BAB IV PEMBAHASAN. jasa atas penjualan tunai, penjualan kredit, dan penjualan kontrak. Ketiga pendapatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN. jasa atas penjualan tunai, penjualan kredit, dan penjualan kontrak. Ketiga pendapatan"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Evaluasi atas Pendapatan Perusahaan Pendapatan PT. Infimedia Solusi Pratama terbagi menjadi tiga, yaitu pendapatan jasa atas penjualan tunai, penjualan kredit, dan penjualan kontrak. Ketiga pendapatan tersebut memiliki andil yang besar dalam meningkatkan aset perusahaan. Berikut adalah perincian pendapatan PT. Infimedia Solusi Pratama: 1. Pendapatan Jasa atas Penjualan Tunai Penulis mengelompokkan kegiatan-kegiatan perusahaan yang bersifat perencanaan strategis ke dalam pendapatan jasa atas penjualan tunai. Dalam kelompok ini, PT. Infimedia Solusi Pratama memberikan layanan berupa perencanaan strategis dalam pembangunan teknologi informasi sebuah perusahaan, antara lain: a. Perencanaan penempatan perangkat keras b. Jasa outsourcing c. Jasa konsultasi d. Perencanaan Teknologi Informasi dan Desain Sistem e. IT Review / IT Audit / IT Assesment f. BCP/DRP dan Pelaksanaan DRC 2. Pendapatan Jasa atas Penjualan Kredit Perusahaan juga melayani jasa dengan pembayaran secara kredit. Biasanya pelayanan jasa yang dapat dibayarkan secara kredit berupa pengaplikasian sebuah sistem ke pelanggan. Untuk beberapa layanan tersebut antara lain: 43

2 a. Mobile Application b. AEGIS SYSTEM c. Sistem Financore untuk Multifinance d. CAMS (Capital Asset Management System) e. E-commerce 3. Pendapatan Jasa atas Penjualan Kontrak PT. Infimedia Solusi Pratama melayani penjualan jasa dalam bentuk kontrak kerja jangka pendek sampai jangka panjang. Jasa-jasa tersebut biasanya berupa infrastruktur atau pembangunan jaringan, antara lain: a. Infrastruktur Teknologi Informasi dan Telekomunikasi b. Jaringan Desain Arsitek dan Perencanaan c. Layanan Jaringan Telekomunikasi d. Jaringan Audit dan Audit Keamanan e. Sistem Keamanan Jaringan dan Pemeliharaan f. IP Telephony (VOIP) dan Video Conferencing Solution Ketiga jenis pendapatan di atas yang terjadi di PT. Infimedia Solusi Pratama sama-sama mempunyai andil yang besar bagi perkembangan usaha perusahaan. Namun, dalam perkembangan usahanya selama ini, Infimedia belum menerapkan penjualan tunai dan penjualan kredit. Infimedia hanya melakukan penjualan secara kontrak. Maka dari itu sesuai dengan rumusan masalah skripsi ini, penulis memfokuskan pembahasan pada pengakuan pendapatan atas penjualan kontrak. 44

3 4.2. Analisis Pengakuan Pendapatan PT. Infimedia Solusi Pratama Pengakuan Pendapatan atas Penjualan Tunai 1. Kondisi PT. Infimedia Solusi Pratama dalam usahanya selama berdiri tidak pernah melayani penjualan jasa secara tunai. Akan tetapi, perusahaan memiliki alternatif pencatatan sebagai antisipasi perkembangan perusahaan ke depannya apabila terjadi penjualan jasa yang dibayarkan secara tunai. PT. Infimedia Solusi Pratama membuka layanan jasa seperti perencanaan strategis untuk teknologi informasi, jasa konsultasi, desain sistem, dan lain-lain. Layanan seperti ini biasanya dapat diselesaikan dalam waktu singkat dengan pelanggan. Infimedia menerima kebutuhan atau keinginan pelanggan akan sebuah sistem dan Infimedia menawarkan sebuah solusi. Oleh karena itu, layanan jasa seperti ini dapat dikategorikan sebagai penjualan tunai oleh Infimedia. Ayat jurnal yang dicatat perusahaan pada saat penerimaan pembayaran adalah sebagai berikut: Dr Kas/Bank PT.Infimedia XXXXXX Dr Prepaid PPh pasal 23 XXXXXX Cr PPN Keluaran XXXXXX Cr Pendapatan XXXXXX 2. Kriteria Penjualan tunai terjadi apabila perpindahan hak atas barang atau jasa dari perusahaan kepada pelanggan, disertai dengan diterimanya sejumlah uang yang telah 45

4 disepakati dari kedua belah pihak pada saat itu juga. Seringkali juga terjadi dimana perusahaan mewajibkan pelanggan melakukan pembayaran harga barang atau jasa terlebih dahulu sebelum barang atau jasa tersebut diserahkan dan diselesaikan kepada pelanggan. Tidak ada jeda waktu yang cukup lama antara penjualan dan pembayaran. Ini yang menjadi keuntungan dari penjualan tunai, karena hasil dari penjualan tersebut langsung terealisir dalam bentuk kas. Pengakuan pendapatan penjualan tunai dapat diakui pada saat transaksi terjadi atau bersamaan dengan penerimaan kas. Maka dapat disimpulkan bahwa penjualan tunai adalah penjualan yang transaksi pembayaran dan pemindahan hak atas barang atau jasanya terjadi secara langsung. Sehingga, tidak perlu ada prosedur pencatatan piutang pada perusahaan. Ayat jurnal yang dibutuhkan perusahaan adalah sebagai berikut: Dr Kas/Bank XXXXXX Cr Pendapatan XXXXXX Cr PPN Keluaran XXXXXX Untuk prepaid PPh pasal 23 apabila menggunakan mata uang asing. Ketentuan kurs untuk mengkonversi pembayaran penghasilan yang terutang PPh pasal 23 dengan menggunakan mata uang asing diatur dalam Pasal 6 KEP 545/PJ./2000. Kurs yang digunakan untuk menghitung PPh Pasal 23 atas pembayaran yang terutang PPh Pasal 23 dalam mata uang asing adalah kurs yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang berlaku pada saat pembayaran atau pada saat dibebankan sebagai biaya (mana yang lebih dulu). 46

5 3. Sebab-Akibat Pada pengakuan pendapatan yang dilakukan PT. Infimedia Solusi Pratama atas penjualan tunai, Infimedia langsung mengakui prepaid PPh pasal 23 untuk mengurangi angsuran SPT tahunan pasal 25 atas pendapatan jasa yang diperoleh perusahaan pada saat pengakuan pendapatan. Sesuai ketentuan yang berlaku perusahaan memang harus mengakui PPh pasal 23 dibayar dimuka. Hal ini mengakibatkan kas yang diterima oleh perusahaan lebih sedikit dari pendapatan yang diterima. Akan tetapi, waktu pengakuan PPh pasal 23 dibayar dimuka tidak mempengaruhi laporan keuangan perusahaan. Selain itu, dapat terjadi kerugian atau pun keuntungan apabila mata uang yang digunakan dalam pembayaran oleh pelanggan adalah mata uang asing. Pembayaran penghasilan yang terutang PPh Pasal 23 ditentukan oleh kurs yang berlaku pada saat dibebankan. Apabila nilai tukar mata uang asing tersebut sedang menurun, perusahaan memperoleh keuntungan membayar dengan nilai lebih kecil. Akan tetapi, apabila nilai tukar mata uang asing tersebut sedang melonjak, maka perusahaan akan membayar lebih. 4. Rekomendasi Perusahaan harus melakukan ekualisasi setiap bulan antara bukti fisik pemotongan PPh pasal 23 dan uang muka yang telah dicatat di neraca. Jika selisih timbul, maka dapat segera ditindaklanjuti dengan meminta pihak pemotong/pemungut pajak untuk menyerahkan bukti pemotongannya. 47

6 4.2.2 Pengakuan Pendapatan atas Penjualan Kredit 1. Kondisi Sama seperti penjualan tunai, PT. Infimedia Solusi Pratama dalam usahanya selama ini tidak pernah melayani penjualan jasa secara kredit. Akan tetapi perusahaan memiliki alternatif pencatatan sebagai antisipasi perkembangan perusahaan ke depannya untuk penjualan secara kredit. Selain penjualan jasa tunai, PT. Infimedia Solusi Pratama juga dapat melayani penjualan jasa secara kredit. Sebagian besar pelayanan jasa yang dapat dibayarkan secara kredit yang dilakukan Infimedia adalah mengaplikasikan sistem dan teknologi informasi yang telah ada kepada sebuah perusahaan. Misalnya pengaplikasian e- commerce, VHMS (Vehicle Health Monitorig System), Portal Situs 3G, SERA (Mobile Banking dan Sistem Penagihan), Pelacakan Handphone, Sistem Penagihan Telekomunikasi, dan sebagainya. Dalam perjanjian penjualan secara kredit, Infimedia tidak menerapkan adanya retur maupun diskon. Infimedia juga tidak mengenakan bunga pada penjualan kredit ini. Berikut adalah ayat jurnal yang dicatat oleh Infimedia: Untuk mencatat uang muka Dr Piutang Usaha XXXXXX Dr Prepaid PPh pasal 23 XXXXXX Cr PPN Keluaran XXXXXX Cr Pendapatan XXXXXX Pada saat pembayaran diterima Dr Bank PT.Infimedia XXXXXX Cr Piutang Usaha XXXXXX 48

7 Pada saat yang sudah ditentukan untuk pembayaran sisanya, maka Infimedia membuat ayat jurnal sebagai berikut: Untuk mengakui pendapatan Dr Piutang Usaha XXXXXX Dr Prepaid PPh pasal 23 XXXXXX Cr PPN Keluaran XXXXXX Cr Pendapatan XXXXXX Pada saat pembayaran diterima Dr Bank PT.Infimedia XXXXXX Cr Piutang Usaha XXXXXX 2. Kriteria Sebelum suatu transaksi penjualan dilakukan, biasanya terlebih dahulu ada kesepakatan mengenai cara pembayaran transaksi tersebut, apakah secara tunai atau kredit. Apabila dilakukan secara tunai, maka perusahaan akan langsung menerima kas. Namun, apabila pembayaran dilakukan secara kredit, maka perusahaan akan menerima piutang. Penjualan kredit adalah penjualan yang pembayarannya tidak diterima sekaligus (lunas). Pembayaran bisa diterima melalui dua tahap atau lebih sesuai perjanjian. Penjualan kredit ini akan menimbulkan perkiraan piutang usaha, kemudian selanjutnya menimbulkan penerimaan kas pada saat penagihan. Untuk penerimaan uang muka atas penjualan kredit, perusahaan menerima kas. Perusahaan harus mengakui uang muka tersebut sebagai pendapatan diterima dimuka. 49

8 Pendapatan diterima dimuka (unearned revenue) adalah penerimaan yang belum dapat diakui sebagai pendapatan karena belum terjadi penyerahan barang atau jasa, baik secara sebagian atau penuh ( belum memberikan manfaat kepada pihak pembeli). Penerimaan uang muka tersebut bukan merupakan pendapatan bagi perusahaan, melainkan sebagai pinjaman kepada perusahaan yang pada saatnya akan diperhitungkan ke dalam setiap penerimaan jangka waktu berdasarkan pembayaran yang dilakukan oleh pemberi kerja seperti yang tercantum dalam surat perjanjian kontrak. Oleh karena itu, dikategorikan sebagai hutang. Berikut adalah ayat jurnal yang dibutuhkan untuk mengakui uang muka: Untuk mencatat uang muka Dr Kas XXXXXX Cr Pendapatan diterima dimuka XXXXXX Saat perusahaan memberikan jasa atas penjualan kredit, maka perusahaan harus mengakui pendapatan. Untuk mengakui pendapatan Dr Piutang Usaha XXXXXX Dr Prepaid PPh pasal 23 Cr Pendapatan XXXXXX Cr PPN Keluaran XXXXXX Pada waktu yang telah ditentukan oleh perusahaan dan pelanggan, maka perusahaan mengirimkan invoice kepada pelanggan untuk melakukan pembayaran atas penjualan jasa yang telah diberikan perusahaan sebelumnya. Perusahaan 50

9 menerima uang kas atas pembayaran tersebut, dan piutang usaha perusahaan berkurang. Ayat jurnal yang dibutuhkan adalah: Ketika Pembayaran diterima Dr Kas/ Bank PT.Infimedia XXXXXX Cr Piutang Usaha XXXXXX 3. Sebab-Akibat PT. Infimedia Solusi Pratama menerima uang muka sebesar % (persen) atas penjualan kreditnya. Dalam pengakuannya, perusahaan tidak mengakui uang muka yang dibayarkan oleh pelanggan tersebut sebagai pendapatan diterima dimuka, melainkan tetap diakui sebagai pendapatan. Penyebab utamanya adalah kemudahan perusahaan agar tidak melakukan jurnal pembalik untuk akun pendapatan diterima dimuka. Selain itu, pengakuan uang muka sebagai pendapatan menambah income perusahaan. Perlakuan Infimedia atas pengakuan uang muka tersebut, menyebabkan overstated pada pendapatan. Perlakuan tersebut dapat dikategorikan sebagai manajemen laba. Perusahaan dapat dikatakan melakukan income maximation, dimana perusahaan menjadikan laba pada laporan keuangan periode berjalan lebih tinggi daripada laba sesungguhnya. Uang muka yang seharusnya menjadi pendapatan diterima dimuka (unearned revenue) pun merupakan hutang (liability) perusahaan. Maka dari itu, hutang (liability) dalam laporan keuangan juga menjadi understated. Hal ini membuat laporan keuangan tidak menggambarkan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya. 51

10 Selain itu juga, sama dengan kasus penjualan tunai, PT. Infimedia langsung mengakui prepaid PPh pasal 23 untuk mengurangi angsuran SPT tahunan pasal 25 atas pendapatan jasa yang diperoleh perusahaan pada saat pengakuan pendapatan. Sesuai ketentuan yang berlaku perusahaan memang harus mengakui PPh pasal 23 dibayar dimuka. Hal ini mengakibatkan kas yang diterima oleh perusahaan lebih sedikit dari pendapatan yang diterima. Perusahaan juga dapat mengalami kerugian atau pun keuntungan apabila mata uang yang digunakan dalam pembayaran oleh pelanggan adalah mata uang asing. Pembayaran penghasilan yang terutang PPh Pasal 23 ditentukan oleh kurs yang berlaku pada saat dibebankan. Apabila nilai tukar mata uang asing tersebut sedang menurun, perusahaan memperoleh keuntungan membayar dengan nilai lebih kecil. Akan tetapi, apabila nilai tukar mata uang asing tersebut sedang melonjak, maka perusahaan akan membayar lebih. 4. Rekomendasi Untuk penerimaan uang muka yang diberikan oleh pelanggan, sebaiknya PT. Infimedia Solusi Pratama tetap mengakuinya sebagai pendapatan diterima dimuka (unearned revenue) yang sudah seharusnya menjadi kewajiban perusahaan yang harus dilunasi. Perusahaan harus melakukan ekualisasi setiap bulan antara bukti fisik pemotongan PPh pasal 23 dan uang muka yang telah dicatat di neraca. Jika selisih timbul, maka dapat segera ditindaklanjuti dengan meminta pihak pemotong/pemungut pajak untuk menyerahkan bukti pemotongannya. 52

11 4.2.3 Pengakuan Pendapatan atas Penjualan Kontrak 1. Kondisi Salah satu sumber pendapatan terbesar yang diterima PT. Infimedia Solusi Pratama adalah pendapatan jasa infrastruktur jaringan. Dalam pelayanan jasa infrastruktur jaringan, PT. Infimedia melakukan perjanjian kontrak dengan klien. Di dalam kontrak tersebut telah ditetapkan jumlah yang ditentukan oleh kedua belah pihak dan estimasi persentase penyelesaian kontrak. Seperti yang terjadi pada Januari tahun 2010, PT. Infimedia melakukan pelayanan jasa rigger kepada PT. Bakrie Telecom, Tbk. Infimedia melakukan rigger atau pemeliharaan jaringan selama 6 bulan dengan nilai kontrak sebesar Rp ,00. (belum termasuk PPN sebesar 10%). Dengan perjanjian termin setiap 2 bulan, jadi pembayaran dibagi menjadi 3 (tiga) periode. Di dalam kontrak tersebut telah ditetapkan perjanjian jumlah yang telah disepakati dan juga estimasi penyelesaian kontrak. Akan tetapi, yang terjadi adalah PT. Infimedia Solusi Pratama tidak menerapkan metode persentase penyelesaian untuk mengakui pendapatan tersebut. Infimedia hanya mengirimkan invoice kepada klien setiap akhir periode pembayaran sebesar Rp ,00 Ayat jurnal PT. Infimedia setiap periode sebagai berikut: Januari - Februari Untuk mengakui pendapatan Dr Piutang Usaha Rp Dr Prepaid PPh pasal Cr PPN Keluaran Rp Cr Pendapatan

12 Pada saat pembayaran diterima Dr Bank PT.Infimedia Rp Cr Piutang Usaha Rp Maret - April Untuk mengakui pendapatan Dr Piutang Usaha Rp Dr Prepaid PPh pasal Cr PPN Keluaran Rp Cr Pendapatan Pada saat pembayaran diterima Dr Bank PT.Infimedia Rp Cr Piutang Usaha Rp Mei - Juni Untuk mengakui pendapatan Dr Piutang Usaha Rp Dr Prepaid PPh pasal Cr PPN Keluaran Rp Cr Pendapatan

13 Pada saat pembayaran diterima Dr Bank PT.Infimedia Rp Cr Piutang Usaha Rp Kriteria Metode persentase penyelesaian mengakui pendapatan, biaya, dan laba kotor sesuai dengan tercapainya kemajuan ke arah penyelesaian kontrak. Untuk menerapkan metode persentase penyelesaian, perusahaan harus mempunyai beberapa dasar atau standar untuk mengukur kemajuan ke arah penyelesaian pada tanggal interim tertentu. Perusahaan harus mampu membuat estimasi yang cukup akurat mengenai penyelesaian dan laba kotor akhir. Salah satu metode estimasi yang banyak digunakan adalah ukuran masukan (input) atas dasar biaya terhadap biaya (cost-to-cost basis). Menurut dasar ini, perusahaan mengukur persentase penyelesaian dengan estimasi total biaya paling akhir untuk menyelesaikan kontrak itu. Rumus Persentase Penyelesaian Dasar Biaya terhadap Biaya Biaya yang terjadi sampai tanggal ini Estimasi total biaya terkini = Persentase Penyelesaian Rasio persentase biaya yang terjadi terhadap estimasi total biaya diterapkan pada total pendapatan atau estimasi total laba kotor atas kontrak tersebut untuk mendapatkan jumlah pendapatan atau laba kotor yang akan diakui sampai tanggal ini. 55

14 Rumus Total Pendapatan yang akan Diakui sampai Tanggal Ini Persentase penyelesaian x Estimasi total pendapatan (atau laba kotor) = Pendapatan (atau laba kotor) yang akan diakui sampai tanggal ini Untuk mengetahui jumlah pendapatan dan laba kotor yang diakui setiap periode, perusahaan harus mengurangkan total pendapatan atau laba kotor yang diakui dalam periode-periode sebelumnya. Rumus Jumlah Pendapatan Periode Berjalan, Dasar Biaya terhadap Biaya Pendapatan (atau laba kotor) yang akan diakui sampai tanggal ini - Pendapatan (atau laba kotor) yang diakui dalam periode sebelumnya = Pendapatan (atau laba kotor) periode berjalan Berikut adalah ayat-ayat jurnal yang dibuat selama periode berjalan: Untuk mencatat biaya konstruksi Dr Konstruksi dalam Proses XXXXXX Cr Bahan, Kas, Hutang, dsb XXXXXX Untuk mencatat termin Dr Piutang Usaha XXXXXX Cr Penagihan atas Konstruksi dalam Proses XXXXXX 56

15 Untuk mencatat hasil penagihan Dr Kas XXXXXX Cr Piutang Usaha XXXXXX Untuk mengakui pendapatan dan laba kotor Dr Konstruksi dalam Proses (laba kotor) XXXXXX Dr Beban Konstruksi XXXXXX Cr Pendapatan dari Kontrak Jangka Panjang XXXXXX Untuk mencatat penyelesaian kontrak Dr Penagihan atas Konstruksi dalam Proses XXXXXX Cr Konstruksi dalam Proses XXXXXX Penerapan metode persentase penyelesaian atas transaksi yang terjadi pada PT. Infimedia Solusi Pratama, diasumsikan perusahaan berharap untuk mendapatkan laba Rp dari kontrak tersebut atau dengan kata lain total biaya kontrak diperkirakan berjumlah Rp Berikut perhitungan data biaya serta presentase biaya yang dapat dikumpulkan: (000) Jan-Feb Mar-Apr Mei-Juni Biaya sampai tanggal ini Rp Rp Rp Estimasi biaya untuk menyelesaikan Termin selama periode berjalan Kas yang tertagih selama periode berjalan

16 Persentase selesai dihitung seperti tabel berikut: Jan- Feb Mar-Apr Mei-Juni Harga kontrak Rp Rp Rp Dikurangi estimasi biaya: Biaya sampai tanggal ini Estimasi biaya untuk menyelesaikan Estimasi total biaya Estimasi total laba kotor Persentase selesai 37,5% * 75% * 100% * * Rp / Rp = 37,5% Rp / Rp = 75% Rp / Rp = 100% Ayat-ayat jurnal selama 3 periode tersebut: Januari Februari Untuk mencatat biaya konstruksi Dr Konstruksi dalam Proses Rp Cr Bahan, Kas, Hutang, dsb Rp Untuk mencatat termin Dr Piutang Usaha Rp Dr Prepadi Pph pasal Cr Penagihan atas Konstruksi dalam Proses Rp Cr PPN Keluaran

17 Untuk mencatat hasil penagihan Dr Kas Rp Cr Piutang Usaha Rp Maret-April Untuk mencatat biaya konstruksi Dr Konstruksi dalam Proses Rp Cr Bahan, Kas, Hutang, dsb Rp Untuk mencatat termin Dr Piutang Usaha Rp Dr Prepaid PPh pasal Cr Penagihan atas Konstruksi dalam Proses Rp Cr PPN Keluaran Untuk mencatat hasil penagihan Dr Kas Rp Cr Piutang Usaha Rp Mei-Juni Untuk mencatat biaya konstruksi Dr Konstruksi dalam Proses Rp Cr Bahan, Kas, Hutang, dsb Rp

18 Untuk mencatat termin Dr Piutang Usaha Rp Dr Prepaid PPh Pasal Cr Penagihan atas Konstruksi dalam Proses Rp Cr PPN Keluaran Untuk mencatat hasil penagihan Dr Kas Rp Cr Piutang Usaha Rp Estimasi pendapatan dan laba kotor yang akan diakui PT. Infimedia Solusi Pratama dihitung sebagai berikut: Pendapatan yang diakui pada periode: Periode I Rp x 37,5% Rp Jan-Feb Mar-Apr Mei-Juni Periode II Rp x 75% Rp Dikurangi: Pendapatan yang diakui pada Periode I Pendapatan Periode II Rp Periode III $ x 100% Rp Dikurangi: Pendapatan yang diakui pada Periode I dan II Pendapatan Periode III Rp

19 Laba kotor yang diakui pada periode: Periode I Rp x 37,5% Periode II Rp x 75% Dikurangi: Laba kotor yang diakui Jan-Feb Mar-Apr Mei-Juni Rp Rp pada tahun Periode I Rp Laba kotor Periode II Periode III Rp x 100% Dikurangi: Laba kotor yang diakui Rp pada Periode I dan II Rp Laba kotor Periode III Januari Februari Untuk mengakui pendapatan dan laba kotor Dr Konstruksi dalam Proses (laba kotor) Rp Dr Beban Konstruksi Cr Pendapatan dari Kontrak Jangka Panjang Rp Maret - April Untuk mengakui pendapatan dan laba kotor Dr Konstruksi dalam Proses (laba kotor) Rp Dr Beban Konstruksi Cr Pendapatan dari Kontrak Jangka Panjang Rp

20 Mei - Juni Untuk mengakui pendapatan dan laba kotor Dr Konstruksi dalam Proses (laba kotor) Rp Dr Beban Konstruksi Cr Pendapatan dari Kontrak Rp Untuk mencatat penyelesaian kontrak Dr Penagihan atas Konstruksi dalam Proses Rp Cr Konstruksi dalam Proses Rp Sebab- Akibat Dalam pengakuan pendapatannya, PT. Infimedia Solusi Pratama tidak menerapkan metode persentase penyelesaian padahal di dalam kontrak perjanjian dengan pelanggan telah dijelaskan estimasi penyelesaian kontrak. Hal ini dikarenakan pengakuan pendapatan yang selama ini diterapkan perusahaan dianggap sudah cukup efektif di dalam account number. Penerapan pengakuan pendapatan yang ada juga bertujuan agar laporan keuangan perusahaan terlihat stabil dikarenakan permintaan dari owner. Penerapan pengakuan pendapatan seperti ini memang tidak akan memberikan dampak yang signifikan selama kontrak kerja yang dilakukan perusahaan tidak terlalu besar nominalnya dan jangka waktunya tidak terlalu lama. Akan tetapi untuk beberapa kasus transaksi yang cukup besar akan memberikan dampak bagi laporan keuangan perusahaan. Biaya yang dikeluarkan perusahaan akan besar pada awal pembangunan infrastruktur jaringan dan kecil pada akhir penyelesaian. Hal ini akan mengakibatkan 62

21 ketimpangan pada laporan keuangan di awal-awal kontrak dikerjakan. Metode tersebut tidak mencerminkan realitas ekonomi secara layak. Selain itu, dengan perlakuan seperti itu, perusahaan kembali dapat dianggap melakukan manajemen laba. Perusahaan dinilai melakukan income smoothing atau perataan laba. Perusahaan membuat laba relatif konsisten dari periode ke periode. Pihak manajemen dengan sengaja menurunkan atau meningkatkan laba untuk mengurangi gejolak dalam pelaporan laba, sehingga kondisi perusahaan terlihat stabil. Artinya, perusahaan tidak mencerminkan kondisi perusahaan yang sebenarnya pada laporan keuangan. 4. Rekomendasi Penulis merekomendasikan sebaiknya PT. Infimedia Solusi Pratama menerapkan metode persentase penyelesaian pada pengakuan pendapatan jasa infrastruktur jaringan ini agar perusahaan membuat laporan keuangan yang baik dan stabil. Sehingga laporan keuangan yang diberikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dapat dipahami, relevan, dapat diandalkan, dan dapat dibandingkan. VI.3. Kesesuaian Penerapan Akuntansi Pengakuan Pendapatan PT. Infimedia dengan PSAK No. 23 Pencatatan yang dilakukan perusahaan sudah menggunakan accrual basis dalam metode pencatatannya. Hal ini nampak ketika perusahaan mengakui pendapatan atas penjualan jasa ketika periode terjadinya tanpa memperhatikan adanya arus kas yang masuk ke perusahaan. 63

22 Penjualan jasa yang dilakukan perusahaan juga sudah sesuai dengan ruang lingkup pendapatan yang ada di dalam PSAK No. 23. Ruang lingkup penjualan jasa menurut PSAK No. 23 biasanya menyangkut pelaksanaan tugas yang secara kontraktual telah disepakati oleh perusahaan. Hal ini sejalan dengan perusahaan di dalam melaksanakan penjualan jasa dengan kontrak kerja dalam jangka waktu tertentu. Pendapatan diukur dengan nilai wajar. PT.Infimedia Solusi Pratama dalam melakukan penjualan diukur berdasarkan pada nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima kedua belah pihak berdasarkan kesepakatan dengan pelanggan. Hal tersebut sudah sesuai dengan PSAK No. 23 paragraf 08 yaitu pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. Dikatakan pula bahwa jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau pemakai aktiva tersebut. Penjualan jasa yang dilakukan perusahaan juga sudah sesuai dengan definisi pendapatan yang ada di dalam PSAK No. 23. Definisi pedapatan menurut PSAK No. 23 adalah: Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Hal ini tergambarkan di dalam penjualan jasa-jasa teknologi informasi dan telekomunikasi yang merupakan aktivitas normal perusahaan. Penjualan jasa-jasa teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan sumber pendapatan bagi perusahaan. Pendapatan tersebut merupakan komponen pembentuk laba usaha, dimana laba usaha akan menciptakan laba ditahan yang merupakan bagian dari ekuitas. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penjualan jasa teknologi informasi dan telekomunikasi 64

23 merupakan aktivitas normal yang bukan berasal dari kontribusi penanam modal yang menyebabkan kenaikan ekuitas. Sedangkan untuk penjualan yang bersifat kontrak, PT. Infimedia Solusi Pratama tetap menyesuaikan penerapan pengakuan pendapatan tidak sesuai dengan PSAK No.23. Seharusnya perusahaan menerapkan metode persentase penyelesaian pada pengakuan pendapatan jasa atas penjualan yang bersifat kontrak. Apabila hasil suatu transaksi yang meliputi penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal, pendapatan tersebut harus diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam PSAK No. 23 paragraf 19, Hasil suatu transaksi dapat diestimasi dengan andal bila seluruh kondisi berikut ini dipenuhi: (a) jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal; (b) besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan; (c) tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan andal; dan (d) biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal. Penjualan jasa yang dilakukan PT. Infimedia Solusi Pratama telah memenuhi syarat-syarat di atas dalam kontrak kerja dengan pelanggan. Akan tetapi, perusahaan tetap tidak menggunakan metode persentase penyelesaian atas pengakuan pendapatannya. 65

PENGAKUAN PENDAPATAN JASA PT. INFIMEDIA SOLUSI PRATAMA

PENGAKUAN PENDAPATAN JASA PT. INFIMEDIA SOLUSI PRATAMA PENGAKUAN PENDAPATAN JASA PT. INFIMEDIA SOLUSI PRATAMA Carla Gouzman carlagouzman@yahoo.com pembimbing Sunaryo, Drs., Ak., MM. ABSTRAK Kewajiban perusahaan setiap akhir periode adalah melaporkan kepada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pendapatan Menurut Keiso, Weygandt, Warfield (2008 :516), Pendapatan ialah arus masuk aktiva dan penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA SURABAYA 2016 Lapora Laba Rugi PT Gudang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi dan Persediaan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 tentang Pendapatan disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil

BAB II LANDASAN TEORI. capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pendapatan 1. Definisi Pendapatan Teori akuntansi menyatakan bahwa pendapatan mempresentasikan capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil mempunyai

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHAS AN. Pedoman Akuntansi Perusahaan Efek (Bapepam). Penerapan Pengakuan Pendapatan Perusahaan. ketentuan dalam kontrak.

BAB IV PEMBAHAS AN. Pedoman Akuntansi Perusahaan Efek (Bapepam). Penerapan Pengakuan Pendapatan Perusahaan. ketentuan dalam kontrak. BAB IV PEMBAHAS AN IV.1 Penerapan Perlakuan Akuntansi Pembahasan mengenai penerapan perlakuan akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan ialah mengevaluasi lebih lanjut perlakuan akuntansi perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Warren (2013 : 9), mendefinisikan akuntansi diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai

Lebih terperinci

PT GARUDA METALINDO Tbk

PT GARUDA METALINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016 DAN 31 DESEMBER 2015 SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2016 DAN 2015 (MATA UANG INDONESIA) LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan yang Digunakan oleh PT. TBP Tbk PT. Total Bangun Persada Tbk ( PT.TBP Tbk ) menerapkan metode persentase penyelesaian untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan tujuan utama dari pendirian suatu perusahaan. Sebagai suatu organisasi yang berorientasi profit maka pendapatan mempunyai peranan

Lebih terperinci

BAB IV. yang berhubungan dengan kontrak konstruksi pada PT. KLS dimana dibahas dalam

BAB IV. yang berhubungan dengan kontrak konstruksi pada PT. KLS dimana dibahas dalam BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai perlakuan akuntansi pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kontrak konstruksi pada PT. KLS dimana dibahas dalam penelitian ini. Adapun penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan buku besar tersendiri dengan buku tambahan masing masing. tahun di dalam neraca disajikan sebagai aktiva lancar.

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan buku besar tersendiri dengan buku tambahan masing masing. tahun di dalam neraca disajikan sebagai aktiva lancar. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Piutang timbul dari beberapa jenis transaksi, dimana yang paling umumialah dari penjualan barang ataupun jasa. Piutang usaha yang berasal dari transaksi penjualan

Lebih terperinci

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI Per (Tidak Diaudit) ASET 31 Desember 2010 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Lainlain Pihak Ketiga Persediaan Bersih Biaya Dibayar di

Lebih terperinci

PENDAPATAN. Prepared by Ridwan Iskandar Sudayat, SE.

PENDAPATAN. Prepared by Ridwan Iskandar Sudayat, SE. PENDAPATAN 1 Pendapatan Dalam penyusunan tugas ini pendapatan diistilahkan sebagai revenue agar tidak selalu salah pengertian, karena pendapatan juga padanan dari kata income walaupun penggunaannya belum

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK (Current Liabilities)

PEMERIKSAAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK (Current Liabilities) PEMERIKSAAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK (Current Liabilities) SIFAT DAN CONTOH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Pengertian Kewajiban Jangka Pendek adalah kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga, yang jatuh tempo atau

Lebih terperinci

PERUSAHAAN KONSTRUKSI & INFRASTUKTUR. Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

PERUSAHAAN KONSTRUKSI & INFRASTUKTUR. Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia PERUSAHAAN KONSTRUKSI & INFRASTUKTUR Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Konstruksi dan Infrastruktur Infrastruktur: Jalan Tol Jasa Marga Listrik PLN Kereta api PT. KA Komunikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23 Secara umum pendapatan dapat diartikan sebagai peningkatan penghasilan yang diperoleh perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. revisi (1994) dengan PSAK 34 sesudah revisi (2010). Kedua, pembahasan dilanjutkan

BAB IV PEMBAHASAN. revisi (1994) dengan PSAK 34 sesudah revisi (2010). Kedua, pembahasan dilanjutkan BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini, pertama penulis akan menjelaskan perbedaan PSAK 34 sebelum revisi (1994) dengan PSAK 34 sesudah revisi (2010). Kedua, pembahasan dilanjutkan dengan penerapan persentase

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Kebijakan Akuntansi Perusahaan Dalam Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan keuangan perusahaan terdapat kebijakan akuntansi perusahaan yang diterapkan terhadap seluruh transaksi

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN A. Pengertian Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode yang mengakibtakan kenaikan

Lebih terperinci

Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap

Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap Aktiva Tetap Aktiva Tetap: SAK (2009) : aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan ke pihak lain,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Piutang Istilah piutang mengacu pada sejumlah tagihan yang akan diterima oleh perusahaan (umumnya dalam bentuk kas) dari pihak lain, baik sebagai akibat penyerahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kontrak Kerja PT Aikovito 1. Prosedur Kontrak Kerja Prosedur di dalam suatu proyek secara garis besar mempunyai beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: a. Proses

Lebih terperinci

DR. Dudi Rudianto, SE, MSi. Jl. Raya Ekonomi B/16 Komp. YPKP Bandung (022) / Fax (022)

DR. Dudi Rudianto, SE, MSi. Jl. Raya Ekonomi B/16 Komp. YPKP Bandung (022) / Fax (022) CURRENT LIABILITIES By : DR. Dudi Rudianto, SE, MSi. Jl. Raya Ekonomi B/16 Komp. YPKP Bandung (022) 7232288/ 08122488071 Fax (022) 7201756 Email : duddyrudianto@telkom.netdd di t Financing Decisions :

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Kerjasama Produksi dan atau Penyiaran dengan Pihak Ketiga

BAB IV PEMBAHASAN. Kerjasama Produksi dan atau Penyiaran dengan Pihak Ketiga BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Kerjasama Produksi dan atau Penyiaran dengan Pihak Ketiga Penerimaan kerjasama produksi dan penyiaran dengan pihak ketiga merupakan penerimaan yang diperoleh dari jasa penayangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Liabilitas Menurut kerangka dasar pengukuran dan pengungkapan laporan keuangan (KDP2LK) adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS PSAP No. 0 Laporan Arus Kas 0 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 99 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Setelah dicabutnya PSAK No. 31 tentang Akuntansi Perbankan, PT. Bank Tabungan Negara (Persero) mulai tanggal 1 Januari 2012 dalam menyajikan aset keuangan dan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Sistematika pembahasan yang dilakukan terhadap KOPKAR ADIS adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan dengan melakukan analisis dan evaluasi

Lebih terperinci

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900 NERACA KONSOLIDASI` PER 30 SEPTEMBER 2009 DAN 2008 3 CATATAN ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c, 2l, 4, 24 Rp 3,111,393,145 Rp 1,677,351,069 Investasi jangka pendek 2d, 5 5,348,940,000 6,606,593,125

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - teori 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi a. Pengertian Konvergensi Konvergensi dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk menyatukan pandangan/ perspektif

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada laporan akuntansi DPLK AIAF, periode akuntasi (tahun buku) adalah 1 Januari sampai dengan 31 Desember. A. Jurnal Pencatatan Akuntansi Dana Pensiun Pencatatan Transaksi

Lebih terperinci

BAB VII PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

BAB VII PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN BAB VII PENDAPATAN : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN A. PENGERTIAN (Dewi Ratnaningsih, 1998 : 66) Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Hutang 1. Pengertian Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puluh tahun yang lampau pemerintah Indonesia telah mengunakan pola Build

BAB I PENDAHULUAN. puluh tahun yang lampau pemerintah Indonesia telah mengunakan pola Build BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka melaksanakan pembangunan di Indonesia, maka beberapa puluh tahun yang lampau pemerintah Indonesia telah mengunakan pola Build Operate and Transfer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah Perusahaan yang baru didirikan maupun yang sedang berjalan mempunyai sebuah tujuan atau target yang akan dicapainya baik untuk jangka pendek, jangka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

TUGAS PRAKTIK AUDITING MODUL 1 DISUSUN OLEH : DAULAT HASIBUAN AKBAR ANWARI LUBIS MUCHTI WIRAHADINATA

TUGAS PRAKTIK AUDITING MODUL 1 DISUSUN OLEH : DAULAT HASIBUAN AKBAR ANWARI LUBIS MUCHTI WIRAHADINATA TUGAS PRAKTIK AUDITING MODUL 1 DISUSUN OLEH : DAULAT HASIBUAN 130522063 AKBAR ANWARI LUBIS 130522064 MUCHTI WIRAHADINATA 130522065 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank 2.b, 4 7.079.491 4.389.630 Investasi Jangka Pendek 2.d, 5 6.150 6.150 Piutang Usaha 2.b,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendapatan dan Beban 1. Pengertian Pendapatan Pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan belum mempunyai pengertian yang seragam. Hal

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Kontrak Pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Kontrak Pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau BAB 4 PEMBAHASAN Pada bab ini, Pertama penulis akan membahas mengenai apakah pengakuan pendapatan dengan menggunakan metode persentase penyelesaian berdasarkan pendekatan fisik yang digunakan oleh PT.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud.

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud. BAB II LANDASAN TEORI Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas, Standar Akuntansi

Lebih terperinci

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan LAMPIRAN IV PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi laporan arus kas adalah mengatur penyajian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN

EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN Novi Nugrahani Politeknik Negeri Malang nugrahani19@gmail.com ABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

pajak atas pemanfaatan barang kena pajak tidak berwujud dari luar daerah

pajak atas pemanfaatan barang kena pajak tidak berwujud dari luar daerah BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengakuan Kewajiban dan Penentuan Dasar Pengenaan Pajak PPN atas Barang Kena Pajak Tidak Berwujud Dari Luar Daerah Pabean pada PT. Shindengen Indonesia 1. Evaluasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Konsep Pendapatan II.1.1. Pengertian Pendapatan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No. 23, pengertian pendapatan adalah: Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi adalah standar yang melandasi pencatatan suatu transaksi yang meliputi pengakuan, pengukuran atau penilaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 SAK merupakan pedoman pokok dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi perusahaan, dana pensiun dan unit ekonomi lainnya

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014 Sesuai dengan Undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

Irsan Lubis, SE.Ak Suryani, SE

Irsan Lubis, SE.Ak Suryani, SE Latihan SETUP DATABASE ACCURATE Pembahasan Soal Praktik menggunakan Program Accurate versi 4..1 Irsan Lubis, SE.Ak Suryani, SE 1 SOAL PRAKTIK - LATIHAN INFORMASI PERIODE PERUSAHAAN: Nama perusahaan PT

Lebih terperinci

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas MATERI K.D 1.5 Kompetensi Dasar : 1.5 Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Kegiatan akhir dari proses akuntansi perusahaan dagang di antaranya adalah membuat laporan keuangan. Secara umum komponen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Piutang Penjualan barang dan jasa dari perusahaan pada saat ini banyak dilakukan dengan kredit sehingga ada tenggang waktu sejak penyerahan barang dan jasa sampai

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase

BAB 4 PEMBAHASAN. Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase BAB 4 PEMBAHASAN Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase penyelesaian (percentage of completion) yang dilakukan PT. TPHE dengan menggunakan pendekatan fisik. Penulis juga akan

Lebih terperinci

Modul ke: PERPAJAKAN II BUNGA PINJAMAN. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi.

Modul ke: PERPAJAKAN II BUNGA PINJAMAN. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi. Modul ke: PERPAJAKAN II BUNGA PINJAMAN Fakultas Ekonomi dan Bisnis Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Setiap entitas selalu berusaha agar entitas dapat

Lebih terperinci

BAB 9 KEWAJIBAN. Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh

BAB 9 KEWAJIBAN. Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh BAB 9 KEWAJIBAN A. Pengertian Kewajiban Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh Kewajiban adalah utang yang harus dibayar

Lebih terperinci

Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung.

Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung. III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung. Sesuai dengan Undang-undang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 Suatu perjanjian dari bentuk legalnya mungkin bukan merupakan perjanjian sewa, namun secara substansi dapat mengandung sewa. Untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisa Perlakuan Akuntansi pada Penggabungan Usaha

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisa Perlakuan Akuntansi pada Penggabungan Usaha BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Perlakuan Akuntansi pada Penggabungan Usaha 1. Bentuk Penggabungan Usaha Penggabungan usaha yang dilakukan oleh PT MB Tbk, PT KS, PT MS dan PT TS, merupakan

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d, NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2d,4 121.433.163.880 119.658.017.889 Deposito berjangka 5 2.135.930.652 2.424.600.790 Piutang usaha 2e (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

30 Juni 31 Desember

30 Juni 31 Desember LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka melalui pembentukan

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. guna mencapai tujuan perusahaan tersebut. Dalam operasional perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. guna mencapai tujuan perusahaan tersebut. Dalam operasional perusahaan, 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Dalam era globalisasi saat ini dimana persaingan usaha semakin ketat, sebagai perusahaan dituntut untuk dapat bersaing dengan perusahaan asing agar dapat bertahan.

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE- 62/PJ/2013 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE- 62/PJ/2013 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE- 62/PJ/2013 TENTANG PENEGASAN KETENTUAN PERPAJAKAN ATAS TRANSAKSI E-COMMERCE MODEL

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. LAMPIRAN II.0 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 00 TANGGAL 1 JUNI 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS www.djpp.d DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dilakukan penulis untuk mengetahui jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan,

BAB IV PEMBAHASAN. dilakukan penulis untuk mengetahui jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan, BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Survei Pendahuluan Sebelum melaksanakan audit keuangan pada PT Simran Jaya, penulis terlebih dahulu melakukan survei pendahuluan kepada perusahaan yang akan di audit. Hal ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah :

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah : BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendapatan 2.1.1. Definisi Pendapatan Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah : Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas yang normal dari

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 23 TAHUN 2010 TENTANG PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PENDAPATAN PADA PT DHEZIGN ONLINE SOLUTION

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 23 TAHUN 2010 TENTANG PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PENDAPATAN PADA PT DHEZIGN ONLINE SOLUTION ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 23 TAHUN 2010 TENTANG PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PENDAPATAN PADA PT DHEZIGN ONLINE SOLUTION Aulia Kharisah, Kusni Hidayati, Siti Rosyafah Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian pendapatan Pendapatan secara sederhana merupakan arus masuk aktiva ke dalam perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan

Lebih terperinci

DAFTAR STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BERLAKU SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2011 PSAK / ISAK / PPSAK UMUM

DAFTAR STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BERLAKU SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2011 PSAK / ISAK / PPSAK UMUM DAFTAR STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BERLAKU SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2011 No 1 PSAK 1 (2009) PSAK / ISAK / PPSAK UMUM Penyajian Laporan Keuangan 2 PSAK 2 (2009) Laporan Arus Kas 3 PSAK 3 (2010) Laporan

Lebih terperinci

REKSA DANA SCHRODER PRESTASI GEBYAR INDONESIA II DAFTAR ISI. Halaman. Laporan Auditor Independen 1

REKSA DANA SCHRODER PRESTASI GEBYAR INDONESIA II DAFTAR ISI. Halaman. Laporan Auditor Independen 1 DAFTAR ISI Halaman Laporan Auditor Independen 1 LAPORAN KEUANGAN - Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Laporan Aset dan Kewajiban Laporan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN. yang lengkap biasanya meliputi neraca,laporan laba rugi, laporan perubahan posisi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN. yang lengkap biasanya meliputi neraca,laporan laba rugi, laporan perubahan posisi 6 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan keuangan 2.1.1.1 Pengertian laporan keuangan Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan No. 1 menyatakan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Profil Perusahaan PT Langgeng Prima Trireka merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi yang diakui pembaharuan secara

Lebih terperinci

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2007 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2006) (MATA UANG INDONESIA) 1 MUSTIKA

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS Juru uru an Akuntans Akuntan i UK Petra

LAPORAN ARUS KAS Juru uru an Akuntans Akuntan i UK Petra LAPORAN ARUS KAS TOPIK BAHASAN Menjelaskan tujuan Laporan Arus Kas (the statement of cash flows) Membedakan dan menjelaskan Aktivitas Operasi, Investasi dan Pendanaan Membuat Laporan Arus Kas dengan menggunakan

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN

AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN Kewajiban adalah salah satu elemen dalam persamaan akuntansi Beberapa jenis kewajiban telah kita kenal pada industri jasa maupun industri dagang yang telah kita

Lebih terperinci

PRAKTIKUM PENGAUDITAN & PDE MODUL 1: KERTAS KERJA NERACA, KERTAS KERJA LABA RUGI, SURAT PERIKATAN, RENCANA PEMERIKSAAN

PRAKTIKUM PENGAUDITAN & PDE MODUL 1: KERTAS KERJA NERACA, KERTAS KERJA LABA RUGI, SURAT PERIKATAN, RENCANA PEMERIKSAAN PRAKTIKUM PENGAUDITAN & PDE MODUL : KERTAS KERJA NERACA, KERTAS KERJA LABA RUGI, SURAT PERIKATAN, RENCANA PEMERIKSAAN OLEH: EKO ARIE WICAKSONO 5366 STAR PRO BPKP BATCH UNIVERSITAS LAMPUNG 6 ASET Keterangan

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d, NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2d,4 70.490.918.058 100.111.129.147 Deposito berjangka 5 2.062.615.652 2.179.143.834 Piutang usaha 2e (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI

AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE COMMON SIZE PADA PT. HOLCIM INDONESIA Tbk.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE COMMON SIZE PADA PT. HOLCIM INDONESIA Tbk. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE COMMON SIZE PADA PT. HOLCIM INDONESIA Tbk. Nama : Syarif Saefullah NPM : 26210788 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Silvia Avira SE.,MM. bab1 Latar Belakang Banyak

Lebih terperinci

IG: Website: manda.sharingaddicted.com

IG: Website:  manda.sharingaddicted.com IG: @turipanam @sharingaddicted Website: www.sharingaddicted.com manda.sharingaddicted.com Youtube: Dosen Cilik Alamandadini Sharingaddicted Academia.edu: Turipanam POTRET UKM INDONESIA Masalah manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konstruk, Konsep, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu penyajian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis laporan keuangan atas laporan keuangan tahunan PT Indosat Tbk tahun 2004-2008, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PIUTANG USAHA 1. Pengertian Piutang Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Dalam arti luas piutang digunakan untuk

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN B.IV : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring

Lebih terperinci

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Ekshibit A NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) A S E T ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c,2p,3,25 1,349,564,406,813 1,205,030,845,882 Investasi jangka

Lebih terperinci

BAB 4. AKTIVITAS KETIGA

BAB 4. AKTIVITAS KETIGA BAB 4. AKTIVITAS KETIGA Capaian yang diharapkan setelah membaca bab aktivitas ketiga dalam materi Laporan Keuangan (Financial Statement) adalah stakeholder mampu: 1. Memahami tujuan laporan keuangan (Financial

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung Dalam menghitung laporan laba rugi perusahaan, terdapat perbedaan antara laporan laba rugi berdasarkan peraturan yang sesuai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendapatan Akuntansi bertujuan untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh berbagai pihak, baik pihak eksternal maupun pihak internal yang erat kaitannya

Lebih terperinci

L2

L2 L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10 L11 L12 L13 L14 L15 L16 L17 L18 L19 Tabel 4.1 PT KALBE FARMA, Tbk LAPORAN PERUBAHAN MODAL KERJA TAHUN 2006-2007 Dalam Rupiah (Rp) 31 Desember Perubahan Modal Kerja 2006 2007

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Rerangka Teori dan Literatur 2.1.1. Pengertian Bank Pada Pasal 1 (Butir 2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan,

Lebih terperinci