BAB IV PEMBAHASAN. Gambaran Umum Proses Kontrak Konstruksi. Proyek-proyek yang dikerjakan oleh perusahaan (PT. IKPT) bermacam-macam,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN. Gambaran Umum Proses Kontrak Konstruksi. Proyek-proyek yang dikerjakan oleh perusahaan (PT. IKPT) bermacam-macam,"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Gambaran Umum Proses Kontrak Konstruksi Proyek-proyek yang dikerjakan oleh perusahaan (PT. IKPT) bermacam-macam, yang lebih kepada pembangunan kilang-kilang, pabrik, dan perancangan konstruksi oil and gas lainnya, yang keseluruhan proyek utamanya adalah kontrak yang bersifat jangka panjang. Proses pemerolehan sebuah kontrak adalah dengan melalui Sistem Pelelangan Tender, yaitu proses dimana beberapa kontraktor mengajukan proposal sebagai pemenuhan atas kebutuhan pengadaan yang diinginkan klien, yang pemilihannya berdasarkan kualitas, spesifikasi, dan harga kontrak yang keseluruhannya dapat mempengaruhi keuntungan klien. Secara umum, proses lelang yang terjadi adalah terdiri dari: 1. Pengambilan Dokumen Lelang Pengambilan harus diteliti kebenaran dan kelengkapannya agar dapat dijadikan sebagai dokumen kontrol pada proses internal perusahaan. 2. Pembentukan Tim Pelaksana Lelang Pembentukan sesuai dengan SDM yang memiliki kompetensi sesuai dengan ketrampilan untuk melakukan kegiatan estimasi biaya sesuai dengan persyaratan berlaku. 3. Membaca & Mempelajari Dokumen Lelang 45

2 Pada bagian di proses ini merupakan kegiatan penting dalam upaya memahami dokumen proyek sehingga dapat dibuat catatan-catatan penting yang perlu dikonfirmasikan pada saat mengikuti penjelasan (Aanwijzing) kantor maupun lapangan berkaitan dengan dokumen berikut: Bill of Quantity Technical Specification Drawings (Gambar) Agreement, General & Special Condition of Contract Attachments Addendum Peraturan terkait 4. Aanwijzing Kantor dan Lapangan Untuk mendapatkan kejelasan terhadap hal-hal berikut: 1) Kelengkapan dokumen yang perlu dipenuhi. 2) Konfirmasi hal-hal ang belum jelas dengan panitia / owner. 3) Usulan adanya perubahan terhadap spek, waktu pelaksanaan pekerjaan, dll. 4) Memahami secara akurat kondisi lapangan dimana proyek dibangun, berkaitan dalam hal-hal: a. Kondisi lingkungan proyek b. Akses jalan masuk proyek c. Kelayakan jalan logistik dan upaya untuk memperbaiki d. Keamanan e. Kondisi tanah 46

3 5. Pelajari lebih mendalam Dokumen Lelang Memahami lebih rinci yang berkaitan dengan: 1) Kesesuaian Bill of Quantity dengan gambar, spek, dan dokumen lain 2) Identifikasi lingkup pekerjaan Kegiatan ini dilakukan dengan melalui Work Breakdown Structure (WBS) sehingga secara akurat dapat diketahui batasan lingkup pekerjaan yang ada dalam setiap paket proyek berkaitan dengan hal-hal berikut: Rincian Bill of Quantity / WBS (paket pekerjaan) Penghitungan Volume Pekerjaan Gambar detail / sketsa Dokumen untuk proses pengadaan sub-kontraktor & supplier WBSadalah pedoman pengelompokan dari unsur-unsur proyek yang mengatur dan menetapkan lingkup total dari proyek. Pekerjaan yang diluar WBS adalah diluar lingkup proyek. Seperti halnya scope statement, WBS seringkali digunakan untuk mengembangkan atau menjelaskan pengertian umum dari lingkup proyek. 6. Survei Lapangan Detail Merupakan kegiatan survei ulang secara mendalam setelah mempelajari secara mendalam dokumen lelang. Hasilnya akan dijadikan dasar dalam merumuskan metode pelaksanaan pekerjaan, merencanakan site plan, mengetahui item-item pekerjaan penunjang yang diperlukan seperti perlunya jembatan sementara, bangunan bantu dan fasilitas sementara. 7. Perhitungan Volume 47

4 Melakukan penghitungan dan pengecekan perhitungan volume pekerjaan terhadap volume scope yang ada dalam Bill of Quantity, dan diperlukan perhitungan volume pekerjaan yang merupakan pekerjaan penunjang dan sementara. 8. Metode Kerja Perumusan metode pelaksanaan pekerjaan dengan urutan penyusunan sebagai berikut: 1) Definisi pekerjaan (Penjelasan tentang pekerjaan, spesifikasi, dan volume pekerjaan) 2) Lokasi 3) Metode kerja (Bagaimana caranya, menggunakan alat apa, urutan pekerjaan) 4) Kebutuhan sumber daya 5) Waktu yag diperlukan 6) Jadwal pelaksanaan 7) Hal-hal penting yang harus diketahui 8) Gambar-gambar kerja 9. Sub-Kontraktor Pemilihan pekerjaan yang disub-kontrakkan dilakukan dalam rangka memenuhi kriteria sebagai berikut: Meningkatkan fokus perusahaan Memanfaatkan kemampuan kelas dunia Mempercepat keuntungan yang diperoleh dari engineering Membagi resiko Sumber daya sendiri dapat digunakan untuk kebutuhan lain 48

5 Memungkinkan tersedianya dana kapital Menciptakan dana segar Mengurangi dan mengendalikan biaya operasi Memperoleh sumber daya yang tidak dimiliki Memecahkan masalah yang sulit dikendalikan atau dikelola 10. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Proses yang dibutuhkan untuk mengelola dan memastikan bahwa aktivitas proyek konstruksi telah ditangani dengan benar sebagai bentuk tindakan pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya kecelakaan secara ringan maupun yang berat yang akan terjadi baik terhadap karyawan / properti yang ada. Demikian proses yang dilakukan: 1) Perencanaan K3 (Safety Plan) 2) Penanganan K3 3) Pelaksanaan Administrasi dan Pelaporan 11. Pembuatan Pra-Rencana Mutu Proyek Melakukan hal-hal berikut: 1) Memahami spek setiap pekerjaan dan material yang dipakai 2) Memahami persyaratan mutu yang bersesuaian degan yang sudah ditetapkan dalam spek, berkaitan dengan upaya untuk melakukan pemilihan material / metode yang memenuhi syarat 3) Dokumen atas persyaratan yang dipilih menjadi dokumen kontrol dan didukung oleh data-data yang dapat dipertanggung jawabkan 12. Plafond Harga Penawaran 49

6 Plafon harga yang didasarkan pada owner estimate merupakan referensi tetapi tidak menjadi patokan, melainkan untuk melakukan evaluasi terhadap harga yang dibentuk dari perhitungan RAP dan Mark Up 13. Proses Komputer Proses perhitungan dengan komputer dan program yang dapat diandalkan ketelusurannya sehingga setiap ada perubahan formulanya terkait satu sama lain. 14. Jaminan Bank, Referensi Bank, dan Syarat-Syarat Administrasi Menentukan besarnya jaminan pelaksanaan proyek sebagai syarat administrasi yang harus dipenuhi dan dilampirkan. Pengurusan atas jaminan ini harus memenuhi ketentuan bank dan persyaratan dalam administrasi lelang, karena dapat menggugurkan penawaran. 15. Memperhitungkan Kemampuan Lawan Untuk melakukan evaluasi terhadap kemungkinan kemenangan tender yang diikuti, dan dapat dipakai sebagai referensi dalam melakukan keputusan keikut sertaan tender maupun penetapan harga yang kompetitif. 16. Perhitungan Mark-Up Perhitungan harus didasarkan pada beban-beban kewajiban yang harus dipenuhi yang menjadi ketentuan kantor pusat, kantor cabang, dan proyek, termasuk biaya pemasaran serta keuntungan bersih yang direncanakan. Juga harus diperhitungkan risiko terhadap kenaikan harga, dan risiko lain yang diperhitungkan. 17. Menyusun, Pengecekan, dan Pemasukan Penawaran Tahapan yang penting pada saat melakukan penyusunan dokumen penawaran adalah pemenuhan dokumen serta lampiran yang diperlukan dalam setiap dokumen harus mengikuti ketentuan yang berlaku dan menjadi persyaratan kelengkapan 50

7 administrasi. Pengendalian atas kesesuaian dokumen perlu dilakukan dengan adanya bukti pengecekan berupa check list yang ditandatangani oleh ketua tim sebagai bukti telah dilakukannya kontrol. 18. Laporan hasil Lelang / Tender Laporan dibuat dalam rangka melakukan evaluasi terhadap hasil tender dan alasanalasan terukur yang menjadi penyebab kegagalan serta kekuatan yang menjadi unggulan dalam persaingan, hal ini dapat memberikan pembelajaran untuk kegiatan tender yang akan datang. 19. Data-data Tetap Merupakan data-data yang menjadi ketentuan saat menetapkan harga penawaran / tender sehingga menjadi pertanggung jawaban tim estimasi kepada manajemen perusahaan. Dokumen ini diperlakukan sebagai dokumen kontrol. Kontrak dari pemenangan tender biasanya diperoleh perusahaan dari pihak swasta, atau dalam beberapa kasus diperoleh juga dari Lembaga Pemerintahan. Setelah terpilih kontraktor yang sesuai dengan kriteria klien, maka terjadilah offering contract dengan nilai kontrak yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Nilai kontrak yang disepakati biasanya sudah termasuk keseluruhan kebutuhan konstruksi sampai kontrak itu selesai, yang didalamnya termasuk untuk biaya sub-kontraktor, pengadaan barang kebutuhan, dan proses engineering. Adapun setelah perjanjian/kontrak telah disepakati, maka dibuatlah escrow account antara klien dan perusahaan dengan jumlah dana yang disediakan dalam account tersebut ditentukan dalam catatan kontrak/surat perjanjian. Escrow Account inilah yang berfungsi sebagai rekening bersama antara pihak klien dan perusahaan yang 51

8 dana di dalamnya digunakan untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan dan juga sebagai penjamin antara kedua belah pihak sebagai pihak yang netral. Perusahaan baru akan memperoleh uang muka dari klien setelah escrow account ditutup, atau dinyatakan lain dalam surat perjanjian kontrak. Besarnya uang muka pun tergantung dari kesepakatan yang ditentukan oleh kedua pihak yang umumnya sebesar 20% dari total harga borongan/nilai kontrak. Sebagai contoh dari salah satu kontrak yang pernah dijalankan perusahaan, besarnya nilai proyek adalah Rp , maka perusahaan akan menerima uang mukanya sebesar Rp Dan pada saat penerimaan uang muka tersebut, sistem perusahaan akan mencatat ayat jurnal kurang lebih seperti berikut ini: Dr. Cash Project Rp Cr. Work Advance Payment Debt Rp Perlu juga diperhatikan sebelumnya bahwa perusahaan dalam pelaksanaan pencatatan keseluruhan transaksi akuntansinya telah berbasis sistem terkomputerisasi dengan software yang bernama V-Act Accounting System. Penerimaan uang muka diatas pun akan dicatat sebagai kewajiban yang nantinya akan ada pemberian kembali uang muka dari perusahaan kepada klien yang dilaksanakan berangsur-angsur secara proporsional berdasarkan kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan. Pengembalian uang muka ini pun dilakukan dengan mengurangi total pembayaran yang dilakukan oleh klien kepada perusahaan per periode sesuai dengan kemajuan pekerjaan yang telah dicapai. Dalam hal pengajuan penagihan kepada klien adalah berdasarkan kepada ketentuan yang telah disepakati dalam surat perjanjian kontrak dimana tingkat penagihan dapat dinyatakan dalam 52

9 persentase kemajuan pekerjaan yang biasanya sekurang-kurangnya 2% dalam per periode penagihan. Dalam sebuah pembangunan proyek tentunya dibutuhkan jasa jasa penunjang dari kegiatan utamanya yang tidak semua bisa dilakukan oleh main contractor, seperti misalnya dalam pembangunan kilang minyak, diperlukan juga jasa kelistrikan, penggunaan alat-alat berat, piping (instalasi pipa-pipa), dll. Maka direkrutlah para subkontraktor yang dapat memberikan jasa-jasa seperti tersebut diatas untuk menunjang kegiatan pembangunan utama yang biasanya juga diadakan melalui sistem tender ataupun perjanjian kesepakatan kerjasama antara main contractor (PT. IKPT) dengan para sub-kontraktor. Ataupun dalam bentuk konsorsium yaitu kerjasama dua atau lebih pihak kontraktor dalam menjalani satu kontrak proyek secara bersama. Setelah adanya kesepakatan dengan klien atas kontrak tersebut dan juga perjanjian kerjasama dengan sub-kontraktor, maka dimulailah proses konstruksi di lapangan dengan proses awalnya yaitu pengadaan bahan baku kebutuhan proyek. Namun dalam hal studi kasus PT. IKPT ini yang tergolong kepada EPC (Engineering, Procurement, and Construction) contractor, maka proses awal yang biasa dilakukan dalam sebuah proyek utamanya yaitu proses perancangan desain konstruksi dan rekayasa (engineering). Dalam tahap proses ini, pekerjaan belum dilakukan langsung di lapangan sehingga pembangunan di lapangan masih nol tetapi sudah dapat dinyatakan sebagai progres proyek karena pelaksanaan pekerjaan sudah berjalan. Baru setelah tahap ini selesai, maka perusahaan melakukan pengadaan barang-barang kebutuhan konstruksi (procurement) yang kemudian diikuti oleh kegiatan pembangunan di lapangan (construction). 53

10 IV.2 Metode Pengakuan Pendapatan dan Biaya Perusahaan konstruksi pada umumnya tidak selalu menunggu sampai pekerjaan selesai dilaksanakan, melainkan dapat diakui dan ditagih sesuai dengan tingkat kemajuan pekerjaan (percentage of completion) yang dapat dihitung pada tiap akhir periode penagihan, yang sebelumnya sudah ditentukan dalam surat perjanjian. PT. IKPT dalam hal metode pencatatannya lebih mengedepankan kepada pendekatan biaya (cost approach), yang artinya proses penagihan klaim terhadap klien disesuaikan dengan jumlah biaya yang terjadi pada tiap periode akhir bulan, melalui proses pengaitan atau penandingan, yang menghubungkan beban pada pendapatan. Total biaya yang terakumulasi pada akhir periode tersebut yang kemudian dijadikan dasar penyesuaian bagi total pendapatan yang dapat diakui agar seimbang dan sesuai dengan perbandingan estimasi budget yang telah ditentukan pada awal masa proyek mulai berjalan. Hal ini dilakukan dikarenakan lebih mudah dengan metode ini untuk melakukan penyesuaian dan mengontrol biaya-biaya dimana dalam EPC hasil progres fisik tidaklah sama dengan progres yang ditagihkan berdasarkan dari kemajuan pekerjaan tersebut. Apabila dalam hal ini perusahaan EPC menggunakan pendekatan pendapatan (revenue approach), seperti yang dilakukan oleh perusahaan civil contractor, maka proses pengaitan atau penandingan bukan lagi pada biaya terhadap pendapatan, melainkan sebaliknya, pendapatan terhadap biaya. Akibatnya, perusahaan EPC harus dapat merinci selisih biaya yang timbul akibat penyesuaian biaya kepada pendapatan. 54

11 Perincian selisih biaya dari revenue approach ini menjadi sulit dilaksanakan oleh perusahaan EPC karena tidak semua biaya yang timbul dapat dilihat fisik kemajuannya di lapangan, hal inilah yang justru nantinya bisa menjadi peluang kecurangan / kolusi internal pada bagian Cost Control Division. Sebagai contoh, dalam transaksi kontraktor EPC, penerbitan / pengajuan PO (Purchase Order) dapat dikatakan sebagai progres apabila Milestone (tahapan pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan kewajiban perusahaan) masih dalam tahapan Engineering (rekayasa), sedangkan hasil / bentuk fisiknya belum ada di lapangan. IV.2.1 Pendekatan Biaya (Cost Approach) Untuk lebih memahami secara jelas mengenai proses cost approach ini, maka penulis sajikan ilustrasi proses pencatatan keuangan perusahaan mengenai bagaimana perusahaan mengakui biaya dan pendapatan proyek pada tiap termin, berdasarkan dari hasil wawancara dan penelitian langsung pada perusahaan agar lebih mudah. Pada awal sebelum pelaksanaan pekerjaan, perusahaan tentunya perlu menentukan besaran perencanaan budget / estimasi biaya serta pendapatan dari sebuah proyek, sebagai acuan / arahan bagi setiap kegiatan perusahaan agar lebih terkontrol dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh manajemen perusahaan. Total budget biaya dan pendapatan yang dibuat selanjutnya akan dijadikan acuan perbandingan bagi proses pengaitan biaya pada tiap pencatatan transaksi yang dibuat oleh perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan menentukan budget / estimasinya pada awal proyek adalah sebagai berikut: 55

12 Cost Budget = US$ 8,000 Revenue Budget = US$ 10,000 Pada saat telah terjadi transaksi atas progres pekerjaan, perusahaan akan mencatat pada sistem dengan jurnal biayanya seperti berikut: Dr. Gross Amount due from $ 1,200 Cr. Account Payable $ 1,200 Dr. Gross Amount due from $ 725 Cr. Account Payable $ 725 Tiap adanya transaksi yang terjadi maka sistem akan mencatat jurnal seperti diatas yang berkaitan dengan pengeluaran biaya bagi perusahaan. Adapun untuk transaksi yang berkaitan dengan jurnal pendapatan selama masa termin, sebagai contoh perusahaan akan mencatat jurnal seperti berikut: Dr. Account Receivable $ 2,500 Cr. Gross Amount due to $ 2,500 Lalu pada akhir bulan / termin penagihan, sistem akan mencatat jurnal hasil total dari seluruh transaksi yang diakui sebagai biaya yang terjadi sampai saat ini dengan mengkredit jurnal Gross Amount due to Client dan mengakui tagihan menjadi biaya. Dr. Cost $ 1,925 Cr. Gross Amount due from $ 1,925 ( $1,200 + $725 = $1,925 ) Saat jurnal diatas tercatat, perusahaan berarti dapat mengakui biaya dan menagihkannya kepada klien jika dan hanya jika progres kemajuan pekerjaan pada saat masa penagihan ini telah mencapai tingkat kesepakatan minimum dari kontrak perjanjian, 56

13 yaitu yang sekurang-kurangnya 2%. Apabila pada saat termin kemajuan pekerjaan tidak mencapai batas minimum untuk penagihan, maka perusahaan tidak dapat melakukan penagihan atas biaya yang terjadi kepada klien atau dianggap nol, tetapi perusahaan tetap mencatat biayanya sebesar yang telah terjadi pada saat itu pada jurnal. Pada saat jurnal biaya diatas telah tercatat, maka sistem secara otomatis akan men-generate jurnal hasil proses pengaitan biaya terhadap pendapatan dengan perbandingan yang sama dengan ketentuan budget awal. Sehingga total pendapatan yang boleh diakui pada akhir termin bukanlah sejumlah $ 2,500, melainkan $ 2, seperti yang dapat ditunjukkan pada jurnal berikut ini: Dr. Gross Amount due to $ 2, Cr. Project Revenue $ 2, Ket: Perbandingan budget = 8,000 (cost) : 10,000 (revenue) = 4 : 5 Penghitungan proses pengaitan biaya terhadap pendapatan 4 : 5 9,625 = 1,925 : x = 4x 2, = x Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa besarnya pendapatan yang boleh diakui oleh perusahaan pada saat masa penagihan / akhir termin ditentukan berdasarkan proses pengaitan biaya terhadap pendapatan dimana pendapatan menyesuaikan dari besarnya total biaya yang terjadi dengan dasar perbandingan pada budget / estimasi awal biaya dan pendapatan (4 : 5). Selisih $ yang belum dapat diakui sebagai pendapatan akan terakumulasi pada termin berikutnya untuk menutupi apabila ada 57

14 kerugian pada periode berjalan, atau apabila besarnya pendapatan yang boleh diakui sudah sesuai dengan kemajuan pekerjaan yang telah terjadi. Apabila dalam masa berjalan terjadi revisi estimasi biaya ataupun pendapatan, karena perusahaan menggunakan komputerisasi akuntansi, maka perusahaan cukup mengubah pada ketentuan estimasinya yang terintegrasi pada akun biaya sehingga sistem akan secara otomatis men-generate perubahan tersebut kepada jurnal-jurnal lainnya yang berpengaruh secara otomatis. Adapun pada saat kemajuan pekerjaan telah mencapai 100%, maka perusahaan tidak perlu lagi untuk membuat jurnal penutup terhadap akun Gross Amount. Karena pada akhir masa kontrak perusahaan akan memaksa kedua akun Gross Amount due to dan Gross Amount due from menjadi nol atau habis. Pada metode ini, akun Gross Amount due from akan selalu nol pada tiap periode penagihan karena perusahaan akan selalu mengkredit akun Gross Amount due from untuk mengakui total keseluruhan dari biaya yang terjadi. Sedangkan pada akun Gross Amount due to, perusahaan akan mengakui seluruh sisa akun ini sehingga menjadi nol karena ketika pekerjaan telah selesai, perusahaan tidak perlu lagi untuk menunda pengakuan pendapatan dari selisih yang terjadi pada kolom jurnal pendapatan. Dalam arti, perusahaan boleh mengakui seluruh pendapatan yang tadinya belum dapat diakui karena kontrak proyek telah dinyatakan selesai. IV.2.2 Pendekatan Pendapatan (Revenue Approach) 58

15 Pendekatan ini lebih mudah dan lebih cocok diterapkan pada industri konstruksi civil engineering (pembangunan), dimana kegiatan konstruksi lebih berfokus kepada kemajuan fisik di lapangan yang dapat dinilai dan dibuktikan dengan besarnya laporan penggunaan biaya per termin dan juga agar proses pengakuan pendapatan dapat diakui dengan mudah sesuai dari kemajuan pekerjaan. Walaupun pada prakteknya tidaklah suatu metode kemudian cocok untuk suatu bidang tertentu, tetapi kembali lagi kepada kemudahan pada penerapannya yang sesuai dengan iklim kerja perusahaan tersebut. Membahas mengenai metode ini pada industri konstruksi EPC, pendekatan ini cukup sulit dan riskan dalam pengakuannya yang terkadang kemajuan yang ditagihkan bisa saja tidak sesuai dengan kemajuan fisiknya. Secara pencatatan dan penghitungan tidaklah berbeda dengan pendekatan biaya karena keduanya pun diukur sesuai dengan kemajuan pekerjaan yang terjadi per termin. Perbedaan adalah pada proses pengaitan / penandingan langsung, yang terjadi justru pada pendapatan terhadap biaya. Agar lebih mudah pemahamannya maka disajikan ilustrasi berikut, estimasi / budget proyek yang ditentukan sama, maka pencatatan yang dilakukan perusahaan atas jurnal biaya dan pendapatan kurang lebih sebagai berikut: Dr. Gross Amount due from $ 1,200 Cr. Account Payable $ 1,200 Dr. Account Receivables $ 2,000 Cr. Gross Amount due to $ 2,000 Dr. Bond Receivables $ 500 Cr. Gross Amount due to $

16 Lalu pada masa penagihan (termin), perusahaan akan menginput terlebih dahulu hasil akumulasi pendapatan yang dapat diakui sebesar $2,500, yaitu hasil total keseluruhan dari jurnal-jurnal pendapatan yang boleh diakui. Dr. Gross Amount due to $ 2,500 Cr. Revenue $ 2,500 ( $2,000 + $500 = $2,500 ) Secara otomatis sistem kemudian akan membuat jurnal proses pengaitan terhadap biaya yang tentunya sesuai dengan perbandingan antara estimasi / budget biaya dan pendapatan proyek (4 : 5), seperti berikut: Dr. Cost $ 2,000 Cr. Gross Amount due toclient $ 2,000 Ket: Penghitungan proses pengaitan pendapatan terhadap biaya 4 : 5 = x : 2,500 10,000 2,000 = 5x = x Maka munculah selisih dalam biaya tersebut sebesar $ 800 ( $2,000 - $1,200 ), dimana selisih biaya tersebutlah yang harus dipertanggung jawabkan kepada pihak pemberi kerja atas pemakaian untuk apa saja dan juga kesesuaiannya dengan kemajuan fisik di lapangan. IV.2.3 Perbedaan dan Pengaruh Antara Metode Pendekatan Biaya dan Pendapatan Terhadap Akuntabilitas Pencatatan 60

17 Perbedaan atas kedua metode sebelumnya hanyalah pada bagaimana perusahaan mengkaitkan proses penyesuaian jurnal di akhir periode penagihan yang mengacu kepada perbandingan estimasi proyek, apakah biaya terhadap pendapatan dimana jumlah penentuan pendapatan yang boleh diakuinya mengacu kepada seberapa besar biaya total yang terjadi dengan proses pengaitan, ataukah pendapatan terhadap biaya dimana jumlah penentuan biaya yang terjadi yang boleh diakuinya mengacu kepada besarnya jumlah pendapatan. Selebihnya dalam hal penghitungan dan pencatatannya adalah sama. Hal tersebut terjadi hanyalah sebagai opsi perusahaan terhadap pendekatan mana yang memudahkan dalam proses penagihan dan pencatatannya. Karena pada dasarnya yang akan dihasilkan dari kedua metode tersebut adalah tidak jauh berbeda dan sesuai dengan ketentuan yang telah diatur. Dalam cost approach, selisih terjadi pada pendapatan dimana selisih tersebut adalah jumlah pendapatan yang belum boleh diakui untuk termin saat ini. Dalam contoh ilustrasi diatas, pendapatan sebesar $93.75 belum dapat diakui sebagai pendapatan untuk saat ini. Perusahaan hanya boleh mengakui pendapatannya sebesar $2, sesuai dengan hasil dari penghitungan cost-to-cost yang didapat dan juga proses pengaitan langsung biaya terhadap pendapatan. Sehingga biaya yang diakui adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan pada saat pekerjaan sesuai dengan kemajuan pekerjaan. Pada revenue approach, selisih terjadi pada kolom biaya, dimana biaya yang dapat diakui pada akhir termin tertentu tidaklah sama dengan total biaya yang terjadi dalam kolom jurnal pencatatan biaya. Dalam contoh ilustrasi diatas, perusahaan harus mengakui beban biaya untuk penagihan kepada klien sebesar $2,000 dimana besarannya melebihi dari kolom jurnal pencatatan biaya yang sebesar $1,200. Maka perusahaan 61

18 melalui divisi khusus pengelolaan biaya perlu membuat perincian tanggung jawab atas lebihan pengakuan biaya sebesar $800 tersebut, atas apa saja pembiayaan telah dilakukan dengan merinci biaya tersebut sesuai dengan kemajuan fisik di lapangan. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bahwa dari kedua metode tersebut ada beberapa kesamaan dan sedikit perbedaan, yaitu dalam hal proses pengkaitannya. Terlepas dari perbedaannya itu, kedua metode ini pada dasarnya memiliki konsep pengakuan yang sama dan juga proses pencatatan yang sama, sehingga tidaklah terlalu banyak berpengaruh terhadap akuntabilitas yang satu dengan metode lainnya, karena yang akan dihasilkan tidak akan jauh berbeda diantara keduanya. Keputusan dalam penerapan metode-metode ini disesuaikan kembali terhadap lingkup kerja perusahaan yang lebih sesuai dan lebih mudah. Pada perusahaan EPC, metode pendekatan biaya lebih tepat digunakan karena biaya yang diakui disesuaikan dengan biaya yang benar-benar terjadi dalam proses kemajuan proyek dimana pada tahapan kerjanya terdapat proses rekayasa (engineering) yang pelaksanaan biaya-biaya di dalamnya belum terkait kepada kemajuan fisik proyek. Sehingga apabila pada EPC diterapkan metode pendekatan pendapatan, maka selisih yang terjadi di kolom biaya tadi harus dirinci kembali oleh perusahaan dan pula harus dibuktikan secara kemajuan fisik sebagai bentuk tanggung jawab dari selisih biaya yang diakui tersebut, sedangkan dalam EPC ada tahapan non-fisik yang juga harus dilalui dan tetap dianggap sebagai suatu kemajuan proyek. Hal itulah yang menjadi kesulitan tersendiri apabila revenue approach diterapkan dalam perusahaan EPC. Selain itu kelemahan tersebut juga dapat dimanfaatkan menjadi celah kecurangan seperti adanya pengadaan dan pencatatan biaya fiktif, dan lain-lain. 62

19 IV.3 Metode Akuntansi dan Penyajian Laporan Keuangan Perusahaan Metode pencatatan akuntansi yang diterapkan perusahaan adalah dengan Accrual Basis System, yang dengan metode ini maka tiap transaksi dan kejadian akuntansi yang terjadi akan langsung dicatat, tidak pada saat pembayaran terjadi. Biaya atau beban yang muncul akan langsung dicatat pada periode yang sama walaupun pembayaran baru dilakukan pada periode berikutnya ataupun sebelumnya. Begitupun pada income event yang terjadi, akan dicatat pada saat terjadi. Maka dengan demikian dalam neraca akan muncul akun prepaid expense dan prepaid income. Penyajian laporan keuangan perusahaan terdiri dari tiga: Balance Sheet, Income Statement, dan Cash Flow Statement. Struktur dari Neraca dilaporkan atas Liquidity Preference, dimana penyusunan akun dan baris grup neraca diurutkan berdasarkan akun yang bersifat likuid terdahulu. Pada Laporan Laba Rugi, perusahaan menyusun atas dasar kepada Job Costing Method, yaitu dengan mengidentifikasi biaya yang terjadi per pekerjaan dikarenakan beragamnya pekerjaan (proyek) yang berlangsung dalam satu waktu, sehingga dapat dikatakan bahwa produk yang ditangani adalah berbeda-beda. Terdapat dua jenis Laporan Laba Rugi yang dilaporkan perusahaan, yaitu Laporan Laba Rugi Proyek dan Laporan Laba Rugi Perusahaan (konsolidasi). Yang membedakannya adalah ruang lingkupnya. Laporan Laba Rugi Proyek dilaporkan setiap bulan dalam masa periode akuntansi (1 Januari s/d 31 Desember) dengan merinci dan 63

20 melaporkan beban dan pendapatan yang diakui perusahaan pada satu proyek spesifik tertentu. Hasil konsolidasi dari Laporan Laba Rugi Proyek kemudian dilaporkan menjadi Laporan Laba Rugi Perusahaan yang dirilis pada tiap akhir masa periode akuntansi (contoh Laporan Laba Rugi Perusahaan pada lampiran L6-L7). Dalam halnya neraca, perusahaan melaporkan yang disebut Neraca Konsolidasi pada tiap akhir periode akuntansi (contoh pada lampiran L4-L5) dengan menampikan kolom komparatif dengan tahun sebelumnya. Informasi yang disajikan di neraca antara lain posisi sumber kekayaan perusahaan dan sumber pembiayaannya untuk memperoleh kekayaan perusahaan tersebut dalam masa tahunan. IV.4 Kesesuaian Metode yang Digunakan dengan PSAK 34 (Revisi 2010) Sesuai dengan penjelasan sebelumnya pada Bab II, bahwa PSAK No. 34 mengatur mengenai pengakuan pendapatan dan biaya pada suatu kontrak konstruksi jangka panjang yang cenderung kepada metode pencatatan dengan metode persentase penyelesaian (percentage completion method). Persentase penyelesaian mengakui pendapatan dengan memperhatikan tahap penyelesaian pekerjaan pada titik tertentu yang telah disepakati bersama. Bahwa perusahaan harus menggunakan metode ini saat kebijakan dan sifat kontrak perusahaan melakukan estimasi ke arah penyelesaian serta pendapatan dan biaya dapat di estimasi secara andal, kecuali ada kondisi yang tidak terpenuhi yang telah dijelaskan sebelumnya pada Bab II. Maka perusahaan (PT. IKPT) telah benar dan sesuai dengan apa yang telah diatur oleh PSAK No. 34 dalam penggunaan metodenya (percentage completion method). 64

21 `Adapun mengenai metode metode pengakuan pendapatan dan biaya yang diterapkan perusahaan telah sesuai dengan apa yang diterangkan dalam PSAK No. 34 tersebut. Secara konseptual telah dijelaskan bahwa pengakuan pendapatan dapat diakui apabila telah memenuhi kualitas keterukuran, dimana perusahaan dapat mengukur dan menilai seberapa banyak pendapatan yang boleh diakui oleh perusahaan dengan mengacu kembali kepada persentase penyelesaian yang terkait terhadap biaya, dengan metode pendekatan biaya (cost approach). Dan juga apabila memenuhi kualitas keterandalan yang dalam perusahaan terkait dengan besaran hasil pendapatan yang boleh diakui terjadi saat ini didapatkan dari hasil perhitungan dengan perhitungan cost-to-cost ataupun dengan kata lain proses pengaitan terhadap biaya dalam halnya yang dilakukan PT. IKPT ini, yang dapat diuji kebenarannya atas kemajuan yang sebenarnya terjadi. Juga dalam kriteria pengakuan biaya yang telah disinggung sebelumnya, bahwa beban diakui dalam laporan rugi laba atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh, yang dalam kriteria proses pengakuannya menurut Stice (2004:235) salah satunya adalah dengan proses pengaitan langsung, yaitu pada pos pendapatan melalui metode pendekatan biaya. Sebagai tambahan, menurut keterangan dari pihak PT. IKPT disebutkan bahwa tidak terjadi pengaruh yang signifikan atas hadirnya revisi 2010 dari PSAK No.34 dari revisi sebelumnya (1994) 65

ANALISIS PENERAPAN PSAK 34 (REVISI 2010) ATAS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BIAYA PADA PT. IKPT

ANALISIS PENERAPAN PSAK 34 (REVISI 2010) ATAS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BIAYA PADA PT. IKPT ANALISIS PENERAPAN PSAK 34 (REVISI 2010) ATAS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BIAYA PADA PT. IKPT Muhammad Enstein Widodo Jalan Mangga Blok D Gang 2 No. 6 Koja, Jakarta Utara, 085692302487, muhammad.enstein@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) penjualan terjadi (proses pengiriman) karena saat itu resiko penjualan dan

BAB II LANDASAN TEORI. Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) penjualan terjadi (proses pengiriman) karena saat itu resiko penjualan dan BAB II LANDASAN TEORI II.1 II.1.1 Kerangka Teori dan Literatur Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) Pada dasarnya, sebuah perusahaan baru akan mengakui pendapatannya pada saat penjualan terjadi (proses

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. kualitatif. Berdasarkan penelitian penulis, maka objek penelitian yang

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. kualitatif. Berdasarkan penelitian penulis, maka objek penelitian yang BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek penelitian Penulis menggunakan metode penelitian dengan pendekatan metode kualitatif. Berdasarkan penelitian penulis, maka objek penelitian yang digunakan adalah PT TPHE

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase

BAB 4 PEMBAHASAN. Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase BAB 4 PEMBAHASAN Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase penyelesaian (percentage of completion) yang dilakukan PT. TPHE dengan menggunakan pendekatan fisik. Penulis juga akan

Lebih terperinci

PERUSAHAAN KONSTRUKSI & INFRASTUKTUR. Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

PERUSAHAAN KONSTRUKSI & INFRASTUKTUR. Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia PERUSAHAAN KONSTRUKSI & INFRASTUKTUR Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Konstruksi dan Infrastruktur Infrastruktur: Jalan Tol Jasa Marga Listrik PLN Kereta api PT. KA Komunikasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. revisi (1994) dengan PSAK 34 sesudah revisi (2010). Kedua, pembahasan dilanjutkan

BAB IV PEMBAHASAN. revisi (1994) dengan PSAK 34 sesudah revisi (2010). Kedua, pembahasan dilanjutkan BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini, pertama penulis akan menjelaskan perbedaan PSAK 34 sebelum revisi (1994) dengan PSAK 34 sesudah revisi (2010). Kedua, pembahasan dilanjutkan dengan penerapan persentase

Lebih terperinci

PENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT)

PENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT) PENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT) 1. Ruang Lingkup 2. Metode Pemilihan Penyedia 3. Proses Lelang RUANG LINGKUP Pengadaan barang/jasa yang pembiayaannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari APBN/APBD,,

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Kontrak Pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Kontrak Pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau BAB 4 PEMBAHASAN Pada bab ini, Pertama penulis akan membahas mengenai apakah pengakuan pendapatan dengan menggunakan metode persentase penyelesaian berdasarkan pendekatan fisik yang digunakan oleh PT.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kontrak Kerja PT Aikovito 1. Prosedur Kontrak Kerja Prosedur di dalam suatu proyek secara garis besar mempunyai beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: a. Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem akuntansi pada perusahaan merupakan sistem akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem akuntansi pada perusahaan merupakan sistem akuntansi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem akuntansi pada perusahaan merupakan sistem akuntansi yang menyediakan cara untuk menyajikan dan meringkas kejadian-kejadian bisnis dalam bentuk laporan

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Dalam bab ini penulis akan membahas tentang pengakuan pendapatan dan pengungkapan pada laporan keuangan ketika ISAK 21 diterapkan di PT Alam Sutera Realty Tbk yang menajdi objek

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS. PT. Inti Graha Sembada didirikan pada tanggal 23 November 2006 berdasarkan

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS. PT. Inti Graha Sembada didirikan pada tanggal 23 November 2006 berdasarkan BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS 3.1. Sejarah Perusahaan PT. Inti Graha Sembada didirikan pada tanggal 23 November 2006 berdasarkan akta notaris nomor 61 oleh notaris H. Harjono Moekiran, SH., M.Kn, dan disahkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERBEDAAN DASAR PENGENAAN PPH PASAL 23 DAN DASAR PENGENAAN PPN ATAS EPC PROJECT

BAB IV ANALISIS PERBEDAAN DASAR PENGENAAN PPH PASAL 23 DAN DASAR PENGENAAN PPN ATAS EPC PROJECT BAB IV ANALISIS PERBEDAAN DASAR PENGENAAN PPH PASAL 23 DAN DASAR PENGENAAN PPN ATAS EPC PROJECT A. Analisis Perbedaan Dasar Pengenaan PPh Pasal 23 dan PPN atas EPC Project Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya

Lebih terperinci

EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN

EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN Novi Nugrahani Politeknik Negeri Malang nugrahani19@gmail.com ABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiringnya jumlah penduduk yang terus bertambah mengacu pesatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiringnya jumlah penduduk yang terus bertambah mengacu pesatnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiringnya jumlah penduduk yang terus bertambah mengacu pesatnya pembangunan beberapa tahun terakhir. Dapat dilihat dari banyaknya proyek berskala sangat besar yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan yang Digunakan oleh PT. TBP Tbk PT. Total Bangun Persada Tbk ( PT.TBP Tbk ) menerapkan metode persentase penyelesaian untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hidup (going concern) melalui usahanya dalam mencari laba yang sebesarbesarnya

I. PENDAHULUAN. hidup (going concern) melalui usahanya dalam mencari laba yang sebesarbesarnya I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama perusahaan pada umumnya adalah mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) melalui usahanya dalam mencari laba yang sebesarbesarnya (profit oriented).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: a. Proses Perkenalan / Prakualifikasi. ditandatangani oleh direktur.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: a. Proses Perkenalan / Prakualifikasi. ditandatangani oleh direktur. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kontrak Kerja Konstruksi PT. X 1. Prosedur Kontrak Kerja Prosedur di dalam suatu proyek secara garis besar mempunyai beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: a. Proses Perkenalan

Lebih terperinci

ESTIMASI BIAYA PROYEK KONSTRUKSI

ESTIMASI BIAYA PROYEK KONSTRUKSI ESTIMASI BIAYA PROYEK KONSTRUKSI 1. Pendahuluan adalah seni memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan pada informasi yang tersedia pada waktu itu (Iman

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas Sebagai perusahaan distributor umum yang sedang berkembang, PT Altama Surya Arsa melakukan upaya untuk peningkatan

Lebih terperinci

SIAP Kontraktor Solusi untuk pengendalian proyek

SIAP Kontraktor Solusi untuk pengendalian proyek SIAP Kontraktor Solusi untuk pengendalian proyek Mengelola perusahaan dan proyek melalui internet, tanpa batasan ruang dan waktu. SIAP Kontraktor adalah sebuah program komputer yang dirancang khusus untuk

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan BAB II DASAR TEORI A. Pendapatan 1. Pengertian Pendapatan Setiap perusahaan tentunya menginginkan agar usahanya berjalan dengan baik. Oleh karena itu perusahaan dapat memberi kepuasan kepada konsumen melalui

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Akuntansi Pengelolaan Kontrak Kerja Proyek Perusahaan PT. Bina Rekacipta utama Sistem akuntansi yang dilakukan oleh PT. Bina Rekacipta Utama adalah berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV. yang berhubungan dengan kontrak konstruksi pada PT. KLS dimana dibahas dalam

BAB IV. yang berhubungan dengan kontrak konstruksi pada PT. KLS dimana dibahas dalam BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai perlakuan akuntansi pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kontrak konstruksi pada PT. KLS dimana dibahas dalam penelitian ini. Adapun penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah :

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah : BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendapatan 2.1.1. Definisi Pendapatan Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah : Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas yang normal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Konsultan untuk mendapatkan penawaran bersaing sesuai spesifikasi dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Konsultan untuk mendapatkan penawaran bersaing sesuai spesifikasi dan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lelang atau tender adalah penawaran pekerjaan kepada Kontraktor atau Konsultan untuk mendapatkan penawaran bersaing sesuai spesifikasi dan dapat dipertanggung jawabkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mendapatkan pekerjaan ( proyek ) pada sector jasa konstruksi hampir

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mendapatkan pekerjaan ( proyek ) pada sector jasa konstruksi hampir BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya mendapatkan pekerjaan ( proyek ) pada sector jasa konstruksi hampir selalu melalui proses yang dinamakan pelelangan ( tender ). Proses ini menjadi sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi dalam suatu perusahaan menjadi hal penting. Dalam kondisi bisnis yang mengalami perubahan sangat cepat saat ini, perusahaan membutuhkan informasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Pada penelitian ini, dijelaskan secara singkat mengenai Pelaksanaan Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang merupakan sebuah proyek

Lebih terperinci

BAB I. Setiap organisasi didirikan untuk mencapai tujuan tertentu. Pada umumnya

BAB I. Setiap organisasi didirikan untuk mencapai tujuan tertentu. Pada umumnya 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi didirikan untuk mencapai tujuan tertentu. Pada umumnya perusahaan yang berorientasi pada laba (profit motive) mempunyai tujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

Prosedur Pencatatan Piutang pada PT.Gardyas Utama Sarana (Jasa Konstruksi)

Prosedur Pencatatan Piutang pada PT.Gardyas Utama Sarana (Jasa Konstruksi) Prosedur Pencatatan Piutang pada PT.Gardyas Utama Sarana (Jasa Konstruksi) Nama : Dessi Amelia NPM : 49211415 Program Studi : D III / Bisnis dan Kewirausahaan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam suatu

Lebih terperinci

BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN 104 BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Temuan Dari pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan maka ditemukan 3 faktor risiko dominan yang paling berpengaruh terhadap kinerja kualitas pelaksanaan konstruksi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Garindo Mira Sejati adalah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor Mekanikal dan Elektrikal. Perusahaan ini didirikan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Kebijakan Akuntansi Perusahaan Dalam Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan keuangan perusahaan terdapat kebijakan akuntansi perusahaan yang diterapkan terhadap seluruh transaksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian pendapatan Pendapatan secara sederhana merupakan arus masuk aktiva ke dalam perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan tujuan utama dari pendirian suatu perusahaan. Sebagai suatu organisasi yang berorientasi profit maka pendapatan mempunyai peranan

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin pesatnya era globalisasi yang ditandai dengan dimulainya

Bab I. Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin pesatnya era globalisasi yang ditandai dengan dimulainya Bab I. Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan semakin pesatnya era globalisasi yang ditandai dengan dimulainya AFTA tahun 2003, negara-negara maju dan negara-negara

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS BIDANG USAHA

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS BIDANG USAHA BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS BIDANG USAHA 3.1 Pembatasan Area Bisnis Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada perusahaan kontraktor terdapat beberapa pembatasan pada area bisnis. Pembatasan area bisnis

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi Proyek Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek III-1 3.2. Deskripsi Pekerjaan (Job Description) Job Description adalah gambaran mengenai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tugas akhir ini. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan

BAB II LANDASAN TEORI. tugas akhir ini. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan BAB II LANDASAN TEORI Landasan Teori Tentang Permasalahan Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan sistem yang digunakan pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud.

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud. BAB II LANDASAN TEORI Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas, Standar Akuntansi

Lebih terperinci

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI Akun dan Kelas Transaksi Dalam Siklus Penjualan Serta Penagihan Tujuan keseluruhan dari audit siklus

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. jasa atas penjualan tunai, penjualan kredit, dan penjualan kontrak. Ketiga pendapatan

BAB IV PEMBAHASAN. jasa atas penjualan tunai, penjualan kredit, dan penjualan kontrak. Ketiga pendapatan BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Evaluasi atas Pendapatan Perusahaan Pendapatan PT. Infimedia Solusi Pratama terbagi menjadi tiga, yaitu pendapatan jasa atas penjualan tunai, penjualan kredit, dan penjualan kontrak.

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Gambar 3.1 Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan Sumber: Proyek 3.1.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi Proyek Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek 3.2. Deskripsi Pekerjaan (Job Description) Job Description adalah gambaran mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang berkecimpung dalam bidang EPC (Engineering

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang berkecimpung dalam bidang EPC (Engineering BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang berkecimpung dalam bidang EPC (Engineering Procurement Construction) adalah perusahaan yang bergerak dalam proyek industri rancang bangun

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU Analisis yang dilakukan berdasarkan data dari bab 3 untuk proyek konstruksi tradisional dan bab 4 untuk proyek EPC diperoleh bahwa setiap proyek konstruksi mempunyai

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Pihak Pihak Yang Terkait Dengan Proyek 3.1.1. Pemilik Proyek / Owner Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instasi yang memiliki proyek atau

Lebih terperinci

Prodi S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom

Prodi S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN KONTRAK JANGKA PANJANG TERHADAP LAPORAN LABA RUGI PERUSAHAAN KONSTRUKSI (Studi Kasus pada PT Langgeng Prima Trireka) DISCLOSURE ANALYSIS OF REVENUE RECOGNITION AND

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia, khususnya pembangkit listrik nasional adalah suatu kebutuhan yang mendesak karena telah di ambang krisis. Dari data

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada beberapa area. Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (mode,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada beberapa area. Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (mode, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Bangunan Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Menurut Mulyani (2006), proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan proyek yang berkaitan dengan bidang konstruksi (pembangunan) yang mempunyai dimensi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Warren (2013 : 9), mendefinisikan akuntansi diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari sejumlah rangkaian analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran. 5.1 Kesimpulan Hasil akhir penelitian

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Sistem organisasi memegang peranan cukup penting dalam sebuah proyek. Sebuah proyek akan berhasil jika di dalamnya terdapat sistem organisasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS 36 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Identifikasi Permasalahan Langkah awal ini dilakukan dengan melakukan wawancara secara langsung kepada pemilik PD. Anak Dunia. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui secara

Lebih terperinci

COST CONTROL Rencana Anggaran Pelaksana

COST CONTROL Rencana Anggaran Pelaksana 1 COST CONTROL Pada bab Cost control akan membahas kegiatan pengendalian dan evaluasi biaya proyek sejak saat proyek tersebut dimulai sampai dengan proyek tersebut selesai berdasarkan suatu tolak ukur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka melalui pembentukan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 49 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. XYZ didirikan pada tahun 1986, merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang polyester dan berlokasi di Tangerang. Sejak tahun

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA TUGAS TESTING & IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI IMPLEMENTASI MODUL FINANSIAL SISTEM ERP PADA PT. IEV PABUARAN KSO NAMA : RESTU TRIANGGA NIM : 41813110107 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada proyek EPC maupun proyek konstruksi tradisional, kualitas atau mutu adalah salah satu hal yang sangat penting dan seharusnya

BAB I PENDAHULUAN. Pada proyek EPC maupun proyek konstruksi tradisional, kualitas atau mutu adalah salah satu hal yang sangat penting dan seharusnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan konstruksi selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, terlihat dari ruang lingkup bidang konstruksi yang semakin luas. Bidang konstruksi yang dulu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan sistem yang digunakan pada

BAB II LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan sistem yang digunakan pada BAB II LANDASAN TEORI Landasan Teori Tentang Permasalahan Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan sistem yang digunakan pada

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 tentang Kontrak Konstruksi disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta memberi nilai pada masing-masing kejadian tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. serta memberi nilai pada masing-masing kejadian tersebut. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam upaya mendapatkan pekerjaan (proyek) pada sektor jasa konstruksi hampir selalu melalui proses yang dinamakan pelelangan/ tender. Proses ini menjadi sangat penting

Lebih terperinci

BAB I. Jasa konstruksi adalah sektor industri yang akan terus berkembang selama

BAB I. Jasa konstruksi adalah sektor industri yang akan terus berkembang selama BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Jasa konstruksi adalah sektor industri yang akan terus berkembang selama pembangunan masih berjalan. Saat ini, pembangunan di Indonesia semakin meningkat,

Lebih terperinci

III.2. ISTISHNA. B. Dasar Pengaturan 01. SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. 02. PSAK 104 tentang Akuntansi Istishna.

III.2. ISTISHNA. B. Dasar Pengaturan 01. SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. 02. PSAK 104 tentang Akuntansi Istishna. III.2. ISTISHNA A. Definisi 01. Istishna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli/ mustashni')

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH

BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH 31 BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH 3.1 Landasan Teori 3.1.1 Anggaran Kas 3.1.1.1 Pengertian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dan perkembangan industri teknologi informasi dewasa ini telah meningkatkan tekanan terhadap perusahaan dan bisnis yang dijalankan untuk tetap dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Profil Perusahaan PT Langgeng Prima Trireka merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi yang diakui pembaharuan secara

Lebih terperinci

UI Navigation. Gambar 4.47 UI Navigation Menu File

UI Navigation. Gambar 4.47 UI Navigation Menu File UI Navigation Gambar 4.47 UI Navigation Menu File Gambar 4.481 UI Navigation Menu Master Gambar 4.492 UI Navigation Menu Transaksi Gambar 4.50 UI Navigation Menu Laporan Design the User Interface User

Lebih terperinci

SIAP Kontraktor. INTEGRATED PROJECT COST CONTROL through the internet. for every single activity of your projects

SIAP Kontraktor. INTEGRATED PROJECT COST CONTROL through the internet. for every single activity of your projects SIAP Kontraktor INTEGRATED PROJECT COST CONTROL through the internet PLAN EXECUTE MONITORING CONTROL FORECAST for every single activity of your projects PT. PARAMA SOLUSI INDONESIA www.siapkontraktor.co.id

Lebih terperinci

01 Pernyataan ini harus diterapkan pada akuntansi untuk kontrak konstruksi di dalam laporan keuangan kontraktor.

01 Pernyataan ini harus diterapkan pada akuntansi untuk kontrak konstruksi di dalam laporan keuangan kontraktor. PSAK No. 34 - AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI PENDAHULUAN Tujuan Tujuan Pernyataan ini adalah untuk menggambarkan perlakuan akuntansi pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kontrak konstruksi. Karena

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN DAN SILABUS MATA KULIAH AKUNTANSI MANAJEMEN JURUSAN AKUNTANSI STIE SEBELAS APRIL SUMEDANG

SATUAN ACARA PERKULIAHAN DAN SILABUS MATA KULIAH AKUNTANSI MANAJEMEN JURUSAN AKUNTANSI STIE SEBELAS APRIL SUMEDANG KODE MATA KULIAH : EAB 302 MATA KULIAH : AKUNTANSI MANAJEMEN BOBOT SKS : 3 SKS JURUSAN : AKUNTANSI TK/SEMESTER : III/VI SATUAN ACARA PERKULIAHAN DAN SILABUS MATA KULIAH AKUNTANSI MANAJEMEN JURUSAN AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Kalimantan Sari di bawah surat pengesahan no. YA.5/114/5 dari Kementrian

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Kalimantan Sari di bawah surat pengesahan no. YA.5/114/5 dari Kementrian 31 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Kaliraya Sari (disingkat KRS) didirikan pada tahun 1971 dengan nama PT Kalimantan Sari di bawah surat pengesahan no. YA.5/114/5 dari Kementrian

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Review : Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead, Activity-Based Costing. Rista Bintara, SE., M.Ak.

Akuntansi Biaya. Review : Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead, Activity-Based Costing. Rista Bintara, SE., M.Ak. Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Review : Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead, Activity-Based Costing Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1. Pengertian Proyek Menurut Nokes (2007), proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaanya dan waktu selesainya (dan biasanya

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1. Definisi Proyek Pengertian proyek secara umum adalah merupakan sebuah kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan atas dasar permintaan dari seorang owner atau pemilik pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 53 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Nabatindah Sejahtera adalah sebuah perusahaan nasional yang resmi didirikan di Jakarta, sejak tanggal

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan ekonomis suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proyek merupakan suatu kegiatan yang memiliki tujuan yang harus dicapai dengan beberapa spesifikasi tertentu, memiliki awal dan akhir, dengan keterbatasan sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya. Kegiatan operasional dalam perusahaan leasing ILUFA

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya. Kegiatan operasional dalam perusahaan leasing ILUFA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak dapat disangkal apabila semua perusahaan menginginkan kegiatan operasinya dapat dijalankan dengan efektif dan efisien sehingga dapat dilakukan penghematan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Karya Mandiri Persada merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor (bahan konstruksi, mekanikal,

Lebih terperinci

PROPOSAL PENAWARAN PEMBUATAN SYSTEM KOMPUTERISASI. Oleh Mardi Waluyo Software Engineer

PROPOSAL PENAWARAN PEMBUATAN SYSTEM KOMPUTERISASI. Oleh Mardi Waluyo Software Engineer PROPOSAL PENAWARAN PEMBUATAN SYSTEM KOMPUTERISASI Oleh Mardi Waluyo Software Engineer Proposal Penawaran Pembuatan Software / Program Aplikasi Kebutuhan INDUSTRI / MANUFACTURE Seiring dengan kemajuan teknologi

Lebih terperinci

Analisis Perlakuan Akuntansi Pendapatan Jasa Konstruksi Dalam Rangka Penyajian Laporan Keuangan Pada PT. Martimbang Utama Palembang

Analisis Perlakuan Akuntansi Pendapatan Jasa Konstruksi Dalam Rangka Penyajian Laporan Keuangan Pada PT. Martimbang Utama Palembang Analisis Perlakuan Akuntansi Pendapatan Jasa Konstruksi Dalam Rangka Penyajian Laporan Keuangan Pada PT. Martimbang Utama Palembang Riyan Saputra (ian.spectrum@rocketmail.com) Rizal Effendi (Rizaleffendi31@yahoo.co.id)

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian merupakan sebuah proses yang terdiri dari beberapa tahap. Tiaptiap tahap saling berhubungan satu sama lain, tiap tahap merupakan bagian

Lebih terperinci

BID EVALUATION SYSTEM

BID EVALUATION SYSTEM BID EVALUATION SYSTEM Kristiawan Quantity Surveyor Tulisan dibawah ini akan membahas beberapa metode yang digunakan oleh Owner untuk meng-evaluasi penawaran yang diajukan oleh para bidder dalam tender

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS

BAB VII TINJAUAN KHUSUS BAB VII TINJAUAN KHUSUS 7.1. Uraian Umum S-Curve atau Kurva S adalah suatu grafik hubungan antara waktu pelaksanaan proyek dengan nilai akumulasi progres pelaksanaan proyek mulai dari awal hingga proyek

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU Universitas Esa Unggul Jakarta PENGERTIAN BAHAN BAKU Adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi. Bahan baku dapat diperoleh dari pembelian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT. Cipta Graha Sejahtera adalah perusahaan nasional yang dibangun pada tahun 1987 sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi. Berperan

Lebih terperinci

Irsan Lubis, SE.Ak,BKP

Irsan Lubis, SE.Ak,BKP Irsan Lubis, SE.Ak,BKP 0818 06375490 TUJUAN Menyelesaikan kasus praktik akuntansi dengan menggunakan Accurate Accounting Software MK. Praktik Kerja Akuntansi MK. Praktik Komputer Akuntansi Tahap Pekerjaaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat Penelitian dan Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat Penelitian dan Gambaran Umum Objek Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian dan Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Objek Penelitian Penelitian dilaksanakan pada sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi. Perusahaan

Lebih terperinci

Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi

Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi Merupakan pimpinan dalam suatu proyek,baik dilapangan maupun dikantor, sebagai penangung jawab tercapainya tujuan proyek. Pemilihan seorang manajer proyek

Lebih terperinci

Lampiran 1 Form Kuesioner Pakar I

Lampiran 1 Form Kuesioner Pakar I Lampiran 1 Form Kuesioner Pakar I Lampiran 1 Form Kuesioner Pakar I KUESIONER SURVEI ANALISA PENGGUNAAN KONTRAK LUMP SUM PADA PROYEK PEMBANGKIT LISTRIK UNDEFINITIVE DESIGN DOSEN PEMBIMBING 1. Dr. Ir. Yusuf

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (resource) yang ada. Yang dimaksud dengan sumber daya (resource) di sini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (resource) yang ada. Yang dimaksud dengan sumber daya (resource) di sini BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DEFINISI MANAJEMEN PROYEK Pengertian sederhana dari manajemen proyek adalah proses dalam pencapaian suatu tujuan yang telah disepakati dan dibatasi dengan waktu dan sumber daya

Lebih terperinci

MAKALAH PSAK 34: KONTRAK KONSTRUKSI

MAKALAH PSAK 34: KONTRAK KONSTRUKSI MAKALAH PSAK 34: KONTRAK KONSTRUKSI Kelompok : 2 (Dua) Program Studi : Akuntansi Mata Kuliah Dosen : Standar Akuntansi Keuangan Indonesia : Yunan Helmi., Ak. Disusun Oleh : Raihan Prasetyo (023134122)

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sektor jasa konstruksi selama ini sudah terbukti sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sektor jasa konstruksi selama ini sudah terbukti sebagai salah 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia sektor jasa konstruksi selama ini sudah terbukti sebagai salah satu sektor usaha yang mampu memberikan sumbangan yang cukup signifikan bagi pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berjalannya waktu, persaingan bisnis yang terjadi semakin kompetitif. Semua perusahaan yang ada bersaing dalam memenangkan pasar. Persaingan tersebut

Lebih terperinci