MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE DI KELAS II SDN 2 KECAMATAN KOTA BARAT KOTA GORONTALO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE DI KELAS II SDN 2 KECAMATAN KOTA BARAT KOTA GORONTALO"

Transkripsi

1

2 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE DI KELAS II SDN 2 KECAMATAN KOTA BARAT KOTA GORONTALO Risna D. Ulyas, Salma Halidu, SumarniMohamad 1 Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa Melalui Metode Picture and Picture di Kelas II SDN 2 Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo.Merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh peneliti untuk menempuh ujian sarjana pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo, Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah kemampuan berbicara dapat meningkat melalui metode picture and picture di kelas II SDN 2 Kecamatan Kota Barat?. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa melalui picture and picture di kelas II SDN 2 Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo. Peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan menggunakan teknik pengumpulan observasi, tes, dan dokumentasi yang dilakukan dengan 2 (dua) siklus pada siswa yang berjumlah 15 siswa. Pada observasi awal rata-rata kemampuan berbicara siswa yakni sebesar 65%. Setelah diadakan tindakan, maka pada siklus I rata-rata kemampuan berbicara siswa yakni meningkat menjadi 73.89%, namun rata-rata tersebut belum mencapai indikator capaian yakni sebesar80%. Dilanjutkan kesiklus II, pada pelaksanaan tindakan siklus II diperoleh rata-rata kemampuan berbicara siswa meningkat menjadi 88.89%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan berbicara siswa melalui metode picture and picture pada siswa kelas IISDN 2 Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo terbukti dan dapat diterima. Kata Kunci:Metode Picture and Picturedan Kemampuan Berbicara Siswa 1 Risna D. Ulyas adalah Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Hj.Salma Halidu, S.Pd, M.Pd merupakan pembimbing I adalah Dosen Tetap pada Universitas Negeri Gorontalo, Hj. Sumarni Mohamad,S.Pd,M.Pd merupakan pembimbing II adalah Dosen Tetap pada Universitas Negeri Gorontalo,

3 Keberhasilan kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia bergantung pada proses belajar mengajar yang dilaksanakan guru kepada siswa karena itu siswa dibiasakan belajar aktif di dalam kelas. Membaca dan menulis merupakan satu kemampuan dasar yang perlu dimiliki siswa untuk dapat memasuki dunia belajar. Keberhasilan membaca pada siswa kelas II Sekolah Dasar ikut mempengaruhi keberhasilan pembelajaran lebih lanjut. Ada beberapa hal yang harus diperhatkan oleh seorang guru dalam menjalankan prose belajar mengajar, antara lain bagaimana materi pembelajaran yang diberikan dapat disampaikan dengan benar, terarah, serta dapat diterima oleh siswa dengan baik sehingga siswa dengan mudah memahami dan termotivasi dalam menerima materi pelajaran. Guru harus mampu mendeteksi sejauh mana ketertarikan siswa dalam menerima materi pelajaran sehingga proses pembelajaran berjalan dengan lancar dan terkendali. Dalam mencapai tujuan pembelajaran guru dituntut agar dapat menggunakan berbagai macam cara yang kreatif, seperti menggunakan model pembelajaran yang sesuai tema pelajaran, Banyak model pembelajaran yang dapat dipakai oleh seorang guru untuk mengukur sejauh mana kemampuan anak dalam menerima materi yang diberikan. Sehingga pada akhir pembelajaran akan mendapatkan hasil yang maksimal, terutama yang berkaitan dengan materi berbicara. Berbicara merupakan ungkapan pikiran dan perasaan seseorang dalam bentuk bunyi-bunyi bahasa. Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengar menerima pesan atau informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan penempatan persendian. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Tarigan (2008: 15) bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan serta perasaaan. Proses belajar mengajar yang ada di SDN 2 Kecamatan Kota Barat, khususnya pada siswa kelas II bahwa guru menggunakan model pembelajaran kebanyak menggunakan model konvensional, model pembelajaran ini hanya berfokus pada guru dan siswa hanya mendengarkan apa yang dijelaskan, sehingga

4 dalam meningkatkan kemampuan berbicara guru dan siswa menemukan kendala, pasalnya guru menyampaikan materi belajar dengan metode yang kurang tepat sehingga antara guru dan siswa tidak menemukan titik temu yang benar, dan siswa terkesan kebingungan, daya tangkap siswa tidak maksimal. Metode yang dipakai oleh guru tidak tepat sehingga terkesan materi yang diberikan oleh guru tidak dapat menghasilkan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Fenomena menunjukkan bahwa dengan permasalahan di atas guru kesulitan dalam melakukan evaluasi hasil kemampuan berbicara, hal ini terjadi akibat proses dan aktivitas pembelajaran masih kurang fokus dan hal ini dibuktikan dengan hasil evaluasi pada UTS masih di bawah 65% dari 15 orang siswa yang kemampuan membaca masih rendah, dengan siswa yang tuntas atau mampu hanya 6 siswa atau 40%, sdangkan yang tidak tuntas sebanyak 9 siswa atau 60%. Rendahnya kemampuan berbicara siswa disebabkan oleh siswa kurang memahami yang dinilai dalam aspek berbicara seperti penggunaan diksi, struktur kata, lafal/intonasi dan isi, dan pembelajaran berbicara belum menggunakan metode picture and picture. Rendahnya kemampuan berbicara siswa tersebut di atas, maka guru harus mengambil langkah strategis dengan menggunakan metode pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Model pembelajaran picture and picture menurut adalah suatu model pembelajaran di mana guru dalam mengajar menggunakan gambar sebagai media pembelajaran (Wahab, 2008:11). Langkah yang dilakukan oleh guru adalah dengan menggunakan metode picture and picture. Metode pembelajaran picture and picture adalah suatu model belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Metode Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar. Dengan penggunan metode ini diharapkan meningkatkan kemampuan berbicara siswa di kelas II SDN 2 Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo.

5 Berdasarkan masalah di atas peneliti ingin mengadakan suatu penelitian dengan mengangkat judul Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa Melalui Metode Picture and Picture di Kelas II SDN 2 Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka permasalahan yang ditemui dalam pelajaran kemampuan membaca yaitu: 1. Rendahnya kemampuan siswa berbicara 2. Siswa kurang memahami yang dinilai dalam aspek berbicara seperti penggunaan diksi, struktur kata, lafal/intonasi dan isi. 3. Pembelajaran berbicara belum menggunakan metode picture and picture. Rumusah Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang dibahas adalah apakah dengan menggunakan metode picture and picture dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa di kelas II SDN 2 Kecamatan Kota Barat? Pemecahan Masalah Cara pemecahan masalah diatas yaitu dengan penggunaan metode picture and picturedapat dalam kemampuan berbicara siswa guna membantu kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Menurut Hanafiah dan Suhana (2010: 40) bahwa langkah-langkah metode pembelajaran picture and picturepembelajaran di dalam kelas yang diterapkan adalah: 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2. Menyajikan materi sebagai pengantar 3. Guru memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi 4. Guru menunjuk atau memanggil peserta didik secara bergantian memasang dan mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis 5. Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut 6. Dari alasan urutan gambar tersebut, guru mulai menambahkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai 7. Kesimpuan atau rangkuman.

6 KAJIAN TEORETIS Pengertian Kemampuan Berbicara Pada hakikatnya berbicara merupakan ungkapan pikiran dan perasaan seseorang dalam bentuk bunyi-bunyi bahasa. Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengar menerima pesan atau informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan penempatan persendian. Jika komunikasi berlangsung secara tatap muka, berbicara itu dapat dibantu dengan mimik dan pantomimik pembicara (Mudini dan Purba, 2009: 3). Kemampuan berbicara merupakan tuntutan utama yang harus dikuasai oleh seorang guru. Jika seorang guru menuntut siswanya dapat berbicara dengan baik, maka guru harus memberi contoh berbicara yang baik hal ini menunjukkan bahwa di samping menguasai teori berbicara juga terampil berbicara dalam kehidupan nyata. Guru yang baik harus dapat mengekspresikan pengetahuan yang dikuasainya secara lisan. PengertianBerbicara Berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahas lisan. Kaitan antara pesan dan bahasa lisan sebagai media penyampaian sangat erat. Poerwadarminta(2007: 130) berbicara diartikan berkata, bercakap, berbahasa, melahirkan pendapat dengan perkataan. Pendapat lain misalnya yang dikemuakan oleh Tarigan (2008: 15) berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan serta perasaaan. Berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses berkomunikasi sebab di dalamnya terjadi pemindahan pesan dari suatu sumber ke tempat lain. Dalam proses komunikasi terjadi pemindahan pesan dari komunikator sebagai pembicara kepada komunikan atau pendengar. Komunikator adalah seseorang yang memiliki pesan-pesan yang akan disampaikan kepada komunikan lebih dahulu diubah ke dalam simbol yang dipahami oleh kedua belah pihak. Simbol tersebut memerlukan saluran agar sampai kepada komunikan (Cono, 2007: 21).

7 Jenis-jenis Berbicara Menurut Umar (2007: 46-48) klasifikasi berbicara dapat dilakukan berdasarkan tujuannya, sifatnya, cara penyampainnya, dan jumlah pendengarnya. a) Berbicara berdasarkan tujuannya, antara lain: (1) Berbicara memberitahukan, melaporkan, dan menginformasikan. Berbicara untuk memberitahukan, melaporkan, dan menginformasikan dilakukan jika seseorang ingin menjelaskan suatu proses; menguraikan, menafsirkan sesuatu; memberikan, menyebarkan atau menanamkan pengetahuan; dan mejelaskan kaitan, hubungan atau relasi antar benda, hal atau peristiwa; (2) Bicara menghibur. Berbicara untuk menghibur memerlukan kemampuan manarik perhatian pendengar. Suasana pembicaraannya bersifat santai dan penuh canda. Humor yang segar, baik dalam gerak-gerik, cara berbicara dan menggunakan kata atau kalimat akan memikat pada pendengar; dan (3) Berbicara membujuk, mengajar, meyakinkan atau menggerakkan. Kadang-kadang pembicaraan berusaha membangkitkan inspirasi, kemauan atau meminta pendengarnya melakukan sesuatu. Misalnya, guru membangkitkan semangat dan gairah siswanya melalui nasihat-nasihat. b) Berbicara berdasarkan situasinya, antara lain: (1) Berbicara formal; dalam situasi formal, pembicara dituntut untuk berbicara secara formal. Misalnya ceramah dan wawancara; dan (2) Berbicara informal; dalam situasi informal, pembicara harus berbicara secara tidak formal, misalnya bertelepon. c) Berbicara berdasarkan cara penyampaiannya, yaitu: (1) Berbicara pendek; terjadi jika seseorang tanpa direncanakan sebelumnya harus berbicara dimuka umum; (2) Berbicara berdasarkan catatan; pembicara menggunakan catatan kecil pada kartu-kartu yang telah disiapkan sebelumnya dan telah menguasai materi pembicaraannya sebelum tampil di muka umum; (3) Berbicara berdasarkan hapalan; pembicara menyiapkan dengan cermat dan menulis dengan lengkap bahan pembicaraannya. Kemudian dihapalkannya kata demi kata, kalimat demi kalimat sebelum melakukan pembicaraannya; dan (4) Berbicara berdasarkan naskah; pembicara telah menyusun naskah pembicaraannya secara tertulis dan dibacakan pada saat berbicara. Jenis

8 berbicara ini dilakukan dalam situasi yang menuntut kepastian dan resmi, seperti menyangkut kepentingan umum. d) Berbicara berdasarkan jumlah pendengarnya, yaitu: (1) Berbicara antrapribadi; terjadi jika dua orang membicarakan sesuatu. Suasana pembicaraannya dapat bersifat serius atau santai bergantung kepada masalah yang diperbincangkan atau tergantung kepada hubungan kedua pribadi yang terlihat dalam pembicaraan; (2) Berbicara dalam kelompok kecil; pembicaraan seperti ini terjadi antara pembicara dengan sekelompok kecil pendengar (3-5 orang). Dalam kegiatan pembelajaran, jenis berbicara seperti ini sering dilakukan. Kelompok kecil merupakan sarana yang dapat untuk melatih siswa mengungkapkan pendapatnya secara lisan, terutama untuk melatih siswa yang jarang berbicara; dan (3) Berbicara dalam kelompok besar; jenis berbicara seperti ini, terjadi bila pembicara menghadapi pendengar yang berjumlah besar. Perpindahan peran dari pembicara menjadi pedengar atau dari pendengar menjadi pembicara dalam berbicara seperti ini terjadi di ruang kelas, pendengar berkesempatan untuk bertanya atau berkomentar tentang isi pembicaraan yang disampaikan pembicara. Tujuan Berbicara Menurut (Mudini dan Purba, 2009: 3) secara umum tujuan pembicaraan adalah sebagai berikut: a) Mendorong atau menstimulasi. Tujuan suatu uraian dikatakan mendorong atau menstimulasi apabila pembicara berusaha memberi semangat dan gairah hidup kepada pendengar. Reaksi yang diharapkan adalah menimbulkan inpirasi atau membangkitkan emosi para pendengar. Misalnya, pidato Ketua Umum Koni dihadapan para atlet yang bertanding di luar negeri bertujuan agar para atlet memiliki semangat bertanding yang cukup tinggi dalam rangka membela Negara. b) Meyakinkan. Tujuan suatu uraian atau ceramah dikatakan meyakinkan apabila pembicara berusaha mempengaruhi keyakinan, pendapat atau sikap para pendengar. Alat yang paling penting dalam uraian itu adalah argumentasi. Untuk itu diperlukan bukti, fakta, dan contoh konkret yang dapat memperkuat

9 uraian untuk meyakinkan pendengar. Reaksi yang diharapkan adalah adanya persesuaian keyakinan, pendapat atau sikap atas persoalan yang disampaikan. c) Menggerakkan. Tujuan suatu uraian disebut menggerakkan apabila pembicara menghendaki adanya tindakan atau perbuatan dari para pendengar. Misalnya, berupa seruan persetujuan atau ketidaksetujuan, pengumpulan dana, penandatanganan suatu resolusi, mengadakan aksi sosial. Dasar dari tindakan atau perbuatan itu adalah keyakinan yang mendalam atau terbakarnya emosi. d) Menginformasikan. Tujuan suatu uraian dikatakan menginformasikan apabila pembicara ingin memberi informasi tentang sesuatu agar para pendengar dapat mengerti dan memahaminya. Misalnya seorang guru menyampaikan pelajaran di kelas, seorang dokter menyampaikan masalah kebersihan lingkungan, seorang polisi menyampaikan masalah tertib berlalu lintas, dan sebagainya. e) Menghibur. Tujuan suatu uraian dikatakan menghibur, apabila pembicara bermaksud menggembirakan atau menyenangkan para pendengarnya. Pembicaraan seperti ini biasanya dilakukan dalam suatu resepsi, ulang tahun, pesta, atau pertemuan gembira lainnya. Humor merupakan alat yang paling utama dalam uraian seperti itu. Reaksi atau response yang diharapkan adalah timbulnya rasa gembira, senang, dan bahagia pada hati pendengar. Pengertian Metode Picture and Picture Model pembelajaran picture and picture menurut Wahab (2008:11) adalah suatu model pembelajaran di mana guru dalam mengajar menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Model pembelajaran picture and picture adalah suatu model belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi factor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar. Langkah-langkah MetodePictur and Picture Adapun langkah-langkah dari pelaksanaan Picture and Pictureini menurut Asmani (2011: 39) terdapat tujuh langkah yaitu:

10 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apa yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Di samping itu guru juga harus menyampaikan indikator-indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik. 2. Menyajikan materi sebagai pengantar.penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari. 3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi. Dalam proses penyajian materi, guru mengajak siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Dengan gambar kita akan menghemat energi kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Dalam perkembangan selanjutnya sebagai guru dapat memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video atau demontrasi yang kegiatan tertentu. 4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian untuk memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan. Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutkan, dibuat, atau dimodifikasi. 5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran dari urutan gambar tersebut. Siswa dilatih untuk mengemukan alasan pemikiran atau pendapat tentang urutan gambar tersebut. Dalam langkah ini peran guru sangatlah penting sebagai fasilitator dan motivator agar siswa berani mengemukakan pendapatnya.

11 6. Dari alasan/urutan gambar tersebut, guru mulai menanamkan konsep atau materi, sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Dalam proses ini guru harus memberikan penekanan-penekanan pada hal ingin dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai indikator yang telah ditetapkan. 7. Siswa diajak untuk menyimpulkan/merangkum materi yang baru saja diterimanya. Kesimpulan dan rangkuman dilakukan bersama dengan siswa. Guru membantu dalam proses pembuatan kesimpulan dan rangkuman. Apabila siswa belum mengerti hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam pengamatan gambar tersebut guru memberikan penguatan kembali tentang gambar tersebut. Sedangkan menurut Hanafiah dan Suhana (2010: 40) langkah-langkah metode pembelajaran picture and picturepembelajaran di dalam kelas: 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2. Menyajikan materi sebagai pengantar 3. Guru memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi 4. Guru menunjuk atau memanggil peserta didik secara bergantian memasang dan mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis 5. Guru menanyakan alas an atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut 6. Dari alasaa urutan gambar tersebut, guru mulai menambahkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai 7. Kesimpuan atau rangkuman. Menurut Suprijono (2012: 125) langkah-langkah dalam picture and picture yaitu: 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2. Menyajikan materi sebagai pengantar. 3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatanberkaitan dengan materi.

12 4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang /mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. 5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut. 6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkankonsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. 7. Kesimpulan/rangkuman. Kebaikan dan Kekurangan Metode Picture and Picture Dalam setiap model pembelajaran tentu ada kelebihan dan kekurangannya, kelebihan dan kelemahan model pembelajaran picture and picture seperti yang diungkapkan oleh Istarani (2011: 8) bahwa kelebihan model pembelajaran picture and picture, adalah sebagai berikut: 1. Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu. 2. Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari. 3. Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada. 4. Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar. 5. Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru. Sedangkan kelemahan model pembelajaran picture and picture(istarani, 2011: 8), adalah sebagai berikut: 1. Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkulitas serta sesuai dengan materi pelajaran. 2. Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau kompetensi siswa yang dimiliki. 3. Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran.

13 Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan gambar-gambar yang diinginkan. METODE PENELITIAN Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Metode ini digunakan dengan maksud untuk mengukur peningkatan kemampuan berbicara siswa melalui metode picture and picture di kelas II SDN 2 Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo. Prosedur Tindakan Penelitian tindakan dilaksanakan dalam beberapa tahap, meliputi (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan (3) tahap observasi dan evaluasi, dan (4) tahap analisis dan refleksi. Untuk lebih jelasnya pelaksanaan tindakan kelas dalam prosedur penelitian dapat dilihat pada gambar berikut: [ Tahap Perencanaan Tahap Pelaksanaan Tahap Observasi dan Evaluasi 3 Tahap Analisis dan Refleksi (Wardani, I Gak, 2006: 20) Teknik Pengumpulan Data a. Observasi b. Lembar Pengamatan c. Dokumentasi Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan setiap siklus. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif kualitatif dan teknik analisis data

14 deskriptif kuantitatif presentase. Teknik deskriptif kualitatif adalah untuk menganalisa tingkat kemampuan berbicara siswa dan teknik deskriptif kuantitatif presentase untuk jumlah presentase kemampuan berbicarasiswa melalui metode picture and picture. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN Pada pelaksanaan tindakan kelas ini, peneliti menyajikan materi berbicara melalui metode picture and picture untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa melalui metode picture and picture di kelas II SDN 2 Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo. Siklus I dilaksanakan dalam waktu 1 kali pertemuan, siklus II juga dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan. Materi pokok yang diajarkan pada penelitian tindakan ini adalah teks cerita, keluarga dan kenampakan matahari. Materi disajikan dalam II siklus, dengan mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Prosedur penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan dilakukan mengacu pada pendapat Arikunto (2002: 91-96) yang meliputi: (1) observasi, (2) perencanaan (3), tindakan, dan (4) refleksi. Untuk lebih jelasnya, prosedur penelitian dan hasil tindakan setiap siklus dapat dideskripsikan sebagai berikut: Hasil Berbicara Siswa Melalui Metode Picture and Picture pada Siklus I Aspek yang Diamati No Kualifikasi Pengunaan Diksi Struktur Kata Lafal atau Intonasi Isi/Mengurutkan Menjadi Urutan Logis Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % 1 Mampu Kurang Mampu Tidak Mampu Jumlah Dari tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan berbicara siswa dilihat dari 4 aspek berbicara, dari 15 siswa yang diamati, untuk aspek

15 penggunaan diksi yakni sebanyak 1 siswa atau 6.67% yang mampu, 10 siswa atau 66.67% yang kurang mampu, dan 4 siswa atau 26.67% yang tidak mampu. Aspek struktur kata, sebanyak 4 siswa atau 26.67% yang mampu, 9 siswa atau 60% yang kurang mampu, dan 2 siswa atau 13.33% yang tidak mampu. Aspek lafaf/intonasi, sebanyak 3 siswa atau 20% yang mampu, 12 siswa atau 80% yang kurang mampu, dan ada yang tidak mampu. Sedangkan aspek isi/mengurutkan menjadi urutan logis, sebanyak 11 siswa atau 50% yang mampu, 4 siswa atau 36.36% yang kurang mampu, dan siswa tidak yang tidak mampu. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan siswa dalam menyimak isi bacaan sudah ada peningkatan dari observasi awal. Dengan rata-rata kemampuan berbicara siswa sebesar 73.89%. Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II (Dua) Analisis kemampuan atau hasil belajar siswa, pada siklus II Tabel Hasil Berbicara Siswa Melalui Metode Picture and Picture pada Siklus II Aspek yang Diamati No Kualifikasi Pengunaan Diksi Struktur Kata Lafal atau Intonasi Isi/Mengurutkan Menjadi Urutan Logis Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % 1 Mampu Kurang Mampu Tidak Mampu Jumlah Dari tabel di atas jelas bahwa rata-rata keterampilan menyimak siswa siswa dilihat dari 3 aspek dalam kemampuan berbicara adalah 88.89%. Dari 15 siswa yang diamati, untuk aspek penggunaan diksi yakni sebanyak 5 siswa atau 33.33% yang mampu, 10 siswa atau 66.67% yang kurang mampu, dan sudah tidak ada siswa yang tidak mampu. Aspek struktur kata, sebanyak 11 siswa atau 73.33% yang mampu, 4 siswa atau 26.67% yang kurang mampu, dan sudah tidak

16 ada siswa yang tidak mampu. Aspek lafaf/intinasi, sebanyak 12 siswa atau 80% yang mampu, 3 siswa atau 20% yang kurang mampu, dan sudah tidak ada siswa yang tidak mampu. Sedangkan aspek isi/mengurutkan menjadi urutan logis, sebanyak sebanyak 13 siswa atau 86.67% yang mampu, 2 siswa atau 13.33% yang kurang mampu, dan ada siswa yang tidak mampu. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berbicara siswa sudah meningkat dari pelaksanaan siklus I. PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas II SDN 2 Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo khususnya pada mata Bahasa Indonesia materi berbicara dengan menggunakan metode picture and picture untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Ukuran keberhasilan yang digunakan dalam penelitian ini adalah indikator kinerja yakni jumlah siswa yang memperoleh ratarata kemampuan berbicara siswa dari 65% meningkat menjadi 80%. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi: Terjadi peningkatan keterampilan menyimak siswa dengan menggunakan media cetak di kelas V SDN 30 Kota Selatan Kota Gorontalo, terbukti. Berdasarkan peningkatan keterampilan menyimak siswa di atas, maka persepsi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan media cetak bahwa dengan menggunakan media cetak, siswa sangat antusias dalam menerima pelajaran terutama pada saat menyimak media yang diberikan oleh guru. Dengan adanya persepsi siswa tersebut, maka implementasi penggunaan media cetak dalam proses pembelajaran menyimak dapat membangkitkan aktivitas siswa serta daya serap siswa dalam menerima pelajaran. Hasil penelitian tindakan kelas di atas menunjukan bahwa pada siklus I, bahwa rata-rata kemampuan berbicara siswa dilihat dari 4 aspek berbicara, dari 15 siswa yang diamati, untuk aspek penggunaan diksi yakni sebanyak 1 siswa atau 6.67% yang mampu, 10 siswa atau 66.67% yang kurang mampu, dan 4 siswa atau 26.67% yang tidak mampu. Aspek struktur kata, sebanyak 4 siswa atau 26.67% yang mampu, 9 siswa atau 60% yang kurang mampu, dan 2 siswa atau 13.33% yang tidak mampu. Aspek lafaf/intonasi, sebanyak 3 siswa atau 20% yang mampu, 12 siswa atau 80% yang kurang mampu, dan ada yang tidak mampu.

17 Sedangkan aspek isi/mengurutkan menjadi urutan logis, sebanyak 11 siswa atau 50% yang mampu, 4 siswa atau 36.36% yang kurang mampu, dan siswa tidak yang tidak mampu. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan siswa dalam menyimak isi bacaan sudah ada peningkatan dari observasi awal. Dengan rata-rata kemampuan berbicara siswa sebesar 73.89% Berdasarkan hasil refleksi bersama dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia, ternyata pelaksanaan proses belajar mengajar pada siklus I, masih terdapat kelemahan-kelemahan yakni menganalisa pengetahuan siswa belum optimal, memilih metode yang sesuai belum sesuai dengan materi pembelajaran, menyampaikan materi pembelajaran, belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami, memberikan tugas menyimak belum sesuai dengan media yang digunakan, penilaian prestasi siswa belum maksimal, kurang memberikan perhatian kepada prestasi siswa, membahas tindak lanjut belum maksimal. Kelemahan lain yang ditemukan dalam pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I adalah aktifitas belajar siswa hanya didominasi oleh siswa yang mampu, dan keterampilan menyimak siswa belum sesuai dengan yang diharapkan, serta belum seluruhnya siswa mampu membuat kesimpulan. Menurut peneliti sebagai pelaksanana bahwa kelemahan yang terdapat bahwa pada siklus I adalah kesiapan siswa untuk menerima pelajaran dengan menggunakan metode picture and picture belum maksimal, serta siswa kurang memahami materi berbicara yang diberikan. Berdasarkan kelemahan-kelemahan pada siklus I, maka pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus ke II, diadakan perbaikan strategi pembelajaran melalui langkah-langkah sebagai berikut: a. Guru berusaha memahami karakteristik siswa dalam menerima materi pembelajaran. b. Menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi atau menyesuaikan metode pembelajaran dengan materi pembelajaran. c. Menyampaikan materi pembelajaran secara seksama dengan mengurutkan indikator pembelajaran yang akan dicapai.

18 Rata-Rata Kemampuan Membaca Siswa (%) d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeluarkan pendapat e. Siswa yang mempu disarankan untuk membantu teman-temannya yang kurang mampu dalam menyimak isi bacaan. f. Guru membantu siswa dalam melakukan refleksi atau membuat rangkuman materi pembelajaran. Dari hasil perbaikan strategi pembelajaran tersebut, maka pada siklus ke II, telah terjadi perubahan-perubahan, baik dari segi hasil belajar maupun proses pembelajaran. Perubahan-perubahan tersebut adalah observasi awal sebesar 65%, siklus I meningkat menjadi 73.89%, pada siklus II meningkat menjadi 88.89%. Kualifikasi pembelajaran guru pada siklus I, aspek-aspek yang memperoleh kualifikasi sangat baik dan baik 69.57%, pada siklus II meningkat menjadi 95.63%. Selanjutnya, hasil perolehan yang diperoleh kemampuan berbicara siswa dari observasi awal, siklus I sampai siklus II dapat dijelaskan pada diagram batang dibawah ini: Observasi Awal Siklus I Siklus II Pelaksanaan Tindakan Gambar 1. Klasifikasi Penilaian Pelaksanaan Tindakan dari Observasi Awal, Siklus I, dan Siklus II Dari diagram batang, terlihat jelas bahwa terjadi peningkatan kemampuan berbicara siswa dengan menggunakan metode picture and picture, baik dari hasil obsevasi awal, siklus I, dan siklus II. Pada siklus II hasil yang dicapai 88.89% sudah memenuhi indikator kinerja yakni sebesar 80%. Oleh karena itu penelitian tindakan kelas pada mata Bahasa Indonesia materi berbicara di kelas II SDN 2 Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo dengan menggunakan metode picture and picture dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa.

19 Simpulan Dengan menggunakan metode picture and picture dapat meningkatkan kemampuan berbicara pada siswa kelas II SDN 2 Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo. Saran Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasanya seperti telah diuraikan pada Bab terdahulu, maka penulis perlu mengemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Penggunaan metode picture and picture telah terbukti meningkatkan kemampuan berbicara siswa pada mata bahasa Indonesia, hendaknya guru selalu menggunakan metode pembelajaran yang relevan dengan materi pembelajaran yang diajarkan. 2. Pada pelaksanaan observasi awal maupun pelaksanaan tindakan pertama ternyata masih terdapat kelemahan-kelemahan yang dilakukan dalam proses pembelajaran, untuk guru hendaknya menerima secara terbuka dan bersedia untuk memperbaiki kelemahan-keleman tersebut. 3. Hasil penelitian hendaknya memperoleh dukungan dari semua pihak utamanya para pemerhati pendidikan baik di masyarakat maupun pejabat birokrasi. 4. Kepala sekolah hendaknya senantiasa memberikan dorongan kepada guru mata pelajaran yang ada dilingkunganya untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran melalui pelaksanaan penelitian tindakan kelas demi keberhasilan sekolah yang dipimpinnya. DAFTAR PUSTAKA Mudini dan Purba, Salamat Pembelajaran Berbicara. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Pusat Pengembangan dan Pembedayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Bahasa Poerwadarminta, W.J.S Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Suprijono, Agus Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

20 Tarigan, Djago Pendidikan Ketermpilan Berbahasa. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka Umar, Salha Kajian Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. UNG: Jurusan Pendidikan Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Wahab, Abdul Azis Pembelajaran Picture and Picture. Bandung: Afabeta

Keberhasilan kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia bergantung pada proses

Keberhasilan kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia bergantung pada proses BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia bergantung pada proses belajar mengajar yang dilaksanakan guru kepada siswa karena itu siswa dibiasakan belajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia dikelas III SDN 1 Tolinggula Ulu Kabupaten Gorontalo Utara. Sebelum

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia dikelas III SDN 1 Tolinggula Ulu Kabupaten Gorontalo Utara. Sebelum 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Pelaksanaan tindakan kelas melalui pemberian tugas dengan menggunakan media gambar

Lebih terperinci

A. PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE

A. PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE Bila kita membicarakan pembelajaran, ada beberapa hal yang selalu disinggung, yaitu model, strategi, metode, pendekatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori. 2.1.1. Prestasi Belajar Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:2) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran berakar pada pihak pendidik. Anshari (1979:15) mengemukakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran berakar pada pihak pendidik. Anshari (1979:15) mengemukakan bahwa : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Ada dua buah konsep kependidikan yang berkaitan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE PADA KONSEP DAUR HIDUP

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE PADA KONSEP DAUR HIDUP EDUSCOPE, Vol. 1 No. 1 Juli 2015 ISSN : 2460-4844 MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE PADA KONSEP DAUR HIDUP Rumini SD Negeri Tanjungrejo rumini@gmail.com

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL LEMBAR PENGESAHAN JURNAL MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA MELALUI METODE ROLE PLAYING KELAS IV SDN 3 TOLINGGULA TENGAH KECAMATAN TOLINGGULA KABUPATEN GORONTALO UTARA Oleh WIWIN KARES YASIN NIM. 151

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tidak dapat dipungkiri, bahwa dalam kehidupan modern saat ini, penguasaan bahasa bagi seseorang mutlak diperlukan. Keterampilan berbahasa seseorang harus mengacu

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1. Oleh: Sri Sudarminah 2

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1. Oleh: Sri Sudarminah 2 Upaya Peningkatan Pembelajaran... UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1 Oleh: Sri Sudarminah 2 Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Aqib (2014: 18) PTK merupakan cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 001 RIMBA SEKAMPUNG DUMAI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 001 RIMBA SEKAMPUNG DUMAI PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 001 RIMBA SEKAMPUNG DUMAI Farida Hasmi Surel : hasmifarida1963@gmail.com ABSTRAK Tujuan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik,

BAB I PENDAHULUAN. menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang menjadikan peserta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pemberian tugas menceritakan kembali cerita dengan menggunakan model picture and

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pemberian tugas menceritakan kembali cerita dengan menggunakan model picture and BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitan Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Pelaksanaan tindakan kelas melalui pemberian tugas menceritakan kembali cerita dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. berbicara manusia dapat berkomunikasi dengan manusia lainnya. Berbicara selalu tidak jauhjauh

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. berbicara manusia dapat berkomunikasi dengan manusia lainnya. Berbicara selalu tidak jauhjauh BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Pengertian Berbicara Berbicara merupakan salah satu kemampuan yang dimiliki oleh manusia. Dengan berbicara manusia dapat berkomunikasi dengan manusia lainnya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. 2.1 Hakikat Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sumber Daya Alam

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. 2.1 Hakikat Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sumber Daya Alam BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sumber Daya Alam 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Menurut Djamarah dan Zain (2006:10) belajar adalah proses perubahan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TEKNIK SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA. Kiranawati (dalam /2007/11/19/snowballthrowing/)

BAB 2 TEKNIK SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA. Kiranawati (dalam  /2007/11/19/snowballthrowing/) 8 BAB 2 TEKNIK SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA 2.1 Teknik Snowball Throwing 2.1.1 Pengertian Teknik Snowball Throwing Kiranawati (dalam http://gurupkn.wordpress.com /2007/11/19/snowballthrowing/)

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE STORYTELLING (BERCERITA) DENGAN MENGGUNAKAN BONEKA TANGAN PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI TELOYO 3 TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta yenisusanti Abstract

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta   yenisusanti Abstract PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE DI SDN 31 KAMPUNG CANIAGO KECAMATAN LUBUK BASUNG 1 Yeni Susanti, 1 Syofiani, 1 Yulfia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan siswa berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Teori-teori yang dapat mendukung penelitian ini diantaranya adalah teori pembelajaran bahasa Inggris, hakikat belajar, model penelitian kooperatif tipe picture and

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan wajib untuk dilaksanakan oleh semua anak di Indonesia. Oleh sebab itu pemerintah mewajibkan setiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Subyek Tindakan 3.1.1 Subyek Penelitian Subyek penelitian dilakukan di kelas V SDN 1 Kedungrejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora dengan jumlah peserta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Model Picture and Picture Pada model pembelajaran picture and picture ini memiliki cirri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model apapun yang digunakan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI LISAN DENGAN PESAWAT TELEPON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS III SDN 2 BIONTONG

MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI LISAN DENGAN PESAWAT TELEPON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS III SDN 2 BIONTONG 1 MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI LISAN DENGAN PESAWAT TELEPON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS III SDN 2 BIONTONG Fikdal, Salma Halidu, Yusuf Jafar 1 Abstrak Peran guru dalam proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran penting yang masuk dalam ujian nasional pada setiap jenjang pendidikan pelajaran yang lebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia di SD memiliki nilai strategis. Pada jenjang inilah pertama kalinya pengajaran bahasa Indonesia dilaksanakan secara berencana dan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MEMINDAI MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SISWA KELAS IX MTs NEGERI 1 PALEMBANG

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MEMINDAI MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SISWA KELAS IX MTs NEGERI 1 PALEMBANG MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MEMINDAI MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SISWA KELAS IX MTs NEGERI 1 PALEMBANG Oleh Muhamad Nasir dan Abstrak Tulisan ini berawal dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Belajar Menurut Gagne dalam Udin (2004:2.3), Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang." Sedangkan

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SAINS DI KELAS V SDN NO. 106/I MUARA TEMBESI OLEH: MARLISA NIM :

Lebih terperinci

Oleh : Rina Purwati SDN Giriharjo 1 Ngrambe Ngawi

Oleh : Rina Purwati SDN Giriharjo 1 Ngrambe Ngawi Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Jasa Dan Peran Tokoh Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia Melalui Metode Picture And Picture Pada Siswa Kelas V SDN Giriharjo 2 Kecamatan Ngrambe Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan gambar seri merupakan salah satu standar kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan gambar seri merupakan salah satu standar kompetensi yang harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri merupakan salah satu standar kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Bloom (dalam Suprijono 2011:5) hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan

Lebih terperinci

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Widiharto NIM : S200070130 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul Peningkatan Keterampilan Berbicara dengan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi penting yang diajarkan di SD, karena Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat penting bagi kehidupan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI NILAI NILAI PANCASILA MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE DI KELAS II SDN I TLAGA KABUPATEN GORONTALO

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI NILAI NILAI PANCASILA MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE DI KELAS II SDN I TLAGA KABUPATEN GORONTALO MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI NILAI NILAI PANCASILA MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE DI KELAS II SDN I TLAGA KABUPATEN GORONTALO OLEH : Santi Gobel 1. Pembimbing I Dra. Elmia Umar, M.Pd 2.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan metode bermain peran dalam mengatasi masalah belajar siswa memerankan

Lebih terperinci

MODEL SIMULASI KREATIF BERBANTU MEDIA VIDEO SEBAGAI ALTERNATIF PEMBELAJARAN INOVATIF

MODEL SIMULASI KREATIF BERBANTU MEDIA VIDEO SEBAGAI ALTERNATIF PEMBELAJARAN INOVATIF MODEL SIMULASI KREATIF BERBANTU MEDIA VIDEO SEBAGAI ALTERNATIF PEMBELAJARAN INOVATIF Oleh: Leli Nisfi Setiana UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG lelisetiana@yahoo.com Abstrak Pembelajaran pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan siswa lainnya. Bagi siswa sekolah dasar, kadang

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan siswa lainnya. Bagi siswa sekolah dasar, kadang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia salah satu mata pelajaran yang di ajarkan di sekolah dasar, karena dengan bahasa diharapkan siswa dapat berkomunikasi dengan siswa lainnya.

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PICTURE AND PICTURE

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PICTURE AND PICTURE UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PICTURE AND PICTURE SUMARSIH SMP Negeri 1 Masaran/Program Magister Pendidikan Matematika FKIP Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran bahasa yang berlangsung di dunia. Salah satu tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia ini adalah meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Prasiklus Kondisi prasiklus merupakan titik awal munculnya penelitian tindakan kelas ini. Kegiatan pra tindakan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengawali

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SWASTA BANDUNG TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SWASTA BANDUNG TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 0 PENGARUH PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SWASTA BANDUNG TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Rainal Mukhtar Drs. H. Sigalingging, M.Pd. Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki hubungan yang sangat erat dalam kehidupan bermasyarakat karena bahasa merupakan alat komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan proses interaksi yang intensif antar berbagai komponen sistem pembelajaran yaitu guru, siswa, materi belajar, dan lingkungan. Peraturan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meningkat. Dalam penelitian tindakan kelas ini memerlukan sebuah pendekatan pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meningkat. Dalam penelitian tindakan kelas ini memerlukan sebuah pendekatan pembelajaran BAB II KAJIAN PUSTAKA Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN Sidorejo Lor 05 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berbahasa merupakan suatu proses penyampaian informasi, ide atau gagasan dari pembicara kepada pendengar. Si pembicara berkedudukan sebagai komunikator, sedangkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Kegiatan pratindakan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal objek penelitian sebelum diberi tindakan. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. ibunya. Assalamulaikum. Lalu apakah berbicara itu? Dalam Kamus Besar

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. ibunya. Assalamulaikum. Lalu apakah berbicara itu? Dalam Kamus Besar BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakekat Berbicara 2. 1.1 Pengertian Berbicara Berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang sering di gunakan sebagai media komunikasi sehari-hari, seorang

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1 Hasil Penelitian Pada bagian pelaksanaan tindakan ini, diuraikan mengenai kondisi awal sebelum tindakan, tindakan pada siklus 1 dan siklus 2, hasil tindakan dan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JETIS 4 NUSAWUNGU CILACAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Indiarti Purnamasari Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar Ada beberapa pendapat para ahli tentang definisi belajar. Slameto (2010:2) mendefinisikan belajar adalah suatu rangkaian upaya yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 3 Batudaa Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 3 Batudaa Kabupaten BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 3 Batudaa Kabupaten Gorontalo. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III. Adapun

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF PADA KELAS III SDN KEBOANSIKEP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF PADA KELAS III SDN KEBOANSIKEP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF PADA KELAS III SDN KEBOANSIKEP Sofrowati Inayatun 148620600123/Semester 6/A2/S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maulida Zahara, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maulida Zahara, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tujuan pendidikan adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS III DI SEKOLAH DASAR BAWAMAI PONTIANAK KOTA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS III DI SEKOLAH DASAR BAWAMAI PONTIANAK KOTA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS III DI SEKOLAH DASAR BAWAMAI PONTIANAK KOTA Herlina, Kaswari, Heri Kresnadi Prodi PGSD FKIP Untan Pontianak

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI METODE JIGSAW

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI METODE JIGSAW inamika Vol. 3, No. 3, Januari 2013 ISSN 0854-2172 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR ERITA PENEK MELALUI METOE JIGSAW S Negeri Kasimpar Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berkomunikasi dengan orang lain sebagai wujud interaksi. Interaksi tersebut selalu didukung oleh alat komunikasi vital yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut erat kaitannya satu sama lain. Keterampilan berbahasa diperoleh dengan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut erat kaitannya satu sama lain. Keterampilan berbahasa diperoleh dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat komponen keterampilan berbahasa tersebut erat kaitannya

Lebih terperinci

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Muh. Jupriadi, Bustamin, dan Lilies Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 1 BLUNYAHAN BANTUL

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 1 BLUNYAHAN BANTUL 852 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 9 Tahun ke-6 2017 PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 1 BLUNYAHAN BANTUL IMPROVING THE SPEAKING SKILL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena dengan bahasa, manusia dapat mengungkapkan perasaan, pikiran, gagasan dan juga idenya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Siswa dikelas ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Siswa dikelas ini 61 A IV HASIL PENELITIAN DAN PEMAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pembelajaran IPA Penelitian tindakan kelas ini telah dilaksanakan di kelas V SD Negeri 0 Kota engkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada hakikatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya, tidak langsung dapat berdiri sendiri, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah yang diungkapkan pada Bab I akan disajikan dalam Bab IV ini. Pada bab ini diuraikan mengenai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. diketahui serta memaksimalkan potensi yang dimiliki seseorang. Belajar adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. diketahui serta memaksimalkan potensi yang dimiliki seseorang. Belajar adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Teori Belajar Belajar adalah suatu kegiatan memahami dan menemukan sesuatu yang belum diketahui serta memaksimalkan potensi yang dimiliki seseorang. Belajar adalah proses perubahan

Lebih terperinci

PENERAPAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS

PENERAPAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 1, no 2 Oktober 2016 PENERAPAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di masyarakat, pengaruh informasi

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PERFORMANSI BERBAHASA DENGAN MENERAPAKAN CONCEPT ATTAINMENT MODEL (MODEL PENCAPAIAN KONSEP) PADA KEMAMPUAN BERBICARA.

MENINGKATKAN PERFORMANSI BERBAHASA DENGAN MENERAPAKAN CONCEPT ATTAINMENT MODEL (MODEL PENCAPAIAN KONSEP) PADA KEMAMPUAN BERBICARA. MENINGKATKAN PERFORMANSI BERBAHASA DENGAN MENERAPAKAN CONCEPT ATTAINMENT MODEL (MODEL PENCAPAIAN KONSEP) PADA KEMAMPUAN BERBICARA Aditya Permana STKIP Siliwangi, permanaadit@ymail.com Abstrak Keterampilan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pembelajaran Menceritakan Gambar Berseri 1. Pengertian Pembelajaran 2. Pengertian Gambar Berseri

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pembelajaran Menceritakan Gambar Berseri 1. Pengertian Pembelajaran 2. Pengertian Gambar Berseri BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pembelajaran Menceritakan Gambar Berseri 1. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran dapat didefinisikan secara beragam berdasarkan pendapat beberapa ahli, diantaranya adalah Gagne

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa negara adalah bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai

Lebih terperinci

METODE BERMAIN PERAN DALAM KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V. Wahyu Widyatrini PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya

METODE BERMAIN PERAN DALAM KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V. Wahyu Widyatrini PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya METODE BERMAIN PERAN DALAM KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V Wahyu Widyatrini PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya (ww_3ni@gmail.com) Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Indonesia secara umum mempunyai fungsi sebagai alat komunikasi sosial. Pada dasarnya bahasa erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Manusia sebagai anggota

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Fitria Damayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia phiethriedamaya@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan manusia diperlukan manusia yang lainnya, manusia tidak bisa hidup seorang diri. Komunikasi merupakan jembatan untuk menjalin hubungan dengan

Lebih terperinci

Oleh Dian V. Sitompul Dra. Inayah Hanum, M.Pd.

Oleh Dian V. Sitompul Dra. Inayah Hanum, M.Pd. 1 Pengaruh Model Pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi (Think Pair and Share) terhadap Kemampuan Menanggapi Pembacaan Puisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Pahae Julu Tahun Pembelajaran 2014/2015

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia secara formal mencakup pengetahuan kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi pembelajaran mengenai asal-usul

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas X.3 Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE

PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS III SD Andi Priyanto, Wahyudi 2, Tri Saptuti Susiani 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jl. Kepodang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia lainnya. Interaksi terasa semakin penting pada saat manusia membutuhkan eksistensinya diakui,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar siswa memiliki keterampilan berbahasa dan pengetahuan kebahasaan. Keterampilan berbahasa mencakup 4

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang ruang lingkupnya mencakup

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang ruang lingkupnya mencakup BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang ruang lingkupnya mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN YULI AMBARWATI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk bermasyarakat. Untuk memenuhi fungsi kemasyarakatan digunakan bahasa sebagai alat komunikasi utama. Bahasa adalah sekumpulan bunyi yang diucapkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 1. Kajian Teori a. Pelajaran Bercerita Pelajaran berceritera bagi anak dimaksudkan untuk menambah kemahiran anak menyampaikan yang hendak diberitakannya kepada orang lain dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 3 PATIHAN SIDOHARJO SRAGEN PADA MATA PELAJARAN IPS TAHUN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

Oleh: Teguh Priyambodo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadaiyah Purworejo

Oleh: Teguh Priyambodo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadaiyah Purworejo PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE KUANTUM MELALUI MEDIA TEKS WAWANCARA PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Teguh Priyambodo

Lebih terperinci

melakukan hubungan komunikasi dengan orang lain. 11

melakukan hubungan komunikasi dengan orang lain. 11 BAB II LANDASAN TEORI A. Keterampilan Berbicara 1. Pengertian Berbicara Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tertulis berbicara adalah berkata, bercakap, berbahasa atau melahirkan pendapat(dengan perkataan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian diuraikan dalam tahapan yang berupa siklussiklus pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang SISDIKNAS No. 20

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia kini telah mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan. Pengertian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. 1989:101). Ide merupakan esensi dari apa yang kita bicarakan dan kata-kata

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. 1989:101). Ide merupakan esensi dari apa yang kita bicarakan dan kata-kata 8 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Berbicara Berbicara merupakan proses berbahasa lisan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan, merefleksikan pengalaman,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia dituntut untuk mempunyai kemampuan berbahasa yang baik. Seseorang yang mempunyai kemampuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Metode Demonstrasi 2.1.1.1 Hakekat Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat dimaknai sebagai bahasa

Lebih terperinci