DASAR-DASAR KOMUNIKASI dan KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DASAR-DASAR KOMUNIKASI dan KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR"

Transkripsi

1 DASAR-DASAR KOMUNIKASI dan KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR Penataran dan Lokakarya Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional Maman Rachman Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Profesi Universitas Negeri Semarang 2015

2 PRAKATA Tulisan pada Modul ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian Pertama yaitu Dasar-dasar Komunikasi dan Bagian Kedua Keterampilan Dasar Mengajar. Sesuai dengan pembagian tersebut, isi bagian pertama mencakupi kajian hakikat komunikasi, komunikasi antar pribadi, dan komunikasi dosen-mahasiswa. Bagian kedua yaitu Keterampilan Dasar Mengajar mencakupi kajian cara menguasai keterampilan dasar mengajar, komponen dan prinsip keterampilan dasar mengajar. Penguasaan terhadap dasar-dasar komunikasi akan memungkinkan dosen berkomunikasi secara lebih baik dan efektif. Sejalan dengan itu, seorang dosen yang menguasai dasar-dasar komunikasi dengan baik dan berkomunikasi secara efektif akan dengan baik pula berinteraksi dengan para mahasiswa dalam proses pembelajaran. Komunikasi merupakan salah satu kunci keberhasilan kegiatan. Oleh karena itu, jika dosen mampu berkomunikasi secara lebih efektif, dapat dipastikan bahwa ia akan mampu mengelola kegiatan belajar-mengajar, lebih efektif pula. Dari uraian tersebut dapat dipahami bahwa seorang dosen sangat perlu menguasai dasar-dasar komunikasi. Keterampilan dasar mengajar merupakan salah satu komponen dalam pembentukan kemampuan profesional seorang pengajar. Seorang dosen yang profesional akan mampu mendemonstrasikan berbagai keterampilan dasar mengajar secara utuh dan terintegrasi dalam kegiatan belajar-mengajar yang dikelolanya. Penguasaan terhadap berbagai keterampilan dasar mengajar akan memungkinkan seorang dosen mengatasi berbagai masalah yang muncul dalam kegiatan belajar-mengajar, sehingga kegiatan belajar-mengajar dapat berlangsung secara lebih efektif pula. Oleh karena itu, serorang dosen yang ingin berhasil dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pengajar/pendidik seyogianya menguasai dengan baik keterampilan dasar mengajar tersebut. Kulminasi dari penguasaan dasar-dasar komunikasi dan keterampilan dasar mengajar oleh seorang pengajar/pendidik berdampak pada kualitas pembelajaran dosen-mahasiswa di kelas, yang sudah barang tentu hal ini akan berujung pada

3 pemahaman yang komprehensif dan holistik terhadap materi perkuliahan yang dikaji dan dipelajari oleh para mahasiswa. DAFTAR ISI Semarang, Januari 2015 halaman KATA PENGANTAR... PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL BAGIAN PERTAMA: DASAR-DASAR KOMUNIKASI BAB I HAKIKAT KOMUNIKASI... A. Pendahuluan B. Sajian Materi 1. Tujuan Komunikasi 2. Fungsi Komunikasi 3. Komunikasi sebagai Ilmu Multidisiplin 4. Proses Komunikasi 5. Syarat-Syarat Keberhasilan Komunikasi C. Penutup 1. Rangkuman 2. Test Formatif BAB II KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DAN KOMUNIKASI DOSEN- MAHASISWA... A. Pendahuluan B. Sajian Materi 1. Komunikasi antar Pribadi 2. Komunikasi antar Pribadi dalam Kegiatan Belajar-Mengajar 3. Komponen Keterampilan Berkomunikasi antar Pribadi 4. Komunikasi Dosen dan Mahasiswa C. Penutup 1. Rangkuman 2. Test Formatif BAGIAN KEDUA: KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR BAB III JENIS DAN CARA MENGUASAI KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR... A. Pendahuluan B. Sajian Materi

4 1. Jenis Keterampilan Dasar Mengajar 2. Cara Menguasai Keterampilan Dasar Mengajar C. Penutup 1. Rangkuman 2. Test Formatif BAB IV KOMPONEN DAN PRINSIP KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR... A. Pendahuluan B. Sajian Materi 1. Keterampilan Bertanya 2. Keterampilan Memberi Penguatan 3. Keterampilan Mengadakan Variasi 4. Keterampilan Menjelaskan 5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran 6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil 7. Keterampilan Mengelola Kelas 8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan C. Penutup 1. Rangkuman 2. Test Formatif DAFTAR PUSTAKA GLOSARIUM

5 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Elemen-elemen dalam Proses Komunikasi Gambar 2. Harapan Dosen-Mahasiswa Gambar 3. Keutuhan Keterampilan Dasar Mengajar Gambar 4. Langkah Cara Penguasaan Keterampilan Dasar Mengajar

6 PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL Modul Dasar-Dasar Komunikasi dan Keterampilan Dasar Mengajar dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan mengajar para dosen, terutama para dosen pemula. Kemudian, ditindak lanjuti dengan mengikuti serangkaian kegiatan dalam Penlok PEKERTI. Serangkaian kegiatan Penlok PEKERTI dimaksud adalah kegiatan Penlok Pekerti berupa kajian terhadap materi Dasar-Dasar Komunikasi dan Keterampilan Dasar Mengajar, Praktik Mengajar Keterampilan Dasar Mengajar bersama teman sejawat. Langkah-langkah yang dilakukan oleh peserta Penlok Pekerti adalah sebagai berikut. 1. Mempelajari dasar-dasar komunikasi dengan saksama, kemudian kerjakan tes formatif yang ada pada setiap akhir bab. Setelah itu mempelajari Keterampilan Dasar Mengajar, dilanjutkan dengan mengerjakan tes formatif pada setiap akhir bab materi. 2. Melakukan praktik melatihkan lima jenis keterampilan dasar mengajar pada kegiatan Praktik Mengajar Mikro bersama teman sejawat. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan Modul Praktik Mengajar. Langkah-langkah yang dilakukan oleh Instruktur Penlok Pekerti adalah sebagai berikut. 1. Melakukan proses penataran dan lokakarya dengan menggunakan langkah orientasi konsep, memberi contoh, memberi latihan/tugas, memberi umpan balik secara variatif. 2. Memfasilitasi para peserta untuk dapat melatihkan berbagai macam jenis keterampilan dasar mengajar pada praktik mengajar mikro (sesuai jadwal yang telah disiapkan), dengan menyiapkan perlengkapan untuk kepentingan praktik mengajar.

7 Berdasarkan langkah-langkah tersebut, diharapkan para peserta Penlok Pekerti akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang selanjutnya berdampak pada peningkatan kualitas hasil belajar. BAGIAN PERTAMA DASAR-DASAR KOMUNIKASI BAB I HAKIKAT KOMUNIKASI A. Pendahuluan Sebagai makhluk sosial, manusia sangat membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Saling ketergantungan ini dapat dijalin secara baik jika terjadi komunikasi yang baik. Bahasa adalah alat utama komunikasi, dengan media bahasa yang saling dipahami akan terjalin komunikasi yang efektif. Berkomunikasi dapat dilakukan secara langsung, dapat juga dilakukan dengan tidak langsung, seperti dengan telepon atau pesan singkat melalui handphone. Berkomunikasi, tidak hanya dengan sesama manusia, tetapi juga dapat dengan Sang Maha Pencipta beserta seluruh ciptaan-nya. Komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Penelitian mengungkapkan bahwa 70% waktu bangun, digunakan untuk berkomunikasi (Ahira, 2014). Selanjutnya, disadari atau tidak, komunikasi menentukan kualitas hidup seseorang. Oleh sebab itu, komunikasi bukan hanya ilmu pengetahuan, melainkan juga merupakan seni bergaul. Sajian materi pada bab 1 ini adalah pengertian dan tujuan berkomunikasi, fungsi komunikasi, komunikasi sebagai ilmu multidisiplin, proses komunikasi, dan syarat-syarat keberhasilan komunikasi. Setelah mempelajari bab 1 ini, diharapkan peserta penlok akan dapat mensintesis pengertian dan tujuan berkomunikasi, menganalisis fungsi komunikasi, mendeskripsikan komunikasi sebagai ilmu multidisiplin, mensintesis proses komunikasi, dan menganalisis syarat-syarat keberhasilan komunikasi. Mengingat bab ini menguraikan dasar-dasar komunikasi, peserta penlok diharapkan membaca dan mengembangkan bahan kajian referensi terkait dengan komunikasi. Selain itu, bab ini perlu mendapat perhatian mendalam, karena materi

8 ini terkait dengan kesiapan peserta memahami materi komunikasi dalam bab dua, tiga, dan empat modul ini. Kerjakan tugas yang tersaji pada bab 1 ini agar peserta penlok dengan mudah dan terampil dalam mengimplementasikan dasar-dasar komunikasi dalam tugas sebagai tenaga pendidik. B. Sajian Materi I 1. Pengertian dan Tujuan Berkomunikasi Secara harpiah, komunikasi berarti hubungan, sedangkan berkomunikasi dapat diartikan berhubungan. Dalam kata berkomunikasi tersirat adanya interaksi, yang terjadi minimal antara dua pihak. Interaksi atau komunikasi itu terjadi karena ada sesuatu, yang dapat berupa informasi atau pesan yang ingin disampaikan. Oleh karena itu, definisi komunikasi biasanya mencakup pihak yang berkomunikasi dan sesuatu yang dikomunikasikan. Tekanan yang diberikan pada setiap aspek menimbulkan adanya perbedaan/variasi pada definisi komunikasi. Sehubungan dengan itu, komunikasi dapat didefinisikan dengan berbagai cara, seperti yang dikemukakan Wiryawan dan Noorhadi (1990); Wardani (2005), antara lain seperti berikut. a. Komunikasi dapat dipandang sebagai proses penyampaian informasi. Dalam pengertian ini, keberhasilan komunikasi sangat tergantung dari penguasaan materi dan pengaturan cara-cara penyampaian: sedangkan pengirim dan penerima pesan bukan merupakan komponen yang menentukan. b. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan dari seorang kepada orang lain. Pengertian ini secara implisit menempatkan pengirim pesan sebagai penentu utama keberhasilan, sedangkan penerima pesan dianggap objek yang pasif. c. Komunikasi diartikan sebagai proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yang disampaikan. Pengertian ini memberikan pesan yang seimbang antara pengirim pesan, pesan yang disampaikan, dan penerima pesan yang merupakan tiga komponen utama dalam proses komunikasi. Pesan dapat disampaikan dengan berbagai media, namun pesan itu hanya punya arti jika pengirim dan penerima pesan berusaha menciptakan arti tersebut.

9 d. Sementara itu, Harold Koontz dalam Hasibuan (1996) mengemukakan bahwa komunikasi digambarkan sebagai pemindahan informasi dari seseorang keorang lain, tetapi informasi yang ditranfer itu harus dipahami sepenerima. Hasibuan (1996) menyatakan bahwa komunikasi adalah proses pemindahan lambanglambang yang mengandung pengertian antar-individu. Terdapat empat tingkatan tujuan orang berkomunikasi, yaitu (1) pada tingkat sosial pertama, orang berkomunikasi untuk kesenangan belaka, (2) pada tingkat sosial kedua, orang berkomunikasi untuk menunjukkan keterkaitannya dengan orang lain, (3) pada tingkat sosial ketiga, orang berkomunikasi untuk membangun dan memelihara hubungan, dan (4) pada tingkat sosial keempat, mereka berkomunikasi untuk menegaskan hubungan-hubungan mereka (Morissan, 2013). Secara umum berkomunikasi, bukan hanya berbicara secara verbal, melainkan juga secara nonverbal (bahasa tubuh). Terkadang bahasa verbal sejalan dengan bahasa nonverbalnya. Artinya, apa yang diucapkan sesuai dengan gerah-gerik tubuh yang diperlihatkan. Namun demikian, ada kalanya bertentangan. Membaca bahasa tubuh seseorang secara objektif memang tidak mudah. Hal ini menentukan latihan intensif. Caranya ialah dengan berlatih membaca unsur-unsur bahasa badan. 2. Fungsi Komunikasi Fungsi komunikasi antara lain agar manusia dapat mengontrol lingkungannya, beradaptasi dengan lingkungan tempat mereka berada, serta melakukan transformasi warisan sosial kepada generasi berikutnya. Dengan demikian, melalui komunikasi yang baik hubungan antar manusia dapat dipelihara kelangsungannya. Dengan komunikasi antar manusia bisa memperbanyak sahabat, memperbanyak rezeki, memperbanyak dan memelihara pelanggan, dan juga memelihara hubungan baik antara bawahan dan atasan dalam sebuah organisasi. Fungsi komunikasi dari aspek kesehatan, menghindari gangguan kejiwaan atau depresi, kurang percaya diri, menderita kanker, dan cepat mati dibanding dengan orang yang senang berkomunikasi; dari aspek komunikasi dengan diri sendiri berfungsi meningkatkan kematangan berpikir sebelum bertindak; dari aspek antar pribadi berfungsi meningkatkan hubungan insani, menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidak pastian akan sesuatu, serta untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain; dari komunikasi publik untuk menumbuhkan kebersamaan atau solidaritas, mempengaruhi orang lain, memberi

10 informasi, mendidik dan menghibur; dari aspek komunikasi massa berfungsi untuk menyebarluaskan informasi, meratakan pendidikan, merangsang pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan kegembiraan dalam hidup seseorang ( Cangara, 2009; Ahira, 2014). 3. Komunikasi sebagai Ilmu Multidisiplin Pada awalnya pertumbuhannya, komunikasi merupakan studi retorika dan jurnalistik yang banyak berkaitan dengan pembentukan pendapat umum. Oleh karena itu, dalam peta ilmu pengetahuan, komunikasi dinilai oleh banyak pihak sebagai ilmu yang monodisiplin yang berinduk pada ilmu politik. Namun, dengan perkembangan masyarakat yang begitu cepat, terutama kemajuan di bidang genetika dan teknologi komunikasi, maupun dibidang-bidang lainnya telah membawa dampak makin kaburnya batas-batas kewenangan dan fungsi beberapa ilmu pengetahuan, sehingga ilmu yang tadinya monodisiplin cenderung multidisiplin. Berdasar kemajuan seperti itu, ilmu komunikasi dipelajari, tumbuh dan berkembang dan diajarkan hampir pada semua disiplin ilmu. Mengacu pada realita seperti itu, ilmu komunikasi semakin disadari bukan lagi sebagai ilmu monodisiplin yang berinduk pada ilmu politik, cenderung makin diakui sebagai ilmu yang multidisiplin, terbuka dan dibina banyak disiplin ilmu (Cangara, 2009). 4. Proses Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses, bukah hal yang statis. Implikasi dari hal itu adalah bahwa komunikasi memerlukan tempat, dinamis, menghasilkan perubahan dalam usaha mencapai hasil, melibatkan interaksi bersama, serta melibatkan suatu kelompok. Pada setiap peristiwa komunikasi akan melibatkan delapan elemen komunikasi yang meliputi sumber, enkoding, pesan, saluran, dekoding, penerima, umpan balik, dan gangguan (Joseph Dominick dalam Morissan, 2014). Proses komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut. Umpan Balik Komunikator Pesan Saluran Komunikan

11 Encoding decoding Gambar 1. Elemen-lemen dalam Proses Komunikasi Pengirim pesan melakukan encode, yaitu memformulasikan pesan yang akan disampaikan dalam bentuk code yang sedapat mungkin dapat ditafsirkan oleh penerima pesan. Misalnya, Pramuka menggunakan bahasa isyarat/morse sebagai code, atau penjaga pintu kereta api menggunakan bendera merah sebagai code. Penerima pesan kemudian menafsirkan atau men-code code yang disampaikan oleh penerima pesan. Berhasil tidaknya komunikasi atau tercapai tidaknya tujuan komunikasi tergantung dari ketiga komponen tersebut. Dilihat dari prosesnya, komunikasi dapat dibedakan atas komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan bahasa, baik bahasa tulis maupun bahasa lisan. Sedangkan komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunkana isyarat, gerak-gerik, gambar, lambang, mimik muka, dan lain sebagainya. 5. Syarat-Syarat Keberhasilan Komunikasi Ketercapaian tujuan komunikasi merupakan keberhasilan komunikasi. Keberhasilan ini tergantung dari berbagai faktor sebagai berikut. a. Komunikator Komunikator merupakan sumber dan pengirim pesan. Kepercayaan penerima pesan pada komunikator serta keterampilan komunikator dalam melakukan komunikasi menentukan keberhasilan komunikasi. b. Pesan yang disampaikan Keberhasilan komunikasi tergantung dari: 1) daya tarik pesan itu sendiri, 2) kesesuaian pesan dengan kebutuhan penerima pesan, 3) lingkup pengalaman yang sama (areal of shared experience) antara pengirim dan penerima pesan tentang pesan tersebut, serta 4) peran pesan dalam memenuhi kebutuhan penerima pesan c. Komunikan (Penerima Pesan) Keberhasilan komunikasi tergantung dari:

12 1) kemampuan komunikan menafsirkan pesan 2) komunikan sadar bahwa pesan yang diterima memenuhi kebutuhannya, 3) perhatian komunikan terhadap pesan yang diterima. d. Konteks Komunikasi berlangsung dalam setting atau lingkungan tertentu. Lingkungan yang kondusif (nyaman, menyenangkan, aman, menantang) sangat menunjang keberhasilan komunikasi. e. Sistem Penyampaian Sistem penyampaian pesan berkaitan dengan metode dan media. Metode dan media yang sesuai dengan berbagai jenis indra penerima pesan yang kondisinya berbeda-beda akan sangat menunjang keberhasilan komunikasi. C. Penutup 1. Rangkuman Komunikasi bermakna proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yang disampaikan. Komunikasi baru dapat dilakukan apabila ada dua pihak, pemberi dan penerima informasi. Komunikasi hanya merupakan alat untuk menyampaikan perintah dan informasi dari seseorang kepada orang lain, bukan sebagai tujuan, komunikasi harus dapat dimengerti. Unsur-unsur komunikasi yaitu: komunikator, adalah orang yang menyampaikan pesan komunikasi; pesan yaitu informasi, perintah, laporan, berita dan lain-lain yang disampaikan; saluran yaitu alat (simbol) yang dipergunakan untuk komunikasi; komunikan, yaitu orang yang menerima pesan komunikasi; reaksi timbal balik, yaitu reaksi yang ditimbulkan oleh komunikasi tersebut. Fungsi-fungsi komunikasi dapat sebagai instructive, berfungsi untuk memberi perintah dari atasan kepada bawahan; informative, berfungsi untuk menyampaikan informasi, berita dan pesan-pesan lainnya, influencing, berfungsi untuk memberikan saran-saran, nasihat dari seseorang kepada orang lain; evaluative, berfungsi untuk menyampaikan laporan dari bawahan kepada atasannya. Tipe-tipe komunikasi dapat berupa: komunikasi formal, yaitu komunikasi dalam organisasi formal, pesannya instruktif dan evaluatif;

13 komunikasi informal, yaitu dalam organisasi informal dan formal, pesannya berfungsi informatif dan evaluatif. Proses komunikasi dengan langkah: ide (komunikatator) dialihkan ke dalam lambang komunikasi, lambang dikomunikasikan dan disampaikan melalui saluran, simbol-simbol komunikasi dipersepsi dan ditafsirkan, terjadi kegiatan/umpan balik/kelakuan dan timbul interaksi. Hambatan komunikasi dapar berupa: hambatan semantis, yaitu hambatan yang disebabkan oleh bahasa; hambatan teknik, yaitu hambatan yang disebabkan oleh alat-alat teknis yang dipergunakan untuk berkomunikasi, misal telepon, dll.; hambatan biologis yaitu hambatan yang ditimbulkan oleh kurang baiknya panca indera komunikator atau komunikan, misal tuli atau gagu; hambatan fisiologis, yaitu hambatan karena kejiwaan yang disebabkan perbedaan status dan keadaan, misalnya antara direktur dan pesuruh; hambatan persepsi, yaitu hambatan yang disebabkan komunikan kurang mampu menangkap atau menafsirkan pesan komunikasi sehingga dipersepsi serta dilakukan secara salah. Syarat-syarat komunikasi yang baik adalah mempergunakan bahasa yang baik dan benar, lengkap - agar pesan yang disampaikan dipahami komnikan, tepat - komunikasi/perintah yang diberikan itu benar, jelas artinya pesan yang disampikan secara benar, dan disampaikan pada saat yang tepat. Metoda komunikasi dapat dilakukan secara langsung, bila pesan yang disampaikan secara langsung sehingga terjadi umpan balik yang langsung pula; tidak langsung bila pesan disampaikan tidak langsung oleh komunikator, sehingga umpan balik tertunda atau tidak langsung; komunikasi horizontal, jika pesan yang disampaikan seseorang kepada orang lain bertujuan untuk menjalin hubungan saja; komunikasi searah jika komunikasi yang disampaikanberupa indoktrinasi dan hanya komunikator saja yang berperan aktif, sedangkan komunikan bersifat pasif, misalnya pemimpin upacara memberi aba-aba, atau imam dalam shalat; komunikasi dua arah, jika komunikator dan komunikan sama-sama berperan aktif.. Terjadi pergeseran terhadap ilmu komunikasi, yang semula sebagai ilmu monodisiplin bergerak ke multidisiplin. Keberhasilan dalam berkomunikasi tidak lepas dari pengembangan dan kepemilikan unsur yang

14 perlu dipenuhi dari berbagai unsur yang menyertainya yaitu komunikator, komunikan, pesan, konteks, dan sistem penyampaian. Pemilikan akan sarana. 2. Tes Formatif a. Jelaskan mengapa terjadi perubahan terhadap perhatian ilmu komunikasi, yang semula sebagai ilmu yang monodispiln, tetapi sekarang bergeser sebagai ilmu multidispilin. Berikan contoh sebagai bukti yang mendukung jawaban Saudara. b. Kemukakan hal-hal yang perlu dikembangkan/dimiliki oleh seorang dosen untuk setiap komponen komunikasi (dosen, pesan, mahasiswa, sarana) agar dalam berkomunikasi tersebut berhasil? c. Komunikasi memerlukan saluran, tetapi saluran memiliki kekuatan dan kelemahan. Kemukakan apa sajakah yang perlu diperhatikan dan dipersiapakn oleh komunikan terkait dengan adanya gangguan dalam saluran dalam konteks pwenyampaian pesan?

15 BAB II KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DAN KOMUNIKASI DOSEN- MAHASISWA A. Pendahuluan Sebagai makhluk sosial, manusia sangat membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Saling ketergantungan ini dapat dijalin secara baik jika terjadi komunikasi yang baik. Bahasa adalah alat utama komunikasi, dengan media bahasa yang saling dipahami akan terjalin komunikasi yang efektif. Berkomunikasi dapat dilakukan secara langsung, dapat juga dilakukan dengan tidak langsung, seperti melalui telepon atau pesan singkat melalui handphone. Berkomunikasi, tidak hanya dengan sesama manusia, tetapi juga dapat dengan Sang Maha Pencipta beserta seluruh ciptaan-nya. Komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Penelitian mengungkapkan bahwa 70% waktu bangun, digunakan untuk berkomunikasi (Ahira, 2014). Selanjutnya, disadari atau tidak, komunikasi menentukan kualitas hidup seseorang. Oleh sebab itu, komunikasi bukan hanya ilmu pengetahuan, melainkan juga merupakan seni bergaul. Sajian materi pada bab 2 ini adalah komunikasi antar pribadi, komunikasi antar pribadi dalam kegiatan belajar-mengajar, komponen keterampilan berkomunikasi antar pribadi, komunikasi dosen dan mahasiswa. Setelah peserta penlok mempelajari materi ini, peserta penlok diharapkan akan menerapkan komunikasi antar pribadi, menerapkan komunikasi antar pribadi dalam kegiatan belajar-mengajar, mendeskripsikan komponen keterampilan berkomunikasi antar pribadi, dan mengimplentasikan komunikasi dosen dan mahasiswa. Mengingat modul ini hanya menyajikan dan menguraikan hal-hal pokok saja, para peserta penlok untuk mengembangkan pemahaman diri dengan membaca referensi dan artikel-artikel dalam jurnal terkait dengan bab ini. Kerjakan tugas yang tersaji pada bab 2 ini agar peserta penlok dengan mudah dan terampil

16 dalam mengimplementasikan dasar-dasar komunikasi dalam tugas sebagai tenaga pendidik. B. Sajian Materi 1. Komunikasi antar Pribadi Komunikasi antar pribadi dimaksudkan sebagai komunikasi yang berlangsung secara informal antara dua orang individu. Dengan kata lain, komunikasi jenis ini dapat berlangsung dari hati ke hati karena antar kedua individu yang bekomunikasi tersebut terdapat hubungan saling mempercayai. Komunikasi antar pribadi dapat terjadi dalam berbagai situasi dan tempat. Ia muncul ketika seseorang pramuwisata melayani seorang wisatawan, seorang pedagang melayani pembeli, seorang ibu dengan anaknya, atau antara seorang dosen dengan mahasiswanya, misalnya. Komunikasi antar pribadi akan berlangsung secara efektif, jika pihakpihak yang berkomunikasi menguasai keterampilan berkomunikasi antar pribadi. Keterampilan ini sebenarnya secara tidak sengaja telah dilatihkan melalui pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika seorang anak mengadu kepada ibunya, si ibu dengan penuh rasa kasih sayang membelai anaknya, mendengarkan dengan penuh kasih sayang dan perhatian mengulang bagian tertentu dari pembicaraan anaknya, atau mengajukan pertanyaan yang dianggapnya sesuai. Demikain juga seorang petugas supermarket akan mendengarkan dengan saksana pertanyaan pembelinya, atau seorang perawat menunjukkan rasa simpati yang dalam pada pasien yang sedang dirawatnya. 2. Komunikasi antar Pribadi dalam Kegiatan Belajar-Mengajar Dalam kegiatan belajar-mengajar, komunikasi antar pribadi merupakan perisriwa yang seharusnya muncul setiap saat. Komunikasi jenis ini dapat terjadi antara dosen dengan mahasiswa, atau antara mahasiswa dengan mahasiswa. Keefektifan komunikasi tersebut seperti sudah disiratkan di atas sebenarnya sangat tergantung dari kedua belah pihak yang berkomunikasi. Namun, karena dosen yang memegang kendali kelas, maka tanggung jawab terjadinya komunikasi antar pribadi yang sehat dan efektif terletak pada tangan dosen. Keberhasilan dosen mengemban tanggung jawab tersebut

17 sangat tergantung dari keterampilan dosen di dalam melakukan komunikasi ini. Dalam kehidupan persekolahan, tidak jarang terjadi siswa tidak mau pergi ke sekolah karena merasa tidak diperhatikan oleh gurunya, ataupun perkelahian muncul karena para siswa merasa diperlakukan tidak adil. Tidak jarang terjadi pula para siswa yang sangat hormat dan kagum pada gurunya karena merasa mendapat perhatian penuh dari gurunya. Oleh karena itu, keterampilan berkomunikasi antar pribadi mutlak parlu dikuasai oleh dosen. 3. Komponen Keterampilan Berkomunikasi antar Pribadi Keterampilan berkomunikasi antar pribadi dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok sebagaimana dikemukakan oleh Sokolove dan Sadke, dalam Wardani (2005), sebagai berikut. a. Kemampuan untuk mengungkapkan perasaan mahasiswa Kemampuan ini berkaitan dengan penciptaan iklim yang positif dalam kegiatan belajar, yang memungkinkan mahasiswa mau mengungkapkan perasaan atau masalah yang dihadapinya tanpa merasa dipaksa atau dipojokkan. Iklim yang demikian ini dapat ditumbuhkan dosen dengan dua cara, yatu menunjukkan sikap memperhatikan (attending behavior) dan mendengarkan dengan aktif (active listening). Dalam usaha menumbuhkan iklim ini, dosen perlu bersikap: 1) memberi dorongan, bukan bermusuhan, 2) bertanya, bukan menghakimi, serta 3) fleksibel (luwes), bukan terstruktur. Sikap memperhatikan dapat ditunjukkan dengan berbagai cara seperti mengadakan kontak pandang, mimik muka, maupun gerakan tubuh, mengucapkan kata-kata singkat misalnya ya, benar, yang semuanya ini menunjukkan bahwa dosen sedang mendengarkan mahasiswa berbicara. Secara singkat dapat dikatakan bahwa sikap memperhatikan yang efektif dapat ditunjukkan dengan dua cara, yaitu isyarat nonverbal (kontak pandang, mimik muka, sikap tubuh yang rileks atau gerak mendekati) serta isyarat verbal (diam/kesenyapan sejenak, katakata/komentar singkat, atau kesimpulan singkat). Tentulah sangat menyakitkan bagi mahasiswa jika ketika mereka berbicara kepada

18 dosen, dosen memandang ke tempat lain dan sama sekali tidak menunjukkan adanya perhatian pada pembicaraan mahasiswa. b. Kemampuan menjelaskan perasaan yang diungkapkan mahasiswa Bila mahasiswa sudah bebas mengungkapkan perasaan/masalah yang dihadapinya, tugas dosen kini adalah membantu mahasiswa untuk mengklasifikasi ungkapan perasaan tersebut. Untuk itu, dosen perlu menguasai dua jenis keterampilan, yaitu merefleksikan dan mengajukan pertanyaan inventori. Tindakan merefleksikan dapat disamakan dengan dosen menaruh cermin di hadapan mahasiswa sehingga mahasiswa dapat melihat kembali apa yang dilakukan atau diucapkannya. Dalam hal ini, dosen dapat mengulangi kembali ucapan mahasiswa atau memberikan balikan. Sebagaimana yang disebutkan Rogers dalam Morissan (2013), mahasiswa yang melihat sendiri sikap yang ditampilkannya, kebingungannya, atau perasaannya diekspresikan secara akurat oleh orang lain, akan mulai merintis jalan untuk menerima keadaan tersebut. Agar dapat merefleksikan ungkapan perasaan mahasiswa secara efektif, dosen perlu mengingat hal-hal berikut: 1) Hindari prasangka terhadap pembicaraan atau topik yang dibicarakan, 2) Perhatikan dengan cermat semua pesan verbal/nonverbal dari pembicara, 3) Lihat, dengarkan, dan rekam dalam hati kata-kata/perilaku khas yang diperlihatkan oleh pembicara, 4) Bedakan/simpulkan kata-kata/pesan yang bersifat emosional, 5) Beri tanggapan pada mahasiswa dengan cara memparaphrase katakata yang diucapkan, menggambarkan perilaku khusus yang diperlihatkan, dan tanggapan mengenai kedua hal tersebut, 6) Jaga nada suara, jangan sampai berteriak, menghakimi atau seperti memusuhi, 7) Minta klarifikasi apakah yang dikatakan pada nomor 5 itu benar demikian. Dalam kaitan ini, pertanyaan inventori dapat didefinisikan sebagai pertanyaan yang menyebabkan orang melacak pikiran, perasaan, dan perbuatannya sendiri, serta menilai keefektifan dari

19 perbuatan tersebut. Menurut pengamat psikologi humanistik, manusia yang sehat dan matang mampu menilai perasaannya sendiri, menentukan tingkat produktivitasnya, dan kemudian berdasarkan kedua hal itu, memodifikasi perilakunya. Pertanyaan inventori dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu: 1) Pertanyaan yang menuntut mahasiswa untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya, contoh: Bagaimana perasaan Anda? Ceritakan apa yang Anda alami! 2) Pertanyaan yang menggiring mahasiswa untuk mengidentifikasi pola-pola perasaan, pikiran, dan perbuatannya. Contoh: Bagaimana biasanya reaksi Anda dalam situasi seperti ini? Kondisi apa yang menyebabkan Anda bereaksi seperti itu? 3) Pertanyaan yang menggiring mahasiswa untuk mengidentifikasi konsekuensi/akibat dari perasaan, pikiran, dan perbuatannya. Contoh: Apa yang terjadi kalau Anda bereaksi seperti itu? Apa akibat respons yang Anda berikan tersebut bagi Anda sendiri? Bagaimana persaan Anda setelah perilaku itu Anda tunjukkan? c. Mendorong mahasiswa untuk memilih perilaku alternatif. Kemampuan ini meliputi hal-hal berikut. 1) Kemampuan mencari/mengembangkan berbagai perilaku alternatif yang sesuai. 2) Kemampuan melatih perilaku alternatif serta merasakan apa yang dihayati mahasiswa dengan perilaku tersebut. 3) Menerima balikan dari orang lain tentang keefektifan setiap perilaku alternatif. 4) Meramalkan konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang dari setiap perilaku alternatif. 5) Memilih perilaku alternatif yang paling sesuai dengan kebutuhan pribadi mahasiswa. 4. Komunikasi Dosen dan Mahasiswa Salah satu tugas dosen yang utama dalam mengajar adalah menciptakan iklim belajar yang kondusif. Pada dasarnya, dalam suatu interaksi, iklim yang muncul diciptakan oleh kedua belah pihak dalam hal ini

20 dosen dan mahasiswa. Namun, sebagai pengendali dalam kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung, dosen bertanggung jawab atas pengorganisasian kegiatan, waktu, fasilitas, dan segala sumber yang dimanfaatkan dalam kelas. Oleh karena itu, terciptanya iklim yang kondusif tersebut sangat tergantung dari dosen. Untuk menciptakan iklim yang kondusif tersebut, disarankan pentingnya pengkomunikasian harapan (expectation) dari dosen kepada mahasiswa (Houston dalam Wardani, 2005). Setiap mahasiswa yang ada di kelas harus sadar akan hal-hal yang diharapkan dari mereka. Misalnya mereka harus tahu bahwa jika dosen sedang menerangkan sesuatu, mereka harus memperhatikan dengan cermat, dan kemudian mengemukakan pendapat mereka jika ada hal yang perlu ditanyakan. Harapan tercermin dari apa yang dikerjakan dan dibuat oleh dosen dan mahasiswa. Harapan dapat terdiri atas berbagai hal seperti: 1) tugas-tugas yang jelas diketahui oleh setiap mahasiswa, 2) pembagian waktu yang jelas untuk mengerjakan setiap tugas, 3) perilaku yang semestinya ditunjukkan oleh mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas itu, atau 4) cara pemberian balikan untuk setiap tugas. Harapan bukan merupakan sesuatu yang unik dalam profesi dosen. Di bidang profesi lain harapan ini selalu ada. Misalnya, bila kita memasuki tempat praktik seorang dokter, kita mengharapkan layanan yang ramah dari perawat, ruang tunggu yang bersih, serta perlakuan yang adil. Demikian juga halnya dengan seorang mahasiswa yang memasuki kelas untuk mengikuti kuliah. Ia akan mengharapkan banyak hal, seperti pengajar yang berwibawa dan kompeten, rasa aman, aturan kelas yang jelas, atau hubungan sosial yang baik sesama mahasiswa. Untuk memenuhi harapan tersebut, hal-hal berikut perlu diperhatikan oleh dosen. 1) Tujuan Nyatakan tujuan/arah kegiatan pada awal kuliah. Pengkomunikasian persyaratan mata kuliah yang mencakup garis besar kegiatan dan persyaratan yang harus dipenuhi untuk bisa lulus dari mata kuliah tersebut, merupakan salah satu cara untuk membuat para mahasiswa sadar akan tujuan yang dicapai dan persyaratan untuk mencapainya.

21 2) Respek (Rasa hormat) Rasa hormat mahasiswa kepada dosen dapat ditumbuhkan dengan cara menunjukkan lebih dahulu rasa respek dosen terhadap mahasiswa. Rasa saling menghormati antara dosen dan mahasiswa perlu dipelihara karena hal itu akan menumbuhkan lingkungan belajar yang sehat. 3) Keteraturan Aturan kelas yang jelas, sepertim tidak boleh merokok selama mengikuti kuliah, cara mengajukan pertanyaan yang sopan, atau batas waktu penyerahan paper yang jelas, akan membuat keteraturan dan rasa aman dalam kelas. 4) Berlaku Adil Perlakuan yang adil yang ditunjukkan oleh dosen terhadap mahasiswa, terutama yang berkaitan dengan aturan dan persyaratan mata kuliah yang telah disepakati sebelumnya, akan membantu menumbuhkan iklim kerja yang positif. 5) Rasa Aman Menjaga rasa aman mahasiswa dengan mencegah terjadinya kekacauan merupakan tantangan berat bagi dosen-dosen muda yang belum berpengalaman. Ketegasan, ketepatan, dan kecepatan bertindak merupakan salah satu kunci dalam mencegah terjadinya hal-hal yang menghilangkan rasa aman mahasiswa. 6) Penuh Perhatian (Caring) Perhatian dosen terhadap para mahasiswa, baik melalui kontak pandang, senyuman, maupun kata-kata yang wajar, akan membantu menumbuhkan iklim kelas yang kondusif, dan memenuhi harapan mahasiswa. Secara ringkas, harapan dosen-mahasiswa dapat digambarkan seperti terlihat pada Gambar 2.

22 Adil Tujuan Respek Teratur Aman Perhatian Harapan Gambar 2. Harapan Dosen-Mahasiswa Sumber: Wardani, 2005 Sebagaimana halnya dengan jenis komunikasi secara umum, komunikasi antara dosen dan mahasiswa dapat dilakukan secara verbal maupun nonverbal. Kedua jenis komunikasi ini cukup efektif jika syarat-syarat terjadinya komunikasi terpenuhi. C. Penutup 1. Rangkuman Komunikasi antar pribadi sebagai komunikasi yang berlangsung secara informal antara dua orang individu, dapat berlangsung dari hati ke hati antar kedua individu yang berkomunikasi. Dalam kegiatan belajar-mengajar, komunikasi antar pribadi merupakan peristiwa yang muncul setiap saat. Keefektifan komunikasi tersebut tergantung dari kedua belah pihak yang berkomunikasi. Berkomunikasi antar pribadi dapat berhasil bila dimiliki kemampuan untuk mengungkapkan perasaan mahasiswa, kemampuan menjelaskan perasaan yang diungkapkan mahasiswa, dan kemampuan mendorong mahasiswa untuk memilih perilaku alternatif. Pembelajaran di kelas antara dosen-mahasiswa tidak lepas dari dasar-dasar komunikasi.

23 Dosen sebagai komunikator dan mahasiswa sebagai komunikan memiliki harapan, harapan-harapan tersebut dituangkan dalam penyampaian tujuan, respek, keteraturan, adil, rasa aman, dan penuh perhatian. 2. Tes Formatif a. Jelaskan dan beri contoh dalam hubungan dosen-mahasiswa di perguruan tinggi dimana Saudara kuliah: 1) apa yang dimaksud dengan komunikasi antar pribadi, 2) kapan komunikasi antar pribadi dilakukan, 3) mengapa komunikasi antar pribadi perlu dilakukan, dan 4) faktor-faktor apa yang perlu diperhatikan agar komunikasi antar pribadi itu berhasil. b. Ilustrasikan, harapan-harapan baik dosen maupun mahasiswa dalam sebuah proses pembelajaran, dan dalam bentuk apa saja harapanharapan tersebut diwujudkan baik oleh dosen maupun mahasiswa. c. Berdasarkan bentuk komunikasi seperti pada gambar berikut, bahwa dari komunikasi yang luas ke intra pribadi menunjukkan kasusnya sedikit ke banyak. Buktikan dan disertai contoh kasus yang terjadi pada komunikasi dosen-mahasiswa dalam dunia pendidikan. Bagaimana cara menanggulanginya.

24 BAGIAN KEDUA KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR A. Pendahuluan BAB 3 JENIS DAN CARA MENGUASAI KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR Keterampilan dasar mengajar merupakan salah satu komponen dalam pembentukan kemampuan profesional. Seorang dosen yang profesional akan mampu mendemontrasikan berbagai keterampilan dasar mengajar secara utuh dan terintegrasi dalam kegiatan belajar-mengajar. Penguasaan terhadap berbagai keterampilan dasar mengajar akan memungkinkan seorang dosen mengatasi berbagai masalah yang muncul dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga kegiatan belajar-mengajar dapat berlangsung secara lebih efektif. Oleh karena itu, seorang dosen yang ingin berhasil dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pengajar/pendidik seyogianya menguasai dengan baik keterampilan dasar mengajar tersebut Sajian materi pada bab 3 ini ini adalah jenis keterampilan dasar mengajar dan cara menguasai keterampilan dasar mengajar. Setelah peserta penlok mempelajari materi ini, peserta penlok diharapkan akan mensintesis jenis keterampilan dasar mengajar dan mengimplementasikan keterampilan dasar mengajar dalam proses belajar mengajar di perguruan tinggi masing-masing. Mengingat modul ini hanya menyajikan dan menguraikan hal-hal pokok saja, para peserta penlok untuk mengembangkan pemahaman diri dengan membaca referensi dan artikel-artikel dalam jurnal terkait dengan bab ini. Kerjakan tugas yang tersaji pada bab 3 ini agar peserta penlok dengan mudah dan terampil dalam mengimplementasikan dasar-dasar komunikasi dalam tugas sebagai tenaga pendidik B. Sajian Materi 1. Jenis Keterampilan Dasar Mengajar Mengajar adalah perbuatan yang kompleks yang merupakan pengintegrasian secara utuh berbagai komponen kemampuan. Komponen kemampuan tersebut berupa pengetahuan, keterampilan, serta sikap dan

25 nilai, sebagian telah dibentuk secara bertahap sejak awal mulainya pelatihan ini. Penyajian prinsip-prinsip belajar, berbagai teori dan strategi mengajar, rancangan instruksional, serta evaluasi instruksional adalah merupakan contoh pembentukan kemampuan tersebut. Setelah dosen pemula dianggap menguasai materi dan sistem penyampaian, tiba saatnya untuk berlatih mengusai keterampilan dasar mengajar, yaitu keterampilan yang bersifat generik yang harus dikuasai oleh semua guru atau dosen, terlepas dari tingkat kelas dan bidang studi yang diajarkannya. Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan yang kompleks pula, yang pada dasarnya merupakan pengintegrasian utuh dari berbagai keterampilan yang jumlanya sangat banyak. Di antara keterampilan yang sangat banyak tersebut, menurut hasil penelitian Turney dalam Wardani (2005) terdapat delapan keterampilan dasar mengajar yang dianggap sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Kedelapan keterampilan tersebut adalah keterampilan: 1) Bertanya (dasar, lanjut) 2) Memberi penguatan, 3) Mengadakan variasi, 4) Menjelaskan, 5) Membuka dan menutup pelajaran 6) Membimbing diskusi kelompok kecil, 7) Mengelola kelas, serta 8) Mengajar kelompok kecil dan perseorangan/individual Untuk keperluan pelatihan, keteramp[ilan yang kompleks tersebut dapat dipilah-pilah menjadi delapan dasar mengajar seperti tersebut di atas, sehingga masing-masing dapat dilatihkan secara terpisah. Namun, ketika dosen menggunakan/menerapkan keterampilan ini di dalam kelas, ia harus mempu menampilkan secara utuh dan terintegrasi. Penguasaan terhadap setiap keterampilan tidak berarti penguasaan dalam mengintegrasikannya secara utuh. Dengan demikian, latihan mengintegrasikan keterampilan itu secara utuh perlu dilakukan. Secara ringkas keutuhan keterampilan dasar mengajar seperti tertera dalam Gambar 3.

26 Bertanya Memberi penguatan Mengadakan variasi Menjelaskan Membuka & Menutup Pelajaran Membimbing diskusi kelompok kecil Keterampilan Utuh & Terintegrasi Mengelola kelas Mengajar kelompok kecil dan perorangan Sumber: Wardani, 2005 Gambar 3. Keutuhan Keterampilan Dasar Mengajar 2. Cara Menguasai Keterampilan Dasar Mengajar Latihan penguasaan keterampilan secara terpisah dilakukan dalam bentuk Pengajaran Mikro. Pengajaran mikro adalah pengajaran biasa yang ukurannya diperkecil, sehingga memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut: Tujuan pengajaran : terbatas (1-2 tujuan) Tujuan latihan : penguasaan satu kereremapilan Materi pelajaran : terbatas (yang dapat disajikan dalam waktu menit) Jumlah mahasiswa : 5-10 orang Waktu : menit Pengajaran Mikro dapat dilakukan dalam bentuk sebenarnya, yaitu dengan menggunakan mahasiswa sebenarnya sebagai peserta didik,

27 dan dapat juga dilakukan dalam bentuk simulasi, yaitu dengan menggunakan teman sendiri sebagai mahasiswa (peer-teaching). Akhirnya perlu ditekankan, bahwa dalam latihan penguasaan satu keterampilan dosen juga menggunakan keterampilan lain, hanya tekanannya pada pendemontrasian penguasaan satu keterampilan yang akan dilatihkan. c. Penerapan keterampilan dalam praktik Setelah melakukan latihan penguasaan keterampilan dalam bentuk pengajaran mikro, dosen pemula kini meningkatkan latihannya dengan berlatih menerapkan keterampilan ini dalam Praktik Mengajar. Seyogianya, dalam hal ini dosen pemula dibimbing oleh dosen senior, sehingga setiap akhir latihan dapat diadakan diskusi balikan. Dosen pemula dapat juga dibantu oleh dosen pemula lain yang bertindak sebagai pengamat. Dengan tahap-tahap latihan seperti tersebut di atas, diharapkan para dosen pemula akan menguasai kedelapan keterampilan dasar mengajar sehingga dapat diterapkan dalam melakukan tugasnya seharihari di depan kelas. Secara ringkas cara menguasai Keterampilan Dasar Mengajar seperti terlihat pada Gambar 4. Perencanaan Pembelajaran Praktik Micro Teaching (Ket. Mengajar) Observasi / Perekaman Diskusi/ Umpan Balik Gambar 4 Langkah cara penguasaan keterampilan dasar mengajar

28 C. Penutup 1. Rangkuman Mengajar adalah perbuatan yang kompleks yang merupakan pengintegrasian secara utuh berbagai komponen kemampuan. Komponen kemampuan tersebut berupa pengetahuan, keterampilan, serta sikap dan nilai. Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan yang kompleks pula, yang pada dasarnya merupakan pengintegrasian utuh dari berbagai keterampilan yaitu bertanya (dasar, lanjut), memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, serta mengajar kelompok kecil dan perseorangan. Untuk menguasai keterampilan dasar mengajar para dosen pemula perlu memahami, hakikat, prinsip dan komponen keterampilan dan menerapkan keterampilan dalam bentuk pengajaran mikro. Dengan tahap-tahap latihan seperti tersebut di atas, diharapkan para dosen pemula, terutama akan menguasai kedelapan keterampilan dasar mengajar sehingga dapat diterapkan dalam melakukan tugasnya sehari-hari di depan kelas. 2. Tes Formatif a. Kemukakan alasan Saudara mengapa mengajar merupakan perbuatan yang komples, dan kemampuan apa saja yang diperlukan agar dosen menjadi dosen yang profesional dalam pembelajaran? b. Langak-langkah apa saja yang dilatihkan kepada dosen pemula agar yang bersangkutan menjadi dosen yang berkualitas dalam proses belajamengajarnya? c. Keefektifan proses pembelajaran di kelas sangat tergantung pada dosen. Oleh karena itu, dosen memegang peranan sangat penting di dalam kelasa. 1) Buktikan pernyataan tersebut dan bagaimana kalau dosen tidak mengambil peran seperti yang diharapkan.? 2). Kemukakan hal-hal apa saja yang perlu dimiliki dosen agar pembelajaran berjalan efektif?

29 BAB 4 KOMPONEN DAN PRINSIP PENGGUNAAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR A. Pendahuluan Keterampilan dasar mengajar merupakan salah satu komponen dalam pembentukan kemampuan profesional. Seorang dosen yang profesional akan mampu mendemontrasikan berbagai keterampilan dasar mengajar secara utuh dan terintegrasi dalam kegiatan belajar-mengajar. Penguasaan terhadap berbagai keterampilan dasar mengajar akan memungkinkan seorang dosen mengatasi berbagai masalah yang muncul dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga kegiatan belajar-mengajar dapat berlangsung secara lebih efektif. Oleh karena itu, seorang dosen yang ingin berhasil dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pengajar/pendidik seyogianya menguasai dengan baik keterampilan dasar mengajar tersebut Sajian materi pada bab 4 ini ini adalah Keterampilan Bertanya, Keterampilan Memberi Penguatan, Keterampilan Mengadakan Variasi, Keterampilan Menjelaskan, Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran, Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil, Keterampilan Mengelola Kelas, danketerampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan Setelah peserta penlok mempelajari materi ini, peserta penlok diharapkan akan dapat mendemonstrasikan dan mengimplementasikan Keterampilan Bertanya, Keterampilan Memberi Penguatan, Keterampilan Mengadakan Variasi, Keterampilan Menjelaskan, Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran, Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil, Keterampilan Mengelola Kelas, danketerampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan di perguruan tinggi masing-masing. Mengingat modul ini hanya menyajikan dan menguraikan hal-hal pokok saja, para peserta penlok untuk mengembangkan pemahaman diri dengan membaca referensi dan artikel-artikel dalam jurnal terkait dengan bab ini, seperti Abimanyu, 1984: Bolla, 1982: Kosasi, Kerjakan tugas yang tersaji pada bab 2 ini agar peserta penlok dengan mudah dan terampil dalam mengimplementasikan dasar-dasar komunikasi dalam tugas sebagai tenaga pendidik

30 B. Sajian Materi 1. Keterampilan Bertanya Keterampilan ini sangat diperlukan dan dikuasai oleh seorang dosen, karena hampir semua kegiatan belajar, dosen mengajukan pertanyaan dan kualitas pertanyaan menentukan kualitas jawaban pertanyaan tersebut dari mahasiswa. Pertanyaan dosen dapat mengaktifkan mahasiswa sehingga terlibat secara optimal dalam pembelajaran, di samping mengecek pemahaman mahasiswa terhadap materi yang dibahas. Keterlibatan ini akan mampu memotivasi mahasiswa untuk belajar karena ia merasa ikut berperan dalam pembelajaran. Perlu ditekankan, bahwa dalam konteks ini, yang dimaksud dengan pertanyaan adalah semua pertanyaan dosen (tidak terlepas dari kalimat tanya) yang meminta respon dari mahasiswa, dengan demikian, kalimat perintah dan kalimat tanya, dalam konteks ini, termasuk ke dalam jenis pertanyaan. Keterampilan bertanya dasar yang terdiri dari komponen-komponen berikut: a. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat, memudahkan mahasiswa untuk memahaminya. b. Pemberian acuan, yaitu informasi yang diberikan sebelum mengajukan pertanyaan. Informasi ini diperlukan untuk menjawab pertanyaan. b. Pemusatan perhatian, kadang-kadang dosen perlu memulai pertanyaan dengan cakupan yang luas, kemudian memusatkan perhatian mahasiswa pada satu tugas yang lebih sempit. c. Penyebaran pertanyaan, yang diajukan kepada mahasiswa, hendaknya ditujukan ke seluruh kelas, bukan kepada mahasiswa tertentu. Setelah memberikan waktu sejenak untuk berpikir, barulah dosen menunjuk secara acak mahasiswa lain untuk menanggapi jawaban temannya. d. Pemindahan giliran. Satu pertanyaan yang kompleks dapat dijawab oleh beberapa mahasiswa, sehingga semua aktif untuk memikirkan pertanyaan yang diberikan. e. Pemberian waktu berpikir. Setelah mengajukan pertanyaan, dosen hendaknya memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berpikir, sebelum menjawab.

31 f. Pemberian tuntunan. Jika pertanyaan dosen tidak dapat dijawab oleh mahasiswa, dosen hendaknya memberikan tuntunan. Tuntunan dapat diberikan dengan cara: 1) mengungkapkan pertanyaan dengan cara lain; 2) menyederhanakan pertanyaan; dan 3) mengulangi penjelasan (acuan) sebelumnya. Keterampilan bertanya lanjut, yang terdiri atas komponen-komponen berikut: a. Mengubah tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, yaitu dari tingkat yang paling rendah (mengingat) ke tingkat yang tinggi, seperti memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi. b. Pengaturan urutan pertanyaan, yaitu mulai pertanyaan yang paling sederhana diikuti dengan yang kompleks, sampai kepada pertanyaan yang paling kompleks, seperti apa, mengapa, bagaimana, coba bandingkan, coba rangkum, dan seterusnya. c. Penggunan pertanyaan pelacak dengan berbagai teknik seperti: 1) klarifikasi, yaitu meminta penjelasan lebih lanjut atas jawaban siswa. 2) meminta siswa memberi alasan atas jawabannya 3) meminta ketepatan jawaban 4) meminta jawaban yang lebih relevan 5) meminta contoh 6) meminta jawaban yang lebih kompleks Dalam menerapkan keterampilan bertanya, guru perlu menghindari kebiasaan sebagai berikut: 1) mengulangi pertanyaan sendiri atau pertanyaan siswa 2) menjawab pertanyaan sendiri 3) menunjuk dulu sebelum bertanya 4) mengajukan pertanyaan yang mengundang jawaban serempak 5) mengajukan pertanyaan ganda Jika seluruh keterampilan ini dikuasi oleh dosen maka ia akan mampu bertanya efektif, sehingga dapat meningkatkan keterlibatan mahassiwa

32 dalam pembelajaran, yang sekaligus berarti meningkatkan keefektifan pembelajaran. 2. Keterampilan Memberikan Penguatan Penguatan adalah respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Seorang dosen perlu menguasai keterampilan memberikan penguatan karena penguatan merupakan dorongan bagi mahasiswa untuk meningkatkan penampilannya, serta dapat meningkatkan perhatian. Penguatan dapat diberikan dalam bentuk: a. Verbal, yaitu berupa kata-kata, kalimat pujian, seperti bagus, tepat sekali, atau saya puas akan pekerjaan Saudara. b. Nonverbal, yaitu berupa: 1) gerak mendekati, 2) mimik dan gerakan badan, 3) sentuhan, 4) kegiatan yang menyenangkan, serta 5) token (symbol atau benda kecil lain). Dalam memberikan penguatan, dosen perlu memperhatikan hal-hal berikut. 1) Penguatan harus diberikan dengan hangat dan antusias sehingga peserta dapat merasakan kehangatan tersebut. 2) Penguatan yang diberikan harus bermakna, yaitu sesuai dengan perilaku yang diberi penguatan. 3) Hindarkan respon negatif terhadap jawaban peserta. 4) Peserta yang diberikan penguatan harus jelas (sebutkan namanya, tujukan pandangan kepadanya). 5) Penguatan dapat juga diberikan kepada kelompok peserta tertentu. 6) Agar menjadi lebih efektif, penguatan harus diberikan segera setelah perilaku yang baik. 7) Jenis penguatan yang diberikan hendaknya bervariasi.

33 3. Keterampilan Mengadakan Variasi Kehidupan akan lebih menarik jika dijalani dengan penuh variasi. Dalam kegiatan belajar mengajar ada perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi para siswa, serta mengarungi kejenuhan dan kebosanan. Variasi dalam kegiatan belajar-mengajar dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian. a. Variasi dalam gaya mengajar, yang dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti: 1) variasi suara: rendah, tinggi, besar, kecil, 2) memusatkan perhatian, 3) membuat kesenyapan sejenak, 4) mengadakan kontak pandang, 5) variasi gerakan badan dan mimik, dan 6) mengubah posisi, misalnya dari depan kelas ke tengah atau ke belakang kelas. b. Variasi dalam penggunaan media dan bahan pelajaran, yang meliputi: 1) variasi alat dan bahan yang bisa dilihat 2) variasi alat dan bahan yang dapat didengar, serta 3) variasi alat dan bahan yang dapat diraba dan dimanipulasi. Variasi dalam pola interaksi dan kegiatan Pola interaksi dapat berbentuk: klasikal, kelompok, dan perorangan sesuai dengan keperluan, sedangkan variasi kegiatan dapat berupa mendengarkan informasi, menelaah materi, diskusi, latihan, atau demonstrasi. Variasi yang dilakukan guru hendaknya sesuai dengan kondisi kelas, lancar, dan logis, sehingga tidak mengganggu alur pembelajaran yang sedang berlangsung Tugasnya, setiap variasi harus mempunyai tujuan/sasaran yang jelas, dan bukan dilakukan hanya untuk tujuan variasi.

DASAR-DASAR KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

DASAR-DASAR KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR DASAR-DASAR KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 1 TUJUAN dan KEGIATAN TUJUAN: Menerapkan dasar-dasar komunikasi dan keterampilan dasar mengajar dalam pembelajaran KEGIATAN: Berbagi pengalaman Penyajian

Lebih terperinci

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM. Menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan belajar mengajar PAU-PPAI-UT 1

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM. Menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan belajar mengajar PAU-PPAI-UT 1 PUSAT 1 PUSAT TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan belajar mengajar 2 PAU-PPAI-UT 1 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 1. Menjelaskan hakikat komunikasi PUSAT 2. Menjelaskan

Lebih terperinci

Pembelajaran merupakan proses interaksi dan komunikasi

Pembelajaran merupakan proses interaksi dan komunikasi Pembelajaran merupakan proses interaksi dan komunikasi Kompetensi guru : a. kompetensi profesional b. kompetensi kepribadian c. Kompetensi pedagogis d. kompetensi sosial Menerapkan dasar-dasar komunikasi

Lebih terperinci

Pengajaran Mikro. Farida Nurhasanah

Pengajaran Mikro. Farida Nurhasanah Pengajaran Mikro Farida Nurhasanah Orientasi Pengajaran Mikro 1. Pengertian Pengajaran Mikro 2. Ketrampilan Dasar Mengajar 3. Proses Pelaksanaan Praktik Mengajar 4. Proses Penilaian / evaluasi kegiatan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN MENGAJAR. RIYAN HIDAYATULLAH

KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN MENGAJAR. RIYAN HIDAYATULLAH KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN MENGAJAR RIYAN HIDAYATULLAH riyanhidayat28@gmail.com Dasar Hukum (Pembelajaran) UU No. 20/2003 Sisdiknas, Pasal 1 (20): Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta dengan

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DASAR TEKNIK INSTRUKSIONAL (PEKERTI) KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH VI JAWA TENGAH

PELATIHAN PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DASAR TEKNIK INSTRUKSIONAL (PEKERTI) KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH VI JAWA TENGAH KETERAMPILAN BERTANYA DASAR DAN BERTANYA LANJUT ( diisi oleh Pengamat ) Lampiran 1&2 Sub- No Komponen-Komponen Keterampilan Skor Kualitas Komentar A. Keterampilan Bertanya Dasar: 1. Pengungkapan pertanyaan

Lebih terperinci

Oleh: Guru Besar Universita Riau

Oleh: Guru Besar Universita Riau Oleh: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Guru Besar Universita Riau Email: asyahza@yahoo.co.id; http://almasdi.unri.ac.id Tugas Guru Merencanakan Melaksanakan Keterampilan Mempersiapkan Perangkat Pembelajaran

Lebih terperinci

Keterampilan yang Harus Dikuasai Guru dalam Proses Pembelajaran

Keterampilan yang Harus Dikuasai Guru dalam Proses Pembelajaran Keterampilan yang Harus Dikuasai Guru dalam Proses Pembelajaran Oleh :Winarto* 1. Abstrak: Tujuan penjelasan ini untuk mendiskripsikan dari berbagai hasil kajian menunjukan bahwa sedikitnya terdapat tujuh

Lebih terperinci

KETERAMPILAN DASAR TUTORIAL

KETERAMPILAN DASAR TUTORIAL Pelatihan Tutor TTM 2015 PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH Membuka Akses Pendidikan Tinggi bagi Semua Making Higher Education Open to All KETERAMPILAN DASAR TUTORIAL TUJUAN Peserta mampu: 1. Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pengetahuan Komunikasi Notoatmodjo (2012) mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap

Lebih terperinci

Sblm Belajar B C. Setelah Belajar A C F 2

Sblm Belajar B C. Setelah Belajar A C F 2 B C A Sblm Belajar Setelah Belajar... A C F 2 Dosen/ Guru Mahasiswa/ Siswa Kurikulum Lingkungan belajar Winkel(1996:53) suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksiyang aktifdenganlingkungan,

Lebih terperinci

Keterampilan Dasar Mengajar (Generic Teaching Skill) Oleh : Susiwi S.

Keterampilan Dasar Mengajar (Generic Teaching Skill) Oleh : Susiwi S. Keterampilan Dasar Mengajar (Generic Teaching Skill) Oleh : Susiwi S. Apa? Pengertian Dasar yaitu keterampilan yang bersifat generik atau Keterampilan Dasar Teknik Instruksional yang harus dikuasai seorang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Santrock (2007) menyatakan bahwa keterampilan komunikasi adalah

BAB II LANDASAN TEORI. Santrock (2007) menyatakan bahwa keterampilan komunikasi adalah BAB II LANDASAN TEORI A. Keterampilan Komunikasi 1. Definisi Keterampilan Komunikasi Santrock (2007) menyatakan bahwa keterampilan komunikasi adalah keterampilan yang diperlukan guru dalam berbicara, mendengar,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Kemampuan Komunikasi Matematika Komunikasi merupakan suatu proses yang melibatkan dua orang atau lebih, dan di dalamnya terdapat pertukaran informasi dalam rangka mencapai suatu

Lebih terperinci

Capaian Pembelajaran. Menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan pembelajaran. Sudarmantep.com

Capaian Pembelajaran. Menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan pembelajaran. Sudarmantep.com Komunikasi EFEKTIF KETERAMPILAN DASAR h t t: p ws w w. /d a r e m a n t e p. S u d a r m a n t e p. 0 h t t: p ws w w. /u s /d e ra r e m a n t e p Capaian Pembelajaran Menerapkan keterampilan dasar mengajar

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat MIN Pemurus Dalam Banjarmasin. keputusan Menteri Agama No. 155 A Tanggal 20 November 1995.

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat MIN Pemurus Dalam Banjarmasin. keputusan Menteri Agama No. 155 A Tanggal 20 November 1995. BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat MIN Pemurus Dalam Banjarmasin MIN Pemurus Dalam beralamat di kelurahan Pemurus Dalam Kecamatan Banjarmasin Selatan.

Lebih terperinci

ORIENTASI PENGAJARAN MIKRO

ORIENTASI PENGAJARAN MIKRO ORIENTASI PENGAJARAN MIKRO SCIENCE 1. PEDAGOGI 2. KEPRIBADIAN ramah, santun toleran dan peduli 3. PROFESIONAL 4. SOSIAL No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen MEMBUAT SISWA BELAJAR SEBAGAI FASILITATOR

Lebih terperinci

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi MODUL PERKULIAHAN Psikologi Konseling Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 05 61033 Abstract Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan mengenai Ketrampilan Dasar Konseling:

Lebih terperinci

KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN KETRAMPILAN BERTANYA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SDN NO. 64 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN KETRAMPILAN BERTANYA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SDN NO. 64 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN KETRAMPILAN BERTANYA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SDN NO. 64 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO Martianty Nalole Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Abstrak:

Lebih terperinci

DIKTAT MATA KULIAH. Disusun Oleh: TRI KUSNAWATI NIP NUNING CATUR S.W. NIP JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS

DIKTAT MATA KULIAH. Disusun Oleh: TRI KUSNAWATI NIP NUNING CATUR S.W. NIP JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS DIKTAT MATA KULIAH TEKNOLOGI PENGAJARAN BAHASA PRANCIS Disusun Oleh: TRI KUSNAWATI NIP. 132303689 NUNING CATUR S.W. NIP. 132299492 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR JENIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR: Ketrampilan membuka dan menutup pelajaran Ketrampilan menjelaskan Kertampilan memberikan variasi Ketrampilan bertanya Ketrampilan mengaktifkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari

Lebih terperinci

Keterampilan Dasar Mengajar (Generic Teaching Skill)

Keterampilan Dasar Mengajar (Generic Teaching Skill) Keterampilan Dasar Mengajar (Generic Teaching Skill) 1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Kegiatan membuka pembelajaran didefinisikan sebagai alat atau proses yang memasukkan peserta didik ke

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK A. Analisis Aspek-Aspek yang Diteliti Antara Pembelajaran Tutor Sebaya dan Pembelajaran

Lebih terperinci

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi merupakan aktivitas makhluk sosial. Menurut Carl I. Hovland (dalam Effendy, 2006: 10) komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain. Dalam praktik

Lebih terperinci

KOMUNIKASI PEMBELAJARAN

KOMUNIKASI PEMBELAJARAN KOMUNIKASI PEMBELAJARAN Dr. Ainur Rofieq, M.Kes. ainurrofieq@yahoo.co.id Materi: Ketrampilan Dasar Mengajar Ketrampilan Interpersonal (komunikasi) Ketrampilan Pengelolaan Kelas Pembelajaran Orang Dewasa

Lebih terperinci

O u t l I n e. T P U & T P K P e n d a h u l u a n P e m b a h a s a n

O u t l I n e. T P U & T P K P e n d a h u l u a n P e m b a h a s a n Proses Komunikasi O u t l I n e T P U & T P K P e n d a h u l u a n P e m b a h a s a n T P U Diharapkan mampu ampu menjelaskan dan menerapkan konsep-konsep dasar dalam komunikasi, jenis dan teknik komunikasi,

Lebih terperinci

BAHAN AJAR STRATEGI PEMBELAJARAN AUD KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR AUD OLEH: NUR CHOLIMAH Email: nurcholimah@uny.ac.id KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN Membuka Pelajaran Kegiatan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I KOMUNIKASI PENGAJARAN

BAB I KOMUNIKASI PENGAJARAN BAB I KOMUNIKASI PENGAJARAN 1.1. Pendahuluan Pengajaran merupakan kegiatan komunikasi dalam arti kata bahwa dalam proses tersebut terlibat dua komponen yang terdiri atas manusia, yakni pengajar sebagai

Lebih terperinci

Komunikasi Antar Pribadi Sebagai Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani. Abstrak

Komunikasi Antar Pribadi Sebagai Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani. Abstrak Komunikasi Antar Pribadi Sebagai Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani 1 Sri Winarni 1 (FIK Universitas Negeri Yogyakarta) Abstrak Tuntutan kompetensi guru dikumandangkan oleh Undang-undang Guru dan Dosen,terkhusus

Lebih terperinci

VIII. RUBRIK PENILAIAN KINERJA GURU

VIII. RUBRIK PENILAIAN KINERJA GURU VIII. RUBRIK PENILAIAN KINERJA GURU PETUNJUK 1. Kumpulkan dokumen perangkat dari guru sebelum pengamatan, cacatan hasil pengamatan selama dan sesudah, serta cacatan kemajuan dan hasil belajar peserta didik.

Lebih terperinci

Interpersonal Communication Skill

Interpersonal Communication Skill MODUL PERKULIAHAN Interpersonal Communication Skill Introduksi Umpan Balik dan Membujuk Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Ilmu Komunikasi Bidang Studi Advertising and Marketing

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. kepemimpinan kepala sekolah terhadap iklim organisasi SMA Negeri di Pematang

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. kepemimpinan kepala sekolah terhadap iklim organisasi SMA Negeri di Pematang BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada Bab IV, maka simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, Terdapat pengaruh langsung persepsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada konteks dan situasi. Untuk memahami makna dari

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada konteks dan situasi. Untuk memahami makna dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam komunikasi, sering sekali muncul berbagai macam penafsiran terhadap makna sesuatu atau tingkah laku orang lain. Penafsiran tersebut, tergantung pada konteks dan

Lebih terperinci

Konsep Dasar PKM. Bagian I PENDAHULUAN

Konsep Dasar PKM. Bagian I PENDAHULUAN Bagian I Konsep Dasar PKM PENDAHULUAN M ata kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) merupakan salah satu mata kuliah pada program S1 PGSM yang bertujuan untuk memantapkan kemampuan mahasiswa dalam merancang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi kerja 1. Pengertian motivasi kerja Menurut Anoraga (2009) motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MENUTUP PELAJARAN

KETERAMPILAN MENUTUP PELAJARAN LAMPIRAN 7 Format Penilaian Latihan Keterampilan Terbatas 1 KETERAMPILAN MEMBUKA PELAJARAN 1 Menarik perhatian siswa a. Gaya mengajar guru b. Menggunakan alat-alat bantu mengajar c. Pola interaksi yang

Lebih terperinci

BAB I PEBDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PEBDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PEBDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bosan merupakan masalah yang selalu terjadi dimana-mana dan orang selalu berusaha menghilangkannya, bosan terjadi jika seseorang selalu melihat, merasakan, mengalami

Lebih terperinci

Konsep Dasar PKM. Bagian I

Konsep Dasar PKM. Bagian I Bagian I Konsep Dasar PKM 0BPENDAHULUAN M elalui mata kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan pembelajaran di SD, sehingga kemampuan Anda juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan sarana paling utama dalam kehidupan manusia, yang berarti tak ada seorangpun yang dapat menarik diri dari proses ini baik dalam fungsinya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja. Kinerja adalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja. Kinerja adalah BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Dosen 2.1.1 Definisi Kinerja Dosen Kinerja adalah performace atau unjuk kerja. Kinerja juga dapat diartikan prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja.

Lebih terperinci

Bahan Bacaan Komunikasi Efektif. Pengertian Komunikasi Efektif

Bahan Bacaan Komunikasi Efektif. Pengertian Komunikasi Efektif Bahan Bacaan Komunikasi Efektif Pengertian Komunikasi Efektif Semua orang dapat berkomunikasi dengan caranya masing-masing, tetapi tidak semuanya mampu berkomunikasi secara efektif. Lalu apa itu komunikasi

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) 1. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENDIDIKAN IPS DI SMP 1.1. Latar Belakang Pembelajaran Kontekstual Ada kecenderungan dewasa ini utnuk

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat memahami tentang arti interaksi, kontak dan komunikasi. 2. Mahasiswa

Lebih terperinci

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1 1.1 Pengertian Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis ynag mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal. Berikut ini merupakan beberapa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perkembangan Sosial 2.1.1 Pengertian Perkembangan Sosial Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004:22). Sedangkan menurut Horwart

Lebih terperinci

C. Macam-Macam Metode Pembelajaran

C. Macam-Macam Metode Pembelajaran A. Pengertian Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang harus berinteraksi dengan manusia lainnya, termasuk dengan lingkungan sekitarnya, sehingga peranan bahasa sebagai alat pengungkap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT 8 BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT A. Metode Kerja Kelompok Salah satu upaya yang ditempuh guru untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang kondusif

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Maket Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN Dalam bab ini diuraikan proses pengembangan model penilaian otentik dalam pembelajaran membaca pemahaman yang telah

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan tentang strategi komunikasi organisasi di RSUD Labuang Baji

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan tentang strategi komunikasi organisasi di RSUD Labuang Baji BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan mendeskripsikan hasil penelitian dan pembahasan tentang strategi komunikasi organisasi di RSUD Labuang Baji Makassar. V.1 Hasil Penelitian

Lebih terperinci

KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KONSELING ( KIP/K ) RURY NARULITA SARI, SST., M.Kes

KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KONSELING ( KIP/K ) RURY NARULITA SARI, SST., M.Kes KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KONSELING ( KIP/K ) RURY NARULITA SARI, SST., M.Kes PENGERTIAN KOMUNIKASI Proses penyampaian pikiran atau perasaan dalam bentuk pendapat/ informasi melalui kata-kata, gerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, karena interaksi pembelajaran merupakan kegiatan inti

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, karena interaksi pembelajaran merupakan kegiatan inti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Proses pembelajaran adalah suatu hal yang penting dalam sebuah pendidikan, karena interaksi pembelajaran merupakan kegiatan inti pembelajaran yang dapat menjadi

Lebih terperinci

PENGUASAAN KETERAMPILAN MENJELASKAN DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PADA MAHASISWA D-II PGSD

PENGUASAAN KETERAMPILAN MENJELASKAN DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PADA MAHASISWA D-II PGSD PENGUASAAN KETERAMPILAN MENJELASKAN DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PADA MAHASISWA D-II PGSD Elmia Umar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI Modul ke: KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI Pengertian etika dasar - metode etika - kebebasan dan tanggung jawab Fakultas FASILKOM Program Studi Sistem Informasi http://www.mercubuana.ac.id Dosen: Indrajani,

Lebih terperinci

1. Instumen Penilaian Peer Teaching dan Micro Teaching 2. Instrumen Penilaian Kemampuan Mengemas Pembelajaran yang Mendidik: Instrumen Penilaian

1. Instumen Penilaian Peer Teaching dan Micro Teaching 2. Instrumen Penilaian Kemampuan Mengemas Pembelajaran yang Mendidik: Instrumen Penilaian 1. Instumen Penilaian Peer Teaching dan Micro Teaching 2. Instrumen Penilaian Kemampuan Mengemas Pembelajaran yang Mendidik: Instrumen Penilaian Kinerja Guru 1 3. Instrumen Penilaian Praktek Mengajar:

Lebih terperinci

APLIKASI KOMUNIKASI NON-VERBAL DI DALAM KELAS

APLIKASI KOMUNIKASI NON-VERBAL DI DALAM KELAS APLIKASI KOMUNIKASI NON-VERBAL DI DALAM KELAS Maisarah, S.S., M.Si Inmai5@yahoo.com Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang Abstrak Artikel ini berisi tentang pentingnya komunikasi non verbal di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Ada banyak definisi tentang komunikasi yang diungkapkan oleh para ahli dan praktisi komunikasi. Akan tetapi, jika dilihat dari asal katanya,

Lebih terperinci

Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Komunikasi verbal atau lisan yang efektif tergantung pada sejumlah faktor dan tidak dapat sepenuhnya dipisahkan dari kecakapan antarpribadi yang penting lainnya seperti komunikasi

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KELAS DAN IMPLIKASINYA DALAM PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PENGELOLAAN KELAS DAN IMPLIKASINYA DALAM PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENGELOLAAN KELAS DAN IMPLIKASINYA DALAM PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Husni El Hilali Abstraksi Pengelolaan kelas memiliki peran yang sangat penting dalam proses pendidikan. Proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini sistem pendidikan masih cenderung mengarah pada dua

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini sistem pendidikan masih cenderung mengarah pada dua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama ini sistem pendidikan masih cenderung mengarah pada dua masalah pokok, yakni 1) bagaimana mengadaptasikan dengan benar kurikulum dan metode pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SD BERBASIS BUDAYA LOKAL. Oleh Supartinah, M.Hum.

PENGEMBANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SD BERBASIS BUDAYA LOKAL. Oleh Supartinah, M.Hum. PENGEMBANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SD BERBASIS BUDAYA LOKAL Oleh Supartinah, M.Hum. supartinah@uny.ac.id Pendahuluan Budaya dapat diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 Sekolah : SMK NEGERI 1 INDRAMAYU Mata Pelajaran : Korespondensi Kelas/Semester : X /1 Materi Pembelajaran : Dasar-dasar Komunikasi : 6 x 5 JP (90 x ) A. Kompetensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang ditentukan sebanyak 50 orang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang ditentukan sebanyak 50 orang 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden Dalam penelitian ini jumlah sampel yang ditentukan sebanyak 50 orang guru SMAN di Kota Bandung. Hasil pengumpulan data dan pengolahan

Lebih terperinci

Cara Melaksanakan. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Cara Melaksanakan. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana siap mental bagi siswa serta menarik perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang

Lebih terperinci

KEMAMPUAN DASAR MENGAJAR. Sunaryo Soenarto

KEMAMPUAN DASAR MENGAJAR. Sunaryo Soenarto KEMAMPUAN DASAR MENGAJAR Sunaryo Soenarto KOMPETENSI Membuka Pelajaran Menjelaskan Menutup Pelajaran Bertanya (Dasar dan Lanjut) Mengelola Kelas Memberi Penguatan Mengadakan Variasi Memimpin Diskusi Kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berasal dari kata latin communicatio dan bersumber dari kata

BAB II LANDASAN TEORI. berasal dari kata latin communicatio dan bersumber dari kata BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Komunikasi Matematis Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari kata latin communicatio dan bersumber dari kata communis yang berarti sama,

Lebih terperinci

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF KOMUNIKASI YANG EFEKTIF Oleh: Muslikhah Dwihartanti Disampaikan pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2004 Penyuluhan tentang Komunikasi yang Efektif bagi Guru TK di Kecamatan Panjatan A. Pendahuluan

Lebih terperinci

MAKALAH KOMUNIKASI. Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur Mata Kuliah Perilaku dan Pengembangan Organisasi. Disusun Oleh :

MAKALAH KOMUNIKASI. Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur Mata Kuliah Perilaku dan Pengembangan Organisasi. Disusun Oleh : MAKALAH KOMUNIKASI Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur Mata Kuliah Perilaku dan Pengembangan Organisasi Disusun Oleh : 1. Retno Dwi S. 115030200111073 2. Dhea Indira Ard 115030200111076 3. Chalifah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis 1. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) IPS merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan lingkungan sosial siswa. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang guru dituntut untuk memiliki dan menguasai keterampilan dasar

BAB I PENDAHULUAN. Seorang guru dituntut untuk memiliki dan menguasai keterampilan dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang guru dituntut untuk memiliki dan menguasai keterampilan dasar mengajar. Terdapat delapan keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh seorang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010 ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Melalui komunikasi,

Lebih terperinci

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR Oleh: Dadang Sukirman Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR Oleh: Dadang Sukirman Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR Oleh: Dadang Sukirman Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Para peserta diharapkan dapat memahami hakikat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 73 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data yang peneliti peroleh dari lapangan berasal dari observasi dan wawancara (interview), wawancara yang peneliti gunakan dalam hal ini adalah wawancara tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu fondasi yang menentukan ketangguhan dan kemajuan suatu bangsa. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dituntut untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PEDOMAN BIMBINGAN DAN PENILAIAN PRAKTIK PENGENALAN LAPANGAN (PPL)

PEDOMAN BIMBINGAN DAN PENILAIAN PRAKTIK PENGENALAN LAPANGAN (PPL) PEDOMAN BIMBINGAN DAN PENILAIAN PRAKTIK PENGENALAN LAPANGAN (PPL) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALOPO TAHUN 07 Lampiran LEMBAR OBSERVASI PENGENALAN LAPANGAN Nama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik antarindividu maupun dengan kelompok. Selama proses komunikasi, komunikator memiliki peranan yang sangat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Partisipasi a. Pengertian Partisipasi Partisipasi dalam Bahasa Inggris yaitu participation.menurut kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 2007, partisipasi artinya

Lebih terperinci

PANDUAN KOMUNIKASI PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI YANG EFEKTIF

PANDUAN KOMUNIKASI PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI YANG EFEKTIF PANDUAN KOMUNIKASI PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI YANG EFEKTIF BAB I DEFINISI Komunikasi efektif adalah sebuah penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu

Lebih terperinci

budaya, alam sekitar, dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan

budaya, alam sekitar, dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sarana yang sangat penting dalam pembangunan nasional, karena dengan pendidikan dapat menciptakan sumber daya manusia berkualitas yang mampu

Lebih terperinci

PERSIAPAN UNTUK PUBLIC SPEAKING

PERSIAPAN UNTUK PUBLIC SPEAKING PERSIAPAN UNTUK PUBLIC SPEAKING 1. Topic. Persiapan pertama untuk berbicara di depan umum adalah ter fokus kepada pemilihan topik yang tepat dan menarik. Topik adalah pokok atau subjek pembicaraan. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas salah satunya dapat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas salah satunya dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam pembangunan suatu bangsa. Pendidikan yang baik dan bermutu dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata media pengajaran digantikan oleh istilah seperti alat pandang-dengar, bahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata media pengajaran digantikan oleh istilah seperti alat pandang-dengar, bahan BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini dibahas : (a) media pendidikan, dan (b) minat belajar. Adapun penjelasannya sebagai berikut : A. Media Pendidikan Menurut Arsyad (2003), dalam kegiatan belajar mengajar

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas

Lebih terperinci

Kelas : Waktu : Hari/ tanggal : Nama Guru : A. TINDAK MENGAJAR A. TINDAK BELAJAR A. PENARIKAN MAKNA. Pengamat (NOVIANA RAHMAWATI) NIM.

Kelas : Waktu : Hari/ tanggal : Nama Guru : A. TINDAK MENGAJAR A. TINDAK BELAJAR A. PENARIKAN MAKNA. Pengamat (NOVIANA RAHMAWATI) NIM. 90 CATATAN OBSERVASI PENDAHULUAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INSTRUKSI LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA (PTK bagi Siswa Kelas VIII Semester Genap di SMPIT Nur Hidayah Surakarta

Lebih terperinci

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Siswa harus menguasai keempat aspek tersebut agar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar Matematika Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb. KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.Sa anin Padang) SKRIPSI Oleh YUKE IRZANI BP. 0810862017 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG BEKERJASAMA DENGAN REKAN KERJA NO. KODE : BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. akumulasi dari berbagai faktor dimulai dari faktor awal proses sampai denga hasil.

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. akumulasi dari berbagai faktor dimulai dari faktor awal proses sampai denga hasil. BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakikat Hasil Belajar Hasil belajar merupakan salah satu faktor penting untuk mengukur keberhasilan seseorang dalam belajar, hasil

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Audio-Visual Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan sebuah metode penelitian yang dilakukan di dalam

Lebih terperinci

KONSEP DASAR KOMUNIKASI

KONSEP DASAR KOMUNIKASI KONSEP DASAR KOMUNIKASI Komunikasi adalah kebutuhan dasar manusia untuk saling berinteraksi. Melalui komunikasi kita dapat memperoleh kepuasan psikologis seperti terpenuhinya perasaan cinta, perhatian

Lebih terperinci