KAMUS ISTI LAH ENTOMOLOGI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAMUS ISTI LAH ENTOMOLOGI"

Transkripsi

1

2 L KAMUS ISTI LAH ENTOMOLOGI Diterbitkan oleh: Perhimpunan Entomologi lndonesia ISBN : Penulis: Soemartono Sosromarsono SidartoWardojo SoenartonoAdisoemarto f Yayuk Rahayuningsih Suhardjono Woro Anggraitonin gsih Noerdjito Edisipertama :2010 Rancangan sampul : Yayuk Rahayuningsih Suhardjono Rancangan isi : Yayuk Rahayuningsih Suhardjono Jumlah halaman : vii Hakcipta Penerbit : Penulis : Perhimpunan Entomologi lndonesia

3 DAFTAR ISI Kata Pengantar Ketua Pengurus Perhimpunan Entomologi lrdonesia Pusat Kata Pengantar Penulis Cara penggunaan tgmus i v Bagian 1 lstilah lnggris: istilah lndonesia - penielasan """""" 3 Bagian 2 lstilah lndonesia: lstilah lnggris """"""""' 135 \

4 KATA PENGANTAR KETUA PENGURUS PEI PUSAT Buku ini, Kamus lstilah Entomologi, merupakan buku kamus komprehensif di bidang entomologi yang ditulis oleh ilmuwan, tokoh, dan sekaligus anggota Perhimpunan Entomologi lndonesia (PEl). Buku ini sangat bermanfaat bagi anggota PEI maupun para peminat lainnya, salah satunya sebagai alat komunikasi ilmiah sehingga kita mempunyai 'platform' pemahaman yang sama untuk berbagai istilah yang kita gunakan dalam berbagai media komunikasi. Oleh karena itu, buku iniakan menjadi sumber informasi bagi para peminat di bidang ilmu serangga. PEI sebagai organisasi memberikan apresiasiyang tinggi kepada para penyusun yang telah meluangkan waktu yang panjang, komitmen dan dedikasi yang tinggi sampai terbitnya buku ini. Buku ini tentunya akan semakin menambah khasanah ilmu serangga sebagaimana buku-buku lain yang telah terbit sebelumnya. Penerbitan buku ini kita lakukan bersamaan dengan Ulang Tahun PEI yang ke - 40 dengan maksud untuk mengambil momentum dan spirit Ulang Tahun dengan tema 'Belajar dari Masa Lalu dan Sekarang untuk Membangun Masa Depan' juga selaras dengan keinginan untuk membangun masa depan PEI dengan pondasi kokoh yang telah diletakkan oleh para pendahulu. Tantangan di bidang entomologi semakin banyak dan terus berkembang. Hal ini tentunya juga menuntut PEI dan para anggotanya untuk selalu current dan penuh semangat untuk selalu mengembangkan. Para penulis buku initelah memberikan contoh nyata tentang hal tersebut, dan semoga keteladanan tersebut akan 'menulari' kita semua sehingga buku-buku baru akan muncul di kemudian hari. Bogor, 31 Agustus 2010 Y.AndiTrisyono Ketua PElPusat

5 KATA PENGANTAR Entomologi atau ilmu serangga adalah cabang biologi yang belum cukup berkembang di lndonesia, khususnya entomologi dasar. Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah umumnya entomologi diajarkan dalam lingkup mata ajaran biologi (ilmu hayat). Pada jenjang pendidikan tinggi entomologi umumnya diberikan sebagai bagian dari mata kuliah invertebrata, terutama di Fakultas llmu Pengetahuan Alam dan Fakultas Biologi. Di Fakultas Pertanian khususnya, ada mata ajaran entomologiumum sebagai pendukung mata ajaran hama tanaman pertanian, sedang di fakultas yang terkait dengan bidang kesehatan, entomologi merupakan bagian dari mata ajaran parasitologi. Pada jenjang pendidikan pascasarjana tergantung perguruan tingginya, ada program studi Entomologi, Entomologi Kesehatan, Biologi atau Proteksi Tanaman yang memberikan mata aiaran entomologi lebih mendalam yaitu morfologi, taksonomi dan ekologi serangga. Buku-buku rujukan dalam perkuliahan tersebut di atas masih menggunakan buku-buku ajar asing terutama yang berbahasa lnggris. Keadaan itu tentu membawa kesulitan tersendiri khususnya dari aspek peristilahan, karena kuliah diberikan dalam bahasa lndonesia, padahal istilah-istilah entomologi dalam bahasa lndonesia belum tersedia. Sehubungan dengan itu pembentukan dan pembakuan istilah-istilah entomologi dalam bahasa lndonesia sangat diperlukan guna melancarkan komunikasi ilmiah di kalangan pembelajar dan ilmuwan entomologi. Dengan latar belakang keadaan di atas para penulis berusaha mengalihbahasakan istilah-istilah entomologi dari il

6 bahasa lnggris ke dalam bahasa lndonesia menjadi istilah entomologi lndonesia. Hasil upaya itu dihimpun dalam bentuk buku, Kamus /sfi/ah Entomologi. lstilah-istilah entomologi lnggris yang dialihbahasakan berasal dari glosari beberapa buku ajar berbahasa lnggris, yaitu Borror D.J. & D.M.DeLong 1964, An lntroduction to The Study of lnsects. Rev.ed.; Triplehorn, C.A. & N.F. Johnson 2005, Boror and Delong's Introduction to the study of /nsecfs 7" ed.; Romoser W.S. 1981, The Science of Entomology, 2no ed.i Gullan P.J. & P.S. Cranston lgg4,the /nsecfs: An Outline of Entomology dan Stehr F.W. (ed.)1987, lmmature /nsecfs. Selain buku-buku tersebut digunakan juga De La Torre-Bueno.J.R. 1989, A G/ossary of Entomology sebagai rujukan pembanding. Rujukan ke buku-buku ajar tersebut dilakukan dengan maksud supaya istilah-istilah entomologi lndonesia itu dapat langsung berguna terutama dalam bidang pengajaran. Dalam pembentukan istilah lndonesia digunakan ketentuan yang tertulis dalam Pedoman Umum Pembentukan lstilah yang diterbitkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, Republik lndonesia, Struktur kamus ini sengaja dibuat berbeda dari bentuk umum kamus istilah berbagai bidang ilmu yang telah beredar, dengan maksud mempermudah para pengguna yang diharapkan, yaitu dosen, penelitidan mahasiswa, karena mereka biasa merujuk ke buku dan publikasi ilmiah entomologi asing berbahasa lnggris. Karena itu entri kamus adalah istilah lnggris yang diikuti istilah lndonesia dan penjelasannya. Diharapkan kamus ini sudah mencukupi untuk pengajaran dan penelitian yang tidak terlalu mendetail khu-susnya dari aspek morfologi dan anatomi serangga. ilt

7 Para penulis berpendapat bahwa kamus istilah ini merupakan upaya awal dalam mengembangkan istilah baku entomologi dalam bahasa lndonesia, karenanya berbagai kekurangan pasti masih ada. Diharapkan para perlgguna dapat memberikan masukan perbaikan kepada penulis untuk penyempumaan. Perlu disampaikan bahwa salah satu penulis yaitu Drsoenartono Adisoemarto wafat pada awal penulisan kamus ini karena sakit. Almarhum telah memberikan kontribusi signifikan dalam tahap perencanaah penulisan. Pada akhimya para penulis mengiucapkan terimakasih kepada Pengurus Perhimpunan Entomologi lndonesia (PEl) Pusat yang telah memberikan berbagaifasilitas dalam penulisan dan penerbitan kamus ini. Bogor,31 Agustus 2010 Soemartono Sosromarsono Sidarto Wardojo Soenartono Ad isoemartot Yayuk Rahayuningsih Suhardjono Woro Anggraitoningsih Noerdjito lv

8 CARA PENGGUNAAN KAMUS Dalam kamus ini, istilah entomologi dalam bahasa lndonesia berasal dari istilah lnggris dengan penjelasannya yang dialihbahasakan ke dalam bahasa lndonesia. Pembentukan istilah lndonesia dilakukan dengan sejauh mungkin mengikuti ketentuan yang tertulis dalam Pedoman Umum Pembentukan lstilah, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasd, Departemen Pendidikan Nasional, Republik lndonesia. Kamus terdiri atas dua bagian. Bagian I adalah kumpulan istilah entomologi lnggris yang disusun menurut abjad, masing-masing diikuti oleh istilah entomologi lndonesia dan penjelasan arti istilah tersebut. Bagian ll adalah senarai istilah entomologi lndonesia yang disusun menurut abjad, masing-masing diikuti oleh padanan istilah lnggrisnya. Bagian ll ini berguna bagi mereka yang telah mengetahui istilah entomologi lndonesia tetapi belum mengetahui istilah lnggrisnya. lstilah entomologi lnggris yang merupakan serapan dari bahasa asing lain, yaitu Latin atau Yunani, pada entridiikuti oleh bentuk jamaknya didahului oleh p/. dalam kurung dan sebaliknya jika entri dalam bentuk jamak maka diikuti oleh bentuk tunggalnya didahului oleh srng. dalam kurung. Jika istilah itu mempunyai lebih dari satu arti penjelasan, antara arti yang berbeda dipisahkan dengan tanda titik koma (;). Tanda koma (,) dalam penjelasan menunjukkan bahwa kalimat penjelasan setelah tanda koma masih termasuk penjelasan sebelumnya.

9 r Jika dalam kalimat penjelasan ditunjukkan adanya hubungan dengan famili atau ordo serangga tertentu, famili atau ordo itu disebut dalarn nama umum kelompok, misalnya jika ada hubungannya dengan ordo Orthoptera disebut orthopteran dan jika dengan famili Acrididae disebut acridid (lihat buku Nama ljmum Serangga lndonesia, PEI 2007). Namun, ada juga nama ilmiah ordo dan famili diletakkan dalam kurung sebagai penjelasan, karena konteks kalimat. Jika setelah entri istilah lnggris diikutifrasa "lihata" (Adi sini menunjukkan istilah lnggris), berarti istilah itu mempunyai arti sama dengan istilah lnggris A. Jika ada frasa "lihat juga B" (B adalah istilah lnggris) setelah akhir kalimat penjelasan tentang suatu entri, berarti entri itu ada hubungannya dengan istilah lnggris B. Tidak semua drti istilah dijelaskan dalam kamus ini. Hanya arti yang banyak digunakan dalam buku-buku entomologi tingkat dasar yang dicantumkan dalam kamus ini. VI

Kegiatan Pembelajaran Taksonomi Serangga Dewasa

Kegiatan Pembelajaran Taksonomi Serangga Dewasa Kegiatan Pembelajaran Taksonomi Serangga Dewasa No. Jenis Program Jumlah Program Jumlah Jam Keterangan 1. Temu Kelas 14 kali 28 Memberi pengetahuan dan pembekalan kepada mahasiswa tentang semua aspek yang

Lebih terperinci

SILABUS & KONTRAK PEMBELAJARAN

SILABUS & KONTRAK PEMBELAJARAN Silabus Matakuliah Entomologi Pertanian - Sem. Ganjil 2017-2018 Page 1 of 12 SILABUS & KONTRAK PEMBELAJARAN Mata Kuliah Kode Mata Kuliah/ sks : HPT616202 / 3 (2-1) Dosen PJ. : Prof. Dr. Ir. F.X. Susilo,

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN JUDUL MATA KULIAH : Ilmu Hama Hutan NOMOR KODE/SKS : SVK 332/ 3(2-3) DESKRIPSI PERKULIAHAN : Hama merupakan bagian dari silvikultur yang mempelajari mengenai binatang

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) A. Identitas Mata Kuliah 1. Nama mata kuliah : ENTOMOLOGI 2. Kode : PAB 522 3. SKS : 3 4. Status MK : Pilihan 5. Semester : Genap 6. Dosen Pengampu

Lebih terperinci

Learning Outcomes Program Master (S2) PS Entomologi, Departemen Proteksi Tanaman, Faperta, IPB

Learning Outcomes Program Master (S2) PS Entomologi, Departemen Proteksi Tanaman, Faperta, IPB Learning Outcomes Program Master (S2) PS Entomologi, Departemen Proteksi Tanaman, Faperta, IPB Kompetensi PS Entomologi S2: Setelah menyelesaikan program studi Entomologi, lulusan mampu mengembangkan bidang

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER ILMU HAMA HUTAN (KTB 316)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER ILMU HAMA HUTAN (KTB 316) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER ILMU HAMA HUTAN (KTB 316) Oleh: Ir. Subyanto, MS. FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2004 I. Nama mata kuliah : Ilmu Hama Hutan (Entomologi

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN JUDUL MATA PRAKTIKUM : Praktikum Ilmu Hama Hutan NOMOR KODE/SKS : SVK 332/ 3(2-3) DESKRIPSI PERPRAKTIKUMAN TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM : Hama hutan merupakan bagian dari

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER. ENTOMOLOGI BIO 522 (3 SKS) Semester VI

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER. ENTOMOLOGI BIO 522 (3 SKS) Semester VI RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER ENTOMOLOGI BIO 522 (3 SKS) Semester VI PENGAMPU MATA KULIAH : Dr. Mairawita, M.Si Prof. Dr. Dahelmi, M.S Dr. Henny Herwina, MS Dr. Resti Rahayu PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARANAN. Setelah kajian secara teliti dilakukan terhadap tajuk yang dipilih dan dipersetujui,

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARANAN. Setelah kajian secara teliti dilakukan terhadap tajuk yang dipilih dan dipersetujui, BAB 5 KESIMPULAN DAN SARANAN 5.0. Pengenalan Setelah kajian secara teliti dilakukan terhadap tajuk yang dipilih dan dipersetujui, penulis mendapati bahawa Kamus Dewan terbitan Dewan Bahasa dan Pustaka

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMAA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata : Bahasa Indonesia Kode Mata : DU 23111 Jurusan / Jenjang : D3 TEKNIK KOMPUTER Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa

Lebih terperinci

Abstraks. Kata kunci : Penilaian, Insektarium, dan Pendidikan Biologi

Abstraks. Kata kunci : Penilaian, Insektarium, dan Pendidikan Biologi Penilaian Insektarium sebagai Media Pembelajaran Materi Klasifikasi Seranggga pada Mata Kuliah Entomologi di Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unsri * Oleh Riyanto Lektor Pada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Buku Hukum The Concept of Law karya H.L.A Hart dan terjemahannya Konsep Hukum merupakan buku teori hukum atau jurisprudence, bukan merupakan hukum secara praktek.

Lebih terperinci

(biologically based tactics) Modul 1. Pengendalian Hayati Untuk Pengelolaan Hama Kegiatan Belajar 1

(biologically based tactics) Modul 1. Pengendalian Hayati Untuk Pengelolaan Hama Kegiatan Belajar 1 xi M Tinjauan Mata Kuliah ata Kuliah Pengendalian Hayati ini merupakan suatu kuliah yang berisi prinsip-prinsip dan konsep dasar pengendalian hayati sebagai salah satu taktik pengendalian hama berbasis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. flora dan fauna yang sangat tinggi (mega biodiversity). Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. flora dan fauna yang sangat tinggi (mega biodiversity). Hal ini disebabkan karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki kekayaan jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (mega biodiversity). Hal ini disebabkan karena Indonesia

Lebih terperinci

Petunjuk Penulisan Tesis

Petunjuk Penulisan Tesis Petunjuk Penulisan Tesis Page i Petunjuk Penulisan Tesis Page i PRAKATA Tesis merupakan salah satu karya hasil penelitian mandiri yang dihasilkan oleh setiap mahasiswa untuk memenuhi persyaratan dalam

Lebih terperinci

BUKU KODE ETIK DOSEN

BUKU KODE ETIK DOSEN Kode Dokumen Nama Dokumen Edisi Disahkan Tanggal Disimpan di- KED-AAYKPN Buku Kode Etik 01-Tanpa Revisi 31 Agustus 2010 UPM-AAYKPN Dosen BUKU KODE ETIK DOSEN AKADEMI AKUNTANSI YKPN YOGYAKARTA Disusun Oleh

Lebih terperinci

PENGENDALIAN HAMA TERPADU

PENGENDALIAN HAMA TERPADU PENGENDALIAN HAMA TERPADU (BUKU AJAR) Oleh ROSMA HASIBUAN PENERBIT UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2003 Perpustakaan Nasional RI: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Rosma Hasibuan Pengendalian Hama Terpadu/

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi daya tarik itu sendiri yaitu bahasa Indonesia. Dewasa ini, banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi daya tarik itu sendiri yaitu bahasa Indonesia. Dewasa ini, banyak 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Indonesia memiliki daya tarik tersendiri bagi orang asing karena beragamnya budaya dan suku bangsa yang dimiliki oleh Indonesia. Salah satu yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUASAAN MAHASISWA PGSD FIP UNIMED TERHADAP TERMINOLOGI BAHASA LATIN DALAM MATA KULIAH KONSEP DASAR IPA

ANALISIS PENGUASAAN MAHASISWA PGSD FIP UNIMED TERHADAP TERMINOLOGI BAHASA LATIN DALAM MATA KULIAH KONSEP DASAR IPA ANALISIS PENGUASAAN MAHASISWA PGSD FIP UNIMED TERHADAP TERMINOLOGI BAHASA LATIN DALAM MATA KULIAH KONSEP DASAR IPA KHAIRUL ANWAR Ketua Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA/BIBLIOGRAFI. Disampaikan Pada Mata Kuliah Bahasa Indonesia. FIK, Udinus. Oleh : Fajrul Falah, S. Hum.

DAFTAR PUSTAKA/BIBLIOGRAFI. Disampaikan Pada Mata Kuliah Bahasa Indonesia. FIK, Udinus. Oleh : Fajrul Falah, S. Hum. DAFTAR PUSTAKA/BIBLIOGRAFI Disampaikan Pada Mata Kuliah Bahasa Indonesia. FIK, Udinus. Oleh : Fajrul Falah, S. Hum. PENGERTIAN DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA ADALAH SEBUAH DAFTAR YANG BERISI JUDUL BUKU,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dipelajari oleh berbagai kalangan di Indonesia, karena bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN. dan dipelajari oleh berbagai kalangan di Indonesia, karena bahasa Jepang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang banyak diminati dan dipelajari oleh berbagai kalangan di Indonesia, karena bahasa Jepang memiliki

Lebih terperinci

BIOLOGI UMUM MA303 3 SKS TUJUAN MATA KULIAH

BIOLOGI UMUM MA303 3 SKS TUJUAN MATA KULIAH BIOLOGI UMUM MA303 3 SKS OLEH : AMMI SYULASMI, DKK TUJUAN MATA KULIAH Mahasiswa dapat memahami dan mengkomunikasikan konsep-konsep dan Prinsip - prinsip dasar biologi secara menyeluruh SUMBER Baker,J.B.W

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Palembang, 18 Oktober 2008

Prosiding Seminar Nasional Palembang, 18 Oktober 2008 ISBN 978-602-96323-0-9 Prosiding Seminar Nasional Palembang, 18 Oktober 2008 Perhimpunan Entomologi Indonesia (PEI) Cabang Palembang Perhimpunan Fitopatologi Indonesia (PFI) Komda Sum-Sel Pengelolaan Organisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Perkoperasian menjadi payung hukum sementara bagi BMT. ada 41 BMT dan 10 BTM, dan tahun 2013 ada 42 BMT dan 10 BTM.

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Perkoperasian menjadi payung hukum sementara bagi BMT. ada 41 BMT dan 10 BTM, dan tahun 2013 ada 42 BMT dan 10 BTM. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan syariah menurut Undang-Undang RI No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, dapat digolongkan menjadi dua, yakni Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah

Lebih terperinci

AKILMAD RIZALI. Keragaman Serangga dan Peranannya pada Daerah Persawahan

AKILMAD RIZALI. Keragaman Serangga dan Peranannya pada Daerah Persawahan AKILMAD RIZALI. Keragaman Serangga dan Peranannya pada Daerah Persawahan di Taman Nasional Gunung Halimun, Desa Malasari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Di bawah bimbingan Damayanti Buchori dan Hermanu Triwidodo).

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. temuan dan hasil analisis. Subbab kedua membahas mengenai saran-saran dari

BAB V PENUTUP. temuan dan hasil analisis. Subbab kedua membahas mengenai saran-saran dari 128 BAB V PENUTUP Pembahasan terakhir dalam tulisan ini mengenai simpulan dan saran. Bab ini terdiri atas dua subbab. Subbab pertama membahas mengenai simpulan dari temuan dan hasil analisis. Subbab kedua

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Pemikiran

Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Pemikiran Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Pemikiran Keberadaan buku teks di perguruan tinggi (PT) di Indonesia perlu terus dimutakhirkan sehingga tidak dirasakan tertinggal dari perkembangan ilmu dewasa ini.

Lebih terperinci

Untuk penulisan skripsi/tesis, minimal harus duduk dulu mencari dan membaca buku sekurangnya 50 jam di perpustakaan.

Untuk penulisan skripsi/tesis, minimal harus duduk dulu mencari dan membaca buku sekurangnya 50 jam di perpustakaan. Mahasiswa yang baru masuk biasanya bingung bila disuruh menulis makalah, karena hal ini belum biasa dilakukan. Untuk itu ada beberapa langkah bagaimana menulis makalah yang baik dan berbobot: 1. Banyak

Lebih terperinci

KAJIAN TERHADAP REFERENSI ORASI ILMIAH PROFESOR RISET BIDANG ZOOLOGI

KAJIAN TERHADAP REFERENSI ORASI ILMIAH PROFESOR RISET BIDANG ZOOLOGI KAJIAN TERHADAP REFERENSI ORASI ILMIAH PROFESOR RISET BIDANG ZOOLOGI Muthia Nurhayati Pustakawan Pertama Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi-LIPI, Bogor Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 1 ayat

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 1 ayat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 1 ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

Lebih terperinci

POTENSI DAN PENGENDALIAN SERANGGA HAMA KELAPA SAWIT DI LAMPUNG

POTENSI DAN PENGENDALIAN SERANGGA HAMA KELAPA SAWIT DI LAMPUNG KODE KEGIATAN: I.24 POTENSI DAN PENGENDALIAN SERANGGA HAMA KELAPA SAWIT DI LAMPUNG Peneliti Utama: Prof. Dr. Woro Anggraitoningsih Anggota: Prof. Dr. Rosichon Ubaidillah, Dr. Hari Sutrisno, Drs. Awit Suwito

Lebih terperinci

ENTOMOLOGI. Ketua Program Studi / Koordinator Mayor: Staf Pengajar: Kompetensi Lulusan S2. Kompetensi Lulusan S3

ENTOMOLOGI. Ketua Program Studi / Koordinator Mayor: Staf Pengajar: Kompetensi Lulusan S2. Kompetensi Lulusan S3 Meraih masa depan berkualitas bersama Sekolah Pascasarjana IPB ENTOMOLOGI Ketua Program Studi / Koordinator Mayor: Pudjianto Staf Pengajar: Ali Nurmansyah Hermanu Triwidodo Sugeng Santoso Aunu Rauf Idham

Lebih terperinci

Dengan Rahmat Allah Swt Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang

Dengan Rahmat Allah Swt Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang PERATURAN FAKULTAS NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS TATA PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG TATA PEMBENTUKAN PERATURAN FAKULTAS FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

2013, No.1

2013, No.1 33 2013, No.1 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.25/MEN/2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

FORMAT PENYUSUNAN KARYA ILMIAH Oleh: Lia Yuliana, M.Pd

FORMAT PENYUSUNAN KARYA ILMIAH Oleh: Lia Yuliana, M.Pd FORMAT PENYUSUNAN KARYA ILMIAH Oleh: Lia Yuliana, M.Pd CIRI-CIRI ILMIAH Dari pembicaraan sehari-hari kita sudah dapat dengan cepat menandai, sesuatu itu ilmiah atau bukan, terutama diamati dari alur penalarannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini disebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki kekayaan jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini disebabkan karena Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN FAKULTAS NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG TATA PEMBENTUKAN PERATURAN FAKULTAS FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

LAMPIRAN I PERATURAN FAKULTAS NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG TATA PEMBENTUKAN PERATURAN FAKULTAS FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG LAMPIRAN I PERATURAN FAKULTAS NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG TATA PEMBENTUKAN PERATURAN FAKULTAS FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TEKNIK PENYUSUNAN PERATURAN FAKULTAS SISTEMATIKA BAB I KERANGKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia terdapat berbagai macam profesi khususnya bidang pendidikan, misalnya sebagai : guru, dosen, guru bimbingan belajar, guru konseling dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia teknologi terus melakukan kemajuan yang begitu pesat di seluruh dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia teknologi terus melakukan kemajuan yang begitu pesat di seluruh dunia, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia teknologi terus melakukan kemajuan yang begitu pesat di seluruh dunia, diantaranya yaitu telepon seluler dengan sistem operasi berbasis Android yang kini sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan berbahasa Inggris adalah kemampuan dasar yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan berbahasa Inggris adalah kemampuan dasar yang diperlukan 15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan berbahasa Inggris adalah kemampuan dasar yang diperlukan seseorang di era informasi dan globalisasi, karena pengenalan maupun penguasaan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup dari bayi hingga ke

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup dari bayi hingga ke 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Proses belajar merupakan bagian terpenting dalam hidup seseorang, proses belajar terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Belajar merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kesalahan berbahasa dalam karangan siswa kelas VI SD Al-Kautsar

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kesalahan berbahasa dalam karangan siswa kelas VI SD Al-Kautsar 165 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kesalahan berbahasa dalam karangan siswa kelas VI SD Al-Kautsar Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012-2013 telah teridentifikasi berdasarkan empat taksonomi kesalahan

Lebih terperinci

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS)

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS) PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS) PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS) Dr.drg. Rosihan Adhani, SSos, MS Sampul dan Tata Letak Isi: Tim Pustaka Banua Cetakan II: Juli 2015 ISBN: 978-602-9857-51-1

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Koleksi referensi disebut juga koleksi rujukan atau bahan acuan. Koleksi

BAB II KAJIAN TEORI. Koleksi referensi disebut juga koleksi rujukan atau bahan acuan. Koleksi A. Bahan Referensi BAB II KAJIAN TEORI Koleksi referensi disebut juga koleksi rujukan atau bahan acuan. Koleksi rujukan tidak untuk dibaca secara terus menerus seperti halnya dengan buku cerita atau buku

Lebih terperinci

Jurusan,Fakultas, Universitas Alamat Instansi

Jurusan,Fakultas, Universitas Alamat Instansi FORMAT NASKAH MAKALAH PROSIDING SEMINAR NASIONAL From Basic Science to Comprehensive Education Makassar, 26 Agustus 2016 JURUSAN BIOLOGI, FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN ALAUDDIN MAKASSAR 1. Naskah ditulis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada jenjang SMP merupakan mata pelajaran

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada jenjang SMP merupakan mata pelajaran I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada jenjang SMP merupakan mata pelajaran terpadu yang mencakup aspek biologis (biologi), aspek fisis (fisika), dan aspek kimiawi (kimia). Secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Majunya dunia pendidikan sebaiknya diikuti oleh kemampuan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Majunya dunia pendidikan sebaiknya diikuti oleh kemampuan seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Majunya dunia pendidikan sebaiknya diikuti oleh kemampuan seseorang yang meningkat pula, khususnya dalam penguasaan bahasa. Oleh karena itu, penguasaan kemampuan berbahasa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses memanusiakan manusia atau lazim disebut sebagai proses humanisasi. Proses humanisasi ini diperoleh melalui berbagai pengalaman

Lebih terperinci

D I K T A T TAKSONOMI TUMBUHAN NON VASKULER DISUSUN OLEH

D I K T A T TAKSONOMI TUMBUHAN NON VASKULER DISUSUN OLEH D I K T A T TAKSONOMI TUMBUHAN NON VASKULER DISUSUN OLEH Dr. Dra. Meitini W.Proborini, M.Sc.St. Dra. Ni Made Gari, M.Sc. Dra. Yunita Hardini, M.Si. LABORATORIUM TAKSONOMI TUMBUHAN PROGRAM STUDI BIOLOGI

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia dan Penggunaannya Zaman Saiki. Ivan Lanin Kafe Basabasi Yogyakarta, 24 Maret 2018

Bahasa Indonesia dan Penggunaannya Zaman Saiki. Ivan Lanin Kafe Basabasi Yogyakarta, 24 Maret 2018 Bahasa Indonesia dan Penggunaannya Zaman Saiki Ivan Lanin Kafe Basabasi Yogyakarta, 24 Maret 2018 Bahasa Indonesia Riwayat Fakta Berasal dari bahasa Melayu yang diperkaya oleh berbagai sumber Lahir pada

Lebih terperinci

HASIL. ujung tandan. tengah tandan. pangkal tandan

HASIL. ujung tandan. tengah tandan. pangkal tandan 2 dihitung jumlah kumbang. Jumlah kumbang per spikelet didapat dari rata-rata 9 spikelet yang diambil. Jumlah kumbang per tandan dihitung dari kumbang per spikelet dikali spikelet per tandan. Lokasi pengambilan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN Identitas Mata Kuliah

SATUAN ACARA PERKULIAHAN Identitas Mata Kuliah SATUAN ACARA PERKULIAHAN Identitas Mata Kuliah Mata Kuliah : Pengndalian Hama Terpadu Kode Mata Kuliah : BIO 530 Program Studi : Biologi Jenjang : S-1 Jumlah SKS : 3 Jumlah Pertemuan : 16 kali pertemuan

Lebih terperinci

Kamus sebagai Sumber Rujukan dalam Pengajaran Kosakata

Kamus sebagai Sumber Rujukan dalam Pengajaran Kosakata Kamus sebagai Sumber Rujukan dalam Pengajaran Kosakata Kasno Pusat Bahasa I. Pendahuluan Prinsip pengajaran bahasa adalah agar para siswa terampil berbahasa, yaitu terampil berbicara, menyimak, membaca,

Lebih terperinci

PEMILIHAN KATA BAHASA INDONESIA SEBAGAI SARANA PENGUASAAN BAHAN AJAR

PEMILIHAN KATA BAHASA INDONESIA SEBAGAI SARANA PENGUASAAN BAHAN AJAR PEMILIHAN KATA BAHASA INDONESIA SEBAGAI SARANA PENGUASAAN BAHAN AJAR Sutarsih Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah Email: sutabinde1@yahoo.com Abstrak Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki peran sebagai

Lebih terperinci

BAHASA II\D Oi\ESIA DALAM P E RE I\ C AN AAN PE MB Ai\ GIJi\Ai\

BAHASA II\D Oi\ESIA DALAM P E RE I\ C AN AAN PE MB Ai\ GIJi\Ai\ w REPUBLIK INDONESIA BADAN PERENCANTL Tf*NGTNAN NASToNAL BAHASA II\D Oi\ESIA DALAM P E RE I\ C AN AAN PE MB Ai\ GIJi\Ai\ Oleh: G inandjar Kartasasmita Sumbangan Pikiran untuk Kongres Bahasa Indonesia Vl

Lebih terperinci

TINGKAT KERAGAMAN DAN DENSITAS HOMOPTERA DI KEBUN BLAWAN (PTPN XII) BONDOWOSO SERTA PEMANFAATANNYA DALAM PENYUSUNAN BUKU PANDUAN LAPANG HOMOPTERA

TINGKAT KERAGAMAN DAN DENSITAS HOMOPTERA DI KEBUN BLAWAN (PTPN XII) BONDOWOSO SERTA PEMANFAATANNYA DALAM PENYUSUNAN BUKU PANDUAN LAPANG HOMOPTERA TINGKAT KERAGAMAN DAN DENSITAS HOMOPTERA DI KEBUN BLAWAN (PTPN XII) BONDOWOSO SERTA PEMANFAATANNYA DALAM PENYUSUNAN BUKU PANDUAN LAPANG HOMOPTERA Devan 1, Wachju Subchan 2, Jekti Prihatin 3 Abstract Biology

Lebih terperinci

, 2015 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA PADA KONSEP ARTHROPODA

, 2015 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA PADA KONSEP ARTHROPODA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biologi merupakan salah satu disiplin ilmu yang dipelajari secara formal pada berbagai jenjang pendidikan di Indonesia. Biologi secara mandiri mulai dibelajarkan sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan agama Islam yang dilaksanakan di sekolah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan agama Islam yang dilaksanakan di sekolah merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam yang dilaksanakan di sekolah merupakan bagian integral dan program pengajaran pada setiap jenjang lembaga pendidikan serta merupakan usaha

Lebih terperinci

PANDUAN PENULISAN JURNAL. Buku Panduan Penulisan Jurnal

PANDUAN PENULISAN JURNAL. Buku Panduan Penulisan Jurnal PANDUAN PENULISAN JURNAL Buku Panduan Penulisan Jurnal LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM) SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI 2013 PANDUAN PENULISAN JURNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI

Lebih terperinci

PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH UNTUK GURU SMP SE-KOTAMADYA YOGYAKARTA

PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH UNTUK GURU SMP SE-KOTAMADYA YOGYAKARTA PROPOSAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH UNTUK GURU SMP SE-KOTAMADYA YOGYAKARTA Oleh: Dr. Suroso Prihadi, M. Hum. Yayuk Eny Rahayu, M. Hum. Kusmarwanti, M. Pd. PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

, 2015 ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA RAGAM TULIS DALAM SURAT PRIBADI MAHASISWA KOREA DI YOUNGSAN UNIVERSITY

, 2015 ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA RAGAM TULIS DALAM SURAT PRIBADI MAHASISWA KOREA DI YOUNGSAN UNIVERSITY BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Orang Indonesia pasti pandai berbahasa Indonesia, orang Belanda pasti pandai berbahasa Belanda, orang Jepang pasti pandai berbahasa Jepang, orang Korea tentu

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut: simpulan, implikasi, dan saran A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

Lebih terperinci

PANDUAN MAKALAH. Judul bahasa Inggris Format penulisan sama dengan judul bahasa Indonesia.

PANDUAN MAKALAH. Judul bahasa Inggris Format penulisan sama dengan judul bahasa Indonesia. PANDUAN MAKALAH Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia pada kertas A4 dengan margin kiri 3,5 cm, atas, kanan dan bawah masing-masin 3 cm. Pada naskah lengkap, abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI Pencapaian dari penelitian ini adalah untuk menelaah unsur-unsur dan makna yang terdapat pada penggunaan hojodoushi iku dan kuru dalam kalimat bahasa Jepang

Lebih terperinci

Outline Materi. Etika Penulisan Kutipan dan Catatan Kaki Penulisan Daftar Pustaka.

Outline Materi. Etika Penulisan Kutipan dan Catatan Kaki Penulisan Daftar Pustaka. Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Menjelaskan tentang Etika dan Kaidah Penulisan Laporan Penelitian. Menjelaskan tentang Kaidah Kutipan dan Catatan Kaki serta

Lebih terperinci

PEDOMAN KEGIATAN MAGANG MAHASISWA PEMINATAN EPIDEMIOLOGI DAN PENYAKIT TROPIK FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO

PEDOMAN KEGIATAN MAGANG MAHASISWA PEMINATAN EPIDEMIOLOGI DAN PENYAKIT TROPIK FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO PEDOMAN KEGIATAN MAGANG MAHASISWA PEMINATAN EPIDEMIOLOGI DAN PENYAKIT TROPIK FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO Oleh : Tim Magang Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik FAKULTAS KESEHATAN

Lebih terperinci

3) Jurusan Biologi a) Program Studi Biologi (S1) Visi dan misi Program Studi Biologi (S1) FMIPA-UT adalah:

3) Jurusan Biologi a) Program Studi Biologi (S1) Visi dan misi Program Studi Biologi (S1) FMIPA-UT adalah: atalog Universitas Terbuka 2010 63 3) Jurusan Biologi a) Program Studi Biologi (S1) Visi dan misi Program Studi Biologi (S1) FMIPA-UT adalah: Visi: Menjadi salah satu unggulan penyelenggaraan pendidikan

Lebih terperinci

PTSB 3. Kriteria Penilaian Tugas (kecil) Paper TUGAS KECIL Sangat Baik

PTSB 3. Kriteria Penilaian Tugas (kecil) Paper TUGAS KECIL Sangat Baik PTSB 3 TUGAS KECL Kriteria Penilaian Tugas (kecil) Paper ndikator 9-10 de dan jawaban terhadap persoalan jelas, mampu menyelesaikan permasalahan, inovatif, cakupan luas. Tulisan 7-8 de dan jawaban terhadap

Lebih terperinci

TATA TULIS KARYA ILMIAH SEMESTER PENDEK

TATA TULIS KARYA ILMIAH SEMESTER PENDEK TATA TULIS KARYA ILMIAH SEMESTER PENDEK PENGANTAR UMUM DAN KONTRAK BELAJAR Penjelasan umum tentang mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah (TTKI) Penjelasan Umum Karya Ilmiah adalah laporan tertulis dan dipublikasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK 2.1 Teori-Teori Yang Relevan Dengan Variabel Yang Diteliti 2.1.1 Pengertian Semantik Semantik ialah bidang linguistik yang mengkaji hubungan antara tanda-tanda

Lebih terperinci

I. PENGANTAR UNSUR POKOK RANCANGAN USULAN PENELITIAN

I. PENGANTAR UNSUR POKOK RANCANGAN USULAN PENELITIAN I. PENGANTAR Rancangan usulan penelitian untuk disertasi, usulan penelitian untuk disertasi, dan disertasi sebenarnya menunjuk pada satu hal yang sama, yaitu disertasi. Oleh karena itu, hal-hal yang dituntut

Lebih terperinci

TATA TULIS BUKU TUGAS AKHIR. Fakultas Teknik Elektro 1

TATA TULIS BUKU TUGAS AKHIR. Fakultas Teknik Elektro 1 TATA TULIS BUKU TUGAS AKHIR Fakultas Teknik Elektro 1 Kertas Jenis kertas : HVS A4 (210 mm x 297 mm) dan berat 80 g/m2 (HVS 80 GSM), khusus untuk gambar yang tdk memungkinkan dicetak di kertas A4 dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam latar belakang ini, ada beberapa hal yang akan disampaikan penulis. hal tersebut terkait masalah yang diangkat. masalah atau isu yang diangkat tentunya

Lebih terperinci

Kriteria Kontributor. Materi Naskah dan Proses Seleksi

Kriteria Kontributor. Materi Naskah dan Proses Seleksi Kriteria Kontributor 1. Kontributor adalah individu atau kelompok dengan jumlah anggota 2 sampai 3 orang. 2. Mahasiswa Universitas Indonesia program S1 dan vokasi. 3. Masih berstatus mahasiswa aktif pada

Lebih terperinci

Learning Outcomes Program Studi Proteksi Tanaman, Departemen Proteksi Tanaman, Faperta, IPB

Learning Outcomes Program Studi Proteksi Tanaman, Departemen Proteksi Tanaman, Faperta, IPB Learning Outcomes Program Studi Proteksi Tanaman, Departemen Proteksi Tanaman, Faperta, IPB Kompetensi PS Proteksi Tanaman S1: Setelah menyelesaikan program studi Proteksi Tanaman, lulusan memiliki kecakapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat menggunakan bahasa yang dipelajarinya untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang peranan penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik merupakan salah satu media bagi pembelajar bahasa Jepang di Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan memperdalam bahasa Jepang.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) merupakan salah satu bagian dari pembelajaran bahasa Indonesia yang memegang peranan penting untuk

Lebih terperinci

HAMA URET PADA TANAMAN KAPUR (Dryobalanops lanceolata Burck)

HAMA URET PADA TANAMAN KAPUR (Dryobalanops lanceolata Burck) HAMA URET PADA TANAMAN KAPUR (Dryobalanops lanceolata Burck) Uret pest on the Dryobalanops lanceolata Burck Plant Ngatiman Balai Besar Penelitian Dipterokarpa Samarinda Jl. A. Wahab Sjachrani No. 68 Sempaja

Lebih terperinci

2015 PENGEMBANGAN ASSESMEN KINERJA UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS TERINTEGRASI SISWA PADA KONSEP EKOSISTEM

2015 PENGEMBANGAN ASSESMEN KINERJA UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS TERINTEGRASI SISWA PADA KONSEP EKOSISTEM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Biologi merupakan salah satu cabang dari ilmu sains. Sains banyak dipandang orang sebagai kumpulan pengetahuan. Sains mengandung proses dan produk. Sebagai

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR : 05 TAHUN 2015 TANGGAL : 07 SEPTEMBER 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR : 05 TAHUN 2015 TANGGAL : 07 SEPTEMBER 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR : 05 TAHUN 2015 TANGGAL : 07 SEPTEMBER 2015 PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH SISTEMATIKA TEKNIK PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DAERAH BAB I BAB II KERANGKA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perhatiannya pada aktivitas kehidupan manusia. Pada intinya, fokus IPS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perhatiannya pada aktivitas kehidupan manusia. Pada intinya, fokus IPS 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Pengertian IPS merujuk pada kajian yang memusatkan perhatiannya pada aktivitas kehidupan manusia. Pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:740) arti dari kata metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian dan diskusi hasil penelitian yang telah disajikan pada Bab IV, dapat ditarik kesimpulan dan rekomendasi penelitian sebagai berikut: A. Kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Skor Maksimal Internasional

BAB I PENDAHULUAN. Skor Maksimal Internasional 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutu pendidikan dalam standar global merupakan suatu tantangan tersendiri bagi pendidikan di negara kita. Indonesia telah mengikuti beberapa studi internasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita menggunakan bahasa sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita menggunakan bahasa sebagai alat untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, kita menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain, mengungkapkan perasaan, mengeluarkan isi pikiran dan lain-lain.

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP EKOLOGI

RUANG LINGKUP EKOLOGI EKOLOGI TEMA 1 RUANG LINGKUP EKOLOGI Program Studi Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Jember A. Pengertian & Ruang Lingkup Ekologi Ekologi adalah ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative

BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative Children merupakan buku cerita bilingual yang menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN FAUNA TANAH PADA PERKEBUNAN JAMBU BIJI SEMI ORGANIK DAN ANORGANIK DI DESA BUMIAJI KOTA BATU. Aniqul Mutho

KEANEKARAGAMAN FAUNA TANAH PADA PERKEBUNAN JAMBU BIJI SEMI ORGANIK DAN ANORGANIK DI DESA BUMIAJI KOTA BATU. Aniqul Mutho KEANEKARAGAMAN FAUNA TANAH PADA PERKEBUNAN JAMBU BIJI SEMI ORGANIK DAN ANORGANIK DI DESA BUMIAJI KOTA BATU Aniqul Mutho Mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Syarifudin, 2007: 21). Dalam arti luas, pendidikan berlangsung bagi siapapun,

BAB I PENDAHULUAN. (Syarifudin, 2007: 21). Dalam arti luas, pendidikan berlangsung bagi siapapun, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah segala pengalaman (belajar) di berbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi perkembangan individu (Syarifudin,

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) A. Identitas Mata Kuliah 1. Nama mata kuliah : PENGENDALIAN HAMA. Kode : PAB 471 3. SKS : 3 4. Status MK : Pilihan 5. Semester : Ganjil 6. Dosen

Lebih terperinci

PROFESIONALISME DOSEN DARI SUDUT PANDANG KRISTIANI. Maria Lidya Wenas Sekolah Tinggi Teologi Simpson

PROFESIONALISME DOSEN DARI SUDUT PANDANG KRISTIANI. Maria Lidya Wenas Sekolah Tinggi Teologi Simpson PROSIDING SEMINAR NASIONAL PAK II DAN CALL FOR PAPERS, Tema: Profesionalisme dan Revolusi Mental Pendidik Kristen. Ungaran, 5 Mei 2017. ISBN: 978-602-60350-4-2 PROFESIONALISME DOSEN DARI SUDUT PANDANG

Lebih terperinci

BIOLOGI INSEKTA (ENTOMOLOGI) : H. Mochamad Hadi Udi Tarwotjo Rully Rahadian. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2009

BIOLOGI INSEKTA (ENTOMOLOGI) : H. Mochamad Hadi Udi Tarwotjo Rully Rahadian. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2009 BIOLOGI INSEKTA (ENTOMOLOGI) Oleh : H. Mochamad Hadi Udi Tarwotjo Rully Rahadian Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2009 Hak Cipta 2009 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Orang banyak menyangka bahwa penguasaan tiap bahasa pertama seakanakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Orang banyak menyangka bahwa penguasaan tiap bahasa pertama seakanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Orang banyak menyangka bahwa penguasaan tiap bahasa pertama seakanakan tidak memerlukan usaha sama sekali dari pihak anak. Pendapat itu tentulah kurang tepat.

Lebih terperinci

POTENSI GUANO KELELAWAR PEMAKAN SERANGGA DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT HAWAR DAUN OLEH

POTENSI GUANO KELELAWAR PEMAKAN SERANGGA DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT HAWAR DAUN OLEH POTENSI GUANO KELELAWAR PEMAKAN SERANGGA DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT HAWAR DAUN OLEH Phytophthora infestans (Mont.) de Bary PADA TANAMAN TOMAT (Lycopersicon esculentum) NELLY SAPTA YANTI A44103007 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. materi perkuliahan, kegiatan perkuliahan, dan asesmen. Asesmen merupakan

BAB I PENDAHULUAN. materi perkuliahan, kegiatan perkuliahan, dan asesmen. Asesmen merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar mengajar atau perkuliahan terdapat tiga komponen penting yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar mahasiswa, yaitu materi perkuliahan,

Lebih terperinci