleh uang muka dari klien setelah escrow account ditutup, atau dinyatakan lain dalam surat perjanjian kontrak. Besarnya uang muka pun tergantung dari kesepakatan yang ditentukan oleh kedua pihak yang umumnya sebesar 20% dari total harga borongan/nilai kontrak. Sebagai contoh dari salah satu kontrak yang pernah dijalankan perusahaan, besarnya nilai proyek adalah Rp , maka perusahaan akan menerima uang mukanya sebesar Rp Dan pada saat penerimaan uang muka tersebut, sistem perusahaan akan mencatat ayat jurnal kurang lebih seperti berikut ini: Dr. Cash Project Rp Cr. Work Advance Payment Debt Rp Perlu juga diperhatikan sebelumnya bahwa perusahaan dalam pelaksanaan pencatatan keseluruhan transaksi akuntansinya telah berbasis sistem terkomputerisasi dengan software yang bernama V-Act Accounting System. Penerimaan uang muka diatas pun akan dicatat sebagai kewajiban yang nantinya akan ada pemberian kembali uang muka dari perusahaan kepada klien yang dilaksanakan berangsur-angsur secara proporsional berdasarkan kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan. Pengembalian uang muka ini pun dilakukan dengan mengurangi total pembayaran yang dilakukan oleh klien kepada perusahaan per periode sesuai dengan kemajuan pekerjaan yang telah dicapai. Dalam hal pengajuan penagihan kepada klien adalah berdasarkan kepada ketentuan yang telah disepakati dalam surat perjanjian kontrak dimana tingkat penagihan dapat dinyatakan dalam persentase kemajuan pekerjaan yang biasanya sekurang-kurangnya 2% dalam per periode penagihan. Dalam sebuah pembangunan proyek tentunya dibutuhkan jasa jasa penunjang dari kegiatan utamanya yang tidak semua bisa dilakukan oleh main contractor, seperti misalnya dalam pembangunan kilang minyak, diperlukan juga jasa kelistrikan, penggunaan alat-alat berat, piping (instalasi pipa-pipa), dll. Maka direkrutlah para sub-kontraktor yang dapat memberikan jasa-jasa seperti tersebut diatas untuk menunjang kegiatan pembangunan utama yang biasanya juga diadakan melalui sistem tender ataupun perjanjian kesepakatan kerjasama antara main contractor (PT. IKPT) dengan para sub-kontraktor. Ataupun dalam bentuk konsorsium yaitu kerjasama dua atau lebih pihak kontraktor dalam menjalani satu kontrak proyek secara bersama.

4 Setelah adanya kesepakatan dengan klien atas kontrak tersebut dan juga perjanjian kerjasama dengan sub-kontraktor, maka dimulailah proses konstruksi di lapangan dengan proses awalnya yaitu pengadaan bahan baku kebutuhan proyek. Namun dalam hal studi kasus PT. IKPT ini yang tergolong kepada EPC (Engineering, Procurement, and Construction) contractor, maka proses awal yang biasa dilakukan dalam sebuah proyek utamanya yaitu proses perancangan desain konstruksi dan rekayasa (engineering). Dalam tahap proses ini, pekerjaan belum dilakukan langsung di lapangan sehingga pembangunan di lapangan masih nol tetapi sudah dapat dinyatakan sebagai progres proyek karena pelaksanaan pekerjaan sudah berjalan. Baru setelah tahap ini selesai, maka perusahaan melakukan pengadaan barang-barang kebutuhan konstruksi (procurement) yang kemudian diikuti oleh kegiatan pembangunan di lapangan (construction). 3.2 Metode Pengakuan Pendapatan dan Biaya Perusahaan konstruksi pada umumnya tidak selalu menunggu sampai pekerjaan selesai dilaksanakan, melainkan dapat diakui dan ditagih sesuai dengan tingkat kemajuan pekerjaan (percentage of completion) yang dapat dihitung pada tiap akhir periode penagihan, yang sebelumnya sudah ditentukan dalam surat perjanjian. PT. IKPT dalam hal metode pencatatannya lebih mengedepankan kepada pendekatan biaya (cost approach), yang artinya proses penagihan klaim terhadap klien disesuaikan dengan jumlah biaya yang terjadi pada tiap periode akhir bulan, melalui proses pengaitan atau penandingan, yang menghubungkan beban pada pendapatan. Total biaya yang terakumulasi pada akhir periode tersebut yang kemudian dijadikan dasar penyesuaian bagi total pendapatan yang dapat diakui agar seimbang dan sesuai dengan perbandingan estimasi budget yang telah ditentukan pada awal masa proyek mulai berjalan. Hal ini dilakukan dikarenakan lebih mudah dengan metode ini untuk melakukan penyesuaian dan mengontrol biaya-biaya dimana dalam EPC hasil progres fisik tidaklah sama dengan progres yang ditagihkan berdasarkan dari kemajuan pekerjaan tersebut. Apabila dalam hal ini perusahaan EPC menggunakan pendekatan pendapatan (revenue approach), seperti yang dilakukan oleh perusahaan civil contractor, maka proses pengaitan atau penandingan bukan lagi pada biaya terhadap pendapatan, melainkan sebaliknya, pendapatan terhadap biaya. Akibatnya, perusahaan EPC harus dapat merinci selisih biaya yang timbul akibat penyesuaian biaya kepada pendapatan. Perincian selisih biaya dari revenue approach ini menjadi sulit dilaksanakan oleh perusahaan EPC karena tidak semua biaya yang timbul dapat dilihat fisik kemajuannya di lapangan, hal inilah yang justru nantinya bisa menjadi peluang kecurangan / kolusi internal pada bagian Cost Control Division. Sebagai contoh, dalam transaksi kontraktor EPC, penerbitan / pengajuan PO (Purchase Order) dapat dikatakan sebagai progres apabila Milestone (tahapan pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan kewajiban perusahaan) masih dalam tahapan Engineering (rekayasa), sedangkan hasil / bentuk fisiknya belum ada di lapangan Pendekatan Biaya (Cost Approach) Untuk lebih memahami secara jelas mengenai proses cost approach ini, maka penulis sajikan ilustrasi proses pencatatan keuangan perusahaan mengenai bagaimana perusahaan mengakui biaya dan pendapatan proyek pada tiap termin, berdasarkan dari hasil wawancara dan penelitian langsung pada perusahaan agar lebih mudah. Pada awal sebelum pelaksanaan pekerjaan, perusahaan tentunya perlu menentukan besaran perencanaan budget / estimasi biaya serta pendapatan dari sebuah proyek, sebagai acuan / arahan bagi setiap kegiatan perusahaan agar lebih terkontrol dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh manajemen perusahaan. Total budget biaya dan pendapatan yang dibuat selanjutnya akan dijadikan acuan perbandingan

5 bagi proses pengaitan biaya pada tiap pencatatan transaksi yang dibuat oleh perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan menentukan budget / estimasinya pada awal proyek adalah sebagai berikut: Cost Budget = US$ 8,000 Revenue Budget = US$ 10,000 Pada saat telah terjadi transaksi atas progres pekerjaan, perusahaan akan mencatat pada sistem dengan jurnal biayanya seperti berikut: Dr. Gross Amount due from $ 1,200 Cr. Account Payable $ 1,200 Dr. Gross Amount due from $ 725 Cr. Account Payable $ 725 Tiap adanya transaksi yang terjadi maka sistem akan mencatat jurnal seperti diatas yang berkaitan dengan pengeluaran biaya bagi perusahaan. Adapun untuk transaksi yang berkaitan dengan jurnal pendapatan selama masa termin, sebagai contoh perusahaan akan mencatat jurnal seperti berikut: Dr. Account Receivable $ 2,500 Cr. Gross Amount due to $ 2,500 Lalu pada akhir bulan / termin penagihan, sistem akan mencatat jurnal hasil total dari seluruh transaksi yang diakui sebagai biaya yang terjadi sampai saat ini dengan mengkredit jurnal Gross Amount due to Client dan mengakui tagihan menjadi biaya. Dr. Cost $ 1,925 Cr. Gross Amount due from $ 1,925 ( $1,200 + $725 = $1,925 ) Saat jurnal diatas tercatat, perusahaan berarti dapat mengakui biaya dan menagihkannya kepada klien jika dan hanya jika progres kemajuan pekerjaan pada saat masa penagihan ini telah mencapai tingkat kesepakatan minimum dari kontrak perjanjian, yaitu yang sekurang-kurangnya 2%. Apabila pada saat termin kemajuan pekerjaan tidak mencapai batas minimum untuk penagihan, maka perusahaan tidak dapat melakukan penagihan atas biaya yang terjadi kepada klien atau dianggap nol, tetapi perusahaan tetap mencatat biayanya sebesar yang telah terjadi pada saat itu pada jurnal. Pada saat jurnal biaya diatas telah tercatat, maka sistem secara otomatis akan men-generate jurnal hasil proses pengaitan biaya terhadap pendapatan dengan perbandingan yang sama dengan ketentuan budget awal. Sehingga total pendapatan yang boleh diakui pada akhir termin bukanlah sejumlah $ 2,500, melainkan $ 2, seperti yang dapat ditunjukkan pada jurnal berikut ini: Dr. Gross Amount due to $ 2, Cr. Project Revenue $ 2, Ket: Perbandingan budget = 8,000 (cost) : 10,000 (revenue) = 4 : 5 Penghitungan proses pengaitan biaya terhadap pendapatan 4 : 5 = 1,925 : x

6 9,625 = 4x 2, = x Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa besarnya pendapatan yang boleh diakui oleh perusahaan pada saat masa penagihan / akhir termin ditentukan berdasarkan proses pengaitan biaya terhadap pendapatan dimana pendapatan menyesuaikan dari besarnya total biaya yang terjadi dengan dasar perbandingan pada budget / estimasi awal biaya dan pendapatan (4 : 5). Selisih $ yang belum dapat diakui sebagai pendapatan akan terakumulasi pada termin berikutnya untuk menutupi apabila ada kerugian pada periode berjalan, atau apabila besarnya pendapatan yang boleh diakui sudah sesuai dengan kemajuan pekerjaan yang telah terjadi. Apabila dalam masa berjalan terjadi revisi estimasi biaya ataupun pendapatan, karena perusahaan menggunakan komputerisasi akuntansi, maka perusahaan cukup mengubah pada ketentuan estimasinya yang terintegrasi pada akun biaya sehingga sistem akan secara otomatis men-generate perubahan tersebut kepada jurnal-jurnal lainnya yang berpengaruh secara otomatis. Adapun pada saat kemajuan pekerjaan telah mencapai 100%, maka perusahaan tidak perlu lagi untuk membuat jurnal penutup terhadap akun Gross Amount. Karena pada akhir masa kontrak perusahaan akan memaksa kedua akun Gross Amount due to dan Gross Amount due from menjadi nol atau habis. Pada metode ini, akun Gross Amount due from akan selalu nol pada tiap periode penagihan karena perusahaan akan selalu mengkredit akun Gross Amount due from untuk mengakui total keseluruhan dari biaya yang terjadi. Sedangkan pada akun Gross Amount due to, perusahaan akan mengakui seluruh sisa akun ini sehingga menjadi nol karena ketika pekerjaan telah selesai, perusahaan tidak perlu lagi untuk menunda pengakuan pendapatan dari selisih yang terjadi pada kolom jurnal pendapatan. Dalam arti, perusahaan boleh mengakui seluruh pendapatan yang tadinya belum dapat diakui karena kontrak proyek telah dinyatakan selesai Pendekatan Pendapatan (Revenue Approach) Pendekatan ini lebih mudah dan lebih cocok diterapkan pada industri konstruksi civil engineering (pembangunan), dimana kegiatan konstruksi lebih berfokus kepada kemajuan fisik di lapangan yang dapat dinilai dan dibuktikan dengan besarnya laporan penggunaan biaya per termin dan juga agar proses pengakuan pendapatan dapat diakui dengan mudah sesuai dari kemajuan pekerjaan. Walaupun pada prakteknya tidaklah suatu metode kemudian cocok untuk suatu bidang tertentu, tetapi kembali lagi kepada kemudahan pada penerapannya yang sesuai dengan iklim kerja perusahaan tersebut. Membahas mengenai metode ini pada industri konstruksi EPC, pendekatan ini cukup sulit dan riskan dalam pengakuannya yang terkadang kemajuan yang ditagihkan bisa saja tidak sesuai dengan kemajuan fisiknya. Secara pencatatan dan penghitungan tidaklah berbeda dengan pendekatan biaya karena keduanya pun diukur sesuai dengan kemajuan pekerjaan yang terjadi per termin. Perbedaan adalah pada proses pengaitan / penandingan langsung, yang terjadi justru pada pendapatan terhadap biaya. Agar lebih mudah pemahamannya maka disajikan ilustrasi berikut, estimasi / budget proyek yang ditentukan sama, maka pencatatan yang dilakukan perusahaan atas jurnal biaya dan pendapatan kurang lebih sebagai berikut: Dr. Gross Amount due from $ 1,200 Cr. Account Payable $ 1,200 Dr. Account Receivables $ 2,000 Cr. Gross Amount due to $ 2,000

7 Dr. Bond Receivables $ 500 Cr. Gross Amount due to $ 500 Lalu pada masa penagihan (termin), perusahaan akan menginput terlebih dahulu hasil akumulasi pendapatan yang dapat diakui sebesar $2,500, yaitu hasil total keseluruhan dari jurnal-jurnal pendapatan yang boleh diakui. Dr. Gross Amount due to $ 2,500 Cr. Revenue $ 2,500 ( $2,000 + $500 = $2,500 ) Secara otomatis sistem kemudian akan membuat jurnal proses pengaitan terhadap biaya yang tentunya sesuai dengan perbandingan antara estimasi / budget biaya dan pendapatan proyek (4 : 5), seperti berikut: Dr. Cost $ 2,000 Cr. Gross Amount due toclient $ 2,000 Ket: Penghitungan proses pengaitan pendapatan terhadap biaya 4 : 5 = x : 2,500 10,000 2,000 = 5x = x Maka munculah selisih dalam biaya tersebut sebesar $ 800 ( $2,000 - $1,200 ), dimana selisih biaya tersebutlah yang harus dipertanggung jawabkan kepada pihak pemberi kerja atas pemakaian untuk apa saja dan juga kesesuaiannya dengan kemajuan fisik di lapangan Perbedaan dan Pengaruh Antara Metode Pendekatan Biaya dan Pendapatan Terhadap Akuntabilitas Pencatatan Perbedaan atas kedua metode sebelumnya hanyalah pada bagaimana perusahaan mengkaitkan proses penyesuaian jurnal di akhir periode penagihan yang mengacu kepada perbandingan estimasi proyek, apakah biaya terhadap pendapatan dimana jumlah penentuan pendapatan yang boleh diakuinya mengacu kepada seberapa besar biaya total yang terjadi dengan proses pengaitan, ataukah pendapatan terhadap biaya dimana jumlah penentuan biaya yang terjadi yang boleh diakuinya mengacu kepada besarnya jumlah pendapatan. Selebihnya dalam hal penghitungan dan pencatatannya adalah sama. Hal tersebut terjadi hanyalah sebagai opsi perusahaan terhadap pendekatan mana yang memudahkan dalam proses penagihan dan pencatatannya. Karena pada dasarnya yang akan dihasilkan dari kedua metode tersebut adalah tidak jauh berbeda dan sesuai dengan ketentuan yang telah diatur. Dalam cost approach, selisih terjadi pada pendapatan dimana selisih tersebut adalah jumlah pendapatan yang belum boleh diakui untuk termin saat ini. Dalam contoh ilustrasi diatas, pendapatan sebesar $93.75 belum dapat diakui sebagai pendapatan untuk saat ini. Perusahaan hanya boleh mengakui pendapatannya sebesar $2, sesuai dengan hasil dari penghitungan cost-to-cost yang didapat dan juga proses pengaitan langsung biaya terhadap pendapatan. Sehingga biaya yang diakui adalah biaya yang benarbenar dikeluarkan pada saat pekerjaan sesuai dengan kemajuan pekerjaan. Pada revenue approach, selisih terjadi pada kolom biaya, dimana biaya yang dapat diakui pada akhir termin tertentu tidaklah sama dengan total biaya yang terjadi dalam kolom jurnal pencatatan biaya.

8 Dalam contoh ilustrasi diatas, perusahaan harus mengakui beban biaya untuk penagihan kepada klien sebesar $2,000 dimana besarannya melebihi dari kolom jurnal pencatatan biaya yang sebesar $1,200. Maka perusahaan melalui divisi khusus pengelolaan biaya perlu membuat perincian tanggung jawab atas lebihan pengakuan biaya sebesar $800 tersebut, atas apa saja pembiayaan telah dilakukan dengan merinci biaya tersebut sesuai dengan kemajuan fisik di lapangan. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bahwa dari kedua metode tersebut ada beberapa kesamaan dan sedikit perbedaan, yaitu dalam hal proses pengkaitannya. Terlepas dari perbedaannya itu, kedua metode ini pada dasarnya memiliki konsep pengakuan yang sama dan juga proses pencatatan yang sama, sehingga tidaklah terlalu banyak berpengaruh terhadap akuntabilitas yang satu dengan metode lainnya, karena yang akan dihasilkan tidak akan jauh berbeda diantara keduanya. Keputusan dalam penerapan metode-metode ini disesuaikan kembali terhadap lingkup kerja perusahaan yang lebih sesuai dan lebih mudah. Pada perusahaan EPC, metode pendekatan biaya lebih tepat digunakan karena biaya yang diakui disesuaikan dengan biaya yang benar-benar terjadi dalam proses kemajuan proyek dimana pada tahapan kerjanya terdapat proses rekayasa (engineering) yang pelaksanaan biaya-biaya di dalamnya belum terkait kepada kemajuan fisik proyek. Sehingga apabila pada EPC diterapkan metode pendekatan pendapatan, maka selisih yang terjadi di kolom biaya tadi harus dirinci kembali oleh perusahaan dan pula harus dibuktikan secara kemajuan fisik sebagai bentuk tanggung jawab dari selisih biaya yang diakui tersebut, sedangkan dalam EPC ada tahapan non-fisik yang juga harus dilalui dan tetap dianggap sebagai suatu kemajuan proyek. Hal itulah yang menjadi kesulitan tersendiri apabila revenue approach diterapkan dalam perusahaan EPC. Selain itu kelemahan tersebut juga dapat dimanfaatkan menjadi celah kecurangan seperti adanya pengadaan dan pencatatan biaya fiktif, dan lain-lain. 3.3 Metode Akuntansi dan Penyajian Laporan Keuangan Perusahaan Metode pencatatan akuntansi yang diterapkan perusahaan adalah dengan Accrual Basis System, yang dengan metode ini maka tiap transaksi dan kejadian akuntansi yang terjadi akan langsung dicatat, tidak pada saat pembayaran terjadi. Biaya atau beban yang muncul akan langsung dicatat pada periode yang sama walaupun pembayaran baru dilakukan pada periode berikutnya ataupun sebelumnya. Begitupun pada income event yang terjadi, akan dicatat pada saat terjadi. Maka dengan demikian dalam neraca akan muncul akun prepaid expense dan prepaid income. Penyajian laporan keuangan perusahaan terdiri dari tiga: Balance Sheet, Income Statement, dan Cash Flow Statement. Struktur dari Neraca dilaporkan atas Liquidity Preference, dimana penyusunan akun dan baris grup neraca diurutkan berdasarkan akun yang bersifat likuid terdahulu. Pada Laporan Laba Rugi, perusahaan menyusun atas dasar kepada Job Costing Method, yaitu dengan mengidentifikasi biaya yang terjadi per pekerjaan dikarenakan beragamnya pekerjaan (proyek) yang berlangsung dalam satu waktu, sehingga dapat dikatakan bahwa produk yang ditangani adalah berbeda-beda. Terdapat dua jenis Laporan Laba Rugi yang dilaporkan perusahaan, yaitu Laporan Laba Rugi Proyek dan Laporan Laba Rugi Perusahaan (konsolidasi). Yang membedakannya adalah ruang lingkupnya. Laporan Laba Rugi Proyek dilaporkan setiap bulan dalam masa periode akuntansi (1 Januari s/d 31 Desember) dengan merinci dan melaporkan beban dan pendapatan yang diakui perusahaan pada satu proyek spesifik tertentu. Hasil konsolidasi dari Laporan Laba Rugi Proyek kemudian dilaporkan menjadi Laporan Laba Rugi Perusahaan yang dirilis pada tiap akhir masa periode akuntansi (contoh Laporan Laba Rugi Perusahaan pada lampiran L6-L7). Dalam halnya neraca, perusahaan melaporkan yang disebut Neraca Konsolidasi pada tiap akhir periode akuntansi (contoh pada lampiran L4-L5) dengan menampikan kolom komparatif dengan tahun sebelumnya. Informasi yang disajikan di neraca antara lain posisi sumber kekayaan perusahaan dan sumber pembiayaannya untuk memperoleh kekayaan perusahaan tersebut dalam masa tahunan.

9 3.4 Kesesuaian Metode yang Digunakan dengan PSAK 34 (Revisi 2010) Sesuai dengan penjelasan sebelumnya pada Bab II, bahwa PSAK No. 34 mengatur mengenai pengakuan pendapatan dan biaya pada suatu kontrak konstruksi jangka panjang yang cenderung kepada metode pencatatan dengan metode persentase penyelesaian (percentage completion method). Persentase penyelesaian mengakui pendapatan dengan memperhatikan tahap penyelesaian pekerjaan pada titik tertentu yang telah disepakati bersama. Bahwa perusahaan harus menggunakan metode ini saat kebijakan dan sifat kontrak perusahaan melakukan estimasi ke arah penyelesaian serta pendapatan dan biaya dapat di estimasi secara andal, kecuali ada kondisi yang tidak terpenuhi yang telah dijelaskan sebelumnya pada Bab II. Maka perusahaan (PT. IKPT) telah benar dan sesuai dengan apa yang telah diatur oleh PSAK No. 34 dalam penggunaan metodenya (percentage completion method). Adapun mengenai metode metode pengakuan pendapatan dan biaya yang diterapkan perusahaan telah sesuai dengan apa yang diterangkan dalam PSAK No. 34 tersebut. Secara konseptual telah dijelaskan bahwa pengakuan pendapatan dapat diakui apabila telah memenuhi kualitas keterukuran, dimana perusahaan dapat mengukur dan menilai seberapa banyak pendapatan yang boleh diakui oleh perusahaan dengan mengacu kembali kepada persentase penyelesaian yang terkait terhadap biaya, dengan metode pendekatan biaya (cost approach). Dan juga apabila memenuhi kualitas keterandalan yang dalam perusahaan terkait dengan besaran hasil pendapatan yang boleh diakui terjadi saat ini didapatkan dari hasil perhitungan dengan perhitungan cost-to-cost ataupun dengan kata lain proses pengaitan terhadap biaya dalam halnya yang dilakukan PT. IKPT ini, yang dapat diuji kebenarannya atas kemajuan yang sebenarnya terjadi. Juga dalam kriteria pengakuan biaya yang telah disinggung sebelumnya, bahwa beban diakui dalam laporan rugi laba atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh, yang dalam kriteria proses pengakuannya menurut Stice (2004:235) salah satunya adalah dengan proses pengaitan langsung, yaitu pada pos pendapatan melalui metode pendekatan biaya. Sebagai tambahan, menurut keterangan dari pihak PT. IKPT disebutkan bahwa tidak terjadi pengaruh yang signifikan atas hadirnya revisi 2010 dari PSAK No.34 dari revisi sebelumnya (1994). 4. Simpulan dan Saran Dari hasil penelitian ini, maka penulis dapat membuat beberapa simpulan mengenai hasil analisis penerapan PSAK 34 pada PT. IKPT yaitu: 1. PT. IKPT dalam mengakui pendapatan dan biayanya serta cara penghitungannya adalah dengan menggunakan metode persentase penyelesaian (percentage of completion method) dimana pendapatan dapat diakui berdasarkan kemajuan pekerjaan yang sedang dikerjakan, dan hal ini pun telah sesuai dengan rekomendasi PSAK 34 agar penilaian dapat menggambarkan kondisi yang sesuai. Selain itu, PT. IKPT hanya menggunakan metode percentage of completion pada proyek yang bersifat EPC, proyek di luar itu, jangka pendek maupun panjang, PT. IKPT hanya mencatat actual saja. 2. PT. IKPT menggunakan metode cost approach dalam proses pengakuan pendapatan dan biayanya, yaitu dengan penentuan pendapatan yang dapat diakui melalui proses pengaitan langsung dari biaya yang terjadi saat ini. Keputusan dari pihak manajemen bahwa penggunaan metode ini lebih sesuai dengan lingkup kerja kontraktor EPC (Engineering, Procurement, Construction) agar tidak timbul selisih biaya yang dapat mengarah kepada penyelewengan / kecurangan dalam mempertanggung jawabkan selisih tersebut. 3. Metode revenue approach tidak digunakan oleh PT. IKPT dikarenakan akan kesulitan dalam mempertanggung jawabkan dan menjabarkan selisih biaya yang terjadi antara biaya yang terjadi dengan biaya hasil pengaitan dari total pendapatan, dikarenakan sifat kontraktor EPC yang terkadang suatu kemajuan pekerjaan tidak selalu ditunjukkan dengan hasil fisik, terutama pada tahapan Engineering dimana kemajuan fisik di lapangan belum terlihat tetapi proyek telah dianggap mengalami kemajuan. Metode ini lebih cocok diimplementasikan pada kontraktor civil engineer.

10 4. Tidak ada jurnal penutup pada akun Gross Amount due to dan Gross Amount due from karena pada proyek telah berakhir kedua akun akan menjadi nol dengan sendirinya. Gross Amount due from akan selalu nol pada tiap masa penagihan, dan Gross Amount due to akan di Debet sesuai dari sisa yang muncul pada periode akhir sehingga menjadi nol. Karena pada akhir proyek (tingkat kemajuan 100%), PT. IKPT dapat mengakui seluruh pendapatan yang terjadi tanpa menyesuaikannya dengan proses pengaitan dari biaya. 5. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara penerapan metode pendekatan biaya dengan pendekatan pendapatan dalam hal keandalan pelaporan keuangan perusahaan. 6. Penerapan PSAK 34 (Revisi 2010) diketahui menurut pernyataan dari pihak PT. IKPT adalah tidak ada perbedaan signifikan yang terjadi pada perusahaan baik dalam hal pencatatan, pengakuan, atau lain halnya, antara PSAK 34 Revisi 1994 dengan Revisi PT. IKPT membagi dua laporan laba rugi menjadi Proyek dan Korporat. Proyek sebagai laporan laba rugi secara spesifik atas satu proyek tertentu, dan Korporat sebagai gabungan / konsolidasi dari laporan laba rugi Proyek yang sedang berjalan dalam satu periode akuntasi. Adapun saran penulis untuk pihak perusahaan PT. IKPT berdasarkan dari hasil analisis penelitian ini, maka penulis dapat membuat saran-saran sebagai berikut: 1. Dalam beberapa proyek PT. IKPT selain yang bersifat EPC (Engineering, Procurement, Construction), perusahaan tidak menerapkan metode percentage of completion melainkan hanya dengan berdasarkan actual. Sebaiknya dalam hal perusahaan menangani proyek pembangunan/konstruksi yang bersifat lebih dari setahun, perusahaan tetap menggunakan percentage of completion agar pencatatan lebih mudah dan andal. 2. Untuk proyek yang bersifat Construction (civil) jangka panjang seperti yang tersebut dalam poin satu diatas, PT. IKPT disarankan agar bisa menerapkan revenue approach dalam pencatatan percentage of completion-nya sehingga lebih sesuai dan mudah.

11 Referensi Belkaoui, Ahmed Riahi. (2007). Accounting Theory (5th Edition). Jakata: Salemba Empat Godfrey, J., Hodgson, A., Holmes, S., & Tarca, A. (2006). Accounting Theory (6th Edition). Milton, Queensland: John Wiley & Sons, Inc. Hansen, D. R., Maryanne M. Mowen. Terjemahan Tjintjin Tjendera. (2004). Akuntansi Manajemen 1 (Edisi 7). Jakarta: Salemba Empat Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat Junaidi, Wawan. (2010). Penggolongan Biaya. Jurnal Akuntansi Keuangan. (2011). Metode Pengakuan Pendapatan dan Biaya Kontrak Konstruksi. Jurnal Akuntansi Keuangan. (2011). Perlakuan Akuntansi Kontrak Konstruksi. Jurnal Akuntansi Keuangan. (2011). Jenis Pendapatan dan Biaya Kontrak Konstruksi. Kieso, Weygandt, Warfield. Alih bahasa oleh Emil Salim. (2008). Akuntansi Intermediate jilid 2 (Edisi 12). Jakarta: Binarupa Aksara Kieso, Weygandt, Warfield. (2011). Intermediate Accounting vol. 2 (IFRS Edition). Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. Laba. (2008). Laba. Mulyadi. (2005). Akuntansi Manajemen (Edisi 3). Jakarta: Salemba Empat Prayudiawan, Hepi. (2010). PSAK 23 (revisi 2010) Pendapatan. Sitompul, David N. C. (2007). Faktor-Faktor yang Mendasari Pemilihan Metode Pengakuan Pendapatan dan Biaya Kontrak Konstruksi pada PT. Nusa Raya Cipta Cabang Medan. Tesis S1 Tidak Dipublikasikan, Universitas Sumatera Utara, Medan

12 Tampubolon, Reinold. (2008). Penerapan PSAK No. 34 Tentang Akuntansi Kontrak Konstruksi Pada PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Sumatera Utara. Tesis S1 Tidak Dipublikasikan, Universitas Sumatera Utara, Medan

BAB IV PEMBAHASAN. Gambaran Umum Proses Kontrak Konstruksi. Proyek-proyek yang dikerjakan oleh perusahaan (PT. IKPT) bermacam-macam,

BAB IV PEMBAHASAN. Gambaran Umum Proses Kontrak Konstruksi. Proyek-proyek yang dikerjakan oleh perusahaan (PT. IKPT) bermacam-macam, BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Gambaran Umum Proses Kontrak Konstruksi Proyek-proyek yang dikerjakan oleh perusahaan (PT. IKPT) bermacam-macam, yang lebih kepada pembangunan kilang-kilang, pabrik, dan perancangan

Lebih terperinci

BAB I. Jasa konstruksi adalah sektor industri yang akan terus berkembang selama

BAB I. Jasa konstruksi adalah sektor industri yang akan terus berkembang selama BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Jasa konstruksi adalah sektor industri yang akan terus berkembang selama pembangunan masih berjalan. Saat ini, pembangunan di Indonesia semakin meningkat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan konstruksi adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan konstruksi adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembangunan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan konstruksi adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembangunan dimana pekerjaan mereka secara umum adalah membangun, membuat, memperbaiki, atau

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. revisi (1994) dengan PSAK 34 sesudah revisi (2010). Kedua, pembahasan dilanjutkan

BAB IV PEMBAHASAN. revisi (1994) dengan PSAK 34 sesudah revisi (2010). Kedua, pembahasan dilanjutkan BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini, pertama penulis akan menjelaskan perbedaan PSAK 34 sebelum revisi (1994) dengan PSAK 34 sesudah revisi (2010). Kedua, pembahasan dilanjutkan dengan penerapan persentase

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) penjualan terjadi (proses pengiriman) karena saat itu resiko penjualan dan

BAB II LANDASAN TEORI. Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) penjualan terjadi (proses pengiriman) karena saat itu resiko penjualan dan BAB II LANDASAN TEORI II.1 II.1.1 Kerangka Teori dan Literatur Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) Pada dasarnya, sebuah perusahaan baru akan mengakui pendapatannya pada saat penjualan terjadi (proses

Lebih terperinci

EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN

EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN Novi Nugrahani Politeknik Negeri Malang nugrahani19@gmail.com ABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

MAKALAH PSAK 34: KONTRAK KONSTRUKSI

MAKALAH PSAK 34: KONTRAK KONSTRUKSI MAKALAH PSAK 34: KONTRAK KONSTRUKSI Kelompok : 2 (Dua) Program Studi : Akuntansi Mata Kuliah Dosen : Standar Akuntansi Keuangan Indonesia : Yunan Helmi., Ak. Disusun Oleh : Raihan Prasetyo (023134122)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Profil Perusahaan PT Langgeng Prima Trireka merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi yang diakui pembaharuan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perekonomian di Indonesia mengalami perubahan ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perekonomian di Indonesia mengalami perubahan ke arah yang lebih 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pertumbuhan perekonomian di Indonesia mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Perkembangan segi perekonomian di Indonesia saat ini dapat dirasakan dari tumbuh

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. kualitatif. Berdasarkan penelitian penulis, maka objek penelitian yang

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. kualitatif. Berdasarkan penelitian penulis, maka objek penelitian yang BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek penelitian Penulis menggunakan metode penelitian dengan pendekatan metode kualitatif. Berdasarkan penelitian penulis, maka objek penelitian yang digunakan adalah PT TPHE

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase

BAB 4 PEMBAHASAN. Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase BAB 4 PEMBAHASAN Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase penyelesaian (percentage of completion) yang dilakukan PT. TPHE dengan menggunakan pendekatan fisik. Penulis juga akan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hidup (going concern) melalui usahanya dalam mencari laba yang sebesarbesarnya

I. PENDAHULUAN. hidup (going concern) melalui usahanya dalam mencari laba yang sebesarbesarnya I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama perusahaan pada umumnya adalah mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) melalui usahanya dalam mencari laba yang sebesarbesarnya (profit oriented).

Lebih terperinci

PENGAKUAN PENDAPATAN JASA PT. INFIMEDIA SOLUSI PRATAMA

PENGAKUAN PENDAPATAN JASA PT. INFIMEDIA SOLUSI PRATAMA PENGAKUAN PENDAPATAN JASA PT. INFIMEDIA SOLUSI PRATAMA Carla Gouzman carlagouzman@yahoo.com pembimbing Sunaryo, Drs., Ak., MM. ABSTRAK Kewajiban perusahaan setiap akhir periode adalah melaporkan kepada

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan BAB II DASAR TEORI A. Pendapatan 1. Pengertian Pendapatan Setiap perusahaan tentunya menginginkan agar usahanya berjalan dengan baik. Oleh karena itu perusahaan dapat memberi kepuasan kepada konsumen melalui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah :

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah : BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendapatan 2.1.1. Definisi Pendapatan Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah : Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas yang normal dari

Lebih terperinci

Analisis Pengakuan Pendapatan Jasa Konstruksi Pada CV. Samudera Konstruksi Palembang Berdasarkan PSAK No. 34

Analisis Pengakuan Pendapatan Jasa Konstruksi Pada CV. Samudera Konstruksi Palembang Berdasarkan PSAK No. 34 Analisis Pengakuan Pendapatan Jasa Konstruksi Pada CV. Samudera Konstruksi Palembang Berdasarkan PSAK No. 34 Rahayu (rahayuendang803@yahoo.co.id) Kardinal (kardinal@stmik-mdp.net) Jurusan Akuntansi STIE

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan tujuan utama dari pendirian suatu perusahaan. Sebagai suatu organisasi yang berorientasi profit maka pendapatan mempunyai peranan

Lebih terperinci

Siti Maimunah Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan. Deta Uli Anggreni Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan

Siti Maimunah Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan. Deta Uli Anggreni Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan TINJAUAN PELAKSANAAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI DAN KESESUAIAN DENGAN STANDAR AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI (PSAK TAHUN 2012) PADA PT IMPERIAL MEDIA PANENMAS Siti Maimunah Dosen Tetap

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 34 (REVISI 2010) ATAS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI PT. TPHE

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 34 (REVISI 2010) ATAS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI PT. TPHE ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 34 (REVISI 2010) ATAS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI PT. TPHE Fina Prayerty Silitonga (1301021324) Universitas Bina Nusantara 081281534320 fina.prayerty@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 A. Pengertian Akuntansi Keuangan BAB II LANDASAN TEORI Menurut Charles T Horrgren Walter T Harrison Jr dan Linda Smith Bamber (2006 : 4) mendefinisikan akuntansi adalah Sistem informasi yang mengukur

Lebih terperinci

Pendapatan Kontrak Konstruksi PSAK 34. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

Pendapatan Kontrak Konstruksi PSAK 34. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Pendapatan Kontrak Konstruksi PSAK 34 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 3 Metode presentase penyelesaian untuk kontrak jangka panjang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tugas akhir ini. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan

BAB II LANDASAN TEORI. tugas akhir ini. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan BAB II LANDASAN TEORI Landasan Teori Tentang Permasalahan Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan sistem yang digunakan pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Warren (2013 : 9), mendefinisikan akuntansi diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang mempunyai unsur kegiatan di

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang mempunyai unsur kegiatan di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan adalah suatu lembaga yang mempunyai unsur kegiatan di dalam usahanya. Setiap perusahaan yang didirikan baik itu secara perorangan maupun kelompok,

Lebih terperinci

Prodi S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom

Prodi S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN KONTRAK JANGKA PANJANG TERHADAP LAPORAN LABA RUGI PERUSAHAAN KONSTRUKSI (Studi Kasus pada PT Langgeng Prima Trireka) DISCLOSURE ANALYSIS OF REVENUE RECOGNITION AND

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem akuntansi pada perusahaan merupakan sistem akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem akuntansi pada perusahaan merupakan sistem akuntansi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem akuntansi pada perusahaan merupakan sistem akuntansi yang menyediakan cara untuk menyajikan dan meringkas kejadian-kejadian bisnis dalam bentuk laporan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Dalam bab ini penulis akan membahas tentang pengakuan pendapatan dan pengungkapan pada laporan keuangan ketika ISAK 21 diterapkan di PT Alam Sutera Realty Tbk yang menajdi objek

Lebih terperinci

PERUSAHAAN KONSTRUKSI & INFRASTUKTUR. Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

PERUSAHAAN KONSTRUKSI & INFRASTUKTUR. Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia PERUSAHAAN KONSTRUKSI & INFRASTUKTUR Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Konstruksi dan Infrastruktur Infrastruktur: Jalan Tol Jasa Marga Listrik PLN Kereta api PT. KA Komunikasi

Lebih terperinci

Analisis Perlakuan Akuntansi Pendapatan Jasa Konstruksi Dalam Rangka Penyajian Laporan Keuangan Pada PT. Martimbang Utama Palembang

Analisis Perlakuan Akuntansi Pendapatan Jasa Konstruksi Dalam Rangka Penyajian Laporan Keuangan Pada PT. Martimbang Utama Palembang Analisis Perlakuan Akuntansi Pendapatan Jasa Konstruksi Dalam Rangka Penyajian Laporan Keuangan Pada PT. Martimbang Utama Palembang Riyan Saputra (ian.spectrum@rocketmail.com) Rizal Effendi (Rizaleffendi31@yahoo.co.id)

Lebih terperinci

PIUTANG. Slide 4-1. Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting

PIUTANG. Slide 4-1. Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Dosen : Christian Ramos Kurniawan PIUTANG 4-1 Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Piutang Piutang adalah klaim kepada pelanggan atau pihakpihak lain

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - Teori 1. Pengertian Pendapatan Menurut Sofyan Syafri Harahap (2011:236) mengemukakan bahwa pendapatan adalah hasil penjualan barang dan jasa yang dibebankan kepada pelanggan/pihak

Lebih terperinci

BAB I. Setiap organisasi didirikan untuk mencapai tujuan tertentu. Pada umumnya

BAB I. Setiap organisasi didirikan untuk mencapai tujuan tertentu. Pada umumnya 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi didirikan untuk mencapai tujuan tertentu. Pada umumnya perusahaan yang berorientasi pada laba (profit motive) mempunyai tujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Kontrak Pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Kontrak Pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau BAB 4 PEMBAHASAN Pada bab ini, Pertama penulis akan membahas mengenai apakah pengakuan pendapatan dengan menggunakan metode persentase penyelesaian berdasarkan pendekatan fisik yang digunakan oleh PT.

Lebih terperinci

PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI

PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI 1 PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI Titi Sari titi_sari89@yahoo.co.id Astri Fitria Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT

Lebih terperinci

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI. I B R A H I M STIE-YPUP Makassar

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI. I B R A H I M STIE-YPUP Makassar ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI I B R A H I M STIE-YPUP Makassar ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui metode pengakuan pendapatan yang diterapkan PT KPBKaltim.Membandingkan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Kebijakan Akuntansi Perusahaan Dalam Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan keuangan perusahaan terdapat kebijakan akuntansi perusahaan yang diterapkan terhadap seluruh transaksi

Lebih terperinci

SEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi :

SEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi : SEWA GUNA USAHA LITERATUR :! US GAAP : FASB s Statement of Financial Accounting Standards No. 13, Accounting for Leases! IAI : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 30 (Revisi 2007), Sewa! IFRS

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERBEDAAN DASAR PENGENAAN PPH PASAL 23 DAN DASAR PENGENAAN PPN ATAS EPC PROJECT

BAB IV ANALISIS PERBEDAAN DASAR PENGENAAN PPH PASAL 23 DAN DASAR PENGENAAN PPN ATAS EPC PROJECT BAB IV ANALISIS PERBEDAAN DASAR PENGENAAN PPH PASAL 23 DAN DASAR PENGENAAN PPN ATAS EPC PROJECT A. Analisis Perbedaan Dasar Pengenaan PPh Pasal 23 dan PPN atas EPC Project Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pendapatan 2.1.1.1 Pengertian Pendapatan berikut: Menurut ED PSAK 23 menjelaskan tentang pendapatan adalah sebagai Pendapatan

Lebih terperinci

AKUNTANSI KONSTRUKSI UNTUK PERUSAHAAN PROPERTY DAN DEVELOPER. Andriani Widiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta

AKUNTANSI KONSTRUKSI UNTUK PERUSAHAAN PROPERTY DAN DEVELOPER. Andriani Widiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta AKUNTANSI KONSTRUKSI UNTUK PERUSAHAAN PROPERTY DAN DEVELOPER Andriani Widiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta Abstraksi Seiring dengan terkenalnya kota Yogyakarta sebagai kota pelajar, maka semakin banyak bermunculan

Lebih terperinci

AKUNTANSI KONSTRUKSI UNTUK PERUSAHAAN PROPERTY DAN DEVELOPER. Andriani Widiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta

AKUNTANSI KONSTRUKSI UNTUK PERUSAHAAN PROPERTY DAN DEVELOPER. Andriani Widiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta AKUNTANSI KONSTRUKSI UNTUK PERUSAHAAN PROPERTY DAN DEVELOPER Andriani Widiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta Abstraksi Seiring dengan terkenalnya kota Yogyakarta sebagai kota pelajar, maka semakin banyak bermunculan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GBPP) Mata Kuliah : Akuntansi Bobot SKS : 3 Jumlah Jam: Semester:

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GBPP) Mata Kuliah : Akuntansi Bobot SKS : 3 Jumlah Jam: Semester: SATUAN ACARA PERKULIAHAN GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GBPP) Mata Kuliah : Akuntansi Bobot SKS : 3 Jumlah Jam: Semester: a. Deskripsi Singkat b. Tujuan Instruksi Umum (TIu) Setelah mengikuti mata

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN DI PT UG

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN DI PT UG ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN DI PT UG Ivana Cendra Universitas Bina Nusantara, Jln. KH Syahdan No.9 Palmerah Jakarta Barat 11480, telp (+62-21) 534-5830, fax (+62-21)

Lebih terperinci

PENGAKUAN PENDAPATAN DENGAN PENDEKATAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN PT. BENTAN SONDONG TANJUNGPINANG

PENGAKUAN PENDAPATAN DENGAN PENDEKATAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN PT. BENTAN SONDONG TANJUNGPINANG PENGAKUAN PENDAPATAN DENGAN PENDEKATAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN PT. BENTAN SONDONG TANJUNGPINANG AYU PRATIWI PANGESTU WINDYANTO 100462201264 Jurusan Akuntansi, Fakultas

Lebih terperinci

TAKSIRAN KERUGIAN PIUTANG TAK TERTAGIH (Uncollectible Accounts)

TAKSIRAN KERUGIAN PIUTANG TAK TERTAGIH (Uncollectible Accounts) (Tulisan ini dimaksudkan untuk menanggapi materi yang disampaikan oleh rekan-rekan saya, juri Akuntansi LKS Tingkat Nasional pada pertemuan dengan guru-guru pedamping pada tanggal 22 November 2011 di SMK

Lebih terperinci

ANALISA PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT TUNAS BARU SULAWESI DI MAKASSAR

ANALISA PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT TUNAS BARU SULAWESI DI MAKASSAR ANALISA PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT TUNAS BARU SULAWESI DI MAKASSAR RUSDIAH HASANUDDIN STIE YPUP Makassar ABSTRAK Studi ini bertujuan untuk mengetahui metode pengakuan pendapatan yang ditetapkan oleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan yang Digunakan oleh PT. TBP Tbk PT. Total Bangun Persada Tbk ( PT.TBP Tbk ) menerapkan metode persentase penyelesaian untuk

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. jasa atas penjualan tunai, penjualan kredit, dan penjualan kontrak. Ketiga pendapatan

BAB IV PEMBAHASAN. jasa atas penjualan tunai, penjualan kredit, dan penjualan kontrak. Ketiga pendapatan BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Evaluasi atas Pendapatan Perusahaan Pendapatan PT. Infimedia Solusi Pratama terbagi menjadi tiga, yaitu pendapatan jasa atas penjualan tunai, penjualan kredit, dan penjualan kontrak.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan sistem yang digunakan pada

BAB II LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan sistem yang digunakan pada BAB II LANDASAN TEORI Landasan Teori Tentang Permasalahan Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan sistem yang digunakan pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. satu periode, jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. satu periode, jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendapatan Menurut Kieso, Weygant, dan Warfield (Intermediate Accounting, 2011: 955) Pendapatan adalah gross inflow of economic benefits during the period arising in the ordinary

Lebih terperinci

Analisis Perlakuan Akuntansi Pendapatan Jasa Dalam Rangka Penyajian Laporan Keuangan Pada CV Citra Nusa Bakti Palembang

Analisis Perlakuan Akuntansi Pendapatan Jasa Dalam Rangka Penyajian Laporan Keuangan Pada CV Citra Nusa Bakti Palembang Analisis Perlakuan Akuntansi Pendapatan Jasa Dalam Rangka Penyajian Laporan Keuangan Pada CV Citra Nusa Bakti Palembang Amelia Haryanto ( haryantoamelia@rocketmail.com) Rizzal Effendi ( Rizaleffendi31@yahoo.co.id)

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 23 TAHUN 2010 TENTANG PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PENDAPATAN PADA PT DHEZIGN ONLINE SOLUTION

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 23 TAHUN 2010 TENTANG PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PENDAPATAN PADA PT DHEZIGN ONLINE SOLUTION ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 23 TAHUN 2010 TENTANG PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PENDAPATAN PADA PT DHEZIGN ONLINE SOLUTION Aulia Kharisah, Kusni Hidayati, Siti Rosyafah Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB IV. yang berhubungan dengan kontrak konstruksi pada PT. KLS dimana dibahas dalam

BAB IV. yang berhubungan dengan kontrak konstruksi pada PT. KLS dimana dibahas dalam BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai perlakuan akuntansi pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kontrak konstruksi pada PT. KLS dimana dibahas dalam penelitian ini. Adapun penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. International Accounting Standards (IAS) / International Financial. Reporting Standards (IFRS)

BAB II LANDASAN TEORI. International Accounting Standards (IAS) / International Financial. Reporting Standards (IFRS) BAB II LANDASAN TEORI II.1. International Accounting Standards (IAS) / International Financial Reporting Standards (IFRS) Menurut Raja Adri Satriawan Surya (2012:4), akuntansi adalah persoalan praktis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud.

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud. BAB II LANDASAN TEORI Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas, Standar Akuntansi

Lebih terperinci

PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN A. Pengertian Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode yang mengakibtakan kenaikan

Lebih terperinci

ABSTRAK ENDANG ANALISIS PENERAPAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN N0. 21 (Pengganti PSAK No.44) PADA PT. CIPTA KAWALAN RAJA

ABSTRAK ENDANG ANALISIS PENERAPAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN N0. 21 (Pengganti PSAK No.44) PADA PT. CIPTA KAWALAN RAJA ABSTRAK ENDANG 080420103079 ANALISIS PENERAPAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN N0. 21 (Pengganti PSAK No.44) PADA PT. CIPTA KAWALAN RAJA Skripsi. Ekonomi 2013 Kata kunci : ISAK No. 21, PSAK No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah Perusahaan yang baru didirikan maupun yang sedang berjalan mempunyai sebuah tujuan atau target yang akan dicapainya baik untuk jangka pendek, jangka

Lebih terperinci

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN KONTRAK PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT NOUVALINDO BANJARMASIN. Lisandri

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN KONTRAK PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT NOUVALINDO BANJARMASIN. Lisandri JURNAL SPREAD - OKTOBER 2016, VOLUME6 NOMOR 2 ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN KONTRAK PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT NOUVALINDO BANJARMASIN Lisandri Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIE Indonesia)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Konsep Pendapatan II.1.1. Pengertian Pendapatan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No. 23, pengertian pendapatan adalah: Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat

Lebih terperinci

ENTITAS ANAK TERHADAP KEWAJARAN PENYAJIAN LAPORAN LABA RUGI BERDASARKAN PSAK NO. 23 PERIODE:

ENTITAS ANAK TERHADAP KEWAJARAN PENYAJIAN LAPORAN LABA RUGI BERDASARKAN PSAK NO. 23 PERIODE: PERLAKUAN PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN PADA PT DANAYASA ARTHATAMA Tbk. DAN ENTITAS ANAK TERHADAP KEWAJARAN PENYAJIAN LAPORAN LABA RUGI BERDASARKAN PSAK NO. 23 PERIODE: 2009 s.d. 2013 Viny Alvita viny536@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendapatan Akuntansi bertujuan untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh berbagai pihak, baik pihak eksternal maupun pihak internal yang erat kaitannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian Entitas Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari unit tersebut sebagai fokusnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsultan ahli tehnik. Pada usaha ini perusahaan melakukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. konsultan ahli tehnik. Pada usaha ini perusahaan melakukan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dewasa ini banyak perusahaan yang bergerak dibidang arsitek dan konsultan ahli tehnik. Pada usaha ini perusahaan melakukan pembangunan sekolah, gedung, taman, dll.

Lebih terperinci

LAPORAN LABA-RUGI. Income Statement

LAPORAN LABA-RUGI. Income Statement LAPORAN LABA-RUGI Income Statement 1 Pendahuluan Perhitungan rugi-laba (income statement) adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu. Para pengguna

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Koperasi

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Koperasi BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Koperasi Berbagai pendapat telah dikemukakan oleh para ahli tentang pengertian dari koperasi. Berdasarkan ilmu yang dipelajari beserta asumsi masing-masing, pengertian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Piutang Istilah piutang mengacu pada sejumlah tagihan yang akan diterima oleh perusahaan (umumnya dalam bentuk kas) dari pihak lain, baik sebagai akibat penyerahan

Lebih terperinci

Sisilia M. Ratunuman, Analisis Pengakuan Pendapatan.

Sisilia M. Ratunuman, Analisis Pengakuan Pendapatan. ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DENGAN PERSENTASE PENYELESAIAN DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PT. PILAR DASAR Oleh: Sisilia Merry Ratunuman Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah sebuah badan atau organisasi yang didirikan untuk menyediakan barang dan jasa dengan tujuan untuk mencari keuntungan. Globalisasi perekonomian di

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. atau menetapkan kewajiban bagi yang ingkar janji disertai sanksi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. atau menetapkan kewajiban bagi yang ingkar janji disertai sanksi untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kontrak Konstruksi Kontrak adalah suatu perjanjian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dan akibat pengingkaran atau pelanggaran atasnya hukum memberikan pemulihan atau menetapkan

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Menengah I Kode Mata Kuliah : Semester : III SKS : 3 SKS (2-1) Jurusan : Akuntansi Deskripsi Singkat : Mata kuliah ini menjelaskan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang Herry (2009:266)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang  Herry (2009:266) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena merupakan aktiva lancar perusahaan yang paling

Lebih terperinci

.KONSEP PENGAKUAN PENDAPATAN DENGAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN UNTUK KONTRAK KONSTRUKSI. Sri Supadmini *) Abstrak

.KONSEP PENGAKUAN PENDAPATAN DENGAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN UNTUK KONTRAK KONSTRUKSI. Sri Supadmini *) Abstrak .KONSEP PENGAKUAN PENDAPATAN DENGAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN UNTUK KONTRAK KONSTRUKSI Sri Supadmini *) Abstrak Pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi

Lebih terperinci

PENYAJIAN LAPORAN ARUS KAS MENURUT PSAK 2 GUNA MENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PT PAN BROTHERS TBK

PENYAJIAN LAPORAN ARUS KAS MENURUT PSAK 2 GUNA MENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PT PAN BROTHERS TBK PENYAJIAN LAPORAN ARUS KAS MENURUT PSAK 2 GUNA MENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PT PAN BROTHERS TBK (Cash Flow Statement Based on PSAK 2 For Investment Decision Making) Oleh/By: Sutarti Dosen

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS Dosen : Christian Ramos Kurniawan LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS 4-1 Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Laporan Posisi Keuangan

Lebih terperinci

Suci Anggreani Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

Suci Anggreani   Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN PADA PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING, Tbk. DAN ENTITAS ANAK TERHADAP KEWAJARAN PENYAJIAN LAPORAN LABA RUGI BERDASARKAN PSAK NO. 23 & NO. 34 ABSTRAK Suci Anggreani email : sucianggreani17@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian pendapatan Pendapatan secara sederhana merupakan arus masuk aktiva ke dalam perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha di Indonesia saat ini sudah semakin pesat. Namun, hal

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha di Indonesia saat ini sudah semakin pesat. Namun, hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan usaha di Indonesia saat ini sudah semakin pesat. Namun, hal tersebut bertentangan dengan semakin sulitnya memperoleh pekerjaan sesuai dengan bidang yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Piutang 1. Pengertian Piutang Setiap penulis memberikan definisi yang berbeda tentang piutang tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut memiliki

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS FORMULIR KONTRAK PERKULIAHAN PROGRAM STUDI DIII PERPAJAKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS FORMULIR KONTRAK PERKULIAHAN PROGRAM STUDI DIII PERPAJAKAN Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Menengah 1 SKS : 3 Semester : 3 Kode MK : EBA512031 I. DESKRIPSI Mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah I merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa/i yang telah menempuh

Lebih terperinci

Kontrak Perkuliahan. Nama Mata Kuliah : Akuntansi Kode Mata Kuliah : AKT 500 : Dr. Memen Kustiawan, SE., M.Si., Ak. Deskripsi Mata Kuliah

Kontrak Perkuliahan. Nama Mata Kuliah : Akuntansi Kode Mata Kuliah : AKT 500 : Dr. Memen Kustiawan, SE., M.Si., Ak. Deskripsi Mata Kuliah Kontrak Perkuliahan Nama Mata Kuliah : Akuntansi Kode Mata Kuliah : AKT 500 Pengajar : Dr. Memen Kustiawan, SE., M.Si., Ak. Semester : I Hari Pertemuan/Jam : Ruangan : Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan mempunyai harta (aktiva) untuk mendukung kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan mempunyai harta (aktiva) untuk mendukung kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan mempunyai harta (aktiva) untuk mendukung kegiatan usahanya. Aktiva itu dibagi menjadi dua yaitu: aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva

Lebih terperinci

PENGUNGKAPAN PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN PADA PT JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

PENGUNGKAPAN PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN PADA PT JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA, Tbk. DAN ENTITAS ANAK PENGUNGKAPAN PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN PADA PT JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA, Tbk. DAN ENTITAS ANAK ABSTRAK Febniati email: febniati@gmail.com Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak Pelaporan

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 13 REVISI 2011 PADA PERUSAHAAN PROPERTI (STUDI KASUS PADA PT IPM) KURNIA IRWANSYAH RAIS University of Indonesia

ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 13 REVISI 2011 PADA PERUSAHAAN PROPERTI (STUDI KASUS PADA PT IPM) KURNIA IRWANSYAH RAIS University of Indonesia ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 13 REVISI 2011 PADA PERUSAHAAN PROPERTI (STUDI KASUS PADA PT IPM) KURNIA IRWANSYAH RAIS University of Indonesia RYNA PANJAITAN University of Indonesia Abstrak Properti investasi

Lebih terperinci

ANALISIS METODE PENGAKUAN PENDAPATAN KONSTRUKSI PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI

ANALISIS METODE PENGAKUAN PENDAPATAN KONSTRUKSI PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI hal. 81-92 ANALISIS METODE PENGAKUAN PENDAPATAN KONSTRUKSI PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI Benny Prawiranegara Fakultas Ekonomi Universitas Galuh Ciamis benny.feunigal@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pendapatan menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011: p955) Gross inflow of

BAB II LANDASAN TEORI. pendapatan menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011: p955) Gross inflow of BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pendapatan Terdapat banyak pengertian pendapatan menurut para ahli, pengertian pendapatan menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011: p955) Gross inflow of economic benefits

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN. yang lengkap biasanya meliputi neraca,laporan laba rugi, laporan perubahan posisi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN. yang lengkap biasanya meliputi neraca,laporan laba rugi, laporan perubahan posisi 6 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan keuangan 2.1.1.1 Pengertian laporan keuangan Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan No. 1 menyatakan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pendapatan Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh dari aktivitas-aktivitas perusahaan dalam suatu periode. Pendapatan merupakan hal yang penting karena pendapatan adalah objek

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMER 1 DAN 2 (REVISI 2009) UNTUK PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2010 DAN 2011 PADA PT RA

IMPLEMENTASI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMER 1 DAN 2 (REVISI 2009) UNTUK PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2010 DAN 2011 PADA PT RA IMPLEMENTASI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMER 1 DAN 2 (REVISI 2009) UNTUK PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2010 DAN 2011 PADA PT RA Cindy Nur Aini Stefanus Ariyanto, SE., M.Ak Universitas Bina

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Salah satu pertimbangan yang paling mendasar bagi pihak yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Salah satu pertimbangan yang paling mendasar bagi pihak yang akan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rerangka Teori dan Literatur 2.1.1 Pendapatan Salah satu pertimbangan yang paling mendasar bagi pihak yang akan mengambil keputusan memasuki sebuah bisnis adalah jumlah pendapatan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh dari aktivitas-aktivitas perusahaan dalam suatu periode. Pendapatan merupakan hal yang penting karena pendapatan

Lebih terperinci

BAB VII PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

BAB VII PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN BAB VII PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN A. PENGERTIAN (Dewi Ratnaningsih, 1998 : 66) Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT. Cipta Graha Sejahtera adalah perusahaan nasional yang dibangun pada tahun 1987 sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi. Berperan

Lebih terperinci

PENDAPATAN. PSAK 23 (revisi 2010) Hari 3 - Sesi 2

PENDAPATAN. PSAK 23 (revisi 2010) Hari 3 - Sesi 2 Departemen Akuntansi dan PPA FEUI Workshop PSAK Terbaru dan Pengajaran Akuntansi FEUI Depok, 6-9 Juni 2011 Hari 3 - Sesi 2 PSAK 23 (revisi 2010) PENDAPATAN Tujuan Penghasilan Pendapatan Keuntungan Standar

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS. PT. Inti Graha Sembada didirikan pada tanggal 23 November 2006 berdasarkan

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS. PT. Inti Graha Sembada didirikan pada tanggal 23 November 2006 berdasarkan BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS 3.1. Sejarah Perusahaan PT. Inti Graha Sembada didirikan pada tanggal 23 November 2006 berdasarkan akta notaris nomor 61 oleh notaris H. Harjono Moekiran, SH., M.Kn, dan disahkan

Lebih terperinci

Kendala Penyajian Laporan Keuangan Pada Perusahaan CV.FATUHA

Kendala Penyajian Laporan Keuangan Pada Perusahaan CV.FATUHA Kendala Penyajian Laporan Keuangan Pada Perusahaan CV.FATUHA Risye Ayuliawati Herlina Program Studi Akuntansi STIE STEMBI, riseayu19@gmail.com Abstrak Tujuan Mengetahui bagaimana implementasi penyusunan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN PENGAKUAN PENDAPATAN MENGGUNAKAN METODE KONTRAK SELESAI DAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN

ANALISIS PERBEDAAN PENGAKUAN PENDAPATAN MENGGUNAKAN METODE KONTRAK SELESAI DAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN ANALISIS PERBEDAAN PENGAKUAN PENDAPATAN MENGGUNAKAN METODE KONTRAK SELESAI DAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN Alfonsus Herry Susanto Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Darma Cendika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka melalui pembentukan

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Modul ke: AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Sistem Informasi Akuntansi, Siklus Akuntansi Fakultas FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Content Sistem Informasi Akuntansi

Lebih terperinci

Oleh * M. Nuruzzaman dan Agus Setiady. * Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor ABSTRACT

Oleh * M. Nuruzzaman dan Agus Setiady. * Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor ABSTRACT JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 9 No. 2, Oktober 2009 : 75-80 EVALUASI ATAS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI DALAM KAITANNYA TERHADAP LAPORAN LABA RUGI PERUSAHAAN (Studi

Lebih terperinci