MAKALAH ILMIAH DAN MAHASISWA:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MAKALAH ILMIAH DAN MAHASISWA:"

Transkripsi

1 MAKALAH ILMIAH DAN MAHASISWA: SEBUAH EVALUASI AKHIR MATA KULIAH SEMINAR Michael Budiman Mulyadi Y Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Depok, Indonesia ABSTRAK Kelas Seminar telah diadakan selama bertahun tahun dan Pak M. Samik Ibrahim berhasil mengolah dan menelurkan tujuan serta metode baru dalam kelas Seminar ini. Makalah ini berisi tentang refleksi personal dari 13 pertemuan kelas Seminar disertai dengan evaluasi yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas kelas Seminar secara umum. PENDAHULUAN Kelas Seminar adalah kelas yang dibuka oleh Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) Universitas Indonesia bagi mahasiswa Xngkat akhir. Kelas ini adalah sebuah matakuliah pilihan dengan bobot 3 SKS. Namun apabila mahasiswa tersebut hendak lulus melalui jalur proyek mahasiswa maka matakuliah Seminar ini menjadi salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa tersebut. Mata kuliah Seminar sendiri umumnya diisi oleh mahasiswa dengan menyiapkan topik sesuai dengan minat yang dimilikinya. Mata kuliah Seminar ini dibawakan oleh mahasiswa dan umumnya berisi presentasi presentasi dari sexap mahasiswa yang mengikux kuliah tersebut. Untuk mata kuliah Seminar kelas A di Fasilkom, kelas dipimpin oleh Bapak M. Samik Ibrahim. Namun pada awal kuliah Bapak Ibrahim menyampaikan bahwa tujuan kuliah Seminar yang ingin dicapai akan berbeda dari kelas Seminar yang lain. Tujuan kuliah Seminar kelas A ini adalah untuk mendekatkan dan membiasakan mahasiswa untuk membaca makalah ilmiah serta mendorong mahasiswa untuk menulis secara ilmiah. Karenanya pemberian makalah untuk diringkas dan dibahas adalah salah satu fokus utama kelas Seminar ini. KONDISI KELAS Kelas Seminar A untuk semester gasal tahun 2007/2008 dilaksanakan satu kali dalam seminggu yaitu sexap hari Senin dengan durasi kuliah Xga kali limapuluh menit. Kelas sendiri dimulai pukul siang. Kelas sendiri diikux oleh tujuhbelas orang yang dibagi menjadi delapan kelompok, masing masing dengan dua orang anggota dan khusus satu kelompok dengan jumlah Xga orang. Dan selama kelas Seminar berlangsung, kelompok kecil ini diharapkan terus bekerja sama menyelesaikan semua tugas yang diberikan. Di dalam kelas pun kelompok ini diminta untuk duduk membentuk setengah lingkaran dan saling bersebelahan untuk memudahkan diskusi di antara anggota maupun antar kelompok. PARUH PERTAMA Paruh pertama dari perkuliahan Seminar kelas A diselenggarakan selama enam minggu dan selama enam minggu itu pula Pak Ibrahim mensuplai kelompok kelompok dengan makalah maupun bacaan lainnya untuk dibaca dan juga dibahas di dalam kelas. Makalah yang diberikan mungkin saja sama untuk sexap kelompok atau mungkin berbeda beda. Berikut adalah penjelasan mingguan paruh pertama Seminar kelas A. MINGGU MINGGU PERTAMA Minggu pertama perkuliahan diisi dengan pengenalan kelas terhadap tujuan kelas Seminar kelas A untuk

2 semester tersebut. Di sini diperkenalkan tentang perkembangan penelixan sistem informasi di Indonesia dan kaitannya dengan minat baca makalah sistem informasi internasional di kalangan komunitas sistem informasi. Minat baca ini disinyalir sebagai biang keladi minimnya penelixan sistem informasi di Indonesia. Selain itu juga dibahas berbagai kiat membaca makalah yang disampaikan oleh beberapa individu melalui mailing list luar negeri. Sayangnya hanya sedikit dari mahasiswa yang mengikux kuliah ini yang telah membaca arxkel tersebut sebelum masuk kelas sehingga interaksi di kelas pun sangat minim. Namun paling Xdak saat itu kami mulai mengerx mengenai tuntutan kelas tersebut, yaitu untuk membaca berbagai makalah dan membuat ringkasan dari makalah tersebut sexap tahunnya. Mengetahui tuntutan kelas ini, kelas yang awalnya diikux oleh duapuluh lima orang lebih akhirnya berkurang menjadi Xnggal tujuhbelas saja. Hal ini sebenarnya juga mempermudah penyelenggaraan kelas dan juga meningkatkan efekxvitas kelas tersebut. Minggu kedua peserta kelas Seminar disodori makalah mengenai Sociological Paradigms and Organiza2onal Analysis yang juga diangkat sebagai topik pada Seminar di Massachuse^s InsXtute of Technology. Topik ini diringkas dan dibahas bersama oleh kedelapan kelompok kelas tersebut. Topik ini bukanlah topik yang mudah untuk dibaca maupun diringkas, terlebih mahasiswa Fasilkom Xdak semuanya memiliki latar belakang maupun minat di bidang ilmu sosial. Namun sebenarnya makalah ini walaupun sulit tetap menyenangkan untuk dibaca, dan selain itu arah pembahasannya pun cukup jelas dan terstruktur. Jadi, walaupun makalah ini disinyalir sebagai makalah yang paling menakutkan, tetapi sebenarnya makalah ini sangat menarik dan berbobot sehingga setelah selesai membaca, rasa lelah bukan menjadi masalah karena hal yang dipelajari pun sebanding dengan lelah yang diraskan. Penulis juga menyarankan makalah ini disampaikan pada minggu minggu awal perkuliahan untuk memberikan shock therapy bagi peserta kuliah. Apabila makalah ini dapat dilalui dengan baik, niscaya makalah makalah yang lain Xdak akan terasa terlalu menyulitkan bagi peserta kuliah. Untuk minggu kexga, Bapak Ibrahim memberikan satu buah makalah yang lebih merujuk pada bidang ilmu sistem informasi dengan judul New Fron2ers in the Theoriza2on of ICT Mediated Interac2on: Exploring the Implica2on of a Situated Learning Epsitemology untuk kedelapan kelompok di kelas. Makalah ini disebutkan sebagai salah satu makalah terbaik dan merupakan kontak pertama mahasiswa kelas ini akan suatu makalah sistem informasi. PeneliXan dilakukan secara gamblang dan juga dijelaskan secara baik dilengkapi dengan kesimpulan yang baik pula. Pada makalah ini penulis tersadar bahwa penulisan yang baik bukanlah penulisan yang bombasxs, tetapi lebih ke arah penelixan baru yang mungkin menjelaskan sebuah keniscayaan biasa secara ilmiah dan menggugah. Diskusi di kelas pun berjalan dengan cukup baik dan lancar antar satu kelompok dan yang lain karena kesamaan topik diskusi ini. Minggu keempat, ketujuhbelas orang masing masing diberi tugas untuk membaca dan membahas sebuah bab dalam buku Scien2fic Thinking dan menceritakannya di hadapan kelas. Dikarenakan buku tersebut lebih beralur maju, bab yang saya baca, yaitu bab limabelas, banyak memuat isxlah isxlah yang Xdak jelas dan Xdak dapat ditemukan penjelasan maupun penyebabnya dalam bab tersebut walaupun secara umum bahasa Inggris yang digunakan sebenarnya mudah dimengerx. Setelah peserta kelas Seminar mulai menerangkan cerita dan isi buku Scien2fic Thinking dari bab satu perlahan lahan alur buku tersebut menjadi jelas dan isi buku itu perlahan terbuka lebih jauh, termasuk bab yang akan dijelaskan oleh penulis. Selain itu, walaupun tema yang dibahas berbeda per peserta, penulis tetap terdorong untuk menyimak penjelasan peserta kelas untuk mencari tahu adakah hal hal lain yang berkenaan dengan bab yang akan dibahas oleh penulis. Pada minggu kelima kelas secara umum dibagi menjadi dua. Empat kelompok masing masing menjelaskan satu makalah yang sama sedang empat kelompok yang lain menjelaskan satu makalah yang berbeda. Pada minggu ini kelompok kami mengalami salah pengerxan dalam pengerjaan tugas karena inilah pertama kalinya sebuah makalah dibahas oleh

3 sebagian kelas saja. Untungnya kedua makalah yang diberikan merupakan kesinambungan satu dari yang lain sehingga kelompok dengan mudah saling mengerx topik kelompok yang lain. Pada minggu keenam, kelas kali ini dibagi menjadi empat bagian, masing masing dengan makalah yang berbeda pula. Makalah makalah kali ini adalah makalah tutorial dalam penyusunan makalah, dimulai dari pengambilan topik makalah sampai dengan mengirimkan topik ke penerbit. Topik topik ini semuanya membuka khasanah penulis akan kesulitan yang harus ditempuh oleh penulis makalah sejak pemilihan topik sampai dengan penerbitan beserta kiat kiat khususnya. MAKALAH TUTORIAL DAN HAMBATAN Pada Seminar kelas A semester ini, selain makalah Sociological Paradigms dan New Fron2ers, paruh pertama difokuskan untuk membahas makalah tutorial ilmiah yang membuka cakrawala dunia penulisan karya ilmiah dan dunia penelixan. Langkah ini Xdaklah buruk karena bagi sebagian besar peserta mata kuliah dunia tersebut adalah dunia asing yang perlu diperkenalkan. Namun, karena umumnya ilmu yang dibahas tersebut masih baru di telinga peserta maka diskusi dan debat pun jarang terdengar di dalam kelas. Peserta umumnya hanya menyerap ilmu yang dijelaskan oleh kolega mereka tanpa banyak mempertanyakan ilmu maupun topik tersebut. Serunya diskusi di kelas juga Xdak dapat dirasakan oleh peserta kuliah karena sisi kontroversi dari suatu makalah Xdak banyak tergarap. Perdebatan Xdak menjadi pilihan karena hampir seluruh makalah tutorial ini ditulis berdasarkan penelixan dan pengalaman para penulis makalah yang sulit untuk dipertanyakan maupun diperdebatkan oleh anak anak kemarin sore yang baru mengenal makalah dan penelixan. PARUH KEDUA Pada minggu minggu awal perkuliahan, Pak Ibrahim meminta sexap kelompok kelas Seminar untuk menyiapkan topik dan lima buah makalah yang berkenaan dengan topik tersebut. Kelima makalah itulah yang akan dibahas oleh kelompok selama paruh kedua semester. Topik yang dipilih harus berkenaan dengan dunia sistem informasi dan dianjurkan berasal dari jurnal jurnal sistem informasi terkemuka di dunia. Berbagai topik ditawarkan oleh kedelapan kelompok di kelas dari topik e health sampai e commerce, dari topik internet sampai dengan outsourcing. Kelompok penulis yaitu kelompok 207 berminat untuk berkonsentrasi pada topik e learning yang saat ini sedang berkembang pesat dan masih menjadi topik yang cukup hangat di dunia sistem informasi. Yang perlu diperhaxkan adalah apabila topik telah ditentukan, bukan berarx pencarian makalah menjadi mudah. SeXap kelompok harus menyediakan lima buah makalah dengan topik yang sama dan terlebih lagi harus memiliki kesinambungan antara satu dengan yang lainnya. Adapula kriteria lain bahwa makalah yang dipilih haruslah dimuat setelah tahun Inilah kesulitan yang dihadapi dalam pencarian lima buah makalah tersebut, apalagi jika topiknya Xdak banyak terdapat di jurnal jurnal sistem informasi secara bebas/graxs. Beruntung kelompok penulis mendapatkan makalah bertopik e learning dengan cukup mudah. Empat makalah ditemukan dengan cepat, semuanya berasal dari jurnal CAIS (Communica2ons of the Associa2on for Informa2on Systems). Sisa satu buah ini yang cukup merepotkan karena sulit sekali menemukan makalah dengan topik senada dari sumber bebas. Satu makalah terakhir yang cocok akhirnya dapat ditemukan pada saat saat terakhir perkuliahan minggu kesebelas dari jurnal JALN (Journal of Asychronous Learning Networks). Kebanyakan makalah yang dipilih kelompok penulis berkonsentrasi pada banyak faktor dalam e learning, yaitu pelajar, pengajar, dan insxtusi seperx perusahaan maupun universitas. Tuntutan kemampuan sistem juga dibahas oleh makalah yang dipilih kelompok penulis. Selain itu, sisi psikologis pelajar e learning juga menjadi sorotan utama dalam makalah makalah terpilih. Semuanya dibahas dalam kurun waktu lima minggu yaitu minggu ketujuh sampai dengan minggu kesebelas.

4 HAMBATAN LIMA MAKALAH BEBAS Lima buah makalah lepas pada paruh kedua dirasa penulis terlalu banyak sehingga pencariannya pun juga Xdak mudah. Kesinambungan satu makalahdengan makalah lain juga merupakan isu yang harus diperhaxkan oleh kelompok yang ingin membahas suatu topik tertentu. Terkadang ada makalah yang disinyalir cocok namun ternyata harus berbayar. Kelima makalah ini yang sebenarnya ingin membuka kebebasan bagi kelompok untuk mengeksplorasi ilmu malah akhirnya membatasi ruang gerak kelompok. Karena lima makalah bukanlah jumlah yang sedikit, terkadang beberapa makalah dari lima buah makalah dipilih hanya untuk sekedar melunasi kebutuhan lima makalah saja tanpa ada kesinambungan yang cukup antara makalah makalah tersebut. Akibatnya terjadi kexdakterhubungan alur informasi dari minggu satu ke minggu yang lain. Karena topik yang dipilih oleh kelompok juga bebas, topik dalam sexap presentasi paruh kedua semester ini menjadi sangat beragam. PerhaXan atau minat peserta kuliah lain pun menjadi sangat tergantung pada minat individu tersebut pada topik yang disampaikan oleh sexap kelompok. Apabila peserta kurang berminat pada topik tersebut, ada kecenderungan malas dari peserta untuk menyimak presentasi kelompok lain. Minat peserta dari kelompok lain juga sangat tergantung pada seberapa menarik presentasi yang dilakukan oleh suatu kelompok. Apabila presentasi mampu dikemas secara menarik, minat peserta kuliah pun menjadi lebih Xnggi. HARAPAN DAN HASIL Harapan pertama masuk kelas Seminar sangat berbeda dengan apa yang akhirnya didapat. Namun perbedaan ini bukan berarx menurunkan nilai dari hasil yang didapat selama perkuliahan kelas Seminar. Harapan pertama penulis kexka memasuki kelas Seminar adalah ingin meningkatkan kemampuan dalam berpresentasi, dan juga untuk memperdalam suatu topik. Ada sedikit perasaan kecewa juga kexka pada minggu pertama Pak Ibrahim menjelaskan mengenai perbedaan tujuan perkuliahan Seminar kelas A dengan apa yang saya harapkan sebelumnya, yaitu untuk meningkatkan kegemaran membaca dan berinteraksi dengan makalah ilmiah dari jurnal jurnal ternama internasional. Tetapi setelah melalui kelas Seminar selama satu semester, ternyata manfaat yang bisa ditarik Xdak kalah baik dibandingkan dengan harapan penulis kexka memasuki kelas Seminar. Penulis menyadari bahwa ternyata kemampuan presentasi juga diolah dalam kelas ini. Penulis pun dilaxh untuk berpresentasi dengan menggunakan sarana yang minimal tapi harus dengan hasil yang opxmal. Inilah yang menjadi tantangan sekaligus manfaat dalam kelas Seminar. Satu manfaat besar dalam kelas Seminar juga didapat dengan gemilang sesuai dengan tujuan perkuliahan yang disampaikan Pak Ibrahim pada awal perkuliahan. Tujuan agar peserta kelas menjadi lebih akrab dengan makalah jurnal internasional telah tercapai dengan baik. Setelah mengikux kelas Seminar dan mengakrabkan diri dengan berbagai jurnal internasional, penulis sekarang mampu membedakan kualitas makalah jurnal baik dari segi penulisan maupun dari segi topik. Penulis Xdak lagi merasa terinxmidasi oleh makalahmakalah dalam sebuah jurnal ilmiah. Rasa takut dalam menghadapi teks teks jurnal pun sudah sirna. Walaupun pemahaman terhadap teks jurnal masih belum terolah dengan baik, tetapi dengan berkurangnya rasa takut paling Xdak kemauan untuk membaca jurnal ilmiah pun menjadi lebih Xnggi. TEKNIK MEMBACA JURNAL Jumlah halaman yang dahulu seringkali menjadi momok dalam membaca banyak bacaan ilmiah berhasil teratasi dengan baik. Keberhasilan ini dikarenakan selama berproses dalam kelas Seminar, penulis sempat bereksperimen berbagai teknik dalam membaca jurnal ilmiah dan menemukan cara membaca yang paling efekxf menurut hemat penulis. Pertama, membaca Abstrak, Pendahuluan dan Kesimpulan dari sebuah makalah untuk mendapatkan gambaran umum yang jelas mengenai maksud, tujuan serta hasil dari makalah. Abstrak yang baik memang mampu memberikan gambaran umum mengenai isi dari makalah, namun ternyata Xdak semua Abstrak

5 ditulis dengan baik. Beberapa abstrak dari makalah yang penulis temui malah Xdak memberikan gambaran dari isi makalah. Akhirnya untuk mendapat gambaran umum, penulis membaca pendahuluan dan kesimpulan saja. Kedua, setelah mendapat ide umum dari makalah, penulis membaca sepintas dan mencari ide ide umum dari sexap sub bab dalam makalah untuk mencari alur pengambilan kesimpulan secara jelas dari makalah yang ditulis. Apabila menemui detail detail makalah yang menarik perhaxan ataupun yang diperkirakan memiliki andil besar dalam pengambilan kesimpulan, penulis terkadang memilih untuk membaca bagian tersebut terlebih dahulu. Diskusi yang mendahului pengambilan kesimpulan terkadang juga sangat penxng untuk disimak untuk mencari hubungan antara penjelasan penjelasan di depan dengan kesimpulan di akhir makalah. Setelah itu semua dilakukan, penulis baru membaca kalimat per kalimat pada makalah tersebut secara lengkap. Cara membaca yang memakan waktu seperx ini hanya akan dilakukan apabila perlu. TEKNIK MENULIS RINGKASAN Setelah membaca sebuah makalah, Pak Ibrahim menugaskan sexap kelompok Seminar untuk membuat ringkasan makalah dari makalah yang dibaca. Ringkasan sedapat mungkin dibuat seringkas mungkin. Untuk makalah dengan halaman sekitar halaman, peringkas diharapkan dapat meringkas menjadi maksimal 3 halaman saja. Dalam menulis ringkasan sebuah makalah, penulis selalu bekerja sama dengan rekan satu kelompok, Daniel Albert. Penulis bersama rekan menyusun sexap kalimat dalam ringkasan bersama sama. Adalah penxng untuk memperhaxkan alur dalam ringkasan makalah. Alur yang baik akan meningkatkan pemahaman atas ringkasan yang dibuat. Dengan alur ringkasan yang baik, penulis juga dimudahkan kexka hendak mempresentasinya kembali di hadapan peserta kelas Seminar. Untuk itu, pemahaman ide umum dan alur dari makalah asli mutlak dimiliki oleh mereka yang ingin meringkas makalah. Apabila memungkinkan, ringkasan sedapat mungkin mempertahankan alur yang ada di dalam makalah asli sehingga maksud dari penulis asli dapat tersampaikan secara baik dan sistemaxs. Karena makalah asli ditulis dalam bahasa asing (Inggris), sangat dianjurkan peringkas melakukan rephrasing atas kalimat yang ada dalam ringkasan untuk memadatkan berbagai ide dalam sebuah kalimat. Selain itu dengan rephrasing, ringkasan juga diharapkan dapat lebih mengalir yang pada akhirnya akan meningkatkan pengerxan pada ringkasan tersebut. PRESENTASI Setelah membaca dan membuat makalah, peserta harus mempresentasikan makalah yang dibaca tersebut secara minimalis, cukup dengan duduk di tempat, memberikan handout dan menjelaskan makalah yang diambil secara lisan selama sepuluh menit. Presentasi minimalis ternyata membutuhkan keahlian yang lebih dibandingkan dengan presentasi berbantukan teknologi. Handout ringkasan yang ingin dijelaskan Xdak cukup untuk presentasi melakukan presentasi minimalis ini. Presentasi seperx ini Xdak menggunakan slide, jadi fokus peserta kuliah hanya ada pada dua aspek, yaitu handout dan tentunya presenter itu sendiri. Maka dari itu kedua aspek tersebut harus diperhaxkan lebih jauh dibandingkan presentasi biasa. Handout yang diberikan presenter biasanya berupa ringkasan yang telah dibuat. Ringkasan tersebut harus jelas dan terstruktrur secara rapi sehingga mudah untuk dijelaskan di kelas. Penjelasan pun sebisa mungkin runut terhadap ringkasan yang telah dibuat sebelumnya (Xdak loncat loncat). Untuk cara cara membuat ringkasan yang baik dapat dilihat pada subbab di atas. Saat presentasi, penyampaian juga menjadi perhaxan yang besar. Terkadang presenter telah membuat ringkasan makalah dengan baik namun gagal dalam menyampaikan isi dari makalah tersebut sehingga akhirnya kualitas makalah dan penelixan Xdak dapat tersampaikan dengan baik. Adalah baik bila presenter selalu menjaga kontak mata dengan audiensnya untuk menjamin

6 keterhubungan dirinya dengan pendengar. Jangan sampai presenter asyik sendiri dalam menjelaskan sampai sampai lupa terhadap pendengarnya. Suara dalam penyampaian juga harus dijaga. Tidak baik apabila presenter berbicara terlalu cepat ataupun volumenya terlalu kecil sehingga sulit dimengerx. Presenter juga mudah terjebak pada membacakan ringkasan yang dibuatnya sehingga presentasi menjadi sangat monoton. Padahal peserta dapat membaca langsung dari handout yang diberikan. Selain itu, presenter juga perlu membina semangat dalam berpresentasi. Apabila presenter dengan semangat menjelaskan makalahnya niscaya yang mendengar pun juga akan tertular semangat. Dengan ini, suasana kelas pun juga akan lebih terjaga. Ternyata presentasi minimalis seperx ini susah susah gampang. KRITIK DAN SARAN PENYELENGGARAAN KELAS Dalam penyelenggaraan kelas ada beberapa krixk dan sarang yang perlu disampaikan untuk meningkatkan kualitas kelas Seminar. Penyelenggaraan kelas Seminar A pada Senin siang pukul sampai pukul cukup melelahkan. Senin setelah kenyang makan siang, ditambah dengan presentasi yang kurang menarik seringkali menjadi lagu ninabobo yang mengalun indah. Kantuk langsung menyergap saat itu juga. Adalah lebih baik apabila kelas Seminar dimulai pagi hari dari jam sampai Paling Xdak isu kenyang makan siang Xdak akan terjadi jika kelas Seminar dimulai pagi hari. Senin juga hari yang kurang tepat dalam penyelengaraan kelas Seminar. Seringkali akhir pekan penulis tersita untuk membaca makalah dan mengerjakan ringkasan makalah tersebut. Mungkin lebih baik apabila Seminar dapat diselenggarakan hari pada hari lain dalam sepekan. Kedisiplinan juga menjadi isu dalam perkuliahan ini. Keterlambatan dalam pengumpulan tugas serta keterlambatan di dalam kelas juga menjadi permasalahan di dalam kelas ini. PerhaXan dalam menyimak presentasi makalah lain dan berdiskusi juga seperxnya menjadi suatu masalah tersendiri. Masalah ini terutama terjadi setelah paruh kedua semester, yaitu saat sexap kelompok memilih topiknya sendiri dan menyodorkan makalah yang dicarinya sendiri. Selain karena keterbatasan teknik presentasi, seperxnya rendahnya keterkaitan antar topik kelompok juga memiliki potensi menurunkan perhaxan dalam menyimak. Diskusi juga semakin minim karena kekurangnya wawasan peserta Seminar akan topik yang diangkat ditambah topik kelompok tersebut Xdak ada sangkut pautnya dengan topik kelompok lain dalam kelas. Alangkah baik apabila ada keterkaitan antar satu topik dengan topik yang lain. Untuk itu adalah baik apabila paruh kedua, Pak Ibrahim memberikan pilihan topik bagi kedelapan kelompok dan sexap topik ini paling Xdak harus dipilih oleh dua kelompok untuk merangsang kesamaan topik antar kelompok. Untuk masing masing topik tersebut, Pak Ibrahim dapat mencari makalah yang sesuai sebagai XXk tolak. Lalu kelompok peserta dapat mencari empat buah makalah yang bersesuaian dengan makalah XXk tolak pertama tersebut secara bebas. Dengan ini, kesamaan topik tetap terjaga dan juga tetap membuka peluang bagi sexap kelompok untuk mengembangkan minatnya sendiri. Diharapkan dengan kemiripan topik ini mahasiswa akan lebih tertarik untuk berdiskusi di dalam kelas terutama karena topik yang dipilihnya serupa dengan kelompok lainnya. KESIMPULAN Kelas Seminar seperx ini menawarkan ilmu yang berbeda dengan kelas kelas serupa. Keakraban dengan makalah ilmiah internasional yang menjadi fokus dan tujuan dalam kelas Seminar ini dapat tercapai dengan baik. Walaupun masih banyak kekurangan di sana sini yang membutuhkan perhaxan dan pengembangan lebih lanjut, kelas Seminar pimpinan Pak Ibrahim ini berhasil memberikan nilai tambah kepada sexap mahasiswa yang mengikuxnya, baik dari segi pengetahuan maupun kecakapan. Secara umum, kelas Seminar layak dijadikan salah satu pilihan utama mata kuliah di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.

PENGALAMAN MENGIKUTI KULIAH SEMINAR

PENGALAMAN MENGIKUTI KULIAH SEMINAR PENGALAMAN MENGIKUTI KULIAH SEMINAR Rahmawati 1204000696 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia rah43@ui.edu Abstrak Paper ini ditulis untuk menggambarkan pengalaman penulis setelah mengikuti kuliah

Lebih terperinci

PENGALAMAN MENGIKUTI SEMINAR-B

PENGALAMAN MENGIKUTI SEMINAR-B PENGALAMAN MENGIKUTI SEMINAR-B Yudhi M Hamzah K 120300115X Abstrak Pada semester ini, penulis sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (Fasilkom UI) memutuskan untuk mengambil mata

Lebih terperinci

Seminar(B) Baca Paper: Siapa Takut..? Introduction. er Catatan Akhir Semester

Seminar(B) Baca Paper: Siapa Takut..? Introduction. er Catatan Akhir Semester Seminar(B) er Catatan Akhir Semester Baca Paper: Siapa Takut..? By: Rahmatri Mardiko Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Depok, Indonesia mardiko@gmail.com ABSTRACT Paper ini ditulis untuk menggambarkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR INDIVIDU: EVALUASI AKHIR MATA KULIAH SEMINAR SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2008/2009

LAPORAN AKHIR INDIVIDU: EVALUASI AKHIR MATA KULIAH SEMINAR SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2008/2009 LAPORAN AKHIR INDIVIDU: EVALUASI AKHIR MATA KULIAH SEMINAR SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2008/2009 Ananta Dian Pradipta 120500010X Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Depok, Indonesia ananta.dito[et]gmail.com

Lebih terperinci

Isu-isu Yang Terdapat Di Kelas Seminar Dan Strategi-strategi Untuk Menghadapinya: Sebuah Analisa Terhadap Pengalaman Pribadi

Isu-isu Yang Terdapat Di Kelas Seminar Dan Strategi-strategi Untuk Menghadapinya: Sebuah Analisa Terhadap Pengalaman Pribadi Isu-isu Yang Terdapat Di Kelas Seminar Dan Strategi-strategi Untuk Menghadapinya: Sebuah Analisa Terhadap Pengalaman Pribadi Dirgantoro Muhammad - 1203000374 Mahasiswa Kelas Seminar (A) Semester Gasal

Lebih terperinci

Laporan: Satu Semester Bersama Kuliah Seminar. Abstraksi

Laporan: Satu Semester Bersama Kuliah Seminar. Abstraksi Laporan: Satu Semester Bersama Kuliah Seminar Ikhlas Purwanto, ikpu50@ui.ac.id Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Abstraksi Paper ini merupakan sebuah laporan pelaksanaan kuliah seminar semester

Lebih terperinci

Seminar : Obat Pede Baca Paper...

Seminar : Obat Pede Baca Paper... Seminar : Obat Pede Baca Paper... Agus Anang Peserta kuliah seminar 2006/2007 Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia Depok, Indonesia Email: agusanang(et)ui.edu Abstrak Paper ini mencoba menggambarkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR JURNAL SEMINAR IKI40991: Kelas Seminar - Gasal 2008/2009

LAPORAN AKHIR JURNAL SEMINAR IKI40991: Kelas Seminar - Gasal 2008/2009 LAPORAN AKHIR JURNAL SEMINAR IKI40991: Kelas Seminar - Gasal 2008/2009 Oleh : Purniawan (1205000711) Kelompok 278 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Hak cipta : Silahkan secara bebas menggandakan

Lebih terperinci

Tidak Kenal Maka Tidak Sayang: Kiat Mensosialisasikan Makalah Internasional Kepada Komunitas Sistem Informasi Indonesia

Tidak Kenal Maka Tidak Sayang: Kiat Mensosialisasikan Makalah Internasional Kepada Komunitas Sistem Informasi Indonesia Tidak Kenal Maka Tidak Sayang: Kiat Mensosialisasikan Makalah Internasional Kepada Komunitas Sistem Informasi Indonesia Rahmat M. Samik-Ibrahim Direktur vlsm.org -- Pamulang Permai I B33/3 -- Pamulang

Lebih terperinci

Menyajikan Presentasi Seminar

Menyajikan Presentasi Seminar Menyajikan Presentasi Seminar 1 Kebanyakan kegiatan belajar melibatkan presentasi secara lisan oleh siswa. Pada suatu kegiatan belajar atau seminar, topik yang akan dibahas umumnya telah diberikan di awal

Lebih terperinci

E-learning dan Aspek-aspek Penting dalam Penerapannya

E-learning dan Aspek-aspek Penting dalam Penerapannya E-learning dan Aspek-aspek Penting dalam Penerapannya Kelompok 207 120400022X Daniel Albert Y. A. 120400061Y Michael B. Mulyadi Abstrak E-learning saat ini sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat

Lebih terperinci

Seminar SOMEBODY SAVE ME! : ANALISIS PERKEMBANGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ARTIKEL DARI CATATAN HARIAN SELAMA MENGIKUTI KULIAH SEMINAR. Pendahuluan.

Seminar SOMEBODY SAVE ME! : ANALISIS PERKEMBANGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ARTIKEL DARI CATATAN HARIAN SELAMA MENGIKUTI KULIAH SEMINAR. Pendahuluan. Seminar C ARTIKEL PENUTURAN SOMEBODY SAVE ME! : ANALISIS PERKEMBANGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ARTIKEL DARI CATATAN HARIAN SELAMA MENGIKUTI KULIAH SEMINAR Oleh: Wira Perdana 1202001105 Fakultas Ilmu Komputer

Lebih terperinci

BAB II STRUKTUR KURIKULUM

BAB II STRUKTUR KURIKULUM BAB II STRUKTUR KURIKULUM Sebagaimana telah diuraikan dalam Bab I, yang paling mendasar dari Kurikulum 2015 ini adalah perubahan orientasi-nya, yang sebelumnya ber-orientasi pada kompetensi (profil lulusan)

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB

STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB Diah Ayu Wulan Dosen Sastra Cina FIB UB diahayuwulan96@yahoo.co.id Abstrak Bahasa Mandarin merupakan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab 5 ini, peneliti memaparkan hasil simpulan dan saran. Simpulan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab 5 ini, peneliti memaparkan hasil simpulan dan saran. Simpulan 522 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab 5 ini, peneliti memaparkan hasil simpulan dan saran. Simpulan dan saran dipaparkan berdasarkan temuan penelitian dalam menjawab rumusan masalah yang dijabarkan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa Inggris adalah bahasa internasional, sehingga sangat penting untuk dipelajari di masa sekarang ini yang merupakan era globalisasi. Menguasai bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis karangan merupakan kompetensi dasar yang harus dicapai pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV sekolah dasar. Terdapat beberapa kompetensi dasar yang memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan. Akan tetapi, apabila kegiatan berkomunikasi terjadi tanpa diawali keterampilan berbicara

Lebih terperinci

Penggunaan Aplikasi Line Untuk Menulis di Kelas Bahasa Inggris II Pada Kelas Manajemen

Penggunaan Aplikasi Line Untuk Menulis di Kelas Bahasa Inggris II Pada Kelas Manajemen 15. Paskalina Widiastuti; BAHASA INGGRIS Penggunaan Aplikasi Line Untuk Menulis di Kelas Bahasa Inggris II Pada Kelas Manajemen A. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MEMANFAATKAN TIK Mata Kuliah : Bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi manusia, jika ide pokok di dalam wacana tersebut tidak dipahami.

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi manusia, jika ide pokok di dalam wacana tersebut tidak dipahami. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang butuh akan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan diharapkan akan membawa manusia semakin baik. Hanya saja ilmu pengetahuan tidak akan diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan. semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat, dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan. semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat, dan mudah. Perkembangan teknologi dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas X.3 Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari, oleh siswa dimulai dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pada jenjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini sistem pendidikan masih cenderung mengarah pada dua

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini sistem pendidikan masih cenderung mengarah pada dua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama ini sistem pendidikan masih cenderung mengarah pada dua masalah pokok, yakni 1) bagaimana mengadaptasikan dengan benar kurikulum dan metode pendidikan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) BAHASA INDONESIA BUG1A2 Disusun oleh: Diyas Puspandari, S.S., M.Pd. dan Tim Dosen Luar Biasa TELKOM UNIVERSITY 1 LEMBAR PENGESAHAN Rencana Pembelajaran Semester (RPS)

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN ILMU UKUR TANAH MENGGUNAKAN BAHASA PENGANTAR BAHASA INGGRIS

PEMBELAJARAN ILMU UKUR TANAH MENGGUNAKAN BAHASA PENGANTAR BAHASA INGGRIS LAPORAN PENELITIAN PEMBELAJARAN ILMU UKUR TANAH MENGGUNAKAN BAHASA PENGANTAR BAHASA INGGRIS Oleh : Sunar Rochmadi. M.E.S. FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2007 Penelitian ini Dibiayai dengan

Lebih terperinci

Ringkasan Cepat Slide Presentasi Bisnis Efektif dan Powerful

Ringkasan Cepat Slide Presentasi Bisnis Efektif dan Powerful Ringkasan Cepat Slide Presentasi Bisnis Efektif dan Powerful Berikut adalah rangkuman yang berfungsi sebagai ringkasan slide bisnis buat Anda. Setiap kali Anda membuat slide bisnis, Anda bisa melihat kembali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama ini proses pembelajaran lebih sering diartikan sebagai pengajar menjelaskan materi kuliah dan mahasiswa mendengarkan secara pasif. Namun telah banyak

Lebih terperinci

Strategi Belajar CERDAS Pada Pendidikan Jarak Jauh. Tri Darmayanti UNIVERSITAS TERBUKA

Strategi Belajar CERDAS Pada Pendidikan Jarak Jauh. Tri Darmayanti UNIVERSITAS TERBUKA Strategi Belajar CERDAS Pada Pendidikan Jarak Jauh Tri Darmayanti UNIVERSITAS TERBUKA 2 0 0 4 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Daftar Isi... ii Tahukah Anda?... 1 Strategi Belajar CERDAS... 2 1 Huruf C untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah sudah menjadi sempit. Interaksi antar manusia dalam wujud tertentu sudah tidak dapat dibatasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ungkapan bahwa banyaknya pelajar yang tidak berpikir sering kita. yang diajarkan oleh guru mereka (Hassoubah, 2004:9).

BAB I PENDAHULUAN. Ungkapan bahwa banyaknya pelajar yang tidak berpikir sering kita. yang diajarkan oleh guru mereka (Hassoubah, 2004:9). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ungkapan bahwa banyaknya pelajar yang tidak berpikir sering kita dengar. Padahal kita tahu bahwa sekolah itu merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian siswa,

Lebih terperinci

STRATEGI BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI

STRATEGI BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI STRATEGI BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI Nunung Nuring Hayati Pendidikan Tinggi Merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis adalah keterampilan yang membutuhkan proses yang lama untuk mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit menuangkan hasil

Lebih terperinci

Seminar Nasional dan Launching ADOBSI 531

Seminar Nasional dan Launching ADOBSI 531 PENERAPAN METODE ONE STAY ONE STRAY UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBACA KRITIS MAHASISWA AKUNTANSI UNESA Prima Vidya Asteria Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya Abstrak Terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan oleh manusia pada sebagian besar aktivitasnya. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan oleh manusia pada sebagian besar aktivitasnya. Tanpa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan seharihari. Bahasa digunakan oleh

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA PENELITIAN TINDAKAN KELAS Diajukan Kepada Program Studi Magister

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VII F SMP N 2 Susukan semester 2 tahun ajaran 2013 / 2014 pada kompetensi dasar mendiskripsikan Potensi

Lebih terperinci

Petunjuk Perpus Program Awal Program Mengulang Membaca Bersuara ABC 1,2,3 Orang dewasa mengulang membaca bersuara bersama www.repeatreadaloud.co.nz Nama Perpustakaan..... Hak Cipta 2008 milik PT New Zealand

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH. kerja, mendorong perguruan tinggi untuk membekali lulusannya dengan kemampuan

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH. kerja, mendorong perguruan tinggi untuk membekali lulusannya dengan kemampuan BAB I LATAR BELAKANG MASALAH 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan yang sangat cepat di semua sektor kehidupan khususnya dunia kerja, mendorong perguruan tinggi untuk membekali lulusannya dengan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan terus mengikuti perkembangan teknologi. Peserta didik saat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan terus mengikuti perkembangan teknologi. Peserta didik saat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pendidikan telah semakin maju, peserta didik semakin berkembang dan terus mengikuti perkembangan teknologi. Peserta didik saat ini umumnya lebih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Terpadu di SMP terdiri dari studi

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Terpadu di SMP terdiri dari studi 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Terpadu di SMP terdiri dari studi geografi meliputi aktifitas dan peranan manusia dalam upaya untuk beradaptasi dengan tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus terus dibina untuk meningkatkan mutu pembelajaran bahasa sekarang ini. Kita mengenal ada berbagai macam

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN AKTIF DALAM TUTORIAL

PEMBELAJARAN AKTIF DALAM TUTORIAL Pelatihan Tutor TTM 2015 PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH Membuka Akses Pendidikan Tinggi bagi Semua Making Higher Education Open to All PEMBELAJARAN AKTIF DALAM TUTORIAL Tujuan Latihan Pembelajaran Aktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses kegiatan transfer ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses kegiatan transfer ilmu pengetahuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan proses kegiatan transfer ilmu pengetahuan dari pendidik ke peserta didik. Pendidik berperan sebagai pengajar dan peserta didik sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi daya tarik itu sendiri yaitu bahasa Indonesia. Dewasa ini, banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi daya tarik itu sendiri yaitu bahasa Indonesia. Dewasa ini, banyak 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Indonesia memiliki daya tarik tersendiri bagi orang asing karena beragamnya budaya dan suku bangsa yang dimiliki oleh Indonesia. Salah satu yang

Lebih terperinci

kegiatan sehari hari pelajaran 2

kegiatan sehari hari pelajaran 2 pelajaran 2 kegiatan sehari hari semua anak senang bermain anak anak bermain setiap hari bermain membuat hati senang bermain boleh saja asal jangan lupa belajar kegiatan sehari hari 17 mengenal tanda baca

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Apakah Anda mempunyai komputer di rumah (PC) atau laptop?? Ya (menuju nomor 2) Tidak (menuju nomor 3)

LAMPIRAN. 1. Apakah Anda mempunyai komputer di rumah (PC) atau laptop?? Ya (menuju nomor 2) Tidak (menuju nomor 3) L1 LAMPIRAN Kuisioner Awal 1. Apakah Anda mempunyai komputer di rumah (PC) atau laptop?? Ya (menuju nomor 2) Tidak (menuju nomor 3) 2. Apakah Anda memiliki akses internet untuk laptop atau komputer? Ya

Lebih terperinci

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN ETIKA BERKOMUNIKASI BAHASA INGGRIS BAGI REMAJA DI GEMAHAN RINGINHARJO BANTUL

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN ETIKA BERKOMUNIKASI BAHASA INGGRIS BAGI REMAJA DI GEMAHAN RINGINHARJO BANTUL PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN ETIKA BERKOMUNIKASI BAHASA INGGRIS BAGI REMAJA DI GEMAHAN RINGINHARJO BANTUL Nafisah Endahati, M.Hum. Universitas PGRI Yogyakarta nafisah.indahatinya@gmail.com Ringkasan Tujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran 1. Belajar 1) Pengertian Belajar Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang

Lebih terperinci

menjelang minggu ujian akhir Lihat saja kepanikan temantemanmu kalau menjelang UAS, dan tentu saja, perhatikan tempat fotokopian yang bakal

menjelang minggu ujian akhir Lihat saja kepanikan temantemanmu kalau menjelang UAS, dan tentu saja, perhatikan tempat fotokopian yang bakal 15 Tips Keren Menghadapi Ujian Ketika Kebanyakan, ekspresi mahasiswa jadi suram menjelang minggu ujian akhir semester. Nggak percaya? Lihat saja kepanikan temantemanmu kalau menjelang UAS, dan tentu saja,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia secara formal mencakup pengetahuan kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi pembelajaran mengenai asal-usul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakannya (www.ui.ac.id). Oleh

BAB I PENDAHULUAN. manusia melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakannya (www.ui.ac.id). Oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Universitas merupakan salah satu institusi yang mempersiapkan sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakannya (www.ui.ac.id). Oleh

Lebih terperinci

MENULIS ITU BERCERITA!

MENULIS ITU BERCERITA! SERI JURNALISME DESA MENULIS ITU BERCERITA! Menulis itu (terasa) sulit. Demikian komentar banyak orang ketika mereka harus menulis. Benar kah demikian? Atau barangkali itu hanya pikiran kita saja? Sebelum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kopeng 03 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. SD Negeri Kopeng 03 terletak

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Simpulan berikut merupakan jawaban atas pertanyaan terkait dengan penerapan pengembangan model pembelajaran Writing untuk mahasiswa Sastra Inggris di Unsoed

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Begitu pula dengan mahasiswa yang baru menjalani proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kedudukan Pembelajaran Memproduksi Teks Eksplanasi dalam Kurikulum 2013 Kurikulum merupakan landasan atau acuan bagi setiap proses pembelajaran di sekolah,

Lebih terperinci

Metode Belajar di MEDIU

Metode Belajar di MEDIU Metode Belajar di MEDIU Dalam proses belajar mengajar di MEDIU, ada 4 metode utama yang digunakan: a) Aktifitas belajar mengajar : i- Kuliah ii- Tutorial iii- Kuliah Online b) Aktifitas pendukung belajar:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar suatu proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilainilai,

Lebih terperinci

Matriks Kegiatan MPKT-B: Problem Based Learning (PBL)

Matriks Kegiatan MPKT-B: Problem Based Learning (PBL) Matriks Kegiatan MPKT-B: Problem Based Learning (PBL) Pekan ke-9: PBL-1 PBL-1: 1. Sistem kerja alam tempat kita tinggal 2. Tanggung jawab kita 20 a) Dosen menjelaskan terlebih dahulu Tahapan PBL yang akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat pendidikan (KTSP) pada tingkat SMA diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Annisa Octavia Koswara, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Annisa Octavia Koswara, 2015 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Keterampilan menulis cerita pendek masih menjadi sesuatu hal yang sulit untuk siswa. Menulis cerita pendek merupakan satu keterampilan yang membutuhkan

Lebih terperinci

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK DENGAN TEKNIK THINK PAIR SHARE SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal (Pra Siklus) Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti mencari data awal nilai keterampilan berbicara pada pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tujuan dari pembelajaran bahasa asing untuk peserta didik adalah agar peserta didik mampu berkomunikasi dengan bahasa yang dipelajarinya dan mampu bersaing di

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) BUG1A2 BAHASA INDONESIA Disusun oleh: Diyas Puspandari, S.S., M.Pd. PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTASI FAKULTAS INFORMATIKA TELKOM UNIVERSITY 1 LEMBAR PENGESAHAN Rencana Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia merupakan pendidikan yang berlandaskan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional yang salah satunya adalah Peraturan Menteri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik tingkat SMA adalah Menemukan Gagasan dari Beberapa Artikel

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik tingkat SMA adalah Menemukan Gagasan dari Beberapa Artikel 2 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pelajaran Bahasa memiliki peran yang sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan :... Kelas / Semester : I (Satu) / 1 Tema / Topik : Kegiatanku Petemuan ke : 2 Sub Tema : Kegiatanku Pagi Hari Alokasi Waktu : 1 Hari A. KOMPETENSI

Lebih terperinci

Catatan Penilaian Tugas 3: Slide Presentasi

Catatan Penilaian Tugas 3: Slide Presentasi Catatan Penilaian Tugas 3: Slide Presentasi Kelompok 01: 1) Font terlalu kecil 2) Halaman terlalu padat 3) Tulisan kurang rapi 4) Tidak ada animasi, monoton 5) Tidak dituliskan referensinya 1) Isi cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam pembelajaran bahasa Indonesia, keterampilan menulis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam pembelajaran bahasa Indonesia, keterampilan menulis merupakan digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menerangkan bahwa mata kuliah bahasa Indonesia adalah mata kuliah wajib

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN :

PROSIDING ISBN : P - 55 PEMANFAATAN PROGRAM CABRI 3D DALAM UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 5 SD NEGERI BANYUURIP PURWOREJO PADA POKOK BAHASAN VOLUME KUBUS DAN BALOK Leo Agung Noviar Kidung Adi 1, M. Andy

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian. I. PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang penting. Oleh karena itu menulis merupakan salah satu standar kompetensi dalam pelajaran Bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan aspek berbahasa yang tidak dapat dipisahkan dari aspek lain dalam proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Dalam

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN digilib.uns.ac.id 71 BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Simpulan penelitian ini berdasarkan pada kajian teori, hasil penelitian, dan pembahasan yang telah dilakukan penulis. Hasil penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keterampilan bersastra adalah keterampilan menulis. Selain

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keterampilan bersastra adalah keterampilan menulis. Selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu keterampilan bersastra adalah keterampilan menulis. Selain sebagai salah satu keterampilan bersastra, menulis juga dikenal sebagai salah satu keterampilan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Keterampilan Menulis Menulis adalah sebuah kegiatan yang sering dilakukan oleh setiap orang, apapun bentuknya. Mendengar kata menulis tidak banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan alam sekitar kita. IPA tidak hanya mementingkan penguasaan kumpulan pengetahuan

Lebih terperinci

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) BUG1A2 BAHASA INDONESIA Disusun oleh: Diyas Puspandari, S.S., M.Pd. PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTASI FAKULTAS INFORMATIKA TELKOM UNIVERSITY 1 LEMBAR PENGESAHAN Rencana Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Secara umum kebiasaan menonton sinetron di SMP Negeri 5 Bandung

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Secara umum kebiasaan menonton sinetron di SMP Negeri 5 Bandung BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan 1. Secara umum kebiasaan menonton sinetron di SMP Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 berada pada kategori tinggi. 2. Secara umum kebiasaan belajar siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupan, manusia memerlukan berbagai jenis dan macam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupan, manusia memerlukan berbagai jenis dan macam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupan, manusia memerlukan berbagai jenis dan macam barang serta jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di masyarakat, pengaruh informasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan-persiapan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan-persiapan yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Penelitian Penelitian tindakan ini dilakukan di SMK Muhammadiyah 1 Klaten Utara. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan-persiapan

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR (S3) A. UJIAN KUALIFIKASI

PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR (S3) A. UJIAN KUALIFIKASI PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR (S3) A. UJIAN KUALIFIKASI 1. Ujian Kualifikasi a. Ujian kualifikasi terdiri atas ujian lisan dan tulis yang pelaksanaannya merupakan satu kesatuan. b.

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS GUNADARMA

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS GUNADARMA RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS GUNADARMA Tanggal Penyusunan 5/09/2016 Tanggal revisi dd/bb/thn Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Oleh: Samino Sangadji, Sularmi, Yulianti

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Oleh: Samino Sangadji, Sularmi, Yulianti 1 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL Oleh: Samino Sangadji, Sularmi, Yulianti Program PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK Tujuan penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat yang gemar membaca memperoleh pengetahuan dan wawasan baru. menjawab tantangan hidup pada masa-masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat yang gemar membaca memperoleh pengetahuan dan wawasan baru. menjawab tantangan hidup pada masa-masa mendatang. BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya masyarakat yang gemar belajar. Proses yang efektif antara lain dilakukan melalui membaca. Masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kedudukan Pembelajaran Memproduksi Teks Prosedur Kompleks dalam Kurikulum 2013 Pada kurikulum 2013, pengembangan kurikulum mata pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Bagaimana langkah-langkah Implementasi metode diskusi dalam. pembelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas IV di SDN 01 Ngepoh

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Bagaimana langkah-langkah Implementasi metode diskusi dalam. pembelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas IV di SDN 01 Ngepoh 103 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Bagaimana langkah-langkah Implementasi metode diskusi dalam pembelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas IV di SDN 01 Ngepoh Tanggunggunung Tulungagung Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu pengajaran bahasa Indonesia secara umum adalah agar siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa. Kebiasaan seseorang berpikir logis akan

Lebih terperinci

TEKNIK PRESENTASI. Lantas, Bagaimana mempresentasikan proposal hingga hasil penelitian anda?

TEKNIK PRESENTASI. Lantas, Bagaimana mempresentasikan proposal hingga hasil penelitian anda? TEKNIK PRESENTASI Pada pertemuan kali ini kita akan membahas tentang presentasi data. Bagi anda, mungkin bukanlah hal yang baru dalam menyajikan data pada Power Point. Pada penelitian yang anda lakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dan pembelajaran merupakam dua komponen yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Pembelajaran yang baik akan menentukan kualitas pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk aktif membaca, mencari, dan menganalisis sebuah masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk aktif membaca, mencari, dan menganalisis sebuah masalah secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar di perguruan tinggi sangat menjunjung kemandirian, mahasiswa dituntut untuk aktif membaca, mencari, dan menganalisis sebuah masalah secara mandiri.

Lebih terperinci

USAID DBE3 Life Skills for Youth 29

USAID DBE3 Life Skills for Youth 29 Sesi 1 Apakah Kita Mengenal Peserta Pelatihan Sebagai Pelajar Dewasa? Pendahuluan Seorang fasilitator pelatihan yang efektif harus tahu peserta pelatihan yang ia hadapi. Peserta pelatihan bukan hanya sekedar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 pada pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 pada pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 pada pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis. Kurikulum ini menuntut agar belajar bahasa

Lebih terperinci

SATUAN ACARA TUTORIAL (SAT)

SATUAN ACARA TUTORIAL (SAT) 1 SATUAN ACARA TUTORIAL (SAT) Pertemuan Ke Kode/Mata Kuliah SKS Nama Tutor : 1 (satu) : IDIK4010/KOMPUTER DAN MEDIA PEMBELAJARAN : Drs. Dudi Gunawan, M.Pd. Kompetensi Umum : Setelah mempelajari bahan ajar

Lebih terperinci